Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KETERANDALAN DAN KETERPERCAYAAN DALAM I
r PENELITIAN KUALITATIF
Oleh :
Drs. Zainil, MA, Ph.D. - Penelitlan in1 dibla-jal oleh :
Proyek Operas1 dan Perawatan Fasllitas lKlP Padang Tahun Anggaran 199M 995
Surat Perjanjlan Kerja Nomor : 0571PT37. H81N.1.4.2/1994 Tanggal 15 Juni 1994
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PADANG
1995
KATA PENGANTQR
Kegiatan p e n e l i t i a n merupakan bagian d a r i darma perguruan
t i n g g i , d i samping pendid ikan dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegia tan p e n e l i t i a n i n i harus d i laksanakan o l e h I K I P Padang yang
d i k e r j a k a n o l e h s t a f akademiknya dalam rangka meningkatkan rnutu
pendidikan, m e l a l u i peningkatan m u t u s t a f akademik, ba i k sebaqai
dosen maupun p e n e l i t i .
Kegia tan p e n e l i t i a n i n i mendukung pengembangan i l m u s e r t a
terapannya. Dalam ha1 i n i Lembaga P e n e l i t i a n I K I P Padang
berusaha mendorong dosen untuk melakukan p e n e l i t i a n sebagai
bagian yang t i d a k te rp isahkan d a r i keg ia tan mengajaroya, b a i k
yang secara langsung d i b i a y a i o l e h dana I K I P Padang maupun dana
d a r i sumber l a i n yang re levan a t a u beke r j a sama dengan i n s t a n s i
t e r k a i t . Oleh karena i tu , peningkatan m u t u tenaga akademik
p e n e l i t i dan h a s i l p e n e l i t i a n n y a d i l akukan sesuai dengan
t i n g k a t a n s e r t a kewenangan akademik p e n e l i t i .
Saya menyambut gembira usaha yang d i l akukan p e n e l i t i untuk
menjawab berbagai permasalahan pendidikan, ba ik yang b e r s i f a t
i n t e r a k s i berbaqa i f a k t o r yang mempengaruhi p rak tek kependidikan;
penguasaan m a t e r i b idang s t u d i , ataupun proses pengajaran da lan
k e l a s yang s a l a h satunya muncul dalam k a j i a n i n i . H a s i l
p e n e l i t i a n s e p e r t i i n i j e l a s menambah wawasan dan pemahaman k i t a
ten tang proses pendidikan. Walaupun h a s i l p e n e l i t i a n i n i m u n g k i n
masih menunjukkan beberapa kelemahan, namun saya y a k i n has i l nya
dapat d i p a k a i sebagai bagian d a r i upaya peningkatan mutu
pendid ikan pada umumnya. Kami mengharapkan d i rnasa yang akan
datang semakin banyak p e n e l i t i a n yang h a s i l n y a dapat langsung
d i t e rapkan dalam peningkatan dan pengembangan t e o r i dan p rak tek
kependidikan.
H a s i l p e n e l i t i a n i n i t e l a h d i t e l a a h o l e h t i m p e r e v i u usul
dan laporan p e n e l i t i a n Lembaga P e n e l i t i a n I K I P Padang, yang
d i l a k u k a n secara " b l i n d rev iew ing" . Namun demikian, karena
sesuatu sebab tekn i s , h a s i l p e n e l i t i a n i n i belum dapat
d iseminarkan sehingga masukan d a r i dosen s e n i o r dan p a n i t i a
k r e d i t p o i n t I K I P Padang belum dapat ditampung. Sungguhpun
beg i tu , p e n e l i t i a n i n i diharapkan dapat bermanfaat baqi
pengembangan i l m u pada umumnya dan peningkatan mutu s t a f akademik
IK IP Padang.
Pada kesempatan i n i saya i n g i n mengucapkan ter ima kas ih
kepada berbagai p ihak yang membantu ter laksananya p e n e l i t i a n i n i , ,
terutama kepada pimpinan lembaga t e r k a i t yang menjadi objek
p e n e l i t i a n , responden yang menjadi sampel p e n e l i t i a n , dan t i m
pe rev iu Lembaga P e n e l i t i a n I K I P Padang yang t e l a h memberi masukar-s
untuk penyempurnaan laporan p e n e l i t i a n i n i . K a m i yak in tanpa
ded ikas i dan k e r j a sama yang t e r j a l i n selama i n i , p e n e l i t i a n i n i
t i d a k akan dapat d i se lesa ikan sebagaimana yang diharapkan. Ke r ja
sama yang ba ik i n i diharapkan akan menjadi l e b i h ba ik l a g i d i
masa yang akan datanq.
Terima kas ih.
Padanq, Februar i 1995
-,Ketua Lembaga Pene
Daftar Isi ........................................... ii 1 . Objektifitas dalam Penelitian Kualitatif ............. 1
7 Objektifitas ......................................... J
2 . Keterandalan dan Keterpercayaan ..................... 5
Pandangan "Positifis" ................................ b Penemuan Sesuatu yang Baru .......................... 8 Komponen-komponen Objektifitas ....................... 12
3 . Perrnasalahan Keterpercayaan ......................... 1% Memberi nama sesuatu dengan sebutan yang benar ..... 19 Tiga Ruah Ilustrasi ................................. 22 Penelitian Lapangan sebagai Pemeriksa Keterpercayaan . 28
4 . Kearah Keterpercayaan Teoritis ....................... 32 Para Leluhur ........................................ 33 ................................ Papa Franz ......... 35 Malinonski .......................................... 39 Sekolah Chicago ...................................... 41 Tingkatan-tingkatan dan Fase-fase ................... 44
5 . Permasalahan Keterandalan ............................ . 45 Tiga Buah Jlustrasi ............................... 48 Laporan Mengenai Data "Mentah" ..................... 58
6 . Pembuatan Keputusan Etnografis: ..................... 73 Empat tahapan Penelitian Kualitatif ..................
Daftar Pustaka .......................................... 92 Tentang Pengarang ........................................ 99
KETERANDALAN DAN KETERPERCAYAAN DALAN P E N E L I T I A N K U A L I T A T I F
JEROME KIRK Universitas California, Irvine
MARC L. MILLER Uni\rersi tas blashington
1. DRJEKTIFITAS DALAM PENELITIAM KUALIThTIF
Penelitian kualitatif merupakan ha1 yang sudah lama ada
dalam ilmu-ilmu sosial yang secara fundamental hergantung
pada pengamatan. Pengamatan ini dilakukan terhadap drang-
orang didaerah dan bagaimana mereka berinteraksi dengan
mempergunakan hahasa dan istilah-istilah yang ada di daerh
tersehut. Sehagaimana sosiolagi, antropolagi budaya, dan
disiplin ilmu lainnya, penelitian-penelitian kualitatif
dilihat sehagai suatu yang "alamiah" , "etnagrafi", dan
"participatory".
Perlu diperhatikan hahwa istilah-istilah kualitatif
diatas cendrung mengarah pada bermacam-macam penqertian.
Secara tehnik "pengamatan kualitatif" mengidentifikasi
keheradaan tentang sesuatu atau ketidak-adaan sesuatu.
Sehaliknya "pengamatan kuantitatif" mengukur tingkat
keberadaan sesuatu, Untuk mengidentifikasi, seorang peneliti
harus mengetahui tingkat kualitas yang diamatinya. Ini
memerlukan penghitungan. Dengam mengikuti pertimbangan ini
penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasari
oleh persentase, rata-rata, "Chi-squares" dan statistik-
statistik lainnya yang cacok dengan penghi tungan.
Sebaliknya kata "kualitas" berkonotasi dengan alam
berlawanan dengan kata "kuantitas" atau jumlah dari sesuatu.
Sesuai dengan pertimbangan yang terbatas ini maka penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang ditandainya dengan tidak
adanya perhitungan.
Dua definisi yang logis ini secara 1 angsung
bertentangan satu sama lainnya. Tidak satupun definisi yang
cocok dengan maksud yang sekarang. Benar atau tidaknya proses
mencatat dan menganalisis pengamatan secara keseluruhan
merupakan permasalahan yang abstrak. Berdasarkan pandangan
pragmatik, penelitian kualitatif berimplifikasi pada aktifi-
tas-aktivitas lapangan. Penelitian kualitatif sama sekali
tidak berimplifikasi pada penghitungan atau angka-angka.
Penelitian kualitatif merupakan sesuatu yang empiris,
fenomena sosial, didefinisikan dari sejarah penelitian kuali-
tatif itu sendiri. Ungkapan-ungkapan untuk penelitian kuali-
tatif bermacam-macam, diantaranya induksi analitis, evaluasi,
esmiotik, hermeutik, wawancara yang terencana, kajian sejarah
kehidupan tertentu, komputer dan manipulasi-manipulasi sta-
tistik. Salah satu tujuan dari penulisan buku ini adalah
untuk mengembangkan ha1 ini.
Mebijaksanaan akumulasi dari penelitian kualitatif
sebagian besar menggunakan tehnik formal yang memuaskan yang
dipergunakan oleh orang-orang yang ahli, seperti petualang-
petualang, detektif -detek tif, jurnalis-jurnalis dan orang-
orang tertentu untuk meneliti orang-orang. Yang per3u diper-
hatikan adalah bahwa tradisi-tradisi formal tersebut
dilengkapi dengan orientasi-orientasi pembeda tertentu.
Penelitian kual itatif mempertirnbangkan sosiali.sasi ,
kosmopolitan dan di atas sernua itu penelitian kualitatif
mempertimbanqkan objektifitas.
Keobjektifitasan
Keobjektifitasan juga merupakan konsep yang bermakna
ganda. Pada satu sisi objektifitas berhubun~an d e n ~ a n aaumsi-
asumsi neuristik yang menerangkan ilmu slam bahwa setiap
benda yang ada di muka bumi ini dapat diteranqkan dengn hukum
sehah-akibat. Dalam ilmu-ilmu sasial, asumsi-asumsi seperti
ini sering kehilangan butir-butir penting yang telah dicoba
oleh sebagian besar ahli-ahli sosial, yanq menerangkan
knnsekuensi dari julukan yang diberikan oleh manusia. Dengan
kata lain dalarn pengertian urnum, apabila kita bertanya
"kenapa" seseorang bersikap seperti yang dia lakukan? Secara
umum kita ingin mempertanyakan secara teologis tentang tujuan
dan maksudnya. Apabila ilmu pengetahuan itu sendiri dianggap
sehagdi konsekuensi yang tak dapat dihindarkan dari rangkaian
sebab-akibat maka keberadaan logika patut dipertimbangkan.
Dalam pengertian lain, "nbjektifitas" dapat bearti ber
sedia menerima resiko inteiektualitas untuk berkemungkinan
salah. Salah satu model yang dikemukakan oleh Popper, yakni
hipot~sis-deduktif yang merupakan cantoh dari pengertian ini.
Popper mengemukakan (1959: 42) bahrra para ahli menguji atau
mentes dengan card mengambil hipotesis-hipotesis dari teori-
teori tersebut kernudian akan dapat dipecahkan secara
prinsipil apabila diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Yang menjadi ciri dari metoda empiris adalah kemam- puannya untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan sistem yang akan diuji dengan cara yang dapat dipercaya. Tujuannya bukanlah untuk menyelamatkan kelansungan sistem, akan tetapi sehaliknya untuk memi 1 i h yang benar-benar tepat dengan cara menghadapkannya pada tantangan yang huas demi kel ansungan hidupnya.
Rancangan Buku Ini
Ada heherapa hutir uang mudah untuk diulangi. Peneli-
tian kualitatif rnerupakan penelitian sasiologis dan antroplo-
gis. Lebih kritis lagi penelitian kualitatif melihatkan
interaksi antara orang-orang yang dipelajari dalam bahasa
mereka dan dalam budaya mereka.
Menurut pandangan kami penelitian kualitatif dapat
diperliahatkan sebagai ilmu sosial. ema ah am an terhadap ilmu
pengetahuan, apakah ilmu penegtahuan sosial atau ilmu peneg-
tahuan alam, memerlukan keohjektifitasan. Dengan konvensi
ini, keohjektifitasan dari penelitian kualitatif dilihat dari
keterandal an keterpercayaan pengamatan -- dua konsep yang
akan dibicarakan dalam monograf ini.
Rab 2 memperkenalkan aturan-aturan keterandalan dan
keterpercayaan dalam ilmu pengetahuan. Bab 3 akan menelaah
lehih lanjut arti keterpercayaan, dan akan memperlihatkan
bahwa penelitian (khususnya penelitian nonkualitatif) tidak
hanya kekurangan keterpercayaan tetapi juga tidak mempermasa-
3ahkan keterpercayaan sedikitpun, Rab 4, sejarah penelitian
kualitatif tidak ahanya diangqap sehagai usaha kumulatif
untuk mengkoreksi ha1 ini, Rab 5 membicarakan sebagian besar
tahapan-tahapan dalam penelitian kualitatif dalam memperoleh
data, Terakhir Bab 6, mengernukan suatu model aktivitas kerja
lapangan dalam penelitian kualitatif,
2 , KETERANDALCIN DCIN kETERPERCAYfiAN
Ranyak yang membantah bahwa ilmu-ilmu sosial mempunyai
tujuan intrinsik yang berbeda. Perkembangan terbaru dalam
ilmu alam memperlihatkan bahwa mereka tidak mengacuhkan
dugaan-dugaan yang fundamental seperti "objektifitas"
Apapun tujuan dari ilmu pengetahuan sosial dan ilmu
penegtahuan alam, tujuannya adalah objektifitas. Dalam ilmu
pengetahuan alam, objektifitas diperoleh melalui dua cara.
Pertarna pengalaman dilaporkan dengan cara yang jelas agar
dapat berguna bagi orang lain. Dalam melaporkan tadi juga
dilaporkan hagaimana melaklukan eksperimen tadi, andaikata
s ~ s ~ c ~ r a n g juga akan mencoba melakukan ha1 yang sama. Kedua,
Hasil percohaan dilaporkan dengan menggunakan variabel teori-
t i s yang bermakna.
Oleh karena bli l helm Di 1 they dan George Herbert Mead,
telah menyetujui bahwa objektifitas merupak.an sesutau yang
harus di hargai. Meskipun hegitu keterangan mengenai keteran-
dalan dan keterpercayaan yang dipergunakan oleh penelitian
non kualitatif kelihatannya relevan atau sama dengan keter-
andalan dan keterpercayaan yang dipakai dalam penelitian
kualitatif .
Pandangan Positif is
Baru-haru ini literatur ilmu-ilmu sosial lehih banyak
rnendiskusikan epistemologi yang dikenal dengan " positisme" . Istilah ini dpergunakan oleh orang-orang yang menggunakan
beberapa alternatif ilmu pengetahuan). Dalam bentuk nyata
aliran positifisme menolak adanya dunia lain di luar
dunianya, akan tetapi dunia luar tersebut menentukan
kernutlakkan, dan hanya pandangan yang benar yang hisa
menerimanya. tak searangpun yang betu-betul mempertahankan
nntologi tersehut. Tetapi perhatian para mahasiswa terhadap .
knstruksi sosial (termasuk ilmu0ilmu sosial), menunjukkan
hahwa banyak penelitian-penelitian (terutama penelitian non
kualitatif) akan berarti dengan adanya serangkaian asumsi- I
asumsi positif yang tidak dinilai.
Sangat sering sekal i , asumsi-asumsi ini dikai tkan
dengan "kealamiahan" prosedur pengukuran yang dipergunakan.
Dengan demikan seorang peneliti lapangan akan mewawancarai
sejumlah orang-orang tentang sikap politik mereka dan akan
menyimpul kan bahb~a " pendapat pub1 ik" mengatakan sesuatu,
Pernyataan seperti itu nyata sekali akan mempertimbangkan
pandangan tearitis penelitian tentang dunia sama halnya
dengan susunan fisik. orang-orang yang diwawancarai. Teori-
teori peneliti kategori-kategori yang tidak dibebani
struktur kenyataan ernpiris seperti "sikap" dan "puhlik"
sedikit membantu untuk mengatur pengertian tentang dunia.
Memang, teori-teari politik dan psikologi mungkin tidak
mempergunakan bentuk ini (atau pernah menolak mereka dengan
halus) dan memperlakukan analisis tujuan sehagai seolah-olah
mereka adalah fakta terbaik.
Dalarn rnerespon kecendrungan hanyak kebiasaan-kehiasaan
penelitian non kualitatif dipakai seperti asumsi-asumsi
positifisme yang terselubung. Reberapa ilmuwan sosial telah
condnng untuk bereaksi dengen card menekan pada kemungkinan
a3 trrnatif interpertasi semua usaha yang harus dipi lih.
Relativisme yang ekstrim ini mengesampingkan sisi lain dan
nhjektifitas. Aliran ini mengesampingkan perbedaan-perbedaan
yang penting antara pengetahuan akibat seseorang memiliki
pemikiran tersendiri yang tidak bisa disatukan dengan
pandangan orang lain.
Polemik metafisika, sering langsung bertentangan dengan
gamharan dari pandangan yang berlab~anan, yang seringkali
kehi langan beberapa butir penting sebagaimana '/an9
didiskusikan dalam Bab berikutnya,. Permasalahannya tidak
sehanyak permasalahan metafisika seperti halnya pertanyaan
pragmatis-pragmatis tentang keterandalan pengukuran. Peneliti
lapangan yang memhicarakan sikap, tidaklah salah. Tentu saja,
si peneliti akan salah jika dia tidak mampu untuk mengakui
tenri yang membuat pengukuran-pengukuran akan berarti, dan
untuk memenuhi ini pertanyan-pertanyan survey diajukan pada
sarnpel yang telah dipilih.
Melalui heberapa pengamatan untuk mendapatkan suatu
penemuan , diperoleh data yang (a) helum diketahui dan (b)
diidentifikasi sehagai data "haru" oleh teori yang berlaku
disana. Sehagian hesar tehnologi "konfirmatif" penelitian non
kualitatif dalarn ilmu-ilmu sosial dan dalam ilmu-ilmu alam
yang dimaksudkan untuk menghalangi penemuan. Apabila
penelitian konfirmatif herjalan lancar, segala sesuatu akan
muncul sebagaimana yang diharapkn. Teori-teori yang telah
diterima tersehut didukung oleh lehih dari satu contoh
ketidak hergunaan, dan diharapkan tidak berobah. Sebagaimana
kehidupan masyarakat sehari-hari, konfirmasi merupakan suatu
ketidak beradaan pemikiran. Dalam ilmu pengetahuan sebagimana
dalam kehidupan, penemuan yang dramatis hampir selalu berupa
kebetul an. Sesungguhnya mereka terj adi hanya sebagai
konsekuensi dari berbagai kesal ahan.
Penemuan Sesuatu yang Baru
Hendri Recquerel mempelajari fenomena fosfor dengan
mengarahkan qaram logam, pertama ke matahari, kemudian pada
piringan photografik. Ketika langit sebagian besar ditutupi
awan, dia memasukkan garam uranium ke dalam laci disertai .
dengan benda-henda fotografiknya, dan mendiamkannya untuk
heberapa saat ( Badash, 19652. " Merde ! j e me suis plante!"
dia hersungut-sungut ketika mengetahui hahwa film tersebut
t-usak, tetapi dia cukup memiliki persediaan dan bersiap-siap
untuk menunjukkan hahwa dia telah menemukan radioaktif.
Belakangan ini, orang pertama yang mendengar gema asli,
herfikir hahwa mereka hanya mendengar hunyi kelelawar. Pada
tahun 1964, Arno Penzias dan Robert Wilson mulai mengukur
pancaran gelomhang radio dengan perhedaan garis lintang.
Pertania mereka mengidentifikasi bagian tanda yang mereka
terima pada alat mereka sendiri. Ketika mereka menerima
sebuah sinyal yang kuat pada frekuensi gelombang yang kecil,
E3
(dirnana galaksi memancarkan sendiri radiasi). Tindakan
pertama yang harus mereka lakukan adal ah menyediakan waktu
dan biaya untuk membersihklan saluran-saluran " benda-benda
putih isolator" yang disimpan oleh merpati da3am antenanya.
Prosedur ini hanya akan menguarangi kekuatan sinyal (Penzias
dan Cli lson, 1965). Semenatra Penzias dan Wilson herhicara
tentang antena, Dicket (1965) mengajukan hipotesis bahwa
tekanan suhu yang terasa sekali naiknya secara mendadak
setelah adanya "hunyi keras" masih dapat diamati, dan diduga
serupa dengan sinyal keras yang didengar 03eh Penzias dan
Wilsan. "~adias; gelombang pendek kosmos" ini sekarang
dijadikan sebagi hukti dasar pada pengembangan "model
standar" di dunia.
Sejarah ilmu pengohatan, penuh dengan contoh ketidak
sengajaan ini. Fleming (1946) rnendiskusikaniritasil/luka yang
dirasakannya keytika beberapa jenis jamur masuk ke dalam
stetoskopnya dan menghancurkan bakteri. Dia menamakannya
jamur penicilin. Miller (1955) secara tidak sengaja
mempergunakan sehuah hot01 DNA yang telah Berumur 4 tahun,
dan menrmukan unsur hormonal yang menimhulkan sel bagian pada
tumbuhan. Paul Erlich menemukan metode asam keras untuk
memhunuh basil tuberkolosis karena secara kebetulan dia
menemukan l emsari kaca tempat sisa tanamannya . Kemudian Hans
Cxistian Joachin Gram secara kebetulan mendapat botol Lugolis
Iodine sebagai pengganti tumbuhan violet, dan hanya beberapa
hakteri yang memperaduksi warna jingga, ketika dia mencucinya
(Beveridge, 1950)- Dan banyak lagi contoh yang lainnya.
C-ontoh sejarah ini memberikan gambaran hagaimana sehuah
model hipotesis-deduktif kemajuan keilmuan yang salah arah.
Pengujian hipotesis tidak hanya merupakan aktif itas
penelitian pada disiplin bidanq ilmu tertentu saja. Memang,
hanyak penemuan-penemuan dramatis timbul karena beberapa
cara, oleh sebah itu untuk menguji sebuah hipotesis, si
peneliti harus mengetahui apa yang akan dia temukan.
Mayoritas metode non kualitatif dalam ilmu-ilmu sosial
dirancang khususnya untuk pengujian hipotesis secara lngis.
Pengujian hipotesis sangat bermanfaat, sering sekali
merupakan unsur-unsur penting dalam penelitian. Juga
merupakan model yang bermanfaat untuk melatih para peneliti
karena mereka mendekatkan du9aannya pada resiko reputasi
empiris.
Para ilmuwan sosial telah mengenal dalam dekade
terakhir ini, pengujian hipotesis hanya cocok untuk sebagian .
hal-ha3 keci 1 dari pertanyaan-pertanyaan y ang mereka
tanyakan. Penelitian kualitatif selalu memegang teguh hal-ha1
yang hetul-betul idea3 dari pengujian hipotesis penelitian
yang kedenqarannnya punya alasan kuat dan resiko empiris dari
teori tersehut. Akan tetapi sebagian keterangan intrinsik
penelitian kualitatif berasal dari model hipotesis-dfeduktif
tertentu.
Logika formal sebagai contoh, tidak hanya terdengar
punya alasan yang kuat saja. Kenyataannya, logika resmi
memiliki cacat yang nyata, seperti seakan-akan salah pada
analisis mengenai "kebenaran" seperti pada pernyataan "setiap
orang yang tingginya lebih dari 12 kaki namanya si Fred" dan
" j i L,a Durkheim hidup, maka dia merupakan seoprang hintang
rock". (Logika formal hanya merupakan serangkaian arhitrari
dari konfensi-konfensi. Salah satu konfensi ini adalah setiap
pernyataan yang salah akan mempunyai makna atau pengertian
yang lain, Pernyataan eksplisit dari hipotesis dan nu1 l
hipotesis bukanlah hanya satu cara mempermasalahkan dugaan
menjadi pengujian empiris. Setiap waktu Chauney menyapa teman
lamanya Ricky, dia menyomhongkan dirinya pada kemungkinan
bahwa tidak mungkin dia akan menjadi orang asing bagi Ricky.
