62
KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

Page 2: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

_

Page 3: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

BAB XIX

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

A. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional di bidang sosial ekonomi telah mem-berikan dampak positif terhadap pemecahan masalah-masalah ke-pendudukan. Walaupun demikian, hingga tahun terakhir Repe-lita IV pertumbuhan penduduk masih perlu diturunkan sedangkan kualitas penduduk masih perlu ditingkatkan. Masalah lain ada-lah persebaran yang belum merata.

Masih cukup tingginya laju pertumbuhan penduduk disebab-kan masih lebih tingginya tingkat kelahiran dibanding tingkat kematian. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan hasil-hasil pembangunan kurang bisa dirasakan masyarakat. Oleh ka-rena itu upaya langsung untuk menurunkan tingkat kelahiran masih perlu ditingkatkan.

Tingkat kematian, terutama kematian bayi dan anak, erat kaitannya dengan masalah kualitas penduduk. Untuk meningkat-kan kualitas penduduk usaha yang dapat menaikkan tingkat kesehatan, pengetahuan dan sikap serta perilaku masyarakat untuk hidup sehat terus ditingkatkan.

Upaya langsung untuk menurunkan tingkat kelahiran dilak-sanakan melalui program keluarga berencana, yaitu dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) agar memakai alat kontra-sepsi. Jumlah PUS yang memakai alat kontrasepsi ini terus di-

XIX/3

Page 4: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

tingkatkan. Sedangkan jenis alat kontrasepsi yang dipakai di-tingkatkan kepada yang lebih efektif. Usaha yang dirintis se-jak Pemerintahan Orde Baru ini telah memberikan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 1988/89, 18,8 juta pasangan usia subur telah ikut program keluarga berencana. Di samping tuju-an penurunan tingkat kelahiran keikutsertaan dalam program keluarga berencana juga dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan penduduk, terutama ibu dan anak.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama pening-katan derajat kesehatannya, akan berpengaruh menurunkan ting-kat kematian, terutama kematian bayi dan anak. Pada tahun 1980 angka kematian bayi diperkirakan 108 per seribu kelahir-an. Angka itu turun menjadi sekitar 70 - 75 pada tahun 1985. Usaha-usaha untuk menurunkan angka kematian bayi terus dila-kukan antara lain melalui peningkatan pelayanan kesehatan. Diusahakan agar pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh se-luruh lapisan masyarakat dengan mudah dan murah. Di samping itu juga terus diusahakan agar mutu gizi penduduk dan mutu pendidikan makin meningkat.

Penduduk yang terkonsentrasi di suatu tempat umumnya menimbulkan tekanan yang besar terhadap lingkungan sekitarnya dan mempersulit penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien. Di lain pihak kekurangan penduduk di suatu daerah akan menyebabkan kurangnya pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Demi peningkatan efisiensi sumber daya yang ada, ketim-pangan yang demikian perlu diatasi. Pada tahun 1980 diperki-rakan 62,1% penduduk bertempat tinggal di pulau Jawa yang lu-asnya hanya sekitar 6,9% dari seluruh luas wilayah Indonesia. Sejak itu ketimpangan tersebut telah agak berkurang. Pada ta-hun 1988 diperkirakan bagian penduduk Indonesia yang tinggal di pulau Jawa telah menurun menjadi 60,2%.

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

1. Kependudukan

Masalah kependudukan erat kaitannya dengan sektor pem-bangunan lainnya. Oleh karena itu kebijaksanaan di bidang ke-pendudukan selama Repelita IV diarahkan untuk meningkatkan keterpaduan pelaksanaan dengan program pembangunan lainnya. Usaha-usaha yang telah dilaksanakan selama Repelita IV di bi-dang kependudukan diarahkan untuk, pertama, mengendalikan pertumbuhan serta persebaran penduduk dan, kedua, meningkat-

XIX/4

Page 5: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

kan kualitas penduduk. Bersama-sama dan selaras dengan kebi-jaksanaan di bidang-bidang lain kebijaksanaan kependudukan tersebut juga diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyara-kat, pembangunan daerah dan penciptaan lapangan kerja.

Tingginya angka kelahiran di Indonesia disebabkan oleh besarnya proporsi penduduk yang masuk dalam pasangan usia su-bur (PUS). Usaha untuk menurunkan angka kelahiran dilakukan dengan jalan mengajak PUS untuk berkeluarga berencana. Di samping itu diusahakan pula dengan jalan meningkatkan tingkat pendidikan sehingga masyarakat dapat lebih mudah menerima ta-tanan hidup baru. Guna menunjang usaha tersebut telah diupa-yakan untuk memasukkan pendidikan kependudukan ke dalam pen-didikan formal dan non formal. Dalam Repelita IV telah pula dirintis pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup meng-ingat kedua masalah tersebut saling terkait. Sejalan dengan itu penyediaan sarana dan prasarana pendidikan juga terus di-tingkatkan.

Angka kematian di Indonesia masih tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh masih tingginya angka kematian bayi dan anak. Usaha untuk menurunkan angka kematian ini antara lain dilaku-kan melalui perbaikan tingkat kesejahteraan penduduk terutama tingkat kesehatannya. Hal ini diusahakan antara lain melalui perbaikan mutu gizi penduduk dan kemampuan penduduk untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.

Persebaran penduduk dan tenaga kerja ke arah yang lebih serasi dan seimbang dimaksudkan untuk lebih memanfaatkan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang ada secara lebih berdaya guna dan berhasil guna; dan untuk memperkecil tekanan penduduk terhadap lingkungannya. Usaha ini dilakukan melalui program transmigrasi, pembangunan daerah, desa dan kota, serta melalui peningkatan sarana dan prasarana perhu-bungan dan jasa angkutan. Selain itu juga ditingkatkan daya tarik daerah melalui penyediaan fasilitas-fasilitas seperti yang ada di kota-kota besar lainnya. Dengan demikian kota-kota besar tertentu bukan lagi merupakan satu-satunya pilihan bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan serta usahanya.

2. Keluarga Berencana

Program keluarga berencana yang dilaksanakan telah me-nunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini ditandai dengan makin baiknya keadaan dan ciri-ciri kependudukan. Namun demi-kian untuk lebih mempercepat terwujudnya tujuan pembangunan

XIX/5

Page 6: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

nasional maka kebijaksanaan KB selama Repelita IV diarahkan kepada langkah-langkah yang dijabarkan kedalam kegiatan:

a. Memberikan dukungan dan pengayoman bagi seluruh masya-rakat untuk kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pe-laksanaan gerakan keluarga berencana yang semakin mandiri.

b. Mengembangkan jalur swasta melalui kerja sama dengan IDI, IBI dan ISFI.

c. Meningkatkan mutu kemampuan dan keterampilan teknis para pengelola dan pelaksana program keluarga berencana.

d. Memperluas jangkauan pelayanan terutama untuk daerah yang selama ini sukar dijangkau dan daerah transmigrasi.

e. Meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi efektif yang mempunyai perlindungan terhadap kehamilan lebih tinggi.

f. Meningkatkan peranan generasi muda dalam program keluar-ga berencana.

g. Meningkatkan keterpaduan dengan program pembangunan lain-nya yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung ke-pada kelestarian kesertaan dan peningkatan kesejahteraan peserta keluarga berencana.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Kependudukan

a. Pertumbuhan Penduduk, Kelahiran dan Kematian

Selama kurun waktu 1971 - 1980 rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,3% per tahun. Angka ini telah turun menja-di 2,1% per tahun dalam kurun waktu 1980 - 1985. Apalagi di-perhatikan jumlah penduduk Indonesia yang besar, maka laju pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan pertambahan pen-duduk yang sangat besar setiap tahunnya.

Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tingkat kela-hiran dan tingkat kematian. Oleh karena itu salah satu usaha untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui upaya penurunan tingkat kelahiran. Usaha penurunan angka ke-

XIX/6

Page 7: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

lahiran secara langsung dilakukan melalui program keluarga berencana.

