Upload
bast-saputra
View
9
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fisika bumi dan antariksa
Citation preview
TUGAS
FISIKA BUMI DAN ANTARIKSA
AKKC 454
LITOSFER
TUJUAN PEMBELAJARAN 1
DOSEN PEMBIMBING
Syubhan Annur, M.Pd
DISUSUN OLEH
Kelompok 1
Andrianur (A1C412001)
Bastomi Saputra (A1C412003)
Dian Novita (A1C412207)
Fitria Hayuni (A1C412045)
Ida Ariyani (A1C412075)
Imam Nor Ihsan (A1C412031)
Khairun Nisa (A1C412047)
Nurul Huda Ariyanti (A1C412063)
Oki Widodo (A1C412097)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARMASIN
2014
Tujuan pembelajaran:
Menjelaskan perbedaan proses terjadinya batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan.
1. Jelaskan konsep-konsep fisika yang ada pada tujuan pembelajaran yang didiskusikan!
Jawab :
Magma adalah larutan silikat yang cair dan pijar yang terdapat di dalam bumi.
Semakin dalam keberadaan magma di dalam bumi, suhu dan tekanan semakin
tinggi.
Konsep Suhu:
Arus Konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dengan disertainya
perpindahan partikel. Konveksi ini terjadi umumnya pada zat fluid (zat yang
mengalir) seperti air dan udara. Konveksi dapat terjadi secara alami ataupun
dipaksa.
Pada magma yang berada di dalam bumi, konveksi terjadi secara alami.
Seperti halnya air yang sedang di rebus, magma di dalam bumi selalu
bergejolak, bagian yang paling panas mengalir ke bagian yang lebih rendah
suhunya. Fenomena inilah yang disebut sebagai arus konveksi (Lihat Gambar di
bawah ini).
Air merupakan zatcair yang terdiri dari partikel-partikel penyusun air.
Saat memasak air dalam panci, api memberikan energi kepada panci dalam hal
ini termasuk proses konduksi.
Kemudian panas yang diperoleh panci kemudian dialirkan pada air.
partikel air paling bawah yang pertama kali terkena panas kemudian lama
kelamaan akan memiliki massa jenis yang lebih kecil karena sebagian berubah
menjadi uap air.
Sehingga saat massa jenisnya lebih kecil partikel tersebut akan
berpindah posisi naik ke permukaan. Air yang masih diatas permukaan
kemudian turun ke bawah menggantikan posisi partikel yang tadi. begitulah
seterusnya hingga mendidih dan menguap seperti tampak pada gambar di bawah
ini:
Jadi, seperti halnya analogi merebus air tersebut, semakin dalam letak magma
dari permukaan bumi, maka semakin besar suhunya (semakin panas).
Besarnya energi konveksi atau bisa disebut laju konveksi magma dapat
ditentukan oleh persamaan berikut:
Keterangan:
Q = kalor (joule)
h = koefisien konveksi
t = waktu (s)
A = luas penampang (m persegi)
Konsep Tekanan:
Hubungan antara tekanan magma terhadap ketinggiannya di dalam bumi:
Po = tekanan mutlak
P = tekanan pada ketinggian y
b = 0,116 km-1 (konstanta)
y = ketinggian
Jadi, berdasarkan analogi persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin dalam magma di dalam bumi (ketinggian semakin rendah), tekanannya
akan semakin besar. Sebalinya, semakin dekat dengan permukaan bumi
(ketinggian semakin tinggi), tekanannya akan semakin kecil.
1) Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku
menjadi padat.
Konsep Fisika Membeku (pembekuan):
Dalam proses pembentukan batuan beku, magma pijar (cair) mengalami
proses membeku, yaitu perubahan wujud zat cair menjadi zat padat.
Adapun kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud magma (cair)
menjadi batuan beku (padat) sebesar:
Q = m L
Q = banyaknya kalor yang diperlukan oleh zat bermassa m (kg) untuk
membeku (Joule)
m = massa zat (kg)
L = banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat cair
menjadi zat padat (Kalor laten Beku) (J/kg)
Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku, batuan beku dibagi menjadi
tiga macam, yaitu batuan beku dalam (Plutonik/Abisik), batuan beku
gan/korok, batuan beku luar.
Konsep Fisika pengelompokkan batuan beku berdasarkan tempat
terbentuknya:
Sebelumnya sudah dibahas mengenai hubungan antara suhu magma
dengan letak (kedalaman) magma dari permukaan bumi yang mana
menyatakan bahwa semakin dalam letak magma dari permukaan bumi,
maka semakin besar suhunya (semakin panas).
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung
perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong
antara dapur magma dan permukaan bumi.
c. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma
membeku di pemukaan bumi.
