14
 KASUS MINI CEX ODS Konjungtivitis Alergik Dosen Pembimbing: dr. T eguh Anaani! S".M Disusun Oleh: #adita Ika"rati$i %&A'()'** SM+ I,MU -ENAKIT MATA #SUD -#O+. D#. MA#%ONO SOEKA#/O +A KU,T AS KEDOKTE#AN DAN I ,MU0I,MU KESE1AT AN UNI2E#SITAS /ENDE#A, SOEDI#MAN -U#3OKE#TO 4'(& 

Konjungtivitis Alergik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Konjungtivitis Alergik

Citation preview

KASUS MINI CEXODS Konjungtivitis Alergik

Dosen Pembimbing:dr. Teguh Anamani, Sp.M

Disusun Oleh:Radita IkapratiwiG4A013055

SMF ILMU PENYAKIT MATARSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJOFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO2014 LEMBAR PENGESAHAN

KASUS MINI CEXODS KONJUNGTIVITIS ALERGIK

Disusun oleh :Radita IkapratiwiG4A013055

Telah disetujui dan dipresentasikan Pada tanggal, Agustus 2014

Penguji,

dr. Teguh Anamani, Sp.M

BAB IKASUS

A. ANAMNESIS Nama: An. Sinar Jenis Kelamin: Laki-laki Umur: 4 tahun Alamat: Pangebatan 3/5, Bumiayu Pekerjaan: - Keluhan Utama : kedua mata merah Riwayat Penyakit Sekarang : (Alloanamnesis)Pasien datang ke Poliklinik Mata RSMS tanggal 19 Agustus 2014 dengan keluhan kedua mata merah. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan terus menerus sepanjang hari. Keluhan awalnya tidak disadari oleh orang tua namun sekitar 5 hari yll pasien sering mengucek mata. Keluhan semakin parah karena pasien setiap hari main sepeda dengan teman-temannya. Selain mata merah, pasien juga merasakan mata terasa gatal, nyorocos, mata seperti lengket karena kotoran mata, dan mata terasa mengganjal. Pasien diberikan obat tetes mata oleh orang tua nya namun keluhan tetap ada. Keluhan pada mata pasien ini tidak mengganggu penglihatan, pasien dapat melihat sama seperti sebelum sakit. Pasien menyangkal adanya penglihatan kabur, nyeri pada mata, silau, sulit menggerakkan kelopak mata, demam, batuk, pilek.

Pasien mengalami keluhan seperti ini sebelumnya tahun lalu dan sudah berobat ke Klinik, diberikan obat tetes mata dan sembuh. Pasien menyangkal riwayat trauma mata, riwayat operasi mata, riwayat asma. Pasien tidak memilliki riwayat alergi terhadap telur maupun alergi dingin. Pasien belum pernah makan hewan laut protein tinggi seperti udang sehingga tidak tahu alergi makanan laut atau tidak. Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa, tidak ada riwayat darah tinggi dan kencing manis. Ayah pasien mengatakan sering bersin berkali-kali pada pagi hari. Pasien sehari-hari belum bersekolah dan belum bisa baca tulis.

B. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : sedang Kesadaran: compos mentis Tanda vital: N : 82 x /menit RR : 20x/ menit S : 36,9 C Status Oftalmologik :

OCULUS DEXTRA OCULUS SINISTRA

VISUS Tidak dapat diperiksa (Pasien belum bisa baca tulis dan berhitung) Tidak dapat diperiksa (Pasien belum bisa baca tulis dan berhitung)

VISUS dg KACAMATA SENDIRI - -

VISUS KOREKSI - -

BOLA MATA Eksoftalmus (-), proptosis (-), gerak bebas ke segala arah Eksoftalmus (-), proptosis (-), gerak bebas ke segala arah

SILIA Madarosis (-) trikiasis (-) distikiasis (-) Madarosis (-) trikiasis (-) distikiasis (-)

PALPEBRA SUPERIOR Edema (-) hiperemis (-) benjolan (-) Edema (-) hiperemis (-) benjolan (-)

PALPEBRA INFERIOR Edema (-) hiperemis (-) benjolan (-)Edema (-) hiperemis (-) benjolan (-)

KONJUNGTIVA PALPEBRA Edema (-), sekret (+), hiperemis (+) Edema (-), hiperemis (+), sekret (-)

KONJUNGTIVA BULBI Inj. Konjungtiva (+) inj. Siliar (-) Inj. Konjungtiva (+), inj. Siliar (-)

SKLERA Ikterik (-) Ikterik (-)

KORNEA Permukaan licin, jernih Permukaan licin, jernih

BILIK MATA DEPAN kedalaman cukup, hifema (-), hipopion (-) kedalaman cukup, hifema (-), hipopion (-)

IRIS Coklat gelap, reguler Coklat gelap, reguler

PUPIL Bulat, ukuran 3 mm, RC direct(+), indirect (+) Bulat, ukuran 3 mm, RC direct(+), indirect (+)

LENSA Jernih, iris shadow (-) Jernih, iris shadow (-)

REFLEKS FUNDUS Merah cemerlang (+)Merah cemerlang (+)

KORPUS VITREUS jernih jernih

TEKANAN INTRAOKULI T (dig) N T (dig) N

SISTEM KANALIS LAKRIMALIS Nyeri (-),edema (-), hiperemis (-) Nyeri (-),edema (-), hiperemis (-)

C. RINGKASAN ANAMNESIS Pasien anak laki-laki usia 4 tahun Keluhan utama : kedua mata merah sejak 1 minggu yll Keluhan tambahan : gatal pada mata, nyrocos, mata lengket karena kotoran mata, mata terasa mengganjal RPD : Riwayat keluhan serupa sebelumnya RPK : Ayah memiliki riwayat bersin berkali-kali setiap pagi PEMERIKSAAN FISIK KU/ Kes : sedang / Compos mentis Tanda vital : TD : N : 82 x /menit RR : 20x/ menit S : 36,9 C OD : edema (-), hiperemis (+), sekret (+) pada konjungtiva palpebra, injeksi konjungtiva (+) pada konjungtiva bulbi OS : edema (-), hiperemis (+), sekret (-) pada konjungtiva palpebra, injeksi konjungtiva (+) pada konjungtiva bulbi

D. DIAGNOSISDiagnosis Kerja : ODS Konjuungtivitis AlergiDiagnosis Banding : - ODS Konjungtivitis Bakterial- ODS Konjungtivitis Viral

E. TERAPI FARMAKOLOGIS Natrium cromolyn 2% ED 15 ml 3 dd gtt 1 ODS NON FARMAKOLOGIS Edukasi tentang penyakit konjungtivitis Edukasi bahwa penyakit konjungtivitis bisa sembuh dan bisa berulang jika pasien terpapar faktor resiko Edukasi untuk menghindari faktor pencetus (menggunakan kacamata pelindung jika bermain) Edukasi penggunaan obat sesuai petunjuk dokter

F. PROGNOSISOD OS

Quo ad visam Ad bonam Ad bonam

Quo ad sanam Ad bonam Ad bonam

Quo ad vitam Ad bonam

Quo ad cosmetica, Adbonam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Konjungtivitis vernal merupakan keradangan bilateral konjungtiva yang berulang menurut musim dengan gambaran spesifik hipertropi papiler di daerah tarsus dan limbus.(3)Penyakit ini, juga dikenal sebagai catarrh musim semi dan konjungtivitis menahun atau konjungtivitis musim kemarau.(1) Dinamakan spring catarrh karena banyak didapatkan pada musim bunga di daerah yang mempunyai empat musim.(4)Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada di daerah dingin. Penyakit ini hampir selalu lebih parah selama musim semi, musim panas dan musim gugur daripada di musim dingin.(1) Di daerah yang panas, didapatkan sepanjang masa, terutama pada musim panas.(4)Penyakit ini merupakan penyakit alergi bilateral yang jarang, biasanya mulai dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada perempuan.(1) Tendensi untuk diderita anak-anak dan orang usia muda.(3) Terbanyak mengenai usia antara 5-25 tahun terutama laki-laki. Bila didapatkan pada usia lebih dari 25 tahun, kemungkinan suatu konjungtiva atopi.(4)Menurut lokalisasinya dibedakan tipe palpebral dan tipe limbal.(2,3) Tipe palpebra. Pada beberapa tempat akan mengalami hiperplasi sedangkan di bagian lain mengalami atrofi. Terdapat pertumbuhan papil yang besar (Cobble stone) yang diliputi sekret yang mukoid. Perubahan mendasar terdapat di substansia propia. Substansia propia terinfiltrasi sel-sel limfosit, plasma dan eosinofil. Pada stadium lanjut jumlah sel-sel limfosit, plasma dan eosinofil akan semakin meningkat, sehingga terbentuk tonjolan jaringan di daerah tarsus, disertai pembentukan pembuluh darah baru. Degenerasi hyalin di stroma terjadi pada fase dini dan semakin menghebat pada stadium lanjut. Tipe ini terutama mengenai konjungtiva tarsal superior. Tipe limbus. Hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.Alergi merupakan kemungkinan terbesar penyebab konjungtivitis vernal. Hal ini berdasarkan pada: (2) tendensi untuk diderita anak-anak dan orang usia muda kambuh secara musiman pemeriksaan getah mata didapatkan eosinofilAlergen spesifiknya sulit dilacak, namun pasien kadang-kadang menampakkan manifestasi alergi lainnya yang berhubungan dengan sensitivitas tepung sari rumput.(1)Gambaran klinis konjungtivitis vernal adalah sebagai berikut (1,3,4) Keluhan utama: gatalPasien pada umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat. Keluhan gatal ini menurun pada musim dingin. PtosisTerjadi ptosis bilateral, kadang-kadang yang satu lebih ringan dibandingkan yang lain. Ptosis terjadi karena infiltrasi cairan ke dalam sel-sel konjungtiva palpebra dan infiltrasi sel-sel limfosit plasma, eosinofil, juga adanya degenarasi hyalin pada stroma konjungtiva. Getah mataKeluhan gatal umumnya disertai dengan bertahi mata yang berserat-serat. Konsistensi getah mata/tahi mata elastis ( bila ditarik molor). Kelainan pada palpebraTerutama mengenai konjungtiva palpebra superior. Konjungtiva tarsalis pucat, putih keabu-abuan disertai papil-papil yang besar (papil raksasa). Inilah yang disebut cobble stone appearance. Susunan papil ini rapat dari samping tampak menonjol. Seringkali dikacaukan dengan trakoma. Di permukaannya kadang-kadang seperti ada lapisan susu, terdiri dari sekret yang mukoid. Papil ini permukaannya rata dengan kapiler di tengahnya. Kadang-kadang konjungtiva palpebra menjadi hiperemi, bila terkena infeksi sekunder. Horner Trantas dotsGambaran seperti renda pada limbus, dimana konjungtiva bulbi menebal, berwarna putih susu, kemerah-merahan, seperti lilin. Merupakan penumpukan eosinofil dan merupakan hal yang patognomosis pada konjungtivitis vernal yang berlangsung selama fase aktif. Kelainan di korneaDapat berupa pungtat epithelial keratopati. Keratitis epithelial difus khas ini sering dijumpai. Kadang-kadang didapatkan ulkus kornea yang berbentuk bulat lonjong vertikal pada superfisial sentral atau para sentral, yang dapat diikuti dengan pembentukan jaringan sikatrik yang ringan. Kadang juga didapatkan panus, yang tidak menutupi seluruh permukaan kornea, sering berupa mikropanus, namun panus besar jarang dijumpai. Penyakit ini mungkin juga disertai keratokonus. Kelainan di kornea ini tidak membutuhkan pengobatan khusus, karena tidak tidak satu pun lesi kornea ini berespon baik terhadap terapi standar.Dignosis Banding (3)1. Trakoma: Didapatkan folikel pada stadium awal yang akhirnya terselubung dengan hipertropi papiler. Sedangkan pada konjungtivitis vernal tidak pernah didapatkan folikel.2. Hay fever konjungtivitis: Pembengkakan palpebra disebabkan edema sel-sel. Pada kojungtivitis vernal pembengkakan terjadi karena adanya infiltrasi cairan ke dalam sel. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati, dan perlu diingat bahwa medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangka-pendek, berbahaya jika dipakai jangka-panjang.(1,2)Oleh karena dasarnya alergi, diberi larutan kortikosteroid, yang pada stadium akut diberikan setiap 2 jam 2 tetes, atau dalam bentuk salep mata. Steroid topikal atau sistemik, yang mengurangi rasa gatal, hanya sedikit mempengaruhi penyakit kornea ini, dan efek sampingnya (glaukoma, katarak, ulkus kornea,dan komplikasi lain) dapat sangat merugikan. Sekali penderita memakai kortikosteroid dan merasa keluhan-keluhannya menjadi sangat berkurang, ada kecenderungan untuk memakai kortikosteroid secara terus-menerus. Sebaiknya kortikosteroid lokal diberikan setiap 2 jam selama 4 hari, untuk selanjutnya digantikan dengan obat-obatan yang lain. Kalau ada kelainan kornea, jangan diberikan kortikosteroid lokal, kalau perlu dapat diberikan secara sistemik, disamping ditambah dengan sulfas atropin 0,5 % 3 kali sehari 1 tetes. Cromolyn topical adalah agen profilaktik yang baik untuk kasus sedang sampai berat. Vasokonstriktor, kromolin topikal dapat mengurangi pemakaian steroid. Kompres dingin selama 10 menit beberapa kali sehari dapat mengurangi keluhan-keluhan penderita. Tidur (jika mungkin juga bekerja) di ruang sejuk ber AC sangat menyamankan pasien. Bila terdapat tukak kornea, maka diberi antibiotik lokal untuk mencegah infeksi sekunder disertai dengan sikloplegik. Pada kasus-kasus berat, kortikosteroid dan antihistamin peroral dapat dianjurkan. Bila pengobatan tidak ada hasil dapat diberikan radiasi, atau dilakukan pengangkatan giant papil. (1,2,3,4)Alergen yang telah diketahui sebaiknya dihindari, yaitu bulu bebek, kelemumur binatang dan protein makanan tertentu (misalnya albumin, dll). Alergen spesifik sangat sulit ditemukan pada penyakit vernal, walaupun diduga bahwa sustansi seperti tepung sari rumput-rumputan sejenis gandum hitam (rye grass pollens) mungkin berperan sebagai penyebabnya. Jika dari segi ekonomi memungkinkan, sangat bermanfaat jika pasang AC di rumah atau pindah ke tempat beriklim sejuk, dingin dan lembab. Pasien yang melakukan ini sangat tertolong bahkan dapat sembuh total.(1,3,4,5)Konjungtivitis vernal diderita sekitar 4-10 tahun, dengan remisi dan eksaserbasi. Penyulit konjungtivitis vernal terutama disebabkan oleh pengobatan dengan kortikosteroid lokal, yang tidak jarang mengakibatkan glaukoma kronik simpel yang terbengkalai yang dapat berakhir dengan kebutaan.(3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Schwab IR, Dawson CR. 2000. Konjungtiva dalam: Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika. Hal: 99-101, 115-116.

2. Ilyas, Sidarta. 1999. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 2-3, 124, 138-139.

3. Soewono W, Budiono S, Aminoe. 1994. Konjungtivitis Vernal dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Penyakit Mata. Surabaya: RSUD Dokter Soetomo. Hal: 92-94.

4. Wijana, Nana. 1983. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Hal: 43-44.

5. Vaughan D, Asbury T. 1992. Oftalmologi Umum. Jilid 2. Edisi II. Yogyakarta: Widya Medika. Hal: 81-82.