Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;
2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak;
3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan;
di seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR SE - 37/PJ/2014
TENTANG
TATA CARA PEMBERSIHAN DATA (DATA CLEANSING) WAJIB PAJAK
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
A. Umum
Dalam rangka melakukan pembenahan master file Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak
telah membentuk Tim Pembersihan Data Wajib Pajak dengan susunan keanggotaan yang
berasal dari beberapa direktorat terkait melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak yang
juga berfungsi sebagai Surat Tugas bagi Tim Pembersihan Data Wajib Pajak dalam
melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan analisis terhadap data dan/atau informasi yang diterima dan/atau diperoleh,
Tim Pembersihan Data Wajib Pajak menyusun dan mengusulkan daftar Wajib Pajak yang
masuk dalam proses pembenahan master file kepada Direktur Jenderal Pajak untuk
diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan dan/atau Penggantian
Nomor Pokok Wajib Pajak atau Penonefektifan Nomor Pokok Wajib Pajak yang harus
ditindaklanjuti oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak terdaftar dengan
menyampaikan pemberitahuan kepada Wajib Pajak terkait dengan proses pembenahan data
master file tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Penerbitan Surat Edaran ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam proses
pembenahan master file Wajib Pajak dalam rangka mewujudkan tertib administrasi
perpajakan dan terbentuknya data dan/atau informasi terkait Wajib Pajak yang relevan
dan handal.
2. Tujuan
Agar permasalahan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan Pengguna Ganda,
Wajib Pajak dengan Identitas Ganda, Wajib Pajak tidak memiliki transaksi perpajakan
berturut-turut dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, Bendahara Pemerintah atau
Bendahara Proyek Pemerintah yang sudah tidak aktif dan/atau tidak ada satuan kerjanya,
penghapusan NPWP Wajib Pajak dengan status Non Efektif dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir dan penanganan Wajib Pajak yang belum dilakukan validasi dapat
ditindaklanjuti dalam rangka terwujudnya tertib administrasi perpajakan.
C. Ruang Lingkup
Surat Edaran ini mengatur prosedur pelaksanaan dan penyempurnaan data Wajib Pajak
dalam rangka pembenahan dan pembersihan master file Wajib Pajak, yang terkait dengan:
1. Penanganan terhadap NPWP dengan Pengguna Ganda.
2. Penanganan terhadap Wajib Pajak dengan Identitas Ganda.
3. Penanganan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki transaksi perpajakan berturut-
turut dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.
4. Penanganan terhadap Wajib Pajak Bendahara yang Sudah Tidak Aktif.
5. Penanganan Wajib Pajak yang sudah dinonefektifkan dalam kurun waktu lebih dari 5
(lima) tahun.
6. Penanganan terhadap Wajib Pajak yang sudah memiliki NPWP tetapi NPWP tersebut
belum dilakukan proses validasi oleh pihak KPP.
7. Penyampaian informasi atau sosialisasi kepada Wajib Pajak yang dilakukan pembenahan
data oleh KPP.
D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu
Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan Dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Verifikasi.
5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara
Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data dan Pemindahan
Wajib Pajak sebagaimana telah diubah dengan PER-38/PJ/2013.
E. Materi
1. Penanganan Wajib Pajak dengan NPWP Pengguna Ganda
a. Yang dimaksud dengan Wajib Pajak dengan NPWP Pengguna Ganda adalah Wajib
Pajak yang memiliki NPWP sama dengan Wajib Pajak lain yang ada di KPP lain.
Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh, Tim
Pembersihan Data WajibPajak sesuai kewenangan yang diberikan oleh Direktur
Jenderal Pajak melakukan penghapusan dan penggantian NPWP terkait dengan
NPWP dengan Pengguna Ganda, dengan berdasarkan pada kriteria:
1) Wajib Pajak yang aktifitas perpajakannya lebih tidak aktif; dan
2) Wajib Pajak yang apabila dilakukan penghapusan dan penggantian NPWP,
tidak memiliki dampak/pengaruh signifikan bagi Wajib Pajak bersangkutan.
b. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang
dimiliki atau diperoleh melakukan kegiatan verifikasi dalam rangka
penghapusan dan penggantian NPWP ierkait NPWP Pengguna Ganda.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil verifikasi memberikan
usulan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak tentang Penghapusan dan Penggantian Nomor Pokok Wajib
Pajak.
3) Terhadap Wajib Pajak yang NPWP-nya telah ditetapkan menjadi NPWP
digunakan untuk Wajib Pajak lain, diberikan NPWP pengganti.
c. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak
1) Terkait dengan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut, Kantor
Pelayanan Pajak:
a) menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan/atau Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang diberikan NPWP pengganti
secara jabatan;
b) mencetak kartu NPWP pengganti bagi Wajib Pajak yang diberikan NPWP
pengganti; dan
c) menyampaikan pemberitahuan penghapusan dan penggantian NPWP
kepada Wajib Pajak terkait, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah
tanggal penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk
menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan/atau Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dan mencetak kartu NPWP pengganti bagi Wajib Pajak
yang diberikan NPWP pengganti serta mernbuat surat pemberitahuan
penghapusan dan penggantian NPWP kepada Wajib Pajak.
3) Petugas Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat
konsep surat pemberitahuan penghapusan dan penggantian NPWP sebagaimana
contoh format pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Surat Edaran ini.
4) Petugas Seksi Pelayanan meneruskan konsep surat pemberitahuan penghapusan
dan penggantian NPWP kepada Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan
menandatangani surat pemberitahuan penghapusan dan penggantian NPWP
tersebut.
6) Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan surat pemberitahuan penghapusan dan
penggantian NPWP kepada Wajib Pajak dengan tembusan surat ditujukan kepada
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi terkait.
7) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mendisposisikan tembusan surat
tersebut kepada Account Representative untuk diberikan tindak lanjut.
8) Petugas Seksi Pelayanan dan/atau Account Representative memberikan
penjelasan kepada Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP Pengganti terkait dengan
pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan sebagai konsekuensi
dilakukannya penggantian NPWP tersebut.
d. Tugas dan Tanggung Jawab
Kanwil DJP Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi
terkait dengan tindak lanjut penanganan Wajib Pajak dengan NPWP pengguna ganda
yang dilakukan oleh KPP.
e. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan dan Penggantian NPWP
tersebut merupakan dasar penghapusan dan penggantian NPWP bagi Wajib Pajak
bersangkutan.
f. Masa Peralihan
1) Selama masa peralihan penghapusan NPWP lama dan penerbitan NPWP
pengganti, Wajib Pajak masih dapat mencantumkan NPWP lama dalam Surat
Setoran Pajak (SSP) untuk melakukan transaksi pembayaran dan penyetoran
pajak, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) untuk transaksi pembayaran dan penyetoran pajak dalam rangka kegiatan
impor, Wajib Pajak dapat mencantumkan NPWP lama dalam bukti
pembayaran pajak paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal mulai terdaftar
dengan NPWP pengganti.
b) Untuk mengakomodasi Wajib Pajak dalam pengurusan Surat Izin Usaha
(SIU) serta surat izin lainnya, transaksi pembayaran dan penyetoran pajak
selain dalam rangka kegiatan impor, Wajib Pajak dapat mencantumkan
NPWP lama dalam SSP paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
penerbitan NPWP pengganti.
c) dalam hal sampai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf
b) pengurusan perubahan dokumen impor belum selesai, Wajib Pajak harus
membuat surat permohonan perpanjangan jangka waktu pencantuman
NPWP lama untuk melakukan transaksi pembayaran dan penyetoran pajak
dalam rangka impor kepada Kepala KPP dengan melampirkan fotokopi
bukti pengurusan perubahan dokumen impor.
2) Wajib Pajak yang telah diberikan NPWP pengganti wajib menggunakan NPWP
pengganti tersebut, namun demikian untuk Formulir Perpajakan seperti: Faktur
Pajak yang sudah tercetak dengan identitas pengguna dan Bukti
Pemotongan/Pemungutan dengan menggunakan NPWP lama masih dapat
digunakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Formulir dengan NPWP lama tetap diakui keabsahannya sepanjang
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
b) Formulir lama tetap dapat digunakan dengan memasukan identitas NPWP
pengganti dan/atau Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak pengganti dengan
ketentuan sebagai berikut:
(i) Formulir Perpajakan
Penggunaan formulir perpajakan lama dilakukan dengan
menambahkan NPWP pengganti di atas/bawah atau di sebelah
kanan/kiri NPWP lama yang tertera dalam formulir perpajakan
dengan cara diketik sedemikian rupa sehingga NPWP Lama masih
tetap dapat terbaca.
Contoh:
NPWP : 01.213.025.9-001.000 menjadi NPWP : 02.023.255.6-
001.000
(ii) Faktur Pajak
(a) Faktur Pajak dengan NPWP lama yang sudah tercetak
dilakukan dengan menambahkan NPWP pengganti di
atas/bawah atau di sebelah kanan/kiri NPWP lama,
(b) Tata cara pembuatan Faktur Pajak selanjutnya mengikuti
ketentuan saat pembuatan, bentuk, ukuran, tata cara
penyampaian, dan tata cara pembetulan Faktur Pajak yang
berlaku.
(iii) Bukti Pemotongan/Pemungutan
Penggunaan Bukti Pemotongan/Pemungutan lama dengan identitas
NPWP pengganti dengan menambahkan NPWP pengganti di
atas/bawah atau di sebelah kanan/kiri NPWP Lama, yang tertera
dalam Bukti Pemotongan/Pemungutan dengan cara diketik
sedemikian rupa tanpa coretan atau koreksi apapun.
Contoh:
NPWP:
01.213.025.9-001.000
02.023.255.6-001.000
c) Formulir lama sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan huruf b) tersebut
tetap dapat digunakan dalam/pada formulir perpajakan sampai dengan akhir
bulan ketiga setelah bulan berlakunya NPWP pengganti, sepanjang
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
d) Bagi penerima Faktur Pajak dan/atau Bukti Pemotongan/Pemungutan
sebagaimana dimaksud pad a huruf c) tersebut tetap dapat dikreditkan;
e) Dalam jangka waktu sampai dengan akhir bulan ketiga setelah bulan
berlakunya NPWP pengganti, Faktur Pajak dan/atau Bukti
Pemotongan/Pemungutan yang diterima dan dengan menggunakan NPWP
lama, tetap dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
3) Pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan yang berkaitan dengan
pelayanan permohonan Wajib Pajak, pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan,
keberatan, pembetulan, pengurangan, penghapusan, dan pembatalan atas
ketetapan pajak serta keperluan perpajakan lainnya yang masih menggunakan
NPWP lama tetap diakui keabsahannya sampai dengan akhir bulan ketiga setelah
bulan berlakunya NPWP pengganti, sepanjang memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Penanganan Wajib Pajak dengan Identitas Ganda
a. Tim Pembersihan Data Wajib Pajak melakukan penghapusan NPWP terkait dengan
Wajib Pajak dengan Identitas Ganda atau Wajib Pajak yang memiliki lebih dari satu
NPWP, dilakukan dengan berdasarkan pada kriteria bahwa NPWP yang akan dihapus
adalah NPWP yang lebih tidak aktif.
b. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang
dimiliki dan/atau diperoleh melakukan kegiatan verifikasi terhadap Wajib Pajak
dalam rangka penghapusan Wajib Pajak dengan Identitas Ganda.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil verifikasi, mengusulkan
kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak tentang Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan Identitas Ganda.
