Upload
dinas-perindustrian-dan-perdagangan-provinsi-jawa-tengah
View
229
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
e-Paper Bulan September 2012. © 2012. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Website : http://dinperindag.jatengprov.go.id | Email : [email protected] | Twitter : @dinperindag | Facebook : https://www.facebook.com/dinperindagprov
Citation preview
E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng
EDISI SEPTEMBER 2012
“ONE TEAM, ONE SPIRIT, ONE GOAL”
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1
website : http://dinperindag.jatengprov.go.id
EDISI SEPTEMBER 2012
TIM PENYUSUN E-PAPER INFO INDAG Penanggung Jawab : Kepala Dinas
Pengarah : 1. Sekretaris Dinas 2. Para Kepala Bidang/Balai
Ketua Umum : Sigid Adi Brata Sekretaris : Siti Chiswati
Ketua Redaksi : Nina Veronika Marthahima Redaksi : 1. Hadi Pangestu
: 2. Sigid Adi Brata : 3. Listyati PR
4. 5. 6.
Publikasi TI : 1. Nandhi Nur Ardisasmito 2. Febriyan Nurul Santoso
Sekretariat Operasional
:
1. Hery Sutantyo K
2. Rebo Sukimin 3. Nugroho 4. Ludyantoro Sri Marsetyo
5. Budi Prasetyo
Sekapur Sirih
ASSALAMU’ALAIKUM WR WB.
Batik merupakan
produk kerajinan yang
memiliki nilai sejarah
dan budaya bangsa
Indonesia.
Keberadaan industri batik mempunyai
peranan yang sangat penting dan strategis,
karena keberadaannya mampu menyerap
banyak tenaga kerja, mendorong
perekonomian daerah dan mampu
melestarikan budaya daerah. Ditinjau dari
sejarah perkembangan batik di Indonesia,
pada awalnya batik hanya terbatas untuk
kalangan keluarga keraton Surakarta dan
Yogyakarta. Namun dengan adanya
perubahan jaman terjadi interaksi dan
interkultural sehingga batik berkembang
menjadi komoditas budaya yang memiliki
nilai ekonomis yang cukup tinggi dan
menjadi pakaian kebanggaan bangsa
Indonesia. Diperlukan upaya upaya untuk
pelestarian batik karena bila tidak warisan
budaya bangsa ini perlahan akan pudar.
Salah satu keberhasilan yang patut
kita syukuri dalam rangka melestarikan dan
EDISI SEPTEMBER 2012
mengembangkan produk batik adalah
dengan diakuinya Tradisi dan Budaya Batik
Asli Indonesia sebagai warisan budaya
dunia oleh UNESCO pada Tgl. 2 Oktober
2009. Dengan pengakuan tersebut akan
membuka peluang pasar yang lebih luas
diberbagai penjuru dunia, sehingga
permintaan akan hasil produksi Batik
Indonesia akan semakin meningkat.
Momentum seperti ini menjadi peluang
sekaligus tantangan bagi para pengrajin dan
produsen batik di Jawa Tengah untuk
semakin kreatif dan inovatif dalam
menciptakan corak yang disesuaikan
dengan selera pasar dan karakter budaya
dimasing-masing daerah maupun negara
yang menjadi akses pasar Batik Jawa
Tengah.
Telepas dari berbagai keunggulan
industri batik tersebut, namun masih ada
beberapa kendala yang dihadapi industri
batik, di Jawa Tengah yang memerlukan
penanganan atau keterlibatan dari
stakeholder batik seperti pengusaha batik,
asosiasi batik, perguruan tinggi dan
pemerintah, permasalahan tersebut antara
lain: adanya ketergantungan impor bahan
baku bahan baku terutama kain; mesin
dan peralatan pintal yang sudah tua
sehingga tridak efesien; desain / motif batik
yang cenderung monoton; akses pasar yang
belum maksimal serta permasalahan
pengakuan batik oleh negara lain.
Permasalahan tersebut hatus diurai
satu - persatu untuk menemukan jalan
penyelesaian, berkaitan dengan
ketergantungan impor bahan baku saat ini
telah dilakukan pengantian warna batik
dengan bahan –bahan alami berasal dari
dalam negeri selain intu telah dilakukan
penanaman kapas untuk bahan baku kain
dibeberapa daerah, disamping itu untuk
membantu pengusaha batik
memperbaharui mesin telah dilakukan
program revitalisasi mesin tekstil dengan
potongan harga sebesar 25 – 40 persen
bagi pengusaha yang melakukan perbaruan
mesin, untuk masalah motif dan desain
telah didirikan jurusan batik di Pekaloangan
sehingga diharapkan mampu membuat
desain / motif yang menarik disamping
bantuan promosi produk melalui pameran
baik dalam maupun luar negeri.
Batik semakin dikenal dan semakin
mendapakatkan apresiasi, sebuah survey
menunjukan 70 persen responden
mengenal dan memberi apresiasi kepada
EDISI SEPTEMBER 2012
produk batik dan 70 persennya memakai
batik minmal sebulan sekali, produk batik
mempunyai prospek yang cukup baik
kedepan, karena apabila ditinjau dari
kualitas SDM dalam negeri cukup dapat
diandalkan, baik teknis proses produksi
maupun penguasaan teknologi pembatikan.
Disamping itu pasar dalam negeri dengan
jumlah penduduk sebanyak + 230 juta jiwa
cukup menjanjikan, dan peluang pasar
ekspor juga sangat terbuka, namun
demikian untuk dapat menembus pasar
ekspor harus memperhatikan desain dan
motifnya agar disesuaikan dengan selera
pasar serta ditingkatkan promosinya.
Demikian kedepan kita berharap
batik dapat semakin dikenal dan tetap
dicintai sehingga permintaan batik semakin
tinggi dan industri batik berkembang serta
mampu memberikan sumbangan terhadap
perekonomian di Jawa Tengah.
