30
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental. Setiap manusia pasti melakukan komunikasi dalam setiap kegiatan sehari- hari. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Seperti halnya seorang guru. Sebagai seorang guru sekolah dasar, sudah sepatutnya kita mengerti bagaimana cara berkomunikasi dengan baik, karena dalam kegiatan belajar mengajar pastilah terjadi komunikasi antara guru dan peserta didik. Komunikasi akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan dengan baik oleh penerima. Namun, tidak sedikit guru-guru yang belum mengetahui cara berkomunikasi yang baik dan juga mendidik. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik ada baiknya kita mengenal definisi, teori dan jenis komunikasi dari beberapa ahli. Pada makalah ini kami akan membahas definisi, teori dan jenis komunikasi sebagai awal untuk dapat memiliki keterampilan komunikasi yang mendidik.

Komunikasi Pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PGSD

Citation preview

Page 1: Komunikasi Pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental. Setiap manusia pasti

melakukan komunikasi dalam setiap kegiatan sehari-hari. Manusia berkomunikasi untuk

membagi pengetahuan dan pengalaman. Seperti halnya seorang guru. Sebagai seorang guru

sekolah dasar, sudah sepatutnya kita mengerti bagaimana cara berkomunikasi dengan

baik, karena dalam kegiatan belajar mengajar pastilah terjadi komunikasi antara guru dan

peserta didik. Komunikasi akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan

dengan baik oleh penerima. Namun, tidak sedikit guru-guru yang belum mengetahui cara

berkomunikasi yang baik dan juga mendidik.

Untuk dapat berkomunikasi dengan baik ada baiknya kita mengenal definisi, teori

dan jenis komunikasi dari beberapa ahli. Pada makalah ini kami akan membahas definisi,

teori dan jenis komunikasi sebagai awal untuk dapat memiliki keterampilan komunikasi

yang mendidik.

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari komunikasi?

2. Apasaja teori-teori komunikasi?

3. Apasaja jenis-jenis komunikasi?

4. Bagaimana implementasi dalam kegiatan belajar mengajar?

Page 2: Komunikasi Pembelajaran

2

1.3Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi.

Untuk mengetahui teori-teori komunikasi.

Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi.

Untuk mengetahui bagaimana implementasi dalam kegiatan belajar mengajar.

1.4Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode kajian pustaka dengan

beberapa buku sumber dan mencari sumber-sumber di internet (browsing).

Page 3: Komunikasi Pembelajaran

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi

Dalam proses pendidikan terjadi interaksi edukatif antara pendidik dengan peserta

didik guna mencapai tujuan pendidikan. Interaksi disini adalah komunikasi antara guru

dengan muridnya, maupun murid dengan murid. Jika dalam pembelajaran terjadi

komunikasi yang efektif, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka guruu harus memiliki kemampuan komunikasi

yang baik. Berikut adalah beberapa definisi komunikasi menurut para ahli.

Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto mendefinisikan komunikasi adalah “A process

by which a source transmits a message to a receiver through some channel.”1 (Komunikasi

adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan penerima melalui berbagai

saluran.)

Hoveland mendefinisikan komunuikasi adalah “The process by which an individual

(the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behavior of

other individu”.2 (Komunikasi adalah proses di mana individu menstransmisikan stimulus

untuk mengubah perilaku individu yang lain.)

Gode memberi pengertian mengenai komunikasi sebagai berikut: “It is a process that

makes common to or several what was the monopoly of one or some.”3 (Komunikasi adalah

1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia, 2004), Hal. 6.

2 Carl I. Hoveland, Social Communication (Am Phil. Soc. XCII, (Dance no. 33/Catg. Stappers), 1948), Hal. 371.

3 Alexander Gode, What is Communication? (Journal of Communication 9, 1969), Hal. 5.

Page 4: Komunikasi Pembelajaran

4

suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh

satu atau beberapa orang.)

Cherrey dalam Arifin “Communication is essentially the relationship set up bay the

transmission of stimuli and the evocation of response”.4 (Komunikasi merupakan kaitan

hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsanngan dan pembangkitan balasannya.)

Raymond S. Ross dalam Wiryanto mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses

menyortir, memilih, dan mengirimkan symbol-simbol sedemikian rupa, sehingga

membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa

dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.5

Everett M. Rogers dan Lawrence Kincad (1981:18) menyatakan bahwa komunikasi

adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran

informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang

mendalam.6

Menurut Lasswell dalam Wiryanto Komunikasi adalah “Who Says what in which

Channel to Whom With What Effect?7 (Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses

yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan

akibat atau hasil apa?)

Berelson dan Steiner mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: “communication:

the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses of symbol...”8 4 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas (Jakarta: Rajawali Press, 1995), Hal. 24.

5 Op. Cit., Hal. 6.

6 http://id.wikipedia.org

7 Ibid,. Hal. 7.

8 Bernard Berelson dan Gary A. Steine, Human Behavior: An Inventory of Scientific Finding (New York: Harcourt Brace javanovich, 1964), hal. 527.

Page 5: Komunikasi Pembelajaran

5

(Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya,

dengan menggunakan symbol-simbol dan sebagainya.)

Shannon dan Weaver dan Wiryanto, bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi

manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak

terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni

dan teknologi.9

Dari beberapa definisi menurut para ahli dapat kami simpulkan secara sederhana

bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah Proses dimana komunikator

mentransmisikan stimulus berupa informasi, baik sengaja atau tidak disengaja sehingga

membantu komunikan mengerti apa yang dimaksudkan komunikator.

Sedangkan komunuikasi pendidikan adalah komunikasi yang dirancang untuk

mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

2.2 Teori Komunikasi

Teori komunikasi yang dikembangkan Harold Lasswell merupakan awal pijakan

dalam mempelajari konsep komunikasi dalam pendidikan.

Teori Model Lasswell

Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah

Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model

komunikasi yang sederhana yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam

9 Op. Cit., Hal. 7.

Page 6: Komunikasi Pembelajaran

6

saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh

seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).

Teori Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi

Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media

massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan

asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa.

Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah

dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media

massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum.

Teori Informasi atau Matematis

Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori

komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini

merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver

(1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.

Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan

informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter

menggunakan saluran dan media komunikasi. Titik perhatiannya terletak pada

akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang

pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi

yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,

maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke

tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak

Page 7: Komunikasi Pembelajaran

7

kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu

sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada

tindakan komunikasi.

Karya Shannon dan Weaver ini kemudian banyak berkembang setelah Perang Dunia

II di Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat mengingat Shannon sendiri

adalah insiyiur di sana yang berkepentingan atas penyampaian pesan yang cermat

melalui telepon. Kemudian Weaver mengembangkan konsep Shannon ini untuk

diterapkan pada semua bentuk komunikasi. Titik kajian utamanya adalah

bagaimana menentukan cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan

secara sangat efisien. Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yang

dimaksud adalah kabel telepon dan gelombang radio.

Latar belakang keahlian teknik dan matematik Shannon dan Weaver ini tampak

dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem telepon, faktor yang

terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna

yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa jumlah

sinyal yang diterima dam proses transmisi.

Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)

Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di

dalam teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya

sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai).

Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan

oleh sikap Anda terhadap media --kepercayaan Anda tentang apa yang suatu

medium dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut.

Page 8: Komunikasi Pembelajaran

8

Sebagai contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj

Bajuri menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari

kepuasan terhadap kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika,

pada sisi lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup

yang tak realistis dan Anda tidak menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari

untuk melihatnya.

Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-

Rokeach dan Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini

juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk mengatasi

kelemahan ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh.

Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral

antara pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar.

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini

memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari

media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta

mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu

digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap

semua media.

Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan

sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam

menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi

Page 9: Komunikasi Pembelajaran

9

khalayak untuk memilih berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang

menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.

Untuk mengukur efek yang ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada

beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey dan riset

etnografi.

Teori Agenda Setting

Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini

adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu

akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang

dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media

diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan

dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976),

yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur

kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat

masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang

memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada

tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas

kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 10: Komunikasi Pembelajaran

10

a. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap,

agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/

penjelasan nilai-nilai.

b. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau

menurunkan dukungan moral.

c. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan,

pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau

menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku

dermawan.

Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan)

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz

(1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif

untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna

media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media

berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi

kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk

memuaskan kebutuhannya.

Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007):

(1) Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai

kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan (3) struktur

masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran

personal individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut,

yang menghasilkan (6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau

Page 11: Komunikasi Pembelajaran

11

penyelesaian persoalan, yang menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media

dan ( perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan (9) perbedaan pola

konsumsi, yang dapat memengaruhi (10) kombinasi karakteristik intra dan

ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula (11) struktur media dan

berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.

Teori The Spiral of Silence

Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth

Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya

pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum

ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa,

komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam

hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.

Teori Konstruksi sosial media massa

Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas

realitas yang dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The

social construction of reality. A Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir

sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan). Mereka

menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan

melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses

simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyrakat.

Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif,

subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.

Teori Difusi Inovasi

Page 12: Komunikasi Pembelajaran

12

Teori difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para

koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai

penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan,

difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di

atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal

melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin

terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana

bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun

seringkali memakan waktu lama.

Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun

untuk dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan

dari penelitian difusi adalah untuk menemukan sarana guna memperpendek

keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai

konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka berfungsi atau tidak, langsung

atau tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn, 1996 : 336).

Teori Kultivasi

Program penelitian teoritis lain yang berhubungan dengan hasil sosiokultural

komunikasi massa dilakukan George Garbner dan teman-temannya. Peneliti ini

percaya bahwa karena televisi adalah pengalaman bersama dari semua orang,

dan mempunyai pengaruh memberikan jalan bersama dalam memandang

dunia. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari kita.

Dramanya, iklannya, beritanya, dan acara lain membawa dunia yang relatif

koheren dari kesan umum dan mengirimkan pesan ke setiap rumah. Televisi

Page 13: Komunikasi Pembelajaran

13

mengolah dari awal kelahiran predisposisi yang sama dan pilihan yang biasa

diperoleh dari sumber primer lainnya. Hambatan sejarah yang turun temurun

yaitu melek huruf dan mobilitas teratasi dengan keberadaan televisi. Televisi

telah menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi sehari-hari

(kebanyakan dalam bentuk hiburan) dari populasi heterogen yang lainnya.

Pola berulang dari pesan-pesan dan kesan yang diproduksi massal dari televisi

membentuk arus utama dari lingkungan simbolis umum.

Garbner menamakan proses ini sebagai cultivation (kultivasi), karena televisi

dipercaya dapat berperan sebagai agen penghomogen dalam kebudayaan.

Teori kultivasi sangat menonjol dalam kajian mengenai dampak media televisi

terhadap khalayak. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi

telah mendapatkan tempat yang sedemikian signifikan dalam kehidupan

sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan cara

menggantikan pesannya tentang realitas bagi pengalaman pribadi dan sarana

mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996 : 254)

2.3 Jenis-jenis Komunikasi

Ada beberapa jenis komunikasi yaitu, komunikasi formal dan informal, komunikasi

tertulis dan lisan, komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi satu arah dan dua arah,

dan komunikasi efektif, efisien dan baik.

1. Komunikasi formal dan informal

Komunikasi formal adalah komunikasi yang timbul melalui garis – garis kekuasaan

yang dibuat oleh manajemen. Garis – garis ini merupakan system syaraf organisasi yang

Page 14: Komunikasi Pembelajaran

14

diberikan melalui prosedur dan praktek. Komunikasi formal biasanya diperuntukan

bagi atasan terhadap bawahan atau dalam pendidikan murid kepada kepala sekolah

atau guru. Sedangkan adanya persamaan perasaan, kebutuhan, tugas maupun

kewajiban seseorang. komunikasi informal adalah kebalikan dari komunikasi formal,

komunikasi ini terjadi secara tidak disengaja, karena Pada dasarnya, komunikasi

informal ini tidak terikat oleh tempat dan waktu. Dalam komunikasi informal tidak

terdapat hirarki strukturalnya, oleh karena itu komunikasi informal mempunyai dua

tujuan yaitu, untuk memenuhi kebutuhan seseorang akan interaksi sosial. Dan juga

meningkatkan pelaksanaan pekerjaan organisasi dengan menciptakan alternatif, dan

lebih cepat dan lebih efisien.

2. Komunikasi tertulis dan lisan

Komunikasi tertulis dan lisan mempunyai ciri – ciri yang menguntungkan (kebaikan)

dan tidak (keburukannya). Jadi keduanya sering sama – sama digunakan untuk saling

melengkapi. Diantara keuntungan komunikasi tertulis yaitu, memberikan catatan –

catatan dan referensi yang resmi, sehingga kita dapat mempersiapkan pesan dengan

cermat dan dapat tersampaikan kebanyak orang. Sedangkan keburukan atau

kerugiannya adalah bahwa sanya pesan tertulis dapat mengakibatkan timbulnya

timbunan kertas dan tidak memberikan umpan balik dengan segera. Akibatnya akan

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui apakah suatu pesan telah

diterima dan difahami dengan baik. Di bawah ini terdapat beberapa petunjuk menurut

Keith Davis dalam penyampaian komunikasi secara tertulis, yaitu :

• Gunakan kata – kata dan ungkapan yang sederhana

Page 15: Komunikasi Pembelajaran

15

• Gunakan kata – kata yang singkat dan sudah lazim dipakai

• Nyatakan pemikiran secara logis dan langsung

• Hindari kata – kata yang tidak perlu

Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pertemuan tatap muka dari dua orang atau

lebih, dan pada komunikasi ini dapat berjalan secara formal atau informal dan dapat

terencana atau tidak. Kebaikan dari komunikasi lisan adalah komunikasi seperti ini

dapat memberikan pertukaran yang cepat dan mendapat umpan balik secara cepat

pula. Sedangkan keburukannya adalah tidak menghemat waktu atau jika sedang asik

akan membuang – buang waktu dan lupa waktu.

3. Komunikasi verbal dan nonverbal

Verbal berarti menggunakan kata – kata baik lisan maupun tulisan. Menurut Pitfield,

komunikasi verbal dapat berupa kontak tatap muka, wawancara, konsultan bersama,

dan pidato. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa menggunakan

kata – kata, misalnya melalui gerakan badan, penampilan, bau harum, pakaian, pakaian

seragam, ekspresi wajah, barang – barang perhiasan, mobil dan simbol isyarat lainnya.

4. Komunikasi satu arah dan dua arah

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang hanya menjamin penyampaian pesan

saja misalnya iklan. Komunikasi ini juga terdapat keuntungan dan kerugiannya,

Page 16: Komunikasi Pembelajaran

16

diantaranya adalah komunikasi satu arah itu lebih cepat, menghemat waktu dan uang.

Disini sipengirim akan merasa puas karena tidak ditanyakan tetntang informasi, dan

juga dapat melindungi kekhilafan dan kesalahannya. Sedang kerugiannya terletak pada

sipenerima yang tidak mempunyai kesempatan untuk minta penjelasan pesan. Lain

halnya dengan komunikasi dua arah komunikasi ini memiliki umpan balik yang

melekat. Komunikasi ini menjamin bahwa informasi, penjelasan, dan lain – lain

diberikan lebih lanjut. Contohnya : seminar, kelompok partisipasi. Keuntungan

komunikasi ini adalah komunikasi seperti ini pasti berguna, baik bagi si pemberi pesan

maupun sipenerima pesan. Kerugiannya adalah komunikasi ini cenderung lamban dan

memakan waktu yang cukup lama.

5. Komunikasi yang efektif, efisien dan baik

Komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang paling cermat, sehingga maksud dan

tujuan dalam komunikasi dapat tersampaikan dan dimengerti oleh sipenerima

informasi. Komunikasi dikatakan efisien apabila berusaha untuk mengurangi sebanyak

– banyaknya waktu dan biaya dalam pertukaran informasi, namun informasi yang

disampaikan dapat dimengerti. Sedangkan komunikasi yang baik adalah komunikasi

yang terjadi apabila pengertian penerima sesuai dengan maksud yang diinginkan oleh

pengirim. Oleh karena itu ketiganya saling terkait, komunikasi yang baik harus yang

bersifat efektif, efisien, dan baik.

2.4 Implementasi Teori Komunikasi dan Informasi dalam Kegiatan Belajar

Mengajar

Page 17: Komunikasi Pembelajaran

17

Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke penerima

pesan. Ditinjau dari sudut unsur komunikasi, maka penjabarannya adalah sebagai berikut :

Komunikator, dapat berupa guru maupun siswa (komunikasi 2 arah)

Pesan, adalah isi/materi pelajaran yang ingin disampaikan

Saluran, berupa media yang digunakan

Kommunikan, dapat berupa guru maupun siswa (komunikasi 2 arah)

Efek, berupa feedback atau umpan balik yang diberikan oleh komunikan yang akan

menciptakan komunikasi 2 arah secara berkesinambungan.

Pesan dituangkan dalam simbol komunikasi baik verbal maupun nonverbal, proses

ini disebut sebagai encoding. Selanjutnya kommunikan (penerima pesan) menafsirkan

simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh maksudnya, proses ini disebut sebagai

decoding. Proses penuangan pesan ini kadang tidak dapat berlangsung lancar. Penafsiran

yang gagal atau kurang berhasil, berarti kegagalan atau kekurangberhasilan dalam

memahami apa yang didengar, dilihat atau diamatinya.

Faktor yang menghambat/penghalang komunikasi ini disebut sebagai noise. Ada 2

bentuk:

Fisik, misalnya lampu yang tidak terang, bunyi berisik, kelas yang sempit, dsb.

Psikologis, misalnya minat, intelegensi, motivasi, dsb.

Salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat menonjol peranannya bagi

teknologi pendidikan adalah media. Teori-teori yang dikembangkan dari berbagai

Page 18: Komunikasi Pembelajaran

18

penelitian tentang media komunikasi telah memberi arti tersendiri bagi teknologi

pendidikan (Miarso, 2011).

Rahardjo (1991) dalam Mustolih (2007) menyatakan bahwa media dalam arti yang

terbatas, yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini berarti media sebagai alat bantu

yang digunakan guru untuk:

Memotivasi belajar peserta didik

Memperjelas informasi/pesan pengajaran

Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting

Memberi variasi pengajaran

Memperjelas struktur pengajaran.

Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan

membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta

didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar.

BAB III

PENUTUP

Page 19: Komunikasi Pembelajaran

19

3.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah Proses dimana komunikator mentransmisikan stimulus berupa

informasi, baik sengaja atau tidak disengaja sehingga membantu komunikan mengerti apa

yang dimaksudkan komunikator. Sedangkan komunuikasi pendidikan adalah komunikasi

yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Ada beberapa teori komunikasi seperti, Teori Model Lasswell, Teori Komunikasi dua

tahap dan pengaruh antar pribadi, dan Teori Informasi atau Matematis.

Ada beberapa jenis komunikasi yaitu, komunikasi formal dan informal, komunikasi

tertulis dan lisan, komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi satu arah dan dua arah,

dan komunikasi efektif, efisien dan baik.

Implementasi teori komunikasi dalam proses pembelajaran:

Memotivasi belajar peserta didik

Memperjelas informasi/pesan pengajaran

Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting

Memberi variasi pengajaran

Memperjelas struktur pengajaran.

3.2 Saran

Sebaiknya sebagai calon guru kita mnggali lagi keterampilan komunikasi kita, karena

agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses

Page 20: Komunikasi Pembelajaran

20

pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan

kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar, 1995, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Press.

Page 21: Komunikasi Pembelajaran

21

Berelson, Bernard dan Gary A. Steine, 1964, Human Behavior: An Inventory of Scientific

Finding. New York: Harcourt Brace javanovich.

Fisher, B. Aubrey, 1986, Teori-teori Komunikasi. Penyunting: Jalaluddin Rakhmat,

Penerjemah: Soejono Trimo. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gode, Alexander, 1969, What is Communication?. Journal of Communication 9.

Hoveland, Carl I., 1948, Social Communication. Am Phil. Soc. XCII, (Dance no. 33/Catg.

Stappers)

Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia.

Web

http://nuramaliahdreams.blogspot.com/2010/07/komunikasi-pendidikan.html

http://id.wikipedia.org