48
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 392/Kpts/KP.430/L/5/2010 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN, PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN TERHADAP BABI DAN PRODUKNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN, Menimbang :a. bahwa babi dan produknya merupakan komoditas ekspor, impor maupun antar area untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan daging babi; b. bahwa babi dan produknya termasuk salah satu media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang bersifat zoonosis sehingga perlu penanganan dan pemeriksaan agar wilayah Indonesia terlindungi dari ancaman masuk dan tersebarnya HPHK; c. bahwa karantina hewan mempunyai peranan yang strategis agar babi dan produknya tidak berpotensi sebagai media pembawa HPHK yang mengancam kesehatan hewan dan manusia; d. bahwa untuk meningkatkan peranan karantina hewan dalam pemeriksaan dan pengawasan lalulintas babi dan produknya, serta adanya keseragaman dalam pelaksanaan tindakan karantina pada seluruh UPT dengan mengacu ketentuan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dianggap perlu untuk menyusun Pedoman Penanganan, Pemeriksaan dan Pengujian terhadap Babi dan Produknya. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482);

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 392/Kpts/KP.430/L/5/2010

TENTANG PEDOMAN PENANGANAN, PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

TERHADAP BABI DAN PRODUKNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,

Menimbang :a. bahwa babi dan produknya merupakan komoditas ekspor, impor

maupun antar area untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan

daging babi;

b. bahwa babi dan produknya termasuk salah satu media pembawa

Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang bersifat zoonosis

sehingga perlu penanganan dan pemeriksaan agar wilayah

Indonesia terlindungi dari ancaman masuk dan tersebarnya HPHK;

c. bahwa karantina hewan mempunyai peranan yang strategis agar

babi dan produknya tidak berpotensi sebagai media pembawa

HPHK yang mengancam kesehatan hewan dan manusia;

d. bahwa untuk meningkatkan peranan karantina hewan dalam

pemeriksaan dan pengawasan lalulintas babi dan produknya, serta

adanya keseragaman dalam pelaksanaan tindakan karantina pada

seluruh UPT dengan mengacu ketentuan serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, maka dianggap perlu untuk menyusun

Pedoman Penanganan, Pemeriksaan dan Pengujian terhadap Babi

dan Produknya.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482);

Page 2: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

2

2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4002);

4. Keputusan Presiden Nomor 131/M/Tahun 2008 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Pertanian;

5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukkan dan Organisasi Kementerian Negara;

6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 471/Kpts/ LB.720/8/ 2001 tentang Tempat-Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina;

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/ OT.140/10/2006 tentang Pedoman Tata Hubungan Kerja Fungsional Pemeriksaan, Pengamatan dan Perlakuan Penyakit Hewan Karantina;

9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Kpts/ OT.140/1/2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan;

10. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa;

11. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 68/Kpts/Hk.060/L/1/2010 Tentang Pedoman Pengujian Laboratorium Untuk Penyakit Viral;

12. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 152/Kpts/Hk.030/L/3/2010 Tentang Pedoman Pengujian Laboratorium Untuk Penyakit Parasitik.

MEMUTUSKAN MENETAPKAN : KESATU : Pedoman Penanganan, Pemeriksaan dan Pengujian terhadap Babi

dan Produknya.

KEDUA : Pedoman Penanganan, Pemeriksaan dan Pengujian Babi dan produknya seperti tercantum dalam lampiran keputusan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Keputusan ini.

KETIGA : Pedoman sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA menjadi panduan bagi petugas karantina hewan untuk penanganan,

Page 3: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

3

pemeriksaan dan pengujian terhadap babi dan produknya dalam rangka melaksanakan tindakan karantina.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal :

Tembusan disampaikan kepada Yth, 1. Menteri Pertanian; 2. Para Pejabat Eselon I Departemen Pertanian; 3. Para Pejabat Eselon II Badan Karantina Pertanian; 4. Para Kepala Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina Pertanian di seluruh Indonesia.

Page 4: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

4

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 392/Kpts/KP.430/L/5/2010 TANGGAL :

PEDOMAN PENANGANAN, PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN TERHADAP BABI DAN PRODUKNYA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Ternak babi adalah salah satu sumber daging dan pemenuhan gizi yang

sangat efisien diantara ternak lainnya, hal ini karena babi memiliki konversi terhadap

makanan yang cukup tinggi. Semua bahan makanan bisa diubah menjadi daging

dan lemak. Ternak babi juga sangat produktif, satu kali beranak bisa menghasilkan

6-12 ekor anak dan setiap induk bisa beranak 2 kali dalam setahun.

Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan

dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambing-domba (45-55%) dan kerbau

(38%). Daging babi juga memiliki kandungan lemak yang tinggi dan kadar air yang

lebih rendah.

Selain keuntungan dalam beternak babi, ada pula kekurangannya. Dari segi

sosial budaya tidak semua orang makan daging babi, dan usaha ternak babi tidak

bisa dilakukan disembarang tempat atau tidak semudah usaha ternak lainnya.

Ternak babi juga sangat peka terhadap infeksi dari berbagai penyakit dan parasit.

Saat ini dunia dihebohkan oleh merebaknya virus flu babi (swine influenza)

strain baru yang bersifat zoonosis. Penyebab flu babi ini adalah virus influenza tipe

A subtipe H1N1. Penyebaran flu babi diawali dari Mexico City dan saat ini telah

menyebar hampir ke seluruh negara di dunia. Kondisi ini mengancam ekspor babi

Indonesia karena bagi Negara Indonesia babi merupakan salah satu sumber devisa

bagi Indonesia tetapi juga harus diwaspadai terjadinya pandemi influenza mengingat

babi memiliki potensi sebagai mixing vessel virus influenza.

Page 5: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

5

B. MAKSUD DAN TUJUAN Pedoman pemeriksaan dan pengujian hama penyakit hewan pada media

pembawa babi dan produk olahannya ini dimaksudkan untuk memberi acuan dan

arahan bagi petugas karantina hewan dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam

mencegah masuk dan tersebarnya HPHK.

Tujuan dari petunjuk teknis Pemeriksaan dan Pengujian HPHK pada babi dan

produk olahannya adalah menyeragamkan metoda pengujian terhadap

kemungkinan adanya HPHK yang dapat ditularkan melalui babi dan produk

olahannya.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari pedoman ini meliputi:

1. Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Penyakit Lain pada Babi dan

Produknya.

2. Handling dan restrain

3. Pengambilan sampel dan pengujian laboratorium untuk hewan babi

4. Penyakit yang dapat disebarkan melalui produk asal babi dan pengujian

laboratorium untuk produk asal babi

5. Tipe dan Bangsa Babi

Page 6: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

6

BAB II

HPHK DAN PENYAKIT LAIN PADA BABI DAN PRODUKNYA

Penyakit pada babi secara umum terbagi 2 (dua) yakni penyakit infeksi dan Non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh:

a) Virus b) Bakteri c) Parasit d) Jamur

Penyakit Non infeksi disebabkan oleh: a) Keturunan b) Kekurangan atau kelebihan gizi c) Keracunan d) Stress

A. Penyakit infeksi

a) Penyakit Asal Virus

1) Swine Influenza (flu babi). Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A. Schnurenberger dkk. (1973)

membuktikan bahwa manusia tertular jenis influenza dari babi.

2) Penyakit mulut dan kuku (Apthae Epizotticae = AE) Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang juga dikenal dengan nama Apthae

Epizootica (AE) adalah penyakit menular yang menyerang berbagai ternak. Dari

sekian banyak spesies ternak yang dapat terserang, ternak sapi, babi, domba,

kambing dan kerbau merupakan ternak yang pa;ing peka terhadap PMK.

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang termasuk dalam famili Picornaviridae

dan genus Aphtovirus.

