23
Modul Pembejaran .... Akademi Keperawatan Harum Jakarta 1 A. PENGANTAR UNIT I KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK Pada unit ini anda akan mempelajari tentang konsep dasar keperawatan gerontik, selanjutnya materi yang akan disajikan dalam bab ini adalah tentang pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik, teori proses penuaan, batasan usia lanjut, faktor yang mempengaruhi proses penuaan, mitos mitos usia lanjut dan kenyataannya, perubahan perubahan yang terjadi pada usia lanjut, dampak kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut. Pada bab ini berisikan beberapa konsep tentang gerontik sehingga anda sebagai mahasiswa dapat memahami perubahan yang terjadi pada lansia secara fisik, mental dan sistem tubuh secara rinci dan menyeluruh sehingga anda lebih mudah mempelajarinya. Tujuan Setelah saudara mempelajari materi di bab ini, bab ini akan membekali anda sebagai mahasiswa dengan wawasan ilmu keperawatan lansia atau gerontik. Hal ini disampaikan agar saudara dapat menjadi perawat pemula yang profesional dalam melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan pada lansia dengan baik dan sesuai standar keperawatan yang berlaku. Untuk mencapai seluruh materi yang tersaji dalam bab ini, diharapkan anda dapat : 1. Menjelaskan pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik 2. Menjelaskan teori proses penuaan 3. Menjelaskan batasan usia lanjut 4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi proses penuaan

Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 1

A. PENGANTAR

UNIT I

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN GERONTIK

Pada unit ini anda akan mempelajari tentang konsep dasar keperawatan gerontik,

selanjutnya materi yang akan disajikan dalam bab ini adalah tentang pengertian dari

gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik, teori proses penuaan, batasan usia

lanjut, faktor yang mempengaruhi proses penuaan, mitos – mitos usia lanjut dan

kenyataannya, perubahan – perubahan yang terjadi pada usia lanjut, dampak

kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut.

Pada bab ini berisikan beberapa konsep tentang gerontik sehingga anda sebagai

mahasiswa dapat memahami perubahan yang terjadi pada lansia secara fisik,

mental dan sistem tubuh secara rinci dan menyeluruh sehingga anda lebih mudah

mempelajarinya.

Tujuan

Setelah saudara mempelajari materi di bab ini, bab ini akan membekali anda

sebagai mahasiswa dengan wawasan ilmu keperawatan lansia atau gerontik. Hal ini

disampaikan agar saudara dapat menjadi perawat pemula yang profesional dalam

melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan pada lansia dengan baik

dan sesuai standar keperawatan yang berlaku.

Untuk mencapai seluruh materi yang tersaji dalam bab ini, diharapkan anda dapat :

1. Menjelaskan pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik

2. Menjelaskan teori proses penuaan

3. Menjelaskan batasan usia lanjut

4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi proses penuaan

Page 2: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 2

B. BAHAN BACA

5. Menjelaskan mitos-mitos usia lanjut dan kenyataannya

6. Menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut

7. Menjelaskan dampak kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut

Selanjutnya, marilah kita pelajari dengan seksama modul ini untuk mengetahui

apa, mengapa anda perlu mengetahui konsep dasar keperawatan gerontik secara

umum ?

B. BAHAN BACA

A. Pengertian

Gerontologi berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti usia dan logos

berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses

menua dan masalah – masalah yang terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990)

Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach)

terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan,

psikologis, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, dan lain- lain (S. Tamher,

2009). Keperawatan gerontik atau keperawatan gerontologik adalah spesialis

keperawatan lanjut usia yang menjalankan peran dan tanggung jawabnya

terhadap tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan ilmu

pengetahuan, keahlian, keterampilan, teknologi, dan seni dalam merawat

untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif

(Kushariyadi, 2010).

Menurut siti Badriah (2009), keperawatan gerontik adalah suatu

pelayanan professional yang berdasarkan ilmu dan kiat/ teknik keperawatan

yang berbentuk bio-psiko-sosial- spiritual dan cultural yang holistic yang

ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Page 3: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 3

Sedangkan geriatri berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti lanjut

usia dan eatriea berarti kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang

ilmu kedokteran berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang

timbul pada lanjut usia (Black & Jacob, 1997). Menurut S. Tamher (2009),

geriatri merupakan salah satu cabang dari gerontology dan medis yang

mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari

segi promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang mencangkup

kesehatan badani, jiwa dan social, serta penyakit cacat.

B. Proses menua

Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan- lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantanides, 1994).

Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat

diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia

tahap perkembangan kronologis tertentu.

Teori – teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan

terjadi biasanya dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori

biologis dan psikososial.

1. Teori biologis

Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk

perubahan fungsi dan struktural, pengembangan, panjang usia dan

kematian. Perubahan – perubahan dalam tubuh termasuk perubahan

molecular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh

untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.

a. Teori genetik

Teori sebab- akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama

dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan oleh

pembentukkan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan

Page 4: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 4

kode genetik. Menurut teori genetik, penuaan adalah suatu proses

yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke

waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain,

perubahan rentang hidup dan panjang usia telah ditentukan

sebelumnya. Teori genetik terdiri dari teori asam deoksiribonukleat

(DNA), teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori

glikogen.

b. Teori wear and tear

Teori wear and tear (dipakai dan rusak) mengusulkan bahwa

akumulasi sampah metabolic atau zat nutrisi dapat merusak

sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan

akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya

bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu

jadwal.

Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolism yang

menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas

adalah molekul atau atom dengan suatu elektron yang tidak

berpasangan. Ini merupakan jenis yang sangat relative yang

dihasilkan dari reaksi selama metabolisme.

c. Teori imunitas

Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem

imun berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua,

pertahanan mereka terhadap organism asing mengalami

penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita

berbagai penyakit seperti kanker adan infeksi. Seiring dengan

berkurangnya fungsi system imun, terjadilah peningkatan dalam

respon autoimun tubuh. Seiring dengan bertambahnyan usia berat

dan ukuran kelenjar timus menurun, seperti halnya kemampuan

tubuh untuk mendeferensiasi sel T. Karena hilangnya proses

diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yan tua dan tidak

beraturan sebagai benda asing dan menyerangnya. Selain itu,

Page 5: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 5

tubuh kehilangan kemampuan untuk meningkatkan responnya

terhadap se lasing, terutama bila menghadapi infeksi.

d. Teori neuroendokrin

Teori – teori biologi penuaan, berhubungan dengan hal- hal seperti

yang terjadi pada struktur dan perubahan pada tingkat molekul dan

sel. Salah satu area neurologi yang mengalami gangguan secara

universal akibat penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan

untuk menerima, memproses, dan bereaksi terhadap perintah.

Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respons ini kadang-

kadang diinterprestasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau

kurangnya pengetahuan.

2. Teori psikososiologis

Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan

perilaku yang menyertai peningkatan usia, sehingga lawan dari implikasi

biologi pada kerusakan anatomis.

a. Teori kepribadian

Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur

dalam tahun- tahun akhir kehidupan. Teori kepribadian menyebutkan

aspek – aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan

harapan atau tugas spesifik lansia. Jung (1994), mengembangkan

suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang

memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. (Stanley,

2006).

b. Teori tugas perkembangan

Beberapa ahli teori terkenal sudah menguraikan proses maturasi

dalam kaitannya dengan tugas yang harus dikuasai pada berbagai

tahap sepanjang rentang hidup manusia. Tugas perkembangan adalah

aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada

tahap- tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang

sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu

Page 6: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 6

melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan

integritas. Dikutip dari Stanley, Mickey (2006).

c. Teori aktivitas

Havighurst (1989), menulis tentang pentingnya tetap aktif secara social

sebagai alat untuk penyesuaian diri yang sehat. Penelitian

menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif

mempengaruhi kepuasan hidup. Dan penelitian baru menunjukkan

pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk

mencegah kehilangan dan pemeliharaan kesehatansepanjang masa

kehhidupan manusia. Dikutip dari Stanley, Mickey (2006).

C. Batasan – batasan usia lanjut

Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda – beda, umumnya

berkisar antara 60 – 65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan

usia adalah sebagai berikut :

1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu

a. Usia pertengahan (middle age) usia 45 – 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) usia 60 – 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) usia 75 – 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun

2. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (Alm), Guru besar

Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran, periodisasi biologis

perkembangan manusia dibagi menjadi :

a. Masa bayi (usia 0-1 tahun)

b. Masa prasekolah (usia 1-6 tahun)

c. Masa sekolah (usia 6-10 tahun)

d. Masa pubertas (usia 10-20 tahun)

e. Masa setengah umur, prasenium (usia 40-65 tahun)

f. Masa lanjut usia, senium (usia > 65 tahun)

Page 7: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 7

3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani, psikolog dari Universitas Indonesia,

kedewasaan dibagi empat bagian :

a. Fase iuventus (usia 25-40 tahun)

b. Fase verilitas (usia 40-50 tahun)

c. Fase prasenium (usia 55-65 tahun)

d. Fase senium (usia 65 tahun hingga tutup usia)

4. Menurut Prof. DR. Koeseomanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia

dewasa sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi :

a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun

b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65

tahun

c. Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun, terbagi atas :

1). Young old (usia 70-75 tahun)

2). Old (usia 75- 80 tahun)

3). Very old (usia > 80 tahun)

5. Menurut Burnsie (1979), ada empat tahap lanjut usia, yaitu :

a. Young old (usia 60-69 tahun)

b. Middle age old (usia 70- 79 tahun)

c. Old- old (usia 80-89 tahun)

d. Very old- old (usia >90 tahun)

Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, terdapat

Didalam Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

Lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2.

D. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketuaan

Meliputi :

1. Hereditas (keturunan/ genetik)

2. Nutrisi / makanan

Page 8: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 8

3. Status kesehatan

4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan

6. Stress

E. Mitos – mitos lanjut usia dan kenyataannya

1. Menurut kedamaian dan ketenangan

Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jernih payahnya

dimasa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan

seakan- akan sudah berhasil dilewati.

Kenyataan :

Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta

penderitaan karena penyakit.

a. Depresi

b. Kekhawatiran

c. Paranoid

d. Masalah psikotik

2. Mitos konservatisme dan kemunduran

Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :

a. Konservatif

b. Tidak kreatif

c. Menolak inovasi

d. Berorientasi ke masa silam

e. Merindukan masa lalu

f. Kembali ke masa anak- anak

g. Susah berubah

h. Keras kepala dan,

i. Cerewet

Kenyataan :

Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.

3. Mitos berpenyakitan

Page 9: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 9

Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai

oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai

proses menua.

Kenyataan :

Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh

dan metabolism sehingga rawan terhadap penyakit. Tetapi banyak

penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.

4. Mitos senilitas

Lanjut usia dipandangan sebagai masa pikun yang disebabkan oleh

kerusakan bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak

cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

5. Mitos tidak jatuh cinta

Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.

Kenyataan :

Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan

cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.

6. Mitos aseksualitas

Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun,

minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.

Kenyataan :

Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.

Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan

meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi.

7. Mitos ketidakproduktifan

Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.

Kenyataan :

Tidak demikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan,

kemantapan, dan produktifitas mental dan material.

Page 10: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 10

F. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lanjut usia

1. Perubahan – perubahan fisik

a. Sel

1). Lebih sedikit jumlahnya

2). Lebih besar ukurannya

3). Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan

intraselular

4). Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati

5). Jumlah sel otak menurun

6). Terganggunya mekanisme perbaikan sel

7). Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%

b. Sistem persarafan

1). Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf

otaknya dalam setiap harinya).

2). Cepatnya menurun hubungan persarafan

3). Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya

dengan stress.

4). Mengecilnya saraf panca indera

Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya

saraf pencium, dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan

suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

5). Kurang sensitive terhadap sentuhan.

c. Sistem pendengaran

1). Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya

kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama

terhadap bunyi suara atau nada- nada yang tinggi, suara yang tidak

jelas, sulit mengerti kata- kata, 50% terjadi pada usia di atas umur

65 tahun.

2). Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

3). Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena

meningkatnya keratin.

Page 11: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 11

4). Pendengaran bertambahnya menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan jiwa/ stres.

d. Sistem penglihatan

1). Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

2). Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

3). Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas

menyebabkan gangguan penglihatan.

4). Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap

5). Hilangnya daya akomodasi.

6). Menurunnya lapangan padang : berkurang luas pandangannya.

7). Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

e. Sistem kardiovaskuler

1). Elastisitas, dinding aorta menurun.

2). Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

3). Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunya

kontraksi dan volumenya.

4). Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari

tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bias menyebabkan tekanan darah

menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).

5). Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi

dari pembuluh darah perifer, sistolis normal ± 170 mmHg. Diastolis

normal ± 90 mmHg.

f. Sistem pengaturan temperatur tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu

thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi

berbagai faktor yang memperngaruhinya. Yang sering ditemui, antara

lain :

Page 12: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 12

1). Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ± 35ºC ini

akibat metabolisme yang menurun.

2). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

g. Sistem respirasi

1). Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

2). Menurunnya aktivitas dari silia.

3). Paru- paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat,

menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum

menurun, dan kedalaman bernafas menurun.

4). Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.

5). O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.

6). CO2 pada arteri tidak berganti.

7). Kemampuan untuk batuk berkurang.

8). Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan

akan menurun seiring dengan pertambahan usia.

h. Sistem gastrointestinal

1). Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang

bias terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi

kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

2). Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput

lendir, atropi indera pengecap (±80%), hilangnya sensifitas dari

saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya

sensifitas dari saraf pengecapan tentang rasa asin, asam, dan

pahit.

3). Esophagus melebar.

4). Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam

lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.

5). Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

6). Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu).

Page 13: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 13

7). Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,

berkurangnya aliran darah.

i. Sistem reproduksi

1). Menciut ovary dan uterus

2). Atrofi payudara

3). Pada laki- laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,

meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur.

4). Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun (asal

kondisi kesehatan baik), yaitu :

a). Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.

b). Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan

kemampuan seksual.

c). Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami.

5). Selaput lender vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi

menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi

perubahan – perubahan warna.

j. Sistem genitourinaria

1). Ginjal

Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolism tubuh,

melalui urin, darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit)

terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus).

Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya

kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin

menurun proteinuria (biasanya + 1), BUN (Blood Urea Nitrogen)

meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa

meningkat.

2). Vesika urinaria (kandung kemih)

a). Otot- otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml

atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika

urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga

mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

Page 14: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 14

b). Atrofi vulva

c). Vagina

Orang – orang yang makin menua sexual intercourse masih

juga membutuhkan, tidak ada batasan umum tertentu fungsi

seksual seseorang berhenti, frekuensi sexual intercourse

cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi

kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus

sampai tua.

k. Sistem endokrin

1). Produksi dari hampir semua hormon menurun.

2). Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

3). Pituitari :

Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam

pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH,

dan LH.

4). Menurunnya akitifitas tiroid, menurunnya BMR = Basal Metabolic

Rate, dan menurunnya daya pertukaran zat.

5). Menurunnya produksi aldosteron.

6). Menurunnya sekresi hormone kelamin, misalnya : progesterone,

esterogen, dan testosteron.

l. Sistem kulit

1). Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2). Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses

keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk – bentuk sel

epidermis).

3). Menurunnya respon terhadap trauma.

4). Mekanisme proteksi kulit menurun.

a. Produksi serum menurun.

b. Penurunan produksi VTD.

c. Gangguan pigmentasi kulit.

5). Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

6). Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

Page 15: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 15

7). Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan

vaskularisasi.

8). Pertumbuhan kuku lebih lambat.

9). Kuku jari menjadi keras dan rapuh.

10). Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

11). Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.

12). Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.

a. Sistem muskuloskeletal

1). Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.

2). Kifosis

3). Pinggang, lutut dan jari- jari pergelangan terbatas.

4). Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya

berkurang).

5). Persendian membesar dan menjadi kaku.

6). Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.

7). Atrofi serabut otot (otot- otot serabut mengecil) :

Serabut – serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak

menjadi lamban, otot- otot kram dan menjadi tremor.

8). Otot – otot polos tidak begitu berpengaruh.

Perubahan – perubahan mental

Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan mental

a. Pertama – tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.

b. Kesehatan umum.

c. Tingkat pendidikan.

d. Keturunan (hereditas).

e. Lingkungan.

Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering

berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin

karena faktor lain seperti penyakit- penyakit.

Kenangan (memory)

Page 16: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 16

a. Kenangan jangka panjang :

Berjam – jam sampai berhari – hari yang lalu mencakup beberapa

perubahan.

b. Kenangan jangka pendek atau seketika

0-10 menit, kenangan buruk.

I.Q (Intellgentia Quantion)

a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.

b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor : terjadi

perubahan pada daya membahayangkan karena tekanan – tekanan dari

faktor waktu.

Perubahan – perubahan psikologis

a. Pensiun

Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan

dengan peranan dalam pekerjaan.

Bila seseorang pension (Purna Tugas), ia akan mengalami kehilangan-

kehilangan, antara lain :

1). Kehilangan financial (income berkurang)

2). Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,

lengkap dengan segala fasilitasnya).

3). Kehilangan teman/ kenalan atau relasi.

4). Kehilangan pekerjaan/ kegiatan.

b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality).

c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak

lebih sempit.

d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).

Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya

biaya pengobatan.

e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

f. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.

g. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-

teman dan family.

Page 17: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 17

i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran

diri, perubahan konsep diri.

G. Dampak kemunduran dan reaksi – reaksi yang terjadi.

Kemunduran – kemunduran yang telah disebutkan itu mempunyai

dampak terhadap tingkah laku dan terhadap perasaan orang yang memasuki

lanjut usia. Jelas jika berbicara tentang menjadi tua, kemunduranlah yang

akan paling banyak dikemukakan tetapi di samping berbagai macam

kemunduran, ada sesuatu yang dapat dikatakan justru meningkat dalam

proses menua, yang dapat dikatakan justru meningkat dalam proses menua,

yaitu :

Kondisi Usia dewasa Usia lanjut

Emosi Tidak terlalu stress Emosi lebih sensitive.

Stres/ kecemasan

Fisik Kulit kencang, tampilan

menarik.

Cantik dan tampan

Kecantikan dan

ketampanan mulai

menghilang.

Kehilangan daya tarik.

Seks Masa klimakterium.

Perasaan daya tarik dalam

seks.

Perubahan keseimbangan

hormonal sehingga

kurangnya dorongan seks.

Wanita terjadi menopause.

Laki- laki hormon

testoteron menurun.

Gejala – gejala yang sering timbul pada masa menopause meliputi :

1. Gangguan pada haid : haid menjadi tidak teratur, kadang – kadang terjadi

perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.

2. Gelombang rasa panas (hot flush): kadang – kadang timbul rasa panas

pada muka, leher, dan dada bagian atas, disusul dengan keluarnya

keringat yang banyak. Perasaan panas ini berlangsung beberapa detik

saja, namun bisa berlangsung sampai 30 menit – 1 jam.

3. Gejala – gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah

sedih, cepat marah, mudah tersinggung, gugup, dan mental yang kurang

mantap. Bila wanita pada mudanya mempunyai kecenderungan mudah

Page 18: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 18

dipengaruhi keadaan emosionalnya maka ia akan lebih mengalami

gangguan psikologik pada masa ini.

4. Fatigue, yaitu rasa lelah yang diakibatkan berhentinya fungsi ovarium.

Tetapi tidak semua rasa lelah dapat diartikan sebagai tanda menopause.

Sebaiknya dicari sebab- sebab lainnya.

5. Keadaan atrofi, yaitu kemunduran keadaan gizi, suatu lapisan jaringan.

6. Rasa gatal – gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi kering

dan keriput.

7. Sakit – sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada bagian tubuh

tertentu.

8. Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal,

misalnya: karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan

penglihatan atau bisa juga adanya stres mental.

9. Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab

fisik maupun psikis.

10. Palpitasi dan perubahan pada gairah seksual, yang hal ini disebabkan

oleh pengaruh hormonal maupun pengaruh psikis. Gejala – gejala

kejiwaan yang timbul sangat bervariasi dari yang ringan sampai yang

berat. Keluhan yang sering timbul adalah adanya rasa takut, tegang,

gelisah, lekas marah, mudah gugup, sukar berkonsentrasi, lekas lupa dan

susah tidur.

Adanya wanita yang mengalami menopause menafsirkan sebagai

kehilangan fungsinya sebagai wanita, karena ia tidak bisa hamil dan

mendapatkan anak lagi. Di lain pihak ada yang menafsirkannya sebagai

akan terhentinya kehidupan seksualnya hal ini adalah keliru sekali. Selain

itu, ada yang berpendapat bahwa kegiatan seksual itu kurang pantas

dilakukan bagi mereka yang sudah tua, meskipun dorongan kea rah itu

masih ada. Dengan demikian dapat dilihat bahwa kerisauan menghadapi

masa tua seringkali juga menyangkut kehidupan seksual.

11. Berubahnya libido (nafsu seks).

Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala- gejala atau keluhan –

keluhan tersebut, antara lain :

1. Penurunan aktivitas ovarium yang diikuti penurunan produksi hormonal.

Page 19: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 19

C. RANGKUMAN

D. TES FORMATIF

2. Sosiobudaya, yaitu faktor lingkungan, keadaan social ekonomi yang

mempengaruhi keadaan gizi, kesehatan, dan taraf pendidikan.

3. Faktor psikologis yang tergantung dari perilaku wanita tersebut.

Pada klimakterium ini hendaklah wanita memeriksakan dirinya secara

teratur, walaupun tidak ada keluhan - keluhan. Hal ini penting untuk

mengetahui adanya kelainan yang mungkin terjadi pada usia empat

puluhan, khususnya keganasan.

Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap

berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan, psikologis,

sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, dan lain- lain (S. Tamher, 2009).

Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan- lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantanides, 1994).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu :

o Usia pertengahan (middle age) usia 45 – 59 tahun

o Lanjut usia (elderly) usia 60 – 74 tahun

o Lanjut usia tua (old) usia 75 – 90 tahun

o Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi : Hereditas (keturunan/

genetik), Nutrisi/ makanan, Status kesehatan, Pengalaman hidup,

Lingkungan, Stress.

Page 20: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 20

Untuk mengetahui pemahaman Anda tentang konsep dasar keperawatan gerontik,

bahaslah bersama kelompok soal di bawah yang berhubungan dengan pengertian

keperawatan gerontik, klasifikasi usia gerontik, perubahan- perubahan yang terjadi

pada sistem tubuh lansia dan dampak yang terjadi pada proses penuaan. Kemudian

diskusikan dengan kelompok belajar Anda untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Berikut ini pengertian tentang keperawatan gerontik yaitu :

a. Cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah – masalah

yang terjadi pada lanjut usia

b. Pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat / tehnik

keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural yang

holistik ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada

tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

c. Merupakan cabang ilmu kedokteran berfokus pada masalah kedokteran

yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia

d. Salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus

aspek kesehatan lanjut usia ditinjau dari promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif

2. Klasifikasi usia lansia menurut WHO adalah...

a. Usia 60 – 74 tahun

b. Usia > 65 tahun

c. Usia 55 – 65 tahun

d. Usia 65 tahun hingga tutup usia

3. Klasifikasi usia lansia menurut Prof. DR. Koeseomanto Setyonegoro, Sp.Kj.,

yang termasuk kelompok “ old “ adalah...

a. Usia > 90 tahun

b. Usia 70 – 75 tahun

c. Usia 75 – 80 tahun

d. Usia > 80 tahun

4. Dibawah ini perubahan anatomi pada lansia di sistem pernapasan seperti

dibawah ini :

a. Meningkatnya aktivitas silia

b. Alveoli ukurannya mengecil dari biasa dan jumlahnya berkurang

c. oksigen pada arteri meningkat menjadi 75 mmHg

Page 21: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 21

d. otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku

5. Dibawah ini perubahan anatomi pada lansia di sistem gastrointestinal seperti

dibawah ini :

a. Esofagus menyempit

b. Asam lambung menurun

c. Fungsi absorbsi meningkat sehingga cepat lapar

d. Hati makin membesar dan menurunnya tempat penyimpanan

6. Berikut ini perubahan anatomi pada lansia di sistem genitourinaria seperti

dibawah ini :

a. BUN menurun sampai menurun sampai 20 mg%

b. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat

c. Hipertrofi vulva

d. Kapasitas kandung meningkat samapai 200 ml

7. Dampak yang terjadi akibat penurunan seks pada lansia yaitu :

a. Perubahan keseimbangan hormonal mengakibatkan berkurangnya

dorongan seks

b. Ketampanan mulai menghilang

c. Laki-laki hormon testosteron semakin meningkat

d. Perasaan daya tarik dalam seks

8. Gejala yang timbul pada masa menopause usia lansia meliputi :

a. Rasa gatal pada genetalia disebabkan kulit yang menjadi lembab

b. Kadang-kadang timbul rasa dingin pada muka, leher dan dada bagian atas

c. Kadang-kadang terjadi perdarahan haid yang terlalu banyak/sedikit

d. Meningkatnya libido atau nafsu seks

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala pada menopause antara

lain :

a. Peningkatan aktivitas ovarium yang diikuti penurunan produksi hormonal

b. Faktor sosial budaya antara lain lingkungan, sosial ekonomi, kesehatan

dan tingkat pendidikan

c. Penurunan aktivitas ovarium yang diikuti peningkatan produksi hormonal

d. Faktor psikologis yaitu stress

10. Perubahan fisik sel yang terjadi pada lanjut usia yaitu :

a. Jumlah sel lebih banyak

b. Ukuran sel lebih kecil

Page 22: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 22

E. KUNCI JAWABAN TES A.

B.

C.

G. DAFTAR PUSTAKA

F. UMPAN BALIK

c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler

d. Otak menjadi atrofi beratnya berkurang 20-30 %

1. B 6. B

2. A 7. A

3. C 8. C

4. D 9. B

5. B 10. C

Bagi mahasiswa dapat menjawab 8 dari 10 pertanyaan diatas dengan tepat

akan mendapatkan nilai 100

Fatimah. ( 2010 ). Merawat manusia lanjut usia : suatu pendekatan proses keperawatan

gerontik. Jakarta : TIM

Maryam. RS, dkk. ( 2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta : Salemba

Medika.

Page 23: Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

Modul Pembejaran ....

Akademi Keperawatan Harum Jakarta 23

Nugroho. W. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC

Tamher, dkk. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Watson. R. (2003). Perawatan pada lansia. Jakarta : EGC