3) Dalam hal Wajib Pajak yang NPWP-nya akan dihapus masih terdapat tunggakan
utang pajak dan/atau masih terdapat proses upaya hukum maka akan dilakukan
proses migrasi data ke NPWP yang dipertahankan.
c. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak
1) Terkait dengan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penghapusan NPWP Wajib Pajak dengan Identitas Ganda, Kantor Pelayanan
Pajak menyampaikan pemberitahuan kepada Wajib Pajak yang bersangkutan,
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal penerbitan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk
membuat surat pemberitahuan penghapusan NPWP kepada Wajib Pajak.
3) Petugas Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat
konsep surat pemberitahuan penghapusan NPWP sebagaimana contoh format
pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran
ini.
4) Petugas Seksi Pelayanan meneruskan konsep surat pemberitahuan penghapusan
kepada Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan
menandatangani konsep surat pemberitahuan penghapusan NPWP.
6) Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan surat pemberitahuan penghapusan NPWP
kepada Wajib Pajak dengan tembusan surat ditujukan kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi terkait.
7) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mendisposisikan tembusan surat
tersebut kepada Account Representative untuk diberikan tindak lanjut.
8) Petugas Seksi Pelayanan dan/atau Account Representative memberikan
penjelasan kepada Wajib Pajak terkait dengan penghapusan NPWP serta
pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan sebagai konsekuensi
dilakukan penghapusan NPWP.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Kanwil DJP
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan
tindak lanjut penanganan Wajib Pajak dengan dengan identitas ganda yang dilakukan
oleh KPP.
e. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
Wajib Pajak dengan Identitas Ganda merupakan dasar penghapusan NPWP bagi
Wajib Pajak.
3. Penanganan Wajib Pajak yang Tidak Memiliki Transaksi Perpajakan Berturut-turut
dalam Kurun Waktu 3 (Tiga) Tahun Terakhir
a. Dalam rangka terwujudnya tertib administrasi perpajakan dan optimalisasi
pengawasan kepatuhan Wajib Pajak, perlu dilakukan penonefektifan terhadap Wajib
Pajak yang secara berturut-turut dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir
berdasarkan sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak tidak memiliki transaksi
perpajakan.
b. Termasuk dalam pengertian tidak memiliki transaksi perpajakan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, adalah:
1) Wajib Pajak tidak melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan baik Masa
maupun Tahunan;
2) Wajib Pajak tidak dilakukan pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak
ketiga/pihak lain;
3) Wajib Pajak tidak melakukan pembayaran pajak melalui sistem MPN;
4) Wajib Pajak tidak mempunyai tunggakan pajak dan/atau tidak sedang
melakukan upaya hukum; dan
5) Wajib Pajak tidak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti
permulaan, dan/atau penyidikan tindak pidana perpajakan.
c. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang
dimiliki dan/atau diperoleh melakukan penelitian dalam rangka penonefektifan
Wajib Pajak.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil penelitian mengusulkan
kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak tentang Penonefektifan Wajib Pajak yang tidak memiliki transaksi
perpajakan berturut-turut dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.
d. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak
1) Terkait dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penonefektifan Wajib Pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan
pemberitahuan kepada Wajib Pajak yang bersangkutan, paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja setelah tanggal penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk
membuat Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif kepada Wajib
Pajak.
3) Petugas Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat
konsep Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif dengan
menggunakan Formulir sebagaimana diatur dalam Lampiran XXI Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 Tentang Tata Cara
Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kerja Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013.
4) Petugas Seksi Pelayanan meneruskan konsep surat pemberitahuan penonefektifan
wajib pajak kepada Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan
menandatangani surat pemberitahuan penonefektifan wajib pajak tersebut.
6) Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan surat pemberitahuan penonefektifan wajib
pajak kepada Wajib Pajak yang bersangkutan dengan tembusan surat ditujukan
kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi terkait.
7) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mendisposikan tembusan surat tersebut
kepada Account Representative untuk dilakukan tindak lanjut.
8) Petugas Seksi Pelayanan dan Account Representative memberikan penjelasan
kepada Wajib Pajak bersangkutan.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kanwil DJP
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan
tindak lanjut penanganan Wajib Pajak yang tidak memiliki transaksi perpajakan
berturut-turut dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir yang dilakukan oleh KPP.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penonefektifan Wajib Pajak merupakan
dasar penonefektifan Wajib Pajak.
g. Wajib Pajak yang telah ditetapkan sebagai Wajib Pajak non efektif, tidak mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan dan tidak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
h. Dalam hal terdapat data dan/atau informasi yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak
yang telah ditetapkan sebagai Wajib Pajak Non Efektif tersebut telah aktif kembali
melakukan kegiatan usaha, maka penetapan sebagai Wajib Pajak Non Efektif menjadi
tidak berlaku dan KPP melakukan pengaktifan kembali sebagai Wajib Pajak Normal
sebagaimana telah diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-
60/PJ/2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-20/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib
Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusuha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kerja Pajak,
Serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah
Dengah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013.
