62
PENGUCAPAN DAN ARTIKULASI HURUF

Kel 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kel 1

PENGUCAPAN DAN

ARTIKULASI HURUF

Page 2: Kel 1

Kelompok 1

• Khusna Aulia (13108241008)

• Revika Niza Artiyana (13108241011)

•Maulida Fitriyani (13108241013)

• Umi Latifah (13108241027)

• Restu Waras Toto (13108241031)

• Erthienda Mahardika I (13108241042)

Page 3: Kel 1

Bunyi yang Dihasilkan oleh Alat Ucap Manusia

Pada umumnya manusia berkomunikasi melalui bahasa dengan cara menulis atau berbicara. Kalau komunikasi itu dilakukan dengan lisan, tidak ada alat ucap yang ikut terlibat di dalamnya. Sebaliknya kalau komunikasi tersebut dilakukan secara lisan, alat ucap memegang peranan yang sangat penting.

Page 4: Kel 1

Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat yakni :

sumber tenagaalat ucap yang menimbulkan getaranrongga pengubah getaran

Perubahan bentuk saluran suara yang yang terdiri atas rongga faring, rongga mulut, dan rongga hidungmenghasilkan bunyi bahasa yang berbeda-beda. Udara dari paru-paru dapat keluar melalui rongga mulut, rongga hidung, atau lewat rongga mulut dan rongga hidung sekaligus.

Page 5: Kel 1

Bunyi bahasa berdasarkan arus udara yang keluar Bunyi bahasa yang arus udaranya keluar

melalui mulut disebut bunyi oral; Bunyi bahasa yang arus udaranya keluar dari

hidung disebut bunyi sengau atau bunyi nasal.

Bunyi bahasa yang yang arus udaranya sebagian keluar melalui mulut dan sebagian keluar dari hidung disebut bunyi yang disengaukan atau dinasalisasi.

Page 6: Kel 1

• Bagian-bagian mulut yang membantu menghasilkan bunyi

Page 7: Kel 1

VOKAL DAN KONSONAN

Page 8: Kel 1

VOKAL

Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor:

Tinggi-rendahnya posisi lidah

Bagian lidah yang dinaikkan

Bentuk bibir pada pembentukan vokal itu

Page 9: Kel 1

Pada saat vokal diucapkan, lidah dapat dinaikkan atau diturunkan bersama rahang. Bagian lidah yang dinaikkan atau diturunkan itu adalah bagian depan, tengah, atau belakang.

Page 10: Kel 1

Vokal juga dipengaruhi oleh bentuk bibir. Untuk vokal tertentu, seperti

[a] bentuk bibir normal, sedangkan untuk vokal

[u] bibir dimajukan sedikit dan bentuknya agak bundar. Untuk bunyi

[i] sudut bibir direntangkan ke samping sehingga bentuknya melebar.

Bunyi konsonan dibuat dengan cara yang berbeda.

• Konsonan =

a. Konsonan yang bersuara; misal: [b] dan [d]

b. Konsonan tidak bersuara; misal: [p] dan [t]

Page 11: Kel 1

Cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi dan bagaimana udara keluar dari mulut dinamakan cara artikulasi. Berdasarkan cara artikulasinya, bunyi bahasa dibagi menjadi beberapa macam:

• Bila udara dari paru-paru dihambat secara total, maka bunyi yang dihasilkan dinamakan bunyi hambat; contoh: [p] dan [b]

• Bila arus udara melewati saluran yang sempit, maka akan terdengar bunyi desis dinamakan bunyi lateral; contoh: [l]

• Bila ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulang-ulang, bunyi yang dihasilkan dinamakan bunyi getar; contoh: [r]

Page 12: Kel 1

• Apabila bibir bawah bersentuhan dengan ujung gigi atas, bunyinya disebut labiodental (bibir-gigi)

Contoh: [f]

• Bunyi yang dibentuk dengan ujung lidah atau daun lidah, menyentuh atau mendekati gusi dinamakan alveolar

Contoh: [t], [d], [s]

• Bunyi yang dibentuk denga ujung lidah menyentuh atau mendekati gigi atas disebut bunyi dental

Contoh: [t], [d]

• Bunyi yang dibentuk dengan depan lidah menyentuh atau mendekati langit-langit keras disebut bunyi palatal

Contoh: [c], [j], [y]

• Bunyi yang dihasilkan dengan belakang lidah yang mendekati atau menempel pada langit-langit lunak disebut bunyi velar

Contoh: [k] dan [g]

• Bunyi yang dihasilkan dengan pita suara dirapatkan sehingga arus udara dari paru-paru tertahan disebut bunyi glotal

Contoh: bunyi yang memisahkan bunyi[a] pertama dan [a] kedua pada kata saat adalah contoh bunyi gontal.

