Upload
doanxuyen
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
2
3
KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA
iv
v
Prakata
Pada kamis, 8 Oktober 2015, kepala kepolisian Negara republik Indonesia (kapolri) Jenderal Polisi Drs. Badrodin Haiti me ngeluarkan Surat Edaran (SE) kapolri Nomor: SE/6/X/2015 tentang Pe nanganan Ujaran kebencian (hate speech). Beberapa minggu sesudah SE tersebut beredar di publik, media mulai mengangkat isu ujaran kebencian. Beberapa pengamat dan masyarakat mendukung SE tersebut. Namun ada pula yang menolaknya.
Bagi yang menolak, sebagian berpendapat bahwa beleid tersebut bisa mengancam kebebasan berekspresi. ada juga yang menganggap SE hate speech bisa jadikan alat untuk membungkam kritik kebijakan pemerintah. Sebab SE terlalu kabur dan luas mengartikan ujaran kebencian.
Lepas dari pro dan kontra tersebut, komisi Nasional Hak asasi Manusia (komnas HaM) percaya bahwa kapolri punya niat baik dalam menerbitkan SE tersebut. Dengan kata lain, SE digunakan untuk memperkuat anggota Polri dalam menjalankan tugasnya, yakni menjaga keamanan dan keter tiban di masyarakat. karena, belakangan ini, marak konflik kekerasan
vi
berbasis identitas (agama, kepercayaan, suku, dan lainnya) yang diawali dengan ujaran kebencian. Jika ujaran kebencian tidak ditangani dengan baik, maka menjadi ancaman bagi demokrasi Indonesia.
Istilah ujaran kebencian atau hate speech belum terlalu dikenal, baik di masyarakat maupun kepolisian. Bahkan di lingkungan akademis negara ini amat jarang ditemukan li tera tur berbahasa Indonesia yang mengulas ujaran keben cian. Literatur tentang ujaran kebencian masih banyak ber bahasa asing. Negara kita pun belum memiliki undangundang khusus perihal penanganan ujaran kebencian.
kebebasan berekspresi atau berbicara (ujaran biasa) bisa dibedakan dengan ujaran kebencian. Buku Saku Penanganan Ujaran kebencian ini memperjelas dan mempertegas batasanbatasan ujaran kebencian dan ujaran biasa. Harapannya, dengan buku saku ini, anggota Polri di level paling bawah hing ga atas, juga masyarakat, bisa mengidentifikasi ujaran ke ben cian. Sehingga upaya pencegahan dan penegakan hukum ter hadap ujaran kebencian tidak melanggar kebebasan ber bi cara yang merupakan bagian penting dari demokrasi.
kehadiran buku saku ini tidak bermaksud untuk me nunjukkan kekeliruan isi SE Ujaran kebencian. Melainkan, memperkuat SE di level yang paling konkrit atau pelaksanaan SE di lapangan. Selain itu, buku saku ini terbit sebagai bentuk dukungan terhadap Polri dalam menangani ujaran kebencian. kita semua, masyarakat Indonesia, perlu bekerja sama dengan Polri dalam mencegah ujaran kebencian supaya tidak menjadi kejahatan berbasis kebencian (hate crime). Semoga langkah penerbitan buku saku ini bermanfaat bagi demokrasi Indonesia.
komisi Nasional Hak asasi Manusia(komnas HaM)
vii
Daftar ISI
Prakata
Bab 1: Mengapa Surat Edaran Penanganan Ujaran kebencian (Hate Speech) Dikeluarkan?
Bab 2: apa Itu Ujaran kebencian (Hate Speech)?
Bab 3: Bentukbentuk dan alat Ujaran kebencian (Hate Speech)
Bab 4: Membedakan Ujaran Biasa dan Ujaran kebencian (Hate Speech)
Bab 5: Bagaimana Menangani Ujaran kebencian (Hate Speech)?
v
3
9
13
19
27
viii
1
2
3
1MENGAPA SURAT EDARAN
PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)
DIKELUARKAN?
Saat ini makin marak dan meluas ujaran kebencian yang diungkapkan oleh individu maupun kelompok baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan berbagai media. Padahal, ujaran kebencian sangat berbahaya. karena:
ØMerendahkan manusia lain Manusia adalah ciptaan tuhan dan tidak ada seorang pun
yang berhak merendahkan manusia dan kemanusiaan seorang pun yang merupakan ciptaan tuhan.
ØMenimbulkan kerugian material dan korban manusia Data penelitian menunjukkan jumlah kerugian material dan
korban kekerasan berbasis identitas lebih besar daripada kekerasan lainnya.
BAB
4
ØBisa berdampak pada konflik Hasutan untuk memusuhi orang atau kelompok bisa me
nimbulkan konflik. konflik ini bisa antar individu dan meluas menjadi konflik komunal atau antar kelompok
ØBisa berdampak pada pemusnahan kelompok (genosida) Hasutan kebencian ini bisa membuat streotyping/pela
belan, stigma, pengucilan, diskriminasi, kekerasan. Pada tingkat yang paling mengerikan bisa menimbulkan ke bencian kolektif pembantaian etnis, pembakaran kam pung, pengusiran, pembumihangusan kampung atau pe mus nah an (genosida) terhadap kelompok yang menjadi sasar an ujaran kebencian.
Dampak Ujaran kebencian:
Ujaran Kebencian
Streotyping/pelabelan
Stigma
Pengucilan
Diskriminasi
Kekerasan
Kebencian terhadap kelompok
Kekerasan kelompok
Pembantaian atau pemusnahan etnis/kelompok agama/bangsa
5
Ujaran kebencian perlu ditangani karena:
Øbertentangan dengan Pancasila Dasar negara Indonesia yaitu Pancasila menekankan Per sa
tuan Indonesia dan kemanusiaan yang adil dan Beradab.Øbertentangan dengan Bhinneka Tunggal Ika Sejak awal Indonesia dibangun oleh berbagai suku. Oleh
karena itu, semboyan Indonesia adalah Bhinneka tunggal Ika, berbedabeda tapi tetap satu.
Polisi tahu dan paham situasi ini, tapi mengapa polisi gamang/ragu?
Økarena tidak ada panduan dari pimpinan; Økesulitan memilah apa yang disebut dengan ujaran ke
bencian dan yang bukan;Økelihatan tidak yakin dengan kewenangan yang dimilikinya.
Padahal, polisi punya kewenangan, baik pencegahan (preventif) dan penegakan hukum, berdasarkan instrumen hukum yang berlaku.
Tujuan Surat Edaran (SE) Penanganan Ujaran Kebencian:
tujuan diterbitkannya Surat Edaran (SE) adalah untuk penanganan permasalahan kebencian yang semakin marak dan kurang terantisipasi oleh aparat kepolisian, khususnya dari tingkat yang paling bawah.
SE adalah panduan teknis aparatur kepolisian dari tingkat yang paling bawah, agar:Ømenyadari bahaya ujaran kebencian, baik terhadap per sa
tuan dan kesatuan, maupun terhadap perlindungan bagi kelompok minoritas.
6
Ømampu mendeteksi gejala ujaran kebencian yang marak di tengahtengah masyarakat.
Ømampu mengambil langkah yang tepat, baik secara preventif maupun penegakan, untuk mengatasi ujaran kebencian, dengan menggunakan kewenangan yang dimiliki serta ketentuan hukum pidana yang berlaku.
Contoh:
Ujaran kebencian Menjadi Genosida (Pemusnahan)
GENOSIDa EtNIS tUtSI DI rwaNDa
Dalam waktu 1 minggu, 800,000 atau paling banyak sekitar satu jiwa etnis tutsi menjadi korban pembantaian berbasis kebencian. Jumlah ini adalah 1/3 dari
7
seluruh populasi tutsi. Perempuan tutsi menjadi target perkosaan secara sistematis.
tragedi ini dimulai dari hal sederhana. Pada tahun 1994, populasi rwanda berjumlah 7 juta terdiri dari 3 kelompok etnis yaitu Hutu (85%), tutsi (14%) and twa (1%). Di awal 1990, kelompok ekstrimis Hutu di dalam elit politik menyalahkan seluruh etnis tutsi sebagai penyebab meningkatnya tekanan sosial, ekonomi dan politik. Etnis tutsi juga dituduh mendukung kelompok dominan dalam pemberontak tutsi, yaitu rwandan Patriotic front (rPf). Penghasut juga memanfaatkan ingatan masyarakat etnis Hutu tentang pemerintahan penindas yang berasal dari etnis tutsi. akibatnya banyak dari etnis Hutu “takut” dengan kembalinya minoritas yaitu suku tutsi.
kelompok penghasut melakukan Propaganda melalui radio, selebaran yang terus menerus serta bentuk lainnya yang akhirnya berujung pada genosida seperti digambarkan di atas.
Secara garis besar, titik berat SE pada:Øperlindungan terhadap individu atau kelompok rentan
dan/atau minoritas, yang selama ini menjadi korban dari kebencian berbasis identitas.
Øpengutamaan pencegahan dari pada penindakan atau penegakan hukum.
8
9
APA ITU UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)?
apakah menyatakan “saya benci kamu” adalah ujaran kebencian? Tidak!
Perhatikan unsurunsur ujaran kebencian di Surat Edaran supaya tidak salah mengidentifikasi ujaran kebencian.
Unsur-unsur ujaran kebencian:ØSegala tindakan dan usaha baik langsung maupun tidak
langsungØYang didasarkan pada kebencian atas dasar suku, agama,
aliran keagamaan, keyakinan/kepercayaan, ras, antar golong an, warna kulit, etnis, gender, kaum difabel, dan orien tasi seksual
ØYang merupakan hasutan terhadap individu maupun kelompok agar terjadi diskriminasi, kekerasan, penghi langan nyawa dan/atau konflik sosial
ØYang dilakukan melalui berbagai sarana
2BAB
10
Penjelasan tentang unsur-unsur ujaran kebencian:
1. Segala tindakan dan usaha baik langsung maupun tidak langsung. terdapat dua makna yang tidak bisa dipisahkan yaitu:a. berbagai bentuk tingkah laku manusia baik lisan mau
pun tertulis. Misal pidato, menulis, menggambar. b. tindakan tersebut ditujukan agar orang atau kelompok
lain melakukan yang kita anjurkan/sarankan. tindakan tersebut merupakan dukungan aktif, tidak sekadar perbuatan satu kali yang langsung ditujukan kepada target sasaran.
2. Diskriminasi: pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
3. Kekerasan: setiap perbuatan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, dan psikologis.
4. Konflik sosial: perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional.
5. Menghasut: mendorong atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan diskriminasi, kekerasan atau permusuhan. apakah orang yang mendengar hasutan ini melakukan yang dihasutkan tidak menjadi unsur pasal sehingga tidak perlu dibuktikan. Yang bisa dijadikan dasar untuk melihat apakah ini hasutan antara lain:
11
Intonasi (tone) yang bisa menunjukan intensi dari ujaran tersebut untuk menghasut;
konteks ruang dan waktu ujaran tersebut diutarakan.6. Sarana: segala macam alat atau perantara sehingga suatu
kejahatan bisa terjadi. Contoh sarana adalah buku, email, selebaran, gambar, sablonan di pintu mobil, dan lainlain.
UJARAN KEBENCIAN BISA DINYATAKAN TANPA MENGUCAPKAN KATA “BENCI”
Contoh:Perhatikan pernyataan ini: “Suku X biasanya suka berkelahi dan melakukan kekerasan! Sebaiknya tidak menerima suku X di kantor kalian.”
Pernyataan di atas memenuhi unsur ujaran kebencian mes kipun tidak ada kata “benci” sama sekali.
Hati-hati jangan sampai salah fokus!
respon dari korban ujaran kebencian bukan objek dari Surat Edaran ini. kecuali respon tersebut memenuhi unsur
unsur ujaran kebencian.
12
13
BENTUK-BENTUK DAN ALAT UJARAN KEBENCIAN
(HATE SPEECH)
A. Bentuk-bentuk Ujaran Kebencian
Berdasarkan Surat Edaran kapolri Nomor: SE/6/X/2015, bagian 2f, bahwa ujaran kebencian dapat berupa tindak pidana yang diatur dalam kitab UndangUndang Hukum Pidana (kUHP) dan ketentuan pidana lainnya di luar kUHP, yang berbentuk antara lain:1. Penghinaan;2. Pencemaran nama baik;3. Penistaan;4. Perbuatan tidak menyenangkan;5. Memprovokasi;6. Menghasut;7. Penyebaran berita bohong.
dan semua tindakan di atas memiliki tujuan atau bisa berdampak pada tindak diskriminasi, kekerasan, penghilangan nyawa, dan/atau konflik sosial.
3BAB
14
Apakah penghinaan itu ujaran kebencian?
Bisa, jika:1. Penghinaan itu ditujukan kepada seseorang atau kelom
pok berdasarkan suku, agama, aliran keagamaan, keyakinan/ kepercayaan, ras, warna kulit, antar golongan, etnis, gender, orang dengan disabilitas (difabel), orientasi seksual, ekspresi gender, dan;
2. Penghinaan itu berupa hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan.
Perumusan pasalnya: 315 kUHP jo. UU 12/2005 jo. pasal 7 ayat (2) UU 39/1999.
Apakah pencemaran nama baik itu ujaran kebencian?
Bisa, jika:1. Serangan tersebut berbentuk tindakan dan usaha baik
langsung maupun tidak langsung;2. serangan kepada kehormatan atau nama baik seseorang
itu berdasarkan suku, agama, aliran keagamaan, keyakin an/ kepercayaan, ras, warna kulit, antar golongan, etnis, gender, orang dengan disabilitas (difabel), orientasi seksual, ekspresi gender, dan;
3. Serangan itu berupa hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan.
Perumusan pasalnya: 310 kUHP jo. UU 12/2005 jo. pasal 7 ayat (2) UU 39/1999.
15
Apakah fitnah itu ujaran kebencian?
Bisa, jika:1. tuduhan itu tidak hanya dinyatakan tetapi dilakukan dalam
bentuk tindakan dan usaha baik langsung maupun tidak langsung;
2. tuduhan tidak benar itu tentang kehormatan atau nama baik seseorang itu berdasarkan suku, agama, aliran keagamaan, keyakinan/ kepercayaan, ras, warna kulit, antar golongan, etnis, gender, orang dengan disabilitas (difabel), orientasi seksual, ekspresi gender, dan;
3. tuduhan itu berupa hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan.
Perumusan pasalnya: 311 kUHP jo. UU 12/2005 jo. pasal 7 ayat (2) UU 39/1999.
Apakah perbuatan tidak menyenangkan itu ujaran kebencian?
tidak. Mk dalam putusan No. 1/PUUXI/2013 menghapus kekuatan
mengikat frasa “sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan” dalam pasal 335 ayat (1) butir 1 kUHP. Dengan demikian perbuatan tidak menyenangkan tidak lagi ada dalam hukum pidana Indonesia.
Apakah menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan dalam pasal 156 KUHP itu ujaran kebencian?
Bisa. Jika: Perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terse
but dilakukan dalam bentuk tindakan dan usaha, baik langsung maupun tidak langsung.
16
kata golongan dalam pasal 156 kUHP ini adalah salah satu dari:1. suku2. agama3. aliran keagamaan4. keyakinan/kepercayaan5. ras6. warna kulit7. antar golongan8. etnis9. gender10. orang dengan disabilitas (difabel)11. orientasi seksual, ekspresi gender
Mengapa 11 kriteria di atas dijadikan target utama yang dilindungi SE Ujaran Kebencian?
karena 11 kriteria ini merupakan identitas terpenting yang tidak bisa dipilih oleh seseorang. Dengan kata lain, identitas yang terberikan, sudah ada sejak lahir, atau merupakan pilihan sesuai hati nuraninya.
Apakah pasal 16 UU 40/2008 tentang Penghapusan Diskri-minasi Ras dan Etnis adalah Ujaran Kebencian?
Bisa. Jika: kebencian atau rasa benci yang dengan sengaja ditun
jukkan kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3 bersifat advokasi (tindakan dan usaha yang langsung maupun tidak langsung).
17
rumusan pasalnya menjadi Pasal 16UU 40/2008 jo. Pasal 4 huruf b angka 1, 2, atau 3 jo. UU 12/2005 jo. pasal 7 ayat (2) UU 39/1999.
Apakah semua larangan dalam UU ITE = ujaran kebencian?
tidak semua. Hanya pasal 28 (2) UU 11/2008 tentang ItE yang berbunyi:
“dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (Sara)”.
B. Alat Ujaran Kebencian
alat atau sarana apa yang bisa digunakan untuk ujaran kebencian?
Semua alat atau sarana bisa, asal unsurunsur ujaran kebencian terpenuhi. Misal:1. kampanye, baik berupa orasi maupun tulisan2. spanduk atau banner3. jejaring media sosial4. penyampaian pendapat di muka umum5. ceramah keagamaan6. media massa cetak atau elektronik7. pamflet8. dan masih banyak sarana lain
18
19
MEMBEDAKAN UJARAN BIASA DAN UJARAN KEBENCIAN
(HATE SPEECH)
A. Mengidentifikasi Ujaran Kebencian
Bagaimana menentukan bahwa ujaran sudah termasuk ujaran kebencian atau ujaran biasa yang masih bisa ditolerir?
Caranya: Selain memperhatikan unsurunsur ujaran kebencian, perhatikan isi ujaran tersebut.
Contoh 1:
4BAB
Masih etis Stereotyping Pelabelan Provokasiancaman
lebih nyata
kristen di Indonesia
dibawa oleh penjajah Belanda
Semakin meningkat ancaman kebenciannya
kristen itu sama dengan penja
jah, bahaya itu!!
kaum salibis itu penjajah!! Mereka tidak boleh ada di
Indonesia
kita lawan kaum Salibis, kristen Bangsat, mereka
merendahkan Islam.. mereka merendahkan umat Islam!!
kristen halal darahnya! Bunuh
mereka! Jangan biarkan mereka
mendirikan ge reja di tanah
kita!
20
Contoh 2:
B. Pendapat Keagamaan/Fatwa dan Ujaran Kebencian
apakah pendapat keagamaan atau fatwa yang menyatakan bahwa keyakinan individu atau kelompok tertentu dianggap menyimpang atau sesat merupakan ujaran kebencian atau bukan?
konglomerat di Indonesia umumnya
orang keturunan Cina
Semakin meningkat ancaman kebenciannya
Semua orang Cina itu kaya, mereka yang bikin pribumi
miskin
Harga bahan pokok naik:
“ini garagara Cina nyetok bahan pokok biar harga mahal”
testimony mahasiswa perempuan
Untar di Cengkareng satu
bulan sebelum kerusuhan May 1998 terjadi: “…
bulan depan juga abis kamu”
Bakar toko Cina, lindungi Pribu
mi…
Perkosa aja...
Cina Bangsat!!
CONtOH kaSUS YaNG BUkaN UJaraN kEBENCIaN
Pada Januari 2012, aparat kepolisian kabupaten Dharmasraya menahan alexander aan, karena alasan keamanan. Hal ini dilakukan setelah adanya kemarahan sekelompok anggota masyarakat dengan mendatangi kantor tempat alexander bekerja.
Polisi menyebutkan, warga murka atas pernyataan alexander di jejaring facebook bahwa ‘tuhan tidak ada’.
Meskipun aan dihukum oleh pengadilan tetapi kasus ini bukan termasuk ujaran kebencian. karena unsur ujaran kebencian tidak terpenuhi dalam kasus ini (lihat bagian unsurunsur ujaran kebencian).
21
ada tiga jenis pendapat keagamaan atau fatwa:1. pendapat keagamaan yang bukan ujaran kebencian;2. pendapat keagamaan yang merupakan ujaran kebencian;3. pendapat keagamaan yang bukan ujar kebencian tapi
digunakan pihak lain untuk menyiarkan ujaran kebencian.
Perhatikan contohcontoh di bawah ini:
Pendapat Keagamaan atau Fatwa: Dari Ujaran Kebencian Menuju Genosida
Sebuah fatwa menyebutkan:1. kelompok ini sesat. 2. Semua orang harus mewaspadai anggota kelompok
sesat ini.3. Pemerintah agar segera menutup tempat ibadah ke
lompok sesat ini.4. apabila kelompok ini masih memiliki pendapat ten
tang ajaran yang sesat ini, apalagi menjalankannya maka halal darahnya.
5. apabila poin 4 terjadi maka pemerintah harus menangkap pemimpin kelompok ini.
Sebuah organisasi memanfaatkan fatwa ini dan mela lukan penyebaran fatwa ini dengan menambahkan katakata: kita harus basmi anggota kelompok ini dan anggota keluarganya. Mereka melakukan siaran radio untuk menyebarkan hasutan tersebut. kelompok penghasut juga menyebarkan selebaranselebaran agar anggota kelompok ajaran ini dibasmi. Mereka terus menerus melakukan hal ini karena merasa ajakan mereka belum terjadi. akhirnya terjadi pembantaian terhadap anggota kelompok keagamaan ini.
22
Pendapat Keagamaan atau Fatwa Bukan Termasuk Ujaran Kebencian
Sebuah organisasi keagamaan melihat adanya kelompok keagamaan di dalam agama yang mereka anggap me nyimpang ajarannya. Organisasi ini kemudian membentuk tim. tim ini memanggil kelompok tersebut untuk mendengar tentang ajarannya. Juga membaca terbitanterbitan kelompok ini. ahliahli keagamaan dalam ajaran agama ini diminta untuk menganalisis dan menilai ajaran ini.
akirnya muncul sebuah pendapat/fatwa keagamaan. Di dalamnya disebutkan bahwa organisasi ini memiliki ajar an yang berbeda dengan ajaran selama ini dan dinilai menyimpang. Di dalam fatwa ini, disebutkan pula agar penganut agama ini tidak mengikuti ajaran yang menyimpang ini. Juga mengingatkan agar anakanak mereka dididik ajaran agama dan dibimbing dengan lebih baik.
agar para penganut agama ini mengetahuinya, fatwa tersebut disebar dan diumumkan kepada publik de ngan pesan tidak melakukan kekerasan terhadap kelompok agama yang dinilai menyimpang tersebut karena yang berhak menghakimi hanya tuhan dan ajaran agama melarang kekerasan.
23
Pendapat Keagamaan atau Fatwa Berubah Menjadi Ujaran Kebencian
Sebuah organisasi keagamaan melihat adanya kelompok keagamaan di dalam agama yang mereka anggap me nyimpang ajarannya. Organisasi ini kemudian membentuk tim. tim ini memanggil kelompok tersebut untuk mendengar tentang ajarannya. Juga membaca terbitanterbitan kelompok ini. ahliahli keagamaan dalam ajaran agama ini diminta untuk menganalisis dan menilai ajaran ini.
akhirnya muncul sebuah pendapat/fatwa keagamaan. Dalam fatwa itu disebutkan:1. kelompok ini sesat. 2. Semua orang harus mewaspadai anggota kelompok
sesat ini.3. Pemerintah agar segera menutup tempat ibadah
kelompok sesat ini.4. apabila kelompok ini masih memiliki pendapat ten
tang ajaran yang sesat ini, apalagi menjalankannya maka halal darahnya.
5. apabila poin 4 terjadi maka pemerintah harus menangkap pemimpin kelompok ini.
24
Berikut ini contoh pembedaan ujaran biasa dan ujaran kebencian
Ujaran Kebencian Ujaran Biasa
Ceramah/pidata/orasi yang menghasut agar memusuhi, mendiskriminasi atau melakukan kekerasan atas dasar agama dengan menyalahgunakan isi kitab suci
Isi kitab suci
Ceramah keagamaan yang menyatakan ajarannya yang paling benar di mata allah atau tuhan tanpa bersifat menghasut dan tidak menggunakan katakata yang mendiskriminasi, memusuhi dan menganjurkan kekerasan
Menganut suatu keyakinan, agama atau kepercayaan tertentu
Memiliki tafsir atau keyakinan berbeda dengan orang atau anggota kelompok lain dalam satu agama
Menggunakan tafsir agama untuk menghasut orang melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan
Penafsiran ajaran agama yang merupakan hasil pemikiran tanpa berupa hasutan
fatwa/pendapat keagamaan tentang suatu hukum agama yang diyakini yang bersifat menghasut dan menggunakan katakata yang mendiskriminasi, memusuhi dan menganjurkan kekerasan
fatwa/pendapat keagamaan tentang suatu hukum agama yang diyakini tanpa bersifat menghasut dan tidak menggunakan katakata yang mendiskriminasi, memusuhi dan menganjurkan kekerasan
Menyatakan pikiran di depan umum, baik melalui tulisan atau lisan, dengan menghasut orang untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan
Menyatakan pikiran di depan umum, baik melalui tulisan atau lisan, tanpa hasutan untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan
Menghina atas dasar agama, kebangsaan atau ras berupa hasutan untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan
Menghina
25
Mencemarkan nama baik atas dasar agama, kebangsaan atau ras berupa hasutan untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan
Mencemarkan nama baik
Orasi ilmiah
Debat ilmiah
karya akademik
Menyatakan kebencian atau ketidaksukaan kepada orang
Debat tanpa hasutan untuk melakukan kekerasan, diskriminasi atau permusuhan
26
27
BAGAIMANA MENANGANI UJARAN KEBENCIAN
(HATE SPEECH)?
A. Prinsip Penanganan Ujaran Kebencian:
ØDahulukan pencegahan daripada penegakan hukum!
karena: pemidanaan adalah ultimum remedium atau tindakan pa
ling akhir; prinsip cost and benefit untuk menghindari kerugian yang
lebih besar (material, social, konflik, ekonomi, nyawa, dan lainlain);
prinsip kehatihatian: potensi terlanggarnya hak lain secara tidak sah (unjustified restriction);
backfire: penindakan justru akan memperbesar skala konflik menghindari penghukuman yang tidak berdasar pada hu
kum (due process of law).
5BAB
28
ØPenegakan hukum adalah jalan terakhir.
Ujaran kebencian
Pencegahan
Gagal
Penindakan
B. Tindakan Khusus Penanganan Ujaran Kebencian
Perlu tindakan khusus atau tahapan penanganan yang berbeda terhadap orangorang tertentu yang melakukan ujaran kebencian. Dengan kata lain, apabila yang melakukan ujaran ke bencian adalah orang atau warga biasa, penegakan hukum dilakukan jika orang tersebut sudah diberi peringatan beberapa kali namun tetap melakukan ujaran kebencian.
Jika yang melakukan ujaran kebencian adalah orang yang memiliki jabatan, misal Jaksa agung, atau Menteri agama, atau warga yang memiliki pengaruh, maka setelah satu kali diperingatkan, tetapi masih melakukan ujaran kebencian, bisa segera dilakukan tindakan penegakan hukum. karena:1. aktor yang memiliki pengaruh memiliki potensi meng ge
rakkan orang lain lebih cepat. 2. aktor yang memiliki pengaruh memiliki potensi mengge
rakkan orang lain dalam wilayah lebih luas.
29
AWAS!
Hatihati dalam penegakan hukum. Jangan sampai terjadi diskriminasi penegakan hukum dalam menangani ujaran kebencian. Bagaimana cara mengetahuinya tanpa perlu diberitahu orang lain? Lakukan langkahlangkah seperti ini: 1. Nilai apakah penegakan hukum yang kita lakukan, juga di
lakukan terhadap kelompok lain dalam situasi yang sama? 2. atau akan kita lakukan hal yang sama terhadap kelompok
lain dalam situasi yang sama?3. apakah apabila pelaku adalah orang yang memiliki pe
ngaruh atau berasal dari kelompok dominan di tempat itu, kita tetap akan melakukan penegakan hukum semacam itu?
Pengaruh bersumber dari: Jabatan formal; kekuasaan informal, misal ketua
suatu organisasi keagamaan, ketua organisasi masyarakat, dan lainlain;
Harta kekayaan.
30
ØTindakan pencegahan:
1. Pahami ujaran kebencian; 2. Perhatikan & analisis lingkungan, apakah ada ujaran kebencian
yang terjadi dengan cara: Melakukan turjawali; Patroli dialogis; analisis data secara berkala.
3. Laporkan temuan kepada pimpinan;4. khusus kasatwil:
a. efektifkan fungsi intelijen, khususnya di wilayah rawan konflik yang terjadi karena ujaran kebencian;
b. lakukan pemetaan;c. lakukan koordinasi, penyuluhan & penyadaran kepada ma
syarakat (toga, tomas,todat) tentang ujaran kebencian dan akibatnya;
d. lakukan kerja sama & koordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan akademisi;
e. menjadi pembina upacara pada sekolah dan perguruan tinggi dengan penyampaian materi tentang bahaya ujaran kebencian;
f. jika ditemukan perbuatan berpotensi menimbulkan ujaran kebencian wajib melakukan:i. memantau & mendeteksi sedini mungkin benih perti
kaian di masyarakat;ii. melakukan pendekatan pada pihak yang diduga mela
ku kan ujaran kebencian;iii. mempertemukan pihak yang diduga melakukan ujaran
kebencian dengan korban ujaran kebencian;iv. mencari solusi perdamaian antara pihakpihak yang
bertikai, dan;v. memberikan pemahaman mengenai dampak yang akan
timbul dari ujaran kebencian di masyarakat.g. melakukan gelar awal berdasar pada Perkap 14/2012 ten
tang manajemen penyidikan.
31
ØApabila pencegahan gagal, lakukan penegakan hukum:
a. Membuat laporan polisi “model a”; b. Membuat anev setiap bahan;c. keterangan (baket) tentang dugaan ujaran kebencian;d. Gelar lanjutan dan gelar akhir untuk pemberkasan yang me
menuhi unsur tindak pidana;e. Melakukan penyidikan tindak pidana yang diduga ujaran ke
bencian.
32