Upload
buicong
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KINERJA COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PADA BUMN DI PROVINSI BANTEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Humas
Program Studi Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Salsabilla Al Fanny Zaen
6662090547
KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Disaat datang kesulitan dan tidak ada seorangpun yang datang untuk membantu, disitu
kita sadar bahwa cuma diri sendiri yang bisa bantu kita saat jatuh, BANGKIT DAN
LAKUKAN yang kita bisa dan GAPAI yang kita mau :))))
(Salsabilla Al Fanny Zaen)
Pernahkah kau berada dalam situasi yang buntu, semua terasa begitu sulit, begitu tidak
menyenangkan, hambar, kosong bahkan menakutkan?
Itu adalah saat allah mengizinkan kau untuk diuji, dan allah ingin mendengar rintihan
serta doamu agar kau menyadari akan keberadaan- NYA,,,
Karena DIA tahu kau sudah mulai melupakan-NYA dalam kesenangan (QS 47:31, 32:21)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Mamah dan Bapak yang selalu berjuang untuk saya dan adik-adik,
tanpa perjungan kalian saya tidak akan jadi apa-apa, perjuangan
kasih sayang, doa dan dukungan Mamah dan Bapak selalu jadi
semangat untuk saya maju.
vi
ABSTRAK
SALSABILLA AL FANNY ZAEN. NIM. 6662090547. SKRIPSI. KINERJA
COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA BUMN DI
PROVINSI BANTEN.
Corporate sosial responsibility merupakan aktivitas perusahaan yang
sedang menjadi sorotoan, karena sifatnya yang memaksa yaitu tercantum dalam
UUD menjadikan para pelaku bisnis untuk dapat menjalankan aktivitas CSR di
perusahaannya. Tidak terkecuali BUMN, yang merupakan setengah atau
sepenuhnya sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Kurangnya sorotan mengenai
kinerja CSR pada BUMN menjadi latar belakang peneliti ingin mengetahui hal
tersebut, terutama pada BUMN di provinsi Banten. Ukuran Kinerja CSR
merupakan salah satu sorotan utama dalam pelaksanaan CSR. Dengan adanya
ukuran kinerja CSR kita dapat mengetahui keberhasilan dari aktivitas CSR.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori stakeholder, yang
mengasumsikan bahwa melibatkan stakeholder sangat penting dalam setiap
aktivitas CSR. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana
peneliti berusaha mencoba untuk memaparkan dan menafsirkan data yang ada
untuk memperoleh gambaran secara sistematis mengenai kinerja CSR pada
BUMN di Provinsi Banten. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana kinerja CSR pada BUMN di provinsi Banten.
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai dari BUMN sebanyak 30
orang yang merupakan perwakilan dari masing-masing BUMN yang ada di
Banten, pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan purposif sampling.
Dimana responden dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh penulis.
Hasil penelitian ini menjelaskan ukuran kinerja CSR dengan tingkat pemahaman
CSR besar yaitu 71,5% dan ukuran kinerja CSR juga besar yaitu 76,72%.
Kata Kunci: Kinerja, CSR, dan BUMN
vii
ABSTRACT
SALSABILLA AL FANNY ZAEN. NIM. 6662090547. THESIS. THE
PERFORMANCE OF COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) IN
BUMN IN BANTEN PROVINCE.
Corporate social responsibility was an ongoing company activities
become beam, because its forces and listed in the Constitution (UUD) making the
businessmen run the company's CSR activities. BUMN were no exception, which
was a half or fully owned by the government. Lack of beam on CSR performance
on BUMN, made it as a background of researchers, especially BUMN in Banten
Province. CSR performance was one of the main beam in the implementation of
CSR. Based on that reason, CSR performances can determine the success of CSR
activities.
In this study, researcher used stakeholder theory, which assumes that
involving stakeholders was very important in any CSR activity. This study used a
descriptive quantitative method in which researcher attempted to try, explain and
interpret the data to obtain systematic overview of the CSR performance on
BUMN in Banten Province. The purpose of this study was to determine the extent
which CSR performance on BUMN in Banten Province.
Respondents in this study were employees of BUMN as many as 30 people
who are representatives from each BUMN in Banten Province, the selection of
respondents performed used purposive sampling. Respondents were selected
based on criteria specified by researcher. The results of this study describe
measure of CSR performance with the level of CSR understanding was 71.5% and
measure of CSR performance was 76.72% as well.
Keywords : Performance, CSR, and BUMN
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiranAllah SWT yang telah memberikan
rakhmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Kinerja CSR pada BUMN Provinsi
Banten”. Solawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan Nabi
besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu)
pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang selalu memotivasi dan
memberikan dukungannya kepada peneliti. Penulis telah mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa atas kontribusinya sebagai pemimpin di kampus
peneliti.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
4. Ibu Nurprapti W, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing I skripsi,
terimakasih karena telah membantu memberikan arahan serta masukan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Ibu Andin Nesia, S.IK., M.I.Kom. selaku dosen pembimbing II skripsi
sekaligus dosen penguji sidang, terima kasih sudah membantu
memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Nina Yuliana S.Sos., M.Si selaku ketua penguji siadang skripsi.
7. Bapak Idi Dimyati, M.Ikom selaku anggota penguji sidang skripsi.
8. Bapak Yearry Panji S, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu memberikan perhatian dan motivasi selama masa
perkuliahan.
9. Bapak/Ibu Dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak
memberikan ilmu kepada penulis. Tak lupa juga untuk para staf dan
karyawan jurusan Ilmu Komunikasi.
10. Kedua Orang Tua ku yang tercinta Bpk. Jaenudin dan Ibu Eni Widayati,
yang selalu mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya. Terima kasih
atas doa dan dukunganya serta fasilitas yang selalu mengiringi dari awal
kuliah sampe saat ini. Terimakasih atas perjuangan Bapak dan Mamah
yang tak akan bisa terbalas kan sampai kapan pun. Tanpa doa, dukungan
dan perjuangan kalian penulis tidak akan bisa sampai di jenjang yang
saat ini.
11. Terimakasih untuk Nisfu maryana atas dukungan, motivasi, dan
senantiasa membantu tanpa pamrih kepada penulis selama proses
perjalanan kuliah dan saat skripsi, selalu bisa jadi sosok kakak dan guru
yang baik buat penulis. Dan banyak memberikan pelajaran hidup yang
berarti untuk penulis. Semoga kita bisa bersahabat selamanya.
12. Terimakasih untuk Mike Arviansyah atas dukungan, motivasinya dan
selalu mendengarkan curhat-curhat ataupun keluh kesah penulis saat
proses pengerjaan skirpsi ini.
13. Untuk sahabat-sahabatku tercinta “Keluh Kesah”, Wahyu annas,
Saprihatin Sajida, Rizkya Amalia, dan Ayu Humairoh. Terima kasih
karena telah menemani hari-hari selama kuliah, banyak suka duka yang
x
kita lewati bareng-bareng. Semoga selalu terkenang dalam hati masing-
masing dan jadi sahabat semalanya.
14. Untuk “Just For Fun” Nisfu Maryana,Fitri Febrianti, Ratna Nurbaiti,
Putri Ferira, Annisa Dian F, Widya Rahmayanti, Uum Umaedah, Nita
Puspitasari kalian teman terlucu dan terheboh yang pernah saya kenal,
tidak ada kata sedih saat bareng kalian. Terima kasih karena telah
memberikan arti kesenangan dan kebahagian dan terima kasih atas
motivasinya selama ini.
15. Terima kasih untuk Ratu Dewi Noviandari, Antika Sawaludin,
Andrianis Januar, Dan Rian Surya Gemilang yang selalu menemani
penulis saat akhir-akhir semester ini. Kalian mamberi pergaulan yang
luas dan artinya bebas dalam hidup penulis. Semoga kita bisa menjadi
teman selamanya.
16. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi atas segala suka dukanya
selama masa perkulihan yang tidak bisa terlupakan oleh peneliti.
Semoga menjadi kenangan terindah untuk kita semua.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan baik dari
segi kemampuan penyajian maupun pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan yang ada, maka kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan penulis untuk memperbaiki kesalahan dan melengkapi
kekurangan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Serang, Februari 2014
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. iv
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................... v
ABSTRAK ............................................................................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 11
1.3 Identifikasi Masalah.................................................................... 12
1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... 12
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................... 13
1.5.1 Manfaat Teoritis............................................................... 13
1.5.2 Manfaat Praktis................................................................ 13
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 14
2.1 Komunikasi Organisasi .............................................................. 14
2.2 Public Relations ......................................................................... 20
2.2.1 Marketing Public Relations ................................................ 24
2.3 Coorporate Sosial Responsibility ............................................... 27
2.4 Teori Stakeholder ....................................................................... 35
xii
2.5 Kerangka Teori .......................................................................... 38
2.6 Operasional Variabel.................................................................. 41
2.7 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 47
3.1 Metode Penelitian ...................................................................... 47
3.2 Teknik Penelitian ....................................................................... 49
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 50
3.4 Populasi dan Sampel .................................................................. 51
3.4.1 Populasi .............................................................................. 51
3.4.2 Sampel ................................................................................ 52
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................. 57
3.6 Teknik Pengolahan Data ............................................................ 58
3.6.1 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ......................................... 60
3.6.8 Analisis Deskriptif .............................................................. 61
3.6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas .............................................. 64
3.7 Lokasi Penelitian ........................................................................ 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 68
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 68
4.1.1 Sejarah Kementrian BUMN ............................................... 68
4.1.2 Dasar Kebijakan Pembinaan BUMN ................................. 70
4.1.3 Visi dan Misi Kementrian BUMN ..................................... 72
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian BUMN .................. 73
4.1.5 Data BUMN di Provinsi Banten ......................................... 73
4.2 Hasil Data Penelitian .................................................................. 74
4.2.1 Data Diri Responden .......................................................... 74
4.2.2 Deskripsi Data Frekuensi .................................................. 77
4.2.3 Hasil Analisis Dekriptif ..................................................... 163
4.2.3.1 Tingkat pemahamanman CSR .............................. 163
4.2.3.2 Ukuran Kinerja Implementasi CSR ........................ 165
4.3 Pengujian Data Distribusi Normal ............................................ 178
4.4 Pembahasan ................................................................................ 180
BAB V PENUTUP ................................................................................. 199
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 199
5.2 Saran .......................................................................................... 200
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 202
LAMPIRAN ........................................................................................... 204
xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. 219
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Jumlah Sampel BUMN Banten Secara Proporsional.... 54
Tabel 3.2 Skala Likert ............................................................................. 59
Tabel 3.3 Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha .......................... 61
Tabel 3.4 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ................................... 63
Tabel 3.5 Case Processing Summary ..................................................... 64
Tabel 3.6 Item Total Statistics ................................................................ 64
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian .................................................................... 67
Tabel 4.1 Tabel Data BUMN di Provinsi Banten .................................. 73
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ....................................................... 74
Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan Responden ............................................... 76
Tabel 4.4 Pernyataan 1 ............................................................................ 77
Tabel 4.5 Pernyataan 2 ............................................................................ 79
Tabel 4.6 Pernyataan 3 ............................................................................ 81
Tabel 4.7 Pernyataan 4 ............................................................................ 83
Tabel 4.8 Pernyataan 5 ............................................................................ 84
Tabel 4.9 Pernyataan 6 ............................................................................ 86
Tabel 4.10 Pernyataan 7 .......................................................................... 88
Tabel 4.11 Pernyataan 8 .......................................................................... 89
Tabel 4.12 Pernyataan 9 .......................................................................... 91
Tabel 4.13 Pernyataan 10 ........................................................................ 92
Tabel 4.14 Pernyataan 11 ........................................................................ 93
Tabel 4.15 Pernyataan 12 ........................................................................ 95
Tabel 4.16 Pernyataan 13 ........................................................................ 96
Tabel 4.17 Pernyataan 14 ........................................................................ 98
Tabel 4.18 Pernyataan 15 ........................................................................ 99
Tabel 4.19 Pernyataan 16 ........................................................................ 100
Tabel 4.20 Pernyataan 17 ........................................................................ 102
Tabel 4.21 Pernyataan 18 ........................................................................ 103
Tabel 4.22 Pernyataan 19 ........................................................................ 104
Tabel 4.23 Pernyataan 20 ........................................................................ 106
Tabel 4.24 Pernyataan 21 ........................................................................ 107
Tabel 4.25 Pernyataan 22 ........................................................................ 108
Tabel 4.26 Pernyataan 23 ........................................................................ 109
Tabel 4.27 Pernyataan 24 ........................................................................ 111
Tabel 4.28 Pernyataan 25 ........................................................................ 112
xv
Tabel 4.29 Pernyataan 26 ........................................................................ 114
Tabel 4.30 Pernyataan 27 ........................................................................ 115
Tabel 4.31 Pernyataan 28 ....................................................................... 117
Tabel 4.32 Pernyataan 29 ........................................................................ 118
Tabel 4.33 Pernyataan 30 ........................................................................ 120
Tabel 4.34 Pernyataan 31 ........................................................................ 121
Tabel 4.35 Pernyataan 32 ........................................................................ 123
Tabel 4.36 Pernyataan 33 ........................................................................ 124
Tabel 4.37 Pernyataan 34 ........................................................................ 125
Tabel 4.38 Pernyataan 35 ........................................................................ 126
Tabel 4.39 Pernyataan 36 ........................................................................ 127
Tabel 4.40 Pernyataan 37 ........................................................................ 129
Tabel 4.41 Pernyataan 38 ........................................................................ 130
Tabel 4.42 Pernyataan 39 ........................................................................ 132
Tabel 4.43 Pernyataan 40 ........................................................................ 133
Tabel 4.44 Pernyataan 41 ........................................................................ 135
Tabel 4.45 Pernyataan 42 ........................................................................ 136
Tabel 4.46 Pernyataan 43 ........................................................................ 138
Tabel 4.47 Pernyataan 44 ........................................................................ 139
Tabel 4.48 Pernyataan 45 ........................................................................ 141
Tabel 4.49 Pernyataan 46 ........................................................................ 142
Tabel 4.50 Pernyataan 47 ........................................................................ 144
Tabel 4.51 Pernyataan 48 ........................................................................ 146
Tabel 4.52 Pernyataan 49 ........................................................................ 147
Tabel 4.53 Pernyataan 50 ........................................................................ 149
Tabel 4.54 Pernyataan 51 ........................................................................ 150
Tabel 4.55 Pernyataan 52 ........................................................................ 151
Tabel 4.56 Pernyataan 53 ........................................................................ 153
Tabel 4.57 Pernyataan 54 ........................................................................ 154
Tabel 4.58 Pernyataan 55 ........................................................................ 155
Tabel 4.59 Pernyataan 56 ........................................................................ 157
Tabel 4.60 Pernyataan 57 ........................................................................ 158
Tabel 4.61 Pernyataan 58 ........................................................................ 159
Tabel 4.62 Pernyataan 59 ........................................................................ 160
Tabel 4.63 Pernyataan 60 ........................................................................ 162
Tabel 4. 64 Tabel One – Simple Kolmogrov-Smirnov test ................... 179
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 40
Gambar 4.1 Arah Kebijakan BUMN ...................................................... 70
Gambar 4.2 Tugas Pokok dan Fungsi BUMN ........................................ 73
Gambar 4.3 Jenis Kelamin ...................................................................... 75
Gambar 4.4 Jenjang Pendidikan ............................................................. 76
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Dokumentasi ................................................................... 204
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian…………………………………… 205
Lampiran 3 Data Jawaban Responden……………………………… 206
Lampiran 4 Struktur Organisasi.......................................................... 217
Lampiran 5 Kartu Bimbingan.............................................................. 218
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banten merupakan salah satu provinsi yang memiiki banyak perusahaan
industri yang mampu menciptakan dan mengahasilkan barang – barang yang
berkualiatas. Perkembangan yang pesat dan canggih menjadikan faktor yang
mendukung untuk selalu memproduksi produk seiring dengan laju bertambahnya
jumlah penduduk di indonesia. Pertambahan tersebut membuat jumlah konsumen
barang dan jasa ikut meningkat. Pertambahan tersebut menyebabkan perusahaan
berjalan tanpa henti dalam memproduksi produk-produknya. Dengan
pertumbuhan yang pesat menjadikan pertumbuhan ekonomi juga ikut bertumbuh
pesat. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam UU No. 40 tahun 2007, diatur mengenai tanggung jawab sosial
yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan
itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya. Ketentuan ini
dimaksudkan untuk mendukung terjalinnya hubungan perseroan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat, maka ditentukan bahwa perseroan yang kegiatan usahanya di bidang
1
2
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
Coorporate social responsibility merupakan suatu bentuk kebijakan
pemerintah yang dapat membantu perusahaan dalam memahami kebutuhan yang
diinginkan oleh publicnya serta menjawab solusi public relatioans dalam
menjalankan fungsinya dengan baik. Menurut Natufe Coorporate social
responsibility diartikan sebagai :
Komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berprilaku etis dan
memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki
mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat
secara keseluruhan.1 Dari definisi ini dapat dijabarkan bahwa Coorporate social
responsibility mencakup kepada tiga aspek yaitu, mendorong kesejahteraan
ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan tanggung jawab sosial.
Adapun yang terkena dampak langsung dari UUD No 40 tahun 2007
adalah perusahaan BUMN. Dimana dalam UUD No 19 tahun 2003 BUMN adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
Ada banyak motifasi perusahaan menerapkan aktivitas CSR selain dari
tuntutan peraturan hukum yang ada. Kesadaran bahwa lingkungan dan masyarakat
1 Yosal Iriantara. 2007. Comunity Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung.
Simbioasa Rekatama Medi. Hal 49
3
menentukan nasib sebuah perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu motivasi
perusahaan melakukan CSR. Selain untuk menjaga eksistensi perusahaan, CSR
juga diharapkan dapat memberikan manfaat lebih.
Perusahaan dalam hal ini tidak dapat dipisahkan dari masyarakat sekitar
yang berada di lingkungan perusahaan. Banyak pengaruh yang diberikan oleh
perusahaan yang berdampak pada lingkungan sekitar, baik positif maupun negatif.
Mengurangi pengangguran merupakan dampak positif yang diberikan, sedangkan
kebisingan, polusi serta pembuangan limbah yang tidak menentu merupakan suatu
dampak negatif. Dalam mengatasi hal tersebut dibutuhkan peran seorang public
relatioans untuk membantu menjadi fasilitator serta memediasi permasalahan
tersebut.
Pengertian public relations menurut Institude of Public Relations, United
Kingdom yang menyatakan bahwa, PR merupakan upaya yang disengaja,
direncanakan, dan dilakukan terus menerus untuk membangun dan menjaga
adanya saling pengertian antarorganisasi dengan publiknya.2
Melalui pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa public relations
merupakan suatu upaya yang direncanakan dan bertujuan untuk menciptakan
saling pengertian. Dapat diasumsikan bahwa kegiatan public relations merupakan
kegiatan yang terorganisasi, dimana sebuah program telah direncanakan terlebih
dahulu. Program yang direncanakan ini memiiki tujuan untuk dapat menciptakan
2Sr. Maria Asumpta Rumanti. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta.
Grasindo.Hal. 9
4
adanya saling pengertian antara organisasi dengan publiknya begitupun
sebaliknya organisasi pun berusaha untuk memahami hal-hal yang menjadi
kepentingan dari publiknya.
Fungsi seorang public relatioans menjadi sangat penting, menurut Betrand
R Canfield fungsi seorang PR dibagi menadi 3 yaitu, it should serve the public
interst (mengabdi kepada masyarakat), maintain good communications
(memelihara komunikasi yang baik), and stress good morals and manners
(menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik)3.
Pentingnya seorang public relations dalam suatu perusahaan sangat
membantu perusahaan untuk membangun opini publik yang positif. Seorang
public relatioans juga dituntut mampu mengerjakan banyak hal, ia harus bisa
menjadi komunikator, seorang penasihat dan sekaligus seorang perencana
kampanye yang baik. Karena public relatioans officer selalu menghadapi banyak
pihak, mulai dari kalangan dalam serta kalangan luar seperti para agen, perantara
konsumen dan sebagainya. Ia harus tahu benar menegenai seluk beluk
perusahaanya dan mampu mewakilinya dalam berbagai kesempatan. Oleh sebab
itu dibutuhkan public relatioans officer yang memahami betul pekerajaanya.
Berkaitan dengan program Coorporate social responsibility yang
ditetapkan pemerintah untuk membantu mensejahterakan publicnya baik internal
maupun eksternal. Seorang public relations officer harus memahami betul
3 Dra. Ms. Neni Yulianita. Dasar – dasar Public Relations. Hal 49
5
mengenai program Coorporate social responsibility ini. Perlu disadari bahwa
Public Relation menjadi unsur kunci bagi setiap program Coorporate Social
Responsibility (CSR). Karena CSR menjadi bagian krusial dalam menjaga
keberlangsungan interaksi antara perusahaan dengan masyarakat maka konsistensi
etika PR dalam menjalankan pekerjaannya menjadi sangat penting. Peran PR
untuk memegang teguh etika begitu krusial karena sebagai kalangan profesional
yang punya keahlian khusus, PR memiliki kekuasaan besar dalam membuat
keputusan yang mempengaruhi setiap aspek masyarakat.
Konsep CSR sendiri mulai berkembang sangat pesat. Idealnya
pelaksanaan CSR harus memenuhi tiga indikator yaitu keuntungan bagi
perusahaan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan. Indikator
pertama, keuntungan perusahaan, memiliki arti bahwa program CSR itu sebagai
bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar. Jika CSR dipandang sebagai
investasi masa depan, perusahaan akan mendapatkan manfaatnya di tahun-tahun
mendatang. Setidaknya citra baik masyarakat akan memperpanjang umur
perusahaan dan produk mereka akan diterima dengan baik.
Indikator kedua, kesejahteraan masyarakat, diukur dengan capaian
program CSR itu dapat mengubah masyarakat. Misalnya, mengubah masyarakat
miskin menjadi tidak miskin atau setidaknya meningkatkan taraf hidup mereka.
Pencapaian kesejahtera dalam program CSR tidak hanya dipandang dari sisi
ekonomi, juga sisi sosial, misalnya melakukan program peningkatan kualitas
pendidikan, pemberantasan buta huruf, peningkatan kualitas kesehatan, atau
pemenuhan hajat publik terhadap hiburan dan olahraga. Sisi budaya juga dapat
6
dilakukan dengan berpartisipasi melestarikan budaya daerah melalui kesenian,
sastra, dan musik daerah.
Indikator ketiga, kelestarian lingkungan. Program CSR tentu melihat
lingkungan dan alam sekitar sebagai ekosistem yang patut dijaga kelestariannya.
Program kebersihan lingkungan, penghijauan, serta penanaman pohon guna
menjaga ketersediaan air dan kualitas udara. Misalnya, diawali dengan
peningkatan kualitas produk yang ramah lingkungan, analisis dampak lingkungan
terhadap sampah atau sisa produksi serta lingkungan pabrik yang nyaman dan
aman terhadap keberlangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan.
Akan tetapi realitanya masih banyak persepsi atau pemahaman yang
salah menganai CSR itu sendiri. Ada banyak kesalahpahaman dalam CSR, yaitu :
menyamakan Community Development (CD) dengan CSR, CSR hanya
menonjolkan aspek sosial semata, Organisasi CSR Cuma Tempelan, atau CSR
hanya bersifat kosmetik bagi citra perushaan.4
Bukan hanya pemahaman yang salah mengenai CSR itu sendiri akan tetapi
masih banyak yang menjalankan CSR atas dasar aspek pemenuhan regulasi dan
hukum semata, karena CSR itu sendiri telah di atur dalam UUD. Khususnya
BUMN telah diatur dalam peraturan kementrian BUMN itu sendiri. Laju
pertumbuhan hasil produksi yang pesat menjadikan pertumbuhan ekonomi
BUMN di Provinsi Banten ikut tumbuh pesat. Akan tetapi tidak sebanding dengan
4Prof.Dr.Dwi kartini. 2009. CSR Transformasi Konsep Sustainbility Management Dan
implementasi Di Indonesia. Bandung. PT.Refika Aditama.Hal 37
7
menurunnya jumlah kemiskinan di Provinsi Banten. Dari data yang peneliti
dapatkan penurunan jumlah kemiskinan di Provinsi Banten tahun 2009 sampai
2011 menurun sebesar 1,89%.5 Padahal tiap-tiap perusahaan diwajibkan
mengeluarkan 2% untuk pelaksanaan CSR itu sendiri. Tentunya hal ini tidak
sebanding dengan laju pertumbuhan ekonomi yang pesat oleh peruahaan dalam
setiap aktivitas perusahannya. Apalagi jumalah BUMN di Provinsi Banten tidak
sedikit terdapat 32 BUMN. Seharusnya jumlah tersebut dapat menurunkan jumlah
kemiskinan yang signifikan.
Selain itu terdapat kasus gizi buruk yang menempatkan Banten kedalam
peringkat ketiga di Indonesia, data dari Dinas Kesehatan Banten menyatakan
sebanyak 60.893 balita di Banten mengalami gangguan masalah gizi dan
sebanyak 7.213 balita diantaranya mengalami gizi buruk dan 53.680 balita lainnya
kekurangan gizi (data tahun 2013).6 Dari kedua uraian diatas seharusnya dengan
adanya CSR tingkat kemiskinan dan gizi buruk di Provinsi Banten menurun
secara signifikan. Dalam hal ini CSR BUMN di Provinsi Banten ikut andil untuk
mengatasi hal tersebut, hal ini dikarenakan BUMN merupakan seluruh atau
sebagian sahamnya dimiliki oleh negara. Oleh karena itu memiliki andil dalam
membantu pemrintah daerah mengtasi permasalahan tersebut.
Cakupan wilayah di bagi menjadi 4 kategori ring. Yaitu (Kategori Ring 1),
merupakn wilayah yang terkena dampak penting dan langsung dari kegiatan
55 www.Banten.BPS.go.id. pukul 23.30
6 www.menkokesra.go.id. Pukul 23.30
8
perusahaan. (Kategori Ring 2), wilayah yang terkena dampak penting dan tidak
langsung dari kegiatan perusahaan. (Kategori Ring 3), wilayah yang terkena
dampak tidak penting dan tidak langsung dari kegiatan perusahaan. (Kategori
Ring 4), wilayah diluar operasi perusahaan. Sebagian besar BUMN di Provinsi
Banten memandang ring sebagai patokan pelaksanaan dari PKBL. Akibatnya
pelaksanaan CSR tersebut tidak merata atau tidak menyeluruh. Masih ada
sebagian wilayah di Provinsi Banten yang belum tersentuh oleh aktivitas CSR.
salah satunya Kecamatan Kasemen, berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan terhadap narasumber menyatakan bahwa Kecamatan Kasemen belum
tersentuh dengan aktivitas CSR, hal ini dikarenakan sebagian perusahaan
memandang bahwa yang mendapatkan CSR perioritas merupakan masyarakat
lingkungan perusahaan. Karena letaknya yang jauh dari perusahaan-perusahan
yang ada di Banten baik BUMN maupun swasta,Kecamatan Kasemen luput dari
perhatian aktivitas CSR.
Seharsunya pelaksanaan CSR dapat tersebar kepada seluruh wilayah yang
ada di Banten, bukan hanya lingkungan sekitar perusahaan. Lingkungan sekitar
perusahaan memang menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan CSR akan tetapi
bukan berati melupakan wilayah lain yang juga memiliki keterbatasan. Ikut
andilnya BUMN di Provinsi Banten dalam membantu pemerintah daerah
menanggulangi masalah-masalah tersebut sangat dibutuhkan.
Pada pertengahan tahun 2012 Mentri BUMN Dahlan Iskan meminta agar
BUMN tidak lagi mengelola CSR atau dalam BUMN disebut PKBL. Langkah ini
9
diambil dikarenakan melihat kemampuan dan sistem PKBL di lingkungan BUMN
yang lemah, sehingga membuat program PKBL bermasalah dan tidak efektif.
“Saya minta tahun depan supaya dana ini disalurkan oleh lembaga-
lembaga khusus yang berpengalaman dan profesional, memiliki kapasitas, SDM,
dan reputasi untuk mengenai hal tersebut. Sehingga BUMN tidak lagi mengurusi
itu (PKBL),” ungkap Dahlan di Jakarta, Selasa (19/6/2012)”7
Pernyataan tersebut sejalan dengan belum menurunnya tingkat kemiskinan
dan juga gizi buruk serta cakupan wilayah yang belum menyeluruh yang terjadi di
Provinsi Banten. Hal ini membuktikan bahwa kinerja CSR pada BUMN di
provinsi Banten belum maksimal.
Mengenai pernyataan tersebut sampai saat ini pengelolaan PKBL di
BUMN provinsi Banten masih dikelola sendiri. Belum adanya peraturan yg
tertulis mengenai hal tersebut membuat BUMN di provinsi Banten masih
mengelola PKBL sendiri. Bukan hanya itu banyak pertimbangan atas dasar
pengalihan pengeloalaan PKBL tersebut, salah satunya CSR atau dalam BUMN
disebut dengan PKBL merupakan salah satu bentuk pencitraan dari tiap
perusahaan, bagaimana suatu perusahaan mendapatkan legitimasi (pengakuan)
dari masyarakat untuk perusahaannya dan mendukung aktivitas dari perusahaan
itu sendiri. Jika CSR dikelola oleh pihak lain maka bagaimana suatu perusahaan
bisa mendapatkan legitimasi masyarakatnya.
7 Finance.detik.com . Pukul 23:27
10
Kinerja sendiri merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan
kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan
kontribusi pada ekonomi (Armstrong dan Baron, 19985).8 Artinya adalah kinerja
merupakan tentang bagaimana melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut. Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mngetahui
apakah kinerja berjalan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil
kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun 8 indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR yaitu
Leadership (Kepemimpinan), Proporsi Bantuan, Transparasi dan Akuntabilitas,
Cakupan Wilayah (coverage Area), Perencanaan dan mekanisme monitoring dan
evaluasi, Pelibatan Stakeholder (Stakeholder Enggagement), Keberlanjutan
(Sustainability), Hasil Nyata (Outcome).