4. Penanganan Terhadap Wajib Pajak Bendahara yang Sudah Tidak Aktif
a. Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh, Tim
Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh
Direktur Jenderal Pajak melakukan penghapusan NPWP terhadap Bendahara
Pemerintah atau Bendahara Proyek Pemerintah yang nyata-nyata sudah tidak aktif
atau berturut-turut dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir tidak memiliki transaksi
perpajakan.
b. Termasuk dalam pengertian tidak aktif sebagaimana dimaksud pada butir a, yaitu:
1) Bendahara Pemerintah atau Bendahara Proyek Pemerintah yang nyata-nyata
sudah tidak aktif atau Bendahara Pemerintah tidak memiliki transaksi
perpajakan berturut-turut dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
2) Bendahara tidak mempunyai tunggakan pajak dan/atau tidak sedang melakukan
upaya hukum; dan
3) Bendahara tidak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti
permulaan, dan/atau penyidikan tindak pidana perpajakan
c. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang
dimiliki dan/atau diperoleh, melakukan kegiatan verifikasi dalam
rangkapenghapusan NPWP Bendahara Pemerintah atau Bendahara Proyek
Pemerintah yang nyata-nyata sudah tidak aktif atau yang tidak ada transaksi
perpajakan berturut-turut dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil verifikasi, memberikan
usulan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak tentang Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Bendahara yang
Sudah Tidak Aktif.
d. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak.
1) Terkait dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penghapusan NPWP Bendahara tersebut, KPP menyampaikan pemberitahuan
kepada Wajib Pajak yang bersangkutan, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
setelah tanggal penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala KPP menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk membuat surat
pemberitahuan penghapusan NPWP kepada Wajib Pajak.
3) Petugas Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat
konsep Surat Pemberitahuan Penghapusan NPWP Bendahara sebagaimana
contoh format pada Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Surat Edaran ini.
4) Petugas Seksi Pelayanan meneruskan konsep Surat Pemberitahuan Penghapusan
NPWP Bendahara kepada Kepala Seksi Pelayanan.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan
menandatangani surat pemberitahuan penghapusan NPWP tersebut.
6) Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan Surat Pemberitahuan Penghapusan
NPWP Bendahara kepada Wajib Pajak dengan tembusan surat kepada Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi terkait.
7) Selain dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan Penghapusan NPWP
Bendahara kepada Wajib Pajak, Petugas Seksi Pelayanan menempelkan pada
papan pengumuman daftar Wajib Pajak Bendahara yang sudah dilakukan
penghapusan NPWP.
8) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mendisposisikan tembusan surat
tersebut kepada Account Representative untuk diberikan tindak lanjut dan/atau
pengarsipan.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kanwil DJP
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan
tindak lanjut penanganan terhadap Wajib Pajak Bendahara sudah tidak aktif yang
dilakukan oleh KPP.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut merupakan dasar penghapusan NPWP
bagi Wajib Pajak bersangkutan.
5. Penanganan Wajib Pajak yang sudah dinonefektifkan dalam kurun waktu lebih dari 5
(lima) tahun
a. Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh
Direktur Jenderal Pajak melakukan penghapusan NPWP terhadap Wajib Pajak yang
sudah ditetapkan statusnya sebagai Wajib Pajak Non Efektif.
b. Kriteria Wajib Pajak Non Efektif yang dapat dihapuskan, yaitu:
1) dalam kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun sejak ditetapkan sebagai Wajib
Pajak Non Efektif tidak terdapat data dan/atau informasi yang membuktikan
bahwa Wajib Pajak tersebut melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan;
dan
2) Tidak terdapat data dan/atau informasi bahwa Wajib Pajak tersebut kembali
aktif melakukan kegiatan usaha.
c. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data
1) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan data dan/atau informasi yang
dimiliki dan/atau diperoleh melakukan kegiatan verifikasi terhadap Wajib pajak
dalam rangka penghapusan Wajib Pajak yang sudah dinonefektifkan lebih dari 5
(lima) tahun.
2) Tim Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan hasil verifikasi, mengusulkan
kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak tentang Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak Non
Efektif.
d. Tindak lanjut oleh Kantor Pelayanan Pajak
1) Terkait dengan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penghapusan NPWP Wajib Pajak Non Efektif tersebut, Kepala Kantor Pelayanan
Pajak memberikan disposisi kepada Kepala Seksi Pelayanan dan Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi untuk melakukan tindak lanjut atas Keputusan
Direktur Jenderal Pajak.
2) Kepala Seksi Pelayanan melakukan tindak lanjut dengan menempelkan daftar
Wajib Pajak Non Efektif yang sudah dilakukan penghapusan NPWP pada Papan
Pengumuman di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).
3) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi melakukan tindak lanjut dengan
menyampaikan salinan atau fotokopi Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut
kepada Account Representative terkait, untuk diberikan tindak lanjut dan/atau
pengarsipan.
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kanwil DJP
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan
tindak lanjut penanganan Wajib Pajak yang sudah dinonefektifkan dalam kurun
waktu lebih dari 5 (lima) tahun yang dilakukan oleh KPP.
f. Dalam hal dikemudian terdapat data dan/atau informasi bahwa Wajib Pajak Non
Efektif yang sudah dihapuskan dari sistem administrasi perpajakan tersebut aktif
kembali menjalankan kegiatan usahanya dan/atau bermaksud untuk melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya maka terhadap Wajib Pajak Non Efektif tersebut
diberikan NPWP yang baru baik melalui permohonan ataupun dilakukan secara
jabatan sesuai tata cara yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
6. Penanganan Wajib Pajak dengan NPWP yang belum dilakukan validasi
a. Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh, Tim
Pembersihan Data Wajib Pajak berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh
Direktur Jenderal Pajak melakukan validasi atas NPWP yang sudah diberikan kepada
Wajib Pajak tetapi belum diadministrasikan dalam master file.
b. NPWP yang belum dilakukan validasi oleh Direktorat Jenderal Pajak yaitu NPWP
yang belum masuk di master file Wajib Pajak. Belum divalidasinya NPWP tersebut
menyebabkan Wajib Pajak tidak dapat melakukan transaksi perpajakan.
c. Tindak lanjut oleh Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
1) Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki, Tim Pembersihan Data
Wajib Pajak meneliti dan menganalisis data dan/atau informasi dalam rangka
memvalidasi NPWP.
2) Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
memvalidasi NPWP bagi Wajib Pajak yang memiliki data dan/atau informasi
transaksi perpajakan dan menghapus NPWP Wajib Pajak yang tidak memiliki
data dan/atau informasi transaksi perpajakan.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Kantor Pelayanan Pajak
1) Untuk mendukung proses validasi yang dilakukan oleh Tim Pembersihan Data,
Kepala Kantor Pelayanan Pajak melakukan pengumpulan data dan/atau informasi
Wajib Pajak yang terhadap NPWP-nya dapat dilakukan validasi.
2) Kepala KPP menugaskan Kepala Seksi Pelayanan untuk melakukan kegiatan
pengumpulan data dan/atau informasi terkait NPWP yang belum divalidasi.
3) Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Petugas Seksi Pelayanan untuk
mengumpulkan data dan/atau informasi terkait NPWP yang belum divalidasi.
4) Berdasarkan data dan/atau informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh, Petugas
Seksi Pelayanan berdasarkan disposisi dari Kepala Seksi membuat konsep Surat
Pengantar Validasi NPWP dengan dilampiri daftar Wajib Pajak yang mempunyai
kendala dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya yang
NPWP-nya belum dilakukan proses validasi sebagaimana contoh format pada
Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran
ini.
5) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memberi persetujuan dengan memaraf
Surat Pengantar Validasi NPWP dengan dilampiri daftar Wajib Pajak yang
mempunyai kendala dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya serta meneruskan konsep Surat Pengantar Validasi NPWP beserta
lampirannya kepada Kepala KPP.
6) Kepala KPP meneliti dan memberikan persetujuan dengan menandatangani Surat
Pengantar Validasi NPWP beserta lampirannya dan meneruskan kepada
Kasubbag TU untuk disampaikan kepada Tim Pembersihan Data Wajib Pajak
(Direktur Teknologi Informasi Perpajakan).
e. Tugas dan Tanggung Jawab Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP)
Kepala Kanwil DJP melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi terkait dengan
tindak lanjut Penanganan Wajib Pajak dengan NPWP yang belum dilakukan validasi
yang dilakukan oleh KPP
f. Terhadap Wajib Pajak yang telanjur dihapus pada saat validasi NPWP, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
1) Apabila terdapat data dan/atau informasi Wajib Pajak melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan NPWP yang belum divalidasi yang sudah dihapus dan Wajib
Pajak belum melakukan pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan sebelumnya
maka kepada Wajib Pajak bersangkutan diberikan NPWP sesuai dengan NPWP
yang belum tervalidasi tersebut, dan terdaftar sejak pelaksanaan hak dan
kewajiban dilakukan.
2) Apabila terdapat data dan/atau informasi Wajib Pajak melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan NPWP yang belum divalidasi yang sudah dihapus dan Wajib
Pajak sebelumnya telah melakukan pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan
sebelumnya maka kepada Wajib Pajak bersangkutan diberikan NPWP sesuai
dengan NPWP yang belum tervalidasi tersebut, dan terdaftar sejak pendaftaran
NPWP dilakukan.
Dalam hal terjadi kesalahan dalam proses pembersihan data Wajib Pajak, Tim Pembersihan Data
Wajib Pajak atau Direktur Teknologi Informasi Perpajakan atas nama Direktur Jenderal Pajak
berwenang melakukan koreksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk diketahui dan dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Oktober 2014
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
ttd
A. FUAD RAHMANY
NIP 195411111981121001
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKNOMOR SE-37/PJ/2014
TENTANG
TATA CARA PEMBERSIHAN DATA (DATA CLEANSING) WAJIB PAJAK
Lampiran ISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-37/PJ/2014Tentang : Tata Cara Pembersihan Data (Data
Cleansing) Wajib Pajak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DJP .................1)KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................2)
.............................................................................
Nomor : ..........................3) ..........., ......................4)Sifat : Sangat SegeraLampiran : -Hal : Pemberitahuan Penghapusan dan Penggantian NPWP
Yth. ......................................................................5)
Sehubungan dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : .........../PJ/2014 tentangPenghapusan dan Penggantian Nomor Pokok Wajib Pajak, perlu diberitahukan bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP) Saudara/perusahaan Saudara telah diganti, yaitu:
NPWP LAMA : .............................6)menjadi
NPWP PENGGANTI : ...............................7)
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang perlu kami informasikan, yaitu:1. NPWP pengganti berlaku sejak tanggal diterbitkan.2. Wajib Pajak wajib menggunakan Formulir Perpajakan, Faktur Pajak dan Bukti Pemotongan/Pemungutan
dengan NPWP pengganti.3. Demi kelancaran, kemudahan dan tertib administrasi, kami mengimbau Saudara untuk menggunakan
NPWP pengganti dalam pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan Saudara/perusahaanSaudara sejak diterimanya surat pemberitahuan ini.
4. Penggunaan Formulir Perpajakan, Faktur Pajak dan Bukti Pemotongan/Pemungutan dengan NPWP lamayang selanjutnya disebut Formulir lama adalah sebagai berikut:
a. Formulir lama dengan NPWP tetap diakui keabsahannya sepanjang memenuhi ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan, atau
b. Saudara/perusahaan Saudara masih dapat menggunakan Formulir lama dengan identitas NPWP Barudan/atau Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Baru dengan ketentuan sebagai berikut:
Misalnya NPWP lama 01.213.025.9-001.000 dan diganti dengan NPWP Baru 02.023.255.6-001.000 (i) Formulir Perpajakan Penggunaan formulir perpajakan lama dilakukan dengan menambahkan NPWP Baru di
atas/bawah atau di sebelah kanan/kiri NPWP Lama yang tertera dalam formulir perpajakandengan cara diketik sedemikian rupa sehingga NPWP lama masih tetap dapat terbaca.
