14
Bismillahirrahmanirrahiem. Assalamu’ alaikum warahmatullah wabarakatuh. Alhamdulillahi lladzi arsala Rasulahu bilhuda wadinil hak liyuz hirahu aladdini kullih, walau karihal musyrikun. Washsholatu wassalam ala asyrafil anbiya’I wal mursalin wa’ala a- lihi waashabihi ajmain. Amma ba’du faya- Ibadallah ushikumb wanafsiya bitaqwallah faqad fazal muttaqun. Kama qa-la: Ya ayyuhalladzina amanu- ttaqullah haqqa tuqatih wala tamutunna waantum muslimun. Ya ayyuhalldzina amanut taqullah wal tanzur nafsum ma qaddamat ligadin, wattaqullah. Innallaha khabirun bima ta’malun. Shodaqullahul azhim. Wahai serata insan yang seiman, marilah kita bersama membina ketaqwaan kita kepada Allah. Dan hendaklah setiap individu memperhatikan apa-apa yang telah dia kerjakan kemarin, untuk jadi cermin perbandingan dalam membuat program hari esok. Sekali lagi mari kita sama-sama membina ketaqwaan kita kepada Allah. Sungguh Allah Maha pemberi khabar akan apa-apa yang telah kita kerjakan.

Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kumpulan khutbah

Citation preview

Page 1: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

Bismillahirrahmanirrahiem. Assalamu’ alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Alhamdulillahi lladzi arsala Rasulahu bilhuda wadinil hak liyuz hirahu aladdini kullih, walau karihal musyrikun. Washsholatu wassalam ala asyrafil anbiya’I wal mursalin wa’ala a-lihi waashabihi ajmain. Amma ba’du faya- Ibadallah ushikumb wanafsiya bitaqwallah faqad fazal muttaqun. Kama qa-la: Ya ayyuhalladzina amanu- ttaqullah haqqa tuqatih wala tamutunna waantum muslimun. Ya ayyuhalldzina amanut taqullah wal tanzur nafsum ma qaddamat ligadin, wattaqullah. Innallaha khabirun bima ta’malun. Shodaqullahul azhim.

Wahai serata insan yang seiman, marilah kita bersama

membina ketaqwaan kita kepada Allah. Dan hendaklah setiap

individu memperhatikan apa-apa yang telah dia kerjakan kemarin,

untuk jadi cermin perbandingan dalam membuat program hari esok.

Sekali lagi mari kita sama-sama membina ketaqwaan kita kepada

Allah. Sungguh Allah Maha pemberi khabar akan apa-apa yang telah

kita kerjakan.

Sebuah ayat menyentuh nurani kita tentang nilai-nilai

kesejarahan kita sebagai manusia; surah Ali Imran ayat 140; Wa

tilkal ayyamu nudawiluha bainan nas; Hari-hari bersejarah itu kami

pergilirkan diantara manusia, agar manusia mendapat pelajaran dari

Allah.”

Demikianlah dengan mengambil hikmah dari ayat ini, khatib

ingin menyampaikan bahwa hari ini, Jumat 24 Shafar 1427 H,

bertepatan dengan 24 Maret 2006, adalah kesempatan menyampaikan

Page 2: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

khutbatul Wada’ kepada saudara-saudaraku ummat Islam Sulawesi

Utara umumnya, dan ummat Islam di kota Manado khususnya, lebih

khusus lagi jamaah Jumat di masjid agung Ahmad Yani ini.

Perjalanan sejarah itulah yang menjadi titik tolak ummat muslimin

untuk melakukan pengembaraan diatas bumi ini mendalami hakikat

ciptaan Ilahi Yang Maha Kuasa dan Maha Adil.

Si-ruu fil ardl, fanzhuru kaifa bada Al khalqa tsumma

Allahu yunsyiun Nasy’ata. ”Mengembaralah kalian diatas bumi ini,

dan perhatikanlah bagaimana Allah memulai sesuatu penciptaan,

kemudian telaahlah, bagaimana Allah memulai kehidupan mahluk-

Nya. Saudaraku, ummat Islam yang seiman dalam Tauhid, yang

penuh kasih Allah, penduduk kota Manado, kota TINUTUAN.

TINUTUAN artinya Tenteram, INdah, Utuh bersatu, Tertib damai,

Ukhuwah, Aman dan Nyaman .

Islam, berasal dari kosa kata SALAM, yang artinya DAMAI

atau PERDAMAIAN. Dalam kesempatan ini, alangkah indahnya

saya akan mengajak diri saya sendiri, kemudian akan menghimbau

jamaah untuk berbincang tentang salam Perdamaian itu. Dalam

sebuah dialog interaktif bersama Sahabat, Rasulullah SAW.

Menanyakan kepada sahabat : Ala-ukhbirukum ‘an syaiIn, in

fa’altumu-hu tahabbabtum ? Qalu bala- ya Rasulullah. Qala

afsyus salama bainakum. “Bersediakah kalian wahai para

sahabatku, untuk kuberitahu kepada anda semua tentang sesuatu,

jikalau anda semua mengamalkannya, pasti akan tumbuh benih-benih

Page 3: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

kasih sayang diantara kamu? Sahabat menjawsab : Ya Rasulullah,

kami pasti menghendakinya”. Sabda Rasul : “Tebar luaskan salam

perdamaian diantara kamu berupa ucapan salam perdamaian

“assalamu alikum warahmatullah wabarkatuh”

Saudaraku ummat Islam dikota Tinutuan yang seiman. Dilain hadis,

dialog interaktif itu terjadi pula, yang artinya :

Saudaraku yang dikasihi Allah. Dunia ini adalah sebuah mimbar yang

diatasnya manusia memberikan khutbah dan tidak ada kesudahan

bagi pembicaraan itu. Selama jutaan tahun manusia termasuk kita

ini, dan terutama para pemimpin dunia, telah berbicara tentang

perdamaian, tetapi mereka tidak pernah melangkah terlebih dahulu

untuk menemukan perdamaian dalam dirinya sendiri. Mari kita

perhatikan keanehan yang ada dimuka bumi tempat kita hidup dan

mengembara ini. Langit dan bumi selalu berada dalam keadaan

damai. Matahari, bulan, bintang-bintang dan angin semuanya

melaksanakan tugasnya secara rukun dan damai. Hanya manusia,

yang tinggal dan mengembara dibumi kehilangan kedamaian itu.

Mereka hanya membicarakannya. Mereka, ya, kita-kita ini juga,

memberikan ceramah-ceramah tentang menciptakan perdamaian,

tetapi kemudian dia merusak persatuan dan mulai mengatur dunia.

Bukankah ini suatu keanehan ? Begitulah pembicaraan tentang watak

Page 4: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

manusia. Bahkan kadang-kadang, pada zaman sekarang ini, manusia

telah mengesampingkan Tuhan, kebenaran, perdamaian, kesadaran,

kejujuran, keadilan, dan rasa kasih sayang. Manusia sudah sangat

banyak berubah. Ia bukannya berusaha menemukan tiga ribu sifat

Allah Yang Agung, tetapi malah kehilangan semua sifat itu dan

membuka jalan kehancuran. Ia berusaha merusak kehidupan orang

lain, dan menghancurkan seluruh isi dunia ini secara berangsur dan

bertahap. Namun dunia tak akan pernah hancur, bumi dan langit tidak

akan pernah termusnahkan. Hanya manusia yang akan hancur,

Manusia dengan segala alat perusak yang ditemukannya, pada

akhirnya hanya akan menghancurkan dirinya sendiri. Ia laksana

sejenis ngengat yang tertarik dengan cahaya api, yang mengira bahwa

api itu adalah makanan. Ngengat-ngengat itu berputar mengelilingi

nyala api itu sampai akhirnya mereka terbang tepat ditengah api itu

sampai akhirnya mereka terbang ngepat ditengah api itu dan mati.

Seperti itu pula, manusia terjerembab kedalam perbuatan buruk, ia

berpikir akan memperoleh manfaat darinya. Ia memandang

keburukan sebagai kebaikan, tetapi hasil akhirnya adalah kehancuran.

Tidak pernah ada kehancuran yang begitu jelas sebagaimana

yang tampak pada abad ini. Manusia telah mengubah konsep tentang

Tuhan, yang merupakan kebenaran mutlak dan telah merendahkan

derajat manusia, yang merupakan kebajikan dan kebijakan serta

keindahan. Mereka itu tidak lagi mengerti apakah sesungguhnya

manusia sejati itu. Jika manusia dapat menemukan kembali jati

Page 5: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

dirinya, siapa sebenarnya dia, dan kemudian mengubah diri mereka

yang sekarang, mereka akan memahami makna sesungguhnya dari

perdamaian. Manusia mengatakan bahwa dia ingin membawa

perdamaian untuk orang lain. Namun untuk melakukan hal itu dia

harus terlebih dahulu menemukannya dalam kehidupannya sendiri.

Bagaimana mungkin seseorang yang tidak dapat menemui kedamaian

dalam diri mereka sendiri. Berharap akan membawa perdamaikan

bagi orang lain ? Bagaimana seseorang yang tidak mempunyai rasa

kasih sayang, persatuan dan cinta dalam dirinya dapat membawa

kedamaian bagi dunia ?.

Orang yang tidak menemukan keadilan, kesadaran, kejujuran

dan kebenaran dalam dirinya tidak akan menemukan sifat-sifat itu

dalam diri orang lain. Orang yang tidak menemukan nilai kesabaran

dalam dirinya, tidak akan menemukannya pada orang lain. Orang

yang tidak memahami keadaan dirinya sendiri, tidak akan memahami

keadaan orang lain. Orang yang tidak memperkuat keimanannya

kepada Tuhan Yang Maha Kasih, tidak akan dapat menguatkan

keimanan orang lain atau dikuatkan oleh iman orang lain. Orang yang

tidak memiliki sifat-sifat baik dalam dirinya, tidak akan dapat

menemukannya pada diri orang lain, tidak pula ia dapat

mengajarkannya kepada orang lain. Jika dia mencobanya, maka

pekerjaannya tidak akan membuahkan hasil. Bagaimana seorang

yang membawa air dalam kantong yang penuh lubang dapat berharap

Page 6: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

memuaskan dahaga orang lain ? selama dia tidak memperbaiki

bejananya, dia tidak akan pernah memenuhi bejana orang lain.

Untuk memahami hal ini dan untuk menciptakan perdamaian,

manusia terlebih dahulu harus mengubah pikiran dan watak dalam

dirinya. Ia harus mengubah sifat mementingkan diri sendiri dan

keserakahan, ingin dipuji, dan kecintaannya terhadap dunia,

kenikmatan, dan emas. Mereka harus berhenti untuk berpikir,

“keluargaku ! isteriku ! anak-anakku ! Saya harus mengatur dunia !

Saya meningkatkan kedudukan saya dalam hidup” ketika seorang

manusia mempunyai ide-ide mementingkan diri sendiri, bagaimana

mungkin dia dapat menciptakan kedamaian bagi orang lain.

Akan tetapi jika dia menghilangkan sifat-sifat ini dari dirinya

dan mulai merasa lapar, kesakitan, dan kesulitan yang dirasakan

orang lain, dan jika ia memperlakukan semua makhluk sebagai

memperlakukan dirinya, maka ia akan menemukan kedamaian. Jika

dia berusaha untuk memahami hal ini dan memperoleh kesabaran

batin, kepuasan hati, dan tawakkal kepada Tuhan, jika ia dapat

menelan sifat-sifat Tuhan dan memperoleh maqam cinta kasih Ilahi,

maka dia akan mengetahui kedamaian. Dan begitu dia menemui

kecerahan itu dalam dirinya, maka ia akan menemui kedamaian pada

setiap kehidupan. Jika setiap orang mau melakukan hal ini, maka

hidup didunia ini akan menjadi surga di bumi. Tapi jika orang-orang

yang hidup dan mengembara dimuka bumi ini dan yang mengatur

dunia ini tidak mampu menemukan ketentraman di dalam diri

Page 7: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

mereka, maka mereka hanya bisa mengakhiri kerusakan terhadap

dunia ini, apabila mereka mencoba menciptakan perdamaian.

Saudaraku, kita harus memikirkan hal ini.

Orang yang tidak menemukan kedamaian dalam dirinya akan

selamanya berbicara tentang perdamaian. Dunia ini adalah sebuah

mimbar dimana diatasnya manusia berpidato dan tidak ada akhir bagi

pembicaraan ini. Selama beribu tahun manusia telah berbicara seperti

ini tapi mereka tidak mau terlebih dahulu menemukan kedamaian

dalam diri mereka, barangkali akibat fenomena seperti ini tidak ada

gunanya berceramah. Manusia harus berusaha memiliki sifat-sifat

Tuhan dan hidup dengan sifat-sifat itu, setelah memperoleh hal

seperti ini, mungkin ia sudah dapat berbicara tentang perdamaian,

dan hal setelah itu ia dapat berbicara tentang firman Tuhan dan

menyebarkan keadilan dari kerajaan Tuhan.

Orang yang ingin mengatur dunia seharusnya memikirkan hal

ini. Setiap orang harus memikirkannya kedamaian hanya dapat

ditemukan dalam hati. Sifat-sifat yang baik, bijak, dan kejernihan

harus memberikan penjelasan itu dalam hati setiap manusia. Manusia

hanya dapat mengenal kedamaian apabila dia dapat membawa nilai-

nilai kedamaian dan keadilan Tuhan serta sifat-sifat Tuhan ke dalam

diri manusia itu. Karena itu, sebelum kita berbicara tentang

perdamaiaan mari kita mencoba menelusuri diri kita masing-masing

untuk mendapatkan firman-firman Ilahi dalam diri kita. Mari kita

mencari ketenangan, kedamaian dalam diri kita. Jika kita dapat

Page 8: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

melakukannya, maka ceramah kita akan membuahkan hasil. Maka

Insya Allah seluruh dunia akan damai.

Manusia harus mencari kedamaian, ketenangan, kebahagiaan,

persatuan, cinta dan setiap sifat baik dalam kehidupannya sendiri,

dalam hati nuraninya sendiri. Hanya orang yang melakukan hal itu

yang dapat memahami kesulitan, kesakitan, dan kesengsaraan orang

lain. Orang yang bijaksana akan tahu hal ini, memahami dan

memperbaiki kesalahannya sendiri. Lalu barulah dia mampu

menolong orang lain. Kita semua harus memikirkan hal ini, semoga

Allah akan menolong kita semua dengan sepenuh kasihnya. Amin.

Audzubillahi minassaytanirrajim.

Bismillahirrahmanirrahim

Artinya :Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum

mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Page 9: Khutbah Jumat Kedua 24-3-06

KHUTBAH JUM’AT

P E R D A M A I A N

Oleh:

Drs. H. MOEH. NATSIR R. POMALINGOKetua PTA. Manado

MASJID RAYA AHMAD YANI24 MARET 2006 M / 24 SHAFAR 1427 H

MANADO