Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENARIKAN TARI KIPASNYAMBAI BEBAI DI SANGGAR TELUK STABAS KABUPATEN
PESISIR BARAT
(Skripsi)
Oleh
DEWI RINJANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENARIAN TARI KIPASNYAMBAI BEBAI DI SANGAR TELUK STABAS
KABUPATEN PESISIR BARAT
Oleh
DEWI RINJANI
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik yangberada di sanggar tari Teluk Stabas kabupaten Pesisir Barat dalam menari tariankipas Nyambai Bebai. dengan rumusan masalah bagaimana kemampuan pesertadidik dalam menarikan tari kipas Nyambai Bebai di sanggar tari Teluk StabasKabupaten Pesisir Barat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah jenis penelitian deskriptif kulitatif. Instrumen penelitian observasi,wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah pesertadidik yang berada di sanggar tari Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat.Dalampenelitian ini peneliti melakukan pengamatan selama delapan kali pertemuan yangdilakukan pelatih dengan peserta didik yang berada di sanggar tari Teluk StabasKabupaten Pesisir Barat. Proses pelatihan pada hari pertama sampai ke tiga,pelatih memberikan materi berupa contoh 6 ragam gerak yakni ragam gerakLapah Mejong, Nyumbah, Sesayak, Ngelik, Ngelik Cecok, dan Sesayak Cecok.Kemudian pada hari keempat sampai tujuh pelatih melaksanakan metodecoperative learnig tipe group investigation dengan membentuk kelompak dimanadalam setiap kelompok masing-masing berjumlah empat orang. Setelah itu padapertemuan kedelapan peserta didik melakukan persentasi yang kemudian pelatihmelakukan penilaian. Hasil pengamatan dan penilaian pada pertemuan kedelapan.Dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik yang berada disanggar TelukStabas kabupaten Pesisir Barat dalam menarikan tari kipas Nyambai Bebai, dilihatsecara keseluruhan dengan kriteria baik sekali untuk hafalan urutan gerak. untukketepatan gerak dengan iringan musik,dan penggunaan properti tari, dapatdikatakan baik. Sehingga peserta didik dapat dikategorikan mampu dalammenarikan tari kipas Nyambai Bebai seperti yang dipelajari di sanggar Tari TelukStabas Pesisir Barat.
Kata kunci: Gambaran kemampuan, Cooverative group investigation, Tari KipasNyambai Bebai
ABSTRACT
STUDENTS ABILITY IN DANCING THE DANCE OF HAND-HELD FANNYAMBAI BEBAI DANCING AT TELUK STABAS STUDIO OF PESISIR
BARAT REGENCY
By
DEWI RINJANI
The study was conducted to knowing the level of student’s ability in dancing thedance of hand-held fan “nyambai bebai” dancing at teluk stabas studio of pesisirbarat regency. Through the formulation of problem “How the ability is the studentin dancing the dance of hand-held fan “nyambai bebai” dancing at teluk stabasstudio of pesisir barat regency. The kind of this research is descriptive qualitativewhich was using some research instruments such as, Observing, Interviewing andDocumenting. The main data source for this research was the student of TelukStabas Studio. In this Research, Researcher did an observation in eight-daysmeeting which was conducted by the trainer to student at teluk stabas studio ofpesisir barat regency. The Trainer gave some materials, Like the example of six-varieties movement, such as, gerak Lapah Mejong, Nyumbah, Sesayak, Ngelik,Ngelik Cecok, dan Sesayak Cecokwhich was conducted from first-third day. Then,The Trainer used method, It was the Cooperative Learning Type GroupInvestigation by forming some groups which were contained by four stundents foreach group. After all, The student conducted a presentation which would beassessed by the trainer on the last-day or eighth-day. Based on the results ofobservation and assessment which was conducted on the last meeting could beconcluded that the students in dancing of Hand-Held Fan “Nyambai Bebai” wasreally good or very skilled, The assessment criteria were taken based on TheMovement Sequence, The Accuracy between Movement and Melody, and TheUsage of Property. Therefore, the student could be categorized as capable in thedancing of Hand-Held Fan “Nyambai Bebai’ as learned at Teluk Stabas Studio ofPesisir Barat Regency.
Keyword: Representation of ability, cooperative group investigation, KipasNyambai Bebai dance.
KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENARIKAN TARI KIPASNYAMBAI BEBAI DI SANGGAR TELUK STABAS KABUPATEN
PESISIR BARAT
Oleh
DEWI RINJANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Seni TariJurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilma PendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dewi Rinjani lahir di krui kabupaten Pesisir Barat pada
November 1994, merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara buah hati pasangan
Bapak Wagirin dan Ibu Nurjannah.Pendidikan yang ditempuh penulis adalah
Sekolah Dasar(SD) Negeri 2 Krui Pesisir Tengah pada tahun 2007, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Pesisir Tengah pada tahun 2010, Sekolah
Menenggah Atas (SMA) Negeri 1 Pesisir Tengah pada tahun 2013. Tahun 2014
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Seni
Tari. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 3
Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Gunung Sari Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan, dan
melakukan penelitian di Sanggar Teluk Stabas Krui Kecamatan Kota Krui
Kabupaten Pesisir Barat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
MOTTO
“Keluargamu Adalah Alasan Bagi Kerja Kerasmu, Maka Jangganlah Sampai
Engkau Menelantarkan Mereka Karna Kerja Kerasmu”
“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau
jalani) yang akan membuatmu terpanahingga kau lupa pedihnya rasa sakit”
(Imam Ali bin Abi Thalib AS)
i
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Teriring doa dan rasa syukur kepada Allah SWT yang selalu menjadi pembimbing
dan penuntun dalam menjalani hidup ini. Kupersembahkan karya ini sebagai
tanda cinta kasih ku kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu dengan segala pengorbanan yang tak
akan pernah terbayar. Terimakasih atas segenap cinta dan kasih sayang,
semangat, dan dukungan serta doa yang selalu menyertai setiap langkah
hidupku, ini adalah salah satu tanda baktiku.
2. Kakakku Bambang Rapi Galana, S.Pd dan Agung Lakona, S.Pd yang
selalu memberikan motivasi dan arahan saat aku mengalami kesulitan.
3. Almamater tercinta Universitas Lampung. Terimakasih atas pengalaman
hidup dan pembelajaran yang sangat berharga.
ii
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Kemampuan Peserta Didik Dalam Menarikan Tari Kipas
Nyambai Bebai di Sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat” sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari, Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnyakepada :
1. Dr. Dwiyana Habsary, M.Hum. selaku pembimbing I yang selalu
memberikan bimbingan, semangat dan nasehat demi terselesaikannya
skripsi ini.
2. Susi Wendhaningsih, S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu penyusunan
skripsi ini.
iii
3. Riyan Hidayatullah, S.Pd.,M.Pd. selaku pembahas yang telah banyak
memberikan saran dan nasehat dalam meyelesaikan skripsi ini.
4. Agung Kurniawan, S.Sn.,M.Sn, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Prof. Dr Patuan Raja, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
6. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Riyan Hidayatullah, S.Pd.,M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
pengalaman.
9. Staff dan karyawan Program Studi Pendidikan Seni Tari yang banyak
membantu penulis.
10. Melati Rahman, S.Sn. selaku pelatih Sanggar Teluk Stabas, serta delapan
peserta didik terima kasih atas kesan yang baik, kerjasama dan
bantuannya.
11. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan,
kasih sayang, motivasi, serta senantiasa mengusahakan yang terbaik tanpa
mengenal lelah dan doa yang tak pernah usai untuk keberhasilan penulis.
iv
12. Kakak-kakakku Bambang Rapi Galana, S.Pd. dan Agung Lakona S.Pd.
yang selalu memberikan motivasi dalam setiap langkahku.
13. Keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan serta doa untuk
keberhasilanku.
14. Seseorang yang sudah kuanggap seperti orang tuaku, motivator,
penyemanggat, guru sendiri Ayah Sudarmanto
15. Abang Diantori, Mba Heni untuk segala doa dan semangatnya
16. Sahabat-sahabatku Puri Mei Maharani, Febrianto Wikan Jaya A, Ashari, I
Made Andi Setiawan, Ari Widodo, Puguh Nurohim, Putri Stephanie,
Ilham Palani, terima kasih atas kesetiaannya membantuku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 terima kasih atas dorongan dan
semangat serta pengalaman yang indah.
18. Rekan-rekan KKN-PPL Kecamatan Gunung Labuhan, Way Kanan
Mentari Dinda P, Roviatul Adhawiya, Arinda Syafiranti, Risa Syafitri,
Nurul Bungga Anisa, Sudirmanto, Rizky Mahesar, Gregorius Verli Giga
W terimakasih sudah menjadi bagian dalam keseharianku selama KKN
PPL.
19. Seluruh kakak tingkat 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan adik
tingkat 2015, 2016, 2017 terima kasih atas pengalam indah yang tak
terlupakan.
20. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini
tanpa terkecuali, terima kasih banyak.
v
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Bandar Lampung, 29 November 2018Penulis,
Dewi Rinjani
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1A. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4C. Tujuan Penelitian............................................................................... 4D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 5
1. Objek Penelitian ........................................................................... 52. Subjek Penelitian .......................................................................... 63. Tempat .......................................................................................... 64. Waktu ........................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7A. PenelitianTerdahulu ...............................................................................7B. LandasanTeori........................................................................................8
1 Pembelajaran......................................................................................9a. Metode Pembelajaran Koperatif (GI)...........................................10b. Kelebihan dan Kelemahan Koperatif (GI) ...................................12
C. Kemampuan Peserta Didik ....................................................................15D. Tari ........................................................................................................17E. Tari Kipas Nyambai Bebai.....................................................................18
1 Sejarah ...............................................................................................182 Jenis dan Funsi...................................................................................183 Ragam Gerak Tari Kipas Nyambai Bebai .........................................194 Busana Tari Kipas Nyambai Bebai....................................................215 Pendukung Tari..................................................................................22
F. Sanggar Tari ...........................................................................................22G.Kerangka Pikir ........................................................................................24
III. METODE PENELITIAN….................................................................... 28A.Desain Penelitian ....................................................................................28B.Sumber Data............................................................................................30
1. Data Penelitian................................................................................. 302. Klasifikasi Sumber Data)................................................................. 30
a. Person (orang)............................................................................. 30b. Paper (Kertas).............................................................................. 30
vii
c. Place (Tempat)............................................................................ 30C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31
1 Wawancara................................................................................. 312 Observasi/Pengamatan ..................................................................313 Dokumentasi.......................................................................... .... . 32
D. Instrumen Penelitian....................................................................... 32E. Teknik Analisis Data..............................................................................42
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................44A. .Gambar Umum Lokasi Penelitian..................................................... 44
1. Profil Singkat Sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat .....442. Situasi Umum Pengolahan Sanggar ..............................................453. Data Peserta Didik .........................................................................454. Sarana dan Prasarana .....................................................................46
B. Hasil Penelitian ..................................................................................471. Lampiran Hasil Penelitian Pendahuluan .......................................472. Pertemuan Pertama ........................................................................483. Pertemuan Kedua...........................................................................564. Pertemuan Ketiga ..........................................................................615. Pertemuan Keempat.......................................................................686. Pertemuan Kelima .........................................................................787. Pertemuan Keenam........................................................................848. Pertemuan Ketujuh ........................................................................919. Pertemuan Kedelapan ....................................................................95
C. Pembahasan Penelitian .......................................................................100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................113A. Kesimpulan.........................................................................................113B. Saran...................................................................................................114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Gedung Sanggar Teluk Stabas Kabupaten PesisirBarat .................................................................................... 44
Gambar 4.2 Peserta didik melakukan pemanasan pada pertemuanPertama ................................................................................. 49
Gambar 4.3 Peserta didik mempelajari ragam gerak tari KipasNyambai Bebai ..................................................................... 50
Gambar 4.4 Pelatih Mencoba Membenarkan Gerakan YangOleh Peserta Didik Pada Pertemuan Pertama ....................... 51
Gambar 4.5 Peserta Didik Sedang Melakukan Olah Tubuh RutinSebelum Memulai Kegiatan Sanggar Yang DipanduOleh Pelatih .......................................................................... 56
Gambar 4.6 Peserta Didik Memperagakan ragam gerak tari padaPertemuan Kedua ................................................................. 57
Gambar 4.7 Peserta Didik Melakukan Pemanasan Pada PertemuanKetiga ................................................................................... 62
Gambar 4.8 Peserta Didik Mengulang Ragam Gerak Pada PertemuanKetiga ................................................................................... 63
Gambar 4.9 Peserta Didik Melakukan Pemanasan Pada GambarPertemuan Keempat ............................................................. 69
Gambar 4.10 Peserta Didik Mempelajari Pola Lantai DenganKelompok Masing-Masing ................................................ 71
Gambar 4.11 Peserta Didik memeragakan Dengan KelompokMasing-Masing Kelompok 2 .............................................. 72
Gambar 4.12 Peserta Didik Melakukan Pemanasan ................................ 78Gambar 4.13 Kelompok Satu Pada Saat Melakukan Proses Latihan
Menggunakan Musik .......................................................... 79Gambar 4.14 Peserta Didik Melakukan Pemanasan Pada
Pertemuan Keenam ............................................................ 85Gambar 4.15 Peserta Didik Presentasi Kelompok Masing-Masing ......... 86Gambar 4.16 Peserta Didik Presentasi Kelompok Masing-Masing ......... 87Gambar 4.17 Peserta Didik Melakukan Pemanasan Pada
Pertemuan Ketujuh ............................................................. 91Gambar 4.18 Peserta Didik Melakukan Latihan Secara Berkelompok
Pada Pertemuan Tujuh ....................................................... 92Gambar 4.19 Peserta Didik Melakukan Pemanasan ................................ 96Gambar 4.20 Peserta Didik Melakukan Presentasi Kelompok 1 ............. 97Gambar 4.21 Peserta Didik Melakukan Presentasi Kelompok 2 ............. 98
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanggar Teluk Stabas merupakan sanggar yang berada di Kecamatan
Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Terbentuknya sanggar seni Teluk
Stabas karena dipandang perlu akan sebuah organisasi budaya yang bergerak
dibidang pelestarian seni tradisi yang ada di Pesisir Barat. Sanggar ini
merupakan sanggar yang dibina aktif oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Pesisir Barat dan aktif dalam bidang tari. Dapat dilihat dari prestasi yang
telah diraih dan melahirkan beberapa karya yang dikembangkan dari tarian
tradisional ataupun dari cerita rakyat yang dikemas dalam sebuah karya tari
sanggar ini diberi sebutan sanggar seni Teluk Stabas.
Sanggar Seni Teluk Stabas merupakan sistem pendidikan non formal
karena di setiap kegiatan pendidikan nya yang terorganisir dan
diselenggarakan di luar sistem pendidikan formal, pendidikan non formal
diselengarakan secara tersendiri atau merupakan bagian penting dari sebuah
sistem yang lebih luas dengan maksud memberikan layanan khusus kepada
warga belajar atau membantu mengidentifikasi kebutuhan belajar agar sesuai
dengan kebutuhan dan mencapai tujuan belajarnya (Coombs dalam Mustofa,
2011 : 8).
2
Nama Teluk Stabas merupakan nama tempat di daerah Krui Pesisir
Barat, Sudah dikenal dan sudah ada sejak zaman belanda sebagai pelabuhan.
Sanggar ini diberi Nama Sanggar Teluk Stabas karena sebagai identitas
sanggar yang hanya berada di daerah Krui Pesisir Barat, Juga diharapkan
kekal dan menjadi kebanggaan masyarakat Krui Pesisir Barat. Adapun salah
satu aset budaya masyarakat Pesisir Barat yang dipelajari dalam bentuk tarian
di sanggar Teluk Stabas yaitu Tari Kipas Nyambai Bebai.
Menurut Daryanti (2009 : 33) Tari Kipas Nyambai Bebai adalah salah
satu Aset Budaya Lampung yang ditampilkan pada saat acara Nyambai di
kabupaten Pesisir Barat. Bentuk tarian yang sudah lama ada secara turun
temurun dalam kehidupan masyarakat lampung,Tari Kipas Nyambai Bebai
tari yang dilaksanakan bersama dengan kebiasaan masyarakat untuk
meresmikan gelar adat ataupun upacara perkawinan (Nayuh). Ciri khas tarian
ini menggunakan 2 buah kipas yang diselipkan dijemari tanggan penari pada
saat pertunjukannya. Tarian Kipas Nyambai Bebai ditarikan oleh 4 penari
sampai 6 penari perempuan baik yang sudah menikah ataupun masi remaja.
Alasan peneliti ingin meneliti Tari Kipas Nyambai Bebai karena Tari
Kipas Nyambai Bebai merupakan tarian yang lahir di daerah setempat yang
hampir punah. Tari Kipas Nyambai Bebai tidak banyak diketahui oleh
masyarakat daerah Pesisir Barat baik dari ragam gerak dan bentuk Tari Kipas
Nyambai Bebai tersebut. Hal tersebut dikarenakan tidak banyak upacara
perkawinan adat di Pesisir Barat menampilkan Tari Kipas Nyambai Bebai.
Tari Kipas Nyambai Bebai merupakan suatu aset budaya daerah yang harus
dijaga dan dilestarikan agar tidak punah dan selalu berkembang dikehidupan
3
masyarakat khususnya masyarakat Pesisir Barat. Dalam pembelajarannya di
ranah sanggar, Tari Kipas Nyambai Bebai hanya dipelajari di sanggar Teluk
Stabas Kabupaten Pesisir Barat sebagai bentuk pelestarian budaya daerah
setempat.