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB.
Semarang, September 2012
Ir.IHWAN SUDRAJAT,MM
EDISI SEPTEMBER 2012
SERBA SERBI BATIK
Ketika anda akan belanja batik,
anda akan menjumpai baju batik yang
murah, agak mahal dan ada yang relatif
sangat mahal. Itu tentunya tidak lepas dari
bahan kain batik yang digunakan untuk
pembuatan busana batik itu sendiri.
Berdasarkan cara pembuatannya, batik
dibedakan ke dalam tiga golongan, yaitu
batik tulis, batik cap dan batik print,
mengenai metode yang digunakan untuk
membuat batik agar para pecinta batik
dapat mengerti perbedaan antara batik tulis
dengan batik cap, dan bisa mengerti kenapa
baju batik ada yang murah dan ada juga
yang mahal.
Dinamakan batik tulis karena
teknik pewarnaan yang digunakan untuk
membuat batik jenis ini adalah dengan cara
dibubuhkan seperti cara menulis,
pembuatan motif batik ini mengunakan
tangan dengan cara mengambar dengan
canting di atas kain mori (kain putih).
Karena pembuatannya manual dengan
tangan, maka biasanya corak atau motif
batik ini tidak sempurna ataupun tidak
terlalu rapi yang justru membuat batik tulis
sangat manusiawi. Selain itu pada motif
batik tulis juga tidak ada pengulangan yang
jelas, gambar bisa tampak lebih luwes.
Warna dan corak batik tulis di kedua sisi
kain (bolak balik) bisa dilihat jelas, karena
proses pencantingannya dilakukan di kedua
sisi kain. Pewarnaan di dasar kain umumnya
berwarna lebih muda bila dibandingkan
dengan pewarnaan pada motif batiknya
Pengulangan potongan motif yang dibuat
pada lembar kain umumnya tidak pernah
sama persis baik bentuk maupun
ukurannya. Pembuatan batik tulis ini
biasanya memerlukan waktu yang lama.
Bisa memakan waktu lebih dari satu bulan.
Bahkan untuk batik tulis yang halus
pengerjaannya bisa membutuhkan waktu 3
– 6 bulan. Disamping itu, kualitas batik tulis
ini juga lebih bagus, unik dan mewah bagi
pemakainya.
Sedangkan pengerjaan batik cap
mulai berkembang di sekitar pertengahan
abad ke-19 seiring dengan meningkatnya
permintaan akan kain batik, sehingga para
produsen batik saat itu mencari siasat agar
dapat memproduksi batik secara cepat dan
dalam jumlah yang banyak. Pengerjaan
batik cap ini menggunakan lempengan yang
EDISI SEPTEMBER 2012
terbuat dari tembaga, disebut sebagai cap,
yang dibuat sesuai dengan motif batik
tertentu. Cap ini berfungsi untuk
membubuhkan malam di permukaan kain
bahan batik (seperti stempel), maka dari itu
batik dengan teknik pembuatan seperti ini
dinamakan batik cap. Motif batik cap
cenderung memiliki pengulangan yang jelas,
motifnya kelihatan berulang dengan bentuk
yang sama. Selain itu, garis pola motifnya
relative lebih besar bila dibandingkan
dengan batik tulis, warnanya tidak sama di
kedua sisi kain ,butuh waktu waktu antara
1 – 3 minggu untuk mengerjakan selembar
kain batik cap.
Ada satu lagi jenis batik yakni
print yang relative lebih murah karena
dibuat secara masal oleh pabrikan sehingga
harganya relative lebih murah tetapi batik
ini kurang mengandung unsur seni, batik ini
banyak digunakan untuk seragam dalam
jumlah yang besar seperti seragam sekolah,
dan seragam kantor. Sekarang tinggal kita
mau pilih yang mana semua tersedia, mau
digunakan untuk kegiatan apapun batik
dapat menyesuaikan tergantung anggaran
yang tersedia.
Jawa Tengah merupakan
daerah industri batik mulai dari batik tulis,
cap dan print hamper semua kabupaten
kota memiliki batik dengan ciri khas sesuai
dengan daerah masing-masing, tetapi yang
paling besar adalah Kota / Kabupaten
Pekalongan dan Kota Surakarta dikedua
daerah ini industri batik tumbuh dan
berkembang mengikuti perkembangan
jaman dan tuntutan selera pasar. Batik
Pekalongan bahkan sudah mendapatkan
pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu
warisan budaya dunia, karena batik
pekalongan walaupun mengikuti mode
tetapi tetap mempertahankan nilai estetika
batik. Dengan pengakuan oleh lembaga
dunia membuat batik khususnya batik
Pekalongan lebih dikenal dunia.
Keistimewaan Batik
Pekalongan adalah, para pembatiknya
selalu mengikuti perkembangan jaman .
Misalnya pada waktu penjajahan Jepang,
maka lahir batik dengan nama’Batik Jawa
Hokokai’,yaitu batik dengan motif dan
warna yang mirip kimono Jepang. Pada
umumnya batik jawa hokokai ini merupakan
batik pagi-sore. Pada tahun enampuluhan
juga diciptakan batik dengan nama tritura.
Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah
presiden SBY diangkat muncul batik dengan
motif ‘SBY’ yaitu motif batik yang mirip
EDISI SEPTEMBER 2012
dengan kain tenun ikat atau songket. Motif
yang cukup populer akhir-akhir ini adalah
motif Batik Bola, yang menampilkan klub
sepakbola dunia seperti MU, Mencester
City, AC Milan dan Barcelona, memang
orang Pekalongan tidak pernah kehabisan
ide untuk membuat kreasi motif batik.
Disamping motif, produksi
batik Pekalongan juga memiliki ciri khas
yang sangat khas dan sangat terang,
sehingga berbeda dari daerah penghasil
batik lainnya. Hal ini membuat produksi
batiknya sangat dicintai dari berbagai
elemen pasar. Untuk mengenal batik asli
Pekalongan sangatlah mudah, Kekhasannya
terlihat sangat kasat mata, yang berupa:
Warna batik yang terang dan motif batiknya
sangat modern sehingga dicintai oleh
semua masyarakat karena bersifat
kontemporer.
Batik Pekalongan saat ini
mendominasi pasar dalam negeri walaupun
muncul batik –batik dari daerah lain, batik
Pekalongan masih menjadi Batik yang paling
disukai, sedangkan untuk pasar ekspor Batik
Pekalongan pada tahun 2011 mencatatkan
nilai sebesar sebanyak 2.175.171,00 dolar
AS atau naik dibanding tahun sebelum yang
mmencapai 1.992.101,84 dolar AS,
kenaikan ekspor batik disebakan oleh
meningkatnya permintaan luar negeri
khususnya negara Malaysia dan Thailand
serta Arab Saudi, untuk jenis terbanyak
diekspor adalah batik print, lalu batik cap
dan diikuti sarung batik.
Ketika batik sudah menjadi pilihan
utama apa yang harus dilakukan untuk
mempertahankan masa kejayaan batik, bagi
industri batik khususnya di Pekalongan dan
Surakarta peningkatan kualitas dan
pemenuhan selera pasar mesti menjadi
tututan yang harus dipenuhi, mutu kain,
pewarnaan, proses celup dan motif menjadi
hal pokok yang harus terus menurus
ditingkatkan, sedangkan peran pemerintah
baik daerah maupun provinsi serta
pemerintah pusat diwajibkan untuk terus
membina industri batik melalui skema yang
telah diterapkan dalam program pembinaan
seperti upaya memperluas pasar dengan
kegiatan pameran, mewajibkan
penggunaan batik pada hari kerja,
dukungan teknis membatik yang baik,
melalui pelatihan teknis bagi industri batik
pemula dan bantuan investasi berupa
peralatan pendukung proses membatik.
EDISI SEPTEMBER 2012
EDISI SEPTEMBER 2012
BATIK JADI TRENDSETTER FASHION DUNIA
Tak ada yang menyangka, batik yang
dulu dipandang sebelah mata saat ini sudah
naik kelas dan bisa menjadi barang yang mewah
serta berharga selangit.
Batik kian popular sejak diakui dunia 4
tahun lalu dan terus berkembang menjadi
fashion yang bukan lagi dipakai hanya oleh
kalangan menengah saja namun sudah
mendunia bahkan dipakai oleh orang-orang
kalangan atas.
Dunia fashion, kini malah sering
menggunakan motif batik dalam koleksi terbaru
mereka dan menjadi trendsetter yang dipakai
bintang film papan atas. Beberapa selebriti
dunia juga menjadikan batik sebagai salah satu
style fashion mereka. Seperti yang dilakukan
oleh salah satu pewaris Hilton grup, Paris Hilton
yang awal bulan lalu terlihat lalu lalang di
jalanan New York dengan menggunakan gaun
terusan bermotif batik keluaran rumah mode
Gucci.
Tak ketinggalan juga Jesica Alba, Drew
Barrymore, Rachel Bilson, Adele, Reese
Witherspoon, Lenka, Bono, Adele, Bill Gates,
Nelson Mandela dan Nicole Richie kini menjadi
penggemar batik Nusantara. Perancang dunia
dari rumah-rumah mode juga menjadikan motif
batik kita sebagai salah satu koleksi andalan
mereka.
"Batik kita telah mendunia, beberapa
brand ternama dunia seperti Gucci malah sudah
menjadikan motif batik sebagai salah satu motif
untuk koleksi terbaru mereka," terang salah
satu pengamat fashion Indonesia Petty S
Fatimah, di acara Batik Our Love Story yang
digelar oleh pusat Kebudayaan Amerika Serikat
(AS), Pacific Place Jakarta baru-baru ini.
Karena itulah, seharusnya kita juga
menghargai batik bukan hanya sekedar untuk
gaya, tapi juga memahami bahwa batik itu
penuh nilai filosofi hidup,"
Batik Our Love Story ini sendiri digelar,
untuk menunjukkan bahwa batik Indonesia
bukanlah kain atau motif murahan, karena
keindahanan dan keunikan batik sudah diakui
sebagai warisan Indonesia untuk dunia. Dan
publik AS, kini menjadikan batik sebagai bagian
fashion yang wajib mereka miliki.
Lalu bagaimana dengan kita saat ini
yang seringkali lebih mencintai produk luar
dibanding dengan produk buatan sendiri. Maka
lebih baik kita belajar mencintai produk dalam
negeri karena kualitasnya pun tak kalah dengan
bikinan asing.
EDISI SEPTEMBER 2012
INDUSTRI KREATIF JAMU MAKIN DILIRIK
JAWA Tengah bisa dibilang jadi
gudangnya potensi rempah ataupun
empon-empon sebagai bahan baku jamu.
Ratusan jenis bahan baku tanaman obat
untuk jamu tradisional ini tersebar dan
terus dikembangkan untuk bisa
menyembuhkan berbagai macam keluhan
penyakit. Sebagai warisan leluhur, jamu
rupanya juga masih menjadi primadona
sebagai alternatif non-medis yang seringkali
menyedot biaya mahal. Untuk
menghilangkan kesan kuno, banyak juga
industri berkelas rumahan yang kreatif
mengemas jamu menjadi sesuatu yang unik
namun masih berkelas dan bisa dinikmati
semua usia.
Sudah banyak daerah yang
mengembangkan tanaman obat ini dalam
bentuk klaster seperti Karanganyar dengan
biofarmaka misalnya. Berbagai macam
minuman kesehatan yang diproduksi
memiliki banyak manfaat. Dalam Festival
Jamu Tradisional 2012 yang berlangsung
beberapa waktu lalu, ragam potensi yang
ada di tiap daerah coba ditampilkan. Tak
hanya itu olahan jamu dalam berbagai
bentuk yang unik juga cukup menggelitik.
Ada yang bisa mencicipi gratis tetapi
ada pula yang harus membeli. Kalau beli
pun tak perlu mengambil banyak rupiah,
maklum semuanya masih serba tradisional.
Di stan Kabupaten Pati misalnya,
pengunjung bisa mencicipi Wedang Tjoro
gratis. Minuman yang diklaim bisa
menyembuhkan asam urat dan penghangat
badan ini adalah warisan Bu Karmini, juru
kunci Genuk Kemiri. Minuman ini
mengandung serai, jahe, pala, daun sirsat,
merica, gula batu, gula merah, lengkuas,
cengkeh, pandan dan santan kelapa.
Beragam khasiat jamu ini memang
menarik hati pengunjung. Frida (35), warga
Tlogosari misalnya. Ia dan keluarganya
memang sudah terbiasa meminum jamu
tetapi yang direbus langsung, bukan jamu
instan yang tinggal diseduh. ''Saya biasa
merebus kunyit asam dan temulawak kalau
pas lagi capek-capek, perut tak enak kalau
minum jamu langsung seger. Dengan
adanya festival jamu ini jelas bermanfaat
menambah referensi tanaman obat yang
bisa digunakan,'' katanya.
EDISI SEPTEMBER 2012 Rata-rata pengunjung yang datang
melihat-lihat produk alternatif ini
khususnya untuk mengobati berbagai
penyakit mulai dari darah tinggi, rematik,
tumor dan kanker, hepatitis, stroke,
diabetes sampai keluhan pegal linu. Satoto
(54), warga Bendan Duwur mengaku
mencari pengobatan alternatif untuk asam
uratnya.
Tidak hanya menemukan jamu
dalam bentuk serbuk atau minuman, olahan
jamu yang cukup unik dan kreatif juga bisa
ditemui di sini. Es krim jamu kunyit asam
yang lembut dingin tetapi hangat begitu
sampai di perut misalnya, cukup menjadi
favorit pengunjung. Ada pula donat isi jamu
berupa temulawak, jahe dan kayu manis
yang merupakan inovasi mahasiswa
Akademi Entrepreneur Terang Bangsa juga
membuat penasaran.
Saras Budi Laksmita (18), mencoba
memadukan bahan empon-empon
temulawak dengan cokelat putih, susu dan
madu untuk isian donat. Rasa cokelat dan
susu diharapkan bisa menetralisir
temulawak dan bisa diterima tidak hanya
orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
''Kita coba mengkombinasikan donat
sebagai cemilan yang jadi favorit banyak
orang dengan sesuatu yang selama ini
mungkin kurang disukai oleh anak-anak,''
papar Saras yang tertarik mengembangkan
jamu meski masih dalam skala kecil.
Seperti yang sudah diwanti-wanti
Gubernur Bibit Waluyo, jamu sebagai
warisan budaya harus tetap dipertahankan
dan jangan sampai tergilas roda jaman.
Untuk itu diperlukan kesinambungan
promosi dan keberlanjutan bahan baku
tanaman obat ini. ''Kalau perlu tanam saja
di pekarangan atau pot-pot dan
perawatannya pun ndak susah kok. Kalau
masuk angin atau pegel linu misalnya,
tinggal ambil saja di kebun nggak perlu
beli,'' ujar Bibit.
Bibit Waluyo meminta
kabupaten/kota untuk mengembangkan
potensi jamu dan rempah-rempah yang ada
untuk dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan bahan baku jamu yang terus
meningkat. Ratusan rempah dan juga
empon-empon yang memiliki khasiat untuk
kesehatan seharusnya bisa menjadi potensi
yang menjanjikan untuk digarap agar Jateng
lebih dikenal sebagai gudangnya jamu
hingga mancanegara.
EDISI SEPTEMBER 2012
HARGA KEPOKMAS BULAN SEPTEMBER 2012
GRAFIK HARGA BERAS
GRAFIK HARGA GULA PASIR
EDISI SEPTEMBER 2012
PRODUK UKM MUTLAK PAKAI SNI
DUA negara besar seperti India dan China
menjadi kompetitor kuat di saat
perdagangan bebas ada di depan mata.
Indonesia perlu meningkatkan daya saing
produknya jika ingin berkompetisi di pasar
global. Perbaikan daya saing UKM melalui
penerapan Standardisasi Nasional Indonesia
(SNI) merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan daya saing ini.
SNI merupakan salah satu unsur penting
untuk pengawasan mutu produk. Selain itu
yang perlu diperhatikan juga adalah upaya
membangun daya saing UKM melalui
inovasi dan kreativitas, Untuk itulah SNI
merupakan hal yang tidak bisa ditawar-
tawar lagi oleh para pelaku UKM apabila
menginginkan produknya tetap bertahan
dan berkembang serta mampu
berkompetensi dalam era perdagangan
bebas saat ini.
Produk yang telah ber-SNI akan memiliki
keuntungan bagi produsen, pengguna serta
publik. Bagi produsen, mereka akan
memahami kepastian batas atau
persyaratan yang diterima pasar.
Sedangkan bagi konsumen, mereka akan
memperoleh kepastian keamanan dan
kualitas produk, sementara publik juga akan
mendapatkan perlindungan dari segi
keamanan, keselamatan, kesehatan dan
kelestarian lingkungannya.
Dengan demikian SNI merupakan syarat
mutlak untuk menciptakan produk yang
berkualitas. Saat ini ada 83 Wajib SNI yang
akan terus dikembangkan sehingga produk
Indonesia sanggup bersaing dengan produk
asing. Pentingnya penerapan SNI yakni
untuk mendorong produsen untuk
menyesuaikan kualitas produknya dengan
standar konsumen, melindungi konsumen
dalam negeri serta meningkatkan daya
saing. Adapun keuntungan menerapkan SNI
antara lain untuk meningkatkan efisiensi
dalam desain, penghematan keuangan,
SDM dan waktu, serta untuk mengurangi
bahaya akibat kesalahan teknis.
Hingga saat ini ada 7000 SNI yang telah
diberikan BSN untuk beragam produk yang
ada di Indonesia. Pada era perdagangan
bebas, standardisasi sangat penting
mengingat membanjirnya beragam produk,
sehingga kualitas produk sangat
EDISI SEPTEMBER 2012
menentukan agar bisa bersaing Daya saing
UKM Indonesia dinilai masih sangat rendah
dibanding negara-negara ASEAN seperti
Filipina, Thailand dan Malaysia. Untuk itu
diperlukan strategi membangun daya saing
UKM dari faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal antara lain meliputi
kebijakan pemerintah dan dukungan
infrastruktur serta harga kualitas faktor
produksi. Sedangkan faktor internal yakni
pengetahuan dan kemampuan manajer dan
pengusaha tentang teknologi, pemasaran
serta kemampuan membuat perencanaan
investasi jangka panjang.
Diharapkan para pelaku UKM juga
mempunyai kesadaran akan pentingnya
kompetensi dari produk mereka, karena
dengan SNI maka kualitas dari produk akan
terjamin dan bisa meningkatkan
kepercayaan konsumen. Selain melalui
mekanisme pengujian kualitas, produk yang
ber-SNI juga akan diuji secara berkala setiap
enam bulan untuk memastikan kualitas dari
produk tersebut.
EDISI SEPTEMBER 2012
BERBAGAI ALAT UKUR HARUS DITERTIBKAN
PERNAH menemui kecurangan dalam
sebuah transaksi dagang di pasar tradisional
atau stasiun pengisian bahan bakar umum
(SPBU)? Mungkin anda di lapangan pernah
secara langsung mengalaminya. Tidak hanya di
pasar yang tingkatannya tradisional, bahkan di
pasar modern pun tak jarang kita
mengalaminya. Timbangan yang tidak pas,
takaran yang barangkali masih jauh dari normal
ataupun pengukuran lainnya yang kurang bisa
dipertanggungjawabkan.
Perlindungan konsumen kaitannya
dengan kebenaran hasil pengukuran pada
perdagangan barang dan jasa, memang menjadi
perhatian tersendiri khususnya bagi metrologi
legal yang berperan dalam pengamanannya.
Konsumen jelas menginginkan adanya jaminan
kebenaran hasil pengukuran dan kepastian
hokum terhadap proses transaksi perdagangan
yang menggunakan alat-alat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya (UTTP).
Hal ini penting sebagai dasar penetapan
kuantitas dan harga barang serta jasa.
Begitupun dalam perdagangan dalam negeri,
negara juga menghendaki jaminan kebenaran
hasil pengukuran terhadap ekspor dan impor
barang agar tidak mengalami kerugian akibat
ketidaksesuaian tersebut. Di sinilah pemerintah
berperan dalam menjamin kepercayaan dan
perlindungan pelaku usaha terhadap
kecurangan yang terkait dengan pengukuran.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Dinperindag) Jateng melalui bidang
perlindungan konsumen dan pengawasan
barang beredar memiliki seksi pengawasan
kemetrologian. Beberapa waktu lalu sejak Juli
hingga Agustus 2012, menggelar pengawasan
UTTP di jalur pantura baik alat ukur yang ada di
SPBU maupun alat ukur yang ada di pasar
tradisional dan modern. Sehubungan dengan
Hari Raya Idul Fitri lalu, seksi pengawasan
kemetrologian juga mengawasi alat ukur SPBU
di jalur pantura seperti Tegal, Brebes, Pati dan
Rembang.
Dalam kegiatan ini, petugas melakukan
pengujian atau penakaran terhadap pompa
ukur BBM yang ada di SPBU tersebut. Hal ini
bertujuan agar SPBU yang ada di jalur mudik
dan balik ini dapat melayani konsumen sesuai
ketentuan yang berlaku. Hasilnya, semua dalam
kondisi baik baik dari sisi penakaran atau
pengukurannya maupun tanda tera yang sudah
berlaku pada tahun 2012 ini.
Pengawasan juga dilakukan di pasar
tradisional dan pasar modern di jalur pantura
dan daerah lainnya agar konsumen yang
berbelanja juga bisa terjamin ukuran dan
penimbangannya. Jumlah keseluruhan SPBU
khususnya di Kabupaten Brebes, Tegal, Pati dan
Rembang berjumlah 29 SPBU dengan 104
pompa ukur dan 347 nosel. SPBU Pasti Pas itu
EDISI SEPTEMBER 2012
menyediakan BBM Premium, Pertamax,
Pertamax Plus dan Solar.
Dari hasil pengukuran, hasil sangat baik
dengan kesalahan berkisar -10 ml sampai -30
ml. Sedangkan batas kesalahan yang
diperbolehkan adalah +100 ml. Seluruh SPBU
tersebut masih masuk kategori batas toleransi
yang diijinkan, di samping tanda teranya juga
sudah sah pada tahun 2012 ini.
Harus Tera Ulang
Sementara itu untuk pengawasan
kemetrologian bidang perlindungan konsumen
dan pengawasan barang beredar, juga
dilakukan pada UTTP pasar tradisional dan
modern di Brebes, Tegal, Pati dan Rembang.
Jumlah keseluruhannya 11 pasar dan 375
pemilik UTTP yang diawasi dengan 2.430 buah
UTTP. Dari 2.430 UTTP yang diperiksa, masih
ada 236 UTTP yang belum bertanda tera sah
yang berlaku tahun 2012. Para pemilik UTTP
tersebut diperintahkan untuk melakukan tera
ulang tahun 2012 di Balai Metrologi terdekat.
Misalnya untuk UTTP yang berada di
Brebes dan Tegal bisa menera ulangkan
UTTPnya di Balai Metrologi Wilayah Tegal.
Sedangkan UTTP yang berada di Pati dan
Rembang bisa menera ulang di Balai Metrologi
di wilayah Pati. Kegiatan rutin seperti ini akan
digelar secara berkala di seluruh
kabupaten/kota untuk menciptakan perniagaan
di Jateng yang tertib ukur di segala bidang. Dari
sinilah akan berujung pula pada jaminan
perlindungan konsumen dan produsennya.
EDISI SEPTEMBER 2012
BERSAING DENGAN MAINAN ANAK BIKINAN CHINA
HARGA yang murah kerapkali menjadi
alasan mengapa sebagian publik Indonesia
lebih suka memiliki mainan anak-anak
bikinan China. Selain itu dari sisi inovasi,
boleh jadi mainan anak dari negara Tirai
Bambu itu lebih diminati orangtua yang
akan membelikan untuk putra-putrinya.
Salah satu perusahaan PT Kanage
International juga telah berupaya
memproduksi mainan dengan teknologi
yang bisa bersaing dengan China. Industri
mainan memang sangat pesat berkembang.
Dengan inovasi seperti pemberian chip dan
mekanik di dalam boneka misalnya,
membuat desain mainan menjadi sangat
atraktif.
Sisi dinamis dari gerak dan bunyi
menjadikan mainan China sangat digemari.
Indonesia sendiri masih memproduksi
mainan cukup konvensional dengan
teknologi yang relatif minim. Indonesia
seharusnya bisa lebih kuat dan berani
bersaing dengan para importer asal China.
Meski mengaku melakukan ekspor ke
Malaysia dan Pakistan serta Eropa yang
akan menjadi sasaran selanjutnya, rupanya
market dalam negeri masih cukup cerah.
Setiap tahunnya terdapat peningkatan
sekitar 30% sehingga kesadaran untuk
memilih produk lokal bisa dikatakan lebih
baik.
Sebenarnya Indonesia juga bisa dibilang tak
kalah pamor dalam industri mainan ini.
Sebut saja dalam pameran mainan terbesar
di dunia Spielwarenmesse International Toy
Fair, Indonesia juga turut ambil bagian.
Ajang ini adalah pameran mainan global
yang rutin diselenggarakan oleh Jerman.
Beragam produk yang ditawarkan berasal
dari seluruh negara dan sekitar 16
perusahaan asal Indonesia akan bergabung
di tahun 2013. Andalan produk kerajinan
tangan terutama permainan anak dan
boneka yang di Jerman saja misalnya,
sangat besar permintaannya.
EDISI SEPTEMBER 2012
MENJADI KONSUMEN CERDAS
Tentu kita masih ingat benar dengan kasus-
kasus yang pernah terjadi seperti ikan asin
dan tahu yang diberi formalin agar awet?
Atau juga bakso, mie basah yang diberikan
boraks.
Penyalahgunaan kedua bahan berbahaya
itu makin menyadarkan kita tentang artinya
kesehatan. Untuk itu dalam memilih
makanan yang aman jadilah konsumen
cerdas. Modalnya pertajamlah seluruh
indera kita.
Untuk itu kami mempunya tips untuk
masyarakat agar tidak tertipu dalam
membeli makananan.
Amatilah warna makanan, apakah
makanan tersebut terlalu mencolok
atau berbeda jauh dari warna
aslinya, seperti krupuk, mie, es krim
dan aneka camilan lain yang
warnanya terlalu mencolok karena
dicurigai telah ditambah pewarna
yang taka man,
Perhatikan kesegarannya, Makanan
yang sudah berjamur menandakan
proses pengawetan tidak berjalan
sempurna atau makanan tersebut
sudah kadaluwarsa.
Cicipi rasanya, Lidah kita
sebenarnya cerdas karena bias
membedakan makanan yang aman
dan tidak. Makanan yang tidak aman
umumnya berasa tajam, misalnya
sangat gurih atau tekstur makanan
yang tidak wajar misalnya terlalu
kenyal atau padat.
Cium aromanya, bau tengik
pertanda makanan tersebut sudah
terkontaminasi mikro-organisme.
Untuk makanan kemasan, baca
komposisinya adakah kandungan
bahan-bahan makanan tambahan
berbahaya (dengan kategori tidak
dilarang misalnya borak, formalin,
zat pewarna untuk tekstil)
Cermati label produk pangan,
apakah sudah memperoleh ijin
Badan Pengawas obat dan makanan
(BPOM) sebagai otoritas resmi
pengawasan pangan di Indonesia.
Ada beberapa produk selain makanan
yaitu barang-barang yang sering kita
beli dan kita gunakan seperti elektronik,
EDISI SEPTEMBER 2012
Lampu Hemat Energi, Helm, Besi baja
tulangan beton, Kabel dan lain
sebagainya yang sampai saat ini
pemerintah telah menerapkan 88
produk SNI Wajib.
Untuk itu kita sebagai konsumen harus
lebih cerdik dalam menentukan barang-
barang yang akan dibeli, sehingga sesuai
dengan ketentuan yang telah diterapkan
oleh Pemerintah dengan tujuan untuk
melindungi konsumen dari Keamanan,
Keselamatan ,Kenyamanan dan
Lingkungan Hidup.
Produk Elektronik sehari-hari yang kita
gunakan seperti Setrika, Kipas angin, TV
CRT. Untuk itu Pemerintah akan
menyanangkan Menuju Konsumen
Cerdas pada April 2013.
Dengan harapan Konsumen akan lebih
cerdas dan jeli dalam menentukan
pilihannya, sehingga konsumen tidak
merasa dirugikan dan akan membeli sesuai
kebutuhan.
EDISI SEPTEMBER 2012
MENILIK SEJARAH BATIK NUSANTARA
Sejarah batik di Nusantara sudah
dimulai jauh sebelum kata “Indonesia”
sendiri tercipta. Budaya teknik cetak motif
batik tutup celup dengan menggunakan
malam dari sarang lebah di atas kain
sebenarnya tidak eksklusif terdapat di
Indonesia, melainkan terbentang dari Mesir
hingga kawasan Timur Tengah lainnya.
Teknik ini juga dapat dijumpai di
Turki, India, Cina, Jepang dan Afrika. Namun
tidak ada satu tempat pun di dunia ini yang
mengembangkan teknologi dan motif batik
sedemikian kompleks dan kaya seperti di
Indonesia (terutama Jawa).
Teori mengenai asal-muasal batik
telah menjadi perbincangan yang cukup
pelik. G.P. Rouffaer, ilmuwan Belanda yang
meneliti soal batik mengatakan, teknik ini
dibawa pertama kali dari daerah India
Selatan. Pendapat lainnya dari J.L.A Brandes
yang mengatakan bahwa sebenarnya
sebelum ada pengaruh India datang ke
Indonesia, Nusantara telah memiliki 10
unsur kebudayaan asli yaitu, wayang,
gamelan, puisi, pengecoran logam mata
uang, pelayaran, ilmu falak, budidaya padi,
irigasi, pemerintahan, serta batik. Teori ini
kemudian sedikit mematahkan teori bahwa
batik berasal dari India Selatan.
Ada lagi yang berkisah, sejarah batik
di Indonesia tumbuh dan berkembang
semenjak adanya impor kain tenun dari
India pada abad ke-17. Kain Eropa juga
masuk ke Indonesia pada awal tahun 1815.
Namun teori ini juga bergulir begitu saja.
Mengingat motif-motif serupa motif batik
sudah dapat kita temukan di relief-relief
candi Prambanan dan juga Candi
Borobudur. Artinya, bangunan-bangunan
yang sudah berdiri semenjak abad ke-8 ini
sudah mempengaruhi motif batik yang ada
hingga sekarang.
Sebuah tinjauan sejarah yang
diterbitkan oleh Bataviaasche Genootchap
Van Kunsten Wetwnschapen tahun 1912
dan bernama kitab Centini menyebutkan,
pada jaman Pakubuwono V, sudah ada
istilah batik dan pada waktu itu sudah
terdapat motif-motif halus seperti
gringsing, kawung, parang rusak dan lain-
lain.
Dalam kitab ini juga disebutkan
bahwa canting sudah digunakan pada saat
itu. Dalam kesusastraan kuno dan
pertengahan, sempat ditemukan
EDISI SEPTEMBER 2012
pembahasan soal nyerat atau nitik yang
diduga merupakan teknik menghias kain
menggunakan malam. Kemudian, setelah
keraton Kartasuro pindah ke Surakarta,
muncullah istilah mBatik dari Jarwo Dosok.
Kata ini berasal dari gabungan kata
“ngembat” dan “titik” yang berarti
membuat titik.
Dari semua tinjauan literatur ini
cukup terlihat bahwa teknik merintang
warna dengan menggunakan malam ini
memang berkembang dan maju di tanah
Jawa, terutama Jawa Tengah. Perkara
kemudian seluruh daerah di Nusantara
memiliki batik sudah jelas akibat proses
bergeraknya manusia dan bergeraknya
kebudayaan yang ada bersama manusia-
manusia tersebut.
Dan teknik ini kemudian juga
berkembang, mengikuti proses asimilasi
budaya orang-orangnya. Dan inilah yang
kemudian membuat batik menjadi begitu
kaya dan beragam. Dari timur ke barat, dari
utara ke selatan, hampir semua daerah di
pulau Jawa memiliki batiknya sendiri-
sendiri.
Bicara batik Jogja dan Solo, maka
kita akan bicara sedikit tentang sejarah
kerajaan Mataram Islam. Sebuah muara
dari kedigdayaan kerajaan Nusantara yang
begitu berjaya pada masanya.
Melalui proses yang sangat pelik dan
melibatkan ratusan kali pemberontakan
akhirnya kerajaaan Mataram Islam dipecah
menjadi dua melalui perjanjian Giyanti pada
13 Februari 1755.
Perjanjian yang sedikit banyak
melibatkan campur tangan VOC ini,
membagi wilayah Mataram Islam menjadi
Kasunanan Surakarta dan Kesultanan
Yogyakarta. Dimana Pakubuwono III
menjadi rajanya dan Pangeran Mangkubumi
menjadi Raja di wilayah yang baru dengan
gelar Sri Sultan Hamengkubuwono I.
Intinya, pemisahan wilayah ini,
kemudian membuat berbagai macam
perubahan dalam budaya di kedua wilayah
tersebut.
Kasunanan Surakarta, yang
merupakan awal dari kerajaan Mataram
Islam mempertahankan semua jenis
kebudayaan yang mereka miliki. Mulai dari
ritual, tarian sampai ke batik. Sedangkan
Kesultanan Ngayogyakarto Hadiningrat
cenderung membuat berbagai macam
tradisi baru, namun tetap berakar pada
tradisi kerajaan Mataram Islam. Termasuk
juga kain batiknya.
EDISI SEPTEMBER 2012
Bisa sedikit disimpulkan, budaya
pada Kasunanan Surakarta lebih
konvensional dibandingkan Kesultanan
Ngayogyakarto Hadiningrat yang cenderung
progresif. Ini terlihat misalnya pada tarian di
Yogyakarta yang lebih dinamis,
dibandingkan posisi berdiri yang lebih tegak
dibandingkan Surakarta.
Untuk batik, Sultan
Hamengkubuwono I dari Yogya, memilih
latar putih sebagai warna dasar kain
batiknya. Sedangkan Susuhunan
Pakubuwono III dari Kasunanan Surakarta/
Solo tetap memilih latar sogan dan
cenderung gelap untuk kain batiknya.
Warna putih adalah warna dominan
yang dapat kita lihat pada kain batik Yogya.
Warna sogan cokelat kuning keemasan
adalah warna dominan batik Solo.
Apabila batik Yogya tampil dalam
warna gelap, maka warna gelap kebiruanlah
yang akan dominan terlihat pada kain
batiknya. Sedangkan Batik Solo akan tampil
dalam warna hitam kecokelatan ketika
tampil dalam warna gelap. Ini muncul
sebagai akibat dari proses pencelupan
warna biru berkali-kali yang didapatkan dari
tanaman indigo.
Sedangkan warna hitam kecokelatan
yang terdapat pada batik Solo merupakan
hasil pencelupan berkali-kali warna cokelat
sogan.
Ini adalah hal paling mendasar yang
membedakan batik Yogya dan Solo. Warna
sogan atau kuning cokelat keemasan tetap
menjadi warna khas kedua batik ini.
Beberapa perbedaan juga terlihat
bagaimana perajin batik Yogya dan Solo
dalam memprodo -hiasan emas pada motif-
batik mereka.
Membubuhkan prodo gaya Solo
berbeda dengan gaya Yogya. Pada gaya
Solo, yang dibubuhi prodo hanyalah garis
luar (outline) corak dan sebagian isen-
isennya. Sedangkan gaya Yogya, hampir
seluruh corak dan isennya dilapisi prodo.
Kesan yang ditampilkan pada prodo gaya
Solo adalah lebih tenang dan anggun,
sedangkan pada gaya Yogya lebih gagah dan
menonjol.
Keduanya sama-sama indah dan
batik, merupakan karya seni yang mewakili
jiwab egitu juga dengan pemakainya.
Apapun pilihannya, semua bergantung
selera pemakainya. Yang jelas batik menjadi
kebanggaan seluruh masyarakat di berbagai
wilayah di Indonesia.
EDISI SEPTEMBER 2012
BATIK SEMARANG ‘’DYAH KUNCORO’’
KEGEMARAN Dyah Kumalasari melukis sejak
dari kecil rupanya memberikan berkah bagi
usaha batik yang dirintisnya. Batik
Semarang yang eksotis ini memang belum
seterkenal batik dari Solo, Pekalongan atau
Yogyakarta. Namun, di tangan wanita
kelahiran Jepara 6 Mei 1971 ini, lukisan
bermotif batik yang dibuatnya di selembar
kain mampu menarik perhatian banyak
orang dengan kekhasannya.
Dyah yang juga belajar melukis secara
otodidak dan sedikit menimba ilmu dari
Amri Yahya, seorang pelukis abstrak,
sejatinya sudah lahir dari seorang ibu yang
berdarah seni.
Semasa masih kuliah, Dyah sudah
menggeluti dunia batik dengan cara
menjual batik milik teman yang kebetulan
ayahnya mempunyai usaha batik di
Pekalongan. Dari menjual itulah dia semakin
mencintai batik yang dilihatnya sangat
unik.
Ibu dua anak yang duduk di bangku SMP
dan SD Nasima ini sangat piawai membuat
batik dengan ciri lukisan dengan motif-motif
yang menawan. Dyah juga sering berpikir
bagaimana caranya agar batik-batik itu
menjadi khas dan unik.
Karena kegemarannya melukis sejak kecil
itulah maka ia wujudkan dalam lukisan pada
kain. Semula Dyah hanya membuat untuk
dirinya sendiri yang pada akhirnya orang
sering bertanya dimana membeli batik
lukisan tersebut. Lama-lama, orang lalu
mulai tertarik dengan hasil karyanya
tersebut. Kreasi Dyah ini cukup unik dan
tentu akan sulit menjiplak lukisan tangan
motif hasil karyanya itu.
Dengan berjalannya waktu Dyah mulai
berpikir untuk membuka usaha secara
professional. Lalu berdirilah sebuah usaha
dengan nama yang sama dengan nama
pemiliknya yaitu ‘’Dyah Kuncoro’’. Kuncoro
sendiri diambil dari nama suaminya yang
saat ini bekerja di Bank Jateng. Usahanya
berada di Jalan Cempolo Rejo Raya No.35
Semarang.
Meski baru memiliki tiga orang pegawai
tetap, namun Dyah mempunyai tenaga
freelance yang cukup banyak di sebuah
EDISI SEPTEMBER 2012
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Tengah
Jl.Pahlawan No.4 Semarang, Jawa Tengah.
Indonesia
Phone ( 024 ) 8419826 / 8417601
Fax ( 024 ) 8311710.
”One Team, One Spirit, One Goal”
Find Us on Web:
http://dinperindag.jatengprov.go.id
kampung di Pemalang. Tenaga ini sudah
diajari oleh Dyah mengenai bagaimana cara
membatik yang benar dan bagus.
Dyah memang belum mentargetkan berapa
jumlah batik yang harus dibuatnya, karena
rata-rata batik dibuat berdasarkan pesanan
saja. Ia juga selalu membuat model yang
berbeda satu dengan yang lainnya sehingga
tidak terkesan pasaran. Omzetnya saat ini
sudah lumayan yaitu sekitar Rp 15 juta
sampai Rp 20 juta per bulan. (*)
Informasi :
Alamat : Jalan Cempolo Rejo Raya No.35
Phone 024 7602793
HP. 0819671367
E-mail : [email protected]