Upload
iyan-phutraa-pelawi
View
218
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pertemuan III
Citation preview
Oleh
drh. Rasmaliah, M.KesStaf Pengajar Departemen Epidemiologi
FKM USU
Sehat dan sakitMerupakan suatu rangkaian proses yang
selalu terjadi pada setiap kehidupan masyarakat,secara sederhana
berjalan menurut garis horizontal dari titik sehat menuju titik sakit
Sehat > Sakit
Konsep sederhana ini kemudian berubah Terlihat pada perkembangan penyebab tunggal (single
causal) menjadi penyebab ganda (multi causal)
Sehat (WHO)
Suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial,
tidak terbatas pada bebas dari penyakit dan kelemahan
Sehat tidak dapat diukur karena sangat ideal
Menurut UU RI Kesehatan
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis
SEHAT
FISIK, MENTAL DAN SOSIAL
penyakit tidaklah sama dengan rasa sakit.
Penyakit bersifat objektif Rasa sakit bersifat subjektif.
Dalam kajian Epidemiologi hanya tertuju kepada masalah penyakit bukan rasa sakit
1. Open Ended Concept - Tidak dapat diukur,tapi bisa didekati - Tidak memiliki batas sakit dan tidak . sakit - Konsep ini dipakai oleh WHOKonsep ini sangat ideal, sehingga terdapat kritikan :1. Sehat bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi merupakan suatu proses yang dinamis dan berubah setiap saat2. Batasan sejahteraa sangat sulit ditentukan3. Indikator yang digunakan untuk mengukur sangat banyak dengan validitas yang berbeda-beda
2. Elastic concept Bisa diukur dengan melihat gejala yang terjadi dan
hasil pemerikasaan penyebab (laboratoris). Memiliki batas penyakit
Walaupun konsep sakit lebih mudah ditentukan, namun memiliki proses yang dinamis juga
Perubahan status sehat kepada status sakit berkaitan dengan adanya :- keterpaparan yang dialami - Kerentanan tubuh dalam mengahadapi paparan
Untuk menderita sakit seseorang harus mengalami Keterpaparan dan rentan terhadap paparan tersebut
onsep ini dapat memberikan gambaran bahwa untuk mencegah penyakit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Menghindari keterpaparan 2. Menurunkan kerentanan
Konsep sakit Konsep sehat (dahulu) (sekarang)
Perubahan Teknologi Perubahan Perubahan
Perubahan cara pandang sistem nilai nilai-nilai
kesehatanPerubahanbudaya
KONSEP SEHAT
- Orientasi pelayanan bersifat comprehensive public health oriented- Melakukan berbagai upaya yang bersifat sebelum sakit (promotive dan preventive)- Strategi pelayanan lebih diluar RS menggunakan strategi ekologi dan epidemiologi
KONSEP SAKIT
- Orientasi pelayanan adalah simple medical oriented- Melakukan tindakan apabila sudah sakit- Sifat pelayanan adalah pendekatan klinis dan kuratif-Strategi pelayanan lebih kearah pelayanan RS yaitu rawat jalan atau rawat inap
Awal mula terjadinya penyakit :• adanya gangguan makhluk halus• adanya kemurkaan dari Yang Maha Pencipta Masyarakat masih ada menganut konsep iniLain pihak masih ada juga gangguan kesehatan atau penyakit yang belum jelas penyebabnya maupun proses kejadiannya
1. Hippocratic Theory,
terjadinya penyakit karena adanya pengaruh alam yaitu cuaca dan lingkungan (air, udara, tanah).
Teori ini dikemukakan oleh Hippocrates. Dipakai sampai tahun 1800-an, namun teori
belum bisa menjawab untuk penyakit yang mempunyai rantai penularan yang lebih berbelit
2. Contagion Theory,
terjadinya penyakit diperlukan kontak antara satu orang dengan orang lain.
Perkembangan teori ini sesuai penyakit pada saat itu yaitu penyakit menular
Pada saat itu dilakukan pengamatan terhadap penyakit Epidemi (penyakit Kusta) di Mesir
Dikemukakan oleh SYDENHEM dan FRACASTORIUS
Edward Chadwick mengemukakan :
terjadinya penyakit karena adanya sisa-sisa pembusukan sehingga lingkungan menjadi buruk.
Teori ini hampir sama dengan teori Hippocrates
4. Epidemic Theory,
terjadinya penyakit karena adanya hubungan dengan cuaca dan faktor geografis (tempat).
Teori ini diterapkan oleh : John Snow (menganalisis terjadinya diare di Kota London)William Farr, John Simon, dll
Mikroorganisme (kuman) sebagai penyebab penyakit, dianggap penyebab tunggaladanya penemuan mikroskop sehingga
mikrobiologi berkembang cukup pesat , maka penyebab penyakit beralih kepada jasad renik.
Perkembangan ini memunculkan teori imunitas, dan hormonal.
6. Multi Causation Theory, teori ini muncul karena : Teori yang telah dikemukakan sebelumnya tidak mampu menjawab penyebab penyakit seperti : PJK, DM, Hipertensi, Kanker, dll. Terjadinya penyakit bukan karena satu sebab, Melalui berbagai pengamatan Epidemiologi, banyak faktor penyebab yang saling terkait terutama pada penyakit menahun/tidak menular dimana unsur dan faktor penyebab sangat berkaitan erat dengan faal tubuh, mutasi dan sifat resistensi tubuh.
Teori ini mengemukakan bahwa suatu penyakit terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara tiga faktor utama
HOST, AGENT, ENVIRONMENT(trias penyebab penyakit / teori Tuas)
Konsep Host, Agent dan Environment :1. Host,mempunyai sifat fisiologis, biologis,
psikologis, sosiologis dan antropologis
2. Agent memiliki sifat inherent, viabilitas dan resistensi serta sifat yang berhubungan dengan manusia. Ada 4 sifat seperti : infektiviti, virulensi, patogenisiti dan antigenisiti
3. Lingkungan yaitu lingkungan fisik, biologik dan
sosial
Gold Medical Dictionary : Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme
adapatasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbullah ganguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh
Van Dale’s Groot Woordenboak de Nederlandes Tall
Penyakit adalah suatu keadaan karena proses kehidupan tidak lagi teratur atau tergaggu perjalananya
Arrest Hof to Amsterdam
Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu kejadian terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam tubuh
Pada dasarnya tidak satupun penyakit yang timbul disebabkan karena satu faktor (penyebab tunggal), melainkan banyak faktor lainnya.
Ada 2 penyebab yaitu : Penyebab utama (primary cause). Penyebab sekunder (secondary cause atau
penunjang (contributing cause).
adalah agent yaitu elemen tertentu yang karena adanya (berlebihan) atau ketidak Hadirannya (kekurangan) akan menimbulkan penyakit atau memengaruhi perjalanan penyakit.
Primary cause harus ada.
Penyebab tersebut dapat berupa unsur biotik dan abiotik
Bakteri, VirusFungi, Ricketsia,ProtozoaMetazoa
a. Karakteristik inherent meliputi : morfologi, motilitas, fisiologi, reproduksi, metabolisme, nutrisi, suhu yang optimum, produksi toksin, sifat kimia dan fisik dari agent yang tak hidup, misalnya ukuran partikel, merupakan substansi yang larut atau tidak dll.b. Viabilitas dan resistensi. Kepekaan mikroorganisme terhadap panas, dingin, kelembaban, matahari, dll, dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.c. Sifat-sifat yang berhubungan dengan manusia dan penting dalam menimbulkan penyakit, yaitu :
1. Infection Agent (kuman penyakit). - Sangat banyak jenisnya, dari bentuk yang paling sederhana yaitu virus sampai dengan bakteri yang bersifat kompleks & multicellular - Relatif sedikit yang dapat menginfeksi manusia. - Virulensinya berbeda untuk masing-masing species hewan dan manusia. Ex. Cholera, AIDS, Sifilis, dll tidak virulen terhadap hewan - Merupakan komponen penting dalam rantai penularan penyakit.
2. Sifat-sifat Intrinsik dari Kuman Penyakit. - Ditentukan oleh kuman sendiri dan tidak bergantung pada interaksi dengan host. - Sifat tersebut antara lain, Bentuk (Spiral, batang, coccus). Ukuran Besar. - Sifat-sifat Kimia : Basopilik : Asinopilik. - Sifat-sifat Antigen : Reaksi pembentukan anti bodi, allergi. - Bahan/Media Yang dibutuhkan untuk tumbuh ( Suhu, SBM, Oksigen dll). - Kesanggupan untuk dapat bertahan diluar Host dalam berbagai Vehikel air, susu, debu, oksigen CO2. - Kesanggupan untuk menghasilkan Toxin Difteri : Tetanus. - Kesanggupan untuk dapat resisten dengan antibiotik, bahan kimia lain. GO Mudah resisten, Sipilis Sensitif terhadap Penicilline. - Kesanggupan untuk mendapatkan sifat-sifat genetik baru mutasi. HIV, Influenza sukar membuat vaksin.
Sifat-sifat Intrinsik diperlukan dalam memahami
Epidemiologi dari Agent (Kuman). Mode of Transmission (Cara Penularan). Perbedaan strain dari kuman pada setiap
KLB atau daerah geografi tertentu.
Termasuk didalamnya antara lain:1. Infectivity.2. Pathogenecity.3. Virulensi.4. Immunogenecity
infectivity : Kemampuan dari agent untuk masuk dan berkembang biak
dalam tubuh Host (= kemampuan untuk menimbulkan infeksi Secara eksperimen : jumlah minimum dari partikel/agent
yang dibutuhkan untuk dapat menimbulkan infeksi pada 50% dari kelompok Host dengan Spesies yang sama (= ID 50).
Jumlah tersebut berbeda dan bergantung pada : - Kuman (agent). - Cara pemberian darah; mulut; kulit dll - Sumber dari kuman darah; sputum; feces dll. - Faktor host : Umur; Sex; Ethnik.- infectivitynya tinggi : Mis : Influensa.- Infectivitynya rendah : Mis : Lepra/KustaInfectivity pada manusia hanya dapat diperkirakan
tidak diijinkan untuk dilakukan eksperimen (etik Kedokteran).
Cara untuk menilai infectivity pada manusia dengan :
Kecepatan/kemudahan dari agent untuk menyebar dalam suatu populasi.
jumlah/proporsi dari orang sehat yang kontak dengan penderita yang mengalami infeksi (rumah tangga; asrama).
Jlh kasus baru - kasus mula-mula dalam suatu populasiSAR :
Jlh dari orang yang rentan dalam populasi tersebut – kasus
mula-mula• Survei serum : setelah terjadinya KLB/Epidemi.
- Patogenitas : kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu, baik lokal atau umum, klinis atau subklinis. Mis : Staphylococcus tidak patogen bila terdapat di usus, tetapi sangat patogen bila terdapat di peritoneum. Dapat diukur dengan menghitung Pathogenecitynya.
Jumlah yang terinfeksi dengan gejala klinikPathogenecity = X 100
% Jumlah seluruh yang terinfeksi
merupakan derajat berat ringannya reaksi (kerusakan tubuh, komplikasi dan kefatalan) yang ditimbulkan mikroorganisme.
Dapat ditentukan dengan menghitung CFR (Case Fatality Rate Dipengaruhi oleh : Dosis. Cara infeksi Host Umur; RAS Ex : Pest lebih patogen bila masuk melalu jalan nafas di banding dengan gigitan kutu. Polio : Lebih parah pada dewasa dibanding dengan pada anak-anak.Immuno genecity : kemampuan dari sesuatu infeksi kuman untuk
menghasilkan kekebalan yang spesifik. Bergantung pada Tipe dari Agent Humoral Immunity
Cellular immunityCampuran
- Antigenisitas : kemampuan untuk merangsang penjamu
membuat mekanisme penolakan/pertahanan terhadap mikroorganisme yang bersangkutan.
Mis : Penyakit yang dapat diimunisasi antigenesitasnya tinggi Gonore antigenesitasnya sangat rendah.
Benda mati ataupun benda hidup merupakan tempat berkembang biaknya kuman sehingga menjadi sumber penularan kepada orang lain
2.1. Unsur Gizi terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air. Kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut dapat mengganggu keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya penyakit. Contoh : Penyakit kurang kalori energi dan protein (KEP) faktor defisiensi, Obesitas adalah kelebihan
karbohidrat. Anemia adalah contoh defisiensi besi.
Berasal Dari Luar. diklasifikasikan sebagai iritan, racun, alergan,
bahan-bahan ini dapat menimbulkan penyakit bila kontak dengan pejamu lewat pernapasan, saluran pencernaan, dan kulit (Pestisida, Zat aditif maknan, zat farmakologis, zat kimia industri, Polutan udara, asap rokok, dll)
Berasal Dari Dalam. Fungsi-fungsi tubuh bila tidak diatur dengan
baik dapat memproduksi bahan-bahan yang dapat menimbulkan penyakit,
contoh : serum bilirubin, kholesterol (salah satu penyebab
PJK)
Radiasi/Ionisasi Panas CuacaIntensitas suara Dingin Getaran Kelembaban Tekanan Terang cahaya Api, Sinar matahari Tekanan
atmosfir
Contoh kesakitan dan kematian yang dialami oleh para
Jemaah haji yang mendapatkan paparan agen fisik panas
dan kelembaban.
termasuk dalam kategori ini adalah friksi yang khronik, dan lain-lain
kekuatan mekanik seperti : - kecelakaan, - trauma yang berkepanjangan pada organ tertentu sehingga menimbulkan sakit
yang dapat mengakibatkan misalnya dislokasi atau patah tulang, dll.
Kehamilan merupakan peristiwa faali, tetapi kadang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti terjadinya kelainan letak foetus dan kehamilan terjadi di luar rahim.
Beberapa penyakit berkaitan dengan adanya kelainan dengan salah satu atau lebih gen, seperti :
Hemofilia Buta warna Thalasemia dll
Faktor psikis dapat mempengaruhi penyakit Seperti : tekanan darah tinggi tukak lambung.
Keadaan sehari-hari seperti :sakit kepala, mual atau muntah umumnya juga dipengaruhi oleh faktor psikis
membantu terjadinya suatu penyakit dan dapat berupa faktor-faktor yang dapat berkaitan dengan : pejamu (host) dan lingkungan.
Hal ini didasarkan pada ketentuan pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat.
Contoh : penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.
Umur, Jenis Kelamin, Ras, Pekerjaan, Status Gizi, Faktor kekebalan, Adat istiadat, Gaya hidup, Kebiasaan, Psikis, dan lain-lain
Karakteristik tersebut penting karena : - mempengaruhi risiko untuk terpapar
sumber infeksi, - mempengaruhi kerentanan dan
resistensi dari manusia terhadap suatu infeksi atau
penyakit.
merupakan faktor pejamu yang terpenting dalam timbulnya suatu penyakit.
Terdapat penyakit-penyakit tertentu yang hanya (atau biasanya) menyerang anak-anak usia tertentu, atau ada juga yang hanya menyerang mereka yang telah lanjut usia.
Terdapat penyakit-penyakit yang hanya menyerang jenis kelamin tertentu (menurutan atomisnya)
Misalnya : Ca prostat dijumpai pada pria Ca cervix dijumpai pada wanita
Pengaruh dari perbedaan ras, etnik, suku dalam timbulnya suatu penyakit
Terjadi disebabkan perbedaan cara hidup, kebiasaan, nilai-nilai sosial, seringkali juga dihubungkan dengan faktor genetika atau Heriditer yang berkaitan dengan ras, dll.
Faktor ini juga berkaitan dengan cara hidup. Secara statistik, didapatkan bahwa morbiditas dan mortalitas dari banyak penyakit berbeda berdasarkan status perkawinan (tidak menikah, menikah, cerai, atau janda/duda karena kematian pasangannya).
Seperti telah disebutkan diatas, faktor ini berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras atau golongan etnis.
Kebiasaan makan, minum, membuang kotoran yang tidak baik sangat erat hubungannya dengan penyakit-penyakit infeksi usus.
Kebiasaan makan makanan yang mengandung lemak dan kholesterol berlebihan, kebiasaan merokok, dan kurangnya olah raga dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler dan hipertensi.
Makin baik status gizi seseorang, maka akan semakin baik sistem pertahanan tubuh orang tersebut (secara umum)
Imunitas dan Kerentanan host. Kerentanan host tergantung pada faktor genetika, faktor
ketahanan tubuh secara umum, dan imunitas spesifik yang didapat.
Faktor ketahanan tubuh yang penting adalah yang berhubungan dengan kulit, selaput lendir, keasaman lambung, silia pada saluran pernafasan, dan refleks batuk.
Faktor yang meningkatkan kerentanan adalah malnutrisi, imunitas bila menderita penyakit lain, depresi sistem imunologi yang dapat terjadi pada pengobatan penyakit lain
Ada beberapa golongan imunitas sesuai dengan cara didapatnya, yaitu :
◦Imunitas alamiah (tanpa intervensi): Imunitas alamiah aktif: didapatkan karena
tubuh pernah mendapat infeksi dan selanjutnya memproduksi antibodi terhadap infeksi tertentu tersebut, dan yang bersangkutan menjadi kebal terhadap infeksi tersebut. Imunitas ini dapat bertahan lama. Mis: Setelah sembuh dari p.campak, p.cacar.
◦Imunitas didapat (dengan intervensi): Imunitas didapat aktif: imunitas yang dibuat
oleh penjamu setelah menerima vaksin atau toksoid, misalnya toksoid tetanus, vaksin smallpox.
Imunitas alamiah pasif: kekebalan atau imunitas ini dimiliki oleh bayi baru lahir yang mendapatkannya dari ibunya.
Terutama antibodi dari ibu yang dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin.
Biasanya jenis kekebalan ini akan menghilang setelah 4 bulan bayi lahir. Mis. Imunisasi T.Toxoid pada ibu untuk pencegahan Tetanus neonatorum.
imunitas didapat pasif : sering dilaksanakan dengan penggunaan gamma globulin. Imunitas ini berlangsung tidak lebih dari 4-5 minggu.
Antibodi yang dibuat pada hewan (biasanya kuda), bisa juga dipakai untuk memberikan proteksi sementara terhadap suatu penyakit, misalnya pada tetanus dan rabies.
imunitas yang terdapat dalam suatu populasi (bukan imunitas individu).
Tingkat kekebalan dalam populasi ini sangat berpengaruh dalam timbulnya suatu penyakit disuatu populasi.
Bila tingkat kekebalan tersebut cukup tinggi, maka agent (biologi) tidak dapat menembus dan menyebar dalam populasi tersebut.
2.1. Lingkungan Biologik.
Segala flora dan fauna yang berada disekitar manusia, lingkungan biologis sangat berpengaruh dan berperan penting dalam interaksi antara manusia (host) dengan unsur penyebab.
Berperan sebagai berikut :
Hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi baik sebagai agent, reservoir maupun vektor dari suatu penyakit.
Mikroorganisme saprofit mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan melalui penyuburan tanah dll.
Tumbuh-tumbuhan dapat merupakan sumber nutrient, tetapi mungkin pula menjadi tempat bermukim binatang yang merupakan vektor suatu penyakit, atau merupakan sumber alergen.
2.2. Lingkungan Fisik.
Keadaan fisik sekitar manusia termasuk unsur kimia serta radiasi yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.
Mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap penyakit tertentu seperti : Faktor ketinggian dari permukaan laut
berpengaruh terhadap mereka yang mengidap penyakit jantung.
Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lendir hidung dan telinga sehingga lebih rentan terhadap infeksi seperti influenza;
mempengaruhi kebiasaan hidup eseorang sehingga memudahkan terjangkitnya suatu penyakit,
misalnya : keadaan udara yang panas dan lembab menyebabkan orang memakai baju tipis dan sesedikit mungkin, sehingga memudahkan terjadinya gigitan serangga, dimana serangga tersebut merupakan vaktor dari suatu penyakit.
juga dapat mempengaruhi kesehatan secara langsung maupun tak langsung. Faktor ini berkaitan dengan topografi, sifat tanah, distribusi dan jumlah tanah serta air yang terkandung, misalnya:
Lokasi geografi menentukan macam tumbuh-tumbuhan yang ada di suatu tempat. Hal ini dapat mempengaruhi ada tidaknya defisiensi vitamin, misalnya tingginya kasus scorbut pada daerah-daerah dimana buah-buahan dan sayur-sayuran tidak selalu tersedia.
Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis-jenis binatang yang dapat menjadi vektor atau reservoir dan suatu penyakit, sehingga dapat mempengaruhi distribusi penyakit, misalnya lalat Tsetse dan penyakit tidur di Afrika.
Struktur geologi juga mempengaruhi macam tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh manusia, keterbatasan air dll, dimana hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
2.3. Lingkungan Sosial.
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi serta institusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.
Sangat mempengaruhi status kesehatan fisik dan mental secara individu maupun kelompok.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Kepadatan penduduk sangat mempengarui ketersediaan makanan,
kemudahan penyebaran penyakit-penyakit menular dll.
Kehidupan sosial seperti adanya perkumpulan-perkumpulan olah raga, fasilitas rekreasi.
Stratifikasi sosial berdasarkan : tingkat pendidikan, latar belakang etnis, jenis
pekerjaan dll, dapat meningkatkan gangguan mental, juga tingkat kejahatan.
Nilai-nilai sosial yang berlaku, misalnya mengenai besar kecilnya keluarga, aturan-aturan agama dll.
Kemiskinan, hal ini hampir selalu berkaitan dengan malnutrisi, fasilitas sanitasi yang tidak memadai, dll,
secara keseluruhan menunjang penyebaran penyakit menular.
Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan oleh masyarakat, berhubungan dengan ada tidaknya atau baik tidaknya sistem asuransi kesehatan.
Adanya pusat-pusat latihan dan penyediaan kerja untuk para penyandang cacat fisik, tingginya tingkat pengangguran.
Perang, dapat menyebabkan kemiskinan, perpindahan penduduk, yang secara keseluruhan menyebabkan tingginya penyakit menular.
Bencana alam, misalnya banjir, gempa bumi, memberikan dampak yang hampir sama dengan perang.
1. Segi Tiga epidemiologi2. Whel Theory (Teori Roda)3. Web Theory (Teori jaring laba-laba)
ENVIRONMENT
HOST
AGENT
Periode prepatogenesis, terjadi pada saat timbangan tersebut dalam keadaan seimbang yang terlihat adalah keadaan sehat.
Gambar. 1
A H
E
Periode patogenesis, keadaan seimbang terganggu sehingga timbullah suatu penyakit.
Terdapat beberapa perubahan keseimbangan.
Perubahan pada faktor agent, yaitu terdapatnya agent baru, atau jumlah agent bertambah, terjadi mutasi dari agent. Keseimbangan berubah Gambar 2. H A
E
LINGKUNGAN
HOST
INTI GENETIK
Pendekatan dengan model ini menerangkan bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh adanya pengaruh faktor penjamu (host) dan lingkungan (environment) yang digambarkan sebagai roda.
Roda terdiri dari sumbu yaitu yang merupakan host yang diperankan oleh faktor genetik sebagai intinya. Disekeliling host adalah lingkungan yang dibagi atas 3 sektor yaitu biologik, sosial dan fisik.
Perubahan dari sektor ini akan mempengaruhi host sehingga timbul penyakit secara individu maupun pada keseluruhan populasi yang mengalami perubahan tersebut. Ada penyakit yang faktor genetiknya sangat berpengaruh seperti DM, Thalasemia, Schizophrenia dll dan adapula yang faktor genetiknya kurang berperan seperti Kolera, TBC dll.
Model ini dijelaskan oleh Mac Mahon dkk, yaitu bahwa efek yang timbul sangat jarang disebabkan oleh satu faktor tetapi selalu dipengaruhi oleh rantai kerja sama dari banyak faktor.
Hakikat konsep ini adalah efek yang terjadi tergantung pada penyebab yang terpisah secara mandiri, tetapi lebih merupakan perkembangan sebagai suatu akibat dari suatu rangkaian sebab
Rantai tersebut dapat digambarkan sebagai sarang laba-laba
Wanita
Faktor sosial ekonomi Broken family
Lapangan kerja terbatas pergaulan bebas
Gaya hidup kota Ganti-ganti pasangan
Frustasi
Pekerja seks Hubungan seksual
Penyakit AIDS iseng/hobi
Laki-laki
Terima kasih …….