Dalam hubunganya dengan manajemen public relation, kinerja merupakan
bagian dari manejemen PR itu sendiri, tidak hanya itu kinerja juga dapat menjadi
tolak ukur keberhasilan manajemen PR dalam menjalankan prinsip-prinsip fungsi
manajemen PR itu sendiri. Salah satunya public yang baik manciptakan penilaian
kinerja yang baik, pengakuan dan penghargaan secara umum menguntungkan
organisasi, khususnya mampu memelihara pelaksanaan komunikasi yang baik
dengan publik sasarannya untuk membangun kinerja, pengakuan dan penghargaan
umun dan menguntungkan.9 Pengukuran kinerja CSR dapat membantu PR dalam
8Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta. PT. Grafindo Persada. Hal 7
9 Ruslan, Rosadi. Opcit. Hal 20
11
proses keberhasilan manajemen PR itu sendiri dalam melaksanakan aktivitas
CSR. Hasil dari kinerja CSR itu yang akan mengukur baik buruknya pandangan
publik terhadap perusahaan.
Oleh karena itu dengan adanya uraian diatas maka dalam hal ini peneliti
ingin mengatahui seberapa besar kinerja Coorporate social responsibility pada
BUMN di provinsi Banten. Dalam penelitian ini peneliti berfokus kepada BUMN
yang berada di wilayah Banten. Dikarenakan di wilayah Banten terdapat beberapa
BUMN besar yang berpengaruh terhadap pendapatan negara dan juga Provinsi
Banten terjangkau oleh peneliti. Adapun responden dari penelitian ini merupakan
seluruh BUMN yang ada diprovinsi Banten sebanyak 32 BUMN yang ada
diprovinsi Banten. Akan tetapi tidak semua BUMN memiliki kantor pelayanan di
wilayah Banten.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah ;
“Seberapa besar kinerja coorporate social responsibility pada BUMN
di Provinsi Banten?”
12
1.3 IDENTIFIKASI MASALAH
Dari perumusan masalah di atas tersebut, maka masalah yang akan
diteliti di identifikasikan sebagai berikut :
1. Seberapa besar tingkat pemahaman pegawai divisi program kemitraan dan
bina lingkungan (PKBL) terhadap CSR?
2. Seberapa besar kinerja coorporate social responsibility pada BUMN di
Provinsi Banten?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman pegawai
divisi program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) terhadap CSR.
2. Untuk dapat mengetahui seberapa besar kinerja coorporate social
responsibility pada BUMN di Provinsi Banten.
13
1.5 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi
pengembangan ilmu komunikasi khususnya bidang kehumasan untuk
pengembangan ilmu coorporate sosial responsibility (CSR).
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan yang
berguna bagi BUMN yang ada di Provinsi Banten. Dalam pelaksanaan
program CSR dibutuhkan pemahaman yang sesuai mengenai program
CSR dan juga kematangan dalam pelaksanaan program CSR tersebut.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam
komunikasi. Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian
informasi, id-ide, diantara para anggota organisasi secara timbal balik dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya
komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar
pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara
lebih terperinci.
Goldhaber memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai berikut :
“Organizational communications is the process of creating and
exchanging messages within a network of interdependent relationship to cope
with environmental uncertainly.”10
10 Ibid hal 67
14
15
Atau dengan kata lain komunikasi organisasai adalah proses mencipakan
dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah.
Dalam definisi ini mengandung tujuh konsep kunci dari komunikasi
organisasi yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan
dan ketidakpastian.
a) Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dianamis yang
menciptakan saling menukar pesan antar anggotanya. Kerana gejala
menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak
ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
b) Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Dalam komunikasi
organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh
organisasi. pesan dalam organisasi dapat di dilihat menerut beberapa
klasifikasi.
Pengklasifikasian pertama yaitu pesan menurut bahasa, dapat pula
dibedakan atas pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal seperti surat,
16
memo, pidato, percakapan, dll. Sedangkan pesan non verbal merupakan
pesan yang tidak diucapkan atau tidak ditulis seperti, bahasa gerak badan,
sentuhan, nada suara, ekspresi wajah dan sebagainya.
Pengklasifikasian yang kedua berdasarkan penerima yang
diharapkan, dapat pula dibedakan atas pesan internal dan eksternal. Pesan
internal khusus dipakai oleh karyawan dalam organisasi misalnya memo,
buletin, dan rapat-rapat. Sedangkan yang dimaksud dengan pesan eksternal
adalah untuk memenuhi kebutuhan organisasi sebagai sitem terbuka yang
berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat umum misalnya iklan dan
usaha hubungannya dengan masyarakat.
Pengklasifikasian yang ketiga berdasarkan menurut bagaimana
pesan itu disebarluaskan atau metode difusi. Kebanyakan komunikasi
organisasi disebarluaskan dengan menggunakan perangkat keras dang
perangkat lunak. Yang termasuk kepada perangkat keras yaitu telepon,
teleks, radio, video, komuputer dan sebagainya. Sedangkan pesan yang
menggunakan metode perangkat lunak tergantung kepada kemampuan dan
keterampilan dari individu terutama dalam berfikir, menulis, berbicara dan
mendengar agar dapat berkomunikasi satu sama lain.
Pengaklasifikasian yang terakhir adalah berdasarkan tujuan dari
pada pengiriman dan penerimaan pesan. Atau dengan kata lain mengapa
pesan dikirim dan diterima dajam organisasi. Ada tiga alasan umum bagi
17
arus pesan dalam organisasi yaitu yang berkenaan dengan tugas-tugas
dalam organisasi, pemeliharaan organisasi dan kemanusiaan.
c) Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki
posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. ciptaan dan pertukaran
pesan dari oarang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan
kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini
mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan
organisasi.
Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus
pesan, dan isi dari pesan.
d) Keadaan Saling Tergantung
Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan
saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi
sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu
bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh
terhadap bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sitem
organisasi.
18
e) Hubungan
Konsep kunci yang kelima dari komunikasi organisasi adalah
hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sitem terbuka, sistem
kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada
tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalanya pesan
dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.
Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang
memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat
dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Sikap, skil, moral dari seorang
pengawas misalnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang
bersifat organisasi.
Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang
sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai kepada
hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok
kecil, maupun besar, dalam organisasi.
f) Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial
yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu
dalam suatu sistem. Lingkunagn ini dapat dibedakan atas lingkungan
internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah karyawan, staf,
golongan fungsional dari organisasi, dan komponen organisasi lainnya.
19
Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan,
saingan dan tekhnologi.
g) Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini
organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan
suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas
yang kompleks dengan integrasi yang tinggi.
Ketidakpastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu
banyaknya informasi yang diterima dari pada sesungguhnya diperlukan
untuk menghadapi lingkungan mereka. Oleh karena itu salah satu urusan
utama dari komunikasi organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa
banyaknya informasi yang diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian
tanpa informasi yang berlebihan. Jadi ketidakpastian dapat disebabkan
oleh terlalu sedikit informasi yang diperlukan dan juga karena terlalu
banyak yang diterima.
20
2.2 Public Relations
Public Relations terdiri dari dua kata yaitu “Public” dan Relations. Istilah
“public” daalam bahasa indonesia yaitu “publik” di artikan sebagai sekelompok
orang yang mempunyai minat yang sama dan perhatian yang sama terhadap suatu
hal. Sedangkan “relations” berarti hubungan-hubungan sehingga jika digabungkan
pengertian Public Relations diartikan sebagai hubungan-hubungan antara publik.
Namun hal tersebut merupakan pengertian dari asal katanya saja. Sedangkan
menurut Public Relations News adalah :
“Public Relations is the management function which evaluates publik
attitudes indentifies the policies and procedures of an individual or an
organization with the public interest and executes a program of action to
earn public understanding and acceptance.”( publik relations adalah
fungsi manajemen yang menilai sikap publik menyatakan kebijaksanaan
dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik,
dan melaksanakan program kerja untuk memperoleh pengertian dan
pengakuan dari publiknya).11
Public relations sangat erat kaitannya dengan manajemen dimana public
relations mempunyai fungsi yang melekat dengan kegiatan manejemen, artinya
jika ada suatu sistem manajemen sudah pasti didalamnya terkandung kegiatan
Public Relations yang memfungsikan manajemen tersebut.
Sebagai fungsi manajemen, Public Relations berarti mempunyai kontribusi
yang sangat penting untuk membantu melancarkan kegiatan manajemen terutama
dalam membantu hal-hal yang berhubungan dengan upaya untuk menilai sikap
publik terhadap organisasinya. Untuk itu Public Relations dituntut harus dapat
11 Neni Yulianita, Dra. MS. Dasar – dasar Public Relations. Hal 25
21
menyatakan kebujaksanaan kepada publiknya sesuai keputusan mnajemen
organisasi, dimana fungsi itu dilakukan atas dasar kepentingan publiknya. Karena
pada prinsipnya seorang PR harus dapat memengetahui dan menanggapi sikap
publiknya dengan cara mengatur dan menekankan tanggung jawab manajemen
guna melayani kepentingan publiknya. Untuk itu seorang PR harus benar-benar
tahu kebijakan-kebijakan apa saja yang sudah diputuskan oleh organisasi dan
selanjutnya harus dapat disampaikan kembali kepada publiknya. Untuk
mendapatkan pengertian serta pengakuan dari publik terhadap organisasi, seorang
PR harus dapat membuat program kerja yang dapat diterima oleh publiknya.
Berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Public Relations News, definisi
yang dikatakan oleh Frank Jefkins yaitu :
“ Publik Relations consist of all communications of planned
communication. Outwards and inwards, between an organization and its
publics for the purposes of achieving spesific objektives concerning
mutual understanding”. (Public Relations merupakan keseluruhan bentuk
komunikasi yang terencana. Baik itu keluar maupun kedalam, yakni
antara suatu organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan
yang spesifik atas dasar adanya saling pengertian).12
Dari pengertian diatas dapat dijabarkan bahwa pada prinsipnya public
relation merupakan bagian dari komunikasi, dimana komunikasi ini tekanannya
adalah pada komunikasi organisasi yang sasaran komunikasinya adalah untuk
publik didalam organisasi dan publik didalam organisasi. Dimana landasan dari
hal tersebut adalah adanya saling pengertian diantara keseluruhan publik yang
12 Ibid. Hal 33
22
berkepentingan terhadap organisasi tersebut. Dengan adanya saling pengertian
itulah dapat mencapai tujuan yang spesifik.
Tujuan dari PR ialah untuk menciptakan, memelihara, meningkatkan dan
memperbaiki citra organisasi dimata publik yang disesuaikan dengan kondisi-
kondisi pada publik yang bersangkutan.13
Sedangkan jika dilihat dari fungsinya
menurut Canfield yaitu :
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
organisasi
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik,
baik publik ekternal maupun internal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi.
d. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum. 14
Fungsi PR diatas lebih menekankan tentang PR sebagai jembatan
penghubung antara perusahaan dan publik yang berkaitan dengan kepentingan
perusahaan , baik itu eksternal maupun internal.
Untuk memahami fungsi PR tersebut memerlukan peranan PR yang
sesuait dengan fungsinya. Menurrut Dozier & Broom, 1995. Peranan PR di bagi
menjadi empat kategori, yaitu :
13 Ibid. Hal 43
14 Ibid. Hal 50
23
1. Penasihat Ahli
Seorang praktisi PR yang berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam
penyelesaian masalah dengan publiknya.
2. Fasilitator Komunikasi
Dalam fasilitator komunikasi, praktisi PR sebagai
komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen
dalam hal untuk mendengarkan apa yang diinginkan dan
diharapkan oleh publiknya. Di sisi lain praktisi PR juga di tuntut
untuk mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan serta
harapan organisasi kepada pihak publiknya. Dengan adanya
komunikasi timbal balik tersebut diharapkan adanya saling
pengetian, saling mempercayai, menghargai, medukung dan
adanya toleransi yang baik dari kedua pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah
Hal ini membantu pimpinan organisasi baik seb gai
penasihat(adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi
(keputusan) persoalan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang
tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
24
4. Teknisi Komunikasi
Peranan teknisi komunikasi menjadikan praktisi PR sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
komunikasi. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari
masing-masing tingkatan, yaitu secara teknis kommunikas, baik
arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat
pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat
atasan. 15
Dari ke empat peranan Public Relations diatas, dapat terlihat mana yang
berperan dan berfungsi pada tingkatan manajerial skill, keterampilan hubungan
antaraindividu dan keterampilan teknis dalam manajemen humas. Peran publik
Relation diharapkan dapat menjadi “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” top
manajemen dalam organisasi atau lembaga.
2.2.1 Manajemen Public Relations
Public Relations sesungguhnya sebagai alat manajemen modern secara
struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi.
Artinya PR bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan atau
organisasi tersebuat alias bersifat melekat pada manajemen perusahaan. Hal ini
menjadikan PR dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik antara
15 Rosady Ruslan, 2008. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi
dan Aplikasinya. Jakarta. PT. Rajagrafindo. Hal 20
25
organisasi dengan publiknya. Peranan ini sangat menentukan sukses atau tidaknya
misi, visi dan tujuan dari organisasi tersebut.
Peranan PR dalam manajemen suatu organisasi terlihat dengan adanya
beberapa aktifitas pokok kehumasan yaitu :
1. Mengevaluasi sikap atau opini publik.
2. Mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi dengan
kepentingan publiknya.
3. Merencanakan dan melaksanakan penggiatan aktivitas PR.16
Sedangkan pengertian manajemen PR itu sendiri menurut MC. Elreath,
(Managing Systematic and Ethical Public Relations, 1993, Madison, Wisconsin :
Brown & Mark adalah :
“Managing public relations means researching, planning, implementing
and evaluating an array of communications activities sponsored by the
organization; from small grup meetings to international satellite linked
pree conference, from simple brochures to multimedia national
campaigns, from open house to grassroots political campaigns, from
public services announcement to crisis management.”17
Artinya manajemen humas bererti penelitian, perencanaan, pelaksanaan
dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi;
mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers
internasional via satelit,dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional malalui
multi media, dari menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik,
dari pengumuman pelayanaan publik hingga menangani kasus manajemen krisis.
16 Ibid hal 21
17 Ibid hal 31
26
Adapun fungsi dan tanggung jawab manajemen PR yaitu untuk
membangun suatu yang menguntungkan bagi terciptanya hubungan baik antara
organisasi dengan publik sasarannya, dan melalui tanggung jawab tersebut
merupakan ukuntabilitas bagi fungsi PR terhadap organisasinya. Berkaitan dengan
fungsi PR pengaruh yang utamanya berkaitan dengan „hubungan tiga dasar
prinsip-prinsio fungsi manajemen publik relations yaitu :
a. Tujuan aktifitas fungsi public relations adalah untuk mengembangkan dan
memelihara hubungan sosial dan lingkungan hidup yang baik sesuai
dengan tujuan terbaik dari pihak organisasi yang dapat meningkatkan
kemakmuran bersama. Artinya tanggung jawab sosial manajemen public
relations untuk mengarahkan bagi keputusan pimpinan perusahaan atau
organisasi untuk membantu pengembangan dan memelihara lingkungan
sosial yang menguntungkan kedua belah pihak.
b. Publik relations yang baik menciptakan penilaiaan hasil kinerja yang
baik, pengakuan dan penghargaan secara umum menguntungkan
organisasi. khususnya, mampu memelihara pelaksanaan komunikasi yang
baik dengan publik sasarannya untuk membangun kinera, pengakuan dan
penghargaan umum yang menguntungkan.
c. Keberadaan organisasi hanya tergantung dari penerimaan pihak publik
dan eksistensinya perusahaan tersebut dapat disesuaikan dengan hasil
kontribusi terhadap kepentingan sosial sebagaimana pandangan yang
sama dengan masyarakat sekitar. Artinya tergantung kemampuan
manaemen public relations untuk menetapkan keputusan untuk
meyakinkan kegiatan organisasi selalu memeprhatikan keseimbangan
antara tujuan meraih keuntungan dan perhatian kepentingan publik di
lain pihak. Ross (1977:50) berpendapat bahwa good public relations
perceptions is sensing a situation or experience correcly from a public
relations viewoint ( persepsi yang baik adalah memiliki perasaan
terhadap pandangan suatu situasi atau pengalaman secara tepat).18
Fungsi utama dari manajemen public relations adalah mengevaluasi dan
mengantisipasi efek dari setiap tujuan usulan , kebijakan , perencanaan dan
kepentingan kegiatan pihak organisasi dengan pihak publiknya. Dalam hal ini
18 Ibid hal 40
27
artinya manajemn PR harus berupaya apakah usulan tersebut dilaknsanakan
dengan baik, serta metode yang digunakan tepat serta efectif dari sudut pandang
tindakan publik relations.
2.3 Coorporte Sosial Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Magnan & Ferrel (2004)
merupakan “ A business acts in socially responsible manner when its desicion
and account for and balance diverse stake holder interest.”19
Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara
seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap
keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku
yang secara sosial bertanggung jawab.
Sedangkan Elkington (1997) mengemukakan bahwa sebuah perusahaan
yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada
peningkatan kualitas perusahaan (profit); masyarakat, khususnya komunitas
sekitar (people); serta lingkungan hidup (planet bumi).20
Tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun ke
luar (eksternal) perusahaan. Ke dalam, tanggung jawab ini diarahkan kepada
pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Perusahaan harus
berjuang keras untuk memperoleh laba yang optimal dalam jangka panjang serta
19 A.B.Susanto. 2009. Reputation - Driven, CSR. Erlangga . Jakarta. Hal 10
20 Ibid. hal. 11
28
senantiasa mencari peluang bagi pertumbuhan dimasa depan dan juga perusahaan
harus mengoptimalkan profitabilitas sebagai upaya timbal balik kepada pemegang
saham yang telah menginvestasikan sumber daya yang mereka punya guna
mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan. Selain itu, tanggung jawab
sosial juga diarahkan kepada karyawan yang telah memberikan kontribusi, bekerja
keras dan berkorban demi kesuksesan perusahaan. Oleh karenanya perusahaan
dituntut untuk memberikan kompensasi yang adil serta memberikan peluang
pengembangan karir bagi karyawannya.
Ke luar, tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran perusahaan
sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi
kepentingan generasi mendatang.
Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan
perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan
diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham,
mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan
pengembangan usaha dimasa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah.
Dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar,
perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan
demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang.
Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana.
Manajemen bencana disini bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada
29
korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian dampak
bencana melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif
untuk meminimalisir bencana.
Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan
aktivitas-aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan
kompetensi yang dimiliki diberbagai bidang. Kompetensi yang meningkat ini
pada gilirannya diharapkan akan mampu dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas
hidup masyarakat. Jadi, dengan menjalankan tanggung jawab sosialnya,
perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun
juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Pemahaman yang baik menenai CSR merupakan dasar bagi pelaksanakaan
CSR itu sendiri. Jika pemahamnnya baik maka berpengaruh kepada penilaian
suatu kinerja CSR itu sendiri. Dharma (2005) menyatakan bahwa penilaian
kinerja didasarkan pada pemahaman, pengetahuan, keahlian, kepiawaian dan
prilaku yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan
analisis tentang atribut perilaku seseorang sesuai kriteria yang ditentukan untuk
masing-masing pekerjaan.21
21 Surya Dharma. 2012. Manajemen Kinerja. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Hal 45
30
Adapun 8 indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR yaitu :
1. Leadership (Kepemimpinan)
a. Program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan
dukungan dari top management perusahaan.
b. Terdapat kesadaran filantropik dari pimpinan yang menjadi
dasar pelaksanaan program.
2. Proporsi Bantuan
CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran
saja, melainkan juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya
apabila areanya luas, maka anggarannya harus lebih besar. Jadi
tidak dapat dijadikam tolak ukur, apabila anggaran besar pesti
menghasilkan program yang bagus.
3. Transparasi dan Akuntabilita
a. Terdapat laporan tahunan (annual report)
b. Mempunyai mekanisme audit sosial dan finansial dimna
audit sosial terkait dengan pengujian sejauhmana program-
program CSR telah dapat ditujukam secra benar sesuai
kebutuhan masyarakat, perusahaah mendapatkan umpan
balik dari masyarakat secara benar dengan melakukan
interview dengan para penerima manfaat.
31
4. Cakupan Wilayah (coverage Area)
Terdapan identifikasi penerima manfaat secara tertib dan
rasional berdasarkan skala prioritas yang telahditetuka.
5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi
a. Dalam perencanaan perlu ada jaminan untuk melibatkan
multi-stakeholder pada setiap siklus pelaksanaan proyek
b. Terdapat kesadaran untuk memperhatikan aspek-aspek
lokalitas (lokal wisdom), pada saat perencanaan ada
kontribusi pemahaman, dan penerimaan terhadap budaya-
budaya lokal yang ada.
6. Pelibatan Stakeholder (Stakeholder Enggagement)
a. Terdapat mekanisme koordinasi reguler dengan
stakeholder. Utamnya masyarakat
b. Terdapat mekanisme yang menjamin pertisipasi masyarakat
untuk dapat terlibat dalam siklus proyek.
7. Keberlanjutan (Sustainability)
a. Terjadi alih peran dari korrporate ke masyarakat
b. Tumbuhnya rasa memiliki (sense of blonging) program dan
hasil program pada diri masyarakat, sehingga masyarakat
dapat ikut andil dalam menjaga dan memelihara program
dengan baik.
32
c. Adanya pilihan partner program yang bisa menjamin bahwa
tanpa keikutsertaan perusahaan, program bisa tetap
dijalankan sampai selesai dengan parner tersebut.
8. Hasil Nyata (Outcome)
a. Terdapat dokumentasi hasil yang menunjukan
berkurangnya angka kesakitan dan kematian (dalam bidang
kesehatan), atau berkurangnya angka buta huruf dan
meningkatnya kemampuan SDM (dalam bidangpendidikan)
atau parameter lainnya sesuai dengan bidang CSR yang
dipilih oleh perusahaan.
b. Terjadinya perubahan pola pikir masyarakat
c. Memberikan dampak ekonomi masyarakat yang dinamis
d. Terjadi penguatan komunitas (community empowerment).22
Fajar mengatakan bahwa perilaku para pengusaha dalam melaksanakan
CSR pun beragam, dari kelompok yang sama sekali tidak melaksanakan sampai
kelompok yang menjadikan CSR sebagai inti (core value) dalam menjalankan
usahanya. Menurutnya pengusaha dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
A. Kelompok Hitam, adalah mereka yang tidak melakukan praktik
CSR sama sekali. Mereka hanya menjalankan bisnis semata-mata
hanya untuk kepentingan sendiri dan sama sekali tidak
22 Dwi Kartini. Corporate Sosial Responsibility. 2009. PT. Refika Aditama. Bandung. Hal
54
33
mementingkan aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya bahkan
tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya.
B. Kelompok Merah, adalah meraka yang mulai melaksanakan
praktik CSR, tetapi hanya memandangnya sebagai komponen biaya
yang akan mengurangi keuntungannya. Aspek lingkungan, sosial
serta kesejahteraan masyarakat baru diperhatikan setelah adanya
desakan. Kelompok ini termasuk kedalam kelompok satu yang
mendapatkan tekanan dari stakeholdernya yang kemudian dengan
terpaksa memeprhatikan isu lingkungan, sosial dan kesejahteraan
masyarakat.
C. Kelompok Biru, adalah mereka yang menganggap praktik CSR
akan memberi dampak positif terhadap usahanya dan menilai CSR
sebagai investasi, bukan biaya. Perusahaan yan termasuk kedalam
kelompok ini melaksanakan CSR secara sukarela dan sungguh-
sungguh.
D. Kelompok Hjiau, adalah merupakan kelompok yang sepenuh hati
melaksanakan praktik CSR. Mereka menempatkan CSR sebagai
inti dan menganggap sebagai suatu keharusan bahkan kebutuhan
dan menjadikannya sebagai modal sosial. Oleh karena itu mereka
meyakini, tanpa melaksanakan CSR mereka tidak memiliki modal
yang harus dimiliki dalam manjalankan usaha meraka. Kelompok
ini tidak sjaa mendapatkan citra positif, tetapi juga kepercayaan,
34
dari masyarakat selalu siap membela keberlanjutan usaha keompok
ini.23
Arus globaisasi telah memicu dinamika lingkungan usaha ke arah semakin
liberal, sehingga mendorong setiap pembisnis melakukan perubahan pola usaha
melalui penerapan nilai-nilai yang ada dalam prinsip Good Corporate
Govermence (GCG). Berdasarkan pertimbangan nilai dan prinsip GCG, dalam
rangka meningkatkan citra dan reputasi dan sebagai upaya untuk menunjang
kesinambungan investasi, setiap pembisnis memerlukan tiga hal, yaitu :
1. Adil (fair) kepada seluruh stakeholder(tidak hanya kepada
Shareholder).
2. Proaktif, berperan sebagai egent of change dalam pemberdayaan
masyarakat didaerah operasi.
3. Efisien, berhati-hati dalam pengeluaran biaya yang sia-sia,
terutama untuk penyleesaian masalah yang timbul dengan
stakeholder fokus sekitar daerah operasi. 24
Berdasarkan sifatnya, pelaksanaan program CSR dapat dibagi dua, yaitu :
1. Program pengembangan masyarakat (Comunity Devleopment)
2. Program pengembangan hubungan atau relasi dengan publiknya
(Relations Development)25
Sasaran dari program CSR (CD dan RD) adalah : pemeberdayaan SDM
lokal (pelajar, pemuda, dan mahasiswa), pemberdayaan ekonomi masyarakat
sekitar daerah operasi, pembangunan faslitas sosial atau umum, pengembangan
kesehatan masyarakat, dan sosial budaya.
23 Kadar Nurjaman& Khaerul Umam, Khaerul. 2012. Komunikasi dan Public Relations.
Bandung. Pustaka Setia. Hal 129
24 Ibid hal 130
25 Ibid hal130
35
2.4 Teori Stakeholder
Perusahaan tidak hanya sekedar bertanggung jawab terhadap para pemilik
(Shareholder) sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser menjadi lebih luas
yaitu pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholder), selanjutnya disebut
tanggung jawab social (Social responsibility). Fenomena seperti ini terjadi, karena
adanya tuntutan dari masyarakat akibat negative externalities yang timbul serta
ketimpangan social yang terjadi (Harahap, 2002) dalam buku Nor Hadi (2011,93).
Untuk itu,tanggung jawab perusahaan yang semula hanya di ukur sebatas pada
indicator ekonomi (economic focused) dalam laporan keuangan, kini harus
bergeser dengan memperhitungkan factor-faktor social (social dimentions)
terhadap stakeholder, baik internal maupun external.
Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun external yang
memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat
langsung maupun tidak langsung oleh peruasahaan.
Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun external,
seperti : pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan
internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya ), lembaga
pemerhati lingkungan , para pekerja lingkungan perusahaan, kaum minoritas dan
lain sebagainya yang keberadaannya sangat menpengaruhi dan dipengaruhi
perusahaan.
Hummels (1998) dalam buku Nor Hadi (2011,94)
“…..…..(stakeholder are) individuals and group who have
legitimate claim on the organization to participate in the decision making
36
prosess simply because they are affectet by the organization‟s practices,
policies and actions.”
Batasan stakeholder tersebut di atas mengisiaratkanbahwa perusahaan
hendaknya memperhatikan stakeholder, karna mereka adalah pihak yang
mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas
aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan
tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan
dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder.
Jones, Thomas dan Andrew (1999) dalam buku Nor Hadi (2011,94)
menyatakan bahwa pada hakikatnya stakeholder theory mendasarkan diri pada
asumsi, antara lain :
1. The corporation has relationship with many constituenty groups
(stakeholder) that effect and are affected by its decisions (Freeman, 1984).
2. The theory is concerned with nature of these relationship in termsof both
processes and autcomes for the firm and its stskeholder.
3. The interest of all (legitimate) stakeholder have intrinsic value, and no set
of interest is assumend to dominate the others (Clakson, 1995; Donaldson
dan Preston 1995).
4. The theory focuses on managerial decisison making (Donaldson dan
Preston 1995).
Berdasarkan pada asumsi dasar stakeholder theory tersebut, perusahaan
tidak dapat melepaskan diri dengan lingkungan social (social setting) sekitarnya.
Perusahaan perlu menjaga legitimasi stakeholder serta mendudukkananya dalam
37
kerangka kebijakan danpengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung
dalam pencapaian tujuan perusahaan, yaitu usaha dan jaminan going concern
(Adam.C.H, 2002) dalam buku Nor Hadi (2011,95).
Esensi teori stakeholder tersebut di atas jika ditarik interkoneksi denagan
teori legitimasi yang mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya mengurangi
expectation gap dengan masyarakat (pulik) sekitar guna meningkatkan legitimasi
(pengkuan) masyarakat, ternyata terdapat benang merah . Untuk itu,perusahaan
hendaknya menjaga reputasinya yaitu dengan menggeser pola orientasi (tujuan)
yang semula semata-mata di ukur dengan economicmeasurement yang cenderung
shareholder orientation, kearah memperhitungkan factor social (social factors)
sebagai wujud kepedulian dan keberpihakan terhadap masalah social
kemasyarakatan (stakeholder orientation).
2.5 Kerangka Teori
Diera ini CSR telah menjadi bahan perbincangan dikalangan pebisnis.
Sering dengan ditetapkannya UU No. 40 tahun 2007, diatur mengenai tanggung
jawab sosial yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi
perseroan itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya.
Peraturan tersebut membuat banyak perusahaan yang melaksanakan CSR dan
membuat CSR semakin berkembang. Akan tetapi pemahaman tentang konsep
CSR masih beragam, banyak perusahaan yang kini memahami CSR hanya
38
sekadar kegiatan yang sifatnya insidental, seperti pemberian bantuan untuk korban
bencana dan bentuk sumbangan yang lainnya.
BUMN merupakan perusahaan yang sebagian atau sepenuhnya milik
negara. Hal ini menjadikan BUMN menjadi sorotan utama dalam pelaksanaan
CSR. Bentuk perhatian BUMN terhadap csr di tunjukan dalam suatu peraturan
kementrian BUMN dalam PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang
Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan. Secara umum program PKBL dibagi dalam dua program besar
yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan
terkait dengan pengembangan ekonomi mikro. Sedangkan Program Bina
Lingkungan meliputi bantuan untuk bencana alam, pendidikan/pelatihan,
peningkatan kesehatan, prasarana/sarana umum, sarana ibadah dan pelestarian
lingkungan.
Seiring dengan berjalannya pelaksanaan CSR di indonesia banyak kesalah
pahaman tentang pengertian CSR itu sendiri. Masih banyak yang menganggap
CSR adalah CSR hanya menonjolkan aspek sosial semata, Organisasi CSR Cuma
Tempelan, atau CSR hanya bersifat kosmetik bagi citra perushaan. Program
PKBL sebenarnya sudah terkemas dengan baik dalam peraturan kementrian
tersebut, akan tetapi kurang tersorotnya program-program yang berjalan
menjadiakan kurangnya pegawasan pula terhadap program PKBL tersebut. Bukan
hanya itu pernyataan dari Mentri BUMN sendiri pada pertengahan tahun 2012
39
yang menyatakan untuk BUMN tidak lagi menelola CSR atau pkbl menjadikan
pertanyaan, seberapa besar kinerja CSR itu sendiri di dalam BUMN.
Dalam teori stakeholder diasumsikan bahwa perusahaan tidak dapat
melepaskan diri dari lingkungan sosial sekitarnya. Oleh karena itu hendaknya
suatu perusahaan mengurangi gap dengan publik sekitar guna meningkatkan
pengakuan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggeser pola
orientasi yang semula semata-mata di ukur dengan economic meansurement yang
cenderung shareholder oriantations, kearah memeperhitungkan faktor sosial
sebagai wujud kepedulian dan keberpihakan terhadap masalah sosial
kemasyaraktan. Ini lah yang harusnya menjadi menjadi dasar dari pelaksanaan
CSR.
40
Gambar 2.1 kerangka teori
Sumber
Diambil dari Dwi Kartini
Dalam buku Coorporate Sosial Responsibility
CSR
BUMN
Pemahaman
tentang CSR
Indikator kinerja kunci dalam
implementasi CSR
1. Leadership (kepemimpinan)
2. Proporsi Bantuan
3. Transparasi dan Akuntabilitas
4. Cakupan Wilayah
5. Perencanaan dan Mekanisme
Monitoring dan Evaluasi
6. Pelibatan Stakeholder
7. Keberlanjutan (Sustainability)
8. Hasil Nyata (Outcome)
Teori Stakeholder
Manajemen PR
41
2.5 Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator
CSR 1. Pemahaman CSR
Sebagai sebuah faktor external
yakni usaha untuk berbasa-
basi untuk mendongkrak citra
perusahaan
Sebagai upaya untuk
memenuhi kewajiban
(compliance) atas aspek
regulasi, hukum, dan aturan
yang memaksa.
sebagai sebuah faktor internal
untuk mengimplementasikan
kegiatan CSR atas dasar
tanggung jawab perusahaan
terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
Community Development
(CD) sama dengang Corperate
social responsibility (CSR).
CSR menjunjjuka aspek sosial
semata.
CSR untuk perusahaan besar.
CSR dipisahkan dari bisnis inti
perusahaan.
CSR sepenhnya sukarela
2. Ukuran Kinerja
Kunci
Impementasi CSR
a. Leadership
(kepemimpinan)
Program CSR mendapatkan
dukungan dari top
management
Kesadaran filantropik dari
pimpinan yang menjadi dasar
pelaksanaan program
42
b. Proporsi Bantuan
c. Transparasi dan
Akuntabilitas
d. Cakupan Wilayah
e. Perencanaan dan
Mekanisme
Monitoring dan
Evaluasi
f. Pelibatan
Stakeholder
g. Keberlanjutan
(Sustainability)
Serapan maksimal sesuai
dengan area pelaksanaan CSR
Terdapat laporan tahunan
(annual report)
Mempuyai mekanisme audit
sosial dan finansial
Terdapat indentifikasi
penerima manfaat secara tertib
dan rasional berdasarkan skla
prioritas yang telah ditemtukan
Perlu ada jaminan untuk
melibatkan multistakeholder
pada setiap siklus pelaksanaan
proyek
Kesadaran untuk
memperhatikan aspek-aspek
lokalitas
Terdapat blue-print policy
yang menjadi dasar pelaksanna
program
Terdapat mekanisme
koordinasi reguler dengan
stakeholder, utamanya
masyarakat
Terdapat mekanisme yang
menjamin partisipasi
masyarakat untuk dapat
terlibat dalam siklus proyek
Terjadi alih peran dari
koorporat ke masyarakat
Tumbuhnya rasa memiliki
43
h. Hasil Nyata
(Outcome)
(Indikator Kinerja CSR,
Prof. Dr. Dwi Kartini)
program dan hasil program
pada diri masyarakat
Adanya pilihan partner
program
Terdapat dokumentasi hasil
yang menjukan berkurangnya
parameter sesuai dengan
bidang CSR yang dipilih
perusahaan
Terjadi perubahan pola pikir
perusahaan
Memberikan dampak ekonomi
masyarakat yang dinamis
Terjadi penguatan komunitas
(community empowerment)
44
2.7 Penelitian Sebelumnya
Nama
Judul
Universitas
Tahun
Ria mahdia fitri
Strategi
manajemen
humas PT. PLN
(persero) dalam
melaksanakan
CSR. (study
deskriptif
mengenai
pelaksanaan CSR
di PT. PLN
(pesero) di APBJ
Banten Utara,
( UNTIRTA)
(2010)
Boboy Ringgo
„
Pengaruh Corporate
Social Responsibility
terhadap sikap
masyarakat sekitar
PT. Nippon Seiki
(Study kasus di
kampung Putuy dan
Kalong)
( UNTIRTA)
(2012)
Salsabilla al fanny
zaen
Study komparasi
pelaksanaan CSR
pada BUMN di
provinsi Banten
(study pada 10
perusahaan di
serang-ciegon)
(UNTIRTA)
(2013)
Latar
Belakang
Masalah
- CSR sebagai
sebuah tanggung
jawab sosial yang
berhubungan
dengan publik
ekternal,
dibutuhkan
strategi
manajemen untuk
menciptakan
saling pengertian
dan rasa saling
memiliki, akan
tetapi selama ini
masih bnyak
masyarakat yang
kurang
mendukung
program CSR,
serta kepedulian
- Mengetahui
seberapa besar
pengaruh CSR
terhadap sikap
masyarakat sekitar
PT. Nippon Seiki.
- CSR merupakan
tanggung jawab
perusahaan yg diatur
dalam UUD, BUMN
merupakan salah
satu yang terekena
dampak langsung
pelaksanaan CSR
kerana merupakan
miik negara,
pemahaman
mengenai CSR
sangatlah penting
guna memeliki
kesamaan makna
dengan yg
dimaksudkan dalam
UUD. Kesamaan
makna penting untuk
diperhatikan guna
45
terhadap program
CSR pun masih
rendah.
keberhasilan dari
konsep CSR itu
sendiri.
Teori Teori strategi
manajemen dan
pertukaran sosial
Teori perubahan
kebudayaan
Teori peniti
penyambung renist
linkert
Metode Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif
Hasil
Penelitian
- proses fact
fiinding :
mengevaluasi dan
menyeleksi data
atau fakta dengan
terun langsung
kelapangan, serta
koordinasi dengan
instansi terkait.
- proses planning
:penandatanganan
dengan pihak
yang disurvey,
evaluasi data
- proses
communicating :
sosialisasi terpadu
kepada
masyarakata
aparat desa,
dengan
berkomunikasi
langsung antar
pribadi maupun
kelompok.
- proses
evaluating :
humas melakukan
pemantauan
secara teratur ke
lapangan dan
memantau
laporan
- Dari hasil peneitian
didapatkan hasil 66
untuk pilihan setuju ,
bahwa program CSR
merupakan salah
satu usaha untuk
menjalin hubungan
baik dengan
masyarakat
- pengaruh yang
ditunjukan antara
program CSR
dengan sikap
masyarakat 10,6 %
Ha = Ada
perbedaan pemahaman
serta pelaksanaan CSR
pada BUMN di provinsi
Banten
Ho = Tidak Ada
perbedaan pemahaman
serta peaksanaan CSR
pada BUMN di provinsi
Banten
46
adminitrasi
setoran bagi
program
kemitraan.
Kesimpula
n
Strategi
manajemen yang
dilakukan humas
PT. P.LN berjalan
dengan baik,
cukup efektif dan
efesien. Terbukti
dengan semakin
meningkatnya
animo masyarakat
tentang program
CSR serta adanya
perubahan sikap
masyarakat yang
menjadi ebih
pedui terhadap
asset PLN
- Setelah dilaksanakan
program CSR hubungan
dengan publik eksternal
semakin harmonis dan
terjain dengan baik.
- Citra perusahaan
menjadi baik yang
berimbas pada sikap
warga yang uga
menjadi lebih baik
- komunikasi dengan
warga menadi
harmonis dan lancar,
serta hubungan
dengan warga pun
menjadi harmonis
Kesamaan
pemahaman tentang
CSR sangat peting
untuk 10 BUMN
agar tercipta
keselarasan makna
serta pelakksanaan
CSR dan
meminimaisir
pemahamn yang
salah tentang CSR
47
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pengertian metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang
artinya cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja untuk memahami suatu subjek atau objek
penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Sedangkan
penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan
konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten.26
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodelogi penelitian
kuantitatif. Dimana riset kuantitatif menggambarkan atau menjelaskan suatu
masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.27
Dalam riset ini tidak terlalu
mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset hanya mementingkan
keluasan data sehingga data dapat dianggap sebagai representasi dari seluruh
populasi.
26 Rosady Ruslan. 2008. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada. Hal 24. 27
Rahmat Kriyantoro. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. PT. Kharisma
Putra Utama . Hal 57
47
48
Riset kuantitatif menuntut periset untuk bersikap obyektif dan
memisahkan diri dari data. Artinya periset tidak boleh membuat batasan konsep
maupun alat ukur data sekehandak dirinya sendiri. Riset harus obyektif dengan
diuji terlebih dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi
prinsip reabilitas dan validitas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana jenis riset ini
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, factual, dan akurat tentang fakta-
fakta dan sifat-sifat populasi/objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep
kerangka konseptual melalui kerangka konseptual (landasan teori). Periset
melakukan oprasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta
indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa
menjelaskan hubungan antara variabel.28
Sumardi suryabrata dalam metode penelitian mendefinisikan penelitian
jenis deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan
(deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti ini
penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-
mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis,
membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian
28 Rahmat Kriyantoro. Loc opcit. 2009. Hal 67
49
yang bertujuan untuk menemukan hal-hal terebut dapat mencakup juga metode-
metode desktiptif.29
Analisis deskriptif hanya memberikan gambaran mengenai objek
penelitian yaitu tentang penelitian mengenai kinerja CSR pada BUMN di Provinsi
Banten study pada seluruh BUMN di provinsi Banten”.
3.2 Teknik Penelitian
Berdasarkan pendekatan kuantitatif, maka dalam penelitian ini
menggunakan teknik survei. Survei adalah teknik penelitian dengan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh
informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi
tertentu.30
Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat
terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk
mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili
populasi secara spesifik
29 Sumardi Suryabrata. 2002. Metode penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta . Hal
76 30
Kriyantoro, Rahmat. Opcit. Hal 59.
50
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
.
1. Kuesioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.31
Angket dalam penelitian ini berupa pertanyaan tertulis yang
disebar kepada responden yaitu pegawai divisi humas pada BUMN
di provinsi Banten. Angket tersebut merupakan data primer yang
akan digunakan untuk menjawab masalah penelitian.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu berupa pengumpulan data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen atau literatur-literatur yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumentasi merupakan data
sekunder yang bersifat tercetak yang bertujuan untuk melengkapi
data tambahan penelitian.
31 Sugiyono. Opcit. Hal 142.
51
3.4 Populasi dan Sample
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber penelitian.32
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai divisi
program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) pada BUMN di provinsi Banten.
Jika di total seluruh pegawai divisi PKBL di BUMN provinsi Banten sebesar 167
orang.
Nama Perusahaan Jumlah
Pegawai
Nama Perusahaan Jumlah
pegawai
Bank Rakyat Indonesia
(BRI)
4 orang PT. Sucofindo 6 orang
Bank Negara Indonesia
(BNI)
5 orang PT. PGN 7 orang
Bank Tabungan Negara
(BTN)
5 orang PT. Pertamina 7 orang
Bank Mandiri 4 orang PT. Indonesian Power (IP) 8 orang
PT. Askes 5 orang PT. Krakatau Steel 23 orang
Perum Bulog 5 orang PT. ASDP Indonesian Ferry 5 orang
Damri - PT. Semen Gresik 6 orang
PT. Jamsostek 3 orang PT. PP Dirgantara 6 orang
PT. Jasaraharja 7 orang PT. KAI 5 orang
PT. Jiwasraya 4 orang PT. Pelabuhan Indonesia II 5 orang
PT. Pegadaian 3 orang PT. Taspen 2 orang
PT. PLN 3 orang PT. Biro Klasifikasi Indonesia 4 orang
PT. POS Indonesia 3 orang PT. Angkasa Pura II 12 orang
PT. Telkom 5 orang PT. Jasamarga 6 orang
PT. Asabri 3 orang PT. Pertani 2 orang
PT. Askrindo 4 orang PT. Perkebunan Nusantara
VIII
-
32 Bungin, Burhan. Opcit. Hal 99.
52
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti).33
Sampel penelitian dari populasi yang diambil sebagian sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode proporsional cluster
random sampling, dalam teknik ini, jumlah proporsi dalam tiap-tiap cluster dalam
sampel ditentukan secara proporsional sesuai dengan besaranya dalam populasi.
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan pegawai pkbl aktif dari
setiap BUMN yang ada di provinsi Banten yang berjumlah 167 orang dan
kemudian ditarik menjadi sampel. Untuk menghitung ukuran sampel maka
digunakan rumus Taro Yamane dengan presentasi 10% dengan tingkat
kepercayaan 90%.Rumus Yamane ini digunakan untuk populasi yang besar yang
didapat dari pandangan proporsi populasi. Rumus Yamane :
( )
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
d = Presisi (Sampling Error)
Sehingga :
33Riduwan. 2009. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Hal.56
53
( )
= 62.54 = 62 orang
Dengan menggunakann presisi 10% dan besar populasi adalah 167 orang
pemilih, maka diperoleh sampel responden sebanyak 62 orang pemilih.
Selanjutnya untuk mendapatkan ukuran sampel secara proporsional dari setiap
unit sampling (per BUMN), digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
N1 = Jumlah Sampel
n1 = Jumlah Populasi
n = Jumlah Responden
N = Besar Populasi
Sehingga ukuran atau besar masing-masing unit sampel (sub sampel)
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :
54
Tabel 3.1
Tabel Jumlah Sampel Pegawai BUMN divisi PKBL di Privinsi Banten
Secara Proporsional
N
o.
Fakultas Jumlah
Populasi
Perhitungan
Populasi
N1
Jumlah Sampel
1
1.
BRI 4
1,48 dibulatkan 1
.
2.
BNI 5
1,85 dibulatkan 2
3
3.
BTN 5
1,85 dibulatkan 2
4
4.
BANK MANDIRI 4
1,48 dibulatkan 1
5
5.
PT.ASKES 5
1,85 dibulatkan 2
6
6.
PERUM BULOG 5
1,85 dibulatkan 2
7. PT. JAMSOSTEK 3
1,11 dibulatkan 1
8. PT JASARAHARJA 7
2,59 dibulatkan 3
9. PT. JIWASRAYA 4 1,48 dibulatkan 1
55
10. PT.PEGADAIAN 3
1,11 dibulatkan 1
11. PT. PLN 3
1,11 dibulatkan 1
12. PT.POS INDONESIA 3
1,11 dibulatkan 1
13. PT. TELKOM 5
1,85 dibulatkan 2
14. PT. ASABRI 3
1,11 dibulatkan 1
15. PT. ASKRINDO 4
1,48 dibulatkan 1
16. PT. SUCOFINDO 6
2,22 dibulatkan 2
17. PT.PGN 7
2,59 dibulatkan 3
18. PT. PERTAMINA 7
2,59 dibulatkan 3
19. PT.INDONESIAN
POWER
8
3,93 dibulatkan 3
20. PT.KRAKATAU STEEL 23
56
8,53 dibulatkan 9
21. PT.ASDP INDONESIAN
FERRY
5
1,85 dibulatkan 2
22. PT.SEMEN GRESIK 6
2,22 dibulatkan 2
23. PT.PP DIRGANTARA 6
2,22 dibulatkan 2
24. PT. KAI 5
1,85 dibulatkan 2
25. PT.PELABUHAN
INDONESIA II
5
1,85 dibulatkan 2
26. PT.TASPEN 2
0,74 dibulatkan 1
27. PT.BIRO KLASIFIKASI
INDONESIA
4
1,48 dibulatkan 1
28. PT.ANGKASA PURA II 12
4,52 dibulatkan 4
29. PT.JASAMARGA 6
2,22 dibulatkan 2
30. PT.PERTANI 2
0,74 dibulatkan 1
Total 167 62
57
Agar data yang diperoleh proporsioanal maka penelitian ini menggunakan
proporsioanal cluster random sampling dimana sampel berasal dari setiap BUMN
dengan jumlah yang dihitung secara proporsional berdasarkan jumlah populasi
disetiap BUMN tersebut.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam penelitian ini
menggunakan statistik deskriptif, adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umun atau generalisasi. 34
Sedangkan macam data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data rasio, adalah data atau skala yang mempunyai
nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. 35
34 Sugiyono. Opcit. Hal 147 - 148
35 Kriyantono. Opcit. Hal 138
58
3.6 Teknik Pengolahan Data
Tahap-tahap pengolahan data yaitu sebagai berikut :
1. Pengeditan (Editing)
Editing adalah kegiatan yang dilakukan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Proses pengeditan dimulai dengan
memberi identitas pada instrument penelitian yang telah terjawab,
kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data,
kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia.36
Data yang
akan diproses diperoleh dari hasil penyebaran angket oleh peneliti.
2. Pemberian kode (Coding)
Pemberian kode atau coding adalah proses identifikasi dan
klasifikasi data penelitian ke dalam skor numeric atau karakter simbol-
simbol tertentu.37
Teknik coding dapat memudahkan peneliti pada saat
memasukan data ke dalam program komputer.
3. Pemrosesan Data
Pemrosesan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program komputer statistik agar lebih cepat, lebih akurat dan
efisien. Program komputer statistik yang digunakan yaitu SPSS (Statistic
Package for Social Science) versi 15.00.
36 Burhan Bungin. Opcit . Hal 164.
37Rosady Ruslan. Opcit. Hal 166.
59
4. Tabulasi
Tabulasi merupakan bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud
tabulasi adalah memasukan data pada table-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya.38
Pada penelitian ini peneliti
menggunakan skala pengukuran Likert dengan menggunakan data ordinal.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.39
Alternatif jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner dapat berupa :
Tabel 3.2
Skala Likert
Alternatif Jawaban Nilai Jawaban
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
38 Opcit. Hal 168.
39 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta. Hal 93.
60
3.6.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Salah satu instrument dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket).
Sebuah instrument memiliki kriteria yang baik apabila setelah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana
instrument (misalnya kuisioner) akan mengukur apa yang ingin diukur.40
Dalam uji validitas dan reliabilitas yang diujikan pada sampel diluar
jumlah responden yang telah ditentukan (pengujian pengalaman empiris
ditunjukan pada pengujian validitas eksternal) jumlah anggota sampel yang
digunakan sekitar 62 orang.
Dalam uji validitas peneliti menggunakan program aplikasi statistic SPSS
(Statistical Produck and Service Solution) versi 15 untuk mencari distribusi
frekuensi dan tendensi sentral (mean). Pertama dengan submenu frequencies yang
akan memberikan gambaran sekilas dan ringkas (irst look) dari sekelompok
data.41
Selain itu, akan digunakan juga submenu descriptives. Descriptives adalah
menu yang metampilkan berbegai ukuran statistic (mean, median, standars
deviation, dan sebagainya) dalam sebuah tabel untuk satu atau lebih variable
40Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Hal.
141 41
Sunggih Santoso. 2007. Menguasai Statistik dengan SPSS 15. Jakarta: Alex Media
Komputindo. Hal.129
61
kuantitatif.42
Setelah melalui perhitungan statistic dengan aplikasi SPSS, maka
akan disajikan dalam bentuk tabel dan pie chart.
Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan
metode Alpha Cronbach.43
Hasil pengujian dapat dilihat dalam table Reliability
Statisti, lalu hasil tersebut dibandingkan dengan table tingkat reliabilitas
berdasarkan nilai Alpha, jika nilai Alpha dihitung lebih besar dari pada tabel maka
item dinyatakan reliable. Berikut ini tabel tingkat reliabilitas nilai Alpha :
Tabel 3.3
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha Tingkat Relialibilitas
0,00 s/d 0,20
>0,20 s/d 0,40
>0,40 s/d 0,60
>0,60 s/d 0,80
>0,80 s/d 1,00
Kurang Reliabel
Agak Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel
3.6.2 Analisis Deskriptif
Langkah pertama dalam tahap ini adalah peneliti menggunakan program
aplikasi statistic SPSS (Statistical Produck and Service Solution) versi 15 untuk
mencari distribusi frekuensi dan tendensi sentral (mean). Pertama dengan
42Ibid. Hal.139
43Triton P.B. 2006. Terapan Riset StatistikParometrik. Yogyakarta: Andi Offset. Hal.248
62
submenu frequencies yang akan memberikan gambaran sekilas dan ringkas (irst
look) dari sekelompok data.44
Selain itu, akan digunakan juga submenu descriptives. Descriptives adalah
menu yang metampilkan berbegai ukuran statistic (mean, median, standars
deviation, dan sebagainya) dalam sebuah tabel untuk satu atau lebih variable
kuantitatif.45
. Selanjutnya mempresentasekan hasil jawaban responden sesaui
dengan indikator menggunakan analisisi deskriptif.
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
masing – masing indikator, yaitu indikator pemahaman tentang CSR dan indikator
kinerja CSR . Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang digunakan untuk
mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari masing – masing variabel
dengan rumus sebagai berikut :
% =
X 100%
Keterangan :
n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)
Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah – langkah
sebagai berikut :
1. Menentukan presentase maksimal
X 100%
44Sunggih Santoso. 2007. Menguasai Statistik dengan SPSS 15. Jakarta: Alex Media
Komputindo. Hal.129 45
Ibid. Hal.139
63
X 100% = 100%
2. Menentukan angka presentase minimal
X 100%
X 100% = 25%
3. Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian criteria
terhadap rentang presentase (100% - 25% = 75%), maka didapat 75% :
4 = 18, 7%.
Untuk mengetahui tingkat criteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif presentase diperoleh sebagai
berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Analisis Deskriptif Presesntase
N
o
Rentang Presentase Kriteria
1 81% - 100% Sangat Baik
2 82% - 63% Baik
3 62% – 54% Cukup Baik
4 53% - 34% Tidak Baik
5 33% - 19% Sangat Tidak Baik
64
3.7 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Tabel 3.5
Tabel 3.6 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item 1 180,68 144,976 ,059 ,899
item 2 180,87 144,081 ,133 ,898
item 3 180,48 145,664 ,021 ,899
item 4 181,24 144,121 ,133 ,898
item 5 181,48 143,959 ,134
,898
item 6 181,21 145,939
-,019
,902
item 7 180,71 142,373 ,247 ,897
item 8 180,82 142,279 ,244 ,897
item 9 180,77 145,686 ,027 ,899
item 10 180,69 141,659 ,328 ,896
item 11 180,84 142,170 ,366 ,896
item 12 180,92 144,141 ,147 ,898
item 13 180,94 141,504 ,249 ,897
item 14 180,73 142,104 ,273 ,897
item 15 180,50 140,451 ,369 ,895
item 16 180,58 142,084 ,273 ,897
item 17 180,66 141,998 ,288 ,896
item 18 180,77 142,407 ,256 ,897
item 19 180,74 140,424 ,298 ,897
item 20 180,97 140,950 ,297 ,896
Case Processing Summary
62 100,0
0 ,0
62 100,0
Valid
Excluded a
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
,897 60
Cronbach's
Alpha N of Items
65
item 21 180,66 141,408 ,299 ,896
item 22 180,50 141,926 ,369 ,895
item 23 180,56 140,742 ,411 ,895
item 24 180,53 142,089 ,337 ,896
item 25 180,60 142,474 ,282 ,896
item 26 180,48 141,336 ,361 ,895
item 27 180,63 134,204 ,722 ,890
item 28 180,71 141,095 ,382 ,895
item 29 180,63 141,581 ,402 ,895
item 30 180,60 141,949 ,351 ,896
item 31 180,69 143,495 ,236 ,897
item 32 180,68 142,255 ,342 ,896
item 33 180,69 141,200 ,500 ,895
item 34 180,66 144,392 ,200 ,897
item 35 180,61 139,717 ,522 ,894
item 36 180,65 141,511 ,421 ,895
item 37 180,65 141,380 ,371 ,895
item 38 180,71 141,095 ,481 ,895
item 39 180,68 140,976 ,373 ,895
item 40 180,69 140,380 ,383 ,895
item 41 180,77 138,309 ,511 ,894
item 42 180,79 140,857 ,343 ,896
item 43 180,87 140,770 ,403 ,895
item 44 180,76 140,711 ,354 ,896
item 45 180,68 140,288 ,426 ,895
item 46 180,76 141,465 ,385 ,895
item 47 180,74 139,375 ,550 ,894
item 48 180,60 140,245 ,501 ,894
item 49 180,66 141,670 ,419 ,895
item 50 180,79 142,332 ,559 ,895
item 51 180,77 142,866 ,542 ,895
item 52 180,97 140,294 ,433 ,895
item 53 180,90 140,220 ,521 ,894
item 54 180,76 142,252 ,483 ,895
item 55 180,71 139,455 ,514 ,894
item 56 180,65 139,643 ,553 ,894
item 57 180,81 141,405 ,374 ,895
item 58 180,79 139,578 ,590 ,893
item 59 180,84 139,547 ,620 ,893
item 60 180,74 142,752 ,461 ,895
Menentukan besarnya nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah kasus - 2
atau 30 - 2 = 28 dengan r=tingkat signifikansi sebesar 5%, angkanya = 0,306.
66
Analisis output dapat dilihat pada bagian Correlated Item Total Correlations. Dari
hasil tersebut dapat dilihat bahwa pertanyaan pada tabel tersebut r hitung > 0,306
adalah valid.
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuakn di BUMN di Provinsi Banten. Dengan tujuan
untuk mengambarkan Analisis Kinerja CSR pada BUMN yang ada di Provinsi
Banten. Adapun rencana pelaksanaan penelitian ini akan berlangsung selama 11
bulan.
67
Tabel 3.7
Jadwal Penelitian
Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
Pra riset
*observasi
awal
Bimbingan
Bab 1 2 dan 3
Penyusunan
Bab 1 2 dan 3
Sidang outline
Revisi Outline
Acc Kuesioner
Riset lapangan
Penyusunan,
pengolahan
data dan
penyelesaian
bab IV dan V
Sidang skripsi
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Kementrian BUMN
Kementerian Negara BUMN merupakan transformasi dari unit kerja Eselon II
Depkeu (1973-1993) yang kemudian menjadi unit kerja Eselon I (1993-1998 dan
2000-2001). Tahun 1998-2000 dan tahun 2001 sampai sekarang, unit kerja tersebut
menjadi Kementerian BUMN.
Organisasi Pemerintah yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)
melaksanakan pembinaan terhadap Perusahaan Negara/Badan Usaha Milik Negara di
Republik Indonesia telah ada sejak tahun 1973, yang awalnya merupakan bagian dari
unit kerja di lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Selanjutnya,
organisasi tersebut mengalami beberapa kali perubahan dan perkembangan. Dalam
periode 1973 sampai dengan 1993, unit yang menangani pembinaan BUMN berada
pada unit setingkat Eselon II. Awalnya, unit organisasi itu disebut Direktorat Persero
dan PKPN (Pengelolaan Keuangan Perusahaan Negara). Selanjutnya terjadi
perubahan nama menjadi Direktorat Persero dan BUN (Badan Usaha Negara).
68
69
Terakhir kalinya pada unit organisasi setingkat eselon II, organisasi ini berubah
menjadi Direktorat Pembinaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sampai dengan
tahun 1993.
Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mengoptimalkan
pengawasan dan pembinaan terhadap Badan Usaha Milik Negara, dalam periode
1993 sampai dengan 1998, organisasi yang awalnya hanya setingkat
Direktorat/Eselon II, ditingkatkan menjadi setaraf Direktorat Jenderal/Eselon I,
dengan nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara (DJ-PBUN).
Mengingat peran, fungsi dan kontribusi BUMN terhadap keuangan negara
sangat signifikan, pada tahun 1998 sampai dengan 2000, pemerintah Republik
Indonesia mengubah bentuk organisasi pembina dan pengelola BUMN menjadi
setingkat Kementerian. Awal dari perubahan bentuk organisasi menjadi Kementerian
terjadi di masa pemerintahan Kabinet Pembangunan VI, dengan nama Kementerian
Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN/Kepala Badan Pembinaan BUMN.
Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001, struktur organisasi Kementerian
ini dihapuskan dan dikembalikan lagi menjadi setingkat eselon I di lingkungan
Departemen Keuangan. Namun, di tahun 2001, ketika terjadi suksesi kepemimpinan
di Republik Indonesia, organisasi tersebut dikembalikan lagi fungsinya menjadi
setingkat Kementerian sampai dengan periode Kabinet Indonesia Bersatu ini.
70
4.1.2 Dasar Kebijakan Pembinaan BUMN
Gambar 4.1
Dasar kebijakan pembinaa BUMN berawal dari UUD 1945 pasal 33 yang
berbunyi :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
71
3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Dari undang-undang diatas maka di buatlah Undang-undang No 17 tahun
2003 dan undang-undang No 19 tahun 2003 yang membahas mengenai keuangan
negara dan badan usaha milik negara. Dari dua undang-undang tersebut melahirkan
banyak peraturan pemerintah yang mengatur tentang tata kelola BUMN itu sendiri
yaitu PP no 33, 43, 44, dan 45 tahun 2005. Serta PP no 41 tahun 2003 yang
membahas mengenai pelimpahan kedudukan, tugas dan kewenangan mentri keuangan
kepada persero, perum dan perjan kepada mentri BUMN. Bukan hanya peraturan
pemerintah 2 undang-undang tersebut juga melahirkan visi presiden RI tentang
pembangunan ekonomi dan pengelolaan BUMN. Serta rencana pembangunan jangka
menengah nasional 2004-2009.
Dari semunya produk hukum diatas menghasilkan Visi dan misi dari
kementrian BUMN.
72
4.1.3 Visi dan Misi Kementrian BUMN
Sebagai institusi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
rangka mengelola aset negara, Kementerian BUMN memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
A. VISI
Sejalan dengan Visi dan Misi Presiden dalam masa pemerintahan Kabinet
Indonesia Bersatu II, posisi keberadaan BUMN sesuai dengan amanat pasal 33 ayat 2
UUD 1945, serta maksud dan tujuan pendirian BUMN berdasarkan UU Nomor 19
tahun 2003, maka Kementerian BUMN menetapkan Visi sebagai berikut: “Menjadi
Pembina BUMN yang Profesional untuk meningkatkan nilai BUMN”
B. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Kementerian BUMN menetapkan
misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan organisasi modern sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang
baik
2. Meningkatkan daya saing BUMN di tingkat nasional, regional, dan
internasional
3. Meningkatkan Kontribusi BUMN kepada ekonomi nasional
73
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian BUMN
Gambar 4.2
Sumber: Per-05/MBU/2010
4.1.5 Data BUMN di Provinsi Banten
Tabel 4.1
Bank Rakyat Indonesia (BRI) PT. Sucofindo
Bank Negara Indonesia (BNI) PT. PGN
Bank Tabungan Negara (BTN) PT. Pertamina
Bank Mandiri PT. Indonesian Power (IP)
PT. Askes PT. Krakatau Steel
Perum Bulog PT. ASDP Indonesian Ferry
Damri PT. Semen Gresik
PT. Jamsostek PT. PP Dirgantara
PT. Jasaraharja PT. KAI
PT. Jiwasraya PT. Pelabuhan Indonesia II
PT. Pegadaian PT. Jasindo
PT. PLN PT. Biro Klasifikasi Indonesia
PT. POS Indonesia PT. Angkasa Pura II
PT. Telkom PT. Jasamarga
PT. Asabri PT. Pertani
PT. Askrindo PT. Perkebunan Nusantara VIII
Sumber : Kementrian BUMN1
1 www.bumn.go.id
74
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Data Diri Responden
Peneliti menganalisis data dengan cara menelaah setiap pertanyaan dalam
kuisioner. Peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur tanggapan responden.
Peneliti menyebarkan kuisioner kepada divisi humas dari setiap BUMN di Provinsi
Banten, masing-masing BUMN hanya diberikan satu kuesiner untuk yang mengelola
langsung program CSR, jadi jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 orang.
Pada bagian awal kuesioner merupakan pertanyaan yang bersangkutan dengan data
diri pegawai. Adapun pertanyaan untuk data diri responden meliputi :
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Jenjang pendidikan
Namun yang dipersentasekan hanya jenis kelamin dan jenjang pendidikan
saja untuk mengukur jumlah sehingga dapat diketahui banyaknya pegawai yang dapat
dilihat dari kedua hal tersebut.
Tabel 4.2
Jenis Kelamin
56 90,3 90,3 90,3
6 9,7 9,7 100,0
62 100,0 100,0
laki-laki
perempuan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
75
Gambar 4.3
Berdasarkan hasil jawaban dari 62 responden, apabila dilihat dari segi jenis
kelamin maka didapatkan sebanyak 6 orang (9,7 %) untuk perempuan dan 56 orang
( 90,3 %) untuk laki-laki. Hal ini menunjukan lebih banyak sumber daya manusia
dengan jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan sumber daya manusia dengan
jenis kelamin perempuan yang mewakili BUMN di povinsi Banten dalam mengisi
kuesioner ini.
laki-l aki
perempuan
Jenis Kelamin
Pies show counts
76
Tabel 4.3
Gambar 4.4
Berdasarkan hasil jawaban dari 62 responden, apabila dilihat dari segi jenjang
pendidikan maka didapatkan sebanyak 51 orang (82,3%) untuk S1 dan 11 orang
(17.7 %) untuk S2. Hal ini menunjukan lebih banyak sumber daya manusia dengan
jenjang pendidikan S1 dibandingkan dengan sumber daya manusia dengan jenjang
Jenjang Pendidikan
51 82,3 82,3 82,3
11 17,7 17,7 100,0
62 100,0 100,0
S1
S2
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
S1
S2
Jenj ang Pendidikan
Pies show counts
77
pendidikan S2 yang mewakili BUMN di povinsi Banten dalam mengisi kuesioner
ini. Serta membuktikan bahwa rata-rata praktisi humas di BUMN berjenjang
pendidikan S1.
Dari hasil kuesioner yang sudah disebarkan, menjawab dua indikator pada
penelitian ini yaitu tingkat pemahaman sebesar 71,37% dan ukuran kinerja kunci
implementasi CSR sebesar 77,03%.
4.2.2 Deskripsi Data Frekuensi
Tabel 4.4
1 0,75 2 3 3,13 4
Statistics
CSR sebagai sebuah faktor extenal yakni
usaha untuk mendongkrak citra perusahaan
62
0
3,13
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
CSR sebagai sebuah faktor extenal yakni usaha untuk mendongkrak citra
perusahaan
8 12,9 12,9 12,9
38 61,3 61,3 74,2
16 25,8 25,8 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
78
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 38 orang atau dengan persentase 61,3%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang atau 25,8%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 12,9% atau
sebanyak 8 orang. Tidak ada responden menjawab sangat sangat tidak setuju.
CSR memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, salah satunya yaitu untuk
mendongkrak citra perusahaan yang dalam rentang waktu panjang akan
meningkatkan reputasi perusahaan.2 Apabila terdapat pihak-pihak tertentu yang
menuduh perusahaan menjalankan perilaku serta praktik-praktik yang tidak pantas,
masyarakat akan menunjukan pembelaannya. Itu lah manfaat bagi perusahaan yang
menjalankan CSR.
Banyaknya responden yang menjawab setuju yaitu sebesar 61,3% dan 25,8%
yang menjawab sangat setuju dalam pernyataan “CSR sebagai faktor external yakni
usaha dalam mendongkrak citra perusahaan”, memperlihatkan bahwa sebagian
besar BUMN di provinsi Banten memahami bahwa manfaat dari program CSR dapat
meningkatkan citra bagi perusahaan serta senantiasa melakukan program CSR.
Namun ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju akan pernyataan tersebut
yaitu sebanyak 13,3%. Hal ini menunjukan bahwa dalam melakukan kegiatan CSR
beberapa instansi tersebut tidak terpaku akan citra perusahaan.
2 A. B. Susanto. 2009. Reputation – Driven CSR. jakarta. Penerbit Erlangga. Hal 14
79
Tabel 4.5
1 0,75 2 2,94 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 42 orang atau dengan persentase 67,7%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 12 orang atau 19,4%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat setuju dengan perolehan 12,9%
atau sebanyak 8 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Statistics
CSR sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban
(compliance) atas aspek regulasi dan hukum
62
0
2,94
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
CSR sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance) atas aspek
regulasi dan hukum
12 19,4 19,4 19,4
42 67,7 67,7 87,1
8 12,9 12,9 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
80
Ada tiga Motif perusahaan melakukan CSR menurut wibisono (2007), yang
salah satunya adalah sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (complience).3
Artinya CSR di implementasikan karena memang ada regulasi, hukum dan aturan
yang memaksa. Dalam pernyataan “CSR sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban
(complience) atas aspek regulasi dan hukum”, sebagian besar responden menjawab
setuju, hal ini memperlihatkan bahwa motif BUMN di provinsi banten melakukan
kegiatan CSR yaitu untuk memenuhi kewajiban (complience) atas aspek regulasi dan
hukum. Namun ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju sebesar 19,4 %.
Hal ini menunjukan bahwa yang menjawab tidak setuju tersebut dalam melaksanakan
kegiatan CSR tidak berdasarkan untuk pemenuhan aspek regulasi dan hukum.
3 Rahmatullah & kurniati, Trianita. 2011. Panduan praktis pengelolaan CSR. Yogyakarta.
Samudra biru. Hal 37
Statistics
CSR sebagai sebuah faktor internal untuk
mengimplementasikan kegiatan CSR atas dasar tanggung
jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.
62
0
3,32
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
81
Tabel 4.6
1 0,75 2 33,32 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 38 orang atau dengan persentase 61,3%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang atau 35,5%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju setuju dengan perolehan
3,2% atau sebanyak 2 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Satu lagi motif perusahaan dalam melakukan kegiatan CSR yaitu beyond
complience yaitu CSR dilakukan karena terdapat dorongan yang tulus dari dalam
(internal driven).4 Perusahan menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan sekedar
kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnis, melaikan juga
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
4 Ibid hal 37
CSR sebagai sebuah faktor internal untuk mengimplementasikan kegiatan CSR
atas dasar tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
2 3,2 3,2 3,2
38 61,3 61,3 64,5
22 35,5 35,5 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
82
Banyaknya responden yang menjawab setuju dengan presentase 61,3% dan
yang menjawab sangat setuju dengan presentase 35,5%, memeperlihatkan bahwa
BUMN di provinsi banten melakukan kegitan CSR atas dorongan yang tulus. Jika
dibandingkan dengan pernyataan sebelumnya yang menyatakan bahwa “CSR sebagai
upaya untuk memenuhi kewajiban (complience)atas aspek regulasi dan hukum)”,
pernyataan ini jauh lebih besar mendapatkan persentase untuk jawaban setuju dan
sangat setuju. Hal ini memperlihatkan bahwa BUMN diprovinsi banten lebih menitik
beratkan kepada ketulusan serta kesadaran atas tanggung jwab sosial dan
lingkungannya dalam menjalankan kegitan CSR. Namun ada satu responden yang
menjawab tidak setuju dengan persentase sebesar 3,2%. Hal ini menunjukan bahwa
dalam menjalankan aktivitas CSR hanya atas pemnuhan aspek regulasi dan hukum
bukan atas kesadaran atas tanggung jawab sosial perusahaan.
Statistics
CSR sama dengan Comunity Development (CD)
62
0
2,56
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
83
Tabel 4.7
1 0,75 2 2,56 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 37 orang atau dengan persentase 59,7%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 23 orang atau 37,1%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat tidak setuju dengan perolehan
3,2% atau sebanyak 2 orang. Tidak ada responden menjawab sangat setuju
Kesalahan paling umum yang sering dijumpai adalah menyamakan
community development (CD) dengan CSR. Community development merupakan
upaya sistematis untuk meningkatkan kekuatan kelompok-kelompok mayarakat yang
kurang beruntung agar menjadi lebih dekat kepada kemandirian. Sedangkan CSR
memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, yaitu terhadap seluruh pemangku
CSR sama dengan Comunity Development (CD)
2 3,2 3,2 3,2
23 37,1 37,1 40,3
37 59,7 59,7 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
84
kepentingan. 5 Jadi menyamakan CD dengan CSR adalah suatu kekeliruan yang harus
diluruskan. Dapat disimpulkan bahwa CD adalah sebagian besar dari CSR.
Banyaknya responden yang menjawab setuju dengan presentasi 59,7%
menjukan bahwa pemahaman BUMN di provinsi Banten mengenai CSR sama
dengan CD hanya sebagian kecil saja yang memahami hal tersebut. Kurangnya
pemahaman yang dalam tentang CSR menjadi faktor utama kekeliruan tentang
pernyataan tersebut terjadi. Namun ada beberapa responden yang memahami
perbedaan tersebut bahwa CSR tidak sama dengan CD yaitu sebanyak 37,1%. Hal ini
menunjukan bahwa hanya sebagian kecil BUMN di provinsi Banten yang memahami
perbedaan CSR dan CD.
Tabel 4.8
5 Dwi Kartini. 2009. Corporate social responsibility. Bandung. PT. Refika aditama. Hal 38
Statistics
CSR menunjukan aspek sosial semata
62
0
2,32
2,00
2
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
CSR menunjukan aspek sosial semata
4 6,5 6,5 6,5
34 54,8 54,8 61,3
24 38,7 38,7 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
85
1 0,75 22,32 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab tidak setuju sebanyak 34 orang atau dengan persentase 54,8%, kemudian
yang menjawab setuju sebanyak 24 orang atau 48,7%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat tidak setuju dengan perolehan
6,5% atau sebanyak 4 orang. Tidak ada responden menjawab sangat setuju.
Banyak responden yang menjawab tidak setuju atas pernyataan “CSR
menunjukan aspek sosial semata”,sebesar 54,8% hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar BUMN di provinsi banten melakukan kegitan CSR bukan di lihat dari aspek
sosial semata, akan tetapi melihatnya dari aspek sosial, ekonomi dan aspek
lingkungan sesuai dengan literatur-literatur mengenai CSR. akan tetapi selisih antara
responden yang tidak setuju dan setuju hanya sedikit, responden yang menjawab
setuju dipresentasikan sebanyak 48,7%. Hasil ini menunjukan bahwa sebagian
BUMN di provinsi banten masih menjalan kan CSR hanya dari aspek sosial semata.
Kurangnya pemahaman tentang CSR menjasi salah satu faktor yang menyebabkan
mash ada BUMN di provinsi banten hanya melihat dr aspek sosial semata.
86
Tabel 4.9
1 0,75 2 2,60 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 26 orang atau dengan persentase 41,9%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang atau 12,9%. Sedangkan jawaban tidak
setuju dengan perolehan 37,1% sebanyak 23 responden dan sebanyak 8,1% atau %
responden menjawab sangat tidak setuju. Tidak ada responden menjawab sangat tidak
setuju.
Statistics
Program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan
dukungan dari top manajemen perusahaan.
62
0
2,60
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Program CSR dapat dikatakan berhasil j ika mendapatkan dukungan dari top
manajemen perusahaan.
5 8,1 8,1 8,1
23 37,1 37,1 45,2
26 41,9 41,9 87,1
8 12,9 12,9 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
87
Tanpa adanya dukungan dari top manajemen, peluang keberhasilan kegiatan
CSR akan menipis.6 Artinya dukungan top manjemen sangat penting bagi
keberhasilan kegitan CSR. Dengan adanya dukungan tersebut karyawan menjadi
semngat dalam mengimplementasikan kegiatan CSR. Sebanyak 41,9% dan 12,9%
responden menyatakan setuju dengan pernyataan “program CSR dapat dikatakan
berhasil jika mendapatkan dukungan dari top manajemen perusahaan”. Hal ini
memperlihatkan bahwa top manajemen di tiap BUMN yanga ada di provinsi Banten
mendukung adanya kegiatan CSR dimana dia memimpin. Namun ada responden
yang menjawab tidak setuju yaitu sebesar 37,1%. Hal ini kemungkinan instansi
tersebut memandang dukungan top manajemen bukan lah hal yang penting dalam
aktivitas CSR yang dilakukan.
6 Opcit. Hal 52
Statistics
Dukungan top manajemen ditunjukan dengan pemberian
dana yag sesuai dengan program yang dilaksanakan
62
0
3,10
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
88
Tabel 4.10
1 0,75 2 3 3,10 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 46 orang atau dengan persentase 74,2%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang atau 19,4%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dan sangat tidak setuju
dengan perolehan masing-masing 3,2% atau sebanyak 2 orang. Tidak ada responden
menjawab tidak setuju.
Dukungan manajemen sangat penting dan sangat di butuhkan untuk sebuah
organisasi dalam melaksanakan setiap operasi khususnya dukungan dari manajemen
puncak. Bentuk dukungan bisa tulisan dan finansial. Salah satu bentuk dukungan
finansial adalah pemberian dana sesuai dengan kegiatan dan tepat waktu. Sebanayak
80,0% responden menjawab setuju atas pernyataan “dukungan top manajemen
Dukungan top manajemen ditunjukan dengan pemberian dana yag sesuai dengan
program yang dilaksanakan
2 3,2 3,2 3,2
2 3,2 3,2 6,5
46 74,2 74,2 80,6
12 19,4 19,4 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
89
ditunjukan dengan pemberian dana yang sesuai dengan program yang
dilaksanakan”. Hasil ini menunjukan bahwa hampir semua top management BUMN
di provinsi Banten memberikan dukungannya melalui dana yang sesuai dengan
program yang telah direncanakan. Hal ini bertujuan untuk terlaksananya program
CSR yang telah direncanakan. Namun ada responden yang menjawab tidak setuju
sebesar 3,2% hal ini kemungkian dikarenakan dana tidak sesuai dengan program CSR
yang dilaksanakan .
Tabel 4.11
1 0,75 2 2,98 3 4
Statistics
Dukungan top manajemen ditunjukan melalui
pemberian dana tepat pada waktunya
62
0
2,98
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Dukungan top manajemen ditunjukan melalui pemberian dana tepat pada waktunya
2 3,2 3,2 3,2
6 9,7 9,7 12,9
45 72,6 72,6 85,5
9 14,5 14,5 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
90
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 45 orang atau dengan persentase 72,6%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang atau 14,5%. Sedangkan jawaban yang
menjawab tidak setuju sebanyak 6 orang atau 9,7%. Dan sisanya menjawab sangat
tidak setuju dengan peresentase 3,2% atau sebanyak 2 orang.
Sebanyak 72,6% responden menjawab setuju untuk pernyataan “ dukungan
top manajemen ditunjukan melalui pemberian dana tepat pada waktunya”, hasil ini
menujukan bahwa sebagian besar BUMN di provinsi banten memberikan
dukungannya melalui pemberian dana tepat pada waktunya guna keberhasilan
program CSR yang mereka laksanakan. Namun ada responden yang menjawab tidak
setuju sebesar 9,7% . Hal ini kemungkinan dikarenakan dalam pelaksanaan aktivitas
CSR terkadang dana tidak diberikan secara tepat waktu.
Statistics
Dukungan manejemen ditunjukan dengan cara
memberikan pengetahuan tentang csr dengan
cara menghadirkan tenaga ahli dalam bidang csr
62
0
3,03
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
91
Tabel 4.12
1 0,75 2 3 3,03 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 48 orang atau dengan persentase 77,4%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang atau 12,9% dan tidak setuju yaitu sebanyak
9,7% atau sebanyak 6 orang. Tidak ada responden menjawab sangat sangat tidak
setuju.
Dalam pengimplemantasian CSR merancanag dan manjalankan pelatihan
mengenai CSR merupakan bentuk dukungan perusahaan, dengan mendatangkan
tenaga ahli dibidang CSR dapat menambah informasi bagi perusahaan dan bagi tim
pelaksanaan CSR agar dapat menjalankan program CSR dengan benar dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Hal ini juga yang dilakukan oleh sebagian besar
BUMN di provinsi Banten dengan persentase 77,4% yang menjawab setuju. Namun
ada responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 9,7% hal ini kemungkinan
Dukungan manejemen ditunjukan dengan cara memberikan pengetahuan
tentang csr dengan cara menghadirkan tenaga ahli dalam bidang csr
6 9,7 9,7 9,7
48 77,4 77,4 87,1
8 12,9 12,9 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
92
dikarenakan bagi instansi pemahaman SDM sudah cukup memadai sehingga tidak
memerlukan tenaga ahli dalam pekalsanaan program CSRnya.
Tabel 4.13
1 0,75 2 3 3,11 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 49 orang atau dengan persentase 79,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau 17,7%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat tidak setuju dengan perolehan
3,2% atau sebanyak 2 orang. Tidak ada responden menjawab tidak setuju.
Statistics
Dukungan top manajemen ditunjukan
dengan membentuk tim csr di perusahaan
62
0
3,11
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Dukungan top manajemen ditunjukan dengan membentuk tim csr di perusahaan
2 3,2 3,2 3,2
49 79,0 79,0 82,3
11 17,7 17,7 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
93
Keseriusan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas CSR bisa ditinjau dari
struktur organisasinya. Jika suatu organisasi menganggap CSR penting untuk
dilaksanakan maka perusahaan tersebut senantiasa akan membuat tim CSR atau
dalam kata lain membuatkan departemen khusus untuk pengelolaan CSR. Sebesar
79,0% responden menyatakan setuju untuk pembentuka tim CSR sebagai suatu
bentuk dukungan top manajemen. Hasil ini menujukan bahwa pembentukan tim CSR
di BUMN provinsi sebagai bentuk dukungan top mangemen guna keberlangsungan
aktivitas CSR dan buktu keeriusan top manajemen terhadap terlaksanya program
CSR.
Tabel 4.14
Statistics
Kesadaran filantropik dari top manjemen
menjadi dasar dari pelaksanaan program csr
62
0
2,97
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Kesadaran filantropik dari top manjemen menjadi dasar dari pelaksanaan
program csr
7 11,3 11,3 11,3
50 80,6 80,6 91,9
5 8,1 8,1 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
94
1 0,75 2 2,97 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 50 orang atau dengan persentase 80,6%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 7 orang atau 11,3%. Sedangkan responden
menjawab sangat setuju sebnyak 5 orang atau 8,1% dan tidak ada responden yang
menjawab sangat tidak setuju.
Filantropi adalah perwujudan dari rasa kasih sayang kepada sesama manusia
yang berwujudsumbangan dalam bentuk uang, barang, atau karya lainnya bagi orang
yang membutuhkan atauuntuk tujuan-tujuan sosial lainnya. Jika top manajemen
mamahami betul arti dari filantropi maka hal ini dapat menjadikan dasar dari
pelaksanaan program CSR. Sebanyak 80,6% responden mejawab setuju untuk
pernyataan “kesadaran filantropik dari top manajen menjadi dasar dari pelaksanaan
program CSR”,ini menjukan bahwa top manajemen BUMN di provini banten
melaksanakan program CSR atas dasar filantropi. Namun terdapat responden yang
menjawab tidak setuju sebesar `11,3% hal ini kemungkinan dikarenakan dalam
pelaksanaan CSR itu sendiri sebagian BUMN di provinsi Banten merupakan aspek
untuk pemenuhan regulasi dan hukun saja.
95
Tabel 4.15
1 0,75 2 2,89 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 48 orang atau dengan persentase 77,4%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang atau 14,5%. Sedangkan jawaban yang
menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang atau 6,6%. Dan sisanya menjawab sangat
tidak setuju dengan peresentase 1,6% atau sebanyak 1 orang.
Statistics
Top manajemen ikut serta dalam mensurvei lokasi
sekitar yang akan dijadikan target pelaksanaan csr
62
0
2,89
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Top manajemen ikut serta dalam mensurvei lokasi sekitar yang akan dijadikan
target pelaksanaan csr
1 1,6 1,6 1,6
9 14,5 14,5 16,1
48 77,4 77,4 93,5
4 6,5 6,5 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
96
Banyaknya responden yang menjawab setuju sebesar 77,4% menjelaskan
bahwa dalam proses pensurveian hapir semua top manajemen BUMN di provinsi
Banten ikut terjun langsung kelapangan. Manfaat dari ikut terjung langsungnya pihak
top manjemen adalah kepedualian serta kepekaan terhadap lingkungan sekitar
perusahaan. Namun terdapat responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 14,5%.
Hal ini kemungkinan didasari oleh anggapan bahwa dalam \mensurvei tempat
pelaksanaan CSR top manajemen hanya menerima laporan dan tidak perlu untuk ikut
turun kelapangan.
Tabel 4.16
1 0,75 2 2,87 3 4
Statistics
Top manajemen mengetahui betul situasi lingkungan sekitar
62
0
2,87
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Top manajemen mengetahui betul situasi lingkungan sekitar
2 3,2 3,2 3,2
14 22,6 22,6 25,8
36 58,1 58,1 83,9
10 16,1 16,1 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
97
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 36 orang atau dengan persentase 58,1%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 14 orang atau 22,6%. Sedangkan jawaban yang
menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang atau 16,1%. Dan sisanya menjawab
sangat tidak setuju dengan peresentase 3,2% atau sebanyak 2 orang.
Banyaknya responden yang menjawab setuju sebesar 58,1% menunjukan
bahwa, top manajemen BUMN diprovinsi Banten mengetahui betul situasi
lingkungan sekitar, hal ini berkaitan dengan pernyataan sebelumnya, yaitu
keikutsertaan top manajemen dalam proses pensurveian yang menghasilkan
pngetahuan kepada top manajemen tentang situasi lingkungan sekitar. Namun ada
responden yangmenjawab tidak setuju sebesar 22,6%. Hal ini kemungkinan
dikarenakan menurut beberapa instansi BUMN tersebut top manajemen hanya
menrima laporan dan tidak mengetahui betul situasi lingkungan sekitarnya.
Statistics
Top manjemen peka terhadap lingkungan sekitar perusahaan
62
0
3,08
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
98
Tabel 4.17
1 0,75 2 3 3,08 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 44 orang atau dengan persentase 71,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang atau 319,4%. Sedangkan jawaban tidak
setuju sebesar 8,1% atau sebanyak 5 orang. Dan sisanya menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 1,6% atau 1 responden..
Sebesar 71,0% responden menjawab setuju. Hasil ini meunjukan bahwa
sebagian besar top manajemen di BUMN provinsi Banten memiliki kepekaan
terhadap lingkungan. Kepekaan merupakan hasil dari keikutsertaan serta pengetahuan
tentang lingkungan sekitar. Dan dituangkan kedalam program-program CSR
perusahaan. Namun terdapat responden yang menjawab tidak setuju sebesar 8,1%.
Hal ini berkaitan dengan pernyataan sebelumnya karena top anajemen tidak
mengetahui situsi lingkungan sekitar maka kepekaan pun tidak timbul dalam diri top
Top manjemen peka terhadap lingkungan sekitar perusahaan
1 1,6 1,6 1,6
5 8,1 8,1 9,7
44 71,0 71,0 80,6
12 19,4 19,4 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
99
manajemen. Program berjalan haya atas dasar laporan layak atau tidaknya lingkungan
tersebut dijadikan target untuk kegiatan CSR
Tabel 4.18
1 0,75 2 3 3,33 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 33 orang atau dengan persentase 53,2%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang atau 38,7%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 8,1% atau
sebanyak 5 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Kategori Ring 1), merupakn wilayah yang terkena dampak penting dan langsung
dari kegiatan perusahaan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan CSR.
5 8,1 8,1 8,1
33 53,2 53,2 61,3
24 38,7 38,7 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Statistics
Kategori Ring 1), merupakn wilayah yang terkena dampak
penting dan langsung dari kegiatan perusahaan menjadi
prioritas utama dalam pelaksanaan CSR.
62
0
3,31
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
100
Melihat dari jawaban responden sebesarr 53,2% yang menjawab setuju dan
38,7% yang menjawab sangat setuju. Membuktikan bahwa BUMN diprovinsi banten
memprioritaskan masyarakat di ring 1 dalam kegitan CSRnya. Namun ada pula
responden yang menjawab tidak setuju sebesar 18,1%. Hal ini kemungkinan
dikarenakan dalam pelaksanaan program CSR BUMN tersebut tidak menggunankan
ring untuk menentuka target CSRnya.
Tabel 4.19
1 0,75 2 3 3,23 4
Statistics
(Kategori Ring 2), wilayah yang terkena dampak
penting dan tidak langsung dari kegiatan perusahaan
menjadi prioritas kedua dalam pelaksanaan CSR
62
0
3,23
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
(Kategori Ring 2), wilayah yang terkena dampak penting dan tidak langsung dari
kegiatan perusahaan menjadi prioritas kedua dalam pelaksanaan CSR
5 8,1 8,1 8,1
38 61,3 61,3 69,4
19 30,6 30,6 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
101
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 38 orang atau dengan persentase 61,3% kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 19 orang atau 30,6%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 8,1% atau
sebanyak 5 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Melihat dari jawaban responden sebesarr 61,3% yang menjawab setuju dan
30,6% yang menjawab sangat setuju. Membuktikan bahwa BUMN diprovinsi banten
menjadikan mayarakat yang ada do ring 2 menjadi prioritas ke 2 dalam kegitan
CSRnya. Namun ada pula responden yang menjawab tidak setuju sebesar 8,%. Hal
ini kemungkinan dikarenakan dalam pelaksanaan program CSR BUMN tersebut tidak
menggunankan ring untuk menentuka target CSRnya.
Statistics
(Kategori Ring 3), wilayah yang terkena dampak tidak
penting dan tidak langsung dari kegiatan perusahaan
menjadi prioritas ketiga dalam pelaksanaan CSR.
62
0
3,15
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
102
Tabel 4.20
1 0,75 2 3 3,15 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 41 orang atau dengan persentase 66,1%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang atau 24,2%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 9,7% atau
sebanyak 6 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Melihat dari jawaban responden sebesarr 66,1% yang menjawab setuju dan
24,2% yang menjawab sangat setuju. Membuktikan bahwa BUMN diprovinsi banten
menjadikan masyarakat yang ada do ring 3 menjadi priorisa ke 3 ndalam kegitan
CSRnya. Namun ada pula responden yang menjawab tidak setuju sebesar 9,7%. Hal
(Kategori Ring 3), wilayah yang terkena dampak tidak penting dan tidak
langsung dari kegiatan perusahaan menjadi prioritas ketiga dalam
pelaksanaan CSR.
6 9,7 9,7 9,7
41 66,1 66,1 75,8
15 24,2 24,2 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
103
ini kemungkinan dikarenakan dalam pelaksanaan program CSR BUMN tersebut tidak
menggunankan ring untuk menentuka target CSRnya.
Tabel 4.21
1 0,75 2 3 3,03 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 45 orang atau dengan persentase 72,6%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang atau 16,1%. Sedangkan jawaban yang
menjawab tidak setuju sebanyak 6 orang atau 9,7%. Dan sisanya menjawab sangat
tidak setuju dengan peresentase 3,2% atau sebanyak 1 orang.
Statistics
(Kategori Ring 4), wilayah diluar operasi perusahaan
menjadi prioritas keempat dalam pelaksanaan CSR
62
0
3,03
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
(Kategori Ring 4), wilayah diluar operasi perusahaan menjadi prioritas keempat
dalam pelaksanaan CSR
1 1,6 1,6 1,6
6 9,7 9,7 11,3
45 72,6 72,6 83,9
10 16,1 16,1 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
104
Melihat dari jawaban responden sebesarr 72,6% yang menjawab setuju dan
16,7% yang menjawab sangat setuju. Membuktikan bahwa BUMN diprovinsi banten
menjadikan mayarakat yang ada do ring 3 menjadi priorisa ke 3 ndalam kegitan
CSRnya. Namun ada pula responden yang menjawab tidak setuju sebesar 9,7%. Hal
ini kemungkinan dikarenakan dalam pelaksanaan program CSR BUMN tersebut tidak
menggunankan ring untuk menentuka target CSRnya.
Tabel 4.22
1 0,75 2 3 3,06 4
Statistics
Bentuk prog ram CSR disesuaikan oleh
kategori ring , semakin dekat wilayah program
CSR maka bentuk program semakin intens
62
0
3,06
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Bentuk program CSR disesuaikan oleh kategori ring, semakin dekat wilayah
program CSR maka bentuk program semakin intens
15 24,2 24,2 24,2
28 45,2 45,2 69,4
19 30,6 30,6 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
105
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban yang sama, yaitu setuju
sebanyak 28 orang atau 45,2%, sangat setuju sebnayk 19 orang atau 30.6% dan tidak
setuju sebnyak 15 orang atau 24,2%. Tidak ada responden menjawab sangat tidak
setuju.
Banyaknya responden yang menjawab setuju dengan persentase 45,2%
ditambah jawaban sangat setuju 30,6% menunjukan bahwa BUMN diprovinsi Banten
menentukan bentuk program sesuai dengan kategori ring hal ini didasari atas dasar
karena ring satu merupakan yang terkena dampak lansung dari perusahaan jadi jauh
lebih diperhatikan.
Statistics
Dana program CSR disesuaikan oleh
kategori ring , semakin dekat wilayah program
CSR maka dana program semakin besar
62
0
2,84
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
106
Tabel 4.23
1 0,75 2 2,84 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 32 orang atau dengan persentase 51,6%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 20 orang atau 32,3%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat setuju dengan perolehan 16,1%
atau sebanyak 10 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Banyaknya responden yang menjawab setuju dengan persentase 456,1%
menunjukan bahwa sebagian BUMN diprovinsi Banten menyesuaika dana program
sesuai dengan kategori ring.
Dana program CSR disesuaikan oleh kategori ring, semakin dekat wilayah
program CSR maka dana program semakin besar
20 32,3 32,3 32,3
32 51,6 51,6 83,9
10 16,1 16,1 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
107
Tabel 4.24
1 0,75 2 3 3,15 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 37 orang atau dengan persentase 59,7%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang atau 27,4%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 12,9% atau
sebanyak 8 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Statistics
Dalam menjalankan program CSr perusahaan
berusaha adil terhadap semua pihak yang dibantunya
62
0
3,15
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Dalam menjalankan program CSr perusahaan berusaha adil terhadap semua
pihak yang dibantunya
8 12,9 12,9 12,9
37 59,7 59,7 72,6
17 27,4 27,4 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
108
Banyaknya responden yang menjawab setuju dengan persentase 59,7%
ditambah jawaban sangat setuju 27.4% menunjukan bahwa BUMN diprovinsi Banten
bersikap adil terhadap semua pihak.
Tabel 4.25
1 0,75 2 3 3,31 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 22 orang atau dengan persentase 69,4%, kemudian yang
Statistics
Perencanaan CSR direncanakan secara partisipatif
dan diusulkan berdasarkan kebutuhan masyarakat
yang mengacu pada hasil pemetaan sosial.
62
0
3,31
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Perencanaan CSR direncanakan secara partisipatif dan diusulkan berdasarkan
kebutuhan masyarakat yang mengacu pada hasil pemetaan sosial.
43 69,4 69,4 69,4
19 30,6 30,6 100,0
62 100,0 100,0
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
109
menjawab sangat setuju sebanyak 19 orang atau 30,6%. Sedangkan tidak ada
responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan oleh karena itu wajar bila
perusahaan memperhatikan kepentingan dari masyarakat. Termasuk kedalamnya
proses perencanaan CSR harus melibatkan masyarakat dan mengacu kepada
kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Hasil dari pernyataan di tabel ini menujukan
bahwa BUMN diprovinsi Banten setuju akan pernyataan “ perencanaan CSR
direncanakan secara pertisipatif dan diusulkan berdasarkan kebutuhan masyarakat
yang mengacu pada hasil pemetaan sosial” dengan persentase sebanyak 69,4%.
Tabel 4.26
Statistics
Bentuk transparasi dalam CSR yaitu
terdapat laporan tahunan (anuual Report)
62
0
3,24
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Bentuk transparasi dalam CSR yaitu terdapat laporan tahunan (anuual Report)
1 1,6 1,6 1,6
44 71,0 71,0 72,6
17 27,4 27,4 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
110
1 0,75 2 3 3,23 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 44 orang atau dengan persentase 71,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang atau 27,4%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat tidak setuju dengan perolehan
1,6% atau sebanyak 1 orang. Tidak ada responden menjawab tidak setuju.
Transaparasi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
yang dilakukan perusahaan dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan serta informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti
dan dapat dipantau. Salah satu bentuk transparasi adalah laporan tahunan (Annual
Report). Laporan tahunan merupakan laporan akhir program berdasarkan tahun
anggaran. Laporan ini menjadi penting sebagai sarana evaluasi program beserta
catatanya, evaluasi anggaran dan sumber utama dalam menentukan program pada
tahun berikutnya.7
Sebanyak 71,0% responden menjawab setetuju atas pernyataan “ bentuk
transparasi dalam CSr yaitu terdapat laporan tahunan (annual report)”, hasil
tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar BUMN di provinsi Banten
memahami bahwa annual report merupakan bentuk dari transparasi dalam kegitan
7 Opcit. Hal 60
111
CSR. Namaun ada responden yang menjawab tidak setuju yaitu sebnyak 31,6%. Hal
ini kemungkinan dikarenakan annual report program CSR tidak dipisahkan dari
laporan tahunan instansi itu sendiri.
Tabel 4.27
1 0,75 2 3 3,27 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 43 orang atau dengan persentase 69,4%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang atau 29,0%. Sedangkan jawaban yang
Statistics
Laporan tahunan (annual Report) merupakan
bagian penting bagi perusahaan anda dalam
proses transparasi program CSR
62
0
3,27
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Laporan tahunan (annual Report) merupakan bagian penting bagi perusahaan
anda dalam proses transparasi program CSR
1 1,6 1,6 1,6
43 69,4 69,4 71,0
18 29,0 29,0 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
112
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 1,6% atau
sebanyak 1 orang. Tidak ada responden menjawab tidak setuju.
Sebesar 69.4% menjawab setuju dan sebanyak 29,0% menjawab sangat setuju
atas pernyataan “laporan tahunan (annual report) merupakan bagian penting bagi
perusahaan anda dalam proses transparasi program CSR”. hasil tersebut
menunjukan bahwa BUMN hampir seluruh BUMN di provinsi Banten memahami
secara manfaat dari annual report itu sendiri yaitu sebagai penentu berhasil atau
tidaknya suatu program CSR dan sebagai patokan keberlanjutan suatu program
dengan menganggap penting annual report.
Tabel 4.28
Statistics
Setiap perusahaan yang melaksanakan
CSR, audit sosial wajib dilaksanakan.
62
0
3,21
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Setiap perusahaan yang melaksanakan CSR, audit sosial wajib dilaksanakan.
3 4,8 4,8 4,8
43 69,4 69,4 74,2
16 25,8 25,8 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
113
1 0,75 2 3 3,21 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 43 orang atau dengan persentase 69,4%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang atau 25,8%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 4,8% atau
sebanyak 3 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Audit sosial adalah Kegiatan penilaian jarak kinerja sosial perusahaan dengan
norma kinerja tertentu. Laporannya biasanya tidak saja mencakup kinerja sosial
perusahaan, saran bagaimana kinerja ditingkatkan.8 atas dasar ini lah proses audit
sosial penting untuk dilaksanakan. Hal ini sepadan dengan hasil dari pernyataaan
“setiap perusahaan yang melaksanakan CSR, audit sosial wajib dilaksanakan” yang
menunjukan sebanyak 69,4% yang menjawab setuju.
8 www.csrindonesia.com . pukul 01.27
114
Tabel 4.29
1 0,75 2 3 3,32 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 38 orang atau dengan persentase 61,3%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang atau 35,5%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 3,2% atau
sebanyak 2 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Statistics
Setiap perusahaan yang melaksanakan
CSR, audit finansial wajib dilaksanakan.
62
0
3,32
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Setiap perusahaan yang melaksanakan CSR, audit finansial waj ib
dilaksanakan.
2 3,2 3,2 3,2
38 61,3 61,3 64,5
22 35,5 35,5 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
115
Audit Finansial adalah audit untuk mengukur tingkat efisiensi, efektivitas dan
produktivitas suatu perusahaan untuk mengumpulkan fakta dan infomarsi tentang
efisiensi kerja internal satuan yang mengukur keuangan perusahaan. Audit finansial
pentig untuk dilaksanakan guna mengatahui apakah dana yang diberikan tersalurkan
dengan benar dan tepat sasaran tanpa adanya penyimpangan. Besarnya responden
yang menjawab setuju yaitu 61,3% dan ditambah lagi dengan jawaban responden
yang menjawab sangat setuju yaitu 35,5% membuktikan bahwa BUMN di provinsi
banten melaksanakan audit finasial guna mengetahui alur dari lairan dana yang
dikeluarkan, apakah tepat sasaran dan tidak terjadi penyimpangan.
Tabel 4.30
Statistics
Perusahaan melakukan interview untuk mendapatkan
umpan balik dari masyarakat penerima program CSR
62
0
3,18
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Perusahaan melakukan interview untuk mendapatkan umpan balik dari
masyarakat penerima program CSR
10 16,1 16,1 16,1
31 50,0 50,0 66,1
21 33,9 33,9 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
116
1 0,75 2 3 3,18 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 31 orang atau dengan persentase 50,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang atau 33,9%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 16,1% atau
sebanyak 10 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Salah satu cara untuk mendapatkan umpan balik dari mayarakat adalah
dengan dilakukannya interview. Interview disini dimaksudkan untuk mengetahui
tanggapan secara real yang dirasakan oleh masayrakat saat pelaksanaan dan setelah
pelaksanaan guna kelancaran program yang sedang berlangsung. Sebayak 50,0%
responden yang menjawab setuju dan 33,9% lagi menjawab sangat setuju. Ini
menunjukan bahwa BUMN di provinsi banten melakukan interview guna
mendapatkan feedback dari masayarakat. Namun dalam hal ini ada responden yang
menjawab tidak setuju sebesar 16,1%. Hal ini kemungkinan dikarenakan dalam
memperoleh feedback instasi tersebut menggunakan cara lain selain interview.
117
Tabel 4.31
1 0,75 2 3 3,10 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 44 orang atau dengan persentase 71,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang atau 19,4%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 9,7% atau
sebanyak 3 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Dalam melakukan praktik CSR tidak bisa terlepas dengan stakeholder atau
pemangku kepentingan, karena irisannya besar antara mempengaruhi dan dipengaruhi
Statistics
Penetapan program CSR dilakukan
secara besama oleh seluruh stakeholder
62
0
3,10
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Penetapan program CSR dilakukan secara besama oleh seluruh stakeholder
6 9,7 9,7 9,7
44 71,0 71,0 80,6
12 19,4 19,4 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
118
terkait dengan terpenuhinya kebutuhan masing-masing. Dalam proses penerapan
CSR, stakeholeder wajib dirangkul dan dilibatkan baik tahap perencanaan, penetapan
implementasi dan evaluasi. 9 Di pernyataan “penetapan program CSR dilakukan
secara bersama oleh seluruh stakeholder”, sebanyak 71,0% responden menjawab
setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa BUMN di provinsi Banten melibatkan
seluruh stkeholder dalam proses penetapan program CSR yang akan dilaksanakan.
namun dalam hal ini ada responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 9,7%. Hal
ini kemungkinan dikarenakan sebagian BUMN di provinsi Banten menganggap
bahwa penetapan program CSR hanya dilakukan oleh BUMN itu sendir
Tabel 4.32
9 Rahmatullah, Kurniati, Trianita. Loc Opcit. Hal 12
Statistics
Pemantauan CSR dilakukan secara sistematis dan teratur.
62
0
3,18
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Pemantauan CSR dilakukan secara sistematis dan teratur.
2 3,2 3,2 3,2
47 75,8 75,8 79,0
13 21,0 21,0 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
119
1 0,75 2 3 3,20 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 47 orang atau dengan persentase 75,8%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang atau 21,0%. Sedangkan responden yang
menjawab tidak setuju sebesar 3,2% atau 2 oarang dan tidak ada responden yang
menjawab s sangat tidak setuju
Monitoring merupakan pemantauan yang dilakukan secara terus menerus
terkait proses pelaksanaan program CSR. Monitoring dilakukam secara berkala
selama berlangsungnya suatu kegiatan. 10
Monitoring dilakuan sebagai bentuk
pengendalian dari suatu program, agar berjalan sesuai dengan rencana. Sebanyak
75,8% responden menjawab setuju dan 21,0% menjawab sangat setuju. Hasil tersebut
menunjukan hampir seluruh responden yang merupakan BUMN di provinsi Banten
melakukan monitoring atau pemantauan program CSR secara berkala sebagai bentuk
pengendalian dari progra CSR yang mereka lakukan.
10
Ibid. Hal 79
120
Tabel 4.33
1 0,75 2 3 3,21 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 45 orang atau dengan persentase 72,6%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang atau 24,2%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 3,2% atau
sebanyak 2 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Statistics
Kunjungan kelapangan selama program
berlangsung merupakan hal penting guna
mengatahui efektivitas program CSR
62
0
3,21
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Kunjungan kelapangan selama program berlangsung merupakan hal penting
guna mengatahui efektivitas program CSR
2 3,2 3,2 3,2
45 72,6 72,6 75,8
15 24,2 24,2 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
121
Banyaknya responden yang menjawab setuju yaitu 72.6% membuktikan
bahwa BUMN di provinsi Banten meganggap kunujungan penting dilakukan guna
mengetahui efektivitas dari program CSR yang sedang dilaksanakan. Karena
kujungan termasuk kedalam proses monitoring maka perlu pengawasan selama
proagram tersebut berjalan guna mengetahui apakah program berjalan sesuai dengan
rencan.
Tabel 4.34
1 0,75 2 3 3,11 4
Statistics
Keberlanjutan program ditentukan oleh hasil dari
monitoring/ pemantauan program itu sendiri.
62
0
3,11
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Keberlanjutan program ditentukan oleh hasil dari monitoring/ pemantauan
program itu sendiri.
3 4,8 4,8 4,8
49 79,0 79,0 83,9
10 16,1 16,1 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
122
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 49 orang atau dengan persentase 79,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang atau 16,1%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 4,8% atau
sebanyak 3 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Monitoring merupakan bagian dari pengelolaan manajemen program, yang di
intergrasikan sejak awal perencanaan. Rumusan indikator-indikator keberhasila di
awal akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan monitoring dan akan menentukan
keberlanjutan suatu program.11
Hal ini sepadan dengan hasil yang di berikan BUMN
di provinsi Banten yaitu sebanyak 79,0% responden yang menjawab setuju. Ini
menunjukan bahwa BUMN di provinsi Banten menjadikan monitoring sebagai
langkah untuk menentukan keberlanjutan suatu program.
11
Ibid. Hal 80
Statistics
Evaluasi program CSR sebaiknya
dilaksanakan secara berkala.
62
0
3,13
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
123
Tabel 3.35
1 0,75 2 3 3,13 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 48 orang atau dengan persentase 77,4%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau 217,7%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 4,8% atau
sebanyak 3 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Evaluasi bertujuan utuk menelusuri sejauh mana kemajuan dan perkembangan
dari pendekatan CSR. Evaluasi yang baik diadakan secara berkala guna mengetahui
kekurangan atau ketidak sesuaian program dengan rencana awal agar cepat dapat di
selesaikan.12
Hal ini sejalan dengan hasil jawaban dari perntayaan di tabel ini, hampir
seluruh BUMN di provinsi Banten yaitu sebanyak 77,4% responden yang menjawab
setuju.
12
Ibid. Hal 79
Evaluasi program CSR sebaiknya dilaksanakan secara berkala.
3 4,8 4,8 4,8
48 77,4 77,4 82,3
11 17,7 17,7 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
124
Tabel 3.36
1 0,75 2 3 3,11 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 51 orang atau dengan persentase 82,3%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang atau 14,5%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 3,2% atau
sebanyak 2 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Dengan dilaksanakannya evaluasi secara berkala, dengan mudah hambatan-
hambatan yang terjadi akan terdeteksi dan dapat segera diatasi. Hal ini sejalan dengan
Statistics
Evaluasi berkala dilakukan untuk
mencegah terjadinya hambatan
62
0
3,11
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Evaluasi berkala dilakukan untuk mencegah terjadinya hambatan
2 3,2 3,2 3,2
51 82,3 82,3 85,5
9 14,5 14,5 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
125
hasil jawaban dari perntayaan di tabel ini, hampir seluruh BUMN di provinsi Banten
yaitu sebanyak 82,3% responden yang menjawab setuju.
Tabel 4.37
1 0,75 2 3 3,15 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 53 orang atau dengan persentase 85,5%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang atau 14,5%. Sedangkan tidak ada
responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju
Statistics
Evaluasi di akhir program dijadikan
landasan program berikutnya
62
0
3,15
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Evaluasi di akhir program dijadikan landasan program berikutnya
53 85,5 85,5 85,5
9 14,5 14,5 100,0
62 100,0 100,0
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
126
Evaluasi bertujuan untuk menelusuri sejauh mana kemajuan dan
perkembangan dari pendekatan CSR yang dilakukan pleh perusahaan dan menjai
dasar bagi perbaikan, modivikasi dan keberlanjutan suatu program.13
Hal ini sepadan
dengan hasil yang di berikan BUMN di provinsi Banten yaitu sebanyak 85,5%
responden yang menjawab setuju. Ini menunjukan bahwa BUMN di provinsi Banten
menjadikan evaluasi sebagai langkah untuk menjadikan landasan program berikutnya
Tabel 4.38
1 0,75 2 3 3,19 4
13
Susanto, A. B. Hal 63
Statistics
Penting bagi masyarakat penerima CSR
untuk mengetahui tujuan / arah dari CSR
62
0
3,19
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Penting bagi masyarakat penerima CSR untuk mengetahui tujuan / arah dari
CSR
3 4,8 4,8 4,8
44 71,0 71,0 75,8
15 24,2 24,2 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
127
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 44 orang atau dengan persentase 71,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang atau 24,2%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 4,8% atau
sebanyak 3 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Banyaknya responden yang menjawab setuju sebanyak 71,0% membuktikan
bahwa BUMN diprovinsi Banten menganggap penting untuk masayrakat mengetahui
arah dan tujuan dapi program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan
masyarakat mengetahui arah dan tujuan dari program CSR, masyarakat akan lebih
memahami program CSR tersebut dan senantiasa berkerjasama dengan baik.
Tabel 4.39
Statistics
Perusahaan menjalankan program CSR sesuai
dengan etika yang berlaku di masyarakat
62
0
3,16
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Perusahaan menjalankan program CSR sesuai dengan etika yang berlaku di
masyarakat
2 3,2 3,2 3,2
48 77,4 77,4 80,6
12 19,4 19,4 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
128
1 0,75 2 3 3,16 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 48 orang atau dengan persentase 77,4%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang atau 19,4%. Sedangkan responden
menjawab tidak setuju sebesar 3,2% atau 2orag dan tidak ada reponden yang
menjawab sangat tidak setuju.
Pelaksanaan aktivitas CSR bukan hanya atas dasar dari pemenuhan regulasi
dan hukum, akan tetapi proses pelaksanaannya harus mementingkan etika yang
berlaku di masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menghormati dan mendapatkan respon
positif dari masyarakat akan program yang dijalankan. Hal ini sejalan dengan hasil
jawaban dari pernyataan di tabel ini, hampir seluruh BUMN di provinsi Banten yaitu
sebanyak 77,4% responden yang menjawab setuju. Ini membuktikan bahwa BUMN
di provinsi Banten menjalankan program CSR sesuai etika yg berlaku dimasyarakat
guna menghormati masyarakat setempat.
129
Tabel 4.40
1 0,75 2 3 3,16 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 47 orang atau dengan persentase 75,8%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang atau 21,0%. Sedangkan jawaban yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1,6%. Dan sisanya menjawab
sangat setuju dengan peresentase 1,6% atau sebanyak 1 orang.
Statistics
Kegitan CSR yang dilakukan perusahaan
disesuaikan dengan adat istiadat masyarakat
62
0
3,16
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Kegitan CSR yang dilakukan perusahaan disesuaikan dengan adat istiadat
masyarakat
1 1,6 1,6 1,6
1 1,6 1,6 3,2
47 75,8 75,8 79,0
13 21,0 21,0 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
130
Bukan hanya etika akan tetapi ativitas CSRjuga harus disesuaikan oleh adat
istiadat dimasyarakat tujuannya pun sama untuk menghormati dan mendapatkan
respon positif dari masyarakat akan program yang dijalankan. Hal ini sejalan dengan
hasil jawaban dari pernyataan di tabel ini, hampir seluruh BUMN di provinsi Banten
yaitu sebanyak 75,8% responden yang menjawab setuju.
Tabel 4.41
1 0,75 2 3 3,10 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 50 orang atau dengan persentase 80,6%, kemudian yang
Statistics
Blue-print policy menjadi dasar pelasanaan prog ram CSR
62
0
3,10
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Blue-print policy menjadi dasar pelasanaan program CSR
3 4,8 4,8 4,8
50 80,6 80,6 85,5
9 14,5 14,5 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
131
menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang atau 14,5%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 4,8% atau
sebanyak 3 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Kebijakan (policy) CSR merupakan rujukan utama dalam
pengimplementasian program CSR, dengan adanya kebijakan, maka apapun aktivitas
CSR harus bersumber atau berpatokan pada kebijakan yang sudah
ditentukan.14
Sebesar 80,6% responden menjawab setuju atas pernyataan diatas, hasil
tersebut memperlihatkan bahwa BUMN di provinsi banten memahami benar arti dan
kegunaan blue print policy (kebijakan) dalam pelaksanaan CSR. Blue print policy
tersebutlah yang menjadi patokan mereka dalam melaksanakan kegitan CSR.
14
Opcit. Hal 53
Statistics
Dalam merencanakan program CSR,
perusahaan anda memiliki blue-print policy yang
menjadi dasar pelaksanaan suatu prog ram
62
0
3,13
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
132
Tabel 4.42
1 0,75 2 3 3,13 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 45 orang atau dengan persentase 72,6%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang atau 21,0%. Sedangkan jawaban tidak
setuju dengan peroleh 4,8% atau sebanyak 3 orang. Dan yang sangat tidak setuju
sebesar 1,6% atau 1 orang.
Sebanyak 72,6% responden manjawab setuju pada pernyataan diatas dan
sebanyak 21,0% menjawab sangat setuju. Jika di akumulasikan maka hampir semua
BUMN memiliki blue print policy yang menjadi dasar plaksanaan suatu program,
dalam hal ini program CSR. Namun ada responden yang menjawab tidak setuju atas
penyataan ini yaitu sebanyak 4,8%, hal ini kemungkinan dikarenakan oleh kurangnya
pengetahuan reponden tentang arti Blue print policy tersebut. Seperti yang kita
Dalam merencanakan program CSR, perusahaan anda memiliki blue-print policy
yang menjadi dasar pelaksanaan suatu program
1 1,6 1,6 1,6
3 4,8 4,8 6,5
45 72,6 72,6 79,0
13 21,0 21,0 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
133
ketahui bahwa blue print policy berguna bagi pedoman atau acuan dalam pelaksanaan
CSR itu sendiri.
Tabel 4.43
1 0,75 2 3 3,11 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 42 orang atau dengan persentase 67,7%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang atau 22,6%. Sedangkan jawaban yang
Statistics
Dalam perencanaan program CSR melibatkan
top manajemen merupakan hal penting
62
0
3,11
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Dalam perencanaan program CSR melibatkan top manajemen merupakan hal
penting
1 1,6 1,6 1,6
5 8,1 8,1 9,7
42 67,7 67,7 77,4
14 22,6 22,6 100,0
62 100,0 100,0
sangat tidak setuju
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
134
tidak setuju dengan perolehan 8,1% atau sebanyak 5 orang. Dan jawaban paling
sedikit adalah sangat tidak setuju sebesar 1,6 atau 1 orang.
Pelibatan stakeholeder dalam setiap aktivitas CSR merupakan hal yang peting.
Salah satunya melibatkan top manajemen dalam perencanaan, top manajemen
merupakan pimpinan tertinggi disuatu perusahaan, posisi ini lah yanag akan menjadi
pelindung selama program CSR berlangsung. Untuk itu penting untuk top manajmen
mengetahui perencanaan secara rinci. Hal ini sepadan dengan hasil yang di berikan
BUMN di provinsi Banten yaitu sebanyak 67,7% responden yang menjawab setuju.
Ini menunjukan bahwa BUMN di provinsi Banten menganggap penting pelibatan top
manajmen dalam suatu perencanaan. Namun ada responden yang menjawab tidak
setuju sebanyak 22,6%. Hal ini kemungkinan dikarenakan menurut sebagian BUMN
pelibatan top manajemen bukan lah hal yang penting, karena top manajemen hanya
berkapasitas sebagai pemantau.
Statistics
Dalam perencanaan program CSR melibatkan
pemerintah merupakan hal penting
62
0
3,03
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
135
Tabel 4.44
1 0,75 2 3 3,03 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 38 orang atau dengan persentase 61,3%, kemudian yang
menjawab tsangat setuju sebanyak 13 orang atau 21,0%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 17,7% atau
sebanyak 11 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Peran pemerintah dalam aktivitas CSR sangat penting karena pemerintah yang
membuat suatu kebijakan tentang aktivitas CSR itu sendiri, ketika pemerintah secara
legal memeberikan mandat melalui peraturan pemerintah. Sehingga pemerintah dapat
melakukan pengawasan dari segi pelaporan CSR baik evaluasi laporan maupun
melakukan cross check terhadap isi laporan. Untuk itu pelibatan pemerintah dalam
perencanaan CSR sangat lah penting untuk pengawasan dari awal agar sesuai dengan
kebijakan yang dibuat. Hal ini sejalan dengan hasil jawaban dari perntayaan di tabel
Dalam perencanaan program CSR melibatkan pemerintah merupakan hal
penting
11 17,7 17,7 17,7
38 61,3 61,3 79,0
13 21,0 21,0 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
136
ini, hampir seluruh BUMN di provinsi Banten yaitu sebanyak 61,3% responden yang
menjawab setuju. Namun ada responden yang menjawab tidak setuju sebanyak
17,7%. Hal ini kemungkinan dikarenakan menurut sebagian BUMN pelibatan
pemerintah bukan lah hal yang penting, karena pemerintah hanya berkapasitas
sebagai pemantau atas kebijakan yang mereka
Tabel 4.45
1 0,75 2 33,02 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 39 orang atau dengan persentase 62,9%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang atau 19,4%. Sedangkan jawaban yang
Statistics
Dalam perencanaan program CSR melibatkan
karyawan/pegawai merupakan hal penting
62
0
3,02
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Dalam perencanaan program CSR melibatkan karyawan/pegawai merupakan
hal penting
11 17,7 17,7 17,7
39 62,9 62,9 80,6
12 19,4 19,4 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
137
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setujusetuju dengan perolehan
17,7% atau sebanyak 11 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Pelibatan stakeholder dalam setiap kegiatan CSR merupakan hal yang penting
termasuk kedalamnya proses perencanaan. Karyawan atau pegawai memiliki
pengetahuan terkini dan terlengkap mengenai permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan sehingga memainkan peranan yang sangat penting dalam implementasi.15
Oleh karena itu masukan yang berarti dan diperoleh sejak awal dari karyawan atau
pegawai perusahaan adalah sangat penting.
Banyak responden manjawab setuju sebesar 62,9% menunjukan bahwa
BUMN di provinsi Banten melibatkan kryawan dalam perencanaan program CSRnya.
Hal ini didasari pada kesadaran akan banyaknya informasi yang dimiliki oleh
karyawan tentang situasi disekitar perusahaan yang akan berguna bagi perencanaan
CSR. Namun ada responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 20,0%. Hal ini
kemungkinan dikarenakan menurut sebagian BUMN pelibatan pegawai bukan lah
hal yang penting, karena CSr yang dilakukan hanya untuk stakeholder external saja.
15
Susanto, A. B. Hal 55
138
Tabel 4.46
1 0,75 2 2,94 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 44 orang atau dengan persentase 71,0%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 511orang atau 17,7%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat setuju dengan perolehan 11,3%
atau sebanyak 7 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Fungsi pelibatan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam suatu
perencanaan dikarenakan LSM termasuk kedalam salah satu stakeholder. Jika
Statistics
Dalam perencanaan program CSR melibatkan
lembaga masyarakat merupakan hal penting
62
0
2,94
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Dalam perencanaan program CSR melibatkan lembaga masyarakat merupakan
hal penting
11 17,7 17,7 17,7
44 71,0 71,0 88,7
7 11,3 11,3 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
139
pemerintah mengontrol aktivitas CSR dari dalam maka fungsi LSM adalah
mengontrol aktivitas CSR dari luar baik terhadap regulasi maupun komitmen
perusahaan.16
Hal ini sejalan dengan hasil jawaban dari perntayaan di tabel ini,
hampir seluruh BUMN di provinsi Banten yaitu sebanyak 71,0% responden yang
menjawab setuju.
Tabel 4.47
1 0,75 2 3 3,05 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 39 orang atau dengan persentase 62,9%, kemudian yang
16
Opcit. 12
Statistics
Dalam perencanaan prog ram CSR melibatkan masyarakat
penerima program CSR merupakan hal penting
62
0
3,05
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Dalam perencanaan program CSR melibatkan masyarakat penerima program
CSR merupakan hal penting
10 16,1 16,1 16,1
39 62,9 62,9 79,0
13 21,0 21,0 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
140
menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang atau 21,0%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 16,1% atau
sebanyak 10 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Pelibatan stakeholder salah satunya masyarakat merupakan hal penting kerana
dengan adanya pelibatan masyarakat dalam aktivitas CSR mulai dari perencanaan
hingga evaluasi akan menunjuakan komitmen perusahaan terhadap program CSR
yang akan berdampak kepada kepercayaan serta penerimaan masyarakat terhadap
perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil jawaban dari perntayaan di tabel ini, hampir
seluruh BUMN di provinsi Banten yaitu sebanyak 62,9% responden yang menjawab
setuju.
Tabel 4.48
Statistics
Training / workshop untuk tim csr penting dilaksanakan dalam
rangka peningkatan kapasitas guna memaksimalkan kinerja.
62
0
3,13
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Training / workshop untuk tim csr penting dilaksanakan dalam rangka
peningkatan kapasitas guna memaksimalkan kinerja.
6 9,7 9,7 9,7
42 67,7 67,7 77,4
14 22,6 22,6 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
141
1 0,75 2 3 3,13 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 42 orang atau dengan persentase 67,7%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang atau 22,6%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 9,7% atau
sebanyak 6 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Perusahaan perlu memberikan pelatihan kepada karyawan yang terlibat
langsung dalam aktivitas CSR (Tim CSR), karena kebutuhan pelatihan akan
berkembang pada saat isu-isu CSR berkembang. Pendekatan yang komprehensif
terhadap pelatihan akan membantu menjamin karyawan memiliki informasi mengenai
komitmen, program, dan implementasi CSR.17
Banyaknya responden yang menjawab setuju yaiutu 67,7% menunjukan
bahwa BUMN di provinsi banten menganggap penting training/workshop untuk tim
CSR untuk menambah informasi mengenai komitmen, program dan implementasi
guna memaksimalkan kinerja dari karywan itu sendiri. Namun ada beberapa
responden yang menjawab tidak setuju sebesar 9,7% hal ini menunjukan bahwa dua
instansi tersebut yang diwakili oleh respondennya menganggap bahwa training
17
Ibid. Hal 60
142
ataupun workshop tidak penting dilakukan untuk tim CSR dalam rangka
meningkatkan kapasitas guna peningkatan kinerja
Tabel 4.49
1 0,75 2 3 3,05 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 47 orang atau dengan persentase 75,8%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang atau 14,5%. Dan yang menjawab tidak
setuju sebanyak 6 orang atau 9,7%. Tidak ada responden menjawab sangat tidak
setuju.
Statistics
Training / workshop untuk manajemen perusahan
penting dilaksanakan dalam rangka peningkatan
kapasitas guna memaksimalkan kinerja.
62
0
3,05
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Training / workshop untuk manajemen perusahan penting dilaksanakan dalam
rangka peningkatan kapasitas guna memaksimalkan kinerja.
6 9,7 9,7 9,7
47 75,8 75,8 85,5
9 14,5 14,5 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
143
Seperti dibahas dipernyataan sebeumnya, pelatihan untunk manajemen
perusahaan juga penting, karena manajemen perusahaan pasti selalu mengikuti
aktivitas CSR di perusahaan. Sebanyak 75,8% responden menjawab setuju, hasil ini
menujukan bahwa BUMN diprovinsi banten menganggap penting training/workshop
untuk manajemen perusahaan untuk menambah informasi mengenai komitmen,
program dan implementasi guna memaksimalkan kinerja majamen itu sendiri dan
juga agar dapat mengarahkan jalannya CSR agar tidak keluar dari konsep yang ada.
Namun ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju sebesar 9,7% hal ini
menunjukan bahwa beberapa instansi tersebut yang diwakili oleh respondennya
menganggap bahwa training ataupun workshop tidak penting dilakukan untuk
manajemen dalam rangka meningkatkan kapasitas guna peningkatan kinerja.
Statistics
Training / workshop untuk SDM lokal/ masyarakat
penerima program penting di laksanakan dalam rangka
pening katan kapasitas guna memaksimalkan kinerja.
62
0
3,06
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
144
Tabel 4.50
1 0,75 2 3 3,06 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 46 orang atau dengan persentase 74,2%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang atau 16,1%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 9,7% atau
sebanyak 6 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Seperti pada tabel sebelumnya, pelatihaan perlu diberikan kepada semua yang
terlibat langsung dalam aktivitas CSR. Dalam hal ini masyarakat termasuk kedalam
yang ikut serta dalam aktivitas CSR. Pengetahuan tentang CSR, informasi mengenai
komitmen, program serta implementasi CSR perlu diketahui masyarakat agar
masyarakat mengetahui arah dari program CSR yang dilaksanakan. Inilah pentingnya
Training / workshop untuk SDM lokal/ masyarakat penerima program penting
dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas guna memaksimalkan
kinerja.
6 9,7 9,7 9,7
46 74,2 74,2 83,9
10 16,1 16,1 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
145
training dan workshop untuk SDM lokal/masyarakat penerima program CSR. Hasil
jawaban responden menunjukan bahwa, sebanyak 74,2% menjawab setuju, ini
membuktikan bahwa bagi perusahaan training/workshop untuk SDM lokal/
masyarakat penting untuk dilakukan guna pemahaman tentang komitmen CSR yang
dilakukan perusahaan. . Namun ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju
sebesar 9,7% hal ini menunjukan bahwa beberapa instansi tersebut yang diwakili
oleh respondennya menganggap bahwa training ataupun workshop tidak penting
dilakukan untuk SDM lokal dalam rangka meningkatkan kapasitas guna peningkatan
kinerja.
Statistics
Sharing kontribusi oleh seluruh stakeholder
penting dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan
CSR, sehingga jelas ruang lingkup kerja
masing-masing dan tidak terjadi tumpang tindih.
62
0
3,21
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
146
Tabel 4.51
1 0,75 2 3 3,21 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 45 orang atau dengan persentase 72,6%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang atau 24,2%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 3,2% atau
sebanyak 2 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Diskusi dengan para stakeholder kunci, khususnya pihak eksternal, sangat
penting bagi perusahaan untuk memperoleh kejelasan megenai tujuan diskusi, karena
stakeholder dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk mengemukakakn pandangan
mereka tentang perilaku perushaan.18
Hal ini dilakukan untuk memperoleh
keberhasilan serta dalam rangka kerjasama antara stakeholder dan perusahaan
18
Ibid. Hal 55
Sharing kontribusi oleh seluruh stakeholder penting dilaksanakan dalam
rangka pelaksanaan CSR, sehingga jelas ruang lingkup kerja masing-masing
dan tidak terjadi tumpang tindih.
2 3,2 3,2 3,2
45 72,6 72,6 75,8
15 24,2 24,2 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
147
sehingga jelas ruang lingkup kerja dari masing-masing stakeholder. Hal ini sejalan
dengan hasil jawaban dari perntayaan di tabel ini, hampir seluruh BUMN di provinsi
Banten yaitu sebanyak 72,6% responden yang menjawab setuju. . Namun ada
beberapa responden yang menjawab tidak setuju sebesar 3,2% hal ini menunjukan
bahwa beberapa instansi tersebut yang diwakili oleh respondennya kemungkinan
menganggap bahwa sharing kontribusi oleh seluruh stakeholder bukan salah satu cara
untuk melakukan aktivitas CSR.
Tabel 4.52
1 0,75 2 3 3,15 4
Statistics
Bentuk keberlanjutan (sustainabili ty) program CSR,
terjadi alih peran dari coorporate ke masyarakat
62
0
3,15
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Bentuk keberlanjutan (sustainability) program CSR, terjadi alih peran dari
coorporate ke masyarakat
2 3,2 3,2 3,2
49 79,0 79,0 82,3
11 17,7 17,7 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
148
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 49 orang atau dengan persentase 79,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang atau 17,7%. Dan tidak setuju sebanyak 2
orang atau 3,2%. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Sebanyak 86,7% respnden menjawab setuju atas pernyataan “bentuk
keberlanjutan (sustainability) program CSR, terjadi alih peran dari coorporate ke
masyarakat”. Hasil ini menunjukan bahwa sebagian besar BUMN di provinsi Banten
melakukan fungsi alih peran sebagai betuk keberlanjutan program CSR. ini didasari
karena memang dalam BUMN bentuk CSR diberi nama dengan PKBL yang
mencakup program kemitraan dan bina lingkungan hal ini memungkinkan adanya ali
peran program dari corporate ke masyarakat. . Namun ada beberapa responden yang
menjawab tidak setuju sebesar 3,2% hal ini kemungkinan dikarenakan beberapa
instansi tersebut tidak menjalankan alih peran dari corporate ke masyarakat.
Statistics
Setelah dilaksanakannya program CSR,
masyarakat bisa memanajemen program CSR
tersebut sendiri sebagai bentuk sustainabiliy
62
0
3,02
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
149
Tabel 4.53
1 0,75 2 33,02 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 57 orang atau dengan persentase 91,9%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang atau 4,8%. Sedangkan jawaban yang paling
sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 3,2% atau
sebanyak 2 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Seperti penjelasan di tabel sebelumnya, bukti keseriusan perusahaan
melakukan aktivitas CSR adalah keberlanjutan suatu program yng diwujudkan
dengan adanya alih peran dr coorporate kepada masayarakat yang artinya bahwa
masyarakat akan memenajemen program itu sendiri dan di pantau oleh perusahaan.
BUMN diprovinsi Banten melakukan hal tersebut, terbukti dengan hasil responden
yang menjawab setuju sebanyak 91,9%.
Setelah dilaksanakannya program CSR, masyarakat bisa memanajemen
program CSR tersebut sendiri sebagai bentuk sustainabiliy
2 3,2 3,2 3,2
57 91,9 91,9 95,2
3 4,8 4,8 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
150
Tabel 4.54
1 0,75 2 3 3,03 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 58 orang atau dengan persentase 93,5%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang atau 4,8%. Dan tidak setuju sebanyak 1
orang atau 1,6 %. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Statistics
Setelah dilaksanaknnya program CSR, tumbuh rasa
memilik prog ram dan hasil program pada diri
masyarakat, sehingga masyarakat dapat memelihara
dan menjaga program dengan baik dan mandiri
62
0
3,03
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Setelah dilaksanaknnya program CSR, tumbuh rasa memilik program dan hasil
program pada diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat memelihara dan
menjaga program dengan baik dan mandiri
1 1,6 1,6 1,6
58 93,5 93,5 95,2
3 4,8 4,8 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
151
Atas adanya alih peran serta masayarakat dapat memenajemen program CSR
yang telah dijalankan perusahaan maka akan tumbuh rasa memeliki program tersebut
oleh mayarakat. Ini bukti bahwa perusahaan mempercayai penuh program kepada
masayarakat dan tidak lagi ikut campur dalam pegelolannya, sehingga masayarakat
merasa memiliki program dan hasil program pada dirinya. BUMN diprovinsi Banten
pun membenarkan hal tersebut, terbukti dengan hasil responden yang menjawab
setuju sebanyak 93,5%
Tabel 4.55
Statistics
Sebagai bentuk sustainability perusahaan menyediakan
partner yang dapat membantu masyarakat dalam
menjalankan program, tanpa perlu lag i ke ikut sertaan
perusahaan dalam prog ram tersebut
62
0
2,84
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Sebagai bentuk sustainability perusahaan menyediakan partner yang dapat
membantu masyarakat dalam menjalankan program, tanpa perlu lagi ke ikut
sertaan perusahaan dalam program tersebut
15 24,2 24,2 24,2
42 67,7 67,7 91,9
5 8,1 8,1 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
152
1 0,75 2 2,84 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 42 orang atau dengan persentase 67,7%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 15 orang atau 24,2%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat setuju dengan perolehan 8,1%
atau sebanyak 5 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Alih peran fungsi program dari coorporate ke maayrakat bukan berarti
melepas sepenuhnya tanpa tanggung jawab lagi. Akan tetapi prusahaan tetap
mengontrol jalannya program CSR dimasayarakat dan agar masyarakat bisa
memanajemen program tersebut sendiri perusahaan memberikan partner kerja yang
akan membatu dalam menjalan kan program. Hal ini sejalan dengan BUMN
diprovinsi Banten yang juga melakukan hal tersebut, terbukti dengan hasil responden
yang menjawab setuju sebanyak 67,7%.
Statistics
Bentuk nyata dari outcome adalah terdapat
dokumentasi yang menunjukan berkurangya angka dari
parameter sesuai bidang CSR yang dipilih perusahaan
62
0
2,90
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
153
Tabel 4.56
1 0,75 2 2,90 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 48 orang atau dengan persentase 77,4%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 10 orang atau 16,1%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah sangat setuju dengan perolehan 6,5%
atau sebanyak 4 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Semua program CSR harus didokumentasikan baik bentuk hard copy dan soft
copy kedalam database. Semua yang dokumen harus tersu diperbaharui termasuk
kedalamnya laporan program, laporan hasil program dan jenis publikasi lainnya.19
Fungsi dari dokumntasi sangatlah penting yaitu untuk mengetahui suatu program
berjalan baik atau tidak, dalam laporan yang didokumentasikan akan terlihat hasil
19
Opcit. Hal 56
Bentuk nyata dari outcome adalah terdapat dokumentasi yang menunjukan
berkurangya angka dari parameter sesuai bidang CSR yang dipilih perusahaan
10 16,1 16,1 16,1
48 77,4 77,4 93,5
4 6,5 6,5 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
154
dari pencapaian suatu program, berpengaruh atau tidak bagi kesejahteraan
masayarakat sesuai dengan parameter bidang CSR yang dipilih. BUMN diprovinsi
Banten beranggapan sama pada hal tersebut, terbukti dengan hasil responden yang
menjawab setuju sebanyak 77,4%.
Tabel 4.57
1 0,75 2 3 3,05 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 55 orang atau dengan persentase 88,7%, kemudian yang
Statistics
Setelah prog ram CSR dilaksanakan
terjadi perubahan pola pikir masyarakat
62
0
3,05
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Setelah program CSR dilaksanakan terjadi perubahan pola pikir masyarakat
2 3,2 3,2 3,2
55 88,7 88,7 91,9
5 8,1 8,1 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
155
menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau 8,1%. Dan tidak setuju sebanyak 2
orang atau 3,2%. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Banyak dampak dari aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan kepada
masyarakatnya, salah satunya perubahan dari pola pikir masayarakat. Sebanyak
88,7% responden manjawab setuju yang membuktikan bahwa program CSR yang
dilakukan oleh BUMN diprovinsi Banten menghasilkan perubahan pola pikri di
masyarakat.
Tabel 4.58
1 0,75 2 3 3,10 4
Statistics
Setelah prog ram CSR dilaksanakan
masyarakat menjadi jauh lebih mandiri
62
0
3,10
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Setelah program CSR dilaksanakan masyarakat menjadi jauh lebih mandiri
6 9,7 9,7 9,7
44 71,0 71,0 80,6
12 19,4 19,4 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
156
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 44 orang atau dengan persentase 71,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang atau 19.4%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 9,7% atau
sebanyak 6 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Dampak dari aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan kepada masyarakatnya
selanjutnya adalah, kemandirian didalam masyarakat. Arti mandiri disini adalah
masyarakat sudah tidak bergantung lagi kepada perusahaan, karena adanya alih peran
maka masyarakat dapat mengelola usahanya sendiri dan berpengaruh kepada
peningkatan dampak ekonomi di masyarakat. Sebanyak 71.0% responden manjawab
setuju yang membuktikan bahwa program CSR yang dilakukan oleh BUMN
diprovinsi Banten menghasilkan perubahan masyarakat yang jauh lebih mandiri.
Namun ada reponden yang menjawab tidak setuju sebesar 9,7% hal ini kemungkinan
dikarenkan oleh banyak masyarakat yang masih bergantung kepada program CSR
yang dilakukan oleh BUMN di provinsi Banten.
157
Tabel 4.69
1 0,75 2 3 3,16 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 46 orang atau dengan persentase 74,2%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang atau 21,0%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 4,8% atau
sebanyak 3 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Setelah dilaksanakannya program CSR oleh BUMN di provinsi Banten terjadi
peningkatan ekonomi yang dinamis dimasayarakat. Hal ini terlihat dari jawaban
responden sebesarr 74,2% yang menjawab setuju
Statistics
Dampak positif penigkatan ekonomi yang dinamis terjadi
ketika program CSR yang perusahaan lakukan berjalan
62
0
3,16
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Dampak positif penigkatan ekonomi yang dinamis terjadi ketika program CSR
yang perusahaan lakukan berjalan
3 4,8 4,8 4,8
46 74,2 74,2 79,0
13 21,0 21,0 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
158
Tabel 4.60
1 0,75 2 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 46 orang atau dengan persentase 74,2%, kemudian yang
menjawab tidak setuju sebanyak 8 orang atau 12,9%. Sedangkan dengan jawaban
yang sama dipilih oleh responden adalah sangat setuju dengan perolehan 12,9% atau
sebanyak 8 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Setelah dilaksanakannya program CSR oleh BUMN di provinsi Banten terjadi
penguatan komunitas dimasayarakat. Hal ini terlihat dari jawaban responden sebesarr
74,2% yang menjawab setuju. Namun ada reponden yang menjawab tidak setuju
Statistics
Setelah dilakukaannya program CSR oleh
perusahaan, terjadi pengutan komunitas
62
0
3,00
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Setelah dilakukaannya program CSR oleh perusahaan, terjadi pengutan
komunitas
8 12,9 12,9 12,9
46 74,2 74,2 87,1
8 12,9 12,9 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
159
sebesar 12,9% hal ini kemungkinan dikarenkan belum adanya pengutan komunitas
yang terjadi dimasyarakat dikarenakan masyarakat yang masih belum bisa mandiri.
Tabel 4.61
1 0,75 2 33,02 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 49 orang atau dengan persentase 79,0%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang atau 11,3%. Sedangkan jawaban yang
paling sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 9,7% atau
sebanyak 6 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Statistics
Setelah dilakukaannya program CSR oleh perusahaan,
terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat
62
0
3,02
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Setelah dilakukaannya program CSR oleh perusahaan, terjadi peningkatan
kesejahteraan masyarakat
6 9,7 9,7 9,7
49 79,0 79,0 88,7
7 11,3 11,3 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
160
Setelah dilaksanakannya program CSR oleh BUMN di provinsi Banten terjadi
peningkatan kesejahteraan dimasayarakat. Hal ini terlihat dari jawaban responden
sebesarr 79,0% yang menjawab setuju. Namun ada reponden yang menjawab tidak
setuju sebesar 9,7% hal ini kemungkinan dikarenakan oleh hasil audit sosial yang
meunjukan bahwa tingkat kesejahteraan di masyarakat masih rendah.
Tabel 4.62
1 0,75 2 2,97 3 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 50 orang atau dengan persentase 80,6%, kemudian yang
Statistics
Setelah dilakukaannya program CSR oleh perusahaan,
terjadi peningktan tingkat pendidikan di masyarakat
62
0
2,97
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Setelah dilakukaannya program CSR oleh perusahaan, terjadi peningktan
tingkat pendidikan di masyarakat
7 11,3 11,3 11,3
50 80,6 80,6 91,9
5 8,1 8,1 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
161
menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau 8,1%. Sedangkan jawaban tidak setuju
dengan perolehan 11,3% atau sebanyak 7 orang. Tidak ada responden menjawab
sangat tidak setuju.
Setelah dilaksanakannya program CSR oleh BUMN di provinsi Banten terjadi
peningkatan tingkat pendidikan dimasayarakat. Hal ini terlihat dari jawaban
responden sebesarr 80,6% yang menjawab setuju. Namun ada reponden yang
menjawab tidak setuju sebesar 11,3% hal ini kemungkinan dikarenkan oleh hasil
audit sosial yang menjukan tidak adanya perubahan tingakat pendidikan
dimasyarakat. Hal ini membuktikan pula bahwa program CSR yang menyangkut
bidang pendidikan masih belum banyak dilakukan.
Statistics
Setelah dilakukaannya program CSR oleh
perusahaan, terjadi peningkatan kemampuan pada
SDM, baik didalam perusahaan maupun dimasyarakat
62
0
3,06
3,00
3
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
162
Tabel 4.63
1 0,75 2 3 3,06 4
Dari data di atas diketahui responden dengan jawaban paling banyak dipilih
menjawab setuju sebanyak 56 orang atau dengan persentase 90,3%, kemudian yang
menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang atau 8,1%. Sedangkan jawaban yang paling
sedikit dipilih oleh responden adalah tidak setuju dengan perolehan 1,6% atau
sebanyak 1 orang. Tidak ada responden menjawab sangat tidak setuju.
Setelah dilaksanakannya program CSR oleh BUMN di provinsi Banten terjadi
peningkatan kemampuan SDM, baik didalam perusahaan maupun dimasayarakat.
Hal ini terlihat dari jawaban responden sebesarr 90,3% yang menjawab setuju.
Namun ada reponden yang menjawab tidak setuju sebesar 1,6% hal ini kemungkinan
dikarenkan oleh hasil audit sosial yang menjukan tidak adanya perubahan
kemampuan SDM baik didalam ataupun di masyarakat.
Setelah dilakukaannya program CSR oleh perusahaan, terjadi peningkatan
kemampuan pada SDM, baik didalam perusahaan maupun dimasyarakat
1 1,6 1,6 1,6
56 90,3 90,3 91,9
5 8,1 8,1 100,0
62 100,0 100,0
tidak setuju
setuju
sangat setuju
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
163
4.2.3 Hasil Analisis Deskriptif
4.2.3.1 Tingkat Pemahaman Tentang CSR
Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami
sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat; mencakup kemampuan untuk
menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam
bentuk tertentu ke bentuk yang lain (Winkel dan Mukhtar)20
Dalam hal ini, seorang public relations dituntut untuk memahami atau
mengerti apa yang disajikan, menangkap makna yang disajikan sesuai dengan apa
yang terdapat dalam sebuah kalimat tanpa mengurangi satu pokok bacaan atau
mengubahnya.
Banyaknya pemahaman yang salah mengenai CSR membuat banyak
perusahaan yang salah menafsirkan pengertian CSR tersebut yang berdampak kepada
kinerja yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Oleh karea itu penting bagi
pegawai divisi CSR untuk memahami arti penting CSR.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui
kuisioner yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan mengenai pemahaman, maka dapat
dilakukan penilaian kategori pemahaman responden terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR). Penilaian ini dilakukan dengan menghitung rata-rata jawaban
20
Sudaryono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Prenada Media: Jakarta. Hal 12
164
yang didapatkan dari responden melalui kuisioner yang telah dijawab oleh mereka
terhadap pernyataan mengenai pemahaman.
Dari hasil penelitian dapat terlihat persentase terbesar dari pemahaman
BUMN diprovinsi Banten mengenai CSR adalah setuju, hal ini dibuktikan dengan
jumlah persentase yang di dapatkan dari hasil kuisioner kategori pemahaman yang
menyatakan setuju lebih tinggi dari jawaban lainnya. Untuk persentase CSR sebagai
sebuah faktor eksternal yakni usaha untuk mendongkrak citra perusahaan
mendapatkan respon sebesar 61,3% itu berarti lebih dari setengah jumlah responden
yang menganggap CSR sebagai usaha untuk mendongkak citra perusahaan. Untuk
persentase CSR sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (complience) atas aspek
regulasi dan hukum mendapatkan persentase setuju sebesar 67,7%. Sementara itu
untuk CSR sebagai sebuah faktor internlal untuk mengimplementasikan kegiatan
CSR atas dasar tanggung jawab peruahaan terhadap masyarakat dan lingkungan
memiliki tingkat persentase setuju sebesar 61,3% . Dan Untuk CSR sama dengan
comunity development memiliki presentase setuju sebesar 59,7%. Dan dalam
kategori pemahaman hanya satu pertanyaan yang memiliki nilai persentase tidak
setuju yang ditunjukan oleh responden.untuk persentase CSR hanya menunjukan
aspek sosial semata memiliki persentase sebesar 54,8%.
Setelah mendeskripsikan masing-masing variabel dari kategori pemahaman,
maka penulis mengukur presentase dari kategori pemahaman, yaitu sebagai berikut :
165
Jadi, Tingkat pemahaman BUMN di provinsi Banten tentang CSR dapat
dikatakan baik dengan nilai 71,37%.
4.2.3.2 Ukuran Kinerja Implementasi CSR
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada
ekonomi (Armstrong dan Baron, 19985).21
Artinya adalah kinerja merupakan tentang
bagaimana melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mngetahui apakah kinerja
berjalan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
Sedangkan Elkington (1997) mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang
menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada
peningkatan kualitas perusahaan (profit); masyarakat, khususnya komunitas sekitar
21
Wibowo. 2007. Manajemen kinerja. Jakarta. PT. Grafindo persada. Hal 7
166
(people); serta lingkungan hidup (planet bumi).22
Pentingnya program CSR bagi
perusahaan dilihat dari peratauran pemerintah tentang CSR dan yang berkaitan
dengan BUMN ditunjukan dengan peraturan kementrian mengenai CSr itu sendiri,
Karena pelaksanaannya yang perning maka perlu ada pengawasan atau ukuran kinerja
dari pelaksanaanya tersebut. Agar dapat mengetahui apakah berjalan baik atau tidak.
Dalam hubunganya dengan manajemen public relation, kinerja merupakan
bagian dari manejemen PR itu sendiri, tidak hanya itu kinerja juga dapat menjadi
tolak ukur keberhasilan manajemen PR dalam menjalankan prinsip-prinsip fungsi
manajemen PR itu sendiri. Salah satunya public yang baik manciptakan penilaian
kinerja yang baik, pengakuan dan penghargaan secara umum menguntungkan
organisasi, khususnya mampe memelihara pelaksanaan komunikasi yang baik dengan
publik sasarannya untuk membangun kinerja, pengakuan dan penghargaan umun dan
menguntungkan.23
Pengukuran kinerja CSR dapat membantu PR dalam proses
keberhasilan manajemen PR itu sendiri dalam melaksanakan aktivitas CSR. Hasil
dari kinerja CSR itu yang akan mengukur baik buruknya pandangan publik terhadap
perusahaan.
Berdasarkan hasil kuisioner dari indikator ukuran kinerja implementasi CSR
melalui alat ukur leadership, proporsi bantuan, transparasi dan akuntabilitas, cakupan
wilayah, perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi, pelibatan stakeholder,
22
Susanto, A. B. Hal. 11 23
Rosady Ruslan. 2008. Manajemen Public Relatios dan Media Komunikasi: Konsepsi dan
Aplikasinya. Jakarta. PT. Raja Grafindo hal 40
167
keberlanjutan dan hasil nyata pendapat dari respoden dapat dikatakan bahwa dari
indikator tersebut positif. Hal ini terlihat dari beberapa pernyataan yang mendapatkan
persentase setuju sangat tinggi.
Dari hasil penelitian dapat terlihat persentase terbesar dari ukuran kinerja
BUMN diprovinsi Banten mengenai CSR adalah setuju, hal ini dibuktikan dengan
jumlah persentase yang di dapatkan dari hasil kuisioner kategori ukuran kinerja
implementasi CSR yang menyatakan setuju lebih tinggi dari jawaban lainnya. Untuk
Persentase Program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan dari
top manajemen perusahaan mendapatkan nilai 41,9%. Untuk pernyataan Dukungan
top manajemen ditunjukan dengan pemberian dana yag sesuai dengan program yang
dilaksanakan mendapat respon setuju sebesar 74,2%. Untuk pernyataan Dukungan
top manajemen ditunjukan melalui pemberian dana tepat pada waktunya
mendapatkan respon sebesar 72,6%.
Pada pernyataan yang menyatakan bahwa Dukungan manejemen ditunjukan
dengan cara memberikan pengetahuan tentang csr dengan cara menghadirkan tenaga
ahli dalam bidang csr mendapatkan jawaban setuju sebesar 77,4%. Untuk pernyataan
Dukungan top manajemen ditunjukan dengan membentuk tim csr di perusahaan
mendapatkan jawaban setuju sebesar 79,0%.
Untuk pernyataan Kesadaran filantropik dari top manjemen menjadi dasar dari
pelaksanaan program csr mendapatkan jawaban setuju sebesar 80,6%. Untuk
168
pernyataan Top manajemen ikut serta dalam mensurvei lokasi sekitar yang akan
dijadikan target pelaksanaan csr mendapatkan jawaban setuju sebesar 77,4%. Untuk
pernyataan Top manajemen mengetahui betul situasi lingkungan sekitar mendapatkan
jawaban setuju sebesar 58,1%. Untuk pernyataan Top manjemen peka terhadap
lingkungan sekitar perusahaan mendapatka jawaban setuju sebesar 71,0%.
Untuk pernyataan (Kategori Ring 1), merupakn wilayah yang terkena dampak
penting dan langsung dari kegiatan perusahaan menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan CSR mendapatkan jawaban setuju sebesar 53,2%. Untuk pernyataan
(Kategori Ring 2), wilayah yang terkena dampak penting dan tidak langsung dari
kegiatan perusahaan menjadi prioritas kedua dalam pelaksanaan CSR mendapatkan
jawaban setuju sebesar 61,3%. Untuk pernyataan (Kategori Ring 3), wilayah yang
terkena dampak tidak penting dan tidak langsung dari kegiatan perusahaan menjadi
prioritas ketiga dalam pelaksanaan CSR mendapatkan jawaban setuju sebesar 66,1%.
Untuk pernyataan (Kategori Ring 4), wilayah diluar operasi perusahaan menjadi
prioritas keempat dalam pelaksanaan CSR mendapatkan jawaban setuju sebesar
72,6%.
Untuk pernyataan Bentuk program CSR disesuaikan oleh kategori ring,
semakin dekat wilayah program CSR maka bentuk program semakin intens
mendapatkan jawaban jawaban imbang antara setuju, sanrat setuju dan tidak setuju
masing-masing 45,2%. Untuk pernyataan Dana program CSR disesuaikan oleh
kategori ring, semakin dekat wilayah program CSR maka dana program semakin
169
besar mendapatkan jawaban setuju sebesar 51,6%. Untuk pernyataan Dalam
menjalankan program CSR perusahaan berusaha adil terhadap semua pihak yang
dibantunya mendapatkan jawaban setuju sebesar 59,7%.
Untuk pernyataan Perencanaan CSR direncanakan secara partisipatif dan
diusulkan berdasarkan kebutuhan masyarakat yang mengacu pada hasil pemetaan
sosial mendapatkan jawaban setuju sebesar 69,4%. Untuk pernyataan Bentuk
transparasi dalam CSR yaitu terdapat laporan tahunan (anuual Report) mendapatkan
jawaban setuju sebesar 71,0% Untuk pernyataan Laporan tahunan (annual Report)
merupakan bagian penting bagi perusahaan anda dalam proses transparasi program
CSR mendapatkan jawaban setuju sebesar 69,4%. Untuk pernyataan Setiap
perusahaan yang melaksanakan CSR, audit sosial wajib dilaksanakan mendapatkan
jawaban setuju sebesar 69,4%. Untuk pernyataan Setiap perusahaan yang
melaksanakan CSR, audit finansial wajib dilaksanakan mendapatkan jawaban setuju
sebesar 61,3%.
Untuk pernyataan Perusahaan melakukan interview untuk mendapatkan
umpan balik dari masyarakat penerima program CSR mendapatkan jawaban setuju
sebesar 50,0%. Untuk pernyataan Penetapan program CSR dilakukan secara besama
oleh seluruh stakeholder mendapatkan jawaban setuju sebesar 50,0%. Untuk
pernyataan Pemantauan CSR dilakukan secara sistematis dan teratur mendapatkan
jawaban setuju sebesar 71,0%. Untuk pernyataan Kunjungan kelapangan selama
program berlangsung merupakan hal penting guna mengatahui efektivitas program
170
CSR mendapatkan jawaban setuju sebesar 75,8%. Untuk pernyataan Keberlanjutan
program ditentukan oleh hasil dari monitoring/ pemantauan program itu sendiri
mendapatkan jwaban setuju sebesar 72,6%.
Untuk pernyataan Evaluasi program CSR sebaiknya dilaksanakan secara
berkala mendapatkan jawaban setuju sebesar 79,0%. Untuk pernyataan Evaluasi
berkala dilakukan untuk mencegah terjadinya hambatan mendapatkan jawaban setuju
sebesar77,4%. Untuk pernyataan Evaluasi di akhir program dijadikan landasan
program berikutnya mendapatkan jawaban setuju sebesar 82,3%. Untuk pernyataan
Penting bagi masyarakat penerima CSR untuk mengetahui tujuan / arah dari CSR
mendapatkan jawaban setuju sebesar 85,5%. Untuk pernyataan Perusahaan
menjalankan program CSR sesuai dengan etika yang berlaku di masyarakat
mendapatkan jawaban setuju sebesar 71,0%. Untuk pernyataan Kegitan CSR yang
dilakukan perusahaan disesuaikan dengan adat istiadat masyarakat mendapatkan
jawaban setuju sebesar 77,4%. Untuk pernyataanh Blue-print policy menjadi dasar
pelasanaan program CSR mendapatkan jawaban setuju sebesar 80,6%. Untuk
pernyataan Dalam merencanakan program CSR, perusahaan anda memiliki blue-print
policy yang menjadi dasar pelaksanaan suatu program mendapatkan jawaban setuju
sebesar 75,8%.
Untuk pernytaan Dalam perencanaan program CSR melibatkan top
manajemen merupakan hal penting mendapatkan jawaban setuju sebesar 67,7%.
Untuk pernyataan Dalam perencanaan program CSR melibatkan pemerintah
171
merupakan hal penting mendapatkan jawaban setuju sebesar 61,3%. Untuk
pernyataan Dalam perencanaan program CSR melibatkan karyawan/pegawai
merupakan hal penting mendapatkan jawaban setuju sebesar 62,9%. Untuk
pernyataan Dalam perencanaan program CSR melibatkan lembaga masyarakat
merupakan hal penting mendapatkan jawaban setuju sebesar 71,3%. Untuk
pernyataan Dalam perencanaan program CSR melibatkan masyarakat penerima
program CSR merupakan hal penting mendapatkan jawaban setuju sebesar 62,9%.
Untuk pernyataan Training / workshop untuk tim csr penting dilaksanakan
dalam rangka peningkatan kapasitas guna memaksimalkan kinerja mendapatkan
jawaban setuju sebesar 67,7%. Untuk pernyataan Training / workshop untuk
manajemen perusahan penting dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas
guna memaksimalkan kinerja mendapatkan jawaban setuju sebesar 75,8%. Untuk
penyataan Training / workshop untuk SDM lokal/ masyarakat penerima program
penting dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas guna memaksimalkan
kinerja mendapatkan jwaban setuju sebanyak 74,2%. Untuk pernyataan Sharing
kontribusi oleh seluruh stakeholder penting dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan
CSR, sehingga jelas ruang lingkup kerja masing-masing dan tidak terjadi tumpang
tindih mendapatkan jawaban setuju sebesar 72,6%.
Untuk pernyataan Bentuk keberlanjutan (sustainability) program CSR, terjadi
alih peran dari coorporate ke masyarakat mendapatkan jawaban setuju sebesar 79,0%.
Untuk pernyataan Setelah dilaksanakannya program CSR, masyarakat bisa
172
memanajemen program CSR tersebut sendiri sebagai bentuk sustainabiliy
mendapatkan jawaban setuju sebesar 91,9%. Untuk pernyataan Setelah
dilaksanaknnya program CSR, tumbuh rasa memilik program dan hasil program pada
diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat memelihara dan menjaga program
dengan baik dan mandiri mendapatkan jawaban setuju sebesar 93,5%. Untuk
pernyataan Sebagai bentuk sustainability perusahaan menyediakan partner yang dapat
membantu masyarakat dalam menjalankan program, tanpa perlu lagi ke ikut sertaan
perusahaan dalam program tersebut mendapatkan jawaban setuju sebesar 67,7%.
Untuk pernyataan Bentuk nyata dari outcome adalah terdapat dokumentasi
yang menunjukan berkurangya angka dari parameter sesuai bidang CSR yang dipilih
perusahaan mendapatkan jawaban setuju sebesar 67,7%. Untuk pernyataan Setelah
program CSR dilaksanakan terjadi perubahan pola pikir masyarakat mendapatkan
jawaban setuju sebanyak 77,4%. Untuk pernyataan Setelah program CSR
dilaksanakan masyarakat menjadi jauh lebih mandiri mendapatkan jawaban setuju
sebesar 91,9%. Untuk pernyataan Dampak positif penigkatan ekonomi yang dinamis
terjadi ketika program CSR yang perusahaan lakukan berjalan mendapatkan jawaban
setuju sebesar 71,0%. Untuk pernyataan Setelah dilakukaannya program CSR oleh
perusahaan, terjadi pengutan komunitas mendapatkan jawaban setuju sebesar 74,2%.
Untuk pernyataan Setelah dilakukaannya program CSR oleh perusahaan,
terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat mendapatkan jawaban setuju sebesar
79,0%. Untuk pernyataan Setelah dilakukaannya program CSR oleh perusahaan,
173
terjadi peningktan tingkat pendidikan di masyarakat mendapatkan jawaban setuju
sebesar 80,6%. Untuk pernyataan Setelah dilakukaannya program CSR oleh
perusahaan, terjadi peningkatan kemampuan pada SDM, baik didalam perusahaan
maupun dimasyarakat mendapatkan jawban setuju sebesar 90,3%.
Setelah mendeskripsikan masing-masing kategori ukuran kinerja kunci CSR,
maka penulis mengukur presentase dari kategori ukuran kinerja kunci CSR, yaitu
sebagai berikut :
Jadi, ukuran kinerja implementasi CSR di BUMN di provinsi Banten
dikatakan baik dengan nilai 77,03%. Berikut persentase dari tiap sub indikator dalam
kinerja kunci implementasi CSR menurut Dwi Kartini :
1. Hasil sub indikator yang pertama yaitu leadership (kepemimpinan)
174
Hasil ini menjukan bahwa tingkat leadership (kepemimpinan) seluruh di
BUMN provinsi Banten besar dengan persentase 73,96%. Dalam indikator
leadership (kepemimpinan) ada dua acuan yaitu dukungan manajemen dan kesadaran
filantropik top manajemen dalam menjalankan program CSR.
2. Hasil sub indikator yang kedua yaitu adalah proporsi bantuan
Hasil ini menjukan bahwa proporsi bantuan mendapatkan persentase besar
yaitu 79,43%. Dalam indikator proporsi bantuan ini, setiap pelaksanaan CSR harus
disesuaikan dengan tingkat serapan maksimal dan bukan hanya mementingkan aspek
anggaran semata. Anggaran yang besar bukan berarti dapat menghasilkan suatu
program yang bagus. Artinya anggaran disesuaikan oleh luas wilayah pelaksanaan
CSR. jika areanya luas maka secara otomatis membutuhkan anggaran yang besar
pula.
3. Hasil sub indikator yang ketiga yaitu adalah transparasi dan akuntabilitas.
175
Hasil ini menjukan bahwa tingkat persentase transparasi dan akuntabilitas
aktivitas CSR seluruh BUMN di provinsi Banten besar dengan persentase 74,86%.
Dalam indikator transparasi dan akuntabilitas aktivitas CSR ada dua acuan yaitu
terdapat laporan tahunan dan mempunyai mekanisme audit sosial maupun audit
dalam aktivitas CSR.
4. Hasil sub indikator yang keempat adalah cakupan wilayah,
Hasil ini menjukan bahwa cakupan wilayah CSR pada seluruh di BUMN
provinsi Banten mandapatkan persentase besar yaitu 81,38%. Dalam indikator
cakupan wilayah, sabagai mana yang kita ketahui dalam aktivitas CSR cakupan
wilayah dibagi menjadi 4 (empat) ring. (Kategori Ring 1), merupakn wilayah yang
terkena dampak penting dan langsung dari kegiatan perusahaan. (Kategori Ring 2),
wilayah yang terkena dampak penting dan tidak langsung dari kegiatan perusahaan.
(Kategori Ring 3), wilayah yang terkena dampak tidak penting dan tidak langsung
dari kegiatan perusahaan. (Kategori Ring 4), wilayah diluar operasi perusahaan.
176
5. Hasil sub indikator yang kelima adalah perencanaan dan monotoring dan
evaluasi.
Hasil ini menjukan bahwa perencanaan dan monitorong dan evaluasi pada
seluruh BUMN provinsi Banten memiliki prersentase besar dengan persentase
78,59%. Dalam indikator ini ada tiga acuan yaitu jaminan untuk melibatkan multi-
satekholder, memperhatikan aspek lokalitas serta terdapat blue-print policy.
6. Hasil sub indikator yang keenam yaitu adalah pelibatan stakeholder.
%
Hasil ini menjukan bahwa pelibatan stakeholder pada seluruh BUMN provinsi
Banten memiliki prersentase besar dengan persentase 76,65%. Dalam indikator ini
ada dua acuan yaitu terdapat mekanisme kooerdinasi dengan stakeholder dan terdapat
mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat dalam aktivitas CSR.
177
7. Hasil sub indikator yang ketujuh yaitu adalah keberlanjutan (sustainability).
%
Hasil ini menjukan bahwa tingkat keberlanjutan (sustainability) program CSR
pada seluruh BUMN provinsi Banten memiliki prersentase besar dengan persentase
75,20%. Dalam indikator ini ada tiga acuan yaitu terjadi alih peran dari koorporate ke
masyarakat, tumbuh rasa memiliki program dan adanya pilihan partner program.
8. Hasil sub indikator yang terakhir yaitu adalah hasil nyata (outcome)
%
Hasil ini menjukan bahwa hasil nyata program CSR pada seluruh BUMN
provinsi Banten memiliki prersentase besar dengan persentase 75,80%. Dalam
indikator ini ada 4 acuan yaitu adanya dokumentasi hasil yang menjukan penurunan
pada paremeter sesuai program CSR yang dilakukan, perubahan pola pikir
masyarakat, menebrikan dampak ekonomi yang dinamis dan terjadi penguatan
komunitas.
178
4.3 Pengujian Data Distribusi Normal
Penentuan uji normalitas data menggunakan spss dapat dilakukan dengan uji
satu sampel Kolmogrov-Smirnov (One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test). Prosedur
pengujiannya dilakukan untuk membandingkan distribusi normal dari dua variabel.
Kriteria penentuan uji normalitas data menurut Wahyu Agung antara lain sebagai
berikut : 24
a. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal
b. Jika Sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi
normal
Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada variabel x (penyajian
media internal) dengan variabel y (tingkat kepuasan informasi pegawai) dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
24
Wahyu Agung. Panduan SPSS 17.00 untuk mengolah penelitian kuantitatif. Yogyakarta.
Gerai ilmu. 2010. Hal 143
179
Tabel 4.64
Berdasarkan hasil uji normalitas data pada indikator pertama (pemahaman
CSR) dan indikator kedua (ukuran kinerja CSR) diatas, terlihat bahwa nilai sign pada
kolom Asymp. Sig (2-tailed) menunjukan angka sebesar 0,139 dan 0,543. Kedua
angka tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data
sampel pada indikator pertama dan indikator kedua berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
62 62
14,27 169,47
1,803 11,758
,260 ,102
,260 ,067
-,121 -,102
2,048 ,801
,139 ,543
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Neg ative
Most Extreme
Differences
Kolmog orov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
pemahaman
tentang CSR
ukuran kinerja
implementasi
CSR
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
180
4.4 Pembahasan
Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Magnan & Ferrel (2004)
merupakan “ A business acts in socially responsible manner when its desicion and
account for and balance diverse stake holder interest.”25
Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara
seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap
keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang
secara sosial bertanggung jawab.
Dalam UU No. 40 tahun 2007, diatur mengenai tanggung jawab sosial yang
bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan itu sendiri,
komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya. Adapun yang terkena dampak
langsung dari UUD No 40 tahun 2007 adalah perusahaan BUMN. Dimana dalam
UUD No 19 tahun 2003 BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. Selain dalam undang-undang negara kementrian
BUMN sendiri pun membuat aturan mengenai pelaksanaan CSR kedalam PER-
05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Secara umum program
PKBL dibagi dalam dua program besar yaitu Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan. Ini menujukan keseriusan BUMN dalam pelaksanaan CSR.
25
A.B.Susanto. 2009. Reputation - Driven, CSR. Erlangga . Jakarta. Hal 10
181
Kinerja merupakan bagian dari manejemen PR yang bertujuan untuk menjadi
tolak ukur keberhasilan manajemen PR dalam menjalankan prinsip-prinsip fungsi
manajemen PR itu. Pengukuran kinerja CSR dapat membantu PR dalam proses
keberhasilan manajemen PR itu sendiri dalam melaksanakan aktivitas CSR. Hasil
dari kinerja CSR itu yang akan mengukur baik buruknya pandangan publik terhadap
perusahaan.
Melalui penelitian ini peneliti berusaha menjawab rumusan masalah dari
studi komparasi kinerja CSR pada BUMN di provinsi Banten melalui kuisioner yang
telah di sebarkan kepada 30 responden. Dari hasil kuisioner yang telah diolah dari
setiap pernyataan, maka hasil dari data yang telah diolah tersebut dianalisis
berdasarkan indikator dari CSR yang terdiri atas 2 indikator yaitu pemahaman dan
kinerja kunci dalam implementasi CSR.
Pada indikator pertama pemahaman tentang CSR mencakup lima alat ukur
yaitu sebagai faktor external, memenuhi kewajiban regulasi dan hukum, ebagai faktor
internal, CSR sama dengan CD dan CSR hanya untuk perusahaan besar. Pemahaman
merupakan proses dimana seseorang mengerti sesuatu yang telah diketahui atau di
ingat baik lisan atau tulisan tujuannya adalah untuk menagkap makna dari apa yang
diketahui. Dalam proses pemahaman terjadi perbedaan makna pada tiap orang, hal ini
terjadi dikarenakan perbedaan daya tangkap dati tiaop orang.
182
Dalam hal ini CSR sebagai suatu kebijakan pemerintah yang teleh di atur di
dalam undang-undang perlu dipahami secara benar untuk keberlangsungan yang
sesuai degan aturan yang dibuat oleh pemerintan mengenai CSR. pemahaman yang
kurang baik akan berdampak kepada pelaksanaan yang kurang baik juga.
Dalam proes pelaksanaan UUD tentang CSR banyak pemahaman yang salah
mengenai CSR itu sendiri, hal ini dikarenakan oleh perkembangan CSR yang baru di
indonesia dan sifatnya yang memaksa membuat para pelaku usaha memahami CSR
secara setengah-setengah. Pemahaman yang setengah-setengah atau pemahaman yang
kurang baik terhadap CSR tidak telihat di BUMN provinsi Banten. Walaupun dalam
hal ini pesan yang disampaikan mengenai CSR sama.
Dalam proses pemahaman peran perusahaan sangat diperlukan untuk
membantu pegawai dalam memahami CSR itu sendiri. Bantuan tersebut merupakan
salah satu bentuk dukungan perusahaan terhadap aktivitas CSR perusahaan. Hal ini
berkaitan dengan komunikasi organiasi, komunikasi dalam organisasi sangat penting
karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang
lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam
bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja
antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi
secara terperinci.
183
Hal ini yang menjadikan komunikasi organisasi penting dalam aktivitas CSR.
dimulai dari pemahaman, dengan komunikasi organisasi yang baik, atasan akan dapat
memantau tingkat pemahaman CSR serta dapat bertukar pikiran mengenai
pemahaman maupun saat pelaksanaan CSR agar terjadi satu pemahaman yang sama
atas CSR itu sendiri sehingga dapat meminimalisir hambatan yang ada.
Berdasarkan indikator pemahaman dapat disimpulkan bahwa tingkat
pemahaman BUMN di provinsi Banten mengenai CSR tinggi, ini berdasarkan
pengukuran presentase yang dilakukan pada indikator pemahaman tentang CSR
mendapatkan hasil sebesar 71,37%.
Pada indikator kedua yaitu kinerja kunci dalam implementasi CSR yang
mencakup berdasarkan sembilan alat ukur yaitu leadership, proporsi bantuan,
transparasi dan akuntabilitas, cakupan wilayah, perencanaan dan mekanisme
monitoring dan evaluasi, pelibatan stakeholder, keberlanjutan, dan hasil nyata.
Pengukuran kinerja kunci dalam implementasi CSR yang dilakukan oleh
peneliti kepada BUMN di provinsi Banten mendapatkan hasil 77,03% atau dapat
dikatakan tinggi.
Seorang PR harus bisa menjalankan prinsip-prinsip fungsi manajemen public
relations dengan baik, yaitu :
a. Tujuan aktifitas fungsi public relations adalah untuk mengembangkan dan
memelihara hubungan sosial dan lingkungan hidup yang baik sesuai dengan
tujuan terbaik dari pihak organisasi yang dapat meningkatkan kemakmuran
184
bersama. Artinya tanggung jawab sosial manajemen public relations untuk
mengarahkan bagi keputusan pimpinan perusahaan atau organisasi untuk
membantu pengembangan dan memelihara lingkungan sosial yang
menguntungkan kedua belah pihak.
b. Publik relations yang baik menciptakan penilaiaan hasil kinerja yang baik,
pengakuan dan penghargaan secara umum menguntungkan organisasi.
khususnya, mampu memelihara pelaksanaan komunikasi yang baik dengan
publik sasarannya untuk membangun kinerja, pengakuan dan penghargaan
umum yang menguntungkan.
c. Keberadaan organisasi hanya tergantung dari penerimaan pihak publik dan
eksistensinya perusahaan tersebut dapat disesuaikan dengan hasil kontribusi
terhadap kepentingan sosial sebagaimana pandangan yang sama dengan
masyarakat sekitar. Artinya tergantung kemampuan manaemen public
relations untuk menetapkan keputusan untuk meyakinkan kegiatan organisasi
selalu memeprhatikan keseimbangan antara tujuan meraih keuntungan dan
perhatian kepentingan publik di lain pihak. Ross (1977:50) berpendapat
bahwa good public relations perceptions is sensing a situation or experience
correcly from a public relations viewoint ( persepsi yang baik adalah
memiliki perasaan terhadap pandangan suatu situasi atau pengalaman secara
tepat).26
Dari tiga hal diatas, seorang public relations harus bisa mengevaluasi dan
mengantisipasi efek dari setiap tujuan usulan,kebijakan, perencaaan dan kepentingan
kegiatan pihak organisasi dan pihak publiknya. Artinya adalah seoarag PR harus
berupaya apakah usulan tersebut dilaksanakan dengan baik, serta metode yang
digunakan tepat serta efektif dari sudut pandang tindakan public relations.
Pengukuran kinerja menjadi tolak ukur manjemen public relations berjalan
dengan baik atau tidak. Salah satunya pengukuran kinerja mengenai CSR. CSR
sebagai salah satu kebijakan yang di usungkan oleh PR kepada shareholder yang
bertujuan untuk pengakuan dan citra yang baik bagi perusahaan haruslah
memperhatikan fungsi-fungsi manajemen PR tersebut demi pengakuan stakeholder
26
Ibid hal 40
185
dan citra baik dimata stakeholder. PR juga harus bisa menjadi jembatan antara
shareholder dengan publicnya, artinya adalah seluruh aktivitas CSR arus berdasarkan
oleh kepentingan dari publiknya. Bagaimana seorang PR meyakinkan shareholdernya
untuk dapat menetapkan keputusan kegiatan organisasi dalam hal ini CSR selalu
memperhatikan keseimbangan antrara tujuan meraih keuntungan dan juga dipihak
lain kepentingan publik menjadi hal yang utama.
Berkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori
stakeholder, diasumsikan bahwa perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari
lingkungan sosial sekitarnya. Oleh karena itu hendaknya suatu perusahaan
mengurangi gap dengan publik sekitar guna meningkatkan pengakuan masyarakat.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggeser pola orientasi yang semula semata-
mata di ukur dengan economic meansurement yang cenderung shareholder
oriantations, kearah memeperhitungkan faktor sosial sebagai wujud kepedulian dan
keberpihakan terhadap masalah sosial kemasyaraktan. Peneliti melihat hasil
penelitian yang ditunjukan melalui pengukuran dalam alat ukur pelibtan stakeholder,
menunjukan bahwa scor atau nilai dalam alat ukur tersebut sebesar 76,65% yang
mengartikan bahwa BUMN di provinsi Banten melibatkan stakeholder dilibatkan
dalam aktivitas CSR baik dari perencanaan hingga ke tahap evaluasi. Hasil ini artinya
bahwa BUMN di provinsi Banten menganggap stakeholder adalah perhatian utama
dari aktivitas CSR yang mereka lakukan. Sesuai dengan teori yang digunakan dalam
186
teori ini,BUMN di prvinsi Banten melakukan aktivitas CSR sesuai dengan kebutuhan
stakeholder yang bertujuan untuk mengurangi gap antara perusahaan dan masyarakat.
Sedangkan dari hasil pengukuran kinerja kunci implementasi CSR yang
dilakukan pada BUMN diprovinsi Banten dengan hasil yang tinggi sebesar 77,03%,
menunjukan bahwa PR dari masing-masing BUMN di provinsi Banten sudah
melakukan manajemen PR secara maksimal. Meskipun tidak mendapatkan hasil
100% akan tetapi persentase tersebut termasuk kedalam kategori yang baik sesuai
dengan fungsi seorang PR adalah dapat menciptakan hasil kinerja yang baik guna
mendapatkan pengakuan dan penghargaan secara umum dari masyarakat kepada
perusahaan.
Fajar mengatakan bahwa perilaku para pengusaha dalam melaksanakan CSR
pun beragam, dari kelompok yang sama sekali tidak melaksanakan sampai kelompok
yang menjadikan CSR sebagai inti (core value) dalam menjalankan usahanya.
Menurutnya pengusaha dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
A. Kelompok Hitam, adalah mereka yang tidak melakukan praktik CSR
sama sekali. Mereka hanya menjalankan bisnis semata-mata hanya
untuk kepentingan sendiri dan sama sekali tidak mementingkan aspek
lingkungan dan sosial sekelilingnya bahkan tidak memperhatikan
kesejahteraan karyawannya.
B. Kelompok Merah, adalah meraka yang mulai melaksanakan praktik
CSR, tetapi hanya memandangnya sebagai komponen biaya yang akan
mengurangi keuntungannya. Aspek lingkungan, sosial serta
kesejahteraan masyarakat baru diperhatikan setelah adanya desakan.
Kelompok ini termasuk kedalam kelompok satu yang mendapatkan
tekanan dari stakeholdernya yang kemudian dengan terpaksa
memeprhatikan isu lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.
C. Kelompok Biru, adalah mereka yang menganggap praktik CSR akan
memberi dampak positif terhadap usahanya dan menilai CSR sebagai
investasi, bukan biaya. Perusahaan yan termasuk kedalam kelompok
ini melaksanakan CSR secara sukarela dan sungguh-sungguh.
187
D. Kelompok Hjiau, adalah merupakan kelompok yang sepenuh hati
melaksanakan praktik CSR. Mereka menempatkan CSR sebagai inti
dan menganggap sebagai suatu keharusan bahkan kebutuhan dan
menjadikannya sebagai modal sosial. Oleh karena itu mereka
meyakini, tanpa melaksanakan CSR mereka tidak memiliki modal
yang harus dimiliki dalam manjalankan usaha meraka. Kelompok ini
tidak sjaa mendapatkan citra positif, tetapi juga kepercayaan, dari
masyarakat selalu siap membela keberlanjutan usaha keompok ini.27
Dari kutipan diatas jika dikelompokan perilaku BUMN dalam melaksanakan
CSR dapat dikatakan dalam kelompok Hjiau, yang sepenuh hati melaksanakan
praktik CSR. Mereka menempatkan CSR sebagai inti dan menganggap sebagai suatu
keharusan bahkan kebutuhan dan menjadikannya sebagai modal sosial. Oleh karena
itu mereka meyakini, tanpa melaksanakan CSR mereka tidak memiliki modal yang
harus dimiliki dalam manjalankan usaha meraka. Kelompok ini tidak sjaa
mendapatkan citra positif, tetapi juga kepercayaan, dari masyarakat selalu siap
membela keberlanjutan usaha kelompok ini,
Hal ini terjabarkan dalam hasil jawaban 3 pernyataan kuesioner pada
pemahaman CSR yang pertama yaitu “CSR sebgai sebuah faktor external yakni
usahan untuk mendongkrak citra perusahaan”. Pernyataan yang kedua yaitu “CSR
sebagai upaya untuk memenuhi kewajiba (complience) atas aspek regulasi dan
hukum. Dan pernyataan ketiga yaitu “ CSR sebagai sebuah faktor internal untuk
mengimplementasikan kegiatan CSR atas dasar tanggung jawab perusahaan terhadap
27
Nurjaman, Kadar, S.E.,M.M & Umam, Khaerul, S.I.P., M.Ag., M.Si. 2012. Komunikasi dan
Public Relations. Bandung. Pustaka Setia. Hal 129
188
masyarakat dan lingkunan”. Jawaban dari ketiga pernyaaan rata-rata BUMN di
provinsi Banten menjawab setuju. Dengan jawaban tersebut BUMN di provinsi
Banten mendaoatkan reward dari masyarakat beupa citra yang positif serta
kepercayaan dari masyarakat. Hal ini lah yang menjadi dasar dikelompokannya
BUMN di provinsi Banten dala kelompok hijau.
Dalam pengukuran kinerja yang peneliti lakukan, peneliti menggunakan
ukuran kinerja kunci implementasi CSR menurut Dwi Kartini. Adapun 8 sub
indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR yaitu :
1. Leadership (Kepemimpinan)
Hasil dari sub indikator ledership menjukan bahwa tingkat leadership
(kepemimpinan) seluruh di BUMN provinsi Banten besar dengan persentase 73,96%.
Dalam indikator leadership (kepemimpinan) ada dua acuan yaitu dukungan
manajemen dan kesadaran filantropik top manajemen dalam menjalankan program
CSR.
Dalam aktivitas suatu program CSR dibutuhkan leadership (kepemimpinan)
yang baik. Baik buruknya kepemimpinan dalam aktivitas CSR bisa dilihat dari
dukungan top manajemen pada aktivitas CSR di perusahaannya. Dengan adanya
dukungan top manajemen program CSR akan berjalan dengan baik, sarana dan
prasarana bisa terpenuhi, bukan hanya itu top manajemen bisa menjadi penanggung
jawab atau pelindung dari setiap aktivitas CSR perusahaan. Untuk itu top manajemen
harus mengetahui betul dari mulai perencanaan hingga hasil evaluasi dari aktivitas
189
CSR yang dilakukan. Fungsi dari pelindung tersebut adalah jika terjadi sesuatu atau
terjadi konflik dengan stakeholder top manajemen bisa terjun langsung dalam
menghadapi permasalahan yang ada. Hal ini lah yang menjadikan dukungan top
manajemen sangat penting dalam setiap aktivitas CSR yang dilakukaan oleh
perusaan. programCSR dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan dari top
manajemen perusahaan.
Acuan yang kedua yaitu kesadaran filantropik top manajemen. Aktivitas CSR
bukan hanya atas dasar dari pemenuhan regulasi dan hukum yang berlaku. Akan
tetapi penting bagi top manjemen memiliki kedaran filantropik yang tinggi. Kesadran
filantropik dari top manajemen inilah yang akan menjadikan dasar dari pelaksanaan
aktivitas CSR perusahaan.
Dari hasil persentase indikator ledership menujukan bahwa dukungan dari top
manjemen dari tiap BUMN di provinsi Banten dikategorikan baik. Sarana prasarana
fisik dan finansial terpenuhi dengan baik. Serta kesadaran filantropik dari top
manjemen di tiap BUMN di provinsi Banten juga dapat dikatakan baik. Dan kedaraan
filantropik inilah yang menjadikan dasar dari pelaksanaan aktivitas CSR.
Akan tetapi menurut peneliti kategori baik dengan persentase 71,18% untuk
indikator leadership belum cukup untuk BUMN di prvinsi banten. Harusnya BUMN
sebagai bagian dari pemerintahan dapat memaksimalkan fungsi leadership
(kepemimpinan) dengan baik agar dapat merencanakan suatu program CSR yang
190
maksimal. Sehingga BUMN sebagai bagian dari pemerintahan yag terikat langsung
oleh undang-undang memiliki konrtibusi lebih dalam pelaksanaan aktivitas CSR.
Pada dasarnya kepemimpinan sangat berpengaruh dengan aktivitas yang terjadi
didalam suatu perusahaan.
2. Proporsi Bantuan
Hasil pada sub indikator ini proporsi bantuan mendapatkan persentase besar
yaitu 79,43%. Dalam indikator proporsi bantuan ini, setiap pelaksanaan CSR harus
disesuaikan dengan tingkat serapan maksimal dan bukan hanya mementingkan aspek
anggaran semata. Anggaran yang besar bukan berarti dapat menghasilkan suatu
program yang bagus. Artinya anggaran disesuaikan oleh luas wilayah pelaksanaan
CSR. jika areanya luas maka secara otomatis membutuhkan anggaran yang besar
pula.
Dengan hasil persentase yang tinggi dan dapat dikategorikan kedalam kategori
baik, dalam pelaksanaan aktivitas CSR di BUMN provinsi Banten melihat aspek
proporsi bantuan menjadi salah satu faktor dalam memeberikan anggaran pada
aktivitas CSR. Dari hasil tersbut, menurut peneliti seharusnya BUMN di propinsi
Banten lebih bisa memahami makna dari proporsi bantuan dalam aktivitas CSR.
Terlihat bahwa masih ada BUMN yang tidak memahami betul arti dari proporsi
bantuan dalam aktivitas CSR, seperti misalnya mengeluarkan anggra yang besar
tanpa melihat serapan maksimalnya, padahal wilayah yang diberi bantuan
cakupannya kecil tapi anggaran yang dikeluarkan sangatlah besar, meskipun
191
persentasenya sedikit. Akan tetapi jika seluruh BUMN di provinsi Banten
meamahami betul arti proporsi bantuan dalam aktivitas CSR buka tidak mungkin
bahwa masyarakat Banten khususnya wilayah lingkungan peruahaan bisa terbantu
dengan adanaya program CSR dari BUMN itu sendiri.
3. Transparasi dan Akuntabilitas
Hasil sub bab ini menjukan bahwa tingkat persentase transparasi dan
akuntabilitas aktivitas CSR seluruh BUMN di provinsi Banten besar dengan
persentase 74,86%. Dalam indikator transparasi dan akuntabilitas aktivitas CSR ada
dua acuan yaitu terdapat laporan tahunan dan mempunyai mekanisme audit sosial
maupun audit dalam aktivitas CSR.
Acuan yang pertama yaitu terdapat laporan tahunan dalam pelaksanaan
aktivitas CSR. Laporan tahunan merupakan laporan akhir program berdasarkan tahun
anggaran. Laporan ini menjadi penting sebagai sarana evaluasi program beserta
catatanya, evaluasi anggaran, dan sumber utama dalam menentukan program tahunan
pada tahun berikutnya. Selain itu laporan tahunan juga menjadi bukti bahwa
perusahaan transpararansi dalam pelakasanaan suatu program dan hasilnya dapat
menjadi pertanggung jawabanan atau akuntabilitas perusahaan dalam pelaksanaan
program CSR.
Acuan yang kedua yaitu mempunyai mekanisme audit sosial dan finansial.
Seperti yang kita ketahui audit finansial merupakan audit yang berhubungan dengan
192
anggran dari suatu program dalam hal ini program CSR. Audit finansial berfungsi
untuk mengontrol anggaran yang diberikan oleh perusahaan untuk aktivitas CSR.
Sedangkan audit sosial berfungsi untuk pengujian sejauh mana program-program
telah dapat ditujukan secara benar sesuai kebutuhan masyarakat. Salah satu bentuk
audit sosial bisa dilakukan interview kepada penerima program CSR guna
mendapatkan umpan balik atau respon dari masyarakat.
Untuk hasil pada indikator ini persentase nya dapat dikatakan cukup tinggi
dan dikategorikan sebagai kategoori cukup baik dalam indikator transaparsi dan
akuntabilitas. Menurut peneliti kategori cukup baik belum cukup untuk bentuk
transparani dan akuntabilitas aktivitas CSR pada BUMN di provini Banten.
Seharunya seluruh BUMN di provinsi Banten dapat melakukan transaparansi dan
akuntabilitas secara menyeluruh, ini dikarenakan CSR merupakan program penting
bagi suatu perusahaan baik swasta maupun BUMN, terbukti dengan diaturnya CSR
dalam undang-undang dan dalam peraturan kementrian BUMn itu sendiri. Seharunya
seluruh BUMN di provinsi Banten dapat membuat laporan tahunan dan melakukan
audit sosial dan finansial secara berkala sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas
dalam pelaksanaan CSR dan bukti keseriusan BUMN di provinsi Banten dalam
melaksanakan aktivitas CSR.
4. Cakupan Wilayah (coverage Area)
Hasil sub indikator ini menjukan bahwa cakupan wilayah CSR pada seluruh
di BUMN provinsi Banten mandapatkan persentase besar yaitu 81,38%. Dalam
193
indikator cakupan wilayah, sabagai mana yang kita ketahui dalam aktivitas CSR
cakupan wilayah dibagi menjadi 4 (empat) ring. (Kategori Ring 1), merupakn wilayah
yang terkena dampak penting dan langsung dari kegiatan perusahaan. (Kategori Ring
2), wilayah yang terkena dampak penting dan tidak langsung dari kegiatan
perusahaan. (Kategori Ring 3), wilayah yang terkena dampak tidak penting dan tidak
langsung dari kegiatan perusahaan. (Kategori Ring 4), wilayah diluar operasi
perusahaan.
Pengkategorian ini dimaksudkan untuk lebih terarah dan teratur dalam
pembagian proporsi bantuan pada aktivitas CSR. Hal ini dilakukan agar perusahaan
lebih melihat lingkungan sekitar persahaan yang menerima dampak dari aktivitas
perusahaan. Bukan hanya itu hal ini juga dilakukan atas dasr pemenerimaan
masyarakat terhadap perusahaan.
Untuk hasil dari indikator ini persentasenya dapat dikatakan besar yaitu
81,38% dan dapat dikategorikan kepada kategori baik. Menurut peneliti hasil ini
cukup memuaskan karena pada dasarnya BUMN di provinsi Banten tidak sepenuhnya
merupakan perusahaan yang memberikan dampak negatif seperti pencemaran
lingkungan, kebisingan dll. Jadi cakupan wilayah masih bisa di toleransi berdasarkan
kebutuhan masyarakat. Bentuk dari program CSR BUMN sendiri yang diberi nama
PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) dapat diberikan kepada siapapun
tidak tebatas oleh cakupan wilayah. Akan tetapi jika ada masyarakat yang merupakan
194
masyarakat dilingkungan BUMN bisa dapat diutamakan. Dalam hal ini asas keadilan
dalam memberikan bantuan menjadi hal utama.
5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi
Hasil sub bab ini menjukan bahwa perencanaan dan monitorong dan evaluasi
pada seluruh BUMN provinsi Banten memiliki prersentase besar dengan persentase
78,59%. Dalam indikator ini adda tiga acuan yaitu jaminan untuk melibatkan multi-
satekholder, memperhatikan aspek lokalitas serta terdapat blue-print policy.
Acuan yang pertama yaitu saat perencanaan perlu ada jaminan untuk
melibatkan multi-stekholder pada setiap siklus aktivitas CSR. Jaminan untuk
pelibatan stakeholder atas seluruh aktivitas CSR merupakan hal yang penting.
Kareana masing-masing stekeholder (pimpinan, karyawan, pemerintah, LSM dan
masyarakat) memiliki fungsi dan perannya sendiri. Hal ini sejalan dengan
taransaparasi dan akuntabilitas, karena pelibatan stakeholder merupakan bagian dari
transparasi dan akuntabilitas darib aktivitas yang dilakukan BUMN di provinsi
Banten.
Acuan yang kedua yaitu terdapat kesadaraan untuk memeprhatikan aspek-
aspek lokalitas. Maksudnya adalah pada saat perencanaan ada kontribusi,
pemahaman, dan penerimaan terhadap budaya-budaya lokal yang ada. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan legitimasi atau penerimaan yang baik dari masyarakat
kepada perusahaan.
195
Acuan yang ketiga adalah terdapat blue-print policy yang menjadi dasr dari
pelaksanaan program CSR. Blue print policy dalam setiap kegiatan CSR merupakan
hal yang penting. Karena blue print policy dibaut secara bersama-sama dan akan
menjadi landasan dari pelaksanaan program CSR. Jika dalam pelaksanaan CSR
terjadi penyimpangan blue print policy dapat menjadi acuan pelaksanaan dan tujuan
CSR.
Dengan hasil indikator yaitu 78,59%, menurut peneliti persentase tersebut
membuktikan bahwa perencanaan dan monev belum dilakukan secara maksimal.
Perencanaan CSR pada BUMN di provinsi Banten belum sepenuhnya terlaksana
secara maksimal, meskipun dalam indikator ini kategori nya sudah dikatakan baik.
Sebagaian kecil masih ada yang menggap bawha pelibatan stakeholder bukan lah hal
yang penting, begitupun untuk kedua acuan lainnya. Padahal jika kita lihat ketiga
acuan tersebut merupakan hal yang penting dalam perencanaaan dan monev pada
aktivitas CSR.
6. Pelibatan Stakeholder (Stakeholder Enggagement)
Hasil sub bab ini menjukan bahwa pelibatan stakeholder pada seluruh BUMN
provinsi Banten memiliki prersentase besar dengan persentase 76,65%. Dalam
indikator ini ada dua acuan yaitu terdapat mekanisme kooerdinasi dengan stakeholder
dan terdapat mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat dalam aktivitas CSR.
Seperti yang dijelaskan dalam teori stakeholder bahwa diasumsikan
perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sosial sekitarnya. Oleh
196
karena itu hendaknya suatu perusahaan mengurangi gap dengan publik sekitar guna
meningkatkan pengakuan masyarakat. Oleh karena itu mekanisme koordinasi serta
partisipasi masyarakat merupakan hal yang penting guna mengurangi gap antara
perusaaan dan masayarakat. Bukan hanya itu pelibatan stakeholder juga dapat
membantu perusahaan dalam menjalankan program CSR. Karena pada dasarnya
program CSR dilakukan atas dasar kebutuhan masayarakat jadi dengan mudah
perusahaan akan mengatahui apa yag dibutuhkan masyarakat dalam proes
perencanaan. Sedangkan dalam proses pelaksanaan perusaaan tidak usah lagi
bersusah payah untuk melakukan program tersebut sendirian. Pelibatan satakeholder
akan memabantu dalam proses ini, dan dapat menjadiakn pelajaran bagi para
stekeholder yang menghasilkan suatu kemandirian pada diri stakeholdernya.
Dengan hasil indikator yaitu 76,65%, menurut peneliti persentase tersebut
membuktikan bahwa BUMN di provinsi Banten belum melibatkan stakeholdernya
secara maksimal. seperti yang kita ketahui bahwa program CSR pada BUMN
merupakan bentuk dari kemitraan dan bina lingkungan, saharusnya pelibatan
stakeholder menjadi hal utama dalam aktivitas CSR. Bukan hanya dalam pelaksanaan
saja akan tetapi harus melibatkannya dari awal hingga akhir pelaksanaan. Tetapi yag
terjadi dilapangan adalah satakeholder hanya dilibatkan dalam proses pelaksanaan
saja.
7. Keberlanjutan (Sustainability)
Hasil sub bab ini menjukan bahwa tingkat keberlanjutan (sustainability)
program CSR pada seluruh BUMN provinsi Banten memiliki prersentase besar
197
dengan persentase 73,12%. Dalam indikator ini ada tiga acuan yaitu terjadi alih peran
dari koorporate ke masyarakat, tumbuh rasa memiliki program dan adanya pilihan
partner program .
Dengan hasil persentase 75,20% dalam indikator keberlanjutan
(sustainability) menurut penulis sangatlah kurang meskipun persentase tersebut
masuk kedalam kategori baik. Penulis beranggapan bahwa seharusnya dengan
program kemitraan dan bina lingkungan yang ada di BUMN 3 acuan tersebut depat
terlaksana dengan maksimal. Dan seharusnya persentasenya harus ada diangka
maksimal yaitu 90,0 % hingga 100%. Program kemitraan dan bina lingkungan tetu
saja merupakan program CSR yang secara langsung melibatkan stakeholdernya
terutama masayarakat. Program ini salah satunya berbentuk pemberian dana usaha
kepada masayarakat setempat. Dari hal ini lah seharusnya alih peran program, rasa
memiliki program dan adanya pilihan parter menjadi hal yang sudah terlihat nyata
terlaksana. Akan tetapi hasilnya hanya sekitar 75,20% saja yang memaksimalkan hal
tersebut.
8. Hasil Nyata (Outcome)
Hasil sub bab ini menjukan bahwa hasil nyata program CSR pada seluruh
BUMN provinsi Banten memiliki prersentase besar dengan persentase 75,80%.
Dalam indikator ini ada 4 acuan yaitu adanya dokumentasi hasil yang menjukan
penurunan pada paremeter sesuai program CSR yang dilakukan, perubahan pola pikir
198
masyarakat, menebrikan dampak ekonomi yang dinamis dan terjadi penguatan
komunitas.
Acuan – acuan yang dijalaskan diatas merupakan hasil nyata dalam
pelaksanaan CSR, dan jika pelaksanaan nya berjalan secara maksimal. Terdapat
dokumentsi penurunan parameter sesuai denganb idang CSR yang diplih, perubahan
pola pikir masyarakat, dampak ekonomi yang dinamis, dan penguatan komunitas
seharusnya terjadi secara maksimal pada hasil nyata aktivitas CSR BUMN di provinsi
Banten. Meskipun hasilnya dikategorikan tinggi yaitu 75,80% menurut peneliti untuk
program kemitraan dan bina lingkungan yang merupakan bentuk CSR yang dilakukan
BUMN kurang maskimal. Jika pelaksanaan PKBL tersebut bejalan dengan maksimal,
maka acuan-acuan tersebut akan mendapatkan hasil persentase yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil yang sekarang.
Dengan diberikannya dana kemitraan maka seharusnya terjadi perubahan pola
pikir masyarakat dan dapat jauh lebih mandiri, peningkatan ekonomi yag dinamis
bisa terjadi jika pelaksanaan PKBL berjaan dengan maksimal, bukan hanya itu
penguatan komunitas pun bisa menjadikan masayarakat bisa berdiri dengan
kemapuan meraka sendiri tanpaperlu lagi meminta bantuan dari BUMN di provinsi
Banten lagi. Ke tiga hal tersebut yang seharusnya terjadi sebagai bentuk hasil nyata
pelaksanaan CSR pada BUMN di provinsi Banten. Belum maksimalnya pelaksanaan
CSR diprovinsi Banten menjadikan outcome nya pun menjadi kurang maksimal.
199
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan untuk
menjawab tujuan penelitian yang diajukan pada awal penelitian, maka berikut adalah
hasil kesimpulannya :
1. Tingkat pemahaman CSR di BUMN provinsi Banten berdasarkan pengukuran
persentase mendapatkan nilai besar yaitu 71,37. Besarnya tingkat pemahaman
dikarenakan ketertarikan responden terhadap CSR cukup besar, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya responden yang menjawab setuju dalam
kuisioner yang melalui alat ukur sebagai faktor external, memenuhi kewajiban
regulasi dan hukum, sebagai faktor internal, CSR sama dengan CD dan CSR
hanya untuk perusahaan besar yang dilakukan oleh responden.
2. Tingkat kinerja kunci implementasi CSR yang dilakukan oleh BUMN di
provinsi Banten mengenai CSR dapat dikatakan besar yaitu berada pada
77,03%. Kinerja implementasi CSR merupakan suatu pengukuran terhadap
suatu manajemen public relations. Dimana CSR merupakan salah satu
kegiatan yang melibatkn public relation didalamnya. Dengan demikian
199
200
tingginya tingkat kinerja implementasi CSR BUMN di provinsi Banten
menjukan menunjukan bahwa PR dari masing-masing BUMN di provinsi
Banten telah melakukan manajemen PR secara maksimal. Sesuai fungsi
seorang PR adalah dapat menciptakan hasil kinerja yang baik guna
mendapatkan pengakuan dan penghargaan secara umum dari masyarakat
kepada perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini peneliti
menyampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan masalah penelitian ini, antara
lain :
1. Untuk BUMN di provinsi Banten diharapkan dapat tetap memaksimalkan lagi
fungsi manajemen PR nya, agar tercapai kinerja implementasi CSR yang lebih
baik. Pemahaman yang baik akan dan kinerja implementasi CSR yang
maksimal juga akan membantu BUMN dalam meningkatkan citranya di
masyarakat serta mendapatkan penerimaan yang positif di masayarakat.
Pemahaman yang baik tanpa kinerja yang kurang maksimal akan
menghasilkan hasil yang tidak maksimal pula. Apalagi BUMN merupakan
sebagaian atau seluruh sahamnya milik negara yang seharusya memberikan
kontribusi lebih dalam aktivitas CSR diprovinsi Banten.
201
2. Coorporate social responsibility (CSR) merupakan aktivitas yang dapat
memeberikan reward tersendiri bagi perusahaan, bukan hanya reward
finansial semata akan tetapi reward nonfinalsial pun didapatkan jika
perusahaan menjalankannya dengan maksimal citra positif serta penerimaan
masyarakat merupakan salah satu bentuk reward non finansial bagi
perusahaan yang menjalankan CSR secra maksimal. Oleh karena itu
pelaksanaan yang maksimal merupakan keharusan bagi tiap perusahaan,
bukan hanya sebagai bentuk dari sebuah regulasi dan hukum semata.
202
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman Oemi M.A. 2001. Dasar-dasar public relations. Bandung. PT. Citra
Aditya Bakti.
A.B.Susanto. 2007. A Strategic Management Approach , CSR. jakarta. The
jakarta Consulting group.
Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13 Terapan Statistic Parametrik. Yogyakarta.
Andi.
Bungin, Burhan. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.
Kartini, Dwi,. 2009. CSR Transformasi Konsep Sustainbility Management Dan
implementasi Di Indonesia. Bandung. PT.Refika Aditama.
Iriantara, Yosal. 2007. Comunity Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung.
Simbioasa Rekatama Media.
Jefkins, Frank. Yadin, Daniel. 2003. Public Relations. Jakarta. PT. Gelora Aksara
Partama.
Kriyantoro,Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. PT.
Kharisma Putra Utama.
Masmuh, Drs. Abdullah, M. Si. 2008. Komunikasi Organisasi Dalam perspektif
Teori Dan Praktek. Malang. UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang.
Neni Yulianita, Dra. MS. Dasar – dasar Public Relations.
203
Nurjaman, Kadar, S.E.,M.M & Umam, Khaerul, S.I.P., M.Ag., M.Si. 2012.
Komunikasi dan Public Relations. Bandung. Pustaka Setia.
Rahmatullah & kurniati, Trianita. 2011. Panduan praktis pengelolaan CSR.
Yogyakarta. Samudra biru.
Rumanti, Sr. Maria Asumpta. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta.
Grasindo.
Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi:
Konsepsi dan Aplikasinya. Jakarta. PT. Rajagrafindo.
Ruslan Rosady. 2008. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.
Sudaryono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. Penerbit Prenada
Media.
Sugiyono, Prof. Dr. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D.
Bandung. Alfabeta.
Uchjana Effendy. M.A. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung.
Mandar Maju.
Wibowo. 2007. Manajemen kinerja. Jakarta. PT. Grafindo persada.
SUMBER LAIN
www.csrindonesia.com
www.bumn.go.id
www.Banten.bps.go.id
204
Lampiran 1
DOKUMENTASI
205
Lampiran 2
Kepada :
Yth, Bapak/Ibu
Dengan hormat,
Saya, Salsabilla Al Fanny Zaen adalah mahasiswa Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relations yang sedang
melakukan penelitian mengenai Studi Komparasi Kinerja Corporate Social
Responsibility Pada BUMN di Provinsi Banten . Saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk kiranya berkenan mengisi kuesioner ini. Semua identitas
responden dijaga kerahasiaannya dan jawaban yang diberikan hanya digunakan
untuk kepentingan penyusunan laporan penelitian ini. Atas perhatian dan
kerjasama Bapak/Ibu, saya sangat berterima kasih.
KUESIONER
No.Responden
Berilah tanda silang (X) pada kolom pernyataan (yang paling sesuai dengan kondisi
Anda), dengan ketentuan:
Sangat setuju (Ss) Sangat tidak setuju (Sts)
Setuju (S) Tidak setuju (Ts)
Data Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Jenjang Pendidikan :
No. Telpon :
Alamat :
206
Pemahaman CSR
No Pertanyaan Jawaban
SS S TS STS
1. CSR sebagai sebuah faktor extenal yakni usaha untuk
mendongkrak citra perusahaan
2. CSR sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban
(compliance) atas aspek regulasi dan hukum
3. CSR sebagai sebuah faktor internal untuk
mengimplementasikan kegiatan CSR atas dasar
tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
4. CSR sama dengan Comunity Development (CD)
5. CSR menunjukan aspek sosial semata
Leadership
6. Program CSR dapat dikatakan berhasil jika
mendapatkan dukungan dari top manajemen
perusahaan.
7. Dukungan top manajemen ditunjukan dengan
pemberian dana yag sesuai dengan program yang
dilaksanakan
8. Dukungan top manajemen ditunjukan melalui
pemberian dana tepat pada waktunya
9. Dukungan manejemen ditunjukan dengan cara
memberikan pengetahuan tentang csr dengan cara
menghadirkan tenaga ahli dalam bidang csr
10. Dukungan top manajemen ditunjukan dengan
membentuk tim csr di perusahaan
11. Kesadaran filantropik dari top manjemen menjadi
dasar dari pelaksanaan program csr
12. Top manajemen ikut serta dalam mensurvei lokasi
sekitar yang akan dijadikan target pelaksanaan csr
13. Top manajemen mengetahui betul situasi lingkungan
sekitar
207
14. Top manjemen peka terhadap lingkungan sekitar
perusahaan
Cakupan Wilayah
15. (Kategori Ring 1), merupakn wilayah yang terkena
dampak penting dan langsung dari kegiatan
perusahaan menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan CSR.
16. (Kategori Ring 2), wilayah yang terkena dampak
penting dan tidak langsung dari kegiatan perusahaan
menjadi prioritas kedua dalam pelaksanaan CSR.
17. (Kategori Ring 3), wilayah yang terkena dampak
tidak penting dan tidak langsung dari kegiatan
perusahaan menjadi prioritas ketiga dalam
pelaksanaan CSR.
18. (Kategori Ring 4), wilayah diluar operasi perusahaan
menjadi prioritas keempat dalam pelaksanaan CSR.
Proporsi Bantuan
19. Bentuk program CSR disesuaikan oleh kategori ring,
semakin dekat wilayah program CSR maka bentuk
program semakin intens.
20. Dana program CSR disesuaikan oleh kategori ring,
semakin dekat wilayah program CSR maka dana
program semakin besar.
21. Dalam menjalankan program CSr perusahaan
berusaha adil terhadap semua pihak yang dibantunya.
Transparansi dan Akuntabilitas
22. Perencanaan CSR direncanakan secara partisipatif
dan diusulkan berdasarkan kebutuhan masyarakat
yang mengacu pada hasil pemetaan sosial.
23. Bentuk transparasi dalam CSR yaitu terdapat laporan
tahunan (anuual Report).
24. Laporan tahunan (annual Report) merupakan bagian
penting bagi perusahaan anda dalam proses
transparasi program CSR.
25. Setiap perusahaan yang melaksanakan CSR, audit
208
sosial wajib dilaksanakan.
26. Setiap perusahaan yang melaksanakan CSR, audit
finansial wajib dilaksanakan.
27. Perusahaan melakukan interview untuk mendapatkan
umpan balik dari masyarakat penerima program
CSR.
Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi
28. Penetapan program CSR dilakukan secara besama
oleh seluruh stakeholder.
29. Pemantauan CSR dilakukan secara sistematis dan
teratur.
30. Kunjungan kelapangan selama program berlangsung
merupakan hal penting guna mengatahui efektivitas
program CSR.
31. Keberlanjutan program ditentukan oleh hasil dari
monitoring/ pemantauan program itu sendiri.
32. Evaluasi program CSR sebaiknya dilaksanakan
secara berkala.
33. Evaluasi berkala dilakukan untuk mencegah
terjadinya hambatan.
34. Evaluasi di akhir program dijadikan landasan
program berikutnya.
35. Penting bagi masyarakat penerima CSR untuk
mengetahui tujuan / arah dari CSR.
36. Perusahaan menjalankan program CSR sesuai dengan
etika yang berlaku di masyarakat.
37. Kegitan CSR yang dilakukan perusahaan disesuaikan
dengan adat istiadat masyarakat.
38. Blue-print policy menjadi dasar pelasanaan program
CSR.
39. Dalam merencanakan program CSR, perusahaan
anda memiliki blue-print policy yang menjadi dasar
pelaksanaan suatu program.
209
Pelibatan Stakeholder
40. Dalam perencanaan program CSR melibatkan top
manajemen merupakan hal penting.
41. Dalam perencanaan program CSR melibatkan
pemerintah merupakan hal penting.
42. Dalam perencanaan program CSR melibatkan
karyawan/pegawai merupakan hal penting.
43. Dalam perencanaan program CSR melibatkan
lembaga masyarakat merupakan hal penting.
44. Dalam perencanaan program CSR melibatkan
masyarakat penerima program CSR merupakan hal
penting.
45. Training / workshop untuk tim csr penting
dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas
guna memaksimalkan kinerja.
46. Training / workshop untuk manajemen perusahan
penting dilaksanakan dalam rangka peningkatan
kapasitas guna memaksimalkan kinerja.
47. Training / workshop untuk SDM lokal/ masyarakat
penerima program penting dilaksanakan dalam
rangka peningkatan kapasitas guna memaksimalkan
kinerja.
48. Sharing kontribusi oleh seluruh stakeholder penting
dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan CSR,
sehingga jelas ruang lingkup kerja masing-masing
dan tidak terjadi tumpang tindih.
Keberlanjutan (Sustainability)
49. Bentuk keberlanjutan (sustainability) program CSR,
terjadi alih peran dari coorporate ke masyarakat.
50. Setelah dilaksanakannya program CSR, masyarakat
bisa memanajemen program CSR tersebut sendiri
sebagai bentuk sustainabiliy.
51. Setelah dilaksanaknnya program CSR, tumbuh rasa
memilik program dan hasil program pada diri
210
masyarakat, sehingga masyarakat dapat memelihara
dan menjaga program dengan baik dan mandiri
52. Sebagai bentuk sustainability perusahaan
menyediakan partner yang dapat membantu
masyarakat dalam menjalankan program, tanpa perlu
lagi ke ikut sertaan perusahaan dalam program
tersebut
Hasil Nyata (Outcome)
53. Bentuk nyata dari outcome adalah terdapat
dokumentasi yang menunjukan berkurangya angka
dari parameter sesuai bidang CSR yang dipilih
perusahaan.
54. Setelah program CSR dilaksanakan terjadi perubahan
pola pikir masyarakat
55. Setelah program CSR dilaksanakan masyarakat
menjadi jauh lebih mandiri.
56. Dampak positif penigkatan ekonomi yang dinamis
terjadi ketika program CSR yang perusahaan lakukan
berjalan.
57. Setelah dilakukaannya program CSR oleh
perusahaan, terjadi pengutan komunitas.
58. Setelah dilakukaannya program CSR oleh
perusahaan, terjadi peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
59. Setelah dilakukaannya program CSR oleh
perusahaan, terjadi peningktan tingkat pendidikan di
masyarakat
60. Setelah dilakukaannya program CSR oleh
perusahaan, terjadi peningkatan kemampuan pada
SDM, baik didalam perusahaan maupun
dimasyarakat.
No Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20
1 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4
2 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 2 1 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3
4 2 3 4 1 2 3 3 4 3 4 3 1 1 4 2 2 2 2 2 2
5 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3
6 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2
7 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2
9 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2
10 3 2 3 3 1 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 4 1 4 3
11 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
12 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2
13 2 3 3 2 2 3 1 1 3 1 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2
14 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3
15 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
16 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
19 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2
20 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2
21 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2
22 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3
23 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3
24 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3
25 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
29 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2
30 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2
31 3 2 3 3 2 1 1 1 3 1 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2
32 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3
33 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
No Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20
34 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2
35 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
36 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
37 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
38 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
39 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
40 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
41 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4
42 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3
43 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
44 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
45 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3
46 3 2 4 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
47 3 2 4 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3
48 4 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2
49 2 3 4 1 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4
50 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
51 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
52 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
53 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
54 3 2 3 3 2 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2
55 3 2 3 3 1 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2
56 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4
57 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4
58 2 3 3 2 2 1 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3
59 4 4 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 1 1 4 2 2 2 2 2
60 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
61 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 2 3
62 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4
Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34 Q35 Q36 Q37 Q38 Q39 Q40
3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2
4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
2 3 1 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3
4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34 Q35 Q36 Q37 Q38 Q39 Q40
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 1
4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3
4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3
3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3
2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4
Q41 Q42 Q43 Q44 Q45 Q46 Q47 Q48 Q49 Q50 Q51 Q52 Q53 Q54 Q55 Q56 Q57 Q58 Q59 Q60
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3
3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3
2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3
3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
Q41 Q42 Q43 Q44 Q45 Q46 Q47 Q48 Q49 Q50 Q51 Q52 Q53 Q54 Q55 Q56 Q57 Q58 Q59 Q60
2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
4 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 4 2 2 3
4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
217
Struktur Organisasi Kementriaan BUMN
219
BIODATA PENULIS
Nama : Salsabilla Al Fanny Zaen
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Agustus 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Email : [email protected]
No. Hp : 083813044023
Alamat : Taman Banten Lestari Blok D1C No 43 Rt 04 Rw
021 Serang-Banten
Riwayat Pendidikan :
1. TK. AISIYAH (Ciputat- Tanggerang Selatan)
2. SDN Gintung satu ( Ciputat-Tanggerang Selatan)
3. MTSN 03 Jakarta Selatan
4. MTSN Serang
5. SMAN 3 Kota Serang
6. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
Pengalaman Organisasi :
1. Paduan Suara SMAN 3 KotaSerang
2. Himpunan Mahasiswa Serang (HAMAS)
3. Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) Tahun
2011-2012, Departemen Minat dan Bakat
4. Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI)