View
133
Download
28
Embed Size (px)
Citation preview
KISTA PADA RONGGA MULUT
Kista merupakan rongga patologis dalam jaringan keras maupun jaringan lunak yang
berisi cairan. Cairan kental tersebut dibungkus oleh dinding yang berepitel. Kista tersebut
dapat tumbuh secara ekspansif dan mendesak jaringan disekelilingnya. Dinding epitel itu
berasal dari sel-sel epitel semasa perkembangan embriologis dan oleh
karenanya mempunyai potensi untuk memperbanyak diri. Pertumbuhan tersebut dapat
berasal dari”reduced enamel epithelium” dari mahkota gigi, dapat pula berasal dari
epithelial rest of Mallassez.
Berdasarkan diagnosa perawatan kista dapat direncanakan sesuai dengan keadaan yang berbeda.
Ada 3 dasar perawatan :
1. Enukleasi
2. Marsupialisasi
3. Marsupialisasi + Enukleasi
Klasifikasi
Stone’s oral dan dental disease, berdasarkan patogenesis dari kista :
A. Odotogenic Cysts
1. Primordial cysts
2. Gingival cysts
3. Dentigerous cysts
- central type
- lateral type
4. Eruption cysts
5. Periodontal cysts
- radiculer
- lateral
- residual
B. Non odontogenic
- Median Cysts
- Incisive Canal atau Nasopalatinal Cysts
- Globulo Maxillary Cysts atay Intra Alveolar Cysts
- Nasolabial atau Extra Alveolar Cysts
C. Haemorragic atau Traumatic Bone Cysts
Klasifikasi menurut Killey dan Kay
I. Intra Osseus Cysts
A. Odontogenic
1. Apical
- radicular
- residual
- lateral periodontal
2. Follicular (dentigerous)
3. Primordial
4. Laminal (Odontogenic kerato cysts)
B. Non Odontogenik
1. Fissural
a. Median alveolar
b. Median mandibular
c. Median palatal
d. Globulo maxillary
2. Vestigial
Nasopalatine
C. Non Epithelial Bone Cysts
a. Solitary bone cysts
b. Aneurysmal bone cysts
c. Stafne’s idiophatic bone cavity
II. Cysts of The Soft Tissue
a. Salivary
b. Gingival
c. Dermoid
d. Bronchial
e. Thiroglossal
f. Nasolabial
Periodontal Cysts
a. Lateral
b. Apical
c. Residua
Dentigerous and Primordial Cysts
a. Coronal
b. Lateral
c. Circumferential
d. Primordial
Bone Cysts
a. Stafne’s idiophatic cavity
b. Solitary bone cysts
Fissural Cysts
a. Nasolabial
b. Median alveolar
c. Globulo maxillary
d. Median palatal
e. Nasopalatina
Patogenesis :
Kista - kista odontogenik berasal dari sel - sel epitel masa perkembangan gigi.
Mengenai mekanisme terbentuknya kista ada beberapa pendapat :
1. Sel-sel epitel berproliferasi terus menerus. Sel-sel bagian tengah tambah menjauhi tepi
dimana terdapat sumber makanan untuk sel-sel tersebut. Akibat sel-sel bagian tengah tersebut
mengalami degenerasi dan mencair dan terbentuk kista yang kecil.
Lapisan sel-sel epitel luar berproliferasi terus menerus, sel-sel bagian tengah
bertambah banyak mengalami degenerasi dan mencair, akhirnya bertambah besar pula
kista tersebut.
2. Asal dari suatu granuloma, jaringan granulasi yang mengandung sel-sel peradangan
dikelilingi oleh epitel yang berproliferasi, oleh aksi dari enzim, maka sel peradangan tersebut
dilarutkan sehingga membentuk suatu kista.
3. Menurut Rushton dan Cook, kista terjadi karena sel-sel mengalami autolisis dan menimbun
dalam rongga yang dikelilingi sel-sel epitel. Akibat autolysis tersebut menyebabkan
tekanan osmose dalam rongga bertambah, tekanan ini menyebabkan lebih banyak
sel-sel yang dimatikan pada bagian tengah dan terjadi pula penarikan ke dalam
rongga tersebut, oleh karena lapisan luar rongga kista merupakan lapisan yang
semi permeabel, akibatnya kista bertambah besar.
Intra Osseus Cysts
Odontogenik cysts (kista odontogenik) umumnya disebabkan oleh suatu reaksi inflamasi
akibat suatu infeksi dari pulp dan mengenai jaringan periapical.
Apical cysts (periodontal cysts)
Radicular cysts
Insidensi : Termasuk kista yang paling banyak ditemukan dalam rongga mulut.
Lebih banyak ditemukan pada orang dewasa.
Etiologi : Merupakan suatu lanjutan dari periapical granuloma.
Gambaran klinis :
Sering penderita tidak ada keluhan, dapat pula menimbulkan rasa sakit bila mengalami infeksi.
Lokalisasi macam-macam kista tersebut.
1. Lesi pada apex gigi
- Kista radicular
- Kista residual (tidak ditemukan akar gigi, akar tersebut telah dicabut)
2. Lesi pada midline maxilla
- Medium cysts
- Incisive canal cysts
3. Lesi pada tempat yang tidak pernah tumbuh gigi (tidak ada benih gigi)
- Primordial cysts
4. Lesi dimana terdapat gigi impasi
- Dentigerous cysts
5. Globulomaxillary cysts ditemukan antara incisive lateral dan caninus
6. Traumatic Bone Cysts dapat ditemukan pada semua bagian rahang dan tergantung
dari arah trauma
Gambaran klinis secara umum :
1. Asimptomatis pada suatu kista yang kecil ukurannya
2. Bila ukurannya cukup besar
- Terjadi pembengkakan rahang
- Jika terjadi reasorbsi sebagian dari tulang yang menutupinya, maka pada palpasi
akan memberikan kesan “egg shell creckling”
- Jika terjadi reasorbsi tulang seluruhnya maka akan memberi kesan fluktuasi pada palpasi
- Apabila terjadi perforasi ke rongga mulut, maka penderita akan merasakan bau
yang kurang enak, dan lain sebagainya
3. Ekspansi suatu kista umumnya ke buccal
4. Tidak bertanda radang jika tidak terinfeksi
5. Gigi-gigi pada lesi tersebut mengalami migrasi
6. Gambaran rontgen (circumscribed dan radioluscency)
Untuk membantu diagnosa dilakukan :
A. rontgen photo
B. aspirasi biopsy
Bila kista tidak meradang maka warna cairan aspirasi putih kekuning-kuningan.
Warna cairan kista tergantung pula pada jumlah cholesterin yang ada.
Untuk melihat adanya cholesterin tersebut cairan kista ini diletakkan pada kertas absorbent
(tampon) kemudian dikeringkan sehingga terlihat adanya kristal-kristal.
Diagnosa Banding suatu kista yang terinfeksi adalah Danto Alveolar Abscess berdasarkan
anamneses terjadinya.
RO terdapat area yang translucency yang berdinding circumscribed dan meliputi akar gigi.
Dan rongga tersebut mengandung cairan, epitel yang mengelilingi adalah ”Squama epithellium”
Kista Non Odontogenik
Vestigial Cysts
a. Kista median atau kista median alveolar
Merupakan kista yang sangat jarang ditemukan.
Patogenesis
Oleh sisa-sisa epitel dari ronga mulut masa embrional dan terjepit di garis persambungan
kedua processus yang akan membentuk maxilla maupun mandibula
Histopatologi
Kista median alveolar dikelilingi stratified squamous dari jaringan penghubung dari
beberapa sel inflamantory. Median palatal cysts dilapisi oleh squamous atau columnus sel.
Kista median alveolar, kista yang tumbuh di tengah alveoli dari kedua incisivus centralis.
Kista median letaknya agak ke belakang dari palatum.
Gambaran klinis
Kista ini mula-mula timbul diantara akar gigi incisivus centralis dan kalau membesar
menyebabkan pergeseran ke lateral dari gigi-gigi tersebut. Pembengkakan dapat
ke labial atau palatinal. Gigi tersebut masih vital. Median palatal cysts atau kista median,
terdapat di belakang foramen incisivum sering ada keluhan bahwa adanya rasa garam
jika lidah menekan palatum tersebut.
Gambaran rontgen
Median alveolar cysts, pada pemeriksaan rontgen foto memperlihatkan daerah yang
radioluscent di bagian depan dari foramen incisivum dan antara kedua incisivus centralis
sehingga memberi gambaran seperti “jantung”. Jika ditemukan pada penderita
yang edentulous gambaran kist tersebut dapat berbentuk bulat.
b. Nasopalatina cysts (Incisive canal cysts)
Muncul dari canalis incisivus
Patogenesis
Incisive canal terdapat diantara persambungan dari processus nasofrontal dan maxilla.
Biasanya sudah tertutup sewaktu lahir. Ujung dari saluran ini bermuara di rongga hidung
dan ditutupi oleh sel epitel rongga hidung, sedangkan ujung yang lain yang bermuara
di rongga mulut ditutupi oleh sel epitel lapisan rongga mulut.
Penyebab terjadinya kista ialah mungkin oleh keradangan dari canalis, jika canalis tersebut
masih ada, oleh keradangan ini maka canalis tersebut tersumbat dan
mengakibatkan pembentukan suatu kista retensi. Tetapi mungkin juga oleh proliferasi
dari sel epitel yang tertinggal dalam canalis tesebut dan kemudian oleh karena
terjadi degenerasi dan menjadi kista. Kemungkinan lain tentang terjadinya kista oleh
karena terjepitnya kelenjar mucous dari saluran nasopalatina (kelenjar ludah).
Insidensi : asimptomatik, ditemukan satu prosen pada pemeriksaan rontgen.
Histopatologi
Lapisan epiteliumny mungkin epitel berlapisan gepeng (squamous stratified) atau
ciliared columnar epithelium, tergantung asalnya rongga mulut atau rongga hidung.
Gambaran klinik
Kista ini lambat pertumbuhannya dan sering asimptomatik, sering ada keluhan
adanya rasa garam dalam mulut. Jika kista tepat dibawah papilla incisivus,
maka akan tampak pembengkakan kebiruan dan jika ditekan mengeluarkan lendir.
Gigi-gigi dekat kista tersebut dalam keadaan vital, jika kista tersebut membesar
penderita baru mengeluh adanya kelainan pada rongga mulut. Pada palpasi sering
kista tersebut terasa fluktuasi, dapat pula adanya tanda radang jika terinfeksi.
Gambaran rontgen foto :
Dapat membentuk bilateral, bulat ataupun berbentuk jantung, tergantung keadaannya
pada garis median.
c. Non Epithelial Bone Cysts (Solitary Bone Cysts)
Biasanya disebut sebagai haemmorragic bone cysts, extravasation cysts dan
progressive bone cavity. Lebih sering ditemukan pada bagian atas diafisis tulang humerus
atau tulang-tulang panjang lainnya, meskipun jarang tapi dapat pula ditemukan
pada mandibula.
Teori terjadinya :
Oleh Prommer (1920) mengatakan bahwa perdarahan dalam tulang oleh suatu trauma
kemudian tidak terjadi organisasi oleh darah dan sel-sel mati yang mencair.
Pembesaran dari kista ini hanya mungkin terjadi karena adanya perembesan cairan
sumsum tulang dan menyebabkan resorbsi dari trabekula tulang.
Teori lain mengatakan bahwa pada tempat kista ini akan terjadi lebih dahulu
suatu daerah yang iskemik kemudian terjadi evascular necrose. Sebab terjadinya
daerah iskemik oleh emboli atau trombosis.
Etiologi
Beberapa teori penyebab :
1. Trauma dan haemmorhagic dengan kegagalan organisasi
2. Spontaneous atropy pada jaringan
3. Abnormal kalsium pada metabolisme
4. Chronic low grade infectius
5. Necrosis of fatty marrow secondary to ischemia
Gambaran klinis
Umumnya asimptomatis, hanya ditemukan secara kebetulan dalam pemeriksaan
roentgen foto. Jarang terjadi ekspansi pada tulang.
Gigi-gigi dalam regio kista tersebut mengandung mass of bone fragment, blood cloth dan
small scraps of sort tissue.
Pemeriksaan rontgen
Kelihatan suatu daerah yang radioluscent dengan dinding bagian luar yang tidak teratur.
Differential diagnose
Untuk traumatic bone cyst dengan kista jinak adalah berdasarkan hasil biopsi aspirasi.
Kista traumatik sering tidak berisi cairan cholesterin.
Stafne’s idiophatic bone cavity (jarang ditemukan, sebenarnya bukan suatu kista,
hanya gambaran klinis dan foto rontgen mirip kista).
d. Dermoid Cysts (Dermoid Inclusion Cysts)
Kista-kista tersebut menyerupai epidermal atau epidermid cyst. Pada kista tersebut
ditemukan adanya rambut, sebaceous glands atau gigi, sehingga memberi bentuk
suatu cystic teratoma. Pada rongga mulut disebut sebagai ”Dermoid inclusion cyst”
dan asalnya ektoderm. Kista ini jarang ditemukan, kebanyakan penderita muda.
Lokalisasinya di dasar mulut, submandibular dan sublingual region.
e. Bronchial Cleft Cyst
Tumbuh dari sisa-sisa arcus branchialis.
Globulo maxillary atau fissural intra alveolar cyst
Patogenesis
Kista ini terbentuk dipersambungkan dari processus globule maxillary, sisa sel-sel epitel
terjepit di kedua processus ini dan berproliferasi, membesar diantara incisivus lateral
dan caninus, tapi tak ada hubungannya dengan gigi tetangganya. Gigi tetap dalam
keadaan vital.
Histopatologi
Lapisan epitheliumnya dapat berupa stratified squamous epithelium/columnar epithelium.
f. Cyst of The Soft Tissue (Salivary Gland Cyst atau Retention Cyst)
Kelenjar ludah dalam mulut mempunyai suatu sistem yang kompleks untuk tempat air ludah
ke mukosa bagian permukaan. Suatu kerusakan pada sistem tersebut dapat
menyebabkan tertimbunnya cairan sehingga menimbulkan suatu keadaan yang
disebut “mucocele” atau retention phneumonum.
Mucocele dan retention phneumonum adalah retensi kista yang kecil, terdapat pada bibir,
pipi dan daerah-daerah yang mempunyai accessory salivary glandula dalam rongga mulut,
kecuali pada setengah bagian anterior palatum durum tidak ditemukan ada
jenis retention cyst ini.
Etiologi
Banyak penyebabnya, salah satunya adalah trauma.
Trauma menyebabkan ruptur dari ductus system, dimana sekret tersebut tidak melalui
sistem semestinya, melainkan melepaskan dia masuk ke glandula parenkim atau
supporting stroma sekelilingnya dan menghasilkan suatu granulomatosa reaksi (mucocele).
Gambaran klinis
Mucocele atau retention phenomenum.
- Mempunyai ukuran yang bervariasi dari beberapa milimeter hingga beberapa centimeter
- Permukaan berwarna kebiru-biruan
- Elevated, bentuk bulat atau oval
- Pembengkakan yang translucent
- Bila ada trauma akan menyebabkan ruptur dari kista tersebut, sehingga kista ini
dapat menghilang kemudian muncul lagi.
Histologi
Pada pemeriksaan ditemukan suatu rongga yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
yang dikelilingi oleh jaringan ikat fibrous. Hal ini ditemukan pada retention phenomonum.
Sering pula, epithel lined lumen mengalami kerusakan atau hilang dan terjadi
akumulasi mucoid material (mucocele). Dalam sekresi ditemukan campuran
sel-sel inflamantory yang akut dan jaringan fibroblastik yang muda.
Pada jaringan salivary gland terjadi fibrosis dan atropi acinar struktur.
Treatment dan Prognosis
Surgical excision bersama dengan associated salivary tissue.
g. Ranula
Merupakan suatu retention cysts yang besar, terdapat di daerah mulit. Asal kata Ranula
ialah dari bahasa latin yang disebut sebagai ”little frog”, yang disebut Ranula
atau kista sublingual adalah kista yang jinak, berlokasi pada dasar mulut daerah bawah lidah
dan mempunyai hubungan dengan glandula sublingualis.
Etiologi
Sama dengan terjadinya suatu mucocele. Terbentuknya secara perlahan-lahan pada
dasar mulut dan umumnya pada satu sisi. Beberapa penyebabnya :
1. Kongenital
2. Radang
3. Batu calcium carbonat atau calcium phosphat
4. Trauma
Gambaran klinis
Asalnya dari kelenjar sublingual dan terjadi pembengkakan pada dasar mulut,
dapat meliputi suatu sisi atau kedua-duanya. Penderita tidak merasa sakit,
biasanya karena besarnya bertambah hingga penderita merasa terganggu waktu berbicara
dan mengunyah.
- Warna permukaan merah kebiru-biruan
- Konsistensi kenyal
- Ukuran bervariasi
- Translucent
- Circumscribed
h. Periodontal Cyst
Patogenesis
Pada jaringan periodontium terdapat sekelompok sel-sel epitel yang disebut sebagai
sel-sel Mallasez. Sel-sel ini merupakan sisa-sisa root schact of Hertwig.
Sel-sel ini tertinggal di dalam periodontium dalam keadaan laten, oleh sesuatu
rangsangan ringan yang terus menerus, maka sisa-sisa sel ini akan memperbanyak diri
membentuk suatu kista menurut tempat atau lokasi tumbuhnya kista, pada akar gigi
yang dibagi atas :
- Type lateral, kista ini tumbuh di bagian lateral akar gigi penyebabnya
- Type radicular, tumbuhnya kista tepat pada ujung akar gigi
- Type residual, kadang-kadang tumbuh kista pada rahang dimana gigi penyebabnya
telah dicabut, kemungkinan terjadinya karena tertinggalnya suatu kista kecil
atau granuloma yang mengandung sel-sel berpotensi untuk proliferasi waktu pencabutan.
Tanda-tanda dan gejala klinik
- Bila kecil ukuran kista tersebut, penderita tidak ada keluhan
- Keluhan rasa sakit dan pembengkakan merupakan tanda-tanda bahwa kista
tersebut meradang, gigi yang bersangkutan biasanya goyang
- Terjadinya fistula oleh karena peradangan atau pembesaran yang progresif dari kista
Oleh karena kista periodontal dapat multi occular, maka harus dibedakan
dengan adamantinoma. Untuk tujuan itu dapat dilakukan aspiration biopsy.
i. Primordial Cysts
Patogenesis
Merupakan kista yang primitif, berasal dari sel-sel epitel enamel organ,
tahap pertama sebelum pembentukan gigi jaringan gigi. Kemungkinan kista ini tumbuh
dari benih gigi biasa atau gigi yang berlebihan, oleh suatu rangsang yang kurang jelas,
lapisan reticulair stellata mengalami degenerasi sel-sel dan membentuk rongga
dengan pengumpulan cairan di antara inner dan outer enamel epithelium.
Penimbunan cairan bertambah terus menyebabkan kista tersebut menjadi makin besar.
Mekanisme pembesaran kista ini sama dengan kista-kista lain.
Histopatologi
Ditemukan adanya epitel yang dikelilingi oleh connection tissue seperti ditemukan
pada dentigerous cyst.
Insidensi : kista ini jarang ditemukan pada rahang, sering ditemukan pada regio
molar tiga mandibula
Gambaran klinik
Kista primordial terdapat pada anak muda biasanya tanpa keluhan, hanya ditemukan
secara kebetulan pada pemeriksaan foto rontgen. Maka gigi yang bersangkutan
tidak tampak dalam lengkungan. Bila kista ini membesar, gigi tetangganya
mengalami desakan dari kista, maka gigi tersebut akan menjadi miring.
j. Gingival Cysts (kista gingiva)
Patogenesis
Kista tersebut tumbuh dari sisa epitel dari dental lamina, biasanya kista ini kecil
dan akan menghilang sendiri. Kista ini dapat pula muncul oleh karena inflamasi
atau trauma sehingga terjadi proliferasi gingival epithelium. Kista demikian digolongkan
non odontogenik kista.
Histopatologi
Bervariasi karena asalnya berbeda, misalnya odontogenik atau non odontogenik.
Sel kista ini biasanya ditemukan adanya lapisan epithelial yang tipis mengelilingi
massa keratin like material.
Gambaran klinik
Kista gingival biasanya biasanya didapatkan secara kebetulan sewaktu
pemeriksaan histologis dari jaringan gingiva. Dalam klinik biasanya kelihatan
sebagai pembengkakan kecil dari gingiva. Perawatan : excision.
Etiologi
Dapat disebabkan oleh :
1. Traumatic inflamation epithelium
2. Sisa-sisa dental lamina
k. Eruption Cysts (kista erupsi)
Biasanya kista tersebut ditemukan pada anak-anak, tempatnya di atas gigi sulung
atau gigi permanen yang belum erupsi. Sering jenis kista ini digolongkan
sebagai Dentigerous Cysts. Karena asalnya sama berasal dari enamel organ
sesudah occolusal enamel terbentuk.
Gambaran klinik
- Ditemukan pada anak-anak
- Menutup suatu eruptive deciduos tooth atau gigi permanen
- Kelihatan suatu pembengkakan yang kecil, ditutupi mukosa, warna merah kebiru-biruan
l. Dentigerous Cysts (kista dentigerous/follicular cyst)
Pada kantong kista tersebut ditemukan mahkota maupun bagian lain dari gigi.
Patogenesis
Munculnya kista tersebut karena adanya perubahan-perubahan dari enamel organ
sesudah amelogenesis. Menurut Centano (1944) suatu kista dentigerous asal dari
gigi impacted, karena kesulitan erupsi dan adanya rangsangan (berupa gigi sulung
atau gigi tetangga). Rangsangan tersebut menyebabkan proliferasi sel-sel epitel embrional
terdapat pada dental sac (dental follicle) dan tertimbun pada cairan diantara sel epitel,
maka membentuk suatu kista.
Menurut tempat dan bentuk suatu kista, dapat digolongkan sebagai :
a. Central (dari coronal type)
Kista ini timbul dari enamel organ dan mengelilingi gigi secara sentris.
b. Lateral type
Timbul dari samping mahkota gigi mungkin disebabkan oleh karena sel-sel enamel organ
masih ada pada satu sisi enamel organ tersebut, tipe ini jarang ditemukan.
Histopatologi
Pada jenis kista ini, kista tersebut attachment lapisan epithelium kista pada gigi
biasanya di bagian amelo-cemento junction sehingga hanya kelihatan bagian crown
yang masuk ke rongga kista.
Insidensi :
- Lebih banyak pada mandibula pada regio gigi molar tiga dan premolar
- Pada maxilla regio gigi caninus dan molar tiga
Etiologi
Penyebabnya belum diketahui dengan pasti, meskipun demikian ada 2 teori
yang mendukung :
1. Karena inflamasi perifolikuler
2. Penghambatan proses pertumbuhan retikulum stellata dari enamel organ
1. Inflamasi perifolikuler seperti pada :
- Infeksi lokal pada gigi sebelahnya
- Infeksi lokal pada gigi sulung
- Infeksi pada gingiva, dsb
2. Penghambatan proses pertumbuhan retikulum stellata dari enamel organ oleh
karena adanya degenerasi. Kista dari sisa-sisa dental lamina menyebabkan
terjadinya transudasi dari jaringan perifolikuler yang mana mengakibatkan
cairan terkumpul di antara lapisan epitel email atau di antara epitel dan mahkota gigi.
Gejala klinik
- Gigi yang menurut usianya harus tumbuh tetapi belum tumbuh
- Pembengkakan tanpa rasa nyeri
- Pembengkakan membesar secara perlahan-lahan atau lambat
- Menyebabkan asimetris pada wajah
- Menyebabkan susunan gigi tidak teratur
- Kista yang cukup besar diraba adanya krepitasi
Gambaran Rontgenologi
Terlihat radioluscent di sekitar mahkota gigi yang berbatas jelas dan didalamnya
terlihat mahkota gigi dengan akar yang sempurna atau terbentuk sebagian.
Dinding batas kista merupakan suatu batas garis tipis yang Radio Opaque.
Pada kista yang besar atau multipel dapat terlihat daerah yang mengalami degenerasi kista
yang kadang-kadang hampir menutupi sebagian dari mandibula.
LATERAL PERIODONTAL CYST
Biasanya didapatkan secara kebetulan sewaktu pengambilan foto. Gigi yang bersangkutan
masih vital. Kista ini timbul oleh karena adanya sisa-sisa sel Mallasez memperbanyak diri.
Sebab-sebab terjadinya belum diketahui dengan pasti.