Upload
puguh06
View
4.041
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1. Kerja Bubut
Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar
dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya
mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar
dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir
metrik ke ulir inci. Prinsip kerja mesin bubut adalah dengan mencekam benda kerja
pada piringan pembawa, kemudian poros spindel akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Benda kerja yang
berputar karena diputar oleh poros spindel kemudian akan diatur oleh roda gigi
penghubung yang kemudian roda gigi penghubung tersebut akan membawa ke roda gigi
poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi
pada eretan yang membawa pahat. Pahat yang dibawa oleh klem berulir akan mengenai
benda kerja yang sedang berputar tersebut dan kemudian pahat akan membuat sayatan
yang berbentuk melingkar pada benda kerja.
Tiap posisi dan derajat pahat yang diset akan menghasilkan sayatan dan
bentuk yang berbeda pada benda kerja. Bentuk dan jenis pahat juga berpengaruh pada
kerapian dan panas yang dihasilkan pada setiap pemrosesan. Kesalahan dalam
pemilihan pahat dan pemrosesan bisa berakibat fatal pada operator dan rusaknya pahat
atau benda kerja yang sedang dibubut. Oleh karena itu pemilihan jenis dan bentuk pahat
juga penting diketahui oleh operator agar hal tersebut tidak berbahaya bagi operator
yang sedang bekerja.
Gambar 1. Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya.
Gambar 2. Mesin bubut kecil
Gambar 3. Mesin bubut yang menggunakan sabuk di Hagley Museum
Bagian mesin bubut terdiri dari meja (bed) dan kepala tetap (head stock).
Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan
memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal
(chuck). Eretan utama (appron) akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan
lintang (cross slide) dan eretan atas (upper cross slide) dan dudukan pahat. Sumber
utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley
melalui sabuk (belt).
Gambar 4. Alas Mesin
Gambar 4. Kepala Tetap
Gambar 5. Kepala Lepas
Gambar 6. Eretan
Gambar 7. Mekanik Percepatan
Secara umum mesin bubut dikelompokkan menjadi:
1. Mesin Bubut Universal
adalah mesin bubut yang bisa digunakan untuk berbagai macam
pengoperasian benda kerja dan hasil bubut. Mesin bubut ini bisa digunakan
untuk menghasilkan benda dengan berbagai macam bentuk
2. Mesin Bubut Khusus
Adalah mesin bubut yang digunakan hanya untuk pengoperasian benda
kerja dan hasil pembubutan yang khusus atau yang membutuhkan hasil bubut
yang tingkat ketelitian dan presisi yang tinggi.
Secara tingkat kemodernitasannya, mesin bubut dikelompokkan menjadi:
1. Mesin Bubut Konvensional
Adalah mesin bubut yang pengoperasiannya sebagian besar masih
membutuhkan operator, baik itu menentukan sudut pemotongan pahat,
penggerakan pahat dll.
2. Mesin Bubut dengan Komputer (CNC)
Adalah mesin bubut yang pengoperasiannya sudah menggunakan bahasa
pemrograman. Operator mesin bubut sebagian besar sudah tidak berinteraksi
secara langsung dengan benda kerja, akan tetapi hanya memasukkan kode-kode
pemrograman yang sudah diatur oleh pabrikan mesin untuk mendapatkan sudut
pemotongan dan hasil pembubutan yang dinginkan. Gerakan mesin bubut CNC
dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai dengan
program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah memungkinkan
mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara terus menerus
dengan tingkat ketelitian yang sama pula.
Berikut ini adalah fungsi-funsi bahasa pemrograman yang sering digunakan pada
mesin CNC
Gambar 8. Mesin Bubut CNC
Gambar 9. Bagian-bagian Pengendali/control
G 00: Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat)
G 01: Gerak lurus penyayatan
Fungsi G
G 02: Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03: Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04: Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 21: Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP
G 25: Memanggil program sub routine
G 27: Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju
G 33: Pembuatan ulir tunggal
G 64: Mematikan arus step motor
G 65: Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73: Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78: Siklus pembuatan ulir
G 81: Siklus pengeboran langsung
G 82: Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83: Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 84: Siklus pembubutan memanjang
G 85: Siklus pereameran
G 86: Siklus pembuatan alur
G 88: Siklus pembubutan melintang
G 89: Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90: Program absolut
G 91: Program Incremental
G 92: Penetapan posisi pahat secara absolute
M 00: Program berhenti
M 03: Spindle (sumbu utama) berputar searah jarum jam (CW)
M 05: Putaran spindle berhenti
M 06: Perintah penggantian alat potong (tool)
M 17: Perintah kembali ke program utama
M 30: Program berakhir
M 99: Penentuan parameter I dan K
Fungsi M
A 00: Kesalahan perintah pada fungsi G atau M
A 01: Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03
A 02: Kesalahan pada nilai X
A 03: Kesalahan pada nilai F
A 04: Kesalahan pada nilai Z
A 05: Kurang perintah M30
A 06: Putaran spindle terlalu cepat
A 09: Program tidak ditemukan pada disket
A 10: Disket diprotek
A 11: Salah memuat disket
A 12: Salah pengecekan
A 13: Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan
A 14: Salah satuan
A 15: Nilai H salah
A 17: Salah subprogram
Selain pengelompokkan diatas, berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis mesin bubut lain
yang biasa digunakan untuk pembubutan dalam dunia industri
1. Pembubut Kecepatan
Pembubut kecepatan merupakan pembubut paling sederhana dari segala
pembubut, terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap, dan peluncur yang dapat
disetel untuk mendukung pahat. Pembubut kecepatan terutama digunakan untuk
pembubutan kayu, pemberikan pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan
lebih lanjut pada pembubutan mesin, dan dalam pemusingan logam
2. Pembubut Mesin (engine lathe)
Pembubut mesin mendapatkan daya dari mesin. Yang membedakan dari
pembubut kecepatan adanya ciri tambahan untuk mengendalikan kecepatan
spindel dan untuk menyangga dan mengendalikan hantaran dari pahat pemotong
tetap.
3. Pembubut Bangku (Bench Lathe)
Kode Alarm
Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang
dipasangkan pada bangku kerja. Dalam desainnya mempunyai cirri yang sama
dengan pembubut kecepatan atau pembubut mesin dan hanya berbeda dalam
ukuran dan pemasangannya. Disesuaikan untuk benda kerja kecil dan
mempunyai kapasitas putaran maksimim sebesar 250 mm pada plat muka.
4. Pembubut Ruang Perkakas (Toolroom lathe)
Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang
diperlukan untuk pekerjaan pembubutan yang teliti. Merupakan kepala beroda
gigi yang digerakkan secara tersendiri dengan kecepatan spindel. Semua
pembubut ruang perkakas dicoba secara berhati-hati untuk ketelitiannya. Sesuai
namanya mesin bubut ini disesuaikan untuk membuat perkakas kecil, alat ukur,
cetakan dan bagian presisi lainnya.
5. Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri khas khusus yang terutama menyesuaikan
kepada produksi. Karakteristik utama dari mesin ini adalah bahwa pahat untuk
operasi yang berurutan dapat disetel dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam
urutan yang sesuai. Meskipun dibutuhkan keterampilan sangat tinggi untuk
mengunci dan mengatur pahat dengan tepat, namun sekali sudah benar maka
hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang
dapat diproduksi sebelum penyetelan diperlukan lagi.
Gambar 9. Mesin Bubut Turet Horisontal
Gambar 10. Mesin Bubut Turet Vertikal
6. Mesin Bubut Otomatis
Mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan kepada benda
kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan dikenal sebagai mesin bubut
otomatis. Mesin ini dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku
cadang dapat dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan
operator.
Gambar 11. Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis
Gambar 12. Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis
7. Mesin Ulir Otomatis
Ciri utama dari penemuan mesin ini adalah memberikan gerak
pengendalian untuk mesin bubut sedemikian sehingga pahat dapat dihantarkan
kepada benda kerja dengan kecepatan yang diinginkan, dimundurkan, dan
diarahkan kepada kedudukan berikutnya. Ini semua dipenuhi oleh sebuah nok
silindris atau drum yang terletak dibawah turet.
Gambar 13. Mesin Ulir Otomatis
8. Fris Pengebor Vertikal
Fris pengebor vertikal mendapatkan namanya karena benda kerja berputar
pada meja horizontal yang modelnya mirip dengan fris pembuat tembikar lama.
Pahat pemotongnya adalah8stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran dan terpasang
pada rel menyilang yang ketinggiannya dapat disetel. Fris pengebor vertikal mampu
untuk memegang suku cadang besar dan berat karena benda kerja dapat diletakkan
dimeja dengan kran dan tidak banyak memerlukan pembautan kebawah untuk
memegang di tempat. Pekerjaan yang teliti dapat dilakukan pada mesin ini karena
kekakuan yang sangat tinggi, dan kesederhanaan desainnya.
Jenis-jenis pengerjaan pada mesin bubut antara lain:
1. Membubut lurus
Pada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda
kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar ini pada benda kerja. Dalam
pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah
melintang.
2. Membubut tirus
Dapat dilakukan dengan 3 cara :
1. Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang
2. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)
3. Dengan memasang perkakas pembentuk
3. Membubut eksentris
Bila garis hati dari dua / lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar
maka benda kerja itu di sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut
eksentrisitas.
4. Membubut alur
Untuk pengerjaan membubut alur di pergunakan pahat bubut pengalur dan
jenisnya ada yang lurus, bengkok, berjenjang ke kanan / ke kiri.
5. Memotong benda kerja
Pemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan
sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda
kerja yang di jepit diantara senter-senter tidak boleh putus karena dapat melentur
dan menghimpit pahat.
6. Mengebor pada mesin bubut
Pembuatan lubang senter pada mesin bubut ada 2 cara, yakni benda kerja
yang berputar dan senter yang berputar
7. Membubut dalam
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam,
caranya tidak jauh berbeda dengan membubut lurus. Pahatnya punya bentuk
tersendiri
8. Membubut profil
Untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya,
pahat profil terutama cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang
pendek, pada umumnya pahat bubut tidak terlalu tebal sehingga umur
pemakaiannya pendek.
9. Mengkartel
Adala h membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang
tersedia. Kartel dipasang pada rumah pahat dan kedudukannya harus setinggi
senter. Kerja kartel ini adalah menekan benda kerja bukan menyayat seperti
pahat bubut.
10. membubut ulir sekrup
Untuk membuat ulir sekrap dengan mesin bubut digunakan pahat khusus
yang berbentuk seperti : pahat ulir, segitiga, segi empat, trapesium, bulat dan
jenis khusus lainnya. Untuk memeriksa pahat ulir,digunakan mal ulir.
2. Kerja Freis
Freis merupakan suatu proses memakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan menggunakan pahat yang diputar oleh poros spindel mesin. Pahat
Freis (milling cutter) termasuk jenis pahat bersisi potong banyak (multiple point tool).
Mesin Freis dari segi operasionalnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Mesin Freis horizontal
b. Mesin Freis vertikal
c. Mesin Freis serba guna (universal)
d. Mesin Freis khusus (special purpose)
Jenis-jenis Freis tersebut diatas memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan
adalah ukuran benda kerja yang dapat dikerja oleh mesin Freis.
Gambar 14. Mesin Freis
Prinsip kerja mesin freis adalah dengan melakukan proses pemotongan
(penyayatan) dilakukan dengan menggunakan pahat yang diputar oleh arbor yang
berhubungan langsung dengan poros spindel mesin. Posisi pahat pada arbor dapat diatur
dengan mengatur letak cincin pemisah (spacer). posisi dari poros arbor atau poros
merupakan penentu dari jenis apakah mesin Freis ini, apakah jenis mesin Freis
horizontal atau pun vertikal. Untuk mengerjakkan benda-benda kerja yang mempunyai
bentuk yang rumit dan ukuran yang relatif besar yang tidak mungkin dikerjakan pada
mesin-mesin Freis horizontal maupun vertikal maka dibuat mesin Freis khusus (special
purpose).
Bagian mesin freis terdiri dari badan atau kolom yang menyangga ram.
Pada bagian depan kolom dipasang batang bimbing (guide) slide ways sehingga lutut
(knee) yang ditumpu oleh batang ulir bergerak naik-turun secara lurus. Diatas lutut
dipasang pelana (sddle) yang bergerak kemuka dan kebelakang sepanjang guide. Diatas
pelana dipasangkan meja yang dapat bergerak ke kiri dan ke kanan agar lutut dapat
bergerak naik turun, pelana bergerak maju mundur dan meja bergerak ke kiri dan ke
kanan. Tujuan dari gerakan-gerakan pada mesin Freis untuk memenuhi gerak umpan
(feeding) tetapi juga untuk memudahkan dalam menentukan posisi pahat terhadap benda
kerja sebelum proses pemotongan dilakukan.
Mesin Frais berdasarkan tingkat kemodernitasannya dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
1. Mesin Freis Konvensional
Adalah mesin bubut yang pengoperasiannya sebagian besar masih
membutuhkan operator, baik itu menentukan sudut potong pahat, penggerakan
benda kerja, pemilihan jenis pahat, dll.
2. Mesin Frais CNC
Mesin Frais CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a) Mesin Frais CNC Training Unit
b) Mesin Frais CNC Production Unit
Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi
yangmembedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan.
CNC Frais Training Unit dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan
pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS (External Programing Sistem).
Mesin CNC jenis Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan ringan denganbahan yang relatif lunak.
Sedangkan Mesin Frais CNC Production Unit dipergunakan untuk
produksi massal,sehingga mesin ini dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti
sistem pembukaotomatis yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal,
dan sebagainya. Gerakan Mesin Frais CNC dikontrol oleh komputer, sehingga
semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan
dari sistem ini adalah mesin memungkinkan untuk diperintah mengulang gerakan
yang sama secara terus-menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.
Mesin Freis CNC terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a) Bagian Mekanik
1. Motor Utama
Motor utama adalah motor penggerak cekam untuk memutar benda kerja.
Motor ini jenis motor arus searah/DC (Direct Current) dengan kecepatan
putaran yang variable
Gambar 15. Motor Utama
2. Eretan
Eretan merupakan gerak persumbuan jalannya mesin. Pada mesin tiga
axis,mesin ini mempunyai dua fungsi gerakan kerja, yaitu gerakan kerja posisivertikal
dan gerakan kerja pada posisi horizontal.
Gambar 16.a Skema Posisi Horisontal Gambar 16.b Skema Posisi Vertikal
3. Step Motor
Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan
sumbu X dan gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri-
sendiri.
Gambar 17.a Step
Motor Gambar 17.b Poros Berulir dengan Bantalan
4. Rumah Alat Potong
Rumah alat potong digunakan untuk menjepit tool holder (alat
potong) pada saat proses pengerjaan benda kerja. Sumber putaran rumah alat
potong dihasilkan dari motor utama. Pada mesin jenis training unit rumah alat
potong hanya memungkinkan memegang satu alat, berbeda dengan jenis
producrion unit yang dilengkapi alat semacam revolver, sehingga
memungkinkan untuk membawa lebihdari satu tool holder.
5. Penjepit Alat Potong
Penjepit alat potong atau tool holder pada Mesin Frais adalah penjepit
manual, alat ini digunakan untuk menjepit pisau pada saat penyayatan benda kerja
bentuk penjepit ini biasanya disesuaikan dengan bentuk rumah alat potong. Di bagian
dalam tool holder dilengkapi sebuah alat bantu pencekaman. Alat bantu tersebut
berfungsi untuk memperkuat pencekaman dari tool holder. Alat bantu tersebut
dinamakan collet. Collet terbuat dari bahan logam, di mana diameter lubang pada
collet sesuai dengan besarnya diameterpisau.
Gambar 18.a Tool Holder
Gambar 18.b Collet
6. Ragum
Ragum pada mesin CNC TU-3Aberfungsi untuk menjepit benda
kerja pada saat proses penyayatan. Ragumpada mesin ini dilengkapi dengan
sebuah stopper. Ragum bisa diganti sesuai kebutuhan. Ragum pada mesin ini
dioperasikan secara manual.
Gambar 19. Ragum
b) Bagian Pengendali/Kontrol
Bagian pengendali/kontrol merupakan bak kontrol mesin CNC yang
berisikan tombol-tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor. Pada
kotak control merupakan unsur layanan langsung yang berhubungan dengan
operator. Gambar berikut menunjukan secara visual dengan nama-nama
bagian sebagai berikut.
Gambar 20. Bagian Pengendali
1. Saklar utama
2. Lampu kontrol saklar utama
3. Tombol emergensi
4. Saklar operasi mesin
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
6. Amperemeter
7. Tombol untuk eretan melintang, memanjang
8. Tombol shift
9. Saklar pengatur feeding meja
10. Tombol pengatur posisi metric-inch
11. Display pembaca gerakan
12. Lampu kontrol untuk pelayanan manual
13. Saklar option CNC atau manual
14. Tombol DEL
15. Tombol untuk memindah fungsi sumbu X, Y, Z
16. Tombol INP
17. Tombol M
Seperti halnya pada mesin bubut CNC, mesin Freis CNC juga menggunakan
bahasa pemrograman pada pengoperasiannya, kode-kode bahasa
pemrograman pada mesin Freis CNC adalah sebagai berikut:
G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat)
G 01 : Gerak lurus penyayatan
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah arum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP
G 25 : Memanggil program subroutine
G 27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju
G 64 : Mematikan arus step motor.
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 85 : Siklus pereameran
Fungsi G
G 89 : Siklus pereameran sampai batas ukuranyang ditentukan
G 90 : Program absolut
G 91 : Program Incremental
G 92 : Penetapan posisi pahat secara absolute
M 00 : Program berhenti
M 03 : Spindel/sumbu utama berputar searah jarum jam (CW)
M 05 : Putaran spindel berhenti
M 06 : Perintah penggantian alat potong (tool)
M 17 : Perintah kembali ke program utama
M 30 : Program berakhir
M 99 : Penentuan parameter I dan K
A 00 : Kesalahan perintah pada fungsi G atau M
A 01 : Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03
A 02 : Kesalahan pada nilai X
A 03 : Kesalahan pada niilai F
A 04 : Kesalahan pada nilai Z
A 05 : Kurang perintah M30
A 06 : Kurang perintah M03
A 07 : Tidak ada arti
A 08 : Pita habis pada penyipanan ke kaset
A 09 : Program tidak ditemukan pada disket
A 10 : Disket diprotek
A 11 : Salah memuat disket
A 12 : Salah pengecekan
Fungsi M
Kode Alarm
A 13 : Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan
A 14 : Salah posisi kepala frais
A 15 : Nilai Y salah
A 16 : Tidak ada nilai radius pisau frais
A 17 : Salah sub program
A 18 : Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih dari Nol
3. Kerja Bangku
1. Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat, digergaji, di tap, di sney, dan lain lain. Dengan memutar tangkai
(handle) ragum. Maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas
benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan
sampai rusak akibat terpahat, terkikir dan lain sebagainya.
Cara untuk Memilih tinggi ragum yang sesuai dengan tinggi badan anda:
1. Berdiri tegak di ragu
2. Tempelkan kepalan tangan pada dagu
3. Sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan, sikut
jangan sampai menyentuh bibir mulut ragum.
Cara untuk menjepit benda kerja di ragum adalah bila kita menjepit
bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum janganlah
terlalu tinggi, terutama apabila bahan benda kerja itu terbuat dari logam tipis.
Bila memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus
lebih kecil daripada bagian yang terjepit. Gunakan pelat pelapis untuk menjepit
benda kerja, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari
jepitan gigi ragum . Pelat pelapis bisa dibuat dari bahan plat tipis yang rata, plat
siku dll. Posisi badan dan kaki Kikir ditekan dan pada waktu didorong ke depan
dengan tekanan dari tangan kiri yang seimbang, sedangkan pada waktu kikir
ditarik ke belakang harus bebas dari tekanan namum tidak berarti kikir harus
diangkat dari permukaan benda kerja. Kedudukan kaki pada pada saat mengikir
kedua telapak kaki seolah-olah membentuk sudut kurang lebih 45.
2. Kikir
Kegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan
menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang satu
dengan bidang lain membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk
dan sebagainya . Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai
dengan fungsi dan kebutuhannya.
Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya :
1. Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya
menirus kikir. Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan
tegak lurus.
2. Kikir blok lebar kikir seluruhnya sama, lebar kikir bagian ujungnya
berkurang. Fungsinya membuat rata, sejajar dan menyiku antara bidang satu
dengan bidang lainnya.
3. Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara
bidang satu dengan bidang lainnya.
4. Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga, segitiga kikir pada bagian
ujungnya mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang
berbentuk sudut 60 atau lebih besar.
5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau, fungsinya untuk meratakan dan
menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih kecil.
6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan, meratakan
dan membuat bidang cekung.
7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang cekung, dan
membuat bidang cekung.
8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin mengecil.
Fungsinya untuk menghaluskan dan menambah diameter bidang bulat.
Menurut kasarnya gigi, kikir dibagi atas (1). Gigi kasar (bastard) dipakai
untuk pengerjaan awal. (2). Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing
atau menghaluskan bidang benda kerja. (3). Gigi halus (smooth cuts) dipakai
untuk finishing atau menghaluskan bidang benda kerja.
3. Mesin Bor
Di bengkel-bengkel kerja bangku pekerja logam kebanyakan menggunakan jenis
mesin bor, seperti mesin bor bangku, mesin bor tiang adakalanya menggunakan
mesin bor pistol atau bor dada. Beberapa contoh mesin yang disebut diatas:
1. Mesin bor meja
Bagian mesin bor meja
1) Tombol
2) Tuas penekan
3) Tuas pengikat
4) Alas mesin bor
5) Meja mesin bor
6) Penjepit bor
7) Pengaman
8) Mur penyetel
9) Rumah rumah sabuk
2. Mesin bor tiang
Bagian dari mesin bor tiang
1) motor listrik
2) pengatur kcepatan
3) tuas penekan
4) sumbu bor
5) meja mesin bor
6) tiang mesin bor
7) alas mesin bor
Mesin bor tiang dan mesin bor meja digunakan untuk benda yang ukurannya
relative kecil, sehingga dapat dibawa. Karena mesin ini ukurannya cukup besar
jadi tidak mungkin dibawa/dirubah posisinya. Maka untuk benda yang besar
tidak mungkin dirubah posisinya digunakan mesin bor yang portable seperti
mesin bor pistol dan bor dada
4. Mesin gerinda
Mesin gerinda adalah suatu alat yang berfungsi untuk membentuk, mengasah
dan menajamkan alat alat perkakas seperti; pahat, penitik, penggores, jangka
tusuk dan sebagainya. Menggunakan mesin gerinda:
1. Langkah persiapan Pasang kaca pengaman pada gerinda Perhatikan jarak
balok bantalan terhadap batu gerinda, usahalan jarak balok bantalan terhadap
batu gerinda sedekat mungkin Periksa kondisi batu gerinda, apakah masih
dapat dipergunakan. Gunakan kaca mata pengaman dan pakaian kerja selama
mengoperasikan mesin gerinda
2. Langkah pengoperasian mesin gerinda Tekan tombol sakelar untuk
menyalakan mesin
Gambar 21. Mesin Gerinda Datar
5. Bor duduk
Bor duduk adalah merupakan perangkat perbengkelan yang digunakan untuk
membuat lubang pada benda kerja. Bagian-bagian dari perkakas bor duduk
listrik:
1. Motor penggerak berupa motor listrik untuk menggerakkan cak
2. Sistem transmisi yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran motor
penggerak ke poros pemutar cak
3. Tuas penekan adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan mata
bor mendekati benda kerja, dan mengumpankan mata bor kepermukaan benda
kerja
4. Cak dimana mata bor digenggam oleh gigi-gigi pada cak
5. Meja bor merupakan tempat untuk meletakkan benda kerja yang
sedang ditangani
6. Dudukan adalah kaki yang berfungsi untuk mendudukkan perkakas
bor di atas rangka atau meja
7. Sistem transmisi daya dan putaran dari motor listrik ke poros
penggerak cak
4. Las Gas
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat
panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Pengelasan dengan
gas atau Las Listrik adalah proses pengelasan dimana digunakan campuran gas sebagai
sumber panas. Las Listrik atau Nyala gas yang banyak digunakan adalah gas alam,
asetilen dan hidrogen yang dicampur dengan oksigen.
Seperti disebutkan, gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak
digunakan sebagi bahan pencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan
sebagi gas pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas
Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang
menyebut karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke
dalam air maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya
untuk mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen. Selain
dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut kan juga
dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya mengacu
pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las MDQ
sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama. Untuk dapat melakukan pengelasan
dengan cara las gas, diperlukan peralatan seperti tabung gas Oksigen dan tabung gas
Asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekanan gas), selang gas dan torch (brander).
Kedua gas Oksigen dan Asetilen keluar dari masing-masing tabung dengan tekanan
tertentu, mengalir menuju torch melalui regulator dan selang gas. Setelah sampai di
torch kedua gas tercampur dan akhirnya keluar dari ujung nosel torch. Dengan bantuan
pematik api, campuran gas yang keluar dari ujung nosel membentuk nyala api denagn
intensitas tertentu. Jadi apa yang sebenernya di tulis di bengkel las dengan MDQ
hanyalah salah satu jenis merek bahan bakar untuk gas la situ sendiri. Jadi tidak ada
sangkut pautnya dengan istilah ilmiah dalam las gas atau karbit.
Dalam proses Las Gas ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas
asetilen. Suhu nyalanya bisa mencapai 3500 oC. Pengelasan bisa dilakukan dengan atau
tanpa logam pengisi. Oksigen berasal dari proses hidrolisa atau pencairan udara.
Oksigen disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Tabung asetilen dan
oksigen untuk pengelasan oksiasetilen. Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung
tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa dan disimpan tercampur dengan aseton.
Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, Kerja Las
Listrik kemudian diisi dengan gas asetilen.
Skema Kerja Las oksiasetilen dan sambungan gasnya pada nyala gas
oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksi kerja las dan
oksidasi. Nyala reduksi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akan
dijumpai tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat
kerucut antara yang berwarna keputih-putihan. Nyala jenis ini digunakan untuk
pengelasan logam seperti di bengkel las & bengkel las listrik Monel, Nikel, berbagai
jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan nonferous. bengkel las
& bengkel las listrik dan Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen.
Nyalanya mirip dengan nyala netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan
selubung luar lebih jelas warnanya. Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan
kuningan dan perunggu.
5.Las Listrik
Las Listrik adalah proses pengelasan yang menggunakan arus listrik
sebagai sumber panas. Pengelasan seperti ini tidak menimbulkan percikan api pada
ujung lasnya. Pengelasan ini dilakukan dengan cara menempelkan ujung batangan las
pada benda yang akan di las, proses tersebut akan mengasilkan “korsleting” dan panas
yang tinggi sehingga bisa melelehkan benda kerja yang akan dilas. Berikut macam–
macam proses dan jenis pengelasan Las Listrik. SMAW (Shield Metal Arch Welding),
SAW (Submerged Arch Welding), ESW (Electro Slag Welding), SW (Stud Welding),
ERW (Electric Resistant Welding), EBW (Electron Beam Welding) dll.
Gambar 22. Pengelasan dengan Las Listrik
EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman
elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan
dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang
akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus
kemungkinan terjadinya oksidasi atau kontaminasi. ESW (Electro Slag Welding) adalah
pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW
busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus
dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan
dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan
terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan
tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau setara
dengan 1925° C.