Virus penyebab PMK memiliki 7 serotipe yaitu: O, A, C, SAT-1, SAT-2, SAT-3

dan ASIA-1. Di dalam satu serotipe bisa terdapat banyak strain (galur) yang

dapat diidentifikasi secara biokimia atau dengan uji imunologi dan metoda biologi

molekuler. Misalnya, dalam serotipe O dikenal adanya strain O1 sampai dengan

O11 dan OJava 83.

Page 7: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

7

3) Swine Vescular Disease. Brown dkk. (1973) dan Graves (1973) membuktikan bahwa virus ini dapat

menular kepada penjamah babi.

4) Reovirus.

Leon Rosen (1975) menjelaskan, tanda-tanda penyakit ini antara lain gangguan

pada pencernaan dan pernapasan. Mc. Ferran (1970) membuktikan adanya

virus ini pada babi yang dapat menular ke manusia.

5) Penyakit Nipah

Adalah penyakit virus pada babi yang bersifat zoonosis pertama kali menyerang

Malaysia tahun 1997 menyebabkan kematian pada manusia sejumlah 106 orang

dari 267 orang yang terinfeksi dengan gejala klinis demam, pusing, kehilangan

kesadaran dan gejala syaraf. Virus ini ditemukan juga pada anjing, kucing dan

kuda. Kelelawar (flying fox) adalah merupakan induk semang alami dari virus ini

yang terdapat pada urine binatang ini. Penyebab penyakit nipah ini adalah virus

family Paramyxo virus.

6) Classical Swine Fever (Hog Cholera):

Penyakit disebabkan oleh Pestivirus, menyerang hampir semua peternakan babi

di berbagai negara didunia, penyebarannya sangat cepat ditandai dengan

demam dan angka kematian juga sangat tinggi dan pada pemeriksaan bedah

bangkai akan ditemukan perdarahan pada banyak organ. Penyakit ini

menyerang semua umur babi.

7) PRRS (Porcine reproductive and respiratory syndrome)

Penyakit yang disebabkan oleh arteri virus, yang bisa meyebabkan kelesuhan,

kesulitan bernapas, demam, keguguran, gagal bunting, kenaikan jumlah piglet

lahir mati, terhambatnya pertumbuhan dan penyakit ini juga menekan sistem

kekebalan babi.

8) PMWS (Postweaning Multisystemic Wasting Syndrome)

Penyakit virus penting yang didentifikasi pertama kali di kanada pada tahun 1991

pada babi menyebabkan penurunan berat badan yang sangat cepat menyerang

babi umur 5 sampai 12 minggu. Penyakit ini disebabkan oleh Porcine circo virus

type 2 (PCV2)

Page 8: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

8

9) Cacar (Swine Pox) Penyakit cacar banyak menyerang babi-babi muda dengan perantara kutu,

serangan atau kontak langsung. Penyakit ini disebabkan oleh virus.

b) Penyakit Asal Bakteri

1) Anthrax (Radang limpa)

Anthrax adalah salah satu penyakit bakterial menyerang hewan dan manusia

yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, merupakan bakteri berbentuk

batang, bersifat gram positif, berspora dan biasanya tidak bergerak. Bakteri ini

menyebabkan penyakit hewan menular yang disebut radang limpa. Radang

limpa dapat bersifat akut, subakut ataupun kronis. penyakit ini dapat

menyebabkan kematian tanpa memperlihatkan gejala penyakit terlebih dahulu.

Pada kejadian penyakit tersangka anthrax, bangkai hewan tidak boleh dibuka,

oleh karena spora tidak akan terbentuk dalam bangkai yang tidak dibuka. L.C.

Ferguson dan E.H. Bohl dari Ohio Agricultural Research and Development

Center (1975), menjelaskan bahwa babi menularkan anthrax pada manusia.

Penyakit ini antara lain menyerang kulit, pernapasan dan usus.

2) Brucellosis (Keguguran menular) Brucellosis suis yang menginfeksi babi merupakan sumber utama penyakit

Brucellosis pada manusia. Steele (1968) memperlihatkan bahwa Brucellosis suis

yang sangat ganas menyerang manusia adalah tipe 1, 3 dan 4.

3) Pleuropneumonia:

Penyakit saluran pernapasan penting meyerang babi umur 12 minggu ke atas

dan bisa menyebabkan kematian mencapai 50% dari populasi yang terinfeksi.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Actinobacillus pleuropneumonia.

4) Erysipelas

Erysipelas adalah suatu penyakit menular terutama menyerang ternak babi yang

disebabkan oleh bakteri Erysipelothrix insidiosa atau Erysipelothrix rhusiopatiae.

Penyakit ini biasanya menimbulkan bercak-bercak merah pada kulit sehingga

sering disebut Diamond Skin Disease. Selain menyerang pada babi juga domba

dan unggas. Kerugian yang ditimbulkan penyakit ini, hewan tidak produktif,

penurunan produksi daging dan angka kematian tinggi pada anak babi.

5) Penyakit ngorok (Septichaemia Epizootica = S.E Shipping Fever)

Page 9: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

9

Penyakit ngorok (haemorrhagic Septicaemia; Septicaemia Epizootica)

merupakan salah satu penyakit hewan menular yang dapat menimbulkan

kerugian ekonomi yang cukup besar. Penyebabnya adalah kuman Pasteurella

multocida. Penyakit ini menyerang berbagai umur dan jenis kelamin dengan

morbiditas berkisar 10 – 20% dan mortalitas dapat mencapai 90%. Dikenal 3

bentuk SE pada hewan yaitu bentuk busung, pektoral dan intestinal.

6) Penyakit Streptococcosis: Penyakit streptococcosis bakteri penting yang bisa menyerang semua umur babi dengan tingkat penyebaran dan kematian yang cukup tinggi menyerang organ otak, sendi dan paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh Streptococcus spp., terutama S. suis type 2

7) Glasser’s disease Glasser’s disease merupakan penyakit penting pada babi yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus parasuis. Penyakit ini menyerang babi terutama babi lepas sapih umur 4 – 12 minggu dengan tingkat penyebaran dan kematian tinggi bisa mencapai 30 % pada populasi yang terinfeksi.

8) Tetanus Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Biasanya terjadi akibat suatu

luka (bekas kastrasi, gigitan teman). Basil tetanus biasanya terdapat di dalam

tanah dan kotoran kuda. Bila basil itu masuk ke dalam luka, maka mereka

membuat toxin (racun). Akibatnya, bila terkena syaraf, akan timbul kekejangan

setempat atau seluruh tubuh. Akhirnya binatang yang menderita mati tercekik,

karena sekat rongga badan kejang, tidak bisa bekerja lagi.

9) Penyakit Mycoplasma pneumonia

Mycoplasma pneumonia adalah penyakit pernapasan babi yang paling sering

dijumpai di seluruh dunia dengan menyebabkan terjadinya peradangan kronis

paru-paru. Penyakit ini sering juga disebut Enzootic pneumonia. Sering

ditemukan menyerang babi umur 7 (tujuh) minggu sampai umur jual

10) TBC (Tuberculosis) Penyakit ini merupakan penyakit yang kronis, penyebaran sangat lambat.

Disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Babi yang menderita penyakit

TBC dapat menularkan penyakit tersebut baik langsung kepada manusia. Hal ini

dijelaskan oleh H.H. Kleeburg (1975).

11) Literiosis

Blenden dari University of Missouri (1975) melaporkan, dari 731 yang meninggal

karena Listeriosis, 73% menderita radang otak, 17% menderita keracunan darah,

5% keguguran dan 5% dengan gejala-gejala yang lain.

Page 10: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

10

12) Leptospirosis Menurut Van der Hoeden (1956), Leptospirosis canicola yang hidup dalam tubuh

babi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang lebih serius disbanding

Leptospirosis dari binatang-binatang lainnya. Stanley L. Diesch dan H.H.

Ellinghausen menjelaskan gejala-gejala dari Leptospirosis antara lain demam,

pembesaran hati dan penyakit kuning.

13) Melioidosis Penyakit ini pertama kali ditemukan di Myanmar tahun 1911. Redfearn dan

Palleroni (1975) menjelaskan, gejala-gejala yang nampak dari penyakit ini antara

lain, pembesaran kelenjar seperti yang diderita para gelandangan dan morfinis.

14) Pasteurellosis Kasus pertama penyakit ini pada manusia ditemukan oleh Brugbateli pada tahun

1913. Gejala-gejala penyakit ini antara lain, demam panas dan keracunan darah.

15) Yersiniosis

Mair (1975) menjelaskan gejala-gejala dari penyakit ini antara lain, usus buntu

akut, radang usus erytema dan keracunan darah.

16) Vibriosis Bryner (1975) menyebutkan gejala-gejala penyakit ini antara lain, demam,

menggigil, kondisi tubuh menurun, sakit kepala, tegang rahim dan mencret.

17) Staphylococcosis

Menurut Dean M. Fluharty (1975), Staphylococcosis merupakan penyakit yang

sangat bervariasi, mulai dari keracunan makanan, penyakit infeksi yang

mengeluarkan nanah atau sebagai carrier untuk orang lain.

18) Streptococcosis

Penyakit ini disebabkan oleh kuman Streptococcus. Menurut Fluharty (1975)

gejala-gejala penyakit ini antara lain, keracunan darah, penyakit jengkering,

rheumatic dan infeksi kulit.

Page 11: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

11

c) Penyakit Asal Parasit

1) Coccidiosis Coccidiosis merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh Isospora suis

yang menyerang saluran pencernaan babi menyebabkan diare anak babi umur 5

hari sampai dengan umur sapih dengan angka penyebaran dan angka kematian

yang bervariasi.

2) Penyakit cacing bulat (Ascarids = Roundworm) Cacing ini bentuknya seperti cacing pada manusia. Bentuknya bulat sebesar

pensil. Cacing ini banyak menyerang babi-babi muda dan banyak menimbulkan

kematian.

3) Kudis (Scabies) Scabies adalah penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis disebabkan oleh

parasit tungau ditandai dengan adanya radang kulit yang bersifat kronis. Hampir

semua hewan mamalia rentan terhadap penyakit ini dan gejala klinis yang

ditimbulkannya tergantung pada berat ringannya derajat infestasi. Penyakit

scabies disebabkan oleh berbagai jenis tungau antara lain: Sarcoptes scabiei,

Chorioptes spp, Psoroptes spp, yang biasanya menyerang kambing dan domba

tapi kadang-kadang juga dijumpai menyerang kerbau, sapi dan kuda serta

Notoedres spp yang biasa menyerang kelinci dan kadang-kadang menyerang

kucing.

4) Trichinosis Penyakit ini telah dikenal manusia sejak ribuan tahun sebelum penemuan cacing

Trichinella spiralis oleh Owen (1835). Tidak seorang pun kebal terhadap penyakit

ini. Cacing ini akan tetap hidup dalam otot manusia puluhan tahun. Gejala-gejala

penyakit ini antara lain: leucocytosis disertai eosinophilia, periorbital dan

pembengkakan pada bagian muka, myalhia, demam, conjuctivitas dan

photophobia. Penyakit ini sulit sembuh, menyebabkan cacat dan kematian.

5) Ascariasis

Jenis cacing ini termasuk yang terbesar. Hidup dalam usus manusia dan makan

dari makanan yang dimakan manusia, sehingga menyebabkan penderita

kekurangan gizi. Akibatnya sangat mudah terserang berbagai penyakit lainnya.

Cacing dalam jumlah besar di dalam usus dapat menyebabkan kematian.

Menurut B. Bisure (1975), anak-anak babi paling mudah terserang penyakit ini.

Gejala-gejala yang nampak pada anak babi tersebut antara lain, pneumonia

disertai batuk, disusul dengan kematian. Penyakit ini dengan mudah menular ke

Page 12: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

12

manusia.

6) Paragonimiasis

Cacing ini pertama kali ditemukan dalam paru-paru otter Brazilia oleh Diesing

(1850). Penyakit pada manusia pertama ditemukan oleh Ringer dan Mason di

Taiwan pada tahun 1879. Gejala-gejala penyakit ini antara lain, batuk kronis

kadang-kadang disertai darah. Pada tahap berikutnya, menyerang otak dengan

gejala-gejala epilepsy dan gangguan penglihatan. J. Oh menemukan tidak

kurang dari 5.000 kasus penyakit ini di deteksi di Korea setiap tahun.

7) Taenidae Menurut Leukart (1856) penyakit cacing pita yang ditularkan oleh babi ini telah

dikenal sejak zaman Aristoteles, walaupun pada saat itu belum dimengerti.

Cacing Taenia hidup di bawah kulit. Tahap yang berbahaya adalah setelah

kurang lebih 10 tahun, cacing ini akan menyerang otak. Gejala-gejalanya antara

lain, epilepsy, bersilar meningitis, obstructive hydrocephalus dan kerusakan

jaringan syaraf.

8) Tripanosomosis.

Menurut Faust (1955), Tripanosomiasis merupakan ancaman bagi kesehatan

masyarakat. Babi dianggap menjadi salah satu reservoir penyakit ini. Paling tidak

12 penyakit parasit, enam penyakit bakteri dan tiga penyakit virus, disebabkan

karena mamakan daging babi. Disamping mengandung penyakit yang dapat

ditularkan ke manusia, daging babi sendiri mengandung kadar lemak yang lebih

tinggi dibanding dengan sapid an kambing. Ini menyebabkan mereka yang

makan daging babi memiliki resiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit tekanan

darah tinggi dan penyakit jantung lainnya.

d) Penyakit Asal Mikal

1) Aspergillosis Penyakit ini menyerang babi menyebabkan keracunan dan rusaknya hati disertai dengan pertumbuhan badan terhambat. Aspergillus Sp ini dapat memproduksi aflatoxin yang akan muncul jika bahan dasar pakan seperti jagung, biji kapas, milo dan kacang mempunyai kadar air 20-30%. Aflatoxin ini bisa menyebakan keracunan pada babi muda jika diberikan 400-600 ppb dalam pakan selama beberapa minggu dan jika makanan babi lepas sapih mengandung Aflatoxin 260 ppb dalam beberapa bulan akan menghambat pertumbuhan babi lepas sapih.

2) Actinomycetes

Tanda-tanda penyakit ini sebagaimana dijelaskan oleh A.C. Pier (1975) antara

lain, fibrosis dan granuloma pada bagian muka dan perut.

3) Superficial & Cutaneous Mycosis

Page 13: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

13

John Smith (1975) menjelaskan tanda-tanda penyakit ini meliputi, lesu pada kulit,

erythema dan rambut rontok. Hildick Smith, Balnk dan Sarkany (1964)

membuktikan dua jenis jamur yang ditularkan ke manusia dari babi adalah

Microsporum nanum dan Trichophyton mentagrophytes.

4) Coccidioidomycosis Penyakit ini menurut Shelby (1975), terutama menyerang paru-paru. Gejala-

gejala yang diderita antara lain, demam, menggigil, berkeringat di waktu malam,

sakit dada dan batuk.

