81
KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) TANAMAN PANGAN DI UPT KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Skripsi) Oleh Shandy Andika JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

  • Upload
    lehanh

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) TANAMAN

PANGAN DI UPT KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

Shandy Andika

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

ABSTRACT

PERFORMANCE OF AGRICULTURAL EXTENSION WORKERS (AEWs)IN UPT JATI AGUNG SUBDISTRICT, LAMPUNG SELATAN DISTRICT

By

Shandy Andika

The purposes of this study are to analyze level of performance of AgriculturalExtension Workers (AEWs) in Technical Implementation Unit Jati Agung Subdistrictof Lampung Selatan District, and factors related to the level of performance of theAEWs. This research was conducted in Jati Agung Subdistrict of LampungSelatan District in September-October 2017. The sample in this research were 76rice farmers randomly selected respondents. Data analysis uses descriptiveanalysis and Rank Spearman correlation test. The results indicated that the levelof performance of AEWs in Technical Implementation Unit jati Agung Subdistrictincluded in middle classification. Reward system is significantly related to thelevel of AEWs’ performance, while motivation level, income level, education level,number of farmers, and distance of residence are not significantly related to thelevel of AEWs’ performance in Technical Implementation Unit Jati AgungSubdistrict.

Keywords: AEW, Performance, UPT.

Page 3: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

ABSTRAK

KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) TANAMANPANGAN DI UPT KECAMATAN JATI AGUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Shandy Andika

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kinerja penyuluhpertanian pangan di UPT Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan,faktor-faktor apa saja yang berhubungan terhadap tingkat kinerja penyuluhpertanian tanaman pangan di UPT Kecamatan Jati Agung Kabupaten LampungSelatan, penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2017 . Penelitian inidilaksanakan di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Sampelpenelitian ini adalah 76 petani padi yang dipilih responden secara acak. Metodeanalisis data menggunakan analisis deskriptif dan korelasi Rank Spearman.tingkat kinerja PPL di UPT Kecamatan Jati Agung termasuk dalam klasifikasisedang. Sistem penghargaan berhubungan nyata dengan tingkat kinerja PPL,sedangkan tingkat motivasi, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah petanibinaan, dan jarak tempat tinggal tidak berhubungan nyata dengan tingkat kinerjapenyuluh pertanian di UPT Kecamatan Jati Agung.

Kata kunci: Kinerja, UPT, PPL.

Page 4: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) TANAMANPANGAN DI UPT KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN

Oleh

SHANDY ANDIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 5: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Page 6: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Page 7: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Tanjung Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way

Kanan pada tanggal 20 Maret 1993. Penulis merupakan putra ke Empat dari

empat bersaudara, dari pasangan Bpk. Abu Hasan dan Ibu Enchy Hartatik (Alm).

Riwayat pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah tingkat Sekolah Dasar di

SD Negeri1 Pakuan Baru Way Kanan pada tahun 2006, Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada tahun 2009, dan tingkat

Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 14 Bandar Lampung pada tahun 2012,

penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung Fakultas Pertanian,

Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN).

Pada tahun 2013, penulis mengikuti kegiatan homestay ( Praktik Pengenalan

Pertanian) selama 5 hari di Dusun 2 Desa Margodadi, Kecamatan Padang Cermin,

Kabupaten Pesawaran. Pada Tahun2016, penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di DesaSumber Agung, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Tulang

Bawang selama 60 hari. Pada tahun 2015, penulis juga melaksanakan Praktik

Umum (PU) di Agropolitan Cianjur, Jawa Barat. Selama menjadi mahasiswa di

Universitas Lampung, penulis pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa

Sosial Ekonomi Pertanian ( Himaseperta ) Universitas Lampung.

Page 8: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala curahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah

Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya. Aamiin ya

Rabbalalaamiin. Banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan,

nasihat, serta saran-saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini yang

berjudul “Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Tanaman Pangan Di

UPT Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan “ Oleh karena itu

pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa., M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian.

2. Ir. Begem Viantimala, M.Si., sebagai Pembimbing Pertama, atas ketulusan

hati dan kesabaran, bimbingan, pengarahan, dukungan, dan nasihat yang telah

diberikan selama proses penyelesaian skripsi.

3. Ir. Indah Nurmayasari, M.Sc., selaku pembimbing kedua penulis yang telah

memberikan pengarahan, ilmu, bimbingan, dukungan dan motivasi selama

penyusunan skripsi.

Page 9: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

4. Dr. Ir. Kordiyana K Rangga, M.S., selaku pembahas yang telah memberikan

saran dan arahan untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Dr.Ir. R Hanung Ismono, M.P., selaku Pembimbing Akademik (PA) atas

arahan dan bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan

di Universitas Lampung.

6. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Seluruh Dosen di Jurusan Agribisnis, terima kasih atas ilmu dan dukungan

selama menempuh pendidikan di Jurusan Agribisnis.

8. Karyawan di Jurusan Agribisnis ( Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung, Mas

Bukhari dan Mas Boim ) terima kasih atas semua bantuan yang telah

diberikan.

9. Teruntuk kedua orang tua Bapakdan ibu tercinta, Bpk Abu Hasan dan Ibu

Hartatik (Alm ), terima kasih atas doa, dukungan, nasihat, saran dan segala

limpahan cinta serta kasih sayang yang tulus ikhlas membesarkan dan

mendidik penulis dengan penuh kesabaran.Seluruh saudara-saudara kandung

beserta kakak ipar penulis, Kak Yudi Adinata, Susiana, Mbk Richa Desbianti,

S.Kom., Mahta Eko Wahyudi, kak Beny efendi, S.St., Mbk Yeni Arita,

A.Md., terima kasih atas dukungan selama ini dalam menyelesaikan skripsi.

10. Teruntuk sahabat- sahabat terbaik penulis (Yudhi Hermansyah, Tri Nugroho,

S.P., Fauzi Nurdewangga, S.P., Riki Misgiantoro, S.P., Zupika Audina,

Agustya Ratna P, S.P., Desi Darmilayanti, S.P.) terima kasih selalu setia

mengajari penulis, menemani di kala susah dan senang, memberikan

semangat, motivasi serta dukungan hingga skripsi ini tercapai.

Page 10: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

11. Sahabat- sahabat terbaik penulis semasa sekolah, “ Salman Firdaus, Riki

Misgiantoro,S.P., Linda Angraini, Heni Mardianta,Muhammad Robin

Araffat, Rizza Neila Amelia ” dan lain – lain yang tidak bias disebutkan satu

per satu terima kasih selalu memberikan dukungan dan doa hingga skripsi ini

tercapai.

12. Keponakan tercinta, Rangga Adi Pratama, Agiel Radika Candra, Razwa

Zhafira Viorenza, Rafif Dinata, Azkha Reinan Efendi, Cheryl Ayudia

Azzahra. Sepupu tercinta Elida susanti, S.Pd.., Enita sari, S.Pd, terimakasih

dukungan serta doa yang sudah diberikan kepada penulis.

13. Sahabat- sahabat Agribisnis angkatan 2012,“ Bernadus, Hari Murti, Milna,

Mamong Made, Agung, Dolly, Imam, Erwin, Pindo, Riyan, Susi, Nadia,

Syafri, Yohilda, Meiska, Dhevi, Selvi, Febi, Karin, Delia, Rahma, Gessa,

Audina, Adel, Rofiqoh, Dewi, Arin, Eka, Erni, Ayu Oke, Fitri, Imung,

Yolanda, Ulfa, Parastry, Afsani, Evy, Mukti, Okta, Via, Andre, Eva, Dayu,

Ramon, Sofian, Rendi, Bayu, Agung Tukil, Nuri, Innaka, Rio, Muher, Riska,

Fernaldy, Agnes ”, dan lain-lain yang tidak bias disebutkan satu persatu,

terima kasih atas pengalaman dan kebersamaannya selama ini. Semoga kelak

kesuksesan menyertai kita semua, Amin.

14. Keluarga besar KKN Desa Sumber Agung Kecamatan Batanghari Kabupaten

Tulang bawang ( Bapak Dan Ibu Sobari, Melly, Mia, Vera, Rani, Yoga,

Dhevi ), dan lain – lainnya yang tidak bias disebutkan satu persatu, terima

kasih untuk semua pengalaman, kasih sayang, persaudaraan, serta doa dan

dukungannya.

Page 11: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

15. Keluarga Besar Pesisir Barat, RinggoSaputra, S.Kom., Yudi Irnando, S.Kom.,

Junarly, S.Pt., Widya Zairu, A.Md, Puspita, S.Sos., Ryan Sangaras, S.Sos.,

Yeni Diana, lidya Sari, S.Kep., Septo Randika S.Pd., Surya Dinata, S.Kom.,

Putri Mariyantika, A.Md., Rita Zairu, A.md., Giska Regina, S.Pd., Yosa,

Doni, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

16. Atu dan Kiyai Agribisnis 2011, adinda Agribisnis 2013, 2014,dan 2015,

terima kasih atas doa, dukungan dan bantuan kepada penulis.

17. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama proses penulisan skripsi

ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang

telah diberikan. Aamiin ya Rabbalalaamiin.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Bandar Lampung, September 2018

Penulis,

SHANDY ANDIKA

Page 12: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang dan masalah ..................................................................... 1

B. Tujuan penelitian ..................................................................................... 9

C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ............................................................................................. 11

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 11

1. Penyuluhan ...................................................................................... 11

2. Penyuluh Pertanian Lapangan ......................................................... 14

3. Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan ............................................ 15

4. Manajemen Kinerja ......................................................................... 22

5. Penilaian Kinerja ........................................................................... 23

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian .... 25

7. Balai Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) .. 34

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 37

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 40

D. Hipotesis ................................................................................................... 45

Page 13: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

ii

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 46

A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ....................... 46

B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian............................... 52

C. Jenis Data dan Teknik Analisis Data ........................................................ 55

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 60

A. Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 60

B. Keadaan Umum Responden ...................................................................... 65

C. Deskripsi Faktor-Faktor yang Diduga Berhubungan dengan

Tingkat Kinerja PPL di UPT Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung selatan ..................................................................... 68

D. Deskripsi Variabel Y (Tingkat Kinerja PPL di UPT

Kecamatan Jati Agung) ............................................................................ 80

E. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 95

V. Kesimpulan .............................................................................................. 103

A. Kesimpulan ............................................................................................... 103

B. Saran ..................................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma kinerja Penyuluh Pertanian lapangan (PPL) di

UPT Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan ................. 44

Page 15: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas padi di

ProvinsiLampung tahun 2010-2015 .......................................................... 2

2. Luas panen, produksi dan produktivitas padi per Kabupaten/Kota

di Provinsi Lampung tahun 2015. ............................................................. 3

3. Luas panen, produksi dan produktivitas padi per Kecamatan di

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2015 ................................................. 4

4. Pengukuran variabel terikat (tingkat kinerja PPL) ................................... 49

5. Jumlah petani sampel setiap wilayah binaan penyuluh pertanian di

Kecamatan Jati Agung ............................................................................. 54

6. Jumlah penduduk berdasarkan golongan umur tahun 2016 ..................... 61

7. Keadaan responden PPL berdasarkan umur ............................................. 66

8. Keadaan responden Petani berdasarkan umur ......................................... 66

9. Keadaan umum responden PPL berdasarkan tingkat pendidikan ............ 67

10. Keadaan umum responden Petani berdasarkan tingkat pendidikan ......... 68

11. Sebaran tingkat motivasi PPL di UPT Kecamatan Jati Agung ................. 69

12. Sebaran jumlah PPL berdasarkan tingkat pendapatan ............................. 72

13. Sebaran jumlah PPL berdasarkan jumlah petani binaan ........................... 75

14. Sebaran hasil penilaian PPL di UPT Kecamatan Jati Agung

terhadap sistem penghargaan .................................................................... 78

15. Sebaran jumlah PPL berdasarkan jarak tempat tinggal dengan WKPP .... 79

16. Sebaran tingkat kinerja PPL dalam persiapan penyuluhan pertanian

di UPT Kecamatan Jati Agung menurut PPL ........................................... 81

17. Sebaran tingkat kinerja PPLdalam persiapan penyuluhan pertanian

Page 16: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

v

di UPT Kecamatan Jati Agung menurut petani binaan ............................. 85

18. Sebaran tingkat kinerja PPLdalam pelaksanaan penyuluhan

pertanian di UPT Kecamatan Jati Agung menurut PPL ........................... 87

19. Sebaran tingkat kinerja PPL dalam pelaksanaan penyuluhan

pertanian di UPT Kecamatan Jati Agung menurut petani binaan ............. 90

20. Sebaran tingkat kinerja PPL dalam evaluasi dan pelaporan

penyuluhan pertanian ................................................................................ 92

21. Tingkat kinerja PPL di UPT Kecamatan Jati Agung secara

keseluruhan menurut PPL dan petani ....................................................... 94

22. Hasil analisis korelasi Rank Spearman antara faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat kinerja PPL terhadap tingkat

kinerja PPL di UPT Kecamatan Jati Agung.............................................. 95

Page 17: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Sektor pertanian merupakan prioritas pembangunan di negara sedang

berkembang. Pembangunan pertanian tersebut memiliki tujuan memperbaiki

mutu konsumsi dan memenuhi kebutuhan bahan pangan secara nasional. Proses

pembangunan pertanian menunjukkan secara nyata mengenai peranan pendidikan

sebagai unsur yang esensial dalam proses pembangunan pertanian itu sendiri.

Keberhasilan pembangunan pertanian itu sendiri ditentukan oleh kemampuan

sumber daya manusia dalam mengelola sistem pertanian yang sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pemberdayaan

sumber daya manusia di bidang pertanian perlu ditingkatkan melalui pendidikan,

pelatihan, dan penyuluhan pertanian (Deptan, 2008).

Menurut Soekartiwi (1998) pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia

memiliki berberapa tujuan yang mencakup upaya untuk meningkatkan produksi

dan memperluas penganekaragaman hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan

pangan dan industri dalam negeri serta memperbesar ekspor, meningkatkan taraf

hidup petani, peternak dan nelayan mendorong perluasan dan pemerataan

kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta mendukung pembangunan daerah.

Page 18: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

2

Pembangunan pertanian di Indonesia sudah saatnya beralih strategi, yaitu tidak

hanya terpaku pada satu komoditas saja melainkan semua komoditas yang

berpotensi untuk dikembangkan termasuk tanaman pangan. Padi sebagai tanaman

pangan, merupakan subsektor pembangunan pertanian yang layak mendapat

perhatian yang cukup besar, terutama untuk peningkatan produksi dan sistem

pemasarannya. Usahatani padi di Indonesia mempunyai peranan yang sangat

penting. Usahatani padi dapat menghasilkan beras yang merupakan bahan

makanan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia.

Ketidak cukupan bahan makanan tersebut dapat menjadi masalah nasional Negara

Indonesia (Mardikanto,1993).

Provinsi lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sebagian besar

masyarakatnya bermata pencaharian di sektor pertanian,antara lain di sektor

pertanian tanaman pangan sebagai petani penghasil padi. Berdasarkan data

perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman padi yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Stastitik Provinsi Lampung (2015), menunjukkan

bahwa produksi dan produktivitas padi di Provinsi Lampung mengalami

peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas padi di

ProvinsiLampung tahun 2010-2015

Tahun Luas panen

(ha)

Produksi

(ton)

Produktivitas

(ton/ha)

2010 590.608 2.807.676 4,75

2011 606.973 2.940.795 4,84

2012 641.876 3.101.455 4,85

2013 584.479 3.042.419 5,54

2014 600.750 3.170.191 5,28

2015 693.775 3.711.922 5,57

Sumber: Badan Pusat Stastistik tahun 2015

Page 19: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

3

Produksi padi di Provinsi Lampung terus mengalami kenaikan dari tahun ke

tahun. Tahun 2015 produksi padi mencapai 3.711.922 ton, naik sekitar 541.731

ton dibandingkan tahun 2014. Produktivitas padi di Provinsi Lampung juga

mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga pada tahun 2015. Pada tahun

2015 produktivitas padi di Provinsi Lampung sebesar 5,57 ton/ha meningkat dari

tahun 2014 yaitu 5,28 ton/ha.

Sentra produksi padi di Provinsi Lampung terdapat di Kabupaten Lampung

Tengah dengan produksi 764.1819 ton atau 25,19 persen dari total produksi padi

di Provinsi Lampung. Produksi padi terbesar kedua dan ketiga di Provinsi

Lampung terdapat di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Selatan dengan

produksi masing- masing sebesar 520.7912 ton dan 445.6959 ton. Produksi padi

per kabupaten/kota di Propinsi Lampung disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas panen, produksi dan produktivitas padi per Kabupaten/Kota di

Provinsi Lampung tahun 2015

Kabupaten Luas Panen

(ha)

Produksi

(ton)

Produtivitas

(ton/ha)

Lampung Barat 25.076 112.3405 4.4800

Tanggamus 40.069 221.9823 5.4500

Lampung Selatan 80.596 445.6959 5.5300

Lampung Timur 95.383 520.7912 5.4600

Lampung Tengah 138.690 764.1819 5.5100

Lampung Utara 32.242 153.4719 4.7600

Way Kanan 33.084 157.8107 4.7700

Tulang Bawang 47.309 228.0294 4.8200

Pesawaran 26.700 146.316 5.4800

Pringsewu 24.334 134.0803 5,5100

Mesuji 27.555 131.7129 4.7800

Tulang Bawang Barat 16.699 79.48724 4.7600

Bandar Lampung 1.655 8.937 5.4000

Pesisir Barat 15.018 72.0864 4.8000

Metro 3.413 18.56672 5.4400

Sumber : Badan Pusat Stastistik tahun 2015

Page 20: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

4

Tabel 2 berdasarkan produktivitas bahwa Kabupaten Lampung Selatan

merupakan Kabupaten yang menghasilkan produktivitas padi terbesar 5.53

ton/ha di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan memiliki luas

lahan terbesar ke tiga dan produktivitas yang tinggi sehingga menjadikan

Lampung Selatan sebagai Kabupaten yang memiliki potensi besar untuk

dikembangkannya budidaya padi. Kabupaten Lampung Selatan memiliki

potensi yang hendaknya dapat dijaga dan justru lebih ditingkatkan, agar

kebutuhan pangan penduduk Lampung khususnya Lampung Selatan dapat

tepenuhi dan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Lampung Selatan

memiliki 17 kecamatan yang dapat dikembangkan menjadi sentra padi

sawah. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas padi per

kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, dapat dilihat padaTabel 3

Tabel 3. Luas panen, produksi dan produktivitas padi per Kecamatan di

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2015

Kecamatan Luas Panen

(ha)

Produks i

(ton)

Produtivitas

(ton/ha)

Natar 7.900 44.028 5,7732

Jati Agung 4.635 25.363 5,4741

Tanjung Bintang 2.757 15.089 5,4371

Tanjung Sari 1.456 7.969 5,4730

Katibung 1.686 9.228 5,4732

Merbau Mataram 2.984 16.332 5,4733

Way Sulan 3.418 18.707 5,4732

Sidomulyo 3.835 20.989 5,4731

Candipuro 8.753 47.906 5,4730

Way Panji 2.668 14.602 5,4731

Kalianda 5.486 30.026 5,4730

Rajabasa 3.310 18.116 5,4732

Palas 13.948 76.339 5,4731

Sragi 5.249 28.728 5,4731

Penengahan 5.096 27.891 5,4730

Ketapang 6.468 35.400 5,4731

Bakauheni 947 5.183 5,0055

Sumber : Badan Pusat Stastistik Provinsi Lampung tahun 2015

Page 21: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

5

Tabel 3 berdasarkan produktivitas Kecamatan Jati Agung memiliki produktivitas

padi terbesar 2 yaitu 5,4741 ton/ha setelah kecamatan Natar yang memiliki

produktivitas sebesar 5,7732 ton/ha. Selain dari pada itu Kecamatan Jati Agung

mempunyai luas lahan yang cukup untuk sektor pertanian dan tidak kalah

dengan kecamatan yang lain pada Kabupaten Lampung Selatan dengan luas

4,635 ha, sehingga Kecamatan Jati Agung merupakan Kecamatan yang sangat

potensial untuk terus dapat dikembangkan usahatani padi sawah.

Peran penting sektor pertanian dalam pembangunan perekonomian tidak

terlepas dari peranan kelompok tani sebagai pelaksana kegiatan. Peran

kelompok dalam mengembangkan usahatani petani adalah wadah bagi petani

untuk saling belajar dan mengembangkan usahataninya. Menurut Departemen

Pertanian (2006), dengan paradigma baru pembangunan pertanian yang

arahnnya lebih melihat petani sebagai subyek atau pelaku pembangunan maka

kelompok tani berperan sebagai lembaga petani yang dapat mengubah

perilaku anggotanya untuk meningkatkan keberhasilan usahataninya dan dapat

membawa anggotannya menjadi petani modern dengan mampu mengadopsi

inovasi di bidang pertanian.

Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan sektor pertanian menjadi

sebuah sektor yang maju adalah dengan cara melakukan pengesahan UU No.

16 tahun 2006 Mengenai sistem penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian

merupakan suatu cara atau sistem pendidikan non formal (di luar bangku

sekolah) untuk para petani dan keluarganya di pedesaan. Menurut Sugarda

(1975, dalam Effendi,2005), penyuluh pertanian merupakan usaha atau

kegiatan pendidikan nonformal untuk menimbulkan perubahan atau kegiatan

Page 22: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

6

pendidikan nonformal untuk menimbulkan perubahan perilaku dari sasaran

sesuai dengan yang dikehendaki atau diinginkan. Kegiatan penyuluhan

pertanian mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan

produksi komoditi pertanian dan pendapatan petani. Menurut Mosher (1986

dalam Effendi, 2005), penyuluhan pertanian adalah suatu pendidikan di luar

bangku sekolah yang mempunyai sifat:

a. diberikan kepada masyarakat pedesaan yang sesuai dengan kepentingan dan

kebutuhan yang dirasakan pada waktu tertentu yang berhubungan dengan

matapencahariannya serta usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat,

b. Mempergunakan teknik pendidikan khusus,

c. Dijalankan dengan bantuan berbagai kegiatan, alat-alat, survey, percobaan,

evaluasi dan lain-lain dan

d. Diselenggarakan dalam suasana kerja sama dengan saling harga menghargai.

Kelembagaan penyuluhan pemerintah yang disebutkan dalam Undang Undang

Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan yaitu, pada tingkat pusat berbentuk badan yang

menangani penyuluhan, pada tingkat Provinsi berbentuk Badan Koordinasi

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Bakorluh PPK), pada tingkat

kabupaten atau kota berbentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan,

dan Kehutanan (BP4K) dan pada tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K). BP3K merupakan wadah bagi

penyuluh di kecamatan untuk melaksanakan berbagai aktivitas penyuluhan.

Keberadaan penyuluh di lingkungan masyarakat akan lebih membantu petani

Page 23: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

7

dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani, khususnya dalam hal

usahatani sebagai mata pencahariaan utama petani. Dengan demikian, petani

dapat meningkatkan produksi pertaniannya sehingga membantu peningkatan

kesejahteraan petani.

Permasalahan pembangunan pertanian di Indonesia meliputi permasalahan lahan

pertanian, infrastruktur, benih, regulasi atau kelembagaan, permodalan dan

sumber daya manusia (SDM). Salah satu permasalahan dalam hal SDM adalah

keterbatasan tenaga penyuluh pertanian baik dari segi kuantitas maupun

kualitasnya. Oleh karena itu, arah kebijakan pembangunan pertanian tahun 2015-

2019 yang dirumuskan untuk mengatasi permasalahan SDM tersebut adalah

dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas kinerja penyuluh pertanian tersebut

(Kementerian Pertanian, 2014). Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 91

Tahun 2013, untuk membangun SDM pertanian yang berkualitas dan handal,

diperlukan kinerja penyuluh pertanian yang profesional, kreatif, inovatif, dan

berwawasan Global. Hal tersebut diperlukan agar penyuluhan pertanian dapat

dilaksanakan dengan efektif dan efisien dalam menjalankan program-program

yang rancang oleh pemerintah.

Kecamatan Jati Agung merupakan salah satu yang menghadapi berbagai

permasalahan pertanian seperti lahan pertanian, infrastuktur, benih, regulasi atau

kelembagaan, permodalan. Sumber daya manusia yang terdidik dalam hal ini

petani akan dapat menghadapi berbagai permasalahan tersebut. Peran penyuluh

dalam mengarahkan dan membina petani dalam menghadapi permasalahan yang

ada menjadi sangat penting. Selain itu, pemerintah juga memberikan berbagai

Page 24: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

8

program untuk mengatasi permasalahan pertanian yang dihadapi. Oleh karena itu

sangat dibutuhkan kinerja penyuluh profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan

global untuk menghadapi permasalahan pertanian yang dihadapi.

Rasio penyuluh dan petani binaan di Kecamatan Jati Agung pada saat ini tidak

seimbang disebabkan oleh kekurangan penyuluh untuk membina petani, jumlah

petani binaan dengan tenaga penyuluh tidak seimbang dan untuk saat ini jumlah

penyuluh adalah 17 dari total penyuluh yang ada di Kecamatan Jati Agung,

sedangkan untuk petani binaan di seluruh desa di Kecamatan Jati Agung

berjumlah 9.065 petani binaan dari 21 desa, perbandingan antara penyuluh dengan

petani binaan adalah 1:530 dari masing-masing penyuluh. Namun seharusnya

menurut undang-undang tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan

petani, perbandingan ideal antara tenaga penyuluh dan petani binaan adalah

1:300 untuk masing-masing penyuluh, karena apabila perbandingan penyuluh

dengan petani binaan tidak seimbang maka aktivitas atau kegiatan disektor

pertanian akan terhambat dan berdampak pada penurunan kualitas produksi

disektor pertanian itu sendiri, sedangkan untuk Kecamatan Jati Agung untuk

jumlah petani melebihi batas ideal. seharusnya untuk penyuluh yang ada di

Kecamatan Jati Agung ditambah kuantitasnya sehingga para penyuluh untuk

melakukan kegiatan di masing-masing desa lebih stabil, dengan jumlah penyuluh

saat ini yang sangat minim maka kegiatan para penyuluh sedikit terhambat dalam

kegiatan pembinaan petani binaan.

Kinerja penyuluh dalam melaksanakan kegiatan meningkatkan produksi dan

produktivitas tanaman Pangan, dengan kondisi kuantitas dan kualitas yang ada

Page 25: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

9

perlu dikaji, untuk mengetahui optimal atau tidaknya kinerja penyuluh di

Kecamatan Jati Agung. Peningkatan kinerja menjadi sangat penting, karena

sebagian besar UPT memiliki kinerja yang sangat memprihatikan. Lemahnya

kinerja sebagian besar UPT tidak terlepas dari rendahnya kapasitas SDM yang

ada, lemahnya kemampuan menyusun program jangka panjang dan berkelanjutan,

serta lemahnya daya dukung biaya operasional (Gitosaputra, dkk. 2012).

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Bagaimana tingkat kinerja Penyuluh Pertanian tanaman pangan di UPT

Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan ?

2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja penyuluh tanaman

pangan ?

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Tingkat kinerja penyuluh pertanian tanaman pangan di UPT Kecamatan Jati

Agung Kabupaten Lampung Selatan

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kinerja penyuluh pertanian

tanaman pangan di UPT Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

Page 26: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

10

C. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian yang diharapkan dapat berguna sebagai:

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan di Jurusan

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung .

2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam

peningkatan kelembagaan penyuluhan pertanian yang sejalan dengan

pembangunan pertanian.

3. Bagi Civitas akademika, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

informasi yang digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Page 27: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Penyuluhan

Penggunaan Istilah “penyuluhan” akhir-akhir ini di Indonesia kurang tepat,

terutama oleh banyak kalangan yang sebenarnya “tidak memahami” esensi makna

yang terkandung dalam istilah penyuluhan itu sendiri, sehingga dengan mereka

tidak memahami dari istilah penyuluan tersebut maka mereka tidak paham akan

arti dari penyuluhan, disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman

dari masing-masing kalangan. Seiring dengan perbaikan tingkat pendidikan

masyarakat dan kemajuan teknologi informasi, peran penyuluhan semakin

menurun dibanding sebelum dasawarsa 80-an (Mardikanto, 2009).

Penyuluhan merupakan suatu sitem pendidikan non formal yang ditujukan kepada

masyarakat tani, khususnya yang tinggal di pedesaan agar mereka tahu, mau dan

mampu melaksanakan anjuran atau teknologi baru sehingga mereka dapat

meningkatkan produksi, dan produktivitas pendapatannya yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kesejahteraannya. Karena sifatnya non formal proses

penyuluhan dapat berlangsung kapan saja, di mana saja, karakteristik pesertanya

beragam, tidak memiliki kurikulum yang pasti, tidak adanya sanksi yang jelas,

hubungan antara peserta dan penyuluh lebih akrab, tidak adanya tanda kelulusan

peserta dan sebagainya (Sumaryo,Listiana I., dan Gultom DT, 2012).

Page 28: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

12

Penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan informasi, menanamkan keyakinan serta mengerjakan pengetahuan

dan keterampilan sehingga bukan saja masyarakat sadar, tahu dan mengerti tetapi

juga mau dan mampu melaksanakan sesuatu anjuran (Effendi, 2005).

Menurut UU No. 16 Tahun 2006,penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi

pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pelaku

utama dalam kegiatan penyuluhan adalah masyarakat di dalam dan di sekitar

kawasan hutan, petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolah

ikan serta keluarga intinya. Sedangkan yang dimaksud pelaku usaha adalah

perorangan warga negara Indonesia atau koorporasi yang dibentuk menurut

hukum Indonesia yang mengelolah usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.

Ilmu penyuluhan pertanian adalah ilmu terpakai (applied science) yang

merupakan perpaduan antara berbagai macam ilmu, antara lain ilmu sosiologi

perdesaan, ilmu pendidikan, psikologi sosial, ilmu komunikasi, manajemen dan

teknik-teknik pertanian (Effendi, 2005). Menurut Mosher (dalam Effendi, 2005),

penyuluhan pertanian adalah suatu pendidikan di luar bangku sekolah yang

mempunyai sifat: a) diberikan kepada masyarakat pedesaan yang sesuai dengan

kepentingan dan kebutuhan dan dirasakan pada waktu tertentu, yang berhubungan

dengan mata pencahariannya dan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan

Page 29: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

13

kemakmuran masyarakat, b) mempergunakan teknik pendidikan khusus, c)

dijalankan dengan bantuan berbagai kegiatan, bantuan alat-alat, survei, percobaan,

evaluasi dan lain-lain, d) diselenggarakan dalam suasana kerja sama dengan saling

harga menghargai. Penyuluhan pertanian adalah usaha atau kegiatan pendidikan

non formal untuk menimbulkan perubahan perilaku dari sasaran sesuai dengan

yang dikehendaki atau diinginkan ( Effendi, 2005 ).

Menurut Kartasapoetra (1987), penyuluh pertanian adalah orang yang

mengemban tugas memberikan dorongan kepada para petani agar mau mengubah

cara berfikir, cara kerja dan cara hidupnya yang lama dengan cara-cara yang lebih

sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian yang

lebih maju. Seorang penyuluh pertanian dalam tugasnya mempunyai tiga peranan

penting, yaitu:

1. Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru

dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam usahataninya,

meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usaha taninya.

2. Berperan sebagai pemimpin yang dapat membimbing dan memotivasi para

petani agar mengubah cara berfikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan

dan mau menerapkan cara-cara bertani baru lebih berdaya guna dan berhasil

guna, sehingga hidupnya akan lebih sejahtera.

3. Berperan sebagai penasehat, yang dapat melayani, memberikan petunjuk-

petunjuk dan membantu petani baik dalam bentuk peragaan atau memberikan

contoh-contoh kerja dalam usahatani dalam memecahkan segala masalah

yang dihadapi petani

Page 30: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

14

2. Penyuluhan Pertanian Lapangan

Penyuluhan pertanian lapangan merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat

digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Selain itu,

petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan

agen penyuluhan pertanian. Penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika

perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani. Tujuan utama

kebijakan pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi pangan dalam

jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang semakin

meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia. Pembangunan seperti ini harus

berkelanjutan dan seringkali harus dilakukan dengan cara yang berbeda dari cara

yang terdahulu. Oleh karena itu, organisasi penyuluhan pertanian yang efektif

sangat penting di dalam situasi tersebut terutama di negara yang sedang

berkembang (Effendi, 2005).

Menurut UU No. 16 Tahun 2006, tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan

dan kehutanan, sasaran dalam penyuluhan pertanian adalah pelaku utama dan

pelaku usaha. Pelaku utama adalah petani beserta keluarganya atau koperasi yang

mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropastur, penangkaran

satwa dan tumbuhan di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi : usaha hulu,

usahatani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang. Sedangkan yang dimaksud

dengan Pelaku usaha adalah perorangan atau koorporasi yang dibentuk menurut

hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanandan kehutanan.

Page 31: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

15

3. Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan.

Definisi kinerja menurut Lawler dan Portner (1967, dalam Sutrisno, 2010) kinerja

adalah kesuksesan yang di capai seseorang dalam melaksanakan tugas . Menurut

Prawirosentono (1999, dalam Sutrisno, 2010), kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Menurut Mahmudi (dalam Sayekti, 2011), kinerja merupakan fungsi dari

pengetahuan, keterampilan, dan motivasi, sehingga dapat dirumuskan: Kinerja = f

(knowledge, skill, dan motivasi). Menurut Schermerhorn dkk. (dalam Sayekti,

2011), kinerja secara formal didefinisikan sebagai kualitas prestasi tugas individu,

kelompok, atau keorganisasian (Performance is formally defined as the quality of

task accomplishment-individual, group, or organizational).

Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan, (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2001. Hasibuan (2007) menjelaskan bahwa kinerja

merupakan hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

kesungguhan serta waktu tertentu. Wirawan (2009) menjelaskan kinerja

merupakan keluaran yang di hasilkan oleh fungsi indikator suatu pekerjaan atau

suatu profesi dalam kurun waktu tertentu.

Page 32: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

16

Mathis (2002) mengemukakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang

dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Karyawan adalah yang mempengaruhi

seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain

yaitu: kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat

kinerja dan sikap kooperatif. Sedangkan penilaian kinerja (performance appraisal)

adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka

dibandingkan dengan satu set Standar dan kemudian mengkomunikasikannya

dengan karyawan.

Manullang (2001) juga mengemukakan bahwa pengukuran kerja adalah suatu alat

untuk menentukan banyaknya pekerjaan yang seharusnya dihasilkan oleh seorang

pekerja atau sekelompok pekerja dalam kurun waktu tertentu. Pengukuran kerja

juga merupakan sebuah prosedur pengukuran formal yang digunakan untuk

menempatkan suatu dimensi waktu dengan ketepatan yang wajar atas suatu unit

pekerjaan. Sasaran dari pengukuran kerja itu sendiri adalah menciptakan standar-

standar yang didasarkan atas waktu serta keterampilan yang diperlukan seorang

karyawan guna melaksanakan suatu tugas.

Menurut Miner (1990, dalam Sutrisno, 2010), kinerja adalah bagaimana seseorang

diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah

dibebankan kepadanya. Menurut Irianto (2001, dalam Sutrisno, 2010), kinerja

adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas. Kinerja

menurut Cormick dan Tiflfin (1980, dalam Sutrisno, 2010) adalah kuantitas,

kualitas, dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas. Kuantitas adalah

hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil mencapai tujuan

Page 33: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

17

yang telah ditetapkan. Kualitas adalah bagaimana seseorang dalam menjalankan

tugasnya, yaitu mengenai banyaknya kesalahan yang dibuat, kedisiplinan dan

ketepatan. Waktu kinerja adalah mengenai jumlah absen yang dilakukan,

keterlambatan, dan lamanya masa kerja dalam tahun yang telah dijalani.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, disimpulkan bahwa yang dimaksud

kinerja adalah hasil kerja seseorang dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu

kinerja, dan kinerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Sutrisno,

2010). Miner (1990, dalam Sutrisno, 2010), mengemukakan secara umum dapat

dinyatakan empat aspek dari kinerja, yaitu :

1. Kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu, dan

ketepatan dalam melakukan tugas.

2. Kuantitas yang dihasilkan, berkenaan dengan beberapa produk atau jasa yang

dapat dihasilkan.

3. Waktu kerja, menerangkan akan berapa jumlah absen, keterlambatan, serta

masa kerja yang telah dijalani seseorang tersebut.

4. Kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau

menghambat usaha dari teman kerjanya.

Keempat aspek kinerja di atas dapat dikatakan bahwa seseorang mempunyai

kinerja yang baik bila dia berhasil memenuhi keempat aspek tersebut sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Swanson dan Graudous (2000, dalam

Sutrisno, 2010), menjelaskan bahwa dalam sistem, berapapun ukurannya, semua

pekerjaan saling berhubungan. Hasil dari seperangkat pekerjaan adalah masukan

bagi usaha kinerja lainnya.

Page 34: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

18

Kartasapoetra (1987), sifat-sifat yang harus dimiliki penyuluh pertanian yang

sebenarnya dapat menggambarkan kinerja penyuluh adalah memiliki disiplin kerja

yang kuat, tekun, tahu akan tugasnya, dan tidak cepat putus asa. Menurut

Suhardiyono (1992), syarat-syarat yang harus ada dalam diri penyuluh pertanian

adalah:

a. Kemampuan berkomunikasi dengan petani. Agar dapat berkomunikasi dengan

petani, maka seorang penyuluh harus memiliki dasar-dasar pengetahuan

praktik usahatani, dapat memahami bagaimana kehidupan petani, kemampuan

mengenal orang desa dan mau mendengarkan serta mau mengerti terhadap

keluhan-keluhan yang disampaikan oleh mereka.

b. Kemampuan bergaul dengan orang lain. Agar dapat menyatu dengan petani,

maka seorang penyuluh harus memiliki kemampuan untuk bergaul dengan

orang lain.

c. Antusias terhadap tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang penyuluh

memerlukan tanggung jawab yang besar, karena sebagian besar waktunya

dipergunakan untuk bekerja sendiri dengan bimbingan dan pengawasan yang

sangat minim, sehingga sebelum bertugas seorang penyuluh harus mengerti

dan menghayati betapa besar tanggung jawab yang harus dipikulnya.

d. Berpikir logis dan berinisiatif. Berpikir logis merupakan pengertian praktis

yang harus dimiliki oleh seseorang, biasanya diperoleh dari pengalaman hidup,

sedangkan inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk melihat apakah ada

sesuatu hal yang perlu dilakukan dan mempunyai keberanian untuk berusaha

melakukan sesuatu hal tersebut tanpa perintah atau saran dari orang lain.

Page 35: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

19

Menurut Kartasapoetra (1987), para Penyuluh Pertanian Lapangan akan

mengemban tugas pokok sebagai berikut: menyebarkan informasi pertanian yang

bermanfaat, mengajarkan keterampilan yang lebih baik, memberikan saran-saran

atau rekomendasi bagi usahatani yang lebih menguntungkan, membantu

mengikhtiarkan sarana produksi, fasilitas kerja serta bahan informasi pertanian

yang diperlukan para petani dan mengembangkan swakarya dan swasembada para

petani agar taraf kehidupannya dapat lebih meningkat.

(Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Departemen Pertanian,

2010) menyatakan bahwa tugas pokok penyuluh pertanian di BP3K adalah

sebagai berikut:

1. Menyusun program penyuluhan pertanian

Program penyuluhan pertanian merupakan rencana tertulis yang disusun secara

sistematis untuk memberikan arah dan pedoman pelaksanaan penyuluhan serta

sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan pertanian. Program

penyuluhan pertanian disusun setiap tahun memuat rencana panyuluhan tahun

berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing

tingkatan dengan cakupan pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya

sebagai pelaksanaan penyuluhan serta didasarkan pada kebutuhan pelaku

utama/petani dan pelaku usaha/pengusaha di bidang pertanian.

Program untuk tingkat desa, digali secara langsung dari pelaku utama dan

pelaku usaha melalui pelaksanaan PRA. Penggalian data dan informasi

meliputi data potensi desa, monografi Desa, jenis komoditas unggulan desa dan

tingkat produktivitasnya, keberadaan kelompok tani/gabungan kelompok tani,

Page 36: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

20

keberadaan kelembagaan Agribisnis Desa, masalah-masalah yang dihadapi

oleh pelaku utama dan pelaku usaha. Penggalian data dan informasi ini

dilakukan bersama-sama dengan tokoh dan anggota masyarakat guna

menjaring kebutuhan nyata, aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha. Hasil

penggalian data informasi tersebut dijadikan masukan untuk membuat RDK

dan RDKK. Penyusunan program telah selesai disusun paling lambat bulan

September tahun berjalan, untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya.

2. Menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) penyuluhan pertanian Rencana kerja

penyuluhan pertanian adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh penyuluh

pertanian berdasarkan program penyuluhan pertanian setempat yang

mencantumkan hal-hal yang perlu disiapkan dalam berinteraksi dengan pelaku

utama dan pelaku usaha pertanian.

3. Menyusun data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi

Peta wilayah merupakan gambaran suatu wilayah dengan skala tertentu yang

disertai dengan keterangan-keterangan tentang batas desa, jalan, pemukiman

penduduk, serta potensi sumber daya alam daerah tersebut. Penyusunan data

peta wilayah dilakukan penyuluh secara bersama- sama dengan koordinator

penyuluh berdasarkan data yang diperoleh dari identifikasi potensi wilayah per

desa.

4. Menyebarluaskan informasi teknologi pertanian secara merata. Penyuluh

berkewajiban mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha

ke sumber informasi teknologi agar petani dapat mengembangkan usahanya.

Dengan kata lain Penyuluh juga bertugas menyediakan dan menyebar

Page 37: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

21

informasi teknologi kepada petani.

5. Menumbuhkembangkan keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan

pelaku usaha. Penyuluh berkewajiban memfasilitasi proses pembelajaran

pelaku utama dan pelaku usaha serta meningkatkan kemampuan

kepemimpinan, manajerial dan kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha.

6. Mewujudkan kemitraan usaha antara pelaku utama dan pelaku usaha yang

menguntungkan. Penyuluh berkewajiban memfasilitasi pertemuan antara

pelaku usaha dan pelaku utama guna membangun kemitraan yang saling

menguntungkan.

7. Mewujudkan akses petani ke lembaga keuangan, informasi dan sarana produksi

Penyuluh berkewajiban memfasilitasi informasi akses lembaga keuangan dan

sarana produksi yang berguna bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap organisasi

penyuluhan di manapun, karena kineija merupakan cerminan dari kemampuan

organisasi penyuluhan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.

Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi tenaga

penyuluh pertanian dalam mencapai sasaran organisasi penyuluhan dan dalam

mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan

tindakan dan hasil yang diharapkan.

Pengukuran kinerja sangat berperan nantinya dalam proses evaluasi kinerja

organisasi penyuluhan. Evaluasi kinerja adalah proses membandingkan antara

kinerja aktual dan target yang telah direncanakan oleh manajemen, untuk

Page 38: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

22

mengidentifikasikan tindakan-tindakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk

menjamin tercapainya tujuan organisasi penyuluhan dan untuk

mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berwenang. Berdasarkan teori-

teori yang telah dikemukakan diatas, kinerja penyuluh pertanian dapat dinilai dari

pelaksanaan tugas pokok Penyuluh Pertanian.

4. Manajemen Kinerja

Manajemen merupakan suatu istilah yang berasal dari kata kerja dalam bahasa

inggris to manage, yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan dan

mengelola (Gomes, 2001). Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang

dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi, termasuk kinerja setiap

individu dan kelompok kerja. Kinerja individu dan kinerja kelompok dipengaruhi

oleh banyak faktor intern dan ekstern organisasi (Simanjuntak, 2003). Menurut

Wibowo (2007), manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan

hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif. Manajemen kinerja

memfokuskan pada apa yang diperlukan oleh organisasi, manajer dan pekerja

untuk berhasil.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan

manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja organisasi, termasuk kinerja setiap individu dan kelompok

kerja untuk menciptakan hubungan dan memastikan komunikasiyang efektif

secara terus-menerus.

Page 39: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

23

5. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja yang didasarkan pada standar atau ukuran tertentu dengan

parameter yang dimensinya terlebih dahulu ditetapkan oleh organisasi dan

dijadikan acuan oleh organisasi dalam penilaian dan pengukuran kinerja.

Penilaian kinerja seperti yang dikutip Sudarmanto (2009) dari Bohlander (2001)

mengemukakan bahwa standar kinerja seharusnya didasarkan pada pekerjaan,

dikaitkan dengan persyaratan yang dijabarkan dari analisis pekerjaan dan

tercermin dalam deskripsi dan spesifikasi pekerjaan.

Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Sayekti, 2011), evaluasi kinerja merupakan

pendapat yang bersifat evaluatif atas sifat, perilaku seseorang atau prestasi sebagai

dasar untuk keputusan dan rencana pengembangan personil. Pendapat lain dari

Newstrom dan Davis (1997) dalam Wibowo (2007), memandang bahwa evaluasi

kinerja sebagai suatu proses mengevaluasi kinerja pekerja, membagi informasi

dengan mereka, dan mencari cara memperbaiki kinerjanya.

Departemen Pertanian (2009), merinci standar kinerja penyuluh diukur

berdasarkan sembilan indikator yakni: (a) tersusunnya program penyuluhan

pertanian; (b) tersusunnya recana kerja tahunan penyuluh pertanian; (c)

tersusunnya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi; (d)

terdesiminasinya informasi teknologi pertanian secara merata; (e) tumbuh

kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha; (f)

terwujudnya kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha yang menguntungkan; (g)

terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan,

informasi, dan sarana produksi; (h) meningkatnya produktivitas agribisnis

Page 40: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

24

komoditas unggulan di wilayahnya; dan (i) meningkatnya pendapatan dan

kesejahteraan pelaku utama.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 91/Permentan/OT.140/9/2013

penilaian kinerja diukur berdasarkan tiga indikator. Indikator tersebut yaitu: 1)

persiapan penyuluhan pertanian, meliputi (a) membuat data potensi wilayah dan

agro ekosistem; (b) memandu (pengawalan dan pendampingan) penyusunan

RDKK; (c) penyusunan program penyuluhan pertanian desa dan kecamatan; (d)

membuat Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP), 2) pelaksanaan

penyuluhan pertanian, meliputi (a) melaksanakan desiminasi/penyebaran materi

penyuluhan sesuai kebutuhan petani; (b) melaksanakan penerapan metoda

penyuluhan pertanian di wilayah binaan; (c) melakukan peningkatan kapasitas

petani terhadap akses informasi pasar, teknologi, sarana prasarana, dan

pembiayaan; (d) menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan petani dari

aspek kuantitas dan kualitas; (e) menumbuhkan dan mengembangkan

kelembagaan ekonomi petani dari aspek kuantitas dan kualitas; (f) meningkatnya

produktivitas (dibandingkan produktivitas sebelumnya berlaku untuk semua

subsektor), 3) evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian, meliputi (a)

melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian; (b) membuat laporan

pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Menurut Gomes (dalam Sudarmanto, 2009), mengukur kinerja pegawai terkait

dengan alat pengukuran kinerja, secara garis besar diklasifikasikan dalam dua,

yaitu: (a) tipe penilaian yang dipersyaratkan yaitu dengan penilaian relatif dan

Page 41: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

25

penilaian absolut. Penilaian relatif merupakan model penilaian dengan

membandingkan kinerja seseorang dengan orang lain dalam jabatan yang sama.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian

Kinerja penyuluh pertanian menjadi hal yang sangat penting dalam peningkatan

produktivitas Tanaman Pangan. Karena semakin baik kinerjanya maka petani

akan semakin mudah dalam memahami dan menerapkan informasi yang diberikan

oleh penyuluh. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh

pertanian diantaranya umur, jenis kelamin, pengalaman, motivasi, pendapatan,

pendidikan, pelatihan, jumlah petani binaan, sistem penghargaan, jarak tempat

tinggal, dan fasilitas. Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Umur

Robbins (2003) menyatakan bahwa kinerja akan merosot dengan bertambahnya

usia. Umur berbanding terbalik terhadap pengunduran diri, dimana pekerja

yang tua lebih kecil kemungkinan untuk berhenti bekerja. Umur juga

berpengaruh terhadap produktivitas, dimana makin tua pekerja makin merosot

produktivitasnya, karena keterampilan, kecepatan, kecekatan, kekuatan dan

koordinasi menurun dengan berjalannya waktu.

Umur merupakan salah satu faktor utama yang mempengarui efisiensi belajar,

karena akan berpengaruh terhadap minatnya pada macam pekerjaan tertentu

sehingga umur seseorang juga akan berpengaruh terhadap motivasinya untuk

belajar. Bertambahnya umur seseorang akan menumpuk pengalaman-

Page 42: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

26

pengalamannya yang merupakan sumber daya yang sangat berguna bagi

kesiapannya untuk belajar lebih lanjut (Mardikanto, 1993).

Semakin tua umur seseorang,berarti masa jabatan mereka juga sudah panjang,

dimana hal ini cenderung memberikan mereka kompensasi yang relatif baik

berupa gaji yang relatif tinggi, paket wisata/cuti yang menarik, maupun paket

pensiun yang baik. Banya korang percaya bahwa produktivitas akan menurun

seiring dengan bertambahnya usia karena melemahnya kekuatan yang dimiliki

oleh seorang individu. Namun beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

tidak ada hubungan antara usia dan kinerja karyawan (Suprihanto dkk., 2003).

2) Jenis Kelamin

Robbins (2003) menyatakan bahwa wanita lebih mematuhi wewenang sedang

pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dalam memiliki

pengharapan untuk sukses. Tidak ada perbedaan berarti dalam produktivitas

pekerjaan antara pria dan wanita,dan tidak ada bukti yang menunjukkan jenis

kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan kerja. Gibsonetal. (1996),

menyatakan bahwa tidak ada data pendukung yang menyatakan bahwa pria

atau wanitaa dalah pekerja yang lebih baik,dalam hal absensi wanita lebih

besar, karena wanita mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap

keluarganya.

3) Masa Kerja atau Pengalaman

Menurut Padmowihardjo (1994) pengalaman adalah suatu kepemilikian

pengetahuan yang dialami seseorang dalam kurun waktu yang tidak

ditentukan. Seseorang akan berusaha menghubungkan hal yang dipelajari

Page 43: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

27

dengan pengalaman yang dimiliki dalam proses ajar. Pengalaman kerja

merupakan penentu yang lebih besar terhadap perilaku seseorang. Pengalaman

baik yang menyenangkan maupun yang mengecewakan, akan berpengaruh

pada proses belajar seseorang. Seseorang yang pernah mengalami

keberhasilan dalam proses belajar, maka dia akan memiliki perasaan

optimisakan keberhasilan dimasa mendatang. Sebaliknya seseorang yang

pernah mengalami pengalaman yang mengecewakan, maka dia telah memiliki

perasaan pesimis untuk dapat berhasil. Masa kerja berkaitan erat dengan

pengalaman kerja. Pengalaman adalah segala sesuatu yang muncul dalam

riwayat hidup seseorang. Pengalaman seseorang menentukan perkembangan

keterampilan, kemampuan, kompetensi, dan Kinerja. Pengalaman seorang

bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Pengalaman seseorang dapat

ukur secara kuantitatif berdasarkan jumlah tahun seseorang bekerja dalam

bidang yang dijalani (Bandura,1986).

4) Motivasi

Menurut Sayekti (2011), manusia di dalam hidupnya akan selalu melakukan

berbagai kegiatan, kegiatan tersebut tentu saja dimaksudkan untuk mencapai

suatu tujuan. Selanjutnya, mengingat manusia dalam kehidupannya memiliki

berbagai peran, maka kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan adalah

dalam rangka menjalankan peran tersebut. Apa pun peran yang dijalankan,

manusia melakukan suatu tindakan pasti didasari oleh suatu dorongan tertentu.

Dorongan atau menggerakkan dalam bahasa latinnya adalah movere, dari

sinilah muncul istilah motivasi.

Page 44: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

28

Menurut Hasibuan (dalam Sayekti, 2011), motivasi dalam manajemen hanya

ditunjukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya potensi

bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan

mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi merupakan hal yang

penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan

mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai

hasil yang optimal. Motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang

menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, yang ada kaitannya dengan

pemenuhan kebutuhan, keinginan, maupun minat. Padmowihardjo (1994)

menyatakan bahwa motivasi merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk

menimbulkan dorongan berbuat atau melakukan tindakan. Motivasi belajar

merupakan gabungan antara pendekatan behavioral yang menekankan pada

outcomes dari perilaku (motivasi ekstrinsik) dengan pendekatan kognitif yang

melihat dampak belajar pada keyakinan seseorang (motivasi intrinsik).

Motivasi kognitif dalam mencari informasi merupakan unsur penting yang

memotivasi penyuluh untuk selalu memperbaiki kinerjanya. Seseorang akan

terus bekerja sampai tujuannya tercapai. Jika sumber motivasi tersebut tidak

ada, maka motivasi untuk bekerja mencapai tujuan tersebut tidak akan ada.

Dengan demikian, motivasi terkait dengan kebutuhan atau harapan untuk

mencapai tujuan tertentu. Secara umum, motivasi diartikan sebagai hal-hal

yang mendasari kenapa seorang penyuluh pertanian mau melakukan atau

berprofesi sebagai seorang penyuluh pertanian (Huda,2010).

Page 45: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

29

Makmun (2003), menyatakan bahwa indikator pengukuran motivasi dilihat dari

delapan indikator yaitu 1) durasi kegiatannya, 2) frekuensi kegiatannya, 3)

persistensinya, 4) devosi (pengabdian) dan pengorbanan, 5) ketabahan,

keuletan, kemauannya, 6) tingkatan aspirasinya, 7) tingkat kualifikasi dari

prestasi, produk atau output yang dicapai dari kegiatannya, 8) arah sikapnya

terhadap sasaran kegiatannya.

Setiap individu cenderung melakukan sesuatu karena dilatar belakangi oleh

tingkat motivasinya. Tingkat motivasi sangat dipengaruhi oleh motif yang

berlandaskan pada sejauh mana kebutuhannya dapat terpenuhi. Jadi seorang

penyuluh pertanian yang mempunyai motivasi yang tinggi akan berdampak

pada kinerja yang tinggi pula dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan

oleh lembaga atau organisasinya. Kenaikan pangkat sering terhambat dan pola

karier yang tidak jelas dapat mengurangi motivasi dan kinerja para penyuluh

pertanian untuk bekerja lebih baik dan sering kali menyebabkan frustasi

(Slamet, 2001).

5) Pendapatan

Pendapatan adalah “arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah

entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama

satu periode dari aktivitas ekonomi. Pendapatan penyul yang didapatkan

merupakan jumlah aktiva yang didapatkan penyuluh dari kewajiban yang

dilaksanakan sebagai penyuluh. Semakin besar pendapatan yang didapatkan

penyuluh makan akan semakin baik kinerja penyuluh pertanian.

Page 46: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

30

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanungkalit (2014)

dalam skripsinya yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K)

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran sebagai BP3K model Center of

Exellence menyimpulkan bahwa tingkat pendapatan rumah tangga penyuluh

berpengaruh terhadap tingkat kinerja penyuluh pertanian di BP3K Padang

Cermin.

6) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang sistematis yang terorganisir

baik teknis maupun manajerial yang berlangsung dalam waktu yang relatif

lama. Menurut Suprihanto dkk., (2003) pendidikan mempunyai fungsi

penggerak sekaligus pemacu terhadap potensi kemampuan sumber daya

manusia dalam melakukan prestasi kerjanya, dan nilai kompetensi seorang

pekerja dapat dipupuk melalui program pendidikan, pengembangan dan

pelatihan.

Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya untuk

menjadikan sumber daya manusia yang lebih baik, terutama untuk

mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan

berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu

instansi atau organisasi sehingga cara pekerjaannya pada kemampuan

psikomotor menjadi baik. Menurut Slamet (2001), pendidikan didefenisikan

sebagai usaha untuk menghasilkan perubahan-perubahan pada perilaku

manusia, pendidikan adalah suatu proses terencana untuk mengubah perilaku

Page 47: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

31

seseorang yang dilandasi adanya perubahan pengetahuan, keterampilan, dan

sikapnya. Hakekat pendidikan adalah untuk meningkatkan kemampuan

manusia agar dapat mempertahan kan bahkan memperbaiki mutu

keberadaannya agar menjadi semakin baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin tinggi pula pengetahuan, sikap dan ketrampilan, efisien

bekerja dan semakin banyak tahu cara-cara dan teknik bekerja yang lebih baik

dan lebih menguntungkan. Pendidikan formal yang diikuti penyuluh dapat

mempengaruhi kinerja penyuluh, karena dengan pendidikan formal seorang

penyuluh dapat meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

7) Pelatihan

Terdapat tiga kondisi yang memungkinkan seseorang memerlukan pelatihan

yakni; (1) bila seseorang tidak dapat mengerjakan pekerjaan atau tugas sehari-

hari, baik seluruhnya maupun sebagian, (2) bila seseorang mendapat tambahan

tugas baru yang sebagian atau sama sekali asing baginya, dan (3) bila

seseorang ditempatkan dalam jabatan yang baru yang memerlukan

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baru. Pendidikan dan latihan

(diklat) adalah proses belajar yang dirancang untuk mempengaruhi dan

mengubah kompetensi kerja seseorang sehingga dia dapat berprestasi lebih

baik dalam jabatannya dan bertambah kompetensinya melalui peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan sikapnya (Padmowihardjo, 1994)

Page 48: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

32

8). Jumlah Petani Binaan

Menurut Rodjak (2006) petani adalah orang yang melakukan kegiatan

bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan tujuan untuk

memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu. Petani binaan merupakan petani-

petani yang terggabung dalam kelompok tani di wilayah kerja penyuluh

pertanian dan mendapatkan binaan dari penyuluh pertanian. Mardikanto(1993)

mengatakan bahwa sejak pelaksanaan Repelital (1969-1974) di Indonesia

mulai dikembangkan pembentukan kelompok tani, diawali dengan kelompok-

kelompok kegiatan (kelompok pemberantasan hama, kelompok pendengar

siaran pedesaan) dan sejak 1976 dikembangkan kelompok tani berdasarkan

hamparan lahan pertanian sejalan dilaksanakannya Proyek Penyuluhan

Tanaman Pangan (National Food Extension Project).

Berdasarkan hasil penelitian Bahua (2010), dalam skripsinya yang berjudul

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dan dampaknya

pada perilaku petani jagung di Provinsi Gorontalo menyimpulkan bahwa

jumlah petani binaan penyuluh pertanian berpengaruh terhadap tingkat kinerja

penyuluh pertanian.

9). Sistem Penghargaan

Sistem manajemen organisasi yang mendukung karyawan seperti adanya

administrasi yang baik dan rapi, tunjangan finansial yang mendukung, sistem

reward yang jelas, promosi jabatan, sistem penggajian yang adil, serta sistem

pendidikan dan latihan yang terus berkesinambungan akan menimbulkan

profesionalisme yang tinggi bagi seorang karyawan dalam mengoptimalkan

Page 49: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

33

kinerjanya (Wibowo, 2007). Sistem penghargaan adalah pengakuan dan

berbagai penghargaan yang diterima atau yang diperoleh penyuluh dalam

pelaksanaan tugas pokok dan pengembangan profesinya sebagai penyuluh yang

diperoleh dari jumlah skor berbagai indikator seperti kesempatan pelaksanaan

tugas pokoknya, kemudahan perolehan angka kredit, kemudahan urusan

kenaikan pangkat, mendapatkan kesempatan pendidikan, kesempatan

mengikuti petatihan fungsional, dan besarnya dana operasional (Sapar, 2012).

Menurut Siagian (2002), kebutuhan ingin dirinya dihargai atau dihormati

sesuai dengan kedudukannya. Pimpinan yang bijak akan selalu memberikan

penghargaan pada karyawan yang telah menunjukkan prestasi membanggakan

sebagai faktor motivasi yang efektif bagi peningkatan prestasi kerja

pegawainya. Begitupun halnya dengan penyuluhan pertanian yang

memperoleh penghargaan akan dapat meningkatkan semangat kinerjanya

(Sapar, 2012).

10). Jarak Tempat Tinggal

Tempat tinggal penyuluh yang terlalu jauh dengan Wilayah Kerja Penyuluh

Pertanian (WKPP) tempat penyuluh bertugas bisa menjadi penyebab penyuluh

tidak mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani, karena petani tidak

bisa menceritakan masalahnya kepada penyuluh. Selain itu, penyuluh juga

akan mengeluarkan biaya yang lebih besar jika jarak tempat tinggal penyuluh

dengan WKPP tempat penyuluh bertugas terlalu jauh, dan dapat menyebabkan

keterlambatan hadir dalam kegiatan penyuluhan (Sari, 2013).

Page 50: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

34

11). Fasilitas

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kinerja seorang penyuluh

adalah sejauh mana kegiatan penyuluhan yang dijalankannya ditunjang dengan

ketersediaan sarana/prasarana yang memadai. Menurut Slamet (2001),

melemahnya kemampuan penyuluh selain disebabkan oleh faktor pengkotakan

dalam kelembagaan penyuluhan, juga disebabkan oleh kurangnya fasilitas

penyuluh untuk menjangkau petani. Upaya perubahan usahatani yang

disampaikan oleh penyuluh kepada petani sangat bergantung pada ketersediaan

sarana dalam bentuk jumlah, mutu danwaktu yang tepat. Jika sarana ini

tersedia, maka keberhasilan penyuluh akan tercapai (Mardikanto, 1993).

7. Balai Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K)

Berdasarkan surat keputusan kepala sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan No. 800/071/TV.01/2010, BP3K merupakan

percontohan kelembagaan peyuluhan di tingkat kecamatan yang dirancang untuk

menyediakan fasilitas pembelajaran dan jasa konsultasi Agribisnis sesuai

komoditas unggulan di wilayah setempat yang memadai dan mampu memberi

pelayanan kepada pelaku utama dan pelaku usaha. BP3K tahun 2010

dialokasikan kepada 366 balai penyuluhan , dengan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan Participatory Rural Appraisal (PRA)

PRA merupakan suatu teknik untuk menyusun dan mengembangkan program

operasional dalam pembangunan tingkat desa. Tujuan utama dari PRA adalah

menjaring rencana atau program pembangunan pedesaan yang memenuhi

Page 51: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

35

persyaratan. Syarat tersebut yaitu dapat diterima oleh masyarakat setempat,

secara ekonomi menguntungkan dan berdampak positif bagi lingkungan.

b. Penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif

Kebutuhan Kelompok (RDKK). RDK adalah rencana kinerja usaha tani dari

kelompok tani untuk satu tahun, yang disusun melalui musyawarah dan berisi

rincian kegiatan dan kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani.

RDKK adalah rencana kebutuhan kelompok tani untuk satu musim tanam

meliputi kebutuhan benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian serta

modal kinerja yang disusun berdasarkan musyawarah anggota kelompok tani.

Pelaksanaan RDK dan RDKK dapat membantu petani dalam merencanakan

kegiatan usahataninya agar dapat berjalan dengan baik.

c. Kaji terap

Kaji terap merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian untuk

meningkatkan kemampuan petani dalam memilih paket teknologi usahatani

yang telah direkomendasikan sebelum di demonstrasikan atau dianjurkan.

Tujuan pelaksanaan kaji terap adalah meyakinkan paket teknologi usahatani

yang paling sesuai dengan kebutuhan, kemampuan serta kondisi usahatani

petani dan sosial ekonomi petani di wilayahnya serta mempercepat penyebaran

informasi teknologi pertanian yang telah direkomendasikan secara umum.

d. Percontohan atau Demplot

Demplot merupakan wahana percontohan penerapan teknologi yang benar-

benar sesuai dengan rekomendasi untuk dapat dicontoh oleh petani peserta

kursus tani sekaligus sebagai media pembuktian keunggulan pendekatan dan

teknologi yang dianjurkan. Teknologi yang telah dicontohkan diharapkan lebih

Page 52: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

36

baik dari yang tidak menerapkan teknologi, dan hasil teknologi yang

diterapkan dalam demplot ini akan menjadi acuan bagi petani dalam

melaksanakan budidaya usahatani. Demplot merupakan kegiatan lanjutan

setelah kaji terap yang dilaksanakan oleh peserta kursus tani dan kaji terap.

e. Kursus Tani

Kursus tani merupakan tindak lanjut dari kegiatan PRA, sehingga dilaksanakan

setelah kegiatan PRA. Tujuan pelaksanaan kursus tani yaitu meningkatkan

pengetahuan, kecakapan dan keterampilan petani serta mampu menerapkan

teknologi yang menguntungkan yang diberikan melalui penyampaian materi-

materi pada kursus tani.

f. Latihan dan Kunjungan (LAKU)

Latihan dan kunjungan merupakan salah satu kegiatan penyuluhan pertanian

dan menjadi kegiatan yang rutin dilakukan dalam penyuluhan. Latihan adalah

suatu kegiatan alih pengetahuan dan keterampilan baik berupa teori maupun

praktik fasilitator ke penyuluh melalui metode partisipatif. Sedangkan

kunjungan adalah kegiatan penyuluh kepada kelompok tani di wilayah

kerjanya yang dilakukan secara teratur, terarah dan berkelanjutan.

g. Media informasi

BP3K yang sudah dibentuk harus memiliki sarana dan prasarana yang

memadai bagi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan

usahanya dan mendukung penyuluh dalam kapasitasnya memfasilitasi proses

pembelajaran. Media informasi dan data base meliputi sarana informasi

(brosur, leaflet, papan display informasi database), monografi wilayah, data

kelompok tani atau gabungan kelompok tani atau penyuluh pertanian beserta

Page 53: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

37

jenis usaha dan kepemilikan lahan dan lain sebagainya.

h. Pemutakhiran data base kelembagaan/ketenagaan penyuluhan

Pemutakhiran data base kelembagaan ketenagaan penyuluhan adalah

pembuatan data base kelembagaan penyuluhan yang akurat dan aktual.

Menurut Departemen Pertanian (2007) balai penyuluhan pada tingkat kecamatan

mempunyai tugas:

a) Menyusun program penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan

program penyuluhan Kabupaten/kota.

b) Melaksanakan penyuluhan berdasarkan program penyuluhan, menyediakan

dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan dan

pasar.

c) Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan

pelaku usaha.

d) Memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh pegawai negeri sipil, Penyuluh

swadaya dan penyuluh swasta melalui proses pemebelajaran secara

berkelanjutan.

e) Melaksanakan proses pemebelajaran melalui percontohan dan pengembangan

model usahatani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai kinerja Penyuluh Pertanian menjadi salah satu

literatur acuan atau landasan untuk penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan

hasil penelitian terdahulu, maka penelitian dan pengembangan dalam kinerja

Page 54: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

38

penyuluhan pertanian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Tingkat kinerja

penyuluh.

Mohamad Ikbal Bahua (2010) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dan dampaknya pada perilaku

petani jagung di Provinsi Gorontalo. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

berhubungan nyata terhadap kinerja penyuluh pertanian adalah ,umur, masa kerja,

jumlah petani binaan, kemampuan merencanakan program penyuluhan,

pengembangan potensi diri, kebutuhan untuk berafilasi, kemandirian intelektual

dan kemandirian sosial.

Penelitian lain dilakukan oleh Thoriq (2008), dalam skripsinya yang berjudul

Kinerja Penyuluh Lapang dan Hubungan dengan Tingkat Kemajuan Usahatani

Jeruk di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian tersebut adalah Koefisien Kontingensi dan Uji Fisher,

Variabel (X) yang direkomendasikan meliputi umur (X1), pendidikan formal

(X2), Pendidikan Nonformal (X3), Pendapatan Rumah Tangga (X4), Lama

Bertugas (X5), dan Jarak Tempat dengan Tempat Bertugas (X6) Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja PPL adalah :

umur, pendidikan formal, dan jarak tempat tinggal dengan tempat bertugas.

Silalahi (2005) yang melakukan penelitian untuk mengetahui kinerja PPL dan

Faktor-faktor yang berhubungann dengan Kinerja PPL Kota Bandar Lampung

menunjukkan bahwa kinerja PPL dalam melaksanakan tugas-tugas pokok

Penyuluhan Pertanian termasuk ke dalam klasifikasi sedang. Metode hasil

analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata

Page 55: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

39

antara pendidikan formal dengan Kinerja PPL. Variabel lainnya lama bertugas,

jarak tempat tinggal ke tempat bertugas, fasilitas kerja dan sikap terhadap

kebijakan pemerintah tidak berhubungan nyata terhadap kinerja PPL.

Puji Hastuti (2011) melakukan penelitian untuk menganalisis Kinerja Penyuluh

Pertanian di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Metode analisis yang

digunakan adalah analisis distribusi frekuensi. Dari hasil penelitian diketahui

kinerja penyuluh termasuk kategori tinggi baik pada tahap persiapan, pelaksanaan,

evaluasi, maupun pengembangan diri secara profesional.

Murniati dan Avanti (2005) melakukan penelitian mengenai kinerja penyuluh

pertanian dalam penerapan teknologi pertanian sawah di Lampung Selatan. Alat

Analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Koefisien Kontingensi

dan Uji Fisher. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa kinerja penyuluh pertanian

lapangan mencakup kegiatan dalam hal membantu dan mengajar pada kursus tani,

mengembangkan swadaya dan swakarsa petani, membantu dan menyiapkan

petunjuk informasi pertanian, menggali dan mengembangkan sumberdaya serta

menyusun laporan di Lampung Selatan masih dalam kategori sedang. Kinerja

penyuluh pertanian lapangan berhubungan nyata dengan tingkat kemampuan

kelompok tani dan pendapatan penyuluh wanita. Tingkat penerapan teknologi

pertanian padi sawah di Kabupaten Lampung Selatan tidak berhubungan nyata,

karena tingkat penerapan teknologi yang ada sudah berada pada tingkat tinggi

mengingat irigasi sudah baik

Page 56: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

40

C. Kerangka Pemikiran

Pembangunan pertanian di masa mendatang perlu memberikan perhatian lebih

terhadap penyuluh pertanian, karena penyuluh pertanian merupakan salah satu

kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan pertanian.

Melalui kegiatan penyuluhan, petani dibina dan ditingkatkan kemampuannya agar

dapat mengelola usahatani dengan lebih produktif, efisien dan menguntungkan,

sehingga petani dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Kegiatan penyuluhan pertanian mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam

meningkatkan produksi hasil pertanian dan pendapatan petani. Kelembagaan

penyuluhan pemerintah yang disebutkan dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun

2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yaitu, pada

tingkat pusat berbentuk badan yang menangani penyuluhan, pada tingkat provinsi

berbentuk Badan Koordinasi Penyuluhan, pada tingkat kabupaten atau kota

berbentuk badan pelaksana penyuluhan dan pada tingkat kecamatan berbentuk

Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K).

UPT merupakan salah satu lembaga yang melaksanakan program-program yang

digulirkan oleh pemerintah. Kaitan program pemerintah dengan BP3K sangat erat.

Program yang dilaksanakan oleh pemerintah tidak akan berjalan dengan baik

tanpa kinerja yang optimal dari UPT

Kinerja Penyuluh Pertanian adalah hasil kerja yang dicapai seorang penyuluh

pertanian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyuluh. Kinerja penyuluh

pertanian dinilai dengan merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor

Page 57: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

41

91/Permentan/OT.140/9/2013 yang diukur berdasarkan tiga indikator. Indikator

tersebut yaitu 1) persiapan penyuluhan pertanian, meliputi (a) membuat data

potensi wilayah dan agro ekosistem; (b) memandu penyusunan RDKK; (c)

penyusunan program penyuluhan pertanian desadan kecamatan; (d) membuat

Rencana KerjaTahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP), 2) pelaksanaan penyuluhan

pertanian, meliputi (a) melaksanakan penyebaran materi penyuluhan sesuai

kebutuhan petani; (b) melaksanakan penerapan metoda penyuluhan pertanian di

wilayah binaan; (c) melakukan peningkatan kapasitas petani terhadap akses

informasi pasar, teknologi, saranaprasarana, dan pembiayaan; (d) menumbuhkan

dan mengembangkan kelembagaan petani dari aspek kuantitas dan kualitas; (e)

menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan ekonomi petani dari aspek

kuantitas dan kualitas; (f) meningkatnya produktivitas (dibandingkan

produktivitas sebelumnya berlaku untuk semua subsektor.

Penelitian ini menggunakan dua variable, yaitu variabel terikat (Y) dan variabel

bebas (X) mengacu kepada hasil penelitian yang meliputi tingkat motivasi (X1),

tingkat pendapat (X2), (Santi, 2016) tingkat pendidikan (X3), jumlah petani

binaan (X4), (Huda 2010) sistem penghargaan (X5), dan jarak tempat tinggal (X6).

Varibel tingkat motivasi(X1) berkaitan dengan tingkat kinerja penyuluh, motivasi

merupakan dorongan atau kekuatan tertentu yang mendasari seseorang melakukan

sesuatu hal. Semakin tinggi motivasi yang dimilki penyuluh maka akan semakin

tinggi kinerja penyuluh tersebut.

Varibel tingkat pendapatan (X2) memiliki kaitan terhadap tingkat kinerja

penyuluh, pendapatan merupakan salah bentuk penghargaan atas kerja keras yang

Page 58: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

42

dilakukan penyuluh, semakin tinggi pendapatan semakin penyuluh dapat

memenuhi kebutuhannya, sehingga semakin tinggi pendapatan penyuluh akan

semakin tinggi pula tingkat kinerja penyuluh tersebut.

Tingkat pendidikan(X3) memiliki fungsi penggerak sekaligus pemacu terhadap

potensi kemampuan sumber daya manusia, semakin tinggi pendidikan maka

semakin tinggi pula potensi dan pengetahuan yang dimiliki penyuluh, sehingga

semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula kinerja penyuluh pertanian.

Jumlah petani binaan (X4) berhubungan tingkat kinerja petani, semakin banyak

jumlah petani binaan semakin baik keterampilan yang dimiliki petani, sehingga

tingkat kinerja petani semakin baik.

Sistem penghargaan (X5) merupakan pengakuan dan berbagai penghargaan yang

diterima atau diperoleh penyuluh dalam pelaksanaan tugasnya, semakin baik

penghargaan yang diberikan maka semakin baik kinerja yang dilakukan. Jarak

tempat tinggal (X6) berhubungan kinerja petani karena semakin dekat jarak maka

penyuluh dapat lebih memahami kendala dan masalah yang dihadapi petani,

karena petani lebih mudah berkomukasi, dan sebaliknya, sehingga semakin dekat

jarak akan semakin baik tingkat kinerja petani.

Keberhasilan petani dalam meningkatkan hasil produksi salah satunya adalah

karena adanya campur tangan dari para penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian

memberikan pembinaan dan pemecahan terhadap permasalahan- permasalahan

yang dihadapi oleh para petani. Selain itu juga menyebarkan inovasi serta

teknologi kepada para petani sehingga petani dapat mengembangkan dan

meningkatkan produksi usahataninya. Salah satu keberhasilan dalam

Page 59: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

43

meningkatkan produktivitas campur tangan penyuluh dalam perkembangan

usahatani petani binaannya yaitu tingkat kinerja penyuluh pertanian itu sendiri.

Apabila kinerja penyuluh dalam menjalankan tugasnya telah baik, maka

perkembangan petani yang dibinapun akan maksimal dan diharapkan

kesejahteraan petani binaannya meningkat melalui peningkatan produksi dan

pendapatan hasil sahataninya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dibuat suatu

kerangka remikiran yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

Page 60: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

44

Gambar 1. Paradigma kinerja Penyuluh Pertanian lapangan (PPL) di UPT

Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan

D. Hipotesis

Kinerja penyuluh(Y)

Faktor-faktor yang berhubugan

dengan kinerja penyuluh (X)

1. Persiapan PenyuluhanPertanian

a. Membuat datapotensi wilayah dan agro

ekosistem;

b. Memandu (pengawalan dan

pendampingan) penyusunan RDKK;

c. Penyusunan program penyuluhan

pertanian desa dan kecamatan membuat

RKTPP

2. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

a. Melaksanakan penyebaran materi

penyuluhan

b. Melaksanakan penerapan metoda

penyuluhan pertanian

di wilayah binaan;

c. Melakukan peningkatan kapasitas petani

terhadap akses informasi pasar, teknologi,

sarana prasarana, dan pembiayaan;

d. Menumbuh kembangkan kelembagaan

petani dari aspek kuantitas dan kualitas;

e. Menumbuh kembangkan kelembagaan

ekonomi petani dari aspek kuantitas dan

kualitas;

f. Meningkatnya produktivitas

3. Evaluasi dan pelaporan penyuluhan

pertanian, meliputi

(a) melakukan evaluasi pelaksanaan

penyuluhan pertanian; (b) membuat

laporan pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Tingkat Motivasi PPL X1

Tingkat Pendapatan PPL X2

Tingkat Pendidikan PPL X3

Tingkat Petani Binaan PPL X4

Tingkat penghargaan PPL X5

Jarak Tempat Tinggal PPL X6

Page 61: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

45

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat motivasi berhubungan nyata dengan tingkat kinerja penyuluh

pertanian di UPT Kecamatan Jati Agung.

2. Tingkat pendapatan berhubungan nyata dengan tingkat kinerja penyuluh

pertanian di UPT Kecamatan Jati Agung.

3. Tingkat pendidikan berhubungan nyatadengan tingkat kinerja penyuluh

pertanian di UPT Kecamatan Jati Agung.

4. Jumlah petani binaan penyuluh pertanian berhubungan nyata dengan tingkat

kinerja penyuluh pertanian di UPT Kecamatan Jati Agung.

5. Tingkat penghargaan yang diberikan oleh pemerintah berhubungan nyata

dengan tingkat kinerja penyuluh pertanian di UPT Kecamatan Jati Agung.

6. Jarak tempat tinggal penyuluh pertanian berhubungan nyata dengan tingkat

kinerja penyuluh pertanian di di UPT Kecamatan Jati Agung.

Page 62: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

46

III. METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

1) Konsep dan Definisi Operasional Variabel

Konsep dan definisi operasional dalam rencana penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Kinerja adalah hasil kerja dalam bentuk kualitas maupun kuantitas yang

dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas

dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selama periode waktu

tertentu.

Batasan pengertian penyuluh pertanian yang diteliti yaitu penyuluh

pertanian di UPT Jati Agung yang fokus pekerjaan khusus pada tanaman

pangan yakni pada komoditas padi sawah.

Petani adalah orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi

dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu.

Petani binaan merupakan petani-petani yang tergabung dalam kelompok

tani di wilayah kerja penyuluh pertanian dan mendapatkan binaan dari

penyuluh pertanian.

Page 63: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

47

Tingkat motivasi penyuluh pertanian (X1) adalah dorongan yang

bersumber dari dalam diri penyuluh yang menggerakkan semangatnya

untuk mencapai tujuannya dalam bekerja, diukur dengan menggunakan

teknik skoring berdasarkan delapan indikator yaitu 1) durasi kegiatannya,

2) frekuensi kegiatannya, 3) persistensinya, 4) devosi (pengabdian) dan

pengorbanan, 5) ketabahan, keuletan dan ketekunannya 6) tingkatan

aspirasinya, 7) tingkat kualifikasi dari prestasi, produk atau output yang

dicapai dari kegiatannya, 8) arah sikapnya terhadap sasaran kegiatannya.

Tingkat pendapatan penyuluh pertanian (X2) adalah hasil yang diperoleh

penyuluh dalam suatu kegiatan usaha utama sebagai penyuluh pertanian

maupun dari usaha sampingan lainnya. Tingkat pendapatan penyuluh

pertanian diukur dengan satuan rupiah dalam waktu satu bulan terakhir.

Tingkat pendidikan penyuluh pertanian (X3) adalah lamanya penyuluh

sukses menjalankan pendidikan formal yang diukur dalam satuan tahun.

Jumlah petani binaan (X4) adalah total petani yang tergabung dalam

anggota kelompok tani di wilayah kerja penyuluh pertanian, diukur dalam

satuan orang.

Sistem penghargaan (X5) adalah imbalan atau ganjaran yang diberikan

pemerintah kepada penyuluh pertanian yang bersifat positif (reward)

dalam bentuk material dan non material agar dapat bekerja dengan

motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan kegiatan

penyuluhan, diukur dengan teknik skoring. Reward merupakan suatu

Page 64: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

48

ganjaran yang diberikan atau dilakukan dalam hasil penerimaan yang

positif berupa pemberian tunjangan, dana operasional, maupun pemberian

penghargaan berupa hadiah.

Jarak tempat tinggal penyuluh pertanian (X6) adalah rentang jarak tempat

tinggal seorang penyuluh dengan wilayah petani binaan penyuluh

pertanian. Jarak tempat tinggal penyuluh pertanian dengan wilayah

binaan diukur dengan satuan kilometer (km).

Kinerja penyuluh pertanian (Y) adalah hasil kerja yang dicapai seorang

penyuluh pertanian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyuluh, diukur

melalui tiga indikator yang merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 91/Permentan/OT.140/9/2013 yaitu: 1) persiapan penyuluhan

pertanian, 2) pelaksanaan penyuluhan pertanian, 3) evaluasi dan pelaporan

penyuluhan pertanian. Indikator-indikator pengukuran tersebut diukur

dengan satuan skor 1 sampai 3. Skor 1 berarti kinerja penyuluh pertanian

tinggi, skor 2 berarti kinerja penyuluh pertanian sedang, dan skor 3 berarti

kinerja penyuluh pertanian rendah. Definisi Operasional Kinerja Penyuluh

mengacu kepada penelitian (Santi, 2016).

Page 65: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

49

Tabel 4. Pengukuran variabel terikat (tingkat kinerja PPL)

Kinerja PPL Definisi Operasional Indikator pengukuran Ukuran

(skor)

1 .Persiapan

Penyuluhan Pertanian

1) Membuat data potensi wilayah

dan agroekosistem yang

terdiri atas beberapa aspek berikut:

a. PetaWilayah Kerja

b. Peta Potensi WilayahKerja

c. Monografi Wilayah Kerja

d. RKPD (Rencana Kegiatan

Penyuluhan Desa)

a. 4 aspek dibuat

b. 2 – 3 aspek dibuat

c. Hanya 1 aspek dibuat

3

2

1

2) Memandu (pengawalan &

pendampingan) Penyusunan RDKK

a. RUK/RUB (Rencana Usaha

Kelompok / Rencana Usaha

Bersama)

b. RDK (Rencana Definitif Kelompok)

rancangan kegiatan kelompok

c. RDKK (Rencana Definitif

Kebutuhan Kelompok)

kredit/permodalan kelompok tani

d. RDKK (Rencana Definitif

Kebutuhan Kelompok) pupuk, benih

dan saprodi bersubsi disesuai dengan

kebutuhan petani

a. Memandu merumuskan 4

aspek

b. Memandu merumuskan

2–3 aspek

c. Hanya memandu

merumuskan 1 aspek

3

2

1

3) Penyusunan program penyuluhan

pertanian desa dan kecamatan yang

meliputi kegiatan:

a. Penyusunan program penyuluhan

pertanian desa/kelurahan

b. Rekapitulasi Program

Desa/Kelurahan

c. Pemeringkatan Masalah

d. Pembuatan Draft Program

e. Sinkronisasi Kegiatan Penyuluhan

a. Terlibat dalam 4–5

kegiatan

b. Terlibat dalam 2–3

kegiatan

c. Hanya terlibat dalam 1

kegiatan

3

2

1

4) Membuat Rencana KerjaTahunan

Penyuluh Pertanian (RKTPP) yang

memuat aspek:

a. Keadaan Wilayah (potensi,

produktivitas, lingkungan usaha

pertanian, perilaku petani dll)

b. Penetapan Tujuan

c. Penetapan Masalah

d. Rencana Kegiatan (apa yang

dilakukan untuk mencapai tujuan,

bagaimanacaranya, siapa yang

melakukannya, siapa sasarannya,

dimana, kapan, berapa biaya, dana

penghasil yang akan dicapai yang

dituangkan dalam bentuk matrik)

a. 4 aspek dibuat

b. 2 – 3 aspek dibuat

c. Hanya 1 aspek dibuat

3

2

1

Page 66: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

50

Tabel 4. Lanjutan

Kinerja PPL Definisi Operasional Indikator

pengukuran

Ukuran

(skor)

2. Pelaksanaan

Penyuluhan

Pertanian

1) Melaksanakan

desiminasi/penyebaran materi

penyuluhan sesuai kebutuhan

petani( dalam satu tahun terakhir):

a. Menyebarkan

>6 topik

b. Menyebarkan

1s/d5 topik

c. Tidak pernah

menyebarkan

judul topik

3

2

1

2) Melaksanakan penerapan metoda

penyuluhan pertanian di wilayah

binaan dalam bentuk

Kunjungan/tatap muka (perorangan

/ kelompok / massal) (dalam satu

tahun terakhir):

a. ≥24 kali

b. 12 s/d24 kali

c. < 12 kali

3

2

1

3) Melaksanakan penerapan metoda

penyuluhan pertanian diwilayah

binaan dalam bentuk

Demontrasi/SL ( dalam satu tahun

terakhir)

a. ≥ 6 kali

b. 4 s/d 6 kali

c. 1< 3 kali

3

2

1

4) Melaksanakan penerapan metoda

penyuluhan dalam bentuk Temu-

temu (temu lapang, temu wicara,

temu teknis, temu karya, temu

usaha) (dalam satu tahun terakhir)

a. ≥12 kali

b. 6 s/d12 kali

c. < 6 kali

3

2

1

5) Melaksanakan penerapan metoda

penyuluhan pertanian diwilayah

binaan dalam bentuk Kursus (1

tahun terakhir)

a. ≥12 kali

b. 6 s/d 12 kali

c. < 6 kali

3

2

1

6) Melakukan peningkatan kapasitas

petani terhadap akses informasi

dalam mengembangkan usahatani:

a. Memberi informasi dan

menunjukkan sumber Informasi

b. Membangun kerjasama antar

petani

c. Membangun kemitraan

d. Memandu membuat proposal

a. 4 kegiatan

dilakukan

b. 2 – 3 kegiatan

dilakukan

c. Hanya 1

kegiatan

dilakukan

3

2

1

7) Meningkatkan kelas kelompok

tani:

a. Kelompok tani Pemula ke

Lanjut, lanjut ke madya, madya

ke utama

b. Kelompok tani madya ke utama

c. Kelompok tani pemula ke lanjut

a. Lebih dari 3

kelas

Kelompok

tani

b. 1 – 3 kelas

Kelompok

tani

c. Tidak ada

3

2

1

Page 67: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

51

Tabel 4. Lanjutan

8) Menumbuhkan dan

mengembangkan kelembagaan

ekonomi petani dari aspek

jumlah,dan kualitas:

a. BUMP berbentuk

PerseroanTerbatas dan sudah

berbadan hukum

b. BUMP yang berbentuk PT dan

belum berbadan hukum

c. BUMP berbentuk Koperasi

Tani sudah berbadan hukum

d. BUMP berbentuk Koperasi

Tani belum berbadan hukum

a. Memfasilitasi

1- 4 BUMP

b. Memfasilitasi

2 – 3 BUMP

c. Hanya

memfasilitasi

1 BUMP

3

2

1

3. Evaluasi dan

Pelaporan

1) Melakukan evaluasi pelaksanaan

penyuluhan pertanian (satu tahun

terakhir)

a. ≥12 kali

b. 6 s/d 12 kali

c. < 6 kali

3

2

1

2) Membuat laporan pelaksanaan

penyuluhan pertanian:

a. Laporan Setiap Bulan

b. Laporan Setiap Tri Wulan

c. Laporan Setiap Semester

d. Laporan Setiap Tahun

a. 4 laporan

dibuat

b. 2 – 3 laporan

dibuat

c. 1 laporan

dibuat

3

2

1

Banyaknya kelas dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja yakni sebanyak

tiga kelas. Hal ini berdasarkan pertimbangan untuk memudahkan

pengklasifikasian atau berdasarkan kepraktisan semata-mata Besarnya interval

kelas bagi tiap-tiap kelas pada penelitian ini mengacu pada

rumus Sturges (dalam Dajan, 1986) sebagai berikut:

k

YXZ

Keterangan:

Z = Interval kelas

X = Nilai tertinggi

Y = Nilai terendah

k = Banyaknya kelas atau kategori

Page 68: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

52

B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPT Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung

Selatan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive)

dengan pertimbangan Kecamatan Jati Agung memiliki potensi luas lahan

pertanian padi yang cukup luas dan produktivitas usahatani padi yang tinggi serta

memiliki keadaan geografi, topografis tanah dan iklim yang menunjang untuk

usahatani padi. UPT memiliki 9.065 petani terdiri dari 21 desa dan 285

kelompok tani. Waktu penelitian dimulai bulan September 2017 sampai bulan

Oktober 2017.

Populasi penelitian ini adalah penyuluh pertanian dan petani binaannya di

Kecamatan Jati Agung. Jumlah penyuluh pertanian di UPT Kecamatan Jati

Agung sebanyak 17 orang, sedangkan jumlah petani binaan penyuluh pertanian

sebanyak 9,065 orang. Sampel penyuluh pertanian dipilih secara sengaja

(purposive sampling ) yaitu hanya meneliti penyuluh pertanian yang fokus utama

pekerjaannya pada bidang komoditi tanaman pangan dan memiliki petani binaan

dari wilayah binaan yang telah ditentukan sehingga di peroleh 10 orang penyuluh

sebagai sampel penelitian. Jumlah petani sampel dipilih dari 10 WKPP (wilayah

kerja penyuluh pertanian). Penentuan jumlah sampel petani secara proporsional

ditentukan dengan teori Sugiarto (2003) dengan rumus berikut :

222

22

)( SZdN

SNZn

76)05,0()96,1()05,0(065.9

)05,0()96,1)(065.9(22

2

n orang

Page 69: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

53

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi binaan (9.065 orang)

Z = Tingkat kepercayaan (95% = 1,96)

S2 = Variasi sampel (5% = 0,05)

d = Derajat penyimpangan (5% = 0,05)

Jumlah sampel petani binaan keseluruhan adalah 76 orang yang tersebar di 21

Gapoktan yang berada di wilayah kerja penyuluh pertanian Kecamatan Jati

Agung. Berdasarkan dari jumlah petani yang didapatkan kemudian ditentukan

alokasi proporsional sample petani yang ada di setiap wilayah kerja penyuluh

pertanian dengan rumus (Nasir, 1998), yaitu sebagai berikut :

nxN

Nana (1.1)

Keterangan:

na = Jumlah sampel petani di 21 desa binaan penyuluh pertanian

n = Jumlah sampel petani keseluruhan

N = Jumlah populasi petani keseluruhan

Na = Jumlah populasi petani di 21 desa binaan penyuluh pertanian

Page 70: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

54

Tabel 5 . Jumlah petani sampel setiap wilayah binaan penyuluh pertanian di

Kecamatan Jati Agung

No. Penyuluh Nama Wilayah

Binaan

Jumlah Populasi

Petani Binaan

Jumlah Sampel

Petani Binaan

1. Tutik Suwarsiah, A.Md. Fajar Baru

Karang Sari

369

138

3

1

2. Suyadi A,Md. Rejo Mulyo

Banjar Agung

977

232

8

2

3. Yomi Marieska, S.P. Marga Kaya

Gedung

Agung

559

256

5

2

4. Suad Mauli, S.P. Jati Mulyo

Marga Agung

522

785

4

7

5. Pelita Ningrum, S.TP. Sinar Rezeki

Gedung

Harapan

990

100

8

1

6. Badriatus Sholihah, S.Pt Sidoharjo,

Purwotani

516

359

4

3

7. Bimo Setyo Pakerti, A.Md Karang Anyar

Margo Lestari

611

323

5

3

8. AH. Jauhari, S.P. Margo Dadi,

Way Huwi

339

181

3

1

9. Prayitno Margo

Mulyo,

Sidodadi Asri

323,

689

3

6

10. Emlia, A.md Karang Rejo

Margo Rejo

477

334

4

3

Jumlah 21 desa 9.065 petani 76 petani

.

Metode pangambilan petani sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak

sederhana (simple random sampling) yaitu metode yang digunakan untuk memilih

sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel

(Sugiarto dkk., 2003). Petani sampel berjumlah 76 diambil secara acak dari

masing-masing wilayah binaan PPL. Pengambilan petani sampel pada masing-

masing wilayah binaan PPL dilakukan dengan menggunakan tabel acak, dengan

pertimbangan bahwa populasi petani yang ada di Kecamatan Jati Agung sangat

banyak yaitu 9.065 orang.

Page 71: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

55

Prosedur penggunaan tabel acak yaitu sebagai berikut:

a) Menentukan titik awal dan angka terpilih pada tabel acak. Pada umumnya

cara yang dilakukan adalah dengan menunjuk suatu titik awal pada tabel acak

dengan menutup mata. Pemilihan angka acak yang berikutnya ditentukan

atas dasar titik awal tersebut. Angka yang diambil adalah angka yang

terdepan atau yang paling belakang, bila belum cukup pindah kekolom

berikutnya dengan menjaga konsistensi.

b) Menyalin angka-angka yang terambil dari tabel acak.

c) Menentukan kelipatan maksimal dari jumlah anggota populasi.

d) Menentukan anggota populasi dalam kerangka sampling yang terambil

sebagai sampel atas dasar angka dari tabel acak yang terambil (Sugiarto, dkk

2003). Kerangka sampling pada penelitian ini disusun berdasarkan populasi

petani binaan yang ada di wilayah binaan masing-masing PPL.

C. Jenis Data dan Teknik Analisis Data

1. Jenis dan Sumber Data

Dilihat dari jenis dan sumber data, maka data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang didapat langsung dari responden. Data primer pada

penelitian ini bersumber dari penyuluh pertanian dan petani binaan

penyuluh pertanian sebagai responden penelitian. Data sekunder adalah

data yang diperoleh melalui catatan atau laporan yang ada di UPT

Kecamatan Jati Agung, BPS Provinsi Lampung, BPS Kabupaten

Lampung Selatan dan sumber lain yang terpercaya.

Page 72: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

56

2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu

metode penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok

(Singarimbun dan Effendi, 1989).

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu :

a) Wawancara langsung kepada penyuluh pertanian dan petani binaan

yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan kuesioner

terstruktur yang merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor

91/Permentan/OT.140/9/2013 tentang penilaian kinerja penyuluh

pertanian, merujuk teori Makmun (2003), tentang pengukuran tingkat

motivasi, dan merujuk penelitian terdahulu Sari (2013), tentang

pengukuran tingkat pendapatan, pendidikan, jumlah petani binaan,

bentuk system penghargaan dan jarak tempat tinggal penyuluh

pertanian dengan wilayah binaan. Wawancara kepada penyuluh

pertanian dilakukan dengan cara mendatangi responden ke kantor

BP3K Jati Agung sedangkan untuk petani dilaksanakan di lokasi

petani binaan.

b) Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara meneliti

dokumen-dokumen yang ada untuk dapat digunakan menurut

keperluan peneliti, dilakukan dengan cara mengambil data sekunder

dari catatan atau buku yang ada pada instansi BP3K Kecamatan Jati

Agung, Badan Pusat Statistik Kabupaten lampung Selatan dan lainnya

Page 73: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

57

seperti jumlah penyuluh dan petani, keadaan umum daerah penelitian

dan lain-lain.

3. Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan tabulasi dan analisis data dilakukan

dengan menggunakan analisis deskriptif. Hipotesis pada penelitian ini

diuji menggunakan analisis Rank Spearman. Uji korelasi Rank Spearman

juga disebut uji korelasi berjenjang (rs). Kegunaan uji korelasi Rank

Spearman adalah untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara dua

variabel atau variabel bebas dengan variabel terikat yang berskala ordinal

(Riduwan, 2010). Tingkat motivasi, tingkat pendapatan, tingkat

pendidikan, jumlah petani binaan,tingkat penghargaan dan jarak tempat

tinggal dengan tingkat kinerja penyuluh pertanian masing-masing diuji

dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman. Penelitian

ini menggunakan uji korelasi Rank Spearman karena (a) skala pengukuran

data yang digunakan pada penelitian ini adalah skala ukur ordinal dan

rasio, (b) data yang diteliti merupakan data berpasangan dari populasi

yang sama, dan (c) jenis hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis korelasi

yang meramalkan derajad hubungan antara variabel X dan variabel Y.

Page 74: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

58

Menurut Siegel (1986), rumus korelasi Rank Spearman yang digunakan

yaitu sebagai berikut:

rs =

Keterangan:

rs : Nilai korelasi Rank Spearman

di : Selisih setiap pasang jenjang

N : Jumlah pasang jenjang untuk Spearman

Jika terdapat peringkat yang sama atau kembar dalam variabel X maupun

Y, maka memerlukan faktor koreksi T, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: Jumlah kuadrat variabel X yang diberi koreksi.

: Jumlah kuadrat variabel Y yang diberi koreksi.

T : Faktor Koreksi.

T : Jumlah obsevasi yang mempunyai peringkat sama.

Tx : Jumlah faktor koreksi variabel X.

Ty : Jumlah faktor koreksi variabel Y.

N : Jumlah responden petani.

Kaidah pengambilan keputusan (Sulaiman, 2003):

Page 75: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

59

1. Jika thitung≥ ttabel atau jika sig. (2-tailed) ≤ α/2, maka hipotesis diterima,

pada (α) =0,05 berarti terdapat hubungan antara kedua variabel yang

diuji.

2. Jika thitung<ttabel atau jika sig. (2-tailed > α/2), maka hipotesis ditolak,

pada (α) =0,05 berarti tidak terdapat hubungan antara kedua variabel

yang diuji.

Page 76: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

103

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat kinerja PPLdi UPT Kecamatan Jati Agung termasuk dalam

klasifikasi sedang. Tingkat kinerja PPL pada indikator persiapan

penyuluhan pertanian berada pada klasifikasi tinggi, indikator pelaksanaan

penyuluhan pertanian berada pada klasifikasi sedang, evaluasi dan

pelaporan penyuluhan pertanian berada pada klasifikasi tinggi.

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja PPL terhadap tingkat

kinerja PPL di UPT Jati Agung adalah sistem penghargaan, sedangkan

tingkat motivasi, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah petani

binaan, dan jarak tempat tinggal tidak memiliki hubungan yang signifikan

dengan tingkat kinerja penyuluh pertanian di BP3K Kecamatan Jati

Agung.

Page 77: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

104

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Bagi BP3K Kecamatan Jati Agung, hendaknya mampu melengkapi sarana

dan prasarana penunjang bagi kinerja PPL agar dapat memberikan

perubahan nyata seperti yang dianjurkan menurut Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 28/Permentan/OT.140/4/2012.

2. Bagi PPL, hendaknya tidak hanya melibatkan pengurus kelompok tani

dalam menyusun persiapan penyuluhan, tetapi juga melibatkan anggota

kelompok tani. Selain itu, hendaknya PPL lebih aktif dalam

mendampingi, memfasilitasi, dan melibatkan petani binaan baik yang

berasal dari kelompok tani aktif maupun kelompok tani yang kurang aktif

dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian, agar petani mampu

mengambangkan usahataninya dan mampu menjalin kemitraan dengan

pelaku usaha lainnya.

3. Bagi peneliti lain, disarankan agar dapat meneliti faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan tingkat kinerja PPL di UPT Kecamatan Jati Agung,

seperti faktor efektivitas komunikasi penyuluhan dan pemanfaatan sarana

penyuluhan.

Page 78: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Stastistik. 2012. Perkembangan Luas Panen, Produksi danProduktivitas Padi. Lampung: BP

Badan Pusat Penyuluhan Pertanian. 2015. Pelaksanaan Penggunaan DanaDekonsentrasi penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Jakarta.Kementrian Pertanian

Bakorluh. 2010. Keputusan Kepala Sekretariat Badan Koordinasi PenyuluhanPertanian. Lampung

Bahua, M, Iqbal.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertaniandan Dampaknya pada Perilaku Petani Jagung di Provinsi Gorontalo.Junal Ilmiah Agropolitan Volume 3 No 1. Fakultas Pertanian. UniversitasGorontalo. gorontalo

BP4K. 2015. Jumlah kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani LampungSelatan. Lampung

Dajan, A. 1986. Pengantar Metode Statistik Jilid II. LP3ES. Jakarta.

Departemen Pertanian.2007. Undang-undang Republik Indonesia No. 16 Tahun2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.Deptan. Jakarta.

________________. 2009. Pedoman Kerja Penyuluh Pertanian. Deptan.Jakarta

Departemen Pertanian.2010. Modul Pendidikan dan Pelatihan fungsionalpenyuluhan pertania. Lampung. Kementerian pertanian

Dinas Pertanian. 2007. Pembangunan Pertanian Pedesaan. Lampung.Kementerian Pertanian

Effendi, I. 2005. Dasar-Dasar penyuluhan pertanian. Buku ajar penerbitUniversitas Lampung. Bandar Lampung. 111 hlm.

Gibson,J.L.,J.M.Ivancevich, dan J.H.Donnelly. 1996. Organisasi,Perilaku,Struktur, dan Proses. Bina Rupa Aksara. Jakarta.

Gomes,F.C.2001. Manajemen Sumberdaya Manusia. Andi offset.Yogyakarta

Page 79: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Hasan, Hamid S. (2000). Pendidikan Ilmu Sosial. Dirjen Dikti DepartemenPendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Huda,N.2010. Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian LulusanPendidikan Jarak Jauh Universitas Terbuka. Disertasi. Sekolah PascaSarjana. IPB Bogor

Kartasapoetra, A.G. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. P.T. Bina Aksara.Jakarta. 160 hlm

Kementerian Pertanian. 2013. Peraturan Menteri Pertanian No 91 /Permentan/OT. 140/9/2013 Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian.Kementan. Jakarta.

___________________. 2014. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015-2019.Kementan. Jakarta.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta:Sebelas Maret University Press

Makmun, A.S. 2003. Psikologi Pendidikan. PT Rosda Karya Remaja. Bandung.

Mathis, L. 2002. Manajemen Sumber Dasar Manusia. PT salemba Emban Patria,Jakarta. 369 hlm.

Manullang, M. 2001. Manajemen Sumerdaya Manusia. BPFE. Yogyakarta

Murniati, K.,Aviati, Y.2005. Kinerja Penyuluh Pertanian dalam PenerapanTeknologi Pertanian Padi Sawah di Lampung Selatan. Jurnal SosioEkonomika. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bandar Lampung

Notoatmodjo, S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta.Jakarta

Nugroho. 2005. Efektivitas Komunikasi Interpersonal. Rineka Cipta. Jakarta.

Padmowihardjo, S. 1994. Psikologi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka.Jakarta.

Perikanan dan kehutanan Propinsi Lampung No. 800/071/IV.01/2010. Bakorluh.Bandar Lampung. 3 hlm.

Rakhmat, J. 2002. Metodelogi Penelitian Komunikasi. PT. Rosda Karya.Bandung.

Riduwan. 2010.Metodedan Teknik Menyusun Tesis. PT Alfabeta. Bandung.

Rodjak.2006. Manajemen Usahatani. Pustaka Gitaguna. Bandung.

Page 80: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Robbins, S. 2003.Perilaku Organisasi. PT. Indeks.Jakarta

Santi.2016.Tingkat Kinerja pertanian Tanaman Pangan di Kecamatan Gading RejoKabupaten Pringsewu.UNILA. Lampung

Sapar. 2012. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Kinerja Penyuluh Pertaniandan Dampaknya pada Kompetensi Petani Kakao di Empat WilayahSulawesi Selatan. Jurnal Penyuluhan Maret 2012, Vol. 8 (1).IPB. Bogor.

Sayekti, W.D. 2011. Kompetensi, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional,Motivasi dan Kinerja. UNPAD Press. Bandung.

Simanjuntak,P.J.2003. Manajemen Hubungan Industri. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta

Slamet, M.2001.Menata Sistem Penyuluhan Pertanian Menuju Pertanian Modern.Departemen Pertanian. Jakarta

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia(UI, Press). Jakarta .

Sumaryo, Listiana I., dan Gultom DT. 2012. Dasar-Dasar Penyuluhan DanKomunikasi Pertanian. Anugrah Utama Raharja. Bandar Lampung

Sutrisno, E. 2010. Budaya Organisasi. Kencana Perdana Media Group. Jakarta.338 hlm.

Suprihanto, J., TH.A.M. Harsiwi, danP. Hadi. 2003. Perilaku OrganisasiTraining Trainers.Tugu.Yogyakarta.

Siegel, S. 1997. Statistik Non-Parametrik Ilmu-ilmu Sosial. PT Gramedia PustakaUtama. Jakarta

Silalahi, L. 2005.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh BalaiPenyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan BP3K Model Center ofExcellence Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Singarimbun,M.danS . Effendi.1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Sudarmanto.2009.Kinerjadan Pengembangan KompetensiSDM. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Sugiarto, D.Siagian, L.T. Sunaryanto, dan D.S. Oetomo. 2003. TeknikSampling.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sulaiman, W. 2003.Statistik Non-Parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannyadengan SPSS. ANDI OFFSET.Yogyakarta.

Page 81: KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) …digilib.unila.ac.id/54625/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Thoriq. M. 2008. Kinerja Penyuluh Pertanian Lapang dan Hubungannya denganTingkat Kemajuan Usahatani Jeruk di Kecamatan Banjar Agung KabupatenTulang Bawang. Skripsi. FP Universitas Lampung

BP3k. 2015. Produktivitas Tanaman Padi Kecamatan Natar. Lampung

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

.

.