Contoh: NPWP : 01.213.025.9-001.000 menjadi NPWP : 02.023.255.6-001.000 (ii) Faktur Pajak a) Faktur Pajak dengan NPWP yang sudah telanjur dicetak dilakukan dengan
menambahkan NPWP Baru di atas/bawah atau di sebelah kanan/kiri NPWP Lama. b) Tata cara pembuatan Faktur Pajak selanjutnya mengikuti ketentuan saat pembuatan,
bentuk, ukuran, tata cara penyampaian, dan tata cara pembetulan Faktur Pajak yangberlaku.
(iii) Bukti Pemotongan/Pemungutan Penggunaan Bukti Pemotongan/Pemungutan lama dengan identitas NPWP pengganti dengan
menambahkan: NPWP Baru di atas/bawah atau di sebelah kanan/kiri NPWP lama, yang tertera dalam Bukti
Pemotongan/Pemungutan dengan cara diketik sedemikian rupa tanpa coretan atau koreksiapapun.
NPWP : 01.213.025.9-001.000 02.023.255.6-001.000 c. Formulir lama sebagaimana dimaksud pada butir 4 huruf a dan huruf b tersebut tetap diakui
keabsahannya sampai dengan akhir bulan ketiga setelah bulan berlakunya NPWP Baru, sepanjangmemenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
d. Bagi penerima Faktur Pajak dan/atau Bukti Pemotongan/Pemungutan sebagaimana dimaksud padabutir 4 huruf c tersebut, tetap dapat dikreditkan.
5. Dalam jangka waktu sampai dengan akhir bulan ketiga setelah bulan berlakunya NPWP pengganti, FakturPajak dan/atau Bukti Pemotongan/Pemungutan yang diterima oleh Saudara/perusahaan Saudara denganmenggunakan NPWP lama tetap dapat dikreditkan, sepanjang memenuhi ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan.
6. Pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan yang berkaitan dengan pelayanan permohonan Wajib Pajak,pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, keberatan, pembetulan, pengurangan, penghapusan, danpembatalan atas ketetapan pajak serta keperluan perpajakan lainnya yang masih menggunakan NPWPlama tetap diakui keabsahannya sampai dengan akhir bulan ketiga setelah bulan berlakunya NPWP
pengganti, sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.7. Sehubungan dengan telah diterbitkannya NPWP pengganti, maka untuk tertib administrasi, kepada Saudara
diminta untuk mengembalikan kepada kami Kartu NPWP, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan/atau SuratPengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) Lama dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerjasejak diterimanya surat pemberitahuan ini.
8. Apabila Saudara membutuhkan informasi lebih lanjut, Saudara dapat menghubungi Account Representative(AR) Saudara:
Nama / NIP : .........................................................8) Telepon : .........................................................9)
e-mail : .........................................................10)
Bersama surat ini terlampir kami sampaikan Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP Baru.
Demikian disampaikan untuk diketahui.
a.n. Kepala Kantor, Kepala Seksi Pelayanan
.................................. NIP ............................11)
PETUNJUK PENGISIANSURAT PEMBERITAHUAN PENGGANTIAN NPWP
Angka 1 : diisi dengan nama Kanwil DJP, KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.Angka 2 : diisi dengan nama KPP yang melakukan Pemberitahuan Penggantian NPWP.Angka 3 : diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Penggantian NPWP.Angka 4 : diisi dengan Tempat dan Tanggal Surat ditandatangani.Angka 5 : diisi dengan nama Wajib Pajak yang telah dilakukan penggantian NPWP secara jabatan.Angka 6 : diisi dengan NPWP Lama yang dilakukan penghapusan.Angka 7 : diisi dengan NPWP Baru yang sebagai pengganti NPWP Lama yang sudah dihapus.Angka 8 : diisi dengan Nama dan NIP Account Representative Wajib Pajak yang dilakukan penggantian
NPWP.Angka 9 : diisi dengan nomor telepon Account Representative Wajib Pajak yang dilakukan penggantian
NPWP.Angka 10 : diisi dengan alamat e-mail Account Representative Wajib Pajak yang dilakukan penggantian
NPWP.Angka 11 : diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Seksi Pelayanan KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.
Direktur Jenderal Pajak,
ttd,
A. Fuad RahmanyNIP 195411111981121001
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKNOMOR SE-37/PJ/2014
TENTANG
TATA CARA PEMBERSIHAN DATA (DATA CLEANSING) WAJIB PAJAK
Lampiran IISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-37/PJ/2014Tentang : Tata Cara Pembersihan Data (Data
Cleansing) Wajib Pajak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DJP .................1)KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................2)
.............................................................................
Nomor : ..........................3) ..........., ......................4)Sifat : Sangat SegeraLampiran : -Hal : Pemberitahuan Penghapusan NPWP
Yth. ......................................................................5)
Sehubungan dengan diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: ......../PJ./2014 tentangPenghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, perlu diberitahuan bahwa berdasarkan data dan/atau informasi yangkami miliki, Saudara memiliki lebih dari 1 (satu) NPWP, yaitu:
No. NPWP Nama Alamat Tempat/TanggalLahir
Tanggal MulaiTerdaftar (TMT) Status
1. ............ ............ ............ ............ ............ ............
2. ............ ............ ............ ............ ............ ............
3. ............ 6) ............ 7) ............ 8) ............ 9) ............ 10) ............ 11)
Dari beberapa NPWP tersebut, NPWP yang paling aktif Saudara gunakan untuk melaksanakan hak dan memenuhikewajiban perpajakan adalah NPWP : .............................................. 12)
Oleh karena itu, dalam angka kemudahan dan kepastian hukum bagi Saudara serta dalam rangka tertibadministrasi perpajakan maka atas NPWP selain nomor : ................................. 13) tersebut, dilakukanpenghapusan.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang perlu kami informasikan kepadaSaudara, yaitu:1. Saudara diminta untuk menggunakan NPWP yang masih aktif yang tidak dilakukan penghapusan.2. Dalam hal diketahui bahwa pada NPWP yang telah dihapus masih terdapat utang pajak ataupun masih
terdapat upaya hukum, maka terkait dengan utang pajak atau data/informasi terkait dengan upaya hukumtersebut akan dimigrasikan ke NPWP yang masih aktif.
3. Apabila Saudara membutuhkan informasi lebih lanjut. Saudara dapat menghubungi Account Representative(AR) Saudara:
Nama/NIP : ...................................................... 14) Telepon : ...................................................... 15) e-mail : ...................................................... 16)
Bersama surat ini terlampir kami sampaikan Surat Penghapusan NPWP, Pencabutan SKT dan/atau SPPKP.
Demikian disampaikan untuk diketahui.
a.n. Kepala Kantor, Kepala Seksi Pelayanan
.................................... NIP ............................... 17)
PETUNJUK PENGISIANSURAT PEMBERITAHUAN PENGHAPUSAN NPWP
Angka 1 : diisi dengan nama Kanwil DJP, KPP tempat Wajib Pajak terdaftarAngka 2 : diisi dengan nama KPP yang melakukan Pemberitahuan Penghapusan NPWP.Angka 3 : diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Penghapusan NPWP.Angka 4 : diisi dengan Tempat dan Tanggal Surat ditandatangani.Angka 5 : diisi dengan nama Wajib Pajak yang telah dilakukan penghapusan NPWP secara jabatan.Angka 6 : diisi dengan seluruh NPWP yang sebenarnya dimiliki oleh entitas yang sama dan terdaftar di KPP
bersangkutan atau KPP lain.Angka 7 : diisi dengan nama Wajib Pajak sesuai dengan yang ada di master file Direktorat Jenderal Pajak
yang sebenarnya merupakan entitas yang sama dan terdaftar di KPP bersangkutan atau KPP lain.Angka 8 : diisi dengan alamat Wajib Pajak yang ada di master file Direktorat Jenderal Pajak.Angka 9 : diisi dengan tempat/tanggal lahir Wajib Pajak sesuai dengan yang ada di master file Direktorat
Jenderal Pajak yang sebenarnya merupakan entitas yang sama dan terdaftar di KPP bersangkutanatau KPP lain.
Angka 10 : diisi dengan tanggal mulai terdaftar sesuai dengan yang ada di master file Direktorat JenderalPajak yang sebenarnya merupakan entitas yang sama dan terdaftar di KPP bersangkutan atauKPP lain.
Angka 11 : diisi dengan status Wajib Pajak sesuai master file Direktorat Jenderal Pajak.Angka 12 : diisi NPWP Wajib Pajak yang diputuskan oleh Direktur Jenderal Pajak masih aktif/hidup dan dapat
digunakan terkait transaksi perpajakan.Angka 13 : diisi NPWP Wajib Pajak yang diputuskan oleh Direktur Jenderal Pajak masih aktif/hidup dan dapat
digunakan terkait transaksi perpajakan.Angka 14 : diisi dengan Nama dan NIP Account Representative Wajib Pajak yang dilakukan penggantian
NPWP.Angka 15 : diisi dengan nomor telepon Account Representative Wajib Pajak yang dilakukan penggantian
NPWP.Angka 16 : diisi dengan alamat e-mail Account Representative Wajib Pajak yang dilakukan penggantian
NPWP.Angka 17 : diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Seksi Pelayanan KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.
Direktur Jenderal Pajak,
ttd,
A. Fuad RahmanyNIP 195411111981121001
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN III
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKNOMOR SE-37/PJ/2014
TENTANG
TATA CARA PEMBERSIHAN DATA (DATA CLEANSING) WAJIB PAJAK
Lampiran IIISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-37/PJ/2014Tentang : Tata Cara Pembersihan Data (Data
Cleansing) Wajib Pajak
SURAT PEMBERITAHUAN PENGHAPUSAN NPWP BENDAHARA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DJP .................1)KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................2)
Nomor : ..................................... 3) .................., (tgl-bln-thn) 4)Sifat : Sangat SegeraLampiran : -Hal : Pemberitahuan Penghapusan NPWP
Yth. .................................... 5)..........................................Di ...................................... 6)
Berdasarkan hasil penelitian terhadap data/atau informasi yang dimiliki dan atau diperoleh DirektoratJenderal Pajak dan menindaklanjuti Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- ............... 7) tentangPenghapusan NPWP Bendahara Yang Sudah Tidak Aktif, maka terhadap Saudara:
Nama Wajib Pajak : ..................................................... 8) NPWP : ..................................................... 9) Alamat : ..................................................... 10).
ditetapkan untuk dilakukan penghapusan NPWP dari sistem administrasi perpajakan dengan alasan bahwa statussebagai Bendahara tersebut sudah tidak aktif lagi.
Dalam hal dikemudian hari diketahui bahwa status sebagai Bendahara tersebut aktif kembali untukmenjalankan fungsinya atau melakukan kegiatan usaha, maka Saudara akan diberikan NPWP kembali denganmendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP atau diterbitkan NPWP secara jabatan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.
a.n. Kepala Kantor Kepala Seksi Pelayanan,
.................................... NIP .............................. 11)
PETUNJUK PENGISIANSURAT PEMBERITAHUAN PENGHAPUSAN NPWP BENDAHARA
YANG SUDAH TIDAK AKTIF
Angka 1 : Diisi dengan nama Kanwil yang membawahkan KPP yang menerbitkan Surat PemberitahuanPenghapusan NPWP Bendahara Yang Sudah Tidak Aktif dan Tidak Ada Kegiatan Usaha.
Angka 2 : Diisi dengan nama KPP yang menerbitkan Surat Pemberitahuan Penghapusan NPWP BendaharaYang Sudah Tidak Aktif dan Tidak Ada Kegiatan Usaha.
Angka 3 : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Penghapusan NPWP Bendahara Yang Sudah Tidak Aktifdan Tidak Ada Kegiatan Usaha.
Angka 4 : Diisi dengan nama kota tempat, tanggal, bulan dan tahun pembuatan Surat PemberitahuanPenghapusan NPWP Bendahara Yang Sudah Tidak Aktif dan Tidak Ada Kegiatan Usaha.
Angka 5 : Diisi dengan Nama Bendahara yang dilakukan penghapusan NPWP.Angka 6 : Diisi dengan alamat Bendahara yang dilakukan penghapusan NPWP.Angka 7 : Diisi dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pajak.Angka 8 : Diisi dengan Nama Bendahara yang ditetapkan untuk dihapus NPWP-nya.Angka 9 : Diisi NPWP Bendara.Angka 10 : Diisi alamat Bendahara sebagaimana teradministrasi di sistem administrasi perpajakan.Angka 11 : Diisi dengan nama dan Nomor Induk Pegawai Kepala Seksi Pelayanan.
Direktur Jenderal Pajak,
ttd,
A. Fuad RahmanyNIP 195411111981121001
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN IV
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKNOMOR SE-37/PJ/2014
TENTANG
TATA CARA PEMBERSIHAN DATA (DATA CLEANSING) WAJIB PAJAK
Lampiran IVSurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-37/PJ/2014Tentang : Tata Cara Pembersihan Data (Data
Cleansing) Wajib Pajak
SURAT PENYAMPAIAN DAFTAR WAJIB PAJAK YANG NPWP-NYA BELUM DILAKUKAN PROSES VALIDASI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DJP .................1)KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................2)
Nomor : ..................................... 3) .................., (tgl-bln-thn) 4)Sifat : Sangat SegeraLampiran : Satu setHal : Pengantar Penyampaian Daftar Wajib Pajak Yang NPWP-nya Belum Dilakukan Proses Validasi
Yth. .................................... 5)..........................................Di ...................................... 6)
Berdasarkan data dan/atau informasi yang kami miliki dan/atau peroleh serta dalam rangkamenindaklanjuti Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- ............../PJ/2014 tanggal .................... 7),dengan ini kami sampaikan daftar Wajib Pajak dengan NPWP yang belum dilakukan proses validasi sebagaimanadaftar terlampir untuk dipergunakan sebagai data/informasi masukan dalam proses pembenahan dan perbaikanmaster file nasional Wajib Pajak.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.
Kepala Kantor,
.................................... NIP .............................. 8)
PETUNJUK PENGISIANSURAT PENGANTAR PENYAMPAIAN DAFTAR WAJIB PAJAK YANG
NPWP-NYA BELUM DILAKUKAN PROSES VALIDASI
Angka 1 : diisi dengan nama Kanwi yang membawahkan KPP yang menerbitkan Surat PengantarPenyampaian Daftar Wajib Pajak Yang NPWP-nya Belum Dilakukan Proses Validasi.
Angka 2 : diisi dengan nama KPP yang menerbitkan Surat Pengantar Penyampaian Daftar Wajib Pajak YangNPWP-nya Belum Dilakukan Proses Validasi.
Angka 3 : diisi dengan nomor Surat Pengantar Penyampaian Daftar Wajib Pajak Yang NPWP-nya BelumDilakukan Proses Validasi.
Angka 4 : diisi dengan nama kota tempat, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan Surat PengatarPenyampaian Daftar Wajib Pajak Yang NPWP-nya Belum Dilakukan Proses Validasi.
Angka 5 : diisi dengan jabatan eselon II Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan.Angka 6 : diisi dengan alamat Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan.Angka 7 : diisi dengan nomor tanggal Keputusan Direktur Jenderal Pajak.Angka 8 : diisi dengan nama dan Nomor Induk Kepala KPP.
Direktur Jenderal Pajak,
ttd,
A. Fuad RahmanyNIP 195411111981121001
LampiranSurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : S- ...../WPJ.../KP.../2014.... 1)Tentang : Penyampaian Daftar Wajib Pajak
Yang NPWP-nya Belum DilakukanProses Validasi
No2) Nama 3) NPWP 4) Tanggal
Terdaftar 5) Keterangan 6)
Kepala Kantor,
........................................ NIP .................................. 7)
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRAN SURAT PENGANTAR PENYAMPAIAN DAFTAR WAJIB PAJAK
YANG NPWP-NYA BELUM DILAKUKAN PROSES VALIDASI
Angka 1 : diisi dengan nomor dan tanggal Surat Pengantar Penyampaian Daftar Wajib Pajak YangNPWP-nya Belum Dilakukan Proses Validasi.
Angka 2 : diisi dengan No. Urut.Angka 3 : diisi dengan Nama Wajib Pajak.Angka 4 : diisi dengan NPWP Wajib Pajak.Angka 5 : diisi dengan tanggal terdaftar Wajib Pajak.Angka 6 : diisi dengan alasan tidak dapat melakukan transaksi perpajakan.Angka 7 : diisi dengan nama dan Nomor Induk Kepala KPP.
Direktur Jenderal Pajak,
ttd,
A. Fuad RahmanyNIP 195411111981121001