168
i KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

  • Upload
    others

  • View
    48

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

i

KONFRONTASI BERSENJATAMEREBUT IRIAN BARAT

Page 2: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

ii

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Page 3: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

iii

KONFRONTASI BERSENJATAMEREBUT IRIAN BARAT

Ferry Valdano Akbar

 

Page 4: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

iv

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

KONFRONTASI BERSENJATAMEREBUT IRIAN BARATFerry Valdano Akbar

Hak Cipta dilindungi Undang-UndangAll Right Reserved

Penulis: Ferry Valdano AkbarKata Pengantar: Bayu Dardias KurniadiEditor: Rachmad GustomySampul dan Tata Letak: Oryza Irwanto

Research Centre for Politics and GovermentJurusan Politik dan PemerintahanUniversitas Gadjah Mada

Jl. Socio Yusticia 2 Bulaksumur, Yogyakarta 55281www.jpp.fisipol.ugm.ac.idemail: [email protected]: +62 274 563365 ext.212

146 + xxii halaman140 x 210 mm

ISBN 978-602-96762-5-9

Page 5: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

v

Isi Buku .................................................................... v

Daftar Tabel dan Gambar ......................................... vii

Kata Pengantar: Merebut Irian Barat: Perjuangandan Tantangan kedaulatan ....................................... ix

Referensi .................................................................. xvii

Dari Penulis .............................................................. xix

Bagian Satu:

PERLUKAH KEKUATAN MILITER

YANG BESAR DAN TANGGUH? ........................... 1

Arti Strategis Kekuatan Militer Negara ................. 7

Pembangunan Kekuatan Militer Negara ............... 19

Sistematika Penulisan ............................................ 35

Bagian Dua :

DARI DIPLOMASI KE KONFRONTASI

BERSENJATA .......................................................... 37

Perjuangan Mengembalikan Irian Barat ................. 37

Konfrontasi Bersenjata Sebagai Pilihan Akhir ....... 45

ISI BUKU

Page 6: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

vi

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Bagian Tiga :

MEMBANGUN PERSENJATAAN UNTUKKONFRONTASI MILITER ..................................... 55

Signifikansi Momentum Perang Dingin ............... 55

Memanfaatkan Amerika Serikat ...................... 57

Beralih kepada Uni Sovyet ............................. 74

Bagian Empat:

ANCAMAN PERANG SEBAGAI JAWABAN ....... 91

Pembangunan Kekuatan Militer Sebagai Kekuatan Politik Negara .................................... 91

Arti Strategis Hadirnya Kekuatan Militer Dalam Usaha Merebut Kembali Irian Barat .................... 100

Kekuatan Muncul Dari Ujung laras Senapan ....... 103

Kekuatan Militer Sebagai Instrumen Mewujudkan Kepentingan Nasional ................... 110

Bagian Lima :

PENUTUP .............................................................. 115

Pentingnya Kekuatan Militer Dalam Mewujudkan Kepentingan Nasional ......................................... 115

Memanfaatkan Situasi Politik Internasional Untuk Membangun Kekuatan Militer ................. 117

Renungan Akhir .................................................. 119

DAFTAR PUSTAKA .............................................. 127

Page 7: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

vii

Gambar 1.1 : Diagram Konsep PerwujudanNegara menurut Buzan .......................................... 13

Gambar 1.2 : Alur National Security Policy ........... 25

Gambar 3.1 : Presiden Soekarno danPresiden Kennedy .................................................. 57

Gambar 3.2 : Pertemuan Presiden Soekarnodengan PM Nikita .................................................. 76

Tabel 3.3 Kekuatan TNI-Angkatan Laut dalamkonfrontasi merebut Irian Barat ............................ 82

Gambar 3.4 : Kapal Selam ALRI buatan Uni Sovyet“Whiskey Class” .................................................... 83

Gambar 3.5 : KRI Irian(Jenis Kapal Penjelajah Berat) ................................. 84

Tabel 3.6 : Kekuatan TNI-Angkatan Udara dalamkonfrontasi merebut Irian Barat ............................ 86

Gambar 3.7 : Mig 19 AURI (Pesawat TempurSupersonic) ............................................................. 86

Gambar 3.8 : Mig 21 AURI (Pesawat PemburuSupersonic) ............................................................. 87

Gambar 3.9: Kiri (Armada Pembom Tu-16 danAwaknya), Kanan (Pembom Tu-16 yang kinisudah dimusiumkan) .............................................. 88

DAFTAR TABEL & GAMBAR

Page 8: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

viii

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Page 9: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

ix

KATA PENGANTARMEREBUT IRIAN BARAT:

PERJUANGAN DAN TANTANGANKEDAULATAN

Bayu Dardias, MA, [email protected]

Papua sampai saat ini masih sering bergolak,bahkan setelah lima puluh tahun menjadi bagian dariRepublik Indonesia. Tuntutan untuk menjadi negarasendiri yang terlepas dari Indonesia tidak pernah benar-benar padam. Dalam berbagai forum akademik, bahkantraining birokrat, wacana untuk terus menggulirkan isuM (Merdeka) selalu muncul. Tuntutan ini bervariasi mulaidari lontaran yang emosional dan seringkali traumatik,sampai pada tuntutan yang lebih rasional. Selain tuntutanM, muncul berbagai tuntutan untuk menciptakankesejahteraan di Papua.

Di lain pihak, harus kita sadari bahwa Papua yangtelah terbagi menjadi dua provinsi yaitu Papua Barat danPapua tetap menjadi daerah paling terbelakang diIndonesia. Padahal Provinsi Papua berada di urutankeenam dan Papua Barat urutan ke tiga dalam kontribusiper kapita terhadap pemerintah pusat dari sumber daya

Page 10: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

x

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

alam (World Bank 2006). Dilihat dari pencapaian delapantarget MDGs, Provinsi Papua dan Papua Barat tetapberada di peringkat-peringkat akhir (Bappenas 2010).Alam Papua yang luas dan bervariasi dengan jumlahpenduduk yang hanya 2% dari penduduk Indonesia (BPS2010) menyulitkan akses terhadap pembangunankebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.Dengan sebaran penduduk di gunung-gunung yang sulitdiakses, percepatan pembangunan Papua yang sudahdicanangkan sekian lama tidak pernah dapat direalisasidengan mudah.

Kondisi geografis ditambah dengan sebaranpenduduk di lokasi dengan akses buruk menyebabkantingginya tingkat disparitas harga antara Papua dandaerah lain di Indonesia sangat berbeda. Di KabupatenPuncak misalnya, satu-satunya transportasi yang dapatdiandalkan adalah pesawat terbang, sebagai saranaangkut untuk berbagai kebutuhan. Sehingga harga-hargamelonjak luar biasa. Kisah antropolog yang meneliti diPapua misalnya, harga satu sak semen 40 kg di Jawa yangsekitar 45 ribu rupiah melonjak menjadi 1,4 juta rupiah diPapua (Hudayana 2011).

Di tengah berbagai tuntutan tersebut, buku inimenunjukkan sebuah fakta penting yang patutdipertimbangkan siapapun yang peduli terhadap kemajuandi Papua. Fakta bahwa Papua Barat waktu itu, tidakdirebut dengan mudah dan mengorbankan banyaksumber daya. Sumber daya tersebut adalah proses panjangdari upaya menjadikan Papua Barat sebagai bagian syahRepublik Indonesia setelah sebelumnya secaraadministratif dikuasai Belanda. Pemerintah RepublikIndonesia yang diproklamirkan 1945 dan diakui oleh bekas

Page 11: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xi

Kata Pengantar

penjajah Belanda tahun 1949 masih menyisakan persoalankarena Papua Barat adalah satu-satunya wilayah dimanayang secara administratif dikuasai sebagai jajahan Belandatetapi tidak menjadi bagian dari Indonesia yang baruMerdeka.

Indonesia memiliki langkah legitimasi kuat karenamerupakan penerus dari Belanda yang sebelumnyamenjajah Papua Barat (Kingsburry 2003: 17). Indonesiameneruskan asas uti possidetis juris dimana batas wilayahNegara bekas jajahan yang kemudian merdeka, mengikutibatas wilayah sebelum Negara tersebut merdeka (Bhakti2009). Belanda enggan menyerahkan Papua Barat salahsatu sebabnya karena hanya setahun setelah kedaulatanIndonesia diakui dalam bentuk negara yang serikat(Republik Indonesia Serikat), Indonesia kemudianmerubah bentuk negaranya kembali menjadi kesatuandengan sistem pemerintahan parlementer pada 17 Agustus1950.

Salah satu bukti paling kuat dari kenyataan bahwaPapua Barat adalah wilayah administasi penting penjajahBelanda dapat dilihat dari kasus Boven Digoel. PapuaBarat pernah menjadi bagian dari sejarah pentingpergerakan kemerdekaan Indonesia ketika tempatpembuangan Hatta dan beberapa tokoh nasional lainnyaketika melakukan strategi non kooperatif. Hatta dibuangdi Boven Digoel pada Januari 1935, dua tahun setelahsebelumnya Sukarno dibuang di Ende. Sekembalinya dariBoven Digoel, Sokarno, Hatta, Syahrir dan Tan Malakamelakukan upaya untuk mempercepat kemerdekaan.

Page 12: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xii

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Untuk merebut Papua Barat Pemerintah dan rakyatIndonesia melakukan perang di dua arena yaituinternasional dan nasional dengan kombinasi dua taktikyaitu militer dan non-militer. Dalam arena internasionalnon-militer, Indonesia melakukan berbagai langkahdiplomasi untuk membawa PBB hadir sebagai penengahkonflik perebutan Papua Barat. Pelibatan PBB dalamproses negoisasi non-militer internasioanl dipandangsebagai langkah taktis untuk memastikan proses sah sesuaihukum internasional atas bergabungnya Papua Barat keIndonesia. Inilah langkah penting saat itu yangdampaknya dapat dilihat saat ini. Sekarang, ini Papua Baratadalah bagian integral dari Indonesia sesuai hukuminternasional setelah PBB membentuk UNTEA danmelakukan Pemungutan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun1969. Pepera ini dilakukan 20 tahun sejak Konferensi MejaBundar (KMB) yang mengatur penyerahan Papua Baratkepada Indonesia. PBB melalui Resolusi No. 2504 secarasah mengakui Papua Barat (yang sekarang terdiri dariProvinsi Papua dan Provinsi Papua Barat) merupakanbagian dari Indonesia.

Langkah internasional dalam bidang militerdilakukan dengan mendatangkan peralatan tempurcanggih dari dua negara berseteru yang ingin memperkuatpengaruhnya di Asia yaitu Amerika Serikat dan Rusia.Amerikat berupaya agar Indonesia tidak menjadi negarakomunis di Asia, Rusia (dan China) punya kepentingansebaliknya. Sukarno sangat cerdas membaca peluang inidengan mendekati keduanya untuk kepentingan militerIndonesia. Serangkaian lobi dilakukan terhadap pemimpinnegara yang memiliki peralatan tempur canggih yaituAmerika dan Rusia agar Indonesia dapat membeli

Page 13: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xiii

peralatan tempur, walaupun dengan cara berhutang.Anggaran negara yang masih terbatas waktu itu ditujukanuntuk memperkuat armada tempur Indonesia terutamaAngkatan Udara dan Angkatan Laut untuk menimbulkangertakan kepada Belanda bahwa Indonesia siap menempuhlangkah perang untuk mendapatkan Papua Barat. Prioritasuntuk mengalokasikan anggaran kepada upaya penguatanmiliter tentu memberikan dampak sangat serius terhadapupaya pemenuhan kesejahteraan. Inilah ongkos yangsecara langsung dirasakan rakyat Indonesia waktu itu.

Di dalam negeri, Indonesia melakukan dua upayabaik militer militer maupun non-militer untukmendapatkan Papua. Upaya militer dilakukan denganmengerahkan tentara dan sukarelawan untuk mendudukiPapua, yang didukung dengan peralatan tempur canggih,hasil dari upaya lobi militer internasional. Di bidang non-militer, Soekarno mampu menghipnotis rasa patriotismerakyat Indonesia dengan (salah satunya) merubah namaPapua menjadi IRIAN, singkatan dari Ikut RepublikIndonesia Anti Nederland. Nama baru ini dilengkapidengan JAYA yang menunjukkan tujuan akhir dari seluruhproses panjang militer dan non-militer. Peranan Soekarnodalam merumuskan langkah strategi yang mampumenunjukkan dignity negara baru Indonesia,menempatkan Indonesia sebagai negara yang disegani diseluruh dunia, tidak hanya diantara negara-negaratetangga di Asia Tenggara dan Asia.

Satu hal yang menarik dari sejarah perebutanPapua adalah penggunaan kekuatan militer canggihsebagai deterrence factor yang mampu menekan Belandauntuk berdialog di meja perundingan. Pada prosesperjuangan yang dilakukan rakyat Indonesia sebelum

Kata Pengantar

Page 14: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xiv

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

kasus Papua Barat, masih mengandalkan perjuangangerilya yang mengandalkan sumber daya seadanya.Simbolisasi heroik perjuangan Indonesia waktu ituditandai dengan Bambu Runcing, yang mampumengalahkan senapan mesin dan mesiu. Simbolisasi BambuRuncing tersebar di berbagai kota di Indonesia, salahsatunya di Muntilan, 25 km utara Yogyakarta. Hal inidapat dimaklumi karena Indonesia masih merupakankekuatan baru dan banyak mengandalkan senjata daripemberian/rampasan Jepang dan Belanda. Nah, padaproses perebutan Papua Barat, Indonesia mengandalkansenjata tercanggih saat itu yang dibeli dari Amerika danRusia. Indonesia memiliki pesawat tempur, kapal, kapalselam dan pesawat pembom yang mampu mengusir kapalinduk Belanda, Karel Doorman keluar dari wilayahperairan Papua. Pilihan mengalihkan Karel Doormanadalah sebuah keterpaksaa karena pasti akan kalahseandainya terjadi perang dengan armada perangIndonesia, terutama melalui pertempuran udara dimanaIndonesia memiliki pesawat tempur canggih dan pembomyang belum dimiliki Belanda.

Seluruh proses sejarah dan perjuangan terutamaberkaitan dengan perang militer dan non-militer yangdilakukan untuk menyatukan Papua Barat dalam wilayahRepublik Indonesia adalah tujuan utama dari buku ini yangsetidaknya memiliki tiga keunggulan. Pertama, buku inimampu mengingatkan kembali tentang proses dan sejarahbergabungnya Irian Jaya ke Indonesia. Sejarah dan prosestersebut melibatkan serangkaian usaha militer dan non-militer yang memaksa persatuan Indonesia diuji pada titiktertinggi dalam proses 20 tahun lebih sejak KMB. Inilahproses paling panjang dalam perang diplomasi dan non

Page 15: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xv

diplomasi di Indonesia. Kedua, Indonesia pernah memilikikekuatan militer yang sangat disegani di Asia. Kondisiyang sama tidak pernah lagi terjadi lagi. Ketiga, gayapenulis yang lugas tetapi tidak menghilangkan detailmampu mengajak pembaca ke suasana lima puluh tahunlalu dimana proses panjang tersebut terjadi.

Berkaitan dengan kekuatan militer Indonesia,buku ini dapat dilihat sebagai sebuah nostalgia sejarah,nostalgia kekuatan dan nostalgia kedaulatan. Sejakperistiwa Papua Barat yang diteruskan oleh PemerintahSuharto pada awal kepemimpinannya, Indonesia tidakpernah lagi mengucurkan anggaran yang besar untukkekuatan militer. Anggaran difokuskan untuk programpembangunan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasaryaitu pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, olehmiliter, periode tahun 1950 dan 1960-an tersebut selaludibayangkan sebagai momen terindah dalam parademiliter Indonesia. Dimana, sebagai sebuah bangsa, militerIndonesia dapat mendongakkan kepala dihadapan bangsalain.

Perubahan fokus ini, yang semakin parah setelahreformasi membuat kekuatan militer Indonesia semakindipandang sebelah mata. Militer, terutama AngkatanDarat yang menjadi tulang punggung kekuatan politikorde baru semakin tidak mendapatkan tempat ditengahseruan supremasi sipil. Kekuatan militer Indonesia tidakcukup menunjukkan kekuatan sebagaimana ditunjukkantahun 1960an ketika menghadapi Fretilin tahun 1975 (Tan2004). Pada tahun 1998, kekuatan militer Indonesia beradadi bawah kekuatan militer Singapura yang pada tahun1965 diceraikan Malaysia (LISS 1998) dan juga negara lainseperti Malaysia dan Thailand. Kondisi statistik kekuatan

Kata Pengantar

Page 16: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xvi

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

militer Indonesia seringkali tidak akurat menunjukkanrealitas kekuatan yang berada jauh di bawahnya. Banyakpesawat yang hanya difungksikan sebagai suku cadangdalam sistem kanibalisme. Hal ini terutama diperparaholeh embargo suku cadang yang dilakukan Amerika,dimana Indonesia bergantung untuk kekuatan militerselama sekian lama. Berkali-kali, faktor penggertak tidaklagi bekerja ketika sengketa perbatasan Indonesia danMalaysia terjadi. KRI seperti enggan mengejar kapalperang Malaysia. Dikejarpun bisa jadi percuma karenayang dikejar justru semakin jauh.

Oleh karena itu, ketika anggota Komisi VII DPRAli Kastela mengatakan ada 70 tentara Amerika Serikataktif yang bekerja di PT Freeport di Papua (Winarno 2011),reaksi masyarakat tidak lagi menggemparkan. Reaksi yangbiasa saja juga muncul ketika PT Freeport ternyatamenyetorkan uang centeng kepada Polisi secara periodiksejak 2001 yang jumlahnya sekitar US$ 79,1 juta,sebagaimana diungkap ICW. Ini adalah hasil darilemahnya kekuatan militer Indonesia saat ini. MiliterIndonesia tidak lagi dianggap mampu menggertak dankarena lemahnya dukungan anggaran untuk kesejahteraan,militer sekarang dilihat lebih mengabdi kepadaperusahaan. Kedaulatan negara yang susah payahdibangun, tidak lagi ditegakkan.

Sekali lagi, buku ini ingin mengingatkan, duluIndonesia pernah jaya, ketika merebut IRIAN BARAT.

Page 17: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xvii

Referensi

Bappenas 2010, Laporan pencapaian tujuan pembangunanmilenium di Indonesia 2010, Bappenas, Jakarta.

Bhakti Agus 2009, Menjawab tantangan Papua dalambingkai NKRI (Bagian I), diakses dari http://www.tandef.net/menjawab-tantangan-papua-dalam-bingkai-nkri-bagian-i pada 28 November2011.

Hudayana, Bambang 2011, “Pemberdayaan masyarakatPapua Barat berbasis kampung dalam agendapercepatan pembangunan”, Makalah dalamdiskusi “Kebijakan percepatan pembangunanberbasis komunitas adat, sosial-politik dan kulturalmasyarakat Papua”, Fakultas Hukum UGM 17November 2011.

Kingsburi Damien 2003, Power politics and the Indonesianmilitary, Routhledge Curzon, London.

London Institute of Strategic Studies 1998, The militarybalance 1998-1999, London.

Mietzner Marcus 2009, Military politics, Islam and the Statein Indonesia: From turbulent transition todemocratic consolidation, ISEAS, Singapore.

Tan Andrew 2004, Force modernisation trends inSoutheast Asia, Working Paper number 52,Institute of Defence and Strategic StudiesSingapore, Singapore.

Kata Pengantar

Page 18: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xviii

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Winarno Heri 2011, 70 tentara AS disebut bekerja di PTFreeport, diunduh dari http://www.detiknews.com/read/2011/11/25/185013/1775960/10/70-tentara-as-disebut-bekerja-di-pt-freeport pada tanggal 30 November 2011.

World Bank 2006, Spending for Development, WorldBank.

Page 19: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xix

DARI PENULISKenapa harus menulis tentang perlunya kekuatan

militer bagi sebuah negara? Mungkin itu yang akanditanyakan kebanyakan orang tentang isi buku ini.Apalagi banyak makna tersirat yang terdapat di dalambuku ini menunjukkan penulis sangat antusias danmengagungkan segala hal yang berkaitan tentangkebesaran dan kegagahan pembangunan kekuatan militer.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pengalamanrakyat Indonesia selama 32 tahun masa kekuasaan OrdeBaru dimana kekuatan militer di Indonesia dijadikansebuah kekuatan represif yang ditujukan untuk menekanatau mendominasi segala bidang kehidupan rakyatIndonesia membuat kebanyakan orang antipati berbicaratentang perlunya pembangunan atau penguatan kembalikekuatan militer.

Melalui buku ini penulis hanya ingin menunjukkanbahwa apa yang diperlihatkan Soeharto sang penguasaorde baru dengan apa yang pernah ditunjukkan salah satufounding father bangsa ini yakni Presiden Soekarno adalahsebuah hal yang berbeda. Jika Soeharto membangunkekuatan militer untuk mempertahankan kekuasaannyasendiri maka Presiden Soekarno membangun kekuatanmiliter untuk menjaga keutuhan, kehormatan dankedaulatan sebuah bangsa-negara. Contoh ini ditunjukkandalam peristiwa pembebasan wilayah Papua Barat dari

Page 20: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xx

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

upaya penjajahan kembali yang hendak dilakukan olehBelanda.

Ketika proklamasi 17 Agustus dikumandangkan olehsang dwi tunggal Soekarno-Hatta, sudah sangat jelasbahwa wilayah Indonesia Merdeka adalah wilayah yangselama ini menjadi wilayah jajahan Belanda. Setelah melaluinegosiasi yang alot akhirnya melalui kesepakatan KMBtahun 1949 Belanda mengakui kedaulatan negaraIndonesia. Namun ternyata Belanda masih menginginkansalah satu wilayah Indonesia yakni daerah Papua bagianbarat. Dikarenakan alasan ekonomis dan strategis terhadappenguasaan wilayah tersebut.

Hal itu tentu saja tidak disenangi oleh PresidenSoekarno saat itu yang melihat hal itu sebagai sebuahbentuk kolonialisme dan imperialisme terhadap sebuahnegara yang berdaulat. Berulang kali sudah dilakukanperundingan dan usaha-usaha diplomasi untuk memaksaBelanda menyerahkan wilayah yang memang menjadibagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan RepublikIndonesia sesuai semangat proklamasi 1945 yakni wilayahIndonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Belanda tetap berkeras menginginkan wilayahPapua bagian barat itu sebagai hak miliknya. Hal itulahyang mendorong Presiden Soekarno untuk menekanBelanda lebih keras lagi. Bahkan bila perlu melawannyadengan kekuatan bersenjata. Sebab Belanda ternyata jugameningkatkan kekuatan militernya di daerah itu sebagaipersiapan untuk mempertahankan wilayah itu.

Melihat tidak adanya lagi manfaat yang bisa diambildari usaha-usaha perundingan diplomasi terpaksalahsenjata yang berbicara. Presiden Soekarno benar-benar

Page 21: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxi

mempersiapkan hal ini. Usaha peningkatan kemampuanperang militer Indonesia dimulai ke negara-negara barat.Namun usaha tersebut gagal sebab, negara-negara baratyang tergabung dalam pakta pertahanan bersama (NATO)ternyata lebih condong berpihak ke Belanda dengan tidakmau menjual senjata ke Indonesia. Hal kemudian yangdilakukan oleh Presiden Soekarno adalah beralih ke UniSovyet. Memanfaatkan situasi politik internasional padamasa itu Presiden Soekarno berhasil mendapatkan carauntuk meningkatkan kemampuan militer tentara Indonesiatanpa harus tunduk dan patuh dengan negara-negara besarkhusunya Blok Barat yang cenderung tidak mendukungkepentingan nasional Indonesia.

Ketika mengamati persiapan perang yangdilakukan oleh Indonesia melalui pesawat mata-mataAmerika, pihak Barat akhirnya mengambil kesimpulanbagaimanapun jika sampai perang terjadi Belanda hanyaakan mengalami kekalahan. Hal ini ditunjukkan denganbesarnya peralatan perang yang digelar oleh Indonesiasebagai bagian dari kampanye perebutan wilayah PapuaBarat. Baik dari segi kekuatan militer darat, udara maupunlautnya.

Akhirnya Amerika sendirilah sebagai sekututradisionalnya yang memaksa Belanda, untuk mauberunding dan rela melepaskan wilayah sengketa itu.Karena menurut penilaian Amerika, Belanda pasti-pastiakan hancur lebur menghadapi kekuatan militer Indonesiajika nekat mempertahankan wilayah itu.

Hingga akhirnya walau perang tidak pernah jadibenar-benar meletus dalam skala yang besar akhirnya bisamemaksa Belanda untuk mengurungkan niatnya. Tidak

Dari Penulis

Page 22: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxii

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

perlu sampai menembakkan senjata. Aura yang dihadirkansenjata-senjata itu cukup membuat Belanda untuk kembalimenanamkan pengaruhnya di tanah Papua.

Pelajaran apa yang bisa diambil dalam peristiwa ituadalah bahwa sesungguhnya, setiap negara manapunmutlak membutuhkan sebuah kekuatan militer yang besardan tangguh untuk menjaga kedaulatan dan mewujudkankepentingan nasionalnya. Tanpa adanya aura penggetardari sebuah kekuatan militer, maka sebuah negara akandianggap sebelah mata di dalam kancah perpolitikaninternasional.

Hal itu bisa kita saksikan di era sekarang dimanasering kali kedaulatan Indonesia dilanggar bahkan olehnegara tetangganya yang mengaku serumpun. Karenanegara tetangga itu tidak lagi melihat lagi aura penggetardari kekuatan militer yang saat ini dimiliki Indonesia.

Untuk itulah melalui buku ini, penulis inginmembuka mata para pembaca bahwa membangunkekuatan militer yang besar dan tangguh mutlakdiperlukan bagi sebuah negara. Seperti pesan yangdisampaikan sebuah pepatah klasik “SI VI PACEMPARABELLUM” yang artinya “Barang siapamenginginkan perdamaian, maka wajib baginya untukbersiap-siap berperang”. Hiduplah Kejayaan IndonesiaSelama-lamanya.

Jakarta, 2011

Ferry Valdano Akbar

Page 23: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1

BAGIAN SATU:PERLUKAH KEKUATAN MILITERYANG BESAR DAN TANGGUH?

Sampai hari ini perdebatan tentang perlukahIndonesia membangun dan memiliki kekuatan militer yangtangguh dan besar seperti yang pernah terjadi di eraSoekarno1 tampaknya masih belum selesai. Selain masalahklasik karena keterbatasan anggaran yang harus dibagidengan pos-pos pengeluaran lain seperti kesehatan ataupendidikan, perasaan euphoria reformasi yang masihmewarnai masyarakat Indonesia dewasa ini. Apalagipasca Orde Baru muncul anggapan bahwa pembangunankekuatan militer yang tangguh bukanlah suatu prioritasutama. Bahkan arus pikiran utama di masyarakatcenderung mengatakan bahwa seharusnya pembangunankekuatan militer Indonesia direduksi. Hal ini disebabkanpengalaman buruk masyarakat Indonesia selama 32 tahundi bawah rezim orde baru pimpinan Soeharto. Dimanapada masa itu penguasa memanfaatkan militer dankekuatannya sebagai alat untuk melanggengkankekuasaannya. Kekuatan militer itu dipakai untukmerepresi setiap pihak yang tidak sejalan dengan

1 Yang kemudian dipakai dalam menunjang politik konfrontasi untuk merebutkembali Irian Barat

Page 24: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

keinginan penguasa. Bahkan selanjutnya militer menjadikekuatan yang mendominasi seluruh kehidupanmasyarakat baik di ranah sosial, ekonomi, maupunbudaya.

Reformasi 1998 pasca keruntuhan rezim Soehartosudah merubah semua sistem militeristik itu2, namunbelum semua orang memahami bahwa sejatinya adaperbedaan mendasar antara membangun kekuatan militeruntuk ‘penyelenggaraan politik negara’ dengan‘penyelenggaraan negara’. Mengapa demikian? Sebabmembangun militer untuk ‘penyelenggaraan negara’,adalah pembangunan kekuatan militer yang memiliki artisangat penting dan krusial khususnya sebagai saranapertahanan untuk kedaulatan atau keselamatan Negara.Sedangkan pembangunan kekuatan militer dalam‘penyelenggaraan politik negara’ di tujukan sebagai salahsatu cara penguasa melanggengkan kekuasaan3.

Dari refleksi inilah saya melihat masih relevannyasebuah gagasan perlunya membangun kembali kekuatanmiliter Indonesia sampai dalam tahapan besar dan kuat.Salah satu peristiwa yang bisa menjadi pelajaran adalahperistiwa sejarah pembebasan Irian Barat dari pihakBelanda. Saat itu, pasca pengakuan kedaulatan KMB 1949ternyata masih meninggalkan satu problem bagi NegaraIndonesia, yakni pihak Belanda tetap bersikeras untukmenguasai wilayah Papua Barat4. Padahal sudah menjadi2 Salah satu amanat reformasi adalah mencabut dwifungsi ABRI, yang dianggapsebagai penyebab hegemoni militer masuk dan menguasai kehidupan sosialmasyarakat.3 Baca Wahyono S.K. (2009), Indonesia Negara Maritim. Jakarta : Penerbit Teraju. Hal74.4 Pemakaian nama Irian Barat untuk mengganti penamaan wilayah Papua Baratdilakukan oleh Presiden Soekarno. Hal ini dimaksudkan untuk memunculkan artipolitis tersendiri terkait usaha pembebasan wilayah ini dari tangan Belanda. Nama

Page 25: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

keyakinan yang tersurat dalam semangat ProklamasiKemerdekaan Indonesia tahun 1945 bahwa wilayahIndonesia terbentang dari Sabang (Aceh) hingga Merauke(Papua Barat). Saat itu usaha-usaha diplomasi yangdilakukan oleh Indonesia untuk mendapatkan kembalihaknya ternyata tidak pernah membuahkan hasil. Belandadengan segala cara berusaha untuk tidak melepaskanwilayah itu, bahkan semakin memperkuat posisinya diwilayah itu. Upaya mempertahankan Papua Baratdilakukan dengan mengirimkan kekuatan militer danpenguatan posisi tawar di pentas internasional denganmeraih dukungan politik dari sekutu-sekutunya.

Meski usaha diplomasi terus dilakukan namun tetapmengalami kebuntuan. Akhirnya, peristiwa inilah yangmemicu Presiden Soekarno saat itu untuk segeramengumandangkan politik konfrontasi bersenjata denganBelanda. Setelah melihat Belanda tidak memberi pilihanselain menunjukkan sikap keras dari pemerintahIndonesia.

Sudah sewajarnya jika Negara yang tidak lagimelihat manfaat diplomasi dalam hubungannya denganNegara lain umumnya mengubahnya dari hubungandamai menjadi persiapan pelaksanaan perang5. Hal itulahyang kemudian mendasari Presiden Soekarno saat ituuntuk membangun kekuatan militer Indonesia secara

Irian adalah satu nama yang mengandung arti politik. Frans Kaisiepo, almahrum,orang yang pertama mengumumkan nama ini pada konperensi di Malino-UjungPandang pada tahun 1945, antara lain berkata: “Perubahan nama Papua menjadiIrian, kecuali mempunyai arti historis, juga mengandung semangat perjuangan:IRIAN artinya Ikut Republik Indonesia Anti Nederland”. (Buku PEPERA 1969terbitan tahun 1972, hal. 107-108).5 Sayidiman Suryohadiprojo (2005), Si Vis Pacem Parabellum (Membangun PertahananNegara yang Efektif dan Modern). Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Hal 57

Page 26: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

besar-besaran. Kekuatan militer inilah yang menjaditumpuan utama Soekarno dalam usaha merebut kembaliwilayah Irian Barat dari tangan Belanda, sebab jalandiplomasi tidak lagi menjanjikan.

Dalam pandangan dunia modern saat ini, boleh jadilangkah konfrontasi antar Negara seperti saat itu tidaklagi menjadi populer. Oleh karenanya saat ini berkembangpandangan bahwa pembangunan kekuatan militer yangbesar dan tangguh adalah sesuatu yang tidak begitupenting dilakukan. Menurut penulis pernyataan ataupemikiran seperti ini jelas salah besar. Sebab setiapNegara, apalagi negara-negara yang dianugerahikekayaan alam yang melimpah seperti Indonesia haruslahcermat serta pandai dalam mengelola dan menjaganya.Karena selain mendatangkan potensi-potensi keuntungan,tentu akan banyak Negara yang mencoba untukmengusiknya. Mulai dari yang berkedok dan disamarkandalam hubungan saling menguntungkan antar Negaraataupun juga yang terang-terangan hendak mengambilalih potensi sumber daya alam itu.

Contoh paling aktual pada masa sekarang yangmemiliki kesamaan dengan sengketa Irian Barat dahuluadalah kasus tentang perebutan klaim wilayah BlokAmbalat yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia.Saat itu Malaysia sama seperti Belanda di masa dulu, yangsecara agresif berusaha untuk memasukkan wilayahambalat sebagai bagian dari teritorialnya. Padahalwilayah itu adalah bagian dari territorial Indonesia.Mengapa hal itu terjadi, sebab baik Indonesia dan Malaysiasama-sama menyadari bahwa blok Ambalat inimenyimpan cadangan kekayaan alam yang luar biasa

Page 27: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5

banyaknya. Kedua Negara memiliki kepentingan yangsama pada wilayah itu.

Berulang kali pula sudah dilakukan acaraperundingan diplomatik di antara kedua Negara, namunjuga belum menunjukkan ketegasan siapa pemilik sahwilayah itu. Bahkan sering pihak Malaysia, dengankekuatan militernya melakukan tindakan provokasi6

Berulang kali militer Malaysia melakukan tindakanprovokasi dengan memasuki wilayah perairan Indonesia.Peristiwa itu dapat diartikan sebagai penjajagan sejauhapa kekuatan militer Indonesia mampu menjaga pulau-pulau itu. Hal ini dapat juga berarti bahwa kekuatan militerIndonesia tidak lagi memiliki daya gentar sehingga tidakada yang perlu ditakuti, hingga Negara tetangga punberani berulah mengusik kedaulatan wilayah kita didaerah perbatasan dengan cara menerobos masuk kewilayah perairan Indonesia di sekitar blok Ambalat.Situasi ini cukup jelas untuk menunjukkan bahwaIndonesia sekarang tidak lagi memiliki kekuatan militeryang cukup tangguh untuk menjaga serta mempertahankankedaulatan dari pihak luar yang merugikan. Lemahnyakekuatan militer Indonesia ini bahkan dipakai sebagaicelah yang dimanfaatkan Malaysia untuk secara agresifberusaha mengambil alih blok ambalat tersebut.

Pengalaman Negara lain seperti Irak misalnya,sebuah negeri kaya Minyak yang memilih tidak mautunduk kepada Amerika membuatnya menjadi korban

6 Berulang kali militer Malaysia melakukan tindakan provokasi dengan memasukiwilayah perairan Indonesia. Peristiwa itu dapat diartikan sebagai penjajagan sejauhapa kekuatan militer Indonesia mampu menjaga pulau-pulau itu. Hal ini dapatjuga berarti bahwa kekuatan militer Indonesia tidak lagi memiliki daya gentarsehingga tidak ada yang perlu ditakuti, hingga Negara tetangga pun berani berulahmengusik kedaulatan wilayah kita di daerah perbatasan.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 28: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

strategi pre-emptive strike Amerika. Dengan dalih seranganAmerika itu untuk menghancurkan teroris. Padahalbanyak analis international sudah mengatakan bahwaAmerika hanya mengamankan pasokan minyaknya darisebuah Negara yang dipimpin rezim anti-Amerika.

Disatu sisi seruan PBB serta kecaman duniainternasional pun diabaikan oleh Amerika Serikat.Pelajaran penting yang bisa diambil dari dua kasuskontemporer yang disebutkan tadi menunjukkan bahwaIndonesia tidak bisa mengharap banyak akan keselamatandan kedaulatan negaranya, bahkan dari PBB sekalipun.Satu-satunya jalan adalah dengan mengandalkan kekuatanmiliter sendiri untuk menghadapi segala kemungkinan.Termasuk dalam menghadapi agresor dari luar yangmengancam kedaulatan serta kepentingan nasional.

Oleh karena itu penulis melihat bahwa pentingnyabelajar kembali dari kasus konfrontasi bersenjata merebutIrian Barat ini adalah agar bisa memahami betapapentingnya sebuah Negara memiliki kekuatan militer yangtangguh. Kekuatan militer memiliki arti strategis terkaitpemenuhan kepentingan nasional sebuah Negara.Kepentingan sebuah Negara akan selalu berhadapandengan kepentingan yang diinginkan oleh Negara lainpula. Disinilah terjadi pertarungan atau kontestasi politikuntuk mewujudkan kepentingan itu. Negara yang lemahakan menjadi mangsa dari kepentingan Negara yang kuat.Berhadapan dengan Negara lain di pentas politik globalhanya dengan mengandalkan ketajaman pena dankengototan suara tidak akan serta merta membuatkepentingan yang diusahakan oleh sebuah Negara akantercapai. Kekuatan militer yang tangguh adalah kuncinya.Seperti yang juga pernah diungkapkan Pemimpin besar

Page 29: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7

China, Mao Zedong, bahwa “kekuatan muncul dari ujunglaras senapan”.

Mungkin orang masih akan tetap sulit memahamikenapa semua daya dan tenaga dihabiskan hanya untukpembangunan kekuatan militer Negara. Jawabannyahanya satu, kesemuanya ini demi kepentingan, harga diri,kedaulatan dan kehormatan sebuah bangsa yang mengakubesar dan berdaulat. Dari refleksi itulah uraian dalam bukuini akan memperjelas tentang; Bagaimanakahpembangunan kekuatan militer Indonesia dilakukan padamasa perjuangan merebut Irian Barat dan apa dampaknyadi dalam perjuangan merebut Irian Barat saat itu.

Arti Strategis Kekuatan Militer Negara

“Always keep up a good and strong army. Youwon’t have better friend, and you can’t survivewithout it. Our neighbours want nothing more,than to bring about our ruin. I am aware of theirintentions and you will come to know them as well.Always put your trust in a good army. And inhard cash, They are the thing which keep rules inpeace and security” (Frederick William I) 7

Untuk memahai arti strategis dari kepemilikankekuatan militer bagi sebuah Negara sebelumnya kitaharus mengenal lebih dulu apakah militer itu, bagaimanasifat-sifatnya, apa kedudukannya di dalam kehidupanNegara serta apa relevansinya di dalam kehadiran sebuahNegara.

7 Crishtoper Duffy (1988), Frederick The Great : A Military Life (Biografi FrederickWilliam I). London: Routledge. Hal 8

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 30: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

8 Polisi termasuk di dalam angkatan bersenjata ini, karena polisi juga memiliki hakuntuk memakai kekerasan bersenjata. Namun polisi lebih bersifat untuk menjagakeamanan dan ketertiban di dalam kehidupan bermasyarakat. Bukan dirancanguntuk menghadapi serangan agresi bersenjata dari pihak luar Negara.9 Karl Liebknecht (2004), Militerisme dan Anti Militerisme. Yogyakarta : IRE PressYogyakarta. Hal 18.10 Huntington, “The Commons Defense”, Richard Challener, “Admiral, Generaland American Foreign Policy”, Princeton University Press, New Jersey, 1973;Peter Karsten, “The Naval Aristocracy”, New York, MacMillan, 1972. Dikutipdalam Amos Perlmutter (1984), Militer dan Politik. Jakarta : Penerbit CV. Rajawali.Hal.13

Militer dalam sebuah Negara adalah sebuahorganisasi yang khusus ditunjuk untuk mendapat hakmemakai kekerasan bersenjata dan berbagai perangkatpendukungnya. Organisasi ini sering juga disebut denganangkatan bersenjata8. Lebih lanjut lagi, militer/angkatanbersenjata adalah sebuah institusi nasional yang dengankemampuannya dirancang untuk melancarkan agresi keluar atau untuk perlindungan terhadap ancaman yangberasal dari luar. Singkatnya, ia dirancang untukdigunakan dalam peristiwa pertikaian internasional ataumenggunakan ungkapan dari militer itu sendiri bahwa iadirancang untuk “melawan musuh dari luar”9.

Tentang sifat yang melekat dalam angkatanbersenjata ini secara historis, prajurit/militer professionalseharusnya tidak menaruh minat terhadap masalah-masalah dalam negeri, dan sebaliknya memusatkankepada masalah-masalah eksternal Negara10. Militerprofessional adalah militer yang memegang teguh fungsipertahanan kemanan, mempunyai keahlian dalammenggunakan senjata, setia pada negara bukan padapemerintah atau komandan, punya jiwa korsa yang kuat,dan punya etika militer yang kuat. Etika ini mementingkanketertiban, hierarkhi dan pembagian tugas sertapengakuan atas nation-state sebagai bentuk tertinggi

Page 31: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9

organisasi politik. Negara dikatakan kuat jika adakekuatan militer yang kuat, tetapi kekuatan militer iniadalah bagian dari perangkat negara11.

Lebih jauh lagi fungsi militer profesional dalamsebuah Negara memiliki beberapa prinsip. Menurut Dr.Dietrich Genschel, prinsip-prinsip dimaksud beberapadiantaranya adalah sebagai berikut12:

1. Militer merupakan bagian dari kekuasaaneksekutif suatu tatakelola pemerintahan.

2. Militer berada di bawah kepemimpinan politikyang telah disahkan secara demokratis.

3. Militer mengikuti pedoman politik yangdigariskan.

4. Militer dibatasi oleh tugas-tugas yang telahditetapkan oleh konstitusi

5. Militer bersifat netral dalam politik.

6. Militer dikendalikan oleh parlemen,kepemimpinan politik, kekuasaan kehakiman, danmasyarakat sipil secara umum.

Lalu mengapa sebuah Negara membutuhkankehadiran kekuatan militer dan apa relevansinya?Jawaban yang paling masuk akal untuk menjawabpertanyaan dasar ini adalah karena pada hakikatnyakebutuhan utama negara di dalam interaksinya dengannegara lain adalah rasa aman. Ada 2 jenis kebutuhan dasarmanusia, yaitu keamanan dan kesejahteraan. Aktualisasi

11 Tulisan Sutoro Eko. Dengan judul: “Meletakkan Militer Pada Posisi YangSebenarnya” Dapat dilihat pada http://www.ireyogya.org/sutoro/reformasi_militer.pdf12 Tim Kontras (2005), Politik Militer Dalam Transisi Demokrasi Indonesia (CatatanKontraS Paska Perubahan Rezim 1998). Jakarta: Penerbit KontraS. Hal. 20-22.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 32: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

13 Naskah akademik RUU tentang Keamanan Nasional (17 Maret 2011)

kehidupan bernegara sesungguhnya tidak lain adalahmembangun keamanan (security) dan kesejahteraan(prosperity) secara simultan. Dinamika internal dalam suatunegara maupun dinamika eksternal berupa hubunganbilateral maupun multilateral menuntut penyelenggaraankeamanan nasional dalam dan oleh suatu negara secarakomprehensif13.

Keamanan merupakan kebutuhan dasar yang palingutama. Dengan adanya keamanan dan rasa aman yangterjamin, manusia dapat meneruskan kehidupan untukterus berusaha, berkembang dan berkarya sehinggamencapai kesejahteraan yang diidam-idamkannya. Tanpaadanya rasa aman, sebuah negara tidak akan bisamewujudkan kesejahteraannya. Bahkan keberadaannegara itu akan terancam musnah. Kepada negara inilahindividu-indivu yang ada di dalamnya memberi legitimasiuntuk menjaga ketertiban dan mengusahakan pertahananagar aman dari serangan yang dilakukan pihak luar darikelompoknya.

Dengan kata lain kebutuhan akan keamanan adalahsebuah public goods dan menjadi sebuah raison d’ etre (alasanutama) pula dari kehadiran sebuah Negara. Fungsi akanperlindungan keamanan warga Negara inilah yangmenjadi alasan klasik untuk menjustifikasi kehadiransebuah institusi negara, yang mana angkatan bersenjatamenjadi instrumen sehingga mendapat kewenangan. Halini selanjutnya akan menjadi landasan berfikir yangmenjadi justifikasi adanya monopoli penggunaankekerasan secara sah oleh Negara. Disini angkatanbersenjata atau militerlah institusi yang kemudian

Page 33: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 1

mendapat hak untuk menjalankan fungsi tersebut14, untukmewujudkan keamanan nasional. Jadi mewujudkanpertahanan dan keamanan merupakan sebuah elemen yangmelekat dalam tujuan penyelenggaraan Negara atau didalam kehadiran konsep Negara bangsa itu sendiri15 yaknisalah satunya mewujudkan keamanan nasional (selainkesejahteraan nasional).

Ada tiga ciri penting dari pengertian keamanannasional itu sendiri. Yaitu: pertama, identifikasi “nasional”sebagai Negara; kedua, ancaman diasumsikan berasal dariluar wilayah Negara; dan ketiga, penggunaan kekuatanmiliter untuk menghadapi ancaman-ancaman itu. AkhirnyaArnold Wolfers sampai pada kesimpulan bahwa masalahutama yang dihadapi setiap Negara adalah bagaimanamembangun kekuatan militer untuk dapat menangkal (todeter) atau mengalahkan (to defeated) suatu serangan dariluar16.

Sehingga pada akhirnya kekuatan militer negarabermuara untuk mencapai 3 tujuan fundamental, yaituperlindungan teritorial, kedaulatan, keselamatan ataukeamanan bangsa dan negara dari pihak luar17. Dalam14 Cornelis Lay (2005), “Menjaring Bayang-Bayang: Dilema Pengawasan IntelijenDalam Masyarakat Demokratis”, dalam Andi Wijayanto (ed), Reformasi IntelijenNegara.Jakarta: Pacivis dan Friedrich Ebert Stiftung. Hal 217-218.15 T.Hari Prihartono, at al. (2006), Mencari Format Komprehensif Sistem Pertahanan danKeamanan Negara. Jakarta : Propartia Institute. Hal. 316 Dikuti dari Tulisan Mayor Laut (P) Salim, Komandan KRI Untung Suropati,Anggota Dewan Penasehat Harian TANDEF (Think and Act for National Defense).Judul : “Pertahanan Negara adalah cermin dari Martabat Bangsa dan Negara”,dilihat pada http://www.tandef.net/pertahanan-negara-merupakan-cermin-dari-martabat-bangsa-dan-negara diakses tanggal 10 Juni 2010.17 Edi Prasetyono, “Strategi Pertahanan: Dimensi Militer dan Doktrin.” Disampaikanpada Workshop Strategic Defence Review, Departemen Pertahanan, 16-17Desember 2002 Atau lihat pada : http://www.propatria.or.id/loaddown/Paper%20Diskusi/S t r a t e g i % 2 0 P e r t a h a n a n : % 2 0 D i m e n s i % 2 0 M i l i t e r % 2 0 d a n % 2 0 D o k r i n % 2 0 -%20Edy%20Prasetyono.pdf

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 34: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

konsep tradisional, secara sederhana menafsirkankeamanan sebagai suasana bebas dari segala bentukanacaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan. Sebagaikondisi tidak adanya ancaman fisik (militer) yang berasaldari luar. Walter Lippman merangkum kecenderungan inidengan sebuah peryataan,

“Suatu bangsa berada dalam keadaan amanselama bangsa itu tidak dapat dipaksa untukmengorbankan nilai-nilai yang dianggapnyapenting (vital)..,dan jika dapat menghindariperang atau jika terpaksa melakukannya, dapatkeluar sebagai pemenang”18

Keamanan nasional (national security) sendirimerupakan sebuah permasalahan yang sangat kompleks.Istilah nasional mengandung makna yang luas, tidak hanyamencakup Negara sebagai subyek maupun obyek tunggal,tetapi juga entitas yang ada di alamnya19. Buzanmenuliskan bahwa dalam kehadiran sebuah Negaraadalah perwujudan dari 3 (tiga) hal, yakni the Idea of thestate (gagasan tentang ide sebuah entitas negara), thephysical base of the state (wilayah dan penduduk yangmerepresentasikan eksistensi kehadiran negara secarafisik) dan the institutional expression of the state (organisasi-organisasi yang menjalankan fungsi-fungsi pemerintahandalam negara). Melalui perwujudan ini kemudian Negaradipandang sebagai objek utama pusat dalam keamanan.Negara merupakan sebuah unit politik kolektif yang

18 Dr Bantoro Anggoro, seperti yang termuat dalam buku Muhammad Yamin&Sebastian Matengkar (2006), Intelijen Indonesia (Towards Professional Intelligen). Jakarta:Gadjah Mada University Press. Hal. 21-2219 T.Hari Prihatono, at al. (2007), Keamanan Nasional: Kebutuhan Membangun PerspektifIntegratif Versus Pembiaran Politik dan kebijakan. Jakarta : PROPATRIA Institute. Hal.57.

Page 35: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 3

menjadi pusat dari segala ancaman keamanan. Ancamanterhadap salah satu dari tiga hal ini adalah ancamanterhadap keamanan seluruh entitas yang ada di dalamNegara tersebut20.

Gambar 1.1 : Diagram Konsep Perwujudan Negaramenurut Buzan

Sumber :Barry Buzan (1990), People state and Fear .

Boulder,Colorado: Lynee Rienner Publisher. Hal 57-

96

Ketika sebuah ancaman dari luar menyerang salahsatu dari 3 hal yang merepresentasikan kehadiran Negaraseperti yang diungkapkan Buzan di atas, maka disinilahdiperlukan kekuatan militer untuk sarana pertahanandalam menghalau atau menangkis ancaman keamananyang ditujukan pada Negara itu. Buzan juga mengambilkesimpulan bahwa kemampuan sebuah Negara untukmenangkis segala macam ancaman yang ditujukan kepadaberbagai bentuk perwujudan sebuah Negara (Idea, physicalatau institusional) adalah perbedaan Negara kuat atauNegara lemah. Dalam Negara yang kuat keamanannasional dilihat sebagai terminologi utama dimanakomponen-komponen representasi kehadiran sebuahNegara dapat melindungi dari dari ancaman serta

20 Lihat Barry Buzan (1990), People state and Fear. Boulder,Colorado: Lynee RiennerPublisher. Hal 57-96

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Physical

Idea

Institutional

Page 36: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

intervensi yang berasal dari luar. Negara yang lemahadalah sebaliknya, yaitu ketidak mampuan menghadapiancaman yang mengarah kepada representasi kehadiransebuah Negara21.

Ancaman terhadap keamanan nasional suatu Negaramenurut Richard Ullman, dapat juga dipahami ataudidefinisikan sebagai suatu tindakan atau serangkaianperistiwa yang dapat memberi ancaman: (1) secaralangsung maupun tidak langsung untuk membahayakankehidupan masyarakat di suatu Negara, dan (2) ancamanyang berupa membuat takut suatu Negara hinggamembatasi pilihan-pilihan kebijakan pemerintah suatuNegara atau berbagai entitas yang ada di Negaratersebut22. Ancaman terhadap suatu Negara biasanya hadirketika terjadi benturan antar kepentingan yang melingkupihubungan politik nasional sebuah Negara dengan Negaralain. Jadi politik nasional yang mengantarkan rakyatkepada tujuan atau cita-cita nasionalnya tidak akan selaluaman dari penentangan yang dilakukan Negara-negaralain. Baik itu politik nasional yang aggresif ataupun politiknasional yang cinta damai.

Oleh karena tidaklah mungkin sebuah politiknasional dapat mengantarkan rakyatnya kepada sebuahtujuan nasional jika tidak ada “kekuatan” untuk menjagakeamanannya23. Secara umum pengertian keamanannasional mencakup hal-hal yang berkaitan dengan jaminanterselenggaranya kepentingan utama national (national vitalinterest) dan stabilitas nasional. Dimasa mendatang pun21 Ibid., Hal 100.22 Richard Ullman (1983), “Redefining Security”, dalam International Security, Vol.8, no1, hal.133. Dikutip dalam T.Hari Prihatono, et al. Ibid., Hal 323 A.H Nasution (1955), Catatan-Catatan Sekitar Politik Militer Indonesia. Jakarta: C.VPembimbing. Hal 32.

Page 37: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 5

kedua komponen itu akan tetap menjadi bagian darikeamanan nasional sebuah negara24. Akibat terburuk dariketidak-mampuan mengusahakan keamanan nasional inibagi sebuah Negara adalah hilangnya sebagian ataukeseluruhan sebuah identitas Negara. Jadi perlunyakekuatan militer dalam sistem pertahanan nasional adalahmasalah sangat mendasar yang langsung menyangkutsurvival of the state atau survival of the nation (KeselamatanNegara)25.

Menurut Frederick L. Schuman, survival of the stateatau keselamatan negara adalah hukum dasar darikehidupan Negara26. Pembuat kebijakan nasional harusmenempatkan diri mereka dijalan terbaik yang dapatmereka wujudkan, mengukur rencana dan kekuatanNegara lain, menghitung konsekuensi dari pilihanalternatif, mendefinisikan kepentingan nasional melaluikompromi yang seperlunya, berdasarkan apa yangdikehendaki dan dimungkinkan27.

Selanjutnya menurut Charles Tilly Negaramelakukan empat aktifitas terkait legitimasi ataspemakaian kekerasan (kekuatan militer) ini, yaitu28 :

24 Wahyono S.K. (2009), Op.Cit,. Hal 161.25 Tulisan Edi Prasetyono (2005), “Reintrepretasi Sistem Pertahanan NasionalIndonesia”, Dalam buku Bantarto Bandoro (ed), Perspektif Baru Keamanan Nasional.Jakarta : Centre for Strategic and International Studies. Hal 80.26 Sejalan dengan pemikiran Sun Tzu (ahli filosofi perang dari China) yangmengatakan “Seni perang (militer) sangat penting bagi Negara. Ini menyangkut masalahhidup dan mati, satu jalan (tao) menuju keselamatan atau kehancuran”27 Frederick L Schuman (1958), International Politics (International Studen Edition:Sixth Edition). New York & Tokyo: McGraw-Hill Book Company, Inc & KogakushaCo., Ltd. Hal. 281.28 Charles Tilly (1985), “War Making and State Making as Organized Crime,” dalamPeter Evans, Dietrich Reuschmeyer and Theda Skocpol (ed), Bringing the StateBack In. Cambridge: Cambridge University Press. Hal 181.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 38: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

1. War Making : Eliminating or neutralizing their ownrivals outside the territories in which they have clearand continuous priority as wielders of force.

2. State Making : Eliminating or neutralizing their rivalsinside those territories.

3. Protection : Eliminating or neutralizing the enemies oftheir clients.

4. Extraction : Acquiring the means of carrying out thefirst three activities, war making, state making, andprotection

Keempat aktifitas itu bermuara kepada persiapanNegara untuk melakukan perang. Berbagai macamkecenderungan persiapan perang secara sungguh-sungguhuntuk mempertimbangkan konsolidasi territorial,pemusatan, pembedaan dalam instrument pemerintahandan monopoli dari pemakaian kekerasan, adalahsemuanya itu proses fundamental dari pembentukanNegara. Perang menciptakan Negara dan Negaramenciptakan perang (War made the state and the state madewar)29.

Oleh karena semua alasan itu maka adalah sebuahhal yang alami bahkan seharusnya jika sebuah Negaraberdiri ikut berdiri pula kekuatan militer yangmengikutinya. Negara dengan kemampuannya kemudianmemakai kekuatan bersenjata (militer) itu untukmengawasi perbatasan serta juga mengirimkan pesan padanegara-negara lain untuk menghormati kedaulatanwilayahnya. Legitimasi pemakaian kekerasan fisik ini

29 Charles Tilly (1975), “Reflections on the History of European State-Making,” dalamCharles Tilly (ed)., The Formation of National States in Western Europe. Princeton, N.J:Princeton University Press. Hal 42.

Page 39: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 7

termasuk ke dalam segala hal yang berhubungan denganancaman yang mengarah pada Negara, tindakan-tindakanumum yang dapat menyebabkan kehilangan ataukerusakan potensial pada sebuah Negara. Legitimasipemakaian kekerasan inilah yang dipusatkanpemakaiannya pada organisasi bersenjata milik Negara(angkatan perang). Pemakaian kekerasan bersenjata inijuga merupakan sebuah bentuk kepanjangan darikesuksesan sebuah Negara dalam mengatasi rival ataulawan-lawannya keluar dari teritorial yang diklaimnya30.

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya bahwaancaman terhadap kedaulatan, keselamatan dan keamanansuatu Negara biasanya terjadi akibat pertentangan politikyang berkaitan dengan kepentingan nasional denganNegara yang lain. Hal ini lah yang kemudian tetap selaluakan bisa berkembang menjadi konflik bahkan denganmemakai kekuatan bersenjata atau perang. Kemajuan caraberpikir manusia maupun hukum internasional sama sekalitidak mampu mengurangi nafsu agresif dan menjaga agarpertentangan antarnegara tetap diatasi dengan cara damaiatau diplomasi saja31.

Banyu Perwita, menegaskan bahwa kepentingannasional (national interest) sesungguhnya hadir dalamhubungan saling mempengaruhi dalam tarik ulurlingkungan politik, ekonomi, sosial, dll dalam ruangdomestik dan internasional. Kepentingan nasional menjadititik pijak dalam merumuskan strategi nasional (national

30 Lihat lebih lengkap tentang hubungan penggunaan kekerasan yang dilakukanoleh sebuah Negara terkait eksistensi kelahiran sebuah Negara pada Charles Tilly(1990), Coercion, Capital and European States (AD 990-1992) . Malden: BlackwellPublishing. Bab 1 (hal 1-38)31 Sayidiman Suryohadiprojo. Op.Cit,. Hal. 2

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 40: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

strategy) yang kemudian diturunkan dalam sistemkeamanan nasional (national security system). Selanjutnyadi dalam sistem keamanan nasional tadi diarahkan untukmencapai pemenuhan kepentingan nasional (keamananmaupun kesejahteraan) yang bertumpu pada tiga dimensisekaligus alat utama negara (state power excercised) yaknidiplomacy policy, economic policy (baik negative atau positif)dan military/defense polisi yang dipadukan menjadi sebuahinstrumen national security policy32.

Dimensi kebijakan militer atau pertahananmemainkan fungsi strategis di samping dimensi lainseperti diplomasi dan ekonomi. Sebab Pertikaian fisik ataukonflik bersenjata antar Negara adalah suatu hal yangsering tidak dapat dihindarkan untuk terjadi di dalamsebuah perselisihan politik antar bangsa atau Negara.Pertikaian fisik antar Negara ini terjadi karena masing-masing Negara saling berpendirian teguh demimewujudkan cita-cita atau kepentingan nasionalnya.Perselisihan karena benturan kepentingan nasional inikemudian menjadi sebuah ancaman bagi masing-masingpihak yang berselisih. Jika berbagai macam perundingan,kompromi serta diplomasi tidak lagi menghasilkan jalankeluar ditambah keinginan kuat dari masing-masing pihakyang teguh dengan pendirian serta sikapnya, membuatmereka akhirnya memutuskan bahwa hanya dengankekerasan atau penyelesaian dengan kekuatan militerlahyang bisa menjadi satu-satunya jalan untuk memecahkebuntuan serta mewujudkan kehendak atau kepentinganpolitik suatu negara.

32 Dikutip dari Erwin Endaryanta (2008), “POLA PERTAHANAN MARITIMINDONESIA”, Studi Implementasi Doktrin Militer TNI AL dalam kebijakanPertahanan Maritim Indonesia di Selat Malaka, thesis tidak dipublikasikan, magisterstudi pembangunan alur studi, Management Pertahanan, Cranfield - UK-ITB.

Page 41: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

1 9

33 Wahyono S.K. Op. Cit.,. Hal.7434LetJend TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo. Op.Cit. Hal.11

Pembangunan Kekuatan Militer Negara

Bagaimana memahami kekuatan militer itu dibangunsarana pertahanan dan keamanan terhadap serangan daripihak luar? disini yang patut ditekankan adalah bahwapembangunan kekuatan militer (force build-up) sangatlahberbeda dengan pembangunan kekuatan militer sebagaibasis kekuasaan penguasa (power build-up). Sasaranpembangunan kekuasaan adalah ketahanan nasional dalamarti luas, meliputi bidang-bidang politik, ekonomi, sosial,budaya dan keamanannya. Sedangkan pembangunankekuatan militer hanya berfokus pada pembangunanangkatan perang sebagai alat pertahanan, penangkalstrategis dan penggetar (detterence)33.

Jadi penting untuk dijelaskan sejak awal dalam teoripembangunan kekuatan militer ini yang akan ditulis, yaitupembangunan kekuatan militer yang dimaksudkan untukdirancang sebagai persiapan untuk menghadapi serangandari pihak luar yang mengancam kedaulatan sebuahbangsa atau Negara. Bukan dalam pengertianpembangunan kekuatan militer yang ditujukan untukmemperkuat kekuasaan suatu rezim pemerintahan.Dimana nantinya hal itu akan meningkatkan kekuatanposisi tawar sebuah Negara (bargaining power) terkait usahapencapaian kepentingan nasionalnya ketika berhadapandengan Negara lain yang berseberangan. Bargaining poweryang dimaksudkan adalah bahwa dalam usaha mencapaikepentingan nasionalnya suatu Negara tidak hanyamelakukan tindakan politik yang bersifat damai misaldiplomasi, tapi juga dengan tekanan-tekanan yangbermanfaat untuk memaksa Negara lain34.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 42: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Sedangkan pengertian deterrence secara esensialberarti kemampuan mencegah berbagai tipe ancaman yangmungkin dapat terjadi dari berbagai hal. Harapan padakemampuan ini kemudian adalah jika terjadi sebuahkonfrontasi/ancaman dengan pihak lain yangberseberangan maka kemampuan ini akan menghalangiatau mengubah haluan pihak yang berseberangan itukarena pengaruh rasa hormat atau segan kepadanya yangmemiliki kemampuan itu35. Besar kecilnya kekuatan militeryang dihadirkan oleh sebuah Negara juga akan menjadidetterent effect (pengaruh) terhadap berani tidaknyakekuatan asing masuk untuk mengusik atau mengancamkedaulatan wilayah sebuah Negara. Tentang pentingnyakeberadaan kemampuan deterrence ini Frederick L.Schuman juga mengatakan36 :

“Wajar, jika Negara yang tidak mampumelaksanakan perang dengan efektif (tidakpunya kemampuan tempur) tidak dapatmengharapkan negara-negara lain untukmemenuhi tuntutannya, memedulikankeinginan-keinginannya atau bahkan mengakuihaknya untuk bertahan hidup “

Sedangkan di dalam usaha pemenuhan kepentingannasional kekuatan deterrence ini dimaksudkan sebagaipenggunaan ancaman agar dapat memaksa lawanbertindak sesuai dengan yang diinginkan37.

35 Gordon A. Craig, et.al (Edited by William W. Kaufman). 1956. Military Policy andNastional Security. Princenton-New Jersey : Princeton University Press. Hal.17.36Frederick L. Schuman 1958. Op. Cit. Hal 274.37 Keith Krause (1999), “Rationality and Deterrence in Theory and Practice”dalam Craig A. Snyder (ed), Contemporary Security and Strategy. London: MacMillanPress. Hal.121.

Page 43: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 1

Jadi adalah sebuah hal yang wajar jika sebuahNegara menegakkan kepentingan nasionalnya terhadapNegara-negara lain dengan menggunakan kekuasaan(power) melalui kekuatan militernya. Baik dengan caramempertahankan kekuasan, atau meningkatkankekuasaan bahkan hanya untuk sekedarmendemonstrasikan kekuasaan yang dimiliki Negara itu38.Seperti yang diungkapkan Von Clausewitz39 dalambukunya Vom Kriege, mengatakan bahwa perang padaakhirnya adalah suatu tindakan kekerasan yang dilakukansuatu Negara untuk memaksakan kehendak ataukepentingannya terhadap Negara lain40. Perang menurutVon Clausewitz juga adalah kelanjutan politik dengan caralain, yakni dengan pemaksaan bersenjata.

Maka kita lihat bahwa perang atau ancamanpenggunaan kekuatan militer oleh suatu Negara terhadapNegara lain bukan saja merupakan suatu tindakan politik.Namun sesungguhnya juga alat politik (dengan memakaikekuatan militer) yang merupakan sebuah kelanjutan daripergaulan politik yang memakai cara lain41. Hal itu sangatmungkin terjadi jika jalan diplomasi yang ditempuh tidakberhasil mencapai kata sepakat seperti yang diinginkanoleh negara yang saling berseteru dalam mewujudkankepentingan nasionalnya. Oleh karenanya para penguasadi masing-masing Negara tersebut akan selalu melihat

38 Wahyono S.K., Op.Cit., Hal.5239 Clausewitz (dalam Suryohadiprojo, 2005 : 14), adalah seorang perwira Prussiayang hidup di zaman Napoleon Bonaparte. Clausewitz dipandang sebagai peletaklandasan ilmu perang modern.40 Carl Von Clausewitz (1976), On War (diedit dan diterjemahkan dalam bahasaInggris dari Judul asli “Vom Kriege” oleh Michael Howard dan Peter Paret).Princeton University Press .41 Carl Von Clusewitz (1954), Tentang Perang (Penerjemah Mayor inf. R. Soesatyo).Jakarta : Bagian Penerbit Buku Ketentaraan “PEMBIMBING”. Hal. 27.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 44: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

perang sebagai cara sah untuk menyelesaikan perselisihanantar Negara42, dengan kata lain perang akan menjadi suatukelanjutan politik dengan cara lain. Dari uraian ini jelasbahwa kemungkinan serangan yang dilakukan Negara lainterkait isu-isu kepentingan nasional akan sangat mungkinterjadi43.

Maka tidak ada jalan lain bagi sebuah Negara kecualiharus mempersiapkan kekuatan militernya. Kesiap-siagaankekuatan militer sebuah negaralah yang akan mampumendukung kebijakan politik serta kebijakan diplomasisuatu Negara dalam mewujudkan keamanan dankepentingan nasionalnya serta menghalau setiapkemungkinan ancaman. Sejak awal Carr memperingatkanbahwa setiap Negara harus selalu siaga dan waspadamenghadapi setiap ancaman, baik dari dalam ataupun dariluar, karena: “War lurks in the background of internationalpolitics just a revolution lurks in the background of domesticpolitics” (Perang mengintai di belakang politikInternasional sebagaimana revolusi mengintai di balikpolitik domestik) 44. Dalam politik internasional

42 Contoh paling akhir dapat kita pada invasi yang dilakukan oleh militer AmerikaSerikat terhadap Negara Irak. Invasi terjadi karena pemerintah Irak memilihberseberangan dengan pemerintah Amerika dalam hal garis politik. Hingga akhirnyaAmerika memilih untuk menjalankan seperti yang diutarakan oleh Von Clausewitz,yakni kelanjutan politik dengan cara lain yaitu dengan paksaan kekuatan bersenjata.Dan pada akhirnya Irak yang tidak siap secara militer kalah dan harus menerimapasukan pendudukan Amerika Serikat berkuasa secara politik di wlayah negaranya.Invasi ke Irak juga merupakan bukti nyata bahwa peran PBB dapat diabaikanbegitu saja oleh negara kuat. Invasi ke Irak adalah contoh mutakhir betapa negarakuat tidak akan segan-segan menggunakan kekuatan militernya untuk mengamankankepentingannya, walaupun pada saat yang sama mereka juga menempuh langkahdiplomasi43 Paul Hirst (2004), War and Power in the 21st Century. Jakarta: Murai Kencana. Hal. 92-9344 E.H. Carr, The Twenty Years Crisis, hal 109. Dikutip Oleh Wahyono S.K. Op.Cit.,Hal.52

Page 45: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 3

digambarkan sebagai—yang paling utama—”politikkekuasaan (power politic)45", yaitu suatu arena persaingan,konflik, dan perang antara Negara-negara dimanamasalah-masalah dasar yang sama dalammempertahankan kepentingan nasional dan dalammenjamin kelangsungan hidup Negara berulang-ulangsendiri terus menerus46.

Kekuatan militer sebuah Negara akan mempengaruhijuga kekuatan diplomasi yang dimiliki oleh Negara itu.Bahkan mungkin dengan kekuatan militer yang cukupsebuah Negara tidak perlu untuk berunding dan bisamemaksakan kehendaknya terhadap Negara lain.Pemaksaan kekerasan oleh suatu Negara bisa diarahkanuntuk memukul mundur atau mengeluarkan, melakukanpenetrasi sekaligus menduduki, merampas ataumembasmi, melukai atau membatasi. Kesemuanya hanyabisa dicapai jika kekuatan militer sebuah Negara “cukup”mampu untuk melakukan, cukup didasarkan padakemampuan atau kekuatan militer yang dimiliki olehmusuhnya. Cara inilah yang disebut diplomacy of violence(diplomasi berbasis kekerasan)47.

Diplomasi sendiri adalah suatu jalan untukmembuka sumber-sumber kekuatan nasional yangterpendam dan mengolah sepenuhnya agar dapat dipakai

45 Seperti yang juga diungkapkan oleh Morgenthau dalam bukunya Politic AmongNations bahwa “It cannot be denied that trough historic time, regardless of social, economic andpolitical conditions states have met each other in contest for power” (tidak bisa diabaikanbahwa sepanjang sejarah terlepas dari kondisi sosial, ekonomi dan politik, Negara-negara akan saling bertemu untuk persaingan demi kekuasaan)46 Robert Jackson, & Georg Sorensen (2005), Pengantar Studi Hubungan Internasional.Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Hal 88.47 Thomas C. Schelling (2008), “Arms and Influence”. Dalam Thomas G. Mahken& Joseph A. Maiolo (ed) Strategic Studies. New York : Routledge. Hal 86.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 46: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

di dalam kenyataan-kenyataan politik suatu negara48.Dijelaskan lebih lanjut oleh Schuman, bahwa tugas daridiplomasi adalah menjaga agar bubuk mesiu tetap kering(tidak terjadi perang), memenangkan aliansi sertamempengaruhi orang lain. Bagaimana caranya agar suksesberdiplomasi yaitu dengan memelihara keberadaankekuatan militer yang besar dan tangguh lebih daripadarival-rival yang dihadapi serta tidak lupa membangunaliansi dengan kekuatan lain melawan musuh potensialnyaitu agar bisa menjaganya tetap terisolasi49.

Penggabungan antara keduanya, -diplomasi dankekuatan militer-, adalah seni membawakan unsur-unsurkekuatan nasional yang berbagai macam, untuk ikutmenanggung akibat di dalam situasi internasional yangmenyangkut kepentingan nasional50. Antara kekuatanmiliter dan diplomasi adalah dua buah hal yang salingmenunjang satu sama lain. Tanpa kapabilitas kekuatanmiliter yang cukup kuat untuk terjun dalam diplomasimaka hal itu hanyalah merupakan sebuah pilihan yangtidak menguntungkan. Khususnya bagi Negara yanglemah dalam hal kekuatan militernya, sebab Negara yangkuat akan cenderung mengintimidasi bahkan menekanNegara yang lebih lemah.

48 K.J Holsti (1988), Politik Internasional (Kerangka untuk analisis) Jilid 2. Jakarta :Penerbit Erlangga. Hal. 127.49 Frederick L. Schuman, Op. Cit., hal 279.50 M. Wibowo (2009), Malaysia Membungkam Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Solomon.Hal 35.

Page 47: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 5

Gambar 1.2 : Alur National Security Policy

Sumber : Tim Propartia Institute (2006) Mencari FormatKomprehensif Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara.Jakarta : Propartia Institute. Hal. xlvi

Dalam pembangunan kekuatan militer ada 2 hal yangmenjadi fokus kajian, yaitu pada force (kekuatan personil/ manpower) dan weapon (kepemilikan persenjataan /arsenal). Buku ini akan lebih fokus kepada pembangunankekuatan persenjataan atau pengadaan alutsista (alatutama sistem persenjataan). Untuk memahami sebuahNegara dalam membangun kekuatan persenjataanmiliternya, ada tiga pertanyaan penting untukmenuntunnya, yaitu: apa yang dipertahankan atau dicapai?bagaimana caranya? serta dengan apa mempertahankannya?51.Tiga pertanyaan penuntun dasar inilah yang dapatdijadikan sebagai landasan untuk melihat bagaimanapembangunan kekuatan militer yang dilakukan Indonesiapada masa perjuangan merebut Irian Barat.

51 Departemen Pertahanan RI (2007), Buku Strategi Pertahanan Negara. Jakarta: DephanRI. Hal 1-2

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

 

Interest  Threats 

National 

Security 

Diplomatic 

Strategi 

Deployments 

Tactics 

Military 

Forces 

Weapons 

Page 48: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Apa yang Hendak Dipertahankan atau Dicapai?

Dalam masa perjuangan merebut kembali wilayahIrian Barat yang menjadi interest atau tujuan kepentingannasional Indonesia adalah status kepemilikan atau klaimwilayah wilayah Irian Barat yang sejak pengakuankedaulatan Indonesia oleh Belanda saat KMB belumterselesaikan. Belanda dengan pasukan militernya masihberkuasa di wilayah Irian Barat dan tidak ingin pergi dariwilayah itu. Inilah yang kemudian dianggap sebagai threatsatau ancaman yang menghalangi kepentingan nasionalIndonesia.

Klaim sebuah Negara atas wilayah teritorialnya bisaberasal dari berbagai macam faktor yang dapatdiidentifikasi, tapi kebanyakan klaim sebuah Negara atasbatas teritorialnya berasal dari produk sejarah, budayadan ekonomi. Untuk memahami sebuah konfrontasi antarNegara, perang biasanya terjadi kebanyakan dimulai darimasalah perbatasan ini. Klaim atas teritorial dan statuslokasi wilayah mungkin tidak dapat diselesaikan secaradamai tetapi malah menggunakan kekuatan bersenjata.Secara umum juga perselisihan mengenai wilayah inididasarkan dari beberapa faktor, yakni : kepentingankepemilikan geografi suatu wilayah, keuntungantambahan yang akan diperoleh dan juga iklim politik dunia(perebutan pengaruh disebuah wilayah dan sekitarnya)52.

Ketika kemerdekaan Republik Indonesiadiumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, klaim wilayahatas entitas yang bernama Negara Kesatuan Republik

52 Tulisan Ewan W. Anderson (1999), “Geopolitics: International Boundaries asFighting Places” dalam buku Colin S. Gray dan Geoffrey Sloan (ed) Geopolitics(Geography and Strategi). London: Frank Cass Publishers. Hal 132-135

Page 49: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 7

Indonesia adalah dari Sabang hingga Merauke. Apa yangdilakukan Indonesia terkait klaim atas wilayahnya dariSabang hingga Merauke adalah berdasarkan sejarahkolonisasi yang dilakukan oleh Belanda selama 350 tahunpendudukannya di wilayah Indonesia itu, yakni dariSabang (Aceh) hingga Merauke (Irian Barat). Makaselanjutnya tujuan awal dari berdirinya Indonesia adalahmelindungi eksistensi kedaulatan wilayah negaranya dariancaman pihak asing. Ini adalah national interest Indonesiadalam rangka mempertahankan kemerdekaannya. Yangkemudian menjadi bagian dari National Security PolicyIndonesia pada saat itu.

Klaim sebuah Negara atas wilayah teritorialnya bisaberasal dari berbagai macam faktor yang dapatdiidentifikasi, tapi kebanyakan klaim sebuah Negara atasbatas teritorialnya berasal dari produk sejarah, budayadan ekonomi. Untuk memahami sebuah konfrontasi antarNegara, perang biasanya dimulai dari masalah perbatasan.klaim atas teritorial dan status lokasi wilayah mungkintidak dapat diselesaikan secara damai tetapi malahmenggunakan kekuatan bersenjata. Secara umum jugaperselisihan mengenai wilayah ini didasarkan daribeberapa faktor, yakni : kepentingan kepemilikan geografisuatu wilayah, keuntungan tambahan yang akan diperolehdan juga iklim politik dunia (perebutan pengaruh disebuahwilayah dan sekitarnya)53.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

53 Ibid.

Page 50: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Bagaimana cara mempertahankan?

Ketika jalur diplomasi yang ditempuh tidakmembuahkan hasil dan selalu berujung pada kegagalanmaka jalur konfrontasi militerlah yang dipilih Indonesiauntuk menyelesaikan permasalahan ini. Oleh karena itudiperlukan pembangunan kekuatan militer yang bisadipakai sebagai upaya ofensif (menyerang) kedudukanBelanda di wilayah Irian Barat dan merebut kekuasanBelanda atas wilayah itu. Melihat wilayah Indonesia yangberupa kepulauan dan wilayah Irian Barat itu sendiriterpisah oleh lautan dengan wilayah-wilayah Indonesialainnya, maka diperlukan sebuah persenjataan yangmemungkinkan Indonesia untuk melakukan operasimiliter lintas laut dan udara sebagai bagian dari strategipemakaian kekuatan militernya dalam perjuangan merebutIrian Barat melalui konfrontasi militer ini (pengadaanalutsista untuk perang secara ofensif).

Saat itu, persenjataan milik TNI yang sudah adasebelumnya tidak akan mungkin bisa dipakai untukmelaksanakan perang model ofensif seperti yangdirencanakan untuk merebut Irian Barat melalui kekuatanmiliter. Sebab peralatan yang dimiliki TNI didasarkan padaDoktrin perang TNI saat itu yang menganut doktrinperang territorial atau doktrin perang wilayah yangdipakai sejak tahun 1958 (Konsep Perang Wilayah 195854)tidak memungkinkan untuk dipakai. Karena peralatan TNI

54 Inti dari doktrin perang wilayah ini keikutsertaan rakyat bersama-sama tentaradalam menghadapi serangan dari pihak luar. Oleh karenanya doktrin perang inidisebut juga doktrin pertahanan rakyat semesta. Strategi atau konsep pertahananrakyat semesta ini pada mulanya berasal dari pengalaman perjuangan rakyatIndonesia dalam perang kemerdekaan 1945-1949. Konsep pertahanan model inibanyak juga dipakai oleh Negara-negara pada masa awal kemerdekaan. Biasanyadilakukan oleh Negara-negara belum berkembang yang bercorak agraris dan

Page 51: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

2 9

yang sudah ada pada saat itu hanya dipersiapkan untukmenghadapi serangan dari luar atau perang secaradefensive 55.

Implementasi doktrin ini dalam strategi kampanyemiliter untuk merebut kembali wilayah Irian Barat yangterletak diseberang timur Indonesia dan juga dikelilingioleh lautan adalah sebuah hal yang mustahil khususnyabagi pihak yang berniat ofensif. Namun disisi lain doktrinini menjadi semacam senjata atau dukungan politik darirakyat kepada Negara untuk memobilisasi seluruhkomponen rakyat dalam usaha mensukseskan ofensifmiliter yang akan dilakukan. Hal ini jugalah yangmenjelaskan mengapa pada tanggal 1 Desember 1963Presiden Soekarno mengumumkan Trikora. Saat ituTrikora menjadi momentum bagi Presiden Soekarno untukmenggabungkan kekuatan militer dan dukungan sipilkedalam satu gerakan nyata membebaskan Irian Baratmelalui konfrontasi militer. Salah satu poin dalam Trikoraadalah perintah untuk melakukan mobilisasi umum untukmempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah airbangsa. Perjuangan merebut Irian Barat memakai kekuatanmiliter ini membutuhkan dukungan dari masyarakat sipilsebab menyangkut kedaulatan serta keutuhan NegaraIndonesia.menghadapi lawan yang punya kemampuan dan teknologi militer lebih superior.Ketika pada masa mempertahankan kemerdekaan meski wilayah yang dikuasaipemerintah pusat sangat sempit dan wilayah yang lebih luas dikuasai oleh Belanda,ternyata di daerah-daerah para komandan militer lokal tetap bisa menunjukkankalau tentara-tentara Indonesia di daerah masih kuat kedudukannya. Keberhasilanpara komandan militer lokal untuk terus melakukan perlawan ini disebabkanadanya dukungan dari rakyat yang ikut mensuport perjuangan bersenjata yangmereka lakukan. Artinya keberhasilan perjuangan bersenjata/militer ditentukanpula oleh dukungan politik dari pihak sipil. Tanpa dukungan nyata dari pihaksipil (politis atau ekonomis) perjuangan kekuatan militer ini tidak akan pernahbisa mencapai kemenangan.55 Saafroedin Bahar, dkk (1989), Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Jakarta: PenerbitIntermedia. Hal. 195.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 52: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Dengan apa?

Pertanyaan ini akan menuntun untuk memahamilebih jauh strategi yang dilakukan Indonesia dalammemilih serta mendapatkan senjata yang akan dipakaidalam persiapan kampanye merebut Irian Barat melaluijalur konfrontasi militer. Untuk mencapai kemenangandalam kampanye militer merebut Irian Barat ituselanjutnya diperlukan persenjataan yang dapatmendukung operasi tempur darat melintasi laut danudara. Selain itu persenjataan yang dipersiapkan Belandauntuk mempertahankan wilayah Irian Barat juga bertumpupada superioritas di udara maupun dilaut, yaitumengandalkan pesawat tempur dan kapal-kapal perang.Maka adalah sebuah keharusan bagi Indonesia untukmeningkatkan kemampuan militernya khususnya padabidang matra laut dan udara sebagai pendukung pasukantempur utama yang akan dikirim untuk merebut IrianBarat.

Untuk mewujudkan kesemuanya itu didasarkanpada pertimbangan 3 faktor, yaitu tentang faktor perubahaninternasional, faktor geostrategi, dan faktor gelar operasi militerguna memenangkan perang56. Berdasarkan faktorperubahan Internasional pemilihan negara atau sekutu yangdapat membantu mengembangkan kekuatan militer jugaakan mempengaruhi. Khususnya pada masa perjuanganmerebut Irian Barat bisa dikatakan situasi politik duniasedang terpecah ke dalam 2 kutub besar. Yakni blok baratpimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin

56 Edy Prasetyono : “Kekuatan Udara dan Pertahanan Nasional”. Dapat dilihat padah t t p : / / w w w. p r o p a t r i a . o r . i d / d o w n l o a d / P a p e r % 2 0 D i s k u s i /K e k u a t a n % 2 0 U d a r a % 2 0 d a n % 2 0 P e r t a h a n a n % 2 0 N a s i o n a l % 2 0 -%20Edy%20Prasetyono.pdf

Page 53: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 1

oleh Uni Sovyet. Lebih lanjut lagi terjadi perang dingindiantara 2 negara adidaya itu. Perang dingin adalahperang perebutan hegemoni yang dilakukan oleh 2 negaraadidaya pemenang Perang Dunia ke-2 yakni AmerikaSerikat yang berideologi liberal dan Uni Soyet yangberideologi komunis. Kedua Negara adidaya ini salingberlomba meluaskan pahamnya untuk mencari pengikutserta menancapkan hegemoni mereka pada Negara-negarayang ada pada saat itu.

Dalam situasi perebutan kembali wilayah Irian Baratsaat itu, kontestasi perang dingin ini sangat terasa. Hinggaakhirnya dalam strategi membangun kekuatan militernyaIndonesia memanfaatkan situasi perang dingin ini dalamhal pengadaan alutsista yang akan dipakai dalam persiapankonfrontasi bersenjata. Sebab, pemilik teknologi tercanggihperalatan militer dimonopoli oleh 2 negara adidayatersebut yang sedang saling berseteru meluaskanhegemoninya. Indonesia memanfaatkan situasi ini denganmencoba melakukan pendekatan kepada kedua Negaraadidaya ini untuk mendapatkan bantuan persenjataanyang nantinya akan dipakai dalam kampanye militermerebut Irian Barat.

Sedangkan dalam faktor geostrategi itu sendiridipengaruhi oleh keadaan geografi dan geopolitiknya.Jadi geografi, geopolitik, dan geostrategi merupakan tigaserangkai yang sulit dipisahkan. Geostrategi berusahamenjelaskan bagaimana opsi-opsi strategis untukmemanfaatkan faktor geografi dalam pertarungangeopolitik. Geopolitik menganggap bahwa topografi,demografi, kandungan sumberdaya, dan lokasimenentukan karakter politik Negara. Pemahamanterhadap geografi itu sendiri tentu tidak terbatas pada

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 54: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

57 Tulisan Kusnanto Anggoro (2005), “Geopolitik, Pengendalian Ruang Laga danStrategi Pertahanan Indonesia.”, Dalam buku Bantarto Bandoro (ed), PerspektifBaru Keamanan Nasional. Jakarta : Centre for Strategic and International Studies.Op.Cit., hal 62.58 Lihat strategi militer China, ketika menghadapi masa-masa sulit dalam upayamempertahankan kemerdekaannya. China menitik-beratkan strategi pembangunanmiliter nasionalnya pada kekuatan darat yang bertumpu pada tentara rakyat danmemanfaatkan luasnya wilayah. Strategi China adalah membiarkan musuh masukke dalam wilayah China. Kemudian setelah musuh masuk dengan barisanperbekalan yang amat panjang, celah inilah yang kemudian di pukul menggunakankekuaan rakyat yang disiapkan sebagai pasukan-pasukan gerilya. Inti dari strategiChina era Mao saat itu adalah dilandasi pemahaman wilayah China yang didasarkandaratan yang teramat luas dan rakyat yang besar jumlahnya. Keunggulan teknologimusuh hendak dilebur dalam kombinasi wilayah dan rakyat. Atau Jepang yanghendak menaklukkan wilayah Pasifik dalam perang dunia II yang berupa kepulauan,Jepang membangun kekuatan militernya bertumpu pada angkatan laut dan udaranya.Ini adalah contoh bagaimana pemahaman akan geografi bisa menjadi suatu basisstrategi militer yang akan diterapkan.59 Tulisan Williamson Muray (1999), “Some Thougts on War and Geography” dalambuku Colin S. Gray dan Geoffrey Sloan (ed) Geopolitics (Geography and Strategi).London: Frank Cass Publishers. Hal. 201.

konstruksi fisik dan peristiwa-peristiwa alam tetapi jugakarakter sosial yang berada di dalamnya57. Pemahamangeografi sangat memperngaruhi strategi didunia politikkhususnya politik yang memakai kekuatan militer sebagaibasisnya58. Faktor geografi ini akan mempengaruhikhususnya dalam level pengerahan taktik dan jugaoperasional dari berbagai pergelaran operasi militer.Pemahaman akan geografi adalah komponen utama didalam pelaksanaan perang agar dapat memenangkanperang59.

Terakhir strategi pertahanan juga harusmemperhatikan bagaimana merancang gelar operasi militer,terutama perubahan sifat perang, sifat dan bentukancaman dalam dunia yang digerakkan olehperkembangan pesat di bidang teknologi dan komunikasi.Perang modern tidak lagi didominasi perang darat yang

Page 55: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 3

dilakukan dengan konsep-konsep perlawanan bersenjatasecara gerilya atau frontal, melainkan merupakan perangyang menekankan penghancuran infrastruktur vital ataucenter of gravity. Perkembangan ini tidak bisa di atasidengan mengandalkan cara pikir konvensional yanghanya menekankan pada kemampuan kekuatan darat.Tetapi bertumpu pada kekuatan peralatan perang modernseperti pesawat tempur ataupun kapal-kapal perang60. Halini juga sangat sesuai dengan posisi geografis Indonesiasebagai negara kepulauan. Dalam Konteks Indonesia yangmerupakan Negara maritim dan berbentuk kepulauan,doktrin dan strategi politik pembangunan kekuatan militerharus diprioritaskan melalui matra laut dan udara.Pembangunan kekuatan militer yang beorientasi land-basedstrategy tidak akan berjalan efektif tanpa dukungankekuatan udara dan laut61. Apalagi bagi Negara yangberbentuk kepulauan seperti Indonesia yang memilikigaris pantai sepanjang + 81.000 kilometer dan luas laut +5,8 juta Km2 atau kira-kira tiga kali luas daratannya.

Dengan kondisi geografis yang sesuai dengan kulturmaritim, sangat diperlukan maritime grand strategy yangsejalan dengan konsep pertahanan yang defensif aktifserta fakta yang terlihat bahwa area terluar yang harusdipertahankan adalah lautan. Penerapan strategi maritimadalah untuk mengaktulisasikan kekuatan maritim yangdapat menegakkan kedaulatan negara dari berbagaimacam ancaman. Diperlukan angkatan laut yang kuatuntuk melaksanakan control of the sea and force projection

60 Di dunia militer, proses memodernisasi kekuatan militer di kenal dengan namaRMA (Revolution in Military Affairs). RMA berasal dari perkembangan cara berpikirkalangan militer Amerika yang terjadi karena semakin pesatnya perkembanganteknologi.61 Edi Prasetyono, Op.Cit.,

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 56: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

yang harus didukung pula oleh kekuatan udara untukmelaksanakan control of air. Kekuatan pertahananIndonesia terintegrasi dalam kekuatan strategi maritimyang ditopang oleh kekuatan udara dengan tanpamengabaikan kekuatan darat. Perumusan strategipertahanan ini karena Indonesia merupakan negarakepulauan yang berdekatan dengan kekuatan-kekuatankontinental membutuhkan kekuatan laut dan udara yangtangguh dalam penyelenggaraan pertahanan negara62.

Karena hal tersebut, strategi pertahanan bagi Negarakepulauan seperti Indonesia berarti harus jugamempertahankan kedaulatan maritim dan sumber dayayang berada di dalamnya. Faktor strategis keluarmengharuskan Indonesia membuat keputusan politik dibidang pertahanan untuk mengembangkan kekuatanpenangkal (detterence)63. Hal ini hanya bisa diwujudkandengan menunjukkan pergelaran persenjataan (deployment)atau akuisisi senjata-senjata yang modern dan berteknologicanggih (weapon acquisition) khususnya di angkatan lautdan udara64.

62 Mayor Laut (P) Salim. Op.Cit63 Edi Prasetyono , “Reintrepretasi Sistem Pertahanan Nasional Indonesia”. Op.Cit.,Hal 84.64 Inilah yang menjelaskan kenapa pada periode konfrontasi militer dalam rangkamerebut Irian Barat, Indonesia membangun kekuatan perangnya secara khususmembangun persenjataan bagi angkatan laut serta udaranya secara masif (ForceStructure yang bertumpu pada kekuatan laut dan udara). Yakni dengan tujuanuntuk mendukung operasi militer yang akan dilakukan di wilayah Irian Barat.Sebab dengan keadaan geografi Indonesia yang berbentuk kepulauan dukunganpersenjataan dari angkatan laut dan udara sangatlah dibutuhkan untuk merancanggelar operasi militer diwilayahnya sendiri. Tanpa adanya dukungan dari kekuatanlaut dan udara ini, kekuatan penyerang darat akan mudah untuk dilumpuhkan.

Page 57: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 5

Sistematika Penulisan

Penulisan buku ini akan dijabarkan kedalam limabab. Bagian kedua berisi tentang latar belakang sejarahsengketa wilayah Irian Barat usaha diplomasi yangdilakukan hingga pada akhirnya memilih untuk memakaikekuatan militer untuk menyelesaikannya. Bab ini dipakaisebagai titik awal dilakukannya pembangunan kekuatanmiliter Indonesia secara besar-besaran sebagai persiapankonfrontasi bersenjata merebut Irian Barat ketika jalurdiplomasi tidak lagi membuahkan hasil. Pada bagian ketigaakan ditulis mengenai proses pembangunan kekuatanmiliter yang dilakukan sebagai persiapan konfrontasibersenjata merebut Irian Barat. Bagian empat akan ditulistentang analisis tentang implikasi yang dihasilkan daripembangunan kekuatan militer secara besar-besaranterkait keinginan Indonesia untuk merebut kembali IrianBarat melalui jalur konfrontasi bersenjata. Dan terakhirbagian lima akan ditutup dengan kesimpulan danrekomendasi dari penulis.

Kekuatan Militer yang Besar dan Tangguh

Page 58: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Page 59: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 7

BAGIAN DUA:DARI DIPLOMASI KE

KONFRONTASI BERSENJATA

“Dibandingkan dengan wilayah kepulauankami maka Irian Barat hanya selebar daun kelor,akan tetapi Irian Barat adalah sebagian dari tubuhkami. Apakah seseorang akan membiarkan salah satuanggota tubuhnya dipotong begitu saja tanpamembalas sedikitpun ? apakah orang tidak berteriakkesakitan, apabila dipotong ujung jarinya sekalipunhanya sedikit ?…(Soekarno)65

Perang mempertahankan kemerdekaan Indonesiamelawan penjajahan Belanda diakhiri dengan perjanjianKonferensi Meja Bundar (KMB). Sejak saat itulah Belandamenyerahkan kedaulatan Indonesia. Namun, perjanjianKMB tersebut ternyata belum menuntaskan semuapermasalahan Indonesia dengan Belanda, sebab dalamsalah satu poin perjanjian tersebut, masih menyisakanketidak-jelasan tentang status wilayah Irian Barat. Dalam

Perjuangan Mengembalikan Irian Barat.

65 Cindy Adams (1966), BUNG KARNO-Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (judulasli : Sukarno, An Auto Biography as Told to Cindy Adam), terj. Mayor Abdul Bar Salim.Jakarta : PT Gunung Agung. Hal. 423

Page 60: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda danIndonesia memang belum berhasil mencapai keputusanmengenai nasib Irian bagian barat. Walau demikian padaperjanjian KMB (Konferensi Meja Bundar) itu, telahdisebutkan bahwa masalah Irian akan segera diselesaikandalam jangka waktu paling lama 1 tahun sejak ditanda-tanganinya piagam KMB tersebut. Namun ternyata,bahkan hingga lebih dari 10 tahun sejak penandatangananKMB, ternyata belum juga disepakati penyelesaian masalahIrian.

Dalam sidang KMB di Den Haag tahun 1949 terlihatjelas bahwa Belanda masih menginginkan kekuasaannyaatas wilayah Irian Barat, sebab wilayah ini sangat pentingbagi kepentingan nasionalnya. Sebagai Negara yang barusaja mengalami kehancuran pasca Perang Dunia ke-2,Belanda butuh banyak sarana untuk membangun kembalinegaranya. Belanda butuh banyak modal dan salah satucaranya adalah berasal dari wilayah jajahannya. Kalauwilayah Irian Barat dapat dipertahankan, maka di tanahkoloninya itu nanti bisa didirikan perkebunan,persawahan, dan industri guna meningkatkan ekonomidan kemakmuran Belanda pasca kehancuran Perang Duniake-2. Beberapa pihak dari delegasi Belanda menyatakanbahwa wilayah ini adalah the last pillar yang harusdipertahankan. Perdebatan ini menjadi panas diperundingan KMB. Sebab, wakil Indonesia di Den Haag,yakni Bung Hatta juga menyampaikan bahwa wilayah IrianBarat harus turut merdeka dengan wilayah Indonesialainnya66.

66 Drs. Basuki Suwarno (1999), Hubungan Indonesia-Belanda Periode 1945-1950. Jakarta:Pan Percetakan Upakara. Hal. 399-405.

Page 61: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

3 9

Dengan berbagai argumen yang saling menyanggahdari masing-masing pihak, akhirnya dicapai sebuahkompromi untuk menunda pembicaraan mengenai wilayahini selama satu tahun:

…maka status quo Nieuw Guinea (IrianBarat/Irian Barat/Irian Jaya) tetap berlaku secaraditentukan bahwa satu tahun sesudah tanggalpenyerahan kedaulatan kepada Republik IndonesiaSerikat, masalah kedudukan kenegaraan Irian Baratakan diselesaikan dengan jalan perundingan antaraRepublik Indonesia Serikat dengan KerajaanNederland...67

Kabinet parlementer RIS yang memegang kekuasaandi Indonesia pada waktu itu ternyata belum juga berhasilmenyelesaikan hingga masalah kejelasan status Irian Baratmasih berlarut-larut. Namun pada bulan agustus 1952,Pemerintah Belanda dengan persetujuan parlemennyasecara unilateral mengklaim dan memasukkan wilayahIrian Barat ke dalam wilayah kekuasaannya.

Diawal sebenarnya Indonesia berniatmenyelesaikan permasalahan ini melalui jalur diplomasi.Ada 2 jenis diplomasi yang dipakai oleh Indonesia. Yaknisecara bilateral antara Indonesia-Belanda. Pembicaraansecara bilateral senarnya sudah disepakati untukdilaksanakan pasca dilakukannya perjanjian KMB. Dimanadikatakan dalam salah satu poin KMB bahwa masalah Irianakan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.Tapi ternyata hingga masa 10 tahun sejak diberlakukannyaKMB masalah Irian ternyata juga belum selesai dan segala

67 Sejarah Militer Kodam VII/Cendrawasih (1971), Irian Barat Dari Masa ke Masa.Jayapura. halaman 41-42. Dikutip oleh Atmadji Sumarkidjo. 2010. Mission Accomplished.Jakarta: Kata Hasta Pustaka. Hal. 1

Dari Diplomasi ke Konfrontasi Bersenjata

Page 62: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

perundingan mencapai jalan buntu. Kemudian secaramultilateral dengan melibatkan keikutsertaan negara lainmelalui berbagai forum organisasi negara-negara semisalPBB sebagai mediator dalam menangani sengketa wilayahini. Jalur diplomasi ini ditempuh guna menunjukkan niatbaik Indonesia mendahulukan cara damai dalammenyelesaikan persengketaan. Perjuangan tersebutdilakukan dengan perundingan. Jalan diplomasi ini sudahdimulai sejak Kabinet Natsir (1950) yang selanjutnyadijadikan program oleh setiap kabinet, Kabinet AliSastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, hingga AliSastroamijoyo II. Meskipun demikian program ini selalumengalami kegagalan sebab Belanda masih inginmenguasai Irian Barat, bahkan secara sepihakmemasukkan Irian Barat ke dalam wilayah KerajaanBelanda. Jalur diplomasi yang ditempuh ada dua cara.

Di dalam negeri Indonesia sendiri, Soekarno selakukepala Negara68, terus menerus menyatakan bahwarevolusi belum selesai. Masih ada kekuatan Neo-Kolonialisme dan Neo-Imperialisme yang hendakmembahayakan kemerdekaan Indonesia. Hal iniditunjukkan oleh Soekarno terkait tidak adanya niatandari pihak Belanda untuk menyerahkan wilayah IrianBarat kepada Indonesia. Padahal menurut Soekarno hakIndonesia atas kepemilikan wilayah Irian Barat adalahharga mati. Soekarno meminjam istilah yang pernahdipakai Belanda untuk menggambarkan kepulauanIndonesia yang letaknya berpencar-pencar tersebut.Slogan tersebut dicanangkan dalam sebuah kampanye

68 Posisi Soekarno dalam Politik Indonesia saat itu hanya sebagai kepala Negara,simbol pemersatu tanpa kekuasaan menurut konstitusi RIS (KMB 1949). Sementarakekuasaan pemerintahan ada di tangan perdana menteri yang memimpin kabinet.

Page 63: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 1

yang menjanjikan bahwa Indonesia suatu hari nanti akanterhampar dari Sabang hingga Merauke. Selain itu secarahistoris pula wilayah Sabang yang terletak di ujung pulauSumatera dan Merauke yang terletak di ujung tenggarawilayah Irian Barat adalah wilayah yang dahulu dukenaldengan Hindia Belanda yang menjadi Bagian KerajaanBelanda. Maka jika Indonesia merdeka maka sudahsewajarnya wilayah Irian Barat juga masuk ke dalambagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak hanyaitu, bahkan dahulu wilayah itu pernah menjadi bagian darikerajaan Majapahit, dan yang terpenting wilayah tersebutpernah berada di bawah Kesultanan Tidore69.

Ketika memperingati hari kebangkitan Nasionaltanggal 20 Mei 1950, Presiden Soekarno kembali memberipernyataan mengenai masalah Irian Barat yang masihbelum terselesaikan ini pasca KMB 1949 :

“Sudah lama Irian Barat belum juga kembali kepada kita,aspirasi nasional kita tidak akan pernah terpenuhi…70”.

Bahkan wacana dipilihnya opsi politik konfrontasibersenjata sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1950 olehPresiden Soekarno, atau kurang lebih setahun sejakpenandatanganan KMB, sebab terlihat gelagat Belandayang tidak mau untuk menyelesaikan masalah Irian Barat.Dalam pidato berjudul “Dari Sabang Sampai Merauke”pada tanggal 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno sudahmulai memperingatkan, akan terjadi konflik besar apabila

69 Robin Osborne (2001), Kibaran Sampari (Gerakan Pembebasan OPM dan PerangRahasia di Papua Barat). Jakarta: Penerbit ELSAM. Hal. 44-45.70 Van der kroef, The New Guinea Dispute, hal 6. Dikutip oleh J.Soedjati Djiwandono(1996), Konfrontasi Revisited (Indonesia’s Foreign Policy Under Soekarno). Jakarta : CSIS(Centre for Strategic and International Studies). Hal 40.

Dari Diplomasi ke Konfrontasi Bersenjata

Page 64: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

perundingan dalam mengenai masalah Irian Barat, dalamtahun ini tidak terjadi kesepakatan71 .

Ketika mendapat kesempatan berpidato didepanrakyat Indonesia, Soekarno kembali menyinggungmasalah Irian Barat. Dalam pidatonya Soekarno berulang-ulang menekankan bahwa praktek kolonialisme Belandamasih terjadi di Irian Barat yang ditunjukkan dengankecenderungan pihak Belanda untuk tidak maumelepaskan wilayah itu meski telah dijanjikan melaluiKMB.

“Masalah Irian Barat adalah sebuahpertanyaan apakah itu adalah sebuah bentukkolonialisme atau tidak, kolonialisme ataukemerdekaan. Namun yang pasti bagian daritanah pertiwi Indonesia masih tetap di bawahkekuasaan Kolonial Belanda. Jika kepastianmasalah ini, yang ditempuh melalui jalurdiplomasi masih belum bisa tercapai di tahunini, akan ada sebuah konflik besar untukmenentukan siapa yang memiliki otoritas padapulau itu…Kita tidak akan berhenti berjuang,kita akan melanjutkan perjuangan, kita akanberjuang dengan segala kekuatan sampai IrianBarat kembali pada kepangkuan Ibu Pertiwi…72”

Sekaligus dalam pidato itu Soekarno menyinggungpemerintah yang telah larut dalam konflik sesamanya(saling menjatuhkan dalam kabinet) sehingga lupa padasemangat persatuan yang menjadi motor penggerak

71 Tulisan Peter Kasenda dengan Judul: “Soekarno, Diplomasi dan Konfrontasi”Lihat pada http://www.scribd.com/doc/45659582/Irian-Barat-Diplomasi-Dan-Konfrontasi72 Soekarno, Bendera Revolusi, 114-116. Dikutip oleh J.Soedjati Djiwandono.Op.Cit., Hal 40.

Page 65: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 3

revolusi73. Presiden Soekarno menilai, demokrasiparlementer yang dianut Indonesia selama 12 tahunsebelumnya adalah penyebab utama liberalismeperkelahian bebas sehingga menghasilkan pertikaianantara daerah dan militer serta mengubah kebudayaanIndonesia menjadi kegilaan “rock and roll”74.

Meski demikian, pada masa kabinet AliSastroamidjoyo pertama, perjuangan melalui diplomasimasih tetap dilakukan. Indonesia berulang kali membawamasalah Irian Barat ini ke forum internasional seperti PBB.Tahun 1954 untuk pertama kalinya masalah Irian Barat diperbincangkan dalam sidang umum (General Assembly) PBB.Namun usaha tersebut gagal karena ketika dilakukanpemungutan suara, -meski Indonesia mendapat dukungandari Negara-negara peserta konferensi Asia-Afrika-, tidakmencapai duapertiga suara. Bahkan sidang umum tahun-tahun berikutnya yakni tahun 1955, 1956, dan 1957 tetapsaja menemui jalan buntu karena Indonesia gagalmemenangkan opini dari majelis PBB75.

Sekitar tahun 1957 itu pula, Belanda mulaimenawarkan konsep penentuan nasib sendiri terkait statusIrian Barat. Belanda memiliki rencana terkait hal itu yaknihendak membentuk Negara boneka Papua Barat di bawahNegara Kerajaan Belanda. Belanda meniupkan isu rasialbahwa penduduk asli Papua adalah terpisah dan berbedadari Indonesia. Sehingga punya hak untuk menentukannasib sendiri dimasa depan. Untuk memeperkuat posisinya

73 Nazaruddin Syamsudin (1988), Soekarno-Pemikiran Politik dan Kenyataan Praktek.Jakarta: Penerbit Rajawali. Hal. 98.74 F. Gardner (1999), 50 Tahun Hubungan Amerika Serikat Indonesia. Jakarta : PustakaSinar Harapan. Hal. 27975 Atmadji Sumarkidjo. Op Cit., Hal. 2.

Dari Diplomasi ke Konfrontasi Bersenjata

Page 66: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Belanda selalu merujuk pada artikel 1 Piagam PBBmengenai prinsip menentukan nasib sendiri76.

Hal itu tidak disetujui oleh Indonesia sebab bagiIndonesia wilayah Irian Barat adalah bagian dariteritorialnya sendiri. Klaim wilayah Indonesia merdekaproklamsi 1945 adalah berdasarkan fakta sejarahwilayahnya berasal dari wilayah pendudukan kolonialBelanda, yang disebut dengan Hindia Belanda. SedangkanIrian sendiri juga termasuk dalam wilayah Hindia Belandaitu. Jika melakukan penentuan pendapat sendiri berartisama saja dengan memecah-belah Indonesia. Sebab,daerah-daerah lain tentu akan punya alasan untukmenuntut hal yang serupa. Dr Subandrio selaku MenteriLuar Negeri Indonesia dihadapan komite Politik PBB padatahun 1957 menjawab77 :

“Penentuan nasib sendiri, baru-baru initelah diperkenalkan untuk diterapkan dalammasalah Irian Barat… Penerapan konsep penentuannasib sendiri dari Belanda berkaitan dengan masalahIrian Barat ini berarti bahwa kami juga harusmenerima konsep tersebut diterapkan di pulau-pulauatau wilayah-wilayah lain dan konsekuensinyaadalah disintegrasi Negara Nasional Indonesia”

76 Majalah Angkasa Edisi Koleksi No. 73 tahun 2011. Operasi Udara Trikora. Hal 11.77 Robin Osborne, Op. Cit., hal 45-46.

Page 67: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 5

Konfrontasi Bersenjata Sebagai Pilihan Akhir

Kekalahan di meja diplomasi PBB yang terakhirkalinya yakni pada tahun 1957 membuat Soekarno mulaimengizinkan aksi-aksi radikal dimulai, sesuai denganpidatonya, sebelum usul mosi di PBB kalah. Iamemperingatkan kalau usul mosi itu gagal, akan diambiljalan yang “akan mengejutkan dunia.” Sejak saat itulahpemerintah Indonesia mulai bertindak keras terhadapkegigihan pemerintah Belanda dalam mempertahankanIrian Barat sebagai bagian dari wilayahnya. Tindakankeras tersebut di arahkan tidak hanya dalam politik tetapijuga menyentuh ranah ekonomi dan sosial. Dalam bidangekonomi tindakan keras ini ditunjukkan dengandilakukannya nasionalisasi semua perusahaan Belandayang berada dan beroperasi di Indonesia. Terjadilahnasionalisasi perusahaan-perusahaan asing sejumlah 700perusahaan dengan nilai lebih dari 1,5 milyar dolar.Demonstrasi sepanjang jalan, pemboikotan danpemogokan serta penjungkirbalikan mobil-mobil milikBelanda, bahkan semua surat kabar berbahasa Belandadilarang terbit78.

Sementara itu di dalam negeri Indonesia situasipolitik juga berubah. Presiden Soekarno melihat bahwademokrasi parlementer yang dijalankan di Indonesiaternyata tidak membawa kebaikan bagi Indonesia.Soekarno menilai pergantian kabinet yang sering terjadiberulang kali karena kabinet dengan sistem parlementeryang saling menjatuhkan79 menjadikan penyelesaianberbagai masalah di Indonesia tidak bisa terselesaikan oleh

78 Peter Kasenda. Op.Cit.79 Dengan mosi tidak percaya.

Dari Diplomasi ke Konfrontasi Bersenjata

Page 68: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

pemerintah. Soekarno menyebutnya sebagai penyakit80.Kritik ini Soekarno tujukan terkait permasalahan IrianBarat yang belum juga terselesaikan.

Pada tahun 1957 terjadi pula pemberontakan didaerah-daerah yang tidak puas dengan kinerja yangdilakukan oleh pemerintah pusat. Presiden Soekarnomenyatakan SOB (Negara dalam keadaan perang). JendralA.H Nasution, kepala staf Angkatan Darat saat itu ditunjuksebagai penguasa perang pusat dan pemberontakan bisadipatahkan dengan cepat. Pada tahun yang sama pulatanggal 2 Desember 1957, Kepala Staf Angkatan Daratselaku Penguasa Perang Pusat (Peperpu) mengambil alihsemua perusahaan Belanda yang ada di Indonesia sebagaibagian atas “jalan yang mengejutkan dunia” seperti yangpernah diutarakan oleh Presiden Soekarno. TindakanPeperpu itu kemudian disusul dengan lahirnya UU No.86/Tahun 1958 yang mengatur nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia81 serta ganti-ruginya.Selain nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda,Presiden Soekarno juga melakukan pelarangan maskapaipenerbangan Belanda KLM masuk atau melintas di seluruhwilayah Indonesia dan juga pemerintah memindahkanpesar pelelangan tembakau Indonesia dari kota Rotterdam(Belanda) ke Kota Bremen (Jerman Barat). Konfrontasidalam kehidupan sosial ditunjukkan dengan tindakankeras pelarangan pemutaran film berbahasa Belanda dan

80 Herbert Feith dan Lance Castles (1988), Pemikiran Politik Indonesia 1945 – 1965.Jakarta: LP3ES. hlm. 63.

81 Menurut A.H Nasution, perusahaan-perusahaan Belanda yang dinasionalisasiberjumlah kurang lebih 700 perusahaan dengan nilai asset mencapai 1,5 milyardolar AS. Perusahaan-perusahaan yang diambil alih seperti Perusahaan Perkebunan,Netherlansche Handels Mattscapij (Kereta Api), Perusahaan Listrik, dan PerusahaanPerminyakan. Baca A.H. Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas, Jilid 5 : KenanganMasa Orde Lama, CV Haji Masagung, Jakarta, 1989.

Page 69: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 7

pengusiran warga Belanda yang bertempat tinggal diIndonesia82.

Sementara itu di konstituante para anggotaparlemen terus-menerus berdebat tentang UUD baru,pada pertengahan 1959 perdebatan itu bahkan sudahmenjurus pada perpecahan. Angkatan darat mengajukangagasan pada Presiden Soeakarno untuk mengatasikeadaan politik dalam negeri dan kembali ke UUD 1945.Angkatan Darat menyatakan mendukung apapun langkahPresiden Soekarno untuk mengatasi konflik politik yangterjadi di dalam negeri Indonesia saat itu83. Langkahangkatan darat yang mendukung Presiden Soekarnodisebabkan angkatan darat tidak setuju dengan sistempemerintahan parlementer yang dianut Indonesia pascapengakuan kedaulatan dalam KMB 1949. Sistem itumenurut mereka membuat perpecahan di kalangan rakyatIndonesia, yakni dengan banyak munculnyapemberontakan-pemberontakan di daerah. Selain itumiliter khususnya angkatan darat yang lahir bersamaanrakyat dalam fase perang kemerdekaan kecewa karenatidak mendapatkan tempat untuk memainkan peranpenting dalam proses perpolitikan di Indonesia. Padahalproses perpolitikan Indonesia saat itu sedang menujuperpecahan dan mengancam keutuhan Negara Indonesia.Militer yang merasa berkewajiban moral untuk menjagakeutuhan dan persatuan Indonesia kemudian mendukungSoekaro untuk memulihkan keadaan84.

82 Atmadji Sumarkidjo , Loc.cit. Hal. 2-3.83 Tim Penerbit Narasi (2006), 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia (Tokoh : A.HNasution). Jakarta : Penerbit NARASI. Hal 3-4.84 Tulisan Phill Williams (1994), “The Security Policy of Indonesia”, dalam bukuDouglas J. Murray & Paul R. Viotti (ed), The Defense Policies of Nations (A ComparativeStudy 3rd edition). London: The Jhons Hopkins Press Ltd. Hal 436-437.

Dari Diplomasi ke Konfrontasi Bersenjata

Page 70: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarnomengeluarkan Dekrit Presiden. Dekrit tersebut berisitentang perubahan Konstitusi Indonesia yang semulamemakai Konstitusi 1950 kembali memakai konstitusi 1945.Negara RIS (Republik Indonesia Serikat) di bubarkanbegitu juga dengan parlemennya, selanjutnya Indonesiakembali mejadi Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI). Pada saat itu juga Presiden Soekarnomemperkenalkan Konsep Demokrasi Terpimpin dengansistem pemerintahan Presidensiil. Demokrasi terpimpinpertama-tama adalah sebuah alat bagi Soekarno untukmengatasi perpecahan yang muncul dalam situasi politikIndonesia yang saat itu menganut sistem pemerintahanparlementer. Sehingga, untuk menggantikan sistemparlementer yang menyebabkan pertentangan di antarapartai-partai, Presiden Soekarno mengambil keputusanuntuk mengganti sistem parlementer menjadi sistemPresidensiil dengan menempatkan dirinya sebagai pusatdari seluruh kekuasaan politik Indonesia. PresidenSoekarno berusaha mengumpulkan semua kekuatan politikIndonesia yang sebelumnya saling bersaing untukbersama-sama bersatu dalam sebuah kesadaran untukmencapai tujuan-tujuan nasional. Khususnya dalam hal iniadalah usaha merebut kembali Irian Barat, PresidenSoekarno bisa memujudkan ide demokrasi terpimpinnyaini disebabkan oleh dukungan kuat dari militer (AngkatanDarat).

Meski demikian Soekarno sadar, bahwa dimasadepan akan terjadi suatu bahaya jika ia hanya bergantungpada militer sebagai penopang kekuasaannya. Oleh karenaitu kemudian ia juga meminta dukungan dari kelompoksipil. Kelompok sipil yang paling vokal menyatakan diri

Page 71: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

4 9

85 Pimpinan angkatan darat sangat anti komunis serta menentang PKI. Khusunyaterkait rencana pembentukan Angkatan Ke V. Yakni PKI meminta kaum buruhdan tani di Indonesia untuk dipersenjatai86 Harold Crouch (1999), Militer dan Politik Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinarharapan. Hal. 44.87 J.A.C Mackie (1974), Konfrontasi (The Indonesia-Malaysia Dispute). Kuala Lumpur:Oxford University Press. Hal 80-81.

sebagai pengikut setia Soekarno adalah PKI. Saat itu PKIsendiri sebenarnya berkonflik dengan militer, khususnyaangkatan darat85. Artinya, Angkatan Darat dan PKI sendiriterkurung dalam pertentangan yang tak terdamaikan,namun pertentangan itu sendiri dapat untuk sementaradisingkirkan dan kemudian diarahkan Soekarno untukfokus dalam suatu tujuan nasional mengembalikan IrianBarat ke pangkuan Tanah Air Indonesia86.

Pasca dekrit Presiden yakni pada tanggal 31Desember 1959 dibentuk pula sebuah organisasi bernamaFront Nasional. Organisasi ini dibentuk berdasarkanPenetapan Presiden No.13 Tahun 1959 dan dipimpin olehPresiden Sukarno sendiri. Front Nasional merupakansebuah organisasi massa bentukan Presiden Soekarnoyang bertujuan menggerakan dukungan dan kekuatan darimassa akar rumput. Teutama mobilisasi massa yang sangatdiperlukan Soekarno untuk mendukung kebijakan politikkonfrontasinya. Tujuannya adalah menyatukan segalabentuk potensi nasional menjadi kekuatan untukmenyukseskan pembangunan. Tiga tugas utama frontnasional adalah sebagai berikut: Menyelesaikan RevolusiNasional, Melaksanakan Pembangunan, danMengembalikan Irian Barat87.

Kembalinya pusat kekuasaan politik danpemerintahan ke tangan Soekarno membuat karakterkebijakan luar negri Indonesia saat itu menjadi lebih

Dari Diplomasi ke Konfrontasi Bersenjata

Page 72: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

konfrontatif, agresif, keras dan militan yang secara kuatmerefleksikan sentiment anti-kolonialisme dan anti-imperialisme88 khususnya hal ditujukan dalam rangkamerebut kembali Irian Barat. Hal ini ditunjukkan dalampidato Presiden Soekarno pada pidato peringatan HUTRI tahun 196089 :

At last, a few years ago we changed thecharacter of our struggle, from “sweetlypersuading” the Dutch to return West Irian to us,to a policy of confrontation between all our nationalforces and the dutch on West Irian issue. Thatmoment was the birth of the term “other means” inour West Irian policy…That was the moment ofthe “rediscovery of our struggle”, wich was thenfollowed altogether by the “Rediscovery of ourRevolution”

(Pada akhirnya, beberapa tahun lalu kitamengubah karakter perjuangan kita. Dari bujukanpersuasi yang manis kepada Belanda untukmengembalikan Irian Barat kepada kita menjadisebuah kebijakan konfrontasi yang melibatkansemua kekuatan nasional kita pada isu IrianBarat ini. Momen itulah yang menandai kelahiranmasa baru pada kebijakan Irian Barat kita. Momendimana juga menandai “penemuan kembaliperjuangan kita” yang juga diikuti oleh“penemuan kembali revolusi kita”)

Bagi Soekarno, 2 tujuan revolusi Indonesia, –Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) dan mewujudkan masyarakat adil serta makmur-

88 J.Soedjati Djiwandono. Op.Cit., Hal 37.89 Dikutip dalam J.Soedjati Djiwandono. Op.Cit., Hal 41.

Page 73: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 1

, tidak akan pernah tercapai sebelum musuh-musuh daritujuan itu dihancurkan. Bagi Soekarno, musuh-musuh ituadalah imperialisme internasional, kolonialisme dankapitalisme sebagai musuh-musuhnya90, masihbercokolnya Belanda di tanah Irian adalah menunjukkanhal tersebut. Pada kesempatan pidato 17 Agustus 1960 itujuga, Soekarno akhirnya memutuskan hubungandiplomatik dengan Belanda. Hal ini merupakan langkahyang diambil sebagai tanggapan atas sikap pemerintahBelanda yang memperkuat armada lautnya yakni denganmengirimkan kapal induk Karel Doorman ke wilayahperairan sekitar Irian Barat. Di samping itu pula, Belandajuga telah meningkatkan kekuatan angkatan udara danangkatan daratnya di Irian Barat.

Sebulan berikutnya yakni pada tanggal 30september 1960 dalam pidatonya yang berjudul“Membangun Dunia Baru” di hadapan Sidang Umum PBB,Presiden Soekarno menyatakan tekadnya untuk merebutkembali Irian Barat walau harus menggunakan kekerasansenjata atau kekuatan militer. Retorika bahasa yangbersifat mengancam mulai didemonstrasikan olehSoekarno91.

Dalam pidato di hadapan Sidang Umum PBB ituPresiden Soekarno mengutarakan pidato yang berisibeberapa hal seperti berikut92 :

90 Tim CSIS (1995), Refleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: PenerbitCSIS. Hal. 1167.91 Nazaruddin Syamsudin. Op.Cit., Hal 11992 Soekarno (2000), Membangun Dunia Yang Baru (Pidato Presiden RI di MukaSidang Umum PBB ke XV tanggal 30 September 1960). Yogyakarta: Media Presindo.

Dari Diplomasi ke Konfrontasi Bersenjata

Page 74: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

“Kami telah berusaha menyelesaikan masalahIrian Barat. Kami telah berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kesabaran dan penuhtoleransi dan penuh harapan. Kami teah berusahamengadakan perundingan bilateral. Kami telahberusaha sungguh-sungguh dan bertahun-tahun.Kami telah berusaha dan tetap berusaha. Kami telahberusaha menggunakan alat-alat PerserikatanBangsa-Bangsa…Kami meminta kepada sekretarisjendral PBB untuk memasukkan persoalan inikedalam agenda PBB ditahun 1954. Sengketa inidibicarakan. Tidak terjadi apa-apa. Kemudiandiulangi kembali ditahun ’55, ’56, ’57 ….pendeknyasetiap tahun. Harap disampaikan kepada pemerintahtuan, bahwa kami tidak berniat hendakmenaklukkan salah satu bagian dunia yang bukankepunyaan kami. Saya bukan seorang ekspansionis.Akan tetapi sekarang saya terpaksa memulai politikkekerasan. Tidak ada jalan lain supaya OldEstablished Force tahu siapa Indonesia. Tidak lagikami akan berdiskusi. Mulai dari saat ini kamimenjawab dengan meriam…”

Dalam pidato di depan Muka Sidang Umum PBBke XV tanggal 30 September 1960 itu juga PresidenSoekarno sekaligus mengkritik ketidakmampuan PBBmenangani masalah Irian Barat dan memperingatkanadanya imperialisme serta kolonialisme yangmenyebabkan terancamnya perdamaian93:

“ Harapan lenyap, kesabaran hilang,bahkan toleransipun mencapai batasnya. Semuaitu kini telah habis dan Belanda tidakmemberikan alternatif lain, kecuali memperkerassikap kami. Jika mereka gagal untuk secara tepatmenilai arus sejarah, maka kita tidaklah dapat

93 Ibid

Page 75: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 3

dipersalahkan. Masalah Irian Barat merupakanpedang kolonial yang diancamkan terhadapjantung kami, akan tetapi di samping itu iamengancam pula perdamaian dunia dan dalamhal ini menyangkut pula Perserikatan Bangsa-Bangsa…”

Hingga masalah Irian Barat diajukan kembali padasidang umum PBB pada tahun 1961 pun tidakmenghasilkan kejelasan apapun. Diplomasi melalui PBBdianggap tidak pernah memberikan jalan keluar bagipermasalahan ini. Hanya menghasilkan jalan buntu. BagiIndonesia, wilayah Irian Barat adalah wilayahnya.Sedangkan bagi Belanda, tetap bersikukuh tidak maumelepaskan wilayah Irian sebagai bagian dari wilayahnya.Mengenai hal ini Menteri Luar Negeri Indonesia,Dr.Subandrio juga menyatakan pada majelis Umum PBBsebagai berikut94:

“The United Nations, unable, or morecorrectly not wanting, to lend its assistance in thesolution of this problem, left my government withno other alternative than to find this solution inour way… My Government thus embarked on apolicy of total confrontation vis-à-vis theNetherlands, not only politically but alsoeconomically and militarily…”

(PBB tidak sanggup atau lebih tepatnyatidak ingin membantu menemukan solusi bagimasalah ini, meninggalkan pemerintahIndonesia tanpa alternatif daripada menemukan

94 Subandrio (1963), Indonesia on the March: A Collection of Addresses by Dr. Subandrio,Foreign Minister of the Republic of Indonesia, vol. II . Jakarta: Department of ForeignAffairs, Republic of Indonesia. Hal.184-185. Dikutip oleh J.Soedjati Djiwandono.Op.Cit., Hal. 2.

Dari Diplomasi ke Konfrontasi Bersenjata

Page 76: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

solusi di dalam jalan kami… PemerintahIndonesia dengan demikian memulai untukmenerapkan kebijakan konfrontasi totalberhadapan dengan Belanda, tidak hanya secarapolitik tapi juga secara ekonomi dan militer)

Sejak itulah berbagai persiapan untuk membangunkekuatan militer Indonesia dalam rangka menyambutseruan konfrontasi militer yang dikumandangkan PresidenSoekarno sebagai pemimpin besar revolusi Indonesia mulaidilakukan. Perang sudah didepan mata dan berbagaipersiapan terus dikerjakan termasuk mengirim misi-misidiplomatik ke berbagai Negara produsen senjata untukpengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yangakan dipakai untuk berperang mengusir kekuasaanBelanda dari tanah Irian Barat. Pilihan pemerintah dalamkebijakan pembangunan militer pada saat itu dihadapkanpada kebutuhan rencana perang dengan Belanda sebagaijawaban atas berlarut-larutnya perundingan mengenaistatus Irian Barat. Sementara persenjataan yang sudah adatidak memungkinkan untuk melaksanakan perang ofensiflintas laut dan udara melawan kedudukan Belanda di IrianBarat.

Page 77: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 5

BAGIAN TIGA:MEMBANGUN PERSENJATAAN

UNTUK KONFRONTASI MILITER

Signifikansi Momentum Perang Dingin

Indonesia adalah sebuah Negara yang lahir pascaPerang Dunia ke-2. Namun diantara Negara pemenangPerang Dunia ke-2 tersebut, perang tetap berlanjut dalambentuk yang lain yang dikenal dengan nama perangdingin. Perang dingin adalah sebuah pertarungan ideologiyang diwakili oleh Amerika Serikat dengan ideologiliberalnya dan Uni Sovyet dengan ideologi komunisnya.Perang dingin ini kemudian memperebutkan pengaruhdan hegemoni di Negara-negara lain, baik Amerikamaupun Sovyet saling bersaing mencari sekutu di berbagaibelahan dunia.

Selain karena ideologi Amerika dan Sovyet yangsaling bertentangan, Amerika memiliki ekonomi yang kuatdan memiliki senjata nuklir sedangkan Uni Sovyetmempunyai kekuatan militer yang besar. Karena tidak adaNegara yang memiliki kekuatan atau sumber daya yangmenyamai ke dua Negara tersebut maka Negara-negaralain yang lebih kecil mencari perlindungan atau dilindungitanpa keinginannya sendiri. Pada masa itu secara eksternal

Page 78: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

kondisi politik dunia terdapat 2 kutub kekuasaan. Hal inikemudian berdampak pada semakin pekanya AS danSovyet terhadap pergeseran perimbangan kekuatan95.

Sebagai sebuah Negara yang baru merdeka,Indonesia juga menjadi lahan rebutan bagi penanamanpengaruh yang dilakukan oleh dua negara yang salingbermusuhan pasca berakhirnya Perang Dunia ke-2, yaituAmerika Serikat dan Uni Sovyet. Dua negara pemenangperang inilah yang kemudian saling berlomba mencaripengaruh dan meluaskan hegemoni keseluruh penjurudunia. Melihat kemenangan rezim komunis di China dantumbuhnya komunis di Korea, Amerika mulaimengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untukmencegah semakin meluasnya paham komunis diseluruhdunia, termasuk di Indonesia. Amerika melihat Soekarnosebagai pemimpin Indonesia saat itu sudah masuk dalampengaruh orang komunis dan anti Amerika.

Namun Soekarno dengan lihai memanfaatkan halini sebagai strategi untuk memperkuat kekuatanmiliternya, demi tujuannya untuk mengembalikan wilayahIrian Barat melalui adu senjata melawan Belanda. Dalamstrategi ini, Soekarno memakai metode diplomasi paksaanuntuk menimbulkan perasaan krisis internasional. Dalamproses selanjutnya, persaingan perhatian Uni Sovyet danAmerika Serikat secara cerdik kemudian dilibatkan olehSoekarno. Pada akhirnya, Amerikalah yang merasa wajibmemperhatikan resiko politik jika harus menolak tuntutankepentingan nasional Indonesia yang digagas olehSoekarno96. Selanjutnya, Soekarno memanfaatkan kondisi

95Hadi Soebadio (2005), Hubungan Indonesia Amerika Dasawarsa Ke II Tahun 1955-1965. Tangerang: Pramita Press. Hal 40.96 Dr. Michael Leifer (1986), Politik Luar Negeri Indonesia. (judul asli : Indonesia’sForeign Policy), terj. Drs. A. Ramlan Surbakti, MA. Jakarta : PT Gramedia. Hal. 89

Page 79: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 7

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

politik internasional saat itu sebagai basis dalammembangun kekuatan militer Indonesia. Dengankelihaiannya dalam memanfaatkan pertikaian 2 kutubbesar kekuatan dunia saat itu Soekarno melakukanpendekatan baik kepada pihak Amerika maupun UniSovyet dalam rangka memperkuat dan membangunkekuatan militer Indonesia.

Memanfaatkan Amerika Serikat

“Indonesia berpenduduk 100 juta orang dengankekayaan sumber daya alam yang mungkin lebihbesar daripada Negara Asia yang lain. Tidakmasuk akal untuk mengucilkan sekelompok besarorang yang duduk di atas sumberdaya alam ini,kecuali memang ada alasan yang amat kuat”(John F. Kennedy)97

Gambar 3.1 : Presiden Soekarno dan Presiden Kennedy

97 Bradley R. Simpson (2009), Economict With Guns (Amerika Serikat, CIA, danMunculnya Pembangunan Otoriter Rezim Orde Baru). Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.98 Lihat di http://pontianak.tribunnews.com/foto/bank/images/SENYUM-BUNG-KARNO.jpg

Presiden Soekarno disambut oleh PresidenKennedy dalam lawatannya ke Amerika98

Page 80: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Pada awalnya Indonesia berniat untuk melakukanpengadaan persenjataan sebagai persiapan menghadapaiBelanda di Irian Barat dengan membeli peralatan militerdari Amerika Serikat. Pada tahun 1956 Soekarnomengadakan kunjungan ke Washington dan kemudianmemesan persenjataan militer senilai 20 juta dollar. Tapikebijakan politik luar negeri Amerika Serikat yangcenderung mendukung Belanda sebagai sekutu membuatkongres Amerika menahan untuk tidak menjualnyakepada Indonesia99. Amerika, meski menyatakan sebagaipihak yang netral dalam masalah Irian Barat, tidak dapatdipungkiri berada di pihak Belanda. Seperti yangdikatakan oleh duta besar Amerika untuk Indonesia H.PJones saat itu100 :

“Belanda adalah sekutu NATO. Amerikamemerlukan dukungannya dalam berbagai masalahpenting dalam forum PBB. Amerika tidak punyaikatan erat dengan Indonesia. Sedangkan secaratradisi Amerika punya ikatan sejarah, kebudayaan,dan persahabatan dengan Belanda. Oleh karena ituAmerika lebih dekat dengan Belanda. Mengapaharus mengambil resiko dengan mundurnyaBelanda dari NATO. Persahabatan dengan Belandatelah terjalin selama ini, sedangkan denganIndonesia tidak ada kepastian”

Pemerintah Amerika saat itu juga mencium maksudSoekarno yang hendak membeli peralatan militer dariAmerika dengan tujuan akan digunakan dalam persiapankonfrontasi menghadapi Belanda dalam sengketa wilayah

99Jules Archer (2006), Kisah Para Diktator (Judul Asli : The Dictators, Fascist,Communists, Despots and Tyrans-The Biographies of “The Great Dictator” ofModern World. 1967 ). Yogyakarta : Penerbit Narasi. Hal 225.100Hadi Soebadio, Op Cit. Hal 132.

Page 81: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

5 9

Irian Barat. Disisi lain, ketakutan Amerika akan semakinmeluasnya paham komunis diberbagai wilayah penjurudunia, mau tidak mau menjadikan upaya membendungpaham komunis itu sebagai prioritas utama kebijakankeamanan luar negeri Presiden Amerika saat itu, DwightEisenhower. Di China sebagai contoh, gerilyawan komunisakhirnya berhasil merebut kekuasaan, menyingkirkankaum nasionalis dan mendirikan Negara China Komunis.

Bagi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat saat itu,John F. Dulles101, situasi politik Indonesia sama seperti diChina, sebelum negara China Komunis berhasil didirikanoleh Mao Zedong. Kaum komunis di Indonesia semakinkuat dan berpengaruh. Dalam pemilu 1955, PKI menempatiurutan ke empat sebagai partai terbesar di Indonesia. Halitu menambah kekhawatiran bagi Amerika Serikat,terlebih lagi Presiden Soekarno semakin dekat denganpimpinan PKI seperti Aidit. Bagi Amerika, Soekarno yangcenderung berpihak pada komunis membuat merekaberpikir ulang untuk memberikan persetujuan terhadappermintaan pengadaan senjata untuk militer Indonesia.Selain itu, berdasarkan pendapat dari Dr. H.V Evart,Menteri Luar Negeri Australia yang juga merupakansekutu dari Amerika dan Belanda mengatakan bahwaAustralia menganggap kepulauan tersebut (WilayahPapua) sebagai wilayah perisai pertahanannya. Olehkarena itu Australia tetap mengharapkan Belanda untukberkuasa, daripada wilayah itu diserahkan pada sebuahrezim (pemerintahan Soekarno) yang tampaknyamenunjukkan tanda-tanda memasukkan unsur komunisdidalamnya102.

101 F. Gardner, Op.Cit., Hal.265.102 Robin Osborne, Op. Cit., hal 32.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 82: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat padamasa pemerintahan Eisenhower juga memberipertimbangan bahwa betapa pentingnya Indonesia baiksecara strategis lokasi, penduduk, dan sumber dayaalamnya. Jika Indonesia sampai jatuh ke tangan Komunis,maka hal ini akan berimplikasi serius pada keamananAmerika Serikat103. CIA (Central Intelligence Agency) yaitudinas rahasia Amerika Serikat, juga mulai menyadaribetapa berharganya Indonesia untuk kepentingan AmerikaSerikat ke depan. Indonesia memiliki cadangan minyaksekitar 20 miliar barel sementara itu Indonesia sedangdipimpin oleh seorang Soekarno yang tidak mau tundukpada Amerika dan gerakan komunis di Negara itu sedangmenuju kepada kebangkitannya104.

Untuk mencegah Indonesia semakin condong kepihak Komunis, atas saran Duta Besar Amerika untukIndonesia pada saat itu Hugh S. Cumming, Amerika Serikatmengundang Presiden Soekarno untuk bertandang keWashington. Tujuanya adalah untuk mempengaruhiSoekarno agar berpaling dari pihak komunis dan berpihakpada blok Amerika. Cumming beralasan kalau Washingtonmerangkul Soekarno dengan erat, sikap Amerika terhadapmasalah Irian Barat tidak perlu diubah. Dengan sedikitmembesar-besarkan hubungan pribadinya denganSoekarno, Cumming yakin tanpa harus mengubahkebijakan Amerika Serikat terhadap isu Irian Barat iasanggup membujuk Soekarno untuk mendekati Amerika

103 Ibid, hal 229.104 Tim Weiner (2008), Membongkar Kegagalan CIA. Jakarta: Penerbit PT GramediaPustaka Utama. Hal 180.

Page 83: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 1

Serikat dengan dukungan kuat Amerika, Soekarno akanmenjauhi PKI105.

Ketika bertandang ke Amerika pada Mei 1956 itulahSoekarno tetap tidak lupa pada cita-citanya untuk segeramengembalikan wilayah Irian Barat kepada Indonesia.Pada setiap pidatonya di hadapan pejabat maupun publikAmerika ia terus-menerus menyinggung tentang IrianBarat. Soekarno menyampaikan harapannya agar Amerikamemberi dukungan spiritual dan politis terkait sengketawilayah Irian Barat. Namun, kunjungan kenegaraanpertama ke Amerika pada tahun Ini ternyata tidakmembuahkan hasil yang menyenangkan bagi Soekarno.Bantuan Kredit yang didapat paling banyak hanya sebesar15 Juta US Dolar. Soekarno juga kecewa karenapermintaan Kepala Staf Angkatan Daratnya saat itu, -yakni Jenderal Nasution-, untuk membeli peralatan dansuku cadang senjata bagi pembangunan kekuatan mliterIndonesia tidak dipenuhi. Menteri Luar Negeri AS, JohnF. Dulles, kemudian menyarankan Eisenhower untuktidak mengabullkan permintaan pembelian senjata yangdiajukan oleh Soekarno. Sebab menurut Dulles persetujuanpengiriman senjata Amerika Serikat ke Indonesia akanmenjadi sangat provokatif bagi sekutunya, tentu Belandakhawatir jika senjata itu dipergunakan untuk menyerangkedudukan mereka di Irian Barat melalui jalur kekuatanmiliter106.

105 Audrey R. Kahin & George McT. Kahin (1997), SUBVERSI SEBAGAI POLITIKLUAR NEGERI-Menyingkap Keterlibatan CIA di Indonesia (Judul Asli : Subversion asForeign Policy-The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia), terj. Dr.R.Z. Leirissa.Jakarta: Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti. Hal. 100.106 Ibid, Hal. 102

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 84: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Ketidaksediaan Amerika Serikat dalammemberikan bantuan persenjataan kepada Indonesia jugadampak tekanan yang dilakukan Belanda terhadapAmerika Serikat, untuk terus konsisten membantuBelanda mempertahankan wilayah Irian Barat. MelaluiMenteri Luar Negeri-nya Dr Joseph Luns, Belandameminta kepastian untuk tidak memberi senjata kepadaIndonesia dan tetap mendukung Irian Barat sebagai bagiandari wilayah Belanda. Seperti yang termuat dalam uraiandiplomatik yang disampaikan Luns kepada Dulles tanggal1 Oktober 1958, beberapa hal pokok yang disampaikanLuns kepada Dulles itu diantaranya107:

- Pembatasan Pengiriman Senjata kepada Indonesia.

Dalam rangka menjamin penentuan pendapat umumdi Belanda, dirasakan kebutuhan untuk:

1. Persetujuan pada bagian pemerintah Amerikatidak mengirimkan persenjataan ke Indonesia,yang dapat digunakan untuk penyeranganterhadap Irian milik Belanda. Walaupun tidakselalu dalam hal khusus menarik suatu perbedaanantara senjata berat dan persenjataan lain. Suatuhal jelas bahwa dalam kemungkinan uatupenyerangan terhadap Irian milik Belanda,beberapa macam senjata dapat dimaksudkansebagai senjata berbahaya

2. Suatu pernyataan oleh Perwakilan Amerika Serikatpada NATO. Persemakmuran Atlantik Utara, halmana dapat mempengaruhi persenjataan olehanggota persemakmuran lain kepada Indonesia,

107 Dr. P.B.R de Geus (1984), Masalah Irian Barat (Aspek Kebijakan Luar Negeri danKebijakan Militer). Penerbit:Yayasan Jayawijaya. Hal. 261.

Page 85: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 3

dan dalam setiap hal mencegah semua anggotapersemakmuran Atlantik utara mengirim senjataberat ke Indonesia.

- Irian adalah Bagian Belanda

Kita menganggap penting bahwa cara baik dibangununtuk mencegah serangan Indonesia terhadap Irianmilik Belanda. Pemerintah Belanda untuk itu inginmendapat penjelasan dari Pemerintah Amerika Serikatsebagai akibat bahwa penyerangan bersenjatamelawan Irian tidak akan diterima oleh Amerika.Penjelasan itu mungin mengikuti garis-garis berikutini. Pemerintah Amerika sesuai dengan kebijaksanaanditetapkan Amerika, adalah kuat dilawan kepadapemakaian apa saja dari kekuatan melawan integritasdari Irian milik Belanda. Andai saja Belanda terpaksauntuk menyerang bersenjata di bagian dunia ini,Pemerintah Amerika Serikat tidak akan gagalmempergunakan semua cara membungkam agresi.

Amerika tetap tidak bisa mengabaikan bahwaBelanda adalah sekutunya di NATO, sehingga membuatAmerika tutup mata terhadap permintaan PresidenSoekarno terkait pembelian senjata ataupun permintaandukungan Amerika kepada Indonesia terkait masalah IrianBarat. Dalam sidang umum PBB, Amerika Serikat berkali-kali menggagalkan resolusi penyelesaian sehinggasengketa wilayah Irian Barat tidak pernah terselesaikan.Sebagaimana terlihat dari ucapan Asisten Menteri LuarNegeri Amerika, Walter S. Robetson, saat itu108 :

108 Walter S. Robertson, transkrip wawancara yang direkam 23 dan 24 Juli 1965,The John Foster Dulles Oral History Project, Princeton University Library. Dikutipoleh F. Gardner, Op.Cit., hal 235.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 86: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

“Kami sangat kuat berpendirian bahwa tentangpersoalan ini, yang melibatkan sebuah sekutuyang terpercaya (Belanda) dan suatu Negarayang kami harapkan akan menjadi sekutu(Indonesia). Dan kedua-duanya bersikappsikopatis terhadap isu tersebut. Bahwa posisikami yang terbaik adalah tetap bersikap netral”

Meski terkesan netral, namun pilihan Amerika inicenderung menguntungkan pihak Belanda, sebab karenatidak ada penyelesaian, secara de facto Belanda tetapberkuasa atas wilayah Irian Barat. Inilah membuatPresiden Soekarno kecewa terhadap Amerika Serikat.

Setelah kunjungannya ke Washinton Mei 1956 itu,Soekarno ternyata juga mengadakan lawatan ke China danSovyet. Bagi Amerika sikap Indonesia itu dianggapcenderung semakin dekat kepada negara-negara blokkomunis. Akhirnya setelah gagal berusaha mempengaruhiSoekarno melalui cara halus agar berpihak pada blokAmerika lewat undangannya ke Washington. PresidenEisenhower lewat CIA-nya memakai cara lain. Kali iniAmerika berusaha menggulingkan stabilitas pemerintahandi Indonesia dengan cara ikut mensponsori dan membantupemberontak-pemberontak daerah di Indonesia yang tidakpuas terhadap kinerja pemerintah Pusat. PresidenEisenhower mengatakan bahwa sulit mengajak Indonesiauntuk ikut berpihak pada blok Amerika sebab figurSoekarno sangat kuat, dan ia terus menggulirkan idetentang demokrasi terpimpin yang beraliran sosialisme.Oleh karena itu ia lebih senang melihat Indonesia pecahmenjadi segmen-segmen yang lebih kecil daripadanantinya jatuh di bawah dominasi komunis yang semakin

Page 87: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 5

kuat109. Yang patut juga dicatat juga adalah ketidaksukaanAmerika pada saat dipimpin Eisenhower adalah pribadiSoekarno yang lama kelamaan semakin mesra denganpihak komunis Indonesia. Oleh karena itu kemudian CIAmenjalankan berbagai macam operasi terselubung baikuntuk membunuh Presiden Soekarno ataupun untukmencapai tujuan memecah belah Indonesia.

Tidak aneh jika pada November 1957 terjadipercobaan pembunuhan yang ditujukan kepada PresidenSoekarno. Peristiwa itu terkenal dengan peristiwa Cikini.Sejumlah bukti kuat ditemukan bahwa ada keterlibatanpihak asing dalam peristiwa percobaan pembunuhanterhadap Soekarno itu. Dalam sebuah kesempatan pidatodidepan massanya, Soekarno secara tegas menudingketerlibatan Amerika melalui dinas intelejennya yakni CIAsebagai dalang. Sadar pihak Soekarno telah menciumperan CIA yang berupaya untuk membunuhnya, Amerikakemudian banting stir dengan membantu pemberontakandi daerah untuk menggulingkan Soekarno110.

Pemberontakan yang dibantu oleh Amerika adalahpemberontakan PRRI/Permesta. Pemberontakan iniberasal dari golongan perwira tentara yang berada di luarwilayah Jawa yang tidak puas terhadap kepemimpinanSoekarno. Gagasan Soekarno tentang konsep demokrasi

109 F. Gardner, Op.Cit., hal 266.110 Belakangan tuduhan Soekarno terbukti benar. Dalam satu sesi pertemuanKomite Intelijen Senat AS yang diketuai Senator Frank Church dengan RichardBissel Jr (mantan wakil direktur CIA bidang perencanaan operasi) 22 tahunkemudian terungkap bahwa memang Soekarno saat itu sudah masuk dalam hit listdirektur CIA kala itu, Allan Dulles. Kisah operasi terselubung CIA untukmenggulingkan Soekarno dilihat dalam Majalah Angkasa Edisi Koleksi XXIV.Dirty War (Mesiu di Balik Skandal Politik dan Obat Bius). Edisi April 2005. Hal 44-48.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 88: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

terpimpin ditolak oleh daerah-daerah yang merasa tidakdiperhatikan oleh pemerintah pusat ditambah semakinburuknya perekonomian Indonesia. Akibatnya pimpinanatau perwira tentara di beberapa daerah Sumatera sertaSulawesi melakukan pemberontakan dan menyatakankeadaan darurat perang bagi seluruh Indonesia.Puncaknya adalah ketika disiarkannya deklarasi PiagamPerjuangan Rakyat Semesta oleh Letkol Ventje Soemoealdi Sulawesi Utara. Amerika serikat terlibat ataumendukung usaha pemberontakan ini, yang nampakketika para pemberontak berusaha mencari dukunganAmerika, dengan dalih mempunyai perasaan anti-komunis. Sementara itu pada saat yang bersamaanpermintaan Indonesia untuk membeli senjata dariAmerika guna menumpas pemberontakan ditolak olehkongres Amerika, meski telah mendapat rekomendasidari duta besar Amerika di Indonesia111.

Memanfaatkan perwira-perwira angkatan darat didaerah-daerah (Sumatera, Sulawesi) yang kecewaterhadap pusat dan khawatir terhadap perkembangan PKI,pemerintah Amerika segera memberi bantuan logistik danperalatan perang untuk membantu para perwira daerahtersebut untuk memberontak. Melalui pejabat konsulatAmerika di Medan, Dean Almy, bergerak cepat denganmemberikan bantuan tahap awal sebesar 50.000 US Dollar.Setelah itu realisasi melengkapi 8.000 tentara pemberontakdengan senjata juga dilakukan. Militer AS terus melakukandropping bantuan senjata kepada pemberontak denganmemakai pesawat-pesawat angkut amfibi yang disewaCIA dalam rangka membawa senjata dan logistik yang

111 Hadi Soebadio. Op Cit. Hal 69-71.

Page 89: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 7

mempunyai tujuan mendarat di Danau Singkarak (SumatraBarat) dan Danau Tondano (Sulawesi Utara). Diluar halitu Amerika juga menyiapkan skenario lain yakni Amerikajuga telah menggerakkan Armada Pasifiknya untukmerapat ke Indonesia. Dalam armada ini diikut sertakansatu divisi marinir Amerika yang juga disiagakan.Skenarionya adalah AS meminta para pemberontak jikaterdesak diminta untuk meledakkan kilang minyak Caltexdi Dumai, Riau. Dengan dalih mengamankan instalasiperusahaan minyak milik Amerika inilah militer Amerikayang disiagakan tadi dapat masuk dan mengintervensi(bahkan bisa terus merangsek ke Jakarta)112.

Setelah merasa kuat tentara pemberontak segeramengumumkan terbetuknya Pemerintahan RevolusionerRepublik Indonesia pada tanggal 15 Februari 1958. Jakartabereaksi dengan mengirimkan pasukan untuk menghabisiseluruh pemberontak. Perlawanan pemberontak akhirnyadikalahkan bahkan sebagian besar senjata bantuanAmerika secara utuh dan dalam jumlah besar berhasildisita oleh TNI. Tidak hanya sampai disitu, semua rencanayang dirancang Amerika mulai berantakan ketika AllanPope, seorang pilot sewaan CIA yangberkewarganegaraan AS tertangkap setelah pesawatnyajatuh ditembak angkatan udara RI. Melalui mulut AllanPope dan dokumen-dokument yang berhasil disita, semuainformasi tentang rencana Amerika dan CIA terhadapIndonesia terkuak. Ternyata pemberontakan tidakbertindak sendiri tapi dibantu habis-habisan oleh AmerikaSerikat yang punya maksud menggulingkan kekuasaanPresiden Sokarno dan memecah belah Indonesia.

112 Majalah Angkasa. Dirty War (Mesiu di Balik Skandal Politik dan Obat Bius). Hal44 - 48.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 90: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Dengan tertangkapnya Allan Pope ini situasi jadiberbalik dan tidak menguntungkan bagi AS lagi untukmeneruskan dukungan terhadap para pemberontak. Tidakmau lebih jauh kehilangan muka, Amerika menawarkankesepakatan-kesepakatan pada Soekarno sehinggaSoekarno dengan lihai memanfaatkan kesempatan iniuntuk melakukan manuver politiknya113. Dengan amunisibaru ini Soekarno terus menerus berpidato didepan rakyatIndonesia bahwa Indonesia dihadapkan pada agresi dariluar yang bertujuan menggagalkan cita-cita kemerdekaanIndonesia dan berseru kepada rakyatnya agar tidakbimbang di dalam menghadapi pemberontakan parapetualang dan agresor asing114.

Terungkapnya fakta ini menjadikan situasi berbalikdan tidak menguntungkan bagi AS lagi untuk meneruskandukungan terhadap para pemberontak. Allan Popemenjadi jaminan sehingga Soekarno punya daya tawarpolitik yang tinggi terhadap Amerika. Sementara rakyatdi dalam negeri Indonesia terus menuntut untukmenghukum mati Allan Pope akibat ulahnya yangmenewaskan banyak korban sipil. Presiden Eisenhoweryang malu karena usahanya intervensinya ketahuan,meminta warganya itu segera dibebaskan, namunSoekarno menjadikan momen itu sebagai permainanpolitiknya. Soekarno tidak mau melepaskan Allan Popesecara gratis.

Soekarno memaksa Amerika untuk berhentimemberi dukungan pada pemberontak PRRI/Permestadan kemudian memberikan bantuan ekonomi dan

113 Ibid.114 F. Gardner, Op. Cit, hal 321.

Page 91: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

6 9

militernya kepada pemerintah Indonesia. Kejadian-kejadian yang menunjukkan keterlibatan Amerika dalammenyokong pemberontakan PRRI/Permesta semakinmenyudutkan Amerika sehingga kedudukannya serbasalah. Jika menolak permintaan pembelian senjata dariIndonesia, Indonesia akan membeli senjata dari pihaklawannya, yaitu Uni Sovyet. Terlebih jika tetapmendukung pemberontak, maka hubungan Amerikadengan Indonesia juga akan semakin renggang bahkansecara pasti Indonesia akan masuk pada blok Sovyet.Maka, jelas tidak ada pilihan lain bagi Amerika kecualisegera menghentikan dukungan pada pemberontak danmemberi bantuan ekonomi dan militer kepada Indonesiaseperti yang diminta oleh Soekarno.

Setelah melalui tarik ulur yang sangat panjangakhirnya Soekarno membebaskan Alan Pope115, dengantebusan yakni pemberian bantuan militer senilai 7-22 jutaUSD, melengkapi 21 Batalyon atau sekitar 16.000 tentaraIndonesia dengan senjata lengkap terbaru buatan AmerikaSerikat. Selain itu juga Amerika menghentikanembargonya ke Indonesia dengan dibukanya kembalipinjaman-pinjaman Bank Ekspor-Impor yang semula diblokir oleh Amerika, pengiriman beras sebanyak 37.000ton serta masih banyak lagi. Bahkan Indonesia mendapathadiah armada pesawat angkut berat terbaru milikAmerika C-130B Herules sebanyak 10 buah. Saat itu takada yang menduga bahwa pesawat-pesawat angkut beratitu 2 tahun kemudian berperan besar dalam melawanBelanda di Irian Barat116.

115 Allan Pope sendiri akhirnya dibebaskan pada tanggal 2 Juli 1962.116 Atmadji Sumarkidjo, Op.Cit., hal xxii

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 92: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Kemudian dengan maksud memperbaiki kembalihubungan diplomatik dengan Indonesia yang memburukpasca terungkapnya keterlibatan Amerika Serikat dalammembantu pemberontakan PRRI/Permesta, -melaluiAsisten Atase Militer Amerika yakni Mayor Benson yangberkedudukan di Kedutaan Besar-, Amerika mencobaberdialog dengan beberapa perwira angkatan darat. Halitu dilakukan dengan mengundang perwira angkatandarat117 untuk mengunjungi Pusat Komando Amerika diPasifik (CINPAC), dalam acara kunjungan itu turut puladihadiri utusan-utusan dari pakta-pakta militer yangmerupakan sekutu Amerika, seperti SEATO (South EastAsia Treaty) dan ANZUS (Australia, New Zealand,United States). Maksud lain dari kunjungan itu adalahmerayu militer Indonesia sekaligus untukmendemonstrasikan kekuatan pasukan Amerika dengantujuan militer Indonesia jangan punya gagasan untukmencoba kekuatan Amerika dan sekutunya. Selanjutnyasebagai kunjungan balasan untuk menunjukkan sikapbersahabat Amerika Serikat, Kepala Staf Angkatan DaratAmerika Jendral Maxwell Taylor dikirim untukberkunjung ke Jakarta. Disinilah Soekarno mengirimKolonel Ahmad Yani untuk melakukan pendekatan baruterhadap Amerika terkait pengadaan senjata untukmembangun kekuatan militer Indonesia118.

117 Alasan mengapa Amerika mendekati Angkatan darat dikarenakan Amerikamenganggap hanya angkatan darat lah yang punya pandangan dan haluan samadalam menyikapi kelompok komunis di Indonesia (sama-sama anti komunis).Oleh karena itu melalui angkatan darat dapat dijadikan pintu masuk untukmemperbaiki hubungan diplomatik yang retak paska terungkap keterlibatanAmerika dalam pemberontakan PRRI/Permesta. Selajutnya yang dikirim dalammisi itu adalah Kolonel Gatot Subroto yang saat itu menjabat sebagai WakilKepala Staf Angkatan Darat.118 Dr. Hidayat Mukmin (1991), TNI Dalam Politik Luar Negeri. Jakarta: Pustaka SinarHarapan. Hal. 56.

Page 93: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 1

Para Menteri Luar Negeri Australia dan Belanda diWashington segera mengajukan protes kepada Pentagonterkait pemberian senjata tersebut. Sebab mereka khawatirhal itu akan meningkatkan kekuatan militer Indonesia.Namun Amerika menjawab bahwa itu hanya bantuantaktis saja, dan menurut Amerika hanya dapat dipakaiuntuk keperluan defensive saja, itupun tidak diambilkandari Pentagon tapi dari arsenal CINPAC di Hawaii119.Kesemua pemberian itu pemerintah Amerika berikanuntuk mengobati kekecewaan Soekarno yang secara jelastelah menelanjangi maksud buruk Amerika terhadapIndonesia. Sehingga Soekarno tidak langsung memutuskanhubungan diplomatik dan bergabung pada blok Sovyet.Pemberian ini terus berlangsung sampai terjadinyapergantian Presiden di Amerika Serikat, yakni ketika JohnF. Kennedy menggantikan Eisenhower.

Hingga akhirnya pada 5 Juli 1959 dekrit Presidendiumumkan dan semenjak saat itu kekuasaan mutlak adapada Soekarno. Otomatis seluruh kebijakan Luar negeriIndonesia juga berada ditangan Presiden Soekarno, selakukepala Negara dan kepala pemerintahan. Soekarno berniatmempersatukan seluruh elemen Nasional agarmengabaikan pertikaian internal di kalangan mereka danbersama-sama bersatu untuk mencapai tujuan nasional,yakni menghadapi kelompok neo-kolonialisme sepertiBelanda yang masih ingin berkuasa di wilayah Indonesia.Di dalam negeri Indonesia sendiri, Soekarno yang sangatgetol menyuarakan anti neo-kolonialisme dan anti neo-imperialisme memang memerlukan dukungan kaumkomunis yang sejalan dengan ide-ide Soekarno. Lebih

119 Dr. Hidayat Mukmin, Loc Cit.,hal 56.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 94: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

lanjut lagi, dukungan PKI sangat diperlukan dalam rangkamempertahankan kekuasaannya dalam situasi pasca dekritPresiden 1959. Khususnya untuk mengimbangi pengaruhmiliter (Angkatan Darat) di pentas politik Indonesia.Selama kurun waktu itu Presiden Soekarno hanya memilikikekuatan kecil saja yang terorganisir dengan baikselebihnya hanya mengandalkan kekuatan kharismanyadalam memikat massa yang tentu saja tidak terorganisir,sedangkan tentara memiliki kekuatan yang sangatterorganisir sangat baik. Karena kurangnya kekuatanpendukung yang terorganisir itulah, maka Soekarnodalam menghadapi bahaya lebih bergantung pada tentaradaripada sebaliknya. Hal itulah yang mendasari mengapaSoekarno berusaha mengimbangi kekuatan terorganisirmilik tentara dengan mencari dukungan kepada partaipolitik, dan partai yang dipilih oleh Soekarno adalah PKI120.

Padahal bagi tentara, khususnya Angkatan Daratkedekatan Soekarno dengan PKI adalah sebuah hal yangmeresahkan, sebab tentara masih mencurigai komunisberupaya merebut kekuasaan persis seperti yangdilakukannya dalam insiden Pemberontakan PKI diMadiun tahun 1948. Meski demikian Pertentangan politik

120 Mengapa Soekarno memilih PKI ? dalam bukunya Soekarno dan Militer, HerbertFeith mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemilu yang diadakan di Jawapada 1957, PKI merupakan partai terbesar. Kedua, PKI mempunyai kelengkapankeorganisasian yang baik, luas dan cermat hingga menjangkau banyak massa. Mulaidari penduduk desa hingga kelas-kelas bawah di perkotaan. Ketiga, yaitu PKIdianggap paling mampu dan tangkas dalam mengerahkan massa pendukungnyakepada rapat-rapat umum dimana Soekarno berbicara. Sebagai timbal baliknya,PKI meminta perlindungan Soekarno terhadap tindakan-tindakan represif tentaradalam hal ini adalah angkatan darat yang ditujukan kepada PKI. Sebab, PKImenganggap Soekarno masih bisa mengendalikan angkatan darat . Baca Feith,Herbert (2001), Soekarno dan Militer (Dalam Demokrasi Terpimpin). Jakarta : PustakaSinar Harapan.

Page 95: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 3

antara TNI (angkatan darat) dengan PKI, untuk sementaradapat di singkirkan oleh Soekarno, karena memfokuskandiri untuk bersama-sama melawan musuh dari luar danmewujudkan kepentingan nasional, yakni mengusirBelanda dari wilayah Irian Barat.

Ketika pada tahun 1960, saat menghadiri sidangumum PBB di Amerika, Soekarno sekali lagi membujukAmerika untuk membantunya memenangkan sengketawilayah Irian Barat terhadap Belanda. Soekarnomengatakan bahwa dukungan Amerika Serikat terhadapisu ini merupakan pengobatan segala sesuatu yang sakitdalam hubungan diplomatik antar dua negara diwaktusebelumnya (Intervensi Amerika dalam membantupemberontak di daerah). Bagi Amerika saat itu figurSoekarno yang lebih condong kepada kaum komunis (PKI)membuat pihak Amerika berhati-hati dalam memberikanbantuan, termasuk bantuan untuk memperkuat kekuatanmiliter Indonesia. Figur seorang Soekarno cenderungdianggap sebagai batu sandungan bahkan musuh potensialAmerika dalam usahanya melawan hegemoni ideologikomunis yang berkembang pesat yang saat itu dipimpinoleh Sovyet. Namun Presiden Amerika Eisenhower,sampai akhir masa jabatanya sebelum digantikan olehJohn F. Kennedy pada tahun 1961 tetap tidak merubahgaris kebijakan luar negerinya, sebab Amerika pada saatyang sama juga terus di tekan oleh Belanda.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 96: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Beralih kepada Uni Sovyet

Ketika permasalahan Irian Barat mulai diangkatkembali oleh Soekarno akibat Belanda yang tidak segeramenyerahkan wilayah itu kepada Indonesia pascapenandatanganan Perjanjian KMB122, serta kegagalanmendapatkan pengadaan senjata dari Amerika, Soekarnomulai berpaling kepada Sovyet. Usaha diplomatik yangdilakukan Indonesia selalu saja menemui jalan buntu akibatteguhnya niat Belanda untuk mempertahankan wilayahitu. Hingga akhirnya, melalui Trikora, Soekarnomengultimatum Belanda untuk bersiap-siap menghadapiIndonesia yang akan merebut kembali wilayah Irian Baratdengan memakai cara militer.

Hubungan bilateral resmi Indonesia-Uni Sovyetdimulai ketika masa pemerintahan kabinet AliSastroamidjojo di gantikan oleh kabinet Wilopo padatanggal 1 Agustus 1953. Saat itulah kabinet Wilopomemutuskan untuk mengadakakan hubungan bilateralresmi dengan Uni-Sovyet. Keinginan itu terkabul ketikaMentri Luar Negri Sovyet, Molotov setuju terhadap haltersebut dengan menyetujui penunjukan duta besarIndonesia ke Moskow. Pada tanggal 13 April 1954, dutabesar pertama yang ditunjuk dari Indonesia untuk Rusiayakni Subandrio berangkat dengan mandat untukdisampaikan pada Presiden Voroshilov.

Dokumen pertama, yang merupakan suatu hasilperiode awal dalam hubungan diantara Uni Soviet danIndonesia adalah Pernyataan Bersama Uni Soviet –Indonesia yang ditandatangani pada tanggal 11 September

122Dalam Perjanjian KMB tahun 1949 disebutkan masalah Irian Barat akandiselesaikan paling lama 1 tahun sejak penandatanganan. Namun sudah lebih dari10 tahun Belanda mengulur-ulur waktu tidak berniat menyelesaikannya.

Page 97: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 5

1956 di Moskow. Pernyataan itu dilakukan oleh Wakil SatuMenteri Luar Negeri Uni Soviet A.A.Gromyko danMenteri Luar Negeri Indonesia R. Abdulgani. Isidokumen tersebut membuktikan bahwa hubungandidirikan atas dasar lima prinsip yang diketahui olehseluruh dunia, yaitu saling menghormati keutuhan teritoridan kedaulatan, tidak menyerang, tidak mencampuriurusan dalam negeri masing-masing negara, persamaandan saling menguntungkan, hidup berdampingan secaradamai123.

Sejak awal pemerintah Uni Sovyet memangmenunjukkan dukungannya terhadap Indonesia terkaitsengketa wilayah Irian Barat antara Indonesia denganBelanda. Ketika Indonesia akhirnya memutuskanhubungan Uni Indonesia-Belanda, yang merupakanproduk kesepakatan KMB. Uni Sovyet langsungberkomentar bahwa hal tersebut kemenangan yang barudan signifikan terhadap perjuangan Indonesia menujukemerdekaan. Selain itu di radio Moskow beritapemutusan Uni Indonesia-Belanda disebut sebagaipukulan lain terhadap kolonialisme yang ada di Asia.Bahkan pada saat dilakukan nasionalisasi besar-besaranterhadap perusahaan-perusahaan Belanda sebagai bentukperlawanan ekonomi terhadap Belanda, seorang pakarEkonomi Sovyet A. Baturin menilai bahwa programnasionalisasi itu sebagai usaha menghilangkan semuapeninggalan kolonialisme dan pembangunan ekonominasional yang mandiri124.

123Kedutaan besar Russia untuk Indonesia, atau bisa dilihat pada: http://www.majalah-historia.com/majalah/historia/berita-250-perjanjian-diplomatik-yang-dilupakan.html124Bilveer Singh (1994), Bear and Garuda (Sovyet-Indonesian Relation: From Lenin toGorbachev). Jogjakarta :Gadjah Mada University Press. Hal 153-154.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 98: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Bisa dikatakan sejak awal memang Uni-Sovyetmendukung Indonesia terhadap usahanya merebutkembali wilayah Irian Barat. Soekarno yang sebelumnyagagal membeli senjata dan mendapat dukungan dariAmerika Serikat demi tujuannya merebut Irian Baratkemudian berpaling ke Uni Sovyet. Soekarno pertama kalimengunjungi Uni Sovyet dari tanggal 23 Agustus sampai12 September 1956. Dimana juga dalam kunjungan itumerepresentasikan sebuah langkah peningkatan dalamhubungan Indonesia dan Sovyet ke depan. BeralihnyaSoekarno ke Sovyet dari Amerika saat itu membuahkanhasil. Pemimpin Uni Sovyet, Nikita Kruschev pada saatitu telah mendeklarasikan dukungannya kepada Indonesiadalam usaha perjuangan mengembalikan daerah Irianmenjadi milik Indonesia125.

Gambar 3.2 : Pertemuan Presiden Soekarno denganPM Nikita Kruschev126

125Ibid., Hal 163.126 Lihat di http://3.bp.blogspot.com/_CMpZz5b_wLQ/TQtz1xsG_I/AAAAAAAABIk/FMMlcQKEyxk/s1600/Khrushchev%2B3.10.1960.jpg

Page 99: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 7

Soekarno sendiri sebenarnya memang lebih condongkepada Uni Sovyet secara pribadi. Selain karenaterkuaknya rencana busuk Amerika di Indonesia padatahun 1958 yang mendukung pemberontakan daerah diIndonesia, juga secara pribadi Amerika (pada saatpemerintahan Presiden Eisenhower, sebelum diganti OlehPresiden John F. Kennedy) tidak banyak memberikankesan baik ataupun ikhtikad baik kepada Soekarnoataupun Indonesia. Soekarno mengungkapkannya ketikamembandingkan penyambutannya saat di Washingtondengan penyambutannya saat di Moscow pada tahun yangsama, tahun 1956 :

“Di Moscow, 150 orang musisi yang memainkanlagu Indonesia Raya menyambut saya di lapanganudara walaupun saya tiba dengan pesawat Amerika.Saya meneteskan air mata kebanggaan. Banggabahwa Negara kami sudah sampai mendapatpenghormatan yang demikian. Dan sekarang,bangsa Amerika saya bertanya pada kalian, mengapaEisenhower tidak memberikan saya kehormatanyang sama? Mengapa Presiden kalian mengacuhkansaya, secara sengaja menolak dan menghinasaya?...Eisenhower tidak menjemput saya daripesawat-OK. Ia tidak menyambut saya di depanpintu Gedung Putih-saya kira masih OK. Tetapiketika ia membiarkan saya tunggu di luar di ruangdepan mendinginkan telapak kaki saya, itu benar-benar tidak OK”127.

Sekitar tahun 1956 saat pemerintahan Kabinet AliSastroamidjojo, -melalui Jendral Ahmad Yani-, telahmelakukan pendekatan dan berhasil menyetujui nilaikontrak pembelian peralatan militer kepada Negara-

127 Cindy Adams, Op.Cit., hal 295.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 100: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

negara anggota Blok Timur yakni Polandia danCekoslovakia seharga 80 juta dolar. Angkatan udaraIndonesia segera mengirimkan pilotnya untuk berlatih keCekoslovakia dan kemudian segera mendapatkan 30pesawat Mig-15 dari Negara itu. Sedangkan atas jasaPolandia sebagai penghubung dengan pihak Rusia,Indonesia mendapatkan 2 kapal selam kelas Wiskhey.Pelatihannya awaknya sendiri dilakukan di Polandia,kedua kapal selam itu hadir pada tahun 1959 sertakemudian diberi nama RI Tjakra dan RI Nanggala128.Bahkan di tahun 1956 itu pula setelah kunjungan PresidenSoekarno yang pertama kali ke Moscow, Sovyet telahmenawarkan kredit senilai 100 juta dolar. Namun tawaranini tidak segera disetujui oleh parlemen Indonesia. Barupada tahun 1958 ketika proposal pembelian senjata kepihak Amerika tidak menampakkan hasil akhirnyaparlemen menyetujui bantuan tersebut dan mulailahperalihan kerjasama dilakukan dengan negara-negara blokkomunis termasuk Soviet129.

Indonesia baru mendapatkan bantuan peralatanmiliter dari Amerika dan Blok Barat pada tahun 1958.Sebelumnya, karena desakan Belanda yang juga sesamaanggota NATO tidak ada satupun bantuan militer baikdari Amerika ataupun Negara-negara anggota Blok Barat.

Bantuan militer yang diberikan Amerika padatahun 1958 itupun hanya sekedarnya seharga 7 juta dolarsebagai hasil diplomasi cerdas Presiden Soekarno terkait

128 Atmadji Sumarkidjo, Op.Cit., hal xxii129 Asian Survey, Vol.1, no.1 (Maret 1961). Dalam tulisan Guy J. Pauker “GeneralNasution’s Mission to Moscow”. Hal 13-22. Dapat diunduh dalam jurnal JSTORdengan alamat http://links.jstor.org/sici?sici=0004-4687%28196103%291%3A1%3C13%3AGNMTM%3E2.0.CO%3B2-T

Page 101: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

7 9

penangkapan Allan Pope atas aksinya mendukungpemberontak di Indonesia.

Pasca terjadi perubahan orientasi kerjasama militerdari Blok Barat ke Blok Timur, arus pengiriman peralatanmiliter berat terus mengalir ke angkatan perang Indonesia.Ketika Nikita Kruschev mengunjungi Indonesia pada bulanfebruari 1960, tawaran kredit lunak senilai 250 juta dolarberhasil disepakati. Ditambah pelimpahan sejumlahbantuan yang berdampak besar termasuk 200 tempat tidurrumah sakit. Pada tahun bulan desember 1960, sebagaitindak lanjut dari dukungan Sovyet kepada perjuanganIndonesia merebut kembali wilayah Irian Barat, Soekarnomengutus Jendral A.H Nasution untuk bertolak keMoskow.

Hasilnya adalah, pemerintah Indonesia dan Sovyetsepakat mengadakan perjanjian jual beli senjata dengannilai kontrak senilai 2,5 miliar dollar Amerika denganpersyaratan pembayaran jangka panjang. Kontrakpenjualan senjata senilai 2, 5 miliar dolar itu kemudianterwujud dalam ratusan peralatan tempur canggih dariSovyet baik berupa pesawat maupun kapal perang.Kemudian hal tersebut diulangi pada tahun 1961, JendralNasution kembali dikirim langsung ke Moskow untukmenjajaki pengadaan senjata lebih lanjut dengan UniSovyet, dan kemudian menyetujui tambahan kontrakpengadaan senjata senilai perkiraan 450-500 juta dolar.Indonesia telah menjadi penerima bantuan militer non-komunis terbesar dari Blok Sovyet dan penerima bantuanekonomi terbesar setelah India dan Mesir130.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

130 Usha Mahajani, “Sovyet and American Aid to Indonesia 1948-1968”, (Athens, Ohio:Ohio University, Center for International Studies,1970, hal.16) dikutip oleh Dr.Michael Leifer. Op. Cit., Hal. 92.

Page 102: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Hal lain yang patut dicatat dalam pemberian kredityang dilakukan oleh Sovyet ini, perdana mentri Sovyetsaat itu dalam pidatonya di kongres partai ke 21 sekitarjanuari tahun 1959 mengatakan : “We do not engage in charity.The Sovyet Union gives help on a fair commercial basis”. Meskipemberian kredit ini secara terang-terangan dilakukan atasdasar pertimbangan komersil, namun secara politik Sovyetsangat-sangat mendukung dan berpihak pada Indonesiaterkait usaha merebut kembali salah satu wilayahnya daritangan Belanda. Melalui pidato Mikoyan yang termuatpada surat kabar resmi Sovyet Pravda, tanggal 7 Januari1961 dikatakan bahwa131 :

“Kita (Uni Sovyet) secara prinsipil adalah musuhdari kolonialisme. Lenin yang Agung mengajarkanpada kita untuk membantu dengan segala caraterhadap perjuangan orang-orang dari sebuah bangsayang terjajah untuk kebebasan dan kemerdekaanmereka. Dalam kasus inilah kita memenuhi tugasmulia yang diperintahan oleh Lenin. Kita sangatmemahami kegelisahan rakyat Indonesia yangdihadapkan sebuah fakta bahwa kolonialisme masihbercokol disalah satu wilayahnya (Irian Barat) dankita juga sangat paham kebulatan tekad rakyatIndonesia untuk menghilangkan masalah ini daritubuh cinta kebebasan serta tubuh kemerdekaanIndonesia…”.

Hal ini membuat Nasution, seorang jendral TNI-ADyang anti-komunis ternyata bersimpati dan sangatmenghargai terhadap apa yang dilakukan oleh Uni Sovyetini. Sebelum meninggalkan Moskow, di airport Nasutionsempat mengatakan “Kita orang Indonesia menemukan teman

131 Seorang soviet yang memimpin delegasi dalam negosiasi dengan pihak Indonesia.

Page 103: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 1

sebenarnya di Rusia”.132 Padahal diawal berpalingnyakerjasama pembangunan kekuatan militer Indonesiadengan berkiblat ke Uni Sovyet terasa ada keengganan,khusunya di kalangan Staf Umum Angkatan Darat yangdipimpin oleh Jendral Nasution. Di kalangan SUAD belumada pemikiran yang cukup matang untuk berpaling ke blokSovyet yang komunis, sebab kecurigaan angkatan daratterhadap paham komunis masih dominan. Saat itu pilihantetap dipatuhi demi keberhasilan perjuangan merebut IrianBarat133.

Selain itu Presiden Soekarno tidak lupamengingatkan perlunya pemahaman geografi yang luasagar bisa membangun pertahanan secara baik dan tepat :

“Saya menghendaki agar supaya kita semuanyasadar dan yakin, bahwa geopolitik kita akanmenentukan kita sebagai bangsa dari Sabang sampaiMerauke, dan bahwa untuk mempertahankan tanahair kita itu, kita harus mengetahui segala seluk belukdaripada bangsa Indonesia, tanah air Indonesia ini(geografi Indonesia)…Nah, kalau saudara-saudaratidak tahu atau tidak mau mempelajari geopolitikbangsa sendiri, bagaimana saudara bisa membangunsatu pertahanan yang baik”134

Kemesraan hubungan antar Indonesia dan UniSovyet ini kemudian terwujud dalam ratusan jenisperalatan militer yang langsung menaikkan kekuatantempur militer Indonesia secara drastis, khusunya bagiangkatan laut dan udaranya. Jika pada tahun 1960

132 Guy J. Pauker. Op. Cit., hal 15-17.133 Dr. Hidayat Mukmin, Loc Cit.,hal 59.134 Iman Toto K. Rahardjo dan Suko Sudarso (2010) Bung Karno (Masalah Pertahanan-Keamanan). Jakarta: Grasindo. Hal 367

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 104: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

kekuatan angkatan laut RI hanya dalam tataran moderatdan tidak cukup kuat untuk operasi lintas laut ke Irianapalagi menghalau kekuatan Belanda disana, maka padatahun 1961 kekuatan angkatan laut Indonesia telahmencapai tahap “mengerikan” jika diadu dengan kekuatanmiliter Belanda. Berikut adalah gambaran kekuatanangkatan laut Indonesia yang dimiliki dan dipersiapkanuntuk kampanye merebut Irian Barat melalui konfrontasimiliter.

Tabel 3.3 Kekuatan TNI-Angkatan Laut dalam konfrontasimerebut Irian Barat135

Jenis  Jumlah  Keterangan Kapal Selam  12 Kapal  Kelas Whiskey 

Kapal Penjelajah Berat  1 Kapal  Kelas Sverdlov, diberi nama KRI Irian. 

Fregat  8 Kapal  Kelas Riga Kapal Perusak  8 Kapal  Kelas Skory 

Kapal Penyerang Cepat berpeluru kendali 

16 Kapal  Kelas Komar 

Kapal Cepat Torpedo  14 Kapal  Kelas P‐6 Kapal pemburu kapal 

selam 16 Kapal  Kelas Kronstad 

Kapal Penyapu Ranjau  6 Kapal  Kelas T‐43 Kapal Meriam  18 Kapal  Kelas BK 

135 Majalah Angkasa Edisi Koleksi No.61. Kapal Perang Indonesia- Sejarah danPerkembangannya. Edisi September 2009. Hal 11.

Page 105: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 3

Gambar 3.4 : Kapal Selam ALRI buatan Uni Sovyet“Whiskey Class”136

Inilah yang ditakuti pihak Belanda dari kekuatanangkatan laut Indonesia, dimana kehadiran kapal selamtercanggih pada masa itu dari Sovyet, kapal selam yangdimaksud adalah kapal selam kelas Whiskey. Indonesiamemiliki kapal selam tipe ini sekitar 12 buah. Sebagaitambahan, Kapal-kapal selam kelas Wiskhey dari UniSovyet Ini telah dilengkapi torpedo paling canggih dizamannya. Tipe SAET-50, torpedo jenis baru yang dapatmencari sasarannya sendiri. Teknologi ini hanya dimilikioleh Amerika dan Sovyet saat itu, dan Indonesia satu-satunya di luar Amerika dan Uni Sovyet yang memilikitorpedo jenis tersebut137.

136 Lihat di http://indomiliter.files.wordpress.com/2012/01/armadakapalselamindonesia.png 137 Atmadji Sumarkijo, Op. Cit., hal xxix

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 106: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Selain itu angkatan laut Indonesia juga mendapatsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia saat itu,buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriamraksasa kaliber 6 inchi. Inilah KRI Irian, sebuah kapalperang yang memiliki bobot raksasa 16.640 ton denganawak sebesar 1270 orang termasuk 60perwira. Bandingkan dengan kapal-kapal terbaruIndonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1.600ton. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapalsekuat ini pada negara lain manapun, kecuali Indonesia138.

Gambar 3.5 : KRI Irian (Jenis Kapal Penjelajah Berat)139

KRI Irian adalah salah satu kapal kelas Cruiser palingberbahaya di dunia saat itu dan nyaris sebandingkekuatannya dengan kapal-kapal tempur terbaik Amerika,USS Iowa, USS Wisconsin, dan USS Missouri dari kelas

138 Tulisan Adi Wicaksono (Pemerhati Sejarah Politik dan Redaktur Global Tangsel) Artikel berjudul “Isu Papua dan Korelasinya Dengan Peta Kekuatan Militer di Era1960”. Bisa dilihat pada http://globaltangsel.com/rubrik/opini/baca/9/isu-papua-dan-korelasinya-dengan-peta-kekuatan-militer-di-era-1960/. Diakses 13Februari2012.139 Lihat http://2.bp.blogspot.com/AQ24iUqpJsA/TWSDC93knbI/AAAAAAAAANo/otA06oaKuhc/s1600/kri-irian.jpg

Page 107: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 5

Battleship yang lebih besar. Pertahanan anti seranganudaranya pun sangat kuat, Ada 4 buah turet (2 depan, 2belakang), masing-masing memiliki 3 laras meriam kaliber5,9 inci dengan pergerakan independen. Untuk membantumembombardir kapal musuh, terdapat pula 12 meriamkanon kaliber 3,9 inci. KRI Irian diperlengkapi persenjaananti serangan udara (AA Guns) dengan 4 pucuk kaliber30 mm dan kanon serbaguna (V-11M) kaliber 37 mm.Sedangkan untuk menghajar kapal selam musuhdisediakan peluncur torpedo diameter 533 mm sebanyak10 buah. Sedianya, KRI Irian hendak digunakan untuk(sekedar) mengusir armada Hr Ms Karel Dorman diperairan Irian Barat, sekaligus untuk mengamankankeseluruhan Operasi Trikora. Kedatangan kapal ini segeramembuat Belanda mengurangi secara drastis kekuatannyadi Irian140.

Untuk angkatan udara, angkatan perang Indonesiamenjadi armada udara paling ditakuti di seluruh duniasaat itu. Indonesia memiliki ratusan pesawat yangdipersiapkan untuk berperang dengan Belanda. Selainpersenjatan yang baru dibeli dari Uni Sovyet Indonesiajuga menyiagakan pesawat perangnya yang berasal dariNegara Blok Barat. Dimana peralatan itu didapat PresidenSoekarno yang memanfaatkan terungkapnya keterlibatanCIA dalam mendukung pemberontakan di daerah-daerahsebelumnya. Gambaran kekuatan angkatan perang udaraIndonesia sebagai berikut :

140 Tulisan Leo Kusuma dengan judul “Kemanakah KRI Irian” dapat dilihat dihttp://umum.kompasiana.com/2009/01/14/kemanakah-kri-irian/

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 108: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Tabel 3.6 : Kekuatan TNI-Angkatan Udara dalam konfrontasimerebut Irian Barat141

Gambar 3.8 : Mig 19 AURI (Pesawat Tempur Supersonic)143

141 Majalah Angkasa Edisi Koleksi No.73. Operasi Udara Trikora. Tahun 2011. Hal 37.142 Negara yang mengoperasikan pesawat pembom jarak jauh strategis saat ituhanya 4. Yakni Amerika, Sovyet, Inggris dan Indonesia.143 Lihat http://irwan.net/wp-content/uploads/2009/09/Mig-19-480x267.jpg

Jenis  Jumlah  Keterangan MiG­21 Fishbed.  20 pesawat  Pesawat pemburu 

supersonic MiG­15  30 pesawat  Pesawat pemburu MiG­17  49 pesawat  Pesawat tempur high‐

subsonic MiG­19  10 pesawat  Pesawat tempur supersonic 

Tu­16 Tupolev  24 pesawat ( jenis Tu‐16 Badger A 

dan B) 

Pembom jarak jauh strategis 

Il­28 Ilyusin  18 pesawat  Pembom sedang B­25 Mitchell  4 Pesawat  Pembom taktis B­26 Invader  2 Pesawat  Pembom taktis 

MI­6  9 helikopter  Helikopter angkut MI­4  41 helikopter  Helikopter serang darat 

An­12B Antonov  Beberapa  Pesawat angkut berat C­47 Dakota  24 Pesawat  Pesawat angkut medium 

C­130 Hercules  9 Pesawat  Pesawat angkut medium 

142

Page 109: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 7

Gambar 3.9 : Mig 21 AURI (Pesawat Pemburu Supersonic)144

Salah satu senjata yang menambah detterent effectterhadap kekuatan militer Indonesia adalah kehadiranpesawat pembom canggih asal Sovyet yakni pesawatpembom strategis jarak jauh Tu (Tupolev) -16. Jumlahpesawat pembom yang di bawa pulang dari Sovyet sendiriitupun sampai berjumlah 24 buah. Indonesia mengakuisisipersenjataan ini sebagai jawaban untuk menghancurkantarget yang paling dicari yakni kapal induk milik Belanda,Karel Doorman. Ini membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara di asia yang mempunyai pembomstrategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannyaterletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Madiun. BahkanChina dan Australia pun belum memiliki pesawat pembomstrategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagaiperalatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapalperang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa denganmudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.Bahkan saat periode konfrontasi dengan Malaysia, armadaTU-16 berani bertandang ke air space Malaysia Utara danAustralia tanpa ada intersepsi145.

144 Lihat http://img124.imageshack.us/img124/9976/mig21of7.jpg 145 Majalah Angkasa Edisi Koleksi No. 72 tahun 2011. Pesawat Kombatan TNI-AU(Dari Legenda Churen Hingga Kedigdayaan Flangker). Hal 24-31

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 110: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Gambar 3.10: Kiri (Armada Pembom Tu-16 dan Awaknya)146,Kanan (Pembom Tu-16 yang kini sudah dimusiumkan)147

Kesemua alutsista asal Uni Sovyet tersebut telahmenjadikan angkatan bersenjata Indonesia menjadi sebuahkekuatan terbesar di Asia tenggara, khususnya di diangkatan laut dan udaranya. Kehadiran 12 kapal selamkelas Whiskey, kapal penjelajah RI Irian, puluhan kapalFrigat, ratusan pesawat tempur canggih dan skuadronpesawat pembom yang dimiliki menjadikan kekuatanALRI dan AURI begitu disegani dan ditakuti, sampaidikatakan kekuatan militer Indonesia saat itu sebagai salahsatu yang terbesar dan terkuat, khususnya di belahanbumi bagian selatan.

Hal itu juga sesuai dengan amanat PresidenSoekarno saat itu yang hendak melakukan pembangunanmilitary power sebagai national building bangsa Indonesiayang berpijak pada karakter geopolitik maritim.

“Pada waktu saya mengamanatkan pembangunankompartemen maritime, saya telah jelaskan bahwageopolitisch bezien (dari pandangan geopolitik),tidak bisa lain bangsa Indonesia harus jadi bangsa

146 Lihat http://i401.photobucket.com/albums/pp97/r_adrie/100_8022.jpg147 http://adiewicaksono.files.wordpress.com/2009/02/tupolevtu163ft1.jpg

Page 111: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

8 9

maritim. Oleh karena geo-nya, serta pulau-pulausampai beribu-ribu, laut, laut, laut, pendek katageografi kita, itu sebagian dari geopolitik,menunjukkan tanah air kita adalah satu kepulauan,archipelago…Manakala kita menjadi satu Negaramaritim, bahkan saya berkata, tidak hanya bisamenjadi satu Negara maritim yang kuat, bangsamaritim yang kuat, jikalau jiwa kita adalah jiwapelaut kembali, jiwa bahari, jikalau kita memilikiperaltan bahari, tetapi juga jikalau kita mempunyaiangkatan laut sebagai military power yang kuat.Angkatan laut sebagai military power adalah salahsatu unsur mutlak bagi pembangunan, nationbuilding bahari ini…148”

Kesemua persenjataan itu kemudian menambahkeberanian Soekarno untuk menyatakan perang denganKerajaan Belanda jika tidak segera angkat kaki danmenyerahkan wilayah Irian Barat Kepada Indonesia.

148 Salah satu isi amanat Presiden Soekarno pada Rapat Para Panglima ALRI diKartika Bahari Tanjung Priok, Jakarta 17 Juni 1965 dengan judul “Untuk MenjadiBangsa Bahari Yang Kuat, Angkatan Laut Harus Kuat”. Bisa dilihat dalam buku ImanToto K.Rahardjo dan Suko Sudarso. Op. Cit., Hal 189.

Membangun Persenjataan Untuk Konfrontasi Militer

Page 112: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 0

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Page 113: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 1

BAGIAN EMPAT:ANCAMAN PERANG SEBAGAI

JAWABAN

“Dengan kekuatan Militer yang cukup, suatuNegara mungkin tidak perluberunding…”(Scheling)149

Pembangunan Kekuatan Militer Sebagai KekuatanPolitik Negara

Pada tahun 1960, tensi di wilayah Irian Baratsemakin meningkat. Indonesia siap menyusupkangerilyawan-gerilyawannya ke pedalaman Irian dansemakin giat pula membangun, menggelar danmempertunjukkan kekuatan militernya yang besar. UpayaIndonesia yang terus gencar membangun persenjataanmiliternya dianggap sebagai persiapan untuk melakukanagresi terhadap kedudukan Belanda di Irian Barat.Belanda kemudian membalasnya dengan mengirimkankapal Induknya “Karel Doorman” ke perairan di sekitarpulau Irian untuk bersiap-siap mempertahankan wilayahyang diklaimnya itu.

149 Thomas C. Schelling (1980), The Strategy of Conflict. Bolton: Harvard UniversityPres. Hal.168.

Page 114: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 2

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Kemudian sekitar april 1961 juga secara tiba-tibaBelanda membentuk Dewan Irian yang akanmenyelenggarakan suatu referendum untuk menentukannasibnya sendiri. Belanda juga mengajukan usul tentanghal ini kepada majelis umum PBB September 1961. Dalamusul itu pula pihak Belanda mengajukan resolusi tentangIrian Barat sebagai masalah “dekolonisasi” dan hakmenentukan nasib sendiri (self determination) dalam sidangumum PBB, yang bertujuan memisahkan Irian Barat secarapermanen dari Republik Indonesia. Belanda bersediamenyerahkan wilayah Irian Barat pada PBB, selanjutnyaPBB meminta Belanda untuk memerdekakan daerah itudalam jangka waktu 16 tahun, dan selama itu pula Belandabersedia memberi bantuan biaya sebesar 30 juta Dolarsetiap tahunnya. Namun, tanpa menunggu persetujuanPBB, tiba-tiba Belanda mendirikan Negara Boneka Irianlengkap dengan bendera dan lagu kebangsaannya.Tindakan inilah yang seperti menantang Indonesia untukbertindak lebih tegas dan keras150.

Maka Pada tanggal 19 Desember 1961, PresidenSukarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” diYogyakarta yang telah dirumuskan oleh DewanPertahanan Nasional. Isi Trikora itu sangat-sangat tegasbahwa Indonesia siap melakukan apapun untukmendapatkan haknya kembali. Peristiwa ini menandaidimulainya secara resmi konfrontasi militer terhadapBelanda dalam rangka mengembalikan Irian Barat kepangkuan ibu pertiwi. Ini juga merupakan sebuah bentukperingatan kepada pihak Belanda bahwa Indonesia akanmelakukan apapun untuk merebut kembali wilayah Irian

150 Drs. Suwanto, dkk. (2002), Sejarah Nasional dan Umum 3 (kelas 3 SMP). Semarang: Aneka Ilmu.Hal. 59.

Page 115: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 3

sekalipun itu dengan cara berperang. Isi Trikora adalahsebagai berikut :

1) Gagalkan Pembentukan Negara Boneka Papuabuatan Belanda

2) Kibarkan Sang merah Putih di Irian Barat, Tanahair Indonesia

3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum gunamempertahankan kemerdekaan dan kesatuantanah air dan bangsa.

Komando untuk mengorganisasi penyerbuan kewilayah Irian Barat dalam rangka konfrontasi militerdengan Belanda juga dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962.Disebut dengan Komando Mandala dengan MayjenSoeharto sebagai pimpinannya. Nama operasi perebutanwilayah Irian Barat sudah pula di umumkan, yakni OperasiJayawijaya. Untuk melaksanakan tugas itu, KomandoMandala melakukan langkah-langkah penting,diantaranya: merencanakan, mempersiapkan danmelaksanakan operasi militer serta mengembangkansituasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat. OperasiJayawijaya merupakan rencana operasi militer terbesaryang pernah dilakukan Indonesia. Para ahli sejarah militerjuga mengatakan bahwa operasi militer ini, -yangmenggabungkan unsur-unsur kekuatan darat, air danudara-, akan menjadi operasi perang terbesar yang akandilaksanakan pasca Perang Dunia ke-2 di wilayahpasifik151.

151 Artikel berjudul : Presiden Soeharto Tentang Operasi Jayawijaya. Majalah TSM(Teknologi dan Strategi Militer) Nomor 1 Tahun 1. Edisi April 1987. Hal 15.

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 116: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 4

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Sementara itu pada tahun 1961 terjadi pergantianPresiden di Amerika. Presiden Eisenhower habis masajabatannya dan digantikan oleh Presiden John F. Kennedy.Pergantian pucuk pemerintahan ini sedikit mengubahkarakter diplomasi Amerika, saat itu Presiden Kennedyberusaha mendekati lagi Presiden Soekarno. Jikasebelumnya Presiden Soekarno sangat kecewa terhadapperlakuan Presiden Eisenhower kepadanya, kini Presidenpenggantinya menunjukkan hal yang berbeda. Kennedyternyata lebih bisa merangkul dan berteman denganSoekarno.

Kebijakan luar negeri Amerika terhadap masalahIrian Barat yang sebelumnya jelas-jelas berpihak padaBelanda kini cenderung menjadi netral. Amerika tidak lagimemihak kepada Belanda ataupun Indonesia secaraeksplisit. Pertimbangan yang dipakai adalah disatu sisiAmerika tetap merasa sebagai sekutu dengan Belanda.Oleh karena itu Amerika Serikat tidak serta mertamendukung total Indonesia terkait sengketa ini.Sementara disisi lain, Amerika menyadari jika mendukungBelanda secara total maka otomatis Indonesia semakindekat dengan Uni Sovyet. Apalagi situasi politik diIndonesia, PKI semakin kuat dan ini sangatmembahayakan kepentingan Amerika yang jugamengincar Indonesia.

Bagaimanapun Irian Barat yang terancam terjadinyaperang dengan satu sekutu kuat di Eropa, dan Indonesialah yang secara langsung menjadi tempat perebutanpengaruh antara Amerika dan Uni Sovyet. Washingtonsecara umum jelas bersimpati kepada Belanda, untuk itulahagar Belanda tidak kehilangan muka, sekaligus AmerikaSerikat dimata Indonesia terlihat netral kemudiandiusulkan untuk dibentuknya sebuah perwalian PBB. Hal

Page 117: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 5

lain yang cukup mengejutkan Belanda adalah kenyataanbahwa Amerika menyatakan tidak akan mendukungBelanda secara militer saat Indonesia menyerang nanti152.

Pasca diumumkannya Trikora, Presiden Kennedysemakin khawatir dan cemas terkait sengketa ini.Menurutnya sengketa ini dapat mengganggu stabilitasInternasional, sebab seperti yang dikhawatirkan Kennedykonflik ini akan secara otomatis mendekatkan Indonesiakepada Uni Soyet. Hal ini diungkapkan salah satu stafpenasehat Presiden Kennedy, Robert Korner yangmenyampaikan bahwa tidak dapat dielakkan lagi cepatatau lambat Irian Barat akan beralih ke Indonesia. Satu-satunya pertanyaan yang muncul adalah akankah Amerikaterlibat dalam proses tersebut dan oleh karenanyamendapat keuntungan, atau akankah kita biarkan isutersebut dimanfaatkan oleh blok lawan. Semua dukunganekonomi dan militer yang dapat Amerika berikan padaSoekarno akan lebih menguntungkan obsesinya yangmenggebu. Jadi dengan kegagalan strategi AmerikaSerikat di PBB, maka Amerika harus melepaskan cara itudan mengubah secara terang-terangan memihak Indonesiaselagi masih ada kesempatan untuk mendapatkankeuntungan politis dari kasus ini153.

Kemudian sesuai dengan perkembangan situasiTrikora, yang selanjutnya diperjelas dengan InstruksiPanglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan IrianBarat No.1 kepada Panglima Mandala yang isinya sebagaiberikut154.

152 Bradley R. Simpson, Op. Cit., Hal.73-77.153 Robin Osborne, Op. Cit., hal 59.154 Marwati Djoened Poesnegoro dan Nugroho Notosusanto (1992), Sejarah NasionalIndonesia VI : Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka. Hal443.

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 118: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 6

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

· Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelengga-rakan operasi militer dengan tujuan mengembalikanwilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan RepublikIndonesia.

· Mengembangkan situasi di Provinsi Irian Barat sesuaidengan perjuangan di bidang diplomasi dan dalamwaktu yang sesingkat-singkatnya di Wilayah IrianBarat dapat secara de facto diciptakan daerah-daerahbebas atau ada unsur kekuasaan/ pemerintah daerahRepublik Indonesia.

Sedangkan strategi yang disusun oleh PanglimaMandala guna melaksanakan instruksi tersebut.

a. Tahap Infiltrasi (penyusupan) (sampai akhir 1962),

yaitu dengan memasukkan 10 kompi di sekitarsasaran-sasaran tertentu untuk menciptakan daerahbebas de facto yang kuat sehingga sulit dihancurkanoleh musuh dan mengembangkan pengusaan wilayahdengan membawa serta rakyat Irian Barat.

b. Tahap Eksploitasi (awal 1963),

yaitu mengadakan serangan terbuka terhadap indukmiliter lawan dan menduduki semua pos-pospertahanan musuh yang penting.

c. Tahap Konsolidasi (awal 1964),

yaitu dengan menunjukkan kekuasaan danmenegakkan kedaulatan Republik Indonesia secaramutlak di seluruh Irian Barat.

Page 119: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 7

Pada tanggal 15 Januari 1962 sebagai tindakan darifase infiltrasi telah dilakukan operasi penyusupan yangdilakukan oleh beberapa kapal MTB (Motor Torpedo Boat)disekitar perairan Laut Aru milik angkatan Laut Indonesia.Namun, operasi ini diketahui oleh pesawat mata-mataBelanda, hingga pecahlah pertempuran pertama yangdikenal dengan Pertempuran Laut Aru. Insiden inimeminta korban jiwa dari pihak angkatan laut Indonesiaakibat persenjataan yang tidak seimbang dalampertempuran itu. Korban tewas adalah Komodor YosSudarso dan Kapten Laut Wiratno yang turut tenggelambeserta kapalnya KRI Macan Tutul.

Kemudian berdasarkan laporan dari pesawat mata-mata U-2 milik Amerika Serikat yang mengintai langsungsecara rahasia dari udara terlihat telah dilakukan persiapanbesar-besaran dalam pengerahan dan pergelaran kekuatanmiliter Indonesia dalam kampanye merebut Irian Barat.Pesawat mata-mata ini diterbangkan dari Filipina keDarwin untuk misi pengintaian. Dari ketinggian 7000 kaki,pesawat mata-mata ini berhasil mengidentifikasi kekuatanmiliter yang tengah dipersiapkan oleh Indonesia. Saat itumelalui pengamatannya terbukti sudah bagi pihakAmerika bahwa Indonesia sudah dilengkapi ratusanpesawat tempur canggih dan juga beberapa puluh pesawatpembom. Data intelijen inilah yang dijadikan dasarpertimbangan Amerika Serikat untuk mendesak Belandamengakhiri ke-ngototan-nya untuk tetap mempertahankanIrian Barat155.

155 Baca Majalah Angkasa Edisi Koleksi No. 72 tahun 2011. Pesawat Kombatan TNI-AU (Dari Legenda Churen Hingga Kedigdayaan Flangker). Hal 37

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 120: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 8

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Presiden Kennedy berkesimpulan Belanda tidakakan menang bagaimanapun juga melawan kekuatanmiliter Indonesia yang dipersiapkan itu. Sejak itu Amerikamulai menekan Belanda agar mau berunding. Amerikamenunjuk seorang diplomatnya yang bernama EllswortBunker, yang selanjutnya mengusulkan beberapaperundingan untuk penyelesaian masalah Irian Baratsecara damai. Poin penting usulan Bunker itu antara lainberisi sebagai berikut :

· Belanda akan menyerahkan wilayah Irian Baratkepada Indonesia melalui PBB

· Rakyat Irian Barat akan diberi hak untukmenentukan pendapatnya melalui referendum.

Mengenai poin yang disampaikan ini Indonesiamenyetujui namun Belanda bersikukuh untuk menolak.Namun setelah mendengar informasi yang berhasildiperoleh oleh pesawat mata-mata Amerika mengenaibesarnya kekuatan militer yang dipersiapkan Indonesiadalam merebut Irian Barat, ditambah kenyataan bahwaAmerika dan sekutu-sekutunya yang lain tidak akanmembantunya dalam perang jika benar-benar terjadi,membuat Belanda khawatir dan merasa tidak ada pilihanlain. Akhirnya Belanda mau menerima kenyataan bahwaia harus angkat kaki dari bumi Irian.

Melalui diplomatnya Ellswort Bunker, Amerikamulai memediatori perundingan antara Belanda denganIndonesia. Tanggal 15 Agustus 1962 ditandatanganipersetujuan New York. Indonesia diwakili Menteri LuarNegeri Subandrio serta Van Royen dan Schuurman yangmewakili Belanda156. Isi persetujuan itu adalah :

156 Drs. Suwanto, dkk. Op. Cit., Hal. 63.

Page 121: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

9 9

1. Belanda harus sudah menyerahkan Irian Baratkepada UNTEA (United Nations TemporaryExecutive Authority) selambat-selambatnya 1Oktober 1962. Bendera Belanda diganti denganbendera PBB

2. Pasukan Yang sudah ada di Irian Barat tetaptinggal di Irian Barat dan di bawah kekuasaanUNTEA

3. Angkatan perang Belanda berangsur-angsurditarik dan dikembalikan ke negeri Belanda.

4. Bendera Indonesia mulai berkibar di Irian Baratdi samping bendera PBB sejak tanggal 31Desember 1962

5. Pemerintah RI akan menerima pemerintahan IrianBarat dari UNTEA selambat-lambatnya tanggal 1Mei 1963

Inti dari persetujuan itu adalah Belanda sepakatmenyerahkan wilayah Irian Barat kepada kedaulatanIndonesia. Dan sekaligus mengakhiri sengketa Indonesia-Belanda terkait masalah Irian Barat. Tujuan akhir darisebuah nilai strategis kekuatan militer sebagai penggentardan penangkal pun tercapai, bahkan tanpa harus melaluiperang.

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 122: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

100

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Arti Strategis Hadirnya Kekuatan Militer DalamUsaha Merebut Kembali Irian Barat

Pasca disepakatinya perjanjian KMB, yang kemudianmenjadi kepentingan nasional Indonesia, adalahbagaimana mengembalikan wilayah Irian Barat kembalikepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. SebabBelanda masih berkuasa diwilayah itu dan diindikasikanhendak membentuk Negara Boneka yang menjadi bagiandari kerajaan Belanda, maka agenda inilah yang kemudiandituangkan dalam Kebijakan Keamanan Nasional. Melihatpelaksanaan diplomasi yang sudah dilakukan lebih dari10 tahun sejak masa penyerahan kedaulatan kepadaIndonesia tidak pernah membuahkan hasil, bahkanBelanda cenderung tidak mau menyelesaikan sengketa inidan justru bertujuan untuk menguasai kembali sebagianwilayah itu. Maka kemudian Presiden Soekarno memakaipolitik konfrontasi bersenjata sebagai jawaban atasberlarut-larutnya sengketa itu.

Diplomasi Yang (tidak) Selalu Berhasil

Sejak permulaan sengketa wilayah Irian Barat,Indonesia sudah mengedepankan jalan-jalan diplomasi.Jalur diplomasi dimulai ketika masa penyerahankedaulatan yang dilakuan pada Konferensi Meja Bundarpada tahun 1949. Namun dalam konferensi itu masalahIrian Barat sejak awal memang sengaja ditunda-tunda olehBelanda sebab mereka masih menginginkan wilayah IrianBarat masuk menjadi wilayahnya. Awalnya perundingantentang Irian Barat diselesaikan secara bilateral diantaraIndonesia dan Belanda, sebab saat itu pasca KMBIndonesia dan Belanda terikat sebagai sebuah Uni

Page 123: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

101

Indonesia-Belanda. KMB memang menjadi jalan bagiIndonesia untuk segera mendapatkan pengakuankedaulatan157, namun Belanda masih berusahamenginginkan wilayah Irian Barat sebagai salah satubagian dari wilayahnya. Disinilah letak permasalahannyasebab bagi Presiden Soekarno kedaulatan wilayahIndonesia yakni dari Sabang (Aceh) hingga Merauke(Wilayah Irian Barat) seperti yang diproklamirkan padatanggal 17 Agustus 1945 adalah sebuah harga mati danpertaruhan bagi sebuah bangsa yang baru saja berdiri.Ketidakmauan Belanda menyerahkan wilayah itu samaartinya dengan pelecehan terhadap kedaulatan sertaeksistensi keberadaan Indonesia sebagai sebuah negara.

Negosasi antar Indonesia dengan Belanda yangbuntu ini kemudian membuat Indonesia mencari dukungankeluar bagi tercapainya kepentingan nasional lewat forum-forum Internasional seperti dengan membawa masalahini ke Majelis Umum PBB. Sekali lagi meski mendapatdukungan dari berbagai Negara yang bersimpati sertaberpihak pada perjuangan Indonesia untuk mendapatkankembali haknya, namun masalah ini tidak bisa diselesaikanpula lewat jalur atau forum internasional sekelas PBB.

Presiden Soekarno lebih jauh menilai PBB adalahsebuah forum Internasional yang hanya menjadi alat baginegara-negara Barat pemenang Perang Dunia ke-2 untukkepentingannya sendiri beserta sekutu-sekutunya. PBBdianggap oleh Indonesia tidak sanggup merumuskan danmemberi jalan keluar yang baik terkait masalah Irian Barat.Padahal bagi Indonesia masalah Irian Barat ini adalahsebuah gambaran ancaman terhadap perdamaian dunia,

157 Bagi pihak Belanda meyebutnya sebagi pemberian kedaulatan.

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 124: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

102

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

yakni dengan ditempatkannya kekuatan militer bangsaasing di sebuah wilayah dari suatu Negara yang berdaulat,yang termasuk kelanjutan dari usaha-usaha imperialismedan kolonialisme. Soekarno menamakan Irian Baratsebagai sebuah pedang kolonial yang diarahkan ke jantungIndonesia dan ia berbicara tentang sebuah usaha untuksegera memecahkan permasalahan ini dengan caranyasendiri karena Belanda dan juga PBB gagal dalam jalansejarah mengangkat nilai158.

Dalam pidatonya yang berjudul To Build The Word aNew (Membangun dunia kembali) dihadapan sidangUmum PBB tahun 1960 Soekarno mengatakan159 :

“Dimana terdapat imperialisme dan dimanaterdapat penyusunan kekuatan bersenjata yangserentak, maka keadaan memang berbahaya.Sekali lagi saya berbicara berdasarkanpengalaman. Begitulah keadaanya di IrianBarat. Begitulah keadaan di seperlima wilayahnasional kami yang pada dewasa ini masih tetamembungkuk di bawah belengguimperialisme…”

“Disanalah kami menghadapi imperialisme dankekuatan bersenjata dari imperialisme. Diperbatasan daerah itu tentara kami berjagadidarat maupun dilautan. Kedua kekuatanbersenjata itu saling berhadapan, dan dapat sayakatakan bahwa hal itu merupakan suatu keadaanyang eksplosif…”

158 Dr. P.B.R de Geus. Op. Cit., Hal. 130.159 Soekarno (Pidato Sidang Umum PBB 1960). Op. Cit.,

Page 125: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

103

Kekuatan Muncul Dari Ujung laras Senapan

“Orang tak akan berunding dengan malingdirumahnya……..” (Tan Malaka160)

Ketika cara-cara diplomasi dan negoisasi tidakmenghasilkan kebijakan ataupun jalan keluar. Indonesiamulai beralih untuk memakai cara-cara yang lebih keras.Presiden Soekarno kemudian mencanangkan kebijakanpolitik Konfrontasi terhadap Belanda sebagai jawaban ataskengototan Belanda untuk mempertahankan wilayah IrianBarat. Sebelum memulai konfrontasi secara fisik ataumiliter Indonesia memulainya dengan tekanan-tekananyang bersifat ekonomi ataupun sosial. Namun apa yangdilakukan oleh Indonesia ini tidak serta merta membuatBelanda menyetujui keinginan Indonesia untuk segeramenyerahkan wilayah Irian Barat. Belanda malah semakinberniat untuk mempertahankan wilayah Irian Barat.

Mendekati akhir tahun 1961 Belanda melalui MenteriLuar Negeri-nya Dr. Joseph Luns melakukan lobi terhadapPBB agar mau segera melakukan “Luns Plan”. Luns Planadalah sebuah proposal yang diajukan Belanda dengantujuan administrasi sementara wilayah Irian Barat beradadi bawah pengawasan Internasional dan nantinya akanmempercepat transfer kekuasaaan kepada Negara bonekabentukannya yakni Papua Barat. Dengan jaminan Belandabersedia melanjutkan dukungan finansial kepada Negarabonekanya itu. Namun hal itu ditolak oleh PBB, bersamaandengan itu secara tiba-tiba beberapa kelompok elit pro-kemerdekaan bertindak sendiri membentuk Komite

160 Seri Buku TEMPO : Bapak Bangsa (2010). “TAN MALAKA (Bapak RepublikYang Dilupakan)”. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Hal. 40.

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 126: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

104

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Nasional Dewan Papua. Komite itu yang terdiri dari 70orang menyepakati nama Papua Barat sebagai namaNegara, Bintang Kejora sebagai Bendera dan lagu“Tanahku Papua” sebagai lagu kebangsaan. Belanda tanpamenunggu ijin PBB atau menyelesaikan masalah ini terlebihdulu dengan Indonesia dengan segera merestui DewanPapua ini. Tanggal 1 Desember 1961 bendera BintangKejora dikibarkan di samping bendera Belanda. Namunapa yang dilakukan oleh sekelompok orang ini ternyatatidak mendapat dukungan dari warga Irian kebanyakan.Hal ini disebabkan ada gap yang besar antara kelompokelit pro-kemerdekaan ini (yang memiliki basis pendidikanBelanda) dengan mayoritas masyarakat Papua yangberada di pedalaman161.

Selain merestui Dewan Papua itu, usaha Belandauntuk mempertahankan wilayah Irian Barat ditunjukkandengan pengiriman pasukan Marinir tentara kerajaanBelanda ke wilayah Irian Barat. Hal yang lebih keras lagiditunjukkan dengan pengiriman kapal Induk KarelDoorman oleh Belanda sebagai persiapan untukmempertahankan wilayah Irian Barat. Hal inilah yangkemudian memicu Presiden Soekarno untukmengumandangkan Trikora yang menjadi puncak daripolitik konfrontasi yang sebelumnya sudah dilakukan dibidang sosial dan juga ekonomi. Trikora ini menandaibahwa Indonesia mulai melakukan konfrontasi fisik ataumemakai kekuatan bersenjata untuk mengusir Belandadari wilayah Irian Barat.

161 Robin Osborne, Op. Cit., hal 54-56.

Page 127: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

105

Tujuan Presiden Soekarno dengan unjuk kekuatantadi adalah sebuah bentuk usaha menciptakan sense of crisisyang mengarah pada konflik yang tak dapat dielakkanjika tidak segera diselesaikan secara damai. Ancamanserbuan militer yang akan dilakukan oleh Indonesia jugamenjadi senjata psikologis yang amat kuat terhadap niatBelanda untuk kembali menguasai kembali salah satuwilayah Indonesia. Negara eropa yang kecil ini tak akanpunya keberanian untuk berperang jauh dari negaranyasendiri162. Keberanian Presiden Soekarno untukmenghadapi Belanda memakai kekuatan militer ditunjangoleh kemampuan Indonesia membangun danmemodernisasi kekuatan militernya sebelumdikumandangkannya Trikora.

Sikap politik Indonesia yang anti-imperialisme dananti kolonialisme ini diterapkan sebagai bagian integralpertahanan Negara, yang selanjutnya menjadi acuan dalamdoktrin militer TNI saat itu. Doktrin pertahanan negaraadalah prinsip-prinsip dasar yang memberikan arah bagipengelolaan sumber daya pertahanan untuk mencapaitujuan keamanan nasional. Prinsip-prinsip dasar tersebutterdiri dari enam muatan doktrin pertahanan, yaitu (1)perspektif bangsa tentang perang; (2) komponen Negarayang terlibat perang; (3) pemegang kendali perang; (4)mekanisme pertanggung-jawaban; (5) strategi perang; dan(6) terminasi perang. Keenam muatan doktrin itu disusundalam beberapa strata yang konsisten dari tingkatanpolitik, militer, hingga profesional. Di tingkatan politik,prinsip politik dari doktrin berisi beberapa hal yangberkaitan dengan tugas angkatan bersenjata untuk

162 Majalah Angkasa-Operasi Udara Trikora. Op. Cit., Hal 11.

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 128: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

106

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

menghadapi ancaman militer bersenjata. Di tingkatanmiliter, doktrin lebih banyak menjawab pertanyaantentang bagaimana kekuatan militer akan digunakanuntuk menghadapi ancaman. Untuk membangun kekuatanmiliter besar-besar sebagai bagian dari strategi untukmenghadapi ancaman Belanda serta mendukung politikanti-imperialisme dan anti-kolonialisme, Indonesiamengalokasikan 60-70% anggaran belanja Negara untuksektor pertahanan serta pembelian senjata besar-besaranke Uni Sovyet.163.

Alokasi anggaran pertahanan yang besar itukemudian menjadikan meningkatnya kekuatan militerIndonesia, khususnya di angkatan laut maupun angkatanudara. Karena selain mengandalkan operasi militer daratuntuk menguasai kembali wilayah Irian Barat, operasimiliter harus didukung oleh angkatan udara dan angkatanlaut. Peningkatan struktur kekuatan militer Indonesia saatitu disebabkan adanya modernisasi persenjataan yangdiakuisisi oleh angkatan laut dan angkatan udara.Modernisasi kekuatan militer khususnya dalam angkatanlaut dan udara ini ternyata juga menambah daya penggetardan determinan Indonesia dalam menghadapi Belanda.

Di angkatan udara Indonesia berhasil membawabeberapa pesawat pembom strategis canggih dari Tupolev-16 Uni Sovyet . Pada masa itu di Asia hanya Indonesiayang memakainya untuk memperkuat angkatan udaranya.Pembom ini dipersiapkan sengaja untuk menenggelamkankapal Induk Karel Doorman milik Belanda yang saat itu

163 Tulisan Andi Wijayanto dengan judul “Evolusi Doktrin Pertahanan Indonesia”.Atau lihat pada http://www.propatria.or.id/loaddown/Paper%20Diskusi/E v o l u s i % 2 0 D o k t r i n % 2 0 P e r t a h a n a n % 2 0 I n d o n e s i a % 2 0 -%20Andi%20Widjajanto.pdf

Page 129: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

107

dikirim untuk membantu pertahanan Belanda di IrianBarat. Selain itu ratusan pesawat tempur canggih jugadipersiapkan untuk payung operasi dalam rangkamengusir Belanda dari tanah Irian Barat. Angkatan udaraIndonesia saat itu memiliki ratusan pesawat tempu MIGdari Uni Sovyet yang terkenal canggih dizamannya. Diangkatan laut modernisasi dilakukan dengan membeliberbagai kapal dari Uni Sovyet. Antara lain pembeliankapal selam kelas Wiskey, Frigat, kapal destroyer dankapal jenis korvet. Modernisasi yang dilakukan inikemudian menjadikan kekuatan militer Indonesia sebagaikekuatan militer terkuat di belahan bumi bagian selatanpada waktu itu.

Pilihan untuk membeli berbagai persenjataan ke UniSovyet sendiri dilakukan ketika sebelumnya Indonesiagagal melakukan rencana pembelian ke pihak AmerikaSerikat. Sebagai sekutu Belanda di NATO, Amerika engganuntuk memberikan persenjataan yang diminta olehIndonesia sebab takut akan digunakan untuk menghantamkedudukan Belanda di Irian Barat. Tapi pada akhirnyaketika perang sudah didepan mata, Amerika menyadaribahwa kekuatan militer Indonesia yang dipersiapkandalam mengusir Belanda dari Irian Barat tidak bisa lagidiremehkan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan olehpesawat mata-mata Amerika, Show of Force yangdiperlihatkan dan dipersiapkan Indonesia sudah mencapaitahap mengerikan jika nantinya diadu dengan kekuatanmiliter Belanda. Bagaimanapun Belanda hanya akan kalah,baik dari segi kekuatan militer ataupun tekad untukmempertahankan wilayah Irian Barat itu. Selain itu Jikasampai terjadi perang Indonesia akan jatuh ke pihak BlokUni Sovyet, dan ini akan membahayakan kepentingan

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 130: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

108

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

politik Amerika dan juga sekutu-sekutu Amerika lainnyadi sekitar wilayah Indonesia (termasuk Australia).

Dalam bahasa politik tingkat tinggi, Amerikamengibaratkan wilayah Negara-negara di Asia tenggaraseperti kartu domino yang berjejer. Jika salah satu kartujatuh maka jatuh pula seluruh kartu domino itu (dominoeffect)164. Soekarno yang sedang condong kepada pihakkomunis dengan slogan anti neokolonialisme dan anti neo-imperialismenya akan “benar-benar” berpihak pada bloksoviet jika perang merebut wilayah Irian Barat tetapdilaksanakan. Soviet akan mendukung Indonesia habisan-habisan baik secara militer ataupun secara politik.Kedepan satu persatu Negara-negara lain di Asiatenggara akan mengikuti jejak Indonesia, karena saat itudemam nasionalisme sedang melanda negara-negara yangbaru saja merdeka pasca Perang Dunia ke-2.

Amerika tentu tak ingin Belanda menambah masalahterhadap usahanya membangunan hegemoni politik yangbertujuan membendung pengaruh paham komunis di AsiaTenggara. Seperti yang dikatakan salah satu pejabat CIA,Richard Helms, bahwa jika sampai komunismemenangkan pengaruh di Indonesia yakni denganmengambil simpati rakyat Indonesia terhadap perjuanganmelawan Belanda yang juga termasuk blok Amerika, makakemenagan yang tengah dikejar Amerika di Vietnam saatitu tidak akan berarti apa-apa. Atas pertimbangan strategisitulah betapapun sekelompok politisi Amerika Serikatingin membantu Belanda melawan Indonesia, Presiden

164 Domino Effect ini pertama kali diutarakan oleh John Foster Dulles, mantanMenlu AS tahun 1953 - 1959, yang menggambarkan pada saat itu (era perangdingin paska berakhirnya perang dunia 2) negara-negara di asia tenggara akan satupersatu jatuh ke blok komunis begitu mudah seperti permainan domino yangtersusun.

Page 131: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

109

Amerika tetap menempatkan permintaan Jakarta padaprioritas pertama165.

Hal itulah yang mendasari Amerika untuk ikutberbalik memaksa Belanda segera meyerahkan wilayahIrian Barat kepada Indonesia daripada menghadapikehancuran. Politik konfrontasi bersenjata-pun diakhiriwalau belum sempat terjadi perang besar untukmembuktikan siapa yang terkuat. Dua hal yangmenjadikan kepentingan atau cita-cita nasional Indonesiaterkait pengembalian wilayah Irian Barat dapat tercapai,yakni tekad serta ancaman persiapan perang yang nyatauntuk memaksa Belanda mengikuti apa yang menjadikehendak Indonesia. Sama seperti yang diungkapkan vonClausewitz166 dalam merumuskan definisi perang. Dimanaia mengatakan “Perang adalah tindakan kekerasan untukmemaksa musuh tunduk pada kehendak kita”.

Secara jelas sekali perang bukan hanya masalah clashatau tabrakan kekerasan, tetapi lebih-lebih adalah tabrakankemauan atau kehendak masing-masing pihak untukmenundukkan lawan. Oleh sebab itu, suatu Negara tidakcukup hanya cakap membangun kemampuanmenghasilkan kekerasan bersenjata tetapi juga harusmembangun kehendak seuruh bangsa yang dilandasisemangat dan moral perjuangan yang kuat167. Sepertisemangat dan perjuangan Indonesia demi melindungikedaulatan serta keutuhan wilayahnya dalam kasusmerebut Irian Barat.165 Majalah Angkasa-Operasi Udara Trikora. Op. Cit., Hal 5.166 Baca Carl Von Clausewitz. (1976), On War (diedit dan diterjemahkan dalambahasa Inggris dari Judul asli “Vom Kriege” oleh Michael Howard dan Peter Paret).Princeton University Press .167 Sayidiman Suryohadiprojo. Op.Cit., Hal.36

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 132: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

110

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Kekuatan Militer Sebagai Instrumen MewujudkanKepentingan Nasional

Tak bisa dipungkiri bahwa hubungan antara Negaradengan penggunaan kekuatan bersenjata ibarat dua sisimata uang. Sebab Negara membutuhkan legitimasi untukmemakai kekerasan terutama untuk mewujudkan tujuanawal dari penyelenggaraan sebuah Negara, yaknimewujudkan tujuan keamanan nasional. Aman dariberbagai serangan dari luar yang mengancam kedaulatansebuah Negara. Salah satu aktifitas yang dilakukan olehIndonesia terkait legitimasi atas pemakaian kekerasan(kekuatan militer) oleh negara pada fase perjuangankembali merebut Irian Barat adalah state making. Konsepstate making seperti yang diungkapkan oleh Charles Tillydiartikan sebagai usaha Negara untuk menghancurkanatau mengeliminasi musuh-musuh dari luar yang masihmenduduki teritorialnya. Usaha ini sekaligus bertujuanuntuk meneguhkan eksistensi keberadaan Negara itu dihadapan Negara-negara lain yang menjadi lawannya168.

Seperti halnya war making, state making menjadikankonsep kedaulatan (sovereignity), khususnya kedaulatanatas sebuah wilayah menjadi sebagai tujuan ideal.Sehingga bertujuan agar didapatkannya pengakuan akanklaim wilayah sebuah Negara atas suatu teritori dariNegara-negara lainnya169. Dan hal ini dilakukan dengancara mendemonstrasikan penggunaan kekuatanbersenjata. Ketika Proklamasi 1945 dikumandangkan

168 Lihat Charles Tilly (1975), “Reflections on the History of European State-Making,”169 Skripsi, Tapiheru Joash E.S. (2006), Proto-Citizenship dan Proses Pembentukan IdentitasKolektif di Imperium Roma (Dari Negara Kota ke Negara Dunia). Jurusan IlmuPemerintahan-UGM. Hal. 21

Page 133: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

111

rakyat Indonesia dan klaim wilayah negara Indonesiaterbentang dari Sabang hingga Merauke, maka ketika salahsatu wilayah tersebut masih diduduki oleh pihak asingyang berniat mengambil sebagian wilayah itu berartimerupakan sebuah bentuk ancaman nyata dan langsungterhadap keamanan nasional, identitas negara, eksistensiserta kedaulatan Indonesia.

Ancaman yang dihadapi oleh Indonesia saat wilayahIrian Barat hendak dikuasai kembali oleh Belanda padamasa itu oleh Yahya Muhaimin dikategorikan sebagaiancaman tipe A,yakni merupakan tipe ancaman yangpaling berat dihadapi oleh sebuah negara. Sebabmengancam langsung terhadap eksistensi hidup sertakeutuhan dan kedaulatan bangsa serta Negara. Padahaleksistensi dan kedaulatan bangsa merupakan kepentingannasional yang paling asasi. Contoh ancaman dalamkategori ini dapat berupa invasi militer, penguasaanterhadap wilayah, sumber ekonomi,politik dan budayaoleh Negara lain170.

Situasi seperti itulah yang dapat menggambarkanproses perjuangan Indonesia untuk merebut kembaliwilayah yang bernama Irian Barat dari tangan Belandamelalui pemakaian kekuatan militer. Proses state makinginilah yang diusahakan oleh Indonesia pasca proklamasikemerdekaan 1945, yakni menjaga eksistensinya sebagaisebuah Negara yang baru merdeka. Sebab Belanda sebagaimantan penjajah masih berkeinginan untuk menguasaisalah satu bagian dari wilayah territorial Indonesia. Halini tentu saja tidak dapat diterima. Keinginan Belanda sama

170 Yahya A. Muhaimin (2008), Bambu Runcing dan Mesiu (Masalah Kebijakan PembinaanPertahanan Indonesia). Jogjakarta: Penerbit Tiara Wacana. Hal 26.

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 134: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

112

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

saja dengan memecah belah Indonesia serta hendakmenggagalkan cita-cita proklamasi kemerdekaanIndonesia.

Ahli geografi politik Theodore Ratzel sejak awalmengatakan bahwa sengketa perebutan wilayah, teritorialatau perbatasan merupakan barometer bagi keselamatansuatu Negara dalam hubungannya dengan Negara lain.Dalam isu “tapal batas itu” terletak berbagai persoalantentang, identitas, sumberdaya, dan kedaulatan serta tentusaja silang selisih antar entitas politik. Karena faktor-faktoritu tidak mengherankan jika pemikiran-pemikirangeostrategik klasik pada umumnya sampai padakesimpulan tentang perlunya kekuatan militer untukmengamankan, melindungi, atau bahkan perlu untukmemperluas jangkauan tapalbatas171. Disinilah kemudiankekuatan militer hadir menjadi sebuah bentuk konkritbagi negara untuk melaksanakan perwujudan keamanannasional terhadap ancaman dari luar. Militer ditujukanpada pada seluruh entitas yang ada di dalam negaramelalui penggunaan kekerasan fisik (coercion), ketika jalur-jalur diplomasi yang ditempuh berulang kali tidak dapatmemberikan hasil yang memuaskan. Apalagi bagi pihaknegara yang terancam secara langsung kedaulatanmaupun eksistensinya.

Melalui pemakaian kekuatan militer ini kemudiandiaplikasikan sebagai sarana “preventive defense” ataupertahanan yang bersifat mencegah ancaman yang berasaldari luar. Yang dimaksud dengan preventive defense iniadalah strategi pertahanan yang mengonsentrasikankeamanan nasional pada berbagai macam potensi

171 Tulisan Kusnanto Anggoro (2005), Op. Cit. Hal 63.

Page 135: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

113

ancaman. Betapapun kecilnya itu atau betapapun kelihatanremeh, yang apabila tidak dikelola secara tepat makaancaman tersebut akan menjadi bahaya yang akan benar-benar konkrit mengancam secara langsung, terhadapeksistensi identitas dan juga kelangsungan hidup bangsadan Negara172.

Disinilah militer atau kekuatan bersenjata menjadiinti dari kekuatan pertahanan Negara. Pertahanan suatunegara merupakan faktor utama dalam menjaminkeamanan dan kelangsungan hidup bangsa dan Negaradari ancaman. Suatu negara tidak akan bisa menjagaeksistensinya dari ancaman baik yang datang dari dalammaupun dari luar negeri, apabila belum mampu untukmempertahankan diri dari ancaman tersebut. Lebih dariitu juga sangat eratnya kaitan pertahanan negara denganharkat dan martabat suatu bangsa, maka dengan adanyapertahanan negara yang memadai (Postur Pertahananyang kuat) akan membuat negara lain tidak memandangsebelah mata terhadap suatu negara173..

Pertahanan Negara merupakan masalah padatingkat penyelenggaraan negara. Pada tataran inimenyangkut segenap kekuatan nasional, the full range ofnational power. Mulai dari kekuatan ideologi, politik, sosial,budaya, watak bangsa, ilmu pengetahuan-teknologi,kapasitas industri, diplomasi, militer, dan kepemimpinan.Segenap kekuatan nasional inilah yang harus terpadu dandigunakan untuk membentuk pertahanan Negara174. Hal

172 Yahya A. Muhaimin , Op. Cit.173Mayor Laut (P) Salim, Loc. Cit.174 Supardi Yogi (1999) Kembali Ke Rakyat (Kepedulian Seorang Prajurit). Yogyakarta :Penerbit Kanisius. Hal.26.

Ancaman Perang Sebagai Jawaban

Page 136: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

114

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

ini pula yang sejalan dengan pemikiran Carl Von Clausewitzbahwa penggunaan kekuatan bersenjata adalah kelanjutanpolitik dengan cara lain. Ancaman perang yang dilakukanoleh sebuah Negara dengan tujuan memaksa kehendaknyapada Negara lain adalah merupakan sebuah bentukpenggunaan alat politik dan kelanjutan dari pergulatanpolitik.

Pada akhirnya setiap Negara menegakkankepentingan nasionalnya terhadap negara-negara laindengan menggunakan kekuasaan (power) melalui kekuatanmiliternya. Yakni bisa dengan cara mempertahankankekuasan, atau meningkatkan kekuasaan bahkan hanyauntuk sekedar mendemonstrasikan kekuasaan yangdimiliki Negara itu175.

Negara dapat dianggap kuat jika ia punyakemampuan untuk menghalau segala musuh-musuhnyadari luar serta menjaga keamanan nasional dari pihak asingyang mengancam berbagai entitas yang ada di dalamnya(representasi ide, fisik atau institusional sebuah negara).Akan dianggap lemah jika negara tidak mampu menghalauatau minimal mempertahankan eksitensinya dihadapanNegara-Negara lain. Kuncinya ada pada sejauh manakekuatan militer Negara tersebut dapat dimanfaatkanuntuk mewujudkan keamanan nasional dan kepentingannasional berhadapan dengan Negara lain yang menjadiancaman bagi terujudnya semua itu.

175 Wahyono S.K. Op.Cit., Hal.52

Page 137: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

115

BAGIAN LIMA:PENUTUP

Dalam konstelasi dunia sekarang tanpa Angkatanbersenjata tidak ada satupun negara selamat(Soekarno) 176

Pentingnya Kekuatan Militer Dalam MewujudkanKepentingan Nasional

Melihat peristiwa pengembalian wilayah PapuaBarat kepada Indonesia ditahun 1960-an, tidak bisadipungkiri bahwa salah satu penentu keberhasilanterbesar Indonesia dalam mengembalikan wilayah IrianBarat dipengaruhi oleh keberadaan kekuatan militerIndonesia yang besar dan tangguh. Bahkan ada yangmenyebutkan bahwa kekuatan militer Indonesia padamasa itu adalah kekuatan militer terbesar khususnya dibelahan bumi bagian selatan. Kekuatan militer yang besardan tangguh itu sengaja diadakan oleh pemimpin

176 Judul pidato Presiden Soekarno dalam amanat kepada para siswa Seskoad diIstana Bogor, 15 Desember 1962. Lihat pada buku Iman Toto K.Rahardjo danSuko Sudarso. Op. Cit., Hal. 123.

Page 138: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

116

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Indonesia saat itu. Tujuannya jelas agar dapat dijadikansebagai kekuatan politik Indonesia di dalam pentas politikInternasional yang digunakan mensukseskan usahapemenuhan kepentingan nasional Indonesia saat itu, yaknimengembalikan wilayah Irian Barat yang selama ini masihdikuasai oleh pendudukan kolonial Belanda.

Dalam usaha pencapaian kepentingan nasional dipentas perpolitikan internasional itu keberadaan kekuatanmiliter Indonesia yang besar dan tangguh membawaimplikasi politik yang nyata. Sebab sebelumnya ketikahanya mengandalkan diplomasi masalah sengketakepemilikan wilayah Irian Barat antara Indonesia danBelanda tidak pernah menemui titik terang. Perjuanganpolitik yang dilakukan Indonesia melalui jalur diplomasibaik di forum bilateral antara Indonesia-Belanda maupundi forum internasional seperti Sidang Umum PerserikatanBangsa-Bangsa terbukti gagal. Hasil yang paling terlihatadalah berlarut-larut dengan tidak adanya kejelasan arah.Bahkan kecenderungan yang ada malah hanyamenguntungkan pihak Belanda. Sebab dengan terusbertahannya status quo yang tidak pernah terselesaikan,Belanda semakin dapat memperkuat kedudukannya diIrian Barat secara politis. Hal ini disebabkan Belandadidukung oleh sekutu-sekutunya dipentas politikInternasional (Negara-negara NATO).

Presiden Soekarno saat itu yang kemudian denganlantang menyuarakan untuk memakai kekuatan militerdalam usaha merebut kembali Irian Barat sebab diplomasitidak menghasilkan apa-apa kecuali keuntungan bagi pihakBelanda. Tanpa adanya “gertakan dan ancaman nyata”

Page 139: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

117

memakai kekuatan militer, sangat mungkin sengketakepemilikan wilayah Irian Barat akan terus berlarut-larut.Serta hasilnya akan sangat jauh berbeda seperti yangdiharapkan. Lima atau mungkin sepuluh tahun ke depanBelanda akan terus menguasai sekaligus memperkuatpengaruhnya di Irian Barat. Akibatnya ide besar tentangNegara Indonesia yang terbentang dari Sabang hinggaMerauke seperti yang diikrarkan dalam roklamsi 1945tidak akan pernah terwujud.

Memanfaatkan Situasi Politik Internasional UntukMembangun Kekuatan Militer

Politik luar negeri Indonesia harus ditentukan olehkepentingan kita sendiri dan dijalankan sesuaidengan kondisi dan keadaan yang kitahadapi…Politik Indonesia tidak dapat ditentukanoleh politik Negara lain yang diputuskanberdasarkan atas kepentingan Negaratersebut…(Mohammad Hatta)177

Presiden Soekarno saat itu memakai cara cerdasdalam pentas perpolitikan Internasional yang ditujukanuntuk mewujudkan tujuan kepentingan Nasional Indonesiapada masa itu. Dalam situasi politik internasional yangterpecah dalam 2 kutub besar yang saling bermusuhan,Presiden Soekarno tidak larut dan terjebak dalampermainan politik Negara adidaya, tapi justrumemanfaatkannya. Hal itu terbukti dengan caranya ketikamemperkuat dan membangun kekuatan militer Indonesiayang nantinya akan dipakai mewujudkan kepentingan

177 Dikutip dalam buku M. Wibowo. Op. Cit., Hal. 21.

Penutup

Page 140: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

118

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

nasional Indonesia saat itu, yakni mengembalikan wilayahIrian Barat kedalam pangkuan Negara Kesatuan RepublikIndonesia. Selain mendapat bantuan senjata dari blokAmerika dari kemahirannya berdiplomasi danmemanfaatkan keadaan, Soekarno juga mendapat bantuanpersenjataan dari Blok Sovyet. Padahal Soekarno sendiritidak pernah menyatakan berpihak pada salah satu BlokYang kemudian memberi bantuan persenjatan. Sekedarcatatan di masa itu (era perang dingin) tidak pernah adasatu Negara pun yang mendapat bantuan persenjataandari salah satu blok tanpa ikut menjadi bagian dari bloktersebut. Namun, Soekarno dapat mewujudkannya, danini adalah salah satu prestasi terbesar yang pernah dicapaioleh Indonesia dalam berpolitik di pentas Internasional.

Banyak pengamat menganggap tindakan yangdilakukan Presiden Soekarno saat itu terkait penggalangankekuatan massa secara besar-besaran dan peningkatanpersenjataan secara besar-besaran untuk merebut kembaliwilayah Irian Barat, dianggap sebagai bentuk romantismedalam politik. Nampaknya Soekarno sendiri tidakkeberatan atas persepsi itu. Padahal kenyataannyatindakan membangun kekuatan militer denganmengadakan kerjasama baik dengan Blok Barat maupunBlok Timur ditentukan bukan oleh emosinya, melainkanpragmatismenya, yaitu kemampuannya melihatkepentingan nasional Indonesia dan mempertimbangkanapakah politik negara lain sesuai dengan kepentingannasionalisme Indonesia. Misalnya, seperti diketahui, padaakhir tahun 1950-an waktu Pemerintah Indonesiamenyepakati perlunya modernisasi kekuatan militerIndonesia, awalnya rencana mengenai pembelianpersenjataan dilakukan di Barat. Setelah ditolak negara-

Page 141: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

119

negara Barat secara nyata baru Soekarno mengarah keMoskwa dan negara-negara Eropa Timur178.

Renungan Akhir

Ketika populasi dunia merangkak menuju angka 6milyar sementara sumber daya semakin terbatas,tampaknya ada kemungkinan bahwa perang antar Negaradimasa depan untuk mewujudkan kepentingan nasionaltidak dapat dipungkiri bisa terjadi sewaktu-waktu. Suatusaat kita dipaksa untuk terus merenungkan kemungkinanbahwa setiap generasi harus berhadapan dengan kejahatanyang dilakukannya sendiri179. Ketika jalan diplomasi sudahtertutup, kompromi tidak tercapai dan masing-masingpihak tetap teguh pada pendiriannya, maka perang adalahsatu-satunya jalan untuk memecah kebuntuan itu.

Makna yang tersirat dan inheren dalam konsepkepentingan nasional adalah kelangsungan hidup(survival), maka Indonesia sebagai Negara berdaulatmemiliki kewajiban untuk membuat strategi pertahanandan keamanan yang memfokuskan diri dalam pengadaanalutsista yang tangguh dan masif dalam rangkamempertahankan integritasnya terhadap tantangan,ancaman, gangguan dan hambatan baik yang datang daridalam ataupun luar negeri. Jadi, kepentingan utamanasional Indonesia adalah keamanan dan integrasi wilayah

178 Tulisan Alexei Drugov (pakar ilmu politik Rusia, pemerhati masalah Indonesia).Dalam tulisannya berjudul: “Presiden Soekarno dan Uni Sovyet”. Bisa dilihatpada http://etno06.wordpress.com/2010/01/13/presiden-soekarno-dan-uni-soviet/179 Samuel Willard Crompton (2007), 100 Peperangan yang Berpengaruh di DalamSejarah Dunia (judul asli: 100 Wars That Shaped World History, California : BluewoodBooks) . Jakarta: Karisma Publishing Group. Hal 7-8.

Penutup

Page 142: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

120

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

(kelanjutan pembangunan nasional dan keutuhankedaulatan). Lebih dari itu, strategi pertahanan dankeamanan ini mengandung persiapan sebagai wujud nyatadalam mengantisipasi perubahan-perubahan di masadepan. Setiap Negara, termasuk Indonesia mempunyaicaranya sendiri untuk mengetahui apa yang akan terjadidi masa depan sekaligus bersikap antisipatif terhadap apayang akan terjadi pada waktu mendatang180.

Negara-negara lain pun melakukan hal yang serupa.Negara yang memiliki kepentingan nasional melakukanpolitik internasional yang dinamis. Untuk mencapaikepentingannya, Negara tersebut tidak hanya melakukantindakan politik damai seperti diplomasi, tetapi diwaktuyang sama juga memperkuat diplomasi itu denganpeningkatan kemampuan persenjataan militernya.Tindakan-tindakan itu dapat mengeruhkan suasanahingga situasi menjadi tegang, bahkan hampir menyerupaiperang181.

Prediksi bahwa perang serta berbagai persiapannyadimasa depan nanti tidak akan lagi diperlukan, adalahsuatu pikiran sesat dan kebodohan paling mendasar dalamrencana membangun hubungan dengan Negara lain.Bagaimanapun kemajuan umat manusia dalam ilmupengetahuan sains dan teknologi beserta peradabanmateriilnya, tidak akan mampu mengendalikan instinguntuk menguasai pihak lain pada seorang manusia atausebuah Negara. Gambaran seperti itulah yang akandihadapi setiap Negara, termasuk Indonesia.

180 Bantarto Bandoro. Op. Cit., Hal 128-129.181 Sayidiman Suryohadiprojo. Loc.Cit., Hal.10

Page 143: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

121

Hal itu disebabkan setiap Negara menegakkankepentingan nasionalnya terhadap Negara-negara laindengan menggunakan kekuasaan (power) melalui kekuatanmiliternya, yakni bisa dengan cara mempertahankankekuasan, atau meningkatkan kekuasaan bahkan hanyauntuk sekedar mendemonstrasikan kekuasaan yangdimiliki Negara itu182.

Oleh sebab itu seperti yang disampaikan LetJendTNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo dalam bukunya SiVis Pacem Parabellum183 :

“Indonesia harus mengembangkan satu sistemkeamanan nasional (siskamnas), yaitu sistemyang mewujudkan situasi dan kondisikemampuan bangsa dalam melindungi semuasistem kehidupan dan kepentingan nasionalnya,yang didasarkan pada sistem nilai internalnyasendiri, terhadap setiap ancaman dan tantanganbaik dari dalam maupun luar negri.”

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia membutuhkanlebensraum yang besar pula, dan pasti akan bersinggungandengan kepentingan nasional negara lain, yang mungkinlebih inferior atau mungkin juga lebih superior. Dalamkonteks ini negosiasi hanya dapat dikembangkan secaramaksimal dan menguntungkan apabila ada posisi tawaryang kuat, yang didukung oleh kekuatan nyata di bidangpolitik, ekonomi dan kekuatan militer. Sulit bagi Indonesiauntuk mengembangkan posisi tawarnya apabila bersandarpada kekuatan militer dengan postur yang kecil dan lowprofile seperti sekarang.

182 Wahyono S.K., Op.Cit., Hal.52183 Baca Suryohadiprojo,Sayidiman (2005), Si Vis Pacem Parabellum (MembangunPertahanan Negara yang Efektif dan Modern). Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Penutup

Page 144: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

122

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Terjadinya kemungkinan intervensi (petualangan)dari pihak asing terhadap wilayah Indonesia juga tidakakan terjadi apabila Indonesia memiliki kekuatan dengandeterrence power yang memadai, minimal di lingkunganterkecil kawasan Asia Tenggara. Pilihan paling rasionalbagi Indonesia saat ini sebagai persiapan menghadapiinteraksinya dengan Negara lain khususnya denganNegara-negara yang lebih maju dan kuat adalahmempersiapkan kekuatan militernya sebaik mungkinsampai pada tahapan kekuatan militer yang besar danmassif serta memiliki detterence effect yang tinggi. Dimanapada akhirnya Indonesia, diwakili kekuatan militer itumempunyai bargaining position dihadapan Negara-negaralain yang mengadakan interaksi dengannya. Sehingga kitatidak perlu lagi takut jika kebijakan yang diambilpemerintah berseberangan dan berbeda dengan keinginanNegara lain tersebut jika memang dirasa tidak memihakpada kepentingan nasional.

Apa yang dilakukan Presiden Soekarno dengancaranya untuk merebut kembali Irian Barat memakaikekuatan militer secara besar-besaran memangmeninggalkan hutang sebesar 2.5 miliar USD. Sebagianbesar utang itu memang dialokasikan untuk membelipersenjataan dalam membangun kekuatan militer nasionalsedangkan sisanya untuk pembiayaan proyek-proyekinfrastuktur vital sebagai landasan pembangunan ekonomiberdikari184. Namun hasilnya yang tak dapat ternilaiadalah kembalinya wilayah Papua Barat ke pangkuanNKRI dan tetap terjaganya kehormatan serta kedaulatanNegara.

184 Bendungan Jatiluhur, Krakatau Steel, Semen Gresik,dll

Page 145: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

123

Bandingkan dengan Orde Baru pimpinan Soehartoyang meninggalkan hutang lebih dari 100 miliar USD.Hasilnya adalah dwifungsi ABRI yang mendominasisegala bidang, korupsi merajalela, NKRI hampir pecah,belum lagi hal-hal negatif dibidang pertahanan dankeamanan. Puluhan prajurit TNI tewas karena pesawatdan kapalnya adalah barang-barang bekas dan tua yangmasih dipaksakan untuk dipakai serta ditambah ketidakmampuan untuk mengatasi pencurian dan penyelundupankekayaan Negara seperti illegal logging, illegal fishing,penjualan pasir illegal ke pihak asing. Paling parah lagiadalah berulang kali kedaulatan NKRI dilanggar di depanhidung bahkan oleh Negara tetangga sendiri185.

Seperti yang diajarkan oleh Presiden Soekarnobahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang cintaperdamaian tapi lebih cinta pada kemerdekaan. Makaperang hanya dilakukan bila ada suatu kekuatan asingyang memaksakan kepentingan politik, ekonomi, ataupunideologinya yang bisa menghancurkan kepentingan dankeamanan nasional Indonesia itu sendiri. Ke depan, tidakbisa dihindari lagi, pasti akan ada banyak negara-negarabesar yang menjadikan Indonesia sebagai sasaranpemaksaan itu. Tidak adanya lagi kekuatan militer yangmemiliki faktor deterrence dan bargaining position membuatIndonesia tidak lagi akan berdiri sebagai Negara yangberdaulat dalam hubungan politiknya dengan Negara-negara lain.

Kekuatan militer yang tangguh sebagai instrumenpolitik nasional dalam bidang pertahanan Negara adalahjawaban serta asuransi terhadap ketidakpastian tersebut.

185 Iman Toto K.Rahardjo dan Suko Sudarso . Op. Cit., Hal LII-LIII

Penutup

Page 146: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

124

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Pertahanan Negara, pertama-tama harus mampumenangkal perang. Perang tidak dapat dicegah sekalipundiplomasi akan mengusahakannya, namun tetap tidak adajaminan. Menangkal perang harus dengan kekuatan nyatadan kemauan untuk menggunakannya, dan juga kekuatanserta kemauan itu harus dapat sampai dan di yakini olehmusuh-musuh potensial sebagai bentuk peringatan kepadamereka untuk tidak mencoba mengusik, menekan ataumengintimidasi Indonesia sebagai sebuah Negara yangberdaulat186.

Tidak ada yang mubazir bahkan jika pada akhirnyaIndonesia atau Negara manapun sampai mengalami defisitkeuangan hanya untuk untuk membelanjakan uang dijalanpembangunan kekuatan militer. Sebab, baik dimasa damaiketika berhubungan dengan negara-negara lain danterlebih-lebih nanti dimasa perang kekuatan militer itumutlak diperlukan bagi sebuah Negara.

Bandingkan dengan Korea Utara hari ini dalamhal kekuatan militer, negeri kecil ini tidak pernah bisamempan didikte apalagi digertak Negara-negara besar,karena memiliki kekuatan militer yang begitu kuatdeterrence dan determinant-nya. Memiliki pesawat pembomsekitar 80 buah, Jet tempur 440, pesawat transportasi 215, Helikopter sebanyak 302. Angkatan Lautnya memiliki 63kapal selam, fregat 3, dan kapal Amphibi sejumlah 261187

serta yang paling fenomenal adalah kepemilikan senjatanuklir plus rudal balistiknya.

186 Supardi Yogi. Op. Cit., Hal.28.187Tulisan Rudi Hartono dengan judul “Kejayaan Angkatan Perang IndonesiaPada Masa Bung Karno”. Dapat diakses di http://berdikarionline.com/bedah-eko-pol/20100906/kejayaan-angkatan-perang-indonesia-pada-masa-bung-karno.html , diakses tanggal 29 Mei 2010.

Page 147: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

125

Memang menjaga kedaulatan itu mahal, tetapi haltersebut harus dilakukan jika bangsa ini tidak mau menjadicemoohan dan hinaan bangsa bangsa lain di dunia. Jikadibandingkan dengan kekayaan alam kita yang hilangsetiap tahunnya mencapai triliyunan rupiah akibatkelemahan penjagaan militer kita maka menghadirkankekuatan militer seharga ratusan miliyar tidaklahseberapa. Ketegangan dengan Negara tetanggabelakangan ini serta pengalaman bangsa ini dimasa lampaudalam fase sejarah heroik konfrontasi melawan Belandadalam rangka merebut kembali Papua Barat harus menjadipelajaran bagi bangsa Indonesia, bahwa sudah waktunyamasalah pertahanan menjadi salah satu prioritas yangtidak bisa diabaikan lagi188.

Berkaca kembali pada tujuan serta implementasipembangunan kekuatan militer Indonesia pada masapembebasan Irian Barat, pada saat itu Indonesia telahberhasil menerapkan prinsip yang dikatakan Sun Tzudalam bukunya yang terkenal The Art of War, yakni “inpeace prepare for war, in war prepare for peace” (dalam damaibersiaplah untuk berperang, dalam perang bersiaplahuntuk berdamai)189.

Dimana dalam buku itu juga Sun Tzu mengatakanbahwa the true object of war is peace (tujuan perang yangsebenarnya adalah damai). Makna yang dapatdisimpulkan adalah bahwa tidak akan tercapai suatu

188 Tulisan Djoko Susilo (Anggota DPR Komisi 1). Dalam tulisannya berjudul: “ApaYang Perlu Dilakukan Ketika Malaysia Lecehkan RI ?” Tulisan bisa dilihat padahttp://osdir.com/ml/culture.region.indonesia.ppi-india/2005-03/msg00446.html189 Catatan Ron Kernahan tentang Sun Tzu “The Art of War” (a commentary on thebook, plus excerpt). Bisa dilakses pada http://www.30-days.net/shop/download/rk_suntzu_excerpts.pdf.

Penutup

Page 148: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

126

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

perdamaian tanpa membangun kekuatan militer yang kuat,karena bila suatu pihak masih merasa dapat mengandalkankemampuan dan kekuatannya yang dianggap melebihikekuatan lawannya, maka intimidasi dan provokasi menujusuatu perang tidak akan dapat terhindarkan190.

Indonesia, sekarang juga harus mulai menentukankeberpihakan terhadap negara-negara yang bisa dijadikansekutu dan bisa diajak kerjasama dalam prosespembangunan kembali kekuatan militernya. Kehadirankekuatan-kekuatan baru di pentas politik duniamenjadikan pilihan akan hal itu juga semakin banyak danterbuka lebar tanpa harus bergantung pada satu negarasaja. Artinya pembangunan kekuatan militer Indonesiabisa dibangun asalkan pemerintah mau mencari jalankeluarnya. Pilihan jalan keluar itu banyak, tinggal masalahkeberanian. Apakah mau melangkah atau tidak. Si VisPacem Para Bellum, “BARANG SIAPA MENGINGINKANPERDAMAIAN, MAKA WAJIB BAGINYA UNTUKMEMPERSIAPKAN DIRI BERPERANG”.

190 Tulisan Marsda TNI Koesnadi Kardi (Kepala Badan Pendidikan dan LatihanDephan, Alumni Seskoal, Royal College Defence Studies, London). Dalamtulisannya yang berjudul: “Kekuatan Militer Sebagai Pengimbang dan Penggentar”.Dilihat pada : http://osdir.com/ml/culture.region.indonesia.ppi-india/2005-03/msg01641.html . Diakses pada 23 Januari 2011.

Page 149: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

127

Adams, Cindy 1966, BUNG KARNO-Penyambung LidahRakyat Indonesia (judul asli : Sukarno, An AutoBiography as Told to Cindy Adam), terj. Mayor AbdulBar Salim, PT Gunung Agung, Jakarta.

Bandoro, Bantarto (ed) 2005, Perspektif Baru KeamananNasional, Centre for Strategic and InternationalStudies, Jakarta.

Archer, Jules 2006, Kisah Para Diktator (Judul Asli : TheDictators, Fascist, Communists, Despots andTyrans-The Biographies of “The Great Dictator” ofModern World. 1967 ), Penerbit Narasi,Yogyakarta.

Bahar, Saafroedin. dkk 1989, Pendidikan Pendahuluan BelaNegara, Penerbit Intermedia, Jakarta.

Bandoro, Bantarto 2005, Perspektif Baru Keamanan Nasional,CSIS (Centre for Strategic and InternationalStudies), Jakarta.

Buzan, Barry 1990 , People state and Fear, Lynee RiennerPublisher, Boulder Colorado.

DAFTAR PUSTAKA

Page 150: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

128

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Clausewitz, Carl Von 1954, Tentang Perang (PenerjemahMayor inf. R. Soesatyo), Bagian Penerbit BukuKetentaraan “PEMBIMBING”, Jakarta.

————————————. 1976, On War (diedit danditerjemahkan dalam bahasa Inggris dari Judul asli“Vom Kriege” oleh Michael Howard dan PeterParet), Princeton University Press, Princenton-New Jersey .

Craig, Gordon A. et.al (Edited by William W. Kaufman)1956, Military Policy and National Security, PrincetonUniversity Press, Princenton-New Jersey.

Crompton, Samuel Willard 2007, 100 Peperangan yangBerpengaruh di Dalam Sejarah Dunia (judul asli: 100Wars That Shaped World History, California :Bluewood Books), KARISMA PUBLISHINGGroup, Jakarta.

Crouch, Harold 1999, Militer dan Politik Di Indonesia,Pustaka Sinar harapan, Jakarta.

Departemen Pertahanan RI 2007, Buku Strategi PertahananNegara, Dephan RI, Jakarta.

Djiwandono, J.Soedjati 1996, Konfrontasi Revisited(Indonesia’s Foreign Policy Under Soekarno), CSIS(Centre for Strategic and International Studies),Jakarta.

Page 151: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

129

Duffy, Crishtoper 1988, Frederick The Great : A Military Life(Biografi Frederick William I), Routledge,London.

Endaryanta, Erwin 2008, “POLA PERTAHANANMARITIM INDONESIA, Studi Implementasi DoktrinMiliter TNI AL dalam kebijakan Pertahanan MaritimIndonesia di Selat Malaka”. Thesis untuk gelar masterbidang studi manajemen pertahanan (Thesis tidakdipublikasikan). Cranfield – UK - ITB.

Feith, Herbert 2001, Soekarno dan Militer (Dalam DemokrasiTerpimpin), Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Feith, Herbert dan Castles, Lance 1988, Pemikiran PolitikIndonesia 1945 – 1965, LP3ES, Jakarta.

Gardner, F. 1999, 50 Tahun Hubungan Amerika SerikatIndonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Geus, Dr. P.B.R de 1984, Masalah Irian Barat (Aspek KebijakanLuar Negeri dan Kebijakan Militer), YayasanJayawijaya, Jakarta.

Hirst, Paul 2004, War and Power in the 21st Century, MuraiKencana, Jakarta.

Holsti, K.J 1988, Politik Internasional (Kerangka untukanalisis) Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Jackson, Robert & Sorensen, Georg 2005, Pengantar StudiHubungan Internasional, Penerbit Pustaka Pelajar,Yogyakarta.

Daftar Pustaka

Page 152: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

130

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Joash E.S., Tapiheru 2006, (SKRIPSI) Proto-Citizenship danProses Pembentukan Identitas Kolektif di ImperiumRoma (Dari Negara Kota ke Negara Dunia). SkripsiMahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan (Skripsitidak dipublikasikan), UGM, Yogyakarta

Kahin, Audrey R. & Kahin, George McT. 1997, SUBVERSISEBAGAI POLITIK LUAR NEGERI-MenyingkapKeterlibatan CIA di Indonesia (Judul Asli : Subversionas Foreign Policy-The Secret Eisenhower and DullesDebacle in Indonesia), terj. Dr.R.Z. Leirissa, PenerbitPT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta

Krause, Keith 1999, “Rationality and Deterrence in Theoryand Practice” dalam Craig A. Snyder (ed),Contemporary Security and Strategy, MacMillanPress, London.

Lay, Cornelis 2005, “Menjaring Bayang-Bayang: DilemaPengawasan Intelijen Dalam MasyarakatDemokratis”, dalam Andi Wijayanto (ed), ReformasiIntelijen Negara, Pacivis dan Friedrich EbertStiftung, Jakarta.

Leifer, Dr. Michael 1986, Politik Luar Negeri Indonesia. (judulasli : Indonesia’s Foreign Policy), terj. Drs. A. RamlanSurbakti, MA, PT Gramedia, Jakarta.

Liebknecht, Karl 2004, Militerisme dan Anti Militerisme, IREPress Yogyakarta, Yogyakarta.

Mackie, J.A.C 1974, Konfrontasi (The Indonesia-MalaysiaDispute), Oxford University Press, Kuala Lumpur.

Page 153: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

131

Morgenthau, Hans J. 2010, Politik Antar Bangsa (judul asli:Politic Among Nations), Yayasan Pustaka Obor,Jakarta.

Muhaimin, Yahya A. 2008, Bambu Runcing dan Mesiu(Masalah Kebijakan Pembinaan Pertahanan Indonesia),Penerbit Tiara Wacana, Jogjakarta.

Mukmin, Dr. Hidayat 1991, TNI Dalam Politik Luar Negeri,Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Murray, Douglas J. & Viotti, Paul R. (ed) 1989, The DefensePolicies of Nations (A Comparative Study 3rd edition),The Jhons Hopkins Press Ltd., London

Gray, Colin S. dan Sloan, Geoffrey (ed) 1999, Geopolitics(Geography and Strategi), Frank Cass Publishers,London.

Naskah Akademik RUU Keamanan Nasional (17 Maret2011).

Nasution, A.H 1955, Catatan-Catatan Sekitar Politik MiliterIndonesia, C.V Pembimbing, Jakarta.

Osborne, Robin 2001, Kibaran Sampari (GerakanPembebasan OPM dan Perang Rahasia di PapuaBarat), Penerbit ELSAM, Jakarta.

Perlmutter, Amos 1984, Militer dan Politik, Penerbit CV.Rajawali, Jakarta.

Daftar Pustaka

Page 154: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

132

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Poesnegoro, Marwati Djoened dan Notosusanto,Nugroho 1992, Sejarah Nasional Indonesia VI : JamanJepang dan Jaman Republik Indonesia, PT. BalaiPustaka, Jakarta.

Prihartono, T. Hari, dkk 2006, Mencari Format KomprehensifSistem Pertahanan dan Keamanan Negara, PropartiaInstitute, Jakarta.

Prihatono, T.Hari, dkk. 2007, Keamanan Nasional: KebutuhanMembangun Perspektif Integratif Versus PembiaranPolitik dan kebijakan, Propartia Institute, Jakarta.

Rahardjo, Iman Toto K. dan Sudarso, Suko 2010, BungKarno (Masalah Pertahanan-Keamanan), Grasindo,Jakarta.

Seri Buku TEMPO : Bapak Bangsa 2010, “TAN MALAKA(Bapak Republik Yang Dilupakan)”, KepustakaanPopuler Gramedia (KPG), Jakarta.

S.K., Wahyono 2009, Indonesia Negara Maritim, PenerbitTeraju, Jakarta.

Schelling, Thomas C 1980, The Strategy of Conflict, HarvardUniversity Pres, Bolton.

Schelling, Thomas C. 2008, “Arms and Influence”. DalamThomas G. Mahken & Joseph A. Maiolo (ed)Strategic Studies, Routledge, New York.

Schuman, Frederick L 1958, International Politics(International Studen Edition: Sixth Edition),

Page 155: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

133

McGraw-Hill Book Company, Inc & KogakushaCo., Ltd., New York & Tokyo.

Simpson, Bradley R. 2009, Economict With Guns (AmerikaSerikat, CIA, dan Munculnya Pembangunan OtoriterRezim Orde Baru), PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Singh, Bilveer 1994, Bear and Garuda (Sovyet-IndonesianRelation: From Lenin to Gorbachev), Gadjah MadaUniversity Press, Jogjakarta.

Soebadio, Hadi 2005, Hubungan Indonesia-AmerikaDasawarsa Ke II Tahun 1955-1965, Pramita Press,Tangerang.

Soekarno 2000, Membangun Dunia Yang Baru (PidatoPresiden RI di Muka Sidang Umum PBB ke XVtanggal 30 September 1960), Media Presindo,Yogyakarta.

Sumarkidjo, Atmadji 2010, Mission Accomplished, KataHasta Pustaka, Jakarta.

Suryohadiprojo,Sayidiman 2005, Si Vis Pacem Parabellum(Membangun Pertahanan Negara yang Efektif danModern), PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suwanto, Drs. dkk 2002, Sejarah Nasional dan Umum 3(kelas 3 SMP), Aneka Ilmu, Semarang.

Daftar Pustaka

Page 156: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

134

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Suwarno, Drs. Basuki 1999, Hubungan Indonesia-BelandaPeriode 1945-1950., Pan Percetakan Upakara,Jakarta.

Syamsudin, Nazaruddin 1988, Soekarno-Pemikiran Politik danKenyataan Praktek, Penerbit Rajawali, Jakarta.

Tanuwidjaja, William 2008, 101 Intisari Seni Perang Sun Tzu,MedPress, Yogyakarta.

Tilly, Charles 1975, “Reflections on the History of EuropeanState-Making,” dalam Charles Tilly (ed)., TheFormation of National States in Western Europe,Princeton University Press, Princeton.

Tilly, Charles 1985, “War Making and State Making asOrganized Crime,” dalam Peter Evans, DietrichReuschmeyer and Theda Skocpol (ed), Bringing theState Back In, Cambridge University Press,Cambridge.

Tilly, Charles 1999, Coercion, Capital and European States(AD 990-1992), Blackwell Publishing, Malden.

Tim CSIS 1995, Refleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia,Penerbit CSIS, Jakarta.

Tim Kontras 2005, Politik Militer Dalam Transisi DemokrasiIndonesia (Catatan KontraS Pasca Perubahan Rezim1998), Penerbit KontraS, Jakarta.

Page 157: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

135

Tim Penerbit Narasi 2006, 100 Tokoh yang MengubahIndonesia (Tokoh : A.H Nasution), PenerbitNARASI, Jakarta.

Tim Propartia Institute 2006, Mencari Format KomprehensifSistem Pertahanan dan Keamanan Negara, PropartiaInstitute, Jakarta.

Weiner, Tim 2008, Membongkar Kegagalan CIA, Penerbit PTGramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wibowo, M. 2009, Malaysia Membungkam Indonesia, PustakaSolomon, Yogyakarta .

Yamin, Muhammad & Matengkar, Sebastian 2006, IntelijenIndonesia (Towards Professional Intelligen), GadjahMada University Press, Yogyakarta.

Yogi, Supardi 1999, Kembali Ke Rakyat (Kepedulian SeorangPrajurit), Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Artikel InternetAndi Wijayanto : “Evolusi Doktrin Pertahanan Indonesia”.

Dapat dilihat pada http://www.propatria.or.id/l o a d d o w n / P a p e r % 2 0 D i s k u s i /Evolusi%20Doktrin%20Pertahanan%20Indonesia%20-%20Andi%20Widjajanto.pdf

Adi Wicaksono (Pemerhati Sejarah Politik dan RedakturGlobal Tangsel ) Artikel berjudul “Isu Papua danKorelasinya Dengan Peta Kekuatan Militer di Era 1960”.Bisa dilihat pada http://globaltangsel.com/

Daftar Pustaka

Page 158: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

136

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

rubrik/opini/baca/9/isu-papua-dan-korelasinya-dengan-peta-kekuatan-militer-di-era-1960/.

Alexei Drugov : “Presiden Soekarno dan Uni Sovyet”.Dapat dilihat pada http://etno06.wordpress.com/2010/01/13/presiden-soekarno-dan-uni-soviet/

Rudi Hartono: “Kejayaan Angkatan Perang Indonesia PadaMasa Bung Karno”. Dapat dilihat pada http://berdikarionline.com/bedah-eko-pol/20100906/kejayaan-angkatan-perang-indonesia-pada-masa-bung-karno.html

Ron Kernahan tentang Sun Tzu “The Art of War” (acommentary on the book, plus excerpt). Bisadilakses pada : http://www.30days.net/shop/download/rk_suntzu_excerpts.pdf.

Guy J. Pauker : “General Nasution’s Mission to Moscow”.Dapat dilihat pada Jurnal JSTOR. http://l i n k s . j s t o r . o r g / s i c i ? s i c i = 0 0 0 4 -4687%28196103%291%3A1%3C13%3AGNMTM%3E2.0.CO%3B2-T

Peter Kasenda : “Soekarno, Diplomasi dan Konfrontasi” Dapatdilihat pada http://www.scribd.com/doc/45659582/Irian-Barat-Diplomasi-Dan-Konfrontasi

Sutoro Eko : “Meletakkan Militer Pada Posisi YangSebenarnya”. Dapat dilihat pada http://www.ireyogya.org/sutoro/reformasi_militer.pdf

Tulisan Leo Kusuma dengan judul “Kemanakah KRI Irian”.Dapat dilihat di http://umum.kompasiana.com/2009/01/14/kemanakah-kri-irian/

Page 159: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

137

Mayor Laut (P) Salim, Komandan KRI Untung Suropati):“Pertahanan Negara adalah cermin dari Martabat Bangsadan Negara”. Dapat dilihat pada http://www.tandef.net/pertahanan-negara-merupakan-cermin-dari-martabat-bangsa-dan-negara

Edi Prasetyono : “Strategi Pertahanan: Dimensi Militer danDoktrin”. Dapat dilihat pada http://w w w . p r o p a t r i a . o r . i d / l o a d d o w n /P a p e r % 2 0 D i s k u s i /Strategi%20Pertahanan:%20Dimensi%20Militer%20dan%20Dokrin%20%20Edy%20Prasetyono.pdf

Djoko Susilo : “Apa Yang Perlu Dilakukan Ketika MalaysiaLecehkan RI ? “. Dapat dilihat pada http://osdir.com/ml/culture.region.indonesia.ppi-india/2005-03/msg00446.html

Edy Prasetyono : “Kekuatan Udara dan Pertahanan Nasional”.Dapat dilihat pada http://www.propatria.or.id/d o w n l o a d / P a p e r % 2 0 D i s k u s i /Kekuatan%20Udara%20dan%20Pertahanan%20Nasional%20-%20Edy%20Prasetyono.pdf

Marsda TNI Koesnadi Kardi : “Kekuatan Militer SebagaiPengimbang dan Penggentar”. Dapat dilihat padah t t p : / / o s d i r . c o m / m l /culture.region.indonesia.ppi-india/2005-03/msg01641.html

Daftar Pustaka

Page 160: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

138

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

MajalahMajalah Angkasa Edisi Koleksi XXIV. Dirty War (Mesiu

di Balik Skandal Politik dan Obat Bius). Edisi April2005.

Majalah Angkasa Edisi Koleksi No.61. Kapal PerangIndonesia- Sejarah dan Perkembangannya. EdisiSeptember 2009.

Majalah Angkasa Edisi Koleksi No. 72 tahun 2011. PesawatKombatan TNI-AU1946-2011 (Dari LegendaChuren Hingga Kedigdayaan Flangker).

Majalah Angkasa Edisi Koleksi No. 73 tahun 2011. OperasiUdara Trikora.

Majalah TSM (Teknologi dan Strategi Militer) Nomor 1Tahun 1. Edisi April 1987

Dokumentasi DigitalPidato Presiden Soekarno Mengenai “Klaim Irian Barat”.

Pada peringatan Nuzulul Quran 1962. Sumber:Arsip Nasional RI.

Pidato Presiden Soekarno Mengenai Irian Barat di IstanaNegara pada Upacara Pelantikan Oemardhanisebagai KSAU tanggal 20 Januari 1962. Sumber:Arsip Nasional RI.

Pidato Presiden Soekarno tentang “Penemuan KembaliRevolusi Indonesia” tanggal 17 Agustus 1959.Sumber: Arsip Nasional RI.

Pidato Presiden Soekarno pada sambutan Sidang PengurusBesar Front Nasional. Sumber: Arsip Nasional RI.

“OPERATION TRIKORA_ Indonesia Giant Military in 1960sand Liberation of W. Papua”. Sumber: youtube.com

Page 161: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxv

TENTANG PENULISFerry Valdano Akbar, lahir di Semarang tanggal 6

Mei 1989. Dari orang tuanya yang memiliki darah asliminang bernama Baharuddin dan Hilda Yetti, S.H.Pendidikan dasar ditamatkan semuanya di KotaSemarang, yakni dimulai dari SD Islam Supriyadi, berlanjutke SMP N 2 Semarang dan terakhir di SMA N 3 Semarangpula. Yang kemudian memutuskan untuk mengikuti tradisileluhurnya yakni “merantau” ke kota lain yakni Jogjakartauntuk menempuh pendidikan tinggi di Universitas GadjahMada (UGM) Jurusan Ilmu Pemerintahan (Sekarang JPP,Jurusan Politik Pemerintahan).

Berbeda dengan kebanyakan keluarga dankerabatnya yang memiliki bakat dan berorientasiberdagang seperti kebanyakan orang minang, penulissejak masuk SMP dan berlanjut ke SMA sudah sangattertarik membaca dan mencari tahu segala hal yangberhubungan dengan sejarah, perang, politik dan pernak-pernik lainnya. Tokoh idolanya bahkan seorang diktatorJerman Adolf Hitler sang pemimpin partai Nazi.Kesukaannya membaca buku-buku seperti itu bahkanpernah membuat orang tuanya kahawatir terhadappenulis yang ditakutkan akan menjadi seorang teroris.Ketika memasuki masa SMA, penulis tetap sangat tidakbisa paham pelajaran matematika, akuntansi, apalagi fisikasehingga penulis terdampar di jurusan IPS (Ikatan PelajarSantai) yang memberinya banyak waktu luang untukmelanjutkan hobbinya membaca buku-buku perang, politikdan sejarah tanpa harus terbebani pelajaran-pelajaraneksak.

139

Page 162: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxvi

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

140

Masuk di Jurusan Ilmu Pemerintahan sedikitmembuat kecewa penulis sebab ternyata di dalamnyatidak ada mata kuliah khusus yang membahas tentangstudi pertahanan negara. Kebanyakan hanya membahastentang politik lokal, otonomi daerah, demokrasi, pemilu,dsb. Kekecewaan itu kemudian penulis tumpahkan untukmembuat skripsi yang berisi tentang arti penting kekuatanmiliter bagi sebuah negara yang ditunjukkan dalamperistiwa bersejarah pembebasan Irian Barat. Dukunganyang diberikan oleh Drs. Cornelis Lay, M.A selaku dosenpembimbing skripsi dari penulis sangat begitu banyakmembantu penulis dalam menyelesaikan skripsinya.Dimulai dari persetujuan yang diberikan tentang temayang akan diangkat hingga sumbangsih pikiran yangmembantu penulis bersemangat untuk mewujudkan itusemua.

Semasa kuliah penulis aktif menjadi kader GmnIKomisariat Sospol UGM dan pernah maju mencalonkandiri untuk menjadi presiden HMJ KOMAP (KorpsMahasiswa Pemerintahan) walaupun akhirnya gagal danhanya menjadi menteri pemberdayaan anggota KOMAP.Setelah menamatkan pendidikan S1 nya dan berhasilmenjadi seorang sarjana bergelar S.IP kini penulis bekerjasebagai staf ahli anggota DPR-RI dari PDI-Perjuanganyang ditempatkan di Komisi 1 (Bidang Militer, Intelijen,Luar Negeri, dan Telekomunikasi). Sembari menungguapa yang Tuhan persiapkan untuk episode kehidupanpenulis selanjutnya, penulis memilih untuk terus belajar,mengamati, dan melihat realitas kehidupan politik diGedung Wakil Rakyat yang katanya berisi orang-orangterhormat . Suatu kesempatan yang tidak semua orangbisa meraihnya.

Page 163: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxvii

PUBLIKASI YANG DITERBITKANJurusan Politik dan Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM

David Efendi, The decline of bourgeoise:Runtuhnya kelompok dagang pribumi KotagedeXVII-XX), 276 hlm, 14,5x21 cm, 2010.

Perjalanan dan dinamika pedagang di Nusantara menjadipenting untuk melacak keberadaan borjuasi yang munculdi abad ke-19 dan ke-20. Kelompok borjuis ini lahir danbermunculan di beberapa daerah (borjuasi etnis) yangkemudian bertemu dalam perdagangan Nusantara sebagai

akibat dari perkembangan perdagangan dan pelayaran. Pelacakan kelas borjuasiini juga dapat diawali dengan pembacaan terhadap kategori Clifford Geertzyang memilah tiga kelompok dalam masyarakat; yaitu golongan Abangansebagai penduduk desa, kaum Santri sebagai kaum pedagang, dan Priyayisebagai keturunan bangsawan atau birokrat.

Titik Widayanti, Politik Subaltern (PergulatanIdentitas Waria), 148 hlm, 14,5x20,5 cm, 2010.Masih minimnya kajian subaltern di Indonesiamenginspirasi penulis untuk menghadirkan studi tentangPergulatan Identitas Waria yang dibingkai dalam politiksubaltern. Keberadaannya sebagai komunitas subalternsebenarnya memiliki berbagai dimensi yang sangat menarikuntuk dikaji baik dari segi politik, ekonomi, sosial maupun

budaya. Buku ini mencoba mengawali kajian tentang waria dari perspektifpolitik, khususnya berkaitan dengan pembentukan dan pergulatan identitasnyasebagai komunitas subaltern.

Publikasi yang Diterbitkan

141

Page 164: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxviii

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Rachmad Gustomy; Negara Menata Umat, 242 hlm,14x21 cm, 2010.

Pemikiran di balik buku ini berangkat dari olokan sambillalu bahwa selama ini membaca ‘masyarakat Islam’ adalahsekedar mendefinisikan wacana tokoh besar yangdiwawancarai. Baik ilmuwan, cendekia, ulama atau tokohIslam yang dijadikan sampling analisis penelitian yangselama ini seakan mewakili “Rakyat Islam Indonesia”:

Siapa (?), bagaimana (?), seperti apa (?) mereka. Olokan itu menjadi refleksiserius bagi penulis, sehingga memunculkan sebuah ambisi untuk melihatkonstruksi masyarakat Islam dalam relasi kekuasaan dengan negara. Penulismenemukan celah kecil, meminjam psikoanalisa pada identifikasi proses bawahsadar (sub-conciousness) yang ternyata masih membentuk pola tertentu.

Rizza Kamajaya; Transformasi Strategi GerakanPetani, 192 hlm, 14x21 cm, 2010.

Pasca jatuhnya rezim otoritarian Order Baru, konstelasipolitik di Indonesia diwarnai dengan munculnya berbagaiorganisasi rakyat dalam berbagai sektor, seperti buruh,nelayan, kaum miskin kota dan tentunya petani.Partisipasi politik yang macet selama kurun waktu 32tahun telah menemukan momentum kebangkitannya.

Dalam hal ini kehadiran organisasi rakyat yang dapat dimaknai sebagai sebuahbentuk aktualisasi gerakan bawah tanah yang hidup secara sembunyi-sembunyisewaktu rezim Orde Baru berkuasa.Gerakan petani Batang menjadi salah satu kasus yang muncul di era transisidemokrasi. Melalui sebuah wadah kolektif perjuangan yang bernama ForumPerjuangan Petani Batang atau disingkat FPPB, para petani Batang berusahamengambilalih kembali tanah mereka yang diakuisisi negara ketika rezimOrde Baru berkuasa. Strategi reclaiming menjadi sebuah titik tolak petani

untuk mewujudkan cita-citanya tersebut.

Wigke Capri Arti; Politik Subaltern: PergulatanIdentitas Gay, 192 hlm, 14x21 cm, 2010.

Lebih dari dua puluh tiga tahun yang lalu, organisasi gaypertama di Indonesia didirikan di Yogyakarta. Organisasitersebut memberi warna berbeda bagi dunia gerakan diYogyakarta yang telah diisi dengan berbagai organisasi.Organisasi tersebut bernama PGY, Persaudaraan GayYogyakarta.

142

Page 165: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxix

Buku ini melacak tentang gerakan gay di Yogyakarta dari kuntum terciptanyagerakan hingga sekarang ini. Buku ini juga memotret pertarungan wacana gaydengan wacana kuasa agama dan negara yang telah berlangsung selama ratusanabad.

Purwo Santoso, Hasrul Hanif, AE Priyono;Securing the pace and the direction of IndonesianDemocratization, 90 hlm, 13x21 cm, 2010

Buku ini berisi tentang desain asesmen demokrasi yangditawarkan oleh Tim Fisipol UGM terkait dengan relasipower, wealth dan democracy. Model tersebut terkait denganrelasi power antara proses produksi kemakmuran dandistribusi kemakmuran yang seimbang. Buku ini berisiempat (4) buah chapter, pertama “In search for alternative

models of democracy for Indonesi”. Chapter kedua “Power, wealth, anddemocracy: Reconstructing welfare-based power relations”. Chapter yangketiga “Action-reflection” dan keempat berisi kesimpulan .

Bayu Dardias Kurniadi (ed.); Praktek PenelitianKualitatif: Pengalaman dari UGM, 310 hlm, 14,5x 20,7 cm, 2011

Buku yang ada dihadapan anda ini adalah kumpulan tugasmahasiswa Jurusan Politik dan Pemerintahan (JPP)Fisipol UGM pada semester lima (5) proses kuliahmereka. Tugas-tugas tersebut dipakai sebagai salah satpenilaian akhir dalam mata kuliah Metode AnalisaKualitatif yang diampu oleh Bayu Dardias Kurniadi, MA,

M.Pub.Pol bersama Arie Ruhyanto, M.Sc. Dalam mata kuliah ini, mahasiswadituntut untuk mampu melakukan dua hal, pertama memahami prinsip dankonsep dasar metode penelitian kualitatif dan kedua mampu mengaplikasikankonsep-konsep tersebut ke dalam penelitian yang sebenarnya.

Olle Törnquist, Stanley Adi Prasetyo, TeresaBirks, George J. Aditjondro, Gyda Marås Sindre,The ISAI Aceh Research Group, MurizalHamzah, The Aceh Participatory ResearchTeam, Dara Meutia Uning; Aceh: The Role ofDemocracy for Peace and Reconstruction; 435 hlm, 15x21 cm, 2010.

Publikasi yang Diterbitkan

143

Page 166: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxx

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat

Ketika tsunami pada akhir Desember 2004 semakin memperuncing perangsaudara di Sri Lanka, Aceh justru mengalami transisi luar biasa dari situasikonflik dan bencana ke arah perdamaian. Provinsi di ujung Pulau Sumatera,yang telah berpuluh tahun berusaha memisahkan diri dari Indonesia itu, kinimemulai era baru dalam pembangunan. Yang menarik, sebagaimana dituturkandalam buku ini, keajaiban itu dimungkinkan oleh adanya proses demokratisasi.Untuk pertama kali, kombinasi intervensi internasional dan keterlibatan rakyatdi tingkat lokal;, akhirnya membuahkan hasil. Mengapa hal itu bisa terjadi?Bagaimana proses tersebut bisa terus dipertahankan? Buku ini mengupasjawaban pertanyaan-pertanyaan penting tersebut.

Olle Törnquist, Stanley Adi Prasetyo, TeresaBirks, George J. Aditjondro, Gyda Marås Sindre,The ISAI Aceh Research Group, MurizalHamzah, The Aceh Participatory ResearchTeam, Dara Meutia Uning; Aceh: The Role ofDemocracy for Peace and Reconstruction; 435 hlm, 15x21 cm, VersiIndonesia, 2011

Ketika tsunami pada akhir Desember 2004 semakin memperuncing perangsaudara di Sri Lanka, Aceh justru mengalami transisi luar biasa dari situasikonflik dan bencana ke arah perdamaian. Provinsi di ujung Pulau Sumatera,yang telah berpuluh tahun berusaha memisahkan diri dari Indonesia itu, kinimemulai era baru dalam pembangunan. Yang menarik, sebagaimana dituturkandalam buku ini, keajaiban itu dimungkinkan oleh adanya proses demokratisasi.Untuk pertama kali, kombinasi intervensi internasional dan keterlibatan rakyatdi tingkat lokal;, akhirnya membuahkan hasil. Mengapa hal itu bisa terjadi?Bagaimana proses tersebut bisa terus dipertahankan? Buku ini mengupasjawaban pertanyaan-pertanyaan penting tersebut.

Purwo Santoso dibantu Joash Tapiheru, AnalisisKebijakan Publik, 194 hlm, 15x22 cm, 2010

Selama ini ada kecenderungan dominasi perpektifmodernis rasional-komprehensif dalam kajian analisiskebijakan. Sayangnya, dominasi perpektif ini telahmencapai level mendekati hegemonik sehingga menutupmata sebagian besar publik awam tentang keberadaanberbagai perspektif alternatif lain. Analisis kebijakan

selama ini identik dengan kerumitan dan kompleksitas yang hanya bisa diatasioleh mereka yang “ahli”. Mitos inilah yang ingin digugat oleh buku Analisa

144

Page 167: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxxi

Kebijakan Publik ini. Melalui buku ini kami ingin menunjukkan bahwaanalisis kebijakan bukanlah hal yang sedemikian rumit dan kompleks sehinggasecara eksklusif diperuntukkan bagi para ahli. Meskipun penulisan modul iniditujukan untuk menunjang perkuliahan mahasiswa strata 1, namun melaluimodul ini kami ingin menunjukkan bahwa semua orang bisa melakukan analisiskebijakan.

Cornelis Lay, Melawan Negara: PDI 1973 – 1986,15x22 cm, 2010

Perkembangan politik Indonesia selalu mencerminkankondisi yang tampak diarahkan secara gamblang akansegera tunduk di hadapan kuasa negara. Mencitrakannegara sebagai magnet yang menarik setiap elemen apapunyang kuat berwatak besi, bahkan “mereka” yang berkaratuntuk bersanding dengannya, dan lalu mengokohkan

hegemoni negara. Namun, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di satu episodesilam; 1973-1986, yang secara terperinci dikisahkan dalam buku ini,berkembang menjadi sebuah kutub yang tidak saja melawan kecenderungan,tetapi juga menguras lebih banyak energi penguasa lebih dari satu dasawarsa.Kajian spesifik tentang PDI ini mengungkapkan secara terang-terangankarakter sesungguhnya negara. Tidak hanya membongkar masa lalu, tetapijuga melawan limitasi teori dan perdebatan-perdebatan politik jaman OrdeBaru yang terlanjur “mahfum” dipahami dari sudut pandang sentralitas yangmengandaikan negara kohesif dan solid.

Riswandha Imawan, Quo Vadis DemokrasiIndonesia, 15x22 cm, 2010

“...Dalam politik, konflik hanya sebatas perbedaan visi,bukan pribadi. Boleh saja kita berbeda pendapat,pandangan. Namun tidak berarti menghapus sama sekalipersamaan yang ada di antara kita. Apalagi kita menganutkonsep kekeluargaan dalam bernegara. Kita dibentuk olehpenderitaan yang sama, menghadapi tatangan yang sama,

menghirup udara dan meminum air yang sama. Maka seharusnya tingkattoleransi manusia Indonesia menempati rangk8ing tertinggi di antara bangsa-bangsa di muka bumi ini. Bagi ilmuwan politik, ketidakmampuan ini bisadimaklumi. Mayoritas aktor politik kita adalah politisi karbitan. Mereka hadirdan dibesarkan di bawah payung popularitas orang lain..”

Publikasi yang Diterbitkan

145

Page 168: KONFRONTASI BERSENJATA MEREBUT IRIAN BARAT

xxxii

Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat