2
Konsep Belajuv y$ng Men$enangksn Mel*lwi Bermain Oleh : Dr. Yuspendi, M.Psi., M'l.Pd toyto learn bagi anak-anaktentu berkaitan dengan bermain bersama teman sebaya sesuai dengan tahap perkembangan dari dunia anak. Bermain merupakan suatu kegiatan yang serius, namun rncnyenangkan karena melalui permainan semua tugasnya dapat diwujudkan. Bermain juga sebagai suatu aiat utama yang menjadikan latihan untuk perkembangan anak karena merupakan medium bagi anak untuk rnencobakan diri secara aktif dan bebas sesuai kemauan maupun kemampuan anak (Semiawan, 2002). Bermain bagi anak selalu terkait dengan perkembangan kemampuan yang dimiliki anak yang mencakup aspek perkembangan motorik, kognitil bahasa, moral dan sosial- emosi. Oleh karena itu, bermain dapat dirancang secara sengaja dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan anak tertentu berdasarkan pengalaman belajar. lVlisalnya untuk meningkatkan kemampuan motorik dan sosial anak anak dapat dirancang permainan berkelompok seperti gobak sodor, engklek dan sepak bola mini. MenurutSemiawan (2002) bermain mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari seorang anak, yaitu : a. Bermain memiliki be rbagai arti yang rnengandung unsur resiko seperti bermain sepeda, berlari dan melompat memiliki resiko terjatuh. Resiko akan mengajarkan anak untuk belajar mengantisipasi akibat yang akan dihadapinya di masa depan terhadap setiap tindakannya. b. Bermain memiliki unsur pengulangan sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengkonsolidasikan ketrampilannya dengan berbagai nuansa yang berbeda" Hal ini karena sesudah pengulangan, anak akan meningkat keterampilan yang dimilikinya ke arah yang lebih kompleks untuk dapat melakukan aktivitas lainnya. c. Bermain pada anakmerupakan unsur untukmenyatakan kehutuhan yang dimilikinya tanpa adanya perasaan takut akan ancaman dan terkena teguran sehingga anak dapat menyalurka n emosinya secasa spontan. Konsep belajar sambil bermain untuk pembelajaran di sekolah memiliki keterkaitan yang kuat dengan perkembangan kognitif karena anak pada usia ini menunjukkan taraf berpikir konkrit yang ditandai dengan perkembangan bahasa dan kemampuan berpikir memecahkan persoalan dengan menggunakan lambang tertentu. Anak selanjutnya makin mampu berpikir secara logis yang bersifat abstrak. Selain itu, konsep belajar sambil bermain merniliki fungsi bagi perkembangan otak kiri dan kanan yang memiliki peran masing-masing. berkaitan dengan belajar formai seperti hafal-menghafal materi pelajaran di sekolah. Sedangkan fungsi otak kanan untuk berpikir holistik, imajinatif elan kreatif banyak digunakan untuk berbagai beniuk permainan. Menurut penelitian iCiark, 1986 dalarn Semiawnn, 2002) anak yeng jarang berrnain akan jarang rnenggr"lnakan otak kanan sehingga anak kelak akan tumbuh seiring dengan sikap yang cenderung bermusuhan terhadap sesama dan orang lain. Hal ini menunjukkan pertumbuhan mental yang kurang sehat. i adi bel aja r sa m bi I berrnai n bagi a na k usia ku ra ng 4 - 7 tahun adalah suatu rondlfla sine qua non, bila harus turnbuh secara sehat mental, dan bahkan sampau usia L3 atau 1,4 tahun fungsi bern:ain sar.rgat penting bagi anak. Konsep belajar sambil bermaln yang menyenangkan menurut pandangan Vygctsky {dalam Berk, 2005} hahwa setiap anak adalah pencari pengetahuan yang aktif {active learning| sesuai dengan kandisl sr:sial dan budaya yang akan n"lempengaruhi perkembangan kognisi yang dimiliki anak sebagai pembawaan dalarn desar bersosialisasi dan berba hasa" Teori Vygotsky menawankan pandangan i:aru dalam pengajaran dan pembelajaran yang ditekankan pada pentingnya konteks sosial dan kolab*rasi. Metode pengajaran yang c*idasarkan pada teori Vygotsky dimana guru dengan 2 atau 4 orang siswa berkolaborasi menrbe ntuk kelompok belajar seperti kelas diskusi dan proyek kelompok. Perbincangan yang terjadi rnembentuk zane of proximal develapment din-lana pengertian dalam membaca anak akan meningkat. Selain itr.r, penga.iaran yang timbai balik menggunakan kolaborasi ternan sebaya, tetap membutuhkan bimbingan dan bantuan elari peran guru untuk memastikan hal tersebut berjalan dengan lancar. Faktor yang penting dalarn kolaborasi teman sebaya adalah pembelajaran secara kooperatif yang merupakan suatu lingkungan pembelajaran dimana kelompok-kelompok teman sebaya akan bekerja menurut tujuan yang sarna. Vygotsky percaya bahwa 3emua proses kognitif yang lebih tinggi berkembang melalui interaksi sosial. Melalui aktivitas hersama yang dilakukan dengan anggota masyarakat yang lebih matang, anak be iajar untuk semakin menguasai aktivitas yang ada dan berpikir dalam cara yang rnemiliki arti dalam budayanya. Hal ini kemudian dijeiaskan melalui zone of proximal development yang merupakan suatu jajaran tugas yang belum clapat ciilakukan oleh anak seorang diri, akan tetapi dapat dilakukan dengan bantuan orang dewasa I I

Konsep Belajuv y$ng Men$enangksn Mel*lwi Bermain Belajar yang... · sodor, engklek dan sepak bola mini. MenurutSemiawan (2002) bermain mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Belajuv y$ng Men$enangksn Mel*lwi Bermain Belajar yang... · sodor, engklek dan sepak bola mini. MenurutSemiawan (2002) bermain mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam

Konsep Belajuv y$ng Men$enangksn Mel*lwi BermainOleh : Dr. Yuspendi, M.Psi., M'l.Pd

toyto learn bagi anak-anaktentu berkaitan dengan bermainbersama teman sebaya sesuai dengan tahap perkembangan

dari dunia anak. Bermain merupakan suatu kegiatan yang

serius, namun rncnyenangkan karena melalui permainansemua tugasnya dapat diwujudkan. Bermain juga sebagai

suatu aiat utama yang menjadikan latihan untukperkembangan anak karena merupakan medium bagi anakuntuk rnencobakan diri secara aktif dan bebas sesuai

kemauan maupun kemampuan anak (Semiawan, 2002).

Bermain bagi anak selalu terkait dengan perkembangan

kemampuan yang dimiliki anak yang mencakup aspekperkembangan motorik, kognitil bahasa, moral dan sosial-

emosi. Oleh karena itu, bermain dapat dirancang secara

sengaja dengan maksud untuk meningkatkan kemampuananak tertentu berdasarkan pengalaman belajar. lVlisalnya

untuk meningkatkan kemampuan motorik dan sosial anak

anak dapat dirancang permainan berkelompok seperti gobak

sodor, engklek dan sepak bola mini.

MenurutSemiawan (2002) bermain mempunyai nilai dan ciriyang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupansehari-hari seorang anak, yaitu :

a. Bermain memiliki be rbagai arti yang rnengandung unsurresiko seperti bermain sepeda, berlari dan melompatmemiliki resiko terjatuh. Resiko akan mengajarkan anakuntuk belajar mengantisipasi akibat yang akan dihadapinyadi masa depan terhadap setiap tindakannya.

b. Bermain memiliki unsur pengulangan sehingga anakmemiliki kesempatan untuk mengkonsolidasikanketrampilannya dengan berbagai nuansa yang berbeda"Hal ini karena sesudah pengulangan, anak akan meningkatketerampilan yang dimilikinya ke arah yang lebih kompleksuntuk dapat melakukan aktivitas lainnya.

c. Bermain pada anakmerupakan unsur untukmenyatakankehutuhan yang dimilikinya tanpa adanya perasaan takutakan ancaman dan terkena teguran sehingga anak dapatmenyalurka n emosinya secasa spontan.

Konsep belajar sambil bermain untuk pembelajaran di

sekolah memiliki keterkaitan yang kuat denganperkembangan kognitif karena anak pada usia inimenunjukkan taraf berpikir konkrit yang ditandai denganperkembangan bahasa dan kemampuan berpikirmemecahkan persoalan dengan menggunakan lambangtertentu. Anak selanjutnya makin mampu berpikir secara

logis yang bersifat abstrak. Selain itu, konsep belajar sambilbermain merniliki fungsi bagi perkembangan otak kiri dankanan yang memiliki peran masing-masing.

berkaitan dengan belajar formai seperti hafal-menghafalmateri pelajaran di sekolah. Sedangkan fungsi otak kananuntuk berpikir holistik, imajinatif elan kreatif banyak

digunakan untuk berbagai beniuk permainan. Menurutpenelitian iCiark, 1986 dalarn Semiawnn, 2002) anak yengjarang berrnain akan jarang rnenggr"lnakan otak kanansehingga anak kelak akan tumbuh seiring dengan sikap yang

cenderung bermusuhan terhadap sesama dan orang lain.Hal ini menunjukkan pertumbuhan mental yang kurangsehat. i adi bel aja r sa m bi I berrnai n bagi a na k usia ku ra ng 4 - 7tahun adalah suatu rondlfla sine qua non, bila harus turnbuhsecara sehat mental, dan bahkan sampau usia L3 atau 1,4

tahun fungsi bern:ain sar.rgat penting bagi anak.

Konsep belajar sambil bermaln yang menyenangkanmenurut pandangan Vygctsky {dalam Berk, 2005} hahwasetiap anak adalah pencari pengetahuan yang aktif {activelearning| sesuai dengan kandisl sr:sial dan budaya yang akann"lempengaruhi perkembangan kognisi yang dimiliki anaksebagai pembawaan dalarn desar bersosialisasi danberba hasa"

Teori Vygotsky menawankan pandangan i:aru dalampengajaran dan pembelajaran yang ditekankan padapentingnya konteks sosial dan kolab*rasi. Metodepengajaran yang c*idasarkan pada teori Vygotsky dimanaguru dengan 2 atau 4 orang siswa berkolaborasi menrbe ntukkelompok belajar seperti kelas diskusi dan proyek kelompok.Perbincangan yang terjadi rnembentuk zane of proximaldevelapment din-lana pengertian dalam membaca anak akan

meningkat.

Selain itr.r, penga.iaran yang timbai balik menggunakankolaborasi ternan sebaya, tetap membutuhkan bimbingandan bantuan elari peran guru untuk memastikan hal tersebutberjalan dengan lancar. Faktor yang penting dalarnkolaborasi teman sebaya adalah pembelajaran secara

kooperatif yang merupakan suatu lingkungan pembelajarandimana kelompok-kelompok teman sebaya akan bekerjamenurut tujuan yang sarna.

Vygotsky percaya bahwa 3emua proses kognitif yang lebihtinggi berkembang melalui interaksi sosial. Melalui aktivitashersama yang dilakukan dengan anggota masyarakat yang

lebih matang, anak be iajar untuk semakin menguasai

aktivitas yang ada dan berpikir dalam cara yang rnemiliki artidalam budayanya. Hal ini kemudian dijeiaskan melalui zoneof proximal development yang merupakan suatu jajaran

tugas yang belum clapat ciilakukan oleh anak seorang diri,akan tetapi dapat dilakukan dengan bantuan orang dewasa

I

I

Page 2: Konsep Belajuv y$ng Men$enangksn Mel*lwi Bermain Belajar yang... · sodor, engklek dan sepak bola mini. MenurutSemiawan (2002) bermain mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam

I

I

I

Sesuai dengan penekanannya mengenai pengalaman sosialdan bahasa sebagai unsur vital dalam perkembangankognitif, Vygotsky juga me nganggap bermain berpura-purasebagai sesuatu yang unik, secara luas mempengaruhi zaneaf proxima! development dimana anak mencapai kemajuandengan sendirinya saat mereka mencoba berbagaiketerarnpilan yang menantang. Menurut Vygotsky padaawalnya anak menciptakan situasi irnajinel mereka belajaruntuk bertingkah laku yang sesuai dengan ide yang ada,bukan hanya sebagai respon dari stimulus eksternal. Objeksubstitusi menjadi penting dalam proses ini. Saat berpura-pura, anak secara berkelanjutan menggunakan suatu objekuntuk menjadi individu lain. Unsur kedua dalam bermainberpura-pura adalah dturan dasarnya yang alamiah, yangjuga nremperkuat kapasitas anak untuk berpikir sebelumbertindak.

Guru dapat mengajarkan anak untuk bermain pura-puradengan melakukan kolaborasi dengan teman sebaya melaluitugas proyek bersama seperti merancang kendaraansekarang yang akan berubah di masa depan. Anak bebasberimajinasi dengan merancang mobil bisa terbang ataumenyelam di dalam air"

lmplikasi konsep belajar sambil berrnain yangmenyenangkan, Joy to Learn, menurut Semiawan i2003)pada kenyataannya di TK ataupun kelas awal SD kurangmenggunakan konsep belajar sambil bermain yangmenyenangkan. Pengajaran pengetahuan yang diberikan diTK dan 50, bukan untuk memperoleh ketrampilan tertentuyang dapat digunakan pada taraf perkembanganpengetahuan lanjut melalui belajar secara formal. perolehanpengetahuan dan ketrampilan di sekolah tidak menetapseumur hidup dan ketrampilan mental yang seharusnyadibentuk pada usia rnuda tidak terlatih sehingga tidak ataukurang berkembang (Vygotsky, i.974 dalam Clark, 1986).

Hal ini karena cara belajar fsrmal di TK dan 5Ddilakr,rkan demi kebanggaan orang tua bila anaknya disebutjuara di keias. Anak akan dipacu untuk belajar dan belajarsupaya menjadi pintar dan juara. Selain itu, guru dituntutuntuk'menghabiskan' kurikulum sesuai waktunya. Menuruthasil penelitian Universitas lndonesia {dalam Semiawan,2003) anak makin lama menjadi makin tidak pintar.Sedangkan, anak yang kebutuhan bermain terpenuhi akanmakin tumbuh dengan memiliki ketrampilan rnental yanglebih tinggi untuk rnenjelajahi dunianya lebih lanjut danmenjadi manusia yang merniliki kebebasan mentai untukberkembang sesuai potensi yang dimilikinya, menjadimanusia yang bermartabat dan mandiri. Akhirnya anakterlatih untuk terus-menerus meningkatkan diri dalammencapai kema juan.

Sumber Pustaka :

Berk, Laura f . {2005). Child Developrnent. 7th tdition. USA:Ally & Bacon.

Semiawan, Conny R. {2002}. Belajar dan Pembelajaran dalamTaraf Usia Dini : Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar.Jakarta : PT. lkrar Mandiri Abadi.Semiawan, Conny R. (2003). Pengembangan Rambu-RambuBelajar Sambil Bermain Pada Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta ;Jurnal llmiah Anak Dini Usia, Val. 2 No. 01.