Upload
bambang-gastomo
View
200
Download
28
Embed Size (px)
Citation preview
KOMPONEN SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK1. Sumber Optik
Ada dua jenis sumber optik yang sering digunakan, yakni LED (Light Emitting Diode)
dan LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation).
Beberapa karakteristik yang harus dipenuhi oleh sumber optik adalah sbb :
• Ukuran dan konfigurasi kompatibel dengan cahaya yang dimasukkan ke dalam
serat.
• Mempunyai akurasi yang tinggi dalam mengkonversi sinyal listrik masukan untuk
mengurangi distorsi dan derau.
• Cahaya yang dihasilkan berada pada panjang gelombang di mana serat
mempunyai redaman dan dispersi rendah, dan di mana detektornya dapat bekerja
secara efisien.
• Kemudahan dalam memodulasi sinyal.
• Cahaya yang dihasilkan harus dapat di-couple ke dalam serat dengan efisien agar
menghasilkan daya optik yang cukup.
• Menghasilkan cahaya dengan lebar pita frekuensi yang cukup sempit untuk
meminimumkan dispersi.
• Cukup stabil terhadap pengaruh luar.
• Mempunyai keandalan tinggi dan harga yang cukup murah agar dapat menandingi
teknik transmisi konvensional.
Bahan sumber optik mempunyai kriteria antara lain merupakan formasi p-n junction,
efisien dalam transisi radioaktif dan panjang gelombang yangdihasilkan digunakan
sepenuhnya. Bahan yang cocok dengan kriteria ini adalah golongan III dan golongan
IV dalam sistem periodik.
Contoh bahan-bahan sumber optik
Tabel Bahan-Bahan Sumber Optik
1.2. LED
Bagian utama dari LED adalah p-n junction yang disebut sebagai daerah aktif. LED
memerlukan bias maju agar dapat beroperasi. Proses emisi cahaya pada LED
adalah sbb : bila p-n junction mendapatkan bias maju maka elektron dan hole
diinjeksikan ke daerah p dan n. Masing-masingnya sebagai pembawa minoritas
akan dapat bergabung kembali (rekombinasi) dengan melepaskan :
energi radiasi berupa foton memberikan cahaya keluaran dan energi non radiasi
berupa foton didisipasikan sebagai panas.
Hasil cahaya keluaran inkoheren dengan : spektrum lebar dan emisi tidak terarah.
Jenis LED yang digunakan :
a. Surface Emitter (dioda burrus) LED
Karakteristiknya : tipe high radiance, radiasi keluaran dengan sudut pancar 180o ,
bersifat lambertian source, memerlukan bias maju, emisi cahaya melalui permukaan,
daerah aktif berbentuk lingkaran dengan diameter 50 µm, kemasan pigtail dengan
serat optik langsung pada daerah aktif
sepanjang 30 cm.
b. Edged Emitter LED.
Karakteristiknya : radiasi keluaran lebih terarah, daerah aktif berbentuk pipih segi
empat (stripe), spektrum pancaran berbentuk ellips, emisi cahaya ke arah samping
atau ujung, memerlukan bias maju, lebar spektrum keluaran sudut paralel : 120o
dan sudut yang tegak lurus = 25o – 35o.
Panjang gelombang emisi puncak ditentukan oleh bahan yang digunakan dengan
dopan yang ditambahkannya. Dengan mengatur komposisi bahan dapat merubah
harga Eg.
Tabel 8 Energi Gap Berbagai Bahan LED
Terlihat bahwa menambah Al akan menurunkan panjang gelombang. Sedangkan
menambah In dan P akan memperbesar panjang gelombang.
Karakteristik penting LED adalah : (1) kurva daya optik keluaran terhadap arus pacu
(2) kecepatan respon atau rise time, dan (3) BWlistrik= 0,35 GHz/trns. Biasanya
harga rise time LED = 5 s.d. 250 ns.
1.3. LASER
Laser merupakan sumber optik yang koheren. Bahan dasarnya berupa gas, cairan,
kristal dan semikonduktor. Pengoperasian laser harus menggunakan arus bias yang
besar di atas arus threshold. Proses pembentukan laser :
1. Absorpsi foton; proses perpindahan elektron dari energi valensi ke energi
konduksi.
2. Emisi Spontan; proses di mana elektron dalam keadaan tereksitasi di energi
konduksi kembali ke energi dasar dengan melepas foton.
3. Emisi terangsang (stimulated); proses saat keadaan inversi populasi elektron
tereksitasi yang mendapat rangsangan (pacu) akan serentak melepaskan foton
dalam jumlah banyak. Panjang gelombang emisi keluaran :
λadalah panjang gelombang cahaya keluaran, n adalah indeks bias daerah aktif, L
adalah panjang rongga resonansi optik dan q adalah jumlah mode yang berosilasi.
Jarak antar komponen cahaya keluaran :
Komunikasi jarak jauh memerlukan laser monomode (single mode).
Perkembangan lases monomode adalah sbb :
- DFB : Distributed Feedback Laser
- DBR : Distributed Bragg Reflector Laser
- DR : Distributed Reflector Laser
- SEL : Surface Emitting Laser.
Keluaran Laser bersifat : mendekati monokromatik (hanya mempunyai 1
panjang gelombang), koheren (panjang gelombang berada dalam 1 fasa), dan
sangat terarah (diagram arahnya sangat konvergen).
Karakteristik dioda laser adalah sbb :
• daya optik keluarannya besar.
• ada penguatan optik.
• harus bekerja di atas arus threshold.
• memiliki rongga resonan optik (Fabry Perrot Resonator).
• Disipasi panas besar, sehingga diperlukan stabilitasi temperatur.
• Arus threshold dipengaruhi temperatur.
1.4. Perbandingan LED dan LASER:
Tabel 9 Perbandingan LED dan Laser
3.4. Detektor
Detektor berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang datang dan mengubahnya
ke besaran listrik. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh sebuah detektor optik
adalah sbb :
1. Mempunyai sensitivitas tinggi.
2. Responnya cepat.
3. Derau yang dihasilkan kecil.
4. Tersedia cukup bandwidth untuk menyalurkan data rate yang diinginkan.
5. Tidak sensitif terhadap perubahan suhu.
6. Secara fisik kompatibel dengan dimensi kabel.
7. Mempunyai waktu operasi yang lama.
Dari bahan semikonduktor, ada 2 tipe detektor optik : (1) dioda PIN (P intrinsic
N), dan (2) dioda APD (Avalanche Photo Diode).
3.4.1. Detektor optik Dioda PIN
Gambar 51 Skema Detektor Optik
Prinsip kerja dioda PIN :
- Mengubah energi optik (foton) yang diterima menjadi arus keluaran
berdasarkan photo voltaic effect.
- Memerlukan bias mundur (reverse bias).
Gambar Mekanisme Deteksi Cahaya Dilihat Dari Energi Elektron
Bila foton yang datang ≥band gap energy bahan semikonduktor, foton memberikan
energinya dan membangkitkan elektron dari pita valensi dan pita konduksi. Proses
ini membangkitkan pasangan elektron-hole bebas yang disebut photo carrier. Photo
carrier ini dihasilkan pada daerah deplesi. Medan listrik yang tinggi timbul de daerah
deplesi menyebabkan carrier terpisah dan dikumpulkan melintasi reverse biased
junction. Hal ini menimbulkan arus yang mengalir pada sirkuit eksternal. Arus ini
disebut photo current (Ip).
Karakteristik detektor optik dioda pin :
a. Responsitivity (R).
di mana : Ipadalah arus photo detector, P0adalah daya optik diterima, ηadalah
efisiensi kuantum, e adalah muatan elektron, h adalah konstanta Planck, dan f
adalah frekuensi.
b. Efisiensi kuantum (η).
Efisiensi Kuantum adalah perbandingan antara pasangan elektron-hole primer
terhadap foton yang datang pada diode.
R dalam A/W, dan λadalah panjang gelombang dalam µm.
c. Kecepatan respon (rise time).
Ditentukan oleh karakteristik rise time detektor tersebut.
d. Daya optik minimum (MRP : Minimum Required Power). Merupakan daya
minimum diperlukan pada BER (Bit Error Rate) tertentu.
3.4.2. Detektor Optik Dioda APD
Prinsip kerja dioda APD :
APD bekerja pada reverse bias yang besar pada medan listrik yang tinggi terjadi
avalanche effect yang menghasilkan impact ionization berantai dan terjadi
multiplikasi avalanche sehingga terjadi penguatan atau multiplikasi arus. Cahaya
datang pada p + , kemudian diserap oleh bahan πyang bertindak sebagai daerah
penumpul untuk carrier cahaya yang dibangkitkan. Pada waktu foton memberikan
energinya, pasangan elektron-hole dibangkitkan, yang kemudian dipisahkan oleh
medan listrik pada daerah π. Elektron tadi berjalan pada daerah πmenuju pn +
junction di mana terjadi medan listrik yang tinggi. Di sini carrier multiplication terjadi.
Multiplikasi M photodiode ditentukan :
M = IM/Ip
di mana IMadalah nilai rata-rata total arus output yang dimultiplikasi, dan Ip adalah
arus photo yang tidak dimultiplikasi.
Karakteristik dioda APD :
Responsivity = RAPD= RPINM
di mana M adalah faktor multiplikasi APD dan berharga antara 10 – 250.
Panjang gelombang operasi : λ= 1,24/Eg(eV) µm.
Gambar Operasi Berbagai Tipe Sumber, Serat Dan Detektor Optik