Banyak penelitian sasial yang mempertimhangkan interaksi
sosial yang memalukan tersebut. Agar (1982) menggunakan
istilah jangka waktu "hermeneutik" hidang informatif ini.
Komitmen umum dari peneliti-peneliti kualitatif untuk
herinteraksi dengan ohjek studi mereka yang terakhir secara
k u a t mendorong suatu penemuan bahwa apa-apa yang didapat si
peneliti di rumahnya tidak dapat diaplikasikan pada situasi
yang lain. Ahli antroplogi yang kemhali dari tempat-tempat
yang eksotik harus mengetahui sesuatu yang tidak jelas
tentang itu.
Mengendorkan definisi-definisi tertentu dari model
hipotesis-deduktif akan mendorong penemuan baru yang tidak
terduga. Hal ini akan merupakan suatu kekeliruan, apabila
mengesampingkan pertimbangan-pertimbangan ilmiah demi
ohjektifitas. Keterpercayaan ilmiah adalah suatu cara yang
bagus untuk memberikan resolusi dari suatu konflik pendapat.
Tidak hanya pemecahan permasalahan yang tersebar pada bidang
yang disebut "kemanusiaan", yang bergantung pada argumentasi
dan kepandaian berpidato daripada argumentasi dan
demonstrasi. Alternatif lain adalah argumentasi -imperium.
Salah satu hentuk menarik dari pemecahan yang ilmiah ini
adalah andanya perpanjangan proses-proses menyimpulkan yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Pieget, 1954). Seperti
yang ditunjukkan oleh Whilhelm Dhiltey akan memungkinkan
untuk bergantung pada pengamatan yang nyata terhadap
interaksi manusia, dan hahwa manusia mempunyai kapasitas yang
terbatas untuk memahami satu sama lainnya. Maka perjuangan
hagi objektifitas sama banyaknya dengan kesimpulan sosial
sehari-hari, sehagaimana keadaan fisik mereka sehari-hari.
Komponen-kamponen Objektifitas
analogi antara penelitian kualitatif dan metode ilmiah
lain dari kebiasaan-kebiasaan mempunyai keterbatasan. Namun
kemampuan praktisi-praktisi dari jenis usaha ilmiah yang akan
dibicarakan adalah tentang apa yang mereka lakukan lebih maju
dari peneliti-peneliti kualitatif (Van Maanen, 1979). Memang
tujuan utama dari monograf ini adalah untuk memperbaiki
situasi itu. Seringkali herguna untuk menguji formulasi-
formul asi metodologis dari tradisi-tradisi 1 ain untuk
menerapkan kemampuan beradaptasi mereka terhadap penelitian
kualitatif.
Satu alat berguna dan cocok yang pertama digunakan pada
psikametrik (bidang penguj2an dan pengukuran) adalah
pembagian objektifitas menjadi dua komponen : Keterandalan
dan keterpercayaan. Secara bebas "keterandalan" adalah batas
dimana prosedur pengukuran menghasilkan jawahan yang sama
bagaimanapun dan kapanpun dilakukan. Keterpercayaan adalah
hatas dari pemberian jawaban yang henar.. Konsep ini juga
digunakan dalm penelitian kualitatif.
P auatu contoh fisik yang standar dari keterandalan dan
keterpercayaan me3 ibatkan penggunaan termometer untuk
mengukur suhu. Sebuah termometer menunjukkan angka yang sama
yakni 82 derajat setiap waktu dimasukkan ke dalam air
mendldih, memberikan pengukuran yang dapat dipercaya.
termometer kedua mungkin tidak bisa diandalkan tetapi dapat
diapercaya, dimana yang pertama tidak akan cacat tetapi bisa
dipercaya.
Contah yang standar tentang termnmeter sama tidak
sekali tidak kualitatif atau tidak dikenal oleh ahli ilmu
sosial. Satu contoh yang lebih sederhana terjadi ketika
Chaucey dalam suatu pesta melihat seseorang yang kelihatan
seperti dikenalnya pada suatu tempat. Dia memperhatikan lag1
laki-laki tersebut dan dia tetap merasakan ketidak pastian.
Chaucey betul-hetul punya data yang dapat diandalkan, akan
tetapi data tadi tidak bergina sama sekali. Apakah perasaanya
dapat dipercaya? Sebagaimana dalam hahasa yang umum,
penqgunaan tehnis dari istilah "percaya" mempunyai sinonim
"henar" . Chaucey berkemungkinan akan hertanya-tanya pada dirinya
sendiri apakah dia pernah mengenal orang yang serupa dengan
orang tadi, bertindak, dan herpakaian sama dengan orang yang
dilihatnya tadi, dan seterusnya. Dalam suatu pesta mencari
keterpercayaan tidak akan berhasil karena daftar tamu-tamu
betul-betul homogen, dan sepertinya orang-orang yang di pesta
tersebut kenal mengenal satu sama lainnya. Sehingga, chaucey
mestilah melakukan penelitian empiris untuk membuktikan
perasaannya tadi herguna atau tidak. Strategi lain adalah
dengan mengadakan kontak mata dengan laki-laki itu, sebagai
cara untuk menunjukkan bahwa mereka pernah kenal satu 5ma
lainnya. Akhirnya untuk membuktikan kebenaran, perlu Chaucey
perlu bertanya langsung kepada orang tersebut " Apakah kita
pernah berkenalan?".
Jika Chaucey mencurahkan perhatian terlalu hanyak untuk
memikirkan permasalahan seperti itu, kita akan berkesimpulan
hahwa dia adalah seorang yang pemalu. Ini adalah satu
permasalahan dalam diskusi metodologis: merinci langkah-
langkah yang disimpulkan dalam menyelesaikan pekerjaan yang
kelihatannya teliti dan tidak masul akal. Jika kita mengira
penghitunqan yang sangat cepat melalui pikiran Chaucey ketika .
memperhatikan orang tadi untuk kedua kalinya, kita mungkin
akan lehih bersimpati pada dia. Mendiskusikan pengujian
keterpercayaan dalam penelitian snsial akan berguna sekali
untuk mengingat kemhali bahwa deskripsi yang berhati-hati
yang kita kerjakan secara umum cendrung menyarankan sesuatu
yang obsesif. Ini adalah suatu hasil kenyataan dari fakta
d~skripsi, bukan sebuah rekomendasi dan kebiasaan yang
sifatnya memaksa.
Objektifitas adalah dasar utama dari semua penelitian
yang baik, Tanpa Itu alasan pembaca untuk menerima kesimpulan
peneliti hanyalah karena penghorrnatan kepada si pengarang.
Objektifitas adalah realisasi simultaneus sebanyak mungkin
dari keterandalan dan keterpercayaan. Keterandalan suatu
tingkat dimana penemuan hehas dari keadaan-keadaan kebetul an
dalam penelitian dan keterpercayaan adalah suatu derajat
dimana penemuan ditafsirkan dengan cara yang benar.
Keterandalan dan keterpercayaan berarti simetris. Amat
mudah untuk memperoleh keterandalan yang sempurna tanpa
keterpercayaan sama sekali (jika, dikatakan, sebuah
termnmeter rusak atau salah memasukkannya. Keterpercayaan
yang sempurna sebaliknya, akan menjamin keterandalan yang
sempurna karena setiap pengamatan akan menghasilkan kebenaran
yang pasti dan lengkap,
Sebagai a1 at mencari kehenaran, i lmu sosial bergantung ,
pada tehnik untuk mendapatkan keterandalan sebab
keterpercayaan tidak diperoleh secara teoritis. Sebagian
besar rnetodoloqi penelitian non kualitatif akan menjadi
lengkap dengan adanya hermacam-macam pengujian keterandalan,
akan tetapi tak satupun pengujian terhadap keterpercayaan.
3 . PERMRSALOHRN KETERPERCAYAAN
Tak satupun percoban dapat dikontrol secara sempurna,
dan tak satupun alat-alat pengukuran yang sempurna. Semua
alat pengukuran selalu dicurigai. Apabila pengukuran itu
nnnkualitatif, maka mungkian tidak lehih dari sekedar
pengakuan hahwa "ketepatan" itu terbatas. Secara umum,
permasalahan keterpercayaan merupakan permasalahan mendasar
dan teoritis.
Untuk mendiskusikan keterpercayuaan dari angka-angka
suatu termometer, sebuah teori fisik diperlukan. Teori itu
harus menyatakan bahwa air raksa berkembang sama cepatnya
dengan suhu termometer, tetapi air pada umumnyamendidih pada
suhu 1QlB derajat. Dengan teori seperti itu, apahila sehuah
termometer mencapai angka 82 derajat sewaktu air mendidih
dianggap tidak tepat. Namun jika teori itu mempertahankan
bahwa air mendidih pada suhu yang berbeda, pengukuran yang
sama mungkin berlaku dibawah kemungkinan yang berbeda--
katakanlah pada satu setengah atmosf ir. Dalam kasus
pengamatan kualitatif, permasalahan keterpercayuaan bukanlah
suatu masalah metodologi pembelahan sampai pada titik desimal
kelima, tetapi sehuah pertanyaan apakah peneliti-peneliti itu
melihat yanq dia fikir atau dia rasakan.
Dalam dunia nyata keterpercayaan adalah permasalahan
susunan aksi daari peristiwa. Dalam dunia ilmu
pengetahuanketerpercayaan adalah sebuah dominasi yang umum
dalam diskusi sebab akibat "penggunaan pragmatik". (Istilah
ini ada hubungannya dengan isti 1 ah " jangkauan umum,
ketegasan", "ketidak-pentingan" yang diaplikasikan pada
permasal ahan keterpercayaan.
Memusatkan keterpercayaan pengarnatan atau alat ukur
berarti memperhatikan apakah pengukuran mengikuti arus (apa
yang diinginkan aleh si peneliti) dan apakah fenomena
ditandai dengan balk (apakah nama yang tepat untuk
variahel?).
Pengukuran instrumen dihubungkan dengan fenomena
dengan pengamatan yang secara nyata memberikan data yang
terpercaya. Pengujian formal terhadap kemampuan dan kemajuan
(contohnya, ak ademis, l ayanan masyarakat, tes-tes
profesional) didasari oleh jenis keterpercayaan: jawahan yang
benar akan lebih disukai dari pada jawaban yang salah, Sayang
sekali, keterpercayaan pengukuran sangat jarang memhuktikan "
Hal-ha1 yang dikemukakan), Kesimpulan keterandalan tidaklah
hetul-hetul rusak akan tetapi hanya berupa gambaran.
Keterpercayaan akan menqasumsikan keterpercayaan teoritis.
Prosedur pengukuran dikatakan mempunyai keterandalan
instrumental ("juga dikenal dengan istilah keterandalan
"pragmatik" dan criteria"), apabila prosedur tersebut dilihat
bahwa pengamatan sesuai dengan alternatif prosedur yang sudah
dianggap dipercaya. Dalam sehagian hesar penggunaan praktis,
menperhandlngkan keterandalan pengukuran dengan pengkriterian
hetul-hetul tidak perlu diperrnasalahkan (Nunnally, 1959).
Perluasan dari sebuah kolom merkuri dapat dilihatkan
herhubungan dengan kriteria suhu lain seperti tekanan uap,
atau konduktor listrik; Nilai-nilai Transkrip mahasiswa
herkolerasi dengan kesuksesannya di kampus dan dalam profesi
rnerek a. Beda antara keterpercayaan nyata dengan
keterpercayaan instrumental dapat digambarkan sehagai berikut
melalui tes akhir, mahasiswa yang memperoleh nilai dalam
transkrip hagus, salah dalam menjawah semua pertanyaan,
sementara mereka-mereka yang nilai transkripnya kurang bagus
marnpu rnenjawah semua pertanyaan dengan henar. Untuk memilih
mahasiswa yang telah tamat, tes tersebut mungkin bagus untuk
dilakukan, akan tetapi oleh karena tidak punya kepercayaan
nyata, maka tidak penggunaan tes tadi amat diragukan.
Akhirnya, prnsedur pengukuran'kelihatannya menghambat
keterpercayaan teoritis ( "construct validity" ) apahila ada
hukti-bukti penting dimana paradikma-paradikma teoritis
berhuhungan dengan pengamatan (Cronbach dan Meehl, 1955).
Sehagai contoh, apabila sesuatutanpa nama yang diamhil
sehagai pernyataan budaya yang subjek tif yang berhubungan
dengan lingkungan dimana tingkah laku yang menyimpang
meningkat (Durkheim, 19511, memheri nama terhadap pengukuran
perasaan perlu dipertanyakan- kecuali apahila perasaan tidak
he'rkc\asa dapat diperlihatkan berhuhungan dengan pengrusakan
lingkungan dan penyimpangan tingkah laku. Keteranda3an
teoritis membendung konsep-konsep yang didefinisikan sebagai
permainan kata-kata. 6
Keterpercayaan teoritis mendasari diskusi keterandalan
nyata dan keterandalan instrumental. Apabila ujian yang
diherikan, dimana jawahan yang diherikan oleh mahasiswa salah
diterangkan oleh alasan-alasan teoritis kenapa salah, maka
pengqunan ujian tersehut dapat dinilai meskipun tidak dinilai
keterandalan nyatanya, Termometer-termarneter manapun dapat
dipakai meskipun tidak harus dibandingkan dengan termometer
standar yang ada di "Bureau of Standards". Melainkan
termometer tersebut dapat dipakai dengan pegangan "titik
didih airu--- sebuah dugaan yang dibebani dengan teori yang
mengatakan bahwa pada situasi tertettu air mendidih pada
temperatur yang tetap.
Mernberi Nama Sesuatu dengan Sebutan yang Benar
Definisi-definisi dibuat oleh orang-orang dan tentu
saja dapat dibuat sebagimana yang diinginkannya. Coab
perhat i kan beberapa per timhangan herikut :
" K~agungan untukmu! " "Saya tidak mengerti apa yang kamu maksudkan dengan 'keagungan' ," kata Alice. "Humpty Dumpty tersenyum simpul, "Tentu saja kamu tidak tahu-- sampai saya menceritakannya padamu. Maksud saya, 'ada ada alasan yang dapat diterima'"
"Akan tetapi 'keagungan' t'idak berarti 'ada alasan yang dapat diterima' ," Alice membantah.
"Apahila saya menggunakan kata," jawab Humpty Dumpty, dalam suara yang serak, "arti kata tersebut sesuai dengan arti yang saya inginkan-- tidak lehih dan tidak kurang."
"Permasalahannya adalah," Alice herkata, "apakah kamu rnembuat satu kata berarti banyak".
"Yang men jadi pertanyaan adal ah," kata Humpty Dumpty , " yang mana yang akan dijadikan panutan."
Nyatanya, Dogson (Lewis Carrol), mengamhil posisi yang
terkuat dalam permasalahan mengenai definisi, dengan
rnengetengah argumtasi bahwa (menurut Gardner, dalam Carro,
1760) hahwa apabila seorang penulis memilih untuk menggunakan
arti I ' hi tam" dalam bukunya dengan arti putih atau
sebaliknya, maka tugas pembacalah untuk menyesuaikannya.
Meski pun begi tu def inisi yang herhubungan dengan arti yang
sudah dikenal atau ditentukan oleh teori atau bahasa yang
hiasa dipergunakan hanya akan herguna sebagai ejekan saja.
Goldschmidt (1982: 6421 mengatakan mempermasal ahkan
penggunaan istilah yang sama untuk tingkah laku manusia yang
disengaja dan heberapa tingkah laku lain dari spesis yang
lain, maka pertimhangankanlah ha1 herikut ini:
Hal yang pasti sekali bahwa setiap istilah yang dipergunakan menuntut penggunaan kata-kata yang disertai dengan rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab herarti: pada penggunaannya; kedua, pada hatasan-hatasan dimana definisi-definisi yang dipilih mengganqqu si pemakai,
Dengan kata lain, kita harus betul-betul memanggil
sesuatu dengan nama yang benar. Graff (1979: 90) menekankan
bahwa,
kemampuan kita untuk mengidenfikasi ' penggunaan yang bertentangan dengan istilah-istilah sehagai yang kurang haik tergantung pada asumsi bahwa ada sesuatu seperti i t u yang dipanggil dengan nama yang benar, dan sebaliknya ha1 ini akan bergantung pada asumsi bahwa ada dunia biasa dan bahwa hubungan bahasa tidaklah selalu arbitrari.
Tiga Gambaran
hda heberapa pertanyaan tentang tiga jenis
keterpercayaan --- keterpercayaan nyata, keterpercayaan
instrumental, dan keterpercayaan teoritis -- yang muncul
dalam penelitian lapangan etnografi, Keterpercayaan nyata
bisa jadi merupakan qagasan yang tidak masuk akal, dan hisa
j adi tidak akan menandai keterpercayaan teoritis.
Keterpercayaan instrumental hetul-betul tak berujung pangkal
dan tidak dapat memastikan keterpercayaan tearitis kecuali
kriterianya itu sendiri secara teori tis dipercaya. Sayang
sekali sukar sekali untuk menentukan keterpercayaan teoritis
dengan metode-metode selain dari penelitian kualitatif.
Menguji hipotesis dengan aternatif-alternatif eksplisit
tidak dapat menjaga sumher-sumber keterpercayaan yang tidak
terantisipasi. Sebaliknya, pekerja lapangan secara terus
menerus akan herhuhungan dengan sesuatu serupa halnya dengan
pengujian hipatesis, akan tetapi ha3 tersehut akan akan
memeriksa persepsi dan pemahaman secara ef ek tif dar i
kesalahan rangkaian sumber-sumber yang memungkinkan. Dia
akan menentukan kesimpulan sementara dari pemahaman terhadap
situasi secara keseluruhan dan aksi-aksi yang ada padanya.
Apabila, pemahaman ini tidak dipercaya dengan alasan yang
tidak terantisipasi maka cepat atau lamhat si peneliti
kualitatif akan dapat menemukannya.
Tiga cantoh diatas menggambarkan beherapa kesukaran
yang tersembunyi dalam penerimaan yang tak terfikirkan dari
data yang dipercaya. Gamharan yang pertama memperlihatkan
heda antara keterandalan dan keterpercayaan. Yang kedua dan
ketiga berasal dari literatur-literatur tentang penelitian
nankualitatif, dan dalam cara yang berbeda mernperlihatkan
kelernahan-kelernahan pemhantu-pemhantu peneliti eksperimen
dan survey.
"KAPAN ANDA MEMBER1 COCA PADA B1NATANG?"
Pada tahun 1976, kami mengadakan penelitian lapangan
pada beberapa negara bagian di Amerlka Selatan dengan tujuan
untuk memahami fikiran-fikiran yang berlaku dan penggunaan
coca, sumher organik dari kokain alkaloid. Sebagian dari
penelitian ini difokuskan pada pengetahuan tentang coca dari
orang-orang Peru dari kelas menengah-kehawah dengan mengamhil
contoh pengemudi-pengemudi taksi, tukang-tukang dan pelayan-
pelayan restoran (aturan-aturan kosmopolitan dan yang dapat
diterima).
Ragi orang Peru moderen coca terletak dipusatkan
di lokasi budaya Quechua- yang menggunakan bahasa indicts dan
mentizos , akan tetapi coca tidaklah merupakan bagian dari
kehidupan non Indian. Coca tidak disehar luaskan dan tidak
diizinkan di dalam negara Peru. Di luar Peru, kita menemukan
permasalahan sosial coca sebagaimana yang diidentifikasi oleh
pemerintah Peru dan brosur-brosur turis.
Kami memulai penelitian dengan ikut herbaur dengan
penduduk kota Peru dan terlihat dengan percakapan-percakapan
informal tentang coca. Informan Meksiko yang menggunakan
hahasa Spanyol memherikan jawabn-jawahan yang memuaskan.
(Eami mampu mengkomunikasikan bahwa kami peduli terhadap
sikap penduduk asli terhadap tumbuhan tersebut, dan tidak
memhicarakan hagaimana mendapatkan obat-obatan ) . Pendekatan penelitian ditandai dengan pertanyaan yang
tidal. selalu harus mengikuti susunan sebagai berikut: " Y la
coca?" "C.eritakan tentang coca" . Pertanyaan ini menghasil kan
s u a t u hentuk keseragaman akan t e t a p i t e r b a t a s d a r i keyak inan
dan p r a k t e k - p r a k t e k c o c a . Kami menemukan apa-apa yang s u d a h
kami k e t a h u i . Coca s e b a g a i c o n t o h , d i a n g g a p s e b a g a i s i f a t
huruk Quechua . Dan s e h a g a i mana yang dikemukakan pada
pamf le t -pamf 1 et bahwa t e h c o c a s a n g a t cocok un tuk
menghi langkan a t a u menyembuhkan p e n y a k i t yang d i d e r i t a 03eh
p a r a wisa tawan.
Pada waktu i t u kami merasa t i d a k s e n a n g dengan kesamaan
jawaban t e r h a d a p p e r t a n y a a n t e n t a n g c o c a . Rasanya , pengukuran kami amat d a p a t d i a n d a l k a n . Kesamaan a p a yang
d i c e r i t a k a n kepada kami dengan apa-apa yang s u d a h k a m i '
k e t a h u i t e n t a n g c o c a m e m a k s a kami u n t u k mempertimhangkan
kemhal i metode yang k a m i p a k a i .
Kami memutuskan u n t u k mecoba c a r a b a r u . Kami mencoha
menanyakan p e r t a n y a a n yang t i d a k b e g i t u s e n s i t i f , s e p e r t i "
C~tanda da Lld, la coca a Ins animales?" t "Kapan anda memberi
c o c a kepada b ina t ang?" . dan "Como aver iguo Ud, que no le
g ~ t s t a la coca?" ("Ragaimana anda t a h u hahbra anda t i d a k
menyukai coca?". Amat mengherankan, p e r t a n y a a n - p e r t a n y a a n
s e p e l e i n i h e k e r j a dengan h a i k , In forman kami mula i t e r b u k a
dan menyampaikan komitmen mereka t e r h a d a p c o c a . S e h i n g g a ,
kami mengetahui bahwa s e b a g i a n o r a n g P e r u be rpenge tahuan yang
cukup l u a s t e n t a n g k e b a i k a n dan keburukan c o c a , dan s e b a g i a n
h e s a r s u d a h p e r n a h mencobanya, Coca menyehabkan r a s a l a p a r
dan h a u s b a g i a n d a r i k e h i a s a a n Quechua , dan s e t e r u s n y a .
C , e r i t a t e n t a n g c o c a i n i merupakan s i n g k a t a n d a r i
h e h e r a p a momen p e n e l i t i a n l apangan d i Amerika S e l a t a n ,
C e r i t a i n i h u k a n l a h dongeng un tuk memecahkan pe rmasa l ahan .
Akan tetapi cerita ini menggambarkan keterandalan pengamatan
tidaklah memerlukan keterpercayaan teoritis. Sayang sekali.
pertanyaan yang asli menghasilkan respon yang menstimulus
apa-apa yang dianggap rerneh oleh peneliti (contohnya,
lingkungan sosial dari interaksi), Informan dengan mudah
herkelit menjawah pertanyaan yang pertama. Hanya dengan
strategi kedua si peneliti berhasil mengobahnya,
GENDER DAN PERSESUAIAN
Bermula dipertengahan tahun 1950, sekelompok literatur
psikologi sosial yanq mengarahkan kesimpulan yang menyatakan
wanita secara intrinsik lehih "konformis" daripada pria
55 (contohnya Crutchf ield, 1955; Janis dan Field, 1959).
