View
59
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
konsep waktu suhu ekologi hewan
Citation preview
Konsep waktu-suhu
Suhu lingkungan menentukan suhu tubuh bagi hewan ektoterm. Dan yang lebih
pentingnya lagi suhu menjadi faktor pembatas bagi makhluk hidup terutama hewan
ektoterm. Dari sudut pandang ekologi, suhu lingkungan sangat penting terutama bagi hewan
ektoterm untuk aktivitas dan pengaruh terhadap laju perkembangannya. Dalam suatu kisaran
suhu tertentu, antara laju perkembangan dengan suhu lingkungan terdapat hubungan linier.
Waktu perkembangan hewan ektoterm akan berbeda pada suhu lingkungan yang berbeda.
Jadi setiap lama waktu perkembangan selalu disertai dengan kisaran suhu proses
berlangsungnya perkembangan tersebut.
Pengaruh berbagai suhu terhadap hewan ektoterm atau poikiloterm mengikuti suatu
pola yang tipikal, walaupun ada perbedaan dari spesies ke spesies yang lain. Pada intinya ada
tiga kisaran suhu yang menarik yaitu:
1. Suhu rendah berbahaya, pada suhu yang ekstrim rendah di bawah batas ambang
toleransinya maka hewan ektoterm atau poikiloterm akan mati. Hal ini disebabkan
enzim-enzim tidak aktif bekerja sehingga metabolismenya berhenti. Pada suhu yang
masih lebih rendah dari suhu optimum, laju metabolismenya dan segala aktivitasnya
rendah. Sebagai akibatnya gerakan hewan tersebut menjadi sangat lambat sehingga
memudahkan predator atau pemangsa untuk menangkapnya.
2. Suhu tinggi berbahaya, suhu tinggi akan mendenaturasikan protein yang juga
menyusun enzim, dengan adanya denaturasi protein ini menyebabkan metabolism
dalam tubuh akan terhambat dan menyebabkan aktivitas dari hewan tersebut akan
terhenti.
3. Suhu di antara keduanya, pada suhu antara ini laju metabolism dari hewan ektoterm
akan meningkat dengan makin naiknya suhu secara eksponensial. Hal ini dinyatakan
dengan fisiologi hewan sebagai “koefisien suhu”, “koefisien suhu” pada tiap hewan
ektoterm relatif sama walaupun ada yang sedikit berbeda.
Konsep waktu merupakan suatu faktor yang sangat berpengaruh bagi kehidupan dan
perkembangan suatu makhluk hidup. Dimana faktor waktu disni berperan dalam proses
perkembangan dari kehidupan hewan tersebut. Hewan ektoterm merupakan hewan yang suhu
tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan, jadi faktor waktu sangat berpengaruh bagi hewan
poikiloterm.
Konsep waktu –suhu ini penting artinya untuk memahami hubungan antara waktu
dengan dinamika populasi hewan poikiloterm. Dengan mengetahui konsep waktu-suhu ini
kita mampu mengetahui atau memprediksi kapan akan terjadi peledakan populasi, mungkin
saja tiap tahun peledakan populasi akan terjadi dan dengan konsep waktu-suhu setidaknya
ada tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, seperti dengan memberantas,
karena hewan ini merupakan hama dalam pertanian. Dan untuk memberantas hama tersebut
harus cepat karena memberantas telur dan pupa berbeda dengan memberantas hewan
dewasanya atau dengan kata lain konsep waktu-suhu ini sangat penting dalam pengendalian
hama bagi petani.
Tidak seperti pada manusia serta pada hewan endoterm pada umumnya, maka hewan-
hewan ektotermal tidak dapat dikatakan memerlukan waktu yang lamanya tertentu. Hewan
ektoterm perlu gabungan waktu dengan suhu. Gabungan ini sering disebut sebagai waktu-
fisiologik. Dapat dikatakan pula bahwa waktu adalah fungsi suhu untuk hewan ektotermal
dan waktu dapat “berhenti” jika suhu turun di bawah harga ambang. Dalam artian bahwa
untuk hewan-hewan ektoterm lama waktu perkembangannya akan berbeda-beda pada suhu
lingkungan yang berbeda-beda.
Sebagai salah satu faktor lingkungan yang utama, suhu memberikan efek yang
berbeda-beda pada organisme di bumi ini. Variasi suhu lingkungan alami mempunyai efek
dan peranan potensial dalam menentukan terjadinya proses kehidupan, penyebaran serta
kelimpahan organisme tersebut. Variasi suhu lingkungan dapat ditinjau dari berbagai segi,
yaitu dari sifat sikliknya (harian, musiman), dari kaitannya dengan letak tempatnya di garis
lintang bumi (latidunal) atau ketinggian diatas permukaan laut (altitudinal) dan kedalaman
(perairan tawar, lautan, tanah). Disamping itu juga dikenal variasi suhu alami dalam sifat
kaitan yang lebih akrab dengan organisme (mikroklimatik).
Dalam kisaran yang tidak mematikan, pengaruh paling penting oleh suhu terhadap
hewan poikiloterm dari sudut pandang ekologi adalah pengaruh suhu atas perkembangan dan
pertumbuhan. Dalam hal ini langsung tampak adanya hubungan linear antara laju
perkembangan jika diplotkan terhadap suhu tubuh. Tampak pula bahwa penyimpangan dari
linearitas hubungan tersebut pada suhu terendah dapat diabaikan, dan lagi makhluk yang
bersangkutan secara tipikal menghabiskan waktu dibawah suhu tinggi non linear.seringkali
secara sederhana dianggap bahwa laju perkembangan bertambah secara linear pada suhu di
atas ambang perkembangan. Hewan ektoterm tidak dapat dikatakan memerlukan waktu yang
lamanya tertentu. Yang mereka perlukan adalah gabungan waktu dengan suhu. Gabungan ini
sering disebut sebagai waktu-fisiologik. Pentingnya konsep waktu-suhu terletak di dalam
kemampuan konsep itu untuk memberikan pengertian tentang waktu terjadinya sesuatu, dan
tentang dinamika populasi hewan ektoterm atau hewan poikiloterm.
Kebanyakkan spesies dan kebanyakkan aktivitas hanya terbatas di kisaran suhu yang
lebih sempit. Beberapa makhluk hidup terutama yang sedang di dalam tingkat istirahat,
mampu ada dalam suhu sangat rendah dalam waktu yang singkat, sedangkan beberapa
mikroorganisme, terutama bakteri, alga, dapat hidup dan berreproduksi di dalam air panas
yang suhunya mendekati suhu air mendidih.
Apabila dalam suhu rendah, hewan poikiloterm mungkin berubah menjadi tidak aktif,
atau bersifat tidur, atau dalam keadaan sedang hibernasi. Umumnya hewan poikiloterm
menggunakan periode penangguhan di dalam keadaan dormansi, yaitu keadaan secara nisbi
tidak aktif untuk menghemat energy, dan energi tersebut yang dapat dipergunakan dalam
waktu penangguhan berikutnya. Dari keadaan tersebut hewan poikiloterm dapat berfungsi
kembali bilaman suhu meningkat di atas harga ambang. Adapun harga ambang adalah
kuantitas faktor minimum yang menghasilkan pengaruh yang dapat dirasakan oleh hewan
tersebut.
Relung atau niche merupakan tempat makhluk hidup berfungsi di habitatnya,
bagaimana cara hidup, atau peran ekologi makhluk hidup tersebut. Jadi pada dasarnya
makhluk hidup secara alamiah akan memilih habitat dan relung ekologinya sesuai dengan
kebutuhannya, dalam arti bertempat tinggal, tumbuh berkembang dan melaksanakan fungsi
ekologi pada habitat yang sesuai dengan kondisi lingkungan (misalnya iklim), nutrien, dan
interaksi antara makhluk hidup yang ada.
Dalam ekologi, seluruh peranan dan fungsi makhluk hidup dalam komunitasnya
dinamakan relung atau niche ekologi. Jadi relung ekologi merupakan semua faktor atau unsur
yang terdapat dalam habitatnya yang mencakup jenis-jenis organisme yang berperan,
lingkungan, dan tempat tinggal yang sesuai dan spesialisasi populasi organisme yang terdapat
dalam komunitas. Relung ekologi bukan konsep yang sederhana, melainkan konsep yang
kompleks yang berkaitan dengan konsep populasi dan komunitas. Relung ekologi merupakan
peranan total dari semua makhluk hidup dalam komunitasnya.
Ainulbio. 2012. Aplikasi Konsep Waktu-Suhu Pada Hewan Poikiloterm Dalam Pengendalian
Hama Pertanian. http://ainulbio.wordpress.com/2013/03/09/aplikasi-konsep-waktu-
suhu-pada-hewan-poikiloterm-dalam-pengendalian-hama-pertanian/. Diakses
tanggal 1 Mei 2013.
Eastma. 2013. Ekologi Hewan. http://catataneastma.blogspot.com/2013/04/v-
behaviorurldefaultvmlo_28.html. Diakses tanggal 1 Mei 2013.
Ar-Raniry. 2011. Niche (Relung Ekologi), Strategi Tumbuhan Terhadap Stres Dan Adaptasi
Tumbuhan. http://biologi-hardiansyah.blogspot.com/p/niche-relung-ekologi-strategi-
tumbuhan.html. Diakses tanggal 1 Mei 2013.