16
 1 BAB I Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan dan Karakteristik Industri Kesehatan 1. Pendahuluan ada saat ini karena perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga kehidupan masyarakat, maka bentuk dan jenis pelayanan kesehatan diselenggarakan dengan berbagai jenis. Data status kesehatan pada decade terakhir menyebutkan tentang naiknya angka harapan hidup manusia, yaitu menjadi 59 tahun dan angka kematian bayi (IMR) turun sebesar 70% walaupun berbeda-beda disetiap kota, desa dan antar propinsi (Tjiptoherianto & Soesetyo (1994). Demikian juga dengan perawatan kesehatan di Indonesia, antara tahun 1969-1983 telah terjadi perluasan pelayanan kesehatan yaitu dengan adanya penambahan jumlah pusat kesehat an lima kali lipat dari 1000 menjadi 5000, ditambah sub pusat kesehatan dan tempat tidur rumah sakit dari 70.000 menjadi 100.000. Penambahan ini sesuai dengan pertumbuhan dalam katagori tenaga kesehatan. Arti kesehatan menurut beberapa penulis adalah sebagai berikut (Azwar, 2002): 1. Menurut Perkin (1938): Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. 2. Menurut WHO 1947 dan UU Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960: Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja. P

Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan dan Karakteristik Industri Kesehatan1. Pendahuluan

P

ada saat ini karena perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga kehidupan masyarakat, maka bentuk dan jenis pelayanan kesehatan diselenggarakan dengan berbagai jenis. Data status kesehatan pada decade terakhir menyebutkan tentang naiknya angka harapan hidup manusia, yaitu menjadi 59 tahun dan angka kematian bayi (IMR) turun sebesar 70% walaupun berbeda-beda disetiap kota, desa dan antar propinsi (Tjiptoherianto & Soesetyo (1994). Demikian juga dengan perawatan kesehatan di Indonesia, antara tahun 1969-1983 telah terjadi perluasan pelayanan kesehatan yaitu dengan adanya penambahan jumlah pusat kesehatan lima kali lipat dari 1000 menjadi 5000, ditambah sub pusat kesehatan dan tempat tidur rumah sakit dari 70.000 menjadi 100.000. Penambahan ini sesuai dengan pertumbuhan dalam katagori tenaga kesehatan. Arti kesehatan menurut beberapa penulis adalah sebagai berikut (Azwar, 2002): 1. Menurut Perkin (1938): Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. 2. Menurut WHO 1947 dan UU Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960: Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja.

1

3. Menurut WHO 1957: Sehat adalah suaatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya. 4. Menurut White (1977): Sehat adalah suatu keadaan dimana pada waktu seseorang diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan. 5. Menurut UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992: Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan scope dari ilmu ekonomi sangat luas, namun secara garis besar teori ekonomi dapat dibagi atas dua yaitu: 1. Micro Economics 2. Macro Economics Micro Economics Merupakan sesuatu yang spesifik dan merupakan sesuatu yang didefinisikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian yang kecil dari seluruh kegiatan perekonomian. Hal yang dianalisis adalah bagian dan sistem ekonomi seperti: Perilaku konsumen, Supply, Demand, Elastisitas Supply dan Demand, pasar dan sebagainya. Macro Economics Merupakan sesuatu yang bersifat Agregat dan merupakan analisis atas seluruh kegiatan perekonomian. Analisis bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Menganalisis kajian sektor-sektor kesehatan dan hubunganya dengan pembangunan ekonomi. Yang termasuk didalamnya antara lain: Fiskal dan moneter terhadap pembiayaan kesehatan, Kebijakan kesehatan dan lain-lain.

2. Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi menurut Samuelson (1995) adalah ilmu mengenai pilihan yang mempelajari bagaimana orang memilih sumber daya produksi yang langka/terbatas, untuk memperoduksi berbagai komoditi dan mendistribusikannya keanggota masyarakat untuk dikomsumsi. Ilmu ekonomi merupakan ilmu mengenai bagaimana individu atau masyarakat, dengan atau tanpa uang menggunakan sumberdaya

2

yang terbatas dengan berbagai pilihan penggunaannya, untuk keperluan konsumsi saat ini atau dimasa mendatang. Ilmu ini mengkaji semua biaya dan manfaat dari perbaikan pola alokasi sumber daya yang ada. Definisi ini tidak terbatas hanya pada kegiatan yang berkaitan dengan manusia saja, akan tetapi dapat diterapkan pada semua kegiatan yang menghadapi keterbatasan atau kelangkaan sumber daya sehingga pilihan harus ditentukan. Oleh karena itu sering dijelaskan bahwa ekonomi adalah suatu ilmu mengenai keterbatasan atau kelangkaan sumber daya dan penentuan pilihannya. Batasan tersebut terlihat pada analisis untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya dan pilihannya. Bidang dari ilmu ekonomi ini disebut dengan Positive economics.

3. Positive Economics vs Normative Economics Positive economics merupakan bidang yang berkaitan dengan Apa yang terjadi, atau apa yang telah terjadi, dan Apa yang akan terjadi. Positive Ekonomi merupakan ilmu ekonomi yang bersifat deskriptif, mempelajari tentang bagaimana komoditas diproduksi, didisitribusi, dikonsumsi dalam keterbatasan sumber daya. Disamping itu ada lagi yang disebut dengan Normative Economics, yaitu bidang ilmu ekonomi yang lebih banyak membicarakan tentang apa yang seharusnya terjadi, bukan apa yang terjadi. Normative economics selalu berkaitan dengan norma-norma atau standar yang harus diterapkan, biasanya ketidaksesuaian mengenai halhal normatif akan sulit diatasi dengan mempergunakan observasi empiris. Normatif ekonomi merupakan ilmu ekonomi yang bersifat perspektif, mempelajari bagaimana menentukan yang seharusnya. Misalnya hal mengenai adanya pasar bebas bagi jasa pelayanan kesehatan merupakan hal yang berkaitan dengan Normative economics, bila berhubungan dengan nilai kebebasan konsumen untuk memilih. Sedangkan Positive economics bila berkaitan dengan bagaimana perilaku pasar bebas dan bagaimana praktek sehari-hari. Walaupun Positive Economics tidak menentukan bagaimana seharusnya sesuatu dilaksanakan, akan tetapi bidang ini tetap penting bagi pembuatan kebijaksanaan. Misalnya sebagai pedoman dalam memperkirakan akibat dari berbagai tujuan dan kebijaksanaan yang telah dipilih.

3

4. Kesehatan Menurut UU Kesehatan 1992 Kesehatan menurut UU Kesehatan 1992 adalah: Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial yang dibutuhkan oleh setiap orang yang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan Tjiptoherijanto dan Soesetyo (1994) menjelaskan ekonomi kesehatan merupakan ilmu ekonomi yang diterapkan dalam topik-topik kesehatan. Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut: Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada individu dan masyarakat (Mills & Gillson, 1999) Klarman (1964) menjelaskan bahwa ekonomi kesehatan itu merupakan aplikasi ekonomi dalam bidang kesehatan. Secara umum ekonomi kesehatan akan berkonsentrasi pada industri kesehatan. Ada 4 bidang yang tercakup dalam ekonomi kesehatan yaitu: 1. Peraturan (regulation) 2. Perencanaan (planning) 3. Pemeliharaan kesehatan (the health maintenance) atau organisasi 4. Analisis Cost dan benefit Winslow menyatakan bahwa ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu (Art) dan Pengetahuan (Science) dalam pencegahan penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan derajat kesehatan dan efisiensi, melalui: pencegahan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, pendidikan kesehatan bagi masyarakat, pengorganisasian pelayanan kesehatan dan pengembangan organisasi sosial untuk menjamin standar hidup yang cukup (Hanlon, 1969). Blum (1974) menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam upaya meningkatkan status kesehatan yaitu: Genetika, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan seperti gambar di bawah ini:

4

Ilmu ekonomi kesehatan merupakan ilmu-ilmu sosial yang berarti tidak bebas nilai, dan merupakan salah satu cabang dari ilmu ekonomi seperti halnya cabang lainnya seperti ilmu ekonomi lingkungan, welfares economics dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatan status kesehatan akan terlihat pada gambar di bawah ini:

GENETIKA

LINGKUNGAN

STATUS KESEHATAN

PELAYANAN KESEHATAN

PERILAKUSumber: Aditama (2006)

Gambar 1.1 Faktor yang Mempengaruhi Status kesehatan

5. Ekonomi Kesehatan Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup: consumer (dalam hal ini adalah pasien/pengguna pelayanan kesehatan), Provider (yang merupakan professional investor, yang terdiri dari publik maupun private), Pemerintah (government). Ilmu ekonomi berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, terutama yang menyangkut penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, maka kegiatan yang akan dilaksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi, atau apakah kegiatan tersebut bersifat Cost Efective.

5

Adakalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria interest-efecient, sedangkan pada kesehatan adalah interest-individu, hal tersebut adalah sulit karena kekhasan sektor kesehatan. Misalnya pada pasien koma adalah tidak efisien untuk dibantu dengan alat-alat untuk tetap bisa bernafas dan jantungnya tetap bisa berfungsi, oleh karena hal ini tidak efisien dan tidak ekonomis. Akan tetapi dalam mempelajari lmu ekonomi kesehatan, ilmu ekonomi adalah tuntunan saja sedangkan prioritasnya adalah tetap kesehatan. PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perubahan mendasar terjadi pada sektor kesehatan, ketika sektor kesehatan menghadapi kenyataan bahwa sumberdaya yang tersedia (khusunya dana) semakin hari semakin jauh dari mencukupi. Keterbatasan tersebut mendorong masuknya disiplin ilmu ekonomi dalam perencanaan, manajemen dan evaluasi sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Pelayanan kesehatan apa yang perlu diproduksi 2. Berapa besar biaya produksinya? 3. Bagaimana mobilitas dana kesehatan (siapa yang mendanainya?) 4. Bagaimana utilisasi dana kesehatan (siapa penggunanya dan berapa banyak?) 5. Berapa besar manfaat (benefit) investasi pelayanan kesehatan tersebut?

6. Ciri-ciri Sektor Kesehatan Aplikasi ilmu ekonomi pada sektor kesehatan perlu mendapat perhatian terhadap sifat dan ciri khususnya sektor kesehatan. Sifat dan ciri khusus tersebut menyebabkan asumsi-asumsi tertentu dalam ilmu ekonomi tidak berlaku atau tidak seluruhnya berlaku apabila diaplikasikan untuk sektor kesehatan. Ciri khusus tersebut antara lain: 1. Kejadian penyakit tidak terduga Adalah tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa yang akan menimpa kita dimasa yang akan datang, oleh karena itu adalah tidak mungkin mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan apa yang 6

kita butuhkan dimasa yang akan dating. Ketidakpastian (uncertainty) ini berarti adalah seseorang akan menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh karena itu ada juga risiko untuk mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit tersebut. 2. Consumer Ignorance Konsumer sangat tergantung kepada penyedia (provider) pelayanan kesehatan. Oleh karena pada umumnya consumer tidak tahu banyak tentang jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis pengobatan yang dibutuhkannya. Dalam hal ini Providerlah yang menentukan jenis dan volume pelayanan kesehatan yang perlu dikonsumsi oleh konsumer. 3. Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa diusahakan untuk dipenuhi, terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya. Hal ini menyebabkan distribusi pelayanan kesehatan sering sekali dilakukan atas dasar kebutuhan (need) dan bukan atas dasar kemampuan membayar (demand). 4. Ekstemalitas Terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Efek eksternal adalah dampak positif atau negatif yang dialami orang lain sebagai akibat perbuatan seseorang. Misalnya imunisasi dari penyakit menular akan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak. Oleh karena itu imunisasi tersebut dikatakan mempunyai social marginal benefit yang jauh lebih besar dari private marginal benefit bagi individu tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus dapat menjamin bahwa program imunisasi harus benar-benar dapat terlaksana. Pelayanan kesehatan yang tergolong pencegahan akan mempunyai ekstemalitas yang besar, sehingga dapat digolongkan sebagai komodity masyarakat, atau public goods. Oleh karena itu program ini sebaiknya mendapat subsidi atau bahkan disediakan oleh pemerintah secara gratis. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif akan mempunyai ekstemalitas yang rendah dan disering disebut dengan private good, hendaknya dibayar atau dibiayai sendiri oleh penggunanya atau pihak swasta.

7

5. Non Profit Motive Secara ideal memperoleh keuntungan yang maksimal (profit maximization) bukanlah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan. Pendapat yang dianut adalah Orang tidak layak memeperoleh keuntungan dari penyakit orang lain. 6. Padat Karya Kecendrungan spesialis dan superspesialis menyebabkan komponen tenaga dalam pelayanan kesehatan semakin besar. Komponen tersebut bisa mencapai 40%-60% dari keseluruhan biaya. 7. Mixed Outputs Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan, yaitu sejumlah pemeriksaan diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat kesehatan. Paket tersebut bervariasi antara individu dan sangat tergantung kepada jenis penyakit. 8. Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai sektor yang sangat konsumtif, tidak memberikan return on investment secara jelas. Oleh sebab itu sering sekali sektor kesehatan ada pada urutan bawah dalam skala prioritas pembangunan terutama kalau titik berat pembangunan adalah pembangunan ekonomi. Akan tetapi orientasi pembangunan pada akhirnya adalah pembangunan manusia, maka pembangunan sektor kesehatan sesuangguhnya adalah suatu investasi paling tidak untuk jangka panjang. 9. Restriksi berkompetisi Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan mekanisme pasar dalam pelayanan kaesehatan tidak bisa sempurna seperti mekanisme pasar untuk komodity lain. Dalam mekanisme pasar, wujud kompetisi adalah kegiatan pemasaran (promosi, iklan dan sebagainya). Sedangkan dalam sektor kesehatan tidak pernah terdengar adanya promosi discount atau bonus atau banting harga dalam pelayanan kesehatan. Walaupun dalam prakteknya hal itu sering juga terjadi dalam pelayanan kesehatan. Banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini, walaupun dalam banyak hal kerangka ilmu (body of knowledge) nya masih relatif kecil dibandingkan dengan subdisiplin ekonomi yang lain. 8

7. Peran Ekonomi Kesehatan dalam Perencanaan Kesehatan Perencanaan kesehatan pada dasarnya berhubungan erat dengan pemilihan, yaitu: memilih satu cara atau memilih beberapa cara diantara pilihan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan dating. Dilain pihak, Ekonomi Kesehatan juga berkaitan dengan pemilihan sehingga antara perencanaan dan Ekonomi kesehatan terdapat persamaan dan keterkaitan. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi disebuah Negara akan sangat mempengaruhi derajat kesehatan penduduknya dan berkaitan erat pula dengan kemampuan Negara tersebut untuk mengembangkan pelayanan kesehatan maupun kegiatan-kegiatan lain disektor kesehatan. Oleh karena itu kebijaksanaan dibidang kesehatan dan pelaksanaannya juga sangat dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi secara makro. Program-program kesehatan hendaknya dipandang sebagai suatu straegi yang menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi dari suatu penduduk. Strategi tersebut membutuhkan pilihan program-program yang dapat meningkatkan derajat kesehatan secara efisien. Misalnya, pengembangan jaringan pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur air bersih, peningkatan gizi masyarakat, imunisasi dan sebagainya. Dalam hal ini dibutuhkan kajian terhadap strategi dan skala prioritas yang perlu ditetapkan sebagai kebijaksanaan dalam beberapa bentuk pelayanan yang ada. Bagi Negara miskin atau sedang berkembang, untuk menetukan prioritas tersebut adalah tidak mudah dan sulit. Oleh karena itu segala usaha ntuk memperluas pilihan dalam hal meningkatkan pelayanan kesehatan dan penyuluhan kesehatan akan dipandang sebagai sesuatu yang bermanfaat. Hal tersebut sangat relevan bagi konteks ekonomi dinegara yang berpendapatan rendah.

8. Manfaat Ekonomi Kesehatan dalam Sektor Pelayanan Kesehatan Perawatan kesehatan sangat menyerap biaya pemerintah maupun anggaran keluarga. Selain itu banyak juga peralatan kesehatan yang harus dibeli dengan menggunakan valuta asing sehingga akan menghabiskan banyak devisa, hal tersebut merupakan keterbatasan bagi Negara miskin. Untuk dapat lebih menghemat, dan meningkatkan efisiensi, banyak Negara yang berusaha untuk mencari sumber daya tambahan. Dalam hal ini ekonomi kesehatan akan sangat bermanfaat, 9

karena dapat membantu pengalokasian dana secara lebih baik, meningkatkan efisiensi, memilih teknologi yang lebih murah tapi tetap efektif,dan mengevaluasi sumber dana lainnya. Ekonomi kesehatan tidak dapat memecahkan semua masalah. Oleh karena kesulitan dan keterbatasan dalam ekonomi kesehatan dalam menerapkan konsep lama dan ekonomi kesehatan itu juga sulit untuk diperaktekkan dibidang pelayanan kesehatan. Pada umumnya ekonom selalu menerapkan metode kwantitatif yang ditawarkan untuk membantu perencanaan kesehatan. Akan tetapi para ekonom tersebut telah dapat menjabarkan Keinginan untuk lebih merinci tujuan atau beberapa tujuan yang tidak begitu jelas, guna menilai dan memantau kebijaksanaan, keinginan untuk mengidentifikasi fungsi produksi, pengakuan akan pentingnya kaitan antaran perilaku manusia, teknologi dan lingkungan hidup dalam proses kejadian, pencegahan, dan pengobatan penyakit. Dalam hal ini pandangan para ekonom merupakan salah satu masukan bagi para perencana dalam membuat rencana disamping berbagai masukan lain untuk pengambilan keputusan.

9. Tantangan yang Dihadapi Rumah Sakit Dalam perkembangan sekarang ini, rumah sakit dihadapkan pada tanggung jawab sosial disatu pihak sedangkan dipihak lain ia juga dihadapkan pada ketersediaan anggaran. Masyarakat dan dokter yang merawatnya menginginkan bentuk pelayanan kesehatan yang terbaik yang dapat diberikan oleh rumah sakit tersebut. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh rumah sakit. Tantangan tersebut akan dapat terlihat pada gambar di bawah ini:

10

PADAT KARYA

PADAT KARYA

RUMAH SAKIT

PADAT MODAL

PADAT PAKAR

PADAT MODAL

Sumber : Aditama , 2006

Gambar 1.2 Tantangan Rumah Sakit Para dokter atau klinisi sering sekali beranggapan bahwa berdasarkan evidence baced practice dan patofisiologi penyakit, maka prosedur rinci harus dilalui dan dilakukan. Dilain pihak manajer harus menghadapi kenyataan bahwa prosedur medis yang rumit sering sekali membutuhkan biaya yang sangat mahal. Untuk itu pencegahan penyakit menjadi hal yang sangat perlu mendapat bantuan dan perhatian. Dalam hal ini para peneliti juga harus siap menilai akuntabilitas kerjanya secara ekonomi. Disinilah perlunya aplikasi dari ilmu ekonomi dalam sektor pelayanan kesehatan. Walaupun ekonomi kesehatan masih relatif baru berkembang sebagai sub disiplin dari ilmu ekonomi, akan tetapi hal tersebut telah cukup menarik perhatian dan menimbulkan pengembangan terhadap banyak teori dasar ekonomi. Untuk melihat kaitan berbagai aspek penerapan ekonomi kesehatan dalam berbagai kajian dalam ekonomi kesehatan perlu dijawab pertanyaan di bawah ini (Mills & Gilson, 1999):

10. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sektor kesehatan, perlu menjawab pertanyaan sebagai berikut: 11

1. Berapa besar kontribusi perawatan kesehatan, tingkat pendapatan, pendidikan, keadaan lingkungan dan sebagainya? 2. Berapa besar nilai yang diberikan pada sektor kesehatan dan bagaiman cara mengukurnya? 3. Apa saja yang mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan? - Apa pengaruh dari tarif, tingkat pendapatan, waktu perjalanan untuk mencapai tempat pelayanan, perilaku dari petugas yang merupakan pemberi pelayanan (provider), dan sebagainya. 4. Bagaimana karateristik dari penawaran (supply) pelayanan kesehatan? a. Berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah pelayanan kesehatan, biaya berbagai masukan, keadaan pasar dari input untuk pelayanan kesehatan seperti tenaga kerja, obat, peralatan dan sebagainya? b. Bagaimana cara pembayaran terhadap pelayanan yang disediakan dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku pemberi pelayanan kesehatan tersebut? 5. Berapa besar biaya dan akibat dari pilihan-pilihan cara lain untuk berbagai alternatif, untuk perbaikan status kesehatan atau untuk melaksanakan program kesehatan? 6. Apakah hasil dari interaksi antara penawaran (supply) dengan permintaan (demand) terhadap pelayanan kesehatan serta konsekwensi-konsekwensinya. Seperti: konsekuensi uang, waktu pembayaran, rasionalisasi sistem, dan siapa yang mendapat, dan siapa yang tidak mendapat pelayanan kesehatan tersebut? 7. Apakah akibat dari berbagai cara pembiayaan dan pengorganisasian disektor kesehatan dalam kaitannya dengan kriteria efisiensi dan pemerataan? 8. Cara apa yang ada untuk mencapai berbagai tujuan secara maksimum dari sektor kesehatan. Misalnya sistem penganggaran, sistem perencanaan, dan sampai sejauh mana cara-cara tersebut cukup efektif?

11. Pelayanan Kesehatan Merupakan Public Good dan Jasa Telah banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ekonomi kesehatan ini, akan tetapi walau telah banyak kerangka konsep atau body of knowledge nya, terlihat masih relatif kecil

12

masalah yang dapat ditangani dibandingkan dengan sub disiplin ekonomi lainnya. Pelayanan kesehatan merupakan public good, artinya merupakan alat pemuas kebutuhan manusia yang pada umumnya penyediaannya dilakukan oleh pemerintah dengan pertimbangan bahwa barang dan jasa tersebut dibutuhkan oleh orang banyak. Misalnya: PUSKESMAS, jembatan, jalan raya, WC umum dan sebagainya. Pelayanan kesehatan merupakan produk dalam bentuk jasa yaitu artinya sebagai berikut: Pelayanan kesehatan merupakan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain, dan pada dasarnya bersifat tangiable (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk dapat diklasifikasi sebagai berikut: Barang tidak tahan lama (non durable good) Barang yang tahan lama (durable good) Jasa (service) yang terdiri dari aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual Dengan demikian produk dapat dibedakan atas: Produk fisik murni Produk fisik dengan jasa pendukung Hybrid, merupakan penawaran barang dan jasa yang sama porsinya Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa yang sama besar porsinya Jasa murni Karateristik jasa adalah sebagai berikut: Intangiable Jasa bersifat tidak dapat dilihat, diraba, dirasa sebelum dibeli. Inseparability Artinya jasa tidak dapat dipisah-pisahkan. Jasa biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersama-sama. Variability Jasa merupakan non standardized output. Banyak variasi, bentuk, kualitas, dan jenis nya tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa ersebut dihasilkan.

13

Perishability Jasa merupakan komodity yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Tabel 1.1 Klasifikasi JasaBASIS 1. Segmen Pasar KLASIFIKASI Konsumen Akhir Konsumen organisasional Ranted goods service Owned goods service Non Goods service Profesional service Non professional service Profit service Non Profit Service Regulated Service Non Regulated Service Equipment based service People based service High Contact service Low Contact service CONTOH Salon kecantikan Konsultan manajemen Penyewa mobil Reparasi jam tangan Pemandu wisata Dokter Supir taksi Bank Yayasan sosial Angkutan umum Katering ATM Pelatih sepak bola Universitas Bioskop

2. Tingkat keberwujudan

3. Keterampilan Penyedia Jasa 4. Tujuan organisasi Jasa 5. Regulasi

6. Tingkat intensitas Karyawan 7. Tingkat Kontak Penyedia jasa dan pelanggan

Karateristik dari public good adalah sebagai berikut: Dapat digunakan, dikonsumsi, atau dinikmati oleh orang-orang yang walaupun jumlahnya semakin meningkat, kepuasan masing-masing orang tidak akan berkurang. Tersedia untuk setiap orang tanpa dibatasi oleh aturan pembayaran. Tidak mungkin disembunyikan dari mereka yang tidak mau membayar untuk menikmatinya (Mills & Gilson, 1999).

14

Pertanyaan 1. Jelaskan definisi dari ilmu ekonomi dan ilmu ekonomi kesehatan. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan positive economic dan normative economic. 3. Jelaskan ruang lingkup teori ekonomi makro dalam ilmu kesehatan. 4. Jelaskan ruang lingkup teori ekonomi mikro dalam ilmu kesehatan. 5. Apakah kendala dalam penerapan ilmu ekonomi dan bidang kesehatan? 6. Sebutkan ciri-ciri sektor kesehatan.

15