77
KISAH-KISAH SUFI Idries Shah Convert Pdf [email protected]

KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

KISAH-KISAH SUFI Idries Shah Convert Pdf [email protected]

Page 2: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Kumpulan kisah nasehat para guru sufiselama seribu tahun yang lampauoleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984

AHLI BAHASA DAN DARWISPada suatu malam kelam seorang darwis berjalan melewatisebuah sumur kering ketika ia mendengar jerit minta tolongdari dasar sumur itu. "Ada apa?""Saya seorang ahli tata bahasa; karena tak tahu jalan, sayaterperosok ke sumur ini; sekarang saya tidak bisa bergeraksama sekali," jawab orang itu."Tenang, bung, biar saya cari tangga bersama tali," katadarwis itu."Tunggu dulu!" kata Si Ahli Tatabahasa. "Tatabahasa danpilihan katamu keliru; usahakan memperbaikinya.""Kalau hal itu memang lebih penting dari yang pokok ini,"teriak darwis itu, "kau sebaiknya tinggal saja di dasarsumur itu sampai saya bisa benar-benar berbahasa bagus."Dan ia pun berlalu.CatatanKisah ini diceritakan oleh Jalaludin Rumi dan dicatat dalamTindakan Para Mahir karya Aflaki. Kisah ini pernahditerbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng ParaSufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya iniditulis pada abad ke empat belas.Beberapa kisahnya sekedar berupa cerita aneh, namun yanglain mempunyai nilai sejarah: dan beberapa lagi merupakanjenis aneh yang oleh para Sufi dikenal sebagai "sejarahpenjelasan," yakni serangkaian kejadian disusun untukmenunjukkan makna yang berkaitan dengan proses psikologis.Berdasarkan hal itu, kisah-kisah itu disebut "KeterampilanIlmuwan Darwis."KETIKA AIR BERUBAHPada zaman dahulu, Kidir, Guru Musa, memberi peringatankepada manusia. Pada hari tertentu, katanya, semua airdidunia yang tidak disimpan secara khusus akan lenyap.Sebagai gantinya akan ada air baru, yang mengubah manusia

Page 3: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

menjadi gila.Hanya seorang yang menangkap makna peringatan itu. Iamengumpulkan air dan menyimpannya di tempat yang aman.Ditunggunya saat yang di sebut-sebut itu.Pada hari yang dipastikan itu, sungai-sungai berhentimengalir, sumur-sumur mengering. Melihat kejadian itu, orangyang menangkap makna peringatan itupun pergi ketempatpenyimpanan dan meminum airnya.

Ketika dari tempat persembunyiannya itu ia menyaksikan airterjun kembali memuntahkan air, orang itu pun menggabungkandirinya kembali dengan orang-orang lain. Ternyata mereka itukini berpikir dan berbicara dengan cara sama sekali laindari sebelumnya; mereka tidak ingat lagi apa yang pernahterjadi, juga tidak ingat sama sekali bahwa pernah mendapatperingatan. Ketika orang itu mencoba berbicara denganmereka, ia menyadari bahwa ternyata mereka telahmenganggapnya gila. Terhadapnya, mereka menunjukkan rasabenci atau kasihan, bukan pengertian.Mula-mula orang itu tidak mau minum air yang baru; setiaphari ia pergi ke tempat persembunyiannya, minum airsimpanannya. Tetapi, akhirnya ia memutuskan untuk meminumsaja air baru itu; ia tidak tahan lagi menderita kesunyianhidup; tindakan dan pikirannya sama sekali berbeda denganorang-orang lain. Ia meminum air baru itu, dan menjadiseperti yang lain-lain. Ia pun sama sekali melupakan airsimpanannya, dan rekan rekannya mulai menganggapnya sebagaiorang yang baru saja waras dari sakit gila.CatatanOrang yang dianggap menciptakan kisah ini, Dhun-Nun, seorangMesir (meninggal tahun 860), selalu dihubung-hubungkandengan suatu bentuk Perserikatan Rahasia. Ia adalah tokohpaling awal dalam sejarah Kaum Darwis Malamati, yang olehpara ahli Barat sering dianggap memiliki persamaan yang eratdengan keahlian anggota Persekutuan Rahasia. Konon, Dhun-Nunberhasil menemukan arti hieroglip Firaun.Versi ini dikisahkan oleh Sayid Sabir Ali-Syah, seorangulama Kaum Chishti, yang meninggal tahun 1818.

Page 4: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

AIR SORGA

Haris seorang Badawi, dan istrinya Nafisa hidupberpindah-pindah tempat membawa tendanya yang tua. Dicarinyatempat-tempat yang ditumbuhi beberapa kurma, rumputan untukuntanya, atau yang mengandung sumber air betapapun kotornya.Kehidupan semacam itu telah dijalani bertahun-tahun lamanya,dan Haris jarang sekali melakukan sesuatu di luarkebiasaannya. Ia biasa menjerat tikus untuk diambilkulitnya, dan memintal tali dari serat pohon kurma untuk dijual kepada kafilah yang lewat.Namun, pada suatu hari sebuah sumber air muncul di padangpasir, dan Haris pun mencicipi air itu. Baginya air ituterasa bagaikan air sorga, sebab jauh lebih bersih dari airyang biasa diminumnya. Bagi kita, air itu akan terasamemuakkan karena sangat asin. "Air ini," katanya, "harus akubawa keseseorang yang bisa menghargainya."Karena itulah ia berangkat ke Bagdad, ke Istana Harunal-Rasyid; ia pun berjalan tanpa berhenti kecuali kalaumakan beberapa butir kurma. Haris membawa dua kantong kulitkambing penuh berisi air: satu untuk dirinya sendiri, yanglain untuk Sang Kalifah.Beberapa hari kemudian, ia mencapai Bagdad, dan langsungmenuju istana. Para penjaga istana mendengarkan kisahnya danhanya karena begitulah aturan di istana mereka membawa Hariske hadapan Raja."Pemimpin Kaum yang Setia," kata Haris, "Hamba seorangBadawi miskin, dan mengetahui segala macam air di padangpasir, meskipun mungkin hanya mengetahui sedikit tentanghal-hal lain. Hamba baru saja menemukan Air Sorga ini, danmenyadari bahwa ini merupakan hadiah yang sesuai untuk Tuan,hamba pun segera membawanya kemari sebagai persembahan."Harun Sang Terus terang mencicipi air itu dan, karena iasepenuhnya memahami rakyatnya, diperintahkannya para penjagamembawa pergi Haris dan mengurungnya di suatu tempat sampaiia mengambil keputusan. Kemudian dipanggilnya kepalapenjaga, katanya, "Apa yang bagi kita sama sekali takberguna, baginya berarti segala-galanya. Oleh karena itubawalah ia pergi dari istana pada malam hari. Jangan sampaiia melihat Sungai Tigris yang perkasa itu. Kawal orang itu

Page 5: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

sepanjang perjalanan menuju tendanya tanpa memberinyakesempatan mencicipi air segar. Kemudian berilah ia seribumata uang emas dan terima kasihku untuk persembahannya itu.Katakan bahwa ia adalah penjaga air sorga, dan bahwa atasnamaku ia boleh membagikan air itu kepada kafilah yang lalu,tanpa pungutan apapun.CatatanKisah ini juga dikenal sebagai "Kisah tentang Dua Dunia."Kisah ini disampaikan oleh Abu al-Atahiya dan suku Aniza(sezaman dengan Harun al-Rasyid dan pendiri Darwis Mashkara('Suka Ria') yang namanya di abadikan dalam istilah Mascaradalam bahasa-bahasa Barat. Pengikutnya tersebar sampaiSpanyol, Perancis. dan negen-negeri lain.Al-Atahiya disebut sebagai "Bapak puisi suci Sastra Arab."Ia meninggal tahun 828.

Convert PDF By [email protected]

SANG RAJA DAN ANAK MISKINSendirian saja, orang tidak akan bisa menempuh jalan dalamperjalanan batinnya. Kau tidak usah mencoba menempuhnyasendirian, sebab harus ada pembimbingmu. Yang kita sebutraja adalah pembimbing, dan anak miskin itu Si Pencari.Dikisahkan, Raja Mahmud dan tentaranya terpisah. Ketikasedang mengendarai kudanya kencang-kencang, dilihatnyaseorang anak lelaki kecil berada di tepi sungai. Anak itutelah menebarkan jalanya ke sungai dan tampaknya sangatmurung."Anakku," kata Sang Raja, "kenapa kau murung? Tak pernahkulihat orang semurung kau itu."Anak lelaki itu menjawab, "Hamba salah seorang dari tujuhbersaudara yang tidak berayah lagi. Kami hidup bersama ibukami dalam kemelaratan dan tanpa bantuan siapapun. Hambadatang kemari setiap hari, memasang jala mencari ikan, agarada yang dimakan setiap malam. Kalau hamba tak menangkapseekor ikanpun pada siang hari, malamnya kami tak punyaapa-apa.""Anakku," kata Sang Raja, "bolehkah aku membantumu?" Anakitu setuju, dan Rajapun melemparkan jala yang, karenasentuhan kewibawaannya, menghasilkan seratus ikan."

Page 6: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

CatatanOleh orang-orang yang belum luas pengetahuannya, sistemmetafisika sering dikira sebagai menolak nilai "bendaduniawi" atau, sebaliknya, menjanjikan melimpahnyakeuntungan kebendaan.Namun, dalam Sufisme "hal-hal baik" yang dicapai tidakselalu kiasan atau sama sekali harafiah. Kisah perumpamaanini berasal dari Faridudin Attar, dicantumkannya dalamParlemen Burung, dan dipergunakan dalam pengertian baikharafiah maupun perlambangan. Menurut para darwis; seseorangbisa mendapatkan kekayaan kebendaan dengan jalan Sufi,apabila hal itu demi keuntungan Jalan dan juga dirinyasendiri. Disamping itu, ia pun akan mendapatkan kepuasanrohani sesuai dengan kemampuannya mempergunakan hal itudengan cara yang benar.

ANJING DAN KELEDAI

Seorang yang baru saja menemukan cara memahami artisuara-suara yang dikeluarkan binatang, pada suatu berjalansepanjang lorong di desa.Dilihatnya seekor keledai, yang baru saja meringkik dan disampingnya ada seekor anjing, menyalak-nyalak sekeras-keras-nya.Ketika orang itu semakin dekat, arti pertukaran suarabinatang itu bisa ditangkapnya."Uh, bosan! Kau ngomong saja tentang rumput dan padangrumput yang kering bisa dipergunakan sebagai penggantidaging," katanya menyela.Kedua binatang itu memandangnya sejenak. Anjing menyalakkeras-keras sehingga suara orang itu tak terdengar samasekali; dan keledai menyepak dengan kaki belakangnya tepatmengenai orang itu sampai kelenger.Kemudian kedua binatang kembali adu mulut.CatatanKisah ini, yang menyerupai kisah Rumi, adalah fabel dalamkumpulan kisah Majnun Qalandar, yang mengembara selama empatpuluh tahun pada abad ketiga belas, membacakan kisah nasehatdi pasar-pasar. Beberapa orang mengatakan bahwa iabenar-benar gila (seperti yang ditunjukkan oleh namanya);

Page 7: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

orang-orang lain beranggapan bahwa ia merupakan salahseorang di antara "Orang-orang yang berubah"-- yang telahmengembangkan pengertian adanya hubungan antara benda-benda,yang oleh orang-orang biasa dianggap terpisah.

ANJING, TONGKAT DAN SUFIPada suatu hari seorang yang berpakaian sebagai Sufiberjalan-jalan; ia melihat seekor anjing di jalan; ia punmemukulnya dengan tongkat. Si Anjing, sambil melolongkesakitan, berlari menuju Abu Said, Sang Ulama. Anjingitupun menjatuhkan dirinya dekat kaki Sang Ulama sambilmemegang moncongnya yang terluka; ia mohon keadilan karenatelah diperlakukan secara kejam oleh sufi itu.Abu Said mempertemukan keduanya. Kepada Sufi dikatakannya,"O Saudara yang seenaknya, kenapa kau perlakukan binatangdungu ini sekasar itu! Lihat akibatperbuatanmu!"Sang Sufi menjawab,"itu sama sekali bukan salahku, tapisalahnya Saya tidak memukulnya tanpa alasan, saya memukulnyakarena ia mengotori jubahku."Tetapi Si Anjing tetap menyampaikan keluhannya.Kemudian Sang Bijaksana berbicara kepada Anjing, "Dari padamenunggu Ganti Rugi Akhirat, baiklah saya berikan ganti rugibagi rasa sakitmu itu."Si Anjing berkata, "Sang Agung dan Bijaksana! Ketika sayamelihat orang ini berpakaian sebagai Sufi, saya berfikirbahwa ia tak akan menyakiti saya. Seandainya saya melihatorang yang berpakaian biasa saja, tentunya akan saya berikankeleluasaan padanya untuk lewat. Kesalahan utama saya adalahmenganggap bahwa pakaian orang suci itu menandakankeselamatan. Apabila Tuan ingin menghukumnya, rampaslahpakaian Sufinya itu. Campakkan dia dari pakaian KaumTerpilih Pencari Kebenaran ..."Anjing itu sendiri berada suatu Tahap dalam Jalan. Sangatkeliru kalau kita beranggapan bahwa manusia harus lebih baikdarinya.Catatan"Penciptaan keadaan" yang disini ditampilkan oleh jubah Sufisering disalahtafsirkan oleh kaum kebatinan dan keagamaanapa saja sebagai sesuatu yang berhubungan dengan pengalamandari kegunaan nyata.

Page 8: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Kisah ini, dari buku Attar Ilahi-Nama, sering diulang-ulangoleh para Sufi "Jalan Salah," dan dianggap ciptaan Hamdun SiPemutih Kain, pada abad kesembilan.

Convert PDF By [email protected]

KISAH APIPada zaman dahulu ada seorang yang merenungkan carabekerjanya Alam, dan karena ketekunan dan percobaan-percobaannya, akhirnya ia menemukan bagaimana api diciptakan.Orang itu bernama Nur. Ia memutuskan untuk berkelana darisatu negeri ke lain negeri, menunjukkan kepada rakyat banyaktentang penemuannya.Nur menyampaikan rahasianya itu kepada berbagai-bagaikelompok masyarakat. Beberapa di antaranya ada yangmemanfaatkan pengetahuan itu. Yang lain mengusirnya, mengirabahwa ia mungkin berbahaya, sebelum mereka mempunyai waktucukup untuk mengetahui betapa berharganya penemuan itu bagimereka. Akhirnya, sekelompok orang yang menyaksikannyamemamerkan cara pembuatan api menjadi begitu ketakutansehingga mereka menangkapnya dan kemudian membunuhnya, yakinbahwa ia setan.Abad demi abad berlalu. Bangsa pertama yang belajar tentangapi telah menyimpan rahasia itu untuk para pendeta, yangtetap berada dalam kekayaan dan kekuasaan, sementara rakyatkedinginan.Bangsa kedua melupakan cara itu, dan malah memuja alat-alatuntuk membuatnya. Bangsa yang ketiga memuja patung yangmenyerupai Nur, sebab ialah yang telah mengajarkan hal itu.Yang keempat tetap menyimpan kisah api dalam kumpulandongengnya: ada yang percaya, ada yang tidak. Bangsa yangkelima benar-benar mempergunakan api, dan itu bisamenghangatkan mereka, menanak makanan mereka, danmempergunakannya untuk membuat alat-alat yang berguna bagimereka.Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya, seorang bijaksana danbeberapa pengikutnya mengadakan perjalanan melaluinegeri-negeri bangsa-bangsa tadi. Para pengikut itutercengang melihat bermacam-macamnya upacara yang dilakukanbangsa-bangsa itu; dan mereka pun berkata kepada gurunya,

Page 9: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

"Tetapi semua kegiatan itu nyatanya berkaitan denganpembuatan api, bukan yang lain. Kita harus mengubah merekaitu!"Sang Guru menjawab, "Baiklah. Kita akan memulai lagiperjalanan ini. Pada akhir perjalanan nanti, mereka yangmasih bertahan akan mengetahui masalah kebenarannya danbagaimana mendekatinya."Ketika mereka sampai pada bangsa yang pertama rombongan ituditerima dengan suka hati. Para pendeta mengundang merekamenghadiri upacara keagamaan, yakni pembuatan api. Ketikaupacara selesai, dan bangsa itu sedang mengagumi apa yangmereka saksikan, guru itu berkata, "Apa ada yang inginmengatakan sesuatu?"Pengikut pertama berkata, "Demi Kebenaran, saya merasa harusmenyampaikan sesuatu kepada rakyat ini.""Kalau kau mau melakukannya atas tanggungan sendiri,silahkan saja," kata gurunya.Dan pengikut pertama itupun melangkah ke muka kehadapanpemimpin bangsa dan para pendeta itu, lalu katanya, "Akubisa membuat keajaiban yang kalian katakan sebagaiperwujudan kekuatan dewa itu. Kalau aku kerjakan hal itu,maukah kalian menerima kenyataan bahwa bertahun-tahunlamanya kalian telah tersesat?"Tetapi para pendeta itu berteriak, "Tangkap dia!" dan orangitu pun dibawa pergi, tak pernah muncul kembali.Para musafir itu melanjutkan perjalanan, dan sampai dinegeri bangsa yang kedua dan memuja alat-alat pembuatan api.Ada lagi seorang pengikut yang memberanikan diri mencobamenyehatkan akal bangsa itu.Dengan izin gurunya ia berkata, "Saya mohon izin untukberbicara kepada kalian semua sebagai bangsa yang berakal.Kalian memuja alat-alat untuk membuat sesuatu, dan bukanhasil pembuatan itu. Dengan demikian kalian menundakegunaannya. Saya tahu kenyataan yang mendasari upacaraini."Bangsa itu terdiri dari orang-orang yang lebih berakal.Tetapi mereka berkata kepada pengikut kedua itu, "Saudaraditerima baik sebagai musafir dan orang asing di antarakami. Tetapi, sebagai orang asing, yang tak mengenal sejarahdan adat kami, Saudara tak memahami apa yang kami kerjakan.

Page 10: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Saudara berbuat kesalahan. Barangkali Saudara malah berusahamembuang atau mengganti agama kami. Karena itu kami tidakmau mendengarkan Saudara."Para musafir itu pun melanjutkan perjalanan.Ketika mereka sarnpai ke negeri bangsa ke tiga, merekamenyaksikan di depan setiap rumah terpancang patung Nur,orang pertama yang membuat api. Pengikut ketiga berkatakepada pemimpin besar itu."Patung itu melambangkan orang, yang melambangkan kemampuan,yang bisa dipergunakan.""Mungkin begitu," jawab para pemuja Nur, "tetapi yang bisamenembus rahasia sejati hanya beberapa orang saja.""Hanya bagi beberapa orang yang mau mengerti, bukan bagimereka yang menolak menghadapi kenyataan," kata pengikutketiga itu."Itu bid'ah kepangkatan, dan berasal dari orang yang bahkantak bisa mempergunakan bahasa kami secara benar, dan bukanpendeta yang ditahbiskan menurut adat kami," katapendeta-pendeta itu. Dan pengikut darwis itupun bisamelanjutkan usahanya.Musafir itu melanjutkan perjalanannya, dan sampai di negeribangsa keempat. Kini pengikut keempat maju ke depankerumunan orang."Kisah pembuatan api itu benar, dan saya tahu bagaimanamelaksanakannya," katanya.Kekacauan timbul dalam bangsa itu, yang terpecah menjadibeberapa kelompok. Beberapa orang berkata, "Itu mungkinbenar, dan kalau memang demikian, kita ingin mengetahuibagaimana cara membuat api." Ketika orang-orang ini diujioleh Sang Guru dan pengikutnya, ternyata sebagian besaringin bisa membuat api untuk kepentingan sendiri saja, dantidak menyadari bahwa bisa bermanfaat bagi kemajuankemanusiaan. Begitu dalamnya dongeng-dongeng keliru itumerasuk ke dalam pikiran orang-orang itu sehingga merekayang mengira dirinya mewakili kebenaran sering merupakanorang-orang yang goyah, yang tidak akan juga membuat apibahkan setelah diberi tahu caranya.Ada kelompok lain yang berkata, "jelas dongeng itu tidakbenar. Orang itu hanya berusaha membodohi kita, agar iamendapat kedudukan di sini."

Page 11: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Dan kelompok lain lagi berkata, "Kita lebih suka dongeng itutetap saja begitu, sebab ialah menjadi dasar keutuhan bangsakita. Kalau kita tinggalkan dongeng itu, dan kemudianternyata penafsiran baru itu tak ada gunanya, apa jadinyadengan bangsa kita ini?"Dan masih banyak lagi pendapat di kalangan mereka.Rombongan itu pun bergerak lagi, sampai ke negeri bangsayang kelima; di sana pembuatan api dilakukan sehari-hari,dan orang-orang juga sibuk melakukan hal-hal lain.Sang Guru berkata kepada pengikut-pengikutnya,"Kalian harus belajar cara mengajar, sebab manusia tidakingin diajar. Dan sebelumnya, kalian harus mengajar merekabahwa masih ada saja hal yang harus dipelajari. Merekamembayangkan bahwa mereka siap belajar. Tetapi mereka inginmempelajari apa yang mereka bayangkan harus dipelajari,bukan apa yang pertama-tama harus mereka pelajari. Kalaukalian telah mempelajari ini semua, kalian baru bisamengatur cara mengajar. Pengetahuan tanpa kemampuan istimewauntuk mengajarkannya tidak sama dengan pengetahuan dankemampuan."CatatanUntuk menjawab pertanyaan "Apakah orang barbar itu?" Ahmadal-Badawi (meninggal tahun 1276) berkata,"Seorang barbar adalah manusia yang daya pahamnya begitutumpul sehingga ia mengira bisa mengerti dengan memikirkanatau merasakan sesuatu yang hanya dipahami lewatpengembangan dan penerapan terus-menerus terhadap usahamencapai Tuhan.Manusia menertawakan Musa dan Yesus, atau karena merekasangat tumpul, atau karena mereka telah menyembunyikan dirimereka sendiri apa yang dimaksudkan mereka itu ketika merekaberbicara dan bertindak."Menurut cerita darwis, ia dituduh menyebarkan Kristen danorang Islam, tetapi ditolak oleh orang-orang Kristen karenamenolak dogma Kristen lebih lanjut secara harafiah.Ia pendiri kaum Badawi Mesir.BAYAZID DAN ORANG YANG MEMIKIRKAN DIRI SENDIRIPada suatu hari, seseorang mengomel kepada Bayazid, seorangahli mistik pada abad kesembilan, mengatakan bahwa ia telahberpuasa dan berdoa dan berbuat segalanya selama tiga puluh

Page 12: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

tahun namun tidak juga menemukan kesenangan seperti yangdigambarkan Bayazid. Bayazid menjawab, orang itu bisa sajamelanjutkan perbuatannya tiga ratus tahun lagi tanpamendapatkan kesenangan juga."Mengapa begitu?" tanya Si Sok-Saleh."Sebab kesombonganmu merupakan halangan utama bagimu.""Coba katakan apa obatnya.""Obatnya tak akan bisa kau laksanakan.""Bagaimanapun, katakan sajalah."Bayazid pun berkata, "Kau harus pergi ke tukang pangkasrambut untuk mencukur janggutmu, (yang terhormat, itu).Lepaskan semua pakaianmu dan kenakan korset. Isi sebuahkantong kuda dengan kenari sampai penuh, lalu gantungkan dilehermu. Pergilah ke pasar dan berteriaklah, 'akan kuberikansebutir kenari kepada setiap anak yang memukul tengkukku.'Kemudian lanjutkan perjalananmu ke sidang pengadilan agarsemua orang menyaksikanmu.""Tetapi aku tak bisa melakukan itu; coba katakan cara lainyang sama manfaatnya.""Itu langkah pertama, dan satu-satunya cara," kata Bayazid,"Tetapi sudah aku katakan kepadamu bahwa kau tak akan bisamelakukannya; jadi tak ada obat bagimu."CatatanAl-Ghazali, dalam Alkemia Kebahagiaan, mempergunakan ibaratini untuk menekankan pernyataan yang sering diulang-ulangnyabahwa sementara orang, betapapun jujur tampaknya usahamencari kebenaran itu bagi dirinya sendiri -dan bahkanmungkin juga bagi orang lain- nyatanya kadang-kadang didasarikesombongan atau mencari untung sendiri, hal-hal yangmerupakan halangan utama bagi pencarian kebenarannya.BURUNG DAN TELUR Zaman dahulu ada seekor burung yang tidak mempunyai tenaga untuk terbang. Seperti ayam, ia berjalan-jalan saja di tanah, meskipun ia tahu bahwa ada burung yang bisa terbang. Karena berbagai keadaan, ada telur seekor burung yang bisa dierami oleh burung yang tak bisa terbang itu. Setelah sampai waktunya, telur itu pun menetas.

Page 13: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Burung kecil itu masih memiliki kemampuan untuk terbang yang diwarisi dari ibunya, yang tersimpan dalam dirinya sejak ia masih berada dalam telur. Ia pun berkata kepada orang tua angkatnya, "Kapan aku akan terbang?" Dan burung yang hanya bisa berjalan di tanah itu menjawab, "Cobalah terus menerus belajar terbang, seperti yang lain." Yang tua itupun tidak tahu bagaimana mengajarkan cara terbang kepada anak angkatnya: ia bahkan tidak tahu bagaimana menjatuhkannya dari sarang agar bisa belajar terbang. Dan aneh bahwa burung kecil itu tidak mengetahui hal tersebut. Pemahamannya terhadap keadaan terkacau oleh kenyataan bahwa ia merasa berterima kasih kepada burung yang telah mengeraminya. "Tanpa jasa itu," katanya kepada diri sendiri, "tentu aku masih berada dalam telur." Dan ia juga kadang-kadang berkata kepada dirinya sendiri, "Siapa pun bisa mengeramiku, tentu bisa juga mengajarku terbang. Tentunya hanya soal waktu saja, atau karena usahaku yang tanpa bantuan, atau karena suatu kebijaksanaan agung: ya, ini jawabnya. Tiba-tiba suatu hari aku akan terbawa ke tahap berikutnya oleh-nya yang telah membawaku sejauh ini." Catatan Kisah ini terdapat dalam berbagai bentuk dalam versi-versi yang berbeda dari karya Suhrawardi, Awarif al-Maarõf, dan mengandung pelbagai pesan. Konon, kisah ini bisa ditafsirkan secara intuitif sesuai dengan tahap kesadaran yang telah dicapai oleh orang yang belajar ilmu Sufi. Yang jelas saja kisah ini mengandung nasehat-nasehat, beberapa diantaranya menekankan dasar dasar utama peradaban modern, antara lain:

Page 14: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

"Konyollah apabila kita beranggapan bahwa suatu hal mengikuti sesuatu yang lain; anggapan itu juga menghalangi kemajuan selanjutnya," dan "Bahwa sesuatu bisa melakukan fungsi tertentu tidaklah berarti bahwa juga ia bisa melakukan lungsi yang lain."BURUNG INDIASeorang saudagar memelihara burung dalam sangkar. Ia akanberangkat ke India, tanah asal burung itu, dan menanyakanbarangkali binatang itu meminta oleh-oleh dari sana. Burungitu meminta kebebasannya, tetapi ditolak. Karena itu iaminta saudagar itu pergi ke hutan di India, lalu mengabarkantentang keadaannya yang dalam kurungan kepada burung-burunglain yang masih bebas.Saudagar itu pun melaksanakan pesan tersebut, dan begitu iamengucapkan kata-katanya, seekor burung serupa dengan burungpiaraannya jatuh dari sebuah pohon, tak sadarkan diri ditanah.Si Saudagar berpendapat bahwa itu tentulah saudara burungpiaraannya, dan iapun merasa sedih telah menyebabkankematiannya.Ketika ia pulang, burungnya bertanya apakah tuannya membawakabar gembira dari India."Tidak," jawab saudagar itu, "kabar buruklah yang aku bawa.Salah seekor saudaramu tak sadar diri dan jatuh dekat kakikuketika kusiarkan kabar tentang keadaanmu."Segera setelah kata-kata itu diucapkan, burung yang dalamsangkar itu pun tak sadarkan diri dan jatuh ke dasarsangkar."Kabar kematian saudaranya menyebabkannya mati juga," pikirsaudagar itu. Dengan sedih diambilnya burung itu darisangkarnya, lalu diletakkannya di ambang jendela. Segerasaja burung itu hidup kembali, terbang ke pohon terdekat."Kini kau tahu," kata Si Burung, "bahwa yang kau kira kabarburuk itu, ternyata merupakan kabar baik bagiku. Dan pesan,yakni cara untuk membebaskan diriku, ternyata telahdisampaikan kepadaku lewat kamu, yang dulu menangkapku." Danburung itupun terbang, bebas merdeka akhirnya.CatatanFabel Rumi ini merupakan salah satu yang menekankanpentingnya pengajaran tak langsung dalam Sufisme .

Page 15: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Peniru dan sistem yang diatur sesuai dengan pemikirankonvensional, baik di Barat maupun di Timur, umumnya memilihpenekanan pada "sistem" dan "program," dan bukan padatotalitas pengalaman yang dijalankan dalam mazhab Sufi.PEDAGANG DAN DARWIS KRISTENKarena berada dalam kesukaran, seorang pedagang yang sangatkaya dari Tabris pergi ke Konia mencari orang yang teramatbijaksana. Setelah mencoba mendapat nasehat dari para pemukaagama, hakim, dan lain-lain, ia mendengar tentang Rumi; iapun dibawa menghadap Sang Bijaksana itu.Pedagang itu membawa lima puluh keping uang emas sebagaipersembahan. Ketika dilihatnya Sang Maulana di ruang tamu,pedagang itu menjadi sangat terharu. Jalaludin Rumi punberkata kepadanya,"Lima puluh keping uang emasmu diterima. Tetapi kau telahkehilangan dua ratus, itulah alasan kedatanganmu kemari.Tuhan telah menghukummu, dan menunjukkan sesuatu kepadamu.Sekarang segalanya akan beres." Pedagang itu terheran-heranterhadap yang diketahui Sang Maulana. Rumi melanjutkan."Kau mendapat banyak kesulitan karena pada suatu hari nunjauh di negeri Barat sana, kau melihat seorang darwisKristen terbaring di jalan. Dan kau meludahinya. Temui diadan minta maaf padanya, dan sampaikan salam kami kepadanya."Ketika pedagang itu berdiri ketakutan karena ternyata segalarahasianya telah diketahui, Sang Maulana itupun berkata,"Perlukah kami tunjukkan orang itu padamu?" Rumi menyentuhdinding ruangan itu, dan pedagang itu pun menyaksikan gambarorang suci itu di sebuah pasar di Eropa. Iapunterhuyung-huyung pergi meninggalkan Sang Bijaksana, terce-ngang-cengang.Segera saja ia mengadakan perjalanan menemui ulama Kristenitu, dan ditemuinya orang suci tersebut telungkup di tanah.Ketika didekatinya, darwis Kristen itu pun berkata, "Gurukami Jalal telah menghubungi saya."Pedagang itu melihat ke arah yang ditunjukkan darwistersebut, dan menyaksikan -dalam gambar- Jalaludin sedangmembaca kata-kata semacam ini, "Tak peduli kerikil ataupermata, semua akan mendapat tempat di bukitNya, ada tempatbagi semuanya ..."Pedagang itu pun pulang kembali, menyampaikan salam darwis

Page 16: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Kristen itu kepada Jalal, dan sejak itu tinggal dalammasyarakat darwis di Konia.CatatanLuasnya pengaruh Jalaludin Rumi terhadap pikiran dan sastraBarat sekarang ini semakin jelas lewat penelitian akademis.Tak disangsikan lagi bahwa ia mempunyai banyak pengikut diBarat, dan kisah-kisahnya muncul dalam cerita-cerita HansAnderson, dalam Gesta Romanorum tahun 1324, dan bahkan dalamkarya Shakespeare.Di Timur terdengar pendapat di kalangan luas bahwa iamempunyai hubungan erat dengan kaum mistik dan pemikirBarat. Versi kisah ini diterjemahkan dari karya Aflaki,Munakib al-Arifin, kehidupan para darwis Mevlevi awal, yangselesai ditulis tahun 1353.Convert PDF By [email protected] DOGMAPada suatu hari, Sultan Mahmud yang Agung berada dijalan diGhazna, ibu kota negerinya. Dilihatnya seorang kulimengangkut beban berat, yakni sebungkah batu yang didukungdi punggungnya. Karena rasa kasihan terhadap kuli itu,Mahmud tidak bisa menahan perasaannya, katanya memerintah:"Jatuhkan batu itu, kuli."Perintah itupun langsung dilaksanakan. Batu tersebut beradadi tengah jalan, merupakan gangguan bagi siapapun yang inginlewat, bertahun-tahun lamanya. Akhirnya sejumlah wargamemohon raja agar memerintahkan orang memindahkan batu itu.Namun Mahmud, menyadari akan kebijaksanaan administratif,terpaksa menjawab."Hal yang sudah dilaksanakan berdasarkan perintah, tidakbisa dibatalkan oleh perintah yang sama derajatnya. Sebabkalau demikian, rakyat akan beranggapan bahwa perintah rajahanya berdasarkan kehendak sesaat saja. Jadi, biar saja batuitu disitu."Oleh karenanya batu tersebut tetap berada di tengah jalanitu selama masa pemerintahan Mahmud. Bahkan ketika iameninggal batu itu tidak dipindahkan, karena orang-orangmasih menghormati perintah raja.Kisah itu sangat terkenal. Orang-orang mengambil maknanyaberdasarkan salah satu dari tiga tafsiran, masing-masingsesuai dengan kemampuannya.

Page 17: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Mereka yang menentang kepenguasaan beranggapan bahwa kisahitu merupakan bukti ketololan penguasa yang berusahamempertahankan kekuasaannya.Mereka yang menghormati kekuasaan merasa hormat terhadapperintah, betapapun tidak menyenangkannya.Mereka yang bisa menangkap maksudnya yang benar, bisamemahami nasehat yang tersirat. Dengan menyuruh menjatuhkanbatu di tempat yang tidak semestinya sehingga merupakangangguan, dan kemudian membiarkannya berada disana, Mahmudmengajar kita agar mematuhi penguasa duniawi -dan sekaligusmenyadarkan kita bahwa siapapun yang memerintah berdasarkandogma kaku, tidak akan sepenuhnya berguna bagi kemanusiaan.Mereka yang menangkap makna ini akan mencapai taraf pencarikebenaran, dan akan bisa menambah jalan menuju Kebenaran.CatatanKisah ini muncul dalam karya klasik yang terkenal,Akhlaq-i-Mohsini 'Akhlak Dermawan,' ciptaan Hasan WaizKashifi; hanya saja tanpa tafsir seperti yang ada dalamversi ini.Versi ini merupakan bagian ajaran syeh Sufi Daud dariQandahar, yang meninggal tahun 1965. Kisah ini merupakanpengungkapan yang bagus tentang pelbagai taraf pemahamanterhadap tindakan; masing-masing orang akan menilainyaberdasarkan pendidikannya. Metode penggambaran tak langsungyang dipergunakan Sultan Mahmud itu dianut pada Sufi, danbisa diringkaskan dalam ungkapan, "Bicaralah kepada dinding,agar pintu bisa mendengar."ISA DAN ORANG-ORANG BIMBANGDiceritakan oleh Sang Guru Jalaludin Rumi dan yanglain-lain, pada suatu hari Isa, putra Mariam, berjalan-jalandi padang pasir dekat Baitulmukadis bersama-sama sekelompokorang yang masih suka mementingkan diri sendiri.Mereka meminta dengan sangat agar Isa memberitahukan kepadamereka Kata Rahasia yang telah dipergunakannya untukmenghidupkan orang mati. Isa berkata, "Kalau kukatakan itupadamu, kau pasti menyalahgunakannya."Mereka berkata, "Kami sudah siap dan sesuai untukpengetahuan semacam itu; tambahan lagi, hal itu akanmenambah keyakinan kami.""Kalian tak memahami apa yang kalian minta," katanya -tetapi

Page 18: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

diberitahukannya juga Kata Rahasia itu.Segera setelah itu, orang-orang tersebut berjalan di suatutempat yang terlantar dan mereka melihat seonggok tulangyang sudah memutih. "Mari kita uji keampuhan Kata itu," katamereka, Dan diucapkanlah Kata itu.Begitu Kata diucapkan, tulang-tulang itupun segeraterbungkus daging dan menjelma menjadi seekor binatang liaryang kelaparan, yang kemudian merobek-robek mereka sampaimenjadi serpih-serpih daging.Mereka yang dianugerahi nalar akan mengerti. Mereka yangnalarnya terbatas bisa belajar melalui kisah ini.CatatanIsa dalam kisah ini adalah Yesus, putra Maria. Kisah inimengandung gagasan yang sama dengan yang ada dalam MagangSihir, dan juga muncul dalam karya Rumi, di samping selalumuncul dalam dongeng-dongeng lisan para darwis tentangYesus. Jumlah dongeng semacam itu banyak sekali.Yang sering disebut-sebut sebagai tokoh yang sukamengulang-ngulang kisah ini adalah salah seorang di antarayang berhak menyandang sebutan Sufi, Jabir putra al-Hayan,yang dalam bahasa Latin di sebut Geber, yang juga penemualkimia Kristen.Ia meninggal sekitar 790. Aslinya ia orang Sabia, menurutpara pengarang Barat, ia membuat penemuan-penemuan kimiapenting.ORANG YANG BERJALAN DI ATAS AIRSeorang darwis yang suka berpegang pada kaidah, yang berasaldari mazhab sangat saleh, pada suatu hari berjalan menyusurtepi sungai. Ia memusatkan perhatian pada pelbagai masalahmoral dan ajaran, sebab itulah yang menjadi pokok perhatianpengajaran Sufi dalam mazhabnya. Ia menyamakan agamaperasaan dengan pencarian Kebenaran mutlak.Tiba-tiba renungannya terganggu oleh teriakan keras:seseorang terdengar mengulang-ngulang suatu ungkapan darwis."Tak ada gunanya itu," katanya kepada diri sendiri, "sebaborang itu telah salah mengucapkannya. Seharusnyadiucapkannya YA-HU, tapi dia mengucapkannya U-YA-HU."Kemudian ia menyadari bahwa, sebagai Darwis yang lebihteliti, ia mempunyai kewajiban untuk meluruskan ucapan orangitu. Mungkin orang itu tidak pernah mempunyai kesempatan

Page 19: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

mendapat bimbingan yang baik, dan karenanya telah berbuatsebaik-baiknya untuk menyesuaikan diri dengan gagasan yangada di balik suara yang diucapkannya itu.Demikianlah Darwis yang pertama itu menyewa perahu dan pergike pulau di tengah-tengah arus sungai, tempat asal suarayang didengarnya tadi.Didapatinya orang itu duduk disebuah gubuk alang-alang,bergerak-gerak sangat sukar teratur mengikuti ungkapan yangdiucapkannya itu. "Sahabat," kata darwis pertama, "Andakeliru mengucapkan ungkapan itu. Saya berkewajibanmemberitahukan hal ini kepada Anda, sebab ada pahala bagiorang yang memberi dan menerima nasehat. Inilah ucapan yangbenar." Lalu di beritahukannya ucapan itu."Terima kasih," kata darwis yang lain itu dengan rendahhati.Darwis pertama turun ke perahunya lagi, sangat puas, sebabbaru saja berbuat amal. Bagaimanapun, kalau orang bisamengulang-ngulang ungkapan rahasia itu dengan benar, adakemungkinan bisa berjalan diatas air. Hal itu memang belumpernah disaksikannya sendiri tetapi --berdasarkan alasantertentu-- darwis pertama itu ingin sekali bisa melakukannya.Kini ia tak mendengar lagi suara gubuk alang-alang itu,namun ia yakin bahwa nasehatnya telah dilaksanakansebaik-baiknya.Kemudian didengarnya kembali ucapan U-YA yang keliru ituketika darwis yang di pulau tersebut mulai mengulang-ngulangungkapannya.Ketika darwis pertama merenungkan hal itu, memikirkan betapamanusia memang suka bersikeras mempertahankan kekeliruan,tiba-tiba disaksikannya pandangan yang menakjubkan. Dariarah pulau itu, darwis kedua tadi tampak menuju perahunya,berjalan diatas air.Karena takjubnya, ia pun berhenti mendayung. Darwis keduapunmendekatinya, katanya, "Saudara, maaf saya mengganggu Anda.Saya datang untuk menanyakan cara yang benar untukmengucapkan ungkapan yang Anda beritahukan kepada saya tadi;sulit benar rasanya mengingat-ingatnya."CatatanDalam Bahasa Indonesia, hanya satu arti yang bisadiungkapkan oleh kisah ini. Dalam versi Arab sering

Page 20: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

dipergunakan kata-kata yang bunyinya sama tetapi berbedaarti (homonim) untuk menyatakan bahwa kata itu bisadipergunakan untuk memperdalam kesadaran, disamping jugamenunjukkan sesuatu yang nilainya dangkal.Di samping terdapat dalam sastra masa kini yang populer diTimur, kisah ini juga didapati dalam naskah-naskah pelajarandarwis, beberapa diantaranya sangat penting.Versi ini berasal dan Kaum Asaaseen ('hakiki,' 'asli'), diTimur Dekat dan Tengah.JALAN GUNUNGPada suatu hari, seorang yang cerdas, ahli pengetahuan yangpikirannya terlatih, datang ke sebuah desa. Sebagai latihandan telaah ilmunya, ia ingin membandingkan pandangan yangberbeda-beda yang mungkin ada dalam desa itu.Ia mendatangi sebuah warung dan menanyakan tentang seorangyang paling jujur dan seorang yang paling bohong di desaitu. Orang-orang di warung itu sepakat bahwa orang yangbernama Kazzab adalah pembohong terbesar; dan Rastgu yangpaling jujur. Ahli pengetahuan itupun mendatangi kedua orangtersebut bergantian, mengajukan pertanyaan sederhana yangsama kepada keduanya, "jalan manakah yang terbaik menuju kedesa tetangga?"Rastgu yang jujur itu berkata, "Jalan gunung."Kazzab Si Pembohong juga berkata, "Jalan gunung."Tentu saja jawaban itu membingungkan Sang Pengembara cerdastersebut .Demikianlah, iapun bertanya kepada orang-orang lain,penduduk desa biasa.Ada yang mengatakan, "Lewat sungai;" yang lain mengusulkan,"Lewat padang saja"Dan ada yang juga mengatakan, "Jalan gunung."Akhirnya diputuskannya mengambil jalan gunung. Tetapi dalamkaitannya dengan tujuan semula tadi, masalah tentang orangbohong dan orang jujur di desa itu mengganggu batinnya.Ketika ia mencapai desa berikutnya, ia ceritakan kisahnya disebuah rumah penginapan; di akhir kisah dikatakannya. "Sayajelas telah membuat kekeliruan logika yang mendasar denganmenanyakan kepada orang-orang yang tidak tepat perihal SiJujur dan Si Bohong. Nyatanya saya telah sampai disini tanpakesulitan apapun, lewat jalan gunung."

Page 21: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Seorang bijaksana yang kebetulan berada di situ berkata,"Harus diakui bahwa para ahli logika cenderung tak terbukamatanya, karenanya suka minta orang lain membantunya. Tetapimasalah yang menyangkut hal ini justru sebaliknya.Kenyataannya adalah sebagai berikut: Sungai sebenarnyamerupakan jalan termudah, oleh karenanya Si Pembohongmenunjukkan jalan gunung. Tetapi orang yang jujur itu tidakhanya jujur; ia mengetahui bahwa Anda punya keledai dan itumemudahkan perjalanan Anda. Si Pembohong kebetulan tidakmengetahui bahwa Anda tak punya perahu: seandainya ia tahuhal itu, pasti diusulkannya jalan sungai."Catatan"Orang-orang menganggap kemampuan dan berkah para Sufi sulitdipercaya. Tetapi orang-orang semacam itu adalah yang tidak

memiliki pengetahuan tentang kepercayaan yang sebenarnya.Mereka mempercayai segala hal yang tidak benar, karenakebiasaan atau karena diberi tahu oleh penguasa.Kepercayaan yang sebenarnya merupakan sesuatu yang berbeda.Mereka yang mampu memiliki keperccayaan yang sebenarnyaadalah yang pernah mengalami sesuatu. Jika mereka sudahpernah mengalami kemampuan dan berkah, yang sekedardiceritakan tidak ada harganya bagi mereka."Kata-kata tersebut, menurut Sayed Syah (Qadiri, meninggaltahun 1854) kadang-kadang mengawali kisah "Jalan Gunung"ini.KEPERLUAN YANG MAKIN MENDESAKPada suatu malam seorang penguasa tiran Turkestan sedangmendengarkan kisah-kisah yang disampaikan oleh seorangdarwis, ketika ia tiba-tiba bertanya tentang Kidir."Kidir," kata darwis itu, "datang kalau diperlukan.Tangkaplah, jubahkan kalau ia muncul, dan segala pengetahuanmenjadi milik Paduka,""Apakah itu bisa terjadi atas siapapun?""Siapa pun bisa," kata darwis itu."Siapa pula lebih 'bisa' dariku?" pikir Sang Raja; dan iapun mengedarkan pengumuman:"Siapa yang bisa menghadirkan Kidir Yang Gaib di hadapanku,akan kujadikan orang kaya."Seorang lelaki miskin dan tua yang bernama Bakhtiar Baba,

Page 22: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

setelah mendengar pengumuman itu, menyusun akal. Katanyakepada istrinya,"Aku punya rencana. Kita akan segera kaya, tetapi beberapalama kemudian aku harus mati. Namun, itu tak apalah, sebabkekayaan kita akan bisa menghidupimu seterusnya."Kemudian Bakhtiar menghadap raja dan mengatakan bahwa iaakan mencari Kidir dalam waktu empat puluh hari, kalau Rajabersedia memberinya seribu keping uang emas. "Kalau kau bisamenemukan Kidir," kata Raja, "kau akan mendapat sepuluh kaliseribu keping uang emas ini. Kalau gagal, kau akan mati,dipancung ditempat ini sebagai peringatan kepada siapapunyang akan mencoba mempermainkan rajanya."Bakhtiar menerima syarat itu. Ia pun pulang dan memberikanuang itu kepada istrinya, sebagai jaminan hari tuanya. Sisahidupnya yang tinggal empat puluh hari itu dipergunakannyauntuk merenung, mempersiapkan diri memasuki kehidupan lain.Pada hari keempat puluh ia menghadap raja. "Yang Mulia,"katanya, "kerakusanmu telah menyebabkanmu berpikir bahwauang akan bisa mendatangkan Kidir. Tetapi Kidir, kata orang,tidak akan muncul oleh panggilan yang berdasarkankerakusan."Sang Raja sangat marah. "Orang celaka, kalau telahmengorbankan nyawamu; siapa pula kau ini berani mencampurikeinginan seorang raja?"Bakhtiar berkata, "Menurut dongeng, semua orang bisa bertemuKidir, tetapi pertemuan itu hanya akan ada manfaatnyaapabila maksud orang itu benar. Mereka bilang, Kidir akanmenemui orang selama ia bisa memanfaatkan saat kunjunganitu. Itulah hal yang kita tidak menguasainya.""Cukup ocehan itu," kata Sang Raja, "sebab tak akanmemperpanjang hidupmu. Hanya tinggal meminta para menteriyang berkumpul di sini agar memberikan nasehatnya tentangcara yang terbaik untuk menghukummu."Ia menoleh ke Menteri Pertama dan berkata, "Bagaimana caraorang itu mati?"Menteri Pertama menjawab, "Panggang dia hidup-hidup, sebagaiperingatan."Menteri Kedua, yang berbicara sesuai urutannya berkata,"Potong-potong tubuhnya, pisah-pisahkan anggota badannya."Menteri Ketiga berkata, "Sediakan kebutuhan hidup orang itu,

Page 23: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

agar ia tidak lagi mau menipu demi kelangsungan hidupkeluarganya."Sementara pembicaraan itu berlangsung, seorang bijaksanayang sudah sangat tua memasuki ruang pertemuan. Segera orangmengajukan pendapat sesuai dengan prasangka yang tersembunyidalam dirinya.""Apa maksudmu?" tanya Raja."Maksudku, Menteri Pertama itu aslinya tukang roti, jadi iaberbicara tentang panggang-memanggang. Menteri Kedua dulutukang daging, jadi ia bicara tentang potong-memotongdaging. Menteri Ketiga, yang telah mempelajari ilmukenegaraan, melihat sumber masalah yang kita bicarakan ini.Catat dua hal ini. Pertama, Kidir muncul melayani setiaporang sesuai dengan kemampuan orang itu untuk memanfaatkankedatangannya. Kedua, Bakhtiar, orang ini--yang kuberi namaBaba karena pengorbanannya-telah didesak oleh keputus-asaanuntuk melakukan tindakan tersebut. Keperluannya semakinmendesak sehingga akupun muncul didepanmu."Ketika orang-orang itu memperhatikannya, orang tua yangbijaksana itupun lenyap begitu saja. Sesuai dengan yangdiperintahkan Kidir. Raja memberikan belanja teratur kepadaBakhtiar. Menteri Pertama dan kedua dipecat, dan seribukeping uang emas itu dikembalikan ke kas kerajaan olehBakhtiar dan istrinya.Bagaimana Raja bisa bertemu Kidir lagi, dan apa yang terjadiantara keduanya? Itu semua ada dalam dongeng di Dunia Gaib.CatatanKonon, Bakhtiar Baba adalah seorang Sufi bijaksana yanghidupnya sangat sederhana dan tak dikenal orang di Korasan,sampai peristiwa yang ada dalam kisah itu terjadi.Kisah ini, dikatakan juga terjadi atas sejumlah besar SyehSufi lain, menggambarkan pengertian tentang terjalinnyakeinginan manusia dengan "makhluk" lain. Kidir merupakanpenghubung antara keduanya.Judul ini diambil dari sebuah sajak terkenal karya JalaludinRumi:Peralatan baru bagi pemahaman akan ada apabila keperluanmenuntutnya.Karenanya, O manusia, jadikan keperluanmu makin mendesak,sehingga kau bisa mendesakkan pemahamanmu lebih peka lagi.

Page 24: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Versi ini diucapkan oleh seorang guru darwis dariAfganistan.KERETAAda tiga macam ilmu dalam telaah kemanusiaan. Yang pertamaadalah Ilmu tentang pengetahuan biasa; yang kedua adalahIlmu tentang keadaan batin yang luar biasa, yang biasanyadisebut puncak kenikmatan. Yang ketiga, yang penting, adalahIlmu tentang Kenyataan yang Benar; yang ketiga ini berada diantara kedua Ilmu yang disebut sebelumnya.Hanya pengetahuan batin yang nyata bisa menghasilkan IlmuKenyataan yang Benar. Ilmu yang kedua lagi hanyalah berupacermin--dalam bentuknya masing-masing dari yang ketiga. Yangkedua itu boleh dikatakan tak ada gunanya tanpa yang ketiga.Bayangkan seorang kusir. Ia duduk di kereta, ditarik kuda,dipimpin dirinya sendiri. Kecerdasan adalah "kendaraan" itu,suatu bentuk luar yang di dalamnya kita menyatakan di manadiri kita berada dan apa yang harus kita kerjakan. Kendaraanmenyebabkan orang dan kuda bisa melakukan tugasnya. Itulahyang kita sebut tashkil, ujud luar atau perumusan.Kuda, atau tenaga penggerak, adalah energi yang disebut"Suatu keadaaan perasaan" atau kekuatan lain. Itu diperlukanuntuk menggerakkan kereta. Orang, dalam gambaran kita itu,adalah yang melihat dan memahami, dengan cara yang lebihunggul dari yang lain, maksud dan kemungkinan keadaan, danyang memungkinkan kereta itu bergerak maju menuju tujuannya.Salah satu di antara ketiganya itu, sendiri-sendiri, tentusaja bisa melakukan sesuatu. Namun, peran gabungan, yangkita sebut gerak kereta, tidak akan terwujud apabilaketiganya tidak dihubungkan dengan Cara yang Benar.Hanya "manusia," Diri yang nyata mengetahui hubungan ketigaunsur itu, dan kebutuhannya satu sama lain.Di kalangan Sufi, Karya Agung adalah pengetahuanmenggabungkan ketiga unsur tersebut. Terlalu banyak orang,kuda yang tak sesuai, kereta yang terlalu berat atau terlaluringan --hasilnya tidak akan memadai.CatatanNukilan ini tercatat dalam sebuah buku catatan darwis dalamBahasa Persia, dan berbagai bentuk kisah itu terdapat dalammazhab-mazhab Sufi yang tersebar mulai Damaskus sampaiDelhi.

Page 25: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

SI TOLOL DI KOTA AGUNGAda pelbagai macam kebangunan. Hanya satu yang benar.Manusia tidur, tetapi ia harus bangun dengan cara yangbenar. Berikut ini adalah kisah tentang Si Tolol yangbangunnya keliru.Si Tolol ini datang ke sebuah kota besar, dan ia menjadibingung oleh banyaknya orang di jalanan. Ia khawatir kalaunanti ia bangun dari tidurnya ia tak bisa lagi menemukandirinya diantara begitu banyak manusia. Karena itu iapunmengikatkan seutas tali di mata kakinya agar dirinya mudahdikenali kembali.Seorang yang suka bercanda, mengetahui apa yang dikerjakanSi Tolol itu, menanti sampai ia tidur. Di lepaskannya taliyang melingkar di kaki Si Tolol, lalu diikatkannya kekakinya sendiri. Iapun berbaring di lantai dan tidur. SiTolol bangun lebih dahulu; dilihatnya tali itu. Mula-muladikiranya orang lain itulah dirinya sendiri. Kemudian iamenyerang orang itu, sambil teriaknya, "Kalau kau itudiriku, lalu siapa dan mana pula aku?"CatatanKisah ini, yang juga muncul dalam kumpulan lelucon MullaNasruddin yang dikenal luas di Asia Tengah, direkam dalamkarya klasik kebatinan, Salaman dan Absal, oleh pengarangdan ahli mistik abad ke lima belas, Abdul Rahman Jami. Iadatang dari Oxus dan meninggal di Herat setelah mengukuhkandirinya sebagai salah seorang tokoh sastra terkemuka dalambahasa Parsi.Jami menimbulkan banyak ketidaksenangan di kalangan ahliagama karena keterusterangannya, terutama pengakuannya bahwaia tidak mempunyai guru kecuali ayahnya sendiri.SI LUMPUH DAN SI BUTAPada suatu hari seorang lumpuh pergi ke sebuah warung danduduk disamping seseorang yang sudah sejak tadi disana."Saya tidak bisa datang ke pesta Sultan," keluhnya, karenakakiku yang lumpuh sebelah ini aku tak bisa berjalan cepat."Orang disebelahnya itu mengangkat kepalanya. "Saya pun diundang," katanya, "tetapi keadaanku lebih buruk dariSaudara. Saya buta, dan tak bisa melihat jalan, meskipunsaya juga diundang."Orang ketiga, yang mendengar percakapan kedua orang itu,

Page 26: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

berkata, "Tetapi, kalau saja kalian menyadarinya, kalianberdua mempunyai sarana untuk mencapai tujuan. Yang butabisa berjalan, yang lumpuh didukung di pungung. Kalian bisamenggunakan kaki si Buta, dan Si Lumpuh untuk menunjukkanjalan."Dengan cara itulah keduanya bisa mencapai tujuan, dan pestasudah menanti.Dalam perjalanan, keduanya sempat berhenti di sebuah warunglain. Mereka menjelaskan keadaannya kepada dua orang lainyang duduk bersedih disana. Kedua orang itu, yang seorangtuli, yang lain bisu. Keduanya juga diundang ke pesta. Yangbisu mendengar, tetapi tidak bisa menjelaskannya kepadatemannya yang tuli itu. Yang tuli bisa bicara, tetapi tidakada yang bisa dikatakannya.Kedua orang itu tak ada yang bisa datang ke pesta; sebabkali ini tak ada orang ketiga yang bisa menjelaskan kepadamereka bahwa ada masalah, apalagi bagaimana cara merekamemecahkan masalah itu.CatatanDikisahkan bahwa Abdul Kadir yang Agung meninggalkan sebuahjubah Sufi yang bertambal-tambal untuk diberikan kepadacalon pemakainya yang baru akan lahir enam ratus tahunsetelah kematian Sufi Agung itu.Pada tahun 1563, Sayid Iskandar Syah, Qadiri, setelahmendapat kepercayaan ini, menunjuk Syeh Ahmad Faruk dariSirhind sebagai pewaris mantel itu.Guru Naqshibandi ini telah ditahbiskan menjadi anggota enambelas Kaum Sufi oleh ayahnya, yang telah mencari danmembangkitkan kembali adat dan pengetahuan Sufisme sepanjangpengembaraannya yang jauh dan berbahaya.Orang percaya bahwa Sirhind merupakan tempat yang ditentukanmunculnya Guru Agung, dan turun-temurun orang-orang sucitelah menanti perwujudan itu.Sebagai akibat dari munculnya Faruqi dan penerimaannya olehsemua Kaum pada masanya, Kaum Naqshibandi kini meresmikanpengikut-pengikutnya menjadi empat jalur utama dalamSufisme: Chishti, Qadiri, Suhrawardi, dan Naqshibandi."Si Lumpuh dan Si Buta" dianggap sebagai ciptaan Syeh AhmadFaruk, yang meninggal tahun 1615. Kisah ini baru bolehdibaca setelah menerima perintah untuk membacanya: atau oleh

Page 27: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

mereka yang telah mempelajari Karya Hakim Sanai,"Orang-orang Buta dan Gajah."ORANG YANG MENYADARI KEMATIANKonon, ada seorang raja darwis yang berangkat mengadakanperjalanan melalui laut. Ketika penumpang-penumpang lainmemasuki perahu satu demi satu, mereka melihatnya dansebagai lazimnya --merekapun meminta nasehat kepadanya. Apayang dilakukan semua darwis tentu sama saja, yakni memberitahu orang-orang itu hal yang itu-itu juga: darwis itutampaknya mengulangi saja salah satu rumusan yang menjadiperhatian darwis sepanjang masa.Rumusan itu adalah: "Cobalah menyadari maut, sampai kau tahumaut itu apa." Hanya beberapa penumpang saja yang secarakhusus tertarik akan peringatan itu.Mendadak ada angin topan menderu. Anak kapal maupunpenumpang semuanya berlutut, memohon agar Tuhanmenyelamatkan perahunya. Mereka terdengar berteriak-teriakketakutan, menyerah kepada nasib, meratap mengharapkankeselamatan. Selama itu sang darwis duduk tenang, merenung,sama sekali tidak memberikan reaksi terhadap gerak-gerik danadegan yang ada disekelilingnya.Akhirnya suasana kacau itu pun berhenti, laut dan langittenang, dan para penumpang menjadi sadar kini betapa tenangdarwis itu selama peristiwa ribut-ribut itu berlangsung.Salah seorang bertanya kepadanya, "Apakah Tuan tidakmenyadari bahwa pada waktu angin topan itu tak ada yanglebih kokoh daripada selembar papan, yang bisa memisahkankita dari maut?""Oh, tentu," jawab darwis itu. "Saya tahu, di laut selamanyabegitu. Tetapi saya juga menyadari bahwa, kalau saya beradadi darat dan merenungkannya, dalam peristiwa sehari-haribiasa, pemisah antara kita dan maut itu lebih rapuh lagi."CatatanKisah ini ciptaan Bayazid dari Bistam, sebuah tempatdisebelah selatan Laut Kaspia. Ia adalah salah seorangdiantara Sufi Agung zaman lampau, dan meninggal pada parohkedua abad kesembilan.Ayahnya seorang pengikut Zoroaster, dan ia menerimapendidikan kebatinannya di India. Karena gurunya, Abu-Alidari Sind, tidak menguasai ritual Islam sepenuhnya, beberapa

Page 28: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

ahli beranggapan bahwa Abu-Ali beragama Hindu, dan bahwaBayazid tentunya mempelajari metode mistik India. Tetapitidak ada ahli yang berwewenang, diantara Sufi, yangmengikuti anggapan tersebut. Para pengikut Bayazid termasukkaum Bistamia.KETIKA MAUT DATANG KE BAGDADPada suatu hari, pengikut seorang Sufi di Bagdad sedangduduk di sudut sebuah warung ketika didengarnya dua mahkluksedang bercakap-cakap. Berdasarkan apa yang dipercakapkanitu, pengikut Sufi tersebut mengetahui bahwa salah satudiantara yang sedang berbicara itu adalah Malaikat Maut."Saya bertugas menemui sejumlah orang di kota ini selamatiga minggu mendatang." kata Malaikat itu kepada temannyabicara.Karena takut, pengikut Sufi itu menyembunyikan diri sampaiyang berbicara itu berlalu. Kemudian, setelah memeras otakbagaimana caranya menghindarkan diri dari maut, iamemutuskan bahwa apabila ia menjauhkan diri dari Bagdad,tentunya Maut tak akan bisa mencapainya. Berdasarkan alasanitu, iapun segera menyewa kuda yang tercepat, dan memacunyasiang malam menuju Samarkand.Sementara itu Malaikat Maut menemui guru Sufi; mereka berduamembicarakan beberapa orang. "Dan di mana geranganpengikutmu Si Anu?" tanya Maut."Tentunya ia ada di kota, sedang merenungkan sesuatu,mungkin di sebuah warung minum," jawab Sang Guru."Aneh," kata Sang Malaikat. "Ia terdapat dalam daftarku. Ya,betul, ini dia; dan aku harus menjemputnya dalam waktu empatminggu ini di Samarkand, ya, Samarkand."CatatanVersi kisah ini diambil dari Hikayat -i- Naqshia 'KisahNasib.'Pencipta kisah ini, kisah yang sangat digemari di TimurTengah, adalah Sufi Agung Fudail bin Ayad, bekas perampokyang meninggal pada awal abad kesembilan.Menurut cerita Sufi, yang dikukuhkan oleh bahan-bahansejarah, Harun Al-Rasyid Kalifah Bagdad mencoba memusatkansegala pengetahuan di istana dalam pengayomannya, tetapi takada seorangpun yang menghendaki Raja Segala Raja itu memintabantuan dalam menjalankan tugasnya.

Page 29: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Ahli sejarah Sufi menceritakan bagaimana Harun dan PerdanaMenterinya mengunjungi Mekah untuk bertemu dengan Fudail,yang mengatakan, "Sang Penguasa Kaum Setia: Tampaknya wajahBaginda yang cemerlang itu akan jatuh ke api neraka!"Harun bertanya kepada Sang Bijak, "Pernahkah kau mengenalorang lebih mampu mengambil jarak daripada kau sendiri?"Fudail menjawab, "Pernah: Baginda lebih mampu mengambiljarak dari lingkungan dunia biasa ini; tetapi baginda telahmampu mengambil jarak yang lebih besar yakni darikeabadian!"Fudail mengatakan kepada Kalifah bahwa kekuasaan atas dirisendiri lebih berharga daripada kekuasaan selama seributahun atas orang-orangORANG YANG MUDAH NAIK DARAHSetelah bertahun-tahun lamanya, seorang yang sangat mudahmarah menyadari bahwa ia sering mendapat kesulitan karenasifatnya itu.Pada suatu hari ia mendengar tentang seorang darwis yangberpengetahuan dalam; iapun menemuinya untuk mendapatkannasehat.Darwis itu berkata, "Pergilah ke perempatan anu. Di sana kauakan menemukan sebatang pohon mati. Berdirilah di bawahnyadan berikan air kepada siapapun yang lewat di depanmu."Orang itu pun menjalankan nasehat tersebut. Hari demi hariberlalu, dan ia pun dikenal baik sebagai orang yangmengikuti sesuatu latihan kebaikan hati dan pengendaliandiri, di bawah perintah seorang yang berpengetahuan sangatdalam.Pada suatu hari ada seorang lewat bergegas; ia membuangmukanya ketika ditawari air, dan meneruskan perjalanannya.Orang yang mudah naik darah itu pun memanggilnya berulangkali, "Hai, balas salamku! Minum air yang kusediakan ini,yang kubagikan untuk musafir!"Namun, tak ada jawaban.Karena sifatnya yang dulu, orang pertama itu tidak bisa lagimenguasai dirinya. Ia ambil senjatanya, yang digantungkannyadipohon mati itu; dibidiknya pengelana yang tak peduli itu,dan ditembaknya. Pengelana itupun roboh, mati.Pada saat peluru menyusup ke tubuh orang itu, pohon matitersebut, bagaikan keajaiban, tiba-tiba penuh dengan bunga.

Page 30: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Orang yang baru saja terbunuh itu seorang pembunuh; iasedang dalam perjalanan untuk melaksanakan kejahatan yangpaling mengerikan selama perjalanan hidupnya yang panjang.Nah, ada dua macam penasehat. Yang pertama adalah penasehatyang memberi tahu tentang apa yang harus dilakukan sesuaidengan aturan-aturan yang pasti, yang diulang-ulang secarateratur. Macam yang kedua adalah Manusia Pengetahuan. Merekayang bertemu dengan Manusia Pengetahuan akan meminta nasehatmoral, dan menganggapnya sebagai moralis. Namun yangdiabdinya adalah Kebenaran, bukan harapan-harapan saleh.CatatanGuru Darwis yang digambarkan dalam kisah ini konon adalahNajamudin Kubra, salah seorang yang paling agung di antara

para ulama Sufi. Ia mendirikan Mazhab Kubrawi 'PersaudaraanLebih Besar' yang sangat mirip dengan Mazhab yang kemudiandidirikan oleh Santo Fransiskus. Seperti Santo Asisi,Najamudin dikenal memiliki kekuasaan gaib atas binatang.Najamudin adalah salah seorang di antara enam ratus ribuorang yang mati ketika Khwarizm di Asia Tengah dihancurkanpada tahun 1221. Konon, Jengis Khan Si Mongol Agung bersediamenolong jiwanya jika Najamudin mau menyerahkan diri, karenaSang Kaisar mengetahui kemampuan istimewa Sang Darwis.Tetapi Najamudin tetap berada di antara para pembela kotaitu dan kemudian ditemukan di antara korban perang tersebut.Karena telah mengetahui akan datangnya mala petaka itu,Najamudin menyuruh pergi semua pengikutnya ke tempat amanbeberapa waktu sebelum munculnya gerombolan Mongol tersebut.PARA PELAYAN DAN RUMAHPada zaman dahulu, ada seorang bijaksana dan baik hati, yangmemiliki sebuah rumah besar. Dalam perjalanan hidupnya, iasering pergi jauh beberapa waktu lamanya. Kalau ia sedangpergi, rumah itu diserahkan pemeliharaannya kepada parapelayan.Salah satu sifat para pelayan itu adalah pelupa. Seringmereka lupa, mengapa berada dalam rumah itu; demikianlahmereka menjalankan kewajibannya dengan mengulang-ngulangyang sudah dikerjakan. Tidak jarang pula mereka melakukanpekerjaan dengan cara yang sama sekali berbeda dengan yangtelah diberitahukan kepada mereka. Hal itu terjadi karena

Page 31: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

mereka telah melupakan peran mereka di rumah itu.Konon, ketika pemilik rumah itu sedang bepergian jauh,muncullah sekelompok pelayan, yang berpikir bahwa merekalahyang memiliki rumah itu. Karena pengetahuan mereka ituterbatas pada dunia sehari-hari saja, mereka merasa beradadalam keadaan yang bertentangan. Misalnya saja, pernahmereka ingin menjual rumah, tetapi tidak bisa mendapatkanpembeli, karena memang tidak bisa mengurusnya. Pada waktuyang lain orang-orang datang bermaksud membeli rumah itu,dan menanyakan tentang sertifikat tanah, tetapi karena parapelayan itu sama sekali tidak tahu menahu tentang akta,dianggapnya para calon pembeli itu main-main saja.Keadaan yang bertentangan itu juga dibuktikan oleh kenyataanbahwa persediaan untuk rumah senantiasa muncul "secararahasia," dan perbekalan itu tidak cocok dengan anggapanbahwa para penghuni bertanggung jawab untuk seluruh rumah.Petunjuk-petunjuk untuk mengurus rumah itu telahditinggalkan dalam kamar si empunya rumah--dengan maksudagar bisa diingat-ingat lagi. Tetapi setelah satu generasi,kamar itu menjadi begitu keramat sehingga tak ada seorangpunyang diperbolehkan memasukinya; dan kamar itu pun dianggapsebagai rahasia yang tak tertembus. Malahan, beberapadiantara pelayan itu beranggapan bahwa kamar itu sama sekalitak ada, meskipun mereka melihat pintunya. Namun, tentangpintu itu mereka memberikan penjelasan lain; sekedar hiasandinding belaka.Begitulah keadaan para pelayan rumah tersebut, yang tidakmengambil alih rumah itu, tidak pula tetap setia kepadapetunjuk semula.CatatanKonon, kisah ini sering sekali dipergunakan oleh syuhadaSufi Al-Hallaj, yang dihukum mati pada tahun 922 karenadiduga mengatakan, "Akulah Kebenaran."Hallaj meninggalkan sejumlah besar mistik. Meskipunmengandung bahaya, banyak Sufi dalam waktu seribu tahunterakhir ini mengakui bahwa Hallaj adalah yang menerimapencerahan.KISAH PASIRDari mata airnya yang nun jauh di gunung sana, sebatangsungai mengalir melewati apapun di tebing dan ngarai,

Page 32: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

akhirnya mencapai padang pasir. Selama ini ia telah berhasilmengatasi halangan apapun dan sekarang berusaha menaklukkanhalangan yang satu ini. Tetapi setiap kali sungai itucepat-cepat melintasinya, airnya segera lenyap di pasir.Sungai itu sangat yakin, bahwa ia ditakdirkan melewatipadang pasir itu, namun ia tidak bisa mengatasi masalahnyaLalu, terdengar suara tersembunyi yang berasal dari padangpasir itu, bisiknya, "Angin bisa menyeberangi pasir, Sungaipun bisa."Sungai menolak pernyataan itu, ia sudah cepat-cepatmenyeberangi padang pasir, tetapi airnya terserap: anginbisa terbang, dan oleh karena itulah ia bisa menyeberangipadang pasir."Dengan menyeberang seperti yang kulakukan itu jelas, kautak akan berhasil. Kau hanya akan lenyap atau jadipaya-paya. Kau harus mempersilahkan angin membawamumenyeberangi padang pasir, ketempat tujuan."Tetapi bagaimana caranya? "Dengan membiarkan dirimu terserapangin."Gagasan itu tidak bisa diterima Si Sungai. Bagaimanapun,sebelumnya ia sama sekali tidak pernah terserap. Ia tidakmau kehilangan dirinya. Dan kalau dirinya itu lenyap, apakahbisa dipastikan akan didapatnya kembali?"Angin," kata Si Pasir, "menjalankan tugas semacam itu. Iamembawa air, membawanya terbang menyeberang padang pasir,dan menjatuhkannya lagi. Jatuh ke bumi sebagai hujan, airpun menjelma sungai.""Bagaimana aku bisa yakin bahwa itu benar?""Memang benar, dan kalau kau tak mempercayainya, kau hanyaakan menjadi paya-paya; dan menjadi paya-paya itupunmemerlukan waktu bertahun-tahun berpuluh tahun. Danpaya-paya itu jelas tak sama dengan sungai, bukan?""Tapi, tak dapatkah aku tetap berupa sungai, sama dengankeadaanku kini?""Apapun juga yang terjadi, kau tidak akan bisa tetap berupadirimu kini," bisik suara itu. "Bagian intimu terbawaterbang, dan membentuk sungai lagi nanti. Kau disebut sungaijuga seperti kini, sebab kau tak tahu bagian dirimu yangmana inti itu."Mendengar hal itu, dalam pikiran Si Sungai mulai muncul

Page 33: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

gema. Samar-samar, ia ingat akan keadaan ketika ia --ataubagian dirinya? --berada dalam pelukan angin. Ia jugaingat-- benar demikiankah? bahwa hal itulah yang nyatanyaterjadi, bukan hal yang harus terjadi.Dan sungai itu pun membubungkan uapnya ke tangan-tanganangin yang terbuka lebar, dan yang kemudian dengan tangkasmengangkatnya dan menerbangkannya, lalu membiarkannyamerintik lembut segera setelah mencapai atap gunung --nundisana yang tak terkira jauhnya. Dan karena pernah meragukankebenarannya, sungai itu ini bisa mengingat-ingat danmencatat lebih tandas pengalamannya secara terperinci. Iamerenungkannya, "Ya, kini aku mengenal diriku yangsebenarnya."Sungai itu telah mendapat pelajaran. Namun Sang Pasirberbisik, "Kami tahu sebab kami menyaksikannya hari demihari; dan karena kami, pasir ini, terbentang mulai dari tepipasir sampai ke gunung."Dan itulah sebabnya mengapa dikatakan bahwa cara SungaiKehidupan melanjutkan perjalanannya tertulis di atas Pasir.CatatanKisah indah ini masih beredar dalam tradisi lisan dalampelbagai bahasa, hampir selalu terdengar di kalangan paradarwis dan murid-muridnya.Kisah ini dicantumkan oleh Sir Fairfax Cartwright dalambukunya, Mystic Rose from the Garden of the King 'MawarMistik dari Taman Raja' terbit tahun 1899.Versi ini berasal dari Awad Afifi, orang Tunisia, yangmeninggal tahun 1870.ORANG-ORANG BUTA DAN GAJAHDi seberang Ghor ada sebuah kota. Semua penduduknya buta.Seorang raja dengan pengikutnya lewat dekat kota itu; iamembawa tentara dan memasang tenda di gurun. Ia mempunyaiseekor gajah perkasa, yang dipergunakannya untuk berperangdan menimbulkan ketakjuban rakyat.Penduduk kota itu ingin sekali melihat gajah tersebut, danbeberapa di antara orang-orang buta itupun berlari-laribagaikan badut-badut tolol berusaha mendekatinya.Karena sama sekali tidak mengetahui bentuk dan ujud gajah,merekapun meraba-raba sekenanya, mencoba membayangkan gajahdengan menyentuh bagian tubuhnya.

Page 34: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Masing-masing berpikir telah mengetahui sesuatu, sebab telahmenyentuh bagian tubuh tertentu.Ketika mereka kembali ke tengah-tengah kaumnya, orang-orangpun berkerumun di sekeliling mereka. Orang-orang itu kelirumencari tahu tentang kebenaran dari rekan-rekannya sendiriyang sebenarnya telah tersesat.Kerumunan orang itu bertanya tentang bentuk dan ujud gajah:dan mendengarkan segala yang diberitahukan kepada mereka.Orang yang tangannya menyentuh telinga gajah ditanya tentangbentuk gajah. Jawabnya, "Gajah itu lebar, kasar, besar, danluas, seperti babut."Dan orang yang meraba belalainya berkata, "Saya tahu keadaansebenarnya. Gajah itu bagai pipa lurus dan kosong, dahsyatdan suka menghancurkan."Orang yang menyentuh kakinya berkata, "Gajah itu perkasakokoh, bagaikan tiang."Masing-masing telah meraba satu bagian saja. Masing-masingtelah keliru menangkapnya. Tidak ada pikiran yang mengetahuisegala: pengetahuan bukanlah sahabat Si Buta. Semuanyamembayangkan sesuatu, yang sama sekali keliru.Makhluk tidak mengetahui perihal ketuhanan. Tak ada Jalandalam pengetahuan ini yang bisa ditempuh dengan kemampuanbiasa.CatatanKisah ini terkenal dalam versi Rumi "Gajah dalam RumahGelap," yang dimuat dalam Matnawi. Guru Rumi, hakim Sanai,menyodorkan versi ini dalam buku pertama yang dianggapklasik di kalangan Sufi, Taman Kebenaran yang Berpagar. Iameninggal tahun 1150.Kedua kisah itu merupakan penyampaian cara pemikiran yangsama, yang menurut tradisi, telah dipergunakan olehguru-guru Sufi selama berabad-abadSI PEMURAHAda seorang kaya dan murah hati yang tinggal di Bokhara.Karena ia memiliki pangkat tinggi dalam hirarki yang takkelihatan, ia dikenal sebagai Pemimpin Dunia. Ia membuatsatu syarat bagi hadiah yang dibagikannya. Setiap haridiberikannya emas kepada segolongan masyarakat --yang sakit,yang janda, dan selanjutnya. Namun tak diberikannya apapunkepada yang membuka mulut.

Page 35: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Tidak semua orang bisa berdiam diri.Pada suatu hari tibalah giliran para hakim menerima hadiah.Salah seorang diantara mereka itu tidak bisa menahan dirimengajukan permohonan sebaik-baiknya.Ia tidak diberi apapun.Tetapi itu bukan usaha terakhir. Hari berikutnya, para cacatdiberi hadiah, dan iapun pura-pura patah anggota badannya.Tetapi Sang Pemimpin mengenalnya, dan ia pun tak mendapatkanapa-apa.Hari berikutnya lagi ia kembali menyamar, menutupi wajahnya,di antara golongan masyarakat yang berbeda. Lagi-lagi iadikenali, dan diusir.Berulang kali ia mencoba, bahkan pernah menyamar sebagaiwanita: namun semuanya tanpa hasil.Akhirnya hakim ini bertemu dengan seorang pengurus jenazahdan memintanya untuk membungkus dirinya dengan kain kafan."Kalau Sang Pemimpin lewat, mungkin ia nanti menganggapkumayat. Ia mungkin melemparkan uang untuk ongkos penguburankudan kau nanti kuberi bagian."Dilaksanakanlah hal itu. Sekeping uang emas dilemparkan olehPemimpin ke bungkusan kafan itu. Hakim itupun menangkapnya,khawatir kalau pengurus jenazah itu menangkapnya lebihdahulu. Kemudian berkatalah ia kepada pemurah itu, "Kautelah mengingkari hadiah untukku. Catat bagaimana aku telahmendapatkannya!""Tak ada yang bisa kau dapatkan dariku," jawab orang murahhati itu, "sampai kau mati." Itulah makna kalimat rahasia'orang harus mati sebelum ia mati.' Hadiah itu datangsetelah 'kematian,' dan tidak sebelumnya. Dan bahkan'kematian' inipun tak mungkin ada tanpa pertolongan."CatatanKisah ini, yang dikutip dari Mathnawi, karya Rumi, sudahjelas dengan sendirinya.Para darwis mempergunakannya untuk menekankan bahwa meskipunanugerah bisa "digaet" oleh Si Cerdik, kemampuan ('emas')yang diambil secara baik-baik dari seorang guru seperti SiPemurah dari Bokhara itu memiliki kekuatan yang melampauiujud luarnya. Itulah SI PENUNGGANG KUDA DAN ULARAda sebuah pepatah yang mengatakan, "sangkalan" orang

Page 36: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

berpengetahuan lebih berharga daripada, "dukungan" si bodoh.Aku, Salim Abdali, bersaksi bahwa hal itu benar dalamjangkauan pengalaman yang lebih agung, juga benar dalamtaraf pengalaman yang lebih rendah.Hal ini terwujud dalam kebiasaan Sang Bijak, yang telahmenurunkan kisah Si Penunggang Kuda dan Ular.Seorang Penunggang kuda, dari suatu tempat yang aman,melihat ada seekor ular menyusup ke dalam tenggorokanseseorang lagi tidur. Penunggang kuda itu menyadari bahwaapabila orang itu dibiarkannya terus tidur, tentulah racunular tersebut akan mematikannyaOleh karena itu ia mencambuk Si Tidur sampai terbangun.Karena mendesaknya waktu, ia pun memaksa orang itu pergiketempat yang terdapat sejumlah buah apel yang busuk, danmemaksanya memakan buah-buah busuk itu. Setelah itu, SiPenunggang Kuda, memaksanya minum air sungaisebanyak-banyaknya.Selama itu, orang tersebut selalu berusaha melepaskan diri,tangisnya, "Apa dosaku, hai kemanusiaan, sehingga aku kausiksa begini kejam?"Akhirnya, ketika ia hampir lemas, dan sore hari tiba, lelakiitu jatuh ke tanah dan memuntahkan buah apel, air, dan ulartadi. Ketika diketahuinya apa yang telah dimuntahkannya, iamemahami apa yang telah terjadi, dan mohon maaf kepada SiPenunggang Kuda.Ini syaratnya. Dalam membaca kisah ini, jangan mengelirukansejarah untuk ibarat, atau ibarat untuk sejarah. Mereka yangdianugerahi pengetahuan memiliki kewajiban. Mereka yangtidak berpengetahuan, tidak memiliki apapun di balik apayang bisa mereka terka-terka.Orang yang di tolong itu mengatakan, "Kalau tadi kaumengatakan hal itu, tentu saya terima perlakuanmu itu denganrasa terima kasih."Si Penunggang Kuda menjawab, "Kalau tadi kukatakan hal itu,tentu kau tidak percaya Atau kau menjadi kejang ketakutan.Atau kau lari pontang-panting. Atau malah tidur lagi."Sambil memacu kudanya, orang yang diliputi rahasia itusegera berlalu.CatatanSalim Abdali (1700-1765) menyebabkan para Sufi menerima

Page 37: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

caci-maki dari pada cerdik-cendekia yang sebelumnya takpernah terjadi karena pernyataannya bahwa seorang Sufi ulungbisa mengetahui ketidakberesan seseorang, dan mungkin harusbertindak cepat dan dengan cara yang tampaknya bertentangandengan seharusnya dilakukan untuk menolong orang itu, danoleh karenanya bisa menimbulkan kemarahan orang-orang yangsebenarnya tidak mengetahui apa yang ia lakukanKisah ini dikutip oleh Abdali dari Rumi. Bahkan kini,mungkin tidak banyak orang mau menerima pernyataan yangtersirat dalam kisah ini. Namun, pernyataan semacam itutelah diterima oleh semua Sufi, dalam bentuk yangberbeda-beda. Dalam komentarnya terhadap hal ini, guru SufiHaidar Gul hanya mengatakan, ada batas tertentu, yangapabila dilanggar menyebabkan keburukan bagi manusia, yaknimenyembunyikan kebenaran hanya agar tidak menyinggungperasaan mereka yang dipikirannya tertutup."PETI KUNO NURI BEYNuri Bey adalah seorang Albania yang suka tepekur dandisegani, yang beristrikan wanita jauh lebih muda daridirinya.Suatu malam, ketika ia pulang lebih awal dan biasanyaseorang pelayan yang setia menghadapnya dan berkata,"Istri Tuan berkelakuan mencurigakan.Ia berada di kamarnya dengan sebuah peti besar, cukup besaruntuk menyimpan orang; peti itu dulu milik kakek Tuan.Mestinya peti itu hanya berisi beberapa sulaman kuno.Hamba yakin, kini didalamnya terdapat lebih dari sekedarsulaman.Dan hamba, yang sejak dulu menjaganya, kini tidakdiperbolehkan membukanya."Nuri pergi kekamar istrinya, dan mendapatkannya duduk murungdisamping peti kayu besar itu."Boleh aku melihat isi kotak itu?" tanya suaminya"Karena kecurigaan pelayan, atau karena Tuan tidak lagimempercayai saya?""Bukankah lebih mudah membukanya saja, tanpa harusmemasalahkan kaitan maksudnya?""Tidak bisa.""Apa terkunci?""Ya"

Page 38: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

"Di mana kuncinya?"Istrinya menunjukkan kunci itu, "Pecat pelayan itu, nantisaya berikan kunci itu kepada Tuan."Pelayan itu dipecat. Wanita itu menyerahkan kunci dan iapunberlalu, tentu dengan pikiran kacau.Nuri Bey berpikir lama. Kemudian dipanggilnya empat orangtukang kebunnya. Malam itu mereka bersama-sama mengangkatpeti itu jauh ke ujung kebun, lalu menguburnya.Masalah itu tidak pernah disebut-sebut lagi.CatatanKisah yang menggelitik ini, yang berulang kali dikatakanmemiliki arti dalam di samping nasehatnya yang jelas,merupakan sebagian dari naskah para darwis pengembara, yangpengayom sucinya adalah Yusuf dari Andalusia pada abadketiga belas.Di Turki, jumlah mereka itu sangat banyak. Kisah ini, dalamversi yang lebih dikembangkan, menyusup ke Bahasa Inggrismelalui karya H.G. Dwight, Stambul Nights 'Malam-malamIstambul,' diterbitkan di Amerika Serikat tahun 1916 dan1922.PINTU SORGAJaman dahulu adalah seorang lelaki yang baik hatinya. Iatelah menjalani hidupnya dengan melakukan segala hal yangmemungkinkan orang masuk sorga. Ia memberi harta kepada simiskin, ia mencintai sesamanya, dan ia mengabdi kepadamereka. Karena mengingat pentingnya kesabaran, ia senantiasabertahan terhadap kesulitan yang besar dan tak diduga-duga,sering itu semua demi kebahagiaan orang lain. Iapunmengadakan perjalanan jauh-jauh untuk mendapatkanpengetahuan. Kerendahhatian dan perilakunya yang pantasditiru begitu dikenal sehingga ia dipuji-puji sebagaiseorang yang bijaksana dan warga yang baik; pujian ituterdengar mulai dari Timur sampai ke Barat, Utara sampai keSelatan.Segala kebaikan itu memang dijalankan --selama ia ingat

melakukannya. Namun ia memiliki kekurangan, yakni kurangperhatian. Kecenderungan itu memang tidak berat, danditimbang dengan kebaikannya yang lain, hal itu merupakancacat kecil saja. Ada beberapa orang miskin yang tak

Page 39: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

tertolongnya, sebab selalu saja ia kurang memperhatikankebutuhan mereka itu. Kasih sayang dan pengabdian punkadang-kadang terlupakan apabila yang dipikirkannya sebagaikebutuhan pribadi muncul dalam dirinya.Ia suka sekali tidur. Dan kadang-kadang kalau ia sedangtidur, kesempatan mendapatkan pengetahuan, atau memahaminya,atau melaksanakan kerendahhatian, atau menambah jumlahtindakannya yang terpuji kesempatan semacam itu lenyapbegitu saja, tak akan kembali lagi.Wataknya yang baik meninggalkan bekas pada dirinya; begitujuga halnya dengan wataknya yang buruk, yakni kurangnyaperhatian itu.Dan kemudian ia meninggal. Menyadari dirinya berada di balikkehidupan ini, dan sedang berjalan menuju pintu-pintu Taman

Berpagar, orang itu istirahat sejenak. Ia mendengarkankata-hatinya. Dan ia merasa bahwa kesempatannya memasukiGerbang Agung itu cukup besar.Disaksikannya gerbang itu tertutup; dan kemudian terdengarsuara berkata kepadanya, "Siagalah selalu; sebab gerbanghanya terbuka sekali dalam seratus tahun." Ia pun dudukmenunggu, gembira membayangkan apa yang akan terjadi. Namun,jauh dari kemungkinan untuk menunjukkan kebaikan terhadapmanusia, ternyata ia menyadari bahwa kemampuannya untukmemperhatikan tidak cukup pada dirinya. Setelah siaga terusselama waktu yang rasanya sudah seabad kepalanyaterkantuk-kantuk. Segera saja pelupuk matanya tertutup. Danpada saat yang sekejap itu, gerbangpun terbuka. Sebelum matasi lelaki itu terbuka sepenuhnya kembali, gerbang itupuntertutup: dengan suara menggelegar yang cukup dahsyat untukmembangunkan orang-orang mati.CatatanKisah ini merupakan bahan pelajaran darwis yang disenangi;kadang-kadang disebut "Parabel Tentang Kurangnya Perhatian,"Meskipun terkenal sebagai kisah rakyat, asal-usulnya takdiketahui. Beberapa orang menganggapnya ciptaan Hadrat Ali,Kalifah Keempat. Yang lain mengatakan bahwa kisah itu begitupenting, sehingga tentunya diucapkan sendiri oleh Nabi,secara rahasia. Jelas kisah ini tidak terdapat dalam HaditsNabi.

Page 40: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Bentuk sastra yang kita pilih ini berasal dari seorangdarwis tak dikenal dari abad ketujuh belas, Amil Baba, yangnaskah-naskahnya menekankan bahwa "pengarang sejati adalahorang yang karyanya tak bernama (anonim), sebab dengan caraitu tak ada yang berdiri antara pelajar dan yangdipelajarinya."DARWIS DAN PUTRI RAJAKonon, ada seorang putri raja yang keelokannya bagaikanrembulan; semua orang mengaguminya.Pada suatu hari, seorang darwis yang sedang akan memasukkanmakanan ke mulutnya, melihat putri tersebut. Makanan itujatuh ke tanah, sebab ia begitu terpesona sehingga tidakbisa menggenggam semestinya.Ketika darwis itu berlalu, Sang Putri tersenyum kepadanya.Tindakan putri itu sungguh-sungguh menyebabkannya sawan,makanannya di tanah, pikirannya lenyap separo. Dalam keadaanmabuk kepayang semacam itu, ia tidak berbuat apapun selamatujuh tahun. Darwis tersebut selama itu tidur di jalan,tempat anjing-anjing tidur.Ia menjadi gangguan bagi Sang Putri, dan para pengawalnyamemutuskan akan membunuh lelaki itu.Tetapi Sang Putri memanggilnya, katanya, "Tak mungkin kitaberdua hidup bersama. Dan budak-budakku akan membunuhmu;oleh karena itu menghilanglah saja,"Lelaki yang merana itu menjawab, "Sejak kulihat Tuan, hidupini tak ada artinya. Mereka akan membunuhku tanpa alasan.Namun, jawablah pertanyaanku yang satu ini, karena Tuanlahyang akan menjadi penyebab kematianku. Mengapa pula duluTuan tersenyum padaku?""Tolol!" kata Sang Putri. "Ketika kulihat betapa tololnyakau waktu itu, aku tersenyum kasihan, bukan karena apa-apa."Dan Putri pun pergi meninggalkannya.CatatanDalam Parlemen Burung, Attar membicarakan kesalahpahamanemosi subyektif yang menyebabkan orang percaya bahwapengalaman tertentu ("senyum Sang Putri") meruapakan hadiahistimewa ("kekaguman"), padahal sebenarnya merupakan halyang sebaliknya ("kasihan").Banyak orang yang salah menafsirkan, sebab karya semacam inimemiliki konvensinya sendiri. Salah tafsir itu beranggapan

Page 41: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

bahwa karangan klasik Sufi adalah cara lain daripenggambaran teknis tentang keadaan kejiwaan.RAKSASA DAN SUFISeorang ahli sufi yang sedang mengadakan perjalanan lewatsebuah perbukitan yang terpencil tiba-tiba berhadapan denganraksasa--setan tinggi besar, yang akan menghancurkannya.Sufi itu berkata, "Baik, silahkan mencobanya; tetapi akubisa mengalahkanmu, sebab aku sangat perkasa dalam pelbagaihal, lebih dari yang kau bayangkan." "Omong kosong," kataRaksasa. "Kau ahli Sufi, yang terpikat pada masalah rohani.Kau tak akan bisa mengalahkan aku, sebab aku memilikikekuatan badaniah, aku tiga puluh kali lebih besar darimu.""Kalau kau menginginkan uji kekuatan," kata Sufi, "ambilbatu ini dan perahlah air darinya." Ia memungut sebutir batukecil lalu memberikannya kepada Si Setan. Setelah berusahasekuat tenaga, Raksasa itu menyerah. "Tak mungkin; tak adaair dalam batu ini. Coba tunjukkan kalau memang ada airnya."Dalam keremang-remangan, Sang Sufi mengambil batu itu, jugamengambil sebutir telur dari kantungnya, lalu memerahkeduanya, meletakkan tangannya di atas tangan Raksasa. SangRaksasa sangat terkesan; sebab orang memang suka terkesanoleh hal-hal yang tidak dipahami, dan menghargainyatinggi-tinggi, lebih tinggi dari yang seharusnya merekaberikan."Aku harus memikirkan hal ini," katanya. "Mari kuajak kau keguaku, dan akan kujamu kau malam ini." Sang Sufimengikutinya masuk ke sebuah gua yang sangat besar, penuhdengan barang-barang milik para pengembara tersesat yangsudah dibunuh, benar-benar merupakan gua Aladin."Berbaringlah disebelahku, dan tidurlah," kata Si Setan,"besok aku akan rnemberikan keputusan." Iapun membaringkandirinya dan segera tertidur.Sang Sufi, yang secara naluri mengetahui adanya bahayapengkhianatan, segera merasa harus bangkit danmenyembunyikan diri ditempat yang agak jauh dari Raksasa.Itu dilakukannya sesudah mengatur tempat pembaringannyatadi, agar seolah-olah nampak ia masih tidur disamping SiRaksasaTidak lama setelah ia pindah tempat itu, Si Raksasa punbangun. Ia mengambil sebuah batang pohon, menghajar Ahli

Page 42: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Sufi yang dikiranya masih tidur disebelahnya itu dengantujuh pukulan yang sangat kuat. Lalu ia berbaring lagi,langsung tidur. Sang Sufi kembali ketempat tidurnya semula,berbaring lalu memanggil Raksasa."O Raksasa, guamu ini sangat menyenangkan, tetapi aku barusaja digigit nyamuk tujuh kali. Kau harus menyingkirkannyamuk itu."Hal ini tentu saja sangat mengejutkan Raksasa sehingga iatidak berani lagi menyerang Sang Sufi. Bagaimanapun, kalauseorang telah dipukul tujuh kali dengan sebuah batang pohonoleh Raksasa yang menggunakan tenaga sekuat-kuatnya...Paginya, Si Raksasa memberikan kantong kulit lembu kepadaSang Sufi, katanya, "Ambil air untuk makan pagi, agar kitabisa membuat teh." Sang Sufi tidak mengambil kantong itu(yang begitu besar sehingga diangkatpun sulit), tetapi pergimenuju ke sebuah sungai kecil untuk menggali saluran airkecil ke arah gua. Si Raksasa menjadi haus, "Kenapa tak kaubawa air?""Sabar, Sobat, saya sedang membuat saluran tetap menujumulut gua, agar nantinya kau tak usah membawa-bawa kantongberat itu untuk mengambil air." Tetapi Raksasa itu terlaluhaus dan tak sabar menanti. Diambilnya kantong kulit itu,lalu ia menuju ke sungai mengisinya dengan air. Ketika tehsudah tersedia, ia meminum beberapa galon, dan pikirannyamulai menjadi agak jernih. "Kalau kau memang kuat --dan kaumemang telah membuktikannya-- kenapa tak bisa kau galisaluran itu secara cepat, tetapi sejengkal demi sejengkal?""Sebab," kata Sang Sufi, "tak ada hal yang sungguh-sungguhberharga bisa dikerjakan tanpa penggunaan tenaga sesedikitmungkin. Setiap hal menuntut penggunaan tenagasendiri-sendiri; dan saya menggunakan tenaga sesedikitmungkin untuk menggali saluran. Disamping itu, aku tahubahwa kau begitu terbiasa menggunakan kantong kulit itusehingga tidak bisa meninggalkan kebiasaanmu."CatatanKisah ini sering terdengar di warung-warung di Asia Tengah,dan menyerupai cerita rakyat di Eropa pada abad pertengahan.Versi ini berasal dari suatu Majmua (kumpulan kisah darwis)yang aslinya ditulis oleh Hikayati pada abad kesebelas,menurut kolofon, tetapi dalam bentuknya yang kita baca ini

Page 43: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

ia berasal dari abad ke enam belas.PERUMPAMAAN TENTANG ORANG-ORANG RAKUSZaman dahulu ada seorang petani yang suka bekerja keras danberbudi baik, yang mempunyai beberapa anak laki-laki yangmalas dan rakus. Ketika sekarat, Si Tua mengatakan kepadaanak-anaknya bahwa mereka akan menemukan harta karun kalaumau menggali tempat tertentu di kebun. Segera setelah ayahitu meninggal, anak-anaknya bergegas kekebun, menggalinyadan satu sudut ke sudut lain, dengan putus asa dan kehendakyang semakin memuncak setiap kali mereka tidak menemukanemas di tempat yang disebut ayahnya tadi.Namun mereka sama sekali tidak menemukan emas. Karenamenyadari bahwa ayah mereka itu tentunya telahmembagi-bagikan emasnya semasa hidupnya, lelaki-lelaki mudaitupun menanggalkan usahanya. Akhirnya, terpikir juga olehmereka, karena tanah sudah terlanjur dikerjakan, tentunyalebih baik ditanami benih. Mereka pun menanam gandum, yanghasilnya melimpah-limpah. Mereka menjualnya, dan tahun itumereka menjadi kaya.Setelah musim panen, mereka-berpikir lagi tentang hartaterpendam yang mungkin masih luput dari penggalian mereka;mereka pun menggali lagi ladang mereka, namun hasilnya samasaja.Setelah bertahun-tahun lamanya, merekapun menjadi terbiasabekerja keras, disamping juga mengenal musim, hal-hal yangtidak pernah mereka pahami sebelumnya. Kini mereka memahamicara ayah mereka melatih mereka; mereka pun menjadipetani-petani yang jujur dan senang. Akhirnya merekamemiliki kekayaan yang cukup untuk membuat mereka samasekali melupakan perkara harta terpendam tersebut.Itulah juga ajaran tentang pengertian terhadap nasib manusiadan karma kehidupan. Guru, yang menghadapi ketidaksabaran,kekacauan, dan ketamakan murid murid, harus mengarahkanmereka ke suatu kegiatan yang diketahuinya akan bermanfaatdan menguntungkan mereka tetapi yang kepentingan dantujuannya sering tidak terlihat oleh murid-mulid itu karenakebelumdewasaan mereka.CatatanKisah ini, yang menggarisbawahi pernyataan bahwa seseorangbisa mengembangkan kemampuan tertentu meskipun ia sebenarnya

Page 44: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

berusaha mengembangkan kemampuannya yang lain, dikenalsangat luas. Hal ini mungkin disebabkan adanya pengantaryang berbunyi, "Mereka yang mengulangnya akan mendapatkanlebih dari yang mereka ketahui."

Kisah ini diterbitkan oleh seorang ulama Fransiskan, RogerBacon (yang mengutip filsafat Sufi dan mengajarkannya diOxford, dan kemudian dipecat dari universitas itu atasperintah Paus) dan oleh ahli kimia abad ketujuh belas,Boerhaave.Versi ini berasal dari Hasan dari Basra, Sufi yang hiduphampir seribu dua ratus tahun yang lalu.MIMPI DAN IRISAN ROTITiga orang musafir menjadi sahabat dalam suatu perjalananyang jauh dan melelahkan; mereka bergembira dan berdukabersama, mengumpulkan kekuatan dan tenaga bersama.Setelah berhari-hari lamanya mereka menyadari bahwa yangmereka miliki tinggal sepotong roti dan seteguk air dikendi. Mereka pun bertengkar tentang siapa yang berhakmemakan dan meminum bekal tersebut. Karena tidak berhasilmencapai persesuaian pendapat, akhirnya mereka memutuskanuntuk membagi saja makanan dan minuman itu menjadi tiga.Namun, tetap saja mereka tidak sepakat.Malampun turun; salah seorang mengusulkan agar tidur saja.Kalau besok mereka bangun, orang yang telah mendapatkanmimpi yang paling menakjubkan akan menentukan apa yang harusdilakukan.Pagi berikutnya, ketiga musafir itu bangun ketika matahariterbit."Inilah mimpiku," kata yang pertama. "Aku berada ditempat-tempat yang tidak bisa digambarkan, begitu indah dantenang. Aku berjumpa dengan seorang bijaksana yangmengatakan kepadaku, 'Kau berhak makan makanan itu, sebabkehidupan masa lampau dan masa depanmu berharga, dan pantasmendapat pujian.""Aneh sekali," kata musafir kedua. "Sebab dalam mimpiku, akujelas-jelas melihat segala masa lampau dan masa depanku.Dalam masa depanku, kulihat seorang lelaki maha tahu,berkata, 'Kau berhak akan makanan itu lebih darikawan-kawanmu, sebab kau lebih berpengetahuan dan lebih

Page 45: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

sabar. Kau harus cukup makan, sebab kau ditakdirkan untukmenjadi penuntun manusia."Musafir ketiga berkata, "Dalam mimpiku aku tak melihatapapun, tak berkata apapun. Aku merasakan suatu kekuatanyang memaksaku bangun, mencari roti dan air itu, lalumemakannya di situ juga. Nah, itulah yang kukerjakansemalam."CatatanKisah ini salah sebuah yang dianggap merupakan karangan Syah

Mohammad Gwath Syatari, yang meninggal tahun 1563. Iamenulis risalah terkenal, Lima Permata, yang menggambarkancara pencapaian taraf lebih tinggi manusia dalam terminologisihir dan tenaga gaib, yang didasarkan pada model-modelkuno. Ia merupakan Guru yang telah melahirkan lebih dariempat belas Kaum dan sangat dihargai oleh Maharaja India,Humayun.Meskipun ia dipuja-puja beberapa kalangan sebagai orangsuci, beberapa tulisannya dianggap oleh golongan pendetasebagai menyalahi aturan suci, dan oleh karenanya merekamenuntutnya agar dihukum. Ia akhirnya dibebaskan darituduhan murtad, karena hal-hal yang dikatakan dalam keadaanpikiran yang istimewa tidak bisa dinilai dengan ukuranpengetahuan biasa. Makamnya di Gwalior, yang merupakantempat ziarah Sufi yang sangat penting.Alur yang sama juga dipergunakan dalam kisah-kisah Kristenyang tersebar di kalangan pendeta pada abad pertengahan.ORANG-ORANG YANG SAMPAIImam Al-Ghazali mengisahkan suatu cerita dalam kehidupan Isabin Maryam.Pada suatu hari Isa melihat orang-orang duduk bersedih disebuah tembok, dipinggir jalan.Tanyanya, "Apa gerangan yang merundungmu semua?"Jawab mereka, "Kami menjadi seperti ini lantaran ketakutankami menghadapi neraka."Isapun meneruskan perjalanannya, dan melihat sejumlah orangberkelompok berduka dalam berbagai gaya dipinggir jalan.Katanya, "Apa gerangan yang merundung kalian?" Merekamenjawab, "Keinginan akan sorga telah membuat kami semuabegini."

Page 46: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Isa pun melanjutkan perjalanannya, sampai ia bertemu dengankelompok ketiga. Tampaknya orang-orang itu telah menderitaamat sangat, tetapi wajah mereka bersinar bahagia.Isa bertanya, "Apa gerangan yang telah membuatmu begitu?"Mereka menjawab, "Semangat Kebenaran. Kami telah melihatKenyataan, dan hal itu telah menyebabkan kami melupakantujuan-tujuan lain yang sepele."Isa berkata, "Orang-orang itu telah sampai. Pada HariPerhitungan nanti, merekalah yang akan berada di SisiTuhan."CatatanKisah Sufi tentang Yesus ini sering mengejutkan mereka yangpercaya bahwa kemajuan rohaniah hanya tergantung padapengolahan masalah ganjaran dan siksa.Para Sufi mengatakan bahwa hanya orang-orang tertentu bisamengambil keuntungan dari pelibatan diri pada masalah untungatau rugi; dan bahwa hal ini mungkin hanya merupakansebagian saja dari pengalaman orang-seorang. Mereka yangtelah mempelajari pelbagai cara dan akibat keadaan danpencekokan (conditioning and indoctrination) mungkin merasasepakat dengan pandangan tersebut.Tentu saja, kaum agamawan formal, dalam pelbagaikeyakinannya tidak mengakui bahwa pilihan sederhana atasbaik-buruk, ketegangan-kelonggaran, ganjaran-siksa hanyalahsekedar bagian-bagian suaConvert PDF By [email protected] DARI SORGAYunus, putra Adam, pada suatu saat memutuskan untuk tidaksekedar menyerahkan hidupnya pada nasib, tetapi mencari caradan alasan penyediaan kebutuhan manusia."Aku manusia," katanya kepada dirinya sendiri. "Sebagaimanusia aku mendapat sebagian dari kebutuhan dunia, setiaphari. Bagian itu aku dapat karena usahaku sendiri, didukungoleh usaha orang lain juga. Dengan menyederhanakan prosesini, aku akan mencari tahu bagaimana cara makanan mencapaimanusia, dan belajar sesuatu mengenai bagaimana danmengapanya. Daripada hidup di dunia kacau-balau ini, dimanamakanan dan kebutuhan lain jelas datang melalui masyarakat,aku akan menyerahkan diriku kepada Penguasa langsung yangmemerintah segalanya. Pengemis hidup lewat perantara: Lelaki

Page 47: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

dan wanita yang pemurah, yang merelakan sebagian hartanyaberdasarkan desakan hati yang tidak sepenuh-penuhnya. Merekamelakukan itu karena telah dididik berbuat demikian. Akutidak mau menerima sumbangan yang tidak langsung itu."Selesai berbicara sendiri itu, iapun berjalan ke tempatterpencil, menyerahkan dirinya kepada bantuan kekuatan gaibdengan keyakinan yang sama seperti ketika ia menyerahkandirinya kepada bantuan yang kasat mata, yakni ketika ia dulumenjadi guru di sebuah sekolah.Ia pun jatuh tertidur, yakin bahwa Allah akan menguruskebutuhannya sebaik-baiknya, sama seperti burung-burung danbinatang lain mendapatkan keperluannya di dunia merekasendiri.Waktu subuh, kicau burung membangunkannya, dan anak Adam itumula-mula berbaring saja, menanti munculnya makanan.Meskipun ia mula-mula sepenuhnya menyerahkan dirinya kepadakekuatan gaib dan yakin bahwa ia akan mampu memahaminyakalau kekuatan gaib itu mula bekerja di tempat itu, Yunussegera menyadari bahwa renungan saja tidak akan banyakmembantunya di medan yang tidak biasa ini.Ia berbaring di tepi sungai, dan menghabiskan seluruh harimemperhatikan alam, mengintai ikan di sungai, danbersembahyang. Satu demi satu lewatlah orang-orang kaya danberkuasa, disertai pengiring yang naik kuda bagus-bagus;terdengar kelinting pakaian kuda menandakan keyakinan jalanyang ditempuhnya, dan mendengar salam orang-orang itu karenamereka melihat ikat kepala yang dikenakannya.Kelompok-kelompok penziarah beristirahat dan mengunyah kuekering dan keju, dan air liurnya pun semakin mengucurmembayangkan makanan yang paling sederhana."Ini hanya ujian, dan semua akan segera berlalu," pikirYunus, ketika ia selesai mengerjakan sembahyang Isya, danmemulai tepekurnya menurut cara yang pernah diajarkankepadanya oleh seorang darwis yang memiliki pandangan tajamdan luhur dalam mencapai tujuan.Malam pun berlalu.Dan Yunus sedang duduk menatap berkas-berkas sinar matahariyang patah-patah terpantul di Sungai Tigris yang agung,ketika lima jam sesudah subuh, pada hari kedua, tampakolehnya sesuatu menyembul-nyembul di antara alang-alang.

Page 48: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Barang itu ternyata sebuah bungkusan daun yang diikat denganserabut kelapa.Yunus, anak Adam, terjun ke sungai dan mengambil benda anehitu.Beratnya sekitar setengah kilogram. Ketika dibukanyapengikat itu, bau yang sedap menyerang lubang hidungnya.Yunus mendapat halwa Bagdad. Halwa makanan itu, dibuat daricairan buah badam, air mawar madu, dan kacang - dan pelbagaibahan lain yang berharga - oleh karenanya sangat digemarikarena rasanya yang enak dan khasiatnya yang tinggi bagikesehatan. Putri-putri cantik penghuni harem menggigit-gigitnya karena rasanya yang enak; para prajurit membawanyake medan perang karena bisa menimbulkan ketahanan tubuh. Iapun bisa dipergunakan untuk mengobati seratus penyakit."Keyakinanku terbukti!" kata Yunus. "Dan kini tinggalmengujinya. Jika ada halwa yang sebesar ini, atau makananyang sama, diantarkan kepadaku lewat sungai ini setiaphari, atau pada waktu-waktu yang teratur, aku akanmengetahui cara yang ditempuh oleh Sang Pemeliharauntuk memberi makanan padaku. Dan sesudah itu aku bisamenggunakan akalku untuk mencari sumbernya."Tiga hari berturut-turut sesudah itu, pada jam-jam yangtepat sama, sebungkus halwa terapung menuju ke tempat Yunus.Ia berkeyakinan kuat bahwa hal itu merupakan penemuan yangmaha penting. Kita sederhanakan saja keadan kita, dan Alamterus menjalankan tugasnya dengan cara yang kira-kira sama.Hal itu saja melupakan penemuan yang dirasanya harusdisebarkan ke seluruh dunia. Bukankah sudah dikatakan,"Kalau kau mengetahui sesuatu, ajarkan itu." Namun kemudiandisadarinya bahwa ia tidak mengetahui, ia baru mengalami.Langkah berikutnya yang harus ditempuh adalah mengikutijalan halwa itu mudik sampai ia mencapai sumbemya. Tentu iananti tidak hanya mengetahui asal usulnya, tetapi juga carabagaimana makanan itu sengaja disediakan untuk dimakannya.Berhari-hari lamanya Yunus mengikuti alur sungai setiap harisecara teratur tetapi pada waktu yang semakin lama semakinawal halwa itu muncul, dan Yunus memakannya.Akhirnya Yunus melihat bahwa sungai itu bukannya tambahsempit di udik, tetapi malah melebar. Di tengah-tengahsungai yang luas itu terdapat sebidang tanah yang amat

Page 49: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

subur. Di tanah itu berdiri sebuah istana yang kokoh namunindah. Dari sanalah, pikirnya, makanan itu berasal.Ketika ia sedang memikirkan langkah berikutnya Yunus melihatseorang darwis yang tinggi dan kusut, yang rambutnya kusutbagaikan pertapa dan pakaiannya bertambal warna-warni,berdiri dihadapannya."Salam, Bapak," kata Yunus."Salam, huuu!" jawab pertapa itu keras. "Apa pula urusanmudisini?""Saya melakukan suatu penyelidikan suci," anak Adam itumenjelaskan, "dan saya harus mencapai benteng di seberangitu untuk menyempurnakannya. Barangkali Bapak mengetahuiakal agar saya bisa kesana?""Karena tampaknya kau tak mengetahui apa-apa tentang bendaitu, walaupun aku sendiri menaruh minat padanya," katapertapa itu, "akan kuberi tahu juga kau tentangya.Pertama-tama, putri seorang raja tinggal di sana, dalamtawanan dan pembuangan, dijaga oleh sejumlah dayang-dayangjelita, memang enak, tetapi terbatas juga geraknya. SangPutri tidak bisa melarikan diri sebab lelaki yang menangkapdan memenjarakannya disana -karena Sang Putri menolaklamarannya- telah mendirikan rintangan-rintangan yang kokohtak terlampaui, yang tak tampak oleh mata. Kau harusmengungguli rintangan-rintangan itu agar bisa memasukibenteng dan mencapai tujuanmu.""Bapak bisa menolong saya?""Aku sendiri sedang akan memulai perjalanan khusus demipengabdian. Tetapi, kukatakan padamu rahasia sepatah kata,Wazifa, yang-kalau memang sesuai untuk itu- akan membantumumengumpulkan kekuatan gaib para Jin berbudi, makhluk api,yakni satu-satunya makhluk yang dapat mengungguli kekuatansihir yang telah mengunci benteng tersebut. Semoga kauselamat." Dan pertapa itupun pergi, setelah mengucapkansuara-suara aneh berulang-ulang dan bergerak tangkas dancekatan, sangat mengagumkan mengingat sosoknya yang patutdimuliakan itu.Berhari-hari lamanya Yunus duduk latihan dan memperhatikanmunculnya halwa. Kemudian, pada suatu malam ketika sedangdisaksikannya matahari bersinar-sinar di menara benteng,tampak olehnya pemandangan yang aneh. Disana, berkilauan

Page 50: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

dalam keindahan sorgawi, berdirilah seorang gadis yangtentunya putri yang dikisahkan itu. Beberapa saat lamanya iaberdiri menyaksikan matahari, dan kemudian menjatuhkansesuatu ke ombak yang mengalun jauh di bawah kakinya -yangdijatuhkannya itu adalah halwa. Nah, ternyata itulah sumberlangsung karunianya."Sumber Makanan Sorga!" teriak Yunus. Kini ia merasa beradadiambang kebenaran. Kapanpun nanti, Pemimpin Jin, yangdipanggil-panggilnya lewat wazifa darwis, tentu datang, danakan dapatlah ia mencapai benteng, putri, dan kebenaran itu.Tidak berapa lama sesudah pikiran itu melintas di benaknya,ia merasa dirinya terbawa terbang melewati langit yangtampaknya seperti kerajaan dongeng, penuh dengan rumah-rumahyang indah mengagumkan. Ia memasuki salah satu diantaranya,dan disana berdiri seorang makhluk bagai manusia, yangsebenarnya bukan manusia: tampaknya masih muda, namunbijaksana, dan jelas sudah sangat tua. "Hamba," kata makhlukitu, "adalah Pemimpin Jin, dan hamba telah membawa Tuankemari sesuai dengan permintaan Tuan melalui Nama Agung yangtelah diberikan kepada Tuan oleh Sang Darwis Agung. Apa yangbisa hamba lakukan untuk Tuan?""O Pemimpin Jin yang perkasa," kata Yunus gemetar, "akuPencari Kebenaran,dan jawaban bagi pencarianku itu hanyabisa aku dapatkan di dalam benteng yang mempesona di dekattempatku berdiri ketika kau memanggilku ke mari. Berilah akukekuatan untuk memasuki benteng itu dan untuk berbicarakepada putri yang terkurung di sana.""Permohonan dikabulkan!" kata Sang Pemimpin Jin. "Tetapiketahuilah, orang mendapatkan jawaban bagi pertanyaannyasesuai dengan kemampuannya memahami dan persiapannyasendiri.""Kebenaran tetap kebenaran," kata Yunus, "dan aku akanmendapatkannya, apa pun juga ujudnya nanti. Berikan anugerahitu."Segera saja Yunus dikirim cepat-cepat dalam keadaan takkelihatan (dengan kekuatan sihir Jin), dikawal olehsekelompok Jin kecil-kecil sebagai pembantunya, yang olehPemimpinnya diberi tugas mempergunakan kepandaian khususnyauntuk membantu manusia yang sedang mencari kebenaran itu.Ditangan Yunus ada sebuah batu cermin khusus yang menurut

Page 51: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

petunjuk Pemimpinnya diberikan tugas mempergunakankepandaian khususnya untuk membantu manusia yang sedangmencari kebenaran itu. Di tangan Yunus ada sebuah batucermin khusus yang menurut petunjuk Pemimpin Jin harusdiarahkan ke benteng untuk melihat rintangan-rintangan yangtak kelihatan.Lewat batu itulah anak Adam mengetahui bahwa bentengtersebut di jaga oleh sederet raksasa, tak tampak tetapimengerikan, yang menghantam siapapun yang mendekat. Jin-jinpembantu yang ahli dalam tugas khusus berhasil menyinPENYUSUNAN SEJARAHKonon, ada sebuah kota yang terdiri dari dua jalan yangsejajar. Seorang darwis berjalan lewat salah satu jalan itu,dan ketika ia mencapai jalan yang satu lagi, orang-orangmelihat matanya berlinang air mata. "Ada yang meninggal dijalan sebelah itu!" teriak seseorang. Anak-anak yang disekitar itupun segera mendengar teriakan tersebut.Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa darwis itu telahmengupas bawang.Dalam sekejap teriakan itu telah mencapai jalan pertama; danorang-orang dewasa di kedua jalan itu begitu sedih dankhawatir (sebab masyarakat di kedua jalan itu masih salingberebut) sehingga mereka takut mengusut sebab-musabahkehebohan itu sampai tuntas.Seorang bijaksana berusaha bernalar dengan orang-orang dikedua jalan tersebut, menanyakan mengapa mereka tidakmengusut sebab-musababnya. Dalam keadaan begitu bingunguntuk memahami yang dikatakannya sendiri, beberapa orangberucap, "Yang kami tahu, ada wabah di jalan sana."Kabar burung ini pun menyebar bagai kobaran api sehinggaorang-orang di jalan ini beranggapan orang-orang di jalanyang lain tertimpa bencana; demikian pula sebaliknya.Ketika ketenangan kembali terasa, masing-masing masyarakatmemutuskan untuk pindah saja demi keselamatan. Demikianlah,akhirnya kedua jalan di kota itu sama sekali ditinggalkanpenghuninya.Kini, beberapa abad kemudian, kota itu masih ditinggalkan;tidak berapa jauh darinya terdapat dua buah desa.Masing-masing desa mempunyai kisahnya sendiri tentangbagaimana mula-mula rakyatnya mengadakan perpindahan dari

Page 52: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

sebuah kota yang tertimpa bencana, beruntung bisa melarikandiri dari malapetaka tak dikenal, pada masa yang jauhlampau.CatatanDalam ajaran kejiwaannya, para Sufi menyatakan bahwapenyampaian pengetahuan secara biasa mudah menyebabkankekeliruan karena adanya penambahan atau pengurangan daningatan yang salah; karenanya pengetahuan semacam itu tidakbisa dipergunakan sebagai pengganti persepsi langsung ataskenyataan.Kisah yang menggambarkan subyektivitas otak manusia inidikutip dari buku pelajaran Asrar-i-Khilwatia 'Rahasia ParaPertapa,' karangan Syeh Qalandar Syah, anggota KaumSuhrawardi, yang meninggal tahun 1832. Makamnya di Lahore,Pakistan.SEMUT DAN CAPUNGSeekor semut yang pikirannya tersusun dalam rencana teratur,sedang mencari-cari madu ketika seekor capung hinggapmenghisap madu dari bunga itu. Capung itu melesat pergiuntuk kemudian datang kembali.Kali ini Si Semut berkata,"Kau ini hidup tanpa usaha, dan kau tak punya rencana.

Karena kau tak punya tujuan nyata ataupun kira-kira, apapula ciri utama hidupmu dan kapan pula berakhir?"Kata Si Capung,"Aku bahagia, dan aku mencari kesenangan, ini jelas ada dannyata. Tujuanku adalah tanpa tujuan. Kau boleh merencanakansekehendakmu; kau tak bisa meyakinkanku bahwa ada yang lebihberharga daripada yang kulakukan ini. Kaulaksanakan sajarencanamu, dan aku rencanaku."Semut berpikir,"Yang tampak padaku ternyata tak tampak olehnya. Ia tahu apayang terjadi pada semut. Aku tahu apa yang terjadi padacapung. Ia laksanakan rencananya, aku laksanakan rencanaku."Dan semutpun berlalu, sebab ia telah memberikan teguransebaik-baiknya dalam masalah itu.Beberapa waktu sesudah itu, mereka pun bertemu lagi.Si Semut menemukan kedai tukang daging, dan ia berdiri dibawah meja tumpuan daging dengan bijaksana, menunggu saja

Page 53: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

apa yang mungkin datang padanya.Si Capung, yang melihat daging merah dari atas, menukik danhinggap diatasnya. Pada saat itu pula, parang tukang dagingberayun dan membelah capung itu menjadi dua.Separoh tubuhnya jatuh di lantai dekat kaki semut itu.Sambil menangkap bangkai itu dan mulai menyeretnya kesarang, semut itu berkata kepada dirinya sendiri."Rencananya tamat sudah, dan rencanaku terus berjalan. Ialaksanakan rencananya -sudah berakhir, Aku laksanakanrencanaku -mulai berputar. Kebanggaan tampaknya penting,nyatanya hanya sementara. Hidup memakan, berakhir dengandimakan. Ketika aku katakan hal ini, yang mungkindipikirkannya adalah bahwa aku suka merusak kesenangan oranglain."CatatanKisah yang hampir serupa ditemukan juga dalam karya Attar,Kitab Ketuhanan, meskipun penerapannya agak berbeda. Versiini dikisahkan oleh seorang darwis Bokhara dekat makamAl-Syah, yakni Bahaudin Naqsibandi, enam puluh tahun yanglalu. Sumbernya adalah buku catatan seorang Sufi yangdisimpan dalam Masjid Agung di Jalalabad.MEMBAWA SEPATUDua orang saleh dan terhormat pergi ke masjid bersama-sama.Yang pertama melepas sepatunya, lalu meletakkannya rapi-rapidi luar pintu. Yang kedua melepaskan sepatunya, menangkupkandi kedua solnya, lalu membawanya masuk masjid.Sekelompok orang-orang saleh lain, yang duduk di dekat pintumasjid. Terdengar pembicaraan tentang kedua orang yang barumasuk tadi; yang mana diantara keduanya yang benar. "Jikaorang masuk mesjid telanjang kaki, bukankah sebaiknyameninggalkan saja sepatunya di luar?" tanya seseorang.Seorang yang lain menyambung, "Tetapi tidakkah kita harusmempertimbangkan bahwa orang yang membawa sepatunya kemasjid itu selalu ingat akan dirinya?"Ketika dua orang saleh itu selesai sembahyang, merekaditanyai secara terpisah tentang masalah itu oleh keduakelompok yang tadi berbeda pendapat.Orang pertama menjawab, "Saya meninggalkan sepatu di luarmasjid atas alasan biasa. Jika seandainya ada orang yangingin mencurinya, ia akan berusaha untuk menahan dirinya

Page 54: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

agar tidak melakukan tindakan haram itu, dengan demikianiapun telah mendapatkan kebaikan bagi dirinya sendiri."Pendengarnya sangat terkesan oleh ucapan orang yang salehitu, yang menganggap harta miliknya tak begitu berharga,sehingga diserahkan begitu saja kepada nasib yang mungkinmenimpanya.Pada saat yang sama, orang kedua berkata, "Saya membawasepatu saya ke masjid karena apabila saya tinggalkan diluar, mungkin akan menimbulkan dorongan untuk mencurinya.Siapa pun yang tak bisa menahan dorongan ini tentulahmelibatkanku dalam dosanya." Pendengarnya sangat terkesanoleh pernyataan yang saleh itu dan memuji kedalamanpikirannya.Namun, ada orang lain, yang juga bijaksana, yang beradadiantara kerumunan itu, berteriak, "Sementara kalian berduadan para pengikutmu terbuai dalam perasaan kecilmu, salingbicara tentang hal-hal yang diandaikan, ada hal-hal yangsesungguh-sungguh nyata baru saja terjadi.""Apa itu?" tanya kerumunan orang itu."Tak ada seorangpun yang tergoda oleh sepatu itu. Tak adaorang yang tak tergoda oleh sepatu itu. Si pendosa yangdiandaikan itu tak pernah lewat. Namun, seseorang yang samasekali lain telah memasuki masjid, seseorang yang takmemiliki sepatu-- yang tak memikirkan akan meninggalkannyadi luar pintu atau membawanya ke dalam. Tak ada seorangpunyang memperhatikan perilakunya. Ia tidak menyadari akibatyang di timbulkannya terhadap orang-orang yang melihatnyaatau tak melihatnya. Namun, karena ketulusannya yangmendalam, doa-doanya di masjid hari ini secara langsungmembantu meringankan orang-orang yang mungkin sunguh-sungguhmencuri atau tidak jadi mencuri atau memperbaiki diri

sendiri karena menghadapi godaan."Apakah belum juga kau ketahui bahwa sekedar perilaku yangsepenuhnya disadari, betapapun berharganya dalampengertiannya sendiri, merupakan hal yang tak berartiapabila diketahui bahwa sesungguhnya ada orang-orang yangsungguh-sungguh, bijaksana?CatatanKisah ini, yang berasal dari ajaran Kaum Khilwati, didirikan

Page 55: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

oleh Khilwati yang meninggal tahun 1397, sering sekalidikutip. Pokok pikirannya, yang tersebar luas di kalangandarwis, adalah keyakinan bahwa mereka yang telahmengembangkan nilai-nilai batiniyah memiliki pengaruh yangjauh lebih besar terhadap masyarakat daripada mereka yangberusaha bertindak berdasarkan alasan moral saja. Yangpertama disebut "Manusia Tindakan yang Sebenar-benarnya,"yang kedua "Mereka yang Tak Tahu namun seolah-olah Tahu! "SIFAT MURIDDiceritakan bahwa Ibrahim Khawas, ketika ia masih muda,ingin mengikuti seorang guru. Iapun mencari seorang bijak,dan mohon agar diperbolehkan menjadi pengikutnya.Sang Bijak berkata. "Kau belum lagi siap."Karena anak muda itu bersikeras juga, guru itu berkata,"Baiklah, aku akan mengajarimu sesuatu. Aku akan berziarahke Mekkah. Kau ikut."Murid itu teramat gembira."Karena kita mengadakan perjalanan berdua, salah seorangharus menjadi pemimpin," kata Sang Guru "Kau pilih jadi apa?""Saya ikut saja, Bapak yang memimpin," kata Ibrahim."Tentu aku akan memimpin, asal kau tahu bagaimana menjadipengikut," kata Sang Guru.Perjalananpun dimulai. Sementara mereka beristirahat padasuatu malam di padang pasir Hejaz, hujan pun turun. Sangguru bangkit dan memegangi kain penutup, melindungi muridnyadari kebasahan."Tetapi seharusnya sayalah yang melakukan itu bagi Bapak,"kata Ibrahim."Aku perintahkan agar kau memperbolehkan aku melindungimu,"kata Sang Bijak.Siang harinya, anak muda itu berkata, "Nah ini hari baru.Sekarang perkenankan saya menjadi pemimpin, dan Bapakmengikut saya." Sang gurupun setuju."Saya akan mengumpulkan kayu, untuk membuat api," katapemuda itu."Kau tak boleh melakukan itu; aku yang akan melakukannya,"kata Sang Bijak."Saya memerintahkan agar Bapak duduk Saja sementara sayamengumpulkan kayu!" kata pemuda itu."Kau tak boleh melakukan hal itu," kata orang bijaksana itu;

Page 56: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

"sebab hal itu tidak sesuai dengan syarat menjadi murid;pengikut tidak boleh membiarkan dirinya dilayani olehpemimpinnya."Demikianlah, setiap kali Sang Guru menunjukkan kepada muridapa yang sebenarnya makna menjadi murid dengancontoh-contoh.Mereka berpisah di gerbang Kota Suci. Waktu kemudian bertemudengan orang bijaksana itu, Si pemuda tidak berani menatapmatanya."Yang kaupelajari itu," kata Sang Bijak, "adalah sesuatuyang berkaitan dengan sedikit menjadi murid."CatatanIbrahim Khawas ('Si Penganyam Palem') memberi batasan jalanSufi sebagai, "Biarkan saja apa yang dilakukan untukmudikerjakan orang untukmu. Kerjakan sendiri apa yang haruskau kerjakan bagi dirimu sendiri."Kisah ini menggaris-bawahi dengan cara dramatik, perbedaanantara apa yang dipikirkan calon pengikut tentang bagaimanaseharusnya hubunganya dengan gurunya, dan bagaimana hubungantersebut dalam kenyataannya.Khawas adalah salah seorang di antara guru-guru agung zamanawal, dan perjalanan ini dikutip oleh Hujwiri dalamPengungkapan Yang Terselubung, ikhtisar tertua yang masihada tentang Sufisme dalam Bahasa Persia.SI TOLOL, SI BIJAK, DAN KENDISeorang tolol merupakan panggilan bagi orang biasa, yangsenantiasa salah menafsirkan apa yang terjadi atasnya, apayang dikerjakannya, atau apa yang dilakukan orang lain. Iamelakukan semuanya itu begitu meyakinkan sehingga bagidirinya dan orang-orang semacamnya segi kehidupan danpemikiran yang luas tampak masuk akal dan benar.Seorang tolol semacam itu pada suatu hari disuruh membawakendi menemui seorang bijaksana untuk meminta anggur. Ditengah jalan, karena kecerobohannya Si Tolol itumembenturkan kendinya ke batu, dan pecah.Ketika ia sampai dirumah orang bijaksana itu, ia memberikanpegangan kendinya, katanya, "Tuan Anu menyuruh sayamemberikan kendi ini kepada Tuan, tetapi di tengah jalan iadicuri batu."Karena terhibur dan ingin mendengar seluruh ceritanya, orang

Page 57: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

bijaksana itu bertanya."Karena kendi itu telah di curi, kenapa kau berikan kepadakupegangannya?""Saya tidak setolol yang disangka orang," kata Si Tolol itu,"oleh karena saya membawa pegangan kendi ini untukmembuktikan kebenaran ceritaku."CatatanSuatu pokok pembicaraan yang banyak beredar di kalangan gurudarwis adalah bahwa kemanusiaan umumnya tidak bisamembedakan suatu kecenderungan tersembunyi di balikperistiwa-peristiwa, yang mestinya memungkinkannyamemanfaatkannya sepenuh-penuhnya. Mereka yang mampu melihatkecenderungan itu disebut Sang Bijaksana, sementara orangkebanyakan disebut "tidur," atau di panggil Si Tolol.Kisah ini, yang dalam Bahasa Inggris dikutip oleh KolonelWilberforce Clarke (Diwan-i-Hafiz) merupakan salah satucontoh khas. Dengan menyerap ajaran itu lewat tokoh dankisah yang dilebih-lebihkan, orang-orang tertentu mampubenar-benar "memekakan" diri untuk menangkap kecenderungantersembunyi itu.Kutipan ini berasal dari kumpulan kisah Sufi yang dikerjakanoleh Pir-i-do-Sara, "Yang mengenakan Jubah Bertambal" yangmeninggal tahun 1790 dan dimakamkan di Mazar-i-Sharif,Turkestan.SULTAN YANG MENJADI ORANG BUANGANSeorang Sultan Mesir konon mengumpulkan orang orangterpelajar, dan-seperti biasanya--timbullah pertengkaran.Pokok masalahnya adalah Mikraj Nabi Muhammad. Dikatakan,pada kesempatan tersebut Nabi diambil dari tempat tidurnya,dibawa ke langit. Selama waktu itu ia menyaksikan sorganeraka, berbicara dengan Tuhan sembilan puluh ribu kali,mengalami pelbagai kejadian lain--dan dikembalikan kekamarnya sementara tempat tidurnya masih hangat. Kendi airyang terguling karena tersentuh Nabi waktu berangkat, airnyamasih belum habis ketika Nabi turun kembali.Beberapa orang berpendapat bahwa hal itu benar, sebab ukuranwaktu disini dan di sana berbeda. Namun Sultan menganggapnyatidak masuk akal.Para ulama cendikia itu semuanya mengatakan bahwa segala halbisa saja terjadi karena kehendak Tuhan. Hal itu tidak

Page 58: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

memuaskan raja.Berita perbedaan pendapat itu akhirnya didengar oleh SufiSyeh Shahabuddin, yang segera saja menghadap raja. Sultanmenunjukkan kerendahan hati terhadap sang guru yang berkata,"Saya bermaksud segera saja mengadakan pembuktian.Ketahuilah bahwa kedua tafsiran itu keliru, dan bahwa adafaktor-faktor yang bisa ditunjukkan, yang menjelaskan ceritaitu tanpa harus mendasarkan pada perkiraan ngawur atau akal,yang dangkal dan terbatas."Di ruang pertemuan itu terdapat empat jendela. Sang Syehmemerintahkan agar yang sebuah dibuka. Sultan melihat keluarmelalui jendela itu. Di pegunungan nunjauh disana terlihatolehnya sejumlah besar perajurit menyerang, bagaikan semutbanyaknya, menuju ke istana. Sang Sultan sangat ketakutan."Lupakan saja, tak ada apa-apa," kata Syeh itu.Ia menutup jendela itu lalu membukanya kembali. Kali ini takada seorang perajurit pun yang tampak.Ketika ia membuka jendela yang lain, kota yang di luartampak terbakar. Sultan berteriak ketakutan."Jangan bingung, Sultan; tak ada apa-apa," kata Syeh itu.Ketika pintu itu ditutup lalu dibuka kembali, tak ada apisama sekali.Ketika jendela ketiga dibuka, terlihat banjir besarmendekati istana. Kemudian ternyata lagi bahwa banjir itutak ada.Jendela keempat dibuka, dan yang tampak bukan padang pasirseperti biasanya, tetapi sebuah taman firdaus. Dan setelahjendela tertutup lagi, lalu dibuka, pemandangan itu tak ada.Kemudian Syeh meminta seember air, dan meminta Sultanmemasukkan kepalanya dalam air sesaat saja Segera setelahSultan melakukan itu, ia merasa berada di sebuah pantai yangsepi, di tempat yang sama sekali tak dikenalnya, karenakekuatan gaib Syeh itu. Sultan marah sekali dan inginmembalas dendam.Segera saja Sultan bertemu dengan beberapa orang penebangkayu yang menanyakan siapa dirinya. Karena sulit menjelaskansiapa dia sebenarnya, Sultan mengatakan bahwa ia terdampardi pantai itu karena kapalnya pecah. Mereka memberinyapakaian, dan iapun berjalan ke sebuah kota. Di kota itu adaseorang tukang besi yang melihatnya gelandangan, dan

Page 59: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

bertanya siapa dia sebenarnya. Sultan menjawab bahwa iaseorang pedagang yang terdampar, hidupnya tergantung padakebaikan hati penebang kayu, dan tanpa mata pencarian.Orang itu kemudian menjelaskan tentang kebiasaan kotatersebut. Semua pendatang baru boleh meminang wanita yangpertama ditemuinya, meninggalkan tempat mandi, dan dengansyarat si wanita itu harus menerimanya. Sultan itupun lalupergi ke tempat mandi umum, dan di lihatnya seorang gadiscantik keluar dari tempat itu. Ia bertanya apa gadis itusudah kawin: ternyata sudah. Jadi ia harus menanyakan yangberikutnya, yang wajahnya sangat buruk. Dan yang berikutnyalagi. Yang ke empat sungguh-sungguh molek. Katanya ia belumkawin, tetapi ditolaknya Sultan karena tubuh dan bajunyayang tak karuan.Tiba-tiba ada seorang lelaki berdiri didepan Sultan katanya,"Aku disuruh ke mari menjemput seorang yang kusut di sini.Ayo, ikut aku."Sultanpun mengikuti pelayan itu, dan dibawa kesebuah rumahyang sangat indah. Ia pun duduk di salah satu ruangannyayang megah berjam-jam lamanya. Akhirnya empat wanita cantikdan berpakaian indah-indah masuk, mengantarkan wanita kelimayang lebih cantik lagi. Sultan mengenal wanita itu sebagaiwanita terakhir yang ditemuinya di rumah mandi umum tadi.Wanita itu memberinya selamat datang dan mengatakan bahwa iatelah bergegas pulang untuk menyiapkan kedatangannya, danbahwa penolakannya tadi itu sebenarnya sekedar merupakanbasa-basi saja, yang dilakukan oleh setiap wanita apabilaberada di jalan.Kemudian menyusul makanan yang lezat. Jubah yang sangatindah disiapkan untuk Sultan, dan musik yang merdu pundiperdengarkan.Sultan tinggal selama tujuh tahun bersama istrinya itu:sampai ia menghambur-hamburkan habis warisan istrinya.Kemudian wanita itu mengatakan bahwa kini Sultanlah yangharus menanggung hidup keduanya bersama ketujuh anaknya.Ingat pada sahabatnya yang pertama di kota itu, Sultan punkembali menemui tukang besi untuk meminta nasehat. KarenaSultan tidak memiliki kemampuan apapun untuk bekerja, iadisarankan pergi ke pasar menjadi kuli.Dalam sehari, meskipun ia telah mengangkat beban yang sangat

Page 60: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

berat, ia hanya bisa mendapatkan sepersepuluh dari uang yangdibutuhkannya untuk menghidupi keluarganya.Hari berikutnya Sultan pergi ke pantai, dan ia sampai ditempat pertama kali dulu ia muncul di sini, tujuh tahun yanglalu. Ia pun memutuskan untuk sembahyang, dan mengambil airwudhu: dan pada saat itu pula mendadak ia berada kembali diistananya, bersama-sama dengan Syeh itu dan segenap pegawaikeratonnya."Tujuh tahun dalam pengasingan, hai orang jahat" teriakSultan. "Tujuh tahun, menghidupi keluarga, dan harus menjadikuli: Apakah kau tidak takut kepada Tuhan, Sang Maha Kuasa,hingga berani melakukan hal itu terhadapku?""Tetapi kejadian itu hanya sesaat," kata guru Sufi tersebut,"yakin waktu Baginda mencelupkan wajah ke air itu."Para pegawai keraton membenarkan hal itu.Sultan sama sekali tidak bisa mempercayai sepatah katapun.Ia segera saja memerintahkan memenggal kepala Syeh itu.Karena merasa bahwa hal itu akan terjadi? Syeh punmenunjukkan kemampuannya dalam Ilmu Gaib (Ilm el-Ghaibat).Iapun segera lenyap dari istana tiba-tiba berada diDamaskus, yang jaraknya berhari-hari dari istana itu.Dari kota itu ia menulis surat kepada Sultan:"Tujuh tahun berlalu bagi tuan, seperti yang telah tuanrasakan sendiri; padahal hanya sesaat saja wajah tuantercelup di air. Hal tersebut terjadi karena adanyakekuatan-kekuatan tertentu, yang hanya dimaksudkan untukmembuktikan apa yang bisa terjadi. Bukankah menurut kisahitu, tempat tidur Nabi masih hangat dan kendi air itu belumhabis isinya?Yang penting bukanlah terjadi atau tidaknya peristiwa itu.Segalanya mungkin terjadi. Namun, yang penting adalah maknakenyataan itu. Dalam hal tuan, tak ada makna sama sekali.Dalam hal Nabi, peristiwa itu mengandung makna."CatatanDinyatakan, setiap ayat dalam Quran memiliki tujuh arti,masing-masing sesuai untuk keadaan pcmbaca ataupendengarnya.Kisah ini, seperti macam lain yang banyak beredar dikalangan Sufi, menekankan nasehat Muhammad, "Berbicaralahkepada setiap orang sesuai dengan taraf pemahamannya."

Page 61: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Metode Sufi, menurut Ibrahim Khawas, adalah: "Tunjukkan halyang tak diketahui sesuai dengan cara-cara yang 'diketahui'khalayak."Versi ini berasal dari naskah bernama Hu-Nama "Buku Hu"dalam kumpulan Nawab Sardhana, bertahun 1596.SUMPAHPada suatu hari, seorang yang kalut pikirannya bersumpah,jika semua kesulitannya terpecahkan ia akan menjual rumahnyadan semua hasil penjualan itu akan diberikannya kepada kaummiskin.Akhirnya sampai juga saatnya, ia harus menunaikan sumpahnya.Tetapi ia tidak ingin memberikan uang yang didapatnya. Iapunmencari akal.Ia menjual rumahnya seharga seperak saja. Namun penjualanitu harus sekalian dengan kucingnya. Harga kucing itusepuluh ribu uang perak.Rumah itu pun terjual. Dan bekas pemilik rumah itupunmemberikan uangnya yang seperak kepada kaum miskin, yangsepuluh ribu dimasukkan ke kantong sendiri.Banyak orang berpikiran demikian itu. Mereka berketetapanmenuruti pelajaran; namun, mereka menafsirkan sedemikianrupa agar menguntungkan dirinya Sampai mereka mampumengalahkan kecenderungan itu dengan latihan khusus, merekasebenarnya tidak bisa menarik pelajaran apa-apa.CatatanAkal-akalan yang digambarkan dalam kisah ini, menurutpengisahnya (Syeh Nasir Al-Din Syah) mungkin memangdisengaja --atau mungkin menggambarkan pikiran tertutup yangsecara tak sadar menampilkan akal-akalan semacam itu.Sang Syeh, yang juga dikenal sebagai "Pelita Delhi,"meninggal tahun 1846. Makamnya di Delhi, India. Versi ini,yang dianggap ciptaannya, berasal dari tradisi lisan kaumChishti. Kisah ini dipergunakan untuk memperkenalkan teknikkejiwaan yang dimaksudkan untuk menenangkan jiwa, agar tidakbisa melaksanakan tindak akal-akalan yang menipu dirisendiri.CARA MENANGKAP KERAKonon, ada seekor kera yang sangat suka makan buah ceri.Pada suatu hari ia melihat ceri yang menerbitkan liur. Iapunturun dari pohon untuk memetiknya. Tetapi ternyata buah itu

Page 62: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

berada dalam sebuah botol gelas yang sangat bening. Setelahbeberapa kali dicoba, kera itu mengetahui bahwa ia bisamemasukkan tangannya, ia mengepalkannya untuk memegang buahceri itu. Namun, kemudian disadarinya bahwa tangannya yangterkepal itu tidak bisa ditariknya ke luar karena ternyatalebih besar dari leher botol.Itu semua memang disengaja; buah ceri tersebut dipasang olehseorang pemburu kera yang mengetahui cara berpikir kera.Si Pemburu mendengar rengekan kera, datang mendekat dankerapun berusaha melarikan diri. Tetapi karena, menurutpikiran kera, tangannya lekat ke botol iapun tidak bisa larikencang.Namun, begitu pikirnya, ia masih menggenggam buah ceri itu.Si Pemburupun menangkapnya. Sesaat kemudian siku kera itupundipukulnya sehingga genggamannya mengendor.Kera itu bebas dari botol, tetapi ia tertangkap. Si Pemburutelah mempergunakan ceri dan botol. dan kini kedua bendaitupun masih menjadi miliknya.CatatanKisah ini adalah salah satu kisah-kisah dalam kumpulan yangdisebut Buku Amu DariaSungai Amu atau Jihun di Asia Tengah dikenal dalam petamodern sebagai Oxus. Bagi mereka yang berfiikiran harafiah,agak membingungkan bahwa kata itu merupakan istilah untukbahan-bahan tertentu seperti kisah ini, dan juga untukkelompok tanpa nama guru-guru keliling yang pusatkegiatannya di dekat Aubshaur, di pegunungan Hindukush,Afganistan.Versi ini diceritakan oleh Khwaja Ali Ramitani, yangmeninggal tahun 1306.Convert PDF By [email protected] KEBENARANPara Sufi dikenal sebagai Pencari Kebenaran, yang berupakenyataan obyektif. Konon, seorang tiran yang bodoh dandengki memutuskan untuk memiliki kebenaran ini. NamanyaRudarigh, seorang raja besar di Marsia, Spanyol. Iamenetapkan bahwa kebenaran akan bisa didengarnya kalau Umaral-Alawi dari Tarragona dipaksa untuk mengatakannya.Umar pun di tangkap dan dibawa ke Istana. Kata Rudarigh,"Aku telah memutuskan agar kebenaran yang kau ketahui harus

Page 63: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

kaukatakan kepadaku dalam kata-kata yang bisa kumengerti,kalau tidak nyawamu harus kau pertaruhkan."Umar menjawab, "Apakah Tuan mengetahui kebiasaan dalamistana perkasa ini, apabila seorang yang ditahanmengungkapkan kebenaran sebagai jawaban atas suatupertanyaan dan kebenaran itu tidak membuktikannya salah,maka ia akan dibebaskan kembali?""Memang demikian," kata Raja."Saya minta semua yang hadir di sini menjadi saksi," kataUmar, "dan saya tidak hanya akan mengungkapkan satukebenaran, tetapi tiga.""Kami juga harus yakin," kata Rudarigh, "bahwa yang kausebut kebenaran itu memang benar-benar kebenaran. Harus adabukti-bukti yang menyertainya.""Bagi Raja seperti baginda," kata Umar, "yang pantasmenerima tidak hanya satu kebenaran tetapi sekaligus tiga,kami juga akan bisa memberikan kebenaran yang nyata dengansendirinya."Rudarigh sangat puas menerima pujian itu."Kebenaran pertama," kata Si Sufi, "adalah, sayalah yangbernama Umar Si Sufi dari Tarragona. Yang kedua adalahbahwa Baginda akan melepaskan saya jika saya telahmengungkapkan kebenaran. Yang ketiga, Baginda inginmendengarkan kebenaran yang bisa Baginda pahami."Karena kesan yang ditimbulkan oleh kata-kata tersebut,Rajapun terpaksa membebaskan kembali darwis itu.CatatanCerita ini menampilkan legenda lisan darwis yang biasanyadisusun oleh Al-Mutanabbi. Cerita-cerita ini, menurut juruceritanya, tidak boleh dituliskan selama 1.000 tahun.Al-Mutanabbi, salah seorang penyair Arab terbesar, meninggalseribu tahun yang lalu.Salah satu ciri kumpulan cerita ini adalah bahwa selalumengalami perubahan, disebabkan oleh penceritaan kembaliterus-menerus sesuai dengan "perubahan zaman."TIGA CINCIN BERLIANPada zaman dahulu, ada seorang bijaksana dan sangat kayayang mepunyai seorang anak laki-laki. Katanya kepadaanaknya, "Ini cincin permata. Simpanlah sebagai bukti bahwakau ahli warisku, dan nanti wariskan kepada anak-cucumu.

Page 64: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Harganya mahal, bentuknya indah, dan memiliki kemampuan pulauntuk membuka pintu kekayaan."Beberapa tahun kemudian, Si Kaya itu mempunyai anaklaki-laki lagi. Ketika anak itu sudah dewasa, ayahnyamemberi pula cincin serupa, disertai nasehat yang sama.Hal yang sama juga terjadi atas anak laki-lakinya yangketiga, yang terakhir.Ketika Si Tua sudah meninggal dan anak-anaknya menjadidewasa, masing-masing mengatakan keunggulannya sehubungandengan cincin yang dimilikinya. Tak ada seorangpun yang bisamemastikan cincin mana yang paling berharga.Masing-masing anak mempunyai pengikut, yang menyatakancincinnya memiliki nilai dan keindahan lebih unggul.Namun kenyataan yang mengherankan adalah bahwa pintukekayaan itu selama ini masih juga tertutup bagi pemilikcincin itu, juga bagi pengikutnya terdekat. Mereka tetapsaja meributkan hak yang lebih tinggi, nilai, dan keindahansehubungan dengan cincin tersebut.Hanya beberapa orang saja yang mencari pintu kekayaan Si Tuayang sudah meninggal itu. Tetapi cincin-cincin itu memilikikekuatan magis juga. Meskipun disebut kunci, cincin-cincinitu tidak bisa langsung dipergunakan membuka pintu kekayaan.Sudah cukup kalau diperhatikan saja, salah satu nilai dankeindahannya tanpa rasa persaingan atau rasa sayang yangberlebihan. Kalau hal itu dilakukan, orang yang melihatnyaakan bisa mengatakan tempat kekayaan itu, dan dapatmembukanya dengan hanya menunjukkan lingkaran cincin itu.Harta itu pun memiliki nilai lain: tak ada habisnya.Sementara itu para pembela ketiga cincin itumengulang-ngulang kisah leluhurnya tentang manfaatnya,masing-masing dengan cara yang agak berbeda.Kelompok pertama beranggapan bahwa mereka telah menemukanharta itu.Yang kedua berpikir bahwa kisah itu hanya ibarat saja.Yang ketiga menafsirkannya sebagai kemungkinan membuka pintukearah masa depan yang dibayangkan sangat jauh dan terpisah.CatatanKisah ini, yang oleh beberapa pihak dianggap mengacu ke tigaagama: Judaisme, Kristen, dan Islam, muncul dalambentuk-bentuk yang berbeda dalam Gesta Romarzorum dan karya

Page 65: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Boccacio Decameron.Versi di atas itu konon merupakan jawaban salah seorang guruSufi Suhrahwardi, ketika ditanya mengenai kebaikan pelbagaiagama. Beberapa penanggap beranggapan ada unsur-unsur dalamkisah ini yang menjadi sumber karya Swift, Tale of a Tub'Kisah sebuah Bak mandi.'TIGA ORANG DARWISKonon, ada tiga orang darwis. Mereka bernama Yak, Do, danSe. Mereka masing-masing berasal dari Utara, Barat, danSelatan. Mereka memiliki suatu hal yang sama: berusahamencari Kebenaran Dalam, oleh karenanya mereka mencariJalan.Yang pertama, Yak-Baba, duduk dan merenung sampai kepalanyapening. Yang kedua, Do-Aghas tegak dengan kepala di bawahsehingga kakinya kaku. Yang ketiga, Se-Kalandar, membacabuku-buku sampai hidungnya mengeluarkan darah.Akhirnya mereka memutuskan untuk berusaha bersama-sama.Mereka mengundurkan diri ke tempat sunyi dan melakukanlatihan bersama, mengharap agar ketiga kekuatan yangdigabung akan cukup kuat untuk mendatangkan Kebenaran, yangmereka sebut Kebenaran Dalam.Empat puluh hari empat puluh malam lamanya mereka bertahanmenderita. Akhirnya, dalam pusaran asap putih muncullahkepala seorang lelaki yang sangat tua di hadapan mereka;tampaknya ia muncul dari tanah. "Apakah kau Kidir yang gaibitu, pemandu manusia?" tanya darwis pertama. "Bukan, iaKutub, Tiang Semesta," sahut yang kedua. "Aku yakin, itupasti tak lain salah seorang dari para Abdal. Orang-orangYang Terubah," kata yang ketiga."Salah semua" teriak bayang-bayang itu keras-keras, "tetapiaku adalah apapun yang kau inginkan tentangku. Dan kinikalian menginginkan satu hal, yakni yang kausebut KebenaranDalam?""Ya, O Guru," sahut mereka serentak."Pernahkah kalian mendengar peribahasa, ada banyak Jalansebanyak hati manusia?" tanya kepala itu. Bagaimanapun,inilah jalanmu:"Darwis pertama akan mengembara melalui Negeri Orang Tolol;Darwis Kedua harus menemukan Cermin Ajaib; Darwis Ketigaharus meminta pertolongan Jin Pusaran Air." Setelah berkata

Page 66: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

demikian, kepala itupun menghilang.Mereka bertiga membicarakan masalah itu, tidak hanya karenamereka memerlukan penjelasan lebih lanjut sebelum berangkat,tetapi juga karena meskipun mereka semua telah mengadakanlatihan berbagai cara, masing-masing percaya bahwa hanya adasatu cara yakni caranya sendiri, tentu saja. Dan kini,masing-masing tidak yakin benar bahwa caranya sendiri itucukup berguna, meskipun boleh dikatakan telah mampumendatangkan bayang-bayang yang baru saja mereka saksikantadi, yang namanya sama sekali tidak mereka ketahui.Yak-Babalah pertama-tama meninggalkan tempat samadinya;biasanya ia akan bertanya kepada orang yang ditemuinya,apakah ada orang bijaksana yang tinggal dekat-dekat daerahitu; tetapi kini ia bertanya apakah mereka mengetahui NegeriOrang Tolol. Akhirnya setelah berbulan-bulan lamanya, adajuga yang tahu, dan berangkatlah ia menuju kesana. Segerasetelah ia memasuki negeri itu, dilihatnya seorang wanitamenggendong pintu. "Wanita," tanyanya, "mengapa kaugendongpintu itu?""Sebab, pagi tadi, sebelum berangkat kerja, suamikuberpesan: "Istriku, dirumah kita ini tersimpan hartaberharga. Jangan kauperbolehkan orang melewati pintu ini."Karena aku pergi, kubawa pintu ini agar tidak ada yangmelewatinya. Kini perkenankanlah saya melewatimu.""Apakah saya boleh menjelaskan sesuatu agar kau tahu bahwasebenarnya tak perlu kau bawa kemana-mana pintu itu?" tanyaDarwis Yak-Baba. "Tidak usah," kata wanita itu."Satu-satunya yang bisa menolong adalah apabila Saudara bisamenjelaskan cara memperingan bobot pintu ini.""Wah, itu saya tidak tahu," kata Darwis. Dan mereka punberpisah.Beberapa langkah kemudian ia menjumpai sekelompok orang.Mereka semua gemetar ketakutan di depan sebuah semangkabesar yang tumbuh di ladang. "Kami belum pernah melihatraksasa itu sebelumnya," mereka menjelaskan kepada Darwisitu, "dan tentunya ia akan tumbuh semakin besar dan membunuhkami semua. Tetapi kami takut menyentuhnya.""Bolehkah saya mengatakan sesuatu kepada kalian tentangitu?" tanyanya kepada mereka."Jangan goblok!" jawab mereka. "Bunuhlah ia, dan kau akan

Page 67: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

diberi hadiah, tetapi kami tidak mau tahu apapuntentangnya." Maka Darwis itupun mengeluarkan pisau,mendekati semangka itu, memotong seiris, dan kemudian mulaimemakannyaDi tengah-tengah jerit ketakutan yang hiruk-pikukorang-orang itu memberinya uang. Ketika ia pergi, merekaberkata, "Kami mohon jangan kembali kemari, Tuan PembunuhRaksasa. Jangan datang kemari dan memakan kami sepertitadi!"Demikianlah, sedikit demi sedikit ia mengerti bahwa diNegeri Orang Tolol, agar bisa bertahan hidup, orang harusbisa berfikir dan berbicara seperti orang tolol. Setelahbeberapa tahun lamanya, ia mencoba mengubah beberapa orangtolol menjadi waras, dan sebagai hadiahnya pada suatu hariDarwis itu mendapatkan Pengetahuan Dalam. Meskipun iamenjadi orang suci di Negeri Orang Tolol, rakyatmengingatnya hanya sebagai Orang yang Membelah Raksasa Hijaudan Meminum Darahnya. Mereka mencoba melakukan hal yangsama, untuk mendapatkan Pengetahuan Dalam --dan mereka takpernah mendapatkannya.Sementara itu, Do-Agha, Darwis Kedua, memulai perjalanannyamencari Pengetahuan Dalam. Kali ini ia tidak menanyakantentang orang-orang suci atau cara-cara latihan yang baru,tetapi tentang Cermin Ajaib, Jawaban-jawaban yangmenyesatkan sering didengarnya, namun akhirnya ia mengetahuitempat Cermin itu. Cermin itu tergantung di sumur padaseutas tali yang selembut rambut, dan sebenarnya hanyasebagian saja, sebab Cermin itu terbuat dari pikiran-pikiranmanusia, dan tidak ada cukup pikiran untuk bisa membuatnyasebuah Cermin yang utuh.Setelah itu ia berhasil menipu raksasa yang menjaganya,Do-Agha menatap Cermin itu dan meminta Pengetahuan Dalam.Sekejap saja ia sudah memilikinya. Iapun tinggal di sebuahtempat dan mengajar dengan penuh kebahagiaan beberapa tahunlamanya. Tetapi pengikut-pengikutnya tidak bisa mencapaitaraf pemusatan pikiran yang diperlukan untuk memperbaharuicermin itu secara teratur, cermin itu pun lenyaplah. Namun,sampai hari ini masih ada orang-orang yang menatap cermin,membayangkan bahwa Cermin Ajaib Do-Agha, Sang Darwis.Sedangkan Darwis Ketiga, Se-Kalandar, ia pergi ke mana-mana

Page 68: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

mencari Jin Pusaran Air. Jin itu dikenal dengan pelbagainama, namun Se-Kalandar tidak mengetahuinya; danbertahun-tahun lamanya ia bersilang jalan dengan Jin itu,senantiasa gagal menemuinya karena Jin itu disana tidakdikenal sebagai Jin dan mungkin tidak dikait-kaitkan denganpusaran air.Akhirnya, setelah bertahun-tahun lamanya, ia pergi kesebuahdusun dan bertanya, "O Saudara-saudara! apakah ada diantarakalian yang pernah mendengar tentang Jin Pusaran Air?""Saya tak pernah mendengar tentang Jin itu," kata seseorang,"tetapi desa ini disebut Pusaran Air."Darwis merubuhkan tubuhnya ke tanah dan berteriak, "Aku takakan meninggalkan tempat ini sampai Jin Pusaran Air munculdi hadapanku!"Dan Jin itu, yang sedang lewat dekat tempat itu, memutarlangkahnya dan berkata, "Kami tidak menyukai orang asing didesa kami, darwis. Karena itu aku datang padamu. Nah, apayang kau cari?"Aku mencari Pengetahuan Dalam, dan aku diberi tahu bahwadalam keadaan tertentu kau bisa mengatakan padaku bagaimanamendapatkannya."Tentu, aku bisa," kata Si Jin. "Kau telah mengalami banyakhal. Yang harus kau lakukan tinggal mengucapkan ungkapanini, menyanyikan lagu itu, melakukan tindakan itu. Kau punnanti akan mendapatkan Pengetahuan Dalam."Darwis itu mengucapkan terima kasih kepada Jin, lalu memulailatihannya. Bulan-bulan berlalu, kemudian bertahun-tahun,sampai akhirnya ia berhasil melakukan pengabdian danketaatannya secara benar. Orang-orang datang danmenyaksikannya dan kemudian meniru-nirunya, karenasemangatnya, dan karena ia dikenal sebagai orang yang taatdan saleh.Akhirnya Darwis itu mencapai Pengetahuan Dalam; jauhmeninggalkan pengikut-pengikutnya yang setia, yangmeneruskan cara-caranya. Tentu saja mereka itu tidak pernahmencapai Pengetahuan Dalam, sebab mereka memulai pada akhirtelaah Sang Darwis.Setelah itu, apabila ada pengikut-pengikut ketiga Darwisitu bertemu, salah seorang berkata, "Aku memiliki kacaTataplah, dan kau akan mencapai Pengetahuan Dalam."

Page 69: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Yang lain menjawab, "Korbankan semangka,ia akan menolongmuseperti yang pernah terjadi atas Yak-Baba."Yang ketiga menyela, "Tak mungkin: Satu-satunya cara adalahtabah dalam mempelajari dan menyusun latihan tertentu,sembahyang, dan bekerja keras."Ketika pada kenyataannya ketiga Darwis itu berhasil mencapaiPengetahuan Dalam, mereka bertiga mengetahui bahwa tak mampumenolong mereka yang telah mereka tinggalkan di belakang:seperti ketika seorang terbawa oleh air pasang dan melihatdi darat ada seorang diburu singa, dan tidak bisamenolongnya.CatatanPetualangan-petualangan orang-orang ini nama-nama merekaberarti "satu," "dua" dan "tiga" --kadang-kadang diartikansebagai ejekan terhadap agama yang lazim.Kisah ini merupakan ringkasan sebuah kisah ajaran yangterkenal, "Apa yang Terjadi atas Mereka Bertiga." Kisah inidianggap sebagai ciptaan guru Sufi, Murad Shami, kepala Kaum

Muradi, yang meninggal tahun 1719. Para darwis yangmenceritakannya menyatakan bahwa kisah ini mempunyai pesandalam yang jauh lebih penting dalam hal-hal praktis,daripada arti yang diluarnya saja.Convert PDF By [email protected] EKOR IKANKonon, di sebuah kolam tinggal tiga ekor ikan: Si Pandai, SiAgak Pandai, dan Si Bodoh. Kehidupan mereka berlangsungbiasa saja seperti ikan-ikan lain, sampai pada suatu hariketika kolam itu kedatangan-seorang manusiaIa membawa jala; dan Si Pandai melihatnya dari dalam air.Sadar akan pengalamannya, cerita-cerita yang pernahdidengarnya, dan kecerdikannya, Si Pandai memutuskan untukmelakukan sesuatu."Hampir tak ada tempat berlindung di kolam ini," pikirnya"Jadi saya akan pura-pura mati saja."Ia mengumpulkan segenap tenaganya dan meloncat ke luarkolam, jatuh tepat di kaki nelayan itu. Tentu saja siNelayan terkejut. Karena ikan tersebut menahan nafas,nelayan itu mengiranya mati: ia pun melemparkan ikan itukembali ke kolam. Ikan itu kemudian meluncur tenang dan

Page 70: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

bersembunyi di sebuah ceruk kecil dekat pinggir kolam.Ikan yang kedua, Si Agak-Pandai, tidak begitu memahami apayang telah terjadi. Ia pun berenang mendekati Si Pandai danmenanyakan hal itu." Gampang saja," kata Si Pandai, "sayapura-pura mati, dan nelayan itu melemparkanku kembali kekolam."Si Agak-Pandai itu pun segera melompat ke darat, jatuh dekatkaki nelayan. "Aneh," pikir nelayan itu, "ikan-ikan iniberloncatan ke luar air." Namun, Si Agak Pandai ini ternyatalupa menahan nafas, dan iapun dimasukkan ke kepis.Ia kembali mengamat-amati kolam, dan karena agak heranmemikirkan ikan-ikan yang berloncatan ke darat, ia pun lupamenutup kepisnya. Menyadari hal ini, Si Agak-Pandai berusahamelepaskan diri ke luar dari kepis, membalik-balikkanbadannya, dan masuk kembali ke kolam. Ia mencari-cari ikanpertama, ikut bersembunyi di dekatnya --nafasnyaterengah-engah.Dan ikan ke tiga, Si Bodoh, tidak bisa mengambil pelajarandari segala itu, meskipun ia telah mengetahui pengalamankedua ikan sebelumnya. Si Pandai dan Si Agak-Pandai memberipenjelasan secara terperinci, menekankan pentingnya menahannafas agar di"Terimakasih: saya sudah mengerti," kata Si Bodoh. Sehabismengucapkan itu, ia pun melemparkan dirinya ke darat, jatuhtepat dekat kaki nelayan. Sang nelayan langsung memasukkanikan ketiga itu kedalam kepisnya tanpa memperhatikan apakahikan itu bernafas atau tidak. Berulang kali dilemparkannyajala ke kolam, namun kedua ikan yang pertama tadi denganaman bersembunyi dalam sebuah ceruk. Dan kepisnya sekarangtertutup rapat.Akhirnya nelayan itu menghentikan usahanya. Ia membukakepisnya, menyadari bahwa ternyata ikan yang di dalamnyatidak bernafas. Ikan itupun dibawanya pulang untuk makanankucing.CatatanKonon, kisah ini disampaikan oleh Husein, cucu Muhammad,kepada Khajagan ('Para Pemimpin') yang pada abad ke empatbelas mengubah namanya menjadi Kaum Naqsahbandi.Kadang-kadang peristiwanya terjadi di sebuah 'dunia' yangdikenal sebagai Karatas, di Negeri Batu Hitam.

Page 71: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

Versi ini dari Abdul 'Yang berubah' Afifi. Ia mendengarnyadari Syeh Muhammad Asghar, yang meninggal tahun 1813.Makamnya di Delhi.TIGA NASEHATPada suatu hari ada seseorang menangkap burung. Burung ituberkata kepadanya, "Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan.Lepaskan saja aku, nanti kuberi kau tiga nasehat."Si Burung berjanji akan memberikan nasehat pertama ketikamasih berada dalam genggaman orang itu, yang kedua akandiberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon, dan yangketiga ia sudah mencapai puncak bukit.Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.Kata burung itu,"Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun kau menghargainyaseperti hidupmu sendiri, jangan menyesal."Orang itupun melepaskannya, dan burung itu segera melompatke dahan.Di sampaikannya nasehat yang kedua,"Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal,apabila tak ada bukti."Kemudian burung itu terbang ke puncak gunung. Dari sana iaberkata,"O manusia malang! diriku terdapat dua permata besar, kalausaja tadi kau membunuhku, kau akan memperolehnya!"Orang itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya, namunkatanya, "Setidaknya, katakan padaku nasehat yang ketigaitu!"Si Burung menjawab,"Alangkah tololnya kau, meminta nasehat ketiga sedangkanyang kedua pun belum kaurenungkan sama sekali! Sudahkukatakan padamu agar jangan kecewa kalau kehilangan, danjangan mempercayai hal yang bertentangan dengan akal. Kinikau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada hal yang takmasuk akal dan menyesali kehilanganmu. Aku toh tidak cukupbesar untuk bisa menyimpan dua permata besar!Kau tolol. Oleh karenanya kau harus tetap berada dalamketerbatasan yang disediakan bagi manusia."CatatanDalam lingkungan darwis, kisah ini dianggap sangat pentinguntuk "mengakalkan" pikiran siswa Sufi, menyiapkannya

Page 72: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

menghadapi pengalaman yang tidak bisa dicapai dengancara-cara biasa.Di samping penggunaannya sehari-hari di kalangan Sufi, kisahini kedapatan juga dalam klasik Rumi, Mathnawi. Kisah iniditonjolkan dalam Kitab Ketuhanan karya Attar, salah seorangguru Rumi. Kedua pujangga itu hidup pada abad ke tiga belasTOKO LAMPUPada suatu malam gelap, dua orang bertemu di sebuah jalanyang sunyi."Saya mencari sebuah toko dekat-dekat sini, namanya TokoLampu," kata yang pertama."Saya kebetulan orang sini, dan bisa menunjukkannya padasaudara," kata orang kedua."Saya harus bisa menemukannya sendiri. Saya sudah diberipetunjuk, dan sudah saya catat pula," kata yang pertama."Jadi, kenapa Saudara mengatakan hal itu kepada saya?""Iseng saja.""Jadi Saudara ingin ditemani, tidak ditunjukkan arahnya?""Ya, itulah maksud saya.""Tetapi lebih mudah bagi Saudara kalau ditunjukkan arahnyaoleh penduduk sini, sudah sejauh ini: apalagi mulai darisini jalannya sulit.""Saya percaya pada apa yang sudah dikatakan kepada saya,yang telah membawaku sejauh ini. Saya tidak yakin bisamempercayai sesuatu atau seseorang lain lagi.""Jadi, meskipun Saudara mempercayai pemberi keterangan yangpertama, Saudara tidak diajar cara memilih orang yang bisaSaudara percayai?""Begitulah.""Saudara punya tujuan lain?""Tidak, hanya mencari Toko Lampu itu.""Boleh saya bertanya: kenapa Saudara mencari toko lampuitu?""Sebab saya diberi tahu para ahli bahwa di tempat itulahsaya bisa mendapatkan alat-alat yang memungkinkan orangmembaca dalam gelap.""Saudara benar, tetapi ada syarat, dan juga sedikitketerangan. Saya ragu apakah mereka sudah memberitahukan halitu kepada Saudara.""Apa itu?"

Page 73: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

"Syarat untuk bisa membaca dengan lampu adalah bahwa Saudaraharus sudah bisa membaca.""Saudara tidak bisa membuktikannya!""Tentu saja dalam malam gelap semacam ini saya tidak bisamembuktikannya.""Lalu, ,sedikit keterangan, itu apa?""Sedikit keterangan itu adalah bahwa Toko Lampu itu masih disana, tetapi lampu-lampunya sudah dipindah ke tempat lain.""Saya tidak tahu 'lampu' itu apa, tetapi tampaknya TokoLampu adalah tempat menyimpan alat tersebut. Oleh karenaitulah ia disebut Toko Lampu.""Tetapi 'Toko Lampu' bisa mempunyai dua makna yang berbeda,yang bertentangan. Yang pertama, 'Tempat di mana lampu-lampubisa didapatkan;' yang ke dua, "Tempat di mana lampu-lampupernah bisa didapatkan, tetapi kini tidak ada lagi.""Saudara tidak bisa membuktikannya!""Saudara akan dianggap tolol oleh kebanyakan orang.""Tetapi ada banyak orang yang akan menganggap Saudara tolol.Mungkin Saudara bukan Si Tolol. Saudara mungkin mempunyaimaksud tersembunyi, menyuruh saya pergi ke tempat temanSaudara yang berjualan lampu. Atau mungkin Saudara tidakmenginginkan saya mempunyai lampu sama sekali.""Saya ini lebih buruk dari yang Saudara bayangkan. Sayatidak menjanjikan Saudara 'Toko Lampu' dan membiarkanSaudara menganggap bahwa masalah Saudara akan terpecahkan disana, tetapi saya pertama-tama ingin mengetahui apakahSaudara ini bisa membaca. Saya tentu bisa mengetahuinyaseandainya Saudara berada dekat sebuah toko semacam itu.Atau apakah lampu bisa didapatkan bagi Saudara dengan caralain."Kedua orang itu saling memandang, dengan sedih, sejenak.Lalu masing-masing melanjutkan perjalanannya.CatatanSyeh-Per Syatari, penulis kisah ini, meninggal di India padatahun 1632. Makamnya di Meerut.Ia dipercaya bisa melakukan hubungan telepati denganguru-guru "masa lampau, kini, dan masa depan," dan memberimereka kemudahan untuk menjelaskan pesan mereka lewatkepandaiannya menyusun kisah-kisah berdasarkan kehidupansehari-hari.

Page 74: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

SI TOLOL DAN UNTA YANG SEDANG MAKAN RUMPUTSeorang Tolol memperhatikan seekor unta yang sedang makanrumput. Katanya kepada binatang itu, "Tampangmu mencong.Kenapa begitu?"Unta menjawab, "Dalam menilai kesan yang timbul, kaumengaitkan kesalahan dengan hal yang mewujudkan bentuk.Hati-hatilah terhadap hal itu! Jangan menganggap wajahkuyang buruk sebagai suatu kesalahan.Pergi kau menjauh dariku, ambil jalan lintas. Tampangkumengandung arti tertentu, punya alasan tertentu. Busurmemerlukan yang lurus dan yang bengkok, pegangannya dantalinya."Orang tolol, enyahlah: "Pemahaman keledai sesuai dengansifat keledai."CatatanMaulana Majdud, yang dikenal sebagai Hakim Sanai, Sang BijakYang Gilang Gemilang dari Ghaznas menghasilkan banyakkarangan mengenai tak bisa dipercayanya kesan subyektif danpenilaian bersyarat.Salah satu petuahnya adalah, "Pada cermin rusak dalamfikiranmu, bidadari bisa tampak mempunyai wajah setan."Kisah perumpamaan itu dipetik dari Taman Kebenaran yangBerpagar, yang ditulis sekitar tahun 1130.ULAR DAN MERAKPada suatu hari, seorang muda bernama Adi, Si Mesin Hitung-karena ia belajar matematika- memutuskan untuk meninggalkanBhokara guna mencari ilmu yang lebih tinggi. Gurunyamenasehatkan agar ia berjalan ke arah selatan, dan katanya,"Carilah makna Merak dan Ular." tentu saja anjuran itumembuat Adi berpikir keras.Ia mengembarai Khorasan dan akhirnya sampai di Irak. Dinegeri Irak, ia benar-benar menemukan tempat yang terdapatseekor merak dan seekor ular. Adipun mengajak bicara mereka.Kedua binatang itu berkata, "Kami sedang memperbincangkankeunggulan kami masing-masing.""Nah, justru itu yang ingin kuketahui," kata Adi. "Teruskanberbincang-bincang.""Rasanya, akulah yang lebih berguna," kata Merak. "Akumelambangkan cita-cita, perjalanan ke langit keindahansorgawi, dan karenanya juga pengetahuan adiluhung. Adalah

Page 75: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

tugasku untuk mengingatkan manusia, dengan cara menirukan,tentang segi-segi dirinya yang tak dilihatnya." "Sebaliknya, aku," kata Ular, sambil mendesis pelahan,"melambangkan hal itu juga. Seperti manusia, aku terikatpada bumi Kenyataan itu menyebabkan manusia menyadaridirinya. Juga seperti manusia, aku lentur, bisaberkelok-kelok menyusur tanah. Manusia sering melupakankenyataan itu. Menurut kisah , akulah penjaga harta yangtersembunyi di bumi.""Tetapi kau menjijikkan," teriak Merak. "Kau licik, licin,dan berbahaya.""Kau menyebut sifat-sifat kemanusiaanku," kata Ular,"sedangkan aku lebih suka menunjukkan sifat-sifatku yanglain, yang sudah kusebut-sebut tadi. Sekarang, lihat dirimusendiri: kau sombong, kegemukan, dan suaramu serak. Kakimuterlalu besar, bulu-bulumu berlebihan panjangnya."Sampai disini Adi menyela, "Hanya ketidak-cocokanmulah yangtelah menyebabkan aku mengetahui bahwa tak ada di antarakalian yang benar. Namun kita jelas-jelas melihat, apabilakalian sama-sama meninggalkan keasyikan diri sendiri, secarabersama-sama kalian bisa memberi pesan bagi kemanusiaan."Dan, sementara dua pihak yang bertengkar itumendengarkannya, Adi menjelaskan peran mereka bagikemanusiaan: "Manusia melata di tanah bagai Si Ular. Ia bisamelayang tinggi bagai Burung. Namun, karena tamak sepertiUlar, ia tetap mempertahankan kepentingan diri sendiriketika berusaha terbang, dan mereka menjadi seperti Merak;terlampau sombong. Dalam diri Merak, kita melihatkemungkinan manusia, namun yang tidak tercapai dengansemestinya. Pada kilauan Ular, kita menyaksikan kemungkinankeindahan. Pada Merak, kita menyaksikan keindahan itumenjadi terlalu berbunga-bunga."Dan kemudian terdengar Suara dari dalam berbicara kepadaAdi, "Itu belum lengkap. Kedua makhluk itu diberkahi

kehidupan, yang merupakan faktor penentu. Mereka bertengkarkarena masing-masing telah merasa aman dalam jeniskehidupannya sendiri, beranggapan bahwa hal itu merupakanperwujudan suatu kedudukan yang sebenarnya. Namun, yangseekor menjaga harta dan tidak bisa mempergunakannya. Yang

Page 76: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

lain mencerminkan keindahan, harta juga, namun tidak bisamengubah dirinya sendiri menjadi keindahan. Di Sampingketidakmampuan keduanya untuk mengambil keuntungan darikesempatan yang terbuka bagi mereka keduanya punmelambangkan kesempatan itu --tentu bagi mereka yang bisamelihat dan mendengarnya."CatatanPemujaan Ular dan Merak di Irak didasarkan pada ajaranseorang Syeh Sufi, Adi, putra Musafir, pada abad keduabelas. Pemujaan itu dianggap suatu misteri oleh kebanyakanorientalis.Kisah ini, yang tercatat dalam legenda, menunjukkanbagaimana guru-guru darwis membentuk "mazhab-mazhab"-nyaberdasarkan pelbagai lambang, yang dipilih untuk membericontoh ajaran-ajarannya.Dalam bahasa Arab, "Merak" melambangkan juga "perhiasan;"sedangkan "Ular," memiliki bentuk huruf yang sama dengan"organisme" dan "kehidupan." Oleh karena itu perlambanganPemujaan Malaikat Merak yang tersembunyi -Kaum Yezidis-adalah suatu cara untuk menunjukkan "Bagian Dalam dan Luar,"rumus rumus Sufi tradisional.Pemujaan itu masih ada di Timur Tengah, dan memilikipenganut (tak ada di antara mereka itu yang orang Irak) diInggris dan Amerika Serikat.DI JALAN TEMPAT PEDAGANG WANGI-WANGIANSeorang pengais sampah, yang sedang berjalan-jalan di tempatorang berjualan wangi-wangian, tiba-tiba terjatuhseakan-akan mati. Orang-orang berusaha menghidupkannyakembali dengan bau-bauan wangi, namun keadaannya malahsemakin parah.Akhirnya seorang bekas pengorek sampah datang; ia mengetahuikeadaan itu. Ia mendekatkan sesuatu yang berbau busuk dihidung orang itu, yang segera saja segar kembali, teriaknya,"Nah, ini dia wangi-wangian!"Kamu harus mempersiapkan dirimu bagi keadaan peralihan,disana tidak ada apa pun yang sudah biasa kaukenal. Setelahmati, dirimu akan harus memberikan tanggapan terhadaprangsangan yang di dunia ini masih bisa kaucoba rasakan.Kalau kau tetap terikat pada beberapa hal yang kau kenalakrab, kau hanya akan sengsara, seperti halnya si pengorek

Page 77: KISAH-KISAH SUFI Idries Shah · diterbitkan di Inggris tahun 1965 dengan judul Dongeng Para Sufi; kisah tentang Mevlevis dan tindakan-tindakannya ini ditulis pada abad ke empat belas

sampah yang keadaannya menjadi gawat ditempat para penjualwangi-wangian.CatatanKisah perumpamaan ini jelas sekali maknanya. Ghazalimempergunakannya dalam Alkemia Kebahagiaan pada abadkesebelas untuk menggarisbawahi ajaran Sufi, bahwa hanyabeberapa saja diantara benda-benda yang kita kenal ini yangmemiliki pertalian dengan "dimensi lain."------------------------------------------------------------K I S A H - K I S A H S U F IKumpulan kisah nasehat para guru sufiselama seribu tahun yang lampauoleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984Convert PDF By [email protected]