76
KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN JAKARTA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam. (S.Sos.I) Oleh: Mustafa Abdul Azis NIM: 103053028755 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN

JAKARTA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KINERJA

KARYAWAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam. (S.Sos.I)

Oleh:

Mustafa Abdul Azis NIM: 103053028755

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL-HIDAYAH

CILILITAN JAKARTA TIMUR DALAM MENINGKATKAN

KINERJA KARYAWAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam. (S.Sos.I)

Oleh:

Mustafa Abdul Azis NIM: 103053028755

Pembimbing

Drs. Study Rizal, LK, MA

NIP: 19640428 199303 1 002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 3: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL-

HIDAYAH CILILITAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA

KARYAWAN” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 09 Desember 2009. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam

(S.Sos.I) pada Program Studi Manajemen Dakwah.

Jakarta, 09 Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang,

Dr. Arief Subhan, MA

NIP. 19660110 199303 1 004

Sekretaris Sidang,

Drs. Cecep Castrawijaya, MA

NIP. 19670818 199803 1 002

Penguji I

Drs. H. M. Idris Abd. Shomad, MA

NIP. 19610725 200003 1 001

Penguji II

Drs. M. Sungaidi, MA

NIP. 19600803 199703 1 006

Pembimbing,

Drs. Study Rizal, LK, MA

NIP. 19640428 199303 1 002

Page 4: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 28 November 2009

Mustafa Abdul Azis

Page 5: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

ABSTRAK

Nama : Mustafa Abdul Azis

Skripsi ini berjudul “Kepemimpinan Manajer BMT Al-Hidayah Cililitan

dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan”.

Di bawah bimbingan Drs. Study Rizal LK, MA.

Dalam mengelola suatu perusahaan, seorang pemimpin dituntut untuk bisa mengembangkan perusahaan yang dikelolanya. Salah satu cara atau upaya

pemimpin agar perusahaannya bisa berkembang, yaitu dengan meningkatkan kinerja karyawannya. Dengan meningkatnya kinerja karyawan, maka secara

otomatis perusahaan pun akan berkembang juga. Sejauh mana keberhasilan dari

suatu perusahaan bisa diukur dari sejauh mana pemimpin nya bisa meningkatkan

kinerja para karyawannya. Begitu juga dengan Lembaga Keuangan Syariah

seperti Baitul Maal wat Tamwil Al Hidayah Cililitan. BMT Al Hidayah dalam

perkembangannya selalu berusaha meningkatkan kinerja karyawannya agar BMT

Al Hidayah ini bisa menjadi lebih berkembang dari pada sebelumnya. Dengan

kepemimpinan yang diterapkan, maka kinerja para karyawannya bisa lebih

ditingkatkan. Keberhasilan dari berkembangnya BMT Al Hidayah ditentukan dari

keberhasilan kepemimpinan BMT Al Hidayah dalam meningkatkan kinerja para

karyawannya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektifkah

kepemimpinan dari BMT Al Hidayah ini dalam meningkatkan kinerja para

karyawannya sehingga BMT Al Hidayah dapat berkembang lebih baik lagi. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Kualitatif, yaitu penulis

menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumentasi serta penulis menggunakan analisis.

Dari hasil yang didapatkan, menunjukkan bahwa sejauh ini kepemimpinan BMT Al Hidayah berjalan cukup efektif dalam meningkatkan

kinerja para karyawannya yang dapat dilihat dari bertambahnya nasabah yang menabung di BMT Al Hidayah ini serta pendapatan yang selalu mengalami

peningkatan pada setiap tahunnya.

Page 6: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

Begitu banyak kesulitan dan hambatan yang penulis temui dalam

penulisan skripsi ini, namun begitu juga hal-hal yang tidak terduga dan harapan

yang membuat penulis menemukan semangat baru. Tentunya harapan tersebut

tidak akan datang tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak

membantu, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima

kasih yang sebesar-sebesarnya kepada orang-orang yang terlibat pada penulisan

ini:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.

3. Drs. Cecep Sastrawijaya, MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.

4. Drs. Study Rizal LK, MA, sebagai pembimbing yang telah meluangkan

waktu kepada penulis untuk berkonsultasi dalam menyusun skripsi ini.

5. Semua Dosen yang mengajar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang

telah memberikan pengajaran yang sangat baik sekali sehingga penulis

bisa menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

6. Dosen-dosen penguji skripsi, Bapak Drs. H. M. Idris Abd. Shomad, MA,

dan Bapak Drs. M. Sungaidi, MA, yang telah memberikan kritik dan saran

pada skripsi ini sehingga bisa menjadi lebih sempurna.

7. Ayah dan Ibu yang telah mengasuh, membimbing, membina, dan

mendidik serta membesarkan penulis, sehingga dapat menyelesaikan studi

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak Dadang Kosasih selaku Manajer BMT Al Hidayah Cililitan dan

seluruh karyawannya yang telah menerima dan membantu penulis dalam

penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

9. My best friends, Ernanto Setiawan yang telah memberikan banyak

motivasi dan semangat, serta Andi Hastono, Minang Firmansyah, Ustad

Fuyani Akbar NH, S.Sos.I, dan Harid Daarul Hikam yang telah

meluangkan waktunya untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

10. Semua teman-teman angkatan 2003 Manajemen Dakwah yang telah

memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan

lain yang membutuhkan, penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan untuk perbaikan penulis di masa yang akan datang.

Jakarta, 28 November 2009

Penulis

Page 8: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR........................................................................................ v

DAFTAR ISI....................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah.................................................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................. 4

D. Metode Penelitian...................................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka........................................................................................ 7

F. Sistematika Penulisan................................................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kepemimpinan.......................................................................................... 10

1. Pengertian Kepemimpinan................................................................. 10

2. Gaya Kepemimpinan......................................................................... 13

3. Indikator Kepemimpinan yang Efektif.............................................. 16

B. Kinerja Karyawan..................................................................................... 18

1. Pengertian Kinerja............................................................................... 18

2. Prinsip Kinerja..................................................................................... 19

C. Baitul Maal wat Tamwil (BMT)............................................................... 25

1. Pengertian BMT.................................................................................. 25

Page 9: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

BAB III TINJAUAN UMUM BMT AL HIDAYAH CILILITAN

A. Sejarah dan Perkembangan....................................................................... 28

B. Visi, Misi, dan Tujuan.............................................................................. 30

C. Struktur Organisasi................................................................................... 32

D. Produk-produk BMT Al-Hidayah............................................................ 33

E. Anggota BMT Al-Hidayah...................................................................... 34

F. Sarana dan Fasilitas.................................................................................. 35

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL-

HIDAYAH CILILITAN DALAM MENINGKATKAN

KINERJA KARYAWAN

A. Kepemimpinan Manajer BMT Al-Hidayah.............................................. 36

1. Biografi Singkat Manajer BMT Al-Hidayah...................................... 36

2. Gaya Kepemimpinan........................................................................... 37

3. Upaya Manajer dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan................... 41

B. Peningkatan Kinerja Karyawan................................................................. 45

C. Analisis Kepemimpinan Manajer BMT Al-Hidayah................................ 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................... 56

B. Saran.......................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 58

LAMPIRAN......................................................................................................... 60

Page 10: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia (human resources) merupakan milik atau

kekayaan (asset) organisasi yang paling berharga.1 Oleh karena itu, sumber

daya manusia dirasakan semakin besar peranannya dalam kehidupan

organisasi, baik organisasi pemerintahan maupun organisasi perusahaan.

Manusia sebagai karyawan yang menjadi sumber daya manusia, dan

yang terpenting karyawan harus dapat dimanfaatkan secara cermat, efektif

dan utuh. Oleh karena itu perusahaan perlu mengupayakan akan tenaga kerja

yang ada dapat bekerja sesuai dengan bidang dan keahliannya.

Dalam suatu perusahaan, segala sesuatu yang dilakukannya dituntut

untuk dapat berjalan dengan cepat, lancar dan terarah, dalam rangka

penyesuaian dengan tindakan modernisasi yang terus berkembang serta

mempunyai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya, perusahaan perlu ditopang dengan sumber daya

manusia yang memenuhi kualitas serta kondisi yang sesuai.

Manajemen memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan

organisasi atau perusahaan. Suatu organisasi atau perusahaan yang

melaksanakan manajemen dengan baik mempunyai kemungkinan yang lebih

besar untuk mencapai tujuannya dengan seefektif dan seefisien mungkin

1 Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Organisasi, (Jakarta : PT. Widya Press, 1994), cet.

Ke-1 h. 100

Page 11: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

dibanding dengan organisasi yang kurang melaksanakan manajemen dengan

baik.

Manajemen bisa berjalan dengan baik bila ditunjang dengan berbagai

unsur antara lain unsur manusia atau lebih dikenal lagi dengan sebutan

Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh sebab itu perlu pengaturan proses

pemanfaatan sumber daya manusia tersebut dengan sebaik-baiknya, dalam

pengertian mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi

sehingga dapat dicapai penempatan manusia yang tepat pada tempat yang

tepat (the right man in the right place).2

Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan perlu dikelola secara

profesional, agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan

tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut

merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif

dan wajar.

Perkembangan usaha dan organisasi perusahaan sangatlah bergantung

pada kinerja karyawan yang ada di perusahaan. Dengan pengaturan

manajemen sumber daya manusia secara profesional, diharapkan pegawai

bisa bekerja secara produktif.3

Bagi suatu perusahaan, masalah kinerja adalah masalah yang selalu

hangat dan tidak habis-habisnya untuk dibahas dan juga merupakan isu

strategis bagi perusahaan dalam program manajemen Sumber Daya Manusia.

Banyak aspek internal maupun eksternal yang mendukung terciptanya kinerja

2 Bambang Tri cahyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : IPWI, 1990), cet.

Ke-1, h. 17-18 3 A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya) cet. Ke-2 h. 1

Page 12: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

yang efektif dan efisien dalam suatu perusahaan, apalagi jika kita kaitkan

dengan era globalisasi yang melanda saat ini yang dampaknya sangat kita

rasakan.

Salah satu indikator yang sangat mempengaruhi dalam upaya

peningkatan kinerja yang efektif dan efisien adalah kepemimpinan manajer.

Hubungan antara kinerja dengan kepemimpinan manajer sangatlah berkaitan

erat, dengan kepemimpinan seorang manajer yang baik inilah setiap

karyawan akan berupaya untuk meningkatkan kinerjanya.

Hal tersebut tentunya harus diciptakan sedemikian rupa oleh para

pemimpin dalam suatu organisasi demi terwujudnya seluruh cita-cita

organisasi sesuai dengan apa yang telah direncanakan.4

Demikian pula halnya, sumber daya manusia dirasakan kian pentingnya

dalam dunia perbankan islam. Karena sumber daya manusia merupakan alat

yang perlu dijaga dan dikelola agar tercipta sumber daya manusia yang

handal dan profesional, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan

memberikan kontribusi yang besar bagi dunia perbankan Islam.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penulis berusaha untuk melihat

keefektifan kepemimpinan manajer kaitannya dengan kinerja karyawannya.

Untuk itu penulis mencoba untuk mengangkat judul “Kepemimpinan

Manajer BMT Al-Hidayah Cililitan Jakarta Timur dalam

Meningkatkan Kinerja Karyawan.”

4 Ibid., h. 289

Page 13: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan tentang kepemimpinan dan juga

luasnya tentang kinerja, maka untuk mempermudah penelitian ini, penulis

membatasi masalah sebagai berikut :

a. Kepemimpinan yang dimaksud yaitu kepemimpinan manajernya, bukan

kepemimpinan secara struktural dan manajerial di BMT Al-Hidayah.

b. Yang menjadi objek penelitian hanya karyawan di BMT Al-Hidayah

saja, tidak termasuk siswa atau mahasiswa yang sedang magang di

BMT Al-Hidayah.

2. Perumusan Masalah

Untuk memudahkan suatu masalah yang akan diteliti, maka

diperlukan suatu rumusan masalah sebagai bahan acuan dan bahasan.

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :

a. Bagaimana kepemimpinan manajer BMT Al-Hidayah?

b. Bagaimana Peningkatan kinerja karyawan?

c. Bagaimana keberhasilan kepemimpinan yang diterapkan BMT Al

Hidayah dalam meningkatkan kinerja karyawannya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Bagaimana kepemimpinan manajer BMT Al

Hidayah diterapkan, bagaimana peningkatan kinerja karyawan BMT Al

Hidayah, dan bagaimana keberhasilan kepemimpinan yang diterapkan

BMT Al Hidayah dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

Page 14: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu

pengetahuan dan menambah kemampuan analisis bagi penulis.

b. Untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang pelaksanaan pembinaan

sumber daya manusia pada BMT Al-Hidayah.

c. Meningkatkan keefektifan pada BMT Al-Hidayah dalam pelaksanaan

tugas dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

d. Bagi organisasi atau perusahaan, diharapkan agar hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan penyempurnaan kebijakan perusahaan,

yang mendorong karyawannya untuk mencapai prestasi kerja yang

maksimal.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud

sehubungan dengan upaya tertentu, maka menyangkut masalah kerja yaitu

cara kerja memahami objek.5

1. Metode penelitian

Metode penelitian yang akan penulis pergunakan untuk penelitian

skripsi ini adalah metode kualitatif. Yaitu suatu metode penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari sumber-sumber

yang diperoleh.