Berdasarkan wawancara terhadap pelatih sanggar pada saat observasi
pendahuluan pada tanggal 26 November 2017, pelatih sanggar
menyampaikan bahwa peserta didik yang terdahulu, belum pernah
mempelajari Tari Kipas Nyambai Bebai. Peserta didik yang terdahulu yang
mempelajari Tari Kipas Nyambai Bebai mengakui bahwa awalnya peserta
didik mengalami kesulitan dalam mempelajari Tari Kipas Nyambai Bebai
dikarenakan peserta didik baru pertama kali mengikuti pembelajaran Tari
Kipas Nyambai Bebai di sanggar. Beberapa peserta didik masih kurang
mampu menyesuaikan antara penguasaan properti dan penghapalan gerak tari.
Dengan adanya metode yang digunakan secara berkelompok serta dengan
latihan yang dilakukan secara berulang-ulang peserta didik mengalami
peningkatan dan dapat memecahkan permasalahan yang mereka kurang
kuasai.
Kemampuan sendiri memiliki pengertian kesanggupan, kecakapan,
kekuatan seseorang dalam melakukan sesuatu. Kemampuan berasal dari kata
dasar mampu, yang dapat di artikan sebagai kuasa bisa, sanggup atau dengan
kata lain dapat mengerjakan dan melakukan sesuatu. Kata mampu juga dapat
diartikan sebagai kaya, berada, dan sanggup dalam melakukan segala sesuatu
yang diberikan maupun dikerajakan secara sendirinya (Depdiknas, dalam
Hairani. 2014 : 3). Adapun dalam pembelajaran di sanggar pelatih
4
menginginkan peserta didik dapat memiliki kemampuan dalam menguasai
Tari Kipas Nyambai Bebai, Kemampuan yang diinginkan seperti:
kemampuan dalam menghafal gerak, kemampuan dalam penguasaan properti,
kemampuan penyesuaian ragam gerak dengan musik yang diajarkan.
Pada penelitian ini akan diteliti kemampuan peserta didik dalam
menarikan Tari Kipas Nyambai Bebai. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari
proses pembelajaran peserta didik di sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir
Barat. Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengangkat
penelitian dengan judul kemampuan peserta didik dalam menarikan tari
Kipas Nyampai Bebai di sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat
menggunakan metode Cooperative Learning tipe Group Investigation.
B. Rumusan Masalah
Masalah utama merujuk pada latar belakang yang telah dikemukakan
sebelumnnya sehingga rumusan masalah dalam peneliti ini adalah bagaimana
kemampuan peserta didik dalam menarikan Tari Kipas Nyambai Bebai
menggunakan Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kemampuan peserta didik dalam menarikan Tari Kipas
Nyambai Bebai di Sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat
Menggunakan Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation.
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber pengetahuan
yang bermanfaat bagi semua pihak baik, maka manfaat yang diharapakan
adalah sebagai berikut :
1. Peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
pengunaan Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation dalam
pembelajaran tari.
2. Pelatih, dapat memilih metode yang tepat untuk mendukung proses
pembelajaran Tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan sanggar tari.
3. Peserta didik, menambah pengetahuan tentang menarikan Tari Kipas
Nyambai Bebai.
4. Program studi pendidikan seni tari, untuk menambah referensi pustaka
peneliti selanjutnya baik seputar kemampuan peserta didik dibidang seni
tari.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek
penelitian, tempat penelitian, dan waktu penelitian. Berikut penjabaran dari
ruang lingkup penelitian.
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan peserta didik dalam
Menarikan Tari Kipas Nyambai Bebai menggunakan Metode Cooperative
Learning tipe Group Investigation.
6
2. Subjek Penelitian
Subjek yang di teliti adalah pelatih dan 8 peserta didik yang
mengikuti kegiatan sanggar tari Teluk Stabas di Kabupaten Pesisir Barat.
Subjek dipilih beradasarkan peserta didik yang mengikuti kegiatan
Sanggar Teluk Stabas.
3. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di sanggar Seni Teluk Stabas Pesisir Barat
yang letaknya di Kecamatan Pesisir Tengah Krui Kabupaten Pesisir Barat.
4. Waktu Penelitian
Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah akan diadakan delapan
kali pertemuan.
No Tanggal Aktivitas1 27 November 2017 Observasi Awal2 Januari 2018 Menyusun Proposal3 9 Maret 2018 Pengamatan Proses Pertemuan Pertama4 11 Maret 2018 Pengamatan Proses Pertemuan Kedua5 16 Maret 2018 Pengamatan Proses Pertemuan Ketiga6 18 Maret 2018 Pengamatan Proses Pertemuan Keempat7 23 Maret 2018 Pengamatan Proses Pertemuan Kelima8 25 Maret 2018 Pengamatan Proses Pertemuan Keenam9 30 Maret 2018 Pengamatan Proses Pertemuan Ketujuh10 1 Maret 2018 Pengamatan Proses Pertemuan Kedelapan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan tari kipas Nyambai Bebai
sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh saudari Inna Rahmadona pada
tahun 2015. Yang berjudul “Penarapan Metode Koperatif Tipe STAD
Dalam Pembelajaran Tari Kipas Nyambai Bebai Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa Pesisir
Barat”. Pada penelitian tersebut lebih berfokus pada penerapan metode
koperatif tipe STAD yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Way Sindi Karya
Penggawa.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu,
penelitian saat ini lebih difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran tari kipas
Nyambai Bebai menggunakan metode Koperatif tipe Group Investigation di
sanggar Teluk Stabas Pesisir Barat, dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam menari tari Kipas Nyambai Bebai di Sanggar
Teluk Stabas Pesisir Barat.
Penelitian terdahulu meneliti pada kegiatan formal yang
diselenggarakan dikegiatan ekstrakurikuler menggunakan metode koperatif
tipe STAD serta lebih melihat pada penerapan metode yang digunakan pada
saat proses pembelajarannya.
8
Penelitian saat ini lebih melihat pada kemampuan peserta didik dalam
menari tari kipas Nyambai Bebai pada kegiatan pendidikan nonformal yang
diselengarakan di sanggar, kemampuan tersebut meliputi: kemampuan
menghafal gerak tari, kemampuan memakai properti serta kemampuan dalam
menggerakan tarian dengan kesesuaian musik pada saat proses
pembelajarannya.
B. Landasan Teori
Dalam penelitian ini teori yang digunakan yaitu teori pembelajaran
behaviorisme. Dengan menggunakan teori behaviorisme, pelatih menyusun
bahan pembelajaran. Pelatih tidak banyak memberi ceramah, tetapi instruksi
singkat yang diikuti contoh-contoh, baik dilakukan sendiri. Tujuan
pembelajaran behaviorisme dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan
pencapaian suatu keterampilan tertentu. Pembelajaran beroreantasi pada hasil
yang dapat diukur dan diamati, kesalahan harus segera diperbaiki agar
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pengulangan dan latihan digunakan
supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang
diterapkan dalam penerapan teori behaviorisme ini adalah terbentuknya suatu
perilaku yang diinginkan, evaluasi atau penilaian didasari atas prilaku yang
nampak pada peserta didik yang sedang melakukan pembelajaran (Istarani
dalam Daryanto 2015: 8). Stimulus merupakan apa saja yang diberikan
peserta didik sedangkan respons merupakan reaksi atau tanggapan peserta
didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut ( Daryanto, 2015 :
85).
9
1. Pembelajaran
Pembelajaran pada dasaranya adalah proses penambahan informasi
dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa
yang harus dimiliki oleh peserta didik, maka pada saat itu juga kita
semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat
tercapai (Sumantri, 2015: 283). Pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang
membelajarkan para peserta didik, artinya membuat para peserta didik
mau belajar. Untuk keberhasilan tersebut, maka dalam pembelajaran
diperlukan memerhatikan empat hal, yakni: (1) memahami kebutuhan dan
karakter peserta didik, (2) memilih pendekatan pembelajaran, (3) memilih
dan menetapkan prosedur, metode dan teknik, (4) menetapkan alat
evaluasi (Sugiyar dalam Sumantri, 2015: 183).
Pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala
unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas yang saling mempengaruhi
dalam pencapaian tujuan dari pembelajaran (Hamalik, 2015: 145).
Adapun rumusan yang dianggap penting tentang pembelajaran, upaya
dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan untuk menciptakan
situasi dan kondisi belajar bagi peserta didik. Upaya penting dalam
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik.
Serta proses dalam membatu peserta didik untuk menghadapi kehidupan
atau terjun di lingkungan masyarakat. Adapun Tujuan pembelajaran
diartikan sebagai tujuan yang pencapaiannya dibebankan pada program
pembelajaran. Tujuan pembelajaran umumnya merupakan pernyataan
10
general mengenai hasil suatu program pembelajaran (Carey dalam
Sumantri, 2015: 199).
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam
kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.
Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Sumantri, 2015: 161). Belajar
terjadi apabila suatu stimulus bersama ingatan mempengaruhi peserta
didik, sehingga kemampuannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami
sesuatu ke waktu sudah mengalaminya. Peserta didik dapat dikatakan
belajar, jika peserta didik mengalami perubahan tingkah laku yang
sebelumnya tidak ada atau kurang dan terjadi perubahan yang relatif
menetap sebagai hasil dari adanya pengalaman (Hamalik, 2015: 38).
