43
Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan di Rawa Pening (The Linkage of Fishing Equipment with Fish Types Obtained in Rawa Pening) Oleh : Michael Natanael Weri NIM : 412013003 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (Biologi) dari Program Studi Biologi, Fakultas Biologi Progam Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017

Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

  • Upload
    ngomien

  • View
    258

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang

Didapatkan di Rawa Pening

(The Linkage of Fishing Equipment with Fish Types Obtained in

Rawa Pening)

Oleh :

Michael Natanael Weri NIM : 412013003

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (Biologi) dari Program Studi Biologi, Fakultas Biologi

Progam Studi Biologi

Fakultas Biologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 2: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

i

Page 3: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

ii

Page 4: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

iii

Page 5: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

kasih dan penyertaanNya selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya:

1. Kepada orang tua tercinta dan keluarga yang selalu mendoakan, mendukung dan memberikan motivasi selama ini sampai pada penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

2. Drs. Sucahyo, M. Sc selaku pembimbing yang dengan sabar dan perhatian telah membimbing dan mengarahkan serta memberikan petunjuk kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Dr. V.Irene Meitiniarti, M.P. selaku wali studi yang telah mengarahkan penulis selama masa studi di Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana.

4. Para dosen, laboran dan staff Fakultas Biologi yang telah banyak sekali membantu dari awal perkuliahan dengan berbagai macam suka maupun duka hingga akhirnya penulis selesai melakukan tugasnya di UKSW.

5. Sayangku tercinta Vidya yang selalu mendukung dan memberikan dorongan semangat mulai dari perkuliahan serta menemani saat melakukan penelitian.

6. Para Kamprets (Mayang, Ajeng, Aulia, Ola dan Happy) terima kasih selalu memberikan dukungan baik moral maupun kendaraan yang sangat membantu dalam pengambilan data , keseruan selama perkuliahan dan canda tawa selama 4 tahun yang dirasakan.

7. Biologi’13, anak-anak SMF maupun SMU yang telah memberikan berbagai kesan dan juga pelajaran hidup dalam mengisi hari-hari di luar perkuliahan di UKSW terutama saat mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan.

8. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satuyang telah membantu penulis selama studi di FB-UKSW dan khususnya dalam pengerjaaan skripsi ini.

Untuk semuanya itu penulis hanya bisa mengucapkan banyak terimakasih dan berdoa semoga Tuhan Yesus Kristus membalas segala amal budi baik yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

Salatiga, 25 Januari 2018

Penulis

Page 6: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES.............................................................. iii KATA PENGANTAR......................................................................................... iv DAFTAR ISI..................................................................................................... v ABSTRAK....................................................................................................... 1 BAB I. Pendahuluan....................................................................................... 3 BAB II. Metode Penelitian............................................................................. 5

A. Waktu dan Objek Penelitian..................................................... .. 5 B. Tahapan Penelitian ......................................................................... 5 C. Analisis Data.................................................................................... 6

BAB III. Hasil dan Pembahasan...................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 21 LAMPIRAN...................................................................................................... 23

Page 7: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

1

ABSTRAK

The semi natural lake of Rawa Pening is an important freshwater aquatic

ecosystem in Central Java. It becomes the habitat of various freshwater fish species both endemic and introduced, such as nila, koan, gabus, catfish, wader, betutu, and mujair. This is done to identify and inventory the types of fishing gear used by the fishermen and the types of catch fish obtained with the tool. The sample determination was done by purposive random sampling method. Data from the caught fish species were observed directly and interviews with the respondents. Fishing gear is classified as a gill net, branjang (lift net) and nets. The trap catching device is bubu / icir. In addition, there are other fishing gear such as spear, fishing line, kere (bamboo) and so on. The net fishing gear is common in Rawa Pening waters and has a high average catch rate. Branjang and kere belong to the highest fishing gear in catching various types of fish and less selective fishing. The number of species of fish that generally caught as many as 17 species of fish. Three types of fish with the highest percentage caught various types of fishing gear are wader ijo (Osteochilus vittatus) and nila (Oreochromis niloticus) and gabus (Channa striata) of about 62,5 - 75%. Keywords: Rawa Pening, fishing gear, fish introduction, fish endemic.

Page 8: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

2

ABSTRAK Danau semi alami Rawa Pening merupakan ekosistem perairan air tawar penting

di Jawa Tengah ini menjadi habitat berbagai jenis ikan air tawar baik endemik maupun introduksi, diantaranya adalah nila, koan, gabus, lele, wader, betutu, dan mujair. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi jenis alat tangkap yang digunakan oleh para nelayan serta jenis-jenis ikan hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tersebut. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive random sampling. Data dari jenis ikan yang tertangkap diamati secara langsung dan wawancara dengan responden. Alat tangkap yang tergolong jaring berupa jaring tetap (gill net), branjang (lift net) dan jala. Alat tangkap jebakan adalah bubu/icir. Selain itu, terdapat alat tangkap lain seperti tombak, pancing, kere (bambu) dan sebagainya. Alat tangkap jenis jaring banyak ditemui di perairan Rawa Pening dan memiliki rata-rata hasil tangkapan yang tinggi. Branjang dan kere tergolong alat tangkap tertinggi dalam menangkap berbagai jenis ikan dan kurang selektif menangkap ikan. Jumlah jenis ikan yang pada umumnya tertangkap sebanyak 17 spesies ikan. Tiga jenis ikan dengan persentase tertinggi tertangkap berbagai jenis alat tangkap adalah wader ijo (Osteochilus vittatus) dan nila (Oreochromis niloticus) serta ikan gabus (Channa striata) sebesar yaitu sekitar 62,5 - 75 %.

Kata Kunci: Rawa Pening, alat tangkap, ikan introduksi, ikan endemik.

Page 9: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

3

I. Pendahuluan

Rawa Pening merupakan danau semi alami terletak 45 kilometer sebelah

selatan Semarang dan kurang lebih berjarak 9 kilometer timur laut Salatiga. Ditinjau

secara hidrologis, danau Rawa Pening merupakan muara dari 16 sungai yang terletak di 9

sub-sub DAS (Daerah Aliran Sungai) (Soeprobowati dan Suedy, 2010). Danau ini memiliki

kapasitas tampungan air maksimum sebesar 65.000.000 m3 berdampak luas bagi

kehidupan di sekitarnya (Setiawan, R., dkk., 2013). Dengan kapasitas penampungan yang

cukup besar tersebut, Rawa Pening memiliki potensi dari segi perikanan darat baik

perikanan alami atau perikanan budidaya (KLH, 2011). Rawa Pening berada di Kabupaten

Semarang Jawa Tengah yang dibatasi oleh empat kecamatan yaitu Ambarawa, Tuntang,

Bawen dan Banyubiru yang terletak pada posisi geografis antara 7004’-7030" LS dan

110024’46"- 110049’06" BT (Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Semarang, 2007).

Danau Rawa Pening memiliki fungsi ekologis, historis dan ekonomis yang tinggi.

Namun, seperti halnya dengan danau kecil lainnya mengalami perubahan dalam hal

keseimbangan ekosistem (Sulastri, dkk., 2010). Danau Rawa Pening merupakan perairan

air tawar yang terbuka karena di dalamnya terdapat pertukaran massa dan energi dengan

lingkungannya (Koswara, 2011). Pemanfaatan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang semakin

banyak dan masuknya bahan-bahan pencemar dari lingkungan, seperti pertanian,

peternakan, UKM dan limbah rumah tangga menyebabkan ekosistem perairan mengalami

perubahan. Selain itu, dapat menyebabkan pengayaan unsur hara dalam air (eutrofikasi),

perairan terganggu oleh adanya zat pencemar, dan menyebabkan keanekaragaman ikan

terganggu (Sulastri, dkk., 2010). Hal tersebut disebabkan karena banyaknya masyarakat

sekitar yang menggantungkan kehidupannya terhadap Rawa Pening dan

keberlanjutannya sangat tergantung pada aktifitas yang dilakukan di dalam maupun di

luar danau.

Rawa Pening merupakan habitat berbagai jenis ikan air tawar, diantaranya

adalah nila, koan, gabus, lele, wader, betutu, dan mujair. Aktifitas perikanan di Rawa

Pening memiliki tujuan antara lain untuk perekonomian masyarakat sekitar dan rekreatif.

Keberadaan, keberagaman dan kepadatan populasi dari ikan yang ada dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti kualitas air dan kegiatan pengambilan ikan oleh nelayan ataupun

masyarakat lain. Introduksi ikan juga akan berpengaruh terhadap keragaman jenis ikan

yang ada. Secara umum di Rawa Pening ditemui adanya ikan endemik dan ikan

introduksi. Ikan endemik merupakan ikan asli yang terdapat di Rawa Pening, memiliki

peran dalam keanekaragaman dan keseimbangan ekosistem danau tetapi memiliki nilai

ekonomis yang rendah. Sedangkan, untuk ikan introduksi merupakan ikan yang secara

sengaja dimasukkan ke dalam suatu ekosistem danau dengan tujuan tertentu yang

memiliki nilai ekonomis lebih besar dibandingkan dengan ikan endemik (Rahardjo M. F,

2011). Namun, introduksi ikan akan menimbulkan dampak bagi keberlanjutan ekosistem

Page 10: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

4

tertentu (Wargasasmita, 2005). Hal ini akan menjadi permasalahan karena ikan introduksi

sering menjadi kompetitor dan predator yang mengakibatkan menurunnya

keanekaragaman jenis ikan (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang,

2009).

Selain itu, eksploitasi ikan yang terdapat di Rawa Pening cukup besar. Bila hal

seperti ini terus berlangsung tanpa adanya tindakan untuk ke arah perikanan yang

berkelanjutan, maka akan menyebabkan overfishing pada perairan Rawa Pening

(Rahardjo M. F, 2011). Metode penangkapan ikan di Rawa Pening pada umumnya

dilakukan secara tradisional dengan jenis alat tangkap yang khas pula seperti

branjang/anco, pancing, jaring insang, bubu/icir, dan jala. Hasil tangkapan dari perairan

Rawa Pening didominasi dari jenis ikan seperti nila, koan, gabus, lele, wader, betutu, dan

mujair (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2009).

Metode dan alat tangkap yang digunakan akan berpengaruh terhadap hasil

tangkapan. Seringkali metode dan alat yang digunakan tanpa mengindahkan sistem

perikanan yang berkelanjutan. Pada umumnya metode dan alat tangkap yang digunakan

tidak selektif, misalnya penggunaan jaring dengan mata jaring yang terlampau kecil, akan

menyebabkan anakan atau benih ikan akan ikut tertangkap. Menurut Setiawan, dkk.

(2013) hasil rata-rata hasil tangkapan ikan normal berkisar 2,96-3 kg per trip. Untuk rata-

rata hasil tangkapan maksimal berkisar antara 5-5,03 kg, sementara rata-rata hasil

tangkapan pada musim paceklik hanya berkisar 0,5-0,82 kg.

Penelitian tentang keterkaitan metode dan alat tangkap nelayan dengan jenis

ikan yang didapatkan untuk keberlangsungan ekosistem di Rawa Pening belum pernah

dilakukan, padahal informasi tentang hal tersebut penting diketahui dalam mengelola

aspek perikanan yang berkelanjutan dan konservasi jenis-jenis ikan endemik yang ada di

Rawa Pening. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan

menginventarisasi metode serta jenis alat tangkap yang digunakan oleh para nelayan juga

jenis-jenis ikan hasil tangkapan.

Page 11: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

5

II. Metode Penelitian

A. Waktu dan Objek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa

Tengah dan di Laboratorium Ekologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Penelitian dilakukan pada Maret 2017 sampai Mei 2017. Pada penelitian ini dilakukan

pendataan dan inventarisasi jenis-jenis alat tangkap ikan di Rawa Pening yang digunakan

oleh nelayan serta hasil tangkapan (ikan) dari masing-masing jenis alat yang digunakan.

Metode yang digunakan yaitu Purposive Random Sampling, merupakan cara pengambilan

sampel didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

B. Tahapan Penelitian

Inventarisasi Alat Tangkap Ikan yang digunakan di Rawa Pening

Inventarisasi jenis alat tangkap dilakukan dengan cara observasi langsung ke

nelayan yang sedang beraktifitas dan wawancara dengan nelayan serta kelompok

nelayan. Wawancara dilakukan dengan minimal 3 responden yang mewakili masing-

masing wilayah di Rawa Pening (Desa Sukodono, Rowobanjar, Semurup, Cikal dan

Tuntang).

Inventarisasi Jenis-jenis Ikan Hasil Tangkapan

Pendataan jenis ikan yang terdapat di Rawa Pening dilakukan dengan observasi

secara langsung dan wawancara langsung pada nelayan yang menggunakan alat tertentu.

Nelayan yang dipilih dengan alat tangkap yang berbeda dan sudah didata sebelumnya,

setiap alat tangkap diwakili minimal 3 orang nelayan. Dari masing-masing hasil tangkapan

diinventarisasi jenis-jenis ikan yang tertangkap. Identifikasi jenis ikan dilakukan dengan

mengamati morfologi sampel ikan dibantu buku-buku identifikasi ikan dan melalui

website (www.fishbase.org). Dalam hal jenis ikan yang tidak teridentifikasi, maka akan

dikirim ke lembaga yang berkompeten. Sampel setiap jenis ikan diawetkan di dalam

toples berisi formalin 4% atau FAA (Formalin Acid Alcohol) dan diberi keterangan nama

jenis ikan yang didapatkan.

Page 12: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

6

C. Analisis Data

Penelitian dilakukan melalui analisis deskriptif dengan distribusi frekuensi dari

masing-masing ikan yang tertangkap dan alat tangkap yang digunakan. Kemudian data

tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dengan Microsoft Excel 2010. Data

berupa kuesioner diuji validitas dan realibilitas pada SPPSS 16.0.

Page 13: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

7

20%

11%

8%

31%

6%

15%

10%

Jaring Tetap (Gill Net)

Branjang (Lift Net)

Seser

Pancing (Hand Line)

Jala (Cash Net)

Bubu/Icir

Lain-lain

III. Hasil dan Pembahasan

Alat Tangkap Ikan yang pada Umumnya Digunakan

Nelayan Rawa Pening pada umumnya merupakan nelayan tradisonal. Aktivitas

perikanan di sana banyak menggunakan alat tangkap yang digunakan pada umumnya

masih sederhana dan dibuat sendiri. Jenis alat tangkap yang digunakan biasanya berupa

jaring (net) dan perangkap (trap). Yang tergolong alat tangkap jaring berupa jaring tetap

(gill net), branjang (lift net), seser dan jala. Sedangkan, untuk alat tangkap berupa jebakan

adalah bubu/icir. Selain itu, terdapat alat tangkap lain seperti tombak, pancing, kere dan

sebagainya tidak tergolong kedalam alat tangkap jenis jaring dan perangkap. Untuk

penggunaannya beragam, ada yang bergerak (mobile), seperti jala dan seser maupun

dengan cara menetap atau tidak bergerak (inmobile), seperti branjang. Berikut beberapa

jenis alat tangkap yang pada umumnya digunakan di Rawa Pening:

Sumber: Data Statistik Dinas Peternakan dan Perikanan, 2011.

Gambar 1. Jenis Alat Tangkap yang digunakan di Rawa Pening

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa rata-rata alat tangkap yang digunakan paling

banyak menggunakan pancing, dikarenakan alat tangkap ini tidak membutuhkan biaya

yang besar dalam pengoperasiannya. Alat tangkap pancing tidak hanya digunakan untuk

kegiatan ekonomi, tetapi juga sebagai hobi. Sehingga tidak hanya warga sekitar saja yang

menangkap ikan dengan pancing, tetapi orang yang berasal dari luar Rawa Pening

(Purwanto A, dkk., 2013).

Berdasarkan hasil observasi langsung di lapangan pada Gambar 2, sebagian besar

alat yang digunakan nelayan masih tetap sama sesuai dengan data pada Gambar 1. Alat

yang digunakan antara lain jaring tetap (gill net) berupa jaring kalar, branjang (lift net),

pancing (hand line), jala (cash net) dan bubu/icir/wuwu yang terbuat dari bambu maupun

botol plastik. Selain itu terdapat alat tangkap lain berupa tombak dan kere bambu.

Page 14: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

8

17%

18%

3% 15%

23%

6%

9%

9%

Jaring Tetap (Gill Net)

Branjang (Lift Net)

Kere

Pancing (Hand Line)

Jala (Cash Net)

Bubu/Icir Plastik

Bubu/Icir Bambu

Tombak

Persentase penggunaan setiap alat tidak jauh berbeda dengan data sebelumnya, antara

lain jala menempati peringkat pertama dengan 23% , branjang 18% dan jaring tetap 17%.

Gambar 2. Jenis Alat Tangkap yang digunakan di Rawa Pening Berdasarkan Hasil

Observasi

Berikut ini deskripsi dari masing-masing alat tangkap mulai bentuk dan ukuran,

cara penggunaan hingga jenis ikan yang pada umumnya ditangkap, yang pada umumnya

digunakan di Rawa Pening berdasarkan hasil observasi.

Gambar 3. Alat Tangkap Branjang (Lift net)

Branjang/Anco (lift net)

Alat tangkap jenis ini terbuat dari batang kayu atau bambu, dipasang

menyerupai panggung dan di bawahnya diletakkan jaring berbentuk segi empat.

Dengan ukuran luas jaring mulai dari 12-20 m2. Cara pengoperasiannya, jaring

diturunkan ke dalam air hingga dasar. Kemudian, setiap 30 menit sampai 1 jam

Page 15: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

9

diangkat dengan menggunakan katrol. Pada umumnya lokasi untuk branjang bersifat

permanen dan menyebar di tengah Rawa Pening dengan perairan dasar lumpur,

tenang serta tidak ada eceng gondok. Alat tangkap ini banyak terdapat di Rawa

Pening. Namun, untuk alat tangkap berupa branjang membutuhkan biaya yang lebih

besar ketika awal pembuatannya di tengah Rawa Pening. Meskipun banyak terdapat

di Rawa Pening tidak semua nelayan mampu membuat alat tangkap berupa branjang

tersebut karena terkendala modal dalam pembuatannya.

Gambar 4. Jaring Gambar 5. Nelayan dengan Jaring Kalar

Gambar 6. Nelayan sedang Menjala Ikan

Page 16: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

10

Jaring

Selama observasi, jaring termasuk alat tangkap yang banyak sekali digunakan

dalam penangkapan ikan di Rawa Pening. Jenis jaring pada umumnya digunakan

adalah jaring kalar dan jaring tebar (jala) dengan ukuran mata jaring yang biasa

digunakan antara 2 – 3,25 inchi. Untuk jaring kalar cara penggunaannya ditebar

sejajar dengan jarak 25-50 meter dan menggunakan pelampung di atasnya. Setelah

beberapa waktu kemudian, jaring diangkat. Sedangkan, untuk jaring tebar (jala) rata-

rata mempunyai ukuran jaring 2,25-3 inchi, cara penggunaannya adalah ditebar pada

titik-titik tertentu dan kemudian diangkat. Target utama dari hasil tangkapan

menggunakan jaring ini adalah ikan mujair atau nila.

Gambar 8. Alat Tangkap Wuwu

Gambar 7. Alat Tangkap Bubu/ Icir

Bubu/Icir/Wuwu

Bubu pada umumnya banyak digunakan oleh para nelayan Rawa Pening.

Namun sekarang hanya beberapa desa saja yang masih menggunakan alat tangkap

ini untuk menangkap ikan. Bubu yang sekarang banyak digunakan adalah bubu botol

plastik air mineral bekas (1,5 L), sedangkan bubu/icir/wuwu sebelumnya

menggunakan bambu sebagai bahan dasarnya. Bentuk dari bubu/icir/wuwu adalah

silinder, merupakan alat tangkap jebakan (trap).

Cara penggunaanya adalah dengan cara menaruhnya di perairan dangkal dan

sedikit berlumpur sekitar Rawa Pening, diberikan umpan berupa ikan mati atau

dedak untuk pakan ayam. Kemudian, alat ditinggal selama semalam dan diambil

keesokan harinya. Pada umumnya target ikan yang ditangkap adalah udang serta

ikan-ikan kecil, seperti wader ijo, sepat dan tidak jarang mendapatkan belut dan

pelus. Bubu/icir/wuwu menjadi salah satu alternatif alat tangkap ikan dikarenakan

kondisi diperairan Rawa Pening yang banyak sekali ditumbuhi tumbuhan sehingga

untuk alat tangkap seperti jaring mudah robek karena tersangkut. Selain itu, kondisi

Page 17: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

11

dasar perairan yang berlumpur memudahkan penggunaan alat tangkap tipe jebakan

ini karena lebih mudah untuk disembunyikan.

Pancing

Merupakan alat tangkap yang biasa digunakan para warga sekitar Rawa

Pening menggunakan senar dan kail, dengan rata-rata ikan yang didapatkan

bervariasi dari jenis ikan kecil seperti wader hingga ikan yang cukup besar seperti

ikan koan (grasscarp). Alat tangkap ini pada umumnya mudah sekali ditemui hampir

di seluruh bagian Rawa Pening karena selain nelayan terdapat pemancing yang

menangkap ikan hanya untuk aktifitas hobi saja.

Gambar 9. Tombak Mata 7 Gambar 10. Tombak Mata 5

Tombak

Penggunaan alat tangkap berupa tombak, baik yang berbentuk tiga, lima atau

tujuh batang besi berkait dipasang sejajar pada ujung batang bambu 2-3 m, biasa

disebut Tempuling dan juga berujung trisula disebut Crengkeng sudah relatif jarang

ditemui. Dari hasil observasi yang dilakukan penggunaan tombak sebagai alat

tangkap masih banyak di daerah Banyubiru.

Alat tangkap ini sudah relatif jarang ditemui dikarenakan perlu keahlian khusus

dalam menggunakannya. Nelayan menggunakan alat tangkap tombak pada

umumnya dilakukan malam hari dengan bantuan petromax. Keahlian mata dari

nelayan dituntun untuk dapat melihat ikan yang berenang cepat. Selain itu, hanya

ikan yang berukuran besar saja yang dapat tertangkap dengan tombak ini serta

jumlah tangkapannya juga relatif terbatas, seperti ikan nila maupun jenis lobster.

Terdapat kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan alat tangkap ini.

Kelebihannya relatif tidak mengeluarkan banyak biaya sedangkan kelemahannya

terdapat dari segi hasil tangkapan ikan yang harus cepat dijual karena tidak jarang

memiliki kualitas rendah akibat penggunaan tombak yang merusak fisik dari ikan.

Page 18: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

12

0

1

2

3

4

5

6

7

BubuAqua

BubuBambu

Branjang Jala JaringKalar

Pancing Tombak

Jum

lah

Tan

gkap

an (

kg)

Jenis Alat Tangkap

Kere

Merupakan bentuk alat tangkap berupa pagar bambu dengan celah ½ inchi.

Cara penggunaan alat tangkap ini pada umumnya dilakukan secara bergotong royong

antara 8-10 orang yang membentuk lingkaran dengan menggunakan kere di suatu

titik perairan yang dianggap terdapat sarang ikan. Kemudian, lingkaran dari kere

tersebut dipersempit sedikit demi sedikit sehingga ikan yang terlihat dengan mudah

ditangkap menggunakan jaring. Rata-rata berbagai jenis ikan dengan berbagai

ukuran dapat tertangkap dengan menggunakan alat tangkap kere yang biasanya

digunakan ketika air sedang surut sekitar 1,2 – 1,5 meter. Penggunaan alat tangkap

ini di masyarakat sekitar Rawa Pening sudah sangat jarang dan hanya bisa pada

musim tertentu saja.

Rata-rata Hasil Tangkapan Ikan Setiap Jenis Alat Tangkap

Gambar 11. Rata-rata Tangkapan Berbagai Jenis Alat Tangkap Ikan.

Dari Gambar 9 berdasarkan observasi rata-rata tangkapan per trip sebesar 3,96

kg. “Trip” merupakan waktu nelayan antara 8-10 jam per hari dalam melakukan

penangkapan ikan. Hasil perolehan jumlah tangkapan per trip paling banyak didapatkan

pada alat tangkap branjang dan jumlah paling sedikit didapatkan oleh alat tangkap

pancing, dikarenakan struktur alatnya mendukung dalam menangkap ikan dengan jumlah

besar, letak branjang yang menetap di tengah danau sehingga sering dilalui berbagai jenis

ikan. Selain itu intensitas penangkapan ikan per trip lebih sering dibandingkan

menggunakan alat tangkap lain (Harahap Y. A, dkk.,2013). Sedangkan untuk alat tangkap

jenis pancing digunakan karena lebih hemat biaya dan mudah dalam pengoperasiannya,

tapi jumlah tangkapan per ekor sedikit dibandingkan jenis alat tangkap lainnya. Selain itu,

Page 19: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

13

sistem umpan memungkinkan hanya ikan yang menyukainya saja yang tertangkap

(Purwanto A. A, dkk., 2013).

Keseringan Jenis Ikan yang Tertangkap oleh Berbagai Alat Tangkap

Tabel 1. Persentase Jenis Ikan yang Tertangkap dengan Berbagai Alat Tangkap

No Jenis Ikan Persentase

(%)

1 Osteochilus vittatus 75

2 Oreochromis niloticus 75

3 Glyptothorax platypogon 12,5

4 Chela oxygastroides 50

5 Monopterus albus 12,5

6 Ctenopharyngodon idella 25

7 Channa striata 62,5

8 Oxyeleotris marmorata 25

9 Amphilophus trimaculatus 12,5

10 Amphilophus labiatus 12,5

11 Chitala lopis 25

12 Colossoma macropomum 25

13 Trichopodus trichopterus 25

14 Trichopodus pectoralis 12,5

15 Clarias batrachus 12,5

16 Anguilla rostrata 12,5

17 Amyda cartilaginea 12,5

Persentase terbesar jenis ikan tertangkap oleh berbagai alat tangkap yang

terdapat di Rawa Pening adalah jenis ikan Wader Ijo atau sebutan masyarakat untuk ikan

nilem (Osteochilus vittatus) dan nila (Oreochromis niloticus). Kedua jenis ikan ini memiliki

persentase terbesar yaitu 75%. Hal ini menunjukkan sebagian besar jenis alat tangkap

yang terdapat di Rawa Pening dapat menangkap dua jenis ikan tersebut. Ikan Wader

Ijo/Nilem (Osteochilus vittatus) tergolong ikan endemik dan nila (Oreochromis niloticus)

tergolong ikan introduksi (Rahardjo M.F., 2011). Ikan selanjutnya yang mencapai

persentase 62,5% dapat dikatakan cukup tinggi tingkat penangkapan oleh berbagai alat

tangkap adalah ikan gabus (Channa striata) yang juga merupakan predator asli Rawa

Pening. Ini menunjukkan hal yang sesuai dengan penelitian Utomo A. D. pada Balai

Penelitian Perikanan Perairan Umum (2012) bahwa ketiga jenis ikan yang paling sering

tertangkap tersebut tergolong ikan dengan produksi yang cukup banyak dan termasuk

ikan komersial untuk konsumsi. Selain itu, jenis ikan wader pari (Chela oxygastroides)

Page 20: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

14

hanya memiliki persentase sebesar 50% sedangkan jenis ikan lainnya di bawah 50%

untuk tingkat keseringan tertangkap oleh berbagai alat tangkap. Berdasarkan Tabel 1 alat

tangkap ikan yang pada umumnya digunakan spesifik untuk jenis ikan tertentu. Hal ini

terkait dengan ukuran, lokasi penangkapan dan waktu penangkapan.

Ikan nilem (Osteochilus vittatus) merupakan jenis ikan herbivora yang banyak

ditemui di Rawa Pening dengan tingkat kematangan gonad berkisar 1,11 – 17,7

didapatkan fekunditas berkisar antara 10587 hingga 11932286 butir. Bila dilihat dari

tingkat kematangan gonad dan juga fekunditas, Rawa Pening menjadi tempat yang cocok

untuk ikan ini dan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Hal ini didukung oleh

ketersediaan makanan utama ikan Nilem (Osteochilus vittatus) yaitu plankton yang cukup

melimpah di Rawa Pening (Utomo A. D, 2012).

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) berdasarkan hasil penelitian Utomo A. D (2012)

menjadikan ikan nila sebagai ikan herbivora terkhusus planktonivore didasarkan atas hasil

observasi isi saluran perut ikan nila. Ini dapat disesuaikan karena ikan nila memiliki mulut

inferior simetris yang mendukung hal tersebut. Dengan bentuk tubuh yang ramping,

mendukung ikan nila untuk memperoleh makanannya diantara padatnya perairan Rawa

Pening yang tertutup eceng gondok. Rawa Pening dapat dikatakan cocok untuk tempat

hidup dari ikan nila dikarenakan keberadaan dari eceng gondok dijadikan tempat untuk

melakukan pemijahan. Dengan indeks kematangan gonad 18,27 dan fekunditas berkisar

rata-rata 455 butir membuat ikan ini tetap berpotensi mengalami pertumbuhan yang

tinggi.

Ikan Gabus (Channa striata) secara morfologis merupakan ikan yang memiliki

labirin, sehingga tergolong ikan yang toleran dengan berbagai kondisi dari lingkungannya.

Penyebarannya di Indonesia antara lain di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Ikan ini

menjadi ikan predator endemik yang terdapat di Rawa Pening serta memiliki tingkat

kematangan gonad dan fekunditas yang baik, berkisar antara 4719 hingga 333476 butir

dengan rata-rata 169093 butir. Dari hasil tersebut menunjukkan Rawa Pening merupakan

habitat yang sesuai dan memadai untuk ikan Gabus (Channa striata) (Utomo A. D, 2012).

Namun, salah satu penentu besar kecilnya populasi dari ikan di suatu perairan

ialah berdasarkan tersedia atau tidaknya makanan yang memadai. Bila jumlah makanan

yang tersedia diperairan tersebut menurun, maka sudah dapat dipastikan jumlah populasi

ikan akan ikut menurun akibat kompetisi memperebutkan makanan atau terjadi

pergeseran pola makan. Pergeseran pola makan dilakukan untuk dapat bertahan hidup di

lingkungan tersebut (Utomo A. D, 2012).

Dari Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa jenis ikan yang sering ditangkap hanya 17

jenis dari 26 jenis ikan yang dapat didata berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Weri M. N, dkk (2015) dari pembaharuan penelitian Goltenboth dan Kristyanto

(1994). Tidak adanya jenis ikan tertentu berdasarkan data tahun 1994, tidak bisa

dikatakan punah, tapi dapat juga dikarenakan populasinya yang semakin kecil dan alat

Page 21: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

15

tangkap yang digunakan nelayan tidak dapat menangkap beberapa jenis ikan tersebut.

Berikut hasil data berupa tabel mengenai ikan-ikan yang terdapat di Rawa Pening

berdasarkan hasil pembaharuan dari penelitian terdahulu:

Tabel 2. Daftar Jenis Ikan di Rawa Pening Berdasarkan Penelitian Tahun 2017

Keterangan: Pertambahan dan Pergantian Spesies Ikan Introduksi

Dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa ada pergantian dan pertambahan jenis ikan

yang terdapat di Rawa Pening dari penelitian terdahulu banyak terdapat pada ikan

introduksi dan semakin berkurangnya ikan. Menurut Rahardjo (2011), ikan yang

Suku Nama Ilmiah Nama Umum Nama Lokal

Indegenous species – Jenis-jenis Asli

Aplocheilidae Aphlocheilus panchax Tin Head Kepala timah

Anabantidae Helostoma temminicki Kissing Gourami Tambakan

Channidae Channa striata Snakehead Ikan gabus

Cyprinidae Chela oxygastroides - Wader pari

Osteochilus vittatus Carp Wader Ijo/Nilem

Poecillidae Poecilia reticulatus Guppy Ikan Seribu

Syngnathidae Microphis brachyurus - Sili

Introduced spesies –Jenis-jenis Introduksi

Anabantidae Anabas testudineus Climbing perch Betok

Anguilliformes Anguilla rostrata Sidat Pelus

Bagaridae Glyptothorax platypogon Catfish Lele gunung

Characidae Colossoma macropomum Red Bally Pacu Bawal

Cichlidae Oreochromis mossambica Java tilapia Mujair

Oreochromis nilotica Red tilapia Nila merah

Black tilapia Nila hitam

Amphilophus labiatus Cichlidae Red Devil

Amphilophus trimaculatus Flowerhorn Lou Han

Clariidae Clarias batrachus Walking Catfish Lele

Cyprinidae Cyprinus carpio Common Carp Karper

Barbonymous gonionotus - Tawes

Ctenopharyngodon idella Grass carp Koan

Eleotridae Oxyeleotris marmorata Marble Sleeper Betutu

Notopteridae Chitala lopis Lopis Belida

Osphronemidae Osphronemus goramy Gourami Gurami

Trichopodus pectoralis Reptilskin Gourami Sepat siam

Trichopodus trichopterus 3-spot Gourami Sepat rawa

Sybranchidae Monopterus albus Swamp eel Belut

Page 22: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

16

diintroduksikan tidak jarang bersifat invasif dan merusak tatanan ekosistem yang

terdapat di perairan tersebut hingga akhirnya spesies asli di dalamnya menjadi

tergantikan. Dengan berbagai macam varietas ikan yang terdapat di Rawa Pening

diperlukan alat tangkap yang mampu secara selektif dapat memilah ikan tertentu untuk

dapat ditangkap. Sebab, kerusakan ekosistem danau dapat terjadi selain adanya ikan

introduksi yang invasif dan juga aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.

Jenis-jenis ikan yang berwarna merah pada Tabel 2 merupakan ikan-ikan

introduksi yang secara tidak langsung dapat mengganggu ekosistem Rawa Pening

kedepannya. Hal ini tampak dikarenakan ikan introduksi tersebut beberapa diintroduksi

secara sengaja dan memiliki nilai ekonomi yang rendah. Perhatian ini perlu dilakukan

karena alat tangkap nelayan jarang menangkap untuk beberapa ikan seperti ikan Lou Han,

Red Devil dan Belida pada Tabel 1 hanya sekitar 12,5 – 25% ikan tersebut tertangkap.

Namun, tidak jarang nelayan melepaskannya lagi ke perairan karena alasan tidak laku

untuk ikan konsumsi. Ikan Lou Han, Red Devil dan Belida ini ada di perairan Rawa Pening

menurut warga sekitar melalui pembudidaya ikan hias. Dikarenakan harga ikan hias yang

menurun menyebabkan ikan hias yang ada di lepas ke Rawa Pening.

Perlu diketahui bahwa ikan Lou Han (Amphilophus trimaculatus) dan Red Devil

(Amphilopus labiatus) merupakan jenis ikan dari famili yang sama Cichildae dan termasuk

ikan karnivora. Ikan ini berasal dari Costa Rica dan Nicaragua dan sebagian Asia. Ikan ini

cenderung mudah beradaptasi pada lingkungan baru (Purwaningtyas dan Tjahyo, 2010).

Menurut Adjie, dkk. (2011) ikan ini tidak sengaja masuk ke dalam perairan atau ikan lepas

dari keramba jaring apung. Hal ini sama kasusnya seperti yang terjadi di Rawa Pening.

Pada kasus Waduk Kedungombo di tahun 2006 dapat dikatakan separuh populasi ikan di

waduk merupakan ikan Red Devil yang sebenarnya bukan ikan konsumsi. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Adjie dan Fatah (2015) ikan Red Devil (Amphilopus

labiatus) memiliki tingkat kematangan gonad yang berada pada tingkat IV dan fekunditas

berkisar 677-1.378 butir. Hal ini menunjukkan ikan ini merupakan tipe ikan Parcial

spawner atau memijah sepanjang tahun dan secara parsial. Tidak heran bila invasi dari

ikan jenis ini terjadi pada Waduk Kedung Ombo.

Sedangkan, untuk ikan belida (Chitala lopis) berbentuk pipih dan umumnya

berwarna platinum, tidak jarang berwarna kehitaman atau terdapat bulatan-bulatan di

badannya. Memiliki sirip anal yang memanjang dan menyambung dengan sirip ekor

dibagian bawah. Ikan ini lebih suka tempat yang gelap dan cenderung aktif di malam hari

dan bersifat karnivora. Jumlah telur yang dihasilkan indukan betina (fekunditas) dengan

bobot 4-6 kg berkisar antara 1.194-8.320 butir. Dalam setahun ikan belida bisa memijah

beberapa kali atau bersifat parsial. Tempat pemijahan untuk ikan Belida biasanya di

sekitar ranting, daun, atau vegetasi yang ada di sekitarnya (Haryono, 2008).

Ikan Bawal atau Colossoma macropomum terdapat di Rawa Pening. Namun

masih belum jelas ikan tersebut sengaja diintroduksikan atau memang lepas dari keramba

Page 23: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

17

apung. Ikan bawal merupakan ikan omnivora, tapi tidak jarang menjadi ikan karnivora.

Ikan ini umumnya memangsa ikan kecil, udang maupun serangga air. Tubuhnya

berbentuk oval dan sedikit pipih, biasanya gemar dijadikan ikan konsumsi dikarenakan

memiliki daging yang tebal dan gurih, meskipun cukup banyak duri pada dagingnya. Selain

itu, ciri-ciri tubuhnya adalah sisik-sisik kecil berbentuk stenoid. Pada bawal yang masih

kecil bagian atas tubuhnya berwarna abu-abu tua dengan bagian bawah berwarna putih.

Sedangkan, untuk ikan yang sudah dewasa bagian bawahnya berubah menjadi merah.

Maka, disebut juga ikan Red Bally Pacu (Sitanggang L.D, 2014).

Oxyeleotris marmorata atau ikan betutu merupakan ikan yang diintroduksikan di

Rawa Pening yang merupakan ikan karnivora, tetapi berada di dasar perairan, seperti ikan

Gabus yang memiliki pernapasan tambahan untuk memungkinkan dapat bernafas pada

udara bebas. Spesies ikan ini tidak menjadi invasif dikarenakan perkembangbiakannya

yang relatif terbatas. Larva dari ikan betutu cenderung lebih kecil daripada ikan lain dan

daya hidupnya juga rendah. Perlunya pakan yang memadai dengan ukuran yang lebih

kecil untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini menyebabkan ikan ini tidak terlalu cepat

berkembangbiak (Lubis S, 2002).

Selanjutnya ikan sidat atau dengan nama ilmiah Anguilla rostrata merupakan

jenis ikan katadromos atau ikan yang akan beruaya ke laut untuk bereproduksi, namun

akan dewasa di perairan lain, seperti perairan estuaria (laguna) dan perairan air tawar

(sungai, danau, rawa dan persawahan). Ikan ini merupakan jenis ikan karnivora yang

membutuhkan pakan berupa hewan lain. Namun, ikan ini tidak terlalu bersifat invasif

seperti ikan Red Devil dan Laou Han (Affandi R, 2013).

Menurut Agus Purwoko, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten

Semarang, kehadiran ikan introduksi yang menjadi invasif disuatu perairan menyebabkan

kerusakan ekosistem dan hilangnya ikan endemik yang terdapat disuatu perairan karena

dapat menjadi predator atau kompetitor. Faktor lainnya adalah masih maraknya

penggunaan mata jaring dengan ukuran kecil (Munir S, 2014). Menurut Gadis Sri Haryani

peneliti Pusat Limnologi LIPI, lebih menyarankan untuk merevitalisasi populasi ikan asli

daripada melakukan introduksi ikan baru. Selain itu, dampak yang akan ditimbulkan bila

hal ini dibiarkan adalah kerugian ekonomi bagi warga sekitar (Kompas.com, 2013).

Upaya dari pemerintah yaitu dengan melakukan langkah pencegahan untuk

menanggulangi permasalahan ekosistem yang terjadi di danau-danau Indonesia. Untuk

yang pertama melalui Pelarangan Pemasukan Jenis Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan (PERMEN KP) Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 serta Keputusan dan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan lainnya yang mengatur tentang pemasukan

serta pengeluaran ikan (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014).

Page 24: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

18

3

5

6

3

3

4

3

6

0 1 2 3 4 5 6 7

Bubu Aqua

Bubu Bambu

Branjang

Jala

Jaring Kalar

Pancing

Tombak

Kere

Jumlah Jenis Ikan yang Tertangkap

Ala

t Ta

ngk

ap

Setiap jenis ikan pada Tabel 1 dapat tertangkap dengan alat tangkap tertentu. Di

bawah ini merupakan grafik jumlah jenis ikan yang tertangkap pada berbagai alat tangkap

yang digunakan:

Gambar 12. Rata-rata Jenis Ikan yang Tertangkap oleh Masing-masing Alat Tangkap

Terdapat keterkaitan antara alat tangkap yang digunakan terhadap jumlah jenis

ikan yang tertangkap. Pada alat tangkap branjang dan kere menangkap rata-rata 6 jenis

ikan dan menunjukkan kedua alat tangkap tersebut kurang selektif karena semakin

banyak jenis ikan yang berhasil ditangkap. 6 jenis ikan biasanya tertangkap pada branjang

diantaranya: Mujair/Nila (Oreochromis nilotica), Koan (Ctenopharyngodon idella), Gabus

(Channa striata), Betutu (Oxyeleotris marmorata), Red Devil (Amphilopus labiatus) dan

Belida (Chitala lopis).Untuk jenis ikan yang ditangkap oleh alat tangkap kere diantaranya:

Mujair/Nila (Oreochromis nilotica), Gabus (Channa striata), Betutu (Oxyeleotris

marmorata), Bawal (Colossoma macropomum), Wader Ijo (Osteochilus vittatus) dan

Wader Pari/Boyor (Chela oxygastroides).

Dari pernyataan warga, rata-rata mengatakan bahwa ikan kecil ikut tertangkap.

Sebanyak 61,76% mengatakan bahwa ikan kecil yang tertangkap tidak dilepaskan

kembali, melainkan ikut dijual. Padahal 94,12% nelayan yang ada di sekitar Rawa Pening

melakukan penangkapan ikan secara terus menerus. Hal ini dapat berakibat jangka

panjang bila dilakukan terus karena anakan ikan yang belum dewasa senantiasa

tertangkap dan pada umumnya tidak dilepaskan. Semuanya dapat mempengaruhi

populasi dari suatu jenis ikan tertentu yang terdapat di Rawa Pening.

Menurut hasil wawancara didapatkan bahwa 82,35% pernah mengikuti

sosialisasi dari Dinas Perikanan setempat, salah satunya tentang ketentuan ukuran jaring

dan larangan tentang penangkapan juvenil ikan yang belum siap konsumsi. Warga sekitar

mengaku bahwa masih tetap saja ada beberapa nelayan yang tidak mengikuti ketentuan

Page 25: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

19

tersebut, misalnya saja jaring yang digunakan lebih kecil dari ketentuan yang berlaku.

Sebab 85, 29% nelayan ikut dalam kelompok nelayan dan berdiskusi pula mengenai alat

tangkap yang digunakan bila ada sosialisasi dari Dinas terkait. Namun, memang dari

warga terkadang masih saja ada yang tidak mematuhi peraturan yang sudah

disosialisaikan.

Sebenarnya hal ini tidak menjadi persoalan, bila dari pihak pemerintah melalui

Dinas Perikanan bersinergi dengan warga sekitar Rawa Pening dengan datang rutin untuk

melakukan observasi lapang dan ikut memeriksa yang dilakukan nelayan di lapangan.

Utomo A. D, dkk. (2012) mencatat bahwa ada 46 kelompok nelayan yang terdapat di

sekitar Rawa Pening, hal ini menunjukkan bahwa terdapat cukup banyak kelompok

nelayan di Rawa Pening dan perlunya pembinaan secara intensif mengenai perikanan

tangkap Rawa Pening, salah satunya mengenai peraturan daerah mengenai alat tangkap

yang boleh dan dilarang untuk digunakan. Sebab sudah jelas bahwa pada Peraturan

Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 tahun 2001 mengatur kegiatan perikanan

tangkap yang terdapat di Rawa Pening, ketentuan itu berupa pembatasan ukuran alat

tangkap Branjang, Jala dan Jaring. Pada branjang ukuran mata jaring minimal 0,5 inchi,

luas lahan yang digunakan 20 m x 20 m dengan jarak antara branjang yang satu dengan

yang lain minimal 20 m dan ukuran branjang 2m x 2 m serta pemasangannya harus pada

alur sungai yang ada di Rawa Pening. Alat tangkap jala, ukuran mata jaring minimal 2 inchi

serta ketentuan alat tangkap jaring ukurannya minimal 2 inchi dengan tinggi jaring

maksimal 1 m, panjang jaring maksimal 1.000 m.

Dengan berbagai ketentuan yang ada diharapkan kedepannya ada pemantauan

rutin yang dilakukan oleh pemerintah terhadap nelayan yang terdapat karena

berdasarkan hasil observasi yang dilakukan 64,70% mengatakan bahwa dari pihak Dinas

Perikanan hanya sewaktu-waktu saja melakukan observasi ke lapangan. Perlu adanya

pemantauan yang rutin untuk melihat peraturan tersebut sudah dilakukan atau belum

karena alat tangkap ini secara langsung menjadi faktor penting yang mempengaruhi

keberlangsungan berbagai jenis ikan yang terdapat di Rawa Pening.

Namun yang jadi pertanyaan selama ini dari mana ikan-ikan yang terdapat di

Rawa Pening tersebut masih dapat tetap eksis meskipun terus menerus dilakukan

penangkapan. Utomo, A. D pada Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum (2012)

mencatat terdapat pada kebijakan pemerintah sebagai pemangku kepentingan untuk

tetap melakukan pelestarian perikanan di Rawa Pening. Salah satunya dari pemerintah

sudah melakukan langkah dengan menetapkan zona suka berdasarkan Peraturan Daerah

Nomor 25 tahun 2001,

“Zona perairan yang tertutup untuk umum, dan merupakan zona yang digunakan

sebagai tempat berkembang biaknya ikan, sehingga kelestarian populasinya

terjaga.”

Page 26: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

20

Berdasarkan penelitian Utomo A. D, dkk. pada Balai Penelitian Perikanan Perairan

Umum (2012) mengungkapkan bahwa sebagian besar hasil ruaya ikan memasuki daerah

suaka. Dengan itu, keberadaan dari zona suaka sebenarnya memiliki fungsi penting untuk

produksi ikan tangkap, yaitu untuk ketersediaan calon induk. Ikan yang terdapat di zona

perlindungan merupakan cadangan produksi ikan bagi Rawa Pening kedepannya. Dari hal-

hal tersebut perlunya Pemerintah dan warga sekitar Rawa Pening memiliki kesadaran

akan kepemilikan Rawa Pening dan keberlanjutannya ke depannya. Melalui peraturan

yang dikeluarkan pemerintah dari alat tangkap dan Zona Suaka diharapkan dapat tetap

melindungi potensi ikan yang terdapat di Rawa Pening.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat kaitan antara alat tangkap yang

digunakan dengan jenis ikan yang tertangkap di Rawa Pening. Alat tangkap yang

umumnya di gunakan di Rawa Pening cukup spesifik untuk beberapa jenis ikan. Jumlah

jenis ikan yang biasanya tertangkap adalah 17 spesies ikan. Untuk tiga jenis ikan yang

memiliki persentase tertinggi tertangkap berbagai jenis alat tangkap adalah (Osteochilus

vittatus) dan nila (Oreochromis niloticus) 75% serta ikan gabus (Channa striata) sebesar

62,5%. Alat tangkap yang terdapat di Rawa Pening diantaranya tergolong alat tangkap

jaring berupa jaring tetap (gill net), branjang (lift net) dan jala. Sedangkan, untuk alat

tangkap berupa jebakan adalah bubu/icir. Selain itu, terdapat alat tangkap lain seperti

tombak, pancing, kere dan sebagainya tergolong jenis lainnya. Branjang dan kere

tergolong alat tangkap tertinggi menangkap berbagai jenis ikan dan kurang selektif dalam

menangkap ikan.

Page 27: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

21

DAFTAR PUSTAKA

Adjie S dan Fatah K. 2015. Biologi Reproduksi Ikan Red Devil (Amphilopus labiatus) dan

(Amphilopus citrinellus) di Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah. BAWAL. Vol 7.

No 1. Hal 17-24.

Adjie S, Utomo A. D,T. Hidayah , Fatah K, Aprianti S, Harmilia E. D, Gautama S dan Bintoro

A. 2011.Bio-Ekologi Ikan Red Devil dan Betutu di Waduk Kedung Ombo, Jawa

Tengah. Laporan akhir Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum. Palembang.

165 hal.

Affandi R. 2005. Strategi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Sidat (Anguilla spp.) di Indonesia,

Jurnal Iktiologi Indonesia. Vol 5, No 2, Hal 77-81.

Dinas Peternakan dan Perikanan. 2007. Data Statistik Perikanan Kabupaten Semarang.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang. Hal 47. Ungaran.

Dinas Peternakan dan Perikanan. 2009. Data Produksi Ikan pada Genangan, Sungai, Rawa

Kabupaten Semarang. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang,

Ungaran.

Dinas Peternakan dan Perikanan. 2012.Laporan Tahunan 2011. Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Semarang, Semarang.

Goltenboth F dan Kristyanto. 1994. Perikanan di Danau Rawa Pening, Jawa, Indonesia

Fakta dan Prospek. Satya Wacana University Press, Salatiga.

Harahap Y. A, Wibowo B. A dan Boesono H. 2013. Analisis Perbedaan Waktu

Penangkapan Ikan Alat Tangkap Branjang Terhadap Hasil Tangkapan di

Perairan Rawa Pening, Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Journal of Fisheries

Resources Utilization Management and Technology, Vol 2, No. 3, Hal 172-181,

Universitas Diponegoro, Semarang.

Haryono. 2008. Potensi Ikan Belida dan Upaya Konservasinya. Fauna Indonesia. Vol. 8,

Nomor 2, Hal. 5-8. Pusat Penelitian Biologi, LIPI.

KLH. 2011. Program Danau Prioritas Nasional 2010-2014. Kementerian Lingkungan Hidup,

Jakarta.

Kompas.com, 2013. Ikan Invasif Dominasi Perairan Darat.

(http://sains.kompas.com/read/2013/09/11/1103168/Ikan.Invasif.Dominasi.Per

airan.Darat). Diakses tanggal 31 Juli 2017.

Koswara, B., 2011. Restorasi Waduk Saguling Melalui Aplikasi Metode Ekoteknologi. Vol.

2, No. 2, Jurnal Akuatika, ISSN 0853-2523. Universitas Padjajaran, Bandung.

Lubis S. 2002. Studi Ekologi Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata BLKR.) di Sungai Seruai

Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Munir S. 2014. Populasi Terus Menurun, Ikan Endemik Rawa Pening Ini Dikhawatirkan

Punah. National Geographic Indonesia.

Page 28: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

22

(http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/populasi-terus-menurun-ikan-

endemik-rawa-pening-ini-dikhawatirkan-punah). Diakses tanggal 31 Juli 2017.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014

tentang Larangan Pemasukan Jenis Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke Dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Purnawaningtyas S. E dan Tjahjo W. H. 2010. Beberapa aspek biologi ikan oskar

(Amphilopus citrinellus) di waduk Ir. H. Djuanda, Jatiluhur, Jawa Barat. BAWAL.

Vol 3. No 1. Hal 9-15. Widya Riset Perikanan Tangkap. Pusat Riset Perikanan

Tangkap. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Purwanto A, Fitri A. D. P, dan Wibowo B. A. 2013.Perbedaan Umpan Terhadap Hasil

Tangkapan Udang Galah (Macrobracium idea) Alat Tangkap Bubu Bambu (Icir)

di Perairan Rawa Pening. Journal of Fisheries Resources Utilization Management

and Technology, Vol 3, No. 2, Hal 72-81, Universitas Diponegoro, Semarang.

Rahardjo M.F. 2011. Spesies Akuatik Asing Invasif. KSI-31. Masyarakat Iktiologi Indonesia.

18 Oktober 2011. Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III.

Setiawan R., Wibowo B. A., dan Pramonowibowo. 2013. Analisis Usaha Perikanan pada

Alat Tangkap Bubu di Perairan Rawa Pening Desa Lopait Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang. Journal of Fisheries Resources Utilization Management

and Technology, Vol 3, No. 2, Hal 131-141, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sitanggang L.D. 2014. Ikan Bawal (Colossoma macropomum) Bab II. Universitas Sumatera

Utara, Medan

Soeprobowati T. R. dan Suedy S. W. A. 2010, Status Trofik Danau Rawapening dan Solusi

Pengelolaanya. Jurnal Sains dan Matematika, Vol. 18, No. 4, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Sulastri T, Suryono Y, Sudarso S, dan Nomosatriyo. 2010. Pengembangan Kriteria Status

Ekologis Danau-danau Kecil di Pulau Jawa. Vol. 17, No. 1, Hal. 58-70. LIMNOTEK,

LIPI.

Utomo A. D. 2012. Biologi dan Dinamika Populasi Beberapa Jenis Ikan di Rawa Pening.

Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Wargasasmita, S. 2005. Ancaman Invasi Ikan Asing Terhadap Keanekaragaman Ikan Asli.

Volume 5, No. 1, Jurnal Iktiologi Indonesia. Universitas Indonesia, Depok.

Weri M. N, Mangurai S. M dan Valencia P E. 2015. Kelestarian Ikan di Danau Rawa Pening

(Antara Ikan Endemik dengan Ikan Introduksi). Prosiding Periode Ilmiah

Mahasiswa. Hal 43-60. ISBN 978-979-729-073-5. Universitas Kristen Satya

Wacana, Salatiga.

Page 29: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

23

LAMPIRAN:

Kuisioner Metode dan Alat Tangkap-Nelayan Rawa Pening

Cara Pengisian : 1. Beri Tanda X atau V pada jawaban yang sesuai 2. Bilamana diperlukan jawaban boleh lebih dari 1 jawaban

Tgl:

A. Data Responden No :

1. Nama Responden:

2. Jenis Kelamin: Laki Perempuan

3. Umur:

4. Tingkat Pendidikan: SD SMP SMA/ SMK

Perg. Tinggi

5. Perkerjaan Utama/Pokok/Andalan:

Nelayan Branjang

Nelayan Keramba

Nelayan Jala

Dll...........

6. Pekerjaan sampingan : Dagang Buruh Pabrik

PNS Lainnya

7. Alamat Desa:…………… RT/RW:..........................

Kecamatan……………………………… Kelurahan...................................

Kab. Semarang

8. Jumlah Tanggungan............

9. Lama bekerja......................

10. Asal Daerah....................... Asli Pendatang

B. USAHA NELAYAN DALAM PENANGKAPAN IKAN 1. Pengenalan dan metode yang digunakan dalam mencari ikan

1. Apabila hendak mencari ikan, patokan waktu apa yang biasanya dilakukan?

Musim Ikan

Cuaca/Iklim Tanpa ada aturan waktu

2. Luas daerah penangkapan Seluruh Danau

Sebagian Danau Titik tertentu

3. Jenis Alat tangkap yang biasanya digunakan

Branjang/ Keramba

Jala Lainnya.........

4. Kepemilikan armada dan alat tangkap Sewa Sendiri Lainnya........

5. Umur pemakaian alat tangkap yang biasa digunakan

1-5 tahun 5-10 tahun Lainnya.........

6. Mencari ikan dilakukan setiap hari, secara terus menerus

Ya Tidak

Page 30: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

24

7. Pernahkah metode lain seperti setrum maupun bom ikan dilakukan

Pernah Tidak

8. Seberapa sering menggunakan metode itu, jika pernah melakukan metode tersebut (setrum dan bom ikan)

Tiap mencari ikan

Jarang Sesekali

2. Pengetahuan tentang Metode dan Alat Tangkap yang Konservatif

1. Apakah bapak mengetahui tentang metode dan alat tangkap yang konservatif?

Ya Tidak Tidak Tahu

2. Apakah metode yang digunakan bapak sudah konservatif?

Ya Tidak Tidak Tahu

3. Adakah pelatihan maupun sosialisasi yang dilakukan yang dilakukan oleh Dinas Perikanan terkait metode dan alat tangkap di sini?

Ada Tidak Tidak Tahu

4. Apakah bapak pernah mengikuti pelatihan dari Dinas Perikanan terkait?

Ya Tidak Tidak Tahu

5. Menurut bapak pentingkah sosialisasi semacam itu?

Penting Tidak Biasa

5. Apakah bapak tahu mengenai regulasi maupun peraturan terkait metode dan alat tangkap yang konservatif?

Ya Tidak Biasa

6. Apakah dalam pencarian ikan yang dilakukan, ikan-ikan kecil yang dapat dikatakan belum dewasa ikut tertangkap?

Ya Tidak Tidak Tahu

7. Apakah yang dilakukan bapak bila ikan kecil tersebut tertangkap?

Dilepaskan Tetap ditangkap

Keduanya

8. Apakah dari Dinas Perikanan sering melakukan inspeksi ke Rawa Pening pada setiap nelayan?

Ya Tidak Tidak Tahu

9. Seberapa sering Dinas Perikanan melakukan inspeksi ke Rawa Pening?

1 bulan ± 6 bulan- 1 tahun

Sewaktu-waktu

10. Selama inspeksi, apa saja yang Wawancara dan Wawancara Observasi saja

Page 31: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

25

biasanya dilakukan Dinas Perikanan terhadap Nelayan Rawa Pening terkait metode dan alat tangkap yang digunakan?

observasi metode yang digunakan

saja

11. Adakah kelompok nelayan di desa ini?

Ada Tidak Tidak tahu

12. Apakah ada diskusi tentang alat tangkap yang digunakan di kelompok nelayan?

Ada Tidak Tidak tahu

3. Informasi Keanekaragaman Jenis Ikan 1. Apa saja jenis ikan yang

tertangkap oleh metode yang bapak gunakan?

.................................................................................................

.................................................................................................

2. Apa saja jenis ikan endemik/asli yang bapak ketahui di Rawa Pening?

.................................................................................................

.................................................................................................

................................................................................................. 3. Apa saja jenis ikan introduksi yang

bapak ketahui di Rawa Pening? ................................................................................................. .................................................................................................

4. Menurut bapak adakah pengaruh dari ikan introduksi yang ada di Rawa Pening?

Ya Tidak Tidak Tahu

5. Adakah jenis ikan yang mulai langka di Rawa Pening?

Ya Tidak Tidak Tahu

6. Jika ada, jenis ikan apa saja yang mulai langka di Rawa Pening?

.................................................................................................

.................................................................................................

7. Menurut bapak adakah pengaruh dari metode dan alat tangkap yang digunakan dengan keanekaragaman ikan yang ada?

Ya Tidak Tidak Tahu

8. Bisa disebutkan pak mengenai musim-musim ikan yang diketahui?

.................................................................................................

.................................................................................................

.................................................................................................

9. Apakah ada perubahan atau perubahan musim dari jenis ikan tersebut pak?

Ada Tidak Tidak Tahu

10. Apakah perubahan iklim/cuaca yang ada saat ini mempengaruhi musim jenis ikan tertentu pak?

Ya Tidak Tidak Tahu

Page 32: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

26

Uji Realiabilitas dan Validitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.719 .749 22

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item

Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Delete

d

Responden 99.8333 83.970 .619 . .672

P1 103.4167 136.629 .173 . .718

P2 104.1667 132.697 .561 . .709

P3 103.7500 137.841 -.019 . .723

P4 103.6667 133.152 .395 . .711

P5 103.5000 136.091 .180 . .718

P6 103.5000 137.909 -.020 . .722

P7 103.5000 135.909 .122 . .719

P8 103.8333 133.606 .197 . .715

P9 104.2500 126.023 .631 . .695

P10 103.9167 147.174 -.463 . .747

P11 104.2500 134.023 .124 . .719

P12 104.6667 128.606 .421 . .704

P13 104.5000 122.455 .630 . .688

P14 103.4167 133.720 .610 . .711

P15 103.5833 127.720 .696 . .698

P16 103.8333 136.879 .019 . .723

P17 103.5000 138.455 -.067 . .725

P18 103.6667 130.606 .460 . .706

P19 103.9167 124.083 .745 . .690

P20 103.9167 128.811 .568 . .701

Jumlah 56.4167 54.447 .923 . .621

Page 33: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

27

Tabel 3. Hasil Rekapan Wawancara dan Observasi Nelayan

No Pertanyaan Jawaban Persentase

(%)

1 Mencari ikan dilakukan setiap hari, secara terus menerus

Melakukan terus menerus 94,12

2 Pernahkah metode lain seperti setrum maupun bom ikan dilakukan

Tidak pernah 85, 29

3 Apakah bapak mengetahui tentang metode dan alat tangkap yang konservatif?

Tahu metode konservatif 55,88

4 Apakah metode yang digunakan bapak sudah konservatif?

Sudah konservatif 67,65

5 Adakah pelatihan maupun sosialisasi yang dilakukan yang dilakukan oleh Dinas Perikanan terkait metode dan alat tangkap di sini?

Tahu bila dilakukan sosialisasi ada sosialisasi 85,29

6 Apakah bapak pernah mengikuti pelatihan dari Dinas Perikanan terkait?

Pernah ikut sosialisasi 82,35

7 Menurut bapak pentingkah sosialisasi semacam itu?

Menganggap penting 94,12

8 Apakah bapak tahu mengenai regulasi maupun peraturan terkait metode dan alat tangkap yang konservatif?

Tidak Tahu 61,76

9 Apakah dalam pencarian ikan yang dilakukan, ikan-ikan kecil yang dapat dikatakan belum dewasa ikut tertangkap?

Ikan tertangkap 35,29

10 Apakah yang dilakukan bapak bila ikan kecil tersebut tertangkap?

Ikan kecil masih ditangkap 61,76

11 Apakah dari Dinas Perikanan sering melakukan inspeksi ke Rawa Pening pada setiap nelayan?

Kurang tahu 55,88

12 Seberapa sering Dinas Perikanan melakukan inspeksi ke Rawa Pening?

Sewaktu-waktu dinas datang 64,70

13 Selama inspeksi, apa saja yang biasanya dilakukan Dinas Perikanan terhadap Nelayan Rawa Pening terkait metode dan alat tangkap yang digunakan?

Dinas hanya melakukan observasi lapang

61,76

14 Adakah kelompok nelayan di desa ini? Ikut kelompok nelayan 85,29

15 Apakah ada diskusi tentang alat tangkap yang digunakan di kelompok nelayan?

Ada diskusi tentang alat tangkap di kelompok nelayan

76,47

16 Menurut bapak adakah pengaruh dari Ikan introduksi yang ada di Rawa Pening?

Ada pengaruh ikan introduksi

76,47

17 Adakah jenis ikan yang mulai langka di Rawa Pening?

Beberapa ikan mulai langka 91,17

18 Menurut bapak adakah pengaruh dari metode Metode dan alat tangkap 76,47

Page 34: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

28

dan alat tangkap yang digunakan dengan keanekaragaman ikan yang ada?

yang digunakan berpengaruh

19 Apakah ada perubahan atau perubahan musim dari jenis ikan tersebut pak?

Ada perubahan musim 58,82

20 Apakah perubahan iklim/cuaca yang ada saat ini mempengaruhi musim jenis ikan tertentu pak?

Ada pengaruh terhadap jenis ikan

55,88

Page 35: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

29

Gambar 13. Nelayan dengan Alat Tangkap Tombak

Gambar 14. Nelayan dengan Alat Tangkap Jaring Kalar

Gambar 15. Nelayan yang Berada di Branjang

Gambar 16. Osteochilus vittatus (Wader Ijo)

Gambar 17. Aphlocheilus panchax (Kepala Timah)

Gambar 18. Glyptothorax platypogon (Lele Gunung)

Gambar 19. Amphilophus trimaculatus (Lou Han)

Gambar 20. Chitala lopis

(Belida)

Gambar 21. Oxyeleotris marmorata (Betutu)

Page 36: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

30

Gambar 28. Preparat Awetan Basah Beberapa Jenis Ikan di Rawa Pening

Gambar 22. Oreochromis nilotica (Nila Merah)

Gambar 23.

Ctenopharyngodon idella

(Koan) dan Clarias batrachus

(Lele)

Gambar 24. Monopterus

albus (Belut)

Gambar 25. Channa striata (Gabus) Gambar 26. Colossoma

macropomum (Bawal)

Gambar 27. Amphilopus labiatus (Red Devil)

Page 37: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

31

Tabel Observasi

No. Res

Tgl. Obser-

vasi Lokasi

Tempat Observasi Jenis Alat

Tangkap Jenis Ikan Tangkapan

Jumlah Tangka

pan (kg)

Keterangan

1 16/03 7°16'36.0"S 110°27'02.5"E -7.276671, 110.450695

Cikal Bubu Aqua, Wuwu

a. Wader pari/Boyor b. Udang c. Wader Ijo/Nilem d. Belut

2,5 - 3,5

Dijual,beberapa dikonsumsi

2 16/3 7°16'42.4"S 110°27'02.6"E -7.278452, 110.450716

Cikal Bubu Aqua a. Udang b. Wader Ijo/Nilem c. Belut

2,5 - 3,5

Dijual,beberapa dikonsumsi

3 16/03 7°16'33.3"S 110°26'52.9"E -7.275918, 110.448019

Cikal Bubu bambu a. Wader pari/Boyor b. Udang c. Wader Ijo/Nilem d. Belut e. Lele rawa

3,5 - 4 Dijual

4 16/03 7°16'42.6"S 110°27'05.7"E -7.278506, 110.451585

Cikal Bubu Bambu a. Wader pari/Boyor b. Udang c. Wader Ijo/Nilem d. Belut e. Lele rawa

3 - 4 Dijual

5 16/3 7°16'39.7"S 110°27'02.0"E

Cikal Bubu Bambu a. Wader pari/Boyor b. Wader Ijo/Nilem

3,5 – 4

Dijual

Page 38: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

32

-7.277683, 110.450567

c. Belut d. Lele

,5

6 11/03 '37.8"S 110°25'51.7"E -7.277175, 110.431025

Tuntang Branjang a. Mujair/Nila b. Koan c. Gabus d. Betutu e. Lohan f. Red Devil g. Belida h. Bawal

4,5- 5 Dijual Dikonsumsi sendiri Lohan, Red Devil, Belida dalam jumlah banyak dijual sebagai ikan hias. Bila sedikit dilepas kembali karena tidak laku untuk konsumsi.

7 11/03 7°16'58.6"S 110°26'19.1"E -7.282951, 110.438643

Tuntang Branjang a. Mujair/Nila b. Koan c. Gabus d. Betutu e. Lohan f. Red Devil g. Belida h. Bawal

5- 6 Dijual Dikonsumsi sendiri Lohan, Red Devil, Belida dalam jumlah banyak dijual sebagai ikan hias. Bila sedikit dilepas kembali karena tidak laku untuk konsumsi.

8 25/03 7°16'35.4"S 110°26'01.4"E -7.276512, 110.433710

Semurup Branjang a. Belida b. Mujair/Nila c. Red Devil d. Bawal

4,5 - 5 Dijual Dikonsumsi sendiri Red Devil dalam jumlah banyak dijual sebagai ikan hias. Bila sedikit dilepas kembali karena tidak laku untuk konsumsi.

9 15/4 7°17'46.0"S Rowoboni Branjang a. Belida 4 - 5 Dijual

Page 39: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

33

110°26'09.5"E -7.296125, 110.435969

b. Mujair/Nila c. Red Devil d. Bawal e. Gabus

Dikonsumsi sendiri Red Devil dan Belida dalam jumlah banyak dijual sebagai ikan hias. Bila sedikit dilepas kembali karena tidak laku untuk konsumsi.

10 15/4 7°18'04.6"S 110°26'20.5"E -7.301269, 110.439037

Rowoboni Branjang a. Mujair/Nila b. Red Devil c. Bawal d. Gabus e. Betutu

4 - 6 Dijual Dikonsumsi sendiri Red Devil dalam jumlah banyak dijual sebagai ikan hias. Bila sedikit dilepas kembali karena tidak laku untuk konsumsi.

11 15/4 7°18'04.6"S 110°26'20.5"E -7.301269, 110.439037

Rowoboni Branjang a. Mujair/Nila b. Red Devil c. Bawal d. Gabus e. Betutu f. Belida g. Koan/Grasskarp

4 - 6 Dijual Dikonsumsi sendiri Red Devil dan Belida dalam jumlah banyak dijual sebagai ikan hias. Bila sedikit dilepas kembali karena tidak laku untuk konsumsi.

12 25/03 7°16'26.8"S 110°26'14.4"E -7.274109, 110.437330

Tuntang Jala a. Mujair/Nila b. Betutu c. Kutuk/Gabus

3,5 - 4 Dijual

Page 40: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

34

13 25/03 7°17'01.3"S 110°25'42.4"E -7.283691, 110.428438

Tuntang Jala a. Mujair/Nila b. Betutu c. Kutuk/Gabus d. Wader Ijo/Nilem

3 - 4 Dijual Dikonsumsi sendiri

14 25/03 7°17'39.3"S 110°26'04.3"E -7.294258, 110.434542

Tuntang Jala a. Mujair/Nila b. Bawal c. Kutuk/Gabus

3 - 4 Dijual Dikonsumsi sendiri

15 25/03 7°17'27.5"S 110°26'17.7"E -7.290977, 110.438238

Semurup Jala a. Mujair/Nila 3 - 5 Dijual

16 25/03 7°17'15.6"S 110°26'15.2"E -7.287654, 110.437563

Semurup Jala a. Mujair/Nila b. Bawal c. Wader Ijo/Nilem

3,5 - 5 Dijual

17 25/03 7°17'09.7"S 110°25'58.8"E -7.286035, 110.433012

Tuntang Jala a. Mujair/Nila b. Gabus c. Bulus

3,5 - 5 Dijual, untuk bulus dijual sebagai hiasan maupun untuk minyak

18 8/4 7°17'31.6"S 110°26'14.1"E -7.292110,

Sukodono Jala a. Mujair/Nila b. Bawal c. Kutuk/Gabus

3 - 4 Dijual Dikonsumsi sendiri

Page 41: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

35

110.437254

19 8/4 7°17'31.6"S 110°26'14.1"E -7.292110, 110.437254

Sukodono Jala a. Mujair/Nila

3,5 - 5 Dijual

20 25/03 7°17'09.7"S 110°25'58.8"E -7.286035, 110.433012

Tuntang Jaring Kalar/Insang

a. Mujair/Nila

3,5 - 5 Dijual

21 16/03 7°17'14.0"S 110°26'02.4"E -7.287217, 110.433991

Cikal Jaring Kalar/Insang

a. Mujair/Nila b. Wader pari/Boyor

4 - 5 Dijual

22 16/03 7°17'23.6"S 110°26'09.6"E -7.289891, 110.436001

Cikal Jaring Kalar/Insang

a. Mujair/Nila 4 - 5 Dijual Dikonsumsi Sendiri

23 8/4 7°17'50.6"S 110°26'01.6"E -7.297391, 110.433779

Sukodono Jaring Kalar/Insang

a. Mujair/Nila b. Wader pari/Boyor c. Wader Ijo/Nilem d. Sepat Rawa

4,5 - 5 Dijual Dikonsumsi Sendiri

24 8/4 7°17'51.7"S 110°26'17.8"E

Sukodono Jaring Kalar/Insang

a. Mujair/Nila b. Wader pari/Boyor

4,5 – 5

Dijual Dikonsumsi Sendiri

Page 42: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

36

-7.297689, 110.438270

c. Wader Ijo/Nilem ,5

25 8/4 7°17'03.7"S 110°26'25.3"E -7.284353, 110.440371

Sukodono Jaring Kalar/Insang

a. Mujair/Nila b. Wader pari/Boyor c. Wader Ijo/Nilem

4,5 – 5,5

Dijual Dikonsumsi Sendiri

26 25/03 7°16'22.6"S 110°26'08.1"E -7.272946, 110.435589

Semurup Pancing a. Gabus b. Mujair/Nila c. Wader Ijo/Nilem d. Belida

1,5 – 2,5

Dijual, untuk belida terkadang untuk ikan hias

27 11/03 7°18'24.7"S 110°25'23.7"E -7.306849, 110.423248

Bukit Cinta Pancing a. Wader Ijo/Nilem b. Mujair/Nila c. Sepat Siam d. Sepat rawa e. Koan

1 – 1,5 Dikonsumsi sendiri

28 11/03 7°16'20.4"S 110°26'12.7"E -7.272324, 110.436846

Bukit Cinta Pancing a. Wader Ijo/Nilem b. Mujair/Nila

1 – 1,5 Dikonsumsi sendiri

29 11/03 7°18'25.2"S 110°25'25.6"E -7.306997, 110.423768

Bukit Cinta Pancing a. Wader Ijo/Nilem b. Mujair/Nila c. Koan d. Gabus

1 – 2,5 Dikonsumsi sendiri

Page 43: Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16344/2/T1_412013003_Full...Keterkaitan Alat Tangkap Ikan dengan Jenis Ikan yang Didapatkan

37

30 11/03 7°18'25.6"S 110°25'24.9"E -7.307104, 110.423594

Bukit Cinta Pancing a. Wader Ijo/Nilem b. Mujair/Nila c. Koan d. Gabus

1 – 2 Dikonsumsi sendiri

31 22/4 7°17'07.9"S 110°26'06.8"E -7.285538, 110.435217

Rawa Banjar

Tombak a. Mujair/Nila b. Kotes/ Gabus

2,5 – 3,5

Dijual Dikonsumsi sendiri

32 22/4 7°16'51.3"S 110°25'50.1"E -7.280915, 110.430591

Rawa Banjar

Tombak a. Mujair/Nila b. Gabus c. Betutu

2 – 3 Dijual Dikonsumsi sendiri

33 22/4 7°17'02.9"S 110°25'55.3"E -7.284130, 110.432028

Rawa Banjar

Tombak a. Mujair/Nila b. Gabus c. Betutu

2 – 3 Dijual Dikonsumsi sendiri

34 23/4 7°16'38.7"S 110°26'58.3"E -7.277408, 110.449522

Cikal Kere Bambu a. Mujair/Nila b. Wader Ijo/Nilem c. Gabus d. Betutu e. Bawal f. Wader

pari/Boyor

10 - 20 Dijual