Pada akhir Repelita III angka kelahiran adalah sebesar 33,5 kelahiran per 1.000 penduduk dan mengalami penurunan se-hingga menjadi 28,7 kelahiran per seribu penduduk pada akhir Repelita IV. Data tersebut menunjukkan bahwa selama Repe-lita IV terdapat penurunan angka kelahiran sekitar 14,3%. Sementara itu, sasaran program kependudukan dan keluarga berencana selama Repelita IV adalah mengusahakan penurunan angka kelahiran sebesar 7,3% dari keadaan akhir Repelita III. Seperti halnya angka kelahiran, maka angka fertilitas total juga mengalami penurunan. Pada tahun 1980 angka fertilitas total sebesar 4,6 per wanita umur 15 - 49 tahun dan turun menjadi 3,5 pada tahun 1988.

Penurunan angka kelahiran dan angka fertilitas merupakan hasil usaha pembangunan di berbagai bidang. Pelaksanaan pro-gram KB merupakan usaha yang mempunyai dampak langsung pada hasil pencapaian tersebut. Sementara itu peningkatan taraf hidup masyarakat, tingkat pendidikan dan pelayanan kesehatan juga mempunyai peranan yang penting. Dari data yang ada dike-tahui bahwa wanita yang berstatus kawin dan berumur 15 - 49 tahun hampir seluruhnya telah mengetahui keluarga berencana. Sedangkan yang pernah memakai alat kontrasepsi telah mencapai 68,4%.

Tingkat kematian terutama kematian bayi dan anak lazim dipakai sebagai indikator keadaan sosial ekonomi masyarakat atau indikator kesejahteraan rakyat. Pada tahun 1983 angka kematian kasar masih sebesar 11,7 per seribu penduduk. Pada tahun 1988 angka itu telah turun menjadi 7,9. Sementara itu angka kematian bayi dalam kurun waktu yang sama turun dari 90,3 menjadi 58,0 per seribu kelahiran hidup. Dengan turunnya angka kematian tersebut, rata-rata angka harapan hidup telah meningkat dan diperkirakan mencapai 63 tahun pada tahun 1988.

Penurunan tingkat kematian tersebut terutama disebabkan oleh keberhasilan program kesehatan dalam meningkatkan dera-jat kesehatan dan gizi penduduk. Sementara itu, hasil-hasil pembangunan di berbagai sektor juga memberikan sumbangan yang berarti dalam usaha penurunan tingkat kematian.

b. Penundaan Umur Perkawinan

Penundaan umur perkawinan khususnya bagi wanita akan berpengaruh langsung terhadap tingkat kelahiran. Dengan me-

XIX/7

Page 8: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

langsungkan perkawinan pada usia yang lebih muda, seorang wa-nita akan mempunyai masa kawin yang lebih panjang sehingga mempunyai kesempatan melahirkan anak yang lebih besar. Oleh karena itu, usaha menurunkan angka kelahiran perlu didukung dengan usaha meningkatkan umur perkawinan pertama. Di samping menurunkan angka kelahiran meningkatnya umur perkawinan akan mengurangi baik tingkat kematian ibu pada saat melahirkan maupun kematian anak yang disebabkan oleh kurang sempurnanya perawatan anak.

Upaya peningkatan umur perkawinan yang telah dilaksana-kan melalui program kependudukan dan KB antara lain adalah memberikan penerangan kepada remaja dan pemuda. Mereka dimo-tivasi untuk melangsungkan perkawinan sesudah umur 20 tahun bagi wanita dan umur 25 tahun bagi laki-laki. Data yang ada menunjukkan adanya peningkatan rata-rata umur perkawinan per-tama dari 20,1 tahun pada tahun 1980 menjadi 21,2 tahun pada tahun 1985. Pada tahun 1987 rata-rata umur perkawinan pertama diperkirakan 22,1 tahun.

c. Peningkatan Tingkat Pendidikan

Meningkatnya partisipasi wanita dalam pendidikan akan mengurangi jumlah anak yang dilahirkan. Hal ini terutama di-sebabkan oleh meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab dalam hidup berumah tangga. Di samping itu meluasnya kesempatan un-tuk mengikuti pendidikan akan menyebabkan penundaan umur per-kawinan pertama serta besar pengaruhnya dalam upaya mening-katkan kualitas dan produktivitas penduduk.

Upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendidikan penduduk adalah melalui penyediaan fasilitas, sa-rana dan prasarana pendidikan yang memadai. Dalam tahun 1988/89 telah dibangun 500 gedung dan 1.000 ruang kelas Seko-lah Dasar, 174 gedung dan 1.618 ruang kelas Sekolah Menengah Tingkat Pertama serta 77 gedung dan 550 ruang kelas Sekolah Menengah Tingkat Atas. Secara keseluruhan, selama Repelita IV telah dilaksanakan pembangunan 9.504 gedung dan 35.045 ruang kelas Sekolah Dasar, 957 gedung dan 8.298 ruang kelas Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan 308 gedung serta 794 ruang kelas Sekolah Menengah Tingkat Atas.

Dengan usaha-usaha tersebut program pendidikan telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Salah satu ukuran yang menunjukkan keberhasilan program pendidikan dapat dilihat dari angka partisipasi sekolah. Pada akhir Repelita III angka

XIX/8

Page 9: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

partisipasi murni pendidikan dasar sebesar 97,2% meningkat menjadi sebesar 99,6% pada akhir Repelita IV. Dalam kurun waktu yang sama angka partisipasi untuk SMTP dan SMTA ma-sing-masing sebesar 44,4% dan 26,1% meningkat menjadi sebesar 53,4% dan 36,6%. Dengan demikian selama Repelita IV tingkat partisipasi mengalami kenaikan sebesar 2,4% untuk pendidikan dasar, 9,0% untuk SMTP dan 10,5% untuk SMTA.

d. Peningkatan Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat

Pelaksanaan pembangunan di bidang kependudukan juga di-arahkan untuk menumbuhkan sikap dan perilaku masyarakat yang semakin aktif dalam pemecahan masalah kependudukan. Pelaksa-naan tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan pe-ranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Untuk tahap awal, telah dilakukan inventarisasi LSM yang ada serta kegiatan yang telah dilaksanakan di bidang kependu-dukan. Selanjutnya juga diberikan bekal pengetahuan melalui penataran kepada sekitar 60 orang wakil-wakil LSM yang berge-rak di bidang kependudukan. Hal ini dimaksudkan agar LSM da-pat melaksanakan kegiatannya dengan lebih terarah dan terpadu sehingga hasil yang diperoleh lebih bermakna bagi kepentingan masyarakat. Dalam hubungan itu pada tahun 1988 telah dilaksa-nakan jambore kependudukan pemuda nasional yang bertujuan meningkatkan peranan LSM di kalangan pemuda dalam upaya menanggulangi masalah kependudukan. Di samping itu kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan motivasi generasi muda terha-dap pemecahan masalah kependudukan. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam bidang manajemen LSM dan dalam bidang ke-pendudukan telah dilaksanakan pelatihan selama tiga tahun terakhir Repelita IV yang diikuti 150 orang wakil LSM.

e. Peningkatan pusat studi kependudukan

Besarnya masalah kependudukan di Indonesia telah mendo-rong tumbuhnya pusat-pusat studi kependudukan di daerah. Dengan adanya pusat studi kependudukan (PSK) ini baik peme-rintah daerah setempat maupun pemerintah pusat lebih mudah dalam memantau perkembangan pelaksanaan pemecahan masalah ke-pendudukan. Untuk itu usaha peningkatan PSK terus ditingkat-kan dan dimantapkan agar permasalahan kependudukan di daerah makin dapat teratasi.