B. Penyakit Metabolik 1) Penyakit kekurangan vitamin A

Babi-babi yang dipiara secara bebas di luar kandang (outdoor) pada umumnya

tidak pernah menderita defisiensi vitamin A. Sebab mereka dengan mudah bisa

memperoleh hijauan seperti rumput-rumputan, yang mengandung carotene

cukup banyak. Carotene ini di dalam alat pencernaan dikonversikan menjadi

vitamin A, yang kemudian disimpan di dalam hati, sehingga sewaktu-waktu

diperlukan vitamin tersebut sudah siap. Tetapi bagi babi-babi yang selama

hidupnya dipiara di dalam kandang terus-menerus, jika terjadi kekurangan

vitamin, mereka tidak bisa memperoleh tambahan dari luar. Apalagi babi-babi

yang baru lahir, cadangan vitamin A-nya sangat rendah, dan hal ini sangat

tergantung pada Colostrum yang bisa diterima dari induk. Jika ternak babi

terkena infeksi yang serius akibat parasit (cacing) atau pneumonia, maka

cadangan vitamin A yang ada juga akan lekas habis terpakai.

2) Anemia

Anemia banyak diderita babi-babi kecil, sekitar umur 3 minggu. Kondisi ini dapat

disebabkan oleh:

- Kekurangan mineral, terutama zat besi dan tembaga.

- Anak babi menggigil kedinginan terus-menerus dan pada kondisi yang

lembab.

- Air susu babi kandungan zat besinya sangat rendah.

Anemi yang akut dapat menimbulkan kematian dengan tiba-tiba, sedangkan

yang kronis bisa mengakibatkan babi menderita scours (mencret).

Anak babi memerlukan suplai zat besi secara teratur guna membentuk

haemoglobine. Pigmen yang nampak sel darah merahnya merupakan bagian

yang terpenting dalam mengangkut O2 (oxygen) ke seluruh jaringan tubuh.

Keperluan zat besi tersebut bagi setiap ekor anak babi per hari adalah 7 mg, di

Page 14: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

14

mana air susu induk hanya bisa mensuplai 2 mg. Persediaan zat besi pada air

susu induk yang jumlahnya kecil, berkisar 30 – 50 mg ini akan habis dalam

waktu dua minggu. Dengan peristiwa ini maka anak babi akan menderita anemi,

apabila mereka tidak diberikan tambahan zat besi. Dalam hal ini copper (zat

tembaga) dan vitamin B12 juga penting. Karena pada setiap harinya, air susu

induk hanya mengandung seperlima belas zat besi yang diperlukan anak babi,

maka tidaklah mengherankan apabila anak babi yang kurang baik

pemeliharaannya akan selalu menderita anemi. Itulah sebabnya setiap anak babi

selalu diberikan tambahan “iron dextran” seperti telah diutarakan di atas.

3) Scours (mencret)

Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis akibat adanya peradangan pada

alat pencernaan atau usus. Scours banyak menyerang anak babi dan babi-babi

muda. Untuk mengetahui penyebab dan gejala penyakit ini, secara khusus

dirasa sangat sulit. Sebab penyakit ini ada berbagai tipe. Namun demikian

secara umum yang mempercepat terjadinya scours ini antara lain :

- Sanitasi kurang sempurna.

- Babi selalu kedinginan, keadaan udara lembab, tanpa alas kandang.

- Makanan yang kurang memenuhi serat, kurang zat besi (anemi).

- Babi banyak mengalami stress.

4) White scours (Mencret putih) Mencret putih disebabkan oleh Escherichia coli, yaitu bakteri yang bisa masuk

lewat tali pusat yang sakit. Biasanya babi kecil mudah menderita mencret putih

akibat mereka kedinginan, lantai lembab, makanan induk jelek, atau anak babi

terlampau banyak menyusu. White scours biasanya diikuti penyakit anemi, TGE,

Necro, disentri dan penyakit lainnya.

5) Agalactia

Agalactia ialah kegagalan dalam memproduksi air susu. Jenis penyakit ini

khusus diderita oleh babi-babi induk pasca partus. Penyakit ini Nampak jelas 24

jam sehabis induk itu melahirkan. Babi-babi yang menderita agalactia ini

akhirnya tidak mampu mensuplai air susu kepada anak-anaknya, karena

produksi air susu tak bisa keluar lagi, sebab sekresi oxytocin tidak mencukupi.

Kekurangan oxytocin ini bisa diatasi dengan memberikan injeksi oxytocin dengan

dosis 5 – 10 I.U. secara intramuskular. Agalactia dapat disebabkan oleh toksin

yang terdapat di dalam usus akibat konstipasi yang diderita induk yang

bersangkutan atau akibat peradangan pada usus sehingga

6) Footrot (Penyakit kuku busuk = Radang kuku)

Page 15: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

15

Penyakit ini disebabkan karena kondisi babi selamanya berada di dalam

kandang yang lantainya selalu basah sehingga mempermudah organisme hidup

dan masuk pada celah kuku.

Page 16: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

16

BAB III

HANDLING DAN RESTRAIN

Ada berbagai cara untuk melakukan penangkapan dan pengekangan babi. Hal ini

sangat berbeda-beda tergantung kepada besar atau kecilnya babi yang bersangkutan.

Babi-babi kecil tentu saja akan mudah ditangkap daripada babi-babi yang besar.

1. Cara penangkapan anak babi

Cara-cara yang biasanya dilakukan untuk menangkap anak babi ialah cukup dengan

memegang salah satu kaki belakang yang diangkat ke atas dan babi menghadap

kelantai, seperti terlihat pada gambar :

Gambar 1. Cara penangkapan anak babi

2. Cara penangkapan babi muda

Cara-cara yang biasa dilakukan untuk menangkap babi yang lebih besar, yang

beratnya sekitar 50 kg, ialah dengan memegang babi yang bersangkutan pada bahu

belakang dengan kedua tangan, seperti terlihat pada gambar :

Gambar 2. Cara penangkapan babi muda

Page 17: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

17

3. Cara penangkapan babi besar

Untuk menangkap babi-babi yang besar, misalnya untuk diinjeksi. Pergunakanlah

seutas tali dari plastik atau bambu yang diikatkan pada rahang atas. Dengan cara

tersebut maka babi akan mudah dikuasai. Perhatikan gambar berikut :

Gambar 3. Cara penangkapan babi besar

4. Menguasai babi untuk dipindahkan ke tempat lain

Babi-babi dewasa biasa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Pemindahan ini dengan mudah dilakukan asal digunakan suatu teknik yang betul.

Cara pemindahan babi yang mudah ialah dengan mempergunakan perlengkapan

khusus, misalnya sebuah papan dan tongkat. Papan ini bisa diganti dengan bahan-

bahan lain seperti triplek, karton atau bahan lain yang berukuran 70 x 70 cm, yang

dilengkapi pegangan. Papan tersebut berfungsi sebagai dinding penghalang yang

bisa dipergunakan untuk menghalangi salah satu pandangan samping apabila babi

hendak membelok. Sedangkan tongkat yang berukuran kurang lebih 1 m

dimaksudkan untuk menguasai babi yang tidak mau jalan atau mogok.

Gambar 4. Cara pemindahan babi

Page 18: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

18

BAB IV

PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENGUJIAN LABORATORIUM

A. Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel, perlu diperhatikan bahwa sampel yang diambil adalah

sesuai dengan jenis pengujian yang diperlukan dan dapat diuji di laboratorium

dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu maka perlu diperhatikan

dan dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut di bawah ini:

• Jenis dan jumlah/volume spesimen yang diambil sesuai dengan tujuan untuk apa

spesimen diperlukan.

• Jika spesimen diambil dari hewan hidup, maka diusahakan hewan terhindar dari

tekanan/stress; petugas terhindar dari bahaya amukan hewan dll, bila perlu

gunakan obat anastesi.

• Pertimbangkan adanya kemungkinan agen penyakit zoonosis dan bahaya

penularannya ke manusia

• Jika dilakukan pemeriksaan post mortem, maka pemeriksaan dan penanganan

spesimen dilakukan pada kondisi aseptis dan sepraktis mungkin.

• Cegah kontaminasi lingkungan, resiko penyebaran lewat serangga atau lewat

percikan dan limbahnya

• Siapkan perlakuan untuk pembuangan limbah hewan atau jaringan dengan

aman, seperti desinfeksi, penguburan dan pembakaran limbah.

Sebelum pengambilan spesimen, perlu diperhatikan aspek kebersihan baik

kebersihan alat pengambil maupun titik pengambilan spesimen pada hewan. Hal ini

dilakukan agar spesimen yang diambil bersih dan terhindar dari kontaminasi

mikroba yang dapat menurunkan daya tahan simpan dari spesimen/tidak cepat

busuk.

a. Pengambilan sampel darah

Babi di restrain dengan tali yang diikat pada moncong hidungnya lalu dengan

menggunakan vacum tiner 10 cc darah diambil di vena jugularis daerah leher

setelah daerah bagian leher tersebut dibersihkan dengan alkohol kemudian

diberi label yang jelas lalu ditempatkan dalam box yang berisi es untuk

selanjutnya dikirim ke laboratorium. Pengambilan darah dari vena auricularis bisa

dilakukan namun darah yang didapat sedikit. Sampel darah babi biasanya

diambil serumnya digunakan untuk pemeriksaan kadar zat kebal (antibody) dan

Page 19: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

19

antigen yang terdapat didalam darah

b. Pengambilan sampel Swab hidung

Babi di restrain dengan tali yang diikat pada moncong hidungnya lalu dengan

menggunakan cotton swab steril ditusukan kedalam hidung babi lalu dimasukkan

kedalam media transport diberikan label yang jelas ditempatkan dalam box berisi

es untuk selanjutnya dikirim ke Laboratorium. Sampel swab ini biasanya

digunakan untuk pemeriksaan penyakit flu pada babi

c. Pengambilan sampel organ dan swab organ

Organ yang dicurigai diambil secara steril pada bagian perbatasan organ tampak

normal dan bagian organ yang mengalami perubahan dengan ukuran 2 x 1 x 1

cm kemudian dimasukkan kedalam media transport diberikan label yang jelas

ditempatkan dalam box berisi es untuk selanjutnya dikirim ke Laboratorium.

Organ ini bisa juga diambil dengan swab yakni dengan melakukan sayatan pada

bagian organ yang dicurigai selanjutnya melakukan prosedur yang sama dengan

diatas. Sampel organ biasanya untuk pemeriksaan bakteriologi dan virologi.

d. Pengambilan sampel faeces babi

Pengambilan faeces babi biasanya dilakukan pagi hari saat memberi makan babi

karena saat itu babi biasanya buang air besar dan kecil. Faeces dimasukkan

kedalam kantong plastic diberi label yang jelas selanjutnya di periksa di

laboratorium. Pengambilan sample faeces biasanya untuk pemeriksaan telur

cacing dan coccidian.

e. Pengambilan sample kerokan kulit

Setelah babi di restrain kerokan kulit diambil dengan menggunakan scalpel pada

perbatasan bagian kulit normal dan bagian kulit yang terinfeksi. Kerokan

diusahan agak dalam sampai kulit mengeluarkan darah sedikit. Lalu sample

dibawah ke laboratorium untuk pemeriksaan parasit kulit seperti scabies.

f. Desinfeksi

Desinfeksi menggunakan desinfektan yang sesuai pada semua pintu masuk dan

pintu keluar. Ada 6 jenis desinfektan yang digunakan pada peternakan babi

seperti:

1) Phenol: umum digunakan untuk desinfeksi alat angkut dan lantai beton

dan daerah yang banyak bahan organik.

2) Chlorine: bahan ini umum digunakan untuk treatment air namun bersifat

sangat korosif tidak efektif pada daerah yang banyak mengandung bahan

organik.

3) Iodine: umum digunakan untuk desinfeksi sepatu/kaki (foot baths), bahan

Page 20: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

20

ini sangat aman tidak beracun dan hampir tidak berbau

4) QACs (quaternary ammonia compounds): bahan ini umum digunakan

untuk membersihkan dan sterilisasi peralatan yang bahan organiknya

telah dibersihkan.

5) Aldehydes: contoh formaldehyde bersifat sangat beracun tetapi bahan ini

merupakan desinfektant yang baik dalam bentuk aerosol.

6) Peroxygen compounds: bahan ini sangat efektif untuk semua

mikroorganisme.

B. Pengujian Laboratorium

Beberapa pengujian laboratorium yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis

penyakit pada babi adalah :

1. Rapid Test

2. Eliza

3. PCR

4. RT-PCR

Pengambilan sampel dan pengujian laboratorium untuk babi juga mengacu pada

pedoman lain yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor :

68/Kpts/Hk.060/L/1/2010 Tentang Pedoman Pengujian Laboratorium Untuk

Penyakit Viral;

2. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor :

152/Kpts/Hk.030/L/3/2010 Tentang Pedoman Pengujian Laboratorium Untuk

Penyakit Parasitik.

3. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor :

2897.A/Pd.670.320/L/10/07 Tentang Pedoman Pengambilan Sampel dalam

Rangka Monitoring Hama dan Penyakit Hewan Karantina Pada Hewan Dan

Bahan Asal Hewan Serta Hasil Bahan Asal Hewan Di Daerah

Pemasukan/Pengeluaran dan Daerah Penyebaran Eks Pemasukan

Page 21: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

21

BAB V

PENYAKIT YANG DAPAT DISEBARKAN MELALUI PRODUK ASAL BABI DAN PENGUJIAN LABORATORIUM

A. Penyakit yang dapat disebarkan melalui produk asal babi 1. Parasit

a. Trichinellosis

Trichinellosis merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh cacing nematoda

Trichinella spiralis. Cacing dewasa (jantan 1,5 mm dan betina 3 mm) ada di sub

mukosa usus kecil manusia, babi dan hewan pemakan daging, sedangkan larvanya

(panjang 0,1 mm) ada pada jaringan otot dari hewan yang sama. Trichinellosis

termasuk penyakit yang perlu diwaspadai dalam pengawasan lalulintas daging babi

karena merupakan penyakit yang dapat menular pada manusia (zoonosis). Pada

manusia, infeksi karena mengkonsumsi daging babi yang mengandung kista infektif

atau daging yang dimasak setengah matang.

Gambar 5. Larva Trichinella sp dalam jaringan otot

b. Cysticercosis

Cysticercosis adalah penyakit yang disebabkan oleh cysticercus. Penyebab

penyakit ini adalah parasit cacing stadium atau fase metacestoda dari cacing pita.

Cacing pita stadium larva dari T. Solium yang terdapat dalam daging babi disebut

Cysticercus cellulose. Pendinginan (-10°C) mengakibatkan cysticercus mati dalam

waktu 4 hari, sedangkan pada 0°C masih hidup 70 hari. Pada suhu 50°C

cysticercus segera mati. Dengan pengasapan masih dapat bertahan hidup terutama

bila irisan daging cukup tebal. Demikian pula dengan pengasaman tidak dapat

mematikannya dengan segera.

Manusia terinfestasi Taenia solium

Page 22: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

22

karena mengkonsumsi daging yang terinfeksi cysticercus (C. Cellulose).

Gambar 6. Cysticercus pada daging babi

B. Pengujian Laboratorium

Pengambilan sampel dan pengujian laboratorium untuk produk babi juga mengacu

pada pedoman lain yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor :

68/Kpts/Hk.060/L/1/2010 Tentang Pedoman Pengujian Laboratorium Untuk

Penyakit Viral;

2. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor :

152/Kpts/Hk.030/L/3/2010 Tentang Pedoman Pengujian Laboratorium Untuk

Penyakit Parasitik.

3. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor :

2897.A/Pd.670.320/L/10/07 Tentang Pedoman Pengambilan Sampel dalam

Rangka Monitoring Hama dan Penyakit Hewan Karantina Pada Hewan Dan

Bahan Asal Hewan Serta Hasil Bahan Asal Hewan Di Daerah

Pemasukan/Pengeluaran dan Daerah Penyebaran Eks Pemasukan

Page 23: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

23

BAB VI PENUTUP

Demikian Pedoman Penanganan, Pemeriksaan dan Pengujian terhadap Babi dan

Produknya ini disusun untuk dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan tindakan

karantina terhadap babi dan produknya untuk mencegah masuk dan tersebarnya

hama penyakit hewan karantina (HPHK) melalui media pembawa HPHK berupa

babi dan produknya yang dilalulintaskan. Hal-hal teknis berkaitan dengan

penyusunan pedoman ini yang belum diatur akan disesuaikan kemudian.

Kepala Badan Karantina Pertanian

Ir. Hari Priyono, MSi NIP. 19581214 198403 1 002

Page 24: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

24

LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : TANGGAL :

A. TIPE DAN BANGSA BABI

Ternak babi di beberapa negara maju telah diusahakan secara besar-besaran

dengan memilih tipe babi yang paling menguntungkan. Saat ini bangsa babi di dunia

telah diklasifikasikan menjadi beberapa tipe.

1. Tipe babi

a. Lard type (babi tipe lemak)

Babi tipe lemak memiliki ciri-ciri :

o Ukuran tubuh berlebihan, lebar dan dalam

o Cepat menjadi gemuk karena kemampuan pembentukan lemaknya cukup

tinggi

o Ukuran kakinya pendek

o Contoh babi tipe lemak adalah bangsa babi Indonesia

Gambar 7. Babi tipe pelemak

b. Meat type atau pork type (babi tipe pedaging)

Babi tipe pedaging memiliki ciri-ciri:

o Ukuran tubuh panjang, dalam dan halus

o Bagian sisi tubuh panjang

Page 25: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

25

o Punggung berbentuk busur, kuat dan lebar

o Susunan badan padat, lemak sedikit

o Ukuran kaki sedang dengan tumit pendek dan kuat

o Ham berkembang cukup baik

o Contoh babi tipe pedaging adalah Hampshire, Poland China, Spotted Poland

China, Berkhire, Chester White dan Duroc.

Gambar 8. Babi tipe pedaging

c. Bacon type (babi tipe sedang)

Babi tipe sedang memiliki ciri-ciri :

o Ukuran tubuh panjang dan dalam tubuhnya sedang

o Ukuran lebar tubuh sedang dengan timbunan lemak sedang.

o Contoh : Yorkshire, Landrace, Tamworth.

2. Bangsa babi

Bangsa-bangsa babi dibagi menjadi beberapa 3 tipe yaitu tipe lemak, tipe daging

dan tipe dwiguna (bacon), hal ini terjadi karena permintaan konsumen, sifat bahan

makanan yang diberikan dan cara pemeliharaan akan tetapi pada peternakan modern

saat ini bangsa ini tidak ada karena satu tujuan yaitu untuk menghasilkan daging yang

bermutu.

Klasifiksi Zoologis ternak babi :

Page 26: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

26

Kelas : Mamalia ( Menyusui)

Order : Artiodactyla (berjari /kuku genap)

Famili : Suidae (Non Ruminansi )

Genus : Sus

Spesis : Sus scrofa babi liar dari eropa ada 10 sub spesis

Sus vittatus babi liar dari asia ada 13 subspesis antara lain babi

sumatra, Jawa, Flores, dan Malaysia.

Sus celebensis terdapat 8 subspesis di sulawesi,

Sus barbatus : terdapat 6 subspesis di Kalimantan

Babi Liar (Babi hutan) mangui, aili (batak), Jani (dayak) babui (kayan) dahak

(kapuas) spesis ini belum dijinakkan, diburu sebagai sumber daging tergolong besar

tinggi 1 m panjang 1 m dan berat dewasa bisa 150 kg, makanannya tumbuhan biji-

bijian, buah-buahan, rumput-rumputan, serangga,hewan melata dan liar.

Babi piara ada 312 varietas dan 87 varietas yang resmi kini dikenal dengan babi

unggul, merupakan hasil seleksi dan persilangan beberapa bangsa babi sehingga

dihasilkan bangsa baru kemudian menyebar keseluruh dunia misalnya 60% babi potong

komersial di dunia adalah Yorkshire (Large White).

1) Yorkshire Termasuk tipe bacon berasal dari inggris, dikenal dengan large white babi ini

berwarna putih dengan muka oval, telinga tegak termasuk type ibu karena litter

sizenya banyak dan sifat keibuannya bagus, persentase karkasnya tinggi berat

jantan 320-455 jg, induk 225- 365 kg.

Yorkshire jantan

Yokshire betina

Gambar 9. Yorkshire jantan dan betina

2) Landrace

Page 27: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

27

Berasal dari Denmark, warna putih, bertubuh panjang dan kakinya panjang,

tampilan yang khas telinganya rebah ke depan. Panjang tubuh baik 16 sampai 17

tulang rusuk, subur mempunyai puting susu yang lebih banyak, jantan dewasa

berbobot 320 – 410 kg dan betina 250-340 kg. Karkas panjang, paha besar, daging

dibawah dagu gemuk dengan kaki pendek dikenal karena konversi pakannnya

sangat baik dan berat badan yang tinggi. Kelemahan kaki belakang yang lemah saat

bunting dan daging pucat, lembek dan exsudatif ini karena inbreeding yang terlalu

lama.

Landrace jantan

Landrace betina

Gambar 10. Landrace jantan dan betina

3) Duroc Berasal dari Amerika Serikat, warna merah mulus, tubuh padat dan prolifik, babi

siap potong 90 kg, dapat dicapai 5 bulan atau lebih, jantan dewasa 295 –455 kg,

betina 295 – 455 kg.

Duroc jantan

Duroc betina

Gambar 11. Duroc jantan dan betina

Page 28: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

28

Hamshire Di kembangkan di USA, berasal dari inggris, ciri khas selempang putih yang melilit

tubuhnya yang berwarna hitam, warna putih itu terdapat di kedua kaki depan.

Termasuk type pedaging, tubuh melengkung seperti busur, mempunyai sifat keibuan

yang baik.

Hampshire betina

Hampshire jantan

Gambar 12. Hampshire jantan dan betina

4) Babi Indonesia a. Batak

Tinggi pundak 54-61 cm, panjang badan 71 - 95 cm, telinga tegak warna rata-

rata hitam walaupun ada wang bercak-bercak putih, bulu pada bagian bahu dan

leher agak tebal, rata-rata puting susu 10.

b. Babi Bali

Warna hitam dan bulunya agak kasar punggung melengkung kebawah, tidak

sampai ketanah cungurnya relatif pendek. Telinga tegak tinggi pundak 48-54 cm,

panjang tubuh 90 cm, puting susu 12 – 14 buah dengan jumlah anak

perkelahiran 12 ekor.

c. Babi Tanah Toraja Salah satu babi kecil (minipig) tinggi pundak 45 cm, panjang 71 cm warna hitam

putih walaupun ada pula yang hitam semua.

Page 29: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

29

B. Jenis Penyakit Pada Babi dan Produknya serta Pemeriksaannya

b. Penyakit Asal Virus

Jenis penyakit Agen Penyebab

Gejala klinis dan

patognomonis

Jenis sampel yang diambil

Jenis pengujian laboratoriu

m

Pengobatan

Page 30: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

30

Swine Influenza (flu babi)

virus influenza Famili Orthomyxoviridae tipe A subtipe H1N1

• masa inkubasi berkisar antara 1-2 hari, tetapi bisa 2-7 hari dengan rata-rata 4 hari

• Apatis, sangat lemah, enggan bergerak atau bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri otot, eritema pada kulit, anoreksia, demam sampai 41.8°C

• Batuk, muntah eksudat lendir, bersin, dispneu, ada cairan mata dan kemerahan. Biasanya sembuh secara tiba-tiba pada hari ke 5-7 setelah gejala klinis

• Depresi, pertumbuhan terhambat

Swab trachea

Page 31: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

31

Penyakit mulut dan kuku (Apthae Epizotticae = AE)

virus • Selaput lendir dalam mulut, bibir, langit-langit, lidah, dan pada gusi timbul lepuh merah yang berisi cairan kuning (sesudah 2 – 3 hari)

• Dari mulut keluar ludah seperti benang bercampur lendir atau berbuih.