Perubahan prilaku tersebut merupakan hasil latihan atau pengalaman yang
dapat memberikan pengguatan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan dalam pembelajaran di Sanggar Teluk Stabas yaitu
Menggunakan metode Cooperative Learning tipe Group Investigation.
a. Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation
Menurut Sugiyanto (2012: 82) Metode Cooperative Learning
merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan. Metode Cooperative Learning
merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen
yang saling terkait seperti : Saling ketergantungan positif, Interaksi
11
tatap muka, akuntabilitas individu, dan keterampilan untuk menjalin
hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja
diajarkan. Tipe metode yang digunakan dalam pembelajaran Tari kipas
Nyambai Bebai di sanggar Teluk Stabas Yaitu Cooperative Learning
tipe Group Investigation.
Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation
merupakan salah satu metode pembelajaran koperatif yang
menekankan pada upaya peserta didik dalam kelompok untuk
merencanakan kegiatan belajar serta untuk memecahkan masalah yang
dikaji sesuai dengan subtopik yang didapat. Masing-masing berusaha
mengumpulkan informasi kemudian dibahas, dianalisis, untuk
selanjutnya dibuat sajian yang menarik untuk dipresentasikan (Thelen
dalam Suryani, 2012: 86). Dalam pembelajaran Cooperative Learning
tipe Group Investigation menurut Slavin memiliki langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi topik. Peserta didik bergabung dengan
kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka dapat
dari pelatih. Komposisi kelompok bersifat hiterogen.
b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari. Peserta didik
merencanakan bersama mengenai, apa yang dipelajari/kerjakan,
bagaimana cara kita mengejakan, siapa yang melakukan prinsip
tugas dalam kelompok.
12
c. Melaksanakan Investigasi. Peserta didik mengumpulkan informasi,
menganalisis dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok
berkonstribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.
d. Menyiapkan Laporan. Anggota kelompok menyiapkan apa yang
harus mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat
presentasi mereka.
e. Mempresentasikan Laporan. Presentasi yang dibuat untuk peserta
didik berbagai macam bentuk. Para peserta mengevaluasi denggan
memberikan tanggapan, pertanyaan atau sanggahan.
f. Evaluasi. Pelatih Melakukan evaluasi baik secara individu
maupun kelompok.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Cooperative Learning tipe
Group Investigation
Menurut (Kurniansih, 2015: 73) kelebihan pembelajaran
metode Cooperative Learning tipe Group Investigation, diantaranya:
a. Group Investigation memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
b. Penerapan metode Cooperative Learning tipe Group Investigation
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
c. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama
dan berinteraksi antar peserta didik dalam kelompok tanpa
memandang latar belakang.
13
d. Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation melatih
peserta didik untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
e. Memotivasi dan mendorong peserta didik agar aktif dalam proses
belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Kekurangan pembelajaran metode Cooperative Learning tipe
Group Investigation, diantaranya :
a. Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation merupakan
metode pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan
dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran menggunakan Metode Cooperative Learning tipe
Group Investigation ini dapat membuat peserta didik aktif dalam
mengikuti setiap pembelajaran. Peserta didik melakukan ragam gerak tari
yang diperoleh dan memecahkan masalah yang timbul dari setiap anggota
kelompok yang ada. Peran pelatih dalam pembelajaran tipe Group
Investigation ini sebagai motivator dan fasilitatir selain sebagai salah satu
sumber belajar, Pelatih memberikan dorongan agar peserta didik fokus
dengan apa yang mereka pelajari dan percaya diri. Selain itu, pelatih
memberi keyakinan bahwa peserta didik pasti mampu untuk mempelajari
ragam gerak tari dan menyajikan dengan sukses, jika dilakukan secara
bersungguh sungguh dan kerjasama secara solid pada anggota kelompok
mereka. Sehingga, peserta didik dapat mengguasai yang sedang mereka
pelajari khususnya dalam penguasaan properti dan gerak tari, pelatih
14
mengharapkan peserta didik untuk dapat memiliki kemampuan dalam
menarikan tari Kipas Nyambai Bebai, dengan adanya proses pembelajaran
yang didapat.
15
C. Kemampuan Peserta Didik
Kemampuan seseorang untuk terus berusaha dalam menjalani
berbagai macam tugas dan berhasil. Untuk melakukan keseluruhan,
kemampuan pada hakekatnya dibentuk oleh sifat yang dikemukakan oleh J.
Winadi bahwa salah satu akibat langsung dari sifat kemampuan yang harus
dimiliki oleh organisasi harus terus memupuk inisiatif (Anggraeni, 2011: 47).
Kemampuan sendiri memiliki pengertian kesanggupan, kecakapan, kekuatan
seseorang dalam melakukan sesuatu. Kemampuan berasal dari kata dasar
mampu, yang dapat di artikan sebagai kuasa bisa, sanggup atau dengan kata
lain dapat mengerjakan dan melakukan sesuatu. Kata mampu juga dapat
diartikan sebagai kaya, berada, dan sanggup dalam melakukan segala sesuatu
yang diberikan maupun dikerajakan secara sendirinya (Depdiknas dalam
Hairani. 2017 : 3).
Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
kemampuan awal peserta didik adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh
peserta didik sebelum ia mengikuti pembelajaran yang akan diberikan.
Kemampuan awal ini mengambarkan kesiapan peserta didik dalam menerima
pelajaran yang akan diberikan oleh pelatih terdapat hubungan positif antara
kemampuan awal peserta didik, sangat berkaitan dengan hasil yang diperoleh
(Sugiyar dalam Sumantri, 2015: 183). Untuk meningkatan kemapuan
peserta didik dalam belajar dan berproses menari di sanggar tentu pelatih
menginginkan peserta didik dapat mengalami peningkatan kemampuan dalam
bidang tari seperti:
1. Kemampuan dalam menghafal gerak
16
Gerak dalam tari merupakan media untuk menyatakan keinginan-
keinginan atau merupakan bentuk dari gerak batin manusia (sudarsono,
2007 : 16). Sebagai wujut persembahan tari dapat dilihat dari ragam gerak
tari kipas Nyambai Bebai yang di dalamnya terdapat 6 ragam gerak
seperti: Lapah Mejong, Sembah, Sesayak, Ngelik, Sesayak Cecok, Ngelik
Cecok, yang masing-masing gerakan harus dipelajari peserta didik dalam
proses pembelajaran di sanggar Teluk Stabas.
2. Kemampuan dalam penguasaan properti
Menurut (Meri dalam Hidajat, 2004: 62) Properti merupakan suatu
bentuk peralatan penunjang gerak sebagai wujud ekspresi, karena
identitasnya sebagai alat atau peralatan maka kehadirannya bersifat
fungsional. Dalam pembelajaran di sanggar tari Teluk Stabas peserta didik
dituntut untuk dapat menguasai properti (kipas) sebagai kebutuhan yang
memberikan arti pada gerak dan sebagai tuntutan ekspresi.
3. Kemampuan penyesuaian ragam gerak dengan musik.
Elemen dasar tari adalah gerak dan ritme, ritme merupakan
degupan dari musik yang merupakan iringan pada sebuah tarian
(sudarsono, 2007 : 47). Begitu pula dalam hal proses menari Tari Kipas
Nyambai Bebai memerlukan iringan musik pada setiap gerakan-gerakan
yang dilakukan sehingga peserta didik perlu menguasai ragam gerak tari
serta iringan musik yang peserta didik pelajari.
Kemampuan tersebut dapat dilihat dari proses belajar peserta didik
di sanggar Teluk Stabas, yang sebelumnya menggalami peningkatan
dalam kemampuan menari tari kipas Nyambai Bebai yang diberikan.
17
Dimana tari sendiri memiliki artian sebagai ungkapan perasaan yang
dirangkai dalam gerak tari.
D. Tari
Tari yaitu ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-
gerak ritmis yang indah. Gerak ritmis yang indah dalam dunia seni diidentik
dengan bagus dan memberikan kepuasan batin manusia. Bukan hanya gerak-
gerak yang halus saja yang bisa indah tapi gerak yang keras, kuat, penuh
dengan tekanan-tekanan serta anehpun dapat merupakan gerak yang indah
(Sudarsono, 2007 : 16). Tari adalah gerak diri manusia, dan gerak ini sendiri
merupakan alat bantu yang paling tua di dalam kehidupan manusia, untuk
mengemukakan keinginan atau menyatakan referensi spontan di dalam jiwa
manusia (Firmansyah, 1996: 2). Dalam tari memiliki ragam gerak dan
ekspresi yang menjadikan suatu kemasan yang utuh. Dan dalam
pengarapanya diidentik dengan gerakan-gerakan yang bermakna agar dapat
dimengerti oleh orang lain.
Gerak adalah pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan
manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan-denyutan diseluruh tubuh
manusia untuk tetap dapat memungkinkan manusia hidup. Tetapi gerak juga
terdapat ekspresi dari segala pengalaman emosional manusia (Sudarsono,
2007 : 15).
