Click here to load reader
Upload
arulzz
View
71
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PIDATO ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA
PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Yang terhormat,
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, selaku Pimpinan Sidang Pengukuhan
Pustakawan Utama, Para Anggota Majelis Pustakawan Utama serta para Pejabat Fungsional
Pustakawan. Para Pejabat Struktural dan Staf di lingkungan Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia.
Yang terhormat,
Bapak Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral. Bapak Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Energi Dan Sumber Daya Mineral. Bapak Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Teknologi Mineral dan Batubara.
Rekan-rekan pustakawan, para sahabat dan keluarga serta undangan dan hadirin yang saya
hormati.
Pertama-tama perkenankanlah saya bersama-sama hadirin dan hadirat memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah S.W.T., atas segala rahmat yang telah mengalir tiada putusnya
dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul dalam
kesempatan yang berbahagia ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Atas ridho dan perkenan-Nya
jua pada hari ini saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato pengukuhan di
hadapan forum yang mulia ini.
Izinkanlah pada kesempatan yang baik ini saya menyampaikan pidato pengukuhan tersebut
dengan judul : Konsep Peningkatan Daya Saing Pada Pelayanan Jasa Informasi, di
Perpustakaan.
Hadirin yang mulia,
Kesempatan menyampaikan pidato pengukuhan ini bagi saya merupakan kulminasi atas
peengalaman panjang saya sebagai pengelola perpustakaan sejak Tahun 1968 dan sebagai
1
pustakawan sejak tahun 1991. Apa yang ingin saya sampaikan bertolak dari pengalaman saya
sepanjang perjalanan itu. Selain itu juga dari menyimak perkembangan dunia perpustakaan
seperti tersurat dalam berbagai literatur yang dapat saya temukan. Kebetulan saya bekerja
pada perpustakaan instansi yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
pertambangan. Dengan sendirinya perkembagan ilmu dan teknologi menjadi fokus dari
kegiatan lembaga induk. Perpustakaan tempat saya bekerja tentunya juga harus mengikuti
perkembangan tersebut.
Teknologi yang sangat mempengaruhi penyelenggaraan perpustakaan adalah teknologi
komputer dan telekomunikasi, atau lebih dikenal dengan teknologi informasi. Meski dengan
segala keterbatasan, penerapan komputer bagi perpustakaan kami, telah dimulai sejak tahun
1986 kecepatan perpustakaan di Indonesia menerapkan komputer waktu itu memang relatif
masih rendah, tidak seperti sekarang ini. Namun waktu itu kesadaran akan pentingnya
teknologi ini telah ada di kalangan para pustakawan khusus. Sebagai contoh, Blasius
Sudarsono menyatakan bahwa teknologi informasi akan sangat berperan dan akan menjadi
tulang punggung karya dokumentasi maupun jasa informasi, sehingga antisipasi atas
perkembangan teknologi informasi harus menjadi perhatian para pengelola informasi
(Sudarsono, 1994).
Pernyataan itu mengacu pada hasil Konggres ke 44 International Federation of
Documentation and Information (FID) di Helsinki pada tahun 1988. Pada konggres itu telah
diperkirakan bahwa pemakaian teknologi informasi pada tahun 2010 akan memiliki
kemampuan hypertext dan hypermedia. Dengan perangkat itu pencarian, penanganan, dan
penggabungan informasi berupa teks, suara dan gambar sudah dimungkinkan. Perkembangan
teknologi informasi ternyata begitu cepat, sehingga apa yang diperkirakan di Helsinki,
sekarang sudah terjadi. Ini menunjukkan lebih cepat dari perkiraan konggres.
Bagaimana keadaan masa kini? Perkembangan perpustakaan di Indonesia dalam menerapkan
teknologi informasi sekarang sudah lebih cepat. Sebagai ilustrasi, Yogi Hartono
memperkenalkan manajemen koleksi media audio visual di Trans TV. Koleksi media ini
meliputi berbagai rekaman suara (sound recording), rekaman video baik dalam magnetic tape
maupun dalam film, serta berbagai gambar lain yang dipakai di Trans TV. Media dan
teknologi perekaman seperti teknologi optik, betacam, digital betacam, dvd, dvc, maupun
dvc-pro. Semua media itu disusun dalam perpustakan dengan memakai dua perangkat lunak
2
yaitu perspective fokus dan library cassette management. Layanan perpustakaan disediakan
melalui jaringan intranet, sehingga pengguna dalam lingkungan Trans TV dapat mengakses
informasi yang ada pada perpustakaan virtual (Vlib) tanpa harus datang di lokasi Vlib
(Hartono, 2005)
Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, menuntut pustakawan dan
perpustakaan untuk berjuang dan bekerja lebih keras lagi dalam mengembangkan
pengetahuan, keterampilan serta keahlian dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan
informasi, serta teknologi informasi. Maka mau tidak mau pustakawan harus berani dan
bersedia melakukan terobosan dan perubahan agar dapat mengoptimalkan penggunaan
teknologi informasi pada perpustakaan yang dikelolanya. Penguasaan semua materi yang saya
sebut ini akan menjadikan pustakawan semakin profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Status keprofesionalan pustakawan memang bertolak dari diri pribadi masing-masing.
