7
Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah A. Tujuan kerangka dasar Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi: (1). Penyusunan standart akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya (2). Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah. (3). Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum. (4). Para pemakai laporan keuanga, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporaan keuangan yang dissusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah. B. Paradigma Transaksi Syariah Transaksi syariah didasarkan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dan seisinnya diciptakan oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan Ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al-falah). C. Asas Transaksi Syariah Transaksi syariah berdasarkan pada prinsip: NAMLA ELFA SYARIATI Page 1

Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah

Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

A. Tujuan kerangka dasar

Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

(1). Penyusunan standart akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya

(2). Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur

dalam standar akuntansi keuangan syariah.

(3). Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan

prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum.

(4). Para pemakai laporan keuanga, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporaan

keuangan yang dissusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.

B. Paradigma Transaksi Syariah

Transaksi syariah didasarkan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dan seisinnya diciptakan oleh

Tuhan sebagai amanah (kepercayaan Ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia

untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al-falah).

C. Asas Transaksi Syariah

Transaksi syariah berdasarkan pada prinsip:

1. Persaudaraan (ukhuwah), yang berarti bahwa transaksi syariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan

dalam memperoleh manfaat

2. Keadilan (‘adalah), yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak dan sesuai

dengan realitas prinsip ini dalam bingkai aturan muamalah adalah melarang adannya unsur:

a. Riba/bunga dalam segala bentuk dan jenis, baik riba nasiah atau fadhl.

b. Kezaliman diterjemahkan memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran, kualitas dan temponnya

mengambil sesuatu yang bukan haknya dan memperlakukan sesuatu tidak sesuai

tempatnnya/posisinya.

c. Maisir/ judi atau bersikap spekulatif dan tidak berhubungan dengan produktivitasnnya.

d. Ghahar/unsur ketidakjelasan, manipulsidan eksploitasi informasi serta tidak adannya kepastian

pelaksanaan akad,

NAMLA ELFA SYARIATI Page 1

Page 2: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah

e. Haram/segala unsur yang dilarang tegas dalam Al-qur’an dan As-sunah, baik dalam barang/jasa

ataupun aktivitas operasional terkait.

3. Kemaslahatan (maslahah), yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan

ukhrawi, meterial dan spiritual, serta individual dan kelektif.

4. Keseimbangan (tawazun), yaitu keseimbangan antara aspek material dan spiritual, antara aspek privat

dan publik, antara sektor keuangan dan sektor rill, antara bisnis dan sosial serta antara aspek

pemanfaatan serta pelestarian.

5. Universalisme (syumuliah), dimana esensinya dapat dilakukan oleh, dengan dan untuk semua pihak

yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan, sesuai dengan semangat

kerahmatan semesta (rahmatan li alamin).

D. Tujuan laporan keuangan

1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

2. Informasi kepatuhan entitas syariah tidak sesuai dengan prinsip syariah, serta informasi aset,

kewajiban pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan

bagaimana perolehan dan penggunaannya.

3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tangung jawab entitas syariah terhadap

amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikan pada tingkat keuntungan yang layak.

4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik

dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial

entitas termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

E. Bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan Entitas terdiri atas

Entitas syariah mengungkapkan hal-hal berikut di Neraca atau di Catatan atas Laporan Keuangan

a) Posisi keuangan entitas syariah, disajikan sebagai neraca. Laporan ini menyajiakn informasi

tentang sumber daya yang dikendalikan.

b) Informasi kinerja entitas syariah, yang dapat disusun berdasarkan definisi dana seperti seluruh

sumber daya keuangan, modal kerja aset likuid atau kas. Kerangka ini tidak mendefinisikan dana

secara spesifik.

c) Informasi lain, Merupakan informasi yang tidak diatur secara khusus tatapi relevan bagi

pengambilan keputusan sebagai besar pengguna laporan keuangan.

NAMLA ELFA SYARIATI Page 2

Page 3: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah

d) Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan yang relevan

termasuk pengungkapan tentang resiko dan ketidak pastian yang mempengeruhi entitas,

informasi tentang segmen industri dan geografi serta pengaruh perubahan harga terhadap entitas

juga dapat disajikan.

F. Asumsi Dasar

1. Dasar Akrual (accrual basic), dimana Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya

bahwa pengaruh transaksi dan peistiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas

atau setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan

dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan.

2. Kelangsungan Usaha (going consern), Laporan keuangan biasannya disusun atas dasar asumsi

kelangsungan usaha entitas syariah yang akan melanjutkan usahannya di masa depan.

Karakkteristik

a. Keandalan

Andal, diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan

dapar diandalkan sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dari yang seharusnya

disajikan atau yang diharapkan dapat disajikan.

b. Dapat dibandingkan

Pamakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas syariah agar periode untuk

mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat

membandingkan laporan keuangan agar entitas syariah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

G. Unsur-unsur laporan keuangan

Sesuai karakteristik,laporan keuangan entitas syariah,antara lain meliputi: Komponen laporan keuangan

yang mencerminkan kegiatan komersial yang terdiri atas laporan keuangan,laporan laba rugi,laporan arus

kas,serta laporan perubahan ekuitas

Posisi keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset,kewajaban

dana syirkah temporer dan ekuitas.pos-pos ini di definisikan sebagai berikut.

NAMLA ELFA SYARIATI Page 3

Page 4: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah

a. Aset adalah sumber daya yang di kuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan di harapkan akan di peroleh entitas syariah.

b. Kewajiban merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa

lalu,penyelesaiannya di harapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas syariah yang

mengandung manfaat ekonomi.

c. Dana syirkah temporer adalah dana yang di terima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu

dari individu da pihak lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan

menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.

Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban, karena entitas syariah tidak

berkewajiban untuk mengembalikan dana awal dari pemilik dana ketika mengalami kerugian

kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi entitas syariah.namun demikian,dia juga tidak dapat di

golongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan tidak memiliki hak

kepemilikan yang sama dengan pemegang saham.

d. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua kewajiban dan dana

syirkah temporer.ekuitas dapat di subklasifikasikan menjadi setoran modal pemegang saham,saldo

laba, penyisihan saldo laba dan penyisihan penyusuaian pemeliharaan modal.

Kinerja

Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih( laba) adalah penghasilan dan

beban.unsur penghasilan dan bebandi devinisikan sebagai berikut.

a. Penghasilan(income)adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam

bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan

kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal,penghasilan (income)

meliputi pendapatan(revenues)maupun keuntungan(gain)

b. Beban(expenses)adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk

arus keluar atau bekurang nya aset atau terjadi kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas

yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal ,termasuk di dalam nya beban untuk

pelaksanaan aktivitas entitas syariah maupun kerugian yang timbul.

H. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

NAMLA ELFA SYARIATI Page 4

Page 5: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah

Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda

dalam lapoaran keuangan. Berbagai dasar pengukuran tesebut adalah sebagai berikut.

a. Biaya Historis (historical cost)

Aset dicatat sebesr pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari

imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.

b. Biaya kini (current cost).

Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aset yang sama atau

setara aset diperoleh sekarang.

c. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value)

Aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan

menjual aset dalam pelepasan normal (orderlydisposal).

NAMLA ELFA SYARIATI Page 5