Pada saat masih di tempat yang sangat dalam di dalam kulit bumi,
magma akan membeku dengan lambat karena proses pendinginanya juga
lambat, yang mana disebabkan karena berada jauh dari permukaan
bumi di dalam kulit bumi (suhunya tinggi). Semakin dekat ke
permukaan bumi pembekuan magma akan berlangsug semakin cepat,
ketika di permukaan bumi maka tentunya pembekuan berlangsung
sangat cepat (suhunya rendah). Cepat lambatnya pembekuan magma
berpengaruh pada tekstur batuan beku yang terbentuk. Magma yang
membeku dengan sangat lambat akan membentuk batuan dengan ukuran
kristal penyusunya yang besar-besar. Sebaliknya jika magma membeku
degan cepat maka kristal yang terbentuk akan berukuran kecil dan
sangat kecil sampai tidak berbentuk jika pembekuanya sangat cepat.
2) Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan
bumi yang mengalami pelapukan. Bagian-Bagian yang lepas dari hasil
pelapukan tersebut terlepas dan ditransportasikan oleh aliran air, angin,
maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan
terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras
dan menjadi batuan sedimen.
Konsep Fisika - Pelapukan Mekanik (Fisis):
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
a. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi (insolasi)
Pelapukan ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau
beriklim gurun. Pada siang hari bersuhu panas maka batuan menjadi
mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan
mengerut, hal ini dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
∆𝑉= 𝑉𝑜 𝛾 ∆𝑇
𝑉= 𝑉𝑂+ ∆𝑉= 𝑉𝑂(1+ 𝛾∆𝑡)
∆𝑉≈ ∆𝑇
Suhu (T) pada siang hari lebih tinggi dibandingkan suhu (T) pada
malam hari, karena suhu berbanding lurus dengan volume, maka
semakin besar suhunya, tekanannya juga semakin besar. Jadi, pada
siang hari, tekanan di dalam batu lebih besar dibandingkan pada
malam hari. Perbedaan suhu yang tinggi dapat menghancurkan
bebatuan. Suhu yang tinggi menyebabkan bebatuan memuai. Dan
ketika tiba-tiba suhu turun, batuan akan mengkerut. Apabila hal itu
terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan menjadi
retak-retak dan akhirnya pecah atau hancur. Perbedaan suhu yang
tinggi biasanya terjadi di daerah gurun
b. Adapun pembekuan air di dalam batuan.
Pembekuan air dalam bebatuan dapat terjadi di daerah yang beriklim
sedang atau bersalju. Pada musim panas, air mengalir masuk kedalam
bebatuan dan terperangkap. Lalu pada musim dingin, air yang
terperangkap dalam bebatuan menjadibeku. Karena berbentuk es maka
volume air menjadi besar, akibatnya betuan akan menjadi pecah
karena terdesak oleh es yang ada di dalam pori-porinya. Pelapukan
jenis ini banyak terjadi di daerah Alpina.
.
Ketika air berubah menjadi es, maka volume air menjadi lebih besar,
dalam hal ini air mengalami muai volume dengan pertambahan
volume sebesar:
∆𝑉= 𝑉𝑜 𝛾 ∆𝑇
∆𝑉≈ ∆𝑇
ΔV = pertambahan volume (m3)
Vo = volume awal (m3)
γ = koefisien muai volume (/oC)
ΔT = perubahan suhu (oC)
d. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Pembetukan kristal garam dapat terjadi di dalam bebatuan diderah
yang airtanahnya banyak mengandung garam mineral. Air garam yang
masuk kedalam pori-pori bebatuan pada siang hari akan mengalami
penguapan dan menyisakan garam yang membentuk kristal. Oleh
karena kristal garam sangat tajam maka pertumbuhan kristal garam
menghasilkan tekanan yang kuat. Sebagai hasilnya, batuan yang sangat
keras pun dapat hancur dan menjadi pasir. Relung-relung dan gua
dangkal di dekat alas batu karang pasir dihasilkan oleh proses
ini.Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan
pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
Menguap adalah perubahan wujud zat cair menjadi uap (gas), adapun
besar kalor yang diperlukan untuk mendidihkan zat yang bermassa m
kg adalah
𝑄= 𝑚 𝐿𝑣
Q = banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguap (J)
m = massa zat (kg)
Lv = kalor laten uap (J/Kg)
3) Batuan Malihan
Batuan Malihan adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara
fisik maupun kimiawi, sehingga berbeda dari bahan induknya terbentuk
karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi
dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen
2. Jelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang didiskusikan !
Jawab :
QS. At Thalaq ayat 12
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah
berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu- Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu”.
QS. Al-Naml ayat 61
“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang
menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung
untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah
disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari
mereka tidak mengetahui”.
QS. Al-Nazi’at ayat 30-33
“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya, Ia memancarkan daripadanya mata
airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya, Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk
binatang-binatang ternakmu”.
QS. Al-Nahl ayat 15
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk”.
QS. Nuh ayat 19-20
“Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani
jalan-jalan yang luas di bumi itu”.
QS. Al-Ghasyiyah : 19-20
Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan?.
QS. Faatir ayat 65
“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu dengan air
itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam
warnanya dan ada pula yang hitam pekat”.
QS. Luqman ayat 10
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu;
dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami
turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam
tumbuh-tumbuhan yang baik”.
QS. Al-Jatsiyah ayat 13
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”
QS. Ar-Ra’d ayat 3
“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung
dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan
berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan”
QS. An-Naba’ ayat 6-8
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-
gunung sebagai pasak?, dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan.”
QS. Al-Anbiya’ ayat 31
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu
(tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-
jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
QS. An-Naml ayat 88
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
QS. Luqman ayat 10
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu;
dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami
turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam
tumbuh-tumbuhan yang baik.
QS. An-Nazi’at ayat 32
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh.
QS. Al-Zalzalah ayat 1-2
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya.
3. Bagaimana proses terbentuknya batuan beku, sedimen, dan malihan? Jelaskan!
A
Jawab :
A. Batuan Penyusun Litosfer
Litosfer tersusun dari tiga macam batuan, yaitu Batuan Beku (Igneous
Rock), Batuan Sedimen (Sedimentary Rock), Batu Malihan (Metamorf). Proses
terbentunknya ketiga macam batuan tersebut berbeda-beda. Induk dari ketiga
macam batuan tersebut adalah magma. Magma adalah larutan silikat yang cair
dan pijar yang terdapat di dalam bumi.
1) Batuan Beku
Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku
menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan
kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma
beku, batuan beku dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan Beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung
perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh
batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara
dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung
lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar.
Campuran Kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri
batuan beku korok.
c. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma
membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung
berapi). Contoh batuan beku luar adalah basalt, diorite, andesit, obsidian,
scoria, batuan apung (bumice).
Berdasarkan mineral penyusunnya, batuan beku dibagi 2, yaitu:
a. Batuan beku mineral ringan, tersusun atas mineral-mineral ringan
berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga
bersifat asam.
b. Batuan beku mineral berat, tersusun atas mineral-mineral berat yang
berwarna gelap, sukar pecah, dan kandungan silikatnya sedikit sehingga
sifatnya basa.
2) Batuan Sedimen
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk
dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian-Bagian yang lepas
dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditransportasikan oleh aliran air,
angina, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi
dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut
mengeras dan menjadi batuan sedimen.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkan, batuan sedimen dibagi
menjadi 3, yaitu:
a. Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh
air, sungai, danau, atau air hujan.
b. Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir
batuan oleh angina.
c. Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh
angin.
Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dibagi 5, yaitu:
a. Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat.
b. Batuan sedimen marine: diendapkan di laut.
c. Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau.
d. Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai.
e. Batuan sedimen glasial: diendapkan di daerah es/gletser.
Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen dibagi menjadi 3, yaitu
a. Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah
susunan kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
b. Batuan Sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi
perubahan struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.
c. Batuan Sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk
hidup). Contohnya: terumbu karang.
3) Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik
secara fisik maupun kimiawi, sehingga berbeda dari batuan induknya
terbentuk karena terjadinya penambahan suhu dan penambahan tekanan yang
tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen. Berdasarkan faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahannya batuan metamorf dapat dibagi
menjadi 3, yaitu:
a. Batuan metamorf kontak (metamorf termal): berubah karena pengaruh
suhu tinggi. Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar
batuan intrusi. Contohnya: batolit, lakolit, sill. Pada zona ini banyak
ditemukan mineral-mineral bahan galian yang letaknya relative teratur,
contohnya besi, timah, seng yang dihasilkan dari limestone dan
calcareous shale.
b. Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis): berubah karena tekanan
yang tinggi, dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan
kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan
menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal
kembali. Contohnya batu lumpur menjadi batu tulis (slate)
c. Batuan metamorf pneumatolitis kontak: berubah karena pengaruh gas-gas
dari magma. Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin,
dengan gas florin menjadi topas (permata kuning).
4. Apa saja manfaat yang didapatkan dari tujuan pembelajaran yang didiskusikan? Berikan
komentar!
.Jawab :
Manfaat yang kita dapatkan dari tujuan pembelajaran tersebut yaitu kita
dapat mengetahui dan memahami bagaimana struktur geologi dan konsep-konsep
fisika dalam proses terbentuknya batuan. Kita juga dapat mengetahui
pengelompokkan dari jenis-jenis batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan
berdasarkan karakteristiknya masing-masing. Selain itu, kita tidak hanya mengetahui
dan memahami bagaimana proses terbentuknya batuan secara geofisika saja, tetapi
juga dapat mengetahui beberapa ayat-ayat Al-qur’an yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran tersebut, yaitu menjelaskan perbedaan proses terjadinya batuan
beku, batuan sedimen, batuan malihan.