Lebih jelas dapat diutarakan bahwa gerak itu merupakan gejala yang
paling primer dari manusia. Serta merupakan media untuk menyatakan
keinginan-keinginan atau merupakan bentuk refleksi spontan dari gerak batin
manusia. Gerak dan Tari apabila disatukan dalam penciptaan suatu karya tari
18
akan memiliki nilai keindahan dan menarik bagi para penikmat pertunjukan
seni khususnya seni tari. Dalam penelitian ini tari yang diajarkan dalam
pembelajaran yaitu Tari Kipas Nyambai Bebai.
E. Tari Kipas Nyambai Bebai
1. Sejarah
Tari Nyambai memiliki beberapa tarian didalamnya, yaitu Tari
Sembah Batin, Tari Kipas Nyambai Bakas dan Tari Kipas Nyambai Bebai.
Istilah Nyambai diambil dari kata Cambai menurut bahasa lampunganya
berarti sirih. Diperkirakan lahir bersama dengan kebiasaan masyarakat
untuk meresmikan gelar adat. Pelaksanaannya diselengarakan bersama
dengan upacara perkawinan, sirih menjadi simbol kekerabatan bagi
masyarakat lampung pada umumnya. Oleh karna itu, sirih digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dalam upacara adat (Wardhana dalam
Rahmadona, 2015: 26).
Tari Kipas Nyambai Bebai Adalah salah satu Aset Budaya
Lampung yang ditampilkan pada saat acara Nyambai di Kabupaten Pesisir
Barat. Merupakan tari tradisional dari daerah lampung pesisir yang beradat
Sai Batin. Tari kipas Nyambai Bebai dilaksanakan bersama dengan
kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat ataupun upacara
perkawinan (Nayuh).
19
2. Jenis dan Fungsi
Tari Kipas Nyambai Bebai ditarikan 4 sampai 6 orang penari
perempuan tidak ada batasan dalam tarian ini baik yang menarikan
perempuan yang belum menikah maupun yang sudah menikah. Tetapi
biasanya tarian ini ditarikan oleh perempuan yang belum menikah atau
masih remaja. Fungsi tari kipas Nyambai Bebai merupakan seni
pertunjukan pada saat acara adat seperti perkawinan, pemberian Gelar
Adok. Tari kipas Nyambai Bebai merupakan cerminan nilai budayaan
masyarakat, hal ini tercermin diantaranya pada tradisi upacara perkawinan
sebagai sistem kepercayaan yang melibatkan seni pertujukan (Daryanti,
2010: 33). Adapun nama ragam gerak dan deskriptor tari, asesoris dan
busana Tari Kipas Nyambai Bebai sebagai berikut :
3. Ragam Gerak Tari Kipas Nyambai Bebai
No Nama Ragam Gerak Deskriptor Gerak
1 Lapah Mejong Posisi badan duduk jogkok, kakikanan melangkah kedepan denganposisi tangan membuka kipas.
Posisi badan duduk jongkok, kakikiri melangkah kedepan denganposisi tangan membuka kipas.
Posisi badan duduk jongkok, kakikanan melangkah kedepandengan posisi kedua tanganmembuka kipas
Posisi badan duduk jongkok, keduatangan Membuka kipas.
20
2 Nyumbah Tangan kanan dan kiri salingbertemu ditaruh sekepak di depandada
Bergeser mengarah ke kanan
Bergeser menggarah ke kanan
Sikap sembah jama mekhanai batinsecara sempurna menghadapkekanan.
3 Sesayak Posisi badan duduk jongkok, tangandi depan badan ukel, posisi kakikiri jinjit dibelakang kaki kanan
Bergeser ke arah kiri
Bergeser ke arah kiri
Sikap sesayak dengan sempurnamenghadap ke arah kiri
4 Ngelik Posisi badan duduk jongkok, keduatangan di samping badan denganproses ukel, posisi kaki kiri jinjit dibelakang kaki kanan.
Proses ke arah kiri
Proses ke arah kiri
Sikap sesayak sempurnamengahadap ke arah kiri
5 Ngelik Cecok Posisi badan berdiri, tangan disamping badan proses ukel, sambilmemegang kipas
Proses ke kiri
Proses ke arah kiri
Sikap ngelik cecok sempurnamenghadap ke arah kiri
21
6 Sesayak Cecok Posisi badan duduk jongkok, tangandi depan badan ukel denganmemegang kipas
Proses ke arah kiri
Proses ke arah kiri
Sikap sesayak cecok sempurnadengan menghadap ke arah kiri
4. Busana Tari Kipas Nyambai Bebai
a. Aksesoris Kepala
No Nama Asesoris Deskriptor
1 Sanggul BelatungKebak
Sanggul merupakan asesoris yang dipakai dikepala dijepitkan dirambutpenari
2 Kembang Melati Kembang melati di pakai dikepalapara penari di adas sanggul belatungkebak
3 Anting Dipakai di telingga penari
b. Badan
No Nama Busana Deskriptor
1 Kebaya/baju kurung beludru Baju yang di gunakanpada penari Tari KipasNyambai Bebai
2 Tapis Pucuk Rebung/Bintang,Perak/Sinjang, Betuppal/Tapis, Cucukpinggir/Tapis Cetak
Sarung atau rok yangdipakai penari penariTari Kipas NyambaiBebai
3 Bebe beludru Bebe beludru dipakaidibahu/pundak penariTari Kipas NyambaiBebai
22
4 Bebadang/Pending Ikat pinggang yangdigunakan penari TariKipas Nyambai Bebai
5 Kalung Papan Jajar Kalung yang dipakaidileher penari TariKipas Nyambai Bebai
6 Gelang Burung Gelang burungdigunakan lengan ataspenari Tari KipasNyambai Bebai
7 Gelang Kuno Gelang Kuno dipergelangan tanganpenari Tari KipasNyambai Bebai
5. Pendukung Tari
a. Penari
Jumlah penari pada tarian ini berjumlah 4-6 orang.
b. Durasi
Tari Kipas Nyambai Bebai membutuhkan waktu 8-13 menit.
c. Peralatan Tari
Tarian ini menggunakan properti kipas sebanyak 2 buah.
d. Iringan Tari
Musik penggiring tarian ini adalah kulintang, rebana, bedug,
dan gong dilengkapi dengan lagu Hahiwang Lampung.
F. Sanggar Tari
Sanggar adalah tempat/wadah dimana berkumpul atau bertemu untuk
bertukar pikiran (pembahasan, pengolahan , dsb) tentang suatu bidang ilmu
atau bidang kegiatan tertentu. Sanggar Seni adalah tempat atau wadah dimana
seniman-seniman mengolah seni guna suatu pertunjukan. Selain itu, di dalam
sanggar ini pula terdapat kegiatan-kegiatan yang sangat penting, yaitu
23
menggali, mengola dan membina seni bagi para seniman. Setiap sanggar
seni ada organisasinya, yaitu mulai dari pimpinan hingga koordinator bidang
pembinaan. Misalnya, koordinator bidang tari, teather,vokal, musik, seni ukir,
lukis dan lain-lainnya (Rusmansara, 2000).
Sanggar merupakan tempat kegiatan bagi peserta didik dalam
membantu menunjang keterampilan dalam meningkatkan,
mengembangkan, dan menampilakan kemampuan baik bakat yang memang
sudah ada maupun yang baru mau diolah dalam bidang tari. Sanggar
merupakan suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh sekumpulan orang
untuk melakukan kegiatan seni seperti seni tari, seni lukis, seni peran, dan
sebagainya. Dalam sebuah sanggar seni berupa kegiatan pembelajaran yang
meliputi proses dari pembelajaran, penciptaan, hingga produksi dan semua
proses hampir sebagian besar didalam sanggar tergantung ada atau tidaknya
fasilitas dalam sanggar (Marsita dalam Hairani, 2017: 24).
Sanggar adalah tempat pertemuan dan tempat pelatihan yang biasa
didatanggi kalangan masyarakat. Tidak menggukur usia belajar seni tari di
dalam sanggar, berdasarkan kemauan masyarakat yang ingin memperdalam
kegiatan diranah tari bisa mendapatkannya di dalam sanggar. Sifat sanggar
adalah organisasi yang dikelola secara profesional dalam bidang tertentu
khususnya dibidang tari. Sanggar tari juga diharapkan dapat berfunggsi
untuk menciptakan, menggembangkan skaligus untuk pelestarian budaya
(khutniah dalam Hairani, 2017: 25).
Menurut (Rusmansara: 2000) tujuan dan manfaat sanggar adalah:
24
1. Mengelola seni yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat untuk
kepentingan pertunjukan dengan tidak meningalkan ciri khas budaya
daerah.
2. Untuk kepentingan studi kesenian secara keseluruhan yang dimiliki
masyarakat tradisi dan kesenian yang berhubungan dengan benda budaya
koleksi dengan tahapan pembinaan sebagai memelihara, melestarikan, dan
membina serta mengembangkan kesenian daerah.
3. Untuk menghidupkan kembali kesenian yang sudah atau hampir punah.
4. Dapat menciptakan lapangan kerja bagi para seniman.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui sanggar merupakan sarana
atau tempat mengalinya pengetahuan dibidang tari kemampuan dalam
menarikan sebuah tarian secara sadar dapat dan diperoleh di dalam sanggar.
Sanggar tari merupakan pendidikan nonformal dan merupakan sarana yang
sangat membantu masyarakat untuk dapat memperoleh apa yang mereka
inginkan. Dapat dikatakan, sanggar membantu masyarakat untuk dapat
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang
kesenian khususnya tari tradisi ataupun tari kreasi tidak hanya
mengembangkan dan meningkatkan tetapi juga untuk melestarikan
kebudayaan yang lahir di daerah setempat, seperti yang dilakukan dalam
proses pembelajaran di sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat.
G. Kerangka Pikir
Menurut Uma Sekaran dalam buku sugiyono 2011 mengemukakan
bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
25
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka pikir adalah sintesa tentang hubungan antara
variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya
dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan antara variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variable
tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,
2011: 60). Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut :
26
keMAMPUAN
Kerangka Pikir
Sumber : Penulis Dewi Rinjani
Kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran di sanggar seni
Teluk Stabas terdapat pada kemampuan peserta didik dalam menarikan tari
kipas Nyambai Bebai yang ajarkan oleh pelatih sanggar. Metode yang
digunakan dalam pembelajaran yaitu menggunakan metode cooperative tipe
Tari Kipas Nyambai Bebai tari
Tari Kipas Nyambai Bebai Adalahsalah satu Aset Budaya Lampungyang ditampilkan pada saat acaranyambai di Kabupaten PesisirBarat. Tari ini dilaksanakanbersama dengan kebiasaanmasyarakat untuk meresmikangelar adat ataupun upacaraperkawinan (Nayuh).
Tari yaitu ekspresijiwa manusia yangdiungkapkandengan gerak-gerak ritmis yangindah
Bagaimana kemampuan peserta didik menarikan Tari Kipas
Nyambai
Kemampuan sendiri memilikipengertian kesanggupan,kecakapan, kekuatanseseorang dalam melakukansesuatu.
Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation
Proses yang harus dilalui peserta didik yaitu peserta didik mempelajaritari Kipas Nyambai Bebai dengan menggunakan metode Cooperativetipe GI untuk mencapai tujuan pembelajaran.
27
group investigation. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
merujuk pada bagaimana kemampuan peserta didik dalam menarikan tari
kipas Nyambai Bebai di sanggar Teluk Stabas. Dengan adanya Proses
pembelajaran yang dilakukan selama delapan kali pertemuan menjadi tolak
ukur penilaian kemampuan peserta didik dalam menarikan tari kipas Nyambai
Bebai di sanggar Teluk Stabas. Untuk menghasilkan data pembelajaran tari di
sanggar Teluk Stabas Maka penelitian ini mengunakan metode penelitian
Deskriptif kualitatif berupa penjabaran tingkat kemampuan peserta didik
dalam menarikan tari kipas Nyambai Bebai dengan menggunakan metode
yang digunakan. Untuk menghasilkan data yang diinginkan, Tehnik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
setelah data penelitian terkumpul data direduksi dan dianalisis hasil
pembahasan dijadikan laporan sebagai penjabaran tentang pembelajaran tari
kipas Nyambai Bebai di Sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat.
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang
menghasilkan data kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
peserta didik dalam menarikan Tari Kipas Nyambai Bebai di sanggar Teluk
Stabas Kabupaten Pesisir Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu
deskriptif kualitatif yang hanya menggunakan paparan sederhana, baik
menggunakan presentase dan diberi penilaian. Analisis kualitatif tentu harus
dinyatakan, yang menujukan pada pernyataan keadaan ukuran kualitas.
Begitupun yang akan membandingkan penilaian peserta didik dalam
melakukan ragam gerak tari yang di palajari. Hasil bilangan yang berupa
predikat misalnya baik sekali, baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik
(Arikunto, 2013: 268).
Penelitian ini dilakukan melalui desain penelitian yang dirancang
secara penilaian, Suatu rancangan bagaimana mengelola dan mengumpulkan
data agar penelitian dapat tercapai. (Sujarweni, 2014: 26) desain yang
dilakukan dalam pra lapangan yaitu berupa :
1. Memilih salah satu tempat yang akan diteliti yaitu sanggar Teluk Stabas
kabupaten Pesisir Barat.
29
2. Meminta permohonan izin kepada pemilik sanggar bahwasannya ingin
mengadakan penelitian di Sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat.
3. Mengamati kegiatan pada saat proses pembelajaran yang terjadi.
4. Mewawancarai bapak Sudarmanto S.Pd.i selaku Pelatih sanggar pada saat
pelatihan tari, dan peserta didik yang dipilih yang mengikuti pembelajaran
tari di sanggar.
5. Menyusun rancangan setelah mengetahui permasalahan yang dialami
dalam proses pembelajaran di sanggar teluk stabas.
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian yang akan digunakan selama proses
penelitian. Perlengkapan tersebut berupa lembar pengamatan peserta didik,
lembar wawancara, dan alat dokumentasi lembar pengamatan peserta didik
untuk mengamati selama pembelajaran tari berlangsung. Dari pertemuan
pertama kepertemuan kedelapan, lembar pertanyaan digunakan untuk
pemperoleh jawaban dari pelatih dan peserta didik, alat dokumentasi
berupa perekam suara, camera, handphone, untuk mengambil gambar dan
merekam video.
Desain selanjutnya setelah pra-lapangan dilaksanakan, yaitu desain
lapangan yang dimulai dari mengetahui latar penelitian dan mempersiapkan
diri sebelum melakukan penelitian. Selanjutnya mengamati pembelajaran
yang ada di sanggar Teluk Stabas. Mengambil gambar/ foto berikut video
untuk menggamati proses pembelajaran yang terjadi terhadap peserta didik.
Mencatat semua data tambahan pada rangkaian kegiatan yang sedang diteliti.
Semua data-data yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis untuk dapat
menjawab rumusan masalah (Sujarweni, 2014: 103). Dari data-data yang
30
terkumpulkan peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran yang dilakukan
oleh peserta didik. Desain yang terahir yaitu menuliskan hasil penelitian ke
dalam bentuk laporan penelitian.
B. Sumber Data
1. Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah pelatih sanggar dan 8 peserta
didik perempuan yang aktif dalam mengikuti pembelajaran di Sanggar
Teluk Stabas.
2. Klasifikasi Sumber Data
a. Person (orang)
Pelatih sanggar dan 8 peserta didik yang mengikuti
pembelajaran di sanggar Teluk Stabas.
b. Paper (Kertas)
Sumber data kertas pada penelitian ini adalah Lembar
wawancara pelatih dan peserta, foto dan catatan lapangan.
c. Place (Tempat)
Sumber penelitian tempat pada penelitian ini adalah Sanggar
Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat.
31
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan sebagai langkah strategis dalam
mengumpulkan data kemampuan peserta didik dalam menarikan tarian
tarsebut. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan data-data
yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi
1. Observasi
Menurut (Hadi dalam Sugiyono, 2011: 145) mengemukakan
observasi merupakan suatu proses yang kompleks. Gunanya observasi ini
di lakukan untuk menlihat dan mengamati tingkat kemampuan peserta
didik dalam menggerakan dan menarikan tari yang diajarkan oleh pelatih.
Berdasarkan atas pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku
peserta didik. Seperti kemampuan peserta didik dalam menarikan Tari
Kipas Nyambai Bebai. Observasi dilakukan dengan cara penelitian
pendahuluan, pelaksanaan latihan, proses pembelajaran di sanggar,
selama 8 kali pertemuan dalam setiap jadwal yang telah di rencanakan.
Observasi dilakukan secara nonpartisipan peneliti tidak ikut campur atau
tidak terjun langsung membatu pembelajaran yang berlangsung hanya
menjadi pengamat independen.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk
saling bertukar informasi. Ide-ide melalui tanya jawab dan bertatap muka
32
sehingga dapat mengkonstrukikan makna dalam suatu topik tertentu
(Esterberg dalam Sugiyono, 2011: 231). Wawancara dilakukan guna untuk
mencari tau dan bertanya jawab kepada pelatih sanggar Teluk Stabas dan
juga kepada peserta didik. Peserta didik yang berjumlah 8 orang yang
terpilih dan aktif dalam mengikuti pembelajaran di gedung sanggar.
Wawancara kepada pelatih sanggar tentang kemampuan peserta didik
dalam menari menggunakan metode Cooperative Learning tipe Group
Investigation, dan kepada peserta didik mengenai tinggkat kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran tari.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan pristiwa melalui pengamatan dan
tindakan yang di lakukan. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa video,
foto, buku, catatan lapangan, lembar pengamatan peserta didik , hasil foto
dan rekaman video. Baik dalam proses pembelajarannya ataupun hasil
pembelajaran yang dapat menimbulkan peningkatan kemampuan peserta
didik dalam mempelajari ragam gerak Tari Kipas Nyambai Bebai dari
setiap pertemuan. Dengan adanya teknik ini dapat mengumpulkan data-
data dalam proses pembelajaran peserta didik dalam menarikan Tari Kipas
Nyambai Bebai di sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar keinginan
tersebut dapat menjadi mudah (Arikunto, 2013: 101). Instumen penelitian
33
yang digunakan adalah angket daftar cocok (cheklist), pedoman wawancara
pedoman pengamatan. Dalam pembelajaran tari diperlukan tujuan sehingga
dalam pembelajaran tari dapat menggukur kemampuan peserta didik dalam
melakukan gerak tari tersebut. Pencapaian tujuan dapat dikumpulkan apabila
hasil dari pengamatan awal sampai akhir dikumpulkan dan diberi penilaian.
