21
Kelainan Genetik pada Manusia Ayu Anas Silvya 102010072 B8 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 [email protected] PENDAHULUAN Berdasarkan saat terjadinya, kelainan genetik dapat diturunkan timbul saat embriogenesis, maupun timbul setelah dilahirkan. 1 Kelainan-kelainan genetik ini mengikuti pola penurunan sifat Mendel dan dapat diwariskan melalui autosom maupun kromosom sex (sex linkage). 1 Kelainan yang diwariskan melalui autosom dibedakan menjadi 2 yaitu penurunan autosom dominan dan resesif. 3 Banyak karakteristik manusia yang berpengaruh buruk yang disebabkan oleh gen homozigot resesif. Sementara itu, terdapat pula kelainan genetik yang diwarisi secara dominan seperti penyakit polidaktili. Sedangkan, kelainan yang diwariskan melalui kromosom

kelainan genetik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kelainan genetik

Citation preview

Page 1: kelainan genetik

Kelainan Genetik pada Manusia

Ayu Anas Silvya

102010072

B8

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

[email protected]

PENDAHULUAN

Berdasarkan saat terjadinya, kelainan genetik dapat diturunkan timbul saat

embriogenesis, maupun timbul setelah dilahirkan.1 Kelainan-kelainan genetik ini mengikuti pola

penurunan sifat Mendel dan dapat diwariskan melalui autosom maupun kromosom sex (sex

linkage).1

Kelainan yang diwariskan melalui autosom dibedakan menjadi 2 yaitu penurunan

autosom dominan dan resesif.3 Banyak karakteristik manusia yang berpengaruh buruk yang

disebabkan oleh gen homozigot resesif. Sementara itu, terdapat pula kelainan genetik yang

diwarisi secara dominan seperti penyakit polidaktili. Sedangkan, kelainan yang diwariskan

melalui kromosom seks juga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: yang terangkai kromosom X dan

yang terangkai kromosom Y.1,2

Page 2: kelainan genetik

Anamnesis

Anamnesis yang dilakukan pada kelainan genetika

a. Keluhan Utama

i. Apakah kelainannya dari lahir atau baru saja muncul?

b. Anak keberapa?

c. Apakah saudaranya mengalami cacat bawaan?

d. Apakah kedua orang tua bayi mengalami cacat bawaan?

e. Apakah dari keluarga orang tua bayi yang mengalami cacat bawaan?

f. Klo ada siapa?

g. Bagaimana waktu kehamilannya?

h. Berapa usia ibu saat hamil?

i. Pada saat hamil apakah ibu pernah mengntrol kehamilannya?

j. Pada saat control kehamilan apakah pada janin ada terlihat kelianan? Kalau ada

terlihat pada trimester keberapa?

k. Apakah pada saat hamil ibu ada merokok atau mengkonsumsi alkohol?

l. Apakah pada saat kehamilan ada mengalami infeksi?

m. Apakah ada terpapar radiasi pada saat kehamilan?

n. Apakah pada saat hamil ada mengkonsumsi obat”an?

o. Apakah konsumsi obat dibawah pengawasan dokter?

p. Apakah keluarga tersebut ada memelihara binatang seperi kucing?

q. Bagaimana saat melahirkan apa ada kesulitan atau komplikasi?

Kelainan Genetika

Kelainan genetika adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh kelainan oleh satu atau

lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi yang mencakup berbagai tingkat dalam rangkaian

proses penerjemahan informasi (ekspresi gen) genetik dari suatu organisme (Ishak, 2010).

Kelainan dan Penyakit genetik merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata – rata

manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor – faktor

genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.3

Page 3: kelainan genetik

Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetik dapat digolongkan sebagai

berikut :

1. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel dominan autosomal

2. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel resesif autosomal

3. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan alel tertaut dengan kromosom seks / kelamin

4. Kelainan dan penyakit geetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi kromosom.4

I. Kromosom

1. Kelainan Numerik : Perubahan pada jumlah kromosom

A. SET KROMOSOM (PLOIDITAS)

1. Euploid

Triploid

ð Tambahan kromosom paternal.

Pada kelainan plasenta à Hydatiiform moles (mola).

ð Tambahan kromosom maternal

à abortus spontan pada awal kehamilan.

Tetraploid à diduga kegagalan pada cleavage zigot.

2. Aneuploid

Monosomi à umumnya letal, kecuali monosomi

kromosom X à 45, X (sindrom Turner)

Trisomi

ð Trisomi 21 à Sindrom Down

ð Trisomi 18 à Sindrom Edward

ð Trisomi 13 à Sindrom Patau .5

B. KROMOSOM AUTOSOM

1. Trisomi 21 (Sindrom Down) (47,XX/XY + 21)

Insidensi Kelahiran 1 : 700

Fenotip :

Retardasi mental, IQ : 25 – 50

Page 4: kelainan genetik

Jarak mata lebar (hipertelorisme)

Hidung datar dengan pangkal pipi

Tangan/jari pendek, terdapat simian crease

Ada kelainan jantung.5

Variasi sindrom down:

1. Robertsonian Translocation

ð 4% dari kasus sindrom Down,

ð Mempunyai 46 kromosom, kromosom 21q bertranslokasi

ke kromosom 14/akrosentrik.

ð Konstitusi kromosomnya 46, XX/XY, rob(14;21),+ 21;

atau translokasi 21q21q (46,XX/XY, rob(21q;21q).6

2. Mozaik Sindrom Down

ð Mempuyai kromosom mosaik

(sebagian 46 dan sebagian lagi 47)

C. Kromosom Seks

1. Kelainan Struktur : Delesi, adisi, atau gabungan

2. Kelainan Mosaik : Kromosom tidak merata di sel tubuh

ð Pada sel berbeda, berbeda materi genetiknya .6

Page 5: kelainan genetik

2. Trisomi 13 (47, XX/XY + 13) (Sindrom Patau)

Insidensi Kelahiran : 1 : 20.000

Fenotip :

Bibir sumbing/bercelah

Malformasi sistem saraf pusat (retardasi mental berat)

Retardasi pertumbuhan

Low set ears

Memiliki garis simian

Kelainan jantung bawaan.6

3. Trisomi 18 (Sindrom Edward) (47, XX/XY +18)

Insidensi Kelahiran 1 : 8.000

Sering dijumpai pada jaringan abortus

Fenotip

Retardasi mental

Malformasi kongenital multi organ

Dagu kecil dan mulut segitiga

Low set ears

Daya hidup rendah, maksimal 2 bulan

Page 6: kelainan genetik

(90% < 6 bulan). 6

C. KELAINAN KROMOSOM SEKS

Genotip Jenis kelamin Kelainan

XY Laki-laki -

XX Wanita -

XXY Laki-laki Sindrom Klinefelter

XYY Laki-laki Sindrom super male

XO Wanita Sindrom Turner

XXX Wanita Sindrom superfemale.7

1. SINDROM KLINEFELTER

Kariotip umumnya 47,XXY

Kromatin X dan Y Positif (+)

Insiden ð 1 : 600 bayi laki-laki lahir hidup (USA)

Fenotip :

Postur tubuh tinggi kurus (>170 cm), tungkai kaki panjang

Page 7: kelainan genetik

Gynecomastia

Testis kecil, dengan biopsi :

ð Hialinisasi tubulus seminiferus, tidak ada sp’genesis,

azoospermia, sel Leydig sedikit

Libido menurun (hypogonadism)

Steril/infertil (Ciri seks sekunder tidak berkembang)

IQ biasanya rendah (Retardasi mental).

Beberapa pasien dijumpai gangguan kesulitan belajar.

Aspek penurunan ð ND pada oogenesis atau sp’genesis

Varian : 48,XXXY; mosaik 46,XY/47,XXY atau 46,XY/48,XXXY.7

2. SINDROM TURNER

Kariotip umumnya 45,X0.

Kromatin seks (X dan Y) negatif (-)

Insiden ð 1 : 2.500 kelompok perempuan

Fenotip :

a. Postur tubuh pendek (±130 cm)

b. Webbed neck, edema pada kaki

c. Cubitus vagus

d. Dada rata, mamae (-)

e. Coartation aorta dan defek skeletal

f. Genitalia eksterna infantil

Page 8: kelainan genetik

g. Klitoris hipertrofi

h. Rambut axilla dan pubis (-)

i. Streak gonads, Ovarium dysgenesis, amenore primer, steril

j. IQ : normal (< rata-rata normal).

Aspek penurunan ð ND selama oogenesis Meiosis I

Varian – Mosaik : 45,X/46,XX (15%); 45,X/47,XXX; dll .7,8

3. SINDROM Y-GANDA

Kariotip umumnya 47,XYY

Kromatin X (-) dan Y (++)

Insiden ð 1 : 1.000 kelompok laki-laki

Fenotip :

a. Postur tubuh tinggi (>180 cm)

b. Raut muka asimetris

c. Telinga cenderung lebih panjang

d. 2-4% dalam LP dan Mental Hospital

Page 9: kelainan genetik

e. Tingkah laku eksplosif, hiperaktif, agresif, dan psikopat

f. Perkembangan seks normal, testosteron normal

g. IQ ± 90 (10-15 < rata-rata normal)

Aspek penurunan ð ND pada sp’genesis meiosis II

Varian - Mosaik : 47,XYY/47,XXY atau 47,XYY/49,XXXYY.9

4. SINDROM X-GANDA

Kariotip umumnya 47,XXX.

Fenotip :

a. Postur tubuh tinggi.

b. Beberapa pasien mengalami kesulitan belajar.

c. Infertil

d. Beberapa psikopatologi, antisosial sangat jarang.

e. IQ : rendah (< rata-rata normal).

f. Kromatin X : positif ganda; kromatin Y : negatif.

g. Umumnya akibat ND meiosis I (M I) maternal

h. Variasi kariotip: 47,XXX atau 48,XXXX atau 49,XXXXX.9

5. SINDROM XX (LAKI-LAKI 46,XX)

Kariotip 46, XX

Insidens 1 : 20.000 bayi laki

1:25 laki-laki kromatin positif

Fenotip :

a. Fenotip laki-laki

b. Testis mengalami hialinisasi

c. Kelainan pada meiosis sehingga terjadi pindah silang (crossing over) gen Testis

determining Factor (TDF) dari kromosom-Y ke kromosom-X.9

Page 10: kelainan genetik

2. KELAINAN STRUKTUR

1. Delesi (del)

2. Duplikasi (dup)

3. Translokasi (t)

4. Disentrik (dic)

5. Insersi (ins)

6. Inversi (inv)

7. Isokromosom (I)

8. Kromosom cincin/ring (r) .10

1. SINDROM CRI DU CHAT

Le Jeune et al. (1963/64)

Delesi (denovo) lengan pendek kromosom 5 (5p-, reg 14-15).

Sering menimbulkan kematian bayi

Insidensi relatif jarang ð 1 : 50.000 kelahiran

Fenotip :

a. Microcephaly

b. Moonlike face

c. Mulut kecil (mandibula) dan melebar

d. Hipertelorisme

e. Hidung lebar berbentuk lempeng

f. Low set ear

g. Retardasi mental berat, IQ < 35

h. Dapat hidup mencapai dewasa.8

Page 11: kelainan genetik

2. SINDROM DE GROUCHY (18p-)

De Grouchi 1963 (18p-)

Delesi (denovo) lengan pendek kromosom 18 (18p-)

Fenotip :

a. Berat lahir < normal

b. Wajah bulat

c. Low set ear

d. Mulut melebar

e. Retardasi mental

f. Dapat hidup mencapai dewasa

g. Carries dentis .10

3. SINDROM DE GROUCHY (18q-)

De Grouchi 1964 (18q-)

Delesi (denovo) lengan panjang kromosom 18 (18q-).

Fenotip :

a. Berat lahir < normal

b. Low set ear

c. Retardasi mental

d. Dapat hidup mencapai dewasa

e. Letak mata dalam

f. Hipertelorisme

g. Carries dentis.10

4. SINDROM RING KROMOSOM 18 (18r)

Kromosom membentuk cincin (Ring; 18r).

Fenotip :

a. Berat lahir < normal

Page 12: kelainan genetik

b. Low set ear

c. Retardasi mental

d. Letak mata dalam

e. Hipertelorisme

f. Kelainan jantung bawaan

g. Microcephaly.10

5. SINDROM AZZOSPERMIA (AZF a,b,c)

Aberasi struktur kromosom seks

ð Delesi lengan panjang kromosom Y

DAZ (Delete Azoospermia Factor)

Azoospermia Factor .10

3. KELAINAN MOZAIK: kromosom tidak merata pada seluruh tubuh

HUKUM MENDEL

Hukum I Mendel juga disebut hukum segresi atau pemisahan gel sealel.

• Generasi 1

• P1 fenotip : tanaman berbunga ungu × tanaman berbunga putih

genotip : UU uu

gamet : U u

100% Uu

F1 tanaman akan berbunga ungu

Generasi 2

P2 fenotip : tanaman berbunga ungu × tanaman berbunga ungu

Page 13: kelainan genetik

genotip : Uu Uu

gamet : U U

u u

• F2 UU

75% Uu tanaman anakan berbunga ungu

Uu

25% uu tanaman anakan berbunga putih

Induk disebut parental,sedangkan anakan disebut filial.Induk pada generasi pertama

disebut parental 1 (P1).anakan pada generasi pertama disebut filial 1 (F1),dan seterusnya.9

HUKUM MENDEL II

Hukum Mendel II disebut juga the Mendelian law of independent assortment atau

penggabungan gen secara bebas.

• Generasi 1

P1 fenotip : tanaman berbiji bulat × tanaman berbiji keriput

Page 14: kelainan genetik

berwarna kuning berwarna hijau

genotip: BBKK bbkk

gamet : BK bk

F1 100% BbKk

tanaman berbiji bulat,berwarna kuning

Generasi 2

P2 fenotip : tanaman berbiji bulat × tanaman berbiji bulat

berwarna kuning berwarna kuning

genotip: BbKk BbKk

gamet : BK,Bk,bK,bk BK,Bk,bK,bk .10

Page 15: kelainan genetik

HEREDITAS HUKUM MENDEL

Pewarisan gen autosomal dominan:

Gen autosomal yang dominan,tidak pandang sifat yang ditentukanya,normal atau

abnormal,akan memperlihatkan pola pemindahan yang karaktristik dari semua gen

autosomal yang dominan, Contoh:polydactly,thalassemia.

Pewarisan gen autosomal resesif:

Suatu sifat keturunan yang di tentukan oleh sebuah genresesif pada autosom akan terlihat

bilamana mendapat gen dari kedua orangtuanya.biasanya kedua orangtuanya adalah

heterozigot dan terlihat normal, Contoh:matabiru,tay-sachs.10

Page 16: kelainan genetik

Daftar Pustaka

1. Pringgoutomo S, Himawan S, Tjarta A. Buku ajar patologi 1 (umum). Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto; 2002.h.151-3.

2. Campbell NA, Reece JB, Mitchell JG. Biologi. Edisi 5. Jakarta: Erlangga; 2000.h.309-30.

3. Prawirohartono S, Hidayati S. Sains biologi. Jakarta: Bumi Aksara; 2007.h.76.

4. Suryo. Genetika manusia. Yogyakarta: UGM; 2008.h.102-5.

5. Gibney J.M, Margerts M.B, Kearney M.J, Arab.L. Biologi. Jakarta : PT. Gramedia ;

2006.

6. Kamus kedokteran dorland. Edisi ke-29. Jakarta: EGC; 2006. Globin;h.926

7. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Kapita selekta hematologi. Edisi ke-4. Jakarta: EGC;

2002.h.64-6.

8. Campbell NA, Reece JB. Biologi. 8th ed. Jakarta: Erlangga; 2010.h.352-76.

9. Granner DK, Weil A. Struktur, fungsi, dan replikasi makromolekul pembawa informasi. Dalam:

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC; 2009.h.344-

6.

10. Granner DK, Weil A. Sintesis protein. Dalam: Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia

harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC; 2009.h.376-80.