14
DWI UTOMO ADMINISTRASI NEGARA ( 080903071) KAITAN ANTARA ORGANISASI; MANAJEMEN; DAN KEPEMIMPINAN Organisasi Ketika kita membayangkan seluruh hal tadi, inilah yang saya sebut sebagai gerak organisasi. Organisasi bergerak untuk menghasilkan sesuatu, bisa berupa benda atau pun jasa tertentu. Benda yang kita lihat tadi merupakan hasil dari suatu proses menggerakkan sumber daya organisasi berupa bahan baku dan orang-orang di dalamnya. Robbins dalam Perilaku Organisasi mendefinisikan organisasi sebagai “suatu unit sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama. KEPEMIMPINAN Page 1

KEPEMIMPINAN 01

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

KAITAN ANTARA ORGANISASI; MANAJEMEN; DAN KEPEMIMPINAN

Organisasi

Ketika kita membayangkan seluruh hal tadi, inilah yang saya sebut sebagai gerak organisasi. Organisasi

bergerak untuk menghasilkan sesuatu, bisa berupa benda atau pun jasa tertentu. Benda yang kita lihat

tadi merupakan hasil dari suatu proses menggerakkan sumber daya organisasi berupa bahan baku dan

orang-orang di dalamnya. Robbins dalam Perilaku Organisasi mendefinisikan organisasi sebagai “suatu

unit sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas

dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama.

Definisi ini menjelaskan bahwa segala kegiatan yang dikoordinasikan oleh minimal dua orang sudah

masuk dalam kategorinya. Di dalamnya terdapat tujuan yang ingin dicapai, bisa berupa suatu statemen

atau pun hasil.

KEPEMIMPINAN Page 1

Administrasi

Organisasi

Manajemen

Kepemimpinan

Page 2: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

Manajemen

Segala yang terjadi dalam proses mencapai tujuan tadi memerlukan pengelolaan. Disinilah manajemen

masuk dalam organisasi. Dalam kalimat yang sederhana, manajemen berarti juga proses mengatur

segala hal dalam organisasi. Manajemen, menurut Robbins, memiliki beberapa fungsi yang harus

dilakukannya dalam mengelola organisasi:

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Kepemimpinan

4. Pengendalian

Fungsi perencanaan meliputi menentukan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi keseluruhan

untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan suatu hirarki rencana yang menyeluruh untuk

memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.

Fungsi pengorganisasian merupakan tanggung jawab dalam perancangan struktur organisasi. Fungsi ini

mencakup penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana

tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, di mana keputusan harus diambil.

Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan dan

mengkoordinasi mereka. Inilah fungsi kepemimpinan. Saat mereka memotivasi bawahan, mengarahkan

kegiatan orang lain, memilih saluran komuniakasi yangpaling efektif, atau memecahkan konflik antara

anggota, mereka itu sedang melaksanakan kepemimpinan.

Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang terakhir. Setelah tujuan-tujuan ditentukan, rencana-

rencana dirumuskan, pengaturan struktural digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, dan

dimotivasi, masih ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru. Untk memastikan bahwa semua

urusan berjalan seperti seharusnya, manajemen harus memantau kinerja organisasi. Kinerja yang

sebenarnya harus dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat

penyimpangan yang cukup berarti, adalah tugas manajemen utnuk mengembalikan organisasi itu pada

jalurnya. Pemantauan, pembandingan, dan kemungkinan mengoreksi inilah yang diartikan dengan fungsi

pengendalian.

KEPEMIMPINAN Page 2

Page 3: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

Pemimpin dan Jiwa Pemimpin

Pemimpin merupakan peran dalam hubungan antar-pribadi di dalam organisasi. Mintzerg

mengkategorikan dalam tiga peran pokok: (1) Pemimpin simbol. Pemimpin simbol memainkan perannya

sebagai penjaga sejumlah kewajiban rutin yang bersifat sosial dan legal. (2) Motivator. Bertanggung

jawab untuk memberikan motivasi dan pengarahan kepada bawahan. (3) Penghubung. Memelihara

suatu jaringan kontak yang memberikan dukungan dan informasi.

Pemimpin dalam menjaga keutuhan suatu organisasi juga memerankan dirinya sebagai “Pemimpin-

Pelayan”, yang oleh Robert K. Greenleaf dikategorikan terdapat 10 ciri khas di dalamnya.

1. Mendengarkan

2. Empati

3. Menyembuhkan

4. Memiliki kesadaran

5. Persuasif

6. Konseptualisme

7. Kemampuan meramalkan

8. Kemampuan melayani

9. Komitmen pada pertumbuhan manusia

10. Membangun Masyarakat1.

1 Herdianto, wawan dalam www.wanvisioner.blogsot.com

KEPEMIMPINAN Page 3

Page 4: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

Prinsip Dasar Kepemimpinan Efektif2

Sebuah studi yang mengamati lebih dari 75 komponen yang menunjang kepuasaan pekerja

menunjukkan bahwa ada dua hal yang menjadi prinsip dasar kepemimpinan yang efektif.

· Rasa saling percaya. Rasa Percaya pada pemimpin merupakan indikator bahwa pengikut

merasa puas dengan kepemimpinan pada organisasi tersebut. Dalam konteks yang lebih umum,

rasa saling percaya harus ada antara pemimpin dan yang dipimpin. Bila pengikut tidak

mempercayai pemimpin, mereka tidak akan spenuhnya mengikuti kebijaksanaan yang telah

diambil. Sebaliknya bila pemimpin tidak mempercayai pengikutnya pengikutnya, ia akan

cenderung membuat keputusan-keputusan yang tidak rasional.

· Komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan mutlak yang harus dikuasai oleh seorang

pemimpin yang baik. Ia perlu berkomunikasi dengan pengikutnya untuk membantu mereka

memahami visi yang ingin dicapai, berbagi informasi mengenai pencapaian dan bagimana

mereka dapat berkontribusi untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Model Pengambilan Keputusan

Dalam kepemimpinan, salah satu bagian yang penting adalah mengambil keputusan-keputusan yang

tepat. Terdapat tiga model pengambilan keputusan

· Direktif. Pengambilan keputusan dilakukan pimpinan berdasarkan sangat sedikit (bahkan

tidak sama sekali) ,masukan dari orang lain. Kelebihan dari model ini, proses pengambilan

keputusan dapat dilakukan relatif cepat. Model ini sesuai bila pemimpin adalah orang yang

benar-benar telah berpengalaman dan pernah mengahdapi situasi serupa. Di sisi lain, patut

dipertimbangkan bahwa kondisi nyata berubah sangat cepat. Solusi yang persis sama belum

tentu sesuai untuk keadaaan yang berbeda.

· Partisipatif. Semua pengikut memberikan masukan dalam diskusi dan proses pembuatan

keputusan. Model ini mengakomodasi sumbangan pikiran dari semua yang terlibat dalam

2 Dikutip dari : “Sukses dengan Soft Skills”, Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung.

KEPEMIMPINAN Page 4

Page 5: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

pekerjaan besar tertentu. Akan tetapi, untuk menggunakan cara ini dibutuhkan kepemimpinan

yang sangat kuat karena ada kemungkinan berbagai pihak akan bersilang pendapat sehingga

proses pengambilan keputusan berlarut-larut dan tidak efektif.

· Konsultif. Merupakan kombinasi dari dua model dua model sebelumnya di mana

pemimpin hanya meminta masukan mengenai hal-hal yang diduskusikan. Keputusan yang

bersifat strategis (berpengaruh sangat besar dan menyangkut pencapaian visi) dilakukan oleh

pemimpin. Model ini sesuai bila ingin mengefektifkan waktu pengambilan keputusan.

Karakteristik Pemimpin Efektif

Tidak semua pemimpin dapat mencapai tujuan organisasi. Sebagai pemimpin malah membawa

kemunduran untuk organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin struktural dan pemimpinan relasional yang

efektif memiliki sejumlah karakteristik. Berikut ini adalah sejumlah karakteristik yang perlu dimiliki orang

yang ingin jadi pemimpin efektif

Memilki visi kedepan

Cakap secara teknis

Membuat keputusan yang tepat

Berkomunikasi dengan baik

Memberikan keteladanan dan contoh

Mampu mempercayai orang

Mampu menahan emosi

Bertanggung jawab

Penuh inovasi dan motivasi

Mengenali Anggota

KEPEMIMPINAN Page 5

Page 6: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

LEADERSHIP : TEORI KEPEMIMPINAN3

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang

pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain

atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri

kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Genetic Theory

Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi.

Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

Traits theory

Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-

sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus

dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:

Kemampuan Intelektual

Kematangan Pribadi

Pendidikan Status Sosial Ekonomi

Human Relation

Motivasi Intrinsik

Dorongan untuk maju

Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul

yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.

3 _____________, www.siutao.com

KEPEMIMPINAN Page 6

Page 7: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

Behavioral Theory

Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai

mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan

efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku

seorang untuk memimpin secara efektif.

a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire

Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3

tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic

yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada

bawahannya.

b. Continuum of Leadership behavior.

Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang

menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah

mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.

c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.

Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu

Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam

penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan

mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.

Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya

yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.

KEPEMIMPINAN Page 7

Page 8: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan

Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu

initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia.

Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.

d. The Managerial Grid

Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi

dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan. Blake & Mouton

mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai

denan lokasinya. Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki

karakteristik antara lain:

Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori

pendahulunya yaitu genetik dan trait.

Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi

tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.

Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari

Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada

kebutuhan dan situasi.

Situational Leadership

Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada

sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose

situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.

Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan

seseorang.

Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi

dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.

KEPEMIMPINAN Page 8

Page 9: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih

bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.

Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang

berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.

Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan

berpengaruh pada gaya memimpinnya.

a. Fiedler Contingency mode

Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang

dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit. Fiedler memperkenalkan tiga

variabel yaitu:

task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured

task leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah

kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.

Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:

legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin

reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan

coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman

expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya

referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya

information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.

b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'

Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan

tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.

Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:

M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan

M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bias

M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin

KEPEMIMPINAN Page 9

Page 10: KEPEMIMPINAN  01

DWI UTOMOADMINISTRASI NEGARA ( 080903071)

M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.

Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:

Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja

anak buahnya.

Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk

bertanya bila kurang jelas.

Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide

sebagai dasar pengambilan keputusan.

Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada

bawahannya.

Transformational Leadership

Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi,

memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan

karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya

untuk melahirkan karya istimewa.

Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana

pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok,

bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.

Beberapa contoh pemimpin transformational Lee Lacoca, Jack Welch

KEPEMIMPINAN Page 10