Sesudah itu dan hingga baru-haru ini, huku pegangan dan huku-
huku teks melaporkan penemuan ini sebagai fakta yang
sempurna. Freedman dan kawan-kawan (1970: 239 dikutip oleh
Eagly, 1979: 861, sebagai contoh, mencatat sebagai berikut:
Faktor yang paling kuat dan paling konsisten yang membedakan penyesuai mereka adalah jenis kelamin. Wanita lebih mampu menyesuaikan dibandingkan dengan p r i a Perbedaan antara wanita dan lelaki ini ditemukan secara nyata dalam kajian yang rnelibatkan kedua jenis kelamin,
Pada tahun 1978 an Maccohy dan Jacklin (1974) dan Eagly
(197'8) merevisi literaturnya dan menyimpulkan inti
"penemuan" illusif. Sehagai contoh Eagly rnemeriksa I44 kajian
yang berhubungan dengan permasalahan, dan menemukan bukti
hahwa wanita lebih menyesuaikan dari pria hanya 32 dari 144
kajian (22 % I - ( Beherapa kajian lainnya menernukan bahwa pria
lehih mampu menyesuaikan dari pada wanita. Lehih jauh lagi
Eagly mengemukakan beherapa alasan ketidak konsistenannya
dalam litaratur. Diantaranya dia mencatat bahwa kajian-
kajian memperlihatkan bahwa wanita lebih konformis dari pria
karena wanita kurang menyatukan diri dengan argumen-argumen
polititis eknnomis sebagai stimulus. Oleh karena wanita
kurang terlibat dengan stimulus seperti itu daripada pria
maka mereka kurang percaya dengan peni laian mereka, amat
mudah untuk memperkirakan hahna dal am keadaan seperti itu
mereka akan lebih suka memberikan penilaian mereka kepada
orang lain.
Sistrunk dan McDavid (1971) menemukan bahwa dimana
wanita rnelakukan persesuaian pada penilaian-penilaian teman-
teman pria mereka tentang alat pertukangan yang khusus, maka
pria akan menyerah pada penilaian wanita tentang perkerjaan
dengan jarum, dan tidak akan ada perbedaan antara jenis
kelamin dalam penyesuai penilaian terhadap bintang rock.
Goldherg (1974) menemukan bahwa esaai yang dikaitkan dengan
pada pria akan lebih dipercaya oleh pendengar wanita daripada
dikaitkan dengan wanita, kecuali apahila yang dibicarakan
adalah tentang pendidikan atau gizi; yang disebut dengan
hi dangnya wan3 ta, pengkaitannya dengan wanita, akan
meningkatkan kuedibilitas dari argumen. Eagly menerangkan
keengganannya untuk melihat fakta dengan cara berikut ini:
Nyata sekali hahw~a wanita lebih mudah menyesuaikan dari pada
pria dan kajian-kajian tadi mendukung pandangan tadi dan
cendrung dipercayai dan dikutip. Jelas bahwa ahli psikologi
sosial, seperti orang-orang lainnya, kebal terhadap apa yang
dikatakan Ross dan kawan-kawan (1976) "kesalahan keterkaitan
yang mendasar".: menjelas tingkah-laku yang lainnya pada
disposisi prihadi untuk bertingkah laku seperti tersebut
dalam situasi yang hermacam-macam, hukan (sehagaimana kita
menginterpertasikan tingkah laku kita) sehagai respon
terhadap tekanan lingkungan dan kontekstual.
Kesalahan yang dibuat pada awal penelitian dari gender
dan penyesuaian adalah suatu kesalahan dalam keterpercayaan
teoritis. Jelas, banyak pengukuran kajian tidaklah sesuai
dengan kedekatan variabel dengan stimulus. Kesimpulan yang
paling tepat adalah wanita tidak begitu tertarik dengan
penilaian-penilaian sebagian dan permasalahan-permasalahan
politis ekonomis dibandingkan dengan pria. Sayang sekali,
varihel diheri lahel salah, akan tetapi diterima dalam
masyarakat, dan kesimpulan diperdapat.
DISTRIBUSI KEKAYAAN DI SRI LANKA
Leach (1976) mengemukakan kritikan sosial yang klasik
terhadap survey sosial (Sarkar dan Tambiah, 1957) menurut
Leach, yang mencapai kesimpulan yang salah tentang distribusi
kekayaan di bagian Sri Lanka. Sebagai contnh, penelitian
mendefinisikan "ibu rumah tangga" sebagai orang yang mernasak
nasi pada helanga yang sama". Dengan definisi ini, mereka
menemukan statistik uyang mengejutkan bahwa 66% ibu rumah
tangga tidak punya sawah. Leach menyatakan herdasarkan
pengalaman lapangannya dalam budaya yang serupa dekat
kampungnya bahna amat hiasa bagi pasangan yang baru kawin
untuk tioggal di rumah ayah yang laki-laki dan bekerja di
s a o a h yang d i p u n y a i o l e h suaminya s e c a r a f o r m a l i t a s . S e t i a p
w a n i t a yang punya h e l a n g a bersama pasangan sehaga imana
pasangan i n i akan d i a n g q a p t i d a k punya t a n a h , b e b a s d a r i
n i l a i a t a u ukuran w a r i s a n yang akan d i t e r i m a yang l a k i - l a k i .
Huhungan anak l a k i - l a k i s e p e r t i i n i d i s e b u t anda (pembagian)
t i n g k a t f r e k u e n s i yanda d i n i l a i o l e h Tamhiah dan kaoan-kawan
s e b a g a i r e f l e k s i d a r i t i d a k samanya d i s t r i b u s i t a n a h dan
mempenqaruhi k e s a t u a n .
Tamhiah dan p e k e r j a n y a j u g a m e n c a t a t pe rbedaan yang
l u a r b i a s a dalam h a s i l pengo lahan t a n a h o l e h o r a n g kaya d a n
o r a n g m i s k i n da lam m a s y a r a k a t . Leach menunjukkan hahwa
p e m i l i k t a n a h yang kaya umumnya m e m i l i k i t a n a h yang
herkemhang semenjak berahad-ahad sehe lumnya , sedangkan
p e n g o l a h t a n a h ku rang makmur l e b i h menyukai t a n a h yang 9lebih
t u a yang d i a t u r o l e h k e b i a s a a n - k e b i a s a a n t r a d i s i o n a l . F a k t o r
i n i s e c a r a s i s t i m a t i s m e n a k s i r t e r l a l u t i n g g i d a r i uku ran
kehun t r a d i s i o n i l y a k n i 50 %. Sambutan yanq t i d a k k r i t i s d a r i
hen tuk ukuran yang bukan-hukan i n i mengarhkan team Tambiah
pada kes impu lan hahwa t a n a h t r a d i s i o n i l t i d a k p r o d u k t i f
k a r e n a kurang h a s i l n y a .
Bantahan yang dikemukakan o l e h Leach mengarah s e c a r a
l angsung pada k e t e r p e r c a ~ a a n teori tis, Dia menun jukkan bahwa
p e n e l i t i - p e n e l i t i ( y a n g dihamakan Leach " s o s i o l o g i s ) s e r i n g
t i d a k mengetahui v a r i a b e l - v a r i a b e l yang r e l e v a n , dan mereka
membuat k.esimpu1 an yang t i d a k d a p a p t d i p e r c a y a .
Yang mengesankan s a y a d i s i n i a d a l a h a p a b i l a a h l i s n s i o l o g i menghadapi k e t i d a k c o c o k a n s e p e r t i i n i mereka rnenerima k e t e r p e r c a y a a n d a r i d a t a k u e s i o n e r dan m e n g a n a l i s i s hen tuk-bentuk t e r e s e b u t s e o l a h - o l a h
menemukan statistik mereka herarti. Sehaliknya, ahli antropolngi mencurigai keterpercayaan data asli seperti itu dan akan mencari sumher kesalahan (Leach, 1967: 81).
Leach dapat menyatakan penemuan ini sangat mudah karena
dia sebelumnya melakukan penelitian lapangan dalam budaya dan
daerah yang serupa. Meski pun begitu keterpercayaan
kuantitatif penelitian survey penting bagi tujuan penelitian.
Tambahan pandangan perspektif dari penelitian kualitatif
berguna sekali sehagai suatu aturan untuk memastikan
keterpercayaan .
Pene l i t ian Lapangan sebagai Pemeriksa Keterpercayaan
Mempercayai suatu ha1 prinsip sebagai Gsesuatu yang
henar sedanqkan sebenarnya salah, (contohnya, akan salah
kalau men01 ak hipatesis) disebut "type one error". Tidak satu
jenis ini saja kemungkinannya. " T y p e two errors" menalak ha1
yang prinsip sedanqkan faktanya benar. "Type three errors"
artinya adalah menyatakn pertanyaan yang salah (Raiffa, 1968,
mernuji John Turkey dangan adanya pemikirannya ini).
Menanyakan pertanyaan yang salah sehenarnya merupakan sumher
kesalahan dari sebagian hesar kesalahan keterpercayaan.
Menghindar dari kemungkinan membuat kesalahan ini perlu
dilakukan.
Memvariasikan metode haik untuk digunakan dalam ha1
ini. blebb dan kawan-kawan 1 : 174) menganjurkan
pemeriksaan keterpercayaan (teoritis) semacam ini.
Pencarian keterpercayaan berasal dari rangkaian komhinasi dari pengukuran-pengukuran yang berbeda, masing-masing mempuny a i kelemahan-kelemahan idiosinkratis yang menuju hipotesis tunggal. Bila hipotesis dapat dipertahankan dari konfrontasi terhadap metoda pengujian yang saling melengkapi ini berarti terdapat tingkat keterpercayaan yang tidak dapat dicapai oleh satu pengujian dalam metoda tunggal ,
Webb dan kawan-kawan setuju dengan moral yang
digambarkan oleh tiga cerita perang diatas, bahwa beberapa
kesalahan dapat dihindari dengan mempergunakan bermacam-macam
metode dalam permasalahan, Benar, bahwa semakin panjang dan
semakin kuranq terfokusnya metode tersebut, semakin luas
kesalahan yang akan diperbuat. Ini juga merupakan argumentasi
dasar bagi nilai suatu penelitian kualitatif.
Peneliti-peneliti kualitatif akan mulai dengan teori-
teori yang cukup banyak, akan tetapi mereka tidak bisa
menperkirakan kemungkinan yang akan terjadi di lapangan.
Dengan menggunakan teori-teori tentang pengertian-pengertian
dari sumber lain: pertama, peneliti berusaha bertahan dalam
situasi lapangan; kedua, menempatkan dirinya da3am suatu
posisi dimana pengamatan dan interviu setempat bisa
Tatap muka, kontak yang rutin dengan orang terus
dilakukan selarna penelitian, kecuali jika pekerja lapangan
tersehut tidak selalu dibutuhkan maka hipotesis akan terus
diuji dengan cara yang lehih kuat dalam pragmatik-pragmatik
yang rutin dalam kehidupan sehari-hari. "Metode" ini tidak
selalu sensitif terhadap ketidakcocokan antara makna yang
dimaksudkan oleh peneliti dan makna yang dirnengerti oleh
orang yang diteliti. Inilah alasan kenapa penelitian
kualitatif menjadi metode yang dominan dalam kajian
antropologi tentang orang asing, dimana nyata sekali peneliti
memhuat asumsi tentang situasi-situasi dan resiko-resiko.
Karena itulah penelitian lapangan secara intrinsik mempunyai
jenis-jenis ketrpercayaan tertentu yang tidak dipunyai oleh
metode non kualitatif,
Kentomatisan keterpercayan dalam penelitian lapangan
kualitatif menyumhangkan gamharan romantik perjuangan kaum
antropologi untuk bertahan dalam lingkungan fisik dan sosial
yang sukar. Mereka tidak herjuang sendirian, Catatn sejarah
(yang dibicarakan dalam hah herikut) menunjukkan proporsi
tertinggi dari tehnik penelitian lapangan dikembangkan di
C.hicago dan daerah perkotaan serta daerah industri oleh
orang-orang YanQ menyebut dirinya sebagai "ahli
sosiologi".(dan kadang-kadang ahli ilmu politik dan ahli ilmu
psikologi sosial 1 . Meskipun merupakan kebajikan berada
dilapangan-- dalam daerah yang dikontrol oleh yang diteliti
bukan oleh peneliti-- penelitian kualitatif ikut ambil bagian
dalam keberagaman kebajikan.
Oleh karena metode-metode konfirmatori (penegasan)
digunakan, metode ini digunakan secara cepat dan informal,
hukan dengan proyek lapangan itu sendiri, dan mereka
merupakan kumpulan data bukan fase-fase analisis dari
penelitian. Peneliti lapangan tidak mempunyai sumher-surnber
untuk mengontrol seluruh variahel yang relevan, ketika dia
melaksanakan analisis statistik. Alat yang digunakan peneliti
hanyalah apa-apa yang dapat ditulis, Diatas semua itu,
peneliti lapanqan herada dalam kemurahan hati subyek yang
ditelitinya.
Ini bukanlah pandangan ideal, sering sekali faktor
penentu dalam kehidupan manusia adalah realita materi.
Sehagai rontoh, perbandingan populasi dengan penyediaan
makanan dalam tempat dan naktu yang khusus merupakan
kenyataan ekologi dan konsekuensi pengatur kehidupan dan
pemikiran sehari-hari. Sebagaimana yang dikatakan oleh Harris
(1979) hidang-bidang dimana struktur kognitif anggotanya
tidak mampu heradaptasi dengan lingkungan akan cepat musnah.
Kajian tentang hudaya dan kelompok manusia mestilah
mempertimbangkan arti anggota-anggotanya. Pertama, evolusi
sosial adalah proses yang sangat lambat dibandingkan dengan
perohahan lingkungan, Bahkan, dalam contoh skala yang besar
tentang evolusi manusia yang me1 ihatkan ahli-ah1 i antroplogi
ditempatkan struktur kmgnitif yang punya pengaruh penting
dalam dua cara. Hal ini akan membutuhkan beberapa generasi
pada jenis kesungguhan budaya tertentu untuk berobah secara
nyata dan merupakan kebenaran yang tak dapat disangkal lagi
hahwa dalam jangka yang pendek, tingkah laku diatur oleh
norma, keyakinan dan pengharapan- Juga benar bahwa pengukuran
real i ta materi sering menjadi sesuatu yang problematik,
khususnya apahi 1 a beberapa interaksi dengan suhyek
diperlukan, Akan lebih mudah dalam budaya manapun untuk
menghitung sejumlah orang yang tinggal di suatu desa. Tetapi
diperlukan juga informasi lain, seperti jumlah kelahiran pada
periode tertentu. Dari pengalaman ahli demografi lapangan
dapat dilihat bahna informasi ini sukar didapat dengan
pertanyaan langsung. Mempunyai anak banyak sering menimbulkan
konatasi negatif, nleh karena itu mereka termotivasi untuk
tidak diperhitungkan meskipun mereka sudah herusaha. #arena
itu sulit untuk mengetahui jumlah anak yang dipunyai oleh
seoranq wanita dengan henar.
Kita tidak mempunyai cara lain untuk menciptakan
keterpercayaan seperti ini, selain ikut serta secara pribadi.
kita tidak pernah henar-benar secara pasti memahami
implifikasi hudaya tersebut, Akan tetapi seoranq, peneliti
lapangan yang baik dan pintar akan mempunyai orientasi
teoritis yang haik dan laporan yang bagus dalam perioda waktu
yang cukup l ama merupakan pemeriksa keterpercayaan terhaik
yang kita punyai.
4. KEARAH K E T E R P E R C A Y M T E O R I T I S
Penel itian-penel itian kualitatif berakar pada
kebiasaan-kebiasaan antropologi hudaya dan sosial Amerika.
Dengan berorientasi pada pertanyaan-pertanyaan
keterpercayaan, sekelompok pekerja lapangan telah hekerja
untuk memenuhi tuntutan etnografi, Hal ini melibatkan
heberapa lompatan-lompatan penting dalam metode. Secara umum,
perbaikan terhadap penelitian terdahulu dihubungkan dengan
kontrihusi-kontrihusi dari Franz Rods, Rronislaw, dan Robert
Park.
Para Leluhur
Kehanyakan kebudayaan mendefinisikan aturan-aturan
termasuk antropologi ( atau lebih tepatnya, xenologi, studi
tentang orang-orang asing). Kami punya catatan tentang kerja
lapangan etnoqrafis tentang tradisi orang Eropah yang berasal
dari sumber Herodo of Helicarnassus (484 - 425 sehelum
Masehi), Pada tahun 1980, anggota Sosietee des Dhservateurs
de l'Homme menerhitkan pedoman lapangan bagi ,ekspedisi
ilmiah. Dia menyatakan,
Kesalahan pertama yang terlihat dalam pengamatan' adalah tidak lengkapnya; hanya dugan saja, dengan sedikitnya mereka tingga3 dl daerah yang diteliti, terpecahnya perhatian, dan tidak adanya tabu3 asi penemuan yang teratur terhadap hasilnya. (Degerando, 1767: 65).
Pada tahun 1843, Gustav Klemm menerhitkan sebuah
himpunan tentang budaya-hudaya lainnya untuk membandingkannya
dengan Murdock (1967) Ethnographic Atlas. Data ini
dikumpulkan dalak bagian yang besar dengan cara melihat dan
meoawancarai penduduk aslinya dalam lingkungan mereka.
Diantara sumher-sumher Klemm adalah sejarah Peuvian Ynea
Garcilaso de la Vega , pengamatan Jnseph Bank di Polinesia
dari perjalanan James Cook 1968-1781, dan laporan Henry Rowe
schoolcraft tentang lamanya bearda di Alqongnian. Juga pada
tahun 1843, "Royal Qntropological Institute of Great Britain
dan J - C Prichart menerbitkan sekumpulan pedoman lapangan
(Nntes and Queries an AntropoJogy, edisi pertama 1874) bagi
yang terlihat dalam pengumpulan data utama.
Sementara itu teopri-teori evolusi dari Charles Lyell,
Herhert Spencer dan Charless Darwin menempatkan dasar bagi
konsolidasi aturan prafesional oleh Henry Morgan (1818 -
IBS1), Edward R . Tylor (1832-1917) dan Sir James G. Frazer
(1854 - 1941). Kumpulan penemuan-penemuan Antropologi ini,
menjelaskan. mengevaluasi laporan pemerintahan kolonial, misi
agama, saudagar-saudagar dan lain-lainnya yang telah
digambarkan dan diulas mengenai kebiasaan-kebiasaan dan
budaya-budaya masayarakat non- Western.
Para ahli antropologi sekarang ini memberi reaksi
dengan dua ha3 terhadap apa yang telah dicapai oleh orang-
orang ini, dilain hal, sumbangan mereka terhadap teori
evolusi masyarakat pada "metode camparative", pengetahuan
yang akurat dari suatu variasi budaya yang bermacam-macam
adalah merupakan sesuatu yang luar hiasa. Ada suatulaporan
tentang perjalanan antar hudaya, penqgabunqan dengan orang-
orang asli, meskipun Margan yang dianggap mempunyai banyak
waktu dalam herintaraksi dengan anggota buadaya lainnya.
Sehaliknya para ahli modern antropologi tidak mau
mengagungkan apa yang telah dilakukan orang-orang ini dengan
istilah, pekerja lapangan, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Evans Pritchart (1951: 71 - 72) yang mengemukakan,
Sehenarnya itu merupakan ha3 yang menakjubkan dengan pengecualian kajian yang dikemukakan oleh Morgan tentang Iroquois .... tak seorangpun ahli antropologi melakukan kajian bidang ini sampai akhirabad 19 ... William James rnenceritakan kepada kita bahwa ketika dia ketahui, Frazer menyerukan "ini suatu larangan".
Kita heranjak dari suatu pernyataan yang tampaknya
bertentangan tapi mungkin mengandung kebenaran. Meskipun
dalam iconagraf i kedua disiplin ilmu sosiologi dan
antropnlogi (dan secara implisit tehnologi penelitian
kualitatif) turnbuh "berkembang" dalarn periode 1860-1890-
Pelaksanaannya pada waktu itu gaga3 memenuhi mutu penelitian
l apangan dari orang-orang non prof esional pada abad
terdahulu.
Per tentangan ini diselesai kan ketika kami
memperkenalkan bahwa pelaksanaan kerja dari Verandah
Antropologi telah melakukan dengan baik. Kesalahan mereka,
dengan standar sekarang ini, adalah melakukan analisis kedua
secara eksklusif dan untuk kurangnya komitmen pada pengalaman
kerja lapangan. 3enis kerja yang mereka kerjakan, sekarang
di l i hat sebagai suatu model yang heral asan untuk mahasiswa,
seperti penelitian kepustakaan, tesis master, bukan sebagai
kerja "seorang yang perofesinnal".
Papa Franz
Kehanyakkan apa yang dinamakan "antropologi sosial". Di
Inggris dinamakan "sasialngi" di benua tersebut, dan dengan
nama sosiolagi ini, pertama kali diajarkan di hmerika,
terutama pada Universitas baru John Hopkin dari Chicago.
Wi 1 3 iam G. Summer mengajarkan suatu hidang studi sosiologi di
Yale 1876, dan pada tahun 1892, Universitas baru Chicago
memhuka jurusan "ilmu sosial" and antropologi" termasuk di
dalamnya ahli sosiologi seperti Albino Small, dan C.W.
Henderson (Small, 1916).
Sstilah "Antropologi" terus memhawa suatu implifikasi
tertentu tentang paham sikap dewasa yang bersahahat sampai
tahun 1896, ketika Franz Raas dengan seorang doktor fisika
dari Jerman herpengalaman lapangan di Greenland, datang ke
Universitas Kolombia (dimana Franklin Giddings telah mengajar
sosiologi untuk heherapa tahun) . Di Kolomhia, Boas
mengembangkan profesinya pada antropologi budaya yang akan
digelutinya selama hidupnya. Misinya menurut. Harris (1968)
untuk menghilangkan keamatiran antropologi dan kekhususannya,
dengan membuat penelitian etnografi untuk masa sekarang ini.
Pengalaman lapangan memherikan sesuatu terhadap antropologi,
dan tuntutan implisit dari kerja lapangan pada hakekatnya
untul. membedakan ahli. antropologi dengan ahli sosiologi.
Dengan kharisma sehagai seorang guru dan sehagai
6 seorang kolektor materi etnagrafi, Roas sangat lelah. Pada
hakekatnya setiap kerja utama antropologi di Amerika selama
setengah ahad di coha, secara langsung atau tidak langsung
oleh Boas, dan setiap organisasi profesional dalam hidang
antropologi merasakan hasilnya.
Roas merasa tertantang dengan adanya spekulasi dan
pernyataan-pernyataan yang hersifat amatir pada waktu itu
terhadap antropologi, maka orang-orang yang mempergunakan
"teori-teori" betul-hetul ditekan. Menjawab ini semua, Boas
tidak hanya mempertahankan bahwa para analis tidak hanya
mengumpulkan data tetapi juga mampu melaporkannya tanpa
komentar atau interpertasi.
Nyata sekali hahwa Roas herlehihan dalam ha3 ini. Baas
dalam dampaknya memhuang suatu kemungkinan dari teori
implisit. Dia tidak menyadarinya meskipun rihuan halaman data
tentang kegiatan Kwaikiult yang rutin dan mengenai
makanannya, tidak akan menghasilkan suatu pemahaman tentang
budayanya. Boas tidak hanya gaga1 menghasilkan suatu gambaran
secara rnenyeluruh tentang buday sepanjang karirnya, dia
tahkan tidak mampu menyusun rihuan halaman pemikiran-
pemikirannya sehingga ornag lain bisa mengambil kesirnpulan.
T a k berapa lama setelah Boas meninggal, Murdock ( 1 9 4 9 : X I V )
menggambarkan kritikannya sebagai berikut,
Para penganutnya terlalu menyanjungnya .... teori paling tidak sistematis, inti teorinya herserakan. Dia hahkan bukanl ah seorang pekerja lapangan yang haik.. Meskipun Boas punya bahnyak data tentang rnanagrafl tentnag Kwaikiult, bangsa ini tetap jatuih kedalam bagian struktur sosial yang kurang digamharkan dalam 250 kajian.
Pernyataan Murdock yang cukup keras diperdebatkan, akan
tetapi kerja lapangan Boas tetap tidak dihargai. Boas
kel ihatannya tidak meluangkan waktunya untuk tinggal
dilapngan dalam jangka waktu yang cukup lama, dan datanya
sama sekali tidak diamati secara detail dan rinci. Dia sama
sekalitidak herhasil mengkomunikaslkan tehnik kualitatif yang
menurut mahasiswanya dia adalah seorang ahli. Mead (1972:
151-1521 menyatakan, " saya benar-benar tidak tahu banyak
tentang kerja lapangan mata kuliah Metode. Yang diajarkan
Profesor Boas bukanlah tentang kerja lapangan. Mata kuliah
tersehut berisi teori-teori-- bagaimna menyusun data-data
untuk mendukunq atau untuk mempertanyakan beberapa teori
secara teoritis.
Tidaklah adil untuk menilai seseorang dengan teori-
teari yang muncul kemudian setelah pengamatan selesai.
Eritikan yanq paling tepat adalah bahwa Boas dan siswa-
siswranya tidak bersimpati terhadap teori-teori manapun dan
jarang didukunq oleh butir-butir teoritis akan tetapi
mempergunakan bukti-hukti untuk mempertanyakan hukti-bukti
lapangan. Sewaktu menolak teori-teori yang "jelek" Boas
menolak untuk menqgantinya dengan teori-teori yang "bagus".
Ma1 inowski
Pada awal pecahnya Peranq Dunia I , Senrang ahli
antropolngi yang herasal dari Palandia , Bronislaw Malinowski ditahan di fiustralia sebagai musuh dan dipenjarakan di
Pasifik Selatan.oleh Inggris. Setelah kembali ke Inggris, dia
menerbitkan beherapa monograf tentang kehidupan penduduk
Kepulauan Trobriand yang masih merupakn percontahan tentang
apa-apa yang dilakukan oleh para ahli antropologi di
lapangan. Dengan membaca laporan yang ditulis oleh Malinowski
tentang kehidupan orang-orang asing, dapat membuat mereka
melihat kehidupan dunia luar seperti kita, bukan hanya
pemahaman tentang kaum primitif yang "ganas". Bagi banyak
Grang, Malinawski telah menampilkan sosok pahlawan bagi para
etnografi-- seorang yang terkenal yang punya keinginan untuk
hidup srndirian diperkampungan yanq "ganas" dan punya
pandangan untuk memahami dan menerangkan apa-apa yang
diinginkan dan dilakukan oleh orang-orang di perkampungan
yang "ganas" tersehut (Sontag, ! 9 h 3 ) .
Penerbitan rnonograf yang ditulis oleh Malinowski,
Diary I n The Strict S e n s e O f The T e r m pada tahun 1967
mengejutkan orang-orang dalam bidang antropologi. Sebetulnya,
D i a r y tidak dimaksudkan untuk diterbitkan, sehingga penerhi-
tan buku ini menampakkan tingkat percaya diri yang terlalu
tinggi (meskipun sebenarnya, pada tahapan dia, Malinowski
diangqap mampu untuk mengendalikan perlu atau tidaknya terus
terang). Kompromi seperti ini tidaklah menunjukkan kredibila-
tas atau tingkat keprofesinnalan yang dicapai oleh Malincw-
ski, akan tetapi memperlihatkan mitos hahwa seorang peneliti
lapangan yang baik berasal dari orang-orang yang bersimpati
pada kemanusiaan. Geertz (1974: 27) menganalisis pemikiran-
pemikiran yang kita dapatkan dari Diary:
Andaikan pemahaman antroplogi tidak mempunyai akar yang kuat, kapasitas berfikir, merasakan, dan meman- dang sebagaimana seorang penduduk asli, maka bagaima- na seseorang yang berpengetahuan antropologi akan berfikir, merasakan, dan memandang sebagaimna seorang penduduk as1 i?
Tindakan yang dilakukan Geertz dengan menengahi skandal
yang timhul dengan terbitnya buku D i a r y adalah sebagai bukti
seorang peneliti lapangan berusaha untuk menandingi mitos.
Secava nyata, Malinowski tidak mempergunakan metoda yang
ditiru oleh mahasiswanya yang berbakat (hampir herhasil dalam
penernuannya). Dia tidak begitu menghormati orang-orang Tro-
briand-- bahkan orang-orang lain juga tidak. Akan lehih haik
baginya untuk terlibat secara langsung daripada hanya diberi
sesuatu yang akan rnembuatnya rnelehihi perbedaan-perbedaan
budaya ( paling tidak selama dia berada di Kepulauan Trobri-
and 1 . &pa y,ang dapat diketengahkan oleh para ahli etnografi
hanyala cara-carayang primitif dalam mengungkapkn pengalaman
hudaya yang khusus yang berlehihan dalam bahasa, haik oleh
senrang penduduk asli maupun oleh si pembaca. Bahasa seperti
itu merupakan "etiket" atau "pengalaman herhahasa - jauh".
Ragi kerja interpretasi Geertz sendiri, kategori pengalaman
jarak jauh tidak dijelaskan secara nyata. Mereka ini mengiku-
ti saran berikut:
rincian setempat yang paling jelas dan yang paling glohal diantara yang paling besar......... suatu bentuk yang eksotik (antitesis leksikal, skema-skema kategori , trnsf ormasi rnorphof onemik 1 yang mampu memhuat para ahli etnografi mencoba membaca dan membentuk generalisasi ("ketenangan", "dramatisasi", "kontekstualisme") yang membuat semuanya tidak masuk akal. (geertz, 1974: 431
Ranyak dari apa yang diterangkan' sebagai etnografi
"interpretasi" mempergunakan konsep-konsep yang tidak begitu
jauh berbeda dari pengalaman pemhacanya. Tidak sama dengan
kerja Malinowski, hasil ini menuntut kesiapan pembaca (dan
orang-orang yang tidak menerjunkan diri dalam mempelajari
istilah-istilah secara teoritis) dalam kualitas-kualitas
tertentu dan mendapat kesukaran dalam membuat generalisasi
yang dapat diaplikasikan dalam situasi etnografi lainnya.
Para ehli etnografi iainnya mengkaitkan interpretasi mereka
pada skema-skema yang herkembang dan sering juga pada skema-
skema teoritis yang sukar, sebagaimana teori psikoanalisis
yang dipergunakan oleh Malinowski dan juga sebagaimana model
matematika yang haru-baru ini diajukan
Sekol ah Chicago
P aementara Raas dan Malinowski terus berada dalam
hidang antropolngi, seorang figur ksvismatik lainnya Robert
E. Park dl Chicago melatih satu kelompok pekerja-pekerja
etnografi yang menyebut diri mereka sebagai sosiolog pada
jurusan yang pada tahun 1913 dikenal dengan "sosinlogi dan
antropoloqi". nengan mempergunakan teori-teori yang berasal
dari Jerman tentang karakteristik orang-orang Amerika dan
orientasi yang dihentuk nleh kaum urban yang didukunq oleh
Small dan W.I. Thomas di Chicago, mahasiswa-rnahasiswa Park
dan para kolega-kolega yuniornya menerbitkan beberapa buku
dan manograf selama perioda tahun 392Q't-an dan 1930-an herda-
sarkan penelitian-penelitian etnografi di kota.
Park berinisiatif untuk mengikat persahabatan di
Chicago. Diluar jam kuliah, dia merekrut mahasiswa-mahasiswa
senior dan alumni-alumni untuk ikut serta dalam pertemuan
bulanan E v e n i n g P l e e t i n g s o f the S o c i e t y for S o c i a l R e s e a r c h ,
-- suatu bentuk "masyarakat sosiologis dalam hentuk kecil"
(Blumer, 1983). Lebih jauh lagi, Park mempertinggi minat
peneliti lapangan dengan cara menghuhungi orang-orang yang
6 tinggal di luar Chicago dengan cara menerbltkan S o c i e t y
B u l l e t i n , dan juga mengadakan kelompok-kelarnpok kerja pada
musim panas yanq diaturnya hersama dengan Ernest W . Burgess.
Di dalam kelas Park mengetengahkan Chicago dalam dua
daerah yang membuktikan kritik terhadap pengembangan dari
"pengamatan peserta" atau "sosiologi etnografi" : suatu
pengetahuan tentang prinsip-prinip yang kemudian dikenal
dengan "sejarah Alam" (dan sekarang dikenal dengn hiologi
lingkungan), dan ribuan pengalaman sebagai seorang wartawan
surat kahar dan sehagai seorang editor. Park sudah sangat
mengenal cara kerja Boas dan Malonowski, dan mahasiswa-
rnahasiswanya hanyak yang sudah diterirna bekerja di Jurusan
Sosiologi (salah seorang mahasiswa Boas, Fay Cooper-Cole,
menjadi ketua jurusan pertama dari Jurusan Antroplogi pada
tahun 19292.
Paling tidak Sekolah Chicago telah menekankan nilai-
nllai dan asumsi-asumsi tertentu tentang dunia sosial yang
jauh berbeda dengan nilai-nilai dan asumsi-asumsi yang
dikemukakan oleh pekerja-pekerja lapanqan pada daerah-daerah
yang terkontrol. Park berhagi pengalaman dengan orang-orang
penting di Sekolah Chicago tentang kemisteriusan Rota, heter-
ogennya, banyaknya konflik-konflik dan tempat-tempat yang
menarik di kota. Sehubungan dengan komitmen para wartawan
surat kabar dalam memenuhi tuntutan kesiapan herita dan
cerita-cerita yang menarik, ini semua menambah dimensi pada
penelitian lapangan sehagaimana yanq diidentifikasi oleh
Wa3 innwski.
Park memaksa mahasisb~anya untuk berpindah dari
perpustakaan ke 1 apangan (Emerson, 1983). Meski pun strategi
yang dipergunakan Park herkontribusi terhadap kemajuan para
mahasiswanya, keinginan Park agar strateginya ini diterima
dimasyarakat luas ditolak oleh metode standar yang sudah ada.
Salah seorang pengamat sosiologis , Nels Qnderson 119151)
manyatakan bahwa "instruksi yang saya terima dari Park hanya-
lah " Tulislah hanya apa yang kamu dengar, lihat, dan ketahui
seperti seorang wartawan surat kabar".
Douglas (1976) menilai kecendrungan Park terhadap
antrapologi hudaya yang terakhir mengurangi kontrihusi yang
diperbuatnya terhadap gaya penelitian "penyelidikan".
Douglas membandingkan pedoman penelitian lapangan yang ditu-
lis pada tahun 1928 oleh Vivian Palmer dengan pedoman peneli-
tian yang ditulis Buford Junker pada tahun 1968 ( kedua-
duanya adalah alumni Sekolah Chicago), Douglas menemukan
hahna pedoman penelitian yang ditulis oleh Vivian Palmer "tak
sedikitpun menyinggung antropologi" sementara pedornan peneli-
tian yang ditulis Ruford Junker pada tahun 1968 menggunakan
sumber-sumber sosiologi dan antropologi secara tidak terpi-
sah". Pada waktu yang sama Douglas menemukan kekurangan pada
cara kerja sosiologi yang baru yaitu kurangnya rasa kecuri-
gaan dan minat penyelidikan seperti yang dilakukan oleh Park
yang membawa Sekolah Chicago ke jaman kegemilangan. Douglas
mempertalikan kekurangan "model konflik" dengan pengaruh para
antropolog yang dipekerjakan oleh Park seperti Robert Red-
field dan W . Lloyd Warner. Pernyataan Douglas cukup kuat dan
tentu saja membesar-hesarkan ketidakpekaan dari antropolog
terhadap perbedaan-perbedaan dan konflik-konflik masyarakat
Rarat meskipun hanya sedikit. Apakah Park mampu untuk memper-
tahankan posisi skeptisnya, seperti yang dilakukan oleh
seorang yang koruptor, Douglas mempertegas kekuasaan jurna-
listik yang dianut di Sekolah Chicgo.
Tingkatan darl Fase-f ase
Myata sekali bahwa Frazer, Roas , Malinowski dan Park
masing-masing mereka terlatih pada aspek-aspek, atau fase-
fase tertentu dalam proses penelitian kualitatif jika
dihandingkan dengan yang lainnya. Meskipun karier mereka
secara garis hesarnya tumpang tindih satu dengan yang
lainnya, nyata sekali bahwa mereka rnereka membuat kemajuan
sesuai dengan urutan fase-fase dari proyek penelitian terten-
tu, Boas menekankan pada ketepatan pengumpulan data (dalam
kasus Boas berkemungkinan salahl dan orientasi teori-teori
yang cukup untuk menentukan data-data yang penting. Analisis-
analisis dan interpretasi-lnterpretasi yang dikemukakan oleh
Malina\~lsk.i mercrpakan data yang akurat --- yang hagi Ma3 inaw-
ski membutuhkan waktu yang lama dalam mengumpulkan data di
lapangan. Dan hahkan bagi Park, sebagai seorang editor, dia
menghendaki ketepatan data dan keakuratan analisis yang
merupakan syarat sehelum menulis berita.
Masing-masing kemajuan yang dicapai oleh para ahli
etnografi menamhah keyakinan kita tentang keterpercayaan dari
kerja kita. Meskipun begitu tradisi penelitian kualitatif
yang dikemukakan disini herkernbang dan tidak bergantung pada
metode penelitian kuantitatif (seperti percobaan dan
pengamatan) yang menekankan pada keterandalan.
5 . PERMASeSLAHAN DALAM KETERANDhLhN
Membanding-handingkan penemuan-penemuan merupakan
proses dalam ilmu pengetahuan sebagaimana yang juga terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari. Memahami kesimpulan apa
yang akan diambil ketika mengetahui adanya perbedaan-perhe-
daan dalam penmuan dalam heberapa kajian bergantung pada
penilaian keterandalan (lihatBah 3 3 3 dan keterpercayaan
pengamat an.
Pengamatan-pengamatan memerlukan rekaman atas reaksi
yang sungguh-sungguh dari beberapa stimulus, meskipun
stimulus yang ada hanya herupa aksi pengukuran.
Eeterandalan hergantung hanya pada kejelasan prosedur
pengamatan yang diungkapkan secara eksplisit, Akan sangat
herguna sekali untuk mengetahui hahwa keterandalan dibagi
atas heber-apa jenis sebagai herikut "quixotic relibility",
"diachronic reliahil ity", dan "Synchronic relibi lity" .
"Quixotic reliability" maksudnya adalah suatu keadaan
dimana pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan metode
tunggal menghasi 1 kan pengukuran yang tunggal atau satu macam
saja. Permasalahan yang mungkin timbul dari keterandalan
seperti ini adalah salah arah dan sepelenya penelitian.
Kasus nyata dari pecahnya sebuah termometer menjadi
herkeping-keping merupakan contoh dari keterandalan jenis
ini. Dalam penelitian Etnografi, "quixotic reliability" hanya
rnemhuktikan hahwa si peneliti telah melakukan atau telah
herlatih mendapatkan informasi atau data. Orang-orang Amerika
secara jelas akan menjawah "Fine" terhadap pertanyaan " How
are you?" yang diajukan kepadanya. Keterandalan dari jawaban .
ini tidak akan menghasilkan data yang herguna tentang
hagaimana orang Amerika itu sehenarnya.
"Diachronic relihility" maksudnya adalah kestahilan
pengamatan dari waktu k e waktu, Dalam ilmu-ilmu sosial,
konsep dri "diachronic reliability" dimasifestasikan dalam
tes-tes paradikma percobaan psikologi dan penelitian-peneli-
tian survey. "Diachronic reliability" secara konvensional
dapat dilihat pada kesamaan pengukuran, atau penemuan yang
diamhi 1 pada walr, tu yang herheda-beda. Sec ara umum "diachronic
reliability" dapat diaplikasikan untuk mengukur bentuk-hentuk
dari sesuatu yang benar-henar yang tidak akan herohah-robah
dari waktu ke waktu. Dalam kajian-kajian fenomena sosial
hudaya akan sangat berbahaya untuk mengasumsikan rangkaian
data isomorfik dalam interval. Rerasumsi seperti itu berarti
menganggap sepele srjarah.
"Synchronic relihility" berkaitan dengan kesamaan-
kesamaaan pengarnatan dalam periode yang bersamaan. Tidak sama
dengan "quixotic reliability" , "synchronic relibility"
jarang me3 ihatkan pengamatan yang sama, akan tetapi lebih
cendrung pada pengamatan objek-objek tertentu yang henar-
henar diminati oleh si peneliti. Dalam cerita tentang Menara
Pisa, Galileo mengamati benda yang dijatuhkan dari menara dan
mencapai tanah dalam waktu yang sama merupakan suatu keteran-
dalan akan tetapi tidak herlaku terhadap objek yang dijatuh-
kan. Keterandalan seperti ini dapat dinilai dengan card
membandingkan data . "Synchronic reliability" akan sangat
herguna sekali bag3 peneliti lapangan apabila si peneliti
gaga1 karena kesalahan keterandalan ini, dan ini akan memaksa
si ahli etnngrafi untuk mernbayangkan betapa banyaknya pengu-
kuran kualitatif yang berkemungkinan benar.
Rentuk ketenaran yang paling utama dari perkembangan
metode penelitian kualitatif selama abad terakhir ini adalah
kerupa keterandalan dari penelitian kualitatif. Besarnya
perhatian yang diberikan terhadap keterpercayaan dari
penelitian kualitatif tidak akan sebesar perhatian yang
diherikan terhadap penelitian non kualitatif.
Ilustrasi berikut ini menggarnbavkan bagaimana peneli-
tian kualitatif mempertahankan keterandalan dan juga berusaha
untuk menghuhungkan antara keterandalan dan keterpercayaan.
T i g a buah ilustrasi
STRUKTUR K E K U A S M N MASYARAKAT
Hunter (3953) menerangkan tentang cara kerja penguasa
pemerintahan kelompok kecil di "Regional City" (Atlanta)
yang herada di luar tradisi masyarakat sosiologi/antropologi
menurut kajian Lynds (.I9291 yang mempelajari "Middle Town"
(Muncie) dan Warner (39431, serial "Yankee City"
(blewburyportl. Hunter menyimpulkan bahwa kekuasaan di Atlanta
herada ditangan sekelompok kecil yang
-6-1 pimpinannya tertarik untuk mempertahtnkan posisi mereka yang memheri mereka kekayaan, kekuasaan, dan prestise, Mereka takut merusak keseimbangan kekuasaan yang berkemungkinan akan menghancurkan posisi yang telah mereka peganq dan tentu saja mereka benar, meskipun dalam kasus ini sepertinya mereka mengada- add.
Kajian yang dikemukakan oleh Hunter ini banyak mendapat
pujian dimana-mana, akan tetapi dia juga menimbulkan pro dan
kontra diantara penduduk Atlanta dan ahli-ahli snsial,
khususnya ahli-ahli politik- Ketidaksetujuan mereka ini
akhirnya mencapai puncaknya dalam pengemhangan kajian yang
dikemukakan oleh (Dahl, 1961) tentang card kerja politis New
Haven yang menghasilkan beberapa kesimpulan yang herheda-
beda. Dahl menemukan tak satupun kelompok di New Haven yang
punya kekuasaan penuh meskipun kelompok yang lehih besar dan
lebih populer menempati posisi sentral sebagai "seorang
perunding",
Oleh karena kajian-kajian tersehut dilakukan pada kata
yang berbeda-beda dan dalam waktu yang berbeda-beda maka
perhedaan-perbedaan dalam penemuan akan menimbul kan
ketidakterandalan diakronik dan sinkronik -- yaitu fakta-
faklta bahwa cara kerja penguasa di New Haven yang ditemukan
oleh nahl dan card k e r j a penguasa di Atlanta yang ditemukan
aleh Hunter herheda. Meskipun pendukung Hunter dan Dahl
berkeinginan untuk menyepakati perbedan-perbedaan tadi,
sehetulnya mereka sudah setuju bahwa alasan utama yang
menyebabkan perbedaan-perbedaan tadi oleh karena metode yang
mereka pergunakan juga berbeda. Hunter mengurnpulkan
daftar ......,,,., secara tersendiri, dan menyewa beberapa
arang untuk menilai "siapa-siapa yang berpengaruh" dalarn
daftar yang dikumpulkannya. Orang-orang yang telah dipilih
in.\ kemudian diwawancarai untuk mendapatkan data tentang
hagaimana rnereka berinteraksi satu sama lainnya dan siapa-
siapa saja dari anggota rnereka yang mempunyai pengaruh atau
berhuasa di masyarakat.
Dahl menggunakan metode yang betul-betul berbeda dengan
cara memilih beberapa keputusan rnasyarakat yang penting-
penting (cantohnya, tentang pendidikan dan tentang pembaruan
keimigrasian hagi kaum urban) yang mendasari pembuatan
keputusan-keputusan penting dan kemudian menganalisis
kesepakatan umum yang dibuat yang mengarah pada pengambilan
keputusan
Dahl menggunakan metode yuang betul-betul herheda yakni
dengan card memilih hehevapa keputusan penting ada dalam
masyarakat (contohnya, tentang pendidikan dan pemharuan
keimigrasian) yang mendasari pemhuatan keputusan-keputusan
penting dan kemudian menganalisis kesepakatan umum yang
dibuat yang mengarah pada pengamhilan keputusan,
Teori-teori "Pluralist" seperti yang dianut aleh Dahl
(19AI) dan Palshy (1980) gaga1 mempertahankan penemuan-
penemuan yang mereka dapatkan. Mereka mengakui anggota masya-
rakat merasakan pevtanyaan "Siapa yang berkuasa disini",
dapat dimengerti dan bahkan mereka juga menyepakati apa
jawaban yang harus mereka berikan kepada si peneliti. Mereka-
mereka yang menganut aliran "pluralist" memhantah bahwa
pendapat diatas hanyalkah kabar angin saja dan tidak akan
mempengaruhi terhadap orang-orang yang herkuasa. Mereka lebih
rnenyukai metode ilmiah da3am mengamhil keputusan mereka jika
dihandingkan dengan orang-orang yang mengamhil keputusan
hanya herdasarkan pendapat umum. Apabila ini sudah dilakukan
maka para peneliti akan dapat melihat persaingan antar kelom-
pak dimana masing-masing kelompok mempunyai sumber-sumber
yang cukup agar yang lainnya tidak mendominasi.
Pengikut-pengikut metode yang "baik" menjawab bahwa
aliran "pluralist" juga menjamin penemuan-penemuan mereka
dengan cara memilih metode yang baik. Dengan cara memusatkan
perhatian mereka pada keputusan-keputusan pemerintah herda-
sarkan perdebatan masyarakat. Memang, kaum "pluralist hanya
rnelihat permasaiahan-permasalahan yang herkemhang tentang
kelompok yang memegang kekuasaan sama atau berbeda. Permasa-
lahan yang lain termasuk. yang paling penting, telah diper-
siapkan dengan tidak rnelibatkan pendapat umum, Nerteka menun-
tut bahwa massa herhak memilih tidak hanya sehagai tokoh
dongeng yang sungguh-sungguh melebihi kekuasaan cara ekonomi
yang dijalankan oleh waki 1-waki l mereka , oleh karena orang-
orang yang berhal. memilih kekurangan inforrnasi dan sumber-
sumber yang akurat (bahkan sebagian orang tidak memberikan
suara dalam penelitian). sedangkan kelornpok yang berkuasa
mempunyai kekuatan untuk menekan apabila mereka menginginkan-
nya.
Perdebatan yang akan berkelanjutan ke dekade yang
berikutnya ini, pada waktu itu, sangat tidak menyenangkan
oleh karena masing-masing pihak rnelihat kelompok yang lainnya
dengan pandangan epifenomena yang salah yakni, kekuasaan.
Kemudian permasalahan tentang keterandalan akan herohah
menjadi kaeterpercayaan. Ketidak sepakatan tentang dua tra-
disi i t u sehenarnya hanyalah tentang tidaksamanya definisi
tentang kekuasaan, Sagi kaum "pluralist" definisi kekuasaan
adalah kemungkinan herlakunya sesuatu terhadap yang lainnya
demi mencari tujuan yang hertentangan. Bagi pendukung metode
reputasi, kekuasaan berarti kemungkinan seseorang untuk
mengamhil jalan orang lain, apabila masyarakat berperilaku
lalai ( bukan atas keputusan umum) berarti mereka mengamhil
keuntungan dengan mengorbankan orang lain atau kelompok
lainnya, kelompok ini akan melihat kekuasaan sebagai suatu
aksi sedangkan kelornpok yanq terdahulu tidak demikian halnya.
Ragi yang mempelajari dehat-debat politis, kekuasaan hanyalah
suatu cara untuk mendapatkan dalam masyarakat dan bagi in-
dividu atau kelampok tersebut dapat yang enak-enak yang
mereka ambil dari tangan orang-orang yang tidak punya kekua-
saan'.
Permasalahan tentang keterandalan dan keterpercayaan
terbukti paling hanyak ditemui dan dari dekake ke dekake
herikutnya perdehatan tentang keterandalan dan keterpercayaan
semakin tajam, Pertanyaan-pertanyaan tentang keterandalan
kemudian mengarah pada kjian-kajian seperti yang dilakukan
oleh Freeman (19681, dimana kekuasaan terlihat bertepatan
dengan adanya koneksi-koneksi dan partisipasi-partisipasi
yang terorganisir denganm haik dalm bentu keputusan masyara-
kat yang bermacam-macam, dan lajian oleh Clark (1971) yang
mengkaji perhandingan antara konsekuensi-konsekuensi kekua-
saan. Permaslaahan keterpercayaan memperjelas konsep tentang
permasalahan kekuasaan, dan mengarah pada bentuk-bentu yang
lehih memuaskan (Emerson, 1962: March 1966; Coleman 1973).
AYAH DAN ANAK PEREMPUAN
Baru-baru ini, Freeman (1983) mengemukakan hubungan
keterandalan diakronik dengan kajian-kajian dan studi-studi
perhandingan dalam penelitian kualitatif. Freeman mencurigai
kesimpulan etnngvafi awal yang dihuat oleh Mead (1928) yang
menyatakan hahwa kemarahan, tindakan jahat, dan rasa bersaing
dinetralisir dalam budaya Samoan. Freeman dan Mead juga
berheda peni laian tentang tingk.ah laku selr.sua3 remaja.
Menurut Mead, keperawanan dalam perkawinan dianggap
amat pentinq dalam masyarakat Samoan, meskipun begitu banyak
remaja-remaja Samoan yang terlibat dalam tindakan-tindaklan
seksual yang tidak terpuji, Menurut Freeman, ini mengaburkan
fakta yang sehenarnya terjadi di lapangan. Dia menekankan
bahwa nilai-nilai keperawanan amat diperhatikan oleh Bangsa
Samoan. Anak-anak gadis yang masih perawan dinilai amat
tinggi. dan amat dilindungi oleh 1elalr.i-lel ;ski Samoan.
Ketidak-cocokan antara pengamatan Mead dan Freeman
mendorong timbulnya perdehatan tentang permasalahan keteran-
dalan. Sebetulnya. Freeman dengan cerdiknya mengemukakan
tentang keterandakan diakronis dengan mengemukakan bukti-
bukti sejarah dan hukti-hukti pengamatan yang menunjukkan
hahwa orang-orang Samoan yang dipelajarinya belum lagi bero-
hah secara radikal selama beberapa dekade setelah kedatangan
Mead. Freeman menganggap ha3 ini sebagai permasalahan
keterandalan sinkronis. ' Lazimnya, Freeman menganggap
kesimpul an yang diambi lnya dapat diperc aya dan kesimpul an
yang dibuat oleh Mead adalah tidak henar.
Sebetulnya ada alternatif dalam memilih antara Mead dan
Freeman. Kemungkinan untuk menerima penemuan-penemuan yang
diperdapat oleh Freeman dan Mead membutuhkan teori-teari
bagalmana Mead dan Freeman mendapatkan hasil akhir yang
herheda. Mead rnengamati wanita-wanita Samoan yang masih muda-
muda sementara pada waktu pengamatan itu dia juga sebagai
wanita muda, Freeman melakukan pengamatan terhadap lelaki-
lelaki Samoan yang sudah deoasa sementara dia sendiri pada
waktu itu juga digolongkan ke dalam tingkatan lelaki dewasa.
Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat oleh Mead dan Freeman
didasarkan atas keterlihatan peneliti lapangan dan hudaya
yang dipelajarinya, akan tetapi studi kasus yang dilakukan
ini akan menghasilkan pengamatan yang herheda dari pengamatao
yang herheda dari kehidupan bangsa Samoan.
Sehetulnya, tingkah laku seksual remaja merupakan pokok
pemhicaraan yang hagus, dan orang-orang Samoan merasa terhina
dengan pendapat yang miengatakan bahwa remaja-remaja Samoan
ikut terlihat (Hal ini mengingatkan kita pada suatu artikel
yang ditulis oleh Malinawski yang terkenal mengenai seorang
aristokrat Inggris sewaktu dia ditanyai oleh seorang
antroplog apakah sikut menyikut antara seqama bJ teman di
C,ommonwealth sudah hiasa). Berkemungkina sekali budaya yang
ada di Samoan tidk akan jauh herheda dengan hudaya yang ada
di Amerika dulunya tentang kehidupan seksual remaja-remaja.
Persamaannya untuk itu dapat dihuat sehagai herikut, seoranq
anak. Amerika akan bercerita (kepada ahli etnografi yang muda
dan juga yang tua) tentang heberapa cerita menarik yang
herdasarkan atas kepuasaannya sebagai anak perempuan;
sementara pada waktu yang sama; seorang orang tua Amerika
akan hercerita (kepada ahli etnoqrafi yang tua) hahwa anak
gadisnya masih perawan, Sehaliknya, seorang anak. gadis
Amerika akan menerangkan tentang card kerja ayah mereka
dengan gamharan betapa sihuknya orang tua mereka, sementara
gamharan mereka terhadap teman 3elaki mereka adalah sehagai
"lelaki yang haiku,
Satu butir penting yang dapat diamhil disini adalah
penemuan-penemuan yanq didapatkan oleh Freeman tidaklah
rnenyangkal penemuan-penemuan yang diperoleh oleh Mead, atau
sehaliknya. Mead dan Freeman herada dalam aspek yang berbeda
dan subyek yang kompleks. Sebagian pengertian yang mereka
pernleh herbeda dengan alasan-alasan yang berbeda pula dan
akan lebih baik hagi kita dengan adanya 2 penemuan mereka
dibandingkan hanya dengan satu penemuan saja.
UANG EKSTRA
Salah satu keinginan Rasmussen (Douglas, 1976) adalah
untuk mengetahui apakah salon-salon pijit setempat memhuka
kemungkinan untuk jua3 beli seksual. Untuk meneliti ha1 ini,
Rasrnussen memulainya dengan berkeliaran diantara tempat-
tempat pijit tersehut yang herada si sekitar tempat
tinggalnya, Dia ikut bercakap-cakap, rninum-minum dan bercanda
dengan para pegawai tempat pijit tersehut. Dengan cara ini
dia berhasil menjalin hubungan yang b a i k dengan para pekerja
pijat. Dalam menjawah pertanyaan-pertanyaan formal apakah
para lanqganan memberikan uang ekstra sesudah pelayanan,
para pegawai tadi menjawah hahwa para langganan mereka tidak
memherikan uang akstra atas pelayanan yang mereka berikan.
Mereka mengakui pada heherapa panti-panti pijat ada ahli-ahli
pijat yang ikut terlibat dengan prostitusi, tetapi mereka
juga mengemukakan heberapa alasan kenapa mereka herbuat
seperti itu,
Douglas menilai penelltian tadi, menyatakan ada dud
alasan kenapa suatu penelitian dapat diterima tanpa adanya
pembuktian: la1 " Dimana ada asap sudah pasti ada api", (dan
"Dimana ada seonggnk api, sudah pasti akan lehih hanyak ada
api lagi"); dan (bl" Selalu saja tindakan immoral lbih banyak,
dari yang nampak aleh mata kita". Douglas mengemukakan rasa
skeptisnya aterhadap Rasmussen (Douglas, 19761. Menurut
Douglas seharusnya Rasmussen mencari sumber-sumber informasi
lainnya , sepeerti tukang cukur, yang juga hekerja di salon.
Laporan-laporan dari sumher-sumber yang lain melengkapai apa
yang diberikan oleh ahli pijit- Profesor Douglas mengemukakan
satu prinsip hahwa pada umumnya orang-orang " punya alasan
yang kuat untuk menyemhunyikan sesuatu apa saja yang mereka
lakukan dan bahkan bisa saja mereka berbohang", oleh sehah
itu Rasmussen seharusnya meneruskan penelitiannya. Pada
akhirnya salah seorang informannya akan herasumsi hahwa
sebenarnya Rasmussen sudah mengetahui cukup banyak tentang
adanya kegiatan-kegiatan seksual yang illegal yang terjadi
dal am 1 ingkungan ker ja mereka sehingga rnereka akan
menceritakan yang sebenarnya, Sewaktu dikonfrontoasikan
drngan infnrman utama Rasmussesn ( dan juga teman dekatnya)
dia menqakui bahwa apa yang mereka k.atakan kepada Rasmussen
helum lagi lengkap, Setelah heherapa lama bertindak seolah-
olah Rasmussen sudah menqetahui apa yang sebenarnya terjadi,
dia dapat menyimpulkan hahwa jual heli seksual, kalaulah
tidak selalu terjadi, khususnya pada daerah industri hanyak
dilakukan orang.
Sebuah cerlta tentang perang mungkin dapat dipergc\nak,an
untuk menggambarkan heberapa fakta yang terjadi. Dengan
memherikan contoh diatas Douglas bermaksud untuk memberikan
gamhar'an bahwa hubungan bailr. yang terjadi antara peneliti dan
nhyek. yang diteliti belum lagi mencukupi. Dalam melakukan
penelitian di atas harangkali akan lehih baik hagi Rasmussen.
Rarangkali Rasmussen akan mendapat kesukaran yang cukup
herarti apabila informannya tidak menyukainya. C.erita tentang
Rasmussen akan hanyak kesamaannya dengan cerita memberikan
minum kepada hinatang (Rah 2). Dalam kedua kasus pertanyaan-
pertanyaan awal peneliti amat mudah dipahami dan ciri-ciri
aturan sosial tertentu dapat dikenal oleh para informan
(Dal am kasus Peruvian, yakni para turis; dal am kasus
Rasmussen adalah teman-tem,an dekat lelakinya) Sehingga
mereka akan menjawah srsuai dengan data yang diinginkan oleh
si peneliti tidak dengan keadaan yang sehenarnya.
Permasalahan keterandalan yang dihadapi oleh Rasmussen
menjadi suatu permasalahan yang sepele. Para informannya
berbohong padanya, dan dia mengetahui bahwa para informan
tersehut berdusta padanya (atau paling tidak Prof esor
Douglas rnengetahuinya), Para pelayan Peruvian yang mengatakan
kepada si pengarang tentang minuman yang mereka herikan
setetulnya sudah rnelakukan suatu yang baik. Tanpa
pertirnbangan lagi mereka sehetulnya memberikan interpertasl-
interpertasi hudaya yang sudah diterima oleh masyarakat.
Dalam kasus Peruvian, permasalahan keterandalan dianggap
sepele. Eeterandalan "excessive" dan"quixotic" dari jawaban
responden terhadap pengarang yang diterima sebelumnya sangat
rnirip sehingga seolah-olah mereka sudah pernah mendengar
bacaan yang sama dari skenario yang sama. Informasi Rasmussen
yang pertama sehetulnya terandal sinkronis hukan terandal
quixotik. Dia herbicara panjang lebar dengan ahli-ahli pijit
dan juga dengan para pelanggan dan para pemilik salon. Mereka
menyampaikan hal-ha3 yang herbeda-beda pada Rasmussen, akan
tetapi pada dasarnya yang mereka sampaikan itu hermuara pada
satu ha1 yang sama, yakni hahwa tidak ada diantara mereka dan
orang-orang di lingkungan mereka yang terlibat prostitusi.
Tak satupun dari data awa3 yang diterimanya yang menunjukan
ketidak-benaran, Dia bertahan dengan 2 alasan. Pertama,
seperti juga Malinowski, "dia te3ah cukup lama di lapangan".
Meskipun sehenarnya ada heberapa informasi tentang salon yang
dapat diketahuinya dalam oaktu yang tidak terlalu lama. Yang
kedua, Douglas mau saja terlihat bodoh demi mempertahankan
i lmu pengetahuan.
Laporan Menegani D a t a "Hentah"
Cerita terkenal tentang searang buta dengan seekor
gajah, menggamharkan perrnasalahan keterandalan. Menurut
cerita tersehut, heherapa orang buta bertengkar tentang
seekor gajah, mereka meneliti beherapa hagian badan gajah dan
mempertengkarkan laporan tentang gajah dari masing-masing
mereka.
Inti dari cerita tadi hukanlah untuk hahan mlok-o3ok
akan tetapi untuk mendramatisir ketidak sempurnaan dan posisi
epistemis yang berbeda-heda yang dapat diambil dari cerita-
cerita seperti tadi, Seorang aliran pasitifis akan mengambil
rata-rta data-data statistik (mengenyampingkan kesalahan
dalam pengukuran), dan akan menyimpulkan bahwa seekor gajah
ditutupi aleh kulit. Interpretasi yang henar tentang seekor
gajah kelihatannya sama dengan apa yang dikatakan oleh Hirsch
(1976) dengan sehutan "intuisi" (bahwa hentuk seekor gajah
tidak dapat hanya diketahui melalui ohservasi sehagian saja),
Paling tidak secrang yang dipercaya akan mempeunyai pandangan
yang sudah tentu dapat dipercaya o3eh Lembaga yang bernenang
dan tidak ada alat yang akan mempersatukan interpertasi yang
berbeda-heda . Hirsch juga menolak pendapat ketiga dari aliran kesem-
purnaan" dalam hentuk fenomalagi murni. Dalam bentuk tersehut
aliran "perspektifisme" memperlakukak seluruh interpertasi
sama terp~.rcaya dan secara ekslisit mernbantah kemungkinan
I . menengahinya. Menurut Hirsch dalam pengertian yang
rnurni tidak ada lstilah " data mentah". Manusia tidak hanya
menemui kemudian menginterpertasikan sesuatu, akan tetapi
mereka mengalami suatu proses yang disehut "pengertian".
Manusia dewasa yang normal tidak akan memperhodoh dirinya
dengan berfiklr bahwa orang-orang yang mendekat kepadanya
semakin lama akan semakin tinggi atau dia akan heranggapan
bahna sebuah disket yang terlihat dari jauh herbentu elip
hc\ l, an sehuah lingkaran. Sebelum menginterpertasikan
pengalaman kogni ti f , orang-ornag ak. an menyesuaikan
penglihatannya dengan input-input lain yang telah disimpan
dengan cara-cara tertentu. B i s a dikatakan bahwa mereka
sehetulnya menuntut sehuah teori agar supaya mereka dapat
me3 i hat obyel, yang mendekat hukan yang hevtarrtbah besarnya
atau tingginya. (untuk diskusi lehih lanjut tentang pandangan
psikologis proses ini lihat Anderson, 1980).
Data hanya dapat dilaporkan dengan adanya teori-teori
yang eksplisit dan teori-teori yang implisit, Dan teori-teori
yang dipergunakan tersehut tidaklah hetul-hetul hehas dari
budaya tertentu yang dapat dibuktikan dalam beberapa kajian
(lihat Segall, dkk, 1966). Kajian-kajian ini juga
memperlihatkan sehagian teori dapat digunakan untuk
menyimpulkan beherapa ha3 lainya. Dengan adanya teori yang
menyatakan bahwa seekor gajah sanagat besar dan kompleks.
Dari laparan tentang gajah yang diherikan oleh para orang
buta tadi tidak ada satupun laporan yang sesuai dengan teori
ini. Sebetulnya laporan yang hermacam-macam yang diperoleh
8 dari orang-orang buta tersehut dapat disdtukan tanpa
memerlukan pandangan yang berheda-heda. Tanpa adanya teori
yang membantu untuk menginterpertasikan ki ta akan lupa bahwa
seekor gajah dapat dilihat dengan mudah dan orang huta
tersehut akan dapat melaporkan bagaimana hentuk gajah
sehenarnya. W a n sangat perlu hagi orang buta itu sendiri
(peneliti-peneliti lapangan) untuk mempunyai dugaan awal
hahwa masing-masing hagian yang mereka rasakan hanyalah
hagian dari obyek yang hesar sehingga laporn yang mereka huat
tidak akan bertentangan satu sama lainnya. Sebagaimana ynag
diamati a3eh Maquet (1964) "pengetahuan perspektif bukanlah
berarti non-objektif . Orang-orang yang tidak objektif
merupakan satu aspek dari sesuatu yang dianggap hesar."
Keterandalan -- sehagaimana keterpercayaan akan herarti
hanya apahila ada referensi-referensi beherapa teori. Teori-
teori implisit yang menuntut pengamatan-pengamatan yang
identik kuranq tepat u n t u k digunakan. nalam ilmu pengetahuan
a1 am, keterandal an "quixotic" hanya ditiarapL,an ada pada
situasi-situasi penelitian yang tidak mempergunakan henda-
henda atau objek-objek yang sebenarnya (tiruan). Ilmu penge-
tahuan yang mengamati sesuatu henda secara umum hanya akan
bergantung pada pertentangan antara beberapa benda-benda yang
hergerak (seperti planet-planet) dan benda-henda diam (seper-
ti bintang-bintang).
Rahkan dalam psikometrik, dimana persoalan keterandalan
pertama kali terlihat adanya permintaan terhadap keterandalan
"quixotic" menciptakan paradoks-paradoks teori-teori yang
tidak terpecahkan. Tes-tes intelegensi dan kepribadian
dimaksudkan sehagai a3 at terapi pada awalnya; untuk mengukur
perobahan da3arn rancangan variabel yang akan merefleksikan
tidak berohahnya wat.ak adalah sia-sia apabila didefinisikan.
CATATAN LAPANGAN SEBAGAI PENGECEK KETERANDALAN
Untuk menempatkan pengamatan dalam perspektif kontek-
stual teori, para analis ingin tahu sebanyak-sebanyaknya
tentang keistimewaan kognitif pengamat-- yang herhicara
tentang teori-teori mereka. Dalam teori-teori ini yang ter-
cakup tidak hanya komitmen-komitmen akademis akan tetapi juga
bentuk-hentuk nilai-nilai gaya tingkah laku dan pengalaman-
penga3aman-- yang sering dikalsifikasikan sebagai hagian dari
"kepribadian", Dalam kehidupan sehari-hari, dalam histagrafi,
dan da3arn prosedur yang legal dan di dalam laporan jurnalis-
tik sehagian Lesar berasal dari sumber-sumber yang lazim.
Sering sekali dalam tiruan gaya laparan ilmu pengetahuan,
dugaan-dugaan yang dibuat oleh para ahli-ahli sosial bertin-
dak sebagai "pengamat yang netral". Tentu saja ini merupakan
tuntutan yang angkuh, sebagai orang yang dapat melihat jelas
diantara orang-orang yang tidak dapat melihat. Card ini gaga1
rnerefleksikan bentuk laporan ilmu pengetahuan alam yang telah
dirancang untuk distimulasi. Labmratarium-laboratorium
dimaksudkan untuk memperllhatkan akibat sampingan dari
interaksi antar variabel dalam jumlah yang kecil, dan seluruh
variahel yang "relevan" harus dilaporkan. Pengamatan lapangan
dari penelitian kulitatif secara intrinsik melibatkan si
pengamat. Qbservasi-observasi yang dilakukan di labor
diusahakan sekecil mungkin.
Menurut teori-teori yang kita pelajari tentang pengama
tan kimiawi, pengamatan yang sama kan didapat apakah
sipengamat berada dalam situasi kurang gizi atau menderita
karena digigit serangga; asumsi ini akan sangat diragukan
sekali apahila disampaikan kepada pengamat etnografi daerah
tropis.
Apahila suatu pengamatan diajukan tanpa mengemukakan
bagaimana proses pengamatan tadi dilakukan, si pembaca tidak
akan mampu menginterpertasikan hasil pengamatan tadi mleh
karena status variahel yang terlibat dalam pengamatan tadi
tidak jelas, Akan sanagt sukar sekali untuk rnemastikan
lapnran tentang sebuah ledakan kimiawi telah terjadi yang
diciptakan oleh seorang ahli kimia karena dia tidak
melaparkan didaerah mana ledakan itu dilakukannya. Seorang
pengamat yang memulai pengamatan tanpa menulis daftar variabel
yang relevan yang jelas, berkernungkinan akan salah arah dalam
percohaan ilmu pengetahuan yang sederhana yang dilakukannya
dan secara ohjektif dia akan menolak melaporkan konteks yang
herhc\lungan. Berbuat seper'ti ini sama halnya dengan tindakan
yang dilakukan oleh seorang ahli kimia yang melakukan
percnbaan akan tetapi dia menolak memberitahu bahan apa yang
dl pergunakannya untuk percohaan tersehut.
Penelitian kualitatif telah mengembangkan beberapa
aturan yang dapat membantu memecahkan beberapa permasalahan
penelitian, Sudah pasti seorang peneliti yang mengumpulkan
data, juga akan mengumpulkan hasil analisis datanya (dan
kadang-kadang dia tidak menyadari apa yang sebenarnya
dilakukannya). Ahli etnografi senior yang sudah profesional
akan selalu berkeliling kemana-mana; suatu waktu mereka akan
mengadakan diskusi tentang metoda lapangan (o3eh karena
metode-metode tandingan akan lebih sering digunakn
dilapangan, pene3iti-peneliti kualitatif dari bidang ilmu
sac.iolctqi lehih memahami hidang ini daripada peneliti-
peneliti kualitatif dari hidang antropo3ogi); jarang sekali
seorang peneliti Isisnal yang hetul-betul melihat catatan
lapangan peneliti lainnya. Pekerja-pekerja lapangan yang
mempelajari kelnmpok-kelompok yang kurang kuat secara
prof esional akan mengambil a3 ih per3 indungan terhadap
kelnmpok-kelnmpok tersebut. Hal ini tidak hanya akan
mengacaukan laporan (douglas, 1976) alkan tetapi akan '
mendnronq timbulnya perampasan daerah seseorang.
Para pekerja etnografi sangat memahami sekali hahwa apa
yang dapat mereka laporkan hanyalah apa-apa yang terjadi dan
apa-apa yang mereka temuk 1 an selama mereka berada di
lapangan. Mereka tidak akan melaporkan baqaimana kehidupan
didaerah yang mereka amati tersebut sebelum kedatangan
rnereka kesana, Untuk mempertanyakan keterandalan dari suatu
penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain amatlah tabu,
apabila ini dilakukan seolah-olah mempermasalahkan ketidak
mampuan dan kejujuran si pengamat lain tadi.
LAZIMNYA SEBUAH CATATAN LAPANGAN
Usaha untuk mencari keterandalan dalam penelitian
kual i tatif biasanya mencakup ha1 merinci konteks yang relevan
dengan pengamatan. W . F . Whyte (1955) mengungkapkan tentang
pengalamannya merinci data dan cara bagaimana dia memilih
metode yang digunakannnya. Penulis-penulis lainnya mengung-
kapkan pernyataan prihadi mereka tentang pengalaman mereka di
lapangan (ROwen 1954; Dumont, 1978; Levi-Strauss, 1961; Van
Maanen, 1982, dan hanyak lagi yang lainnya), yang tidak hanya
mengarahkan pembaca pada gaya kogni tif dan huhungan antar
peneliti akan tetapi juga mengarahkan si pemhaca pada
komitmen-komitmen teoritis dan komitmen-komitmen met~dologl.
Menjelang akhir dari karir para ahli etnografi, mereka sering
menerbitkan artikel-artikel atau otobiografi-otohiografi
yang dipuhlikasikan ( Powdermaker, 1966; mead, 17972;
Anderson, 1986). Akan tetapi tidak satupun dari karangan-
karangan pendek ini yang dapat memhantu kita memahami kanteks
pengamatan untuk menge tahui hagaimana sehetu lnya pengamatan
harus. d i l akukan . R iasanya catobiograf i i r l i d i t u l is dalam
behe rapa ser i yang t e r p i s a h . Data t e n t a n g p e r c e r a i a n d a r i
s i t u a s i dimana d a t a dikurnpulkan, i n t e r p e r t a s i p e n e l i t i
cendrumg h e r a s a l d a r i k o g n i t i f yang t i d a k k r i t i s dan t i d a k
l o g i s sebagaimana i n t e r p e r t a s i yang d i l a k u k a n a l e h p e n e l i t i -
p e n e l i t i yang sama. Hal i n i akan menjadi k a s u s , hahkan hag i
nratsg-orang yang h e r u s a h a untcik membela o t o b i o g r a f i=-
o t o h i o q r a f i mereka s e n d i r i .
F r a k e (19641 menyatakan bahwa 3aporan e t n o g r a f i pene3 l
t i a n kua l i t a t i f mencakup b e t e r a p a da f t a r p e r t a n y a a n dan
jawahan " t r a d i s i a n t r o p o l o g i modern t i d a k l a h hanya m e n c a t a t
akan t e t a p l menprh i tkan a r t i k e l " . P a r a a h l i e t n a g r a f i menurut
Rlack dan Metzger (19651, " p e r l u mengetahui p e r t a n y a a n a p a
yang h a r u s d i j a n a b dalanr s e t i a p a k s i mereka. Dia p e r l u
rnengetahcii p e r t a n y a a n mana yang p e r l ~ r d i jawah s e c a r a r i n c i
n3eh k a r e n a a d a p e r t a n y a a n 'rJang s t idah d i k e t a h u i a p a
jawahannya o3eh s e t l a p o r a n g " .
Usaha un tuk m e n s t a n d a r i s a s i p e r t a n y a a n dan c a t a t a n
pengarnatan sudats mula i d i lakulzan o l e h Mead sampai pada Whit-
i n g dkk , (19661. Usaha i n i dimaksudkan un tuk memperkenalkan
beheuapa k a r a k t ~ r i s t i k k e t e r a n d a l a n d a r i rnetoda-rnetoda s u r v e y
dalam p e n e l i t i a n k u a l i t a t i f . Sayang s e k a l i , sehagimana yang
d l sampa ikan a l e h Labov dan F a n s h e l (19772 l a p s r a n t e n t a n g
wawancara p s i k o t e r a p i s , l a p o r a n dan wawancara yang s u d a h
s t a n d a r s e r i n g k a l i k u r a n g rnemberikan k n n t e k s e t n o g r a f i yang
3ua.r. dan bahkan huhungan a n t a r a k e t e r a n d a l a n penemuan rnereka
dengan kes impulan yang mereka b u a t p a t u t un tuk d i c u r i g a i .
Usaha untuk penstandarisasi menghalangi usaha untuk menemukan
sesuatu yang lehih penting hagi heberapa pengamat dihanding
dengan pengamat l ainnya-
Contoh yang hagus tentang tehnik-tehnik yang dikemuka-
kan o3eh Mead (19h51 memperlihatkan keterhatasan standarisa-
si. Dalam menjelaskan lazimnya pekerjaan lapangan kepada
siswa seknlah menengah, dia menanyakan pertanyaan yang sama
yang juga diherikannya kepada heherapa koleganya:
" Profesor Arensberg, Anda seorang alhi antrologi bukan?"
I , ya "
" nr , Rctr\zel, Anda seorang staff pengajar q~tropologi
di Universitas Columbia, hukan?"
It Ya, henar "
" Profesor Solecki, Anda seorang arkeolog, hukan?"
" 'fa "
Standarisasi pertanyaan yang dilakukan mengarah kemhali
pada penemuan survey sosial, yakni suatu gerakan mundur untuk,
mencari keterandalan "quixotic" pada ~ a k t u mencari keterper-
cayaan, Bagaimanapun Mead, sebagai seorang pekerja lapangan
yang herpengalaman tidaklah rnenyatakan pertanyaan yang iden-
tik kepada setiap orang. Profesor krensberg tidaklah dipe-
nagggil dengan sehutan Dr. Runzel, atau seolah-olah menuduh
seseoranq c.ehagai seorang arkeolog. Seperti apa yang dilaku-
kan oleh seorang pekerja lapangan yang herpengalaman, Mead
memai-r.faatlsan pengetah~ran hudaya 'yang sudah dik.etahuinya untuk
n\~ngemukalr.an per tanyaannya IApalr.ah jawaban yang d i h e r i kan
nlel-, s i s c a a c.ekc(l ah menengah henar a t a u sal ah i t u , rnerupakan
persnalan l a i n ) . Si pemhaca hanya dapat menginterper tas ikan
jablaban-jawaban yang t i d a k in.forrrcati.f ( "' /aw dan "Ya, benar" )
hanya a p a b i l a si pembaca tahu apa yang d i tanyakan.
CATATAN LRPANGAN YANG B I A S A
S a l a h s a t u a l a s a n kenapa c a t a t a n l apangan t i d a k d i p u
b l i k a s i k a n a t a u d i s e h a r l u a s k a n a d a l a h k a r e n a c a t a t a n
l apangan t e r s e h u t c e n d r u n g t idab . d a p a t d i m e n g e r t i o l e h o r a n g -
o r a n g yang t i dab . f f~elakukan sebaga imana yang d i l a k u k a n oleh si
p e n e l i t i l a p a n g a n da l am mengamhil c a t a t a n l apangan t e r s e h u t .
S e h e n a r n y a s e o r a n g p e n e l i t i k u a l i t a t i f pada umumnya akan
merasa hahwa apa-apa yang d i c a t a t n y a t e r d a h u l u hermakna ganda
a t a u bahkan t i d a k d a p a t d i m e n g e r t i , o l e h k a r e n a mereka
{nengesampingkan apa-apa yang mereka k e t a h u i a t a u apa-apa yang
mereka pahami s e n a k t u mereka m e n c a t a t (Sehagirnana yang
d i k a t a k a n o l e h Black Metzge r hahwa a l a t utama da l am memahami
j awahan a d a l a h apa-apa yang d i c a t a t t e n t a n g p e r t a n y a a n yang
d i d e n g a r o e l h i n f o r m a n , hukan c a t a t a n t e n t a n g apa-apa yang
d i t a n y a k a n o p l e h si p e n e l i t i l a p a n g a n , amat d i s a y a n g k a n i n i
amat j a r a n g t e r j a d i ) .
Akan s a n g a t he rguna s e b . a l i ( k h u s u s n y a da lam mempe la j a r i
kelampok-kelompok k e c i l l , c a t a t a n p e r t a n y a a n d a r i b e b e r a p a
ha1 . P e n s t a n d a r i s a s i p e r t a n y a a n t i d a k hanya merupakan l angkah
yang p e n t i n g , ab.an t e t a p i jcrga merupakan l a n g k a h yang amat
d i p e r l u k a n . S e m e n t a r a da l am h e h e r a p a penggunaan , ha3 i n i
t i d a k l a h h e g i t u d i p e r l u k a n (Rerrernan mengurut penggunaan
t e r s e h u t s e b a g a i h e r i k u t , " pemahaman t e r h a d a p hagaimana
berhuhungan s a t u sama l a i n dan hagairnana mereka berhuhungan
dengan l i n g k u n g a n mereka , a p a hen tuk i n t e r a k s i s m s i a l mr reka ,
dan hagaimana hen tuk i n t e r a k s i s o s i a l i n i berhubungan dengan
n i l a i , e m o s i , s i k a p , konsep d i r i , h a r a p a n , dan k e k h a w a t i r a n
mereka2. Llntuk tujuan ini yang amat diperlukan, catatan
l apangan yang elr.c,pl isi t, punya perspektif ; anal isis. 1 aporan
tentang prosedur penel itian dan konteks penelltian
tersendiri; dokumentasi-dokumentasi dasar-dasar referensi,
dokumentasi tentang teori-teori etnografi mengenai masyarakat
dan linqkungannya (Rerreman, 1966).
Spraedly (19372 mengemukakan 4 jenis catatan lapangan
secara terpisah : catatan pengeluaran setiap tahap pengama-
tan; catatan menqenai pengalaman,ide-ide, kekhawatiran-
kekhawatiran, kesukaran-kesukaran yang dihadapi, permasala-
han-perrnacr.alatsan dan pemecahan-pemecahan yang tinrbul di
lapangan, catatan analisis dan interpertasi. Kedua contoh
catatan lapangan membutuhkan tuntutan-tuntutan yang harus
dipenuhi . Catatan-catatan mesti logis dan teridentif ikasi
secara kranalogis. M ~ r e k a hanya n~embedakan secara nyatajenis-
jeni s cat at an dan harus, menc at at pengucapan-pengucapan si
penutur asli sedapat mungkin (Tuntutan terakhir ini
mernhutuhkan sintaksis tertentu yang penting dan juga
penyirnpangan diakritis dari prosa) . Knnfensi yang lama dari format catatan lapangan
njengemuk a k an hermac am-mac a m ha 3 -ha l Yang me1 ebi hi
keterandalan. Hal ini akan menimbulkan tidak hanya keinginan
soslal untuk bekerja yang herarientasi pada diri sendiri
(pikiran, egaisrne, spekul asi yang tak terkendal i ,
interper tasi secara tearitis) dan bentuk-bentuk. lain yanq,
tidak dapat dipertanggung jawabkan seperti yang diungkapkan
Malnnowski da3arn "Diary"). Seorang peneliti berkemungkinan
tidak punya keinginan untuk memperlihatkan pemikiran-
pemikiran diasinkratisnya kepada ternan-teman dekatnya seperti
yang hiasa terjadi pada oaktu yang lalu. Merasa bebas dari
kepentingan bertanggunq jawab terhadap interpertasi isi
catatan, peneliti-peneliti juga hebas untuk mencatat
kesal ahan yang nyata, Sebagaimana diungkapkan dalam hab
pertama artikel ini, aturan ditimbulkan oleh kesalahan dalam
sejarah ilmu pengetahuan amat mengesankan, Agar (1983)
menganjurkan melakukan suatu penelitian yang aktif.
Eesalahan-kesal ahan seperti itu amat penting bagi kajian
tentang kelarnpok yang tidak dikenal si peneliti. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Mead (19730" apahila seorang peneliti
lapangan sudah herada di lapangan, kerja harus segera
dirnulai". Akan ada kesan pertama yang tidak bisa diulangi
lagi dan ini harus dicatat. Semakin hanyak senrang pekerja
lapangan "ikut trr lihat" dengan cara memahami dan
rnengidentifikasi kelnrnpak sasaran, maka semakin sedikit kesan
"naif" yanq diperaleh, dan apahila seorang peneliti qagal
nemcatatnya, maka dia akan kehilangan infarmasi tentang kesan
dan respon pertama yang dipeulukannya.
Mernbiasakan catatan laporan akan mendorang pertukaran
catatan antar teman, yang kelihatanrrya akan semakin sering
timhul. Kegiatan ini tidak hanya akan mensensor catatan
lapangan, atau timbal halik , daripada saling menasehati,
sehinqga huhungan haik antar peneliti akan herkernbang.
Tanda-tanda Konvensi Penggunaan
,I I I t a n d a k u t i p ganda mengandung ku t i pan v e r b a l
t a n d a k u t i p t u n g g a l mengandung pengulangan
( 1 t a n d a kurung b e r i s i d a t a k o n t e k s t u a l dan i n t e v p ~ r t a s i p e n e l i t i 3 apangan.
%: :. t a n d a kurung s i k u m e n c a t a t elemen-elemen l e k s i k a l
g a r i s l u r u s pembagi an wak t u
./ g a r i s m i r i n g menc a ta t per- t e n t a n g a n
Tabel 5.1 Knnvensi C a t a t a n 3 apangan Dasar
PEDOMAN GAYA CATATAN LAPANGAN
C a t a t a n lapangan h a r u s l a h mernnuhi b e b e r a p a p e r s y a r a t a n
minimal . Pe r t ama , c a t a t a n lapngan m e s t i l a h l o g i s dan d i s u s u n
s e c a r a k r o n o l o g i s . Kedua, c a t a t a n m e s t i l a h marnpu
m e n g k a t ~ g u r i k a n d a t a m i s a l n y a , apa yang b e t u - b e t u l
d l k a t a k a n , pengukuran-pengukuran i n t e r a k s i s o s i a 3 s e c a r a
L,cm t e t , s t c \ a l , apa yang d i h i p o t e s i s k a n a h l i e t n o g r a f i t e n t a n g
si t u a s i ) . S t a r t . e g i umum mencata pengucapan-pengucapan hudaya yang
bertrtal.r~a ( r n i s a l r ~ y a , apa-apa yarsg d i k a t a k a n orang-orang )
h e r a s a l d a r i d a s a r o r t o g r a f i modern . S e b a g a i c n n t o h , huruf
t t esar dan t a n d a t i t i k h a r u s d i p e r g u n a k a n d i a k h i r k a l i m a t .
Tanda k u t i p termas.uk rnengutip ha3 yang juga d i k u t i p j u g a
d i p ~ r g u n a ~ a n . Bagaimanapun t a n d a - t a n d a baca c a t a t a n l apangan
r n e s t i l a h d i s e r t a k a n da lam c a t a t a n pemik i r an -pemik i r an yang
helum l engkap .
Tabe l 5.1 mengemukakn d a s a r p e n c i p t a a n k a n v e n s i t a n d a -
t a n d a un tuk d i p e r g u n a k a n da lam c a t a t a n l apangan e t n o g r a f i .
Untuk menggambarkan penggunaan konvens i t e r s e h u t , t a h e l
5-2 memperl i hatkan c a t a t n yang d i amhi 1 pada t a h a p awal L.aj i a n
t e n t a n g wak t u s enggang . C.at a t a n Lapangan herhuhungan dengan
pandangan budaya pada s e h u a h k l u h e l i t d i S e a t t l e .
6,PEMBUATAN KEPUTUSAN ETNOGRAFIK: EMPAT TAHRPAN P E N E L I T I A N K U A L I T A T I F
Dal am ntertul is sshuah l aparan yang komunikatif tentang
kejadian yang kampleks dari si tuasi sosial tidk hanya
membutuhkan ilmu pengetahuan yang tinqgi, tetapi juga
dihutuhkan pemahaman tentang tujuan ilmu pengetahuan, Hal ini
merupakan tugas ilmuwan baru atau pemula sekaligus juga tuqas
yang sudah profesianal. Jika mereka ingin membandingkan
sumher-sumber, mereka memiliki sesuatu 3ebih dari apa yang
mereka perkirakan. Peneliti yang herpengalaman akan menernukan
gejala-qejala yanq berhubungan dengan retoris sosial, yang
akan dicatatnya. Tidak 3 ah merupakan sesuatu yang harus
diasimilasikan pada sistim teori untuk membandingkan analog-
analog, tetapi jika pada situasi pengamatan ha3 ini
merupakan k~sempatan untuk menemukan sesuatu yang baru.
Tugas ini tidak jauh herheda hagi para pemula walaupun sistim
tenri penqetahuan sudah diperkenalkan, pemula be3um mempunyai
pengalaman yang langsung dengan analog huku. Mereka takut
untuV. membandingkan catatan atau pengamatan atau persepsi
dengan k~jadian. Pada sisi lain pernu3 a mempunyai rintangan
dalam pendidikan hudaya jika pernula harus melakukan kerja
lapangan dalam ilmu sosia3.
Oleh karena itu para ahli menghabiskan keseluruhan
+)at;-tunya untuV. mencatat, tidak hanya untuk meyakinkan bahwa
dia mempunyai materi yang mendasari laporan akhir, tetapi
juga untuk meyakinkan hahwa dia mempunyai kesempatan untuk
menghuhungkan pengalaman dengan analisis timhal baSik sepevti
halnya rangkaian susunan pengetahuan (Junker, 1960:13),
Penelitian yang hersifat kualitatif, seperti halnya
ilmu-ilmu lain, mempunyai empat tahapan pemikiran dengan
urutan sebagai berikut: i n v e n t i o n , , d i s c o v e r y , , i n t e r p r e t a t i o n , ,
dan e .xp lana t~ .on . Yang paling pentinq, aktifitas-aktifitas
penelitian untuk masing-masing tahapan herheda secara
kualitatif satu sama lainnya. Hasil penelitian yang diperoleh
pada masing-masing tahapan juga herheda secara kualitatif.
Inven t inn rnerupakan suatu tahapan persiapan atau
perencanaan penelitian, tahapan ini menghasilkan rencana
k.eu j a, Disrobleuy adal ah suatu tahap penin j auan dan pengukuran
atau pengumpulan data yang menghasilkan suatu informasi.
n t e r p ~ r t a s l adalah tahap penilaian atau analisis untuk
mempernleh pemahaman, E.uplanation yakni tahap komunikasi atau
penutup yang akan menghas.i 1 kan suatu pesan-
Aturan-aturan dari penelitian kualitatif sederhana,
yaitu sehagai herikut. Pertama, s ~ m u a tahapan diatas harus
teryamhar dalam penelitian, tidak holeh hertukar satu sama
lain. Kedua, Tahap-tahap t~rsehut dilaksanakan dengan
herurutan dalam keadaan apapun, aturan-aturan yang diatas
I-sarus dipatuhi . Empat tahap penelitian kualitatif ini ternyata dapat
dilaksanakan pada waktu kapanpun. Cnntohnya, secara mikro
kita dapat membayangkan hagaimana empat tahapan itu memhentuk
suatu proses karena kita meneliti materi-materi yang
berpengaruh secara paradigma dalam sebuah literatur yang
tidak kita kenal, atau mampu menurnpahkan hsil pemikiran pada
kertas laporan. Secara makro, kita dapat memhayangkan aturan
tadi dalam proyek penelitian yang berdiri sendiri. Urutan
pen~litian yang dirancang memperlihatkan pembagian periade
waktu yang dilalui oleh penellti dilapangan untuk membuat
keterangan dan gamharan.
K e r j a Lapangan
Tidak ada pekerjaan yang lebih mudah daripada rncngeriakan peker j aan yang berhuhungan dengan antropologi jenis tertentu. Untuk mendapatkan kebiasaan yang dilakukan penduduk asli dan juga cara herfikir mereka, dan juga mereka hasil penelitian dengan card mereka, merupakan kerja yang dapat dilakukan dengan tepat disertai dengan perhatian terhadap metode (Institut Antropologi Ropyal, 1929: 29 1
Pongamatan langsung yang disertai dengan interogasi cepat merupakan cara yang ideal. Hal yang paling memuaskan untuk memu3ai sebuah penelitian terhadap obyek-obyek tertentu dengan card observasi langsung terhadap heberapa kejadian, dan didikuti dengan pertanyaan-pertanyaan detail, variasi-variasi kejadian serupa, dll. Ini tidak selalu mungkin terjadi (Institut Antropologi Royal, 1952: 272.
Dari semua aktifitas peneliti-peneliti kualitatif,
kc-rjs l apangan yang pal ing bertanggung jawab terhadap mistik
dan anggapan yang papuler tentang etnografi. Interaksi
dengari orang-orang -terdeL.at dengan mereka dal am balsasa rnereb.a
sendiri, dan rekaman yang sistematis dari semua ini merupakan
hagian yang penting dalam penelitian lapangan. Ada dua
konotasi penting tentang kerja lapangan. Pertama adalah kerja
lapangan rnerupakan sehuah kesempatan yang luar hiasa untuk
rnempelajari segalanya tentang kehudayaan baru. Dengan
orientasi ini ahli etncqrafi merasa kagurn seperti halnya
kekaguman anak-anab. terhadap dunia. Kedua adalah kerja
lapangan rnerupakan sebuah kesempatan untuk mengumpulkan
fakta-fakta spesifik, dengan orientasi ini ahli etnngrafi akan
rnendapatkan, ilrnu pengetahuan dalarn aturan-aturan "labor".
Untuk mendefinisikan kerja lapangan yang sama luasnya dengan
kehidupan, tak ada yang hisa rnemheri bimbingan untuk
memutuskan definisi tersehut. Dengan mengartikan kerja
lapangan secara sernpit herarti menolak bahwa sama sekali
keputusan tidak diperlukan. Hal yang perlu dipertimhangkan
oleh seorang p e k e r j a lapangan adalah mengetahui baqaimana
menentukan jika seseorang rnenernukan atau rnerarnalkan atau
meneliti atau rnenerangkan. Secara sederhana, ahli etnografi
hekerja dalarn semua ini ketika dia herada di lapangan.
67 Ragi peneliti kualitatif kerja lapangan menuntut adanya
simhol-sirnbol. Kerja lapangan merupakan unsur data etnografi.
Fakta hahwa kerja lapangan dimengerti secara umum oleh para
profesional untuk memhedakan "data sehelum" dan "data
sesudah". Dengan rr~engakurnulasikan data, para ahli etnografi
hergerak dari persiapan penel 3 ti an sarnpai pada hagian
analisis penelitian.
Empat tahapan penelitian kualitatif membedakan dengan
jelas perioda kerja lapangan. Tahapan-tahapan Ini secara
1 angsung herhuhungan dengan permasal ahan "finding",
"di5covery", working", dan "leaving" lapangan.
PENEMUAN: " N A I K " DAN " MAJU"
Apabila ada suatu pengalaman biasa yang diternukan lebih
dari s e r a t u s tahun penelltian etnugrafi, m a k a pengalaman tadi
akan meliputi momen penelitian. Merenungkan apa artinya
menentang bcldaya eL.s.otik. mmrupakan suatu meditasi bukan hanya
untuk rnenentukan nrang-orang yang akan direkrut untuk
penelitian pala-pnla teori akan tetapi juga inspirasi dan
menkonsolidasi budaya peneliti-peneliti lapangan. Empati
pallng hesar yang diperlihatkan ahli etnoqraf i ketika contoh
cerita tentang perang, "naik" dan "maju" mendahulukan
kesengsaraan prihadi, pengubuvan, simpangan-simpangan dan
kehudayaan yang ganji3 dari peneliti lapangan.
Kecuali apabila rencana peneliti dengan dasar yang
tersemhunyi dari ahli etnografi tidak akan menyadari
keju juran penEliti sehagairnana kontak pertama, Tak diragukan
lagi hanyak cnntoh-contoh pekerja lapangan yang tidak pernah
memperoleh status yang disetujui oleh orang yang dipelajari
yang lebih knmplek daripada orang asing. T a k searang pekerja
lapanganpun yang m~nuntut mereka n~enjadi bi jaksana.
E ~ r n a j u a n kerja lapangan dan kemajuan intelektual
sehagian hesar dibuktikan oleh perhedaan secara kualitatif
tentang apa yang diketahui oleh ahli etnograf i di luar
lapangan prnelitian dan apa yang akan diketahuinya kemudian.
Dal am bidang akadernis, pernyataan tegas seperti yang
diungkapkan oleh Field Sage tidak selalu hisa ditemukan
dalam masyarakat. Akan tetapi apahila seseorang sudah
dianggap searanq Field Fool, L.et~ranqan mahasiswa dianggap
kurang problematik. Ungkap Sage dan Fool tergantung satct sarna
lain dalam rasa strategis hahkan heherapa Sage dan dimegerti
sehagai ex-Fools. Apahila sipekerja lapangan dapat melengkapi
data bagi masyarakat akademis yang menyatakan hahwa ia
pernah menjadi "Fools" maka sipekerja lapangan tadi akan
menyatakan keyakinannya untuk rnernhuat "Sage" - Untuk. itu
skenario pekerja lapangan adalah, pevtama sesampainya
dilokasi, tidak akan mengacuhkan hudaya setempat yang
hersifat universal. Inti dari semua ini adalah seluruh ahli
etnnqrafi, punya cerita tentang perang "naik" dan "maju",
Secara umurn, heberapa gelomhang ahli etnografi dalam
kesempatan . me3 aksanakan ker j a 3 apangan me3 aporkan hahwa
rnereka sedikit kesukaran- dalam menentukan lokasi masyarakat
yang akan ditelitinya secara fisik. Apakah hudaya yang
herhuhungan dengan penelitian diatur oleh orang-orang Amerika
asll di timur laut Pasifik, kaum imigran Eropa pada sebagian
hesar C.hicago, kepualauan-kepulauan Oceania atau daerah-
daerah koloni Inggris, seorang pekerja lapangan mengharapkan
hahwa permasalahan yang penting dalam melokasikan suatu
hangsa adalah logika (misalnya tidaklah metodologis atai
teoiritis). 'Algnritme asli dari "Finding the Field" dalam
keadaan awal adalah sesuatu yang mengikuti susunan
( 1 ) tentukan henua, atau kumpulan pulau atau perkotaan;
( 2 ) temukan seseorang yang her huhungan dengan orientasi hudaya harat dan orang-orang yang akan dipelajari;
( 3 ) terirnalah pengarahan di lapangan.
S e c a r a k a s a r n y a , " F i n d i n g t h e F i e l d " mu la i k e t i k a a h l i
e t n n g r a f i m ~ n i n g g a l k a n k o t a n y a dan b e r a k h i r sewaktu a h l i
e t n n q r a f i t e r s e h u t menyusun d a t a - d a t a per tama s e c a r a
s i s t e m a t i s . T iga a spek "Ethnography a t t h e p e r i p h e r y "
d i d e f i n i s i k a n dengan adanya a r a h a n p e r t a m a , pandangan
pe r tarna, dan kesimpu3 a n p e r tama,
Copping D i r e c t i o n s . Copping D i r e c t i n n s merupakan aspek
pe r t ama d a r i r " F i n d i n g t h e F i e l d " . Aspek i n i b e r k a i t a n dengan
fftornen-momen j a r i n g a n k e r j a d a l am sisti s n s i a l un tuk
menqernukakan budaya yanq akan d i p e l a j a u i . Merupakan
pandangan yang p o p u l e r t e r h a d a p p e n e l i t i a n l apangan bahwa
a h l i e t n o g r a f i d i p e r l e n g k a p i dengan p e r l e n g k a p a n l u k s , uang
hanyak. Ragaimanapun j u g a , p e r m i n t a a n "bawa lah s a y a k e
pimpinanmu" akan b e a r t i i n t r i n s i k , dan mendapat p e r h a t i a n ,
Plaskah r o m a n t i s t e n t a n g bagaimana ah3 i e t n o g r a f i
rnenetapkan hbungan dengan m a s y a r a k a t yang rnereka p r l a j a r i
mengesaspingkan p e r a n t a r a yang mengatur " t h e Grand E n t r a n c e "
h a g i pene l 3 t i yang h e r o i k . P a r a p e r a n t a r a (an tav-a l a i n
m i s i n n a r i s , pedagang-pedagang h e s a r dan p a r a a d m i n i s t r a t o r )
b e k e r j a pada p e r b a t a s a n hudaya. Mereka d i a n t a r a n y a a d a l a h
a r a n g - o r a n g per-tarna d a l am masyara l .a t yang h a r u rnascik c . is t i rn
agama dan hadaya. Mereka s e r i n g s e k a l i d i t a n d a i , e k s e n t r i k ,
g a n j i l , dan menyirnpang. P a r a p e r a n t a r a t e r s e h u t merupakan
p r o t o t y p e penduduk p i n g g i r a n - Mereka t r l n o v a t i f dengan adanya
i n t r r k s i - i n t e r a k s i dengan p e n e l i t i l apangan .
Copping a L m o k , Copping a 1on.k rnerupakan aspel , kedua
d a r i "Menemukan s e b u a h h idang" . I n i a d a hubungannya dengan
momen pertarna dalam meneliti suatu budaya. S e d ~ r hand
k~dengarannya, sohetulnya ini mempengaruhi paradnks-paradnks
tlari kaj ian naanusia, bahoa si tirasi budaya dan parrclanqan
sosial (menggunakan isti l ah yang dipakai Spraedly dan
Loftlant) akan menqhilang sehagimana perhatian dari ahli
etnografi.
Merupakan dugaan yang naif hahwa konsep-konsep seperti
hudaya, masyarakat dan hangsa membagi-baqi daerah fisik dan
dunia. Irnnisnya, para ahli antropologi mendukung pandangan
terhadap hudaya dunia yang terbagi ini dengan catatan yang
luar hiasa tentang pencarian orang-orang "hilang". Literatur
etnografi sepertinya penuh denqan hikayat ekspedisi yanq
rinci dengan mengetengahkan, hutan-hutan, gunung-gunung dan
daerah-daerah tak hertuan. Sebagian orang-orang yang pertama
mendenqar kajian hudaya, para ahli etnografi terlihat dalam
pandangan klasik tidak dikuasai nleh sentimen-sentimen dan
henar-henar menqi kuti prinsip-prinsip pengamatan. Tentu saja,
sejarah telah mernperlihatkan suatu kasus.
Capping a Taste . C o p p i n g a t a s t e rnerupakan aspek ketiga
dari "men~mukan lapangan". lstilah Amerika ini dalam hacaan-
bacaan hudaya , memherikan petunjuk tentang elemen, kejutan,
strategi, kenikmatan, kesenangan yang merupakan suatu
motivasi, dan sehagai respon dari penduduk asli san para ah33
etnografi- Periode "Copping a Taste" terdiri dari episoda-
episoda yang tidak terganggu ( " bentuk hehas" ) dari
penaksiran hudaya pendatanq dan penduduk asli.
PEPdEMUAN: "PEMEROLEHAN DATA"
Tahapan penemuan da lam k e r j a l apangan merupakan s u a t u
prmses e t n c t g r a f i pengurnpulan d a t a . E e r j a l apangan s e c a r a
kasar -nya , d i m u l a i k e t i k a p e n r l i t i l apangan memperhubungkan
s e c a r a i n s t r u m e n t a l i d e n t i f i k a s i waktu dan t empa t un tuk
melaksanak.an pengamatan. Tahapan i n i akan b e r k a h i r a p a b i l a
ah1 i e t n a g r a f i t e l a h mendapatkan jumlah dan k u a l i t a s d a t a
y ang cukup mcl a l c\i hermacam-macam cumber dan i n t e r a k s i dengan
o rang-n rang yang d i p e l a j a r i .
Pengelompakkan d a t a d i l apangan merupakan p e n g u j i a n
r i t u a l istis dan h a l yang p ~ n t i n g da lam hudaya i lmu s o s i a l
k u a l i t a t i f -- d a t a - d a t a e tnmgraf i yang s u d a h d l t a n g a n
h ~ r h a r g a 20 k a l i l i p a t d a r i d a t a - d a t a yang belum a d a
d i t a n g a n . S a t u k a l i s e o r a n g p e k e r j a l apangan memperaleh data
b e r a r t i d i a sudats h e r a d a pada t i t i k t e n q a h p m s i s i p e n e l i t i a n .
P a r a p e k e r j a l a p a n g a n b e r t a t a p muka dengan penduduk a s l i yang
t idab , d ik .ena lnya da lam hahasanya dan akan mcnyimparl d a t a - d a t a
yang punya makna h a g i d i d .
" H e k e r j a d i Lapangan" rnenghuhungkan e t n o g r a f i pada
k e g i a t a n pcrekaman i n f c ~ r m a s i . T l g a aspek "b1orking t h e F i e l d "
d i d ~ f i n i c . i k a n n l e h penemuan I/.esempatan, d a t a , dan kes i rnpulan .
S c n r i n g a Cha.nc~ . P e n e l i t i an l apangan y a r q d i 1 akukan
t a n p a memperhati kan pada persep5 . i pendcrduk a s 3 i dan k o n t e k s
budaya se t e rnpa t merupakan s u a t u ha1 yang h e r t e n t a n g a n .
Penyalahqunaan i n i d l t u n j u k k a n da3am h e h e r a p a c a r a yang
d l p e r g u n a k a n p a r a a h l i e t n o g r a f i dan j e n i s - j e n i s hubungan
yang d i p a k a i . Gspek yang pe r t ama d a r i "Working t h e F i e l d "
berkaitan dengan persiapan dan penyimpanan dari data yang
dikumpcrlkan. Latillan-latihan dan lagika-logika dalam huhungan
ini diistilahkan dengan "Scaring a Chance". Persiapan-
perc.i aparsnya rrrenyinggung topik-topi k termasuk presentasi
startegis ahli etncqraf i, perkemhangan instrumon penel i tian,
3okasi informan kunci dan lainnya, dan koordinasi situasi
penelitian (contohnya, tugas-tugas 1 ingkungan) . Keberhasilan
dalam usaha ini tidaklah merupakan perhuatan koreografi
kebudayaan.
Scoring the F a c t s , S c o r i n g the F a c t s merupakan catatn
tentang keheradaan dari "Working the Field" -- kerja nyata
dalam mengumpulkan data etnografi. Pada panda~gan pertama,
kelihatannya T h e Scoring of Facts dapat didekati dan
dilaksanakan dengan card yang tepat. Untuk itu ada dua
kornentar yang harus diikuti.
Pertama, kemungkinan apapun dalam pengumpulan data
dilapangan bergantung pada rencana penelitian. Merupakan ha1
yang tidak ilmiah sama sekali apahiula memulai mengumpulkan
data tanpa hahasa (paradigma) yarrg akan memperjelas data
dengan kerihutan. Ahli etnografi yang mengumpulkan data
tnapa mengetahui apa yanq akan mereka peroleh tidak akan
nberasa senang berada di l apangan.
Kedua, t . h ~ Srnuing the Far ts dal am apl i kasi penel i tian
lapangan tindakan heraneka segi. Jelasnya, aktifitas-
aktifitas fokal haruslah merupakan sekumpulan informasi yang
sistematis (misalnya, rancangan penelitian harus spesifik).
kkan t e t a p i se rnentara i n i b e r l a n g s u n g p e n e l i t i l apangan d a p a t
mempor-t imtsangkan permasa l ahan-perfnasal ahan l a i n yang rrcunccr 1 . Yakni , atsl i e t n o g r a f i pada waktu hersamaan Scoring the Facts
dan menemukan f a k t a - f a k t a yang b a r u (yang helum d ikumpulkan ) .
P e n i l a i a n f a k t a - f a k t a rne l iba tkan pengumpulan d a t a . Roleh
d i k a t a k a n bahwa p e n e l i t i a n k u a l i t a t i f d i d e f i n i s i k a n s e h a g a i
a k t i f i t a s . p e n g u j i a n h i p o t e s i s d a l ant penemuan hukan da lam
t a h a p a n i n t e r p e r t a s i . P e n i l a i a n f a k t a - f a k t a d i m u l a i dengan
u s a h a fo rma l un tuk mengumpulkan i n f o r m a s i , penemuan-penemuan,
p r o s e d u r , dan d i a k h i r i dengan d a t a yang s u d a h d i p e r n l e h .
Scoring an Ending, Aspek k e t i g a d a r i Working t h e F i e l d "
a d a hubungannya dengan keadaan-keadaan yang akan rnengakhir i
p r o s e s P e n i l a i a n Fak ta -Sak ta . Pemher ian N i l a i Akhi r
menyinggung momen t e r a k h i r d a r i wawancara, sesi pengamatan,
dart yang l ainr iya. Yang p a l i n g p e n t i n g , Pember ian N i l a i A 3 h i r
t i d a k s e l a l u d i i n g i n k a n o l e h a h l i e t n o g r a f i . R e r k a h i r n y a
pengumpulan d a t a d a p a t d i s e h a h k a n a l e h Tuhan, k e t i d a k h a t i -
h a t i a n , kekurangan d a n a , k e l e l a h a n dan j u g a o l e h pencapa ian
t u j u a n p e n e l i t i a n - Eenya taan p e n e l l t i a n l apangan a d a l a h
s e k a l i d i k e r j a k a n , dua b a g i a n d a t a yang dikumpulkan t i d a k
dapat d i h a r a p k a n akan smaa dengan a s l i n y a .
t- ~ e r i n g s e k a l i , p e n e l i t i l apangan menghad i r i peker j a a n
yang d i k e r j a k a n d i l apanyan sebaga imana yang h a r u s rnereka
k e r j a k a n . k h l i e tnc tgraf i akan menjad i ko rhan d a l am S c o r i n g
t h e D a t a ( s e h a g a i cctntoh, m e r t i 3 ai s u a t u kebohongan; meni l a i
d a t a yang s a l a h ) .
INTERPERTASI: "LANGSUNG MEMPEROLEH"
R e a d i n g t h e F i e l d punya momen i n t e r p e r t a s i yang
m e n g i k u t i penemuan d a t a e t n o g r a f i . I n i merupakan h a g i a n
t a h a p a n p e n e l i t i a n l apangan da lam menca r i k e t e r p e r c a y a a n ,
k e t e r a n d a l a n , dan kehermaknaan m a t e r i . I n i j u g a p e n y e s u a i a n
huhungan, a l a t - a l a t , dan r a n c a n g a n p e n e l i t i a n . "Reading t h e
F i e l d s " mu l a i k e t i k a p e n e l i t i - p e n e l l t i l apangan
mengakumulasikan h u k t i - h u k t i e t n a g r a f i , yang d i t e r u s k a n
s e l a m a p e n e l i t i a n , dan b e r a k h i r dengan d i p e r o l e h n y a d a t a .
P r o s e s e t n o g r - a f i s yang s p r i n g s e k a l i d i k u t i p o l e h p a r a
p r a k t i s i a d a l a h a h l i e t n o g r a f i i t u s e n d i r i h e r a d a da l am
p a s i s i pemuncul a n budaya yang k r a n i s s e h a g a i k o n s e k u e n s i
t e t a p h e r a d a da l am r u t i n i t a s hudaya. Tni b e r a r t i p e n e l i t i -
p e n e l i t i l a p a n g a n d i p a k s a he rhadapan dengan s i t u a s i - s i t u a s i
k e ~ n a n u s i a a n yang s e r u p a , a t u r a n - a t u r a n , t i n g k a h l a k u ,
k .eyakinan-keyakinan , dan s e t e r u s n y a . I n i sernua akan a d a
dengan adanya in fo rman- in fa rman yang membantu un tuk
m e n g i n t e r p e r t a s i , dan pengarnat-pengamat s e t e m p a t . A p a h i l a
s e g a l a s e s u a t u h e r j a l a n l a n c a r kehinqungan-kehingungan a h l i
e t n a q r a f i t a d i akan h e r u h a h men j a d i h i p o t e s i s - h i p o t e s i s
s e m e n t a r a .
P e n e l i t i l a p a n g a n yang h e r a d a da l am R e a d i n g t h e F i e l d
b e r u s a h a un tuk memahami hagairnana d a t a yang t e l a h d ikumpulkan
d i k u a l i f i k a s i k a n s e h a g a i i n f o r m a s i , d a n bagairnana mereka
m e n g a n a l i s i s . f ipahi l a p r o s e s h e r a k h i r denqan b a i k , akan a d a
k e j e l a s a n a n t a r a per rnasa lahan p e n e l i t i a n , ke l engkapan-
k e l e n g k a p a n p e n e l i t i a n , d a n d a t a - d a t a p e n e l i t i a n - f i h l i
e t n o g r a f i t e r s e h u t akan h e r j a g a - j a g a t e r h a d a p reaksi-reak.s .1
yartg t e l a t i diis~.ntukakann.ya, rnemperhstikan f al . ta-f a k t a yang
d i d a p a t k a n n y a . ApaDi! a s e g a l a s e s u a t u n y a t i d a k h e r j a l a n
sebagaimarsa yang d i h a r a p k a n , maka si a h l i e t n o g r a f i akan
menyesuaikan pe rmasa l ahan p e n e l i t i a n , k ~ l e n g k a p a n p e n e l i t i a n
dan pemahamannya t e r h a d a p d a t a .
K e r j a "Reading t h e F i e l d " rnerupakan b a g i a n d a r i p r o s e s
p e n g u j i a n d a r i ilrnu penge tahuan . Rkan s e l a l u a d a kemungkinan
h e r b u a t s a l a h .
K i t a membagi dua a spek "Reading t h e F i e l d " kedua-duanya
ada huhungannya dengan p e n i l a i a n , k o n f e r g e n s i . I n i add
huhungannya dengan mernpertanyakan rnakna dan kekua tan f a k t a -
Checking t h e V a l i d i t y . Aspek yang pertarna d a r i "Reading
t h e F i l e d " d i h e r i i s t i l a h "Checking t h e V a l i d i t y " , yang
rnerupak.an e v a l u a s i t e r h a d a p "Wnrking t h e F i e l d " . Keg ia t an i n i
mempertimbangkan komponen-kcamponen si t u a s i p e n e l i t i a n
( t e m p a t , w a k t u , i n f o r m a n ) dan pe rmasa l ahan p e n e l i t i a n dan
a l a t - a l a t p e n e l i t i a n . Pertnas.alahannya a d a l a h k e t e r p e r c a y a a n
pengama t a n .
Checking t h e R e . l i a h i 3 i t y . Aspok kedua d a r i "Reading t h e
r- ' r l e l d " rtel ibatkat-i pemer iksaan k e k u a t a n d a r i d a t a . I n i b e t u l -
h e t u l h a n y a l a h l a t i h a n rnenye l id ik i k e t e r a n d a l a n d a r i
p e n e l i t i a n k u a l i t a t i f . Pe rmasa l ahannya a d a l a h apakah si a h l i
e t n o g r a f i akan rnendapatkan penemuan yang sama a p a h i l a
p e n e l l t i a r t yartq s.arna d i u l a n g i l a g i .
PENJELASAN: "KELUAR" DAN "MEMPEROLEH SESUATU"
Tahapan penjelasan kerja lapangan herkaitan dengan
proses "Leaving the Field", Proses ini mulai dengan adanya
kesadaran ahli etnografi bahwa data kualitatif yang lengkap
telah mereka dapatkan dan akan berakhir dengan kembal inya
mereka ke rumah mereka.
Keluar dari lapangan tidak hanya permasalahan
pengucapan selamat tinggal, tapi merupakan suatu tahapan
penelitian dimana peneliti dan orang-orang yang dipelajari
memutuskan kontrak.
"Leaving the Field" merupakan tahapan herdasarkan
penutupan dan keherangkatan. Tiga aspek "Leaving the Field"
didef inisi kan dengan pemisahan hiaya-hiaya ,G keuntungan-
keuntungan, dan lapangan.
S p l i t t i n g - L I p . Aspek pertama dari "Leavinh the Field"
berpusat pada hubungan kerja yang profesional. Pada waktu
inilah seorang peneliti kualitatif herhuhungan dnegan seorang
informan pemhantu lapangan, informan, birokvasi dan
penyedlaan-penyediaan materi secara insidentil.
SpJi t t i n g t h e T a k e . Aspek lsedua dari "Leabring the
Field" herhuhungan dengan adanya negosiasi-negosiasi antara
pekerja lapangan dan populasi yang diteliti tentang alokasi
hiaya dan keuntungan-keuntungan peneltitian. Pada waktu ini,
senrang peker ja l apangan harus bisa mengatasi permasal ahan-
permasalahan yang timhul dalam pertukaran-pertukaran hudaya
agar penelitian hisa dilakukan, dan apa konsekuensi-
konsekuensi terhadap individu-individu dan kelompok-kelompok
SpJi tting-the-Scene, hspek ketiga dari "1-eaving the
Field" melibatkan jarak fisik peneliti kualitatif dari
daerah penelitian. Proses ini memerlukan hacaan-bacaan,
pemikiran-pernikiran dan arahan-arahan yang diperoleh ahli
etnogr-afi dari kerja lapangan.
Penggunaan Uuku i n i
R u k u ini diawali dengan pengamatan-pengamatan umum
hahwa peneliti-peneliti kualitatif menemukan kesukaran dilarn
rnendefinisikan metade-metnde mereka. Khususnya, peneliti-
perteleti L.uali tatif yany lebih memilih tidal., mengutip tehnik-
tehnik pengamatan , etnometndologi, kerangka analisis,
"artistik", " P U ~ S ~ " , dan proses-proses "kemanusiaan" dalam
rnenilai aktifitas-aktifitas mereka sehagai jenis yang ilmiah.
Pnsisi kita adalah penelitian lapangan dilaksanakan
sehagairnana p~lengkapan terhadap ilmu nonkualitatif. Rahwa
perteli tian L.uali tatif tidab, dilaksarlakan dlatas penelitian
kual i tatif l ainnya dalarn rangka menghindari perhatian
t~rhadap perrnac.al ahan keterandal an, Da3 am rangka rrterntuat
penemuan mereka relevan dengan dengan penemuan lainnya,
peneliti-pcneliti kualitatif haruslah menerima tujuannya
secar-a objekti f , menyadari kelernahan dan kelehihan dal am
tradi~.i etnograf is, dan mengl.oordinasiL,arr keputusan-keputusan
etnografis untuk mencapat empat tahapan struktur ilmu
pengetahuan . Ohjektifitas (Rah I ) secara kritis mengatur penelitian
antara peneliti orang-orang dan orang-orang yang diteliti.
Merupakan perspektif metafisik dari pengarang bahwa kenyataan
adalah sesuatu " diluar 5ana dalam dunia nyata" dan juga
sesuatu "dalam kepala kita". Pengamatan-pengamatan terhadap
dua fenomena tersehut tepat untuk penelitian lapangan.
Penelitian kualitatif telah mendapat tekanan yang salah
dan tekanan yang haik untuk beberapa alasan. Dalam
mempermasalahkan, heberapa cahany nonkualitatif seperti
"desL.riptifn, .plang hrrarti nonkuantitatif. Pengqunaan istilah
ini tidaklah tepat- Kerja-kerja deskriptif dapat dianggap
kualitatif dan kuantitatif (misalnya, statistik deskriptif).
Yang paling penting adalah apakah penelitian ini termasul.
penelitian kualitatif atau tidak, penelitian-penelitian ini
merupakan pengujian hipotesis. Kerja ini secara potensial
akan memodifikasi paradigma ilmu pengetahuan secara lanqsung.
Sebagairnana yang dilakukan ahli-ahli lain, peneliti-
peneliti kualitatif tidaklah melaporkan objek-objek
penelitian (dalam ha3 ini, hudaya) sebagaimana mereka
melaporkan interaksi rnereka d ~ n g a n ohjek yang diteliti. Oleh
karena itulah ohjektifitas merupakan ha3 yang sukar tetapi
penting. Lehih memungkinkan untuk bertindak ohjektif dalam
rr~enilai masyarakat daripada meneliti lingkungan fisik.
KeGcrhasilan usaha penelitian dalam mencapai ubjektifitas
diukur dengan pencapaian penelitian terhadap keterandalan dan
keterpercayaan,
Keterpercayaarr yanq sernpurna memer lukan keterandal an,
tidal. sehal i knya; L.eterpercayaan yar\g sempurna secara tori tis
tidaklah mungkin. Disinial terletak paradoks tradidi
kual i txtlf. Ah3 i ctnctgraS i dapat memhantah hahb~a kornitnen
terhadap keterpercayaan {Bab 32, akan tetapi menolak
keterandalan (Rab 5 ) secara i lrniah adalah sesuatu yang fatal . Secara keseluruhan, "berita baik" dari seabad sosialogis dan
antroplc~gis penelitian lapangan (Bah4) adalah adanya heherapa,
perbaik an metode secara fundamental. Franz Boas
mempertahankan kerja lapangan dan pengumpulan data-data
utama; Bronisl aw Ma3 inawski mendemonstrasikan kekuatan
analisis etnngrafis dan Rahert Park meminta waktu yang jelas
dalam melapnrkan kc~ntrak penelitian. "Eahar buruk" nya
adalah hahwa sedikit kemajuan yang dibuat dalam jangka waktu
yanq sama dalam mernbatasi metodologi-metodologi kualitatif
melawan keterandalan.
Peneliti-peneliti kualitatif tidak dapat rnengusahakan
un tuk meng~tcnyahkan permasal ahan keterandal an. Semen tara
perhatian peneliti selalu terletak pada kemampuannya untuk
membentuk prc~posisi keterpercayaan, aki batnya perhatian
terhadap keterandalan semakin kurang. Untuk mendapatkan
keterandalan maka si peneli k l diminta untuk mencatat serr~ua
prnc.edur penel i tian yang di l akukannya. Ini semua mesti
diselesaikan dalam tingkatan dimana keputusan-keputusan
internal dari proyek-proyek penelitian diperjelas. Publik
per lu tahu hgaimana penel iti rnempersiapkan diri dan abjek
yang ditelitinya, bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis.
kkan tetapi peneliti juga harus marnpu mengkondisikan hal-ha1
yang beresiko haginya-- w a k t u hagi dia untuk mengatur sesuatu
untuk dipelajari,
Pemecahan yang diajukan disini tentang permasalahan
keterandalan dan problem pragmatik dalam mengerjakannya
terletak pada penggunaan hahasa untuk menandai tingkah laku
ilmiah peneliti. Secara jelasnya peneliti kualitatif perlu
mengetahui dimana mereka dalam proses penelitian dalam waktu
tertentu. Keangkuhan lapangan dan ambisi peneliti untuk
memahami f akta-f akta sosial secara keseluruhan menciptakan
"tak ada pemenang" situasi dimana kerja lapangan berusaha
untuk mempelajari semuanya. Secara singkatnya, peneliti-
peneliti lapangan harus berencana untuk mempertanyakan
dirinya " Dimana saya?" dan "Kapan saya selesai" sesering
mungkin, Tidak melakukan ini herarti mengamhil resiko
terhadap prnyek penelitian dan kesehatan mental si peneliti
itu sendiri.
Empat tahapan proses etnngr-afi yang dikemukakan dalam
bab ini menolong peneliti kualitatif untuk memhuat keputusan.
Dalam mengaplikasikannya dalam kerja di lapngan, model ini
secara tajarn mengkat~garikan penelitian dalam pandangan
Jnven t i n n (rancangan pene1 it ian 1 , D i s c o v e r y ( pengumpul an
data), I n t e r p r e t a t i o n (analisis), atau E.r:pl ana t i o n
(dokumentasi). fituran sederhana model ini (tahapan lengkap
sebelum pindah ke tahapan berikutnya) tidaklah menjamin
proyek penel itian ini dihargai , akan tetapi mereka mempunyai
struktur dan arahan untuk ini, Mengetahui hagaimana rnemheri
kode-kode aktifitas-aktifitas penelltian sehelum penelitian,
dan mengetahui ak tif itas didalamnya, akan membuat penel iti
her jaga- jaga terhadap tuntutan tahapan dalam ilmu
penge tahuan . M ~ m i k i r k a n u r u t a n - u r u t a n p e n e l i t l a n rnerupakan
3angkah utama yang p e n t i n g da lam melaporkan p r n s e d u r --
t u p i k yang mempermasal ahkan k e t e r a n d a l an . Model i lmu
penge tahuan rnerupakan per ta t sanan yang d i h u t u h k a n o l e h
p e n e l i t i k u a l i t a t i f .
Menurut kami p e n e l i t i a n k u a l i t a t i f d a p a t d imunculkan
s e h a g a i i lmu s o s i a l dan d a p a t d i e v a l u a s i da lam ha1
o b j e k t i f i t a s . n y a . Pernberian yang p a l i n g rnendasar yang a d a
dalam buku i n i hahwa pe rmasa l ahan k e t e r a n d a l a n d i b e r i k a n oleh
pembuatan kepu tusan -kepu tusan e t n o g a r a f i s .
DRFTAR PUSTAKA
ADAMS, R. n. DAN J. J. PRElS (edsl (19663) Human Organization Research. Homewood, IL: Dorsey.
Agar, M.X. (1983) "Ethnographic e\~idence." Urban Life 12: 32- 48.
--------- (1980) "Toward an Ethnographic language." American Anthropologist 84: 779-795.
--------- ( 198B) The Prof esional Stranger. New York: Academic
AP*lDERSOkl, 3. R. (1980) Cognitive psychology and Its Implif ications. San Fransisco: Freeman.
------ dan E. C. LINDEMAN (1930) Urban Sociology. New York: Knopf.
RADASH, L. (1965) "chance favors the prepared mind: Henri Recquerrel and the discovery of radioactive. " Archives of the International Historical Society 18: 35-66.
SECEER, H. S. (1970) Sociological Work. Chicagck; Aldine.
RERREMAN, G.D. (3966) "Anemic and Emetic analysis in social antroplogy." American Antropoloqist 68: 346-354.
REVERIDGE, W.I.R. (1950) The firt of Scientific Investigation. N e w York: W . W . Norotn.
BLACK, M. and D. METZER (19655 "Ethnographyc description and study of law." American Antropoloqist 67, b (Special Puhlication, Part 1: 141-165.
RLUMER, H. (19h8) Symholic Interactinnism. New York: Prentice Hall.
BLLIMER, M. (19832 "The Society for Social Research," in J.Thirnas (ed) The Chicago School. Urban Life 11,4 (Special Issue): 421-439.
BOblJEAN, C. M., R.J. HILL, DkN S.D. MCLEMORE (19b7) Sociological Measurement. San Francisco: Chandler.
EORGES, J. L. (19642"Pierk-e Menard, author nf the Quixote," in Labyrinths. New York: blew nirections 34-44.
RObIEFl, E. S. ;Eohannan, L.L (1954) Return to Laughter. N e w York: Harper.
RRADY, I. ;EDL (19832"Speaking in the Name of the Real: Freeman and Mead on Samoan, " American An tropol ogi st 85, 4 (Special Section): 908-944.
RRIDGMAN, P. W . (1927) The Lctgic of Modern Physics. New York : M a c m i l l an.
RRIM, J. A. dan D. H. SPAIN (1974) Research Design in Antrupology, N e w York: Halt, Rinehart &Winston,
C.ARROL, L. 119h@) " T h e Annotated Alice. M. Gardner (ed). Mew Yctrk: Clarkson N. Potter. ( buku karangan Carrol dipuhlikasikan pertama kali 1865).
CLARE, T - N, (17713 Community Politics. New York: Free Press.
C,OLEMAM, J. S. (1973) The Mathematics of Collective Actinn. Ct-ticago: Aldine,
CROMRAcH, L, J. dan P. E. MEEHL (195S)"Construct Validity in Psychological tests." Psycholc~gical Bul letin 52, 4:281- 3(212.
C.RUTcHFIEL.D, R . S. (1955) "C-nnformity and Character." America Psychologist 15: 191-178,
DAHL, R.H. (1961) Who Govern?/ New Haven, C,T: Yale.
DEGERAf.IDO, 3. (1169) Considerations on the Various Methods to Follow in the Observation of Savage People. (F .C .T . floore, trans, ) Berl/.el ey: Urtiversi ty of California (dipublikasikan pertarna tahun 1800)
DTCEE, R . H., P, J, E. PEEHLES, P. G. ROLL, dan D. T . blJLK'.blSOFl (1965) "Cosmic balck-body radiation." nstrctptiysical Journal 142: 414-419.
DORSEY, D. A. (1894)"The Study of Antrnpology in American Colleges," T h e krcheolugist 2: 3&8-373.
DOUGLAS, 3. D. (1976) Investigate Sncial Research. R~verly HIlls, CA: Sage.
DUMOFIT, 3. (1978) T h e Headman and I. Austin: University of T e x a s Press.
DURKHEIM, E. (1951) Suicide. (J. Spaulding dar\ G. Simpson, trans1 New York: Free Press, (dipublikasikan pertama kali 1897).
EAGLY, A. H. (1978) "Sex Differences in Influenceahility." Psycholcqical Rul letin 85: 86-116.
EMERSON, R. M. (1983)"JNTRODUCTION," bagian 1 dalam R . M. Ernersc~n (ed. 5 Contemporary Field Research. Boston: Little, Rrown.
- - - - - - - - (19625 "Power-dependence Relations." ASR 27:31-41.
ETZIOFII, A. (19h42 Modern Organizations. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
EVAFJS-PRITCHARD, E. E. (19512 Social Antroplngy. New York: Free-Press,
PARIS, R. E . L. (1967) Chicago Sociology 1720-1932. San Francisco: Chandler .
FLEMING, A. (1Q4b)"History and Development of Penicillin." ha1 1-23 dalam A, Fleming (ed2 Penicillin: Its Practical Application. Phi lade1 phia: Rlakis.ton.
FRAME, C. O. (19h41 "Notes and Quesries an Ethnography," dalam A.K. Romney dan R.G. D'Andrade (eds.) Transcultural Studies in cctgnityion- American Antropologist 6&, 3 (Terbitan istimewa): 132-345, hagian 2.
FREEDMAN, 3. L,, J. M. CARLSMITH, DAN D. 0. SEARS (1970) Social Psyct~ology. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
FREEMAP.1, D. (19832 Margare-t Mead and Samoa. Cambridge, MA: Harvard.
FREEMAPI, L. C (1968) Patterns of Local Community Leadership. Indianapolis: Rohbs-Merrill.
FREILICH, M. ;ed.L (1977) Marginalnatives at Work: Anthropolaqists in the Field. New YorL.: bliley.
FRIEDMAN, N. (19672 The Social Nature of Psychological orb.: Basic Hooks.
GEERTZ, C. 1(19742"'Frorn the Native's Point of View':nn the nature of kntt-~ropialogical Understanding," Bulletin of the American Academy of Arts and Sciences 27-45.
GOLDHERG, P. (17742 "Prejudice Toward Women." International Journal nf Group Tensions 4: 53-63,
GOLDSCHMIDT, C1. (1982) Surat kepada editor. Ftrr~erican Anthropologist 84, 3: 641-643.
GRAFF, G. (19792 Literature Against Itself. Chicago: University of Press.
HAHRIS, M. (1979 2 Cultural Material ism. Flew Yor)..: Random House.
---------- (19792 The Rise of Anthropological Theory. blew York: C.row~ll,
HARTCIIG, F . dan B-E. nEARlf.IG (13791 Exploratory Data finalysis. r. aage University Serial makalah tentang kplikasi Euantitatif dalam Ilmu Sosial. 07-16. Reverly Hills: Sage.
HIRC.H, E. D., JH. (1976) The Aims of Interpretation. Chicago: L:niversity of Chicago Press.
HODGEN, M. T. (1964) Early anthropolngy in the Sixteenth and Eventeersth Centuries. Philadelphia: Pennsy lvania University Press.
HUNTER, F. (1953) Community Power Structure. Chapel Will: Clrsi.~ersity c,f Bnrth Carol ina Press.
JANIS, I. I-. dan P. R. FIELD (1959)" Sex Differer3ces and Pc.rsonality Factors Related to Persuasibility," dalam C.I. Hovaland dan I. 1. Janis (eds.) Personality and Per~,uasibi l ity. bkkt Haven, CT: Yale.
JONSON, A. W . (1978) Quantification in Cultural Anthropology. Stanford, Ck: Stanford University Press.
JUFIKER, R. H. (196P\) Field Work. Chicago: Unikrersity of Chicago Press.
KLUC.KHOHFI, C.. ( 1947) Mirror far Man. blew York.: McGraw-Hi l 3 .
LfiBClV, C1. dan P. FAFISHEL ( 1377 2 Theurapeutic Discourse. blew Ynrk : kc adernic .
LEACH, E. R. (1967)"An Anthropnlngist's Reflectinn on Sncial P ~urvey," hal 75-88 da3amD. C. Jonymans dan P.C.
Gutkind (eds.) Anthrnpnlogi~.t's in the Field. Assen: Varr Gnucum.
LEVI-STRAUSS, C. (1963 ) A wnrlcl on the blane. (J. Russel, terjernahan] N e w York: criterion Books (dipuhlikasikan tahun 1955).
LIFIDEMAN, E. C.. (1324) Social niscovery. New York: Rinehart.
LYP.lD, R . S , dan H. M. L'fND (1929) Middletown. New Yark: Harcnurt Rrace Jovannvich.
MAC.COB'{, E. E , dan C. PI. 3ACXLIPJ (1974) The Psychology of Sex Differences. Stanford. CA: Stanford University Press.
MkCCUADY, G . G. (1902) "The Teaching of knthropology in the United Stets." Science la, 260: 91a-91.7.
MADGE, 3 . (1762) T h e Origins of Scientific Sociology. Nekt York,: Free Press.
MALIMOWSKI, 8. ( 1 9 6 7 2 A D i a r y i n the S t r i c t S e n s e o f t he T e r m . ( t e r j e m a h a n FI. G c r t e r m a n ) New Y n r k : H a r c o u r t R r a c e Jovanavich,
MAQUET, J. J. ( 1 9 6 4 ) " O b j e c t i v i t y i n finthropology." C u r r e n t A n t h r o p o l o g y 5: 47-55.
MARCH, 3,G. ( 3 9 6 6 ) " T h e P o w e r o f P o w e r , " ha3 3 9 - 7 @ d a l a m D. '
E a s t o n (ed2 V a r i e t i e s o f P o t i c a l T h e o r y . E n g l e w o o d C l i f f s , NJ: P r e n t i c e - H a l l .
---------- ( 1 9 7 2 ) B a l c k h e r r y b l i n t e r . New Y o r k : M a r r o w .
---------- (19h5) A n t h r o p o l o g i s t s and What T h e y Do. New Y o r k :
b l a t t s .
---------- (1928) C o m i n g of A g e i n S a m o a F lew Y o r k : M o r r o w .
MEHAN, H. dan H. bl0QD (1976) T h e R e a l i t y of E t h n o m e t h r s d o l o g y . F lew Y o r k : Wi ley .
M I L L E R , C. O., F. SEQOG, M. H. WON S A L T Z A , dan F. M. STRONG (1955) " K i n e t i n , a c e l l d i v i s i o n f a c t o r f r o m D ~ o x y r i h o n u c l e i c a c i d . " Journal o f the A m e r i c a n C - h e r n i c a l S o c i e t y 7 7 : 1392 .
MOORE, F. C. T , (1967) " T r a n l a t o r ' s I n t r o d u c t i o n , " J. D e g e r a n d o , T h e O b s e r v a t i o n o f Savage P e o p l e s . B e r k e l e y : U n i v e r s i t y o f C a l i f o r n i a Press.
MUI?DOC,K, G. P. ( 1 9 6 7 ) E t h n o g r a p h i c A t l a s . P i t tshcrrgh: U n i v e r s i t y o f P i t tsburyh P r e s s .
---------- ( 1 9 4 9 ) S o c i a l S t r u c t u r e . blew Y o r l : M a c m i l l a n .
blClf'.lNALLY, 3 , ( 1 7 5 9 1 T e s t s and M r s a s u r e n t e n t s . blew Y o r k :McGraw- H i l l .
PALMER, V. (19282 F i e l d S t u d i e s i n P s y c h o l o g i e s . C h i c a g o : C ( n i v e r s i t y o f C . h i c a g o Press. .
PELTO, J. P. dan G. H. PELTO ( 1 9 7 8 ) A n t h r o p o l u g i c a l R e s e a r c h . New \ /orb. : C a m b r i d g e C l n i v e r s i t y P r e s s .
PEbINIMAbI, T . E. ( 1 9 7 4 ) A Hundred Y e a r s of A n t h r o p o l o g y . New YorL,: E l o r r o w .
PENZJAS, A. A. dan R. W . WILSON (1965) " A M e a s u r e m n e n t of Excess A n t e n n a T e n m p e r a t u r r a t 4 0 8 0 M c / s . " A s . t r o p h y s i c a 3 Journal 1 4 2 : 4 1 9 - 4 2 1 .
P I A G E T , 3 . ( 1 9 5 4 1 T h e C o n s t r u c t i o n o f r e a l i t y i n the C h i l d . ( t e r j e m a h a n M. C o o k ) . blew Y o r k : B a s i c .
P a l - S B Y , P.1. tl. ( 1 1 8 B ) C c < r n r r c u r ~ i c a t i v e P q w e r and Pol i t i c a l T h e o r y . Mew H a v e n , CT: Y a l e .
P O P P E R , K . R . 6 1 3 5 3 B T h e L o g i c o f S c i e n . t i f i c D i s c n . - r e r y . blew ' { n r k : W . W . N n r t c a n .
RADIblClbI, P . ( 1 9 7 7 ) R e f l ~ c t i c t n 5 . on F i e l d c . r o r k i n M o r r n c o . B e r k e l e y : C l n i \ r e r s i t y n f C a l i f n r n i a P r e s s .
R A J F F A , H . ( 1 9 6 8 ) D e c i s i o n A n a l y s i s . R e a d i n g , MA: kddison- b 1 ~ s 1 e . y .
R O S S , L. , G. R I E R R R A U E R , dan S. HOFFMAN (1976) " T h e R o l e A t t i - i h c i t i n n P r a r . f ? s s i n C o n f a r m i t y and D i s s . e n t . " A m e r i c a n P s y c h o l o g i s t 31: 148-157.
R o y a l A r 1 t h r c 1 ~ 1 a 1 c a g i c a l J n s t i t c ~ t e ( 1 9 5 1 2 N o t e s arc Q u e r i e s on k n t h r n p c a l n g y . L o n d o n : R o u t l e d g e & K e g a n Pau l ( e d i s i L . e e n a m l .
-- - ----- ( 1929) N o t e s and Q u e r i e s on A n t h r o p o l o g y . L o n d c l n
< e d i s . i k e l i r n a )
----------- ( 1 R 7 4 ) N o t e s and n u e r i e s on A n t h r o p o l o g y . L o n d o n
B r i t i s h G s s c s c l a t i o n for t h e k d v a n c e m e n t o f Sc ience . ( e d i s l p e r t a r n a ) .
SARKAH, M. K . dan S . J . TAMBIAH ( 1 9 5 7 ) T h e D i s i n t e g r a t i n g V i l l a y e . C n l c t m h n , S r i L a n k a : C e y l n n U n i v e r s i t y Socio- E c o n n m i c S u r v e y of P a t a D u r n h a r a .
S E G A L L , M. H . , D. T . C a M P B E L L , dan M. H. H E R S K O V I T S ( 1 9 6 6 ) T h e I n f I u e n c e of C u l t u r e on V i s u a l P e r c e p t i o n , I n d i a n a p o l i s : B c t b b s - M e r r i l .
S E L L T J Z , C . , M . JAHODA, M . D E U T S C H , dan S.W. C.ODK ( 1 9 6 3 ) Research M e t h o d s . in Socia l R e l a t i a r t s , Pllebk Y o r L , : H o l t , R 1 1 - \ e h a r t & b l i n s t o n .
S I S T R L I N K , F. dan J . W MCcDGVJD (1971(21 "Sex V a r i a h l e i n c n n f n r , m i n g B ~ h a v i o u r . " J o u r n a l of P e r s o n a l i t y and P ~ o c i a l Psyc hnl u g y 17 : 20m-207.
S , lORERG, G , dan FZ. N E T T (17682 A M e t h o d o l o g y f o PJcsc. ia1 R e s e a r c h . blew Y o r k : H a r p e r P I R o b l .
S M A L L , A. W . (131hl " F i f t y Years of Sociology i n t h e U n i t e d P a t a t e s . " A m e r i c a n J o u r n a l o f S o c i n l n g y 21 , h : 7 2 1 - 8 6 4 .
SONI 'AG, S . (1963)" G H e r o o f O u r T i m e . " T h e New Y o r k R e . , i e u o f H o a k . s 1 , 7 : h-8.6-8.
SPEP.lCER, b1.R. ban F. J. GILLEPJ ( 1 7 0 - 4 ) T h e P l o r t h e r n T r i b e s of C e r l t r a l A u s . t r a l i a . N e w Y n r k : M a c m i l l a n .
S P R A W E Y , J. P. ( 1 9 7 9 2 T h e Ethnographic I n t e r v i e w . N e w Y o r k : Ho l t , R i n e h a r t k Winston.
STROLE, L. ( 1 9 5 6 ) "Sacial I n t e g r a t i a n and C e r t a i n C o l l a r i e s , " ASR 21: 7 8 9 - 7 1 6 .
S T E I N , M. R. ( 1 9 6 8 ) T h e E c l i p s e of C.ornmc\ni ty . P r i n c e t o n , N J : P r i nce ton C l n i v e r s i t y Press.
STOC.KING, G. W. j R . (1983) O b s e r v e r s O h s e r v e d . M a d i s o n : Clisconsin C l n i . ~ e r s i t y Press.
TAX, S. (1955) " F r -om L a f i t a n t o R a d c l i f f s - B r o w n : a short h is to ry of the study o f the sc tc ia l o rgan i ta t i on , " d a l a m F. E g g e n ( e d ) S o c i a l A n t h r o p o l o g y of N o r t h A m e r i c a n T r i b e s - C h i c a g o : C g i c a g o U n i v e r s i t y Press.
TUKEY, J. W . ( 1 9 7 7 ) E x p l o r a t o r y D a t a A n a l y s i s . R e a d i n g , MA: M a d i son-Wesl ey .
VAN MAANEN, J. (1982) "Fieldwork on the heat , " i n 3. V a n M a a n p n d k k I e d i s i k e d u a ) V a r i a t i e s of Q u a l i t a t i v e R e s e a r c h . R e v e r 1 y H i 1 3 5 , CA: S a g e . 1 8 3 - 1 5 1 .
----------- ;ed,c; (1977 2 Q u a l i t a t i v e M e t h o d o l o g y . A d m i n i c t r a t i v e S c i e n c e O u a r t e r l y 24 ( T o p i k k h u s u s ) .
(lERLEF1, T. S. ( 1 4 3 1 1 T h e T h e o r y o f the Leisure C l a s s . N e w Y o r k : M n d e r n L i b r a r y . ( p e r t a m a k a l i d i t e r h i t k a n t a h u n 1847 5
WARNER, W . L . dan P . S . LUNT ( 1 9 4 1 ) T h e S o c i a l L i f e of a M n d e r n C n m r n u r t i t y . N e w H a v e n , CT: Y a l e U n i \ r e r s i t y P r e s s .
CIERR, E, J., D. T. C.AMPRELL, R. 13. SCHWARTZ, d a n L.SEC.HREST ( 1 7 6 6 ) C I n a t s t r u s i v e M e a s u r e s . C h i c a g o : R a n d M c N a l 1 y .
W H I T I N G , J. W . M. d k k . (1966) F i e l d G u i d e f o r S t u d y of P socialization. S i x C u l t u r e s S e r i e s , V o l . 1. N e w Y o r k :
Wiley.
WHYTE, W. F . ( 1 9 5 5 ) S t r e t C o r n e r S o c i e t y . C h i c a g o : C h i c a g o U n i v e r s i t y Press
TENTnNG PENGARANG
3EROME K I R K rnerupakan sal ah searang pengaj ar "Compara-
tive Sncinlngy and Urhan kntrnphology pada Universitas Cali-
-fornia di I r v i n e . D i a rnerrerima gelar R.A dalam hidang rrtate-
matika dari Reed Callege dan Ph.D dalam hidang sasialogi
dari T h e 3 a h n s Hapkins University. Dalam rangka memenuhi
rnintanya terhadap inovasi dan perunahan-peruhahan sosia3, dia
melaksanakan ppnelitian di Polinesia dan Amerika Selatan dan
pada beherapa daerah di krnerika Utara. Artikel-artekelnya
telah d i t e r h i t k a n dalarn heberapa jurnal seperti American
An t r n p h o l n g i s t , A m e r i c a n J o u r n a l o f S o c i o l o g y , , A m e r i k a n
Pn l2 ' t . i ca I Science Rev iew, , Amerikan S c t c i o l o g i c a l R e v i e w , ,
c ? o t h r o p n l o g i c a l L i n g ~ f i s t i c s , P c t b l i c o p i n i o n O u a r t e r l y , d a n
S c ) c i a l Fnrces.
MARC L . MILLER adalah seoranq s t a f pengajar Marine Studies
dan Antropolngi di Universitas Washington. Did menerirna gelar
Ph.D dari Universitas California pada tahun 1174. Dia
mengkhususkan diri dalam bidang k e r j a sosiologi dan prnfesi,
arganisasi formal, rekreasi, waktu senggang, dan turis, dan
telah melakukan penelitian di Meksikn, bmerika Selatan, dan
pada pantai tirnur dan harat Amerika Serikat. Dia telah
menerhi tkan art ikel da3am Coasta l Zone Management J o c ~ r n a l ,
Human O r g a n i z a t i n . n , ' New Schol a u , Llrhan L 1 f e, Ocean
Development and I n t e r n a t i o n a l Law, S o c i a l Netwnrks , trlork and
Occ~tpa t i o n s , dan Envivnn tmen t and R e h a v i o ~ i r