Upload
rajautomo
View
451
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
KAITAN ANTARA ORGANISASI; MANAJEMEN; DAN KEPEMIMPINAN
Organisasi
Ketika kita membayangkan seluruh hal tadi, inilah yang saya sebut sebagai gerak organisasi. Organisasi
bergerak untuk menghasilkan sesuatu, bisa berupa benda atau pun jasa tertentu. Benda yang kita lihat
tadi merupakan hasil dari suatu proses menggerakkan sumber daya organisasi berupa bahan baku dan
orang-orang di dalamnya. Robbins dalam Perilaku Organisasi mendefinisikan organisasi sebagai “suatu
unit sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas
dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama.
Definisi ini menjelaskan bahwa segala kegiatan yang dikoordinasikan oleh minimal dua orang sudah
masuk dalam kategorinya. Di dalamnya terdapat tujuan yang ingin dicapai, bisa berupa suatu statemen
atau pun hasil.
KEPEMIMPINAN Page 1
Administrasi
Organisasi
Manajemen
Kepemimpinan
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
Manajemen
Segala yang terjadi dalam proses mencapai tujuan tadi memerlukan pengelolaan. Disinilah manajemen
masuk dalam organisasi. Dalam kalimat yang sederhana, manajemen berarti juga proses mengatur
segala hal dalam organisasi. Manajemen, menurut Robbins, memiliki beberapa fungsi yang harus
dilakukannya dalam mengelola organisasi:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Kepemimpinan
4. Pengendalian
Fungsi perencanaan meliputi menentukan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi keseluruhan
untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan suatu hirarki rencana yang menyeluruh untuk
memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
Fungsi pengorganisasian merupakan tanggung jawab dalam perancangan struktur organisasi. Fungsi ini
mencakup penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana
tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, di mana keputusan harus diambil.
Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan dan
mengkoordinasi mereka. Inilah fungsi kepemimpinan. Saat mereka memotivasi bawahan, mengarahkan
kegiatan orang lain, memilih saluran komuniakasi yangpaling efektif, atau memecahkan konflik antara
anggota, mereka itu sedang melaksanakan kepemimpinan.
Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang terakhir. Setelah tujuan-tujuan ditentukan, rencana-
rencana dirumuskan, pengaturan struktural digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, dan
dimotivasi, masih ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru. Untk memastikan bahwa semua
urusan berjalan seperti seharusnya, manajemen harus memantau kinerja organisasi. Kinerja yang
sebenarnya harus dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat
penyimpangan yang cukup berarti, adalah tugas manajemen utnuk mengembalikan organisasi itu pada
jalurnya. Pemantauan, pembandingan, dan kemungkinan mengoreksi inilah yang diartikan dengan fungsi
pengendalian.
KEPEMIMPINAN Page 2
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
Pemimpin dan Jiwa Pemimpin
Pemimpin merupakan peran dalam hubungan antar-pribadi di dalam organisasi. Mintzerg
mengkategorikan dalam tiga peran pokok: (1) Pemimpin simbol. Pemimpin simbol memainkan perannya
sebagai penjaga sejumlah kewajiban rutin yang bersifat sosial dan legal. (2) Motivator. Bertanggung
jawab untuk memberikan motivasi dan pengarahan kepada bawahan. (3) Penghubung. Memelihara
suatu jaringan kontak yang memberikan dukungan dan informasi.
Pemimpin dalam menjaga keutuhan suatu organisasi juga memerankan dirinya sebagai “Pemimpin-
Pelayan”, yang oleh Robert K. Greenleaf dikategorikan terdapat 10 ciri khas di dalamnya.
1. Mendengarkan
2. Empati
3. Menyembuhkan
4. Memiliki kesadaran
5. Persuasif
6. Konseptualisme
7. Kemampuan meramalkan
8. Kemampuan melayani
9. Komitmen pada pertumbuhan manusia
10. Membangun Masyarakat1.
1 Herdianto, wawan dalam www.wanvisioner.blogsot.com
KEPEMIMPINAN Page 3
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Prinsip Dasar Kepemimpinan Efektif2
Sebuah studi yang mengamati lebih dari 75 komponen yang menunjang kepuasaan pekerja
menunjukkan bahwa ada dua hal yang menjadi prinsip dasar kepemimpinan yang efektif.
· Rasa saling percaya. Rasa Percaya pada pemimpin merupakan indikator bahwa pengikut
merasa puas dengan kepemimpinan pada organisasi tersebut. Dalam konteks yang lebih umum,
rasa saling percaya harus ada antara pemimpin dan yang dipimpin. Bila pengikut tidak
mempercayai pemimpin, mereka tidak akan spenuhnya mengikuti kebijaksanaan yang telah
diambil. Sebaliknya bila pemimpin tidak mempercayai pengikutnya pengikutnya, ia akan
cenderung membuat keputusan-keputusan yang tidak rasional.
· Komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan mutlak yang harus dikuasai oleh seorang
pemimpin yang baik. Ia perlu berkomunikasi dengan pengikutnya untuk membantu mereka
memahami visi yang ingin dicapai, berbagi informasi mengenai pencapaian dan bagimana
mereka dapat berkontribusi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Model Pengambilan Keputusan
Dalam kepemimpinan, salah satu bagian yang penting adalah mengambil keputusan-keputusan yang
tepat. Terdapat tiga model pengambilan keputusan
· Direktif. Pengambilan keputusan dilakukan pimpinan berdasarkan sangat sedikit (bahkan
tidak sama sekali) ,masukan dari orang lain. Kelebihan dari model ini, proses pengambilan
keputusan dapat dilakukan relatif cepat. Model ini sesuai bila pemimpin adalah orang yang
benar-benar telah berpengalaman dan pernah mengahdapi situasi serupa. Di sisi lain, patut
dipertimbangkan bahwa kondisi nyata berubah sangat cepat. Solusi yang persis sama belum
tentu sesuai untuk keadaaan yang berbeda.
· Partisipatif. Semua pengikut memberikan masukan dalam diskusi dan proses pembuatan
keputusan. Model ini mengakomodasi sumbangan pikiran dari semua yang terlibat dalam
2 Dikutip dari : “Sukses dengan Soft Skills”, Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung.
KEPEMIMPINAN Page 4
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
pekerjaan besar tertentu. Akan tetapi, untuk menggunakan cara ini dibutuhkan kepemimpinan
yang sangat kuat karena ada kemungkinan berbagai pihak akan bersilang pendapat sehingga
proses pengambilan keputusan berlarut-larut dan tidak efektif.
· Konsultif. Merupakan kombinasi dari dua model dua model sebelumnya di mana
pemimpin hanya meminta masukan mengenai hal-hal yang diduskusikan. Keputusan yang
bersifat strategis (berpengaruh sangat besar dan menyangkut pencapaian visi) dilakukan oleh
pemimpin. Model ini sesuai bila ingin mengefektifkan waktu pengambilan keputusan.
Karakteristik Pemimpin Efektif
Tidak semua pemimpin dapat mencapai tujuan organisasi. Sebagai pemimpin malah membawa
kemunduran untuk organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin struktural dan pemimpinan relasional yang
efektif memiliki sejumlah karakteristik. Berikut ini adalah sejumlah karakteristik yang perlu dimiliki orang
yang ingin jadi pemimpin efektif
Memilki visi kedepan
Cakap secara teknis
Membuat keputusan yang tepat
Berkomunikasi dengan baik
Memberikan keteladanan dan contoh
Mampu mempercayai orang
Mampu menahan emosi
Bertanggung jawab
Penuh inovasi dan motivasi
Mengenali Anggota
KEPEMIMPINAN Page 5
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
LEADERSHIP : TEORI KEPEMIMPINAN3
Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang
pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain
atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri
kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.
Genetic Theory
Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi.
Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
Traits theory
Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-
sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus
dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
Kemampuan Intelektual
Kematangan Pribadi
Pendidikan Status Sosial Ekonomi
Human Relation
Motivasi Intrinsik
Dorongan untuk maju
Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul
yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.
3 _____________, www.siutao.com
KEPEMIMPINAN Page 6
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
Behavioral Theory
Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai
mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan
efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku
seorang untuk memimpin secara efektif.
a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire
Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3
tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic
yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada
bawahannya.
b. Continuum of Leadership behavior.
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang
menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah
mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.
c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.
Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu
Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam
penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan
mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya
yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.
KEPEMIMPINAN Page 7
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan
Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu
initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia.
Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.
d. The Managerial Grid
Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi
dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan. Blake & Mouton
mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai
denan lokasinya. Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki
karakteristik antara lain:
Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori
pendahulunya yaitu genetik dan trait.
Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi
tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.
Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari
Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada
kebutuhan dan situasi.
Situational Leadership
Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada
sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose
situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.
Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan
seseorang.
Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi
dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.
KEPEMIMPINAN Page 8
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih
bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.
Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang
berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan
berpengaruh pada gaya memimpinnya.
a. Fiedler Contingency mode
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang
dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit. Fiedler memperkenalkan tiga
variabel yaitu:
task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured
task leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah
kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:
legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin
reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.
b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'
Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan
tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.
Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bias
M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
KEPEMIMPINAN Page 9
DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)
M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.
Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja
anak buahnya.
Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk
bertanya bila kurang jelas.
Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada
bawahannya.
Transformational Leadership
Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi,
memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan
karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya
untuk melahirkan karya istimewa.
Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana
pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok,
bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.
Beberapa contoh pemimpin transformational Lee Lacoca, Jack Welch
KEPEMIMPINAN Page 10