23
BAB II TINJAUAN TEORI KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN Konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok / masyarakat. Konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu mengatasi masalah kesehatan, dll. A. Definisi dan Pencetus Pendidikan Kesehatan Istilah pendidikan kesehatan telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan kesehatan dalam berbagai pengertian, tergantung pada sudut pandang masing-masing. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut. Wood (1926 dalam Suliha et al, 2000) dalam definisi yang dikemukakannya (Hanlon, hlm.578) yang dikutip Tafal, (1984) mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat, dan ras. Stuart (1986 dalam Suliha et al, 2000) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk

Konsep Pendidikan Kesehatan 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

BAB II

TINJAUAN TEORI

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN

Konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada

bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang

lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok / masyarakat. Konsep

pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari

tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah

kesehatan menjadi mampu mengatasi masalah kesehatan, dll.

A. Definisi dan Pencetus Pendidikan Kesehatan

Istilah pendidikan kesehatan telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan

kesehatan dalam berbagai pengertian, tergantung pada sudut pandang masing-masing.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa

ahli tersebut.

Wood (1926 dalam Suliha et al, 2000) dalam definisi yang dikemukakannya

(Hanlon, hlm.578) yang dikutip Tafal, (1984) mengemukakan bahwa pendidikan

kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan

pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat, dan ras.

Stuart (1986 dalam Suliha et al, 2000) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan

adalah komponen program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana

untuk mengubah perilaku individu, kelompok maupun masyarakat yang merupakan

perubahan cara berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan,

rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan promosi hidup sehat.

Nyswander (1974) yang dikutip Notoatmodjo (1997) menyatakan bahwa

pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis bukan proses

pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur.

Hal itu dapat dilihat dari definisi yang dikemukan, yaitu: Pendidikan kesehatan adalah

suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian

tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat

diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus

dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan

suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang

Page 2: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktik baru, yang bertujuan

dengan hidup sehat (Suliha et.al, 2002).

Ketiga definisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan

suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan mengubah atau

mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi komponen pengetahuan, sikap,

ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara individu,

kelompok maupun masyarakat, serta merupakan komponen dari program kesehatan

(Suliha et.al, 2002).

Ahli lain, yaitu Green (1972) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997),

mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada

penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan kesehatan

yang meliputi beberapa kombinasi dan kesempatan pembelajaran (Suliha et.al, 2002).

Menurut Committee President on Health Education (1997) yang dikutip

Soekidjo Notoatmodjo (1997), pendidikan kesehatan dalah proses yang

menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktik kesehatan, yang

memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga

dapat menjaga dirinya menjadi lebih menguntungkan kesehatan (Suliha, 2002).sehat

dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan membentuk kebiasaan yang

Menurut Craven dan Hirnle (1996), pendidikan kesehatan adalah penambahan

pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi,

dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara member

dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-

informasi atau ide baru (Suliha, 2002).

Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, pada kesimpulannya pendidikan

kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu,

kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup

sehat. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok, atau

masyarakat dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari tidak mampu

mengatasi masalah kesehatan kesehatan sendiri menjadi mandiri. Dengan demikian

pendidikan kesehatan merupakan usaha/kegiatan untuk membantu individu,

kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap,

maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.

Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi

keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran,

Page 3: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan pendidikan

kesehatan dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-

langkah sebagai berikut : pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnose

keperawatan, perencanaan pendidikan kesehatan, implementasi pendidikan kesehatan,

evaluasi pendidikan kesehatan, dan dokumentasi pendidikan kesehatan (Suliha, 2002).

Pendidikan kesehatan merupakan tindakan mandiri perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui

kegiatan pembelajaran sehingga dari yang tidak tahu jadi tahu,yang tidak mau jadi

mau dan yang tidak mampu menjadi mampu untuk menjaga dan mempertahankan

kesehatannya atau mencegah terjadinya penyakit dan tingkat keparahan sakit pada

dirinya dan proses pemulihan kesehatan dari sakit untuk mencapai kesehatan yang

optimal.

B. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku

individu/masyarakat dibidang kesehatan (WHO, 1984 dalam Notoatmodjo 1997).

Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut menjadi :

1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimata masyarakat.

2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan

kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan

kesehatan yang ada.(Suliha, 2002).

Secara operasional, tujuan pendidikan kesehatan diperinci oleh Wong (1974) yang

dikutip Tafal (1984) sebagai berikut:

1) Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada

kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan, dan masyarakatnya.

2) Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit

menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi

cacat yang disebabkan oleh penyakit.

3) Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan

perubahan-perubahan system dan cara memanfaatkannya dengan efesien dan

efektif.

4) Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana

caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan formal.

Page 4: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

Dari kedua uraian tentang tujuan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu,

kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai

sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai.(Suliha,

2002).

C.    Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara

lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan,

dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan.

1) Sasaran pendidikan kesehatan

Dari dimensi sasaran, ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dibagi

menjadi tiga kelompok yaitu :

a) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.

b) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.

2) Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan.

Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di

berbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya :

a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid,

yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS)

b) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan

Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun Khusus dengan

sasaran pasien dan keluarga pasien.

c) Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau

karyawan.

3) Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan

Dalam dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat

dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of preventi) dari

Leavel dan Clark (Notoadmojo, 1997), yaitu:

a) Promosi kesehatan (Health Promotion)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam kebersihan

perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala,

peningkatan gizi, dan kebiasaan hidup sehat.

Page 5: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

b) Perlindungan Khusus (Specific Protection)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya imunisasi sebagai cara

perlindungan terhadap penyakit pada anak maupun orang dewasa. Program

imunisasi merupakan bentuk pelayanan perlindungan khusus. Contoh lainnya

adalah perlindungan kecelakaan di tempat kerja.

c) Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt

Treatment)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat

pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang

terjadi di masyarakat. Keadaan ini menimbulkan kesulitan mendeteksi

penyakit yang terjadi di masyarakat, masyarakat tidak mau diperiksa dan

diobati penyakitnya. Kegiatan pada tingkat pencegahan ini meliputi pencarian

kasus individu atau masal, survey penyaringan kasus, penyembuhan dan

pencegahan berlanjutnya proses penyakit,pencegahan penyebaran penyakit

menular, dan pencegahan komplikasi.

d)     Pembatasan Cacat (Disability Limitation)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat sering

didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau

melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya secara tuntas.

Pengobatan yang tidak layak dan tidak sempurna dapat mengakibatkan orang

yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki ketidakmampuan untuk

melakukan sesuatu. Hal ini terjadi karena kurangnya pengertian dan

kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakitnya. Pada tingkat ini

kegiatan meliputi perawatan untuk menghentikan penyakit, pencegahan

komplikasi lebih lanjut, serta fasilitas untuk mengatasi cacat dan mencegah

kematian.

e) Rehabilitasi (Rehabilitation)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh dari

suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat. Untuk

memulihkan kecacatannya itu diperlukan latihan-latihan. Untuk melakukan

suatu latihan yang baik dan benar sesuai dengan program yang ditentukan,

diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari masyarakat yang

bersangkutan. Di sampng itu, ada rasa malu dan takut tidak diterima untuk

kembali ke masyarakat setelah sembuh dari suatu penyakit atau sebaliknya

Page 6: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

masyarakat mungkin tidak mau menerima anggota masyarakat lainnya yang

baru sembuh dari suatu penyakit. (Suliha, 2002).

D. Model Pendidikan Kesehatan

Banyak teori belajar yang dapat di gunakan sebagai pendidikan kesehatan, yang

lebih penting prisipnya adlah situasi dengan individu, keluarga, dan kelompok

terutama yang berhubungan dengan perilakunya ( Glanz K. Et al., 1990 ). Perawat

sebagai pendidik harus memiliki kemampuan untuk mengkaji kekuatan dan dampak

yang ditimbulkan oleh intervensi keperawatan terhadap perilaku subjek yang dapat

memperkaya, memberikan informasi, dan melengkapi perilaku subjek yang

diinginkan. Model pendidikan kesehatan yang dapat digunakan oleh perawat adalah

sebagai berikut.

1. Model Perilaku Individu

Ada dua model yang sering digunakan untuk menjelaskan faktor penentu dari

perilaku preventif, yaitu model nilai kesehatan dan model promosi kesehatan.

Secara mendasar model nilai kesehatan di tujukan untuk promosi peningkatan

perilaku sehat dari pada mendanggulangi faktor penyebanb. Model ini befokus

pada oriensi mencegah penyakit yang spesifik. Dimensi yang digunakan pada

model nilai kesehaytan meliputi kepekaan, keparahan, penghalang yang di

rasakan, variabel struktural, serta sosio-spikologi lainnya. Sedangkan model

promosi kesehatan oleh pender 9 1987 0 merupakan modivikasi dari model nilai

kesehatan dan lebih memfokuskan pada prediksi perubahan perilaku akibat dari

promosi kesehatan.

2. Model Pemberdayaan Masyarakat

Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum membawa dampak yang

berarti pada perubahan perilaku di masyaratnya. Sehingga perawat perlu

membantu individu dan keluarga yang telah berubah perilakunya untuk di

tampilkan pada komunitas.

Fokus proses pemberdayaan masyarakat adalah komunikasi, informasi, dan

pendidikan kesehatan (WHO, 1994) . Di indonesia sering di sebut komunikasi,

informasi, dan edukasi (KIE) yang di tujukan pada individu, keluarga, dan

kelompok. Strategi yang dapat digunakan oleh perawawt dalam rangka KIE

adalah pembelajaran pemecahan masalh ( problem-solving ), memperluas jaringan

kerja (networking), bernegosiasi dengan pihak yang bersangkutan (negotiating),

Page 7: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

pendekatan untuk mempengaruhi orang lain (lobbying), dan pencarian informasi

(information seeking) untuk meningkatkan derajat kesehatan kliennya.

E. Prinsip Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesahatan sangat penting untuk menunjang program –program

kesehatan yang lain.akan tetapi pernyataan ini tidak didukung dengan kenyataan yang

ada. Karena program pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan

kesehatan. Pendidikan merupakan ‘behavioral investment’ jangka panjang.Artinya

pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang

pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan  hanya menghasilkan perubahan

atau peningkatan  pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja

belum akan berpengaruh langsung terdhadap indikator kesehatan.

Pengetahuan kesehatan akan perpengaruh pada perilaku sebagai hasil jangka

menengah (intermediate impact)dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan

berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran

(outcome) pendidikan kesehatan. Berbeda dengan program kesehatan yang

lain,terutama program pengobatanyang langsung memberikan hasil (immediate

impact) terhadap penurunan kesakitan.

Kumpulan pengalaman dan hasil didik yang digunakan untuk mempengaruhi

pengetahuan, sikap dan kebiasaan klien

Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan

kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat

mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.

Klien menjadi subyek yang menentukan perubahan perilaku

Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang

kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat

mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.

Perubahan perilaku oleh klien menjadi indikator keberhasilan pendidikan

kesehatan

Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran

agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan

tingkah lakunya sendiri. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran

pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap

dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Page 8: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

Menurut Green (1980 dalam Setiawati dan Darmawan, 2008), kegiatan

pendidikan kesehatan ditujukan pada tiga faktor diantaranya adalah:

1) Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor-Faktor Predisposisi

Pendidikan Kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan dan

meningkatkan pengetahuan sasaran pendidikan kesehatan yang menyangkut

tentang pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan untuk individu, kelompok

dan masyarakat.

2) Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor-Faktor Enabling/ pemungkin

Pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh faktor enabling atau kemungkinan

diantaranya sarana dan prasarana kesehatan bagi pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan dilakukan dengan memberi bimbingan, pelatihan dan

bantuan teknis lainnya yang dibutuhkan individu, keluarga dan masyarakat.

3) Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor-Faktor Reinforcing

Faktor-faktor reinforcing ini antara lain tokoh agama, tokoh masyarakat dan

petugas kesehatan. Pemberian pelatihan pendidikan kesehatan ditujukan kepada

tokoh-tokoh tersebut. Individu, keluarga dan masyarakat akan menjadikan mereka

teladan dalam bidang kesehatan. Perubahan perilaku hidup sehat akan lebih

mudah tercapai jika yang memberikan pendidikan kesehatan adalah orang yang

diyakini kebenarannya atas perkataan, sikap dan perilakunya.

F. Komunikasi dalam pendidikan kesehatan

(Suliha et. al, 2009) menyatakan Menurut Hovland (dalam Notoatmodjo, 1997)

komunikasi adalah suatu proses ketika individu sebagai komunikator mengalihkan

rangsangan dalam bentuk lambang, bahasa, atau gerak untuk mengubah tingkah laku

individu yang lain (komunikan).

Menurut Williams (dalam Notoatmodjo, 1997) komunikasi adalah setiap aktivitas

saling memberi informasi. Dalam hal ini komunikator sebagai sumber informasi

mengalihkan informasi, dan gagasan dengan maksud mengubah perilaku komunikan

(Suliha et. al, 2009)

Peran komunikasi dalam pendidikan kesehatan yang utama adalah

mengkondisikan faktor predisposisi. Petugas kesehatan sebagai sumber informasi

harus mampu berkomunikasi dengan sasaran didik (pasien). Komunikasi yang terjadi

menggambarkan hubungan interaksi perawat-pasien dalam arti komunikasi terjadi

timbale balik atau dua arah. Perawat sebagai sumber informasi mentransfer

pengetahuan dan pasien memahami informasi yang diterima sebagai hasil belajar.

Page 9: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

Komunikasi sebagai suatu proses mengartikan bahwa komunikasi merupakan

kegiatan yang terus-menerus, tidak pernah berakhir atau bermula. Dalam komunikasi

terjadi proses interaktif antara komunikator, yaitu perawat dan komunikan (pasien),

sehingga terjadi timbal balik (feedback).

G. Konsep Manajemen Pembelajaran dalam Strategi Pendidikan Kesehatan

Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan merupakan suatu langkah

yang sistematis yang dimulai dari pengenalan masalah pendidikan kesehatan,

penyusunan perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan kesehatan, dan

upaya tindak lanjut.

Untuk melaksanakan strategi ini, proses manajemen harus dipakai. Kegiatan ini

meliputi :

1) Perencanaan.

Pada tahap perencanaan ini ahli pendidikan kesehatan harus sudah diikutsertakan

agar dapat menyumbangkan usaha untuk mengubah perilaku dan meyakinkan

masyarakat tentang manfaat usaha kesehatan.

2) Pelaksanaan.

Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diikut sertakan dalam mengawasi

perkembangan usaha tersebut. Jika ada hambatan atau penyimpangan, ia akan

dapat memberikan bahan pertimbangan atau cara penyelesaian yang lain, terutama

yang berhubungan dengan keadaan social budaya masyarakat setempat. Dengan

demikian, usaha yang dijalankan tidak bertentangan dengan sistem norma yang

berlaku di tempat tersebut.

3) Penilaian.

Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diminta untuk turut menilai seberapa

jauh program atau usaha itu telah mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Jika terjadi kemacetan, pendidikan kesehatan dapat ikut memberikan gagasan

tentang usaha pemecahan masalah yang dianggap tepat.

4) Tindak lanjut.

Tahap ini sebenarnya termasuk dalam kegiatan untuk memantapkan usaha

sehingga dapat berlanjut dengan baik, dan di sini lah perlu diciptakan suatu

sistem/ mekanisme yang tepat agar usaha tersebut tidak mengalami kemandekan.

Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan harus memperhatikan

aspek-aspek berikut :

1) Proses belajar mencakup kegiatan latihan dalam memperoleh tingkah laku baru

Page 10: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

2) Kegiatan belajar dapat dilaksanakan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja

dengan berfokus pada aspek kemandirian peserta didik sehingga pengajar harus

menciptakan kondisi dan stimulus tertentu agar peserta didik mau belajar mandiri

dan mengubah perilaku sehat atas kemauannya sendiri.

3) Peserta didik dipandang sebagai orang dewasa, sehingga pengelolaan proses

belajar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi peserta didik.

H. Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan

1) Metode ceramah

a) Definisi metode ceramah

Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara

didepan sekelompok pengunjung. Ceramah pada hakikatnya adalah proses

transfer informasi dari pengajar kepada sasaran belajar. Dalam proses transfer

informasi ada tiga elemen yang penting, yaitu pengajar, materi pengajaran,

dan sasaran belajar.

b) Penggunaan metode

Metode ceramah digunakan pada sifat sasaran sebagai berikut, sasaran

belajar mempunyai perhatian yang selektif, sasaran belajar mempunyai

lingkup perhatian yang terbatas, sasaran belajar perlu menyimpan informasi,

sasaran belajar perlu menggunakan informasi yang diterima.

c) Keunggulan metode ceramah

(1) Keunggulan metode ceramah adalah :

(2) Dapat digunakan pada orang dewasa

(3) Penggunaan waktu yang efesien

(4) Dapat dipakai pada kelompok yang besar

(5) Tidak terlalu banyak menggunakan alat bantu pengajaran

(6) Dapat dipakai untuk member pengantar pada pelajaran atau suatu

kegiatan

d) Kekurangan metode ceramah

(1) Menghambat respons dari yang belajar sehingga pembicara sulit

menilaireaksinya

(2) Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara

harus menguasai pokok pembicaraannya

(3) Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak

(4) Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai

Page 11: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

2) Metode diskusi kelompok

a)      Definisi diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau

dipersiapkan di antara tiga orang atau lebih tentang topi tertentu dengan

seorang pemimpin.

b) Penggunaan

Metode diskusi kelompok digunakan bila sasaran pendidikan kesehatan,

diharapkan :

(1) Dapat saling mengemukakan pendapat

(2) Dapat mengenal dan mengolah problem kesehatan yang dihadapi

(3) Mengharapkan suasana informal

(4) Diperoleh pendapat dari orang-orang yang tidak suka berbicara

(5) Agar problem kesehatan yang dihadapi lebih menarik untuk dibahas

c)      Keunggulan metode diskusi kelompok

(1) Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat

(2) Merupakan pendekatan yang demokratis, mendorong rasa kesatuan

(3) Dapat memperoleh pandangan dan wawasan

(4) Membantu mengembangkan kepemimpinan

d)     Kekurangan metode diskusi kelompok

(1) Tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar

(2) Keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta

(3) Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil

(4) Kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara

(5) Biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal

3) Metode Demonstrasi

a)      Definisi metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan suatu

prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi.

Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan media,

seperti video dan film.

b)     Penggunaan

(1) Jika memerlukan contoh prosedur atau tugas dengan benar

(2) Apabila tersedia alat-alat peraga

(3) Bila tersedia tenaga pengajar yang terampil

(4) Membandingkan suatu cara dengan cara yang lain

Page 12: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

(5) Untuk mengetahui serta melihat kebenaran sesuatu, bila berhubungan

dengan mengatur sesuatu, dan proses mengerjakan atau menggunakan sesuatu

c)      Keunggulan metode demonstrasi adalah

(1) Dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan konkret

(2) Dapat menghindari verbalisme

(3) Lebih menarik

(4) Peserta didik dirangsang untuk mengamati

(5) Menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan sendiri

(redemonstrasi)

d)     Kekurangan

(1) Memerlukan keterampilan khusus dari pengajar

(2) Alat-alat/biaya, dan tempat yang memadai belum tentu tersedia

(3) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang

MODEL - MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Healt Belief Model

Healt belief model (HBM). Seringkali dipertimbangkan sebagai kerangka utama

dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah mendorong

penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an. HBM diuraikan dalam usaha

mencari cara menerangkan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. HBM ini

digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan (Smet,1994).

HBM merupakan model kognitif, yang dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan.

Menurut HBM kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan

tergantung dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu ancaman yang dirasakan

dari sakit dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian.

Penilaian pertama ancaman yang dirasakan terhadap resiko ang akan muncul,

sehingga sejauh mana orang berpikir penyakit. Asumsinya adalah bahwa bila ancaman

yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan juga akan meningkat.

Penilaian yang kedua yang dibuat adalah perbandingan antara keuntungan dengan

kerugian dari perilaku kesehatan .

B. Theory Of Reseoned Action

Theory of Reseoned Action (TRA) masih relative baru dan belum banyak

digunakn orang dan kurang dikenal. Model ini menggunakan pendekatan kognitif,

tetapi model TRA ini kebalikannya dari HBM karena model ini merupakan teori

Page 13: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

prilaku manusi secara umum karena pada dasarnya teori ini digunakan didalam

berbagai macam prilaku manusia yang berkaitan dengan masalah sosial, psikologis

yang kemudian bertamah digunakan untuk menentukan faktor-faktor prilaku

kesehatan.

Dalam model ini itensi ditentukan oleh sikap dan norma subjektif. Komponen

pertama mengacu pada sikap terhadap prilaku dan komponen kedua mencerminkan

dampak dari norma-norma subjektif. Model ini cocoknya digunakan pada masyarakat

umum seperti pada waktu penyuluhan kesehatan karena model ini pada dasarnya

untuk permasalahan sosial.

C. The Stage Of Change Model

The stage of change model yang biasa disingkat SCM ini daklah moedel yang

mengajarkan tentang pikiran untuk melakuakan perubahan dalam hidup. SCM pada

awalnya dikembangkan pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1990-an oleh James

Prochaska dan Carlo Diclemente di Universitas Rhode Island ketika mereka belajar

bagaimana seorang perokok mampu meepasankan kebiasaan merokoknya.

Tahapan-tahapan perubahan :

1. Belum memikirkan perubahan (Precontemplation)

2. Pemikiran untuk perubahan (Contemplation)

3. Persiapan/penetapan untuk perubahan (Preparation/Determination)

4. Tindakan mengubah perilaku (Action)

5. Pemeliharaan mengubah perilaku (Maintenance)

6. Kembali ke perilaku lama meninggalkan yang baru dan perubahan (Relapse)

Keterangan

1. Tahap Precontamplation atau Sebelum Pemikiran

Pada tahapan ini orang tidak berfikir tentang perubahan serius dan

tidak tertarik pada semua bantuan dan menganggap kebisaan buruk yang mereka

lakukan bukan suatu masalah.

2. Tahap Contamplaion / Pemikiran

Dalam tahap ini orang sudah berpikir akan tindakan prilakunya yang buruk

dengan membandingkan keuntungan jangka panjang dan pendek dari perilaku

buruknya.

3. Tahap Preparation / Persiapan

Page 14: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

Dalam tahap ini orang telah membuat komitmen utuk melakukan perubahan.

Mereka melakukan tindak-tindakan kecil untuk menuju perubahan dan penghetian

kebisaan buruk.

4. Tahap Action / Tindakan

Pada tahap ini orang sudah percaya bahwa dirinya memepunyai kemampuan

untuk menguah perilaku dan secara aktif terliat mengambil lankah-langkah untuk

mengubah perilaku buruk dengan teknik yang berbeda-beda untuk menuju

perubahan. Orang ditahap ini cenderung lebih terbuka untuk menerima bantuan

dan juga cenderung untuk mencari dukungan dari yang lain untuk

mengembangkan rencana untuk menangani dengan baik pribadi dan tekanan

eksternal yang dapat mengakibatkan slips.

5. Tahap Maintenance / Pemeliharaan

Pada tahap pemeliharaan ini orang berhasil menghindari godaan untuk kembali ke

kebiasan buruk. Dalam tahap ini orang harus mengingat diri mereka sendiri

seberapa kemajuan yang telah diperbuat dan menyadari bahwa apa yang

dilakukan berguna dan bermakna untuk pribadi. Meskipun kadang terpikirkan

untuk kembali kekebiasan buruk kita harus menolak dan tetap di trek.

6. Tahap Relapse / Kambuh

Pada tahap ini hampir semua orang mengalami yang namanya kambuh bila terjadi

masalah dan stress tapi kita harus ingat jangan sampai kita melakuakan kebisaan

buruk sampai kembali ke tahap precontemplation. Kita harus mengatasi masalah

dengan cara yang cepa dan tepat supaya kita tetap pada trek pemeliharaan perilaku

baik.

The Stage Of Chnge Model ini digunakan pada kondisi untuk merubah prilaku

buruk seseorang seperti orang- orang yang menggunakan narkoba dan para perokok.

D. Precede-Proceed Model/

Model ini terdiri dari

1. Menstrukturisasi

2. Mengorganisasi

3. Membuat proses perencanaan

Fokus dari model ini adalah mempengaruhi individu, kelompok, dan masyarakat

untuk berperilaku sehat dalam diagnosa pendidikan dan evaluasi. Sasaran evaluasi

adalah perhitungan faktor sehat, membantu perencanaan yang memusat, membuat

sasaran khusus dan criteria evaluasi serta membuat langkah diagnosa administrative.

Page 15: Konsep Pendidikan Kesehatan 2

Proses ini terdiri dari

a. Proses perencanaan

Proses ini sangat penting dilakukan sebelum melakukan intervensi. Intervensi

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Tekanan

Upaya agar masyarakat mengubah perilaku kesehatan dengan cara dipaksa

antara lain dengan undang-undang atau peraturan-peraturan. Cara ini

menimbulkan efek yang lebih cepat tetapi perilaku yang dihasilkan tidak

permanen.

2. Edukasi

Upaya agar masyarakat berperilaku kesehatan dengan cara membujuk melalui

kegiatan pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Cara ini lebih lambat tetapi

menghasilkan perilaku yang permanen.

b. Diagnosa social

Secara subjektif membicarakan tentang individu, kelompok dan masyarakat.

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan self-study yaitu individu memiliki

kesadaran bahwa dirinya memerlukan masukan untuk menentukan solusi.

c. Diagnosa Epidemiologi

Adalah perencanaan menggunakan data dengan mengenali permasalahan.

Jadi,untuk model ini dapat digunakan untuk merencanakan program-program

pendidikan kesehatan baik disekolah, masyarakat, institusi-institusi swasta yang

mengarah pada upaya pragmatik mengubah perilaku kesehatan daripada

mengembangkan teoritis.