Konsep Motif Dan Motivasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

12

Citation preview

  • KONSEP MOTIF DAN MOTIVASINs. Nila Marwiyah, S.Kep

  • Definisi MotivasiMenurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Morgan mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior ).

  • Lanjutan definisi,,,,,,Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs.Moh. Uzer Usman : 2000)

  • Jenis MotivasiWoolfolk (1995) menggolongkan motivasi ke dalam dua bagian yaitu1. Motivasi InstrinsikJenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri2. Motivasi EkstrinsikJenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.

  • Proses MotivasiLuthans (1981:150) mengemukakan ketiga elemen tersebut sebagai berikut:a. Kebutuhan (needs)Kebutuhan merupakan suatu kekurangan/deficiency . Dalam pengertian keseimbangan, kebutuhan tercipta apabila tejradi ketidakseimbangan yang bersifat fisiologis atau psikologis.b. Dorongan (drives)Suatu dorongan didefinisikan secara sederhana sebagai suatu kekurangan disertai pengarahan. Menurut Hulls dorongan berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan.c. Tujuan (goals)Suatu tujuan dari siklus motivasi adalah segala sesuatu yang akan meredakan suatu kebutuhan dan akan mengurangi dorongan. Jadi pencapaian suatu tujuan cenderung akan memulihkan keseimbangan yang bersifat fisiologis dan psikologis.

  • Berdasarkan ketiga elemen tersebut, proses motivasi dapat digambarkan sebagai berikut:

  • TEORI MOTIVASI1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :FisiologisKeamanan, keselamatan dan perlindunganSosial, kasih sayang, rasa dimilikiPenghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasiAktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.Menurut maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.

  • 2. Teori Motivasi X dan YTeori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negatif (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan satu lagi positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu

  • 3. Teori Motivasi HigieneDikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:- prestasi (achievement)- Pengakuan (recognition)- Tanggung Jawab (responsibility)- Kemajuan (advancement)- Pekerjaan itu sendiri ( the work itself)- Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)

  • 4. Teori Motivasi kebutuhan McClellandTeori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan, yaitu :- prestasi (achievement)- Kekuasaan (power)- Afiliasi (pertalian)

    5. Teori Motivasi KeadilanTeori ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi

  • 6. Teori Motivasi Harapan Victor VroomTeori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut.Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.

  • 7. Reinforcement theoryTeori motivasi ini tidak menggunakan konsep suatu motif atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan datang dalam proses pembelajaran.Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu, maka akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

  • Pengertian Motif

    Menurut Winkel, 1996 (dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006), menyatakan Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Azwar (dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006), disebutkan bahwa Motif adalah suatu keadaan, kebutuhan, atau dorongan dalam diri seseorang yang disadari atau tidak disadari yang membawa kepada terjadinya suatu perilaku. Dari beberapa pendapat di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwasannya Motif merupakan suatu dorongan dan kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan tertentu.

  • Menurut WoodWorth dan Marquis, 1957 (dalam DR. Nyayu khodijah, 2006), motif itu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

    Motif yang berhubungan dengan kebutuhan Kejasmanian (organic needs), yaitu merupakan motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu atau organisme, misalnya motif minum, makan, kebutuhan pernapasan, seks, kebutuhan beristirahat. Motif darurat (emergency motives), yaitu merupakan motif untuk tindakan-tindakan dengan segera karena sekitar menuntutnya, misalnya motif untuk melepaskan diri dari bahaya, motif melawan, motif untuk mengatasi rintangan-rintangan, motif untuk bersaing. Motif Obyektif (obyective motives), yaitu merupakan motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang-orang atau benda-benda. Misalnya, motif eksplorasi, motif manipulasi, minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus.

  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motif BerprestasiMc Clelland (1953) mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motif berprestasi, meliputi:Faktor IndividualFaktor Lingkungan

  • Faktor IndividualDalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya. Intelegensi merupakan kecakapan yang bersifat potensial yang dimiliki seseorang dan merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemecahan masalah yang dilakukan individu. Apabila individu mempunyai taraf intelegensi diatas rata-rata maka kemungkinan motif berprestasinya tinggi dan apabila individu mempunyai taraf intelegensi di bawah ratarata maka kemungkinan taraf motif berprestasinya rendah. Taraf kecerdasan (intelegensi) yang dimiliki indviidu juga akan turut menentukan atau mempengaruhi prestasi yang dicapainya.

  • Faktor LingkunganMaksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang beradadiluar diri individu, yang turut mempengaruhi motif berprestasinya.Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :Lingkungan KeluargaLingkungan SosialLing kungan Akademik

  • Lingkungan KeluargaRelasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga. Gangguan emosional seringkali berupa bentuk-bentuk ketegangan atau konflik yang dirasakan dalam diri individu. Keadaan seperti ini akan menyebabkan berkurangnya fungsi perhatian individu sehingga daya konsentrasi dalam menghadapi tugas-tugas yang menuntut kemampuannya menurun. Akibatnya, sekalipun mahasiswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi namun bila ia mengalami gangguan emosional maka motif berprestasinya akan cenderung rendah. Sebaliknya, bila relasi dalam keluarga berlangsung harmonis dan dapat memberikan rasa aman, maka individu akan merasa bebas untuk bereksplorasi dan mengekspresikan diri. Individu yang diberi kesempatan untuk mengekpresikan diri dan ternyata berhasil, maka ia akan merasa tertantang untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Bila mengalami kegagalan, ia tidak akan menyalahkan lingkungan karena ia menyadari bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh kurangnya usaha dalam mencapai prestasi yang diinginkan.

  • Lingkungan SosialMerupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu sehingga akan mengembangkan dan meningkatkan motif berprestasinya. Disamping itu, lingkungan sekitar yang memberikan kesempatan pada individu untuk dapat lebih mengekspresikan kemampuannya, akan membuat individu lebih percaya diri, sehingga meskipun mengalami kegagalan, ia akan terdorong untuk mengatasinya dan berusaha lebih baik lagi.

  • Lingkungan AkademikLingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya, meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan antara siswa dan guru, dan hubungan antar siswa sendiri.