Upload
dimas-gondronk
View
336
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 1
A. PENGANTAR
UNIT I
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN GERONTIK
Pada unit ini anda akan mempelajari tentang konsep dasar keperawatan gerontik,
selanjutnya materi yang akan disajikan dalam bab ini adalah tentang pengertian dari
gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik, teori proses penuaan, batasan usia
lanjut, faktor yang mempengaruhi proses penuaan, mitos – mitos usia lanjut dan
kenyataannya, perubahan – perubahan yang terjadi pada usia lanjut, dampak
kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut.
Pada bab ini berisikan beberapa konsep tentang gerontik sehingga anda sebagai
mahasiswa dapat memahami perubahan yang terjadi pada lansia secara fisik,
mental dan sistem tubuh secara rinci dan menyeluruh sehingga anda lebih mudah
mempelajarinya.
Tujuan
Setelah saudara mempelajari materi di bab ini, bab ini akan membekali anda
sebagai mahasiswa dengan wawasan ilmu keperawatan lansia atau gerontik. Hal ini
disampaikan agar saudara dapat menjadi perawat pemula yang profesional dalam
melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan pada lansia dengan baik
dan sesuai standar keperawatan yang berlaku.
Untuk mencapai seluruh materi yang tersaji dalam bab ini, diharapkan anda dapat :
1. Menjelaskan pengertian dari gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik
2. Menjelaskan teori proses penuaan
3. Menjelaskan batasan usia lanjut
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi proses penuaan
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 2
B. BAHAN BACA
5. Menjelaskan mitos-mitos usia lanjut dan kenyataannya
6. Menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut
7. Menjelaskan dampak kemunduran dan reaksi yang terjadi pada usia lanjut
Selanjutnya, marilah kita pelajari dengan seksama modul ini untuk mengetahui
apa, mengapa anda perlu mengetahui konsep dasar keperawatan gerontik secara
umum ?
B. BAHAN BACA
A. Pengertian
Gerontologi berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti usia dan logos
berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses
menua dan masalah – masalah yang terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990)
Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach)
terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan,
psikologis, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, dan lain- lain (S. Tamher,
2009). Keperawatan gerontik atau keperawatan gerontologik adalah spesialis
keperawatan lanjut usia yang menjalankan peran dan tanggung jawabnya
terhadap tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan ilmu
pengetahuan, keahlian, keterampilan, teknologi, dan seni dalam merawat
untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif
(Kushariyadi, 2010).
Menurut siti Badriah (2009), keperawatan gerontik adalah suatu
pelayanan professional yang berdasarkan ilmu dan kiat/ teknik keperawatan
yang berbentuk bio-psiko-sosial- spiritual dan cultural yang holistic yang
ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 3
Sedangkan geriatri berasal dari bahasa latin yaitu geros berarti lanjut
usia dan eatriea berarti kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang
ilmu kedokteran berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang
timbul pada lanjut usia (Black & Jacob, 1997). Menurut S. Tamher (2009),
geriatri merupakan salah satu cabang dari gerontology dan medis yang
mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari
segi promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang mencangkup
kesehatan badani, jiwa dan social, serta penyakit cacat.
B. Proses menua
Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan- lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantanides, 1994).
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia
tahap perkembangan kronologis tertentu.
Teori – teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan
terjadi biasanya dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori
biologis dan psikososial.
1. Teori biologis
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktural, pengembangan, panjang usia dan
kematian. Perubahan – perubahan dalam tubuh termasuk perubahan
molecular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh
untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.
a. Teori genetik
Teori sebab- akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama
dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan oleh
pembentukkan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 4
kode genetik. Menurut teori genetik, penuaan adalah suatu proses
yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke
waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain,
perubahan rentang hidup dan panjang usia telah ditentukan
sebelumnya. Teori genetik terdiri dari teori asam deoksiribonukleat
(DNA), teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori
glikogen.
b. Teori wear and tear
Teori wear and tear (dipakai dan rusak) mengusulkan bahwa
akumulasi sampah metabolic atau zat nutrisi dapat merusak
sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan
akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya
bahwa tubuh akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu
jadwal.
Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolism yang
menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas
adalah molekul atau atom dengan suatu elektron yang tidak
berpasangan. Ini merupakan jenis yang sangat relative yang
dihasilkan dari reaksi selama metabolisme.
c. Teori imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem
imun berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua,
pertahanan mereka terhadap organism asing mengalami
penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita
berbagai penyakit seperti kanker adan infeksi. Seiring dengan
berkurangnya fungsi system imun, terjadilah peningkatan dalam
respon autoimun tubuh. Seiring dengan bertambahnyan usia berat
dan ukuran kelenjar timus menurun, seperti halnya kemampuan
tubuh untuk mendeferensiasi sel T. Karena hilangnya proses
diferensiasi sel T, tubuh salah mengenali sel yan tua dan tidak
beraturan sebagai benda asing dan menyerangnya. Selain itu,
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 5
tubuh kehilangan kemampuan untuk meningkatkan responnya
terhadap se lasing, terutama bila menghadapi infeksi.
d. Teori neuroendokrin
Teori – teori biologi penuaan, berhubungan dengan hal- hal seperti
yang terjadi pada struktur dan perubahan pada tingkat molekul dan
sel. Salah satu area neurologi yang mengalami gangguan secara
universal akibat penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan
untuk menerima, memproses, dan bereaksi terhadap perintah.
Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respons ini kadang-
kadang diinterprestasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau
kurangnya pengetahuan.
2. Teori psikososiologis
Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan
perilaku yang menyertai peningkatan usia, sehingga lawan dari implikasi
biologi pada kerusakan anatomis.
a. Teori kepribadian
Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur
dalam tahun- tahun akhir kehidupan. Teori kepribadian menyebutkan
aspek – aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan
harapan atau tugas spesifik lansia. Jung (1994), mengembangkan
suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang
memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. (Stanley,
2006).
b. Teori tugas perkembangan
Beberapa ahli teori terkenal sudah menguraikan proses maturasi
dalam kaitannya dengan tugas yang harus dikuasai pada berbagai
tahap sepanjang rentang hidup manusia. Tugas perkembangan adalah
aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada
tahap- tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang
sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 6
melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan
integritas. Dikutip dari Stanley, Mickey (2006).
c. Teori aktivitas
Havighurst (1989), menulis tentang pentingnya tetap aktif secara social
sebagai alat untuk penyesuaian diri yang sehat. Penelitian
menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif
mempengaruhi kepuasan hidup. Dan penelitian baru menunjukkan
pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk
mencegah kehilangan dan pemeliharaan kesehatansepanjang masa
kehhidupan manusia. Dikutip dari Stanley, Mickey (2006).
C. Batasan – batasan usia lanjut
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda – beda, umumnya
berkisar antara 60 – 65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan
usia adalah sebagai berikut :
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu
a. Usia pertengahan (middle age) usia 45 – 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) usia 60 – 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) usia 75 – 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
2. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (Alm), Guru besar
Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran, periodisasi biologis
perkembangan manusia dibagi menjadi :
a. Masa bayi (usia 0-1 tahun)
b. Masa prasekolah (usia 1-6 tahun)
c. Masa sekolah (usia 6-10 tahun)
d. Masa pubertas (usia 10-20 tahun)
e. Masa setengah umur, prasenium (usia 40-65 tahun)
f. Masa lanjut usia, senium (usia > 65 tahun)
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 7
3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani, psikolog dari Universitas Indonesia,
kedewasaan dibagi empat bagian :
a. Fase iuventus (usia 25-40 tahun)
b. Fase verilitas (usia 40-50 tahun)
c. Fase prasenium (usia 55-65 tahun)
d. Fase senium (usia 65 tahun hingga tutup usia)
4. Menurut Prof. DR. Koeseomanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia
dewasa sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi :
a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65
tahun
c. Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun, terbagi atas :
1). Young old (usia 70-75 tahun)
2). Old (usia 75- 80 tahun)
3). Very old (usia > 80 tahun)
5. Menurut Burnsie (1979), ada empat tahap lanjut usia, yaitu :
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70- 79 tahun)
c. Old- old (usia 80-89 tahun)
d. Very old- old (usia >90 tahun)
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, terdapat
Didalam Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2.
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketuaan
Meliputi :
1. Hereditas (keturunan/ genetik)
2. Nutrisi / makanan
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 8
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stress
E. Mitos – mitos lanjut usia dan kenyataannya
1. Menurut kedamaian dan ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jernih payahnya
dimasa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan
seakan- akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataan :
Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta
penderitaan karena penyakit.
a. Depresi
b. Kekhawatiran
c. Paranoid
d. Masalah psikotik
2. Mitos konservatisme dan kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi ke masa silam
e. Merindukan masa lalu
f. Kembali ke masa anak- anak
g. Susah berubah
h. Keras kepala dan,
i. Cerewet
Kenyataan :
Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3. Mitos berpenyakitan
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 9
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai
oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai
proses menua.
Kenyataan :
Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan metabolism sehingga rawan terhadap penyakit. Tetapi banyak
penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4. Mitos senilitas
Lanjut usia dipandangan sebagai masa pikun yang disebabkan oleh
kerusakan bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak
cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.
5. Mitos tidak jatuh cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan :
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan
cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.
6. Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun,
minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.
Kenyataan :
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan
meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi.
7. Mitos ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.
Kenyataan :
Tidak demikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan,
kemantapan, dan produktifitas mental dan material.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 10
F. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lanjut usia
1. Perubahan – perubahan fisik
a. Sel
1). Lebih sedikit jumlahnya
2). Lebih besar ukurannya
3). Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraselular
4). Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati
5). Jumlah sel otak menurun
6). Terganggunya mekanisme perbaikan sel
7). Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%
b. Sistem persarafan
1). Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf
otaknya dalam setiap harinya).
2). Cepatnya menurun hubungan persarafan
3). Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya
dengan stress.
4). Mengecilnya saraf panca indera
Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
saraf pencium, dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan
suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
5). Kurang sensitive terhadap sentuhan.
c. Sistem pendengaran
1). Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi suara atau nada- nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit mengerti kata- kata, 50% terjadi pada usia di atas umur
65 tahun.
2). Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3). Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 11
4). Pendengaran bertambahnya menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa/ stres.
d. Sistem penglihatan
1). Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
2). Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
3). Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
4). Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
5). Hilangnya daya akomodasi.
6). Menurunnya lapangan padang : berkurang luas pandangannya.
7). Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
e. Sistem kardiovaskuler
1). Elastisitas, dinding aorta menurun.
2). Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
3). Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunya
kontraksi dan volumenya.
4). Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari
tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bias menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
5). Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer, sistolis normal ± 170 mmHg. Diastolis
normal ± 90 mmHg.
f. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
berbagai faktor yang memperngaruhinya. Yang sering ditemui, antara
lain :
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 12
1). Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ± 35ºC ini
akibat metabolisme yang menurun.
2). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
g. Sistem respirasi
1). Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
2). Menurunnya aktivitas dari silia.
3). Paru- paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum
menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
4). Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
5). O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
6). CO2 pada arteri tidak berganti.
7). Kemampuan untuk batuk berkurang.
8). Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan
akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
h. Sistem gastrointestinal
1). Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang
bias terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi
kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2). Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir, atropi indera pengecap (±80%), hilangnya sensifitas dari
saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya
sensifitas dari saraf pengecapan tentang rasa asin, asam, dan
pahit.
3). Esophagus melebar.
4). Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5). Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6). Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu).
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 13
7). Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
i. Sistem reproduksi
1). Menciut ovary dan uterus
2). Atrofi payudara
3). Pada laki- laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,
meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur.
4). Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun (asal
kondisi kesehatan baik), yaitu :
a). Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
b). Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual.
c). Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami.
5). Selaput lender vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi
menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi
perubahan – perubahan warna.
j. Sistem genitourinaria
1). Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolism tubuh,
melalui urin, darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit)
terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus).
Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya
kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin
menurun proteinuria (biasanya + 1), BUN (Blood Urea Nitrogen)
meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat.
2). Vesika urinaria (kandung kemih)
a). Otot- otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml
atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika
urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
mengakibatkan meningkatnya retensi urin.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 14
b). Atrofi vulva
c). Vagina
Orang – orang yang makin menua sexual intercourse masih
juga membutuhkan, tidak ada batasan umum tertentu fungsi
seksual seseorang berhenti, frekuensi sexual intercourse
cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus
sampai tua.
k. Sistem endokrin
1). Produksi dari hampir semua hormon menurun.
2). Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
3). Pituitari :
Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH,
dan LH.
4). Menurunnya akitifitas tiroid, menurunnya BMR = Basal Metabolic
Rate, dan menurunnya daya pertukaran zat.
5). Menurunnya produksi aldosteron.
6). Menurunnya sekresi hormone kelamin, misalnya : progesterone,
esterogen, dan testosteron.
l. Sistem kulit
1). Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2). Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses
keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk – bentuk sel
epidermis).
3). Menurunnya respon terhadap trauma.
4). Mekanisme proteksi kulit menurun.
a. Produksi serum menurun.
b. Penurunan produksi VTD.
c. Gangguan pigmentasi kulit.
5). Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
6). Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 15
7). Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan
vaskularisasi.
8). Pertumbuhan kuku lebih lambat.
9). Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
10). Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
11). Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
12). Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.
a. Sistem muskuloskeletal
1). Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.
2). Kifosis
3). Pinggang, lutut dan jari- jari pergelangan terbatas.
4). Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya
berkurang).
5). Persendian membesar dan menjadi kaku.
6). Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
7). Atrofi serabut otot (otot- otot serabut mengecil) :
Serabut – serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak
menjadi lamban, otot- otot kram dan menjadi tremor.
8). Otot – otot polos tidak begitu berpengaruh.
Perubahan – perubahan mental
Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan mental
a. Pertama – tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Keturunan (hereditas).
e. Lingkungan.
Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering
berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin
karena faktor lain seperti penyakit- penyakit.
Kenangan (memory)
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 16
a. Kenangan jangka panjang :
Berjam – jam sampai berhari – hari yang lalu mencakup beberapa
perubahan.
b. Kenangan jangka pendek atau seketika
0-10 menit, kenangan buruk.
I.Q (Intellgentia Quantion)
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor : terjadi
perubahan pada daya membahayangkan karena tekanan – tekanan dari
faktor waktu.
Perubahan – perubahan psikologis
a. Pensiun
Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan.
Bila seseorang pension (Purna Tugas), ia akan mengalami kehilangan-
kehilangan, antara lain :
1). Kehilangan financial (income berkurang)
2). Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya).
3). Kehilangan teman/ kenalan atau relasi.
4). Kehilangan pekerjaan/ kegiatan.
b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality).
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.
d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya
biaya pengobatan.
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
f. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.
g. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan family.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 17
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
G. Dampak kemunduran dan reaksi – reaksi yang terjadi.
Kemunduran – kemunduran yang telah disebutkan itu mempunyai
dampak terhadap tingkah laku dan terhadap perasaan orang yang memasuki
lanjut usia. Jelas jika berbicara tentang menjadi tua, kemunduranlah yang
akan paling banyak dikemukakan tetapi di samping berbagai macam
kemunduran, ada sesuatu yang dapat dikatakan justru meningkat dalam
proses menua, yang dapat dikatakan justru meningkat dalam proses menua,
yaitu :
Kondisi Usia dewasa Usia lanjut
Emosi Tidak terlalu stress Emosi lebih sensitive.
Stres/ kecemasan
Fisik Kulit kencang, tampilan
menarik.
Cantik dan tampan
Kecantikan dan
ketampanan mulai
menghilang.
Kehilangan daya tarik.
Seks Masa klimakterium.
Perasaan daya tarik dalam
seks.
Perubahan keseimbangan
hormonal sehingga
kurangnya dorongan seks.
Wanita terjadi menopause.
Laki- laki hormon
testoteron menurun.
Gejala – gejala yang sering timbul pada masa menopause meliputi :
1. Gangguan pada haid : haid menjadi tidak teratur, kadang – kadang terjadi
perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
2. Gelombang rasa panas (hot flush): kadang – kadang timbul rasa panas
pada muka, leher, dan dada bagian atas, disusul dengan keluarnya
keringat yang banyak. Perasaan panas ini berlangsung beberapa detik
saja, namun bisa berlangsung sampai 30 menit – 1 jam.
3. Gejala – gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah
sedih, cepat marah, mudah tersinggung, gugup, dan mental yang kurang
mantap. Bila wanita pada mudanya mempunyai kecenderungan mudah
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 18
dipengaruhi keadaan emosionalnya maka ia akan lebih mengalami
gangguan psikologik pada masa ini.
4. Fatigue, yaitu rasa lelah yang diakibatkan berhentinya fungsi ovarium.
Tetapi tidak semua rasa lelah dapat diartikan sebagai tanda menopause.
Sebaiknya dicari sebab- sebab lainnya.
5. Keadaan atrofi, yaitu kemunduran keadaan gizi, suatu lapisan jaringan.
6. Rasa gatal – gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi kering
dan keriput.
7. Sakit – sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada bagian tubuh
tertentu.
8. Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal,
misalnya: karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan
penglihatan atau bisa juga adanya stres mental.
9. Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab
fisik maupun psikis.
10. Palpitasi dan perubahan pada gairah seksual, yang hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormonal maupun pengaruh psikis. Gejala – gejala
kejiwaan yang timbul sangat bervariasi dari yang ringan sampai yang
berat. Keluhan yang sering timbul adalah adanya rasa takut, tegang,
gelisah, lekas marah, mudah gugup, sukar berkonsentrasi, lekas lupa dan
susah tidur.
Adanya wanita yang mengalami menopause menafsirkan sebagai
kehilangan fungsinya sebagai wanita, karena ia tidak bisa hamil dan
mendapatkan anak lagi. Di lain pihak ada yang menafsirkannya sebagai
akan terhentinya kehidupan seksualnya hal ini adalah keliru sekali. Selain
itu, ada yang berpendapat bahwa kegiatan seksual itu kurang pantas
dilakukan bagi mereka yang sudah tua, meskipun dorongan kea rah itu
masih ada. Dengan demikian dapat dilihat bahwa kerisauan menghadapi
masa tua seringkali juga menyangkut kehidupan seksual.
11. Berubahnya libido (nafsu seks).
Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala- gejala atau keluhan –
keluhan tersebut, antara lain :
1. Penurunan aktivitas ovarium yang diikuti penurunan produksi hormonal.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 19
C. RANGKUMAN
D. TES FORMATIF
2. Sosiobudaya, yaitu faktor lingkungan, keadaan social ekonomi yang
mempengaruhi keadaan gizi, kesehatan, dan taraf pendidikan.
3. Faktor psikologis yang tergantung dari perilaku wanita tersebut.
Pada klimakterium ini hendaklah wanita memeriksakan dirinya secara
teratur, walaupun tidak ada keluhan - keluhan. Hal ini penting untuk
mengetahui adanya kelainan yang mungkin terjadi pada usia empat
puluhan, khususnya keganasan.
Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap
berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan, psikologis,
sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, dan lain- lain (S. Tamher, 2009).
Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan- lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantanides, 1994).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu :
o Usia pertengahan (middle age) usia 45 – 59 tahun
o Lanjut usia (elderly) usia 60 – 74 tahun
o Lanjut usia tua (old) usia 75 – 90 tahun
o Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi : Hereditas (keturunan/
genetik), Nutrisi/ makanan, Status kesehatan, Pengalaman hidup,
Lingkungan, Stress.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 20
Untuk mengetahui pemahaman Anda tentang konsep dasar keperawatan gerontik,
bahaslah bersama kelompok soal di bawah yang berhubungan dengan pengertian
keperawatan gerontik, klasifikasi usia gerontik, perubahan- perubahan yang terjadi
pada sistem tubuh lansia dan dampak yang terjadi pada proses penuaan. Kemudian
diskusikan dengan kelompok belajar Anda untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Berikut ini pengertian tentang keperawatan gerontik yaitu :
a. Cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah – masalah
yang terjadi pada lanjut usia
b. Pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat / tehnik
keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural yang
holistik ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada
tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
c. Merupakan cabang ilmu kedokteran berfokus pada masalah kedokteran
yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia
d. Salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus
aspek kesehatan lanjut usia ditinjau dari promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
2. Klasifikasi usia lansia menurut WHO adalah...
a. Usia 60 – 74 tahun
b. Usia > 65 tahun
c. Usia 55 – 65 tahun
d. Usia 65 tahun hingga tutup usia
3. Klasifikasi usia lansia menurut Prof. DR. Koeseomanto Setyonegoro, Sp.Kj.,
yang termasuk kelompok “ old “ adalah...
a. Usia > 90 tahun
b. Usia 70 – 75 tahun
c. Usia 75 – 80 tahun
d. Usia > 80 tahun
4. Dibawah ini perubahan anatomi pada lansia di sistem pernapasan seperti
dibawah ini :
a. Meningkatnya aktivitas silia
b. Alveoli ukurannya mengecil dari biasa dan jumlahnya berkurang
c. oksigen pada arteri meningkat menjadi 75 mmHg
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 21
d. otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
5. Dibawah ini perubahan anatomi pada lansia di sistem gastrointestinal seperti
dibawah ini :
a. Esofagus menyempit
b. Asam lambung menurun
c. Fungsi absorbsi meningkat sehingga cepat lapar
d. Hati makin membesar dan menurunnya tempat penyimpanan
6. Berikut ini perubahan anatomi pada lansia di sistem genitourinaria seperti
dibawah ini :
a. BUN menurun sampai menurun sampai 20 mg%
b. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat
c. Hipertrofi vulva
d. Kapasitas kandung meningkat samapai 200 ml
7. Dampak yang terjadi akibat penurunan seks pada lansia yaitu :
a. Perubahan keseimbangan hormonal mengakibatkan berkurangnya
dorongan seks
b. Ketampanan mulai menghilang
c. Laki-laki hormon testosteron semakin meningkat
d. Perasaan daya tarik dalam seks
8. Gejala yang timbul pada masa menopause usia lansia meliputi :
a. Rasa gatal pada genetalia disebabkan kulit yang menjadi lembab
b. Kadang-kadang timbul rasa dingin pada muka, leher dan dada bagian atas
c. Kadang-kadang terjadi perdarahan haid yang terlalu banyak/sedikit
d. Meningkatnya libido atau nafsu seks
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala pada menopause antara
lain :
a. Peningkatan aktivitas ovarium yang diikuti penurunan produksi hormonal
b. Faktor sosial budaya antara lain lingkungan, sosial ekonomi, kesehatan
dan tingkat pendidikan
c. Penurunan aktivitas ovarium yang diikuti peningkatan produksi hormonal
d. Faktor psikologis yaitu stress
10. Perubahan fisik sel yang terjadi pada lanjut usia yaitu :
a. Jumlah sel lebih banyak
b. Ukuran sel lebih kecil
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 22
E. KUNCI JAWABAN TES A.
B.
C.
G. DAFTAR PUSTAKA
F. UMPAN BALIK
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler
d. Otak menjadi atrofi beratnya berkurang 20-30 %
1. B 6. B
2. A 7. A
3. C 8. C
4. D 9. B
5. B 10. C
Bagi mahasiswa dapat menjawab 8 dari 10 pertanyaan diatas dengan tepat
akan mendapatkan nilai 100
Fatimah. ( 2010 ). Merawat manusia lanjut usia : suatu pendekatan proses keperawatan
gerontik. Jakarta : TIM
Maryam. RS, dkk. ( 2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika.
Modul Pembejaran ....
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 23
Nugroho. W. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC
Tamher, dkk. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Watson. R. (2003). Perawatan pada lansia. Jakarta : EGC