Upload
doanthuan
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Komunikasi Perubahan Perilaku
untuk Pencegahan Stunting
Prof. Dr. Bustanul Arifin
Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA
Dewan Komisioner dan Ekonom Senior INDEF
Professorial Fellow di Sekolah Bisnis dan InterCAFE-IPB
Pembahasan dan Diskusi Bidang 4 WNPG 2018
Perpres 83/2017: Kebijakan Strategis Pangan-Gizi
1. Ketersediaan Pangan
2. Keterjangkauan Pangan
3. Pemanfaatan Pangan
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Penguatan Kelembagaan Pangan dan Gizi
Ketahanan pangan bukan
semata perkara supply-
demand pangan (urusan
perut), tapi dayasaing bangsa
(urusan otak, gizi anak)
Konsumsi Kalori dan Protein 2007-2017
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kalori (kkal) 2 014.91 2 038.17 1 927.63 1 925.61 1 952.01 1 852.64 1 842.75 1 859.30 1 992.69 2 037.40 2 152.64
Protein (gram) 57.66 57.49 54.35 55.01 56.25 53.14 53.08 53.91 55.11 56.67 62.20
1 650.00
1 700.00
1 750.00
1 800.00
1 850.00
1 900.00
1 950.00
2 000.00
2 050.00
2 100.00
2 150.00
2 200.00
48.00
50.00
52.00
54.00
56.00
58.00
60.00
62.00
64.00
Axi
s T
itle
Protein Kalori
Sumber: Susenas BPS
Konsumsi Kalori dan Protein per Kuintil
Sumber: Susenas BPS
Perkotaan Perdesaan Indonesia
RE
ND
AH
< R
p 30
0 00
0
SE
DA
NG
RP
500
000
– 7
49 9
99
TIN
GG
I
> R
P 1
500
000
Pola Konsumsi Pangan menurut Pendapatan & Wilayah
Sumber: Susenas BPS
PSG 2016: Balita Stunting: 3 dari 10 (27,3%)
• Intervensi asupan gizi dan intervensi non-gizi (pola asuh)
• Akses dan pemanfaatan air bersih, air minum, sumber air
• Akses dan pemanfaatan sanitasi dan kualitas sanitasi
• Pola hidup bersih-sehat melalui cuci tangan pakai sabun
(5 waktu: sebelum menyiapkan makan, sebelum makan,
sebelum memegang bayi, setelah BAB, setelah binatang)
• Kampanye komunikasi: Edukasi dan sosialisasi
• Prioritas segmen: perilaku hidup bersih dan sehat
- Ketersediaan dan akses pangan keluarga
- Perilaku terhadap higienitas lingkungan
- Perilaku pengasuhan dan pangan sehat
- Pemahaman pangan, kesehatan dan gizi
- Pendidikan
- Pendapatan
keluarga
- Budaya dan norma yang kurang mendukung
- Kualitas pelayanan kesehatan tidak memadai
Asupan
Pangan
Status
Infeksi
Stunting
- Kebijakan ekonomi
- Ketahanan pangan
Determinan Stunting: Logical Frameworks
Target
Komunikasi
perubahan perilaku
Integrasi intervensi
spesifik dan sensitif
- Kelompok kunci
- Kelompok pendukung
- Bidan
Strategi/Skema
Pengetahuan praktis
tentang pangan, gizi dan
kesehatan
Perilaku higienitas diri
dan lingkungan
Pendekatan
Memutus mata
rantai stunting
antar-generasi
Tahap 1.
Warga desa/kel
‘sadar stunting’
Tahap 2.
‘Sadar stunting’
norma keluarga
Tahap 3.
Desa/kelurahan
bebas stunting
antar-generasoi
Ketersediaan dan akses
pangan bergizi Keluarga
Praktik inisiasi menyusui
dini (IMD) dan ASI
Ekslusif berkualtias
selama 6 bulan
Perubahan Perilaku: Skema, Pendekatan Target
1. Intervensi Perubahan Perilaku melalui
Penyamaan Lokus, Fokus dan Jadwal
• Kampanye media (konvensional)
• Advokasi media massa dan media sosial
• Ceramah tokoh masyarakat dan tokoh agama
• Kunjungan rumah oleh Puskesmas (public health)
• Kompetensi bidang dan petugas
• Mobilisasi masyarakat
• Intervensi spesifik dan sensitif
2. Intervensi Perubahan Perilaku melalui
Penguatan Enabling Factors
• Program peningkatan pendapatan rumah tangga
– Pemanfaatan lahan pekarangan, sejenis KRPL (kawasan rumah pangan lestari), fokus hortikultura, apotik hidup, dll
• Awareness tingkat individu dan keluarga
– Tingkat pendidikan dan kepedulian sangat menentukan
– Teladan dalam keluarga, sistem nilai dan norma mendukung
• Awareness tingkat asyarakat yang mempengaruhi pola asuh, pola konsumsi dan kesehatan lingkungan
– SKPG (Sistem kewaspadaan pangan dan gizi): komprehensif
– Peran tokoh masyarakat (champion) dalam sanitasi lingkungan
Contoh 1: Perbaikan Sanitasi
• Meningkatkan pemahaman tangki septik aman, agar tidak
mencemari sumber air.
• Mengubah sikap dan perilaku warga untuk membangun
dan memiliki tangki septik aman.
• Meningkatkan kesadaran rumah tangga untuk de-sludging
• Mewajibkan penyedia jasa de-sludging ke IPLT
• Mendorong Pemda untuk mengembangkan FSM terpadu:
perencanaan, operasional, pemeliharaan, pengawasan dll
Contoh 2: Pengelolaan Air Minum Isi Ulang
• Rumah tangga: Pemahanan tentang air minum isi ulang
yang berasal dari DAMIU agar bebas bakteri E. coli.
• Pelaku DAMIU: Mendorong langkah nyata untuk
memenuhi standar kualitas air siap minum.
• Pemda: Mendaftar ulang DAMIU, menertibkan izin usaha
dan membut sistem pemantauan yang efektif