7
Dewi Perayanti FAPERTA Agroteknologi UNSIL Tasikmalaya 1 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA DAUN (Lactuca sativa. L) YANG DITANAM DI ATAP GEDUNG Dewi Perayanti 1) Program Studi Agrotekhnologi Fakultas pertanian Universitas Siliwangi [email protected] Amir Amilin 2) Fakultas pertanian Universitas Siliwangi [email protected] Suhartono 3) Fakultas pertanian Universitas Siliwangi [email protected] Jln. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115 Tlp: (0265) 330634 Fax: (0265) 325812 Website: www.unsil.ac.id E-mail: [email protected] ABSTRACT This experiment was carried out in Pondok Tandala Residence, Kelurahan Gunung Tandala, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, from July to August 2012, at altitude 445 meters above sea level, geographical location 07 0 23’ 20.0’’ LS and 108 0 12’ 07.2’’ BT, red yellow podzolic soil type, precipitation type according to Schmidt Ferguson (1951 in Ance Gunarsih, 1988) belongs to type C (moderately wet). The purpose of this experiment was to determine the effect on the composition of the growing media on the growth and yield polybag leaf lettuce (Lactuca sativa L.) planted on the roof of the building. Experimental method used was randomized block design consisted of three treatment and repeated nine times. The three treatment were as follow : A) Soil 60% + Roasted husk 10% + Organic fertilizer 30%, B) Soil 50% + Roasted husk 15% + Organic fertilizer 35% and C) Soil 40% + Roasted husk 20% + Organic fertilizer 40%. The results of the experiment showed that: The composition of growing media did not affect the growth and yield of leaf lettuce (Lactuca sativa L.) were planted in polybags on the roof of the building. Keyword : Effec, Growing media composition, Lettuce leaf, Roof building.

Komposisi Media

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Komposisi Media

Dewi Perayanti FAPERTA Agroteknologi UNSIL Tasikmalaya 1

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL SELADA DAUN (Lactuca sativa. L) YANG DITANAM DI ATAP

GEDUNG

Dewi Perayanti1)

Program Studi Agrotekhnologi Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

[email protected]

Amir Amilin2)

Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

[email protected]

Suhartono3)

Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

[email protected]

Jln. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115

Tlp: (0265) 330634 Fax: (0265) 325812

Website: www.unsil.ac.id

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

This experiment was carried out in Pondok Tandala Residence, Kelurahan Gunung

Tandala, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, from July to August 2012, at altitude

445 meters above sea level, geographical location 070 23’ 20.0’’ LS and 108

0 12’ 07.2’’

BT, red yellow podzolic soil type, precipitation type according to Schmidt – Ferguson

(1951 in Ance Gunarsih, 1988) belongs to type C (moderately wet). The purpose of this

experiment was to determine the effect on the composition of the growing media on the

growth and yield polybag leaf lettuce (Lactuca sativa L.) planted on the roof of the

building. Experimental method used was randomized block design consisted of three

treatment and repeated nine times. The three treatment were as follow : A) Soil 60% +

Roasted husk 10% + Organic fertilizer 30%, B) Soil 50% + Roasted husk 15% +

Organic fertilizer 35% and C) Soil 40% + Roasted husk 20% + Organic fertilizer 40%.

The results of the experiment showed that: The composition of growing media did not

affect the growth and yield of leaf lettuce (Lactuca sativa L.) were planted in polybags

on the roof of the building.

Keyword : Effec, Growing media composition, Lettuce leaf, Roof building.

Page 2: Komposisi Media

Dewi Perayanti FAPERTA Agroteknologi UNSIL Tasikmalaya 2

ABSTRAK

Percobaan ini dilaksanakan di Perum Pondok Tandala, Kelurahan Gunung Tandala,

Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus

2012, dengan ketinggian tempat 445 meter di atas permukaan laut, letak geografis 07°

23’ 20.0” LS dan 108° 12’ 07.2” BT, jenis tanah Podsolik Merah Kuning, dengan tipe

curah hujan menurut Schmidt – Ferguson (1951 dalam Ance Gunarsih, 1988) termasuk

kedalam tipe C (agak basah). Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui

pengaruh mengenai komposisi media tanam dalam polybag terhadap pertumbuhan dan

hasil selada daun (Lactuca sativa L.) yang ditanam di atap gedung. Metode percobaan

yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari tiga

perlakuan dan diulang sebanyak sembilan kali. Ketiga perlakuan tersebut adalah : A)

Tanah 60% + Arang sekam 10% + Pupuk organik 30%, B) Tanah 50% + Arang sekam

15% + Pupuk organik 35% dan C) Tanah 40% + Arang sekam 20% + Pupuk organik

40%. Hasil dari percobaan menunjukan bahwa: Komposisi media tanam tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil selada daun (Lactuca sativa L.) yang

ditanam dalam polybag di atap gedung.

Kata kunci : Pengaruh, Komposisi media tanam, Selada daun, Atap gedung.

I. PENDAHULUAN

Tanaman selada daun (Lactuca sativa L.) adalah sayuran daun yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena warna,

tekstur, dan aromanya yang menyegarkan penampilan makanan, sehingga mampu

menambah selera makan. Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, termasuk

cara memilih bahan makanan, maka dirasakan kebutuhan sayuran selada semakin

meningkat. Selain dapat dikonsumsi untuk keluarga juga dapat dipasarkan ke rumah

makan sebagai bahan lalapan, sehingga pendapatan untuk keluarga bertambah,

walaupun tidak dipasarkan secara besar-besar (Sutarminingsih, 2003).

Tanaman selada daun belum membudaya pengembangannya tetapi prospek

ekonominya cukup cerah. Permintaan terhadap komoditas selada daun terus meningkat,

antara lain berasal dari pasar swalayan, restoran-restoran besar, hotel-hotel berbintang di

kota-kota besar, serta konsumen (orang-orang) luar negeri yang menetap di Indonesia.

Varietas selada daun yang diusahakan di Indonesia umumnya adalah varietas

yang hanya mampu tumbuh dengan baik di dataran tinggi, dan varietas-varietas baru

yang tahan terhadap suhu panas. Salah satu dari varietas ini adalah selada Panorama

atau disebut juga selada Betawi, yang merupakan selada asli dari negara Indonesia, dan

selada varietas Crispa yang merupakan selada asli dari negara Eropa dan Asia

(Sutarya, 1995).

Diperkirakan hingga tahun 2020, pertanian di Indonesia akan mengalami

masalah yang serius berupa kelangkaan tanah dan diperkirakan bahwa ± 49% dari 257

juta jiwa penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. Dengan demikian perlu adanya

Page 3: Komposisi Media

Dewi Perayanti FAPERTA Agroteknologi UNSIL Tasikmalaya 3

penghijauan agar lingkungan di sekitar rumah terlihat lebih asri dan segar. Budidaya

tanaman selada yang dilakukan di atap gedung mampu mengurangi dampak panas yang

berlebihan, akibat kegiatan yang dilakukan di dalam bangunan maupun panas yang

dihantarkan oleh bangunan lain. Suhu di atap gedung lebih tinggi dibandingkan dengan

di lahan, penguapan pun lebih tinggi, karena penanaman disimpan di atas hamparan

beton gedung. Oleh karena itu, penanaman harus disertai dengan penutupan naungan

dengan menggunakan paranet (shading sheet) agar intensitas sinar matahari tidak

masuk seluruhnya pada areal penanaman, sehingga suhu akan lebih stabil dan tanaman

dapat tumbuh subur dengan baik.

Dalam budidaya tanaman selada daun diperlukan beberapa usaha, antara lain

dengan perbaikan teknik bercocok tanam, penggunaan varietas yang cocok,

pemeliharaan yang intensif dan usaha-usaha dalam perbaikan tingkat kesuburan

tanahnya (Sarwono, 2003). Untuk menyuburkan tanaman bukan hanya menuntut

pemahaman tentang pupuk, tetapi juga tanah dan tanaman. Kalau ketiga hal tersebut

tidak dipahami, bukan hanya tanaman yang berhenti menghasilkan, tetapi tanah pun

dapat menjadi rusak dengan demikian perlu adanya penambahan pupuk organik.

Menurut Samekto (2006), limbah pertanaman sebagai sumber pupuk organik

khususnya untuk arang sekam padi, pada umumnya terdapat korelasi yang dekat antara

jumlah bahan organik di dalam tanah dan keterolahan tanah. Arang sekam padi

memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang baik, sifat ini

sangat menguntungkan jika digunakan sebagai media tanam untuk mendukung

perbaikan struktur tanah, sehingga aerasi dan drainase menjadi lebih baik. Oleh karena

itu, arang sekam sering digunakan sebagai media tanam tanaman sayuran, tanaman hias,

maupun campuran pembuatan kompos.

Berdasarkan penelitian Handayani (2003), menunjukan bahwa komposisi media

tanam untuk sayuran dataran rendah adalah : tanah (30%), arang sekam (50%), dan

pupuk organik (20%) untuk meningkatkan kapasitas menahan air, serta mengurangi

tercucinya hara mineral, sedangkan untuk komposisi media tanam sayuran dataran

tinggi adalah : tanah (35%), arang sekam (40%), dan pupuk organik (25%), agar dapat

memberikan suplai hara yang dibutuhkan tanaman sayuran.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada Daun

(Lactuca sativa L.) yang Ditanam di Atap Gedung” .

Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui komposisi media tanam

dalam polybag terhadap pertumbuhan dan hasil selada daun (Lactuca sativa L.) yang

ditanam di atap gedung.

II. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

Percobaan dilaksanakan di Perum Pondok Tandala, Kelurahan Gunung Tandala,

Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli

2012 sampai dengan Agustus 2012.

Page 4: Komposisi Media

Dewi Perayanti FAPERTA Agroteknologi UNSIL Tasikmalaya 4

Bahan dan Alat Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih selada daun

varietas Crispa, tanah, pupuk organik, arang sekam padi, bambu, paku, tali rapia,

kokeran plastik untuk persemaian (7 cm x 12 cm), polybag untuk penanaman (25 cm x

25 cm).

Alat ukur yang digunakan adalah meteran, timbangan, gelas ukur, emrat,

cangkul, paranet 75%, hand sprayer, sedangkan alat ukur teknis adalah termometer dan

alat tulis.

Metode Percobaan

Metode percobaan yang digunakan adalah metode eksperimen dengan tata ruang

Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari tiga perlakuan dan diulang

sembilan kali. Bobot media tanam per polybag adalah 3 kg.

Perlakuan yang diteliti adalah komposisi media tanam dengan perlakuan sebagai

berikut:

A. Tanah 60% + Arang sekam 10% + Pupuk organik 30%.

B. Tanah 50% + Arang sekam 15% + Pupuk organik 35%.

C. Tanah 40% + Arang sekam 20% + Pupuk organik 40%.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukan bahwa kombinasi media tanam

tidak berpengaruh nyata terhadap semua komponen pertumbuhan dan hasil selada daun

yang diamati. Hasil analisis statistik disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh beberapa komposisi media tanam terhadap tinggi tanaman, jumlah

daun, bobot kotor, bobot bersih, dan indeks panen tanaman selada daun

(Lactuca sativa L.) yang ditanam di atap gedung.

Komposisi Media Tanam

Tanah Arang sekam Pupuk organik

Rata-rata tinggi tanaman

pada umur

14 HST 21 HST 28 HST

Rata-rata jumlah daun

Pada umur

14 HST 21 HST 28 HST

Rata-rata

bobot kotor

Rata-rata

bobot bersih

Rata-rata

Indeks

panen

..........................%.......................

60 10 30

50 15 35

40 20 40

.................cm.................

12.7 a 17.9 a 24.1 a

12.8 a 19.4 a 23.6 a

12.4 a 23.0 a 24.4 a

................helai................

3.8 a 6.5 a 9.7 a

3.4 a 6.3 a 9.7 a

3.3 a 6.0 a 9.7 a

......gram...... 58.0 a 58.2 a 60.0 a

.....gram...... 48.0 a 48.2 a 49.5 a

0.8146 a 0.8224 a 0.8264 a

Ket : Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom tidak berbeda nyata menurut uji

Fisher pada α 5 persen .

Pembahasan

Berdasarkan pengamatan visual pertumbuhan dan perkembangan pertanaman

selada di lahan percobaan cukup baik, hal ini di perlihatkan dengan rata-rata hasil per

tanaman 48,6 g (setara dengan 10,6 ton/ha), hasil per tanaman tertinggi 49,5 g, dan hasil

Page 5: Komposisi Media

Dewi Perayanti FAPERTA Agroteknologi UNSIL Tasikmalaya 5

per tanaman terendah 48 g. Hasil tersebut masih tergolong rendah bila dibandingkan

dengan potensi hasil selada adalah 12 ton/ha (Rukmana, 2003). Hal ini termasuk wajar

karena budidaya dilakukan pada lingkungan yang kurang optimal, yaitu ditanam pada

media tanam terbatas (polybag) di atap gedung dan wilayahnya termasuk dataran rendah

meskipun dalam pelaksanaanya menggunakan paranet.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil selada adalah dengan

memperhatikan tindakan yang diterapkan pada kegiatan budidaya. Segala upaya

tindakan yang diberikan pada tanaman selada bertujuan untuk dapat memberikan

produksi daun yang maksimal. Tanaman diharapkan mampu melakukan proses

pertumbuhan dengan baik sehingga hasil produksi pun menjadi baik. Bagian dari

tanaman yang paling dimanfaatkan adalah daun yang merupakan tempat penyimpanan

hasil fotosintesis yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, faktor pertumbuhan

tanaman yang baik dapat dicapai bila faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan

tanaman yang berimbang dengan faktor lain (Rohmah, 2009).

Komposisi antara tanah 40% s/d 60%, arang sekam 10% s/d 20%, dan pupuk

organik 30% s/d 40% tidak berpengaruh terhadap semua komponen pertumbuhan dan

hasil tanaman selada daun. Hal ini karena media tanam tersebut tidak merubah kondisi

fisik, kimia, dan biologi media tanam. Tanah yang digunakan sebagai media tanam

adalah jenis tanah Podsolik Merah Kuning yang memiliki karakteristik kesuburan

rendah hingga sedang, warna merah kekuning-kuningan yang memiliki tekstur lempung

berpasir dengan pH rendah serta memiliki kandungan unsur alumunium dan besi yang

tinggi. Kelemahan lain dari tanah Podsolik Merah Kuning adalah : daya simpan unsur

hara sangat rendah karena sifat lempungnya yang beraktifitas rendah, kejenuhan unsur

basa seperti K, Ca, dan Mg rendah sehingga tidak memadai untuk tanaman sayuran,

kadar bahan-bahan organik rendah dan hanya terdapat di permukaan tanah, daya simpan

air sangat rendah sehingga mudah mengalami kekeringan.

Berdasarkan kelemahan tanah tersebut maka penambahan pupuk organik

sangatlah penting karena dapat membantu memperbaiki sifat fisik tanah. Tanah

berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tumbuh

tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air. Secara kimia tanah berfungsi sebagai

sumber penyuplai hara, apabila kekurangan salah satu unsur hara maka akan

mengakibatkan pertumbuhan tanaman selada menjadi kurang baik, dan secara biologi

tanah berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam

penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh bagi tanaman).

Pupuk organik pada media tanam selada memiliki konsentrasi yang rendah

sehingga tidak membahayakan tanah, bahkan dapat memperbaiki keseimbangan unsur

hara di dalam tanah, hubungannya dengan tanah sebagai media tanam bagi tanaman

adalah dapat menanggulangi keracunan unsur alumunium, besi, dan mangan yang

banyak terkandung di dalam tanah tersebut, selain itu pupuk organik dapat memperkuat

kekuatan agregasi tanah sehingga mencegah adanya erosi tanah.

Menurut Hanafiah (2005), peranan bahan organik yang bersifat langsung

terhadap tanaman sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan

Page 6: Komposisi Media

Dewi Perayanti FAPERTA Agroteknologi UNSIL Tasikmalaya 6

ciri tanah, peranannya terhadap tanaman adalah : sebagai sumber makanan bila sisa-sisa

tanaman yang sudah mati dikembalikan ke dalam tanah dan diubah menjadi humus.

Hasil proses mineralisasi humus ini adalah berbentuk ion dan kation yang dapat diserap

langsung oleh tanaman.

Adapun kelemahan dari penambahan pupuk organik sebagai media tanam pada

tanaman yaitu, diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi

kebutuhan unsur hara dari suatu pertanaman, hara yang dikandung untuk bahan yang

sejenis sangat bervariasi, kemungkinan akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila

bahan organik yang diberikan belum cukup matang, kandungan unsur hara relatif lebih

rendah, maka dikombinasikan dengan penambahan arang sekam untuk meningkatkan

nilai unsur haranya (Sutanto, 2002).

Agar tidak terjadi pemadatan pada media tanah dan pupuk organik, maka

pemberian media arang sekam sangatlah penting karena sebagai penunjang

pertumbuhan bagi tanaman sayuran, khususnya selada daun. Fungsi arang sekam adalah

untuk memperbaiki struktur tanah yaitu, mempunyai partikel-partikel yang berpengaruh

terhadap gerakan air, udara, dan kelembaban di dalam tanah, sehingga aerasi dan

drainase menjadi lebih baik.

Manfaat lain dari penambahan arang sekam sebagai media tanam adalah : untuk

menetralisir tingkat keasaman tanah, merangsang berkembangnya mikrobia tanah yang

menguntungkan dan menekan bakteri yang merugikan, menetralisir unsur racun,

membantu meningkatkan daya isap dan daya ikat tanah terhadap air, menyuburkan

tanah dan menjadikan tanah agar tetap gembur dan subur, serta memperbaiki drainase

dan aerasi tanah.

Media tanam yang cocok di atap gedung selain harus mendukung pertumbuhan

dan hasil juga formulanya harus ringan, juga memiliki kemampuan untuk menyediakan

zat hara dan kelembaban karena kemampuan beban atap gedung juga harus

dipertimbangkan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan dan hasil yang baik pada

budidaya selada daun dalam polybag dengan jenis tanah Podsolik Merah Kuning, tidak

cukup hanya dengan mengatur komposisi media tanam antara tanah, arang sekam, dan

pupuk organik, tetapi harus ada penambahan unsur hara dari unsur lain.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Kombinasi media tanam antara tanah (40 s/d 60%), arang sekam (10 s/d 20%),

dan pupuk organik/bokasi (30 s/d 40%) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

hasil selada daun (Lactuca sativa L.) yang ditanam di atap gedung

Page 7: Komposisi Media

Dewi Perayanti FAPERTA Agroteknologi UNSIL Tasikmalaya 7

Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dilapangan, maka disarankan:

1. Media tanam selada daun (Lactuca sativa L.) dengan komposisi tanah (40 s/d 60%),

arang sekam (10 s/d 20%), dan pupuk organik/bokasi (30 s/d 40%), media dapat

digunakan sebagai media tanam untuk tanaman selada.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan kombinasi media tanam yang lebih beragam untuk

mendapatkan pertumbuhan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah. 2005. Definisi Tanah Berdasarkan Pendekatan Tanah Terkini.

http://www.deptan.go.id. (diakses: Rabu, 31 Oktober 2012. Pukul: 17.00 wib).

Handayani, I. 2003. Jurnal Penelitian. Fungsi Dan Kandungan Arang Sekam Terhadap

Tanaman Sayuran Dataran Tinggi Dengan Pemberian Pupuk Yang Berbeda.

Diterbitkan 1 November 2011. http://www.faperta.ipb.ac.id.(diakses: Rabu, 23

Mei 2012. Pukul: 10.00 wib).

Sutarminingsih, L. 2003. Vertikultur Pola Bertanam Secara Vertikal. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Rohmah, N. 2009. Jurnal Penelitian. Respon Tiga Kultivar Selada Daun (Lactuca

sativa. L) Pada Tingkat Kerapatan Tanaman Yang Berbeda.

http://www.universitasbrawijayamalang.ac.id.(diakses: Rabu, 31 Oktober 2012.

Pukul: 13.00 wib).

Samekto, R. 2006. Pupuk Daun. Penerbit PT. Citra Aji Parama. Yogyakarta.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan.

Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Rukmana. 2003. Jurnal Penelitian. Produksi Tanaman Selada Daun (Lactuca sativa. L).

http://www.deptan.go.id. (diakses: Rabu, 31 Oktober 2012. Pukul: 17.00 wib).

Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Penerbit Akademika Pressindo.

Jakarta.

Sutarya. 1995. Jurnal Penelitian. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Nitrogen Terhadap

Varietas Tanaman Sayuran Selada Daun (Lactuca sativa. L).

http://www.deptan.go.id. (diakses: Rabu, 23 Mei 2012. Pukul: 10.00 wib).