2. Subjek dan objek penelitian

5 Anas Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi

UD Darma, 1980), h. 16

Page 15: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah BMT Al Hidayah

Cililitan. Sedangkan objek penelitian ini adalah efektifitas kepemimpinan

BMT Al Hidayah Cililitan.

3. Teknik pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan

judul skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Observasi

Agar lebih mudah mendapatkan data yang kongkrit, maka penulis

mengadakan kunjungan dan pengamatan secara langsung kepada pihak

yang bersangkutan dalam hal ini adalah BMT Al Hidayah. Pada bulan

Februari sampai dengan bulan November 2009.

b. Wawancara

Yaitu sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer)

untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee).6 Adapun

yang diwawancarai adalah Bapak Dadang Kosasih dan juga Ibu Ery

Ridha. Karena bapak Dadang merupakan manajer BMT Al-Hidayah,

sedangkan Ibu Ery Ridha merupakan salah satu karyawan senior di

BMT Al-Hidayah yang sudah bekerja sejak awal berdirinya BMT Al-

Hidayah ini.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang diperlukan,

juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998), h. 145.

Page 16: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

permasalahan yang diteliti, antara lain mencari data berupa buku,

catatan, transkip, buletin, makalah, dan sebagainya.

Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Kantor BMT Al Hidayah yang

beralamat di Jalan Mandala V no. 50 Rt. 007/09, Cililitan Besar Kramat

Jati, Jakarta Timur.

5. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif

analisis, yaitu suatu teknik analisa data di mana penulis membaca,

mempelajari, memahami, dan kemudian menguraikan semua data yang

diperoleh, lalu analisis-analisis komprehensif sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah maka

langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap

skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul hampir sama dengan yang

akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa

apa yang akan penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari

skripsi-skripsi terdahulu.

Page 17: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Adapun setelah penulis mengadakan suatu tinjauan kepustakaan,

penulis akhirnya menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul hampir

sama dengan apa yang akan penulis teliti. Judul-judul tersebut antara lain

adalah karya milik Muhammad Akmal yang berjudul, “Evaluasi Kinerja

Karyawan PT. Asuransi Takaful Umum.” Dalam skripsi ini Muhammad

Akmal hanya menjelaskan tentang evaluasi dari kinerja karyawan saja, tetapi

tidak menjelaskan tentang analisis kepemimpinannya.

Skripsi yang kedua adalah milik Ahmad Kosasih yang berjudul,

“Analisis Kepemimpinan Dakwah K.H. Noer Alie di ujung harapan Bahagia

Bekasi.” Dalam skripsi ini Ahmad Kosasih hanya menjelaskan tentang

analisis kepemimpinan tentang dakwah. Akan tetapi tidak menjelaskan

tentang manajemen kinerja dari anggota atau karyawan.

Skripsi yang ketiga adalah milik Rahmawati yang berjudul, “Bentuk

Kepemimpinan Habib Munzir Al-Musawa dalam Pengembangan Majelis

Rasulullah di Masjid Al-Munawwar, Pancoran, Jakarta Selatan.” Dalam

skripsi ini Rahmawati hanya menjelaskan tentang bentuk dari kepemimpinan

dakwahnya saja. Tetapi tidak menganalisis tentang hubungannya dengan

karyawan.

Berbeda halnya dengan ketiga skripsi di atas bahwa penelitian yang

akan penulis lakukan pada lembaga BMT Al Hidayah adalah bertujuan untuk

memberikan penilaian secara kritis dan bukan memaparkan antara teori

dengan realita suatu yayasan yang ada. Di dalam skripsi ini penulis hanya

akan menilai seberapa efektifkah kepemimpinan BMT Al Hidayah dalam

meningkatkan kinerja karyawannya.

Page 18: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Demikianlah perbedaan pokok bahasan atau materi antara penulis

akan teliti dengan skripsi-skripsi yang terdahulu.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Bab ini menuliskan tentang yaitu pendahuluan, yang berisi Latar

Belakang Penelitian, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah,

Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan

Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Bab ini yaitu bab Tinjauan Pustaka, yang berisi Efektifitas

Kepemimpinan, Gaya Kepemimpinan, konsep kinerja yang terdiri

dari pengertian kinerja dan prinsip kinerja, serta pengertian dari

Baitul Maal wat Tamwil.

BAB III Bab ini berisikan Tinjauan Umum Perusahaan terdiri dari sejarah

singkat Perusahaan, Asas dan Tujuan Perusahaan, Struktur

Organisasi Perusahaan, Manajemen Perusahaan.

BAB IV Bab ini berisikan Kepemimpinan Manajer BMT Al-Hidayah,

Peningkatan kinerja karyawan, Analisis kepemimpinan dalam

meningkatkan kinerja karyawan pada BMT Al-Hidayah.

BAB V Yaitu penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

Page 19: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Dilihat dari segi bahasa, kepemimpinan berasal dari kata dasar

“Pimpin” yang berarti dibimbing atau dituntun.7 Kepemimpinan mendapat

awalan “Ke” dan sisipan “em” serta akhiran “an”. Menurut tata bahasanya

awalan “Ke” dan “Ke-An” berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak

yang mengandung arti menjadi atau peristiwa. Sedangkan sisipan “em”

disini mengandung sifat. Jika pemimpin berasal dari kata “pimpin” yang

mendapat awalan “Pe” yang mempunyai arti orang yang melakukan, jadi

pemimpin adalah orang yang mempimpin. Dan kepemimpinan adalah suatu

peristiwa atau proses yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam

memimpin orang yang dipimpin.8

Dilihat dari segi pandang manajemen dan organisasi, kepemimpinan

adalah suatu proses di mana seseorang memimpin (directs), membimbing

(guides), mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls), pikiran,

perasaan, atau tingkah laku orang lain.9 Hal ini diperkuat lagi oleh pendapat

Zaini Muhtarom. dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Dakwah yang ia

kutip dari GR. Terry yang menjelaskan bahwa “Kepemimpinan adalah

7 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1982),

cet. Ke-4, h. 54

8 Abdullah Ambari, Intisari Tata Bahasa Indonesia, (Bandung:Djatnika), h. 70-72

9 Onong Uchjayana, Human Resources And Public Relations Dalam Management,

(Bandung: CV. Mandar Maju, 1989), cet. Ke-7, h. 195

Page 20: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

hubungan di mana seseorang atau pemimpin mempengaruhi orang-orang

untuk mengerjakan tugas bersama dengan kemauan mereka guna mencapai

apa yang dikehendaki pemimpin”.10 Menurut Veithzal Rivai, bahwa

“kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dan menentukan

tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,

mempengaruhi untuk kelompok dan budayanya”.11

Selain itu Agus Dharma

menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Supervisi, bahwa

“Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang

atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Unsur kuncinya adalah pengaruh yang dimiliki seseorang dan pada

gilirannya akibat pengaruh itu bagi orang yang hendak

dipengaruhi. Kepemimpinan terjadi pada saat seseorang berusaha

mempengaruhi perilaku orang lain atau sekelompok orang tanpa

perlu mempersoalkan alasan. Mungkin hal itu dilakukan untuk

mencapai tujuan pribadi atau tujuan orang lain, dan tujuan itu mungkin juga sejalan atau sejalan dengan tujuan orang lain atau

tujuan organisasi. Dengan demikian, peranan motif menjadi penting artinya dalam upaya seseorang yang memainkan peran sebagai

pemimpin”.12

Mengenai hal ini, K. Permadi. Dalam bukunya Pemimpin dan

Kepemimpinan dalam Manajemen, menjelaskan bahwa “Kepemimpinan

adalah kegiatan untuk mempengaruhi prilaku orang lain, atau seni

mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok”.13 Di

sini dapat diartikan, bahwa kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-

aturan atau tata krama birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dan

terjadi dalam suatu organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan dapat

10 Zaini Muhtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:Al-Amin Press,

1996). Cet. Ke-1, h. 75-76

11

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta:PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), cet. Ke-2, h. 2. 12

Agus Dharma, Manajemen Supervisi, (Jakarta: Rajawali Press, 2004) h. 136

13

K. Permadi, Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1996), cet. ke-1, h. 12

Page 21: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

terjadi di mana saja, asalkan seseorang dapat menunjukkan kemampuannya

untuk mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan

tertentu. Jadi di sini kepemimpinan mempunyai ciri tidak harus terjadi

dalam suatu organisasi tertentu.

Bertitik tolak dari ragam pengertian kepemimpinan sebagaimana

dijelaskan di atas, bisa diambil suatu pengertian umum, bahwa

kepemimpinan adalah seni kemampuan membimbing, mempengaruhi atau

mengontrol fikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain dan menuntut

kecakapan untuk semua faktor tersebut. Sehingga mereka akan menerima

dan menjalankan apa yang dianjurkan oleh orang yang mereka anggap

pemimpin, atau perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan

oleh pemimpin.

Berdasarkan dari pengertian efektifitas dan kepemimpinan yang telah

dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari efektifitas

kepemimpinan adalah kepemimpinan yang sang pemimpin menerjemahkan

fungsinya dengan perilaku. Efektifitasnya bukan karena seruan yang

membuat telinga tuli, atau teriakan memekakan dan menggema di mana-

mana, tetapi terletak pada perilaku yang memperkaya pembicaraan,

menerjemahkan tugas kepemimpinan dalam suasana penuh kehati-hatian

dan ketenangan. Selanjutnya pekerjaan semakin maju dan produktifitas pun

meningkat, sehingga target dapat tercapai.14

Sedangkan Menurut Muhammad Ramdhan kepemimpinan yang

efektif, yaitu “pemimpin yang mampu mengadaptasikan gayanya agar

14

Jamal Madhi, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh, (Bandung: PT. Syamil

Cipta Media, 2001), h. 3

Page 22: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

sesuai dengan situasi tertentu. Hal ini erat hubungannya dengan tingkat

perkembangan dan kematangan bawahan dalam melaksanakan suatu tugas

tertentu”.15 Kepemimpinan yang efektif juga merupakan kepemimpinan

yang bisa memberikan model untuk diteladani, yang memotivasi sehingga

menimbulkan semangat kerja, dan yang mempercayai bawahan untuk

mengendalikan diri sendiri. Kepemimpinan seperti ini menimbulkan

keinginan bawahan untuk bekerja sama, menggunakan sumber pengaruh

yang dimiliki dengan bijaksana, dapat mengarahkan dan berkomunikasi,

dapat mempertahankan disiplin, dan dapat memotivasi untuk menimbulkan

semangat kerja.16

2. Gaya Kepemimpinan

Adapun, di dalam kepemimpinan terdapat sebuah unsur yang sangat

penting dan tidak bisa lepas dari kepemimpinan itu sendiri. Dan unsur itu

adalah gaya kepemimpinan. Menurut bahasa, kata gaya berasal dari kata

style yang berarti gaya bahasa; cara (hidup, bertindak dsb).17 Yang

dimaksud dengan gaya kepemimpinan (style) menurut istilah ialah cara

bagaimana seorang pemimpin membawa dirinya sebagai pemimpin, cara ia

“bergerak” dan tampil dalam melakukan kekuasaannya.18

Menurut Keith dan Davis, “gaya kepemimpinan adalah pola

tindakan pemimpin secara keseluruhan, seperti yang

dipersepsikan para pegawainya, diacu sebagai gaya

kepemimpinan (leadership style). Gaya kepemimpinan mewakili

filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya

tersebut berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa, atau orientasi

15

Muhammad Ramdhan, Memimpin sesuai Keadaan, (www.google.com): Jakarta, 3 Des

2008) 16

Agus Dharma, Manajemen Supervisi, h. 134 17

Wojowasito, WJS Poerwodarminto, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Inggris,

(Jakarta : Hasta, 1974), cet. Ke-32 h. 186-188 18 J. Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992), h. 13

Page 23: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

terhadap tugas dan orang. Meskipun gaya itu secara khusus

digunakan dalam kombinasi tertentu atau bahkan diterapkan secara berbeda terhadap berbagai pegawai, masing-masing gaya

dibahas secara terpisah untuk menyoroti perbedaannya”.19

Sedangkan Miftah Thoha memberikan pengertian bahwa, “gaya

kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang

pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti

yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi di antara orang

akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan

dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya”.20

Menentukan gaya kepemimpinan efektif dalam menghadapi keadaan

tertentu pada suatu organisasi perlu mempertimbangkan kekuatan yang ada

dalam tiga unsur, yaitu diri pemimpin, bawahan, dan situasi secara

menyeluruh.21

Oleh karena itu seorang pemimpin yang efektif harus menggunakan

gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, dan tidak

bergantung pada satu pendekatan untuk semua situasi. Pandangan tersebut

mensyaratkan agar seorang pemimpin mampu membedakan gaya-gaya

kepemimpinan, membedakan situasi, menentukan gaya yang sesuai untuk

situasi tertentu serta mampu menggunakan gaya tersebut secara baik.22

Definisi dan pandangan tersebut menekankan bahwa seorang pemimpin

harus memiliki kemampuan dalam arti luas, kemampuan untuk peka

19

Keith Davis dan John, Perilaku dalam Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2004) cet. Ke-7,

h. 162 20

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi konsep dasar dan aplikasinya, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005), cet. Ke-13, h. 303 21

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, h. 66 22 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, h. 69.

