15
KESAKSIAN PALSU ALA MARK A GABRIEL Saya sudah membaca buku Mark A Gabriel “JESUS DAN MUHAMMAD. Begitu saya selesai membaca penduhuluannya , saya sudah dapat menilai bahwa orang ini adalah pendusta besar. Dari cerita pendahuluannya saja, sudah terlihat banyak sekali kejangalan dan keanehan di dalamnya. Siapakah Mark A Gabriel ? Apakah dia benar-benar berasal di seorang islam yang taat, kemudian berpindah ke agama kristen? Apakah dia seorang profesor ternama di AL Azhar dan sudah malang melintang di berbagai negara Timur tengah, kemudian setelah dia sangat pintar puls membuat cerita fiktif dalam ke-kristenan-nya? Sebagai seorang Muslim yang baik dan selalu mencari kebenaran, maka saya tidak akan percaya begitu saja dengan komentar si Mark Gabriel dari Mesir ini, karena orang-orang pendusta seperti Mark Gabriel ini sudah terlalu banyak terjadi baik di Indonesia maupun di negara berpenduduk Islam lainnya . Di indoesia saja sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah orang-orang yang mengaku mantan kiyai, mantan dosen IAIN, mantan ustad dari Pesantren yang diisukan berpindah ke agama kristen. Ternyata selidik punya selidik, mereka itu hanyalah orang-orang kristen juga yang menyamar dan berkata bohong. Sebut saja Mark Gabreil (nama ini di Indonesia di eja dengan MARKUS JIBRIL) dari Indonesia yang bernama “Muhammad Ali MARKUS Atamami” Baca di ; (http://ewepe.wordpress.com/2007/11/02/sanggahan-kesaksian-ali-makrus-atamimi/ ) ( http://febrina.wordpress.com/kesaksian-mantan-ketua-tim-pemburu-hantu/ ) yang mengaku sebagai mantan dosen IAIN, ustad dan pengurus organisasi islam (FPI) dan juga

Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JESUS MUHAMMAD, MARK A GABRIEL, AL QUR'AN, RAHMANHADIQ

Citation preview

Page 1: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

KESAKSIAN PALSU ALA MARK A GABRIEL

Saya sudah membaca buku Mark A Gabriel “JESUS DAN MUHAMMAD.

Begitu saya selesai membaca penduhuluannya , saya sudah dapat menilai bahwa orang ini adalah

pendusta besar. Dari cerita pendahuluannya saja, sudah terlihat banyak sekali kejangalan dan

keanehan di dalamnya.

Siapakah Mark A Gabriel ? Apakah dia benar-benar berasal di seorang islam yang taat,

kemudian berpindah ke agama kristen? Apakah dia seorang profesor ternama di AL Azhar dan

sudah malang melintang di berbagai negara Timur tengah, kemudian setelah dia sangat pintar

puls membuat cerita fiktif dalam ke-kristenan-nya?

Sebagai seorang Muslim yang baik dan selalu mencari kebenaran, maka saya tidak akan percaya

begitu saja dengan komentar si Mark Gabriel dari Mesir ini, karena orang-orang pendusta seperti

Mark Gabriel ini sudah terlalu banyak terjadi baik di Indonesia maupun di negara berpenduduk

Islam lainnya .

Di indoesia saja sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah orang-orang yang mengaku mantan

kiyai, mantan dosen IAIN, mantan ustad dari Pesantren yang diisukan berpindah ke agama

kristen. Ternyata selidik punya selidik, mereka itu hanyalah orang-orang kristen juga yang

menyamar dan berkata bohong. Sebut saja Mark Gabreil (nama ini di Indonesia di eja dengan

MARKUS JIBRIL) dari Indonesia yang bernama “Muhammad Ali MARKUS Atamami”

Baca di ;

(http://ewepe.wordpress.com/2007/11/02/sanggahan-kesaksian-ali-makrus-atamimi/ )

( http://febrina.wordpress.com/kesaksian-mantan-ketua-tim-pemburu-hantu/ )

yang mengaku sebagai mantan dosen IAIN, ustad dan pengurus organisasi islam (FPI) dan juga

Page 2: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

mengaku sebagi keturunan langsung dari nabi Muhammad . Tetapi setelah diselidiki ternyata

data yang di sampaikan oleh si Markus adalah bohong belaka dan akhirnya si Markus asal

Surabaya ini harus berurusan dengan polisi , lalu dijebloskan ke penjara. Juga ada Lia Eden yang

mengaku-ngaku sebagai Jibril yang telah menurunkan al kitab terbaru yang bersumber

kombinasi dari kitab Bible dan AL qur’an, tetapi selidik punya selidik dia adalah wanita Edan

dan bersuamikan seorang yang dia namai Gabriel juga. Jadi Markus Gabreil dari Mesir ini mirip

sekali dengan Markus dan Gibriel Lia Eden yang berasal dari Indonesia.

Untuk itu saya ingin membahas sedikit tentang kesaksian Markus Gabriel yang dia tulis di dalam

bukunya yang sudah menjadi buku referensi utama bagi para misionaris dan gereja-gereja se

luruh Dunia, dengan judul “Jesus dan Muhammad”. Apakah kesaksian Gabriel ini dapat

dipercaya atau hanya omong kosong berlaka?

Tentu saja saya tidak dapat menghadirkan seorang polisi internasional untuk menyelidiki data-

data si Markus ini, karena data yang di uangkapkannya sangat minim sekali, tetapi saya akan

menilai kata-kata yang sudah ia tulis dengan seksama di dalam bukunya itu.

Pepatah mengatakan bahwa “MULUTMU ADALAH HARIMAUMU YANG AKAN

MENERKAMMU” , MANUSIA DIPEGANG DARI APA YANG KELUAR DARI

MULUTNYA, SEDANGKAN ANJING PADA KALUNG DI LEHERNYA”;

Pertanyaan 1 ; kenapa Mark A Gabriel menulis dengan seksama buku yang berjudul “Jesus dan

Muhammad”?

Jawab Mark Gabriel; “Jawaban saya ialah saya sudah pernah bertemu dengan kedua orang ini

(bab I “Intrduction halaman 8). Dan saya memberikan ringkasan dari fakta penting mengenai

Yesus dan Muhammad dan apa yang terjadi pada diri saya pribadi saya setelah bertemu dengan

Yesus dan Muhammad secara berdampingan (hal 9).

