30
BAB I PENDAHULUAN Kista dermoid merupakan suatu choristoma yang bersifat kongenital dilapisi oleh keratinizing epidermis dengan struktur dermis di dalamnya, seperti folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea. Kista dermoid berisi cairan sebasea, keratin, kalsium, dan kristal kolesterol. Sekitar 10-50% kista dermoid merupakan kista dermoid orbital. 1,2,3 Pada suatu survei histopatologis dilaporkan terdapat 307 kasus tumor orbita, 35% merupakan kista dermoid. Selain itu, pada survei yang dilakukan oleh Shield terhadap 645 biopsi orbita pada semua usia, 24% merupakan kista dermoid dimana 250 anak dibawah usia 18 tahun, 46% merupakan kista dermoid. 2 Kista dermoid biasanya ditemukan pada beberapa tahun pertama kehidupan. Akan tetapi, kista dermoid yang profunda dapat tidak terdiagnosis pada beberapa tahun kehidupan dan biasanya akan didiagnosis pertama kali pada usia dewasa. Kista dermoid orbital paling banyak ditemui di bagian superolateral dengan sutura frontozygomatic sebagai tempat perlengketannya dan jarang ditemukan pada daerah superonasal. 4 Kista dermoid ditemukan berupa massa berbentuk oval, membesar perlahan, teraba lunak, dan tidak nyeri. Namun bisa juga ditemukan kista dermoid dengan 1

Kista dermoid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Medical

Citation preview

Page 1: Kista dermoid

BAB I

PENDAHULUAN

Kista dermoid merupakan suatu choristoma yang bersifat kongenital dilapisi

oleh keratinizing epidermis dengan struktur dermis di dalamnya, seperti folikel

rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea. Kista dermoid berisi cairan

sebasea, keratin, kalsium, dan kristal kolesterol. Sekitar 10-50% kista dermoid

merupakan kista dermoid orbital.1,2,3

Pada suatu survei histopatologis dilaporkan terdapat 307 kasus tumor orbita,

35% merupakan kista dermoid. Selain itu, pada survei yang dilakukan oleh Shield

terhadap 645 biopsi orbita pada semua usia, 24% merupakan kista dermoid dimana

250 anak dibawah usia 18 tahun, 46% merupakan kista dermoid.2

Kista dermoid biasanya ditemukan pada beberapa tahun pertama kehidupan.

Akan tetapi, kista dermoid yang profunda dapat tidak terdiagnosis pada beberapa

tahun kehidupan dan biasanya akan didiagnosis pertama kali pada usia dewasa.

Kista dermoid orbital paling banyak ditemui di bagian superolateral dengan sutura

frontozygomatic sebagai tempat perlengketannya dan jarang ditemukan pada

daerah superonasal.4

Kista dermoid ditemukan berupa massa berbentuk oval, membesar perlahan,

teraba lunak, dan tidak nyeri. Namun bisa juga ditemukan kista dermoid dengan

pergeseran bola mata dan proptosis non-aksial, biasanya ditemukan pada kista

dermoid tipe profunda.1,4 Diagnosis pasti kista dermoid dengan pemeriksaan

histopatologi. Tatalaksana definitif dari kista dermoid ialah ekstirpasi kista dengan

mengangkat seluruh kista beserta kapsulnya.5,6

1

Page 2: Kista dermoid

BAB II

LAPORAN KASUS

ANAMNESISAutoanamnesis dan Alloanamnesis

Nama : Nn. RFUmur : 14 tahun

Ruang : -Kelas : -

Nama Lengkap : Nn. RFTempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 27 Februari 1998Umur : 14 tahun Pekerjaan : PelajarAlamat : Lr. Istiqomah, Kec. PlajuJenis Kelamin : PerempuanPendidikan : SLTPNo. RM : 088916

Dokter yang Merawat : dr. H. Ibrahim Sani, Sp.M (K)Dokter Muda : Rara Prawita, S.Ked

Tanggal Pemeriksaan : 24 September 2012

Keluhan Utama :Benjolan di kelopak mata atas sebelah kiri

1. Riwayat Penyakit Sekarang

Kurang lebih 14 tahun yang lalu, ketika pasien berumur 4 bulan, orangtua pasien menemukan garis kecil pada kelopak mata atas sebelah kiri. Orangtua pasien mengaku bahwa garis tersebut membesar perlahan, tidak berwarna merah, dan orangtua pasien mengaku bahwa anaknya tidak pernah mengalami trauma pada bagian kepala sebelumnya.