• Timbul luka-luka di antara kuku dan kulit-kulit kaki, akibatnya pincang dan berbaring saja.

• Kadang-kadang pada ambing timbul luka atau lempuh juga.

• Temperatur tubuh naik, dan nafsu makan hilang

• Obat antibiotic (Penicillin Powder), obat khusus belum diketahui.

Swine Vescular Disease

Reovirus

Page 32: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

32

Penyakit Nipah

virus family Paramyxo virus

• Pada babi induk dan pejantan gejala umum ditandai dengan gejala syaraf seperti kejang dan lumpuh lalu mati mendadak

• Pada babi umur 4 minggu sampai 6 bulan gejala umum yang timbul adalah gangguan pernapasan dan batuk yang keras

• Angka kematian penyakit ini hanya kurang dari 5% tetapi angka penyebarannya mencapai lebih dari 80%

Deteksi virus dengan metode IHC dan PCR

Tidak ada obat atau vaksin untuk penyakit ini. Upaya pencegahan dianjurkan adalah tidak menanam tanaman buah-buahan atau tanaman lainnya yang bisa menarik perhatian kelelawar karena kelelawar merupakan induk semang alami virus ini. Dianjurkan juga untuk memberikan jaring disekeliling kandang sehingga kelelawar tidak bisa masuk dan mengeluarkan urine yang merupakan sumber infeksi.

Page 33: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

33

Classical Swine Fever (Hog Cholera)

Pestivirus a) Bentuk hyperakut: Babi muda mati tanpa gejala klinis

b) Bentuk akut: kehilangan nafsu makan, lesuh, demam 40.5 -41.5 0 C, conjunctivitis sampai mata tertutup cairan eksudat. Konstipasi diikuti dengan diare berwarna kuning kadangkala disertai muntah, berjalan sempoyongan, berbaring disudut saling tumpuk menumpuk bersama babi lainnya. Gejala syaraf seperti kejang juga bisa muncul. Terjadi perdarahan pada kulit, kesulitan bernapas sebelum akhirnya mati. Pada induk akan terjadi keguguran atau anak yang lahir akan lemah dengan gejala syaraf

serum Deteksi vius: a. FAT b. PCR c. Isolasi virus Serologi: a. SNT b. CFT c. ELISA

Page 34: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

34

PRRS (Porcine reproductive and respiratory syndrome)

Arteri virus a) demam, lesuh, kesulitan bernapas, keguguran pada semua umur kebuntingan, telinga kebiruan. Terjadi peningkatan gagal bunting pada induk. Terjadi juga kenaikan jumlah mumifikasi dan kematian babi lahir mati sampai dengan piglet umur 7 (tujuh) hari. Peningkatan jumlah piglet lahir lemah, tungkai kaki mengangkang (splay leg), pembengkakan kelopak mata, conjunctivitis,berak darah karena terjadi perdarahan pada usus. Angka kematian anak babi sebelum sapih bisa mencapai 33 %

b) Pada babi pejantan bisa mengalami telinga kebiruan dan

serum ELISA dan SN test

Page 35: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

35

PMWS (Postweaning Multisystemic Wasting Syndrome)

Porcine circo virus type 2 (PCV2)

a) Terjadi penurunan berat badan dengan cepat

b) Sesak napas

c) Pembesaran limponodus terutama limponodus inguinalis

d) Gejala klinis lainnya yang kemungkinan bisa muncul adalah pucat, kekuningan dan diare

serum Serologi: ELISA Deteksi virus: PCR dan Imunohistokimia (IHK)

Page 36: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

36

Cacar (Swine Pox)

virus - Nampak bintil-bintil kecil berwarna merah, terutama di telinga, leher pada tubuh bagian bawah dan paha bagian sebelah dalam.

- Selanjutnya bintil-bintil menjadi gumpalan yang keras, pada bagian atas dan menjadi lepuh sebesar kedelai yang berisikan cairan jernih tetapi kemudian menjadi seperti darah putih atau nanah.

- Lepuh-lepuh segera mengering dengan meninggalkan bekas, seperti kudis yang berwarna coklat tua. Sebelum kulit berganti, panas tubuh meningkat dan tidak mau makan

Potongan lepuhan kulit dan cairannya

Makanan diberi TM 10

penstrep, terramycin injeksi, ditambah vitamin A

Page 37: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

37

Penyakit Asal bakteri Anthrax (Radang limpa)

Bacillus Anthracis

- Angka kematian tinggi dan berlangsung dalam waktu yang singkat 8 – 16 jam.

- Tenggorokan bengkak.

- Temperatur tinggi dan nafsu makan hilang.

- Urat-urat kaku atau lemah. Kotoran bercampur darah

Darah dari pembuluh darah tepi

• Ulas darah perifer dengan pewarnaan cepat polychrome methylen blue, Giemsa atau Wright (Standar Pewarnaan Bakteri)

• Uji Ascoli • PCR

Obat tetracycline

Brucellosis (Keguguran menular)

Brucella abortus Serum, susu, Swab vagina, Sampel jaringan fetus (limpa dan paru-paru)

• Rose Bengal Plate Test (RBPT).

• Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

• Complement Fixation Test (CFT).

• Milk Ring Test (MRT)

Page 38: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

38

Pleuropneumonia

Actinobacillus pleuropneumonia

a) Bentuk perakut: Babi mati mendadak tanpa gejala klinis yang muncul

b) Bentuk Akut: Ditandai dengan kehilangan nafsu makan, depresi, demam tinggi mencapai 41.70C. Kesulitan bernapas, batuk. Kematian dapat terjadi 6-36 jam setelah gejala klinis muncul.

c) Bentuk Kronis: Ditandai dengan batuk yang berselang, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Bentuk kronis ini tidak atau jarang menyebabkan kematian.

a) Serologi dengan melakukan uji ELISA dan CFT

a) Bentuk Akut:

• Ceftioufur 3-5 mg/kg Berat badan selama 3 hari

• Ampicilin, Tiamulin, Lincomicine dan Spektinomicin dengan dosis sesuai label

• Amoksilin 40 mg/kg berat badan diberikan lewat air minum

b) Bentuk Kronis: Tidak ada antibiotika yang efektif untuk bentuk kronis ini.

Page 39: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

39

Erysipelas Erysipelothrix insidiosa

Akut: - Meyerupai

babi yang menderita cholera.

- Temperatur tubuh tinggi

- Penderita menyendiri dan selalu berbaring tetapi ada yang masih gesit dan bila didekati merasa terganggu, lalu pindah tempat sambil teriak kesakitan.

- Bila berjalan, kaki menunjukkan kekakuan, terhuyung-huyung atau jatuh dan kadang-kadang lumpuh.

- Nafsu makan turun atau tidak makan sama sekali.

- Kotoran keras, dan bagi babi muda kotoran tersebut encer.

- Kulit (diamod skim) nampak pada hari ke-2 – 3 sesudah inkubasi, yaitu kulit luka kecil, berwarna merah muda, kemudian

Serum

Page 40: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

40

Penyakit ngorok (Septichaemia Epizootica = S.E Shipping Fever)

Pasteurella multocida

- Penyakit ini berjangkit amat cepat, berlangsung 1 minggu atau kurang.

- Temperatur naik.

- Sesak napas karena terdapat lender dalam pernapasan, terdengar suara ngorok, dan terlihat kebengkakan pada bagian leher.

- Kadang-kadang mencret.

- Yang akut terus mati dengan tiba-tiba tanpa gejala.

obat antibiotic, misalnya penicillin injeksi intramuscular, sulmet injeksi, antiserum

Penyakit Streptococcosis

Streptococcus Sp terutama S. suis type 2

Demam, kehilangan nafsu makan, lesuh, kebutaan dan muncul gejala syaraf seperti gemetar, kejang dan lumpuh selanjutnya terjadi kesulitan bernapas lalu mati.

Isolasi bakteri

antiradang kombinasi dengan antibiotika seperti: Penicilin, Ampicilin, Amoksilin dan Tiamulin kombinasi dengan Tetraciclin. Pengobatan dini (early treatment) sangat dianjurkan untuk penyakit ini

Page 41: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

41

Glasser’s disease

Haemophilus parasuis

a. Bentuk akut: Mati mendadak karena terjadinya sepsis tanpa atau sedikit gejala klinis.

b. Bentuk subakut atau bentuk kronis: demam, kehilangan nafsu makan, lesuh, kesulitan bernapas, sendi bengkak dan bisa muncul gejala syaraf seperti gemetar dan lumpuh.

Amoksilin, Ampicillin, Ceftiousfur, Tylosin

Page 42: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

42

Tetanus Clostridium tetani (Biasanya terjadi akibat suatu luka (bekas kastrasi, gigitan teman)

- Fase pertama Timbul

kekejangan pada rahang dan tenggorokan, kemudian kekejangan ini cepat menyebar ke seluruh tubuh. Akibat (yang diderita) lebih lanjut babi tidak bisa mengunyah dan menelan makanan. Bergerak pun

mereka sulit, karena semua persediaan menjadi kaku dan tidak berfungsi lagi.

- Fase kedua Mulut dan

mata terkunci, dan tidak bisa terbuka lagi. Perut

mengeras dan kejang, akibatnya sulit bernafas. Kepala

menengadah,ekor terangkat ke atas. Kotoran dan

air kencing tertahan.

Suntikan dengan serum tetanus

Page 43: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

43

Footrot (Penyakit kuku busuk = Radang kuku)

Bakteri pada lantai kandang yang selalu basah dan masuk pada celah kuku

Luka ditaburi dengan antibiotic, Penicillin powder, SA, Sulmet injeksi, Terramycin injeksi. Sebelum luka tersebut diobati, harus dibersihkan terlebih dahulu

TBC (Tuberculosis)

Mycobacterium tuberculosis

- Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan.

- Pada babi dewasa, persediaan bengkak.

- Batuk-batuk dan pernapasan terganggung.

- Infeksi kelenjar limpa, ambing, alat kelamin, pusat syaraf, alat pencernaan

- Ternak yang menderita diisolasi.

- Kebersihan kandang harus selalu dijaga, misalnya dengan menggunakan desinfektan.

- Diobati dengan antibiotic (streptomycin injeksi, Penicillin).

Leptospirosis Leptospira canicola

demam, pembesaran hati dan penyakit kuning

Urin dan serum

Mikroskopis, serologis

Page 44: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

44

Mycoplasma

pneumonia Mycoplasma hyopneumonia

• Batuk kering tanpa bersin terutama pada pagi hari jika kita masuk kedalam kandang babi

• Demam dan nafsu makan turun

• Babi yang terinfeksi tidak menyebabkan kematian tetapi pertumbuhan menjadi terhambat dan tidak merata dalam satu populasi umur yang sama

• Rusaknya dinding saluran pernapasan menyebabkan mudahnya infeksi dari bakteri atau virus lainnya

• kultur kuman namun sangat sulit dilakukan

• Perubahan histopatologi

• PCR dan FAT

• Serologi dengan menggunakan metode ELISA

• Pengobatan antibiotika lewat air minum (water medication) dan lewat makanan (feed medication) dengan CTC (chlortetracicline) atau Tiamulin.

• Injeksi dengan Tiamulin plus CTC atau Spektinomicine kombinasi dengan lincomicin. Injeksi lainnya ciprofloxacine atau enrofloxacine

Penyakit Asal Parasit

Page 45: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

45

Penyakit cacing bulat (Ascarids = Roundworm)

Ascaris Sp - Timbul gejala pneumonia, bila mendapat serangan larva hebat.

- Pertumbuhan sangat lambat.

- Anak babi menjadi kurus dan perut buncit.

- Mencret, dan nafsu makan berkurang.

- Selaput mata pucat.

feses Mikroskopis - Kandang harus bersih, dengan disemprot desinfektan (Lysol,kreolin).

- Kalau anak babi hendak dilepas, jangan dilepas di tempat yang biasa untuk mengumbar babi-babi dewasa.

- Pengobatan dengan piperazine yang dilarutkan air. Dosis tergantung berat badan, biasanya hal ini ada petunjuk dari perusahaan.

Page 46: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

46

Kudis (Scabies)

Scabies Sp - Penderita makannya tidak sebagaimana mestinya, agak berkurang, sehingga pertumbuhan kurang normal.

- Nampak suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit.

- Pada permukaan kulit yang sakit timbul keruping yang tebal, keras, kencang, dan kulit berkerut (melipat).

Kerokan kulit mikroskopis - Pengobatan dengan Scabisix atau obat lainnya seperti zalf yang dilumaskan pada kulit dan diulangi sampai sembuh. Dosis : 10 cc Scabisix dicampur 1 liter air (30 hari sebelum dipotong tidak boleh digunakan).

Trichinosis

Trichinella spiralis

leucocytosis disertai eosinophilia, periorbital dan pembengkakan pada bagian muka, myalhia, demam, conjuctivitas dan photophobia. Penyakit ini sulit sembuh, menyebabkan cacat dan kematian

feses mikroskopis

Taenidae

Taenia Sp epilepsy, bersilar meningitis, obstructive hydrocephalus dan kerusakan jaringan syaraf

feses mikroskopis

Page 47: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

47

Coccidiosis Isospora suis a) Diare umumnya terjadi saat anak babi berumur 7 – 10 hari warna kuning kehijauan tetapi tanpa darah

b) Anak babi lemah dan dehidrasi

feses Pemberian preparat coccidiostat saat anak babi berumur 4 hari dianjurkan untuk pencegahan dan bila terjadi diare umur anak babi lebih dari 5 hari maka pengobatan tetap diberikan coccidiostat

Page 48: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN · 2019. 7. 25. · Persentase karkas daging cukup tinggi, bisa mencapai 65-80% dibandingkan dengan karkas sapi yang hanya 50-60%, kambingdomba

48

Daftar Pustaka

AKK. 1981. Pedoman Lengkap Beternak Babi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Anonimus. 2008. Ternak Babi dalam Budidaya Hewan Ternak.

http://budidayaternak.comxa.com/single.php?conten=Halaman-Kategori-

Budidaya&idbudidaya=3

An Outline of Swine disease, A Handbook. Ross P Cowart and Stan W Casteel, iowa

State University Press 2001

Managing pig health and the treatment of disease, A reference for the farm, Michael R

Muirhead and Thomas J L Alexander. 5 M Enterprises Ltd Sheffield UK 2002

Pig Diseases, DJ Taylor . St Edmundsbury Press Ltd Suffolk UK 1999

Preparedness in Managing an emerging disease outbreak- The Nipah disease

experience, Ong Bee Lee. Head Regional Veterinary Laboratory Services

Malaysia 2001

Sinaga S. 2008. Bangsa dan Reproduksi Babi. http://blogs.unpad.ac.id/ SaulandSinaga

The pigman’s Handbook, Gerry Brant. Farming press limited, Wharfedale Road Ipswich

1982