Pertanyaan kita sekarang adalah : "Apakah benar pustakawan kita mau menjadi profesional
serta adakah kemauan dan upaya apa saja yang sudah dilakukan?" Pemerintah kita telah
mengakui pustakawan adalah pejabat fungsional khusus. Dengan pengakuan ini berarti telah
dibuka lebar pintu keprofesionalan pustakawan. Oleh sebab itu upaya membangun citra diri
pustakawan (image branding) saat ini menjadi keharusan. Namun pengakuan status
keprofesionalan pustakawan pada akhirnya sangat tergantung pada penilaian masyarakat luas.
Selain membangun citra diri, pustakawan dan perpustakaan di Indonesia perlu meningkatkan
daya saingnya. Selama ini daya saing biasanya hanya dimaksudkan pada sektor perdagangan
dan industri. Kita pernah mendengar keinginan adanya perubahan dari daya saing komparatif
menjadi daya saing kompetitif. Mengapa peningkatan daya saing juga perlu dikerjakan oleh
pustakawan dan perpustakaan di Indonesia? Jawabnya adalah karena globalisasi. Globalisasi
yang menjanjikan lebih transparannya dunia, tidak lain merupakan juga kompetisi antara
bangsa dan negara. Sulistyo-Basuki mengingatkan posisi pustakawan Indonesia menghadapi
berlakukanya Asean Free Trade Area (AFTA), yang semula akan berlaku pada tahun 2020
dipercepat menjadi tahun 2015 (Sulistyo-Basuki, 2005).
Apabila semua kesepakatan AFTA sudah berlaku, maka tidak ada alasan bagi Indonesia untuk
menolak mempekerjakan pustakawan Asean yang akan bekerja di Indonesia. Pergerakan
bebas perdagangan antar negara pasti diikuti juga dengan pergerakan tenaga kerja. Jelas ini
3
akan menimbulkan persaingan antar pustakawan Asean. Demikian juga perpustakaan di
Indonesia akan mendapat saingan dalam menyelenggarakan layanannya. Ini juga merupakan
persaingan antar perpustakaan di Asean. Dengan kata lain perpustakaan dan pustakawan di
Indonesia harus meningkatkan daya saingnya agar berhasil di saat AFTA berlaku. Awal dari
upaya meningkatakan daya saing adalah dengan memetakan kompetensi yang dimiliki oleh
perpustakaan dan pustakawan Indonesia. Selanjutnya diikuti dengan menyusun sertifikasi
bagi perpustakaan dan standar kompetensi pustakawan Indonesia.
Hadirin yang berbahagia,
Pada kesempatan ini, ijinkan saya menyampaikan pemikiran saya tentang peningkatan daya
saing lembaga perpustakaan terlebih dahulu. Yang saya maksud dengan perpustakaan di sini
adalah perpustakaan khusus. Dalam jenis perpustakaan inilah saya mempunyai pengalaman
kerja lebih dari 35 tahun. Wajar apabila saya memiliki akumulasi pengalaman yang dapat
saya pergunakan untuk memberikan gagasan tentang peningkatan daya saing perpustakaan
khusus.
Sebagai sub sistem dari lembaga induknya, perpustakaan khusus mempunyai tugas utama dan
fungsi. Saya melihat sebuah perpustakaan khusus memiliki tugas utama untuk memberikan
pelayanan terbaik dalam penyediaan dan pelayanan informasi dalam menunjang tugas pokok
dan fungsi lembaga induknya. Untuk melaksanakan tugas itu biasanya ada empat fungsi.
Yang pertama adalah : mengumpulkan, menyusun, melestarikan dan menyediakan bahan
perpustakaan dan sumber informasi lain yang relevan untuk menunjang tugas lembaga
induknya. Fungsi kedua adalah : menganalisa, mengolah, mendaftar dan menginformasikan
pustaka yang ada kepada semua pengguna. Fungsi ketiga adalah : mengikuti perkembangan
sistem kepustakaan sesuai perkembangan Iptek. Dan yang keempat adalah : ikut mendorong
meningkatnya kebiasaan dan kemampuan membaca serta menulis di kalangan para
penggunanya.
Konsep peningkatan daya saing pada pelayanan jasa informasi di perpustakaan secara umum
dimaksudkan sebagai upaya menerapkan paradigma baru tentang strategi kompetitif agar
mampu mengadaptasi gejolak perubahan eksternal serta memanfaatkan peluang. Konsep ini
mengacu pada perubahan sistem layanan jasa perpustakaan dan informasi menjadi jauh lebih
luas daripada sekedar layanan peminjaman buku, layanan referensi, layanan penelusuran dan
4
lain-lain. Perubahan ini sebenarnya bukanlah hal yang baru sama sekali. Sebenarnya jauh
sebelum sekarang, Michael K Buckland menyatakan, apa yang semula dinamakan layanan
perpustakaan berubah menjadi layanan informasi. Hal ini dikarenakan perubahan bentuk
media yang digunakan pada masa kini tidak hanya buku. Akibatnya terjadi perubahan cara
mengelola keseluruhan proses penciptaan, pengkodean, penyimpanan, dan pemakaian
kembali dokumen dalam segala bentuknya (Buckland, 1988). Bahkan setahun sebelumnya
Brian C Vickery dan Alina Vickery sudah menggambarkan bahwa di samping perubahan
teknologi media dan pengelolaannya, telah terjadi perubahan antara lain dalam jumlah
penduduk, pembentukan kelas-kelas baru dalam masyarakat, perkembangan pesat dalam
pendidikan, dan penyediaan bentuk-bentuk layanan baru bagi anggota masyarakat (Vickery
dan Vickery, 1987)
Hal tersebut di atas mengakibatkan derasnya arus kebutuhan baru terhadap informasi yang
baru pula. Apabila pustakawan bersikeras memakai bentuk layanan perpustakaan secara
tradisional untuk kebutuhan masa kini, maka akan terjadi kesenjangan. Bertolak dari pendapat
para ahli tersebut, maka saat ini pustakawan harus dapat memberikan pelayanan prima, yaitu
suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani penggunanya dengan prinsip people based
service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan unggul). Tujuan dari
service excellence adalah : 1) memuaskan pengguna; 2) meningkatkan loyalitas pengguna; 3)
meningkatkan penjualan produk dan jasa; yang terakhir adalah 4) meningkatkan jumlah
pengguna.
Manfaat dari service excellence dapat dibedakan menjadi tiga yaitu bagi pengguna jasa
perpustakaan, bagi pustakawan pengelola, dan bagi perpustakaan. Manfaat bagi pengguna
jasa adalah tercapainya kepuasan karena: 1) kebutuhannya akan informasi terpenuhi; 2)
merasa dihargai dan mendapatkan pelayanan yang baik; 3) merasa lebih dipercaya sebagai
mitra pustakawan; dan 4) merasa menemukan perpustakaan dan pustakawan yang profesional.
Manfaat bagi pustakawan pengelola adalah rasa senang karena: 1) lebih percaya diri; 2) ada
kepuasan pribadi; 3) tambahnya ketenangan bekerja; dan 4) akan memupuk semangat meniti
karier secara lebih mantap. Sedang manfaat bagi perpustakaan karena: 1) meningkatnya
profesionalisme; 2) terjaminnya kelangsungan status perpustakaan; 3) adanya dorongan bagi
pengguna untuk lebih sering memanfaatkan perpustakaan; 4) adanya kemungkinan untuk
memperluas jasa; dan 4) meningkatnya produktivitas perpustakaan.
5
Hadirin yang mulia,
People Based Service dan Service Excellence mengandung lima unsur pokok yaitu: 1)
kecepatan, 2) ketepatan, 3) kebenaran, 4) keramahan dan 5) kenyamanan. Kelima ciri itu
merupakan satu kesatuan pelayanan yang terintegrasi dalam arti pelayanan menjadi tidak
excellent kalau ada komponen yang kurang. Service excellence tidak muncul begitu saja dan
harus merupakan bagian dari program pemasaran jasa perpustakaan, berarti harus terencana
dan mendapat dukungan dari manajemen puncak.
Cakupan layanan jasa perpustakaan dan informasi lebih strategis lagi apabila perpustakaan
dikelola secara profesional antara lain dengan meng-upgrade sistem perpustakaan dengan
sistem komputer, internet, digital dan e-journal sehingga dapat menjadi sarana efektif
pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan sarana itu para pengguna perpustakaan
dapat mengakses informasi pengetahuan dan teknologi yang terkait melalui komputer dan
teknologi telekomunikasi ( jaringan internet). Informasi yang diperoleh tidak hanya yang
terdapat dalam katalog atau koleksi perpustakaan instansinya, tetapi juga yang terdapat pada
perpustakaan yang lain baik di Indonesia maupun luar negeri. Perpustakaan yang dikelola
secara profesional dapat melayani banyak pertanyaan akan data dan informasi ilmiah dari
manapun juga di dunia ini.
Perpustakaan dengan demikian tidak hanya berperan dalam publikasi elektronik, tetapi juga
memfasilitasi penciptaan pengetahuan, perekaman pengetahuan, penyebaran dan
penciptaannya kembali. Selain konsep perubahan baru dalam pelayanan jasa informasi seperti
yang diuraikan tersebut, konsep yang diterapkan dalam mengelola dan mengembangkan
perpustakaan mengikuti lima dimensi dasar bagi kualitas jasa layanan yaitu: 1) reliability, 2)
responsiveness, 3) assurance, 4) empathy dan 5) tangibles.
Hadirin yang mulia,
Kompleksitas perkembangan terutama dengan adanya berbagai pengaruh dari luar lembaga
perpustakaan seperti: agenda reformasi total berupa tuntutan masyarakat akan demokratisasi;
implementasi otonomi daerah; serta upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan benar;
diberlakukannya ketentuanWorld Trade Organization (WTO), membawa konsekuensi untuk
6
menyiapkan perpustakaan yang berkualitas, berdaya saing tinggi serta dilaksanakan
pustakawan yang mempunyai kompetensi tinggi. Alur pikir penerapan paradigma
peningkatan daya saing, diarahkan pada pelayanan prima jasa perpustakaan dan informasi,
sehingga akan menumbuhkan citra perpustakaan yang diharapkan.
Perpustakaan dituntut pula untuk melaksanakan promosi dan pemasaran jasa. Langkah
pertama dalam promosi biasanya dimualai dengan membangun citra diri perpustakaan (brand
image) lebih dahulu. Selannjutnya para pustakawan dan pengelola perpustakaan harus berani
menampilkan “wajah baru” dalam arti berani melakukan terobosan baru dan paradigma baru
yaitu dapat mengubah persepsi masyarakat dari perpustakaan identik dengan buku menjadi
perpustakaan identik dengan informasi. Dari pustakawan sebagai pelayan informasi menjadi
pustakawan sebagai transponder dan provider informasi. Tahapan selanjutnya adalah menuju
people based service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan unggul)
yang mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna. Dengan demikian diperlukan upaya
kemitraan (kerja sama) dengan berbagai perpustakaan baik di dalam maupun di luar negeri.
Berdasarkan konsep peningkatan kualitas pelayanan jasa perpustakaan dan informasi, serta
adanya peluang, tantangan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang mendukung
peningkatan daya saing, maka secara umum dapat ditempuh langkah kebijakan sebagai
berikut. Pertama yang menyangkut kebijakan internal organisasi, dan yang kedua menyangkut
kebijakan eksternalnya. Pada langkah internal terdapat tiga hal yang oerlu dilakukan, yaitu: 1)
restrukturisasi organisasi; 2) peningkatan kualitas SDM; dan 3) penataan manajemen.
Pada saat ini mekanisme kerja dengan struktur organisasi yang ada cenderung bertingkat-
tingkat (birokrasi yang panjang); faktor ketergantungan pada satu pimpinan unit sangat besar,
sehingga sulit memperoleh kreaktivitas dan inovasi. Oleh karenanya perlu restrukturisasi
organisasi, tugas pokok dan fungsi dan mekanisme kerja yang mewadahi
perpustakaan/pustakawan perlu ditetapkan secara tegas dan jelas, sehingga
pustakawan/perpustakaan memiliki kewenangan lebih longgar dalam penentuan
kebijaksanaan dalam tugas mereka dan diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas.
Kegiatan kedua menyangkut peningkatan kemampuan pustakawan. Pustakawan yang ada
perlu ditingkatkan kemampuan ketrampilan dan keahliannya baik dalam bidang perpustakaan,
7
dokumentasi dan informasi maupun teknologi informasi ( seperti pengetahuan tentang
komputer, internet, digital dan e-journal) baik melalui pendidikan formal maupun informal.
Tidak kalah pentingnya adalah penataan dalam bidang manajemen. Sistem manajemen sangat
mempengaruhi maju mundurnya suatu organisasi perpustakaan. Penunjukkan kepala
perpustakaan semestinya didasarkan pada the right man on the right place, dan kalau perlu
atas usul bawahan (grass root).
Dalam penataan manajemen perlu dirumuskan secara jelas mengenai visi, misi dan tujuan
perpustakaan. Selanjutnya ini harus didukung dengan skill yang memadai dan imbangannya
insentif yang layak. Selain itu manajemen hendaknya dapat medayagunakan sumberdaya yang
sesuai dan semua itu dirumuskan dalam suatu rencana kerja yang matang. Dan tidak kalah
pentingnya juga dalam melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan yaitu penyediaan
komputer yang handal (internet, digital, e-journal) agar para pengguna dapat mencari
informasi yang dibutuhkan dengan cepat, akurat dan mutakhir.
Selain kebijakan internal perlu juga dipikirkan kebijakan eksternal atau lebih tepat disebut
kebijakan dalam berhubangan dengan pihak luar. Minimal dua pokok yang perlu diperhatikan
yaitu menyangkut perkembangan iptek dan upaya pemasaran produk perpustakaan. Untuk
mengimbangi begitu cepatnya perkembangan iptek yang menghasilkan informasi ilmiah
dalam jumlah besar, perlu membentuk jaringan informasi (library network) baik dengan
perpustakaan dilingkungan departemennya di dalam negeri maupun dengan perpustakaan di
luar negeri, agar informasi dapat disajikan secara cepat dan akurat.
Yang menyangkut pemasaran produk perlu diingat bahwa pemasaran adalah pendekatan
terencana yang menguntungkan kedua belah pihak, baik untuk perpustakaan maupun
masyarakat pengguna. Untuk memasarkan jasa informasi yang optimal, perpustakaan dan
pustakawan perlu mengamati dan memberi perhatian terhadap kelompok pengguna potensial.
Dalam kegiatan pemasaran, pustakawan harus mampu mengkomunikasikan segala jenis
layanan yang tersedia kepada pengguna dan menarik mereka agar tetap memanfaatkannya.
Untuk menunjang keberhasilan pemasaran, terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan,
yaitu antara lain : 1) bahwa hasil kegiatan yang ditawarkan mempunyai nilai jasa layan
tertentu bagi pengguna sehingga mereka berani membayar dengan harga yang ditetapkan; 2)
bahwa informasi perlu diolah secara profesional sehingga memudahkan pencarian kembali
8
agar setiap saat pengguna dapat menemukannya sewaktu diperlukan; 3) bahwa pustakawan
merupakan unsur kekuatan dalam pemasaran. Sehubungan dengan kemampuan pustakawan,
idealnya perlu adanya Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI yang terakreditasi sehingga dapat
menetapkan sertifikasi untuk standar kompetensi tertentu bagi pustakawan Indonesia agar
berdaya saing tinggi.
Hadirin yang berbahagia,
Berdasarkan konsep peningkatan daya saing pelayanan jasa perpustakaan dan informasi, dapat
disimpulkan bahwa ;
1. Visi dan misi perpustakaan maupun pustakawan adalah untuk mewujudkan pustakawan
yang profesional berdaya saing tinggi dan merupakan cermin dari tekad seluruh jajaran
perpustakaan dan pustakawan di Indonesia dalam memberikan pelayanan informasi yang
optimal bagi masyarakat pengguna perpustakaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
ditingkatkan kompetensi pustakawan. Selain itu pustakawan dituntut untuk bekerja lebih
keras, memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan berbahasa Inggris, memiliki
kemampuan dalam hubungan personal, memiliki kemampuan dalam marketing informasi
dan memiliki kemampuan dalam teknologi informasi.
2. Peningkatan daya saing pada pelayanan jasa perpustakaan dan informasi, dilaksanakan
dengan upaya membangun citra diri (brand image) lebih dulu dan berani melakukan
terobosan dan menerapkan paradigma baru, yaitu dari perpustakaan identik dengan buku
menjadi perpustakaan identik dengan informasi. Dari pustakawan sebagai pelayan
informasi menjadi pustakawan sebagai transporder dan provider informasi. Tahapan
selanjutnya adalah menuju perpustakaan yang people based service dan service
excellence mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna.
3. Pengadaan sarana dan prasarana seperti komputer, sambungan internet, digital library
serta e-Journal mutlak diperlukan, sehingga cakupan layanan perpustakaan dan informasi
lebih luas lagi jangkauannya.
4. Perpustakaan Nasional RI hendaknya menyelenggarakan pendidikan dan pelaltihan yang
terakreditasi sehingga dapat menetapkan sertifikasi untuk standar kompetensi tertentu
bagi pustakawan agar memiliki daya saing yang tinggi.
Apabila konsep peningkatan daya saing layanan jasa informasi perpustakaan dapat
dilaksanakan dengan lancar, maka peranan perpustakaan sebagai penyedia informasi bagi
9
organisasi instansi induknya dan masyarakat pengguna lainnya akan optimal, karena ruang
lingkup koleksi yang lengkap, akan memudahkan pengguna untuk mencari suatu informasi
berdasarkan kompetensi.
Hadirin yang berbahagia,
Demikianlah kiranya sajian orasi ilmiah pengukuhan sebagai Pustakawan Utama sebagai sari
pati amal karya, pandangan dan pendapat dari hasil perjalanan saya meniti karir pustakawan
selama ini.
Mudah – mudahan Konsep Peningkatan Daya Saing Pada Pelayanan Jasa Informasi di
Perpustakaan dapat diimplementasikan sehingga bermanfaat dalam menunjang salah satu
program pemerintah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pustakawan. Pada gilirannya
tentu juga diharapkan semoga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia
menuju sejahtera pada umumnya.
Hadirin yang mulia,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan saya melalui forum yang mulia ini
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendorong saya,
memberikan semangat, membimbing dan memberikan ilmu serta memberikan kesempatan
dan kepercayaan.
Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kehadirat Ilahi dan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Kepala Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia, Bapak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Ketua dan
Anggota Panitia Penilai Pusat Jabatan Fungsional Pustakawan serta Majelis Pengukuhan atas
kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk mengemban tugas sebagai Pustakawan Utama.
Ucapan terima kasih saya sampaikan pula kepada segenap Pimpinan Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral, Bapak Kepala Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, dan
Bapak Kepala Pusat Diklat Teknologi Mineral dan Batubara, serta rekan-rekan pustakawan
yang telah memberikan semangat kepada saya.
10
Kepada seluruh Jajaran Pimpinan Perpustakaan Nasional R.I dan staf, rekan-rekan, serta
semua pihak, terutama para panitia, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan sehingga sidang Majelis
Pengukuhan ini terselenggara dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Hernandono MLS.MA
(PERPUSNAS RI), kepada almarhumah Ibu Winarti Partaningrat MA (PDIN) dan
almarhumah Ibu Luwarsih Pringgo-adisuryo MA (PDII-LIPI) yang telah membimbing saya
dalam mengembangkan wawasan dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan
informasi.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada ayah saya almarhum dan Ibu atas segala
jasanya membesarkan, membimbing dan menyekolahkan saya sampai mengikuti pendidikan
tinggi. Semoga kedua orang tua saya mendapatkan balasan sesuai dengan amal bhakti beliau.
Penghargaan dan terima kasih yang paling akhir, akan tetapi maknanya paling besar
disampaikan kepada keluarga saya, kepada suami dan kedua anak saya atas segala
pengorbanan, pengertian, dorongan, dan pemberian semangat.
Akhir kata, dengan penuh hormat, saya sampaikan terima kasih kepada para hadirin yang
telah meluangkan waktu utntuk mengikuti pidato ini dengan sabar. Mohon maaf atas segala
kekurangan dan atas segala hal yang tidak berkenan di hati para hadirin sekalian.
Billahi Taufiq Walhidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
11
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Sulistyo, (2005). Upaya meningkatkan peran pustakawan dalam mendukung kinerja
perpustakaan. Media Pustakawan, vol. 12, no. 3 dan 4, September / Desember; hal. 6-14.
Brian C, Vickery and Alina Vickery, (1987). Information Service in theory and practice,
Butterworths, London.
Buckland, Michael K, (1988). Library Services In Theory and Content, 2nd ed. London,
Pergamon Press.
Cochram, (1972) . Enterpreneurship dalam International Encyclopedia of Social Science, New
York; The Macemillan Co.
Corral, S and A. Brewerton, (1999). The New Professional’s Handbook. Your guide to
information services management, London, L.A, England . p.253.
Dais, M; (1994) : Prospek Perpustakaan dalam era teknologi, ekonomi dan informasi, Majalah
Ikatan Pustakawan Indonesia, vol 16, no. 1-2.
Depari, Edward; (1993). Informasi, Komunikasi dan peran perpustakaan sebagai sumber
informasi, Pokok-pokok pikiran, disampaikan dalam Seminar Ikatan Pustakawan
Indonesia (IPI); Mataram 12 Juli.
Djatim, Yusni; (1992) : Pelayanan informasi ilmiah dan pangkalan data yang bisa diakses di
Indonesia, Jakarta, Universitas Trisakti.
Hariyadi, Utami; (1992) : Penerapan teknologi informasi di Perpustakaan di Indonesia :
makalah disampaikan pada kongres IPI ke 6 di Padang tgl. 18- 21 November.
Hartono, Yogi (2005), Dari pengelolaan materi tercetak sampai ke manajemen media aset
digital. Simposium sehari Jakarta, Klub Perpustakaan Indonesia (KPI – Pusat).
Koenig, M.E.D, (1989) : Educational requirements for library oriented career in information
management; Library TREND, Vol. 42, No. 2, Fall 277.
Parasuraman, A. Berry, Leonard L and Zeithanal Valarie A, (1985) : A Conceptual model of
service quality and its implications for future research. Journal of marketing, 49.
Pride, William M.C, Farrel O.C., (1989). Marketing concepts and strategies 6th ed. Boston
Houghton, Mifflin.
12
Riggs, D.E (1997) Editional a commitment to making the library a learning
organization, college & research Libraries, 58 (4), pp 297-298.
Sastraatmadja, Tintin, (1996) : Strategi Layanan Jasa Perpustakaan dan Implikasinya. Berita
Perpustakaan PPTM, No. 2, Th ke XVII, Agustus ISSN 0216 – 6852.
Sudarsono, B., (1994) : Peran Pustakawan dalam Pembangunan Nasional Indonesia, Majalah
Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol. 6, No. 1 – 2.
Wang, Andre dan Sue Ann, Shei, (2005): Penggunaan First Search/e-journal dan e-Book
OCLC, Bandung, UPT Perpustakaan ITB, 23 Juli.
Yates, B., (1983). An Assesment of Marketing In Marketing of Information Services,
Proceedings of UNESCO Regional Workshop on Marketing of Information
Sources. Melbourne, National Library of Australia, p, 18-29
13
DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH
1. Sastraatmadja, Tintin. 1999-2000, Peran Perpustakaan dan Pustakawan dalam
Litbang Depatemen Pertambangan dan Energi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 3,
Tahun ke-XX, Desember 1999-2000, ISSN 0216-6852.
2. Sastraatmadja, Tintin. 1999-2000, Paket Informasi Literatur Bidang
Pertambangan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Tahun ke-XX, September 1999-2000,
ISSN 0216-6852.
3. Sastraatmadja, Tintin. 1999-2000, Peran Artikel Majalah Ilmiah dan Cara
Pengelolaannya, Berita Perpustakaan PPTM, No. 1, Tahun ke-XX, Juni 1999-2000,
ISSN 0216-6852.
4. Sastraatmadja, Tintin. 1999-2000, Perkembangan Pustakawan di Lingkungan
Departemen Pertambangan dan Energi (DPE), Berita Perpustakaan PPTM, No. 4, Tahun
ke-XX, Maret 1999-2000, ISSN 0216-6852.
5. Sastraatmadja, Tintin. 1998-1999, Teknik Penelusuran Informasi Hukum
Pertambangan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 3, Tahun ke-XIX, Desember 1998-
1999, ISSN 0216-6852.
6. Sastraatmadja, Tintin. 1998-1999, Pelestarian Informasi Teknologi Pertambangan,
Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Tahun ke-XIX, September 1998-1999, ISSN 0216-
6852.
7. Sastraatmadja, Tintin. 1998-1999, Kebutuhan Masyarakat Pengguna Informasi
akan Teknologi Informasi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 1, Tahun ke-XIX, Juni
1998-1999, ISSN 0216-6852.
8. Sastraatmadja, Tintin. 1998-1999, Keterkaitan Kreatif dan Inovatif dalam Proses
Peningkatan Layanan Jasa Informasi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 4, Tahun ke-XIX,
Maret 1998-1999, ISSN 0216-6852.
9. Sastraatmadja, Tintin. 1997-1998, Bibliografi Kemineralan, Manfaat dan Cara
Pengelolaannya di Perpustakaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral
(PPTM), Berita Perpustakaan PPTM, No. 3, Tahun ke-XVIII, Desember 1997-1998,
ISSN 0216-6852.
14
10. Sastraatmadja, Tintin. 1997-1998, Mengelola Perpustakaan Secara Manajerial,
Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Tahun ke-XVIII, Spetember 1997-1998, ISSN 0216-
6852.
11. Sastraatmadja, Tintin. 1997-1998, Information Specialist, Berita Perpustakaan
PPTM, No. 1, Tahun ke-XVIII, Maret 1997-1998, ISSN 0216-6852.
12. Sastraatmadja, Tintin. 1997-1998, Sekilas Tentang Bimbingan Pembaca, Berita
Perpustakaan PPTM, No. 4, Tahun ke-XVIII, Pebruari 1997-1998, ISSN 0216-6852.
13. Sastraatmadja, Tintin. 1996-1997, Strategi Layanan Jasa Perpustakaan dan
Implikasinya, Berita Perpustakaan PPTM, Tahun ke-XVII, Agustus 1996-1997, ISSN
0216-6852.
14. Sastraatmadja, Tintin. 1996-1997, Komoditi Informasi, Promosi, dan Pemasaran
Jasa Perpustakaan, Berita Perpustakaan PPTM, No. 1, Tahun ke-XVII, Juni 1996-1997,
ISSN 0216-6852.
15. Sastraatmadja, Tintin. 1995-1996, Informasi Menyongsong Masyarakat Modern
Indonesia, Berita Perpustakaan PPTM, No. 3, Tahun ke-XVI, Desember 1995-1996,
ISSN 0216-6852.
16. Sastraatmadja, Tintin. 1995-1996, Pernah Informasi dalam Penelitian dan
Pengembangan Teknologi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 2, Tahun ke-XVI, Juli-
September 1995-1996, ISSN 0216-6852.
17. Sastraatmadja, Tintin. 1995-1996, Profesionalisme Pustakawan dan Tantangannya
dalam Era Globalisasi, Berita Perpustakaan PPTM, No. 4, Tahun ke-XVI, Januari-Maret
1995-1996, ISSN 0216-6852.
18. Sastraatmadja, Tintin. 1994-1995, The Role of Mineral Technology Research and
Development Center’s Library in Supporting Research Activities, Berita Perpustakaan
PPTM, No. 72, Tahun ke-18, Oktober 1994-1995, ISSN 0216-6852.
19. Sastraatmadja, Tintin. 1994-1995, Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pustakawan
pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Berita Perpustakaan
PPTM, No. 71, Tahun ke-18, September 1994-1995, ISSN 0216-6852.
20. Sastraatmadja, Tintin. 1994-1995, Layanan Referensi Teknologi Mineral, Berita
Perpustakaan PPTM, No. 10, Tahun ke-70, Agustus 1994-1995, ISSN 0216-6852.
21. Sastraatmadja, Tintin. 1994-1995, Penelusuran Literatur, Berita Perpustakaan
PPTM, No. 64, Tahun ke-18, Pebruari 1994-1995, ISSN 0216-6852.
22. Sastraatmadja, Tintin. 1993-1994, Promosi Perpustakaan, Berita Perpustakaan
PPTM, No. 58, Tahun ke-17, Agustus 1993-1994, ISSN 0216-6852.
15
23. Sastraatmadja, Tintin. 1992-1993, Pembinaan Profesi Pustakawan dan Penilaian
Angka Kredit, Berita Perpustakaan PPTM, No. 50, Tahun ke-16, Desember 1992-1993,
ISSN 0216-6852.
24. Sastraatmadja, Tintin. 1992-1993, Apa dan Bagaimana Peran Pustakawan, Berita
Perpustakaan PPTM, No. 44, Tahun ke-16, Juni 1992-1993, ISSN 0216-6852.
25. Sastraatmadja, Tintin. 1992-1993, Meningkatkan Minat Baca, Berita Perpustakaan
PPTM, No. 43, Tahun ke-16, Mei 1992-1993, ISSN 0216-6852.
MAKALAH YANG BELUM DIPUBLIKASIKAN
1. Sastraatmadja, Tintin. 2005, Masalah pelaksanaan jabatan fungsional pustakawan
dari tehun ke tahun di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (35
hal).
2. Sastraatmadja, Tintin. 2005, Peranan pustakawan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara dalam meningkatkan kualitas hasil
penelitian (19 hal).
3. Sastraatmadja, Tintin. 2005, Peranan dokumentasi dalam menunjang penelitian
“suatu analisa” (24 hal).
4. Sastraatmadja, Tintin. 2005, Tugas pustakawan apabila menjadi konsultan (16
hal).
5. Sastraatmadja, Tintin. 2004, Konsep peningkatan daya saing pada pelayanan jasa
informasi di perpustakaan lembaga penelitian dan pengembangan (19 hal).
6. Sastraatmadja, Tintin. 2004, Profesionalisme : Tantangan bagi perpustakaan
litbang dalam meningkatkan nilai tambah hasil penelitian di era globalisasi (15 hal).
7. Sastraatmadja, Tintin. 2004, Fungsi manajemen dalam kegiatan perpustakaan di
lembaga penelitian dan pengembangan (21 hal).
8. Sastraatmadja, Tintin. 2004, Peranan dan fungsi pendidikan dan pelatihan dalam
pembinaan dan pengembangan karier pustakawan (24 hal).
9. Sastraatmadja, Tintin. 2003, Pro-kontra masalah pengembangan minat baca
masyarakat, sebuah analisis (11 hal).
10. Sastraatmadja, Tintin. 2003, Menyiapkan kemandirian perpustakaan Puslitbang
tekMIRA (20 hal).
11. Sastraatmadja, Tintin. 2003, Peranan dan fungsi belajar bagi pustakawan
menghadapi era informasi (15 hal).
16
12. Sastraatmadja, Tintin. 2003, Peranan kepemimpinan perpustakaan di lembaga
penelitian dan pengembangan (14 hal).
13. Sastraatmadja, Tintin. 2002, Proposal pembuatan UPT perpusdik info tekMIRA
(14 hal).
14. Sastraatmadja, Tintin. 2002, Motivasi pustakawan untuk meningkatkan
produktifitas di lembaga penelitian dan pengembangan (14 hal).
15. Sastraatmadja, Tintin. 2002, Apresiasi peneliti terhadap perpustakaan dari sudut
pandang pustakawan, sebuah analisis (14 hal).
16. Sastraatmadja, Tintin. 2002, Analisis subyek bahan pustaka bidang pertambangan
dan ilmu yang terkait di perpustakaan puslitbang tekMIRA(14 hal).
17. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Seputar pengalaman dalam membuat karya tulis
(suatu kesempatan dan peluang) (8 hal).
18. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Perpustakaan, dokumentasi, dan informasi dilihat dari
kepentingan peneliti di Puslitbang tekMIRA sebagai kasus (12 hal).
19. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Bahan pemikiran pembentukan UPT perpustakaan
Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) (14 hal).
20. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Proposal pembentukan UPT perpusdokinfo tekMIRA
(14 hal).
21. Sastraatmadja, Tintin. 2001, Memotivasi pustakawan untuk meningkatkan
produktivitas di Lembaga Penelitian dan Pengembangan (14 hal).
PEMBINAAN KADER PUSTAKAWAN
Mengajar pada : Kursus Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan (dilingkungan unit-unit
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral) yang diselenggarakan oleh Pusdiklat
Teknologi Mineral dan Batubara di Bandung tahun 2001. Makalah untuk peserta kursus.
1. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Pengenalan Perpustakaan, Pusdiklat Teknologi
Mineral dan Batubara, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
2. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Administrasi Perpustakaan, Pusdiklat Teknologi
Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
3. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Manajemen Perpustakaan, Pusdiklat Teknologi
Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
17
4. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Pengadaan Bahan Pustaka, Pusdiklat Teknologi
Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
5. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Teknik Penyusunan Sari Karangan, Pusdiklat
Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral,
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
6. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Jabatan Fungsional Pustakawan, Pusdiklat Teknologi
Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
7. Sastraatmadja, Tintin, 2001; Penerapan Teknologi Informasi pada Perpustakaan
Khusus, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber
Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001.
18