Kon Seling

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Konseling pada gangguan jiwa pada saat bencana

Citation preview

PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA KORBAN BENCANA MERAPI DI SMP NEGERI 2 CANGKRINGAN SLEMAN D.I YOGYAKARTADisusun untuk Memenuhi Tugas mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:Amila Hanifa (P07120213004)Andri Susilowati (P07120213005)Imsakul Fatimah(P07120213021)Ichtiarfi Waryanuarita(P07120213020)Kalifa Nurahmad F(P07120213024)Wanti Nurin S(P07120213035)Rohmad Adi S (P07120213037)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTAJURUSAN KEPERAWATAN2015KATA PENGANTARPuji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan Pelaksanaan Konseling Kelompok Terhadap Siswa Korban Bencana Merapi Di SMP Negeri 2 Cangkringan Sleman D.I Yogyakarta dapat terselesaikan tepat waktu.SAP ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh Karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:Abidillah Mursid SKM, MS selaku direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.Tri Prabowo,S.Kp,M.Sc selaku ketua jurusan keperawatan.Abdul Ghofur,S.Kp,M.Kes selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa.Sarka Ade Susana,SIP,S.Kep,MA selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa.Sutejo,M.Kep,Ns,Sp.KJ selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa.Budhy Ermawan,S.Kp,M.Sc selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa.Sri Hendarsih, S.Kp,M.Kes selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa.Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan pelaksanaan konseling ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan pelaksanaan konseling ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis berharap semoga pelaksanaan konseling ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.Yogyakarta, 30 Maret 2015PenyusunBAB IANALISA SUMBER BELAJAR

Latar Belakang Masalah

Perstiwa meletusnya Gunung Merapi yang terjadi pada 26 Oktober sampai 3 November 2010 merupakan bencana yang dapat menciptakan trauma tersendiri bagi masyarakat disekitar Gunung Merapi, terutama terhadap anak yang masih sekolah. Hal ini diakibatkan oleh tekanan yang muncul dari trasa sakit yang diderita saat kejadian, kehilangan orang tua serta perubahan kegiatan social anak. Dalam keadaan trauma, individu mengalami perasaan takut akibat pengalaman atau kondisi yang merugikan hal itu membuat merekaterkena gangguan emosional, kognitif dan tingkah laku dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, indicator yang ditunjukkan yaitu hilangnya gairah dalam belajar, hilangnya kepercayaan diri dan kepercayaan terhadap lingkungan sekitar.Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa ada beberapa siswa korban letusan gunung merapi menukjukkan indicator masalah kepercayaan diri, gejala yang timbul adalah siswa cenderung diam, sering menyendiri, melamun, kurang interaksi dengan orang lain, komunikasi yang kurang, berprasangka buruk terhadap orang lain. Jika kurangkepercayaan diri dibiarkan berlarut-larut yang dikhawatirkan dari kondisi ini adalah bila siswa berada dilingkungan masyarakat, kemungkinan besar mereka akan mengalami konflik dengan lingkungan.Penanggulangan terhadap kurangnya kepercayaan diri pada individu yang mengalami trauma sangat penting dilakukan terutama bagi anak dan remaja yang mengalami langsung bencana tersebut. Oleh karena itu diperlukan layanan konseling. Dalam melakukan layanan konseling ini kami bekerjasama dengan para guru yang ada di SMP N 2 Cangkringan yang kami harapkan mempunyai peran dan dapat memfasilitasi bagi siswanya untuk menggali potensi pencapaian perkembangan diri bagi siswanya yang mengalami dampak dari gunung meletus tersebut.Konseling merupakan upaya membantu individu melalui proses interaksi yang brsifat pribadi antara konselor dengan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan.Konseling Kelompok merupakan salah satu bentuk konseling yang memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar. Konseling kelompok berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari. Dan konseling kelompok bertujuan untuk memberi dorongan dan pemahaman pada klien untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.Data Siswa dan guru SMP N 2 Cangkringan

Konseling kelompok diikuti kurang lebih 270 siswa dari kelas 1- 3 dengan jumlah guru 30 orang.Program konseling kelompok dilakukan selama 3 hari. Hari 1 untuk kelas 1, hari ke 2 kelas 2 dan hari ke 3 kelas tiga.Tempat dan Waktu

Dilakukan di sekitar sekolah SMP 2 Cangkringan baik didalam kelas maupun luar kelas.Waktu: senin 20 23 April 2015Pukul: 09.00 11.00 WIBMembuat posisi melingkar di setiap kelompok.

Pelaksanaan Konseling Kelompok Terhadap Anak Korban Bencana Merapi

Tahap I Pembentukan

Memperkenalkan diriMembuat kelompok setiap kelompok terdiri dari 10 orang yang dibimbing oleh satu guru dan di bantu oleh para mahasiswa di masing-masing kelompok.Mengenalkan tujuan kelompok dan kontrak waktu.Menimbulkan minat mengikuti kegiatanMengenalkan cara dan norma yang harus diikutiMenimbulkan rasa kebersamaan

Tahap II Peralihan

Mengeksplor karakter- karakter setiap perserta dengan cara berkomunikasi tentang kesukaan/hobi, apa yang dirasakan saat ini, cita cita dll.Mengajak para siswa untuk mengungkapkan pendapat setiap siswa terkait dengan masalah pasca bencana gunung meletus.Selingan untuk memberi hiburan dengan membuat jargon-jargon setiap kelompok.

Tahap III Pembahasan Masalah

Membahas masalah yang dihadapi setiap anggoa kelompok.Setiap anggota diberi kesempatan untuk memberikan pendapat dan solusi bagi setiap masalah anggota kelompok.Berbagi pengalaman bagi setiap anggota kelompok.Para fasilitator berperan aktif untuk membantu para siswa dapat berkomunikasi dan memberi dorongan bagi para siswa untuk berperan aktif.Selingan untuk bermain kebersamaan.

Tahap IV Penyimpulan

Memberikan kesempatan kepada anggota untuk untuk menyampaikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam rangka menyelesaikan masalah dan perasaan sekarang.Menanyakan tentang manfaat mengikuti konseling kelompok. Pada tahap ini fasilitator memberi kesempatan anggota untuk menyampaikan kesan dan pesan serta membahas kegiatan selanjutnya.

Tahap V Penutupan

Mengakhiri kegiatan konseling kelompok dengan suasana nyaman, mempertahankan keakraban, kebersamaan, santai menghargai parsitipasi anggota kelompok. Fasilitator mengucapkan terima kasih, menyatakan kegiatan berakhir, doa dan salam penutup.