Page 13: Kel 1

DIFTONGDiftong adalah vokal yang berubah kualitasnya pada saat pengucapannya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal.

Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi [aw] pada kata harimau adalah diftong sehingga grafem <au> pada suku kata –mau tidak dapat dipisahkan menjadi ma-u. Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal ai pada sungai. Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong [ay] yang merupakan inti suku kata –ngai.

Page 14: Kel 1

Alat ucap yang bergerak untuk membentuk bunyi bahasa dinamakan artikulator: bibir bawah, gigi bawah dan lidah. Daerah yang disentuh atau didekati oleh artikulator dinamakan daerah artikulasi: bibir atas, gigi atas, langit-langit keras, langit-langit lunak, dan anak tekak. Bunyi yang dihasilkan bernama bilabal.

Page 15: Kel 1

Konsonan dalam bahasa indonesia

Sesuai artikulasinya konsonan dikategorikan berdasarkan tiga faktor:

•Keadaan pita suara:

Konsonan dapat bersuara

Konsonan tidak dapat bersuara

Page 16: Kel 1

•Daerah artikulasiKonsonan bersifat bilabialKonsonan bersifat labiodentalKonsonan bersifat lveolarKonsonan palatalKonsonan velarKonsonan glotal

Page 17: Kel 1

•Cara artikulasinya

Konsonan berupa hambat

Konsonan berupa frikatif

Konsonan berupa nasal

Konsonan berupa getar

Konsonan berupa lateral

Page 18: Kel 1

Cara artikulasi

Daerah artikulasi

Bilabial Labiodental

Dental/ Alveolar

Palatal Velar Glotal

Hambat Tak bersuara P   t   k  

Bersuara b d g

Afrikat Tak bersuara       c    

Bersuara j

Frikatif Tak bersuara   f s Š x h

Bersuara   z

Nasal  Bersuara

m   n ñ ŋ  

Getar     r      

Lateral     l      

Semivokal w     y    

Pada bagan diatas tampak bahwa bahasa indonesia ada dua puluh dua konsonan fonem.

Page 19: Kel 1

KONSONAN HAMBATKonsonan hambat bilabial /p/ dan /b/ dilafalkan dengan bibir atas dan bibir bawah bawah terkatup rapat sehingga udara dari paru-paru tertahan untuk sementara waktu sebelum katupan itu dilepaskan.

Contoh: siap /siap/ kabar /kabar/

Konsonan hambat alveolar /t/ dan /d/ umumnya dilafalkan dengan ujung lidah ditempelkan pada gusi.

Contoh: pantai /pantay/ debu /dƏbu/

Konsonan hambat velar /k/ dan /g/ dihasilkan dengan menempelkan belakang lidah pada langit-langit lunak.

Contoh: kalah /kalah/agar /agar/

Page 20: Kel 1

KONSONAN FRIKATIF

Ada enam konsonan frikatif, lima tak bersuara yaitu /f/, /s/, /Š/, /x/, /h/ dan satu yang bersuara yaitu /f/.

• Konsonan frikatif alveolar /s/ dihasilkan dengan menempel ujung lidah pada gusi atas sambil melepaskan udara lewat samping lidah sehingga menimbulkan bunyi desis.

Contoh: nanas /nanas/

• Konsonan frikatif alveolar /z/ dibentuk dengan cara pembentukan /s/, tetapi dengan pita suara yang bergetar.

Contoh: rezim /rezim/

• Konsonan frikatif palatal tak bersuara /Š/ dibentuk dengan menempelkan depan lidah pada langit-langit keras, tetapi udara dapat melewati samping lidah dan menimbulkan bunyi desis.

Contoh: syarat /Šyarat/

• Konsonan frikatif velar /x/ dibentuk dengan mendekatkan punggung lidah kelangit-langit lunak yang dinaikkan agar udara tidak keluar melalui hidung. Udara di lewatkan celah sempit keluar ronnga mulut.

Contoh: akhir /axir/

• Konsonan frikatif glotal /h/ dibentuk dengan melewatkan arus udara diantara pita suara ynag menyempit sehingga menimbulkan bunyi desis, tanpa dihambat di tempat lain.

Contoh: paha /paha/

Page 21: Kel 1

KONSONAN AFRIKAT

Ada dua konsonan afrikat, satu tak bersuara yaitu /c/ dan satu bersuara yaitu /j/.

• Konsonan afrikat palatal /c/ dilafalkan dengan daun lidah ditempelkan pada langit-langit dan kemudian dilepas secara perlahan sehingga udara dapat lewat dengan menimbulkan bunyi desis. Pita suara dalam keadaan tidak bergetar.

Contoh: acar /acar/

• Konsonan afrikat palatal /j/ / dilafalkan dengan daun lidah ditempelkan pada langit-langit dan kemudian dilepas secara perlahan sehingga udara dapat lewat dengan menimbulkan bunyi desis. Pita suara dalam keadaan bergetar.

Contoh: ajar /ajar/

Page 22: Kel 1

KONSONAN NASAL

• Konsonan nasal bilabial /m/ dibuat dengan kedua bibir dikatupkan, kemudian udara dilepas melalui rongga hidung.

Contoh: diam /diam/

• Konsonan nasal alveolar /n/ dihasilkan dengan cara menempelkan ujung lidah pada gusi untuk menghambat udara dari paru-paru, kemudian dikeluarkan melalui rongga hidung.

Contoh: kantin /kantin/

 

• Konsonan nasal palatal /ñ/, seolah-olah terdiri atas dua bunyi, /n/ dan /y/, tapi kedua bunyi ini luluh jadi satu.

Contoh: nyiur /ñiur/

• Konsonan nasal velar /ŋ/ dibentuk dengan menempelkan belakang lidah pada langit-langit lunak dan udara kemudian dilepas melalui hidung.

Contoh: karangan /karaŋan/

Page 23: Kel 1

KONSONAN GETAR ALVEOLAR /R/

• Di bentuk dengan menempelkan ujung lidah pada gusi, kemudian menghembuskan udara sehingga lidah tersebut secara berulang-ulang menempel pada dan lepas dari gusi. Pita suara bergetar.

Contoh: sabar /sabar/

KONSONAN LATERAL ALVEOLAR /L/

• Dihasilkan dengan menempelkan daun lidah pada gusi dan mengeluarkan udara lewat samping lidah, pita suara bergetar.

Contoh: malam /malam/

SEMIVOKAL BILABIAL /W/

• Dilafalkan dengan mendekatkan kedua bibir tanpa mengahalangi udara yang dihembuskan dari paru-paru.

Contoh: kalau /kalaw/

SEMIVOKAL PALATAL /Y/

• Dihasilkan dengan mendekatkan depan lidah pada langit-langit keras, tetapi tidak sampai menghambat udara yang keluar dari paru-paru.

Contoh: kaya /kaya/

Page 24: Kel 1

ALOFON KONSONANTiap fonem konsonan mempunyai yang dalam banyak hal ditentukan oleh posisi fonem tersebut dalam kata atau suku kata.

• Fonem /p/

Ada 2 alofon:

Alofon tak lepas [p>]: sedap [sƏdap>]

Alofon lepas [p]: pintu [pintu]

• Fonem /b/ punya satu alofon yaitu [b]: baru [baru]

• Fonem /t/

Ada 2:

Alofon tak lepas [t>]: lompat [lompat>]

Alofon lepas [t]: timpa [timpa]

• Fonem /d/ punya satu alofon yaitu [d]: duta [duta]

Page 25: Kel 1

• Fonem /k/

Ada 3 alofon:

Alofon lepas [k]: kaki [kaki]

Alofon tak lepas [k>]: paksa [pak>sa]

Alofon hambat glotal tak bersuara [?]: maaf [ma?af]

• Fonem /g/ punya satu alofon yaitu [g]: gudeg [gudƏk>]

• Fonem /f/ punya satu alofon yaitu [f]: munafik [munafik>]

• Fonem /s/ punya satu alofon yaitu [s]: pasti [pasti]

• Fonem /z/ punya satu alofon yaitu [z]: zat [zat>]zeni [zƏni]]

Page 26: Kel 1

GUGUS KONSONAN

Page 27: Kel 1

PENGERTIAN GUGUS KONSONAN

Gugus konsonan adalah dua konsonan atau lebih yang tergolong dalam satu suku kata yang sama.

Page 28: Kel 1

Contoh Gugus Konsonan

• Bunyi [pr] pada kata praktik.

pr ak-tik

• Bunyi [pl] pada kata plastik.

pl as-tik

• Bunyi [tr] pada kata sastra.

sas-tr a

• Bunyi [str] pada kata struktur.

str uk-tur

Page 29: Kel 1

Contoh Bukan Gugus Konsonan

Tidak semua deretan konsonan membentuk gugus konsonan. Misalnya,

• Bunyi [pt] pada cipta

cip-ta

• Bunyi [ks] pada aksi

ak-si

• Bunyi [rg] pada harga

har-ga

Page 30: Kel 1

FONEM DAN GRAFEM

Page 31: Kel 1

FONEM• Fonem adalah satuan bahasa terkecil berupa bunyi atau

aspek bunyi bahasa yang membedakan bentuk dan makna kata.

• Bunyi [p] dan [b] pada kata pagi dan bagi adalah contoh fonem. Masing-masing kata terdiri dari empat fonem.

• Fonem ditulis di antara tanda garis miring, misalnya /pagi/ dan /pagi/.

Page 32: Kel 1

• Dua bunyi bahasa secara fonetik mirip, tetapi tidak membedakan kata, maka kedua bunyi itu disebut alofon.

• Contohnya, [p] pada kata siap, baik dilafalkan dengan merenggangan katupan kedua bibir, atau tetap mengatupkannya, maka tidak akan ada perubahan bentuk atau makna kata.

Page 33: Kel 1

GRAFEM

• Grafem adalah gabungan huruf sebagai satuan pelambang fonem dalam sistem ejaan.

• Misalnya, kata pagi terdiri atas empat huruf. Tiap-tiap huruf merupakan grafem <p>, <a>, <g>, dan <i> serta tiap-tiap grafem melambangkan fonem yang berbeda, yakni /p/, /a/, /g/, dan /i/.

Page 34: Kel 1

• Contoh lain adalah kata nyanyi yang terdiri dari empat fonem, yakni /ñ/, /a/, /ñ/, dan /i/ serta dilambangkan oleh grafem <ny>, <a>, <ny>, dan <i>.

• Satu grafem dapat melambangkan satu fonem atau lebih. Misalnya grafem <e>, melambangkan fonem /e/ pada <bela> dan fonem /ɘ/ pada <belah>.

Page 35: Kel 1

FONEM SEGMENTAL DAN SUPRASEGMENT

AL

Page 36: Kel 1

• Fonem yang berwujud bunyi seperti yang digambarkan di atas dinamakan fonem segmental.

• Sedangkan, ciri fonem suprasegmental meliputi tekanan, panjang bunyi, dan nada.

• Dalam Bahasa Batak Toba, tekanan bersifat fonemis karena membedakan kata, seperti pada /bóntar/ “putih” dan /bontár/ “darah”.

• Jika nada itu membedakan kata dalam suatu bahasa, bahasa tersebut disebut bahasa tona.

Page 37: Kel 1

SUKU KATA

Page 38: Kel 1

PENGERTIAN SUKU KATA

Suku kata adalah bagian kata yang diucapkan dalam satu hembusan napas dan umumnya terdiri atas beberapa fonem.

Page 39: Kel 1

CONTOH SUKU KATA

• Pergi per-gi

• Kepergian ke-per-gi-an

• Ambil am-bil

• Dia di-a

Page 40: Kel 1

JENIS-JENIS SUKU KATA• Suku buka

Suku kata yang berakhir dengan vokal, (K)V

• Suku tutup

Suku kata yang berakhir dengan konsonan, (K)VK

• Suku kata dibedakan berdasarkan pengucapan, Sedangkan penggal kata berdasarkan penulisan.

Page 41: Kel 1

BUNYI BAHASA DAN TATA BUNYI BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia mengenal diasistem, yaitu adanya dua sistem atau lebih dalam tata bunyi karena tata bunyi sebagian bahasa daerah di Indonesia cukup besar perbedaannya dengan bahasa Indonsesia. Misalnya pelafalan kata kebun yang diucapakan [kɘbun] atau [kɘbón].

Page 42: Kel 1

Vokal dalam Bahasa IndonesiaVokal dalam bahasa Indonesia adalah /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/. Dari keenam vokal tersebut digolongkan menjadi tiga berdasarkan parameter tinggi-rendahnya lidah yaitu vokal tinggi, vokal sedang, dan vokal rendah. Sedangkan berdasarkan parameter depan-belakangnya lidah juga dibagi tiga yaitu vokal depan, vokal tengah, dan vokal belakang. Keenam vokal Bahasa Indonesia dapat menduduki posisi awal, tengah, atau akhir suku kata.

Page 43: Kel 1

Pengucapan vokalBerikut ini adal pengucapan dari vokal-vokal yang ada :

• Fonem /i/ adalah vokal tinggi-depan dengan kedua bibir agak terentang ke samping.

• Fonem /u/ adalah vokal tinggi-belakang dengan kedua bibir agak maju ke depan dan sedikit mmbundar.

• Fonem /e/ adalah vokal sedang-depan dengan bentuk bibir yang netral, tidak terentang dan tidak membundar.

• Fonem /o/ adalah vokal sedang-belakang dengan bentuk bibir kurang bundar dibanding /u/.

• Fonem /Ə/ adalah vokal sedang-tengah dengan bagian lidah tengah agak dinaikkan dan bibir netral.

• Fonem /a/ adalah vokal rendah-tengah dengan bagian tengah lidah agak merata dan mulut terbuka lebar.

Page 44: Kel 1

Alofon vokal

Alofon setiap fonem mengikuti pola lidah yang berada pada posisi tertentu bergerak ke atas atau ke bawah sehingga posisinya hamper berhimpitan dengan posisi untuk vokal yang atas atau bawahnya.

Fonem Alofon Contoh

/i/ [i] [tari], [gigi]

  [I] [gigIh]

/e/ [e] [lele], [sore]

  [Ɛ] [lƐlƐh], [nƐnƐk]

/u/ [u] [bau], [cucu]

  [U] [daUn], [rapUh]

/o/ [o] [took], [soto]

  [Ɔ] [tƆkƆh], [pƆhƆn]

/Ə/ [Ə] [Əmas], [kodƏ]

/a/ [a] [ada], [mudah]

Page 45: Kel 1

DIFTONGDalam bahasa Indonesia terdapat tiga buah diftong, yakni /ay/ , /aw/ ,dan / oy/ yang masing – masing dapat dituliskan: ai, au, dan oi. Ketiga diftong itu bersifat fenomis dalam bahsa Indonesia. Kedua huruf vokal pada diftong melambangkan satu bunyi vokal yang tidak dapat dipisahkan. Bandingkan diftong berikut dengan deretan vokal biasa.

DIFTONG /ay/ /sungay/ /sungai/

Deretan biasa /ai/ /gulai/ /diberi gula/

Page 46: Kel 1

• Deretan vokal biasa merupakan dua vokal yang masing-masing mempunyai satu hembuhan napas dan karena itu masing-masing termasuk dalam suku kata unsur deretan vokal. Misalnya /ii/, /iu/, /io/, /ia/, /ie/, /ei/, /ea/, /eo/, /aa/, /ae/, /ao/, /ai/, /au/, /oa/, /oi/, /oe/, /ui/, /ue/, /ua/, /uo/, /Əi/, /Əa/, /Əe/, /Əu/, /ƏƏ/.

• Melalui kaidah fonotaktik, kaidah yang mengatur deretan fonem mana yang terdapat dalam suatu bahasa dan mana yang tidak, kita dapat merasakan secara intuitif bentuk mana yang kelihatan seperti kata Indonesia, dan bentuk mana yang tampak asing.

Page 47: Kel 1

Cara penulisan vokal bahasa indonesia

• Pada umumnya fonem vokal bahasa Indobesia berhubungan satu lawan satu dengan huruf yang mewakilinya. Dengan demikian, fonem vokal /a/, /i/, dan /u/ dinyatakan dengan huruf a, I , dan u.

• Hubungan antara fonem dan grafen atau huruf tidak selalu satu-lawan-satu. Fonem /a/ dengan alofon tunggalnya ditulis dengan huruf a pula sehingga /a/ selalu ditulis dengan huruf itu.

Contoh :

/adik/ ditulis <adik>/pandu/ ditulis <pandu>/dia/ ditulis <dia>/pagi/ ditulis <pagi>/ibu/ ditulis <ibu>

Page 48: Kel 1

• Namun ada pula yang berhubungan tidak satu lawan satu. Huruf e mewakili dua fonem yakni /e/ dan /ә/ beserta alofonnya. Perhatikan tulisan fonemis dan ortgorafis di bawah ini:

/bәsar/ ditulis <besar>

/kәmas/ ditulis <kemas>

/sore/ ditulis <sore>

/sewa/ ditulis <sewa>

/becek/ ditulis <becek>

/kretek/ ditulis <kretek>

Page 49: Kel 1

• Huruf I dan u masing-masing dipakai untuk menuliskan fonem /i/ dan /u/ tanpa memperhitungkan alofon

Contoh :

/kita/ ditulis <kita>

/tadi/ ditulis <tadi>

/batiɳ/ ditulis <batin>

/adik/ ditulis <adik>

/ulama/ ditulis <ulama>

/puñcak/ ditulis <puncak>

/abu/ ditulis <abu>

Page 50: Kel 1

• Huruf o dipakai untuk menuliskan fonem /o/ dengan alofonnya.

Contoh

/roda/ ditulis <roda>

/nako/ ditulis <nako>

/obat/ ditulis <obat>

/potoɳ/ ditulis <potong>

/kosoɳ/ ditulis <kosong>

/rokok/ ditulis <rokok>

Page 51: Kel 1

• Diftong /ay/, /aw/ dan /oy/ masing-masing ditulis dengan huruf ai, au, dan oi. Karena deretan vokal /ai/, /au/ dan /oi/ juga ditulis dengan huruf yang sama, dalam tulisan diftong dan deretan itu tidak dapat dibedakan. Untuk mengetahui apakah deretan huruf vokal melambangkan diftong atau deretan bunyi vokal, diperlukan pengetahuan tentang kata yang mengandung deretan vokal itu./pantay/ ditulis <pantai>

/gulay/ ditulis <gulai>

/gulai/ ditulis <gulai>

/main/ ditulis <main>

/walawpun/ ditulis <walaupun>

/kәmauan/ ditulis <kemauan>

Page 52: Kel 1

STRUKTUR SUKU KATA, KATA DAN GUGUS KONSONAN

Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih. Betapa pun panjangnya suatu kata merupakan perwujudan dari sebuah suku kata. Suatu kata dalam bahasa Indonesia dapat terdiri atas:

1. Satu vokal (V)

2. Satu vokal dan satu konsonan (VK)

3. Satu konsonan dan satu vokal (KV)

4. Satu konsonan, satu vokal dan satu konsonan (KVK)

5. Dua konsonan dan satu vokal (KVKK)

6. Dua konsonan, satu vokal, dan satu konsonan (KVKKK)

7. Satu konsonan, satu vokal, dan dua konsonan (KVKK)

8. Tiga konsonan dan satu vokal

9. Tiga konsonan, satu vokal, dan satu konsonan

10. Dua konsonan, satu vokal, dan dua konsonan

11. Satu konsonan , satu vokal, dan tiga konsonan

Page 53: Kel 1

ContohV A-mal, su-a-tu

VK Ar-ti, ber-il-mu

KV Pa-sar, sar-ja-na, war-ga

KVK Pak-sa, ke-per-lu-an, pe-san

KVKK Teks-til, kon-teks, mo-dern

KVKKK Korps

KKV Slo-gan, dra-ma, ko-pra

KKVK Trak-tor, a-trak-si, kon-trak

KKKV Stra-te-gi, stra-ta

KKKVK Struk-tur, in-struk-si, strom

KKVKK Kom-pleks

Page 54: Kel 1

Vokal dan konsonan awal yang mengisipola suku kata pada nomor 1 sampai nomor 6 pada umumnya adalah vokal dan konsonan apa saja. Namun untuk pola nomor 7 sampai nomor 9 macamnya terbatas.jika dua konsonan terdapat dalam satu suku kata yang sama, konsonan yang pertama terbatas pada konsonan hambat /p, b, t, d, k, g/ dan konsonan frikatif /f, s/ sedangkan konsonan kedua terbatas pada konsonan /r/ atau /l,w,s,m,n,f, t,k/ di dalam beberapa kata:

/pl/ pleonasme, pleno, kompleks, taplak

/bl/ blangko, blambangan, gamblang

/kl/ klinik, klimaks, klasik

/gl/ global, gladiator, isoglos

/fl/ flamboyan, flanel, flu

/sl/ slogan, Slipi

/pr/ pribadi, April, semprot

/br/ brahmana, obral, ambruk

/tr/ tragedi, sastra, mitra

Page 55: Kel 1

• Jika tiga konsonan berderet dalam satu kata, konsonan yanh pertama selalu /s/, yang kedua /t/, /p/, atau /k/ dan yang ketiga /r/ atau /l/

Contoh:

/str/ strategi, struktur, instruksi

/spr/ sprei

/skr/ skripsi, manuskrip

/skl/ sklerosis

Page 56: Kel 1

• Seperti halnya dengan sistem vokal yang mempunyai diftong dan deretan vokal yang biasa, sistem konsonan juga memiliki deretan konsonan yang biasa di samping gugus konsonan yang bisa di samping gugus konsonan seperti yang telah digambarkan di atas. Deretan dua konsonan yang biasa dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

/mp/ empat, pimpin, tampuk

/ñc/ lancar, kunci, kencang

/ñj/ janji, banjir, panjang

/k/ engkau, mungkin, bungkuk

/g/ angguk, tinggi, tanggung

/ns/ insan, insang, lensa

Page 57: Kel 1

PEMENGGALAN KATA

Page 58: Kel 1

Pemenggalan kata• Hal yang perlu diperhatikan dalam pemenggalan kata , yaitu:

• Berhubungan dengan kata sebagai satuan tulisan,

• Penyukuan kata bertalian dengan kata sebagai satuan bunyi bahasa,

• Pemenggalan tidak selalu berpedoman pada lafal kata,

• Kesatuan pernapasan pada kata

• Contoh: pengucapan “nakal” -> jika dilihat dari pola sukunya bisa dipenggal menjadi nak (KVK) dan al (VK).

Page 59: Kel 1

Contoh pemenggalan kata

Kata Benar Salah

AbdimuAb-dimuAbdi-mu

a-bdimuabd-imu

sabuk Sa-buk Sab-uk

Berarti Ber-artiBerar-ti

Be-artiBerart-i

KebanyakanKe-banyakanKebanyak-an

Kebanya-kan

Page 60: Kel 1

TERIMA KASIH

Page 61: Kel 1

Tanya Jawab

1. Termin 1

a. Reni : dari kata serapan bahasa inggris apa ada pengucapan yang sama?

b. Limas : konsonan bersuara dan tidak bersuara itu seperti apa dan bagaimana pengucapannya?

c. Dewi BL : materi sangat detail. Penerapannya setelah mempelajari materi ini apa?

d. Erni : kenapa walaupun pakai /u/ bukan /w/ dan pantai bukan /y/ tapi /i/?

e. Rifka : bunyi bahasa oral dan sengal contohnya apa?

f. Fahmi : dalam satu suku kata ada beberapa fonem. Berikan contoh!

Page 62: Kel 1

Tanya jawab termin 21. Wilis 16

pendapat kalian; banyak keragaman logat. Bagaimana tanggapan kita tetnag perbedaan

2. Iqbal

membedakan iya atau tidaknya gugus konsonan. contohnya

3. Arsiiii

Apakah kata2 alay ada fonem grafemnya seperti bahsa baku

4. Sonny

Adakah patokan tertentu untuk klasifikasi kata serapan

5. Hida

Apa perbedaan alveolar dan dental

6. Putri bantul/kasidi

Gule vs gulai , pante vs pantai. Apakah pengucapannya suddah benar apa belom ;p