Sejak 7 tahun yang lalu, garis tersebut membesar dan berupa benjolan. Benjolan tersebut tidak nyeri, tidak merah, dan mudah digerakkan.

Sekarang benjolan tersebut sebesar kelereng dan pasien merasa terganggu dengan benjolan tersebut. Oleh karena itu, pasien datang berobat ke RSMP.

2

Page 3: Kista dermoid

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat trauma disangkal

3. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa disangkal

PEMERIKSAAN FISIKNama : Nn. RFUmur : 14 tahun

Ruang : -Kelas : -

Status GeneralisKeadaan Umum : BaikKesadaran : Compos mentisTanda Vital :

- Tekanan Darah : 120/90 mmHg- Nadi : 80 x/menit- Laju Napas : 20 x/menit- Suhu : 36.50C

Status Oftalmologis

OD OS

No. Pemeriksaan OD OS

1. Visus 20/20 20/202. Tekanan Intra Okuler N+0 N+0

3

Page 4: Kista dermoid

3. Kedudukan Bola MataPosisi Ortoforia OrtoforiaEksoftalmus (-) (-)Enoftalmus (-) (-)

4. Pergerakan Bola MataAtas (+) Baik (+) BaikBawah (+) Baik (+) BaikTemporal (+) Baik (+) BaikTemporal atas (+) Baik (+) BaikTemporal bawah (+) Baik (+) BaikNasal (+) Baik (+) BaikNasal atas (+) Baik (+) BaikNasal bawah (+) Baik (+) BaikNistagmus (-) (-)

5. Palpebrae Hematom (-) (-)Edema (-) (-)Hiperemis (-) (-)

Benjolan (-)

(+) berukuran 1,5 x 1,5 x 0,5 cm, oval, kenyal, mobile, permukaan halus, tidak merah, dan tidak nyeri.

Ulkus (-) (-)Fistel (-) (-)Hordeolum (-) (-)Kalazion (-) (-)Ptosis (-) (-)Ektropion (-) (-)Entropion (-) (-)Sekret (-) (-)Trikiasis (-) (-)Madarosis (-) (-)

6. Punctum LakrimalisEdema (-) (-)Hiperemis (-) (-)Benjolan (-) (-)Fistel (-) (-)

7. Konjungtiva Tarsal SuperiorEdema (-) (-)Hiperemis (-) (-)Sekret (-) (-)Epikantus (-) (-)

8. Konjungtiva Tarsalis InferiorKemosis (-) (-)Hiperemis (-) (-)Anemis (-) (-)Folikel (-) (-)

4

Page 5: Kista dermoid

Papil (-) (-)Lithiasis (-) (-)Simblefaron (-) (-)

9. Konjungtiva BulbiKemosis (-) (-)Pterigium (-) (-)Pinguekula (-) (-)Flikten (-) (-)Simblefaron (-) (-)Injeksi konjungtiva (-) (-)Injeksi siliar (-) (-)Injeksi episklera (-) (-)Perdarahan subkonjungtiva

(-) (-)

10. KorneaKejernihan Jernih JernihEdema (-) (-)Ulkus (-) (-)Erosi (-) (-)Infiltrat (-) (-)Flikten (-) (-)Keratik presipitat (-) (-)Macula (-) (-)Nebula (-) (-)Leukoma (-) (-)Leukoma adherens (-) (-)Stafiloma (-) (-)Neovaskularisasi (-) (-)Imbibisi (-) (-)Pigmen iris (-) (-)Bekas jahitan (-) (-)Tes sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan

11. Limbus korneaArkus senilis (-) (-)Bekas jahitan (-) (-)

12. SkleraSklera biru (-) (-)Episkleritis (-) (-)Skleritis (-) (-)

13. Kamera Okuli AnteriorKedalaman Cukup CukupKejernihan Jernih JernihFlare (-) (-)Sel (-) (-)Hipopion (-) (-)Hifema (-) (-)

14. Iris 5

Page 6: Kista dermoid

Warna Coklat CoklatGambaran radier Jelas/tidak jelas Jelas/tidak jelasEksudat (-) (-)Atrofi (-) (-)Sinekia posterior (-) (-)Sinekia anterior (-) (-)Iris bombe (-) (-)Iris tremulans (-) (-)

15. PupilBentuk Bulat BulatBesar ± 3 mm ± 3 mmRegularitas Reguler RegulerIsokoria (+) (+)Letak Sentral SentralRefleks cahaya langsung (+) (+)Seklusio pupil (-) (-)Oklusi pupil (-) (-)Leukokoria (-) (-)

16. LensaKejernihan Jernih Jernih Shadow test Normal NormalRefleks kaca (-) (-)Luksasi (-) (-)Subluksasi (-) (-)Pseudofakia (-) (-)Afakia (-) (-)

17. FunduskopiRefleks fundus Tidak dinilai Tidak dinilaiPapil Tidak dinilai Tidak dinilai- warna papil- bentuk- batasRetina Tidak dinilai Tidak dinilai- warna- perdarahan- eksudatMakula lutea Tidak dinilai Tidak dinilai

PEMERIKSAAN PENUNJANGNama : Nn. NFUmur : 14 tahun

Ruang : -Kelas : -

Anjuran Pemeriksaan:1. Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin (Hb, CT, BT, Leukosit)2. Rontgen Thoraks3. Pemeriksaan Patologi Anatomi

6

Page 7: Kista dermoid

RINGKASAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN JASMANI

Nama : Nn. RFUmur : 14 tahun

Ruang : -Kelas : -

Pasien mengeluh adanya benjolan di kelopak mata atas sebelah kiri. Keluhan tersebut dirasakan sejak ± 14 tahun yang lalu, ketika pasien berumur 4 bulan. Orangtua pasien menemukan garis kecil pada kelopak mata atas sebelah kiri. Garis tersebut membesar perlahan, tidak berwarna merah, dan tidak nyeri.

Diketahui dalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang keluhan yang sama

Daftar Masalah:Benjolan di kelopak mata atas sebelah kiri

Kemungkinan Penyebab Masalah :1. Kista Dermoid2. Kista Epidermoid3. Kista Ateroma4. Lipoma

RENCANA PENGELOLAANNama : Ny. RNUmur : 14 tahun

Ruang : -Kelas : -

1. Ekstirpasi kista2. Pemeriksaan patologi anatomi

7

Page 8: Kista dermoid

A. PREOPERASI (29 September 2012)

Pemeriksaan laboratorium (HB, CT, BT, dan BSS) & pemeriksaan Rontgen

thoraks. Puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi. Tidak ada keluhan panas,

batuk-pilek, mual-muntah, sesak nafas maupun riwayat asma. Dilakukan general

medical check up oleh dokter spesialis anak.

KU : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Cor : S 1-2 reguler, bising (-)

Pulmo : SN vesikuler, rhonki dan wheezing (-/-)

Abdomen : Datar, BU (+) normal

Extremitas : Akral dingin (-), sianosis (-), lembab (-)

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Frekuensi nafas : 20 x/menit

Frekuensi nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,2° C

B. OPERASI (30 September 2012, pukul 08.30 WIB)

Posisi pasien : Supinasi

Anestesi : General Anestesi

Jenis Operasi : Ekstirpasi kista

Premedikasi : Propofol 20 mg8

Benjolan di superolateral palpebra sinistra

Page 9: Kista dermoid

Fentanil 50 mg

Atracurium-hameln 50 mg

Lain-lain : Pemberian salep chlorampenicole pada ODS

Mengenakan canule O2 2 liter per menit.

LAPORAN OPERASI

1. Pasien ditelentangkan dan dilakukan anestesi umum (general anestesi).

2. Mula-mula dilakukan desinfeksi pada palpebra dan lapangan operasi

dipersempit dengan kain duk steril.

3. Insisi pada lipatan kulit palpebra 1,5 cm, lapis demi lapis.

4. Tampak kista dengan lebar Ø 2 cm (20 mm).

5. Kista diluksirkan.

6. Jahit kulit lapis demi lapis.

7. Operasi selesai.

Diagnosa pra bedah : tumor dermoid palpebra OS

Diagnosa pasca bedah : ekstirpasi tumor dermoid palpebra OS

C. POST OPERASI

Infus RL 30 tetes/menit

Antibiotik : Cefadroxil 500 mg

9

Massa dermoid Ø 2 cm, terdapat rambut pada kista

Page 10: Kista dermoid

Salep Chloramphenicol

Analgetik : Asam mefenamat 500 mg

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Anatomi Palpebra

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat

menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea

dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra

inferior menyatu dengan pipi.7

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam

terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan

fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).7

A. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,

dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

B. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat

ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit

melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang

terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum

10

Page 11: Kista dermoid

orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita.

Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus fasialis.

C. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis

subaponeurotik dari kulit kepala.

D. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat

yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong

kelopak mata dengan kelenjar Meibom.

E. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva

palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-

30mm dan lebar 2 mm. Ia dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi

tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss

dan Moll.7

Gambar 1. Anatomi palpebrae superior dan inferior

3.2. Embriologi Palpebra 7

Mata berkembang dari tiga lapis embrional primitif, yaitu ektoderm

permukaan (termasuk derivatnya yaitu crista neuralis), ektoderm neural dan

mesoderm. Endoderm tidak ikut pembentukan mata. Mesenkim adalah istilah untuk

jaringan ikat embrional. Jaringan ikat okuler dan adneksa dulu diduga berasal dari

mesoderm, namun kini ternyata bahwa kebanyakan mesenkim di kepala dan leher

berasal dari krista neuralis kranial.

11

Page 12: Kista dermoid

Ektoderm permukaan membentuk lensa, glandula lakrimalis, epitel kornea,

konjungtiva, dan kelenjar adneksa, dan epidermis palpebra. Crista neuralis yang

berasal dari ektoderm permukaan daerah yang tepat bersebelahan plica neuralis dari

ektoderm neural, berfungsi membentuk keratosit kornea, endotel kornea, dan

jalinan trabekela, stroma iris dan koroid, muskulus siliaris, fibroblas, sklera,

vitreus, dan meninges nervus optikus. Krista neuralis juga terlibat membentuk

tulang dan tulang rawan orbita, jaringan ikat dan saraf orbita, muskulus

ektraokular, dan lapis-lapis subepidermal palpebra.

Ektoderm neural menghasilkan vesikel optik dan mangkuk sehingga

berfungsi untuk pembentukan retina dan epitel pigmen retina, lapis-lapis

berpigmen dan tidak berpigmen dari epitel siliaris, epitel posterior, muskulus

dilatator dan sphincter pupillae pada iris, dan serat-serat nervus optikus dan glia.

Mesoderm hanya terlibat pembentukan muskulus ekstraokular dan endotel

vaskuler orbita dan okular.

Embriologi struktur-struktur spesifik 7

Palpebra dan apparatus lakrimalis

Palpebra berkembang dari mesenkim kecuali epidermis kulit dan epitel

konjungtiva yang merupakan turunan ektoderm permukaan. Kuncup palpebra

pertama kali muncul pada tahap 16 mm (6 minggu), bertumbuh di depan mata,

tempat ia bertemu dan menyatu pada tahap kelima. Bulu mata dan kelenjar

Meibom dan kelenjar palpebra lainnya berkembang berupa pertumbuhan ke bawah

dari epidermis.

Kelenjar lakrimalis dan kelenjar lakrimalis aksesori berkembang dari epitel

konjungtiva. Sistem drainase lakrimal (kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus

nasolakrimalis) juga merupakan turunan ektoderm permukaan yang berkembang

dari korda epitel padat yang terbenam di antara struktur muka yang sedang

berkembang. Korda ini terbentuk salurannya sesaat sebelum lahir.

3.3. Definisi Kista Dermoid

Kista dermoid merupakan suatu massa kistik (choristoma) yang dilapisi oleh

keratinizing epidermis dengan dermal appendages pada dindingnya seperti folikel

12

Page 13: Kista dermoid

rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat. Kista dermoid dapat bersifat

kongenital atau didapat.1,8

Pada tahun 1955, Meyer mengemukakan konsep bahwa secara histologis

terdapat 3 varian kista dermoid, yaitu kista epidermoid, kista dermoid, dan teratoid.

Pada jenis epidermoid, kista dilapisi oleh epitel gepeng tanpa disertai adneksa.

Sedangkan pada kista dermoid, selain dilapisi oleh epitel gepeng, juga disertai

adneksa, seperti rambut, folikel rambut dan kelenjar sebasea. Pada teratoid, selain

epitel berlapis gepeng dan adneksa juga ditemukan adanya elemen mesoderm

seperti otot, tulang, dan kartilago. Kista dermoid lebih sering dijumpai

dibandingkan kista epidermoid dengan perbandingan 2:1.9,12

3.4. Epidemiologi

Sekitar 10-50% kista dermoid merupakan kista dermoid kongenital. Pada

suatu penelitian histopatologi dilaporkan terdapat 307 kasus tumor orbital, 35%

merupakan kista dermoid. Selain itu, pada survei yang dilakukan oleh Schield

terhadap 645 biopsia orbita pada semua usia, 24% merupakan kista dermoid

dimana dari 250 anak di bawah usia 18 tahun, 46% merupakan kista dermoid. Studi

yang dilakukan oleh Lliff dan Green juga menemukan bahwa dari 174

histopatologi tumor orbita. Kista dermoid merupakan kasus yang terbanyak. Pada

studi tersebut, lebih dari 70% kista dermoid orbita didiagnosis sebelum usia 5

tahun.2

Pada pusat onkologi ocular, kista dermoid ditemukan sekitar 2% dari seluruh

tumor orbita yang datang ke ahli mata. Kista dermoid sering ditemukan pada anak-

anak. Dalam suatu studi, didapatkan bahwa kista dermoid merupakan 3-9% dari

seluruh tumor orbita pada anak-anak. Kista dermoid hampir tidak pernah

menyebabkan kematian dan insidensinya sama pada laki-laki dan perempuan.11

3.5. Etiologi

Etiologi kista dermoid belum diketahui secara pasti. Kista dermoid dapat

bersifat kongenital atau didapat. Terdapat teori yang menyatakan bahwa kista

dermoid kongenital merupakan lesi disembriogenik yang berasal dari elemen

ektoderm yang terjebak pada saat penggabungan antara arkus brankial pertama dan

kedua yang terjadi pada saat gestasi 3 sampai 4 minggu. Sedangkan kista dermoid

13

Page 14: Kista dermoid

yang didapat terjadi akibat trauma yang menyebabkan implantasi sel epitel ke

jaringan yang lebih dalam atau karena oklusi duktus kelenjar sebassea.1,2,12

3.6. Klasifikasi 1

Kista dermoid dikategorikan menjadi:

A. Kista dermoid superfisialis

Kista dermoid superfisialis berlokasi di anterior sampai septum orbital.

Biasanya ditemukan pada beberapa tahun pertama kehidupan sebagai massa yang

asimptomatik, berbatas tegas, bulat, terletak subkutaneus, dan tidak nyeri.

Pada umumnya, kista ini terdapat di aspek temporal orbital yang melekat pada

sutura frontozygomaticus. Namun, kista ini juga dapat ditemukan pada aspek

medial/nasal atas yang melekat pada sutura frontolakrimal atau frontoethmoidal.

Pada pemeriksaan ditemukan batas posterior kista mudah dipalpasi yang

menunjukkan bahwa kista ini superfisialis. Jenis kista dermoid ini tidak

menyebabkan pergeseran bola mata atau defek tulang.

B. Kista dermoid profunda

Kista iniberlokasi di posterior sampai septum orbital. Biasanya ditemukan

pada usia remaja dan dewasa dengan pergeseran bola mata dan proptosis non-aksial

atau massa yang batas posteriornya kurang jelas. Beberapa jenis kista dermoid ini

dapat meluas meleebihi orbita ke dalam fossa temporalis dan intrakranial. Selain

itu, kista ini juga dapat menyebabkan pergeseran bola mata dan defek pada tulang.

3.7. Manifestasi Klinis 1,6,8

A. Keluhan subjektif

Pada umumnya, penderita datang dengan keluhan terdapat massa yang

terlihat pada area orbita. Pertumbuhan lesi tersebut biasanya perlahan.

B. Gejala klinis

1. Pada anak-anak

- Pada umumnya terdapat di aspek superior temporal orbita.

- Massa tersebut umumnya berdiameter kurang dari 1-4 cm, tidak nyeri,

dan berbentuk oval.

14

Page 15: Kista dermoid

- Pergeseran sedikit dari rongga mata bisa terjadi.

- Kista dermoid orbital tidak terfiksir pada kulit, hal ini membantu

membedakannya dengan kista sebasea.

2. Pada orang dewasa

Kista dapat teraba dengan mudah dan memiliki batas yang tidak tegas.

Kista biasanya menggeser rongga mata dan dapat masuk ke dalam struktur

yang berdekatan.

3. Inflamasi

Jika kista ruptur, baik secara spontan maupun karena trauma, respon

inflamasi dapat terlihat. Respon tersebut dapat berupa seperti injeksi

konjungtiva atau dapat menjadi lebih berat mirip selulitis orbita.

4. Temuan neurologis

Walaupun jarang terjadi, kista dapat menekan nervus optikus dan

menimbulkan gejala kompresi nervus optikus, yaitu penurunan tajam

penglihatan, penglihatan warna dan persepsi terang-gelap, dan relative

afferent pupillary defect (RAPD).

Yang lebih jarang lagi, kista dapat menginduksi terjadinya diplopia

dengan membatasi pergerakan bola mata secara fisik atau menekan nervi

craniales III, IV, atau VI. Berdasarkan letak, maka gambaran klinis dari kista

dermoid akan berbeda-beda.

Berikut merupakan gambaran klinis dari kista dermoid berdasarkan letak

kista:

a. Lesi anterior

Kista mulai terlihat dari masa infant sebagai massa yang lunak, berbatas

tegas, letak subkutan, dan tidak nyeri. Lokasi yang paling sering terkena ialah

aspek superolateral orbita pada sutura frontozygomatis.

b. Lesi medial

Frekuensinya lebih sedikit dibanding lesi anterior dan sering tumbuh dari

jaringan asing di sutura frontoethmoidalis atau frontolakrimalis. Jika tidak

ada desakan ke dalam orbita, maka aspek frontoethmoidalis atau

15

Page 16: Kista dermoid

frontolakrimalis. Jika tidak ada desakan ke dalam orbita, maka aspek

posterior dari kista dapat diraba. Karena letaknya lebih anterior, maka kista

biasanya tidak menyebabkan pergeseran bola mata, namun masih dapat

terjadi ptosis jika ukuran kista semakin membesar.

c. Lesi posterior

Kista yang terletak lebih posterior akan lebih berbahaya dan berlokasi di

sutura sphenozygomaticus dan sphenoethmoidalis. Pasien biasanya datang

pada masa dewasa dengan keluhan nyeri, ptosis yang progresif, defisit

motilitas, atau diplopia.

3.8. Diagnosis Banding

Diagnosis banding kista dermoid:

A. Kista Epidermoid

Kista epidermoid terbentuk dari beberapa mekanisme. Kista dapat

diakibatkan sekuestrasi dari sisa epidermal selama kehidupan embrionik,

oklusi dari unit pilosebaseus, trauma atau implantasi bedah dengan elemen

epitelial. oklusi kelenjar ekrin dapat menjadi faktor tambahan perkembangan

kista epidermal.13

Kista epidermoid (kista sebasea) adalah kumpulan material seperti keratin,

biasanya putih, licin, mudah digerakkan, dan cheesy di dalam dinding kista. Secara

klinis, kista epidermal muncul sebagai nodul bulat, keras berwarna daging. Kista

epidermal merupakan tumor jinak yang tidak perlu dihilangkan kecuali

mengganggu secara kosmetik atau terinfeksi.13

Pada pemeriksaan histopatologi, kista epidermal dibatasi dengan epitel

skuamosa berlapis yang mengandung lapisan granuler. Keratin terlaminisasi

ditemukan dalam kista. Respon inflamasi dapat ditemukan pada kista yang ruptur.

Kista yang sudah tua dapat terkalsifikasi.13

Kista dermoid dan epidermoid adalah choristoma timbul dari permukaan

ektoderm yang terjebak pada lipatan embriogenik. Kista epidermoid hanya dibatasi

oleh epitel squamous yang berhubungan dengan keratin, sedangkan kista dermoid

dibatasi oleh epitel squamous dan dermis dengan rambut, kelenjar sebasea dan

keratin.4,12

16

Page 17: Kista dermoid

B. Kista Ateroma

Kista ini berasal dari akne yang tersumbat muara kelenjarnya dan berisi sel-sel

debris epidermis dan kristal-kristal kolesterol. Bentuknya bulat atau lonjong,

biasanya lunak, berdinding tipis batas tegas letaknya subkutan, sedikit menonjol.

Yang khas pada kista ini adalah kadang-kadang dapat dijumpai suatu bintik pada

puncak penonjolan kista pada kulit yang merupakan muara kelenjar yang

tersumbat. Pada palpasi, teraba lekukan, konsistensi tumor kistik, dapat digerakkan

dari dasar tetapi melekat pada dermis di atasnya dan tidak nyeri tekan. Ditemukan

di daerah yang mengandung kelenjar sebasea. Daerah predileksinya adalah kepala,

wajah, telinga, leher, dan punggung.15

C. Lipoma

Lipoma merupakan tumor jinak jaringan lemak. Tumor ini dapat soliter atau

multipel, massa lunak, dan tidak nyeri. Lipoma tersusun dalam bentuk lobulus yang

dipisahkan oleh sekat jaringan fibrosa, terbungkus dalam kapsul tipis, mobile, dan

dapat digerakkan dari dasar. Adanya cekungan (dumpling) karena tarikan jaringan

fibrotrabekula sehingga kulit di atasnya seperti kulit jeruk.

Walaupun kadang-kadang tumbuh cepat, namun tumor ini tetap tetap jinak.

Lesinya lunak tanpa nyeri. Secara makroskopik, lipoma terdiri dari jaringan lemak

dewasa yang tergabung dalam lobulus, dikelilingi dengan jaringan ikat.14

3.9. Penegakan Diagnosis

Diagnosis kista dermoid dapat ditegakkan berdasarkan:

A. Pemeriksaan fisik

Kista dermoid biasanya ditemukan pada beberapa tahun kehidupan. Kista

dermoid orbital paling banyak ditemui di aspek superolateral dengan sutura

frontozygomatic sebagai tempat perlengketannya dan jarang ditemukan pada

daerah superonasal.12

Berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran 1-4 cm, mudah

digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya. Pada palpasi,

permukaannya halus, konsistensi lunak dan kenyal.

B. Histopatologi 11

17

Page 18: Kista dermoid

Secara histologi, kista dermoid berisi desquamated squamous epithelium dan

keratin di lumennya (panah 1) dan dibatasi oleh keratinized stratified squamous

epithelium (panah 2 dan 3). Kunci untuk mendiagnosis kista dermoid adalah

adanya struktur-struktur adneksa seperti kelenjar sebasea (panah 4). Akar rambut,

kelenjar keringat apokrin dan kelenjar lakrimal dapat juga ditemukan di dinding

kista. Selain itu, lumen juga dapat berisi hair shaft dan keratin (panah 5 dan 6).

Gambar 2. Gambaran histologi kista dermoid

18

Page 19: Kista dermoid

(1) desquamated squamous epithelium (2,3) keratinized stratified squamous epithelium(4) kelenjar sebasea (5,6) hair shaft dan keratin

Kista yang ruptur dapat menyebabkan reaksi granulomatosa dan residual cyst

yang dibatasi oleh epitel squamous berganti menjadi epitheloid histiocyte dan

multinucleated giant cells (nomor 7).

3.10. Penatalaksanaan 6,12

Indikasi penatalaksanaan kista dermoid adalah kista telah mengganggu aksis

visual yang dapat meningkatkan resiko ambliopia, kista dermoid profunda,

kosmetik, dan inflamasi berulang. Penatalaksanaan berupa pembedahan, yaitu

dengan ekstirpasi kista. Kista dermoid yang sering ditemukan pada anak-anak

adalah kista dermoid tipe superfisial sehingga dilakukan ekstirpasi di lipatan

palpebra superior untuk mengurangi terlihatnya luka bekas ekstirpasi atau langsung

diatas lesi. Selama proses pembedahan, dinding kista dijaga sebaik mungkin agar

tetap utuh karena dinding dan isi kista bersifat iritatif sehingga apabila kista ruptur

pada saat pengangkatan akan menyebabkan terjadinya proses peradangan pada

jaringan orbita sekitarnya. Jika dinding kista ruptur sebaiknya operator mengangkat

seluruh dinding kista dan kemudian mengiritasi luka untuk membersihkan semua

isi kista. Pembedahan mungkin akan sulit jika sudah terjadi perlengketan kista.

Inflamasi preoperatif akibat dari kista yang ruptur dapat dikontrol dengan

penggunaan prednisone. Kegagalan dari pengangkatan seluruh kista dapat

mengakibatkan inflamasi yang persisten, drainase sinus, atau rekurensi kista.

3.11. Komplikasi

a. Kista dermoid dapat mendesak bola mata, tergantung dari lokasi kista.

b. Kista dermoid orbital dapat menyebabkan komplikasi neurologis jika

menekan nervus optikus atau nervus craniales III, IV, atau VI.

c. Jika kista ruptur, maka akan terdapat tanda-tanda peradangan.

d. Komplikasi operatif biasanya terdapat pada prosedur orbitotomi antara lain,

seperti:

- Kerusakan mata atau struktur adneksa, infeksi, inflamasi, dan perdarahan

dapat terjadi.

19

Page 20: Kista dermoid

- Ekstirpasi parsial dari kista dermoid dapat menyebabkan inflamasi yang

persisten, dan kista yang berulang.

3.12. Prognosis

Secara umum, prognosis kista dermoid baik. Hal ini dapat terjadi jika

dilakukan ekstirpasi yang tepat dengan scar yang minimal.11

BAB IV

PEMBAHASAN & KESIMPULAN

Kista dermoid merupakan suatu massa kistik (choristoma) yang dilapisi oleh

keratinizing epidermis dengan dermal appendages pada dindingnya seperti folikel

rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat. 1,8

Pada laporan kasus berikut diajukan suatu kasus seorang perempuan 14 tahun

dengan keluhan benjolan di kelopak mata atas sebelah kiri dan didiagnosis tumor

palpebra suspek kista dermoid. Orangtua pasien mengaku menemukan garis kecil

pada kelopak mata atas sebelah kiri kurang lebih 14 tahun yang lalu. Garis tersebut

membesar perlahan, tidak berwarna merah. Sejak 7 tahun yang lalu, garis tersebut

membesar dan berupa benjolan. Benjolan tersebut tidak nyeri, tidak merah, dan

mudah digerakkan.

Kista dermoid merupakan choristoma (massa jaringan yang secara histologis

normal pada letak yang abnormal) yang bersifat kongenital dan biasanya

ditemukan beberapa tahun pertama kehidupan. Kista dermoid ditemukan berupa

massa berbentuk oval, membesar perlahan, teraba lunak, dan tidak nyeri. Kista

dermoid orbital paling banyak ditemui di bagian superolateral dengan sutura

frontozygomatic sebagai tempat perlengketannya dan jarang ditemukan pada

daerah superonasal.1,4

Diagnosis kista dermoid ditegakkan berdasarkan gejala yang timbul,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang ada. Pada pemeriksaan fisik,

ditemukan benjolan berukuran 1,5 x 1,5 x 0,5 cm, kenyal, mobile, permukaan

halus, tidak merah, dan tidak nyeri pada palpebra mata kiri atas. Kista dermoid

orbital paling banyak ditemui di aspek superolateral dengan sutura frontozygomatic

sebagai tempat perlengketannya dan jarang ditemukan pada daerah superonasal.12

20

Page 21: Kista dermoid

kista dermoid berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran 1-4 cm,

mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya. Pada palpasi,

permukaannya halus, konsistensi lunak dan kenyal.12

Akan tetapi, diagnosis pasti untuk kista dermoid dengan pemeriksaan

histopatologi. Secara histologi, kista dermoid berisi desquamated squamous

epithelium dan keratin di lumennya dan dibatasi oleh keratinized stratified

squamous epithelium. Kunci untuk mendiagnosis kista dermoid adalah adanya

struktur-struktur adneksa seperti kelenjar sebasea. Akar rambut, kelenjar keringat

apokrin dan kelenjar lakrimal dapat juga ditemukan di dinding kista. Selain itu,

lumen juga dapat berisi hair shaft dan keratin.11

Penatalaksanaan untuk kista dermoid adalah ekstirpasi kista dengan

mengangkat seluruh kista beserta kapsulnya. Kista dermoid yang sering ditemukan

pada anak-anak adalah kista dermoid tipe superfisial sehingga dilakukan ekstirpasi

di lipatan palpebra superior untuk mengurangi terlihatnya luka bekas ekstirpasi

atau langsung diatas lesi. Selama proses pembedahan, dinding kista dijaga sebaik

mungkin agar tetap utuh karena dinding dan isi kista bersifat iritatif sehingga

apabila kista ruptur pada saat pengangkatan akan menyebabkan terjadinya proses

peradangan pada jaringan orbita sekitarnya.6,12

21