Penelitian dari proses dan praktik pada peserta didik dalam melakukan ragam
gerak tari perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan
penilaian mengacu pada hasil pengamatan tinggkat kemampuan peserta didik
dalam menarikan tarian yang mereka pelajari.
Tabel 3.1 Indikator pengamatan dan penilaian Gerak Tari Nyambai Bebai
(Individu)
No Aspek PenilaianRagam Grak
Aspek yangdiamati
Indikator penilaian Kategori
1 Lapah Mejong Menghafal gerakLapah Mejong
a. Peserta didikmampumelakukan tanpaada kesalahan
Baiksekali
b. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 1sampai 2 kali
Baik
c. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 3sampai 4 kali
Cukup
d. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan sampai6 kali.
Kurang
e. Peserta didik Gagal
34
Tidak Mampudalam melakukanragam gerakLapah Mejong.
2 Nyumbah Menghafal gerakNyumbah
a. Peserta didikmampumelakukan tanpaada kesalahan
Baiksekali
b. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 1sampai 2 kali
Baik
c. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 3sampai 4 kali
Cukup
d. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan sampai6 kali.
Kurang
e. Peserta didikTidak Mampudalam melakukanragam gerakSesayak
Gagal
3 Ngelik Menghafal GerakNgelik
a. Peserta didikmampumelakukan tanpaada kesalahan
Baiksekali
b. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 1sampai 2 kali
Baik
c. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 3
kurang
35
sampai 4 kalid. Peserta didik
memeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan sampai6 kali.
Cukup
e. Peserta didikTidak Mampudalam melakukanragam gerakNgelik
Gagal
4 Gerak Sesayak Menghafal GerakSesayak
a. Peserta didikmampumelakukan tanpaada kesalahan
Baiksekali
b. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 1sampai 2 kali
Baik
c. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 3sampai 4 kali
Cukup
d. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan sampai6 kali.
Kurang
e. Peserta didikTidak Mampudalam melakukanragam gerakSesayak
Gagal
5 Gerak NgelikCecok
Menghafal gerakNgelik Cecok
a. Peserta didikmampumelakukan tanpaada kesalahan
Baiksekali
b. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukan
Baik
36
kesalahan 1sampai 2 kali
c. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 3sampai 4 kali
Kurang
d. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan sampai6 kali.
Cukup
e. Peserta didikTidak Mampudalam melakukanragam gerakNgelik Cecok
Gagal
6 Gerak SesayakCecok
Menghafal gerakSesayak Cecok
a. Peserta didikmampumelakukan tanpaada kesalahan
Baiksekali
b. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 1sampai 2 kali
Baik
c. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan 3sampai 4 kali
Cukup
d. Peserta didikmemeragakanragam gerak tarimelakukankesalahan sampai6 kali.
Kurang
e. Peserta didikTidak Mampudalam melakukanragam gerakSesayak Cecok
Gagal
Sumber : Modifikasi dari Kurniasih: 2015)
37
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Tes Praktik (Individu)
No Indikator Deskriptor Kategori
1 Hafalan urutangerak
A. Peserta didik mampu melakukanragam gerak Tari Kipas NyambaiBebai Enam Gerakan tanpa adakesalahan
B. Peserta didik memeragakanragam gerak tari melakukankesalahan 1 sampai 2 kali padaenam ragam gerak
C. Peserta didik memeragakanragam gerak tari melakukankesalahan 3 sampai 4 kali padaenam ragam gerak
D. Peserta didik memeragakanragam gerak tari melakukankesalahan 5sampai 6 kali padaenam ragam gerak
E. Peserta didik tidak Hafalmelakukan ragan gerak tari KipanNyambai Bebai
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
2 Kemampuandalammenyesuaikangerak danmusik
a. Peserta didik mampu dalammelakukan ragam gerak TariKipas Nyambai Bebai denganketepatan musik
b. Peserta didik dalam melakukanragam gerak Tari Kipas NyambaiBebai dengan ketepatan musikmelakukan kesalahan 1 sampai 2kali
c. Peserta didik dalam melakukanragam gerak Tari Kipas NyambaiBebai dengan ketepatan musikmelakukan kesalahan 3 sampai 4kali
d. Peserta didik dalam melakukanragam gerak Tari Kipas NyambaiBebai dengan ketepatan musik
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
38
melakukan kesalahan 5 sampai 6kali
e. Peserta didik tidak mampumelakukan ragam gerak TariKipas Nyambai Bebai denganketepatan musik
Gagal
3 PenguasanProperti(Kipas)
a. Peserta didik mampu menguasaiproperti tari dengan baik dalamtehnik, ketukaan, keluwesan,power, pakemnya.
b. Peserta didik mampu menguasaiproperti tari dalam tehnik,ketukaan, power, pakemnyanamun kurang luwes.
c. Peserta didik mampu menguasaiproperti tari dalam tehnik,ketukaan, pakemnya namunkurang luwes dan power.
d. Peserta didik mampu menguasaiproperti tari dalam tehnik,ketukaan, namun kurang pakem,luwes dan power.
e. Peserta didik mampu menguasaiproperti tari dalam tehnik, namunketukaan , kurang pakem, luwesdan power.
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
Sumber : (Modifikasi Sucia Aprilia, 2016 : 49)
39
Keterangan :
a. Hafalan urutan gerak yang dimaksud adalah kesesuaian ragam gerak
Tari Kipas Nyambai Bebai mulai dari awal sampai akhir tarian yang
diberikan oleh pelatih. Contohnya peserta didik pada gerak awal diberi
contoh ragam gerak lapah mejong tetapi peserta didik melakukan
ragam gerak sesayak tu melakukan dengan gerak yang tidak sesuai
dengan yang diberikan, hal seperti itu bisa saja terjadi kepada peserta
didik. Faktor terjadinya kesalahan dalam ragam gerak bisa saja terjadi
dikarnakan peserta didik kurang konsentrasi maupun peserta didik
tidak serius dalam mengikuti proses pembelajaran serta banyak faktor
lain yang bisa menyebabkan peserta didik kurang konsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran sehingga tidak sesuai dengan urutan gerak
atau tidak sesuai dengan apa yang diingikan oleh pelatih.
b. Ketepatan gerak dengan musik adalah gerakan sesuai dengan
iringan/musik Tari Kipas Nyambai Bebai. Apabila peserta didik
melakukan pergantian gerakan dengan ketukan atau itungan dua atau
enam peserta didik melakukan kesalahan dalam itungan musik yang
seharusnya pergantiannya satu kali delapan melakukan perrgantian
ragam gerak, hal tersebut bisa dikatakan tidak sesuai dengan iringan
musik jika peserta didik melakukan pergantian gerakan pada itungan
dua atau enam.
c. Penggunaan properti (Kipas) adalah peserta didik menggunakan
properti kipas dengan baik yang diselipkan diantara jari kelingking dan
telunjuk serta diapit sehingga tidak terjatuh dan menutup. Contoh
40
apabila peserta didik menyelipkan properti ditengah-tengan jari
telunjuk dan tenggah maka peserta didik melakukan kesalahan dalam
menggunakan properti yang digunakan.
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran
Kriteria Keterangan
Baik Sekali Peserta didik dalam memeragakan ragam geraktanpa ada kesalahan pada setiap pengulangan.
Baik Peserta didik dalam memeragakan ragam gerakmelakukan 1-2 kali kesalahan setiappengulangan.
Cukup Peserta didik dalam memeragakan ragam gerakmelakukan 3-4 kali kesalahan setiappengulangan.
Kurang Peserta didik dalam memeragakan ragam gerakmelakukan 5-6 kali kesalahan setiappengulangan.
Gagal Peserta didik melakukan kesalahan lebih dari 6kali pada setiap pengulangan
(Modifikasi Sucia Aprilia, 2016 : 51)
Hasil belajar peserta didik dapat diukur dengan lembar tes praktik
individu. Jika mengunakan patokan skala lima , maka perolehan nilai peserta
didik diklasifikasikan dengan kategori baik sekali, baik, cukup, kurang, gagal.
Untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menari di sanggar.
41
Tabel 3.4 Lembar Penilaian Aktivitas peserta didik
(Sumantri, 2015: 268)
Tabel di atas digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik
dalam pembelajaran di sanggar Teluk Stabas. Sebagai patokan megamati
proses pembelajaran.
No Aspekyang
diamati
Indikator Aspek Kategori Nama peserta didik(8 peserta didik)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Gerak Tari Peserta didik mampudalam melakukanragam gerak tari
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
2 Kemampuan dalammenyesuaikan gerakdan musik
Peserta didik mampudalam melakukanragam gerak Tari KipasNyambai Bebai denganketepatan musik
Baik sekali
Baik
Cukup
kurang
Gagal
3 Pengguasan Properti(Kipas)
Peserta didik mampumenguasai propertidalam tehnik,ketukaan, keluwesan,power, pakemnya.
Baik sekaliBaik
Cukup
Kurang
Gagal
42
F. Teknik Analisis Data
Proses yang dilakukan dan disusun secara sistematis yang diperoleh
dari data-data pengamatan seperti Wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi dengan cara memilih dan mengelompokan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2011: 244). Analisis data
diambil dari proses pembelajaran peserta didik, pengambilan data perolehan,
melihat kemampuan pada saat proses pembelajaran tari, mengamati dan
menggukur tingkat kesanggupan peserta didik dalam menarikan Tari Kipas
Nyambai Bebai, memberi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dan
membuat simpulan dari data yang telah diperoleh.
1. Mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran Tari Kipas
Nyambai Bebai dengan menggunakan metode kooperatif tipe Group
Investigation.
2. Menganalisis hasil tes Tari Kipas Nyambai Bebai dengan menggunakan
metode kooperatif tipe Group Investigation yang dianalisis menggunakan
lembar penggamatan tes praktik dengan baik dan benar.
3. Melakukan penilaian terhadap lembar penilaian aktivitas peserta didik.
4. Menentukan nilai tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran Tari Kipas Nyambai Bebai
menggunakan tolak ukur sebagai berikut:
43
Tabel 3.5 Penentuan Patokan untuk Skala Lima
Nilai tingkat kemampuan Keterangan
80%-100%
66%-79%
56%-65%
40%-55%
30%-39%
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
(Arikunto, 2013: 269)
5. Mereduksi data dengan cara menggumpulkan, merangkum dipilih hal yang
pokok yang sesuai untuk dianalisis.
6. Membuat kesimpulan data engan cara mengelola dan mengganalisis data-
data pada saat observasi, catatan lapangan, dokumentasi, hasil tes praktik
serta aktivitas peserta didik.
Simpulan dari penelitian ini mengacu pada deskripsi atau gambaran
akhir proses pembelajaran serta kemampuan peserta didik dalam menarikan
Tari Kipas Nyambai Bebai di sanggar Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat
mengunakan Metode Cooperative Learning tipe Group Investigation
berdasarkan temuan, teori serta masalah yang nantinya timbul dalam
pembelajaran.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriftif kualitatif dan
pengamatan selama delapan kali pertemuan, kemampuan peserta didik dalam
menari tari Kipas Nyambai Bebai di Sanggar tari Teluk Stabas kabupaten
Pesisir Barat dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pelatih menggunakan metode pembelajaran coperative learning tipe group
investigation dengan membentuk kelompok. Pada pemebelajaran metode
ini menuntut peserta didik untuk berperan aktif dalam peroses
pembelajaran. Pada proses pembelajaran sesuai dengan metode tersebut,
pelatih membentuk dua kelompok yang terdiri dari masing-masing
kelompok berjumlah 4 orang. Kemudian setiap kelompok menentukan
pola lantai sesuai kesepakatan angota kelompok masing yang kemudian
dipersentasikan ke depan pelatih dan juga kelompok lainnya. Proses
latihan pada kelompok tersebut dilakukan secara berulang-ulang dari
pertemuan keempat sampai pertemuan ketujuh dengan menyesuaikan
iringan musik. Pengulangan latihan dalam kelompok tersebut dilakukan
agar peserta didik benar-benar mampu menghafal ragam gerak yang telah
telah diberikan oleh pelatih dan sesuai dengan iringan musik tari tersebut.
114
Kemudian pada pertemuan kedelapan pelatih melakukan tes peraktik dan
memberikan penilaian serta mengevaluasi hasil dari persentasi masing-
masing kelompok.
2. Tahapan penilaian dilakukan pada pertemuan kedelapan. Pada pertemuan
tersebut peserta didik diminta untuk mempersentasikan hasil latihan
selama tujuh pertemuan. Hasil tersebut lebih meningkat dibandingkan
dengan penelitian saat pertemuan ketujuh yakni untuk penilaian hafalan
ragam gerak masing-masing kelompok dengan kriteria baik sekali.
Sedangkan penilaian ketepatan ragam gerak dengan musik medapat
dengan kriteria baik, serta penilaian pemakaian properti tari mendapatkan
kriteria baik. Dari hasil penilaian tersebut peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kemampuan peserta didik yang berada di sanggar tari Teluk Stabas
kabupaten Pesisir Barat dalam menarikan tari kipas Nyambai Bebai dapat
dikategorikan baik, sehingga pada ahirnya dipertemuan delapan peserta
didik yang mengikuti pembelajaran Tari Kipas Nyambai Bebai di sanggar
Teluk Stabas Kabupaten Pesisir Barat dapat dikatakan mampu dalam
menarikan tari Kipas Nyambai Bebai dengan baik seperti yang diajarkan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, terdapat beberapa saran untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menarikan tari Kipas
Nyambai Bebai di sanggar.
1. Pada proses pelatihan ada baiknya pelatih untuk lebih banyak lagi dalam
memberikan penjabaran mengenai materi tari Kipas Nyambai Bebai agar
115
calon peserta didik mampu memahami makna ataupun ragam gerak yang
ada dalam tarian tersebut.
2. Pelatih hendaknya mengajarkan lebih rinci lagi mengenai patokan musik
dengan gerak, sehingga peserta didik tidak merasa binggung pada saat
mempelajari dengan kelompok masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Neni. 2011. Pengaruh Kemampuan Dan Motivasi Terhadap KinerjaPegawai Pada Sekolah Tingkat Seni Indonesia. Bandung: JurnalPenelitian Pendidikan. Vol 12, no.2.
Aprilia, Sucia. 2016. Kemampuan Siswa Menari Piring 12 Pada KegiatanEkstrakurikuler Di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Skripsi Setara 4FKIP UNILA Lampung.
Arikunto. 2013. Menejemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanti,Fitri. 2010. Bentuk Pertunjukan Tari Nyambai di Lampung Barat.Bandar Lampung: Jurnal Aksara. Vol XI, No.2.
Daryanto dan Rachmawati. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran YangMendidik. Malang: Gava Media.
Depdiknas. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Firmansyah, Junaidi. 1996. Mengenal Tari Bedana. Bandar Lampung: Pesagi.
Hamalik. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hairani, Seldatri. 2017. Kemampuan Peserta Didik Dalam MengembangkanGerak Tari Di Sanggar Stiwang Kabupaten Lampung Barat. SkripsiSetara 5 Unila Lampung.
Hidajat, Robby, 2004, Koreaografi Anak-anak, Yogyakarta: Program PendidikanSeni Tari Universitas Negeri Malang.
Ijoni. 2016. Cooperative learning. Bandung:Alfabeta.
Kurniansih, Imas, 2015, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, Jakarta :Kata Pena.
Kamil, M. 2011. Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta.
Kurniawan, Hadi. 2012. Pengaruh Kemampuan Kognitif Terhadap KemampuanPisikomotorik Mata Pelajaran Produktif Alat Ukur Siswa Kelas X JurusanTehnik Kendaraan Ringan Di SMK Muhammadiyah Prambanan.Yogyakarta: Jurnal Penelitian Pendidikan.
Marianto, Dwi. 2015. Art Dan Leviatation Seni Dalam Cakrawala Quantum.Yogyakarta: Pohon Cahaya.
Mustika, I Wayan. 2012. Tehnik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja.
Rahmadona, Ina. 2015. Penggunaan Metode Koperatif Tipe STAD DalamPembelajaran Tari Kipas Nyambai Bebai Pada Kegiatan EkstrakurikulerDi DS Negeri 1 Way Sindi Karya Pengawa Pesisir Barat. Skripsi Setara 3FKIP Unila Lampung.
Rusmansara, H. 2000. Peran Sanggar Seni Dalam Menunjang KegiatanBimbingan Edukatif Pada Pameran Benda Budaya Koleksi Museum -Museum. Papua: Jurnal Antropologi Papua. Vol 1, no. 3.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PTAsdi Mahasatya.
Sugiyanto. 2012. Cooperative Learning dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Andi.
Suryani, Nunuk dan Agung, Leo. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:Penerbit Ombak.
Sumantri, Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di TingkatPendidikan Dasar. Jakarta: PT. Raha Grafindo Persada.
Sudarsono. 2007. Tari Tarian Indonesia. Jakarta: Proyek Pengembangan MediaKebudayaan.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:Alfabeta.
Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta.
Thabroni dan Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-RuzzMedia.
1 Cover sampai Motto.pdf2 Persembahan sampai Sanwacana.pdf3 Daftar Isi.pdf4 Daftar Gambar.pdf5 Bab I Dewi.pdf6 Bab II Dewi.pdf7 Bab III Dewi.pdf8 Bab IV Dewi.pdf9 Bab V Dewi.pdf10 Daftar Pustaka.pdf