35
REFERAT KESEIMBANGAN ASAM BASA PEMBIMBING : dr. Taufik W, M.Kes, Sp.An DISUSUN OLEH : Mellisa Aslamia Aslim, S. Ked NIM : 030.10.177 KEPANITERAAN KLINIK ANESTESI RUMKITAL DR. MINTOHARDJO

Keseimbangan Asam Basa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Aneestesi

Citation preview

REFERATKESEIMBANGAN ASAM BASA

PEMBIMBING :dr. Taufik W, M.Kes, Sp.An

DISUSUN OLEH :Mellisa Aslamia Aslim, S. KedNIM : 030.10.177

KEPANITERAAN KLINIK ANESTESIRUMKITAL DR. MINTOHARDJOFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIPERIODE 22 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Nama mahasiswa: Mellisa Aslamia Aslim, S. KedNIM: 030.10.177Bagian: Kepaniteraan Klinik Anestesi FK Universitas TrisaktiPeriode: 22 September 25 Oktober 2014Judul: Keseimbangan Asam BasaPembimbing: dr. Taufik W, M.Kes, Sp.An

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi RUMKITAL Dr. Mintohardjo.

Jakarta, Oktober 2014

dr. Taufik W, M.Kes, Sp.An

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..3 BAB IPENDAHULUAN 4BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 5ASAM DAN BASA...... 5MEKANISME KOMPENSASI ..7GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA ..10BAB IIIKESIMPULAN .... 23DAFTAR PUSTAKA ..24

BAB IPENDAHULUAN

Konsentrasi ion hidrogen dan bikarbonat plasma secara tepat diregulasi untuk mengoptimalkan aktivitas enzim, transpor oksigen, dan laju reaksi kimia di dalam sel. Setiap hari sekitar 15.000 mmol karbon dioksida (yang dapat menghasilkan volatile (terutama asam sulfur) diproduksi dan harus dieliminasi secara aman. Tubuh mampu mempertahankan keseimbangan asam basa ini dengan mengutilisasi buffer, ekskresi karbon dioksida pulmonal, dan eliminasi asam oleh ginjal. Asam didefinisikan sebagai molekul yang dapat bertindak sebagai donor proton (H+) dan basa adalah molekul yang dapat bertindak sebagai aseptor proton. Dalam larutan fisiologis, asam kuat merupakan substansi yang secara ireversibel memberikan sebuah H+ dan basa kat mengikat H+ secara kuat. Agar dapat mempertahankan keseimbangan asam basa tersebut, terdapat 3 fase respon fisiologis untuk mengubah H+, yaitu body buffer, kompensasi respiratorik dan kompensasi ginjal.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

ASAM DAN BASA

Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepaskan ion hidrogen ke suatu larutan atau ke senyawa biasa, sedangkan basa adalah senyawa kimia yang menerima ion hidrogen. Adapun definisi menurut Bronsted-Lowry, asam didefinisikan sebagai senyawa kimia yang dapat bertindak sebagai proton donor (H+), sedangkan basa adalah senyawa kimia yang dapat bertindak sebagai akseptor proton. Menurut definisi dari Arrhenius, asam didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung hydrogen dan bereaksi dengan air membentuk ion hidrogen dan basa adalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksida dalam air. 1,2Asam kuata adalah asam yang berdisosiasi dengan cepat terutama melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan, contohnya HCl. Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk berdisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang melepaskan H+, contohnya H2CO3. 1Basa kuat adalah suatu basa yang secara cepat dan kuat berikatan dengan H+ dan oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contohnya adalah ion hidroksil (OH-) yang bereaksi dengan cepat membentuk air (H2O). basa lemah adalah basa yang secara lemah bereaksi dengan ion H+, contohnya adalah HCO3-). 1Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H+ bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena adalah 7,35. Jika pH7,45 maka dikatakan alkalosis. Ion H+ terutama diperoleh dari aktivitas metabolic tubuh. H+ secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu :1. Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi H+ dan bikarbonat.2. Katabolisme zat organic.3. Disosiasi asam organic pada metabolism intermedia, misalnya pada metabolism lemak terbentuk asam lemak dan laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H+.1,2Fluktuasi konsentrasi ion H+ dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain :1. Perubahan eksitabilitas saraf dan otot. Pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat, sebaliknya pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.2. Mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh.3. Mempengaruhi konsentrasi ion K+.Bila terjadi konsentrasi ion H+ maka tubuh berusaha mempertahankan ion H+ seperti semula dengan cara :1. Mengaktifkan sistem buffer.2. Mekanisme pengontrolan pH (kompensasi) oleh sistem pernapasan.3. Mekasisme pengontrolan pH (kompensasi) oleh sistem ginjal.1,2

MEKANISME KOMPENSASI

Respon fisiologis untuk mengubah H+ dikarakteristikan oleh 3 fase, yaitu :1. Body bufferFisiologis dari buffer penting pada manusia termasuk bikarbonat (H2CO3/HCO3-), hemoglobin (HbH/Hb-), protein intraseluler lainnya (PrH/Pr), fosfat (H2PO4-/HPO42-) dan ammonia (NH3/NH4+). Efektivitas dari buffer ini pada berbagai kompartemen cairan berhubungan dengan konsentrasi mereka. Bikarbonat merupakan buffer yang paling penting dalam kompartemen cairan ekstraseluler. Hemoglobin, meskipun dibatasi oleh sel darah merah, juga berfungsi sebagai buffer yang penting dalam darah. Protein lain mungkin memainkan peran utama dalam buffer pada kompartemen cairan intraseluler. Ion fosfat dan ammonium merupakan buffer yang penting pada urin.3,4 BikarbonatMeskipun dalam arti yang ketat, buffer bikarbonat terdiri dari H2CO3 dan HCO3-, tekanan CO2 dapat menggantikan H2CO3 karena :H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3-Hidrasi CO2 dikatalis oleh karbonat anhydrase, jika penyesuaian-penyesuaian yang dibuat untuk buffer bikarbonat dan jika koefisien kelarutan untuk CO2 dipertimbangkan, persamaan Henderson-Hasselbach untuk bikarbonat dapat ditulis sebagai berikut :pH = dimana pK = 6,1

Dicatat bahwa Pk yang baik dihapus dari pH arteri normal 7,40 yang berarti bahwa bikarbonat tidak akan diharapkan untuk menjadi buffer ekstraseluler yang efisien. Sister bikarbonat bagaimanapun penting karena dua alasan : Bikarbonat hadir dalam konsentrasi tinggi yang relative pada cairan ekstraseluler. Lebih penting lagi, PaCO2 dan plasma [HCO3-] diatur secara ketat oleh paru-paru dan ginjal.Kemampuan dua organ ini untuk mengubah rasio [HCO3-/ PaCO2] memungkinkan mereka untuk mengerahkan pengaruh penting terhadap pH arteri.Derivasi sederhana dan lebih praktis dari persamaan Henderson-Hasselbach untuk buffer bikarbonat adalah sebagai berikut :

Harus ditekankan bahwa buffer bikarbonat efektif terhadap metabolism tetapi tidak pada gangguan asam basa pernapasan.1,3,4,5

2. Kompensasi RespiratorikPerubahan pada ventlasi alveolar berespon terhadap kompensasi respiratorik dari PaCO2 pada brainstem. Respon reseptor ini untuk mengubah pH dari cairan CSF. Minute ventilation meningkat 1-4 L/menit untuk setiap (akut) 1 mmHg peningkatan PaCO2. Kenyataannya, paru-paru berespon untuk eliminasi dari 15 mEq produksi CO2 setiap harinya sebagai hasil sampingan karbohidrat dan metabolism lemak. Respon kompensasi respiratorik juga penting dalam melindungi penanda perubahan pH selama gangguan metabolik.Disamping itu kemoreseptor pada arkus aorta dan sinus carotid yang mengatur frekuensi dan dalamnya nafas juga dipengaruhi oleh perubahan O2, pH dan CO2 dalam darah. Kompensasi respiratori dalam mempertahankan keseimbangan asam basa adalah dengan pengaturan konsentrasi CO2 cairan ekstraseluler oleh paru. Dengan menyesuaikan PCO2 meningkat atau menurun, paru secara efektif akan mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler. Peningkatan ventilasi akan mengurangi CO2 dan mengurangi konsentrasi ion hidrogen demikian juga sebaliknya.Pengaturan konsentrasi ion hidrogen dengan ventilasi paru ini akan diatur oleh sistem sirkulasi darah. Bila terjadi kenaikan pCO2, CO2 akan bereaksi dengan H2O dan menghasilkan ion H+. Ion H+ ini akan merangsang kemoreseptor di arkus aorta dan sinus carotid, kemudian N.IX dan X akan mengirimkan sinyal ke pusat pernapasan untuk meningkatkan ventilasi. Akibatnya, kadar CO2 berkurang dan pH bertambah.Selain CO2, penurunan kadar oksigen (hipoksemia) yaitu bila pO2