89
KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎ (Penafsiran terhadap QS. 2:152, 13:28, 39:23, 89:27-30, 10:57, 26:80, 41:44, 17:82) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Khoirul Umam 106034001238 JURUSAN TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎ

(Penafsiran terhadap QS. 2:152, 13:28, 39:23,

89:27-30, 10:57, 26:80, 41:44, 17:82)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Khoirul Umam

106034001238

JURUSAN TAFSIR-HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 2: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi

Allah swt. Raja di Raja alam semesta yang merupakan Zat Yang Maha Agung,

yang merupakan tempat mengembalikan segala urusan dan yang telah

memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “KONSEP ZIKIR MENURUT

AL-MARÂGHÎ (Penafsiran terhadap QS. 2:152, 13:28, 39:23, 89:27-30,

10:57, 26:80, 41:44, dan 17:82)”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada uswah semesta alam

yang teramat istimewa, di mana dibalik keistimewaannya tersebut terangkum sifat

yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya, yaitu ma’shumnya beliau dari

kekhilafan dan dosa yang di kontrol langsung oleh Ruhul Amin atas perintah

Allah swt, beliaulah pembawa risalah Islam sehingga tersebar keseluruh penjuru

dunia yakni Habibina wa Syafi’ina wa Maulana Muhammad saw, dan semoga

tercurahkan kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia sampai

akhir zaman.

Sebagai karya tulis yang da’if, terutama di dalam penelitian ini masih

terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, yang kelak ditemukan oleh mereka

yang mau menelaah dengan teliti. Segala kesalahan tersebut tak lain adalah bukti

keterbatasan penulis di dalam melakukan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tak luput dari jasa lembaga dan

orang-orang tertentu yang telah membantu penulis, baik secara moril maupun

materil. Atas segala bantuan tersebut penulis sampaikan banyak terima kasih;

khususnya kepada:

1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr.

Komaruddin Hidayat (Rektor), Prof. Dr. Zainun Kamaluddin F.,MA (Dekan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat), Dr. Bustamin, M.Si (Ketua Jurusan Tafsir-

Hadis) dan Lilik Ummi Kultsum, MA (Sekjur Tafsir-Hadis).

Page 3: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

x

2. Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA selaku pembimbing yang telah banyak

membantu, membimbing, dan mengarahkan penulisan skripsi ini.

3. Ahmad Rifqi Mukhtar, MA yang telah banyak memberikan masukan, arahan

dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

4. Segenap dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, khususnya dosen-dosen di

jurusan Tafsir-Hadis yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis, sehingga

berkat merekalah penulis mendapatkan ilmu pengetahuan yang sangat luas.

5. Kedua orang tua penulis H. Drs. Zainal Arifin Ghufron dan Hj. Nuroniyah,

S.Pd.I yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, pendidikan, dan

pengajaran, serta senantiasa mendoakan penulis untuk mencapai kesuksesan di

masa depan.

6. Abang ( Nur Hakim Arif, Munfidzu al-Dustur dan Ma’sumillah ), adik (

Muhammad Habibi dan Darojatul Azka ) serta keponakan ( Nayla Atiqoh )

penulis yang selalu setia memberi semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan studi.

7. Sahabat-sahabat penulis di mana pun berada khususnya Tritya Rama, sahabat-

sahabat penulis mahasiswa Tafsir-Hadis angkatan 2006/2