Bahasan saya; Bedasarkan penuturannya di WikiPedia, dia lahir 30 Desember 1957. Apakah

mungkin orang yang lahir sekitar 20 abad setelah penyaliban Jesus dapat saling bertemu (ini

mirip dengan kisah kesaksian Paulus di dalam Bible yang telah berjumpa dengan Yesus dalam

mimpinya), lalu dia mengatakan telah mendapat wejangan langsung dari Nabi Besar Muhammad

14 abad setelah Beliau wafat? (ini mirip dengan pengakuan Mirza Gulam Amad di Lahore

Pakistan pada tahun 1917). Apakah sebagai manusia yang waras, anda dapat menerima kesaksian

fiktif ini? Jadi jelaslah bahwa Mark Gabriel ini adalah duplikatnya Markus Attamami atau setali

tiga uang dengan Lia Eden dari cempaka putih- Jakarta-Indonesia, yang mengaku menerima

langsung wahyu dari Gibriel.

Pertanyaan 2; apakah benar Mark Gabriel berasal dari keturunan islam yang taat dan

menjalankan sari’at islam dengan sebenar-benarnya?

Page 3: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

Jawaban Mark Gabriel: “Hari itu adalah hari Jumat, hari khusus dalam Islam saat khotbah

diberitakan di masjid. Ibu saya membantu memakaikan baju putih dan peci – pakaian tradisional

kami untuk pergi ke masjid, Setelah paman saya siap, kami berjalan setengah mil ke masjid 12

bersama sekeluarga. Paman saya memberikan khotbah. Ayah saya, kakak saya, dan saya duduk

di barisan depan laki-laki. Ibu saya, adik saya, dan saudara wanita saya duduk di belakang di

bagian perempuan.”

Bahasan saya; Apakah sebagai muslim , anda membawa wanita untuk pergi shalat Jumat?

Apakah Nabi Muhammad pernah mensyari’atkan kepada wanita untuk shalat Jumat? Atau ada

sebuah ayat di dalam Al qur’an yang mewajibkan wanita pergi shalat Jumat? Ini benar-benar

cerita Fiktif yang nyata dari seorang Mark Gabriel atau si Makus Attamami dari Mesir ini.

Apakah Mark Gabriel orang islam?

Pertanyaan 3; apakah Mark Gabriel sudah dapat menghafal Al qur’an sejak dari kecil?

Jawabannya; Selama tujuh tahun paman mengajari saya, ayat demi ayat dan bab demi bab. Saat

saya berusia 12 tahun, saya telah selesai mengingat Quran . Sejak saat itu, saya secara teratur

membaca dan mengulang Al-Quran untuk meyakinkan saya tidak lupa pada apa yang sudah saya

pelajari.

Bahasan saya; kalau benar Mark telah menghafal al qur’an, seluruh ayat-ayatnya sejak umur 6-

12 tahun dan sering mengulang-ulangnya , tentu dia sudah mengetahui bentuk dan letak tulisan

arabnya dengan jelas dan terperinci. Tetapi kalau anda membaca bukunya keseluruhannya, maka

anda akan tercengang karena” tidak satupun merinci ayat per-ayat untuk diannalisanya dan dia

tidak mampu mengaitkan suatu ayat dengan ayat lainnya secara teperinci.

Pertanyaan 4; Sejak kapan Mark Gabriel sekolah di Al Azhar , sekolah Islam terkenal di dunia

itu?

Jawab Mark Gabriel; “. Saat berusia enam tahun, Paman mengirim saya ke sekolah dasar Al-

Azhar. Ada 50 sekolah dasar di provinsi kami.

Bahasan saya; Ternyata si Markus ini pernah tidak menjelaskan dengan data yang jelas dan

akurat tentang ; tahun berapa dia masuk AL Azhar dan siapa namanya ketika masuk pertama

kalinya disana. Namun dia menjelaskan bahwa sejak berusia 6 tahun si Markus ini tidak tinggal

di rumah bersama orang tuanya lagi , tetapi dia telah dikirim oleh keluarganya untuk didik

menimba ilmu di kampus terkenal Al azhar di Mesir, dan tentu saja dia sudah masuk asrama dan

jauh dari orang tuanya. Tentu segala kegiatannya sudah dibawah asuhan gurunya atau

pengawasan pendidik setempat. Tetapi menurut pengakuan/kesaksiannya lagi, di Markus ini

Page 4: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

menulis “Hampir setiap pagi, saya pergi bersama ayah dan paman saya untuk melakukan doa

pagi di masjid, yang mulai pada pukul 03.30, dan selesai sekitar pukul 04.30 (tergantung dari

waktu tahun itu). “. Nah sekarang cobalah anda merenungkan, apakah menurut anda seorang

yang sudah tinggal jauh dari keluarga dan diasramakan, kemudian masih sempat pergi kemesjid

antara jam 03.30 s/d 04.30. Apakah ini cukup logis? Atau apakah ini cerita fiktif yang sangat

aneh? Bukankah Pamannya adalah seorang guru di sebuah mesjid yang berada jauh diluar AL

Azhar, bagaimana mungkin Paman dan Ayahnya setiap malam berdoa dan belajar bersama si

Markus ini di dalam mesjid di dalam kampus Al Azhar? . Ini benar-benar cerita konyol.

Pertanyaan 5; Jenjang pendidikan apa yang akan diteruskan oleh Mark selanjutnya?

Jawaban Mark Gabriel; “Setelah lulus SMA, kakak saya menyarankan saya untuk masuk di

fakultas farmasi. Tapi, yang lainnya mendesak untuk melanjutkan ilmu agama saya. Jadi saya

masuk ke Unversitas Al-Azhar di Kairo dan memilih belajar di fakultas bahasa Arab seperti

paman saya – yang adalah pemimpin saya – lakukan sebelum saya. Saya selalu menikmati

belajar sejarah, jadi saya memilih jurusan sejarah dan budaya Islam. Saya ingin belajar lebih

mengenai kesabaran, keberanian, serta komitmen Muhammad dan pengikutnya yang sangat saya

kagumi.”

Bahasan saya; dari pengakuan dan kesaksian si Markus ini, dia menyatakan bahwa dia akan

menjadi ahli sejarah Islam . Nah kita akan lihat apakah tulisan-tulisan dia berikutnya, apakah dia

dapat membuktikan kalau dia adalah seorang ahli sejarah dan kebudayaan islam? Tetapi yang

jelas dia tidak dapat membuktikan bahwa dia mampu menghubungkan satu ayat al qur’an dengan

ayat lainnya untukmembuktikan hafalannya. Dia hanya mampu menyampaikan hasil terjemahan

yang dia ambil dari terjemahan Yusoef Ali. Dan tidak pernah sekalipun dia mampu membahas

berdasarkn teks-teks asli arabnya. Sangat diragukan sekali kalau si Markus ini bisa membaca al

qur’an dengan benar dan baik.

Pertanyaan 6; Apakah yang dialami Mark Gabriel ketika pertama kali memasuki kelasnya?

Jawab Mark Gabriel : Sheikh yang mengajarkan pelajaran pertama hari itu adalah orang

bertubuh pendek dengan kulit gelap, kumis tipis, dan berkacamata tebal. Dia mengatakan kepada

kami, ”Saat saya mengatakan sesuatu, kamu harus menerimanya sebagai kebenaran. Saya tidak

mengijinkan setiap bentuk diskusi. Apa yang tidak saya katakan, itu tidak layak dipelajari.

Dengar dan taat, dan jangan bertanya satu pertanyaan pun.”

Kemudian dengarlah dialog berikut antara Mark Gabriel dan Sheikh itu itu.

+ Saya berkata, ”Tuan Sheikh, bagaimana bisa mengajar tanpa pertanyaan?”

- ”Dari mana engkau berasal, anak muda?” dia bertanya.

+ ”Dari Mesir.” saya menjawab, lupa bahwa saya jelas sekali adalah seorang Mesir.

Page 5: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

- ”Aku tahu – tapi dari mananya Mesir?”

+ Saya menyebutkan nama kota saya,

- ”Jadi, kamu adalah orang tolol!” Dia mengatakan begitu karena orang dari daerah saya selalu

melihat ke bawah.

+ Saya menjawab, ”Ya, saya pasti seekor keledai yang meninggalkan rumah saya untuk datang

ke sini dan dihina!”

- Sheikh berteriak kepada saya, ”Stop! Kamu binatang! Siapa namamu?”

+ ”Tidaklah pantas bagi saya untuk memberitahu kamu.” kata saya dengan dingin.

- Saat itu Sheikh menjadi sangat marah dan membuat saya keluar dari kampus dan mendepak

saya ke jalanan.

Bahasan saya; apakah cerita ini masuk akal? Apakah di sebuah Kampus terkenal di Dunia akan

memberikan cotoh pendidikan tidak realistis begitu ?. Bukankah negara-negara di dunia

mengakui bahwa siapapun yang mengajar di Kampus AL Azhar tersebut adalah orang-orang

terpilih yang berpendidikan tinggi minimal S2 atau S3 bahkan profesor, bukan seorang sheikh

yang tidak jelas pendidikannya?

Dan apakah dapat dipercaya kalau seorang skheikh dapat mengeluarkan kata-kata kotor sampai-

sampai mendepak dan mengejar-ngejar seseorang yang baru dikenalnya sampai ke pingir

jalanan, layaknya seperti anjing kudisan? Apakah seorang pendidik di kampus terhormat tersebut

akan mengeluarkan kata-kata kotor sekeji itu, hanya pada saat perkenalan pertama di awal

kuliah? Bukankah sekolah Al azhar itu sudah berdiri sejak tahun 927 Masehi , maka apakah

masuk akal kalau kampus yang berdedikasi terhormat itu memperagakan sebuah adegan yang

sangat tidak realistis. Ini jelas-jelas merupakan promosi rasa kebencian dan rasa iri dari seorang

pembual Markus Attamami ala Mesir.

Pertanyaan 7; Apakah Mark Gabriel seorang yang banyak bertanya?

Jawaban Gabriel: Sebagai contoh, saya bertanya kepada seorang profesor, ”Mengapa

Muhammad memberitahu kita untuk hidup damai dengan orang Kristen, lalu ia menyuruh kita

untuk membunuh mereka?” Profesor itu menjawab, ”Apa yang Nabi katakan kepadamu,

lakukanlah. Apa yang ia larang, jangan kamu lakukan. Saat ia membolehkan, kamu boleh

melakukannya. Kamu bukan Muslim sejati jika kamu tidak tunduk pada perkataan Muhammad.”

Bahasan Saya; kalau benar si Markus ini adalah seorang penghafal al Qur’an dan banyak pula

Hadis-hadis yang sudah dihafalnya, maka pertanyaan tersebut sangat janggal diajukan oleh orang

yang mengaku hafal Al qur’an dan hadis? Jelas-jelas ini merupakan pertanyaan konyol dan tidak

bermutu yang diajukan oleh orang yang mengaku pintar hafal qur’an dan hadis.

Page 6: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

Padahal pertanyaan tersebut sudah ada jawabannya di dalam hadis-hadis yang dihafalnya bahkan

tersebar merata di dalam ayat-ayat AL qur’an. Hal ini menunjukan bahwa si Markus ini benar-

benar tidak mengerti hafalannya dan tidak mengerti pula hafalan hadisnya itu.

Pertanyaan ini hanya pantas diajukan oleh seorang yang belum pernah sama sekali membaca al

qur’an dan juga oleh orang yang tidak pernah membaca hadis-hadis sahih sama sekali. Dan lebih

anehnya lagi adalah jawaban seorang profesor yang berdedikasi diatas S3 yang tentunya sudah

lama mengajar di AL Azhar. Seorang profesor sekaliber AL Azhar tentunya tidak mungkin

menjawab sebodoh itu, anak yang baru tamat sekolah TPA atau anak lulusan madrasah

tsnawiyah (sedrjat SMA) akan tertawa mendengar jawaban Profesor itu. Jadi jelaslah bahwa

tulisan itu adalah hasil karya si Markus sendiri , DIA YANG BERTANYA DAN DIA PULA

YANG MENJAWABNYA. BENAR-BENAR NGACO PIKIRAN SI MARKUS YANG

BERLAGAK PROFESOR SEJARAH INI.

Jawaban Mark yang lain; Saya juga pernah bertanya kepada Sheikh Omar Abdel Rahman, yang

terkenal karena menjadi otak di balik serangan bom WTC pada tahun 1993. Saat saya di Al-

Azhar, dia adalah profesor di kelas interpretasi Quran.

Bahasan saya; perlu diketahui bahwa Sheikh Omar Abdel Rahman adalah sorang buta sejak

lahir, dia memang tamatan AL Azhar. Tetapi pada tahun 1970, dia sudah meninggalkan Negara

Mesir untuk bergabung dengan kelompok Mujahidin di afganistan dan kemudian tidak pernah

aktif sebagai dosen. Tentu saja waktu tahun 1970 tersebut Mark Gabriel masih beumur 13 tahun

(masih SMP). Sepuluh tahun kemudian baru sheikh Omar kembali ke Mesir, tetapi beliau sibuk

di dalam urusan kepartaian dan organisasi islam lainnya seperti “Partai ikhwanul muslimin” dan

tidak pernah aktif sebagai staf pengajar di AL azhar, apalagi mempEroleh gelar Profesor di

perguruan tingi termasyuhur itu. Jadi sangat Mustahil di Markus ini pernah belajar pada Sheikh

Omar ini. Jadi jelaslah bahwa si Markus ini pintar sekali membuat cerita fiktif sesuai dengan

misinya untuk mendiskriditkan ajaran islam yang paling dibencinya.

Pertanyaan 8; bagaimana prestasi Mark di AL Azhar?

Jawaban Mark; Setelah empat tahun, saya lulus dengan predikat terbaik kedua di kelas dari 600

orang mahasiswa. Peringkat ini berdasarkan dari tes lisan dan menulis yang diberikan di setiap

akhir tahun pelajaran. Tes lisan fokus pada mengingat Al-Quran dan hadist, dan tes tertulis

meliputi subjek yang kami pelajari di kelas.

Bahasan saya; dari paparan sebelumnya , si Markus menyatakan bahwa dia adalah seorang

mahasiswa yang kritis dan selalu mengkritik pendapat dosennya. Tetapi dilain pihak dia

menyatakan bahwa dia adalah lulusan terbaik dengan menyelesaikan masa kuliah S1 tepat waktu

(4 tahun). Pernyataan ini jelas sangat kontradiktif. Seorang mahasiswa yang selalu tidak setuju

dengan pendapat atau menantang dosennya, tentu akan menjawab pertanyaaan-pertanyaan yang

Page 7: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

tidak cocok dan relevan dengan pola pikir gurunya, bahkan sangat mungkin banyak gurunya

yang tidak suka kepada anak pembangkang ini. Tetapi anehnya, dia lulus dengan prediket com-

laude bahkan mengalahkan 600 lebih mahasiswa lainnya. Ini benar-benar pernyataan yang tidak

masuk akal.

Pertanyaan 9; setelah setelah selesai S1 , kemanakah si Markus melanjutkan pendidikannya?

Jawaban Mark Gabriel: Sebelum saya dapat melanjutkan studi S2 saya, saya menghabiskan

wajib militer di angkatan bersenjata. Setelah selesai, saya melanjutkan ke Al-Azhar, pada titik ini

saya memutuskan tidak ada profesor atau sheikh yang dapat menjawab pertanyaan saya. Saya

harus mencari jawabannya sendiri. Melakukan penelitian thesis S2 saya adalah kesempatan yang

sempurna untuk itu. Saya tidak diberitahu siapapun apa yang harus saya baca, jadi saya harus

mencari materi yang luas tentang Islam.

Bahasan saya; Kalau benar si Markus ini belajar tentang islam secara otodidak, maka tentu saja

buku yang dipelajarinya bukan hanya karya ulama islam saja, tetapi diambilnya juga dari banyak

buku termasuk dari buku-buku pembenci islam. Dan bukan mustahil juga kalau dia sudah banyak

mempelajari berbagai keterangan tentang ajaran kristen. Bahkan dia sudah membuat sebuah

kesimpulan pribadi dengan menulis “saya dapat menceritakan bahwa sejarah Islam adalah kisah

yang penuh kekerasan dan pertumpahan darah dari saat Muhammad sampai saat ini. Saat saya

melihat pengajaran dari Muhammad dan Quran, saya dapat melihat saya berkembang dengan

cara ini. Saya berfikir, bagaimana Tuhan dapat mengampuni penghancuran kehidupan manusia

sedemikian buruknya? Tapi saya menyimpan pertanyaan ini untuk diri saya sendiri.”

Tentu saja informasi dan kesimpulannya itu bukan diperoleh dari studinya di S2 nya, tetapi dari

hasil olahan buku-buku bacaannya sendiri dan membandingkan dengan kitab-kitab umat Yahudi

dan Nasrani yang tentu saja sudah diolahnya. Tanpa harus sekolah S2 pun, anak tamat SMA pun

bisa membahas masalah tersebut.

Jawaban Markus selanjutnya; “Pihak universitas meminta saya mengajar di bidang keahlian saya

“Sejarah dan Budaya Islam”. Saat berusia 28 tahun saya adalah salah satu dari dosen termuda

yang mereka miliki. Saya juga memimpin doa dan mengajar di sebuah masjid di pinggiran Kairo.

Bagaimanapun juga, di dalam hati saya masih mencari jawaban yang sesungguhnya. Saya mulai

melanjutkan studi S3 saya.

Bahasan saya; kalau benar si Markus ini, ahli dibidang Sejarah dan Budaya Islam, tentu sudah

banyak sekali buku-buku yang dipelajari dan banyak pula perpustakaan yang telah dia kunjungi ,

serta tidak mungkin pula, dia tidak pernah belajar atau membandingkan antara kitab Al qur’an

dengan kitab Bible atau kitab Mazbur. Artinya si Markus ini bukan orang sembarangan dan yang

gampang untuk dipengaruhi pindah agama tanpa dipelajarinya dan dipahaminya. Untuk itu

Page 8: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

marilah kita ikuti jejak langkah penuturan si Markus Atamami ala Msesir ini;

Pertanyaan 10; apakah Markus mengajar di tempat lain sebagai dosen ahli Sejarah dan Budaya

Islam?

Jawaban Markus; Saya mengajar baik untuk Universitas Al-Azhar di Kairo dan di Universitas

Islam lain diseluruh Timur Tengah. Selain itu saya juga adalah pemimpin sebuah masjid kecil.

Saya memimpin doa pertama, keempat dan kelima setiap hari. Dan pada hari Jumat saya

memberikan khotbah dan memimpin doa sepanjang hari.

Bahasan saya; menurut pengakuan si Markus ini, dia sudah mengajar di hampir seluruh

universits di timur tengah. Apakah anda bisa percaya ini? Doa apakah yang dia doakan kepada

Tuhannya dalam shalatnya? Apakah dia memanjatkan doa secara islam Atau Krtisten? Bukankah

dia selama ini terus berburuk sangka kepada agamanya sendiri, kepada Tuhannya, kepada

Muhammad yang diragukan sebagai nabinya. Bagaimana dengan bacaan shalatnya? Apakah dia

shalat menurut caranya sendiri? Apakah di dalam shalatnya , si Markus ini mengucapkan kalimat

sahadat dan ucapan keselamatan bagi nabi Muhammad, atau mungkin kepada Yesus? Bukankah

dia selama ini mengatakan menolak banyak hadis yang tidak disetujuinya? Shalat yang bagimana

yang telah dia lakukan? Bukankah cara pelaksanaan shalat hanya ada dalam tuntunan Hadis dan

sunnah Nabi Muhammad SAW? Lalu kenapa selama ini, dia terus saja menolak banyak hadis?

Dan juga menolak ayat-ayat al qur’an?

Pertanyaan 11; Sekarang Markus sudah jadi Dosen, bagaimana kah metode mengajar bapak

dosen Markus itu?

Jawaban si Markus; “Setelah beberapa saat saya memulai cara baru dalam mengajar: saya

mengijinkan debat, dan saya membiarkan mahasiswa mengajukan pertanyaan. Saya ingin

membentuk semangat baru dari kelas ini. Saya tidak diijinkan melakukan ini saat saya masih

menjadi mahasiswa. Saya mau mereka berpikir bebas dan menggunakan intelektual mereka

tanpa takut adanya penolakan.

Bahasan saya; kalau si markus ini berpikir akan memberikan sebuah diskusi yang terbuka ,

terkendali dan dengan alasan-alasan akademis yang beretika, maka tentu saja di dunia intlektual

hal ini biasa-biasa saja. Tetapi kalau si Markus ini kemudian menghujat dengan sebuah

penyataan berikut “”Kita mengatakan Quran langsung dari Allah, tapi saya ragu itu, saya lihat itu

adalah pemikiran manusia, bukan kata-kata sebenarnya dari Tuhan.” Maka perkataan Markus ini

bukan lagi sebuah pernyataan yang keluar dari mulut seorang profesor dengan pendidikan S3 .

Tetapi hal itu harus dibuktikannya dan dipertahankannya di depan debat tingkat akademis.

Page 9: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

Pertanyaan 12; apa yang terjadi setelah si markus memberikan kesimpulan itu?

Jawaban si Markus; Dalam pertemuan kami, kepala departemen mengetahui perkembangan

pemikiran saya. Ia menjadi takut. ”Anakku,” ia berkata, ”kita tidak dapat berhadapan dengan isu

ini dengan cara ini. Ada panduan dan kita harus tunduk. Kita tidak boleh berpikir lebih dari nabi

atau Allah itu sendiri. Saat kamu bingung, katakan, ’hanya Allah dan nabinya tahu kebenaran.’

Pegang ini, dan teruskan hidupmu.” Tapi ia sadar saya perlu berhadapan dengan masalah ini..

Suasana pertemuan berubah. Seorang pria berubah marah, dia bangun dari kursinya, berdiri di

depan saya, dan berkata, ”Kamu penghujat!” dia membentak. ”Saya bersumpah, ibumu adalah

bajingan!” Saya bisa lihat di wajahnya, jika saja saat itu tidak dalam pertemuan dengan banyak

orang, dia pasti sudah membunuh saya. ”Keluar.” perintahnya.

Bahasan saya; kalau ada seorang akademis yang bertaraf S3 dan seorang profesor dan menjabat

sebagai pemimpin sebuah Fakaultas, apakah dia seorang Dekan atau ketua jurusan akan

mengatakan kepada seorang ahli yang juga sama-sama staf pengajar dengan sebuah kalimat “.

”Anakku,” ia berkata, ”kita tidak dapat berhadapan dengan isu ini dengan cara ini”, Kita tidak

boleh berpikir lebih dari nabi atau Allah itu sendiri “. Kalimat ini hanya karangan atau khayalan

seorang mahasiswa yang sangat takut dengan dekan, bukan antar sesama Profesor di tingkat

Gruru besar. Kalau si Markus ini mempunyai alasan yang kuat untuk mempertahankan

pendapatnya, tentu Dekan Fakultas akan siap mengadakan debat Publik dikampusnya tersebut,

karena Kampus adalah sarana untuk mempertahankan pemikiran ilmiah, bukan pemaksaan ide-

ide kosong semata. Dan yang lebih aneh adalah pernyataan dari seorang staf fakultas yang

membentak dengan kata-kata kasar “”Saya bersumpah, ibumu adalah bajingan!”, keluar!. Cerita

karangan si aMarkus ini hanya cocok di dalam sebuah debat kusir di warung-warung atau dalam

pasar, bukan di lingkungan dimana Dekan dan stafnya yang bertaraf profesor mengadakan

perundingan tingkat tinggi. Benar-benar ngaco cerita khlayalan si Markus ini..

Pertanyaan 13; apa yang dialami oleh si Markus kemudian?

Jawaban markus; Jam tiga pagi di hari berikutnya, ayah saya mendengar ketukan di pintu rumah

kami. Saat ia membuka pintu, 15 atau 20 orang pria masuk membawa senjata Kalashnikov

Rusia. Mereka berlarian ke atas, dan ke seluruh kamar, membangunkan orang dan mencari saya.

Salah seorang dari mereka menemukan saya tidur di kamar. Seluruh keluarga kami bangun,

meratap dan ketakutan, saat orang-orang itu menyeret saya keluar dari pintu depan dan

medorong saya duduk di belakang mobil dan mengemudikan mobil menjauh. Saya kaget, tapi

saya sadar ini adalah hasil dari apa yang terjadi di universitas hari.

Bahasan saya; keterangan si Markus ini tentu saja sangat berlebihan dan mengada-ada. Hanya

untuk menangkap seorang Markus , seorang dosen akademis, harus mengerahkan 20 serdadu

militer bersenjata lengkap buatan Kalashnikov Rusia ke rumahnya? Ini jelas cerita khayalan si

Page 10: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

markus. Apakah masuk akal, kalau polisi dan meliter dari negara Mesir yang besar itu harus

mengerahkan 20 tentera di malam hari dengan dilengkapi sejata otomatis untuk menahan seorang

dosen biasa? Atau mungkinkah si Markus ini bekas seorang Teroris?

Pertanyaan 14; apa tuduhan yang menyebabkan markus ditangkap?

Jawaban Markus: Polisi itu memberi ayah saya laporan: “Kami telah menerima sebuah fax dari

Universitas Al-Azhar yang menuduh anakmu meninggalkan Islam. Tapi setelah pemeriksaan

selama 15 hari kami tidak menemukan bukti yang mendukung itu.

Bahasan saya; keterang si Markus ini benar-benar tidak masuk akal sama selali. Padahal negara

Mesir bukanlah negara yang menjalankan 100% syari’at islam, dan negara Mesir bukan negara

islam sejati. Negara Mesir adalah negara demokrasi berbentuk republik. Di negara Mesir banyak

orang yang beragma kristen ( sekitar 12% lebih), tentu saja tidak sedikit juga, yang tidak

memahami ajaran islam dengan benar atau membenci islam. Tidak jauh berbeda dengan umat

kriten di Indonesia sekitar (sekitar 18% lebih). Negara Mesir menjamin sepenuhnya kebebasan

penduduknya dalam memilih agamanya masing-masing. Jadi sangat tidak logis kalau polisi

meliter Mesir akan menangkap si Makus ditengah malam buta hanya karena di tuduh telah pidah

agama menjadi kristen atau murtad. Ini kisah fiktif yang sangat menggelikan sekali yang

dipaksakan oleh si Markus Attamini ala Mesir ini.

Pertanyaan 15; apa yang dirasakan oleh Makus setelah peristiwa itu?

Jawaban Markus: Saya beberapa kali pergi ke dokter untuk scan otak. Sepanjang waktu, sakit

kepala itu tidak menghentikan saya dari pekerjaan dan aktivitas saya. Jika saya sibuk, saya dapat

melupakannya. Tapi jika saya sendirian pada malam hari, mencoba untuk tidur, sakitnya sangat

kuat. Dokter meresepkan analgesik yang harus saya minum setiap malam. Saya mengalami hal

ini sekitar setahun. Suatu hari sakit kepalanya sangat berat, jadi saya pergi ke apotik untuk

mendapatkan obat lagi.

Bahasan saya; untuk memeriksa penyakit di kepala tidak harus dilakukan scanning otak berkali-

kali, sebab efek radiasi scan atau ultrasongrafi tidak baik bagi perkembangan otak. Dokter yang

pintar dan mengerti tentu dapat mempelajari dari hasil rekaman scan dan kalau hasilnya tidak

bagus, tentu dapat diulang satu atau dua kali lagi, bukan beberapa kali. Data yang disampaikan

oleh si markus ini sangat mengherankan dan tidak ilmiah sama sekali.

Pertanyan 16; apa yang dilakukan ole si markus di apotik?

Jawaban markus; Seorang Apotek mengambil sebuah buku dari bawah konter dan mengatakan

perlahan, ”Saya akan memberikan kepadamu buku ini. Sebelum kamu minum obatmu malam ini,

Page 11: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

cobalah membacanya sedikit. Lihat bagaimana hasilnya. Saya mengambil tablet di satu tangan

dan buku di tangan lain. Itu adalah buku dengan kulit hitam dengan tulisan ”Kitab Suci” dalam

bahasa Arab di depannya. ”OK. Aku akan mencobanya”. Saya keluar dari toko dan membawa

buku dengan membalik sampulnya menghadap tubuh saya sehingga namanya tidak kelihatan.

Lalu saya berjalan kembali ke rumah dan masuk ke kamar saya. Itu adalah pertama kali dalam

hidup saya membawa sebuah Alkitab. Usia saya 35 tahun waktu itu.

Bahasan saya: saya sangat merasa heran, kalau seorang ahli sejarah dan ahli kebudayaan Islam

yang bergelar Profesor , yang katanya sudah mengunjungi berbagai negara dan mengajar di

banyak kampus di seluruh perguruan tinggi di timur tengah, tiba-tiba sangat merasa terkejut dan

sangat merasa takjub menerima sebuah kitab Bible. Sebuah kitab yang belum pernah dilihatnya

selama hidupnya. Bahkan si Apoteker tersebut memberi sebuah nasehat kepada Profesor ahli

sejarah ini , seperti seorang ibu kepada anaknya. Cerita ini benar-benar aneh dan tidak masuk

akal sama sekali . Hanya seorang yang tidak berpendidikan dan tidak mengaku sebagai ahli

sejarah saja yang tercengang dan terkagum-kagum melihat kitab yang selama hidupnya belum

pernah dibacanya. Padahal si Profesor Markus ini mengaku adalah seorang kutu buku yang telah

banyak meneliti dan membaca buku-buku yang hebat-hebat di dalam penelitiannya di bidang

Sejarah dan kebudayaan. Bahkan dia mengaku sebagai sataf ahli di berbagai kampus terkenal

Negara di timur tengah. Aneh.. benar benar aneh dan tidak logis sekali pengakuan si Markus

Attamami ala Mesir ini.

Pertanyaan 17; apa yang dilakukan si markus setelah sampai di rumahnya?

Jawab si Markus; Itu adalah malam pada musim panas, sekitar jam sepuluh malam. Sakit kepala

saya begitu berat, tapi saya tidak meminum obat. Saya menaruh obat-obat itu di meja, dan saya

melihat kearah Alkitab. Saya tidak tahu harus memulai darimana, jadi saya hanya

membiarkannya terbuka. Ini adalah Alkitab kepunyaan apoteker itu, dan saya mengetahuinya

dari catatan di lembar Alkitab. Halaman yang terbuka adalah Matius 5.

Bahasan saya; sajian tulisan dari si markus ini, benar-benar sangat janggal sekali. Seperti seorang

yang jarang sekali membaca buku, bahkan merasa bingung bagaimana cara membaca sebuah

buku. Padahal dia mengaku sering meneliti dengan banyak buku international yang sudah

dibahasnya. Tetapi ketika kitab Bible di lihatnya, lalu dia menyatakan kekagumannya yang

sangat berlebihan. Seolah-olah dia tidak pernah membaca satu kalimatpun di dalam kitab Bible.

Padahal dia mengaku sebagai ahli sejarah Islam dan ahli budaya islam, yang tentunya banyak

sekali literatur yang dibacanya yang berhubungan dengan banyak kitab-kitab umat agama

lainnya sebelumnya, seperti kitab umat hindu, bujdah , kitab umat yahudi dan kitab umat nasrani,

yang pelu dibahasnya untuk meraih dan mempertahankan desertasi ilmiah S3 atau Profesornya.

Tetapi apa yang ditulisnya diatas, menunjukan bahwa dia sama sekali belum pernah meliat kitab

Page 12: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

Boible atau kitab Perjanjian Baru, selama hidupnya. Dan belum pernah pula membacanya sama

sekali. Pengakuan si Markus ini menunjukan bahwa dia bukan lah ahli sejarah dan bukan pula

ahli kebudayaan yang tekenal di Timur Tengah. Dia mengada-ada dan membuat cerita lelocon

yang tidak lucu.

Pertanyaan 18; kernapa si markus ini baru pertama kali membaca kitab perjanjian Baru dan

memegangnya?

Jawab si markus; Saya tidak pernah berpikir Tuhan dari orang Kristen atau Yahudi. Kenapa?

Saya masih terpengaruh oleh Quran dan pengajaran Muhammad. Quran mengatakan orang

Kristen menyembah tiga tuhan – Allah Bapa, Yesus, dan Maria ibu Yesus. Saya masih mencari

satu Tuhan sejati, bukan tiga. Dan Quran berkata bahwa Yahudi adalah orang jahat kerena

merubah kitab suci. Jadi saya tidak melihat ke Tuhan mereka. Ini memaksa saya melihat agama

dari timur jauh – Hindu dan Budha. Saya sudah belajar tentang agama ini saat melakukan studi

S1 saya, dan saya masih menemukan banyak buku untuk mempelajari tentang mereka. Apakah

dia Tuhan dari Hindu? Saya berpikir. Apakah dia Tuhan dari Budha? Setelah penelusuran saya,

saya menyimpulkan, Tidak.

Bahasan saya; penyataan si markus ini menunjuian bahwa dia bukanlah seorang ahli sejarah dan

kebudayaan yang kompeten, apalagi seorang profesor ternama di timur tengah. Tidak mungkin

seorang ahli kebudayaan dan ahli sejarah serta seorang peniliti setingkat profesor, hanya

mengandalkan keimananya saja, hanya berdasarkan sebuah buku yang dibacanya yaitu al qur’an

saja. Tidak mungkin seorang profesor terkenal di timur tengah tidak pernah sama sekali

membaca kitab-kita agama lainnya seperti kitab Mazbur, kitab Bible , dan kitab agama hindu

atau Budha. Jelas sekali kalau pernyataan si ahli sejarah dan kebudayan ini sangat kontradiksi

dengan keahliannya. Kecuali kalau dia hanya lulusan pesantren biasa atau tidak pernah membaca

kitab dan buku-buku ilmiah untuk disertasi S3 nya. Sesuatu yang aneh kalau dia menyatakan

bahwa dia telah membaca sangat banyak buku-buku dari timur (Hindu dan Budha), tetapi

sebagai ahli sejarah dan kebudayaan dia mengabaikan buku-buku umat Yahudi dan umat

Nasrani,. Padahal sumber ilmu sejarah islam dan kebudayaan islam, banyak sekali bersumber

dari kitab-kitab orang nasrani dan kitab orang Yahudi. Jadi bagaiman mungkin seorag ahli

sejarah islam dan kebudayaan islam hanya membaca buku-buku dari timur saja. Kebohongan apa

lagi yang sedang diperlihatkan oleh si Markus ini?

Pertanyan 19; bagaima lagi perasaan si Markus, setelah memperoleh sebuah buku dari seorang

pegawai toko obat tersebut?

Jawaban si Markus; Sebelumnya saya, seorang sarjana yang menghabiskan 30 tahun

mempelajari Islam dan kehidupan Muhammad. Saya tidak hanya mempraktekkan ajaran Islam;

Page 13: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

saya menghafalnya. Sekarang saya memiliki sebuah Alkitab didepan saya yang memperkenalkan

saya pada Yesus.

Bahasan saya; pernyataan si markus ini , kembali menunjukan sebuah analisa yang sangat

kontradiksi. Bagaimana mungkin seorang ahli sejarah yang telah berkecimpung dalam

keahliannya selama 30 tahun dibidangnya, tahu-tahu sangat tekargum-kagum memegang sebuah

buku yang sama sekali belum pernah dilihatnya seumur hidup? Pertanyataan si ahli sejarah dan

kebudayaan yang bergelas profesor ini sangat tidak layak untuk diterima dengan akal sehat.

Pernyataan ini hanya dapat keluar dari seorang yang tidak berpendidikan sekaliber sarjana S1 .

Bagaimana mungkin seorang yang telah lama berkecimpung mempelajari buku-buku ilmiah

yang berhubugan dengan sejarah islam, tahu-tahu berlagak seperti orang yang sangat awam yang

belum pernah sama sekali melihat kitab Bible. Benar-benar ngawur cerita si Markus ini. Sebuah

karangan yang bersifat promosi, yang tidak pantas di nyatakan oleh seorang professor ahli

sejarah yang hebat. Hanya ada dua pilihan, si Markus ini bukan seorang ahli Sejarah dan dan

Ahli kebudayaan apalagi seorang profesor di Al Azhar, atau pilhan kedua, dia adalah seorang

non islam yang sangat benci kepada islam.

Pertanyaan 20; bagaimana lagi pernyatan si Markus , setelah membaca kitab yang baru

dipegangnya itu?

Jawaban si markus; Itu adalah malam pada musim panas, sekitar jam sepuluh malam. Sakit

kepala saya begitu berat, tapi saya tidak meminum obat. Saya menaruh obat-obat itu di meja, dan

saya melihat kearah Alkitab. Saya terus membaca Alkitab tanpa ingat waktu sampai saya

mendengar adzan dari masjid.

Bahasan saya; apakah kita percaya begitu saja kepada seorang yang berdedikasi tinggi yang

otaknya seharusnya mengadung bahan-bahan ilmiah, kemudian setelah membaca sebuah kitab

yang diakuinya belum pernah dibacanya seumur hidup, tiba-tiba penyakit kepalanya hilang

lenyap, hanya dengan membaca sebuah kitab?. Padahal ketika mengaku disiksa oleh polisi

militer , dia sudah berdoa kepada Tuhannya untuk menghilangkan deritanya. Tetapi tidak

berhasil , Namun ketika membaca sebuah kitab yang tidak pernah dibaca sebelumnya, tiba-tiba

sakit kepalanya lenyap tanpa bekas, dan dia membaca kitab itu sampai pagi tanpa meminum obat

sama sekali. Padahal sebelumnya, dia tidak berdoa sebelum membaca buku itu untuk

kesembuhannya kepada Tuhannya. Ini bukan sebuah pernyataan bodoh seorang ilmuawan sejati

dari seorang Profesor ternama, tetapi promosi yang diikrarkan oleh seorang ahli ramal dan

seorang yang hanya percaya kepada hal-hal yang tidak masuk akal. Ini membuktikan bahwa si

Markus ini bukan seorang pakar dibidang sejarah dan kebudayaan atau seorang profesor ternama

, tetapi dia adalah seorang paranormal di dalam pengobatan non medis.

Page 14: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

Pertanyaan 21; bagaiman reaksi orang tua si Markus ketika mengetahui bahwa anaknya sudah

pindah agama ?

Jawaban si Markus; pada akhirnya keluarga saya mengetahuinya. Suatu hari, tanpa terencana,

saya mengatakan yang sebenarnya pada ayah saya. Segera ayah saya mengambil pistol revolver

dari bahunya dan menembakkan lima peluru pada saya. Dalam beberapa hari, saya meninggalkan

rumah dan Mesir untuk selamanya. Itu adalah awal dari sebuah perjalanan panjang. Saya dibawa

dari Mesir ke Afrika Selatan, dan pada akhirnya, Amerika Serikat; dimana saya menulis buku

ini.

Bahasan saya; apakah menurut anda si Markus ini dapat mengelak dari bidikan sejumlah 5

peluru yang ditembakkan dari pistol revolver kearahnya?, atau apakah si Markus ini punya ilmu

kebal dari terjangan peluru sehingga badannya tidak cedera sedikitpun ?, atau dia dapat selamat

dengan mukjizat dari 5 peluru yang menembus tubuhnya itu ?. Ini cerita fiktif yang benar-benar

tidak masuk akal sama seklai. Cerita si Markus ini hanya berupa khayalan dari kebenciannya

terhadap ajaran islam. Benar-benar ngaco cerita fiktif si Markus Atamimi ala Mesir ini.

Pertanyaan 22; sipakah nama si markus ini sebelumnya? siapa keluarganya ?, Kapan dia masuk

dan mengajar di universitas tetrnama di Al Azhar itu?

Jawaban si Markus; di Wikipedia di markus ini menulis bahwa nama aslinya adalah “Mustrafa”

Bahasan saya; bagaimana kita dapat mempercayai pernyataan seorang ahli yang mengaku

memiliki nama yang sangat singkat. Bagaimana kita mengenal seseortang secara lebih detail

kalau dia hanya memperkenalkan sebuah nama “Mustafa”. Tentu kita mengetahui bahwa nama

Mustafa tidak tertunju kepada seseorang , tetapi ke-banyak orang-orang yang ada di seluruh

Mesir. Ada ribuan atau mungkin jutaan orang yang benama Mustafa di Mesir. Apakah si

“Mustafa” ini tidak pernah memiliki nama keluarga, bagaimana dengan silsilahnya? Apakah

benar orang-orang di Mesir tidak mau menyebutkan nama marganya? Lalu kenapa di Markus ini

menghilangkan jejak/identitas dengan melenyapkan jejak jati dirinya?. Ini jelas pengakuan dari

seseorang yang tidak mau bertanggung jawab dengan ucapan-ucapannya. Orang yang tidak

bersedia mengungkapkan jati dirinya dengan jelas dan jujur, sehingga kita tidak mengetahui

siapa dia sebenarnya.

Dia juga tidak menjawab kapan dia msuk sekolah di Al Azhar dan kapan pula dia tamat dari

sana. Semua orang bisa saja mengaku-ngaku seperti si Markus ini. Di indonesia kasus seperti si

Markar ini banyak sekali. Banyak orang-orang kristen yang mengaku islam yang murtad , yang

sebelumnya mengaku mantan kiayai, matan dosen IAIN, matan keturunan orang islam yang taat,

matan keturunan Nabi MUhammad. Tetapi setelah diselidiki ternyata itu palsu. Sebut saja si

Markus Atamimi, atau pendeta Asamuel (baca disini;

Page 15: Kesaksian Palsu Mark a Gabriel

http://kabarnet.wordpress.com/2009/11/19/pendeta-ngaku-tamatan-pesanteren-ternyata-bohong/

)

Coba saja baca penjelasan si Makrus ini, di dalam bukunya yang berjudul “Jesus dan

Muhammad”, dia tidak mampu membahasnya lebih dalam dan terperinci dari penjelasn ayat-ayat

tersebut , sesuai dengan keahliannya sebagai pakar sejarah islam dan ahli kebudyaan islam,

secara lebih ilmiah dan logis. Kalau hanya sampai bergitu kemampuan si Markus di buku itu,

hal ini menunjukkan bahwa di bukan pakar di bidang sejarah dan kebudayaan islam, pernyataan

si Markus ini hanya cocok untuk orang yang tidak mengerti serajah dan kebudaayn islam sama

sekali. Kalau hanya sekedar menulis buku seperti yang ditulis oleh si Markus ini, tidak perlu

harus berpendidikan S3 atau profesor, anak SMA juga bisa.

Jangan-jangan si Markus ini pernah belajar al quran sama sekali, apalagi menghafal seluruh ayat-

ayat al qur’an. Lihat saja pada video wawancaranya di internet, dimana dia tidak pernah

membaca atau mengucapkan satu katapun dari sebuah ayat al qur’an , atau menerangkan ayat-yat

al qur’an secara terperinci, yang diakui telah diahafalnya 100%.

Bagaimana kita dapat percaya kepada si pembual yang bernama Markus Gabriel ini, karena

orang seperti ini juga banyak di Indonesia, sebut saja pendeta Samuel yang juga mengaku

sebagai alumi Sekolah Tinggil ilmu Agama Islam (tentu sederjat dengan di Al azhar itu), tahu-

tahu di pendata Samuel ini tidak dapat membaca al qur’an sama sekali.

= = == =