Kegiatan utama pusat studi kependudukan adalah melakukan penelitian di bidang kependudukan. Dalam rangka pengembangan

XIX/9

Page 10: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

PSK telah diberikan peralatan komputer kepada 30 Pusat Studi Kependudukan dan telah dikirim ke luar negeri sekitar 30 te-naga peneliti untuk belajar guna meningkatkan kemampuannya.

Pada tahun 1988 telah dilaksanakan latihan teknik peren-canaan kependudukan dengan pendekatan rumah tangga yang di-ikuti oleh wakil-wakil dari Pusat Studi Kependudukan dan Bap-peda. Selanjutnya, pada tahun 1988/89 khusus untuk PSK uni-versitas negeri diberikan bantuan dana untuk mengadakan pene-litian mengenai masalah kependudukan di daerah masing-masing serta mencari alternatif pemecahannya. Di samping itu untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan registrasi penduduk telah di-adakan kegiatan pengumpulan data penduduk di wilayah Bekasi, Batam, Yogyakarta, Jember dan Serpong.

f. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara keadaan kependudukan dan lingkungan hidup. Kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan agar dapat mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup secara lebih optimal dan ber-tanggung jawab atas usaha pembangunan selanjutnya. Oleh kare-na itu sejak awal Repelita IV telah dirintis upaya pengem-bangan segi-segi penting dari bidang kependudukan dan ling-kungan hidup, antara lain lingkungan hidup sosial, kualitas penduduk, wawasan dan kesadaran masyarakat serta pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup.

Pelaksanaan kegiatan yang menyangkut lingkungan hidup sosial pada tahun 1984/85 diarahkan untuk menjabarkan konsep lingkungan hidup sosial secara operasional. Sedangkan uji coba dari penjabaran konsep tersebut telah dilakukan pada tahun 1986/87 dan tahun 1987/88 di 7 daerah yang mengalami perubahan pembangunan dan lingkungan sosial yang pesat. Ke-giatan ini dimaksudkan untuk memberi masukan bagi kebijaksa-naan dalam penataan lingkungan pemukiman, pengembangan kese-rasian antar kelompok etnik serta antar lapisan sosial eko-nomi. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini pada tahun 1988/89 telah diadakan pengembangan, pengkajian dan pemilihan metode analisis dampak sosial dengan mengadakan uji coba di 6 propinsi.

Dalam upaya penyerasian dengan lingkungan telah diusaha-kan konsep kualitas nir fisik penduduk yang dijabarkan ke da-lam perangkat: kualitas pribadi, kualitas bermasyarakat, kua-

XIX/10

Page 11: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

litas spiritual dan kualitas kekaryaan. Pada tahun 1987/88 telah dilakukan uji coba perangkat kualitas nir fisik untuk mengidentifikasi ciri-ciri pokok kecerdasan, keimanan, kese-imbangan diri, kemandirian, ketahanan mental dan produktivi-tas. Di samping itu dalam rangka mendapatkan gambaran dae-rah-daerah kritis lingkungan telah pula dilaksanakan studi mengenai indikator keserasian dalam hubungan antara kualitas kependudukan dan kualitas lingkungan di 287 Kabupaten/Kota-madya.

Upaya lain yang dilakukan untuk lebih meningkatkan sis-tem informasi di daerah mengenai keserasian kependudukan dan lingkungan hidup adalah melalui pengembangan konsep Neraca Kependudukan dan Lingkungan hidup Daerah (NKLD). Secara ber-tahap jumlah daerah yang telah mampu membuat NKLD meningkat dari 7 propinsi pada tahun 1985 menjadi 25 propinsi pada akhir Repelita IV. Dalam perkembangan selanjutnya telah dise-pakati oleh instansi terkait dan Bappeda bahwa NKLD merupakan salah satu dokumen awal bagi perencanaan daerah.

g. Program Terpadu Kependudukan dan Keluarga Berencana

Dalam rangka mencapai sasaran program kependudukan dan KB telah dilaksanakan usaha-usaha kependudukan dan keluarga berencana secara terpadu dengan sektor pembangunan lainnya. Bentuk keterpaduan ini bervariasi, mulai dari kegiatan yang hanya sekedar memberikan dorongan sampai dengan kegiatan yang bersifat langsung diusahakan bersama-sama dengan sektor ter-kait. Sejalan dengan itu telah dibentuk forum komunikasi mu-lai dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Melalui forum ko-munikasi ini berbagai pihak dapat mengutarakan permasalahan yang ditemui dalam persiapan maupun pelaksanaan di lapangan dan mengusahakan penyelesaiannya secara bersama-sama.

Usaha menurunkan tingkat kematian dilakukan melalui per-baikan gizi keluarga, terutama gizi bayi dan anak-anak. Semakin tinggi gizi anak semakin baik kesehatannya dan selanjutnya akan menurunkan tingkat kematian anak. Hal ini akan mendorong penurunan tingkat kelahiran karena makin besarnya kemungkinan anaknya akan hidup dapat menyebabkan keinginan untuk mempunyai anak banyak semakin menurun. Oleh karena itu sejak tahun 1978/79 telah dirintis program terpadu KB-Gizi melalui program Usaha Peningkatan Gizi Keluarga (UPGK). Dalam program UPGK ini dilakukan pelayanan terpadu dengan pemantauan perkembangan berat badan balita, penyuluhan tentang gizi keluarga serta pemberian makanan tambahan dan obat-obatan se-

XIX/11

Page 12: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

perti vitamin dan tablet zat besi. Sampai dengan akhir Repe-lita IV, kegiatan UPGK telah meluas hingga mencakup 226.843 desa binaan.

Untuk menjaga kelestarian peserta dalam berkeluarga be-rencana telah dikembangkan Usaha Peningkatan Pendapatan Ke-luarga Akseptor (UPPKA). Dengan adanya usaha ini diharapkan peserta KB dapat meningkatkan pendapatannya sehingga kesejah-teraan keluarganya meningkat dan peserta merasa diayomi. Ben-tuk kegiatan UPPKA antara lain adalah pemberian bantuan modal kepada kelompok akseptor dalam rangka meningkatkan usahanya. Modal yang dipinjam tidak dikenakan bunga kredit tetapi harus dikembalikan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan, umum-nya 2 tahun. Selanjutnya modal tersebut disalurkan kepada ke-lompok akseptor lain. Sampai dengan tahun 1988 telah disalur-kan modal kepada 18.455 kelompok akseptor yang tersebar di se-luruh Indonesia dengan jumlah anggota 870.652 orang, sedangkan modal yang terkumpul telah mencapai sekitar Rp 2,4 milyar. Un-tuk meningkatkan dukungan modal telah dirintis kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui Kupedes (Kredit Umum Pedesaan) dan dengan sektor Koperasi melalui Koperasi Unit Desa (KUD). Penyempurnaan pengelolaan UPPKA pada tahun terakhir Repelita IV diupayakan melalui pengembangan dan pengadaan buku-buku pegangan dan pelatihan bagi petugas lapangan dan kader. Penyempurnaan pengelolaan ini sedang di-ujicobakan di empat propinsi yaitu di Sulawesi Utara, Kali-mantan Selatan, Bengkulu dan Jambi.

Selain kegiatan UPPKA juga telah dikembangkan program terpadu KB-Kesehatan di seluruh Indonesia yang dilaksanakan melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Jenis pelayanan da-lam Posyandu adalah pelayanan keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak (KIA), imunisasi, penanggulangan diare dan pe-nimbangan balita. Sejalan dengan usaha terpadu KB-Kesehatan, pada tahun 1988/89 dilaksanakan kegiatan Operasi Manunggal KB-Kesehatan di seluruh Indonesia dari tingkat propinsi sam-pai tingkat desa dengan dikoordinasikan oleh jajaran ABRI. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan memeratakan hasil pencapaian program kependudukan dan KB ke setiap wila-yah. Dengan demikian diharapkan tidak ada daerah yang jauh tertinggal dalam pencapaian. Sementara itu daerah yang penca-paiannya telah cukup tinggi dapat mempertahankannya serta di-arahkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.

Pembinaan keikutsertaan dalam berkeluarga berencana dan usaha peningkatan kesejahteraan keluarga juga ditunjang oleh

XIX/12

Page 13: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

kegiatan program Bina Keluarga dan Balita (BKB). Kegiatan BKB dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, ke-terampilan dan sikap ibu serta anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh berkembangnya anak balita secara optimal. Hingga tahun terakhir Repelita IV kegiatan BKB telah berkem-bang hingga mencapai 646 desa yang tersebar di 27 propinsi. Untuk membantu meringankan biaya pendidikan bagi anak peserta KB lestari sejak tahun 1983/84 telah disediakan beasiswa Su-persemar. Pemberian beasiswa tersebut juga dimaksudkan untuk mendorong anggota masyarakat agar menjadi peserta KB dan ber-keluarga kecil. Pada tahun 1988/89 telah disalurkan beasiswa Supersemar kepada 8.055 anak yang berasal dari 25 propinsi.

2. Keluarga Berencana

a. Penerangan dan Motivasi

Kegiatan penerangan dan motivasi keluarga berencana di-maksudkan untuk lebih meningkatkan kesadaran, pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam berkeluarga berencana. Dengan telah besarnya jumlah peserta program KB, maka pelak-sanaan program ini perlu makin ditingkatkan kualitasnya. Se-hubungan dengan itu maka pesan-pesan penerangan KB telah di-arahkan kepada pemakaian alat kontrasepsi yang lebih efektif dengan tingkat perlindungan terhadap kehamilan yang lebih tinggi. Kegiatan penerangan juga meliput penerangan medis yang bertujuan meningkatkan pengetahuan mengenai alat-alat kontrasepsi. Dengan pengetahuan tersebut, penduduk dapat me-nentukan pilihan alat kontrasepsi yang cocok sehingga memberi pengayoman lebih tinggi yang akhirnya akan meningkatkan ke-lestariannya dalam berkeluarga berencana. Sejalan dengan pe-nerangan medis juga dilaksanakan kampanye reproduksi sehat di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan alat peraga. Dalam tahun 1988/89 isi pesan penerangan lebih diarahkan agar secara bertahap pelaksanaan keluarga berencana dapat dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat. Guna menunjang usaha tersebut telah diperkenalkan pelayanan KB Lingkaran Biru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat yang memilih dan ingin memperoleh pelayanan KB melalui dokter, bidan praktek swasta dan apotek secara mandiri.

Dalam rangka meningkatkan kegiatan penerangan, agar sen-tuhan pesan lebih mengenai sasaran telah dikembangkan tiga pendekatan, yaitu penerangan secara masal, secara khusus dan secara perorangan. Penerangan secara masal dilaksanakan me-lalui kerja sama dengan TVRI, RRI dan radio swasta yang di-

XIX/13

Page 14: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

siarkan dalam bentuk sandiwara drama. Selain itu juga telah dilaksanakan penerangan melalui media cetak dan media tradi-sional agar sesuai dengan selera dan keinginan masyarakat setempat. Penerangan secara khusus dilakukan dengan parti-sipasi tokoh masyarakat, alim ulama, pesantren, organisasi muda-mudi dan organisasi wanita.

Kegiatan penerangan dan motivasi dilakukan juga dengan mengadakan pendekatan perorangan. Pendekatan secara perorang-an ini diperlukan untuk tahap pengenalan awal dan untuk peng-garapan lebih lanjut.

Untuk menunjang usaha-usaha tersebut telah ditingkatkan baik jumlah maupun kemampuan serta keterampilan para Petugas Lapangan KB (PLKB). Pada tahun 1988/89 petugas-petugas la-pangannya telah ditambah dengan mengangkat PLKB umum dan PLKB dari lulusan Sekolah Perawat Kesehatan, sehingga pada akhir Repelita IV jumlah tenaga PLKB meningkat menjadi 19.202 orang dari 12.307 orang pada akhir Repelita III. Usaha untuk me-ningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas lapangan dila-kukan melalui pelatihan bagi sekitar 3.885 orang tenaga PLKB.

Penerangan keluarga berencana juga diusahakan untuk men-jangkau daerah-daerah terpencil, termasuk daerah transmigra-si, dengan menggunakan Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK) dan Unit Penerangan Keliling. Di samping itu telah dikembang-kan usaha terpadu program KB-Kesehatan di wilayah transmigra-si di lima propinsi. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut masya-rakat bukan hanya dimotivasi untuk berkeluarga berencana te-tapi juga sekaligus dapat memperoleh pelayanan kontrasepsi.

b. Pelembagaan Program

Pada akhirnya kegiatan penerangan dan motivasi ditujukan pada usaha pelembagaan yaitu mendorong timbulnya keikutserta-an masyarakat secara aktif dan kreatif dalam berkeluarga be-rencana. Pelembagaan pelaksanaan program keluarga berencana yang dibentuk secara sukarela ini diusahakan secara bertahap dan terus ditingkatkan untuk lebih mempercepat penerimaan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Selanjutnya diharapkan pula agar secara bertahap masyarakat dapat melak-sanakan sendiri program KB.

Hasil usaha peningkatan pelembagaan program keluarga berencana terlihat dengan terus tumbuh dan berkembangnya jum-lah kelompok-kelompok dan paguyuban peserta KB dalam bentuk

XIX/14

Page 15: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) dan Sub Pembantu Pembina KB Desa (Sub-PPKBD). Pada akhir Repelita III jumlah PPKBD dan Sub-PPKBD mencapai 184.191 buah. Pada tahun keempat Repe-lita IV jumlahnya meningkat menjadi 287.375 buah. Selanjutnya dalam tahun berikutnya terjadi peningkatan sebanyak 13.759 buah sehingga jumlahnya pada akhir Repelita IV menjadi 301.134 buah (Tabel XIX-1). Dengan demikian selama Repelita IV telah ada kenaikan jumlah PPKBD dan Sub-PPKBD sebanyak 116.943 buah.

Tumbuh dan berkembangnya PPKBD dan Sub-PPKBD yang diben-tuk oleh peserta keluarga berencana secara sukarela ini, men-cerminkan bahwa masyarakat, terutama masyarakat desa, tidak lagi merasa hanya sebagai sasaran program keluarga berencana tetapi telah merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan keluarga berencana. Peningkatan jumlah PPKBD dan Sub-PPKBD secara pesat yang menjangkau sampai ke pedukuhan telah membantu memperlancar penyaluran obat dan alat kontra-sepsi, terutama pil dan kondom, kepada peserta KB. Hal demi-kian ini dimungkinkan oleh adanya hubungan yang telah erat antara "penyalur" dan "penerima" alat kontrasepsi tersebut. Mereka adalah sama-sama warga desa setempat yang sudah saling mengenal.

c. Pendidikan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Pendidikan kependudukan dan keluarga berencana dimaksud-kan untuk lebih membudayakan masyarakat dalam norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Kegiatan pendidikan ke-pendudukan dan keluarga berencana terutama ditujukan untuk generasi muda baik yang ada di bangku sekolah maupun yang ti-dak. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi bekal pengetahuan dalam pemecahan masalah kependudukan dan KB sehingga akan tumbuh dan berkembang pengertian dan kesadaran yang selanjut-nya akan mengembangkan sikap dan tingkah laku yang bertang-gung jawab dalam menghadapi masalah kependudukan dan KB. Pe-laksanaan program pendidikan kependudukan dan KB dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam 5 bidang studi, yaitu: pen-didikan agama Islam, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Penge-tahuan Sosial (IPS), bahasa Indonesia dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Untuk mendukung usaha ini telah diselengga-rakan penataran bagi guru-guru yang menangani bidang studi yang bersangkutan. Untuk lebih memudahkan para guru dalam mengajarkan pendidikan kependudukan maka untuk masing-masing bidang studi para guru yang bersangkutan dibekali dengan buku pelengkap. Pada tahun 1983/84 telah diberikan pendidikan ke-pendudukan kepada 16.642 orang guru. Jumlah ini terus diting-

XIX/15

Page 16: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 1

JUMLAH PEMBANTU PEMBINA KELUARGA BERENCANA DESA,1983/84 - 1988/89

(buah)

Jenis KelompokRepelita IV

Peserta KB1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

Pembantu Pembina 57.440 65.559 69.858 71.958 74.941 81.428KB Desa (PPKBD)

Sub-Pembantu 126.751 185.416 193.715 201.429 212.434 219.706Pembina KB Desa(Sub-PPKBD)

Jumlah 184.191 250.975 263.573 273.387 287.375 301.134

XIX/16

Page 17: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

katkan sehingga menjadi 21.292 orang guru pada tahun 1984/85 (Tabel XIX-2). Selanjutnya pada akhir Repelita IV telah didi-dik sebanyak 4.482 orang guru. Dengan demikian selama Repeli-ta IV telah dididik sebanyak 136.205 orang guru untuk berba-gai jenjang pendidikan.

Jika dibandingkan dengan sasarannya, dalam pelaksanaan program pendidikan kependudukan dan KB selama Repelita IV ha-nya kategori "Tenaga Lainnya" yang mencapai target, sedangkan yang lain pencapaiannya jauh dari sasaran yang telah ditetap-kan. Secara keseluruhan pencapaian sasaran untuk semua kate-gori tenaga guru yang dilatih adalah sebesar 79%. Tidak ter-capainya sasaran tersebut disebabkan oleh telah dilakukannya peningkatan efisiensi pelaksanaan pendidikan kependudukan se-jak tahun kedua Repelita IV dengan lebih menitikberatkan pe-nataran bagi Kepala Sekolah, Penilik Sekolah dan Pengawas Se-kolah.

d. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Program

Program KB telah berkembang sehingga menjangkau seluruh wilayah dan lapisan masyarakat. Dalam rangka peningkatan mutu pengelolaan dan pelayanan diperlukan peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga pengelola dan pelaksana program.

Jumlah Petugas Lapangan KB (PLKB) yang dilatih dalam ta-hun 1984/85 sebanyak 2.594 orang. Jumlah ini terus meningkat sehingga menjadi 3.885 orang tenaga PLKB pada akhir Repe-lita IV (Tabel XIX-3). Secara keseluruhan selama Repelita IV telah dilatih sebanyak 16.231 orang tenaga PLKB. Dengan demi-kian rata-rata setiap tahunnya telah dilatih sebanyak 3.246 orang tenaga PLKB. Sebagai keseluruhan untuk semua kategori tenaga KB pada akhir Repelita IV telah diberikan pendidikan dan pelatihan KB kepada 20.476 orang. Dari jumlah tersebut, 2.506 orang di antaranya adalah kader UPGK dan 12.562 orang pemuka masyarakat dan generasi muda. Upaya memenuhi kebutuhan tenaga program yang lebih berkualitas dan terampil telah di-usahakan pula melalui program pendidikan jarak jauh (PJJ). Untuk tahun 1988/89 telah diberikan pendidikan jarak jauh kepada 4.000 tenaga Pengawas PLKB (PPLKB) dan PLKB di 27 pro-pinsi yang mencakup 150 Kabupaten dan Kotamadya. Dalam upaya menunjang peningkatan pelayanan KB, baik di klinik KB maupun di Rumah Sakit, telah diadakan pelatihan untuk kontrasepsi mantap untuk sebanyak 311 orang peserta. Di samping itu telah pula dilaksanakan pelatihan bagi 1.060 petugas Rumah Sakit un-tuk memberi bimbingan dan penyuluhan kontrasepsi mantap. Seja-lan dengan usaha tersebut telah diadakan uji coba dalam pe-ngembangan pelaksanaan sistem pemantauan mutu pelayanan kon-

XIX/17

Page 18: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 2

JUMLAH TENAGA GURU YANG MENDAPATKANLATIHAN PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN,

1983/84 - 1988/89(orang)

Jenis Tenaga Guru l) Repelita IV

Pendidikan

Kependudukan 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

Guru SD/Ibtidaiyah 3.411 4.670 3.365 339 790 1.022

Guru SMTP/Tsanawiyah 3.549 2.880 2.019 254 2.295 973

Guru SMTA/Aliyah 1.520 3.570 1.340 222 645 1.009

Guru Lainnya 60 1.270 260 3.242 2.336 90

Tenaga Lainnya 8.102 8.902 2.317 11.000 80.007 1.388

Jumlah 16.642 21.292 9.301 15.057 86.073 4.482

1) Sejak tahun 1986/87, jumlah guru termasuk kepala sekolah, penilik dan pengawas sekolah.

XIX/18

Page 19: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX – 3

JUMLAH TENAGA PROGRAM KB YANG MENDAPATKANPENDIDIKAN DAN LATIHAN KELUARGA BERENCANA,

1983/84 – 1988/89(orang)

XIX/19

Page 20: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

trasepsi mantap di Jawa Barat, Sumatera Utara, Bali dan Kalimantan Barat.

Pengembangan kualitas tenaga program diusahakan melalui pemberian beasiswa untuk tugas belajar. Dalam tahun 1988/89 telah diberikan beasiswa tugas belajar kepada 90 orang; 3 orang di antaranya staf pengajar universitas untuk program Strata 3, sedang sisanya peserta untuk program Strata 1 dan Strata 2.

e. Pelayanan Keluarga Berencana

Keberhasilan program KB tidak terlepas dari mutu pela-yanan yang dilaksanakan dan penyediaan sarana yang diperlukan. Untuk mendekatkan pelayanan keluarga berencana kepada masyarakat maka pelayanan dalam bentuk penyediaan kontrasepsi yang tidak memerlukan pelayanan medis, seperti pil dan kondom, disalurkan melalui Pos KB, PPKBD dan Sub-PPKBD. Sedangkan pelayanan KB yang memerlukan pelayanan media dilaksanakan melalui Rumah Sakit, Puskesmas ataupun klinik KB dan Tim KB Keliling (TKBK).

Dalam tahun 1983/84 jumlah klinik KB mencapai 7.064 buah, di antaranya 556 buah milik swasta (Tabel XIX-4 dan Grafik XIX-1). Jumlah klinik KB sejak itu terus meningkat sehingga pada tahun 1988/89 mencapai 9.388 buah, termasuk 1.065 buah klinik milik swasta. Dengan demikian jumlah klinik KB selama Repelita IV secara keseluruhan mengalami kenaikan sekitar 33% sedangkan klinik swasta mengalami kenaikan lebih dari 90%. Besarnya kenaikan klinik KB yang dikelola oleh swasta menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan tanggung jawab pihak swasta dalam pelaksanaan program KB.

Untuk meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah dilaksanakan rehabilitasi Puskesmas dan Rumah Sakit. Dalam dua tahun terakhir Repelita IV sudah dilaksanakan rehabilitasi sebanyak 290 Puskesmas dan 240 Rumah Sakit. Setiap Rumah Sakit yang direhabilitasi juga dilengkapi dengan peralatan media dan non media. Di samping itu klinik-klinik yang ada juga dilengkapi dengan sarana kendaraan bermotor yang seluruhnya meliputi 316 buah kendaraan roda dua, 137 buah kendaraan roda empat dan 127 buah speed boat.

Dengan semakin luasnya jangkauan wilayah program KB maka diperlukan adanya gerak pelayanan yang dapat mencakup semua wilayah garapan program. Kegiatan Tim KB Keliling (TKBK) di-

XIX/20

Page 21: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 4

JUMLAH KLINIK KELUARGA BERENCANA MENURUT STATUS,1983/84 - 1988/89(buah)

Repelita IV

Status Klinik 1983/84

1984/85 1985/86

1986/87 1987/88 1988/89

Departemen Kesehatan 5.790 6.135 6.537 6.820 7.112 7.418

A B R I 479 482 518 523 518 528

Instansi Pemerintahlainnya 239 261 281 319 340 377

Swasta 556 631 737 802 910 1.065

Jumlah 7.064 7.509 8.073 8.464 8.880 9.388

GRAFIK XIX - 1JUMLAH KLINIK KELUARGA BERENCANA MENURUT STATUS,

1983/84 - 1988/89

XIX/21

Page 22: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

laksanakan terutama untuk dapat melayani daerah terpencil dan daerah-daerah di luar jangkauan pelayanan KB oleh klinik dan Rumah Sakit. Jumlah kegiatan TKBK, yang pada tahun 1983/84 mencapai 391.714 kali, meningkat menjadi 1.460.044 kali pada tahun 1988/89 (Tabel XIX-5). Dengan perkataan lain pada tahun 1988/89 jumlah kegiatan TKBK meningkat menjadi hampir empat kali lipat jika dibandingkan keadaan tahun 1983/84. Kenaikan jumlah kegiatan TKBK tersebut terjadi di tiga wilayah peng-garapan, yaitu wilayah Jawa-Bali, Luar Jawa-Bali I (LJB I) dan Luar Jawa-Bali II (LJB II). Dalam kurun waktu yang sama, wilayah Jawa-Bali mengalami kenaikan menjadi empat kali ii-pat, LJB I dan LJB II masing-masing mengalami kenaikan menja-di tiga kali lipat.

Pada tahun 1988/89 kebijaksanaan kegiatan TKBK lebih di-arahkan terutama untuk wilayah terpencil dan wilayah transmi-grasi. Hal ini ditandai oleh menurunnya kegiatan TKBK di wi-layah Jawa-Bali pada tahun 1988/89 jika dibanding tahun 1987/88. Sebaliknya, untuk wilayah LJB I dan LJB II pada ta-hun yang mama mengalami peningkatan, terutama di wilayah LJB II.

Adanya peningkatan jumlah klinik KB menyebabkan kebutuh-an tenaga personalia klinik juga semakin meningkat. Pada akhir Repelita III jumlah personalia klinik mencapai 20.953 orang. Jumlah itu meningkat menjadi 24.500 orang pada awal Repelita IV (Tabel XIX-6 dan Grafik XIX-2). Jumlah personalia klinik tersebut terus meningkat sehingga pada akhir Repelita IV telah mencapai 37.263 orang. Selama Repelita IV jumlah masing-masing jenis personalia klinik telah mengalami kenaik-an. Dokter meningkat sebesar 83%, bidan dan pembantu bidan meningkat sebesar 87% dan tenaga administrasi sebesar 51%.

f. Pencapaian Peserta KB Baru

Kebijaksanaan KB diarahkan untuk mengajak masyarakat agar berkeluarga berencana. Usaha mengajak masyarakat untuk berkeluarga berencana hingga saat ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari meningkatnya jum-lah PUS yang berhasil diajak berkeluarga berencana dan me-ningkatnya peserta KB baru, yaitu Pasangan Usia Subur (PUS) yang memakai salah satu alat kontrasepsi untuk pertama ka-linya.

Dari sasaran yang telah ditetapkan selama Repelita III pencapaian PUS yang dapat diajak untuk menjadi peserta KB

XIX/22

Page 23: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 5

JUMLAH KEGIATAN TIM KB KELILING (TKBK),1983/84 - 1988/89

(buah)

Repelita IV

W i l a y a h 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

Jawa - Bali 253.969 250.360 312.937 341.845 1.075.893 1.031.542

Luar Jawa-Bali I 104.006 98.621 125.281 143.365 331.224 331.249

Luar Jawa-Bali II 33.739 35.669 52.661 89.542 94.377 97.253

Jumlah 391.714 384.650 490.879 574.752 1.501.494 1.460.044

XIX/23

Page 24: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 6

JUMLAH PERSONALIA KLINIK KELUARGA BERENCANA,1983/84 - 1988/89(orang)

Repelita IVJenis Personil

Klinik KB 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

Dokter 4.601 4.954 5.325 5.583 7.797 8.402

B i d a n 6.544 6.961 7.483 7.845 10.175 10.803

Pembantu Bidan 5.141 6.596 7.090 7.433 7.727 10.999

Tenaga Administrasi 4.667 5.989 6.438 6.749 7.016 7.059

Jumlah 20.953 24.500 26.336 27.610 32.715 37.263

GRAFIK XIX - 2JUMLAH PERSONALIA KLINIK KELUARGA BERENCANA,

1983/84 - 1988/89

XIX/24

Page 25: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

baru pada akhir Repelita III mencapai 185,6%. Pada tahun per-tama Repelita IV pencapaian sasaran hanya sebesar 95,3%. Ke-cilnya angka pencapaian tersebut disebabkan sedikitnya PUS yang dapat diajak berkeluarga berencana di wilayah Jawa-Bali, yaitu hanya mencapai sekitar 87,5% (Tabel XIX-7). Selanjut-nya, pada tahun kedua pelaksanaan Repelita IV pencapaian sa-saran melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar 110,1%. Untuk tahun-tahun berikutnya selama Repelita IV pencapaian sasaran makin turun.

Secara keseluruhan selama Repelita IV dapat diajak se-banyak 24.679 ribu PUS untuk menjadi peserta KB baru dari 24.765 ribu target yang ditetapkan. Hal ini berarti pencapai-an peserta KB baru selama Repelita IV adalah 99,7%, atau 0,3% di bawah sasaran Repelita IV yang telah ditetapkan. Angka pencapaian sasaran nasional yang rendah terutama terjadi pada tahun 1988/89, disebabkan oleh rendahnya pencapaian di daerah Luar Jawa-Bali I, yaitu hanya 84,0%. Hal ini disebabkan oleh lebih ditekankannya usaha di daerah ini pada pembinaan peser-ta yang sudah ada. Hal ini terlihat pada Tabel XIX-11 yang menunjukkan pencapaian partisipasi dalam program KB sebesar 114% untuk wilayah Luar Jawa-Bali I.

Di samping perluasan jangkauan, kebijaksanaan program KB juga diarahkan untuk pemakaian alat kontrasepsi yang makin efektif, yaitu yang mempunyai tingkat perlindungan kehamilan yang lebih tinggi. Seorang peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi yang efektif akan menghadapi resiko kehamilan yang kecil. Dengan demikian akan memberikan kemungkinan ke-berhasilan yang lebih besar pada usaha penurunan tingkat ke-lahiran.

Usaha ke arah mendorong pemakaian alat kontrasepsi yang lebih efektif telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Jumlah pemakai pil KB turun dari 44,1% pada tahun 1983/84 menjadi 36,5% pada tahun 1988/89. Demikian pula peserta yang menggunakan kondom dalam kurun waktu yang sama telah turun dari 3,2% menjadi 3,0% (Tabel XIX-8 dan Grafik XIX-3). Seba-liknya pemakaian alat kontrasepsi efektif, baik jumlah maupun persentase pemakainya, menunjukkan peningkatan, kecuali pema-kaian alat kontrasepsi IUD.

