Upload
darusdde
View
492
Download
81
Embed Size (px)
DESCRIPTION
elektrogravimetry
Citation preview
PERCOBAAN V
PENETAPAN JUMLAH ION TEMBAGA DENGAN KROMATOGRAFI PENUKAR KATION
A. TUJUAN
Memahami proses penukaran ion yang terjadi pada resin penukar kation dan
menentukan jumlah garam terlarut yang dipertukarkan melalui titrasi.
B. DASAR TEORI
Resin penukar ion merupakan suatu jaringan polimer yang mempunyai gugus fungsi
ionic. Jika gugus fungsi ionic ini berupa gugus sulfonat maka resin bersangkutan dapat
bertindak sebagai resin penukar kation, sedangkan jika gugus fungsinya berupa ammonium
kuartener maka akan bersifat sebagai penukar anion. Polimer yang banyak digunakan untuk
keperluan ini adalah polistiren yang diikat-silangkan dengan divinilbenzena. Gugus fungsi
ionic diikatkan secara kovalen pada jaringan polimer dan terasosiasi dengan suatu ion
berlawanan muatan atau kontra ion. Ion kontra ini menetralkan muatan dari gugus fungsi
resin tetapi dapat dipertukarkan dengan ion lain dari larutan yang terdapat pada lingkungan
resin.
Jika suatu kolom kromatografi diiisi dengan resin penukar kation bergugus fungsi
sulfonat, maka kontra ion H+ dapat dipertukarkan dengan kation lain (misal ion A+) yang
terdapat dalam larutan. Efektif tidaknya pertukaran ini akan bergantung pada kesetimbangan
pertukaran yang terjadi. Larutan elektrolit AX jika dialirkan ke dalam kolom akan
membentuk pita pertukaran. Pada bagian awal dari kolomnya terdapat ion A+ sedangkan
bagian lainnya hanya akan ada ion H+. Kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai
berikut:
Res-SO3H + A+ Res-SO3A + H+
Dalam percobaan ini, sejumlah Cu2+ dalam larutan CuSO4 encer akan ditentukan
melalui penukar kation dan titrasi. Resin penukar ion yang digunakan mempunyai gugus aktif
H+, pertukaran ion dalam resin dengan ion Cu2+ dalam larutan terjadi secara stoikiometri.
Elutan (eluat) selanjutnya dititrasi dengan larutan standar NaOH.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat: Kolom kromatografi, buret, Erlenmeyer, gelas kimia, pipet
Bahan: resin penukar kation, larutan Cu(II) 0,1 M, HCl 1 M, HCl 6 M, NaOH 0,1 M,
indicator MO, aquades
D. PROSEDUR
1. Isi kolom dengan resin penukar kation, setinggi 7 cm. Cuci kolom resin dengan 25 mL
aquades.
2. Eluat yang keluar ditampung dalam erlenmeyer yang telah berisi beberapa tetes (3 tetes)
indikator MO.
3. Pastikan bahwa eluat netral, yang ditunjukkan dengan warna MO pada pH mendekati
netral. Eluat ini dibuang (tidak disimpan).
4. Tuangkan perlahan-lahan 10 mL larutan CuSO4 0,1 M menggunakan pipet tetes.
Penambahan ke dalam kolom dilakukan dengan melewatkan pada dinding kolom.
5. Cairan dalam kolom harus 1 cm diatas resin, supaya resin tidak kering. Atur laju alir
kira-kira 1 mL/menit.
6. Saat sampel masuk, mulailah mengumpulkan eluat yang keluar dalam erlenmeyer yang
bersih, yang telah ditambahkan dengan 4 tetes indikator MO dan sedikit akuades (sekitar
3 mL). Catat perubahan warna yang terjadi, saat eluat terkumpul dalam erlenmeyer.
7. Saat sampel hampir masuk semua ke dalam kolom, mulai lakukan elusi dengan
menggunakan 40 mL aquades, dan tampung eluat dalam Erlenmeyer yang sama.
8. Titrasi eluat dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terjadi perubahan warna.
9. Ulangi prosedur.
10. Sebelum mengulang prosedur di atas, lakukan regenerasi kolom dengan menambahkan
10 mL larutan HCl 0,5 M. Lanjutkan dengan mencuci kolom dengan 25 mL akuades.
Ulang prosedur di atas, dan tiap kali selesai, lakukan regenerasi. Eluat dari proses
regenerasi ini dapat dibuang.
11. Setelah selesai, tutup kran kolom, dan sisakan cairan di atas kolom kurang lebih 1 cm,
supaya tidak kering.
12. Amati perubahan warna yang terjadi pada kolom resin dan sketsakan (gambarkan) pada
jurnal. Buat analisis mengapa terjadi perubahan warna tersebut, reaksi apa yang terjadi
dalam resin? Hitung berat Cu2+ (mg) dalam 10 mL larutan sampel, yang telah
dipertukarkan oleh resin.
No Langkah Kerja Data Penelitian Kesimpulan
1
2
3
4
Kolom diisi resin penukar kation
Kolom resin dicuci dengan aquades
ditampung dalam Erlenmeyer dan 3
tetesMO hingga eluat netral
Kolom resin diisi larutanCuSO4 0,1 M
dan eluatdikumpulkan
dalamErlenmeyer dan di tetesi4 tetes
MO dan kolomresin dielusi dengan
aquades dan eluat ditamping
dalamErlenmeyer yang sama
Eluat di titrasi denganlarutan NaOH 0,1
N
Resin
berwarna:Hijau
MO → orange
Eluat netral →
kuning
Eluat berwarna
→ merah muda
Warna eluat setelah
dititrasi→ sedikit
orange
Vawal = 0,00
Vakhir = 20 mL
V yang dibutuhkan =
20 mL
Eluat yang belum
netral berwarna
merah muda
karnamasih
bercampur dengan
asam
1
2
Regenerasi kolom dengan HCl 0,5 M
Kolom di cuci dengan akuades
Regenerasi
I→ eluat berwarna
hijau
Eluat hasil cuci
→ tidak berwarna
3
4
Kolom resin dicuci dengan aquades
ditampung dalamErlenmeyer dan 3
tetesMO hingga eluat netral
Kolom resin diisi larutanCuSO4
0,1 M dan eluatdikumpulkan
dalamErlenmeyer dan di tetesi4 tetes
MO dan kolomresin dielusi
denganaquades dan eluat ditamping
dalamErlenmeyer yang sama
Eluat di titrasi dengan larutan NaOH
0,1 N
MO → orangeEluat
netral → kuning
Eluat berwarna →
merah muda
Warna eluat setelah
dititrasi → sedikit
orange
Vawal = 20 mL
Vakhir = 40 mL
Vyang dibutuhkan
=20 mL
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam resin penukar kation asam kuat mengandung gugus fungsi asam teradisi pada
cincin aromatik dari resin. Penukar kation asam kuat mempunyai gugus asam sulfonat, yang
bersifat kuat seperti asam sulfat
Pada percobaan, proton H+ dari jenis penukar kation dapat ditukar oleh kation
Cu2+.Persamaan reaksi yang terjadi dalam resin :
Res-SO3H +Cu2+ Res-SO3Cu + H+
Dapat dilihat dari persamaan reaksi, resin melepaskan proton , dan proton akan
menangkap anion dari sampel untuk dikeluarkan menjadi eluat, jadi Eluat yang dihasil kan
yaitu H2SO4.
Untuk menghitung berapa banyak atau berat Cu2+ dalam 10mL sampel dapat digunakan
metode titrimetri, karena
CuSO4 (aq) Cu2+(aq) + SO42-(aq)
Dengan menitrasi hasil eluat dengan NaOH 0,1N perhitungan dari hasil yang diperoleh
,sebagai berikut :
Rata-rata Volume NaOH yang diperlukan :
[V NaOH 0,1N (perc 1) + V NaOH 0,1 (perc 2)] / 2
[20 mL + 20 mL ] /2 = 20mL
mol H+= mol OH-
V H+ .N H+ =V OH- . N OH-
10 mL . N H+ = 20 mL . 0,1N
N H+= 0,2N
N= M. Val
[H+] = Nval
= 0,22
= 0,1 M
Karena persamaan : H2SO4(aq) → 2 H+ + SO42-
Maka : 0,1 M 0,2M 0,1M
mol H+ = 0,2M . 10ml
= 2 mmol
mol Cu2+ = mol H+
massaCu2+ ¿MrCu2+¿¿
¿ = 2 mmol
massa Cu2+ = 2mmol x Mr Cu2+
=2mmol x 40 mg/mmol
= 80 mg
DISKUSI
Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum kromatografi ion, sebelum
melakukan praktikum kami menyiapkan resin yang kemudian dimasukan dalam kolom, resin
tersebut dicuci dengan akuades dan eluat yang keluar ditampung dalam Erlenmeyer yang
telah berisi beberapa tetes indikator MO sampai pH mendekati netral yaitu berwarna
kuning ,ini berfungsi menyuci resin yang akan kami gunakan dan menetralkannya
kembali.Resin ini merupakan senyawa hidrokarbon terpolimerisasi, yang mengandung ikatan
hubung silang (crosslinking) serta gugusan-gugusan fungsional yang mempunyai ion-ion
tertentu, ion-ion ini lah yang nantinya akan bertukar dengan ion Cu2+. Disini akan terjadi gaya
elektrostatik di mana ion yang terdapat pada resin ditukar oleh ion logam yang akan diuji
yaitu Cu 2+.
Setelah dicuci dengan akuades, larutan sisa akan ditambahkan Natrium Hidroksida, hal
ini bertujuan untuk mengetahui masih ada atau tidak ion Cu2+. Ion Cu2+ akan
memberikanwarna orange jika direaksikan dengan natrium hidroksida. Setelah dimasukan
larutan CuSO4 akan terjadi proses penyerapan ion oleh pori-pori resin. Ion Cu2+ akan terikat
di pori-pori atau permukaan resin, ion Cu2+ dapat terikat karena adanya gaya elektrostatis,
kation dari CuSO4 akan tertarik oleh pori-pori ataupun permukaan resin.
Setelah dilakukan pencucian dengan aquades, dengan tujuan agar semua HCl didalam
kolom keluar semua. Ion tembaga dapat diketahui dengan menambahkan indikator Metil
Orange. Setelah dilakukan titrasi didapat kadar tembaga yang tertinggal dalm CuSO4 adalah
80 mg.
Kesimpulan
- HCl dan aquades dituangkan kedalam resin berfungsi sebagai pencuci resin
- jumlah Cu2+ dalam sampel 80 mg