Page 24: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

terhadap segala sesuatu yang ada, dengan menyeimbangkan antara faktor

intern (pemimpin) dengan faktor ekstern (organisasi atau bawahan).

Dalam studi manajemen, gaya kepemimpinan memiliki dua pola

dasar, yaitu yang berorientasi pada hubungan dan berorientasi pada tugas.

Kedua pola tersebut mampu mengklasifikasikan tipe-tipe kepemimpinan,

yaitu sebagai berikut :23

a. Otokratis, merupakan gaya kepemimpinan yang bercirikan pada

kekuasaan dan paksaan. Pemimpin dalam hal ini selalu berperan sebagi

pemain tunggal. Dia berambisi untuk menjadi raja dalam setiap situasi.

Perintah dan kebijakan yang ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan

bawahan. Anak buah tidak pernah diberi informasi mendetil tentang

rencana dan tindakan yang harus dilakukan.

b. Demokratis, kepemimpinan ini menjunjung harkat manusia, yaitu terlihat

pada orientasi yang dimiliki, selalu memberikan bimbingan efisiensi

kepada pengikut. Terdapat koordinasi pekerjaan pekerjaan pada setiap

bawahan dan mengutamakan kerjasama yang baik. Kekuatan

kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpin secara personal,

akan tetapi terletak pada partisipasi aktif setiap individu dalam

kelompok.

c. Laissez Faire, secara praktis, kepemimpinan ini tidak memimpin.

Pemimpin membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau

sendiri, bebas. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan

kelompoknya, dan eksistensinya hanya sebagai simbol. Dia tidak

23

Tarwotjo, Harwanti, Suprapto, Materi Pokok Kepemimpinan I, (Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka, 2001), cet. 4, h. 417

Page 25: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

mempunyai kewibawaan, sehingga tidak bisa mengontrol anak buah dan

tidak memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan kerja atau

menciptakan suasana kerja yang kooperatif.

Efektifitas seorang pemimpin tidak ditentukan oleh gaya atau tipe

kepemimpinan yang digunakannya, tapi tergantung pada caranya

menerapkan gaya atau tipe kepemimpinan tersebut pada situasi yang

dihadapinya.

Makin efektif interaksi pemimpin dan bawahan terutama melalui

pendekatan manusia (human approach), menunjukkan kecenderungan

semakin tinggi dan terbina satu sikap saling pengertian dan kerataan

hubungan emosional antara kepemimpinan dengan bawahan, dan keadaan

ini menjadi potensi untuk bersama-sama.24 Interaksi yang dilakukan oleh

pemimpin terhadap pengikut dapat berlangsung secara formal atau secara

informal sesuai dengan tuntutan situasi, tempat dan kepentingan.25

3. Indikator Kepemimpinan Efektif

Menurut Fahrudin Ali Prabowo untuk menjadi pemimpin yang efektif

harus mempunyai beberapa pedoman dasar yaitu :26

a. Keluwesan.

Pemimpin yang luwes memiliki potensi menjadi efektif dalam

sejumlah situasi yang berbeda akan berbeda-beda. Dengan kata lain,

efektifitas pemimpin tergantung pada bagaimana gaya kepemimpinan

mereka saling berkaitan dengan keadaan atau situasi pemimpin yang

24

Ulber Silalahi, Pemahaman Praktis Azas-azas Manajemen, (Bandung: CV Mandar

Maju, 2002), cet. Ke-2, h. 304 25

Ibid, h. 305

26

Fahrudin Ali Prabowo, “Meningkatkan Efektisitas Kepemimpinan” Saplemen Harian

Umum Republika, (Jakarta, 29 November 1999).

Page 26: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

sukses adalah pemimpin yang mampu menyesuaikan gaya mereka

dengan kebutuhan situasi. Namun dalam situasi arus kerja yang rutin,

terstruktur dan mantap, keluwesan pemimpin tidak begitu penting.

b. Berorientasi pada pencapaian.

Pemimpin dituntut untuk mampu menetapkan sasaran menantang

dan menunjukkan kepercayaan diri bahwa mereka dapat

mempercayainya. Dalam hal ini pemimpin adalah seseorang yang

menjadi kunci dalam menimbulkan motivasi, kepuasan dan kinerja

bawahan yang lebih baik. Mampu mempengaruhi jalur antara perilaku

bawahan dan sasaran. Pada batas tertentu, pemimpin adalah seorang

pelatih yang merencanakan jalur realistik bagi tim. Bawahan yang

mengerjakan tugas pekerjaan tak rutin dan bekerja untuk pemimpin yang

berorientasi pada pencapaian merasa lebih yakin bahwa upaya mereka

akan menyebabkan kinerja yang lebih baik.

c. Partisipasi.

Dalam hal ini pemimpin bertindak untuk meminta, menerima dan

menggunakan saran bawahan untuk membuat keputusan. Partisipasi lebih

menekankan pada upaya meningkatkan peluang bagi kepuasan pribadi

bawahan. Membantu upaya bawahan untuk mencapai sasaran, menolong

mengurangi rintangan yang mengecewakan dalam upaya mencapai

sasaran dan memberi penghargaan atas pencapaian sasaran.

d. Transformasional.

Dalam hal ini, menggunakan nilai kepercayaan dan kebutuhan

bawahan untuk menyelesaikan tugas. Dan mampu melakukan dalam

Page 27: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

situasional yang sangat cepat berubah atau situasi yang penuh krisis.

Dengan kata lain mampu menampilkan atau menciptakan kepemimpinan

penuh inspirasi, stimulasi intelektual dan perasaan bahwa setiap bawahan

diperhitungkan.

B. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual

Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya).27

Menurut Edy Sukarno kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.28

Pabundu Tika mendefinisikan kinerja sebagai hasil-hasil fungsi

pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi

dalam periode waktu tertentu.29

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut,

penulis mendefinisikan kinerja ialah sebagai hasil kerja yang dapat dicapai

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Dengan semakin

27 A. A. Anwar Prabu MangkuNegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

h. 67.

28

Edy Sukarno, Sistem Pengendalian Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2002), Edisi Revisi, h. 131.

29

Moh. Pabundu Tika, Budaya organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, (Jakarta

: PT. Bumi Aksara, 2006). Cet. 1, h. 121.

Page 28: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

meningkatnya kinerja karyawan, semakin meningkat pula hasil yang

diperoleh perusahaan atau organisasi. Begitu juga sebaliknya, semakin

menurun kinerja karyawan, hasil yang diperoleh perusahaan atau organisasi

juga ikut menurun. Oleh karena itu, kinerja karyawan sangat mempengaruhi

perkembangan dari suatu perusahaan atau organisasi itu sendiri.

2. Prinsip Kinerja

Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan

acuan bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip dasar

manajemen kinerja menjadi pondasi yang kuat bagi kinerja organisasi untuk

mencapai tujuan. Sebagai prinsip dasar dalam manajemen kinerja adalah

menghargai kejujuran, memberikan pelayanan, tanggung jawab, dirasakan

seperti bermain, adanya perasaan kasihan, adanya perumusan tujuan,

tersapat konsensus dan kerjasama, sifatnya berkelanjutan, terjadi

komunikasi dua, dan mendapatkan umpan balik.

a. Kejujuran

Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang

jujur di antara manajer, pekerja, dan rekan kerja. Kejujuran termasuk

dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta, memberikan

pertimbangan dan perasaan. Kejujuran mempunyai beberapa segi dan

tingkatan, dan mereka yang menggunakan proses penilaian untuk

menggali kebenaran secara luas dan dalam akan memperoleh manfaat

terbesar.

Proses penilaian akan memperluas pemahaman bawahan dengan

cara mengajak mereka untuk secara jujur menyatakan apa yang

Page 29: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

memotivasi mereka, apa yang mereka suka dan apa yang tidak suka

tentang yang mereka lakukan, apa yang mereka inginkan dan apa yang

menjadi kepentingan mereka dan bagaimana mereka harus dibantu.

Sebaliknya manajer juga menceritakan kebenaran dalam

hubungannya dengan bawahan tentang apa yang disuka dan tidak disuka

tentang pa yang mereka kerjakan, apa apresiasinya terhadapa pekerja,

visi yang diberikan kepada mereka, persepsi dan pertimbangan tentang

hambatan terhadap keberhasilan dan saran lainnya.

b. Pelayanan

Setiap aspek dalam proses kinerja harus memberikan pelayanan

kepada setiap stakeholder yaitu: pekerja, manajer, pemilik, dan

pelanggan. Dalam proses manajemen kinerja, umpan balik, dan

pengukuran harus membantu para pekerja dan perencanaan kinerja.

Prinsip pelayanan merupakan tanda yang paling kuat untuk pengukuran,

perencanaan, dan coaching pekerja.

Satu aspek yang membingungkan dari prinsip pelayanan adalah

bahwa apa yang diberikan manajer kepada pekerja mungkin dirasakan

tidak baik dan mengecewakan mereka. Memberitahu orang tentang apa

yang mereka tidak mau mendengar dapat membuat mereka tidak bahagia.

Akan tetapi, hal tersebut hanya membantu mengubah dan mendapatkan

arah yang tepat. Belajar membantu orang lain dengan baik merupakan

proses pembelajaran jangka panjang di mana manajer membantu orang

lain akan menjadi lebih baik, dan belajar tentang apa yang dapat berjalan

dan tidak bisa berjalan. Walaupun mungkin saja terjadi banyak

Page 30: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

kesalahan, tetapi perlu memperbaiki ketrampilan, kompetensi, dan

kemampuan dalam membantu orang lain.

c. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan prinsip dasar di belakang

pengembangan kinerja. Dengan memahami dan menerima tanggung

jawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai

tujuan mereka, pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbaiki.

Pengembangan kinerja didasarkan pada anggapan bahwa pekerja dapat

mempengaruhi hasilnya dengan memperbaiki kecakapan kompetensi

perilaku. Mereka tidak memerlukan izin untuk memperbaiki kompetensi.

Nasib mereka berada di tangan mereka sendiri.

Dari perspektif manajer, sudah menjadi tanggung jawab manajer

untuk memastikan keberhasilan bawahannya. Sudah tentu tidak

seorangpun mampu mengontrol sepenuhnya nasib sendiri, tetapi dengan

memfokuskan pada apa yang dapat mereka kontrol, orang meningkatkan

kemungkinan mendapatkan manfaat dari keberhasilannya.

d. Bermain

Manajemen kinerja menggunakan prinsip bahwa bekerja sama

dengan bermain. Dengan prinsip bermain, dalam manajemen kinerja

orang mendapatkan kepuasan dari apa yang mereka kerjakan. Apabila

tidak menerapkan prinsip bermain, bekerja akan menjadi beban. Timbul

beban dalam dirinya adanya suatu perasaan bahwa mereka harus bekerja,

mereka tidak mempunyai pilihan, dan pekerjaan mereka tidak dihargai.

Page 31: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Implikasi untuk pengembangan kinerja adalah bahwa kinerja harus

didorong menggunakan proses sebagai sarana untuk menciptakan

kepuasannya sendiri dalam hubungannya dengan pekerja. Hal tersebut

dilakukan melalui interaksi di antara orang sehingga penyelesaian kreatif

dilahirkan, dan lingkungan kerja yang dinamis dan kreatif diciptakan.

e. Rasa Kasihan

Rasa kasihan merupakan prinsip bahwa manajer memahami dan

empati terhadap orang lain. Kebanyakan orang yang tidak menunjukkan

rasa kasihan pada orang lain juga sedikit sekali merasa kasihan pada diri

mereka sendiri. Rasa kasihan seorang manajer akan melupakan kesalahan

di belakang mereka dan mulai dengan sesuatu yang baru. Dengan rasa

kasihan mendapatkan percaya diri dan dorongan, suatu elemen kunci

pengembangan kinerja. Penting untuk tidak menjadi kasihan dengan

menerima permintaan maaf. Manajer yang baik membiarkan bawahan

mengalami konsekuensi wajar diri tindakannya sehingga mereka belajar

dan memperbaiki dirinya.

f. Perumusan Tujuan

Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan

mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai organisasi.

Sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki, selanjutnya tujuan yang

sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan di tingkat

yang lebih rendah, seperti tujuan divisi, departemen, tim, dan individu.

Hal tersebut perlu dilakukan agar tujuan semua tingkatan

manajemen yang lebih rendah memberikan kontribusi pada pencapaian

Page 32: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

tujuan struktur di atasnya secara berjenjang. Individu memberi kontribusi

tim; tim memberikan kontribusi pada departemen; departemen pada

divisi; dan selanjutnya divisi memberikan kontribusi pada organisasi.

g. Konsensus dan Kerjasama

Manajemen Kinerja mengandalkan pada konsensus dan kerjasama

antara atasan dan bawahan daripada menekankan pada kontrol dan

melakukan paksaan. Apabila bawahan melakukan pekerjaan karena

terpaksa, sebenarnya mereka tidak memberikan dukungan pada atasan.

Apabila pekerjaan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama, pekerja

akan menjadi lebih bertanggung jawab.

Manajemen kinerja bekerja atas dasar kontrak kesepakatan antara

atasan dan bawahan. Dengan demikian, bawahan menyadari dan

bertanggung jawab atas kontrak kinerja yang sudah disetujuinya sebagai

standar kinerja. Sementara itu, bagi atasan, kontrak kesepakatan

merupakan jaminan akan tercapainya kinerja organisasi.

h. Berkelanjutan

Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang sifatnya

berlangsung secara terus menerus, berkelanjutan, bersifat evolusioner, di

mana kinerja secara bertahap selalu diperbaiki sehingga menjadi semakin

baik. Dengan menggunakan proses penilaian kinerja dan menyampaikan

hasilnya sebagai umpan balik, koreksi selalu dilakukan terhadap kinerja

yang tidak memenuhi standar kinerja.

Page 33: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Manajemen kinerja menciptakan pemahaman bersama tentang apa

yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja dan bagaimana akan dicapai.

Manajemen kinerja mendorong manajemen diri individual.

i. Komunikasi Dua Arah

Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat

terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara

atasan dan bawahan. Komunikasi dua arah menunjukkan adanya sikap

keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak.

Dengan komunikasi dua arah, bawahan lebih memahami apa yang

diinginkan atasan. Sebaliknya, atasan lebih memahami apa yang terjadi

dan apa yang diinginkan oleh bawahan. Dengan demikian, dapat

dihindari terjadinya salah persepsi di antara keduanya. Komunikasi

membangun saling pengertian bersama.

Komunikasi dua arah akan menumbuhkan perasaan saling dapat

dipercaya dan berdampak pada peningkatan perasaan tanggung jawab.

Manajer tidak ragu memberikan delegasi tugas kepada bawahan karena

tahu bahwa bawahannya bertanggung jawab. Sementara itu, bawahan

dengan senang hati menerima delegasi tugas karena bahwa atasannya

menghargai kemampuannya.

j. Umpan Balik

Pelaksanaan manajemen kinerja memerlukan umpan balik terus

menerus. Umpan balik memungkinkan pengalaman dan pengetahuan

yang diperoleh dari pekerjaan oleh individu dipergunakan untuk

memodifikasi tujuan organisasi.

Page 34: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Dengan demikian, umpan balik juga dapat dipergunakan untuk

meninjau kembali perencanaan kinerja. Di samping itu, manajemen

kinerja mengukur dan menilai semua kinerja terhadap keseluruhan tujuan

yang telah disepakati.30

C. Baitul Mal wat Tamwil (BMT)

1. Pengertian BMT

Istilah BMT (Balai Usaha Mandiri Terpadu) adalah penggabungan

dari dua kata, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Secara etimologis baitul

maal berasal dari kata bait dan al-maal. Bait artinya bangunan atau rumah,

sedangkan al-maal berarti harta benda atau kekayaan. Jadi secara harfiah,

baitul maal berarti rumah harta benda atau kekayaan. Namun demikian, kata

baitul maal diartikan sebagai pembendaharaan (umum atau negara).31

BMT atau Baitul Mal wat Tamwil adalah “lembaga keuangan mikro

yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan

syariah. BMT terdiri dari dua istilah, Baitul Maal lebih mengarah pada

usaha-usaha mengumpulkan dan penyaluran dana yang non profit, seperti

zakat, infaq dan sodaqoh, sedangkan baitul tamwil sebagai usaha

pengumpulan dan penyaluran dana komersial”.32

30

Prof. Dr. Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.

11-17 31

Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 161

32

Heri sudarsono, Istilah-istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UII

Press, 2004) h. 17

Page 35: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Abu A’la al Maududi memandang bahwa “baitul maal adalah

lembaga keuangan yang dibangun atas landasan syari’ah, oleh sebab itu

pengelolaannya harus dengan aturan syari’ah pula”.33

Adapun yang dimaksud dengan baitul maal dalam istilah fikih islam

adalah “suatu badan atau lembaga (instansi) yang bertugas mengurusi

kekayaan Negara terutama keuangan, baik yang berkenaan dengan soal

pemasukan dan pengelolaan, maupun yang berhubungan dengan masalah

pengeluartan dan lain-lain”.34

Baitul mal wat tamwil (BMT) pada dasarnya merupakan

pengembangan dari konsep ekonomi dalam islam terutama dalam bidang

keuangan. Istilah BMT adalah penggabungan dari baitul maal dan baitul

tamwil. Baitul maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola

dana yang bersifat nirlaba (sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infak,

dan sedekah, atau sumber lain yang halal. Kemudian, dana tersebut

disalurkan kepada mustahik yang berhak atau untuk kebaikan. Adapun

baitul tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive.

Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan

penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang

dijalankan berdasarkan prinsip syariat.35

Adapun Irfan M. Ra’ana mendefinisikan BMT sebagai pusat

pembendaharaan umat, di mana yang pendapatannya dikumpulkan dari

33

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hove,

1997), Cet. Ke-5, h. 186 34

Ibid

35

Hertanto W. dkk, Panduan Praktis Operasional Baitul Mal wat Tamwil, (Bandung:

Mizan, 1999) cet. 1, h. 81

Page 36: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

berbagai sumber seperti; zakat, jizyah, kharaj, beacukai, dan yang lainnya,

di dalam pembendaharaan umat, yang kemudian digunakan untuk

pembiayaan bagi yang membutuhkan.36

Dengan demikian, BMT menggabungkan dua kegiatan yang berbeda

sifatnya laba nirlaba dalam satu lembaga. Namun, secara operasional BMT

tetap merupakan entitas (badan) yang terpisah. Dalam perkembangannya,

selain bergerak di bidang keuangan, BMT juga melakukan kegiatan di

sektor riil. Sehingga ada tiga jenis aktivitas yang BMT, yaitu jasa keuangan,

sosial atau pengelolaan zakat, infak dan sedekah (ZIS), serta sektor riil.

Mengingat masing-masing memiliki kekhasannya sendiri, setiap aktivitas

merupakan suatu entitas (badan) yang terpisah, artinya pengelolaan dana

ZIS, jasa keuangan, dan sektor riil tidak bercampur satu sama lain. Penilaian

kinerjanya pun perlu dipisahkan sebelum menilai kinerja BMT secara

keseluruhan. Selain itu, yang mendasar adalah bahwa seluruh aktivitas BMT

harus dijalankan berdasarkan prinsip muamalah (ekonomi) dalam islam.

36

Irfan M. Ra’ana, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Khatab, (Jakarta: Pustaka

pirdaus, 1992), Cet. Ke-2. h. 148

Page 37: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

BAB III

TINJAUAN UMUM BMT AL-HIDAYAH CILILITAN

A. Sejarah dan Perkembangan BMT Al-Hidayah

Pada awal berdirinya, BMT Al-Hidayah didirikan karena kepedulian

teman-teman alumni kursus perbankan Syariah dan Wirausaha Masjid Agung

Sunda Kelapa (MASKA) angkatan ke VI yang prihatin terhadap

perkembangan perekonomian masyarakat Cililitan dan sekitarnya yang

semakin hari semakin banyak masyarakat yang hidup dalam kondisi

masyarakat pra sejahtera. Melalui dari, oleh dan untuk anggota maka

dirajutlah suatu kepedulian menjadi sebuah kekuatan untuk dapat berbuat

yaitu melalui usaha simpan pinjam yang kemudian diberi nama BMT Al-

Hidayah.

BMT Al-Hidayah didirikan pada tanggal 16 Desember 1996, dan

telah diresmikan oleh Bapak Kepala Kelurahan Cililitan pada tanggal 28

Maret 1997. Dengan hanya urunan modal yang diberikan oleh para pendiri

sebanyak 21 orang maka terkumpullah dana sebesar Rp 8.400.000,-(delapan

juta empat ratus rupiah) sebagai modal awal untuk operasionalnya kegiatan

BMT Al-Hidayah.

Sampai Juli 2008 BMT Al-Hidayah telah mempunyai anggota

penyimpan sebanyak 2.225 orang yang terdiri atas : Pedagang 1.533 orang

(68,89%), Karyawan 187 orang (8.40%), Pelajar 275 orang (12.35%),

Mahasiswa 45 orang (2%) dan lain-lain 185 orang (8.31%).

Page 38: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Selain anggota penyimpan, ada juga anggota BMT Al-Hidayah yang

menerima pembiayaan. Sampai Juli 2008 BMT Al-Hidayah sudah

memberikan pembiayaan kepada 818 pengusaha kecil yang terdiri dari 809

orang pedagang (98,89%), 4 orang industri kecil (0,48%) dan 5 orang

pengusaha jasa (0,61%).

Simpanan anggota sampai Juli 2008 berjumlah Rp 1.276.477.651,75

sedangkan pembiayaan (kredit usaha) yang sudah digulirkan kepada anggota

berjumlah Rp 1.017.408.175.

Pembiayaan diberikan kepada anggota yang ingin mengembangkan

usahanya dengan mempertimbangkan kelayakan usaha anggota. Pembiayaan

yang sudah diberikan berkisar antara Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) sampai

dengan Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) yang diangsur selama beberapa waktu

dengan sistem bagi hasil (berdasarkan syariah) menurut kesepakatan bersama

antara BMT Al-Hidayah dengan peminjam. Pengalaman selama ini

memperlihatkan, bahwa pembiayaan yang diberikan sangat membantu

anggota dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Banyak usaha

anggota yang sudah dibina oleh BMT Al-Hidayah yang sudah mengalami

perkembangan.

Pembinaan yang diberikan BMT Al-Hidayah tidak hanya terbatas

pada pemberian pinjaman saja, namun juga disertai dengan pendampingan

yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Pembinaan perorangan

dilakukan pengelola BMT Al-Hidayah melalui dialog terutama pada saat

pengajuan pinjaman, dimana anggota dan pengelola harus bersama-sama

menyusun kelayakan usaha. Kesempatan dialog yang lain dilakukan di saat

Page 39: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

anggota membayar angsuran pinjaman atau kunjungan pengelola ke rumah

anggota. Pembinaan kelompok dilakukan melalui pertemuan kelompok tiga

bulan sekali. Pembinaan ini meliputi tehnis berusaha serta penguatan mental.

BMT Al-Hidayah berada di sekitar lingkungan penduduk Cililitan

dan berdekatan dengan Kantor Kelurahan Cililitan, Masjid Al-Hidayah, Majlis

Taklim Al-Hidayah serta dekat dengan pasar buah Cililitan, Pasar Kramat Jati,

Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Embrio kampung Makasar (Lokasi Binaan

Usaha Kecil) yang kebetulan pasar tersebut pedagangnya merupakan binaan

BMT Al-Hidayah.37

B. Visi, Misi, dan Tujuan

Pada dasarnya BMT Al-Hidayah mempunyai visi dan misi yang

sama dengan BMT-BMT yang lainnya pada umumnya, yaitu antara lain :

Visi dari BMT Al-Hidayah adalah terwujudnya peningkatan usaha

pemberdayaan ekonomi dan potensi umat.38

Sedangkan Misi dari BMT Al-Hidayah yaitu bersinergi dengan

lembaga keuangan syariah lainnya untuk tujuan memajukan ekonomi umat,

melalui kegiatan-kegiatan konkrit, di antaranya adalah :39

1. Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam berbasis syariah.

2. Peningkatan usaha sektor riil khususnya kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM).

3. Penyedia jasa pembiayaan, investasi, dan konsumtif

37

Buku Panduan BMT Al-Hidayah, tahun 2006 38

Buku Panduan BMT Al-Hidayah, tahun 2006 39 Buku Panduan BMT Al-Hidayah, tahun 2006

Page 40: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Selain visi dan misi, BMT Al-Hidayah juga mempunyai sebuah moto

dan tujuan. Moto dari BMT Al-Hidayah adalah “Kepercayaan Anda Kekuatan

Kami”. Maksudnya adalah dengan kepercayaan dan dukungan yang diberikan

oleh para anggota dan nasabah, membuat BMT Al-Hidayah bisa menjadi

lebih berkembang dan lebih baik lagi.

Sedangkan tujuan dari BMT Al-Hidayah adalah :40

1. Meningkatkan dan mengembangkan perekonomian rakyat, khususnya

pengusaha kecil, bawah dan kecil

2. Membebaskan masyarakat, para pengusaha kecil, bawah dan kecil dari

cengkeraman para rentenir atau yang sejenisnya.

3. Membuat net-work antara pedagang kecil, sehingga mereka bisa saling

menghidupi rekan-rekan pengusaha lainnya agar tidak terjadi pemusatan

keuntungan di satu golongan tertentu.

Semua tujuan BMT Al-Hidayah ini berlandaskan pada keinginan

untuk berbuat sesuatu terhadap ketimpangan perekonomian yang hanya

dinikmati oleh salah satu golongan tertentu, sehingga para pengusaha kecil,

bawah dan kecil, makin terjepit posisinya, sedangkan pengusaha besar

semakin melebar. Hal ini sebenarnya merupakan usaha perwujudan dari

firman Allah QS. Al-Hasyr ayat 7 & artinya adalah :

“......supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang

kaya saja di antara kamu.....”

40 Buku Panduan BMT Al-Hidayah, tahun 2006

Page 41: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

C. Struktur Organisasi

Dalam suatu organisasi atau lembaga dikenal dengan adanya struktur

organisasi. Ini diartikan sebagai hubungan antara satu tingkatan atau divisi

yang memiliki tugas masing-masing erat kaitannya dalam mencapai

keberhasilan organisasi tersebut.

Berikut adalah struktur organisasi BMT Al-Hidayah41

Ketua : H. Krisna Wisnu Wardhana SE, MM

Sekretaris : Ery Ridha S.Ag

Bendahara : Dadang Kosasih S.Ag

Pengelola BMT Al-Hidayah

Manajer : Dadang Kosasih S.Ag

Kasir : Ery Ridha S.Ag

Pembukuan : R. Erwin Maulana SE

Marketing 1 : Masamah

Marketing 2 : Anita

41 Buku Panduan BMT Al-Hidayah, tahun 2006

Page 42: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

BAGAN 1

Struktur Organisasi BMT Al-Hidayah

D. Produk-produk BMT Al-Hidayah

BMT Al-Hidayah mempunyai produk-produk yang mereka

kelompokkan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah sebagai berikut:42

1. Produk Baitul Tamwil

Dalam produk Baitul Tamwil ini di dalamnya meliputi dua macam

bentuk, simpanan dan pembiayaan:

a. Simpanan, antara lain :

1) Simpanan Mudharabah (Bagi hasil)

2) Simpanan Pendidikan

3) Simpanan Wadi’ah

b. Pembiayaan, antara lain :

1) Pembiayaan Mudharabah

2) Pembiayaan Murabahah

42 Brosur BMT Al-Hidayah, 2008

Ketua

Manajer Sekretaris Bendahara

Pembukuan Marketing 1 Marketing 2 Kasir

Page 43: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

3) Pembiayaan Musyarakah

2. Produk Baitul Maal

Produk ini adalah penerimaan dana zakat, infaq, dan sadaqah

(ZIS) yang disalurkan kepada para mustahik 8 (delapan) asnaf dalam

bentuk program :

a. Beasiswa Pendidikan

b. Sumbangan dan Santunan

c. Qardul Hasan (Pembiayaan Kebajikan)

3. Penyaluran Kredit

Penyaluran dana dari PT. BPRS HARTA INSAN KARIMAH

yang diajukan oleh BMT Al-Hidayah, akan dialokasikan kepada anggota

pedagang yang berada di pasar tradisional yang diperkirakan kebutuhan

modal mereka antara Rp 3.000.000 (tiga juta rupiah) sampai dengan Rp

5.000.000 (lima juta rupiah) per-anggota, baik kepada anggota yang lama

maupun kepada anggota yang baru. Adapun rencana anggota yang

menerima bantuan tambahan modal dari BMT Al-Hidayah adalah

beberapa pedagang sembako, pedagang buah, pedagang ikan dan lain-lain.

Baik yang berada di dalam pasar tradisional ataupun di luar pasar

tradisional.

E. Anggota-anggota BMT Al-Hidayah

Anggota penyimpan adalah masyarakat Cililitan dan sekitarnya,

anggota Pengajian Ibu-ibu Masjid Al-Hidayah, anggota pengajian remaja,

Majlis Taklim Al Ummahat, murid-murid Madrasah Al-Hidayah, Pegawai

Page 44: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Kelurahan Cililitan, Pedagang atau Pengusaha sebagai anggota pembiayaan

dan relasi-relasi pendiri dan Pengurus atau Pengelola.43

F. Sarana dan Fasilitas

Demi tercapainya tujuan kegiatan dan agar seluruh kegiatan dapat

berjalan dengan lancar dan efektif, maka perlu adanya sarana sebagai

penunjang kegiatan tersebut. Adapun sarana yang ada di BMT Al-Hidayah

adalah sebagai berikut:44

1. Sepeda motor ada tiga buah

2. Sudah memakai sistem atau aplikasi komputer

3. Brangkas serta perlengkapan kantor lainnya yang lengkap

43

Wawancara pribadi dengan Dadang Kosasih (Manajer), tgl. 4 November 2009. 44 Buku Panduan BMT Al-Hidayah, tahun 2006

Page 45: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

BAB IV

ANALISIS KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL-HIDAYAH

CILILITAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

A. Kepemimpinan Manajer BMT Al Hidayah

1. Biografi Singkat Manajer BMT Al-Hidayah

Manajer BMT Al-Hidayah Cililitan bernama Dadang Kosasih.

Lahir di Jakarta, tanggal 26 Februari 1971. Hidup dari keluarga yang serba

kekurangan dari segi ekonomi. Namun, dari kesederhanaan itulah

membuat beliau menjadi tegar dan selalu berpikir ingin terus maju dan

merubah nasib hidup menjadi lebih baik.

Dadang Kosasih menyelesaikan sekolahnya di Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren Darunnajah pada tahun 1990. Dan beliau melanjutkan

pendidikannya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah pada

tahun 1997. Selain menjalani kegiatan perkuliahan, beliau juga aktif di

berbagai organisasi kemahasiswaan. Dari sinilah bakat beliau dalam

menjadi seorang pemimpin sudah terlihat. Hal ini terbukti dengan

diangkatnya dia sebagai bendahara di Resimen Mahasiswa (MENWA),

dan juga sebagai sekertaris umum di Senat Mahasiswa.

Seusai perkuliahan Dadang Kosasih tetap eksis di dunia organisasi.

Di antaranya adalah menjadi Ketua Remaja Masjid Al-Hidayah dan Ketua

Organisasi Mitra Polri Jakarta hingga sekarang.

Page 46: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Selain itu Dadang Kosasih juga mengajar di Madrasah Ibtidaiyah

Al-Hidayah. Dan juga mengajar di Sekolah Tinggi Administrasi (STIA)

Jakarta.

Awal mulanya Dadang Kosasih bisa direkrut menjadi Manajer

BMT Al-Hidayah adalah ketika dia menjadi salah anggota remaja Masjid

Agung Sunda Kelapa (MASKA). Dari sinilah dia direkomendasikan oleh

ketua remaja MASKA yang ternyata kerabat dekat dari ketua BMT Al-

Hidayah untuk menempati jabatan manajer BMT Al-Hidayah hingga

sekarang.

2. Gaya kepemimpinan

Pada dasarnya gaya kepemimpinan itu terdiri dari tiga jenis. Yaitu

gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya

kepemimpinan laiszes faire.45 Dan salah satu gaya kepemimpinan yang

mendekati gaya kepemimpinan manajer yang diterapkan di BMT Al-

Hidayah adalah gaya kepemimpinan demokratis. Indikasi ini dapat dilihat

dari pernyataan manajer BMT Al-Hidayah yang menyebutkan bahwa gaya

kepemimpinan yang dipakai oleh BMT Al-Hidayah ini adalah gaya

kepemimpinan yang mengedepankan sifat kekeluargaan. Di mana BMT

Al-Hidayah ini lebih mementingkan faktor kebersamaan dan kekeluargaan

yang erat di antara karyawan dan manajer. Sehingga atas dasar inilah,

BMT Al-Hidayah mempunyai motto, dari kita, oleh kita, dan untuk kita.

Dan karena itulah, dengan diterapkannya gaya kepemimpinan seperti itu,

45

Tarwotjo, Harwanti, Suprapto, Materi Pokok Kepemimpinan I, (Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka, 2001), cet. 4, h. 417

Page 47: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

diharapkan bisa menghadirkan sebuah sistem kerja yang dinamis dan

kondusif di antara karyawan dan manajer BMT Al-Hidayah.46

Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa gaya

kepemimpinan manajer yang diterapkan di BMT Al-Hidayah adalah gaya

kepemimpinan demokratis dimodifikasi dengan gaya otokratis. Hal ini

dapat terindikasikan dari kesadaran manajer akan pentingnya sebuah

kebersamaan di antara dirinya dengan karyawan. Dan gaya kepemimpinan

seperti ini lebih menitikberatkan pada suatu kebersamaan kelompok, dan

bukan secara individual. Di mana, dalam setiap pengambilan keputusan itu

harus berdasarkan hasil musyawarah mufakat. Dengan begitu, di antara

manajer dan karyawan bisa saling mendukung dalam melaksanakan

pekerjaan sehingga bisa mengembangkan BMT Al-Hidayah menjadi lebih

maju.

Manajer BMT Al-Hidayah yang lebih mementingkan faktor

kebersamaan ini mempunyai beberapa ciri-ciri. Di mana ciri-ciri inilah

yang akan menjadi tolak ukur manajer dalam upayanya untuk

meningkatkan kinerja karyawannya. Adapun beberapa ciri-ciri dari

kepemimpinan BMT Al-Hidayah adalah sebagai berikut.

a. Ciri kepemimpinan Manajer BMT Al-Hidayah

1) Luwes dan fleksibel

Manajer BMT Al-Hidayah merupakan salah satu pemimpin

yang luwes dan tidak kaku dalam memimpin BMT Al-Hidayah.

Menurutnya, seorang pemimpin yang luwes itu harus bisa menerima

46

Wawancara Pribadi, Dadang Kosasih (Manajer BMT Al Hidayah), tanggal 4 November

2009.

Page 48: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

pola pikir karyawannya, kalau pola pikirnya itu yang lebih baik

daripada pola pikir sang manajer dalam menyelesaikan masalah di

BMT.47 Salah satu contoh ketika seorang karyawan di bidang

marketing ingin memberikan suatu modal kepada seorang calon

nasabah. Namun sang manajer menolak ide dari karyawan marketing

tersebut dengan alasan yang tidak sesuai dengan prosedur

peminjaman. Akan tetapi sang manajer juga mencoba mencari jalan

keluar agar masalah itu bisa terselesaikan, yaitu dengan cara

meninjau tempat yang akan digunakan oleh calon nasabah, dan

ternyata setelah dilihat usahanya itu sangat berpotensial. Atas dasar

itulah, akhirnya manajer menerima ide dari karyawan marketing itu.

Selain itu, manajer BMT Al-Hidayah juga seorang yang

fleksibel. Salah satu contoh ketika ada suatu kasus semisal kegiatan

transaksi yang dilakukan oleh BMT Al-Hidayah dengan calon

nasabah, lalu BMT Al-Hidayah meminjamkan modal pada calon

tersebut dengan metode ijaroh, maka pemimpin tidak secara

langsung memberikan keputusan, tetapi dilihat terlebih dahulu dari

segi keuntungan dan kerugian yang akan di dapat oleh BMT Al-

Hidayah nantinya.

Dengan memiliki sifat keluwesan itu, manajer BMT Al-

Hidayah dapat mengembangkan kreatifitas dari karyawannya.

Sehingga kinerja karyawan pun bisa meningkat.

47

Wawancara Pribadi, dengan Dadang.

Page 49: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

2) Membebaskan Karyawan dalam menyelesaikan masalah pada

pekerjaannya

Membebaskan karyawan dalam mengatasi masalah

pekerjaan, maksudnya adalah ketika terjadi suatu masalah yang

mengakibatkan karyawan atau pemimpin BMT Al hidayah harus

bisa mengambil keputusan dalam mengatasi masalah yang di temui

tersebut dalam pekerjaannya. Manajer BMT Al Hidayah tidak

langsung turun tangan dalam penyelesaian masalah tersebut.

Melainkan manajer memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada

karyawannya itu untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Contoh

kasus, ketika proses pengambilan dana yang telah disepakati dalam

ijab qabul mengalami kemacetan atau tidak lancar dalam

pengambilan uangnya, maka karyawan tidak serta merta

melimpahkan semuanya pada atasan melainkan berusaha untuk

dipecahkan sendiri terlebih dahulu. Dengan begitu karyawan bisa

belajar bertanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankan atau

diberikan oleh sang manajer.

3) Menjaga perasaan dan menghormati pendapat bawahannya

Salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

adalah selalu menjaga perasaan dan menghormati pendapat

bawahannya. Dengan memiliki sikap seperti itu, manajer bisa

menjaga semangat bekerja yang dimiliki oleh karyawannya.

Manajer BMT Al Hidayah selalu berusaha untuk tidak

menyakiti perasaan sekecil apapun kepada para karyawannya. Dan

Page 50: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

hal ini diperkuat oleh para karyawannya yang merasa bahwa selama

mereka bekerja, mereka tidak pernah merasa tersakiti perasaannya.

Justru mereka selalu didukung penuh dalam setiap melaksanakan

pekerjaannya. Dan karena hal itulah yang membuat mereka menjadi

lebih bersemangat lagi untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

Seorang pemimpin juga harus bisa menghormati pendapat

dari para karyawannya. Ketika dalam mengambil sebuah keputusan

pada suatu masalah yang terjadi di perusahaan, maka keputusan

tidak mutlak berada di tangan pemimpin. Melainkan berada di

tangan semuanya, baik itu pemimpin maupun karyawan.

3. Upaya manajer dalam meningkatkan kinerja karyawan

a. Memberikan Kesejahteraan Karyawan

Dengan memberikan gaji yang sesuai dengan tingkat kerjanya.

Disertai dengan adanya pemberian bonus kepada karyawan yang bisa

meraih prestasi kerja yang memuaskan. Hal ini adalah bertujuan untuk

memotivasi karyawannya agar kinerja mereka bisa meningkat. Dengan

memberikan kompensasi yang sesuai dengan loyalitas yang telah

diberikan oleh karyawan.

Manajer BMT Al Hidayah merasa bahwa apa yang menjadi hak

dan kewajibannya telah dilakukan sesuai dengan apa yang diharapkan

para karyawannya. Selain berupaya untuk meningkatkan kinerja

karyawan, juga mampu untuk menghindari tindakan penyelewengan

berupa penggelapan uang yang dilakukan karyawan BMT Al Hidayah,

Page 51: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

yang dikarenakan manajer tidak memberikan hak yang sesuai dengan

harapan kepada karyawannya.

b. Mengadakan studi banding

Salah satu upaya manajer untuk mengembangkan suatu

perusahaan, adalah dengan mengadakan studi banding. Dengan studi

banding, diharapkan bisa menambah pengalaman dan ilmu bagi

pengetahuan karyawannya. Sehingga kinerja karyawan pun menjadi

meningkat dengan bertambahnya pengetahuannya.

Oleh karena itu, Manajer BMT Al-Hidayah juga menerapkan

sistem studi banding. Dengan melakukan studi banding antar sesama

BMT, bisa saling bertukar pengalaman dengan BMT-BMT tersebut.

Karena dari setiap BMT-BMT pasti mempunyai masalah-masalah yang

berbeda. Selain itu studi banding ini juga sangat bermanfaat. Yaitu

bertujuan untuk mempererat hubungan tali silaturahmi antar karyawan

sesama BMT.

Karyawanpun juga merasakan hal yang sama dengan manajer.

Mereka beranggapan bahwa dengan adanya studi banding antar BMT

yang lainnya, itu bisa membuat mereka menambah suatu pengalaman

kerja yang baru. Sehingga merekapun bisa mengatasi masalah yang

ditemui pada saat mereka sedang melaksanakan pekerjaannya.

c. Mengadakan kegiatan rekreasi

Refreshing atau rekreasi itu penting. Apalagi dalam suatu

perusahaan, apabila tidak ada kegiatan rekreasi, maka terdapat akan

Page 52: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

terjadi kejenuhan yang dialami oleh para karyawannya. Dan kinerja

mereka pun akan menjadi kacau.

Oleh karena itu, manajer BMT Al-Hidayah dalam hal ini selalu

memperhatikan karyawannya. Dia tidak ingin karyawannya mengalami

suatu kejenuhan karena kepenatan yang ditimbulkan dari pekerjaan

yang mereka lakukan. Menurutnya, apabila kejenuhan selalu melanda

para karyawannya, maka kinerja mereka pun juga akan terganggu dan

akhirnya perusahaan juga yang akan rugi. Agar hal ini tidak terjadi,

maka manajer pun mengadakan kegiatan rekreasi. Dengan harapan bisa

menyegarkan kembali para karyawannya.

Karyawan BMT Al-Hidayah pun mengaku sangat puas dengan

adanya kegiatan rekreasi ini. Walaupun tidak dilakukan pada setiap

saat, namun hal ini sudah cukup membuat mereka bisa mengusir

kejenuhan yang melanda mereka karena kepenatan pekerjaan yang telah

mereka jalani. Buat mereka, kegiatan rekreasi ini sangat bermanfaat.

Karena bisa membuat pikiran mereka menjadi segar kembali. Sehingga

merekapun bisa kembali bekerja lebih baik lagi.

d. Kekeluargaan

Suatu perusahaan bisa diibaratkan sebagai sebuah keluarga. Di

mana, seorang manajer sebagai kepala keluarga, dan karyawan adalah

sebagai anak-anaknya. Seperti layaknya sebuah keluarga, keharmonisan

akan terjalin jika hubungan antara ayah dan anak-anaknya, serta anak

dengan anak bisa terjaga dengan baik. Begitu juga dengan perusahaan

atau organisasi, di mana antara pemimpin dengan bawahan dan antara

Page 53: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

bawahan dengan bawahan bisa terjaga dengan baik. Sehingga

menimbulkan suasana kerja yang sangat harmonis di antara mereka

semua.

Hal itulah yang mendasari manajer BMT untuk menerapkan

sistem kekeluargaan. Dengan menganggap semua yang bekerja di BMT

Al-Hidayah adalah sebagai keluarga. Maka suasana kerja pun menjadi

lebih kondusif dan nyaman. Dan karyawan pun beranggapan bahwa

sistem kekeluargaan yang diterapkan dalam bekerja merupakan yang

terbaik buat mereka. Sehingga merekapun bisa bekerja lebih nyaman

dan bersemangat.

e. Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan

Dalam setiap pengambilan keputusan, BMT Al Hidayah selalu

bermusyawarah untuk menghasilkan hasil yang mufakat. Sehimgga

kalaupun ada masalah atas hasil itupun yang bertanggung jawab adalah

semuanya, baik manajer maupun karyawannya. Namun begitu, dalam

pengambilan keputusan dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan

manajer, terkadang karyawan tidak selalu diikutsertakan. Karyawan

hanya dilibatkan dengan urusan yang sesuai dengan kapasitasnya

sebagai karyawan. Karena ada beberapa hal yang sangat prinsipil di

BMT Al-Hidayah di mana keputusan itu hanya bisa diambil oleh

pimpinan. Apabila urusannya menyangkut dengan sesuatu yang besar,

keputusan berada di tangan manajer. Istilahnya, urusan proyek ke atas

karyawan tidak ikut campur. Tapi urusan proyek ke bawah, karyawan

bisa menentukan. Salah satu contoh kasus, ketika dalam pembiayaan ke

Page 54: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

instansi yang lebih besar lagi, itu cukup manajer saja yang memberikan

keputusan. Tapi kalau memberikan keputusan kepada calon nasabah,

misalnya nasabah ini layak atau tidak untuk mendapatkan pinjaman,

maka karyawan bisa menentukan keputusan kepada calon nasabah itu.

B. Peningkatan Kinerja Karyawan

1. Job Description yang jelas

Seorang manajer harus bisa mengarahkan karyawannya untuk

melakukan suatu pekerjaannya. Begitu juga dengan manajer BMT Al-

Hidayah yang selalu memberikan pengarahan kepada karyawannya. Hal

ini diperkuat dengan pernyataan para karyawannya, bahwa manajer

selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada mereka agar dalam

melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan dan ditetapkan. Karyawan yang semula tidak paham akan

pekerjaan yang diberikan oleh manajer, menjadi mengerti setelah

diberikan penjelasan dari manajer pada pekerjaannya.48 Salah satu contoh

kasus ketika manajer memberikan suatu pengarahan tentang bagaimana

memberikan pelayanan kepada nasabah, manajer menjelaskan dengan

sebaik-baiknya sehingga karyawan bisa mengaplikasikan tugasnya

dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang telah dia dengarkan

arahan dari manajer. Mereka melihat manajer telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan baik dan benar kepada mereka.

2. Solidaritas antar teman sepekerjaan

48 Wawancara Pribadi, Ery Ridha (Karyawan BMT Al Hidayah), 4 November 2009

Page 55: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Karyawan BMT Al Hidayah selalu menjaga kesolidan dan

kebersamaan dalam bekerja. Dengan kesolidan dan kebersamaan itulah,

mereka bisa menyelesaikan semua masalah dalam pekerjaannya. Karena

dalam bekerja, mereka bisa saling membantu.49 Apabila ada seorang

karyawan yang tidak bisa menyelesaikan sebuah masalah dalam

pekerjaannya, maka karyawan yang lain ikut membantu. Sehingga

pekerjaan pun bisa terselesaikan dengan baik. Dan solidaritas ini masih

terus mereka lakukan hingga sekarang. Dan mungkin semakin bertambah

rasa kesolidan yang tertanam di antara karyawan BMT Al Hidayah kalau

dilihat dari suasana keakraban antara karyawan di kantor BMT Al

Hidayah.

3. Kepatuhan pada peraturan dan prosedur kerja

Pada setiap perusahaan, terdapat peraturan dan prosedur kerja.

Dengan adanya peraturan-peraturan yang diterapkan, diharapkan bisa

membuat para karyawan menjadi lebih disiplin. Sehingga kinerja para

karyawan bisa lebih ditingkatkan lagi.

Begitu juga dengan karyawan di BMT Al-Hidayah yang lebih

menginginkan adanya aturan-aturan yang dibuat oleh manajer secara

rinci, agar karyawan dapat lebih berdisiplin lagi dalam melaksanakan

setiap pekerjaannya. Dengan begitu, kinerja mereka bisa meningkat. Dan

tujuan perusahaan pun bisa tercapai.

Peraturan yang diterapkan di BMT Al Hidayah ini merupakan

hasil musyawarah bersama di antara pemimpin dengan karyawan. Hal ini

49 Wawancara Pribadi, dengan Ery.

Page 56: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

bertujuan agar mereka lebih bisa menyadari bahwa mereka harus patuh

pada peraturan itu, dikarenakan merekalah yang membuat peraturan itu.

Dengan begitu, karyawan yang melanggar peraturan itu menjadi malu

atas peraturan yang telah dibuat mereka sendiri.

Dari penerapan seperti ini, karyawan BMT Al Hidayah yang pada

awalnya pernah melanggar peraturan, sekarang sangat jarang sekali

melakukan pelanggaran.

Begitu juga pada prosedur kerja. Manajer memberikan prosedur

kerja yang juga telah disetujui oleh para karyawan. sehingga sampai saat

ini karyawan BMT Al Hidayah dalam prakteknya belum pernah

menyalahi prosedur kerja yang ditentukan oleh mereka sendiri.

4. Kebebasan karyawan dalam bekerja

Terkadang seorang karyawan ingin bisa melaksanakan

pekerjaannya tanpa harus ada campur tangan dari manajer. Karena bagi

mereka, jika setiap pekerjaan selalu melibatkan manajer, maka mereka

tidak akan bisa mengeluarkan kreatifitasnya. Sehingga tidak mengalami

kepuasan dalam bekerja. Oleh karena itu, seorang manajer bisa

membiarkan dan memberikan kepercayaan kepada bawahannya bahwa

mereka bisa mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

Dan hal ini juga diterapkan oleh manajer BMT Al-Hidayah yang

menginginkan kemandirian dari para karyawannya. Dengan memberikan

kepercayaan pada para karyawannya untuk bekerja dengan segala

kemampuan yang mereka miliki. Diharapkan bisa menghadirkan

kreatifitas dari setiap karyawan sehingga kepuasan dalam bekerja bisa

Page 57: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

dialami oleh para karyawannya. Dengan begitu, kinerja mereka bisa

meningkat.

Karyawan pun sangat senang dengan kepercayaan yang telah

diberikan oleh manajer kepada mereka. Dan mereka pun bekerja dengan

giat. Dan dengan kemampuan yang mereka miliki, mereka bisa

menjalankan semua pekerjaan nya dengan sebaik-baiknya.50

5. Tanggung jawab

Pada dasarnya seorang karyawan itu memiliki suatu tanggung

jawab, salah satunya tanggung jawab kepada suatu pekerjaan. Satu

pekerjaan saja walaupun berskala kecil tapi tidak terlaksana, maka

karyawan lah yang bertanggung jawab atas pekerjaan itu.

Begitu juga dengan karyawan BMT Al Hidayah yang

menganggap bahwa tanggung jawab merupakan salah satu kunci

keberhasilan melaksanakan pekerjaan. Dengan memahami dan menerima

tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk

mencapai tujuan mereka, pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka

perbaiki. Pengembangan kinerja didasarkan pada anggapan bahwa

pekerja dapat mempengaruhi hasilnya dengan memperbaiki kecakapan

kompetensi perilaku. Dengan begitu, semua masalah yang mereka hadapi

dalam melaksanakan pekerjaan bisa mereka atasi.

50 Wawancara Pribadi, dengan Ery.

Page 58: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

6. Keramahan

Salah satu sifat yang harus dimiliki seorang karyawan adalah

ramah. Dengan keramahan yang ditampakkan oleh karyawan kepada

konsumen atau nasabah, maka konsumen pun akan merasa puas.

Begitu juga dengan karyawan BMT Al-Hidayah, dengan

keramahan pada nasabah, sehingga bisa membuat para nasabahnya

merasa nyaman dalam menginvestasikan atau menabung uangnya pada

BMT Al Hidayah. Dalam hal ini manajer selalu memberikan pengarahan

pada karyawannya bahwa pelayanan yang ramah adalah kunci dalam

menarik pelanggan atau konsumen. Dari pengarahan tersebut, karyawan

menjadi lebih berusaha untuk meningkatkan keramahannya dalam

bekerja.51 Dan itu terlihat pada suasana kantor BMT Al Hidayah yang

penuh akan senyuman-senyuman dari para karyawannya.

Satu lagi indikasi yang menunjukkan keramahan dari karyawan

BMT Al Hidayah adalah pada tabel jumlah nasabah BMT Al Hidayah

berikut.

Tabel 1

Jumlah Nasabah BMT Al Hidayah

Tahun 2003-2008

Tahun Jumlah

Nasabah

2003

2004

2005

2006

2007

2008

152

160

175

183

209

248

Sumber: Data Nasabah BMT Al Hidayah

51 Wawancara Pribadi, dengan Ery.

Page 59: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Berdasarkan dari tabel di atas, menggambarkan bahwa adanya

peningkatan jumlah nasabah yang menabung atau menginvestasikan

uangnya di BMT Al Hidayah. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan

karyawan terhadap nasabah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dari

pelayanan itu pula diakibatkan karena adanya keramahan yang

diterapkan oleh BMT Al Hidayah yang semakin meningkat.

7. Perubahan atas suatu pekerjaan

Dalam suatu perusahaan, biasanya ada perubahan-perubahan

dalam suatu pekerjaan. Agar terdapat suasana kerja yang variatif. Akan

tetapi, perubahan-perubahan itu harus disetujui oleh semua pihak di

dalam perusahaan itu. Bukan keputusan individu.

Dalam prakteknya, manajer BMT selalu melibatkan karyawannya

dalam membuat perubahan-perubahan di dalam BMT. Apalagi kalau

perubahan itu menyangkut tentang karyawan-karyawan itu sendiri.

Sehingga, dalam aplikasinya tidak terdapat miss understanding atau

kesalahpahaman dalam melaksanakan pekerjaan.52

Hal ini juga yang membuat para karyawannya selalu tahu akan

apa yang harus dikerjakannya. Karena mereka selalu diberikan informasi-

infomasi yang up to date oleh sang manajer. Mereka mengatakan bahwa

setiap ada perubahan-perubahan apalagi yang menyangkut tentang

pekerjaan yang mereka jalani, manajer selalu memberitahukan kepada

mereka dan memberikan penjelasan terhadap penjelasan-penjelasan

tersebut. Dari informasi-informasi yang didapat itu, karyawan yang

52 Wawancara Pribadi, dengan Ery.

Page 60: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

mulanya tidak bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sulit, sekarang

mulai bisa menyelesaikannya walaupun hasilnya belum terlalu

memuaskan.

8. Sikap saling keterbukaan

Dalam suatu perusahaan atau organisasi, sikap saling terbuka

sangat diperlukan. Tanpa adanya sikap tersebut, akan sulit bagi

perusahaan itu untuk bisa berkembang. Justru cenderung akan

menghancurkan perusahaan itu sendiri.

Oleh karena itu, manajer BMT Al Hidayah selalu berusaha untuk

bisa menerapkan sikap saling terbuka, baik antara dia dengan para

karyawannya, juga antara karyawan dengan karyawan yang lain. Agar

tercipta kerjasama yang baik antara pimpinan dengan karyawan, serta

karyawan dengan karyawan yang lain. Dengan begitu, perusahaanlah

yang akan mendapatkan keuntungannya.53

Dari kebijakan saling terbuka tersebut, karyawan yang tadinya

selalu tertutup dalam melaksanakan pekerjaannya sekarang mulai

membuka diri. Sehingga hasil kerjanya pun bisa terlihat dengan jelas.

C. Analisis Kepemimpinan Manajer

Sesuai dengan data yang didapat dengan menggunakan metode

observasi dan wawancara bahwa Kepemimpinan Manajer BMT Al-Hidayah

Cililitan dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan mempunyai hubungan yang

positif, peneliti dapat mengindentifikasikan dengan menghubungkan dari

53 Wawancara Pribadi, dengan Ery.

Page 61: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

beberapa point sebagai dasar acuan analisa yaitu salah satunya adalah dilihat

dari segi kepemimpinan yang diterapkan oleh BMT Al-Hidayah.

Kepemimpinan demokratis yang diterapkan oleh BMT adalah yang paling

ideal bagi para karyawan BMT. Karena selama ini kepemimpinan demokratis

yang diterapkan, telah membuat BMT Al Hidayah menjadi tetap eksis sampai

sekarang dan bahkan bisa dikatakan berkembang walaupun tidak terlalu

signifikan. Seperti yang telah dipaparkan oleh Tarwodjo bahwa

“kepemimpinan demokratis ini menjunjung harkat manusia, yaitu terlihat pada

orientasi yang dimiliki, selalu memberikan bimbingan efisiensi kepada

pengikut. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini tidak terletak pada

pemimpin secara personal, akan tetapi terletak pada partisipasi aktif setiap

individu dalam kelompok”.54 Dengan menerapkan kepemimpinan demokratis

ini, para karyawan bisa melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik lagi.

Sehingga secara otomatis kinerja mereka pun menjadi meningkat.

Selain itu, dilihat dari segi upaya-upaya yang dilakukan manajer BMT

agar kinerja karyawannya bisa meningkat, juga menimbulkan sesuatu yang

positif. Salah satunya adalah manajer selalu berupaya untuk memberikan

penjelasan kepada karyawan tentang pekerjaan yang akan mereka kerjakan.

Dalam hal ini manajer dituntut untuk bisa memberikan penjelasan dengan

sebaik-baiknya. Sehingga karyawan pun bisa melaksanakan pekerjaan dengan

baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Hal ini sesuai dengan apa

yang dikatakan oleh Fahrudin Ali Prabowo bahwa “seorang pemimpin yang

54

Tarwotjo, Harwanti, Suprapto, Materi Pokok Kepemimpinan I, (Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka, 2001), cet. 4, h. 417

Page 62: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

efektif harus mempunyai sifat yang luwes”.55

Dan ternyata apa yang dilakukan

oleh manajer BMT Al Hidayah ini bisa dibilang cukup efektif melihat dari

respon para karyawannya yang menunjukkan tanda-tanda positif.

Upaya lain yang dilakukan oleh manajer adalah dengan memberikan

kepercayaan penuh kepada karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal

ini diterapkan agar bisa memberikan kebebasan para karyawan untuk bisa

mengembangkan kreatifitasnya dalam bekerja. Sehingga pekerjaan yang

dihasilkan bisa lebih memuaskandan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan

ternyata upaya manajer ini juga menimbulkan sisi positif. Sehingga Para

karyawan BMT Al Hidayah bisa mengerjakan pekerjaannya menjadi lebih baik

lagi.

Dilihat dari peningkatan kinerja karyawanpun juga menunjukkan tanda

yang positif. Di mana sebagian besar dari unsur-unsur kinerja mereka yang

semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah nasabah

mereka dari tahun ke tahun. Bertambahnya nasabah ini diakibatkan karena

kepuasan dari para nasabah atas pelayanan yang diberikan karyawan kepada

mereka. Dari indikasi tersebut, dapat dikatakan pelayanan mereka meningkat

dan artinya kinerja mereka pun menjadi meningkat.

Selain pelayanan karyawan yang semakin meningkat. Terdapat pula

kedisiplinan dari para karyawan yang juga semakin meningkat. Salah satu nya

dalam menyelesaikan tugas dengan tepat waktunya. Dari sebuah pekerjaan

yang diberikan manajer kepada karyawannya. Lalu karyawan mengerjakan

pekerjaan itu dengan penuh tanggung jawab. Dengan memahami dan menerima

55

Fahrudin Ali Prabowo, “Meningkatkan Efektisitas Kepemimpinan” Saplemen Harian

Umum Republika, (Jakarta, 29 November 1999).

Page 63: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk

mencapai tujuan mereka, karyawan bisa belajar tentang apa yang perlu mereka

perbaiki. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa karyawan dapat

mempengaruhi hasilnya dengan memperbaiki kecakapan kompetensi perilaku.

Sehingga pekerjaan pun dapat diselesaikan dengan baik serta tepat pada

waktunya sesuai yang ditentukan oleh sang manajer. Dari tepat waktunya

karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, secara otomatis karyawan telah

melakukan kedisplinan. Sehingga kinerja mereka pun juga ikut meningkat.

Selain itu, berdasarkan dari pendapatan yang dihasilkan oleh BMT Al

Hidayah dari tahun ke tahun yang semakin bertambah, juga menunjukkan sisi

positif dari peningkatan kinerja karyawannya. Hal ini bisa dilihat dari tabel

pendapatan (SHU) BMT Al Hidayah dari tahun 2003 sampai dengan 2008 di

bawah ini.

Tabel 2

Tabel Pendapatan (SHU) BMT Al Hidayah

Tahun 2003-2008

No. Tahun SHU

1

2

3

4

5

6

2003

2004

2005

2006

2007

2008

15.000.000,-

17.000.000,-

23.000.000,-

27.000.000,-

20.000.000,-

32.000.000,-

Sumber: Data Kas Tahunan BMT Al Hidayah

Page 64: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Dilihat dari tabel di atas, menggambarkan bahwa pendapatan BMT Al

Hidayah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan

bahwa kinerja karyawan BMT Al Hidayah semakin meningkat, sehingga

mengakibatkan pendapatan BMT al Hidayah mengalami peningkatan yang

signifikan pada setiap tahunnya.

Berdasarkan dari semua data dan fakta yang telah dijabarkan, dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan yang diterapkan di BMT Al Hidayah sejauh

ini berjalan cukup efektif dalam rangka meningkatkan para karyawannya.

Page 65: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir skripsi ini, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan

dari kepemimpinan manajer BMT Al Hidayah dalam meningkatkan kinerja

karyawan adalah:

1. Kepemimpinan Manajer BMT Al-Hidayah

a. Gaya Kepemimpinan Demokratis yang otokratis

Gaya yang diterapkan manajer BMT Al-Hidayah cukup efektif

dalam meningkatkan kinerja para karyawannya.

1) Ciri-ciri Kepemimpinan Manajer

a) Luwes dan Fleksibel

b) Membebaskan karyawan dalam menyelesaikan masalah pekerjaan

c) Perlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan

b. Upaya manajer BMT Al-Hidayah dalam meningkatkan kinerja Karyawan

1) Memberikan kesejahteraan karyawan

2) Mengadakan studi banding

3) Mengadakan rekreasi

4) Kekeluargaan

5) Sikap manajer dalam menjaga dan menghargai perasaan karyawannya

Page 66: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

2. Peningkatan Kinerja Karyawan

a. Job Description yang jelas

b. Solidaritas antar teman sepekerjaan

c. Adanya peraturan dan prosedur kerja

d. Kebebasan karyawan dalam bekerja

e. Tanggung jawab

f. Keramahan

g. Perubahan atas suatu pekerjaan

h. Sikap saling keterbukaan

Berdasarkan dari semua data dan fakta yang telah di jabarkan penulis

menyimpulkan bahwa sejauh ini kepemimpinan manajer yang diterapkan di

BMT Al Hidayah ini berjalan cukup efektif dalam meningkatkan kinerja

karyawannya.

B. Saran

Secara keseluruhan, sejauh ini kepemimpinan BMT Al Hidayah sudah

cukup efektif dalam meningkatkan kinerja karyawannya. Namun ada beberapa

poin kelemahan yang perlu diperbaiki oleh pihak BMT, di antaranya adalah:

1. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang terdapat di BMT Al Hidayah.

Sehingga dalam melakukan pekerjaan, terkadang harus melakukan dua atau

lebih dari pekerjaannya.

2. Fasilitas yang mendukung karyawan dalam melakukan pekerjaannya,

masih kurang memadai.

Page 67: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

3. Makin bertambahnya Bank-bank Syariah, membuat Lembaga Keuangan

seperti BMT Al Hidayah semakin dilupakan oleh masyarakat. Salah satu

cara nya yaitu dengan meningkatkan sistem pelayanan yang ada di BMT Al

Hidayah.

Page 68: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

DAFTAR PUSTAKA

Ambari, Abdullah. Intisari Tata Bahasa Indonesia, Bandung: Djatnika, 1990.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998

Cahyono, Bambang, Tri. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: IPWI, 1990

Dahlan, Abdul, Azis. Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Ikhtiar Baru Van

Hove, 1997

Davis, Keith. Perilaku dalam Organisasi, Jakarta: Erlangga, 2004

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Depdikbud,

1995

Dharma, Agus. Manajemen Supervisi, Jakarta: Rajawali Press, 2004

Husain, M., Hasbullah. Manajemen Menurut Islamologi, Jakarta: Gema Insani

Press, 1997

Kertonegoro, Sentanoe. Manajemen Organisasi, Jakarta: PT. Widya Press, 1994.

Madhi, Jamal. Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh, Bandung: PT.

Syamil Cipta Media, 2001.

Mangkunegara, Anwar, Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Muhtarom, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta:Al-Amin Press,

1996

Nasution, Harun. Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992.

Nasuhi, Hamid, Dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi), Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah, 2007.

Permadi, K. Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996

Poerwadarminta, WJS. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Inggris, Jakarta: Hasta,

1974

Poerwadarminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1982

Page 69: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Prabowo, Fahrudin, Ali. “Meningkatkan Efektisitas Kepemimpinan” Saplemen

Harian Umum Republika, (Jakarta, 29 November 1999).

Ra’ana, Irfan. Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Khatab, Jakarta: Pustaka

pirdaus, 1992

Ramdhan, Muhammad. Memimpin sesuai Keadaan, (www.google.com): Jakarta,

3 Des 2008)

Riberu, J. Dasar-dasar Kepemimpinan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992.

Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004

Silalahi, Ulber. Pemahaman Praktis Azas-azas Manajemen, Bandung: CV

Mandar Maju, 2002

Sudarsono, Heri. Istilah-istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,

Yogyakarta: UI Press, 2004

Sudjana, Anas. Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, Yogyakarta:

Reproduksi UD Darma, 1980.

Sukarno, Edy. Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2002

Suprapto, Tarwotjo, Harwanti. Materi Pokok Kepemimpinan I Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka, 2001

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi konsep dasar dan aplikasinya, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2005

Tika, Mohammad, Pabundu. Budaya organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006

Uchjayana, Onong. Human Resources And Public Relations Dalam Management, Bandung: CV. Mandar Maju, 1989

W., Hertanto. Panduan Praktis Operasional Baitul Mal wat Tamwil, Bandung:

Mizan, 1999.

Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Page 70: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Lampiran

HASIL WAWANCARA

Nama : Ery Ridha

Jabatan : Sekretaris

Tanggal : 4 November 2009

1. Sejak kapan ibu mulai bekerja di BMT Al Hidayah ini?

Jawab : Sejak awal berdirinya BMT ini berdiri, yaitu pada awal tahun 1997.

2. Selama ibu bekerja, pasti ada suka dukanya, bisakah disebutkan suka dan

dukanya itu, salah satunya saja?

Jawab : Suka nya yaitu ketika mengalami keberhasilan dalam

mengembangkan BMT ini hingga mencapai kesuksesannya. Dukanya ketika

sama-sama berjuang ketika BMT Al Hidayah ini mengalami penurunan yang

sangat drastis sehingga harus kehilangan beberapa karyawan untuk

mengatasi masalah itu.

3. Menurut ibu, dari kepemimpinan yang diterapkan oleh BMT Al Hidayah ini,

apakah efektif dalam meningkatkan kinerja karyawannya?

Jawab : Kalau berdasarkan dari selama saya bekerja di sini, saya rasa cukup

efektif dari kepemimpinan yang diterapkan BMT Al Hidayah ini.

4. Dari kepemimpinan itu sendiri, apakah ibu pernah mengalami keluhan selam

bekerja?

Jawab : Tidak ada keluhan sama sekali selama saya bekerja dan dipimpin

oleh manajer seperti pak dadang. Justru dia telah menganggap saya dan juga

Page 71: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

karyawan lainnya sebagai keluarga. Jdi, saya pun sebagai karyaan menjadi

nyaman bekerja di sini.

5. Kalau menurut ibu efektif, adakah contoh dari meningkatnya kinerja yang ibu

rasakan?

Jawab : ya jelas ada. Salah satu nya adalah pengarahan kerja dari manajer

kepada saya sebagai karyawan, tadinya saya gak terlalu menguasai

pekerjaan itu, sehingga saya sering melakukan kesalahan dalam

pelaksanaannya. Namun manajer mengetahui hal itu, lalu memberikan

pengarahan kepada saya sehingga saya bisa mengerjakan pekerjaan itu

tanpa harus melakukan kesalahan terlebih dahulu.

6. Selain pengarahan manajer yang jelas, apakah ada lagi peningkatan kinerja

yang ibu rasakan selama ibu bekerja di sini?

Jawab : Ada, tapi mungkin saya tidak bisa menjabarkan semuanya. Mungkin

hanya beberapa saja. Di antaranya adalah, solidaritas kepada sesama

karyawan yang semakin meningkat. Adanya peraturan dan prosedur kerja,

kebebasan dalam bekerja, tanggung jawab, keramahan, perubahan atas

suatu pekerjaan, sikap saling keterbukaan.

7. Kalau dari kebebasan karyawan dalam bekerja, maksudnya apa itu,bu.

Apakah bisa dijelaskan?

Jawab : Maksudnya adalah bahwa setiap karyawan ingin menyelesaikan

pekerjaannya dengan tangannya sendiri. Sehingga ada rasa kepuasan

tersendiri buat karyawan dalam bekerja ketika pekerjaan itu berhasil

diselesaikan dengan baik. Nah, hal itu diakibatkan dari kebijakan manajer

yang memberi kebebasan kepada karyawan untuk mengembangkan

Page 72: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

kreatifitasnya dalam bekerja. Karyawan pun sangat senang dengan

kepercayaan yang telah diberikan oleh manajer kepada mereka. Dan mereka

pun bekerja dengan giat. Dan dengan kemampuan yang mereka miliki,

mereka bisa menjalankan semua pekerjaan nya dengan sebaik-baiknya.

8. Kalau keramahan itu maksudnya apa,bu?

Jawab : Maksudnya adalah manajer selalu memberikan pengarahan pada

karyawannya bahwa pelayanan yang ramah adalah kunci dalam bekerja.

Dari pengarahan tersebut, karyawan menjadi lebih berusaha untuk

meningkatkan keramahannya dalam bekerja.

9. Kalau perubahan atas suatu pekerjaan itu apa maksudnya,bu?

Jawab : Dalam prakteknya, manajer BMT selalu melibatkan karyawannya

dalam membuat perubahan-perubahan di dalam BMT. Apalagi kalau

perubahan itu menyangkut tentang karyawan-karyawan itu sendiri. Sehingga,

dalam aplikasinya tidak terdapat miss understanding atau kesalahpahaman

dalam melaksanakan pekerjaan.

Page 73: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

Lampiran

HASIL WAWANCARA

Nama : Dadang Kosasih

Jabatan : Manajer

Tanggal : 4 November 2009

1. Kapankah BMT Al Hidayah ini didirikan dan bagaimana sejarah yang

melatar belakanginya?

Jawab : Tanggal 16 Desember 1996, pendirian BMT Al Hidayah ini

dilatarbelakangi oleh kepedulian teman-teman alumni kursus perbankan

Syariah dan Wirausaha Masjid Agung Sunda Kelapa (MASKA) angkatan ke

VI yang prihatin terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Cililitan

dan sekitarnya yang semakin hari semakin banyak masyarakat yang hidup

dalam kondisi masyarakat pra sejahtera. Yang lalu mereka merajut

kepedulian itu menjadi sebuah kekuatan untuk dapat berbuat yaitu melalui

usaha simpan pinjam.

2. Apa visi, misi, dan tujuan BMT Al Hidayah?

Jawab : ada di buku pedoman BMT Al Hidayah

3. Seperti BMT pada umumnya yang memliki produk-produk dalam

menjalankan usahanya. Tentunya BMT Al Hidayah juga mempunyai produk-

produk yang siap dijual, lalu apa saja produk-produk yang ada di BMT Al

Hidayah ini?

Jawab : ada di buku pedoman BMT Al Hidayah

Page 74: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

4. Lalu kepada siapa sajakah produk-produk itu dipasarkan?

Jawab : Dalam istilahnya, kami menyebutnya anggota-anggota BMT, antara

lain adalah, masyarakat Cililitan dan sekitarnya, anggota Pengajian Ibu-ibu

Masjid Al-Hidayah, anggota pengajian remaja, Majlis Taklim Al Ummahat,

murid-murid Madrasah Al-Hidayah, Pegawai Kelurahan Cililitan, Pedagang

atau Pengusaha sebagai anggota pembiayaan dan relasi-relasi pendiri dan

Pengurus atau Pengelola.

5. Bagaimana struktur Organisasi BMT Al Hidayah?

Jawab : ada di buku pedoman BMT Al Hidayah

6. Gaya kepemimpinan yang seperti apa yang diterapkan di BMT Al Hidayah?

Jawab : Gaya kepemimpinan yang mengedepankan sifat kekeluargaan dan

kebersamaan antar karyawan dengan manajer. Sehingga mempunyai motto

dari kita, oleh kita, dan untuk kita.

7. Setiap pemimpin mempunyai ciri-ciri dalam memimpin sebuah perusahaan

atau organisasi. Adakah ciri dari kepemimpinan yang diterapkan oleh BMT

Al Hidayah ini? kalau ada, sebutkan.

Jawab : Ada. Di antaranya adalah pemimpin itu harus mempunyai

keluwesan, salah satunya adalah dengan bersikap legowo atau menerima

apabila pola pikir atau ide dari karyawan itu lebih baik daripada idenya,

asal bisa menguntungkan perusahaan itu, gak masalah untuk diterapkan ide

karyawan tersebut. Selain itu, pemimpin itu harus bisa memberikan

kebebasan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Apabila ada

masalah, pemimpin gak harus langsung turun tangan, akan tetapi

memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menyelesaikannya terlebih

Page 75: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

dahulu. Selain itu, pemimpin harus mempunyai sifat selalu menjaga perasaan

dan menghormati pendapat bawahannya.

8. Bagaimana upaya yang dilakukan pemimpin agar bisa meningkatkan kinerja

karyawan?

Jawab : Memberikan kesejahteraan kepada karyawan, mengadakan studi

banding, mengadakan kegiatan rekreasi, menciptakan suasana kerja yang

bersifat kekeluargaan, melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan.

9. Dari gaya kepemimpinan, dan upaya-upaya yang diterapkan selama ini,

apakah efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan di BMT Al Hidayah?

Jawab : kalau dilihat dari tiap tahun ke tahun, secara umum cukup efektif.

Walaupun gak terlalu signifikan perkembangannya, tapi cukup untuk bisa

membawa kita tetap eksis dari awal berdiri hingga sekarang.

Page 76: KEPEMIMPINAN MANAJER BMT AL HIDAYAH CILILITAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21851/1/MUSTAFA... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil