Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KESADARAN BENCANA JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL IMAN DESA CIAGEL KECAMATAN KIBIN
KABUPATEN SERANG – BANTEN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S. Sos)
Oleh:
CHAERUNISA NIM: 11160520000014
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M
PERNYATAA
KESADARAN BENCANA JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL IMAN DESA CIAGEL KECAMATAN
KIBINKABUPATEN SERANG – BANTEN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Chaerunisa 11160520000014
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H /2021 M
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “Kesadaraan Bencana Jamaah Majelis Takhlim Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Program Studi Bimbingan dan penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 7 Mei 2021, Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Jakarta, 07 Mei 2021
i
Abstrak
Chaerunisa, 11160520000014, Kesadaran Bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang – Banten, Di Bawah Bimbingan Muhtar Mochamad Solihin, M.Si
Masyarakat Indonesia diharapkan untuk memiliki kesadaran bencana yang tinggi agar mampu bertahan dalam menghadapi beragam bencana yang terjadi. Salah satu upaya peningkatan kesadaran bencana adalah dengan mengadakan edukasi mitigasi bencana. Namun sayangnya kegiatan edukasi mitigasi bencana ini seringnya menggunakan sudut pandang ilmiah saja tanpa melibatkan sudut pandang agama. Oleh karena itu penulis mengadakan suatu eksperimen penyuluhan agama untuk meningkatkan kesadaran bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang – Banten dengan tujuan (1) Menganalisis pengaruh penyuluhan agama terhadap kesadaran bencana jamaah Majelis Taklim Nurul Iman (2) Menganalisa faktor-faktor penyuluhan agama yang berpengaruh terhadap kesadaran bencana jamaah Majelis Taklim Nurul Iman.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen kuasi dengan bentuk nonequivalent control group. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 66 responden yang terbagi ke dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis yang digunakan adalah uji regresi sederhana dengan mengguakan SPSS for windows 26.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan penyuluhan agama terhadap kesadaran bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman (2) adapun faktor yang mempengaruhi kesadaran bencana adalah metode dan materi penyuluhan agama yang digunakan.
Kata Kunci : Penyuluhan Agama, Kesadaran Bencana, Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman.
ii
Kata Pengantar
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin segala puji bagi Allah SWT Tuhan
semesta Alam yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penulisan skripsi
yang berjudul “Kesadaran Bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul
Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten”
ini.
Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membebaskan manusia dari
kejahiliahan beliaulah sang suri tauladan bagi seluruh umat
manusia. semoga kita sebagai umatnya mendapat syafaat di yaumil
Akhir kelak.
Disusunnya skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana sosial pada Fakultas Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis berharap dengan ditulisnya skripsi ini dapat
membawa manfaat bagi siapa saja yang membacanya walau dalam
penulisanya masih terdapat banyak sekali kekurangan baik dari
segi cara penulisan maupun isinya.
Terimakasih tidak lupa penulis haturkan kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang dengan tanpa lelah
iii
dan penuh keikhlasan memberikan bantuan baik yang bersifat
moril maupun materil kepada penulis selama menyusun skripsi ini,
diantaranya :
1. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr.
Siti Napsiyah Ariefuzzaman, MSW selaku Wakil Dekan I
Bidang Akademik, Dr. Sihabuddin Noor, MA selaku Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum, Drs, Cecep
Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.
2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Ketua Program
Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Artiarini Puspita
Arwan, M.Psi selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan
dan Penyuluhan Islam yang telah memberikan dukungan
dan membantu kebutuhan penulis selama proses penulisan
skripsi.
3. Muhtar Mochamad Solihin, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang selalu sabar dan ikhlas dalam
membimbing dan membantu penulis selama proses
penyusunan skripsi hingga pelaksanaan sidang.
4. Tasman, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
Penulis, yang telah membimbing dan memberikan
dukungan kepada penulis sejak penulis memulai tahun
pertama berkuliah hingga akhirnya penulis menyelesaikan
studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
5. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada kedua orang tua penulis, bapak Chaerudin Soleh
dan ibu Eni Liyani yang dengan tanpa lelah dan keluh
kesah memberi dukungan dan doa yang tiada henti bagi
kelancaran studi penulis. berkat keridhoan bapak dan ibu
lah penulis akhirnya bisa menyelesaikan proses studi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa adik-adik
penulis Lala dan Uli yang selalu menghibur penulis di
masa-masa sulit.
7. Kepada Suami tercinta M. Azhar Hukama S.Ip yang
dengan penuh kesabaran dan kesigapan membantu dan
mendukung penulis selama proses penulisan skripsi ini.
8. Kepada pihak Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten, ibu Hj.
Humaeroh selaku ketua majelis taklim yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten.
9. Kepada seluruh kawan-kawan BPI angkatan 2016
khususnya kawan terdekat penulis Ayunidya, Sarah, Salsa
Iip, Wini, Anwar, Imey dan Lia yang selalu memberi
dukungan dan bantuan kepada penulis selama menyusun
skripsi.
v
Semoga segala kebaikan yang diberi menjadi catatan amal dan
berbalas rahmat dari Allah SWT. Walau jauh dari kata sempurna
penulis berharap penulisan skripsi ini dapat membawa manfaat,
amiin ya rabbal alamiin.
Jakarta, 7 mei 2021
Chaerunisa
vi
Daftar Isi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
Abstrak ................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................... vi
Daftar Tabel .......................................................................................... x
Daftar Lampiran ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Batasan masalah ....................................................................... 10
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 11
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................ 11
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 21
A. Ruang Lingkup Penyuluhan Agama ......................................... 21
1. Pengertian Penyuluhan Agama ............................................. 21
2. Metode Penyuluhan Agama .................................................. 23
3. Materi Penyuluhan Agama ................................................... 25
B. Teori Kesadaran Bencana ......................................................... 26
1. Pengertian Kesadaran ........................................................... 26
2. Kesadaran Bencana ............................................................... 28
vii
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 34
A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 34
B. Populasi dan Sampel ................................................................. 38
1. Populasi Penelitian ............................................................... 38
2. Sampel Penelitian ................................................................. 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 40
D. Sumber Data ............................................................................. 41
1. Sumber data Primer .............................................................. 41
2. Sumber data Sekunder .......................................................... 41
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 41
1. Variabel Penelitian ............................................................... 41
2. Definisi Operasional ............................................................. 42
3. Skala Penelitian .................................................................... 44
4. Uji Validitas .......................................................................... 45
5. Uji Reliabilitas ...................................................................... 49
F. Teknik Pengolahan Data ........................................................... 52
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 53
2. Uji Regresi Sederhana .......................................................... 56
3. Uji Koefisien Korelasi .......................................................... 57
4. Uji Koefisien Determinasi .................................................... 57
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............. 59
A. Gambaran Umum Majelis Taklim Nurul Iman ........................ 59
1. Profil Majelis Taklim Nurul Iman ........................................ 59
viii
2. Struktur Organisasi Majelis Taklim Nurul Iman .................. 60
3. Jadwal Kegiatan Majelis Taklim Nurul Iman ....................... 61
B. Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................... 63
1. Karakteristik Responden ....................................................... 63
2. Gambaran Umum Responden ............................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 76
A. Simpulan ................................................................................... 76
B. Saran ......................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 78
Lampiran ............................................................................................. 83
ix
Daftar Gambar
Gambar 1 Kerangka Berpikir Pengaruh Penyuluhan Agama terhadap Kesadaran Bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten 31
Gambar 2 Rancangan Penelitian Dengan Jenis Nonequivalent Control Group Design 35
Gambar 3 Struktur Origanisasi Majelis Taklim Nurul Iman 60
Gambar 4 Hasil Uji Heteroskedastis 70
x
Daftar Tabel
Tabel 1 Definisi Operasional Dan Indikator Penelitian .............. 42
Tabel 2 Skala Likert yang Digunakan Dalam Penelitian ............ 44
Tabel 3 Blue Print Skala Variabel Penyuluhan Agama Sebelum Uji
Validitas ...................................................................................... 45
Tabel 4 Blue print Variabel Penyuluhan Agama Setelah Uji
Validitas ...................................................................................... 46
Tabel 5 Blue print Skala Variabel Kesadaran Bencana Sebelum Uji
Validitas ...................................................................................... 47
Tabel 6 Blue Print Skala Variabel Kesadaran Bencana Setelah Uji
Validitas ...................................................................................... 48
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penyuluhan Agama (X) ..... 49
Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kesadaran Bencana (Y) 50
Tabel 9 Jadwal Kegiatan Majelis Taklim Nurul Iman ................ 61
Tabel 10 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........ 62
Tabel 11 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
.................................................................................................... 63
Tabel 12 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Kesadaran Bencana Sebelum Perlakuan ..................................... 63
Tabel 13 Tingkat Kesadaran Bencana Kelompok kontrol (pretest)
.................................................................................................... 64
Tabel 14 Tingkat Kesadaran Bencana Kelompok perlakuan
(Pretest) ....................................................................................... 64
Tabel 15 Tingkat Kesadaran Bencana Kelompok Kontrol
(Posttest) ..................................................................................... 67
xi
Tabel 16 Tingkat Kesadaran Bencana Kelompok Perlakuan
(Posttest) ..................................................................................... 67
Tabel 17 Hasil Uji Normalitas .................................................... 69
Tabel 18 Hasil Uji Linearitas ...................................................... 69
Tabel 19 Output Uji Regresi Linear Sederhana Variabel
Penyuluhan X Terhadap Variabel Y ........................................... 71
xii
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Susunan Rangkaian Perlakuan
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 Data Responden
Lampiran 4 Dokumentasi
Lampiran 5 Surat-Surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kepulauan yang pulau-pulaunya
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terletak di atas
pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Australia,
Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia dan Filipina. Selain itu
Indonesia memiliki 5.590 daerah aliran sungai dan 129 gunung
berapi aktif, Indonesia juga diapit oleh dua samudra besar yakni
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik yang mempengaruhi
keadaan iklim di Indonesia. Dengan keadaan geografis yang
demikian, Indonesia menjadi negara yang rentan terhadap bencana
alam seperti gempa bumi, erupsi gunung berapi, tanah longsor,
kekeringan, kebakaran hutan dan banjir. Hasil kajian risiko
bencana tahun 2015 yang dilakukan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa jumlah
jiwa yang terpapar bencana dari lima bencana tertinggi adalah
cuaca ekstrim (angin puting beliung) sebanyak 244 juta jiwa,
kekeringan 228 juta jiwa, banjir sebanyak 100 juta jiwa kemudian
gempa bumi sebanyak 86 juta jiwa dan bencana tanah longsor
sebesar 14 juta jiwa1. Angka-angka ini tersebar diseluruh daerah di
Indonesia diantaranya adalah Desa Ciagel Kecamatan Kibin
1Eny Supartini dkk. Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana,
Membangun Kesadaran, Kewaspadaan Dan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2017, hal: 10-11.
2
Kabupaten Serang-Banten yang resiko bencana terbesarnya adalah
banjir.
Keadaan geografis yang sedemikian rupa, perlu ditanamkan
sikap siap siaga dan waspada terhadap bencana kepada masyarakat
di segala lapisan terutama masyarakat yang tinggal di daerah rawan
bencana seperti pesisir pantai dan atau pegunungan. Menyikapi hal
tersebut pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko
bencana dan dampaknya, di antaranya adalah membentuk
rancangan Program Penanggulangan Bencana yang terdiri dari
tiga tahapan yaitu: pra bencana, tanggap darurat dan pasca
bencana. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
Bab 1 pasal 1 butir 6 tentang kegiatan pencegahan bencana yang
berbunyi: kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan
atau mengurangi ancaman bencana, dan butir 7 tentang
kesiapsiagaan bencana yang berbunyi: kesiapsiagaan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna.2
2 BNPB, Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019,
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2014, hal 72.
3
Program Penanggulangan Bencana ini memiliki 7 fokus
prioritas yang terdiri dari:3
1. Penguatan kerangka umum penanggulangan bencana
Penguatan kerangka umum penanggulangan bencana
bertujuan untuk menguatkan komitmen nasional yakni
komitmen kementerian, lembaga serta pemerintah daerah
terkait kewenangan, tugas dan fungsinya dalam pelaksanaan
program penanggulangan bencana yang diimplementasikan
dengan penguatan kerangka hukum.
2. Pengarusutamaan penanggulangan bencana dalam
pembangunan.
Penyelenggaraan program penanggulangan bencana adalah
upaya lintas sektor dan lintas bidang serta diintegrasikan atau
diarusutamakan dalam pembangunan secara menyeluruh.
3. Peningkatan kemitraan multi pihak dalam penanggulangan
bencana.
Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 2004/2007
bahwasanya penanggulangan bencana adalah sesuatu yang
harus ditangani secara bersama oleh pemangku kepentingan
dari yang semulanya hanya ditangani oleh pemerintah. Dengan
kata lain partisipasi masyarakat, penggalangan kemitraan
dengan lembaga non pemerintah, lembaga pendidikan dan
forum PRB Nasional perlu menjadi fokus yang harus
dikembangkan.
3 BNPB, Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019,
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana, hal 72-75.
4
4. Pemenuhan tata kelola bidang penanggulangan bencana
Tata kelola penanggulangan bencana diadakan untuk
mewujudkan transparansi, akuntabilitas serta ketersediaan
sarana-prasarana dalam mencapai efektifitas penanggulangan
bencana dalam seluruh jenjang pemerintah.
5. Peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana.
Peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana
secara terukur dilaksanakan berdasarkan kajian risiko bencana
dengan parameter yang diperbarui secara berkala dan didukung
dengan sistem informasi skala nasional. Pencapaian
optimalisasi penyelenggaraan upaya pencegahan dan mitigasi
bencana mengacu kepada panduan teknis dan mekanisme
standar yang telah disusun secara spesifik sesuai dengan
karakteristik daerah.
Peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana
difokuskan kepada (a) optimalisasi strategi penyadaran publik
untuk mengembangkan partisipasi masyarakat dalam
melaksanakan pencegahan dan mitigasi bencana, (b)
mengembangkan riset-riset terapan dengan kerangka kerja
terstruktur dan mengarah kepada peningkatan rasio biaya-
manfaat dan selalu mempertimbangkan proses adaptasi
pengetahuan asli lokal di tatanan masyarakat pengguna hasil
riset, dan (c) penataan ruang dan lahan pada sebagian besar
daerah prioritas nasional berdasarkan rencana pengelolaan
sumberdaya air, tanah dan hutan sesuai dengan hasil Kajian
Risiko Bencana serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Daerah.
5
6. Peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana.
Peningkatan kapasitas kesiapsiagaan bencana difokuskan
untuk mempersiapkan penanganan keadaan darurat bencana
secara efektif. Berdasarkan perspektif tersebut, maka
kesiapsiagaan difokuskan untuk : (a) membangun sistem
peringatan dini bencana multi ancaman nasional yang
terkoordinasi dengan prosedur standar yang disepakati antar
kementerian/lembaga terkait secara sistematis dan terukur dan
selalu dilatih secara berkala, (b) memperkuat tingkat paparan
pelayanan sistem peringatan dini bencana kepada masyarakat
pengguna dengan mengembangkan alternatif moda penyebaran,
strategi advokasi dan informasi publik, serta mekanisme latihan
bersama antara pemerintah dan masyarakat, (c) peningkatan
kapasitas evakuasi, penyelenggaraan latihan kesiapsiagaan
serta kemandirian mobilisasi sumberdaya masyarakat
berdasarkan pedoman dan mekanisme standar yang disepakati.
7. Peningkatan kapasitas pemulihan bencana
Perkuatan mekanisme dukungan pemulihan dalam skala
internasional, nasional maupun lokal dan rantai pengadaan
sarana prasarana pada setiap sektor pelayanan menjadi
perspektif dasar peningkatan kapasitas pemulihan bencana.
Selain itu ketangguhan daerah pasca bencana dengan
memfokuskan pengelolaan tata ruang dan lingkungan hidup
serta peningkatan kapasitas masyarakat sebagai langkah
pencegahan dan mitigasi pada upaya pemulihan bencana yang
terintegrasi dalam perencanaan aksi rehabilitasi dan
rekonstruksi sesuai dengan karakter masyarakat yang mandiri.
6
Demi mewujudkan masyarakat tangguh bencana, berbagai
upaya dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga non
pemerintah untuk mengedukasi masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penyuluhan adalah salah satu upaya yang
ditempuh pemerintah dan lembaga non pemerintah untuk
menumbuhkan kesadaran bencana masyarakat yang merupakan
dasar dari masyarakat tangguh bencana.
Penyuluhan merupakan suatu kegiatan untuk mengedukasikan
sesuatu kepada masyarakat, memberi mereka pengetahuan,
informasi-informasi dan kemampuan-kemampuan baru, agar
mereka dapat membentuk sikap dan perilaku hidup menurut apa
yang seharusnya.4 Penyuluhan antisipasi bencana di sisi lain
merupakan tindakan preventif yang dapat membantu masyarakat
untuk bertindak dengan benar ketika menghadapi suatu bencana
yang merupakan salah satu implementasi program
penanggulangan bencana pada pra bencana dengan fokus prioritas
ke-5 dan ke-6.
Tindakan-tindakan antisipasi bencana sebagai tindak preventif
terhadap bencana yang dilakukan oleh BNPB maupun lembaga
kebencanaan non pemerintah lainnya biasanya bersifat ilmiah.
Materi yang dikandung di dalamnya biasanya berisikan materi
mengenai mitigasi bencana, tips dan trik untuk mengevakuasi diri
dari bencana, tata cara bertahan ketika bencana terjadi dan lain
sebagainya yang mana materi tersebut sudah diteliti dan diuji coba
4 Zulkarimein Nasution, Prinsip-Prinsip Komunikasi untuk
Penyuluhan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990, hal : 7.
7
oleh para ahli. Dalam hal ini penulis sangat menyayangkan akan
kurang terlibatnya sudut pandang agama dalam tindakan-tindakan
antisipasi bencana ini.
Seringnya pendekatan agama digunakan pada masa rehabilitasi
pasca bencana, padahal banyak sekali materi dari sudut pandang
agama yang dapat disampaikan pada masa pra-bencana,
sehubungan dengan itu dalam suatu penelitian yang dilakukan
Rubaidi pada tahun 2018 menunjukkan bahwa materi-materi
mitigasi bencana ternyata dapat diintegrasikan dengan materi
pendidikan agama Islam.5Selain itu penduduk Indonesia mayoritas
beragama Islam yang menguatkan pandangan penulis bahwa
penyuluhan agama penting disampaikan sebagai tindak preventif
dalam menghadapi bencana.
Bencana dapat dilihat melalui dua sudut pandang, yaitu sudut
pandang sains dan sudut pandang agama. dalam sudut pandang
sains bencana merupakan konsekuensi logis akibat proses alami,
interaksi manusia dan refleksi kegagalan produk ilmu pengetahuan
yang tertuang dalam proses pembangunan.6 Sedangkan dalam
sudut pandang agama bencana disebabkan oleh dua hal, bencana
yang disebabkan oleh tangan manusia yang tidak menjalankan
5 Rubaidi, “Pengarusutamaan Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
Berbasis Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian, Vol: 13 No: 2, November 2018, hal: 277-283.
6 Syamsul Ma’arif dan Dyah Rahmawati Hizbaron, Strategi Menuju Masyarakat Tangguh Bencana Dalam Perspektif Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2015, hal: V.
8
tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Hal ini tercantum dalam
surat Ar-Rum ayat: 41 yang berbunyi :
ــــسفلا رھظ ــــسك امـب رحبلاو ربلا يف دا مھقیذیـل سانـلا يدیـأ تبـ
.نوعجری مھلعل اولمع يذلا ضعب
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)
Adapun bencana yang merupakan ancaman, peringatan
dan ujian dari Allah SWT kepada hamba Nya sebagaimana
dicontohkan dalam surat An-Nahl ayat 112 yang berbunyi :
اھقزر اھیتأی ةنئمطم ةنمآ تناك ةیرق لاثم ' برضو
سابل ' اھقاذأف ' معنأب ترفكف ناكم لك نم ادغر
نوعنصی اوناك امب فوخلاو عوجلا
Artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah: karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.7
Harold G. Koening dalam tulisannya yang berjudul The Wake
of Disaster, Religious Response of Terrorism and Catastrophe
7 Abdul Hakim,” Makna Bencana Menurut Al-Quran”, Hermeunetik,
Vol: 7 No: 2, Desember 2013. Hal 282-288.
9
yang dikutip oleh Abdul Hakim, Ia berpendapat bahwa agama
memiliki peran yang penting dalam penanggulangan dampak
bencana dan pengurangan resiko bencana, setiap bencana yang
terjadi akan memicu pemahaman dan reaksi yang sebagainya
berdasarkan agama. Namun masih banyak juga sebagian orang
yang salah dalam menempatkan agama dalam menghadapi
bencana.8
Lembaga-lembaga keagamaan dalam hal ini seyogyanya dapat
menjadi tempat untuk memberi edukasi mengenai mitigasi
bencana dalam sudut pandang agama kepada masyarakat agar
terbentuk pemahaman yang baik dan benar tentang hubungan
antara bencana dan agama, sehingga masyarakat tidak lagi salah
dalam menempatkan agama dalam menghadapi bencana
sebagaimana disebutkan sebelumnya.
Salah satu lembaga keagamaan yang tergolong aktif dalam
menyebarkan pengetahuan adalah majelis taklim. Majelis taklim
sendiri menurut Peraturan menteri Agama Republik Indonesia No.
29 Tahun 2019 Pasal 1 merupakan lembaga atau kelompok
masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan Islam non formal
sebagai sarana dakwah Islam yang dibimbing oleh ustadz atau
ustadzah. Selanjutnya dalam peraturan yang sama pada Pasal 3
dijelaskan fungsi dari majelis taklim salah satunya adalah sebagai
penyelenggara pendidikan yang berbasis pemberdayaan
masyarakat, demikian majelis taklim memiliki potensi yang baik
8 Abdul Hakim,” Makna Bencana Menurut Al-Quran”, Hermeunetik,
Vol: 7 No: 2, Desember 2013. Hal 283.
10
sebagai wadah untuk menumbuhkan kesadaran bencana
masyarakat dengan menggunakan perspektif agama.
Majelis Taklim Nurul Iman adalah salah satu majelis taklim
yang terletak di Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-
Banten yang rutin mengadakan kajian-kajian keagamaan dengan
topik yang beragam. Majelis taklim Nurul Iman ini memiliki
potensi menjadi wadah edukasi mitigasi bencana berbasis agama
bagi masyarakat Desa Ciagel karena majelis taklim ini menjadi
pusat pengetahuan agama bagi masyarakat Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten.
Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan suatu penelitian
dengan judul “Kesadaran Bencana Jamaah Majelis Taklim
Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-
Banten”.
B. Batasan masalah
Agar penelitian ini menghasilkan hasil yang tepat dan terarah,
maka penulis melakukan pembatasan masalah. Adapun masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah berfokus kepada
kesadaran bencana jamaah majelis taklim Nurul Iman
dihubungkan dengan penyuluhan agama dengan menggunakan uji
analisis regresi. Adapun batasan masalah yang telah ditetapkan
penulis adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman adalah
bentuk kesatuan dari pengetahuan, pemahaman, keterampilan
11
dan kepedulian jamaah Majelis Taklim Nurul Iman dengan hal-
hal yang berhubungan dengan bencana.
2. Penyuluhan agama adalah proses pemberian bantuan dengan
pendekatan agama yang diberikan kepada seseorang atau
kelompok untuk membantunya dalam mengatasi kesulitan lahir
dan batin agar ia mampu menjalankan tugas-tugasnya.
C. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah jamaah Majelis
Taklim Nurul Iman yang merupakan masyarakat yang tergabung
dalam majelis taklim Nurul Iman.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh penyuluhan agama terhadap kesadaran
bencana jamaah Majelis Taklim Nurul Iman?
2. Apa saja faktor yang berpengaruh terhadap kesadaran bencana
jamaah Majelis Taklim Nurul Iman?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh penyuluhan agama terhadap kesadaran
bencana jamaah Majelis Taklim Nurul Iman.
2. Menganalisa faktor-faktor penyuluhan agama yang
berpengaruh terhadap kesadaran bencana jamaah Majelis
Taklim Nurul Iman.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
12
1. Manfaat pengembangan keilmuan
a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
khazanah ilmu pada jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama Islam khususnya dalam bidang antisipasi dan
mitigasi bencana.
b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
penelitian sejenis atau lanjutan yang berkaitan dengan
pengaruh penyuluhan agama terhadap kesadaran bencana
masyarakat.
2. Manfaat praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
dalam pengembangan metode penyuluhan agama dalam
tindak prevensi bencana untuk membangun kesadaran
bencana masyarakat.
b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan
penyuluhan agama pada praktikum mikro dan makro
mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
3. Manfaat pemangku kebijakan
a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi
lembaga-lembaga kebencanaan pemerintah maupun non
pemerintah juga majelis taklim untuk menambahkan
penyuluhan agama sebagai alat untuk meningkatkan
kesadaran bencana masyarakat guna terbentuknya
masyarakat yang tangguh akan bencana.
b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dan acuan bagi pemangku kebijakan dalam upaya-upaya
peningkatan kesadaran bencana masyarakat.
13
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
1. Rahim Ali Sheikhi Dk, “Role of Religious Institutions in
Disaster Risk Management: A Systematic Review”, Disaster
and Public Health Preparedness, Cambridge 2020.
Tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk
menganalisa penelitian yang relevan tentang partisipasi
organisasi keagamaan dalam manajemen resiko bencana dan
memahami bagaimana organisasi keagamaan memberikan
pengaruh dalam manajemen bencana.
Dalam jurnal in ditemukan keterlibatan institusi
keagamaan dalam manajemen bencana yang diringkas dalam
11 tema, yaitu : potensi institusi keagamaan dalam
manajemen bencana, kesiapan institusi keagamaan dalam
menangani bencana, respon, pemulihan, social capital,
kemitraan dengan stakeholder, kolaborasi dan komunikasi
diantara para ahli kesehatan mental dan pemimpin institusi
keagamaan, kesatuan informasi dan pesan, shelter institusi
keagamaan, penanganan bencana dengan pendekatan lama
dan baru, dan batasan tantangan.
Dari penelitian ini dapat dipahami bahwa institusi
keagamaan memiliki peran dan potensi yang besar dalam
manajemen bencana. Institusi keagamaan sering
berkontribusi baik dalam respon maupun masa recovery
pasca bencana. Meskipun demikian institusi keagamaan ini
harus direkrut untuk berpartisipasi dalam kesiapsiagaan dan
mitigasi sebagai bagian dari siklus bencana. Koordinasi dan
14
kolaborasi dengan para stakeholder merupakan hal yang
esensial dalam hal ini.
Kelebihan dari jurnal ini adalah keluasan pembahasanya
mengenai bagaimana keterlibatan institusi agama dalam
manajemen bencana yang diperoleh dari hasil pengamatan
selama dua tahun. Sedangkan kekurangan dari jurnal ini
adalah hanya ada 2 penelitian dari 20 jurnal yang direview
dalam jurnal ini sehingga menimbulkan kemungkinan
kurang relevanya gambaran keterlibatan institusi keagamaan
dalam manajemen bencana yang dijelaskan dalam jurnal
dengan keadaan nyata di Indonesia.
2. Istiqomah, Jurnal Studi Komunikasi, Vol 3 Ed1, Maret
2019, Universitas Syiah Kuala, “Pengaruh Pemberitaan
Bencana Alam Di Harian Serambi Indonesia Terhadap
Kesadaran Masyarakat”.
Sesuai dengan judulnya jurnal ini membahas Pengaruh
Pemberitaan Bencana Alam Di Harian Serambi Indonesia
Terhadap Kesadaran bencana Masyarakat, penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberitaan bencana
alam di harian serambi Indonesia berpengaruh terhadap
kesadaran masyarakat akan bencana.
Kelebihan dari jurnal adalah selain karena membahas
kebencanaan adalah bahasan mengenai pengaruh media
terhadap kesadaran yang mana hal ini dapat berguna untuk
penelitian yang sedang menarik perhatian tentang pengaruh
15
penyuluhan kebencanaan terhadap kesadaran antisipasi
bencana masyarakat. Di mana media juga termasuk ke dalam
variabel intrinsik dari penyuluhan itu sendiri. Jurnal ini dapat
menjadi acuan untuk melakukan penelitian terkait media
penyuluhan.
Yang kurang dalam jurnal ini adalah standardisasi
kesadaran yang menjadi variabel terikat. Tidak dijelaskan
seperti apa kesadaran yang dimaksud atau berdasarkan teori
siapa. Selebihnya penelitian ini sangat menarik untuk
dipelajari.
3. Artikel Jurnal, Rubaidi, Al-Izzah : Jurnal Hasil-Hasil
Penelitian, Vol 13, No 2, 2018, UIN Sunan Ampel,
“Pengarusutamaan Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
Berbasis Kurikulum Pendidikan Agama Islam”.
Artikel jurnal ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan jenis riset lapangan yang dilakukan di MIN
Jejeran, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa materi Pendidikan Agama Islam (PAI)
dapat diintegrasikan dengan materi Pengurangan Resiko
Bencana (PRB). MIN Jejeran mengintegrasikan materi PRB
dengan kurikulum PAI dalam tiga mata pelajaran yaitu :
Qur’an Hadits, Akidah Akhlak dan Fiqih.
Kelebihan dari artikel jurnal ini adalah bahasannya
mengenai integrasi materi PRB dengan materi PAI yang
mana dapat membuka wawasan penulis mengenai materi
16
kebencanaan dalam materi agama. dari materi ini penulis
dapat menggambarkan materi yang sekiranya dapat
dibawakan dalam penyuluhan agama dalam program edukasi
kebencanaan untuk membangun kesadaran masyarakat akan
bencana. adapun kekurangan dari artikel jurnal ini adalah
karena pembahasan PRB dalam kurikulum PAI ini dibatasi
hanya pada gempa bumi saja, sedangkan masih banyak
bentuk bencana alam lain yang dapat dibahas dalam
penelitian.
4. Dewi Hidayati, SYAIKHUNA, Vol.9 No.1 Maret 2018 Hal:
29-54, “Peningkatan Kompetensi Mitigasi Bencana Siswa
Dengan Implementasi Pendekatan Bencana Dalam
Perspektif Islam”
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis
eksperimen, Hasil dari penelitian dalam jurnal ini
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam
kemampuan mitigasi bencana pada kelompok eksperimen
dengan kelompok control. Dalam segi keterampilan baik
siswa dalam kelas kontrol maupun dan eksperimen secara
keseluruhan menunjukkan keterampilan mitigasi bencana
yang hampir sama, namun dalam aspek sikap kelas
eksperimen memiliki sikap yang lebih baik dari kelas
control.
Kelebihan dari penelitian ini adalah bahasannya yang
cukup dalam mengenai mitigasi bencana dalam perspektif
17
Islam baik dalam pra-bencana, saat bencana dan pasca
bencana. Sedang kekurangannya adalah dalam
pembahasannya yang berputar-putar pada inti yang sama.
5. Ibnu Mujib, Al-Albab Vol. 4 No.1 Juni 2015,”Mapping The
Religious Of The Disaster Hit Community: (Redefinition Of
Relationship Between Human God Nature And Religion In
Disaster Construction”.
Sebagaimana judulnya penelitian ini memetakan
hubungan antara manusia, Tuhan dan alam dengan asumsi
bahwa kerumitan suatu masalah yang meliputi suatu
komunitas yang terkena bencana akan membentuk
pandangan, perspektif dan pemahaman mereka terhadap
hubungan manusia, Tuhan, alam dan agama. Adapun jenis
penelitian dalam penelitian ini adalah studi pustaka.
Dari hasil penelitian dapat dipahami bahwa respon nyata
terhadap suatu bencana dan hubungannya dengan manusia,
Tuhan dan alam. Semakin kuat doktrin agama yang diterima
suatu masyarakat semakin sulit membawa konteks survival
dan life improvement kepada mereka. Bencana yang
merupakan keadaan tidak normal alam dan manusia dapat
membawa dampak berupa fisik dan nonfisik. Dampak fisik
sebagaimana diketahui bentuknya berupa kerusakan
lingkungan hidup, korban luka dan bahkan korban jiwa.
Sedangkan dampak nonfisik dari bencana muncul dalam
bentuk ketakutan, kekhawatiran, anxiety, dan keadaan psikis
18
lainnya yang dapat membuat manusia mencari Tuhan dalam
doa, memohon pertolongan, menyalahkan orang dan bahkan
menyalahkan Tuhan.
Dalam agama monotheist bencana sering diartikan
sebagai hukuman dan ujian. Dalam bentuk lain bencana
dapat dilihat dalam tiga perspektif, dalam perspektif Islam
bencana merupakan sunatullah atau kehendak Allah, sedang
dalam konsep Hindu atau Budha bencana merupakan
keadaan alam yang tidak seimbang yang merupakan karma
atas perbuatan manusia, sedang dalam perspektif ketiga
bencana dilihat sebagai man-made yaitu alam merespon apa
yang manusia perbuat atasnya.
Kelebihan dari jurnal ini adalah bahasannya yang luas
dan mendalam. Jurnal ini juga membuka wawasan penulis
tentang bagaimana sistem kepercayaan mendefinisikan
bencana. Adapun kekurangan dari jurnal ini adalah
bahasannya yang umum dan tidak spesifik kepada Islam
yang merupakan perspektif yang digunakan dalam penelitian
ini.
6. Abdul Hakim, Hermeunetik, Vol : 7 No : 2, Desember 2013,
” Makna Bencana Menurut Al-Quran”.
Artikel jurnal ini membahas makna bencana dalam Al-
Quran dan fenomena reaksi teologis yang terjadi di tengah
masyarakat ketika dihadapkan dengan bencana. Dalam
artikel jurnal ini dijelaskan bahwa pemahaman interpretasi
19
masyarakat mengenai bencana akan memunculkan dua
rumusan yaitu rumusan positif dan rumusan negative. Dalam
rumusan positif bencana merupakan dampak dari kelalaian
manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di
muka bumi ini. Sedangkan dalam rumusan negative bencana
dianggap sebagai tanda kemurkaan atau cobaan, rumusan
negative ini secara tidak langsung cenderung menyalahkan
Tuhan dan akan berdampak pada munculnya sikap teologis
yang sempit ketika bencana datang.
Kelebihan dari penelitian ini adalah penulis dengan detail
dan lengkap menjelaskan secara sistematis makna bencana
dalam Al-Quran, fenomena interpretasi makna bencana
dalam Al-Quran hingga pengaruh interpretasi masyarakat
mengenai makna bencana dalam Al-Quran terhadap
rumusan masyarakat mengenai bencana secara teologis.
Adapun kekurangan dari artikel jurnal ini adalah selain tidak
adanya pengukuran yang mengukur pengaruh interpretasi
makna bencana dalam Al-Quran terhadap rumusan teologis
masyarakat mengenai bencana sehingga belum diketahui
secara pasti apakah interpretasi benar-benar berpengaruh
terhadap rumusan teologis masyarakat mengenai bencana.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sistematika
penulisan sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah No. 507 Tahun 2017 tentang
pedoman penulisan karya ilmiah UIN Syarif Hidayatullah
20
Jakarta. Skripsi ini terdiri dari 5 BAB dengan rincian sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang, batasan
masalah, subjek penelitian, rumusan masalah tujuan penelitian dan
manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, yang terdiri dari ruang lingkup
penyuluhan agama, teori kesadaran bencana, kerangka berpikir dan
hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, yang terdiri dari
pendekatan penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu
penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengolahan
data.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN,
yang terdiri dari gambaran umum majelis taklim dan temuan hasil
penelitian dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, yang terdiri dari
simpulan dan saran.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ruang Lingkup Penyuluhan Agama
1. Pengertian Penyuluhan Agama
Penyuluhan secara bahasa berasal dari kata suluh yang
berarti “obor” atau alat yang digunakan untuk menerangi
kegelapan. Dari kata ini diartikan bahwa penyuluhan
adalah proses memberi penerangan atau penjelasan kepada
tersuluh untuk menerangi atau menjelaskan kegelapan atau
ketidak tahuan mereka akan masalah yang mereka hadapi.
Secara istilah penyuluh memiliki banyak pengertian,
menurut Claar dkk dalam buku yang ditulis oleh
Zulkarimien Nasution penyuluhan adalah suatu pendidikan
untuk pemecahan masalah yang berorientasikan tindakan,
yang mengajarkan sesuatu, mendemonstrasikan dan
memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan dan juga
tidak melaksanakan program yang non-edukatif. Samsudin
(1977) dalam buku yang sama juga mendefinisikan
penyuluhan sebagai suatu usaha pendidikan non formal
yang dimaksudkan untuk mengajak orang sadara dan mau
melaksanakan ide-ide baru.9
9 Zulkarimein Nasution, Prinsip-Prinsip Komunikasi untuk
Penyuluhan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990, hal : 7.
22
Dalam sumber lain penyuluhan dijelaskan sebagai
hubungan antara seorang penyuluh dengan kliennya untuk
dapat memahami dirinya sendiri dalam hubungannya
dengan masalah-masalah yang dihadapinya dalam waktu
mendatang.10 Menurut Achmad Mubarok dalam Cecep
Hilman (2017) di sisi lain mengartikan penyuluhan agama
sebagai usaha pemberian bantuan dengan pendekatan
agama kepada individu atau kelompok yang sedang
mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan
tugas-tugas hidupnya.11 Menurut AM. Romli Bimbingan
dan Penyuluhan Agama adalah suatu kegiatan memberikan
bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang
mengalami masalah rohaniah dalam hidupnya.12
Berdasarkan pengertian yang ada dapat disimpulkan
bahwa bimbingan dan penyuluhan agama adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan seorang penyuluh
untuk dapat membantu orang yang disuluhnya agar dapat
menyadari dan menghadapi permasalahan yang sedang dan
akan dihadapinya dengan segala potensi yang dimilikinya
10 Rochman Natawidjaja, Pendekatan-Pendektan dalam Penyuluhan
Kelompok. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987, hal: 32.
11 Cecep Hilman, Wawasan Dan Pengembangan Kompetensi Penyuluh Agama, Bandung: LEKKAS, 2017, hal: 21-22.
12A.M Romly, Buku Panduan Pelaksanaan Tugas Penyuluh Agama Utama, Jakarta:Bidang PAI pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid, 2003, hal : 18.
23
dengan cara yang sesuai bahasa agama Islam atau sesuai
dengan ajaran Islam.
2. Metode Penyuluhan Agama
Metode secara etimologi adalah cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki dan atau cara
kerja yang sistematis untuk memudahkan suatu kegiatan
agar tercapai sesuai dengan tujuan.13 Dari pengertian ini
dapat dipahami bahwa metode penyuluhan agama adalah
suatu cara yang sistematis yang digunakan dalam suatu
kegiatan penyuluhan agar dapat tercapai tujuan dari
kegiatan penyuluhan agama tersebut.
Metode penyuluhan agama sangat beragam tergantung
pada jenis pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan
bimbingan dan penyuluhan agama. Hidayati (2016)
menyebutkan dalam bukunya berbagai metode penyuluhan
berdasarkan pendekatan sebagai berikut:14
a. Metode Berdasarkan Pendekatan Perseorangan
Dalam metode ini penyuluh menyampaikan
materinya kepada tersuluh secara perseorangan
baik secara langsung maupun tidak langsung,
13 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Naional, Kamus Bahasa
Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008, hal: 952. 14 Permata Ika Hidyatai, Penyuluhan Dan Komunikasi, Malang:
Media Nusa Creative, 2016, hal: 71-74.
24
adapun metode yang digunakan dalam pendekatan
ini adalah sebagai berikut:
a) Anjangsana
b) Surat-menyurat
c) Demonstrasi plot
d) Telepon
e) Praktek perseorangan
b. Metode Berdasarkan Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan ini penyuluh menyampaikan
materinya kepada sekelompok individu baik secara
langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan
pendekatan ini metode yang digunakan adalah :
a) Ceramah dan diskusi
b) Rapat
c) Demonstrasi
d) Temu karya
e) Temu lapang
f) Sarasehan
g) Pemutaran slide
h) Dsb.
c. Metode Penyuluhan Berdasarkan Pendekatan
Massal
Dalam pendekatan ini penyuluhan menyampaikan
materinya kepada khalayak besar yang tersebar luas
dan bersifat majemuk baik langsung maupun tidak.
Dalam pendekatan ini metode yang digunakan adalah:
a) Rapat umum
25
b) Penyiaran media massa
c) Pertunjukan kesenian rakyat
d) Penerbitan visual
e) Pemutaran film
f) Dsb
3. Materi Penyuluhan Agama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia materi secara
bahasa berarti sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan,
dipikirkan dibicarakan, dikarangkan dan lain sebagainya.
Sedangkan penyuluhan dalam sumber yang sama berarti
proses, cara, perbuatan menyuluh. Dari dua pengertian di
atas dapat kita pahami bahwa materi kegiatan penyuluhan
adalah bahan yang akan dibicarakan atau dibahas dalam
suatu kegiatan penyuluhan.
Penyusunan desain materi bimbingan atau penyuluhan
agama adalah kegiatan penyusunan kurikulum dengan
garis besar materi program bimbingan atau penyuluhan
yang merupakan rincian dari pokok dan sub pokok bahasan
materi kurikulum yang terdapat dalam kerangka materi
program yang telah disusun sebelumnya. Dalam
menentukan standar materi ini perlu kesepakatan antara
penyuluh dengan masyarakat yang akan disuluh agar
materi tersebut bisa menghasilkan dialog produktif antara
masyarakat yang disuluh dengan penyuluh, dengan dialog
yang efektif yang terjadi antara penyuluh dengan
26
masyarakat yang disuluh akan meningkatkan kesadaran
dan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat terhadap
kualitas pemahaman terhadap materi.15
B. Teori Kesadaran Bencana
1. Pengertian Kesadaran
Zeman (2001) seperti dikutip dalam Dicky (2005)
mendefinisikan Kesadaran atau yang dalam bahasa inggris
disebut consciousness secara bahasa berasal dari bahasa
Latin concio yang terbentuk dari kata cum yang berarti
“dengan” dan scio yang berarti “tahu”. Kata menyadari
sesuatu dalam bahasa Latin memiliki arti membagi suatu
pengetahuan tentang sesuatu dengan orang lain atau dengan
diri sendiri. Ia juga berpendapat bahwa kesadaran memiliki
tiga arti pokok16:
a) Kesadaran sebagai kondisi bangun atau terjaga yang di
dalamnya meliputi kemampuan memersepsi,
berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan
dan orang lain.
b) Kesadaran sebagai pengalaman, atau lebih tepatnya
dengan isi dari pada pengalaman tersebut yang
merupakan dimensi kualitatif dan subjektif.
15 Cecep Hilman, Wawasan Dan Pengembangan Kompetensi
Penyuluh Agama, Bandung: LEKKAS, 2017, hal: 19. 16Dicky Hastjardjo, Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness),
Buletin Psikologi, Vol: 13 No: 2, Desember 2005, hal: 80.
27
c) Kesadaran sebagai mental, diartikan sebagai keadaan
yang berisi hal-hal preposisional seperti keyakinan,
harapan, kekhawatiran dan keinginan.
Consciousness dalam sumber lain diartikan sebagai
keadaan sadar dan responsif seseorang terhadap
lingkungan, kesadaran atau persepsi seseorang terhadap
sesuatu dan fakta kesadaran oleh pikiran itu sendiri dan
dunia.17
Kesadaran dan ketidak sadaran dianalogikan dengan
gunung es yang mana bagian yang terlihat sebagai
kesadaran di permukaan ternyata hanya sedikit dari yang
terdapat di dalam lautan yang merupakan ketidak sadaran.
Berhubungan dengan hal ini Baars (1997) dalam Dicky
(2005) mengemukakan bahwa kesadaran dapat dengan
mudah mengakses segala informasi maupun memori yang
terdapat dalam ketidak sadaran. Analoginya, kesadaran
mampu menciptakan akses global dalam otak.18
Menurut Simorangkir (1987) sebagaimana dikutip oleh
Solihin (2014) menjelaskan bahwa kesadaran sejatinya
adalah berpikir, hasil cara berpikir setiap individu dalam
sekelompok masyarakat secara terpisah merupakan bagian
dari kesadaran manusia secara kolektif. Karenanya, untuk
mewujudkan suatu perubahan baik besar maupun kecil
17 Consciousness (Def. 1,2 dan 3) (n.d), dalam Lexico, diakses melalui
https://www.lexico.com/definition/consciousness, 18 Agustus 2020 18 Dicky Hastjardjo, Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness),
Buletin Psikologi, Vol: 13, No: 2, Desember 2005, hal: 83.
28
dalam suatu kelompok masyarakat harus diawali dengan
mengubah cara berpikir kelompok masyarakat tersebut.19
Amos Neolaka (2008) dalam Solihin (2014)
menjelaskan bahwa individu yang sadar adalah individu
yang dapat mengintegrasikan aspek-aspek dalam
kesadaran, adapun aspek-aspek kesadaran tersebut
diantaranya adalah: kemampuan individu untuk membuka
mata dan menginterpretasikan apa yang dilihatnya,
kemampuan individu untuk beraktivitas dan kemampuan
individu untuk berbicara.20
2. Kesadaran Bencana
Kesadaran bencana adalah suatu kesadaran yang
terinternalisasi dalam sebuah komunitas sehingga
menghasilkan kesiapsiagaan dan kapasitas yang tinggi
dalam menghadapi bencana. Adapun yang dimaksud
dengan kapasitas yang adalah kemampuan suatu komunitas
dalam mengorganisasi dirinya melalui pembelajaran dari
bencana di masa lalu untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengurangi resiko bencana.21
19 Muhtar Mochamad Solihin, Skripsi, “Pengaruh Penyuluhan Agama
Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank Sampah di Desa Ragajaya”, (Jakarta: UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2014), hal: 30
20 Muhtar Mochamad Solihin, Skripsi, “Pengaruh Penyuluhan Agama Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank Sampah di Desa Ragajaya”, (Jakarta: UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2014), hal: 30
21 Syamsul Ma’arf dan Dyah Rahmawati Hizbaron, strategi menuju masyarakat tangguh bencana dalam persperktif sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2015, hal: 9.
29
Dalam sebuah penelitian yang berjudul Membangun
Masyarakat Sadar Bencana yang ditulis oleh Sri Harini
dengan berdasarkan fokus prioritas yang tercantum dalam
Rancangan Pengurangan Resiko Bencana, kesadaran
bencana diartikan sebagai kondisi di mana individu atau
masyarakat memiliki pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan kepedulian dengan hal-hal yang
berkaitan dengan bencana.22
C. Kerangka Berpikir
Terhitung sejak tanggal 1 Januari hingga 18 Mei 2020 terdapat
1.296 kejadian bencana alam di Indonesia yang terdiri dari banjir,
puting beliung dan tanah longsor. Rentetan kejadian bencana ini
mengakibatkan korban jiwa dengan rincian 2.015.363 jiwa harus
mengungsi, 178 jiwa meninggal dunia 249 jiwa luka-luka dan 8
jiwa hilang. Selain korban jiwa rentetan bencana alam ini juga
mengakibatkan kerugian materi berupa kerusakan pada rumah
warga yang berjumlah 17.563 rumah dan pada fasilitas umum
sebanyak 759 fasilitas.23 Data ini menunjukkan betapa pentingnya
tidak preventif terhadap bencana sebagai bentuk upaya
pengurangan risiko bencana. Penyuluhan mitigasi bencana
berbasis agama merupakan salah satu di antaranya.
Majelis taklim sebagai salah satu wadah penyebaran
pengetahuan khususnya dalam perspektif agama Islam menjadi
22 Sri Harini, “Membangun Masyarakat Sadar Bencana”, Jurnal
Dakwah, Vol: XI No: 2, Juli-Desember 2010, Hal: 162. 23 BNPB, “Update Bencana Indonesia Tahun 2020”,
https:/bnpb.go.id/infografis/update-bencana-indonesia-tahun-2020, diakses pada 10 Juli 2020.
30
tempat yang sesuai bagi penyelenggaraan penyuluhan bencana
berbasis agama untuk membangun kesadaran bencana masyarakat
khususnya masyarakat Muslim. Sangat disayangkan penyuluhan
bencana berbasis agama sangat jarang dilakukan padahal
pemahaman agama mengenai bencana yang keliru dapat
menyebabkan reaksi yang salah terhadap bencana di antaranya
adalah hilangnya konsep survival and life improvement dari diri
individu yang berdampak pada peningkatan angka korban jiwa.24
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana kesadaran bencana dibangun dengan penyuluhan
agama dengan tema kebencanaan, kesadaran bencana dalam
penelitian ini ditempatkan sebagai variable terikat yang
didefinisikan sebagai suatu kesadaran yang terinternalisasi dalam
sebuah komunitas sehingga menghasilkan kesiapsiagaan dan
kapasitas yang tinggi dalam menghadapi bencana.25 Kesadaran
bencana dapat dikembangkan atau ditanamkan dengan upaya
penyadaran yang dalam hal ini adalah penyuluhan agama dengan
tema kebencanaan. Adapun penyuluhan agama dengan tema
bencana merupakan variable bebas dalam penelitian ini yang
diperkirakan dapat memberi pengaruh pada kesadaran bencana.
Untuk mengukur kesadaran bencana ini penulis menggunakan
acuan teori yang kemukakan oleh Sri Harini (2010) yang
24 Ibnu Mujib, ”Mapping The Religious Of The Disaster Hit
Community : (Redefinition Of Relationship Between Human God Nature And Religion In Disaster Construction” Al-Albab Vol. 4 No.1 Juni 2015, hal : 3
25 Syamsul Ma’arf dan Dyah Rahmawati Hizbaron, Strategi Menuju Masyarakat Tangguh Bencana Dalam Persperktif Sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2015, hal: 9.
31
menyatakan bahwa kesadaran bencana adalah kondisi masyarakat
yang sadar akan bencana yang dapat ditandai dengan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan kepedulian terhadap bencana.26
Tingkat pemahaman agama menurut Mujib (2015) dapat
mempengaruhi respon seseorang terhadap bencana yang mana
tingkat pemahaman agama ini dapat dibentuk melalui penyuluhan
agama yang di dalamnya terdiri dari metode, media dan materi.
Kerangka berpikir penyuluhan agama dapat mempengaruhi
kesadaran bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa
Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang- Banten disajikan
dalam Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Berpikir Pengaruh Penyuluhan Agama terhadap Kesadaran Bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul
Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten
26 Sri Harini, Membangun Masyarakat Sadar Bencana, Jurnal
Dakwah, Vol: XI No: 2, Juli-Desember 2010, Hal: 162.
Penyuluhan Agama (X)
X1: Metode
X2: Materi
Kesadaran bencana (Y)
Y1: Pengetahuan
Y2: Pemahaman
Y3: Keterampilan
Y4: Kepedulian
32
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas kesadaran bencana
dalam penelitian ini terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan kepedulian. Kesadaran bencana tersebut diduga
dapat dipengaruhi oleh penyuluhan agama.
Penelitian ini mengkaji tentang perubahan tingkat kesadaran
Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin
Kabupaten Serang-Banten akan bencana melalui penyuluhan
agama. penelitian ini menjadi penting dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana penyuluhan agama dapat mempengaruhi kesadaran
bencana masyarakat yang mana kesadaran bencana ini penting
dimiliki oleh seluruh masyarakat agar terbentuk masyarakat
Indonesia yang tangguh bencana. Selanjutnya penelitian dapat
menjadi tinjauan bagi para stakeholder untuk mempertimbangkan
penyuluhan agama dengan tema bencana sebagai media baru
penyebaran edukasi mitigasi bencana.
D. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Ha: terdapat pengaruh metode dan materi penyuluhan
agama terhadap kesadaran bencana Jamaah Majelis Taklim
Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten
Serang- Banten.
H0: tidak terdapat pengaruh metode dan materi penyuluhan
agama terhadap kesadaran bencana Jamaah Majelis Taklim
Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten
Serang- Banten.
33
Pengambilan keputusan dalam uji hipotesis dalam
penelitian ini adalah jika nilai signifikansi kurang dari 0.05
maka H0 ditolak dan Ha diterima sedangkan apabila nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan H0
diterima.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode
eksperimen adalah metode penelitian yang menggunakan
perlakuan yang dilakukan kepada sekelompok orang dalam
kondisi yang dimanipulasi sesuai dengan yang direncanakan oleh
peneliti untuk kemudian hasil dari perlakuan tersebut di evaluasi
oleh peneliti.27 Menurut Arikunto (2000) penelitian eksperimen
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya akibat dari suatu perlakuan pada subjek penelitian dengan
cara membandingkan kelompok perlakuan dengan kelompok
pembanding yang tidak menerima perlakuan.28 Terdapat empat
jenis dalam metode eksperimen yaitu: pre-experiment design, true
experiment design, factorial design dan quasi experiment design.
Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment dengan bentuk nonequivalent control group.
Metode quasi experiment sendiri merupakan bentuk hasil
pengembangan dari metode true experiment yang lebih kompleks
pelaksanaanya dalam metode quasi experiment kelompok kontrol
27 Restu Kartiko Widi, Menggelorakan Penelitian; Pengenalan Dan
Penuntun Pelaksanaan Penelitian, Yogyakarta: Deepublish, 2018, hal: 78-79. 28 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,
Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hal: 272.
35
tidak berfungsi sepenuhnya. Quasi experiment ini digunakan untuk
mempermudah peneliti ketika mendapati kesulitan dalam
menentukan kelompok kontrol.29
Terdapat dua jenis quasi experiment yaitu time series design
dan nonequivalent control group, adapun jenis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis nonequivalent control group.
Dalam penelitian eksperimen pada jenis ini sebelum melakukan
perlakuan baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan
mendapat pretest, pemberian pretest ini bertujuan untuk
mengetahui keadaan kedua kelompok tersebut sebelum menerima
perlakuan, setelah diberi perlakuan kedua kelompok akan
menerima test berupa posttest untuk mengetahui pengaruh dari
perlakuan.
Pada penelitian ini Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman pada
kelas Sabtu malam sebagai kelompok eksperimen akan mendapat
perlakuan berupa penyuluhan agama dengan tema bencana yang
terbagi ke dalam tiga materi yaitu Bencana dalam Pandangan
Islam, Bencana pada Zaman Nabi dan Sahabat dan Mitigasi
Bencana Banjir, sedangkan Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman
pada kelas Rabu pagi sebagai kelompok kontrol tidak mendapat
perlakuan apapun, perlakuan ini akan dilakukan sebanyak tiga kali
dalam tiga pertemuan. Rancangan kuasi eksperimen dengan jenis
nonequivalent control group design dapat dilihat pada Gambar 2.
29 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010, hal:
112.
36
Gambar 2 Rancangan Penelitian Dengan Jenis Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
O1: Keadaan Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman pada kelas Sabtu malam sebagai Kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan
O2: Keadaan Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman pada kelas Sabtu malam sebagai Kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan
X: perlakuan
O3: Keadaan Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman pada kelas Rabu pagi sebagai kelompok kontrol sebelum perlakuan
O4: keadaan Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman pada kelas Rabu pagi sebagai kelompok kontrol setelah perlakuan
Adapun prosedur pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pra-Eksperimen
a. Penulis melakukan observasi awal untuk
mengetahui gambaran umum kesadaran
bencana subjek penelitian yang dalam hal ini
adalah Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman.
O1 X O2
O3 O4
37
b. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian yang
akan digunakan dalam penelitian yang
berjumlah 60 butir soal.
c. Melakukan judgment terhadap instrumen
penelitian.
d. Merevisi instrumen yang dinyatakan tidak
atau kurang valid
e. Sosialisasi kepada pihak yang akan terlibat
dalam pemberian perlakuan, adapun pihak
yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu:
bapak H. Juprani selaku pimpinan Majelis
Taklim Nurul Iman, ibu Hj. Siti Humairoh,
Uastadz Nana Ikna dan Ustadz Muhammad
Rafi selaku pemateri
f. Menyusun rangkaian perlakuan dalam hal ini
adalah penyuluhan agama dengan tema
bencana. Adapun susunan rangkaian
perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 1.
g. Menetapkan waktu pretest, pelaksanaan
perlakuan dan post-test.
h. Melaksanakan pretest terhadap Jamaah
Majelis Taklim Nurul Iman untuk
mengetahui keadaan awal kesadaran bencana
Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman.
2. Pelaksanaan Eksperimen
a. Melaksanakan proses pemberian perlakuan
kepada Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman
38
yang akan dilakukan oleh pemateri yakni ibu
Hj. Siti Humairoh, Ustadz Nana Ikna dan
Ustadz Muhammad Rafi perlakuan dalam
penelitian ini adalah penyuluhan agama dengan
tema bencana yang terbagi ke dalam tiga materi
yakni, Bencana Dalam Pandangan Islam,
Bencana Pada Zaman Nabi dan Sahabat dan
Mitigasi Bencana Banjir. Pelaksanaan
perlakuan ini bertempat di MDA Nurul Falah
Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten
Serang-Banten pada tanggal 7, 9 dan 11
November 2020.
3. Pasca Eksperimen
a. Melakukan post-test kepada Jamaah Majelis
Taklim Nurul Iman untuk mengetahui hasil dari
pada perlakuan.
b. Mengolah data dari pretest dan post-test untuk
kemudian dilakukan pengujian statistik dengan
menggunakan uji normalitas, uji homogenitas
dan uji regresi linier berganda untuk
mengetahui hasil dari penelitian.
c. Menarik kesimpulan dari hasil pengujian
statistik pretest dan post-test.
d. Menyusun laporan penelitian dari tahap awal
hingga akhir penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
39
Populasi didefinisikan sebagai area generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang memiliki ciri tertentu yang
semuanya memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari
sampel.30 Dalam sumber lain populasi dijelaskan sebagai
keseluruhan elemen yang dijelaskan peneliti dalam
penelitiannya, populasi dapat berjumlah besar atau kecil juga
dapat bersifat homogen maupun heterogen31, Sebagaimana
tertulis pada judul penelitian, populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman yang
berjumlah 66 orang yang terbagi ke dalam dua kelas yakni
kelas Rabu pagi yang akan menjadi kelompok kontrol
berjumlah 33 orang dan kelas Sabtu malam yang akan menjadi
kelompok eksperimen berjumlah 33 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Semakin besar populasi semakin sulit
bagi para peneliti untuk mengkaji seluruh populasi
karenanya untuk mempermudah penelitian digunakanlah
sampel yang diperoleh dengan menggunakan teknik
sampling32
30 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis,
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009, hal: 77. 31 Prasetya Irawan, Logika Prosedur Penelitian, Jakarta, Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara, 2004, Hal 72-73. 32 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010, hal:
116.
40
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel
jenuh, teknik sampel jenuh adalah teknik sampling yang
mengambil seluruh populasi sebagai sampel, teknik
sampling ini dipilih karena jumlah populasi dalam penelitian
ini kurang dari 100 orang. Dari sampel ini diperoleh dua
kelompok yakni kelompok Rabu Pagi sebagai kelompok
kontrol dan kelompok Sabtu Malam sebagai kelompok
eksperimen.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan di Desa Ciagel, Kecamatan
Kibin, Kabupaten Serang-Banten pada September 2020 – Februari
2021. Lokasi tersebut dipilih oleh penulis dengan pertimbangan
berikut:
1. Desa Ciagel terletak di Kecamatan Kibin Kabupaten
Serang – Banten yang memiliki beberapa sungai besar
diantaranya sungai Ciujung yang beresiko menyebabkan
banjir terutama pada musim penghujan.
2. Desa Ciagel pernah dilanda bencana banjir besar pada
2001, 2007, dan 2010 dan banjir lokal pada setiap
tahunnya.
3. Tidak adanya kegiatan edukasi mitigasi bencana yang
rutin diselenggarakan membuat kesadaran bencana
masyarakat Desa Ciagel rendah yang diindikasikan
dengan sikap kurang peduli pada lingkungan.
4. Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang dimiliki
penulis.
41
D. Sumber Data
Sumber data adalah tempat dimana peneliti memperoleh data,
atau dalam hal ini adalah responden penelitian.33 Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data utama yang
datanya diperoleh langsung dari lapangan, sumber data primer
biasa disebut juga sebagai data asli atau data baru. 34
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data tambahan yang
dapat menunjang kelengkapan data primer biasanya berbentuk
buku, dokumen dan catatan penelitian.35
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur variabel dalam penelitian. Jumlah instrumen
penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian, semakin
banyak variabel dalam penelitian semakin banyak instrumen yang
diperlukan.36
1. Variabel Penelitian
33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: suatu pendekatan
praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal: 129. 34 Sofar Silaen dan Widiyono, Metodologi Penelitian Sosial Untuk
Penulisan Skripsi Dan Tesis, Bogor: Inmedia, 2013, hal: 145. 35 Sofar Silaen dan Widiyono, Metodologi Penelitian Sosial Untuk
Penulisan Skripsi Dan Tesis, Bogor: Inmedia, 2013, hal: 145. 36 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RnD, Bandung, Alfabeta, 2009, hal: 145.
42
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diamati sehingga
diperoleh kesimpulan dari pengamatan tersebut.37 Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen
atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel
terikat. Variabel independen atau variabel bebas adalah
variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya
variabel dependen.38 Adapaun yang menjadi variabel
independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan agama
yang terdiri dari metode, media dan materi.
Variabel dependen secara singkat adalah variabel yang
nilainya dipengaruhi oleh variabel independen.39 Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kesadaran bencana yang
terdiri dari pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
kepedulian.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.40 Setelah definisi operasional ditetapkan
37 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010, hal:
58 38 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis,
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009, Hal: 48. 39 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis,
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009, Hal: 48. 40 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method), Bandung:
Alfabeta, 2015, Hal:38
43
maka selanjutnya dapat diketahui indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini.
Adapun definisi operasional dan indikator dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Penyuluhan agama (X1)
Teori Achmad Mubarok mendefinisikan
penyuluhan agama sebagai usaha pemberian
bantuan dengan pendekatan agama kepada
individu atau kelompok yang sedang
mengalami kesulitan lahir dan batin dalam
menjalankan tugas-tugas hidupnya.
A.M Romli mengartikan penyuluhan
agama sebagai suatu kegiatan memberikan
bantuan kepada seseorang atau sekelompok
orang yang mengalami masalah rohaniah
dalam hidupnya.
Definisi
Operasional
Penyuluhan agama dalam penelitian ini
adalah usaha pemberian bantuan yang terdiri
dari penggunaan metode, media dan materi
penyuluhan agama tertentu untuk membantu
individu atau kelompok dalam menyelesaikan
masalah dalam hidupnya.
Indikator Indikator penyuluhan agama dalam
penelitian ini terdiri dari metode dan materi.
Kesadaran bencana (Y1)
44
Teori Syamsul Ma’arf dan Dyah Rahmawati
Hizbaron mendefinisikan kesadaran bencana
sebagai suatu kesadaran yang terinternalisasi
dalam sebuah komunitas sehingga
menghasilkan kesiapsiagaan dan kapasitas
yang tinggi dalam menghadapi bencana.
Sri Harini mengartikan kesadaran bencana
sebagai kondisi di mana individu atau
masyarakat memiliki pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan kepedulian
dengan hal-hal yang berkaitan dengan bencana
Definisi
Operasional
.Kesadaran bencana dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai kesadaran individu akan
bencana yang tercermin dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan kepedulian
individu akan segala sesuatu mengenai
bencana.
Indikator Indikator kesadaran bencana dalam
penelitian ini terdiri dari pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan kepedulian.
3. Skala penelitian
Teknik pengukuran dalam menyusun kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah
skala yang biasa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau kelompok mengenai suatu
45
fenomena sosial.41 Untuk mengukur pengaruh penyuluhan
agama terhadap kesadaran bencana jamaah Majelis Taklim
Nurul Iman maka dibuat skala sebagaimana Tabel berikut:
Tabel 2 Skala Likert yang Digunakan Dalam Penelitian
Sangat
Setuju
Setuju Netral Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
5 4 3 2 1
4. Uji validitas
Suatu instrumen penelitian harus bersifat valid dan
reliabel agar menghasilkan data yang juga valid dan reliabel,
karenanya instrumen penelitian harus melalui tahap uji
validitas dan reliabilitas sebelum digunakan dalam penelitian.
Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, jadi instrumen
yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk menghasilkan
data yang valid dan reliabel.42
Pendekatan yang digunakan dalam uji validitas dalam
penelitian ini adalah construct validity, instrumen yang
memiliki construct validity adalah instrumen yang dapat
digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang
41 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010, hal:
132. 42 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010, hal:
172.
46
didefinisikan. Pengujian construct validity dilakukan dengan
analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor item
instrumen dengan skor faktor dan skor faktor dengan skor
total.43 Rumus yang digunakan dalam uji validitas dalam
penelitian ini adalah rumus korelasi Pearson product moment
dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ dari r tabel (0,361) maka butir
pernyataan dinyatakan valid
b. Jika r hitung ≤ dari r tabel (0,361) maka butir
pernyataan dinyatakan tidak valid
Tabel 3 Blue Print Skala Variabel Penyuluhan Agama Sebelum Uji Validitas
43 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010, hal:
177.
No Dimensi
Metode
Penyuluhan
Butir Positif Butir
Negatif
Jumlah
Metode Penyuluhan Agama
1 Ceramah 1,2,3,4,5 - 5
2 Tanya jawab 6,7,8,9,10 - 5
Materi Penyuluhan Agama
1 Bencana dalam
pandangan
Islam
21,22,23,24,25 - 5
47
Uji validitas ini dilaksanakan di Majelis Taklim Nurul
Falah Kampung Dadap Desa Ciagel Kecamatan Kibin
Kabupaten Serang-Banten dengan melibatkan 30 orang jamaah
sebagai responden uji validitas. Dari hasil pengujian diketahui
bahwa dari 25 butir pernyataan terdapat 4 butir pernyataan
yang tidak valid. Butir pernyataan yang tidak valid akan
diperbaiki atau dilakukan drop out jika diperlukan, kemudian
kuesioner yang sudah diperbaiki akan digunakan dalam
pengambilan data inti. Hasil lengkap uji validitas dapat di lihat
pada lampiran 2 . adapun blueprint variabel penyuluhan agama
setelah uji validitas dapat dilihat pada pada Tabel 4.
Tabel 4 Blue print Variabel Penyuluhan Agama Setelah Uji Validitas
No Dimensi
Metode
Penyuluhan
Butir Positif Butir
Negatif
Jumlah
Metode Penyuluhan Agama
1 Ceramah 1,2,3,4,5 - 5
2 Tanya jawab 6,7,8,9,10 - 5
2 Bencana pada
zaman nabi dan
sahabat
26,27,28,29,30 - 5
3 Mitigasi
bencana
31,32,33,34,35 - 5
Total butir 25
48
Materi Penyuluhan Agama
1 Bencana
dalam
pandangan
Islam
21,22,23,24,25 - 5
2 Bencana
pada zaman
nabi dan
sahabat
26,27,28,29,30 - 5
3 Mitigasi
bencana
31,32,33,34,35 - 5
Total butir 25
Tabel 5 Blue print Skala Variabel Kesadaran Bencana Sebelum Uji Validitas
No Dimensi Kesadaran Bencana
Butir Positif Butir Negatif
Jumlah
1 Pengetahuan 36,37,38,39,40 - 5
2 Pemahaman 41,42,43,44,45 - 5
3 Keterampilan 46.47.48.49.50 - 5
4 kepedulian 51,52,53,54,55 - 5
Total butir 20
Uji validitas ini dilaksanakan di Majelis Taklim Nurul
Falah Kampung Dadap Desa Ciagel Kecamatan Kibin
Kabupaten Serang-Banten dengan melibatkan 30 orang jamaah
sebagai responden uji validitas. Dari hasil pengujian diketahui
bahwa dari 20 butir pernyataan terdapat 3 butir pernyataan
49
yang tidak valid. Butir pernyataan yang tidak valid akan
diperbaiki atau dilakukan drop out jika diperlukan, kemudian
kuesioner yang sudah diperbaiki akan digunakan dalam
pengambilan data inti. Hasil lengkap uji validitas dapat di lihat
pada lampiran 2. adapun blueprint variabel penyuluhan agama
setelah uji validitas dapat dilihat pada pada Tabel 5.
Tabel 6 Blue Print Skala Variabel Kesadaran Bencana Setelah Uji Validitas
No Dimensi Kesadaran
Bencana
Butir Positif Butir
Negatif
Jumlah
1 Pengetahuan 36,37,38,39,40 - 5
2 Pemahaman 41,42,43,44,45 - 5
3 Keterampilan 46.47.48.49.50 - 5
4 kepedulian 51,52,53,54,55 - 5
Total butir 20
Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa item yang
tidak valid disebabkan karena penggunaan bahasa dan istilah
yang kurang dimengerti oleh responden. Terdapat beberapa
item pernyataan yang menggunakan bahasa dan istilah dari
bahasa asing, beberapa item pernyataan juga mengandung
kalimat yang ambigu yang kurang dipahami responden
sehingga mempengaruhi jawaban dalam mengisi kuesioner.
5. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
internal consistency. Uji reliabilitas dengan teknik ini
50
memungkinkan penulis untuk mencobakan instrumen sekali
saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik
tertentu, hasil dari analisa tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi reliabilitas instrumen. Adapun pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan reliability
analyst dengan metode Cronbach’s Alpha.
Dalam uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s alpha
suatu instrumen dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s
alpha instrumen tersebut lebih dari 0,60, semakin tinggi nilai
Cronbach’s alpha yang dimiliki suatu instrumen maka
semakin tinggi pula tingkat kehandalanya. Tabel 7
menunjukkan hasil uji reliabilitas skala penyuluhan agama
(X).
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penyuluhan Agama (X)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa
nilai Cronbach’s Alpha skala penyuluhan agama (X) > 0,60
dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel penyuluhan
agama (X) adalah reliabel.
Selanjutnya dalam Tabel 8 menunjukkan hasil uji
reliabilitas untuk variabel kesadaran bencana (Y).
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel tersebut dapat
diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha variabel kesadaran
Cronbach's Alpha N of Items ,868 25
51
bencana adalah > 0, 60, dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa variabel kesadaran bencana (Y) adalah reliabel.
Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kesadaran Bencana (Y)
Cronbach's Alpha N of Items ,734 21
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (1989) dalam Sugiyono (2009)
observasi adalah suatu proses yang kompleks yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis di antaranya
adalah proses mengamati dan mengingat Sugiyono
menambahkan bahwa observasi dilakukan ketika penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.44 Dalam
penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
kesadaran Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten terkait kesadaran
terhadap bencana sebelum dan sesudah dilakukan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan agama sebagai program pra bencana.
44 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RnD, Bandung, Alfabeta, 2009, hal: 145.
52
2. Kuesioner
Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi
dari responden terkait data pribadinya dan informasi-
informasi terkait penelitian yang diketahuinya45.
Adapun kuesioner yang akan digunakan dalam
penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert
adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
mengenai fenomena sosial.46
3. Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data berupa catatan atau
tulisan yang diperoleh selama penelitian.47 Dokumentasi
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah catatan
hasil observasi, rekaman suara, dan video pengamatan.
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik analisa inferensial. Analisa
inferensial adalah teknik analisa data yang bertujuan untuk
45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek.
jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal : 151. 46 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010, hal:
132. 47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek.
jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal : 158.
53
menarik kesimpulan dan menjelaskan hubungan variabel-variabel
penelitian.48Analisis dalam penelitian ini meliputi:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah serangkaian pengujian yang
dilakukan sebelum melakukan uji regresi linear sederhana
maupun berganda. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini
terdiri dari tiga uji yakni uji normalitas, uji linearitas dan
uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji yang bertujuan
untuk mengetahui apakah suatu data dalam uji
regresi berdistribusi normal atau berdistribusi
tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik
jika memiliki data variabel dependen dan
independen yang berdistribusi normal atau
mendekati normal.49
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan
aplikasi SPSS versi 26. Adapun acuan
pengambilan keputusan dalam uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
• Jika nilai signifikansi > 0, 05 (5%) maka
data berdistribusi normal.
48 Syukro Alhamda, Buku Ajar Metlit dan Statistik, Yogyakarta:
deepublish, 2018, hal: 84 49 Danang Sunyoto, Analisis Validitas & Asumsi Klasik, Yogyakarta:
Penerbit Gava Medika, 2012, hal 119.
54
• Jika nilai signifikansi < 0, 05 (5%) maka
data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas adalah uji untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan yang linear yang
signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen.50 Dalam beberapa sumber uji
linearitas termasuk ke dalam syarat atau asumsi
sebelum melakukan uji regresi linear, uji linaeritas
dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 26. Adapun
acuan yang menjadi dasar pengambilan keputusan
dalam uji linaeritas ini adalah sebagai berikut:
• Jika nilai signifikansi deviation from
linearity > 0.05 maka terdapat hubungan
linear yang signifikan anatara variabel
independen dengan variabel dependen.
• Jika nilai signifikansi deviation from
linearity < 0,05 maka tidak terdapat
hubungan linear yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel
dependen.
Selain dengan mengacu pada nilai
signifikansi deviation from linearity pengambilan
keputusan uji linearitas ini juga dapat dilihat
50 Miksan Ansori, Panduan analisis manual penelitian kuantitatif,
Ngawi: Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah, 2015, hal: 21
55
dengan membandingkan nilai F hitung dengan F
tabel dengan ketentuan sebagai berikut.
• Jika nilai F hitung < F tabel maka
terdapat hubungan linear yang
signifikan antara variabel
independen dengan variabel
dependen.
• Jika nilai F hitung > F tabel maka
tidak terdapat hubungang linear
yang signifikan anatara variabel
indenpenden dengan variabel
dependen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji untuk
mengetahui apakah suatu data dalam suatu
persamaan regresi mengalami masalah
heteroskedastis atau tidak. Persamaan regresi
yang baik adalah persamaan regresi yang
memiliki data yang homoskedastis atau tidak
terjadi masalah hetreroskedatis di dalamnya.51
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
uji heteroskedastis scatterplot dengan aplikasi
SPSS versi 26. Adapun ciri data yang tidak
mengalami masalah heteroskedastisitas adalah
sebagai berikut:
51 Danang Sunyoto, Analisis Validitas & Asumsi Klasik, Yogyakarta:
Penerbit Gava Medika, 2012, hal 135.
56
• Titik-titik data menyebar di atas dan di
bawah atau di sekitar angka nol.
• Titik-titik data tidak menyebar di atas
atau di bawah saja.
• Titik-titik data tidak membentuk pola
bergelombang melebar kemudian
menyempit dan melebar kembali.
• Titik titik data tidak membentuk suatu
pola tertentu.
2. Uji Regresi Sederhana
Uji regresi sederhana adalah suatu pengujian yang
didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal suatu
variabel independen dengan satu variable dependen. Adapun
rumus uji regresi sederhana adalah sebagai berikut:52
Y1 = a + bX
Keterangan:
Y1 = subjek dalam variabel dependen yang
diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang
menunjukkan angka peningkatan ataupun
penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen.
52 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010, hal
270.
57
X = subjek pada variabel independen yang
mempunyai nilai tertentu.
3. Uji Koefisien Korelasi
Jika uji regresi bertujuan untuk melakukan estimasi nilai
antara variable dependen dengan variabel independennya
maka uji koefisien korelasi bertujuan untuk menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen, apakah arah hubungan antara kedua variabel
tersebut positif atau negatif. Jadi koefisien korelasi dapat
memberikan dua informasi yaitu:.53
a) Menunjukkan keeratan hubungan linier antara
dua variabel.
b) Menunjukkan arah hubungan antara dua
variabel.
4. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi yang biasanya dilambangkan
dengan “R” berfungsi untuk menjelaskan seberapa besar
pengaruh variable independen terhadap variabel dependen
yang ditunjukkan dengan persentase. Jika nilai koefisien
determinasi semakin mendekati nol maka hal tersebut
menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen
terhadap variable dependen, sebaliknya jika nilai koefisien
semakin mendekati 100% maka hal tersebut menunjukkan
53 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode
Penelitian Kuantitatif untuk administrasi politik dan masalah-masalah sosial, Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2017, hal: 185.
58
bahwa pengaruh variabel independen semakin besar atau kuat
terhadap variabel dependen.54
54 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode
Penelitian Kuantitatif untuk administrasi politik dan masalah-masalah sosial, Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2017, hal: 195.
59
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Majelis Taklim Nurul Iman
1. Profil Majelis Taklim Nurul Iman
Majelis Taklim Nurul Iman adalah sebuah lembaga
pendidikan non formal Islam yang dibentuk oleh Ustd.
H. Juprani, Majelis Taklim Nurul Iman terletak di Desa
Ciagel Rt. 002 Rw.001 Kecamatan Kibin Kabupaten
Serang – Banten. Majelis taklim ini didirikan sebagai
wadah dakwah dan edukasi agama bagi warga Desa
Ciagel khusunya bagi ibu-ibu. Pendirian majelis taklim
Nurul Iman ini di latar belakangi oleh keadaan
masyarakat Desa Ciagel yang mayoritas beragama
Islam tapi tingkat pengetahuan agamanya dapat
dikatakan rendah.
Berbagai pengetahuan agama diajarkan di Majelis
Taklim Nurul Iman seperti ilmu fiqih, tajwid dan
praktik ibadah yaumiah. Majelis Taklim Nurul Iman
juga menjadi wadah untuk menjawab persoalan
keagamaan sehari-hari yang seringkali ditanyakan oleh
jamaah. Dengan berdirinya Majelis Taklim Nurul Iman
ini H. Juprani selaku pendirinya berharap masyarakat
Desa Ciagel dapat memiliki referensi yang tepat dan
sesuai dalam mendalami ilmu agama dan terhindar dari
60
sumber-sumber pengetahuan agama yang kurang tepat
atau bahkan sesat.
Kegiatan edukasi di Majelis Taklim Nurul Iman
pada awalnya hanya dilaksanakan seminggu sekali
pada sabtu malam, namun seiring waktu jumlah jamaah
Majelis Taklim Nurul Iman terus bertambah hal ini juga
seiring dengan bertambah rumitnya berbagai
permasalahan agama. Berdasarkan hal tersebut
kegiatan edukasi di Majelis Taklim Nurul Iman
ditambah menjadi dua kali dalam seminggu yakni pada
Rabu pagi dan Sabtu Malam.
2. Struktur Organisasi Majelis Taklim Nurul Iman
Struktur organisasi sangat penting keberadaannya
bagi sebuah organisasi untuk menggerakkan organisasi
tersebut ke tujuan yang ingin dicapai, adapun struktur
organisasi Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten adalah
sebagai berikut.
61
Gambar 3 Struktur Origanisasi Majelis Taklim Nurul Iman
3. Jadwal Kegiatan Majelis Taklim Nurul Iman
Kegiatan yang Majelis Taklim Nurul Iman
dilaksanakan dua kali dalam satu minggu yakni pada
hari Rabu pagi dan Sabtu Malam. Kegiatan yang
dilaksanakan berupa pembacaan sholawat, pembacaan
surat – surat pendek atau pilihan, pemberian materi
atau tausiah dan Tanya jawab seputar masalah
keagamaan dalam kehidupan sehari hari, jadwal
ANGGOTA
Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman
PEMBINA
Ustd. H. NaniUstd. H. Juprani
SEKRETARIS
Siti Masitoh
BENDAHARA Siti Maryam
KETUAHj. Humaeroh
Hj. Yeni Maryani
62
kegiatan Majelis Taklim Nurul Iman lebih lengkapnya
ditampilkan pada Tabel 9.
Tabel 9 Jadwal Kegiatan Majelis Taklim Nurul
Iman
Jadwal kegiatan Rabu pagi
Waktu Kegiatan Petugas
09.00 – 10.00 Pembacaan sholawat dan surat-
surat pendek atau surat pilihan
Seluruh Jamaah
Majelis Taklim
Nurul Iman
10.00 - 10.10 Pembukaan MC
10.10 – 11.00 Pemberian materi/tausiah Ustd. H. Juprani
Ustd. H. Taufik
Hidayat
Ustd. Nana Ikna
Ustdz. Hj. Ubak
(sesuai jadwal)
11.00 – 11. 45 Tanya jawab dan kesimpulan MC dan pemateri
11. 45 – 12.00 Pembacaan doa dan penutup MC
Jadwal Kegiatan Sabtu Malam
Waktu Kegiatan Petugas
20.00 – 20.10 Pembukaan MC
20.10 – 21.00 Pembacaan yaasin dan tahlil Seluruh Jamaah
Majelis Taklim
Nurul Iman
21.00 – 21.50 Pemberian materi/tausiah Ustd. H. Juprani
63
B. Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh
Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang – Banten yang
berjumlah 67 orang ibu-ibu. Responden diambil
seluruhnya agar dapat menghasilkan data yang lebih
akurat karena jumlah populasi kurang dari 100 orang.
Berdasarkan hasil analisa mengenai karakteristik
responden berdasarkan usia, pendidikan dan tingkat
kesadaran bencana maka diperoleh data sebagaimana
tertera pada tabel 10, 11 dan tabel 12.
Tabel 9 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Rentang
Usia
Jumlah Persentase
30 - 40 tahun 21 orang 31,34%
41- 50 tahun 18 orang 26,86%
51 – 60 tahun 18 orang 26,86%
61 – 70 tahun 10 orang 14,92%
Ustdzh. Hj. Ubak
(sesuai jadwal)
21.50 - 22.00 Doa dan penutup MC
64
Tabel 10 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Jenjang
Pendidikan
Jumlah Persentase
SD / Sederajat 12 orang 17,91%
SMP /
Sederajat
19 orang 28,35%
SMA /
Sederajat
36 orang 53.73%
Perguruan
Tinggi
- -
Tabel 11 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kesadaran
Bencana Sebelum Perlakuan
Kategori Nilai Jumlah Persentase
Rendah 20 - 46 40 orang 59,7%
Sedang 47 - 72 22 orang 32,8%
Tinggi 73 -
100
5 7,5%
Berdasarkan data pada tabel 10 diketahui bahwa
seluruh responden adalah individu yang sudah dewasa
dengan rentang usia terbanyak 30-40 tahun sebanyak
21 orang atau 31, 34%. Sedangkan pada tabel 11 dapat
diketahui bahwa mayoritas responden menempuh
pendidikan hingga SMA dengan jumlah 36 orang atau
65
53, 73% dari responden. Perlu diketahui bahwa dalam
penelitian ini penulis mengabaikan karakteristik usia
dan pendidikan terhadap kesadaran bencana.
Sedangkan tabel 12 adalah karakteristik tingkat
kesadaran bencana responden secara bersama sebelum
dilakukan perlakuan, data menunjukkan bahwa
kesadaran bencana responden mayoritas berada pada
tingkat rendah dengan jumlah 40 orang atau 59,7%
dari jumlah responden.
2. Gambaran Umum Responden
a. Gambaran Tingkat Kesadaran Bencana Responden
Tabel 13 dan 14 menunjukkan tingkat kesadaran
bencana responden sebagai kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol sebelum pelaksanaan perlakuan.
Tabel 12 Tingkat Kesadaran Bencana Kelompok kontrol (pretest)
Tabel 13 Tingkat Kesadaran Bencana Kelompok perlakuan (Pretest)
Kategori Nilai Jumlah persentase
Rendah 20 - 46 20 orang 60,6%
Sedang 47 - 72 10 orang 30,3%
Tinggi 73 - 100 3 orang 9,1%
Kategori Nilai Jumlah persentase
Rendah 20 – 46 19 orang 57,6%
Sedang 47 – 72 12 orang 36,4%
Tinggi 73 - 100 2 orang 6,1%
66
Berdasarkan tabel 13 di atas diketahui bahwa
kesadaran bencana pada kelompok kontrol paling
banyak berada pada tingkat rendah yakni sebanyak 19
orang atau 57, 6% dari total jumlah responden pada
kelompok kontrol yakni 33 responden, sedangkan pada
tabel 14 kesadaran bencana kelompok perlakuan juga
paling banyak berada pada tingkat rendah dengan
jumlah 20 orang atau 60, 6% dari jumlah responden
pada kelompok perlakuan. Rendahnya kesadaran
bencana dari kedua kelompok ini dilihat dari beberapa
aspek kesadaran bencana yakni: pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan kepedulian.
Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa kesadaran
bencana baik kelompok kontrol maupun kelompok
perlakuan berada pada tingkat yang rendah. Untuk
mengadakan peningkatan terhadap tingkat kesadaran
bencana pada responden edukasi kebencanaan perlu
dilakukan. Pada umumnya edukasi kebencanaan
bersifat ilmiah dan jarang sekali menyangkutkan
agama, padahal menurut Abdul Hakim (2013) agama
dapat memberikan pengaruh terhadap respon individu
akan bencana, pemahaman agama yang salah akan
mengakibatkan respon yang kurang tepat terhadap
bencana yang akan berdampak negatif pada individu.
Lebih jauh lagi dalam Ibnu Mujib (2015) dijelaskan
67
bahwa bencana dapat membawa dampak nonfisik
seperti ketakutan, kekhawatiran, anxiety, dan keadaan
psikis lainnya yang dapat membuat manusia mencari
Tuhan dalam doa, memohon pertolongan,
menyalahkan orang dan bahkan menyalahkan Tuhan
dalam hingga membuat individu sulit untuk melakukan
survival dan life improvement. Dari penjelasan
tersebut dapat dipahami bahwa agama dapat memberi
pengaruh terhadap kesadaran bencana individu baik
dalam masa pra bencana, saat bencana dan pasca
bencana.
Untuk membuktikan penjelasan di atas sebuah
eksperimen upaya peningkatan kesadaran bencana
dengan penyuluhan agama telah dilaksanakan.
Eksperimen dilaksanakan untuk membuktikan apakah
penyuluhan agama dapat mempengaruhi tingkat
kesadaran bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman
Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten Serang
Banten dengan membandingkan tingkat kesadaran
bencana kelompok perlakuan yang mendapat
perlakuan berupa penyuluhan agama dengan
kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan.
Tabel 15 dan tabel 16 menunjukkan perbandingan
tingkat kesadaran bencana kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol setelah eksperimen.
68
Tabel 14 Tingkat Kesadaran Bencana Kelompok Kontrol (Posttest)
Kategori Nilai Jumlah persentase
Rendah 20 - 46 19 orang 57,6%
Sedang 47 - 72 12 orang 36,4%
Tinggi 73 - 100 2 orang 6,1%
Tabel 15 Tingkat Kesadaran Bencana Kelompok Perlakuan (Posttest)
Kategori Nilai Jumlah persentase
Rendah 20 - 46 5 orang 15,2%
Sedang 47 - 72 3 orang 9,1%
Tinggi 73 - 100 25 orang 75,8%
Berdasarkan tabel 15 dan tabel 16 di atas kesadaran
bencana kelompok perlakuan mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dibanding dengan tingkat
kesadaran bencana kelompok kontrol yang tidak
mendapat perlakuan, hal ini dilihat dari peningkatan
nilai aspek kesadaran bencana yang meliputi
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
kepedulian.
Berdasarkan tabel 14 kesadaran bencana
kelompok kontrol sebelum perlakuan mayoritas berada
pada kategori rendah dengan nilai 20 – 46 sebanyak 20
orang atau 60,6% dari jumlah kelompok perlakuan,
kemudian pada tabel 16 kesadaran bencana kelompok
69
perlakuan mayoritas berada pada kategori tinggi
dengan nilai 73 – 100 dengan jumlah 25 orang atau
75,8% dari jumlah kelompok perlakuan. Berdasarkan
hasil perbandingan tingkat kesadaran bencana ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat perubahan pada tingkat
kesadaran bencana setelah pelaksanaan perlakuan
yakni penyuluhan agama.
b. Pengaruh Penyuluhan Agama Terhadap Kesadaran
Bencana
Untuk mengetahui apakah penyuluhan agama dapat
benar-benar mempengaruhi tingkat kesadaran bencana
maka dilakukanlah uji regresi sederhana. Uji regresi
sederhana adalah suatu pengujian yang didasarkan pada
hubungan fungsional atau kausal suatu variabel
independen (penyuluhan agama) dengan satu variable
dependen (kesadaran bencana).
Sebelum melakukan uji regresi linear sederhana
penulis terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik
untuk memastikan bahwa data yang digunakan layak
untuk dilakukan uji regresi linear sederhana. Uji asumsi
klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yakni uji
normalitas, linaritas dan uji heteroskedastis, tabel 17 di
bawah ini menunjukkan hasil uji normalitas.
70
Tabel 16 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 33
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 9,28138669
Most Extreme Differences Absolute ,104
Positive ,074
Negative -,104
Test Statistic ,104
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarakan tabel 17 di atas hasil uji normalitas
menghasilkan nilai signifikansi 0,200 yang mana lebih besar dari
0.05 (5%) berdasarkan nilai tersebut maka diketahui bahwa data
berdistribusi normal.
Tabel 17 Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
y * x Between
Groups
(Combined) 5751,06
1
26 221,195 3,539 ,06
0
71
Berdasarkan hasil uji linearitas dalam tabel 18 di
atas diperoleh nilai signifikansi deviation from
linearity sebesar 0,315 yang mana nilai ini lebih besar
dari 0, 05 (5%). Berdasarkan hasil tersebut maka
diketahui bahwa terdapat hubungan linear yang
signifikan antara variabel X (penyuluhan agama)
dengan variabel Y (kesadaran Bencana).
Gambar 4 Hasil Uji Heteroskedastis
Linearity 3369,44
8
1 3369,44
8
53,91
1
,00
0
Deviation
from
Linearity
2381,61
2
25 95,264 1,524 ,31
5
Within Groups 375,000 6 62,500 Total 6126,06
1
32
72
Gambar 4 di atas merupakan hasil uji
heteroskedastisitas yang dilakukan penulis untuk
mengetahui apakah terjadi masalah heteroskedastis
atau tidak dalam data yang digunakan untuk uji regresi
linear sederhana. Gambar di atas menunjukkan Titik-
titik data yang menyebar di atas dan di bawah atau di
sekitar angka nol, Titik-titik data tidak menyebar di
atas atau di bawah saja, Titik-titik data tidak
membentuk pola bergelombang melebar kemudian
menyempit dan melebar kembali dan Titik-titik data
tidak membentuk suatu pola tertentu. Berdasarkan pola
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data tidak
mengalami masalah heteroskedastisitas.
Tabel 18 Output Uji Regresi Linear Sederhana Variabel Penyuluhan X Terhadap Variabel Y
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 xb . Enter
a. Dependent Variable: y
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,742a ,550 ,536 9,430
a. Predictors: (Constant), x
b. Dependent Variable: y
73
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 3369,448 1 3369,448 37,892 ,000b
Residual 2756,612 31 88,923
Total 6126,061 32
a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), x
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 26,029 8,032 3,241 ,003
X ,572 ,093 ,742 6,156 ,000
a. Dependent Variable: y
Keterangan:
Variabel X: Penyuluhan Agama
Variabel Y: Kesadaran Bencana
Berdasarkan hasil koefisien uji regresi linear
sederhana pada tabel 17 di atas diketahui persamaan
pengaruh penyuluhan agama terhadap kesadaran
bencana Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman adalah
sebagai berikut:
74
Y = 26, 092 + 0,572
Berdasarkan persamaan ini diketahui bahwa
penyuluhan agama berpengaruh positif terhadap
kesadaran bencana. Semakin sering penyuluhan agama
untuk edukasi bencana dilaksanakan maka kesadaran
bencana akan semakin meningkat. Angka 26,092
menjelaskan keadaan kesadaran bencana apabila
penyuluhan agama bernilai nol, sedangkan angka 0,572
menjelaskan bahwa setiap penambahan nilai
penyuluhan agama sebanyak 1% maka kesadaran
bencana akan bertambah sebanyak 0.572.
Hasil uji F yang terdapat dalam ANOVA pada tabel
17 di atas menunjukkan nilai signifikansi 0,000b yang
mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (5%) nilai
tersebut berarti bahwa persamaan di atas cukup relevan
untuk membuktikan bahwa penyuluhan agama
berpengaruh positif terhadap kesadaran bencana.
c. Hasil Uji Hipotesis
Dalam tabel koefisien pada tabel 19 diketahui
bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,000 yang mana
lebih kecil dari 0,05 (5%) sehingga kesimpulan dalam
uji hipotesis dalam penelitian ini adalah H0 ditolak dan
Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh metode dan
materi penyuluhan agama terhadap kesadaran bencana
75
Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten.
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesadaran bencana
Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan
Kibin Kabupaten Serang-Banten diperoleh simpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat kesadaran bencana Jamaah Majelis Taklim
Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin Kabupaten
Serang-Banten mayoritas berada pada tingkat rendah
(59,7%) sisanya tersebar pada tingkat sedang (32,8%) dan
tinggi (7,5%). Keadaan tingkat kesadaran bencana yang
demikian disebabkan karena kurangnya rasa peduli jamaah
terhadap keadaan lingkungan sekitar, kurangnya rasa
siapsiaga bencana dan kurangnya edukasi mengenai
kebencanaan.
2.Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
penyuluhan agama terhadap kesadaran bencana Jamaah
Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel Kecamatan Kibin
Kabupaten Serang-Banten.
3. Adapun faktor yang mempengaruhi kesadaran bencana
Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten dalam
penyuluhan agama adalah metode dan materi penyuluhan
agama.
77
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk petugas BPBD Kecamatan Kibin, diharapkan
dapat meningkatkan intensitas pemberian edukasi mitigasi
bencana kepada masyarakat. Edukasi mitigasi bencana
dengan penyuluhan agama dapat menjadi salah satu pilihan
metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesadaran bencana masyarakat.
2. Bagi Jamaah Majelis Taklim Nurul Iman Desa Ciagel
Kecamatan Kibin Kabupaten Serang-Banten, diharap
untuk lebih aktif lagi dalam melakukan upaya mandiri
untuk meningkatkan kesadaran bencana.
3. Penelitian ini diharap dapat menjadi referensi bagi
praktisi Bimbingan dan Penyuluhan serta praktisi
pencegahan dan penanggulangan bencana terkait upaya
peningkatan kesadaran bencana masyarakat dengan
menggunakan penyuluhan agama.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharap dapat
menyempurnakan penelitian mengenai pengaruh
penyuluhan agama terhadap kesadaran bencana dengan
memasukan faktor media, pembimbing dan terbimbing
pada varaiabel penyuluhan agama, karena pada penelitian
ini penulis tidak memasukkan tiga faktor tersebut kedalam
variabel penyuluhan agama
78
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi & Ahmad Rohani. 1991. Bimbingan dan Konseling
di Sekolah.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alhamda, Syukro. 2018. Buku Ajar Metlit dan Statistik.
Yogyakarta: Deepublish.
Ansori, Miksan. 2015. Panduan analisis manual penelitian
kuantitatif. Ngawi: Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Muhammadiyah.
Arifin. M. 1987. Pokok – Pokok Bimbingan Penyuluhan Agama
(Di Sekolah dan Diluar Sekolah), Jakarta :
Bulan Bintang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: suatu
pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2017.
Metode Penelitian Kuantitatif untuk
administrasi politik dan masalah-masalah sosial,
Yogyakarta : Penerbit Gava Media.
BNPB. 2012. Menuju Indonesia Tangguh Menghadapi Tsunami
Masterplan Pengurangan Resiko Bencana Tsunami.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
BNPB. 2014. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-
2019. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
79
BNPB. Update Bencana Indonesia Tahun 2020. https:/bnpb.go.id/infografis/update-bencana-indonesia-tahun-2020.
Eny supartini dkk. 2017. Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan
Bencana,Membangun Kesadaran, Kewaspadaan Dan
Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana, Badan
Nasional Penanggulangan Bencana
Lexico.Consciousness.https://www.lexico.com/definition/consciousness.
Harini, Sri. 2010. Membangun Masyarakat Sadar Bencana. Jurnal
Dakwah, Vol : XI No: 2.
Hakim, Abdul. 2013. ” Makna Bencana Menurut Al-Quran”.
Hermeunetik, Vol : 7 No : 2, Desember.
Hastjardjo. Dicky. Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness).
Buletin Psikologi, 13 (2). Desember 2005.
Hidyatai, Permata Ika. 2016. Penyuluhan Dan Komunikasi,
Malang: Media Nusa Creative.
Hidayati, Dewi. 2018. “Peningkatan Kompetensi Mitigasi
Bencana Siswa Dengan Implementasi Pendekatan
Bencana Dalam Perspektif Islam”. SYAIKHUNA. Vol.9
No.1 Maret.
Hilman, Cecep. 2017 Wawasan Dan Pengembangan Kompetensi
Penyuluh Agama, Bandung: LEKKAS.
80
Irawan, Prasetya. 2004. Logika Prosedur Penelitian, Jakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi
Negara.
Istiqomah. 2019. “Pengaruh Pemberitaan Bencana Alam Di
Harian Serambi Indonesia Terhadap Kesadaran
Masyarakat”. Jurnal Studi Komunikasi. Vol 3 Ed1. Maret.
Universitas Syiah Kuala.
Ma’arif, Syamsul dan Dyah Rahmawati Hizbaron. 2015. Strategi
Menuju Masyarakat Tangguh Bencana Dalam
Perspektif Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Mujib, Ibnu. 2015. Jurnal:”Mapping the Religious of the Disaster Hit Community Redefinition of Relationship between Human God Nature and Religion in Disaster Construction”. Al-Albab Vol. 4 No.1 Juni.
Nasution, Zulkarimein. 1990. Prinsip-Prinsip Komunikasi untuk
Penyuluhan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Natawidjaja, Rochman. 1987. Pendekatan-Pendektan dalam
Penyuluhan Kelompok. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2017.
Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:
Gava Media.
81
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Naional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa.
Rahim Ali, Sheikhi Dk. “Role of Religious Institutions in Disaster
Risk Management: A Systematic Review”, Disaster and
Public Health Preparedness, Cambridge 2020.
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu.
Romly. A.M. 2003. Buku Panduan Pelaksanaan Tugas Penyuluh
Agama Utama. Jakarta:Bidang PAI pada
Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid.
Rubaidi. 2018. Pengarusutamaan Pengurangan Resiko Bencana
(PRB) Berbasis Kurikulum Pendidikan
Agama Islam, Al-Izzah : Jurnal Hasil-Hasil Penelitian
Vol : 13 No: 2.
Silaen, Sofar dan Widiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Sosial
Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Bogor : InMedia.
Solihin, Muhtar Mochamad. 2014. Skripsi, “Pengaruh Penyuluhan Agama Terhadap Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank Sampah di Desa Ragajaya”. Jakarta: UIN Syarif hidayatullah Jakarta.
Suriatna, S. 1987. Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta: PT
Medyatama Sarana Perkasa.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD, Bandung: Gunung Mulya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
82
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method). Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2012. Analisis Validitas & Asumsi Klasik.
Yogyakarta: Penerbit Gava Medika. Soyomukti, Nurani, 2010, Pengantar Ilmu Komunikasi,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis
Bisnis, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Walgito, Bimo. 1989. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.
Yogyakarta: Andi Offset.
Widi, Restu Kartiko. 2018 Menggelorakan Penelitian;
Pengenalan Dan Penuntun Pelaksanaan Penelitian,
Yogyakarta: Deepublish.
83
Lampiran
Lampiran 1 Rangkaian perlakuan
SUSUNAN RANGKAIAN PERLAKUAN TERHADAP KESADARAN BENCANA JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL IMAN DESA
CIAGEL KECAMATAN KIBIN KABUPATEN SERANG-BANTEN.
Tanggal waktu Durasi Acara Pengisi acara
2 Januari 2021
09.00 -
selesai
- Pretest penulis
Ekesperimen Tanggal Waktu Durasi Acara metode Pengisi
acara
6, 13, 20
Januari 2021
09.00 –
09.10
10 min
Pembukaan MC
09.10 –
09.25
15 min
Sambutan H. Juprani
09.25 –
10.00
35 min
Materi 1 Bencana Dalam
Pandangan Islam
ceramah dan
tadabbur alam
Hj. Humairoh
10.00 –
10.10
10 min
tanya jawab tanya jawab
interaktif
MC
Pretest
84
Posttest
Tanggal waktu Durasi Acara Pengisi acara
22 Januari 2020
09.00 - selesai
- Posttest 1 penulis
Alat : Sound system dan proyektor
10. 10 –
10.45
35 min
Materi 2: Bencana Pada Zaman Nabi dan Sahabat
ceramah Ustadz Muhammad
Rafi
10.45 –
10.55
10 min
tanya jawab tanya jawab
interaktif
MC
10-55 -
11.30
35 min
Materi 3 Mitigasi Bencana Banjir
ceramah Ustadz Nana Ikna
11.30 – 11. 40
10 min
tanya jawab tanya jawab
interaktif
MC
11.40 – 11. 43
3 min Doa H. Juprani
11.43 –
11.45
2 min penutup MC
85
Lampiran 2 Uji validitas
Hasil Uji Validitas Variabel Penyuluhan Agama
No
Butir Pernyataan R
Hitung R Tabel Keterangan
Metode 1 Saya menyimak ceramah
yang disampaikan pemateri
dengan baik.
0,561 0,361 Valid
2 saya memahami materi yang
disampaikan pemateri
0,386 0,361 Valid
3 Saya menyukai materi yang
disampaikan pemateri
0,377 0,361 Valid
4 Saya menyukai gaya
ceramah yang digunakan
pemateri
0,434 0,361 Valid
5 Saya tertarik untuk
mendalami materi yang
disampaikan pemateri.
0,416 0,361 Valid
6 Saya memanfaatkan
kesempatan untuk bertanya
pada sesi tanya jawab
0,046 0,361 Tidak Valid
7 Saya merasa puas dengan
jawaban pemateri atas
jawaban saya/peserta lain
0,407 0,361 Valid
86
8 Saya mampu menjawab
pertanyaan dari
pemateri/peserta lain
0,431 0,361 Valid
9 Saya memperhatikan
jawaban dari peserta lain
0,528 0,361 Valid
10 Saya semakin memahami
materi setelah tanya jawab
0,648 0,361 Valid
Materi
11 Saya memahami tugas
manusia sebagai khalifah di
muka bumi
0,248 0,361 Tidak Valid
12 Saya memahami bencana
alam sebagai sunatullah
0,395 0,361 Valid
13 Saya memahami bencana
alam sebagai peringatan dan
ujian dari Allah SWT
0,422 0,361 Valid
14 Menjaga kelestarian alam
merupakan hal yang harus
dilakukan oleh manusia
0,336 0,361 Tidak Valid
15 Saya mengetahui bahwa
mencegah terjadinya
bencana sesuai dengan
maqashidu syariah
0,564 0,361 Valid
16 Saya mengetahui bahwa
gempa bumi pernah terjadi
0,774 0,361 Valid
87
pada zaman nabi
Muhammad SAW.
17 Saya mengetahui bahwa nabi
Muhammad SAW
mengingatkan umatnya
untuk bertaubat dan
melaksanakan kebaikan
ketika gempa mereda.
0,732 0,361 Valid
18 Saya mengetahui bahwa
gempa bumi juga pernah
terjadi pada masa khalifah
umar
0,515 0,361 Valid
19 Saya mengetahui banjir
besar yang terjadi pada masa
nabi Nuh AS adalah
peringatan dan hukuman
bagi umatnya melakukan
kedzaliman
0,854 0,361 Valid
20 Saya memahami bahwa
sebagian besar bencana yang
terjadi pada masa nabi dan
sahabat terjadi sebagai
teguran bagi manusia yang
berbuat kedzaliman di alam
semesta.
0,753 0,361 Valid
88
21 Saya mengetahui bahwa
banjir terjadi karena
meluapnya air dari sungai
0,289 0,361 Tidak Valid
22 saya memahami curah hujan
yang tinggi dapat
menyebabkan banjir
0,448 0,361 Valid
23 Saya mengetahui bahwa
menjaga kebersihan sungai
dapat mencegah terjadinya
banjir
0,432 0,361 Valid
24 saya mengetahui lapangan
terbuka hijau dapat
mengurangi resiko
terjadinya banjir
0,728 0,361 Valid
25 saya mengetahui bahwa
menanam dan menjaga
tetumbuhan dan pepohonan
dapat mencegah banjir
0,368 0,361 Valid
89
Hasil Uji validitas variabel kesadaran bencana
No Butir
Pernyataan R Hitung
R Tabel
Keterangan
Pengetahuan 1 Saya mengetahui
bahwa islam
mengajarkan kita
untuk menjaga
kelestarian alam
0,703 0,361 Valid
2 Saya tahu bahwa
tindakan pencegahan
bencana sesuai dengan
maqashidu syariah
yang mewajibkan kita
untuk menjaga jiwa,
keturunan dan harta
0,722 0,361 Valid
3 Saya tahu bahwa
banjir akan terjadi jika
kita membuang
sampah ke sungai dan
saluran-saluran
pembuangan
0,437 0,361 Valid
4 Saya mengetahui
bahwa dataran tinggi
atau tempat yang
tinggi merupakan
0,648 0,361 Valid
90
No Butir
Pernyataan R Hitung
R Tabel
Keterangan
tempat yang aman saat
banjir
5 Saya mengetahui
bahwa benda yang
dapat mengapung
dapat digunakan untuk
menyelamatkan diri
0,452 0,361 Valid
Pemahaman 431
6 Saya memahami
bahwa bencana dapat
terjadi karena proses
alami (sunatullah)
0,431 0,361 Valid
7 Saya merasa puas
dengan jawaban
pemateri atas jawaban
saya/peserta lain
0,746 0,361 Valid
8 Saya memahami
bahwa bencana terjadi
sebagai teguran bagi
manusia yang berbuat
dzalim
0,577 0,361 Valid
9 Saya memahami
bahwa menyelamatkan
diri ketika bencana
0,411 0,361 Valid
91
No Butir
Pernyataan R Hitung
R Tabel
Keterangan
merupakan ikhtiar
yang harus dilakukan
10 Saya memahami
bahwa berhusnudzan
(berprasangka baik)
pada Allah dan tidak
berputus asa akan
rahmatnya adalah
sikap yang baik dalam
menghadapi bencana
0,699 0,361 Valid
Keterampilan 389
11 Saya akan berlari ke
tempat yang tinggi jika
dilanda banjir
0,436 0,361 Valid
12 saya akan menghindari
sungai ketika hujan
besar
0,389 0,361 Valid
13 saya akan
menggunakan tongkat
atau kayu untuk
memastikan pijakan
ketika saya berjalan di
tempat yang tergenang
banjir
0,372 0,361 Valid
92
No Butir
Pernyataan R Hitung
R Tabel
Keterangan
14 saya selalu waspada
ketika berjalan di
tempat yang tergenang
banjir
0,431 0,361 Valid
15 saya mengutamakan
keselamatan jiwa dari
pada harta ketika
banjir mulai
menggenang
lingkungan saya
0.365 0,361 Valid
Kepedulian 095
16 Saya mencari
informasi mengenai
resiko bencana di
wilayah saya
0,306 0,361 Tidak Valid
17 Saya selalu
memperbaharui
informasi resiko
bencana di wilayah
saya
0,623 0,361 Valid
18 Saya berupaya untuk
menjaga lingkungan
sekitar saya
0,095 0,361 Tidak Valid
93
No Butir
Pernyataan R Hitung
R Tabel
Keterangan
19 Saya menegur orang
yang membuang
sampah sembarangan
0,334 0,361 Tidak Valid
20 Saya selalu ikut serta
dalam kegiatan gotong
royong yang diadakan
di lingkungan saya
0,435 0,361 Valid
95
Lampiran 3
Data Pretest Kesadaran Bencana Kelompok Kontrol
Nama Nomor Butir Angket Skor
Total
B
1
B
2
B
3
B
4
B
5
B
6
B
7
B
8
B
9
B
10
B
11
B
12
B
13
B
14
B
15
B
16
B
17
B
18
B
19
B
20
R1 3 1 2 3 2 4 4 1 1 4 4 2 1 1 4 2 3 1 1 2 46
R2 3 3 4 3 5 3 4 4 4 5 4 4 5 3 4 3 4 5 5 4 79
R3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 2 2 3 3 3 4 1 2 2 2 57
R4 4 3 3 1 1 3 3 4 4 3 2 4 3 1 4 2 1 3 2 3 54
R5 4 1 2 3 4 3 2 3 4 2 4 1 2 2 1 1 1 2 1 3 46
R6 1 2 3 1 2 1 1 4 3 2 2 3 1 2 2 2 3 4 2 2 43
R7 1 4 2 4 1 3 2 4 1 2 4 1 2 2 3 1 1 3 1 1 43
R8 1 3 1 1 1 4 1 4 2 1 3 3 1 3 4 4 1 4 1 2 45
R9 3 3 4 3 1 1 3 2 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 61
96
R10 5 4 3 3 3 4 5 4 5 5 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 79
R11 1 3 3 2 1 3 1 4 3 4 4 1 2 3 2 1 2 1 3 2 46
R12 2 1 3 3 4 1 3 3 1 3 4 4 2 2 4 2 1 3 4 3 53
R13 4 2 1 1 3 1 1 1 4 3 4 1 3 1 3 3 4 1 1 3 45
R14 2 3 3 2 4 2 2 3 1 1 2 2 1 1 4 3 2 2 3 2 45
R15 4 1 2 2 1 1 3 1 3 4 3 2 1 2 4 1 3 1 2 4 45
R16 4 2 3 1 4 1 3 3 4 1 4 2 2 1 3 1 1 1 4 1 46
R17 1 1 2 2 4 4 3 4 3 3 1 3 2 3 2 3 3 1 4 4 53
R18 4 4 1 2 1 1 2 4 2 2 1 3 4 3 1 1 4 1 3 3 47
R19 1 1 3 2 1 2 2 1 4 3 4 2 4 2 2 4 1 1 2 2 44
R20 4 1 3 2 3 1 4 3 1 4 3 4 3 1 4 2 1 1 2 2 49
R21 1 4 1 1 2 2 2 4 2 4 1 1 3 2 4 3 1 1 2 1 42
R22 1 2 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 3 4 1 1 2 1 4 3 48
R23 3 1 2 1 2 2 2 2 4 3 2 1 1 2 2 3 1 3 3 3 43
R24 3 1 3 4 3 1 3 3 3 4 1 2 1 2 1 3 2 2 3 1 46
R25 3 4 2 2 2 3 3 3 4 1 2 2 2 4 2 2 1 2 1 1 46
97
R26 4 4 2 1 2 2 1 1 2 3 4 2 3 2 1 3 3 2 1 2 45
R27 2 4 4 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 5 76
R28 3 1 2 2 4 2 1 4 4 1 2 1 1 4 2 3 2 3 2 2 46
R29 3 1 1 2 4 2 4 4 4 1 3 3 4 2 4 3 1 2 1 2 51
R30 4 1 2 1 1 4 2 4 4 2 1 2 3 1 2 2 1 4 1 4 46
R31 3 3 3 4 4 2 4 2 3 1 2 4 3 1 3 3 2 2 2 2 53
R32 2 1 1 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 1 3 3 46
R33 3 3 2 2 2 1 1 4 1 4 2 3 1 2 3 1 3 2 3 2 45
98
Data Pretest Kesadaran Bencana Kelompok Eksperimen
Nama Nomor Butir Angket Skor
Total
B
1
B
2
B
3
B
4
B
5
B
6
B
7
B
8
B
9
B
10
B
11
B
12
B
13
B
14
B
15
B
16
B
17
B
18
B
19
B
20
R1 3 4 2 1 2 1 2 2 1 3 3 1 1 4 4 4 1 2 1 2 44 R2 2 1 3 2 4 2 4 3 1 4 3 1 4 4 3 4 4 2 3 1 55 R3 2 4 2 1 2 2 2 1 3 1 2 2 1 4 4 2 2 4 3 4 48 R4 1 3 1 2 1 4 2 1 2 2 2 1 3 4 1 1 3 2 2 2 40 R5 2 4 2 3 2 3 1 4 4 1 1 4 2 3 4 3 4 1 3 2 53 R6 3 3 1 4 1 4 4 1 1 1 3 3 3 3 1 2 3 4 3 1 49 R7 3 1 3 3 2 2 3 3 4 1 4 3 1 4 1 1 1 3 1 2 46 R8 4 3 1 3 4 4 3 4 3 3 4 1 4 4 3 4 1 1 4 1 59 R9 3 1 1 3 2 3 1 2 4 1 3 4 2 2 2 2 3 3 1 3 46 R10 4 3 4 3 1 2 2 4 3 2 1 4 1 2 3 3 3 2 4 1 52 R11 1 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 1 1 4 2 1 4 4 4 1 56
99
R12 1 1 1 2 4 3 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 4 4 2 39 R13 4 1 2 3 1 3 4 1 4 1 1 4 4 2 3 4 1 3 1 2 49 R14 3 4 1 3 3 2 1 2 1 3 1 3 1 1 3 1 4 4 2 4 47 R15 2 2 1 3 4 1 2 3 1 2 4 1 3 2 3 3 2 2 4 1 46 R16 3 4 4 3 2 2 3 1 2 1 2 1 4 2 2 1 2 3 1 1 44 R17 1 1 4 2 1 1 2 3 3 2 2 2 4 2 1 1 4 1 4 3 44 R18 1 2 2 3 1 1 3 3 2 4 2 1 4 4 2 1 3 3 2 1 45 R19 2 3 1 2 4 4 2 1 1 2 2 4 2 3 4 1 1 3 3 1 46 R20 2 2 3 4 4 2 2 2 1 4 1 1 1 1 1 4 1 2 3 2 43 R21 3 1 4 1 2 3 2 4 4 4 1 4 1 1 3 1 2 3 1 1 46 R22 2 1 4 3 4 1 2 2 4 2 4 1 3 4 1 4 1 1 1 1 46 R23 4 3 3 4 3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 74 R24 3 3 1 2 1 4 4 3 2 2 4 1 1 3 3 3 2 1 1 1 45 R25 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 1 3 3 2 3 1 58 R26 3 3 3 1 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 1 3 2 2 3 3 44 R27 1 3 4 4 1 2 3 3 3 1 2 3 4 1 3 3 2 3 3 4 53
100
R28 5 5 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 81 R29 3 1 2 4 3 3 1 1 2 1 4 2 1 4 3 3 1 3 2 2 46 R30 1 4 1 1 2 4 3 4 1 4 1 3 3 2 4 2 1 1 2 1 45 R31 3 2 3 4 2 3 2 1 3 4 1 2 2 3 3 2 2 1 2 1 46 R32 3 4 4 2 4 2 4 4 4 1 3 4 2 2 2 3 3 2 4 2 59 R33 2 3 3 3 2 2 2 1 3 1 3 1 3 3 4 2 1 1 1 3 44
Data kesadaran Bencana post test kelompok eskperimen
101
Nama Nomor Butir Angket Skor
Tota
l
B
1
B
2
B
3
B
4
B
5
B
6
B
7
B
8
B
9
B
10
B
11
B
12
B
13
B
14
B
15
B
16
B
17
B
18
B
19
B
20
R1 5 4 3 3 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 3 3 4 5 79 R2 4 4 3 3 5 3 4 5 3 5 5 4 4 5 3 4 3 4 5 4 80 R3 4 4 3 5 5 5 5 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 76 R4 5 3 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 88 R5 5 4 4 3 4 3 5 4 3 3 3 5 3 3 4 5 5 5 3 4 78 R6 3 1 2 4 3 3 1 1 2 1 4 2 1 4 4 2 2 1 2 1 44 R7 3 3 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 3 4 3 4 81 R8 4 3 3 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 3 5 3 3 4 4 81 R9 5 4 5 3 3 5 4 4 3 5 3 3 4 5 3 3 4 4 3 5 78 R10 5 5 4 5 5 4 5 3 3 3 5 4 4 3 4 3 4 4 5 3 81 R11 3 3 2 1 3 2 2 1 3 1 3 2 1 2 3 2 3 3 1 1 42
102
R12 4 3 5 3 4 5 3 5 5 3 4 5 4 4 4 5 3 3 4 4 80 R13 2 4 2 3 2 3 1 4 2 1 1 4 1 3 2 3 2 1 3 1 45 R14 4 3 5 3 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 5 5 4 5 4 3 78 R15 4 4 3 5 3 3 5 5 3 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 83 R16 3 4 5 3 4 4 3 5 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 3 4 82 R17 4 4 5 5 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 79 R18 3 4 4 5 3 4 4 4 3 5 3 3 3 4 5 4 5 5 5 5 81 R19 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 5 70 R20 5 5 5 5 5 5 4 3 5 3 5 4 5 4 5 5 3 3 3 4 86 R21 5 4 5 4 3 5 5 4 3 5 5 3 5 3 3 3 5 3 5 3 81 R22 3 4 5 5 5 3 3 4 5 3 4 5 5 5 5 3 4 3 5 4 83 R23 5 5 4 3 4 3 3 5 5 4 3 5 3 3 3 3 4 3 3 5 76 R24 4 4 5 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 72 R25 5 4 5 3 5 5 3 5 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 3 4 82 R26 3 5 4 4 4 3 5 4 3 3 5 5 3 5 3 3 4 4 5 5 80 R27 3 1 4 1 2 3 2 1 4 3 2 4 1 1 2 1 2 3 1 1 42
103
R28 3 4 5 4 5 3 3 4 4 3 4 3 5 4 4 5 4 5 5 4 81 R29 5 5 4 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 4 3 5 4 5 4 3 88 R30 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 3 3 3 5 5 5 3 4 86 R31 3 4 5 5 4 3 5 3 3 4 5 3 3 3 5 4 4 5 3 5 79 R32 2 1 2 1 2 2 3 1 3 3 3 2 1 4 4 4 2 2 1 3 46 R33 3 4 5 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 68
104
Lampiran 4
Dokumentasi
105
Foto 1 MDA Nurul Falah Kp. Ciag
el Kec. Kibin ( Lokasi Uji Inti)
106
Foto 2 Ponpes Nurul Muhadin Kp. Sadang Ds. Ciagel Kec. Kibin (Lokasi Uji Validitas)
Foto 3 Suasana Pemberian Perlakuan Kelompok Eksperimen
107
108
Lampiran 5 surat-surat
109
110
111
112
113