Jika diperhatikan ciri-ciri peserta KB baru menurut ke-lompok umur, dalam dua tahun terakhir Repelita IV terlihat hasil yang sedikit kurang menggembirakan. Persentase peserta KB baru dari kelompok umur muda, yaitu kelompok umur 15 - 19

XIX/25

Page 26: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 7

PENCATATAN HASIL SASARAN PESERTA KB BARU,1983/84 -1980/89(ribu orang)

XIX/26

Page 27: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 8

JUMLAH PESERTA KELUARGA BERENCANA BARUMENURUT METODE KONTRASEPSI,1983/84 - 1988/89(ribu orang)

Repelita IV

Metode Kontrasepsi

1983/84

1984/85 1985/86

1986/87 1987/88

1988/89

P i 1 2.316,2 1.708,0 2.054,5 1.887,8 1.869.1

1.981,5(44,1%

)(41,9%) ,

(40,6%(38,3%) (36,0%

)(36,5

%)I U D 1.424,5 979,9 1.131,4 905,5 1.136,4 1.163,4(27,2%

)(24,1%) (22,3%

)(18,4%) (21,9%

)(21,5%

)K o n d o m 169,5 136,6 163,4 196,5 174,1 162,1(3,2%) (3,4%) (3,2%) (4,0%) (3,4%) ( 3,0%)

Suntikan 1.226,0 1.157,3 1.609,5 1.809,6 1.749,1 1.805,8(23,4%

)(28,4%) (31,8%

)(36,7%) (33,7%

)(33,3%

)Lain-lain 110,0 91,0 97,1 91,7 117,7 122,2(2,1%) (2,2%) (1,9%) (1,9%) ( 2,3%) (2,2%)

Norplant _ 1) _ 1) 11,8(0,2%)

37,9(0,7%)

139,3(2,7%)

188,8(3,5%)

Jumlah 5.246,2 4.072,8 5.067.7

4.929,0 5.185,7 5.423,8(100,0

%)(100,0%) (100.0

4)(100,0%) (100,0

%)(100,0

%)

1) Belum dilaksanakan

XIX/27

Page 28: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

GRAFIK XIX – 3

JUMLAH PESERTA BARU MENURUT METODE KONTRASEPSI,1983/84 – 1988/89

XIX/28

Page 29: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

tahun dan 20 - 24 tahun mengalami penurunan walaupun relatif kecil. Pada awal Repelita IV persentase peserta KB baru yang termasuk kelompok umur 15 - 19 tahun mencapai sebesar 8,0%. Persentase ini turun menjadi 7,8% pada tahun 1987/88 dan men-jadi 7,2% pada tahun 1988/89 (Tabel XIX-9 dan Grafik XIX-4). Pola yang serupa juga terlihat untuk kelompok umur 20 - 24 tahun. Sebaliknya dalam kurun waktu tersebut peserta KB dari kelompok umur 25 - 29 tahun dan 30 - 34 tahun mengalami peningkatan yang cukup berarti. Gejala di atas ini tidak lain berarti bahwa program KB perlu lebih ditingkatkan lagi agar dapat mengajak mereka yang termasuk dalam kelompok umur muda untuk ikut serta.

Jika diperhatikan dari pekerjaan suami peserta KB baru (Tabel XIX-10 dan Grafik XIX-5), maka keadaan pada tahun 1988/89 dibanding tahun sebelumnya cukup menggembirakan. PUS yang suaminya bekerja sebagai Pegawai Negeri atau Perusahaan Swasta mempunyai persentase yang lebih tinggi, sementara per-sentase bagi yang suaminya petani turun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan peserta KB di lingkungan mereka yang ting-gal di daerah perkotaan. Kelompok lingkungan ini mempunyai potensi untuk melaksanakan KB secara mandiri.

g. Pencapaian Peserta KB Aktif

Usaha untuk meningkatkan peserta KB aktif dilakukan me-lalui pembinaan para peserta KB agar tetap memakai alat kon-trasepsi. Usaha itu juga dilaksanakan dengan memberikan moti-vasi agar mereka bersedia memakai alat kontrasepsi yang lebih efektif yang mempunyai tingkat kelangsungan lebih tinggi.

Jumlah peserta KB aktif pada akhir Repelita IV meliputi 18,8 juta PUS. Ini lebih besar dari sasaran Repelita IV sebe-sar 17,2 juta PUS (Tabel XIX-11). Sebagaimana tampak dari Ta-bel XIX-11 sasaran Repelita IV tersebut sebenarnya sudah ter-capai pada tahun keempat pelaksanaan Repelita IV. Jika diban-dingkan dengan jumlah pasangan usia subur yang ada pada tahun 1988, yang diperkirakan berjumlah 30,0 juta, maka tingkat partisipasi masyarakat dalam program keluarga berencana cukup tinggi.

Selama Repelita IV pencapaian peserta KB aktif mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pada akhir Repelita III peserta KB aktif meliputi 14,4 juta PUS. Jumlah itu meningkat menjadi 18,8 juta PUS pada akhir Repelita IV. Dengan demikian selama Repelita IV telah terjadi peningkatan jumlah peserta KB aktif sekitar 30,1%.

XIX/29

Page 30: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 9

PERSENTASE PESERTA KELUARGA BERENCANA BARUMENURUT KELOMPOK UMUR,

1983/84 - 1988/89

Repelita IV

U m u r 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/891)

15 - 19 7,4 8,0 8,1 8,4 7,8 7,2

20 - 24 33,4 34,2 34,8 35,7 32,3 31,1

25 - 29 29,0 28,9 29,6 28,8 30,1 30,3

30 - 34 17,3 17,4 16,3 16,0 17,6 19,1

35 - 39 9,5 8,5 8,2 8,3 9,6 9,5

40 - 44 2,9 2,7 2,5 2,4 2,3 2,4

45 ke atas 0,5 0,3 0,5 0,4 0,3 0,4

Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

1) Angka sementara (sampai dengan bulan September 1988)

XIX/30

Page 31: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

GRAFIK XIX – 4

PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT KELOMPOK UMUR,1983/84 – 1988/89

XIX/31

Page 32: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 10

PERSENTASE PESERTA KELUARGA BERENCANA BARUMENURUT PEKERJAAN SUAMI PESERTA KB,

1983/84 - 1988/89(%)

Repelita IV

Pekerjaan Suami 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/891)

Pegawai Negeri 8,4 8,8 7,7 5,5 6,9 7,5

Pegawai Swasta 8,3 11,7 10,7 9,7 10,4 11,3

A B R I 1,3 2,0 1,8 1,2 1,3 1,5

Pedagang 5,7 5,7 5,6 4,9 4,9 4,5

P e t a n i 59,0 53,8 58,0 60,9 61,3 60,7

Pekerjaan lainnya 17,3 18,0 16,2 17,8 15,2 14,5

Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

1) Angka sementara (sampai dengan bulan Desember 1988)

XIX/32

Page 33: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

GRAFIK XIX - 5

PERSENTASE PESERTA KELUARGA BERENCANA BARUMENURUT PEKERJAAN SUAMI PESERTA KB,

1983/84 - 1988/89

XIX/33

Page 34: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 11

PENCAPAIAN HASIL SASARAN PESERTA KB AKTIF,1983/84 - 1988/89(ribu orang)Repelita IV

W i l a y a h 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

Jawa - Bali

Sasaran Repelita 8.000,0 10.266,0 10.817,0 11.030,0 11.281,9 12.384,0Pencapaian 10.776,2 11.425,5 10.896,7 11.488,6 12.510,1 12.793,1

Persentase (134,7%) (111,3%) (100,7%) (104,2%) (110,9%) (103,3%)

Luar Jawa-Bali I

Sasaran Repelita 1.200,0 3.106,0 3.309,0 3.780,0 4.084,6 3.931,0

Pencapaian 3.137,2 3.637,8 3.578,6 4.123,9 4.498,1 4.499,2Persentase (261,4%) (117,1%) (108,1%) (109,1%) (110,1%) (114,5%)

Luar Jawa-Bali II

Sasaran Repelita 300,0 648,0 712,0 844,0 1.103,5 925,0

Pencapaian 509,1 631,5 843,9 1.067,9 1.301,4 1.476,3Persentase (169,7%) (97,5%) (118,5%) (126,5%) (117,9%) (159,6%)

Indonesia

Sasaran Repelita 9.500,0 14.020,0 14.838,0 15.654,0 16.470,0 17.240,0

Pencapaian 14.422,5 15.694,8 15.319,2 16.680,4 18.309,6 18.768,6Persentase (151,8%) (111,9%) (103,2%) (106,6%) (111,2%) (108,9%)

XIX/34

Page 35: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

Besarnya kenaikan pencapaian tersebut tidak sama untuk setiap wilayah penggarapan. Dalam kurun waktu yang sama wila-yah Jawa-Bali hanya mengalami kenaikan 18,7%; sedangkan wila-yah Luar Jawa-Bali I dan Luar Jawa-Bali II masing-masing ke-naikannya sebesar 43,4% dan 190,0%. Rendahnya persentase pe-ningkatan yang dicapai di wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali I menunjukkan bahwa untuk wilayah yang tingkat pencapai-annya telah tinggi lebih sukar memperoleh peningkatan pen-capaian lebih lanjut dibanding dengan wilayah yang tingkat pencapaiannya masih rendah.

Jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan pada akhir Repelita III dan selama Repelita IV di-sajikan dalam Tabel XIX-12. Penggunaan pil KB yang pada akhir Repelita III mencapai sebesar 55,4% telah turun menjadi 50,4% pada akhir Repelita IV. Demikian pula peserta yang mengguna-kan alat kontrasepsi kondom, dalam kurun waktu yang sama tu-run dari 4,9% menjadi 3,8%. Sementara itu persentase peserta yang menggunakan alat kontrasepsi suntikan menunjukkan pe-ningkatan dari 9,6% pada akhir Repelita III menjadi 17,2% pada akhir Repelita IV. Demikian juga untuk peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi efektif lainnya. Data tersebut menunjukkan bahwa peserta KB aktif yang menggunakan alat kon-trasepsi kurang efektif proporsinya semakin menurun. Sebalik-nya, peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi yang lebih efektif, kecuali IUD, persentasenya terus meningkat.

Adanya pergeseran pola pemakaian dari alat dan obat kon-trasepsi yang kurang efektif ke yang lebih efektif memberikan gambaran bahwa keberhasilan program keluarga berencana tidak dapat hanya dilihat dari segi kuantitasnya saja tetapi harus juga diperhatikan kualitas kesertaannya. Hal ini selanjutnya akan membantu usaha percepatan penurunan tingkat fertilitas di Indonesia.

h. Prasarana dan Sarana

Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai merupakan komponen penting dalam mendukung lancarnya pelaksanaan pro-gram. Dalam program KB sarana utama adalah alat dan obat kon-trasepsi. Oleh karena itu selalu diusahakan pemenuhan kebu-tuhan akan alat dan obat kontrasepsi yang sesuai baik jenis, jumlah maupun mutunya serta waktu pengadaannya.

Gambaran secara rinci mengenai penyediaan alat kontra-sepsi pada akhir Repelita III dan selama Repelita IV disaji-kan dalam Tabel XIX-13. Dalam tahun 1988/89 pengadaan alat

XIX/35

Page 36: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan
Page 37: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 12

JUMLAH PESERTA KELUARGA BERENCANA AKTIFMENURUT METODE KONTRASEPSI,

1983/84 - 1988/89(ribu orang)

1) Belum dilaksanakan

GRAFIK XIX - 8

JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT METODE KONTRASEPSI,

1983/84 - 1988/89

XIX/36

Page 38: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

TABEL XIX - 13

PENYEDIAAN ALAT KONTRASEPSI PADA KLINIK KB,1983/84 - 1988/89(ribu)

Repents IV

Alat - alat Satuan 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89

P i 1 Siklus 148.604,7 91.947,6 58.245,9 59.456,7 21.649,1 29.347,9

I U D Buah 3.390,8 1.170,6 1.522,0 1.567,9 1.485,8 254,6

K o n d o m Gross 373,5 218,7 60,0 110,0 249,1 277,7

Suntikan Vial 5.218,5 5.461,9 7.830,0 8.675,9 8.115,3 12.745,1

Norplant set - 35,3 16,5 48,9 151,0 275,8

XIX/37

Page 39: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

kontrasepsi mencapai sebanyak 29,3 juta siklus pil, 254,6 ribu buah IUD, 277,7 ribu gross kondom, 12,7 juta vial suntikan dan 275,8 ribu set norplant. Dari Tabel XIX-13 dapat dilihat bahwa pengadaan alat kontrasepsi pil setiap tahun ma-kin menurun sampai dengan tahun 1987/88, sedangkan pada tahun 1988/89 jumlah pengadaannya mengalami peningkatan. Menurunnya pengadaan alat kontrasepsi pil dan IUD disebabkan oleh ting-ginya sisa persediaan pil KB dari tahun-tahun sebelumnya dan oleh adanya penyesuaian dengan kebutuhan sehubungan dengan adanya kebijaksanaan yang mengarah kepada pemakaian alat kon-trasepsi yang lebih mantap.

Pengadaan alat kontrasepsi lainnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pengadaan kondom pada awal Repelita IV berjumlah 218,7 ribu gross. Jumlah itu meningkat menjadi 277,7 ribu gross pada akhir Repelita IV. Meningkatnya pengadaan kondom selama Repelita IV tidak selalu seirama dengan peningkatan jumlah peserta KB aktif. Keadaan ini menunjukkan diperlukannya pemberian pembinaan kepada kaum bapak untuk te-tap aktif memakai alat kontrasepsi. Pengadaan alat kontrasepsi suntikan selama Repelita IV meningkat hampir satu setengah kali lipat dan norplant meningkat hampir tujuh kali lipat.

i. Pelaporan dan Penelitian

Dengan luasnya jangkauan dan besarnya aktivitas program KB diperlukan adanya pemantauan atas pelaksanaan program ini agar secara teratur dapat diperoleh informasi yang memadai mengenai perkembangan hasil-hasil dan masalahnya. Selama Re-pelita IV kegiatan ini terus dikembangkan dan disesuaikan dengan jangkauan dan perkembangan pelaksanaan program.

Dalam tahun 1988/89 telah dilaksanakan penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan mengenai pelayanan kontrasepsi sekaligus dengan uji coba pelaksanaan di beberapa daerah. Penyempurnaan ini terutama dimaksudkan untuk lebih meliput pelayanan kontrasepsi oleh swasta, seperti dokter dan bidan praktek serta apotek yang jumlahnya makin hari makin banyak.

Bersamaan dengan penyempurnaan sistem pencatatan dan pe-laporan tersebut dalam program KB juga telah dikembangkan sistem penilaian pelaksanaan program melalui penilaian multi indikator. Dengan digunakannya sistem penilaian ini diharapkan dapat dihasilkan gambaran pelaksanaan program yang lebih menyeluruh termasuk permasalahan yang dihadapi dalam pelaksa-naan program.

XIX/38

Page 40: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan

Usaha penilaian program juga dilaksanakan melalui kegi-atan penelitian. Dari kegiatan penelitian dihasilkan data dan informasi yang dapat dipergunakan untuk memperkuat temuan pe-laksanaan program berdasarkan data laporan. Penelitian yang telah dilaksanakan antara lain adalah penelitian "Studi Per-bandingan Kontrasepsi Suntikan DMPA dan Noristerat di Indone-sia" yang dilaksanakan pada tahun 1985/86. Penelitian terse-but bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas, akibat efek samping, komplikasi dan tingkat penerimaan kedua jenis kontrasepsi suntikan tersebut. Pada tahun 1986/87 diadakan penelitian: "Kadar Lemak Darah Pada Akseptor Pil dan IUD" dan "Perbandingan Pil Kontrasepsi Noriday, Kimia Farma Dan Ovos-tat 28". Di samping itu pada tahun 1987 telah dilaksanakan Survai Prevalensi Indonesia yang telah mengungkapkan hasil program dan identifikasi masalah yang dihadapi dalam Repelita V. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap peserta KB pada tahun 1988/89 telah diadakan kegiatan penelitian "Partisipasi Bidan Swasta Dalam Program KB", "Pelayanan KB Melalui Dokter Praktek Swasta" dan "Uji Coba Pedoman Seleksi Alat Kontrasepsi".

XIX/39

Page 41: KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA · Web viewf. Keserasian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Upaya pembangunan yang berkesinambungan harus didukung oleh adanya keserasian, keselarasan