14
i KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF Sebuah Usaha Pembebasan Diri dari Kekacauan Filosofis Pemikiran Legalistik Positivistik TESIS Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Hukum Oleh : HeriDwiUtomo NIM: R100110018 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

  • Upload
    hakhanh

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

i  

KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF  

Sebuah Usaha Pembebasan Diri dari Kekacauan Filosofis Pemikiran Legalistik Positivistik 

 

 

TESIS 

Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Hukum 

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh 

Gelar Magister dalam Ilmu Hukum        

 

 

 

 

Oleh :  

HeriDwiUtomo  

NIM: R100110018   

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA 

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 

 

   

Page 2: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

ii  

 

Page 3: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

iii  

 

Page 4: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

iv  

 

 

   

Page 5: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

v  

 

   

Page 6: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

vi  

 

MOTTO DAN PERSEMBAHAN 

 

.يرفعاللهالذينءامنوامنكموالذينأوتواالعلمدرجات  

Artinya :”Allah akan meninggikan orang‐orang yang berimandi antaramu dan orang‐

orang yang diberi ilmu pengetahuan.” 

(QS.Al‐Mujadalah:11) 

 

الطبرانى(  مالسكينةوالوقاروتواضعوالمنتعلمونمنهتعلمواالعلموتعلمواللعل  

“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan 

bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.”  

(HR. Al‐Thabrani) 

 

 

 

 

        Karya ini Penulis persembahkan untuk : 

‐ Ibu dan Kakakku Tercinta ‐ Isteri dan Ketiga anakku Tersayang ‐ Segenap Guru Besar Magister Hukum UMS ‐ Seluruh Almamater Magister Hukum UMS 2012 

   

Page 7: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

vii  

KATA PENGANTAR 

 

Assalamualaikum Wr. Wb 

Puji  syukur  kehadirat Allah  Subhana wa  Ta’ala  yang  telah mengajarkan 

manusia  dengan  pena  segala  sesuatu  yang  tidak mereka  ketahui.  Salam  serta 

Shalawat  senantiasa  tercurahkan  kepada  Junjungan  kita  Nabiyullah  Rasulullah 

Muhammad  Shalallahu  Alaihi  Wasalam  yang  telah  menghantarkan  sebenar‐

benarnya ilmu kepada manusia dan alam semesta. 

Penelitian  dan  penulisan  karya  ini  tidak  semata‐mata  dilakukan  oleh 

penulis sendiri melainkan selesai dengan banyak dukungan para pihak baik yang 

terlibat  sebagai  Pembimbing  Aktif maupun  tidak. Maka  pada  kesempatan  ini 

dengan segala hormat dan kerendahan hati , penulis mengucapkan terima kasih 

kepada : 

1. Prof.  Dr.  Bambang  Setiadji,  M.S,  selaku  Rektor  Universitas 

Muhammadiyah Surakarta. 

2. Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati,  S.H, M.Hum,  selaku Direktur Pascasarjana 

Universitas  Muhammadiyah  Surakarta  sekaligus  Pembimbing  Utama 

dalam penulisan ini. 

3. Wardah  Yuspin,  S.H, M.Kn,  Ph.D,  selaku  Ketua  Program  Studi Magister 

Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. 

4. Prof. Dr. Absori S.H, M.Hum, selaku Pembimbing Kedua dalam penulisan 

ini  yang  telah  memberikan  banyak  petunjuk  serta  referensi  dalam 

penulisan ini.  

5. Bapak  Kelik Wardiono,  S.H, M.Hum,  atas  arahan  serta  nasehat  beliau 

selama perkuliahan dan terhadap penulisan ini. 

6. Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan baik Pusat maupun 

Pasca  sarjana  Universitas  Muhammadiyah  Surakarta  yang  telah 

memberikan fasilitas dalam penyelesaian studi dan penulisan ini. 

Page 8: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

viii  

7. Segenap  Pimpinan  beserta  Staf  bagian  Pengajaran  Pasca  Sarjana 

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan pelayanan 

selama ini. 

8. Kepada  Ibu dan  Istri  tercinta  serta  ketiga  anakku  (Daffa  Royyan, Uwais 

Amani  Syahid,  serta  Salsabilla  Khomaera)  yang  telah  memberikan 

dukungan moril serta doa kepada penulis. 

9. Rekan‐Rekan  Magister  Ilmu  Hukum  Pasca  Sarjana  Universitas 

Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2011/2012 yang  telah memberikan 

dukungan dan doa. 

Tiada kalimat yang pantas kecuali Alhamdullahirabbil’alamin dan  Jazzakumulloh 

khairan  katsiraan,  Segala  Puji  Syukur  kepada Rabbul Alamin dan  semoga Allah 

Subhana Wa Ta’ala  balasan kebaikan yang melimpah. Amien ya Rabbal’alamin 

Wassalamualaikum, Wr. Wb. 

Surakarta,    Desember 2015 

Penulis 

 

HERI DWI UTOMO 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

ix  

Abstrak 

Cengkeraman  epistemologis  modern  Cartesian‐Newtonian  benar‐benar membuat positivisme hukum dimatikan untuk melihat gejolak masyarakat yang senantiasa bergerak dan berubah. Paradigma positivistik telah mereduksi hukum yang dalam kenyataannya adalah  sekumpulan pranata pengaturan yang  sangat kompleks menjadi sesuatu yang sederhana, linear, mekanistik dan deterministik. Kebekuan  dan  kekacauan  hukum  semacam  ini  telah  menimbulkan  intensitas legal gap yang cukup tinggi.Diperlukan sebuah konsep hukum berbasis progresif yang  merupakan  perilaku  hukum  para  penegak  hukum  dalam  menjalankan undang‐undang.  Perilaku  yang  tidak  terbentur  pada  formalitas  dan  tekstual belaka.  Perilaku  yang  membawa  keadilan  pada  keputusan  yang  dihasilkan. Penelitian  ini  dimulai  dengan  mempelajari  pemikiran  hukum  dan  teori  dari beberapa tokoh aliran hukum, yang menjadi bahan kajian penelitian. Selanjutnya ditetapkan  inti  pemikiran  yang  mendasar  dan  topik‐topik  sentral  pemikiran hukumnya. Karya tokoh yang menjadi subjek penelitian dikaji dengan membuat analisis  konsep  pokok  pemikiran  satu  per  satu,  agar  dari  logika  deduktif  yang dipakai  sebagai  pisau  analisisnya,  dapat  ditarik  suatu  kesimpulan.  Penelitian demikian  diharapkan  menghasilkan  sebuah  laporan  deskriptif  tentang  kajian hukum  yang  menawarkan  sebuah  formulasi  hukum  baru  atau  sebuah model berperilaku  hukum  untuk  mengganti  atau  memperbaiki  konsep  hukum sebelumnya.    

Kata  Kunci  :  paradigma  positivisme,  kekacauan  hukum  dan  konsep  berhukum progresif. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

x  

Abstract 

Modern epistemological grip Cartesian‐Newtonian really make legal positivism is off  to see  the  turmoil  the people who always moving and changing. Positivistic paradigm has reduced law in reality is a set of institutions that are very complex arrangement  into  something  simple,  linear, mechanistic  and  deterministic.  Ice and  legal  chaos  This  creates  legal  intensity gap  is quite high. Required a  legal concept which is based on progressive legal behavior of law enforcers to carry out the law. Behavior that is not hampered by a mere formality and textual. Behavior that brings justice on the resulting decisions. The research began by studying the laws of  thought and  theories of  several prominent  schools of  law, which  is  the subject of  the  research  study.  Furthermore, a  core  set of  thought  fundamental and  central  topics  of  legal  thought.  Works  of  figures  who  become  research subjects studied by making analysis of the basic concepts of thought one by one, in order of deductive  logic used as a knife analysis, a conclusion can be drawn. Thus  research  is expected  to generate a descriptive  report on  the  study of  law that offers a formulation of a new law or a legal act models to replace or repair the previous legal concepts. 

Keywords: paradigm of positivism, legal chaos and lawless progressive concept. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

xi  

DAFTAR ISI 

 

HALAMAN JUDUL ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ i 

HALAMAN NOTA PEMBIMBING I ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ii 

HALAMAN NOTA PEMBIMBING II ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ iii 

HALAMAN PENGESAHAN ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ iv 

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ v 

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ vi 

KATA PENGANTAR ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ vii 

ABSTRAK ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ix 

DAFTAR ISI ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ xi 

BAB I PENDAHULUAN  A. Latar Belakang Masalah ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐  1 B. Perumusan Masalah ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 11 C. Tujuan Penelitian ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 11 D. Manfaat Penelitian ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 11 E. Landasan Teori ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 12 F. Metode Penelitian ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 15 

1. Subjek dan Objek Penelitian ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 15 2. Jenis Penelitian ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 16 3. Metode Pendekatan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 16 4. Sumber Data ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 16 5. Teknik Analisis Data ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 17 

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A.Diskursus mengenai Filosofis Paradigma Modern 

1. Karakteristik Paradigma Cartesian‐Newtonian‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 19 2. Asumsi Ontologi Paradigma Cartesian‐Newtonian ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 19 3. Pengaruh  Paradigma  Cartesian‐Newtonian  terhadap  Perkembangan  Ilmu 

(Sains) dan Positivisme Ilmu (Sains Positivistik) ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 24 4. Pengaruh Positivisme Ilmu terhadap Positivisme Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 28 5. Perkembangan dan Ruang Lingkup Positivisme Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 30 6. Aliran dalam Positivisme Hukum dan Asumsi Filosofisnya ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 32 

a) Aliran Hukum Positif Analitis / Analytical Jurisprudence ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 33 b) Aliran Hukum Murni / Pure Theory of Law ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 37 c) Grundnorm dan Stufendtheorie ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 37 

Page 12: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

xii  

7. Beberapa Asumsi dan Karakteristik pemikiran Positivisme Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 38 8. Konstruksi Epistemologis (Model Penalaran) Mahzab Positivisme Hukum ‐‐‐

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 40  

B. Diskursus  mengenai  Paradigma  Rasional  sebagai  Basis  Epistemologi  Pure Theory of Law Hans Kelsen 1. Pure Theory of Law:SebuahDeskripsi ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 57 2. Aspek‐aspekEpistemologisPure Theory of Law ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 65 

a) AspekOntologiPure Theory of Law ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 66 b) AspekEpistemologidariPure Theory of Law ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 71 c) AspekAksiologidariPure Theory of Law ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 74 

 C. Diskursus mengenai Ketidak‐teraturan Hukum (Disorder of Law) dalam Teori 

Chaos Charles Sampford 1. Sejarah dan Peristilahan Chaos ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 77 2. Teori Chaos dalamIlmuPengetahuan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 79 3. TeoriHukumAsimetrismenurut Charles Sampford ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 81 4. BeberapaGagasanUtama Charles Sampford ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 82 

a) Relasi Kekuasaan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 82 b) Legal Melee ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 83 c) Komunikasi Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 83 

 D. Diskursus mengenai Pergeseran dan Perubahan  Teori dan Paradigma  Ilmu 

Hukum 1. Perkembangan Teori Ilmu Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 85 2. Teori Pergeseran Ilmu Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 85 3. Hukum dan Perubahan Sosial ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 88 4. Teori Tentang Evolusi Hukum dalam Sosiologi Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 89 5. Teori Revolusi Hukum dalam Sosiologi Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 90 

 E. Diskursus mengenai Teori Holistik (Concilience : Unity of Knowledge)Edward 

O. Wilson ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 92  

F. Diskursus mengenai Konsep Nilai, Moral, dan Keadilan 1. Nilai sebagai Aspek Aksiologis ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 95 2. Ke‐takterpisahan Hukum dan Moralitas ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 95 3. Moralitas Dalam Teori Hukum Hart ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 96 4. Sanggahan Terhadap Tesis Keterpisahan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 99 5. Hubungan Mutlak Hukumdan Moralitas ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐101 

a) HukumMutlakMengaturObjek‐ObjekMoralitas ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐101 

Page 13: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

xiii  

b) HukumMutlakMembuatKlaim Moral terhadapSubjeknya ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐102 c) HukumMutlakMengarahpadaKeadilan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐103 d) HukumMutlakMemilikiRisiko Moral ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 103 

6. Moralitas Sebagai Paradigma Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐  104 7. KeadilandanKepastianHukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 108 8. Perspektif Keadilan dalam berbagai Mahzab ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 110 

 G. Diskursus  mengenai  Paradigma  Holistik  sebagai  Basis  Pemikiran  Hukum 

Progresif 1. Penelusuran Paradigma Holistik Hukum Progresif ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 111 

a) Hukum di Tengah Arus Perubahan Sosial ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 111 b) PengaruhdanWatakKulturalHukum Modern ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 115 c) HukumProgresifMelampauiPositivismeHukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 116 d) ParadigmaHolistikHukumProgresif ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 122 

2. LandasanKonseptualHukumProgresif ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 129 a) HukumSebagaiInstitusi yang Dinamis ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 130 b) HukumSebagaiAjaranKemanusiaandanKeadilan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 131 c) HukumSebagaiAspekPeraturandanPerilaku ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 131 d) HukumSebagaiAjaranPembebasan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 131 e) Pengaruh Mahzab : Sebuah Pendekatan Interdisipliner‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 133 

 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN  A. KekacauanEpistemologis yang terjadipadaPemikiran Legal Positivistik 

1. Pengaruh  Dualisme  dan  Reduksionisme  Cartesian‐Newtonian  dalam Karakteristik Positivisme Yuridis Austin dan Hans Kelsen ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 144 

2. Dualisme dalam Positivisme Hukum Yuridis John Austin dan Hans Kelsen ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 149 

3. Reduksionis dalam dalam Positivisme Hukum Yuridis John Austin dan Hans Kelsen ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 157 a) Kritik dari Joseph Raz ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 167 b) Kritik Hari Chand ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 167 c) Kritik dari J.W. Harris ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 169 

4. Legal Gap ( Jurang Hukum ) ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 170 5. Legal Conflictdalam TradisiCivil Law System ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 172 

 B. Konsep Hukum Ideal Berbasis Progresif 

1. Dinamika Ilmu Hukum Di Indonesia ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 175 2. Re‐orientasi Metodologi ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 177 3. Munculnya Bentuk Ilmu Hukum Baru ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 179 4. Konsep Pikiran‐Pikiran Integratif : “Gerintegreerde rechtwetenschap” dan 

“Consilience”‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐  181 5. Berpikir secara Holistik ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 185 6. Ilmu Hukum dalam Jagat Sains dan Kecerdasan Berpikirnya ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 187 

Page 14: KONSEP BERHUKUM IDEAL BERBASIS PROGRESIF …eprints.ums.ac.id/41495/10/HALAMAN DEPAN.pdfPenelitian dan penulisan karya ini tidak ... Segenap Pimpinan beserta Staf bagian Perpustakaan

xiv  

7. Penawaran suatu bentuk Ilmu Hukum yang Progresif dan Kreatif ‐‐‐‐‐‐‐‐ 190 8. Hermeneutika Sosial sebagai Metode Penemuan Hukum yang Dinamis dan 

Progresif ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐  191 9. Keadilan di Atas Kepastian Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 199 10. Karakteristik Cara Berhukum Ideal berbasis Progresif ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 201 a) Menerjemahkan Hukum sebagai Perilaku ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 201 b) Tujuan Hukum adalah Memunculkan Kebahagiaan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 202 c) Menjalankan Hukum dengan Kecerdasan Spiritual ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 205 d) Menyerahkan Amanah ini kepada Orang‐Orang Baik ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 209 e) Pengadilan Non Linier ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 210 f) Intinya adalah Keberanian ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 214 g) Pengaruh Peran Publik dalam Berhukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 215 h) Dari Ketertiban Muncul Kekacauan Menuju Tertib Hukum yang Baru ‐‐‐‐‐‐‐‐‐

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 216 i) Statis dan Dinamis Undang‐undang ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 220 j) Mempedulikan hati nurani daripada tekstualismenya ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 222 k) Diakritikal Keadilan dan Kepastian Hukum ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 223 l) Progresivisme ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 229 m) Membaca Kaidah bukan Peraturan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 230 11. Peneguhan Posisi Hukum Progresif Dalam Peta Akademik Filsafat Hukum ‐

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 231 12. Penerapan Hukum Progresif dalam Penemuan Hukum oleh Hakim ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 240 

BAB IV PENUTUP  A. Simpulan ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 250 B. Kontribusi dan Rekomendasi  ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 251 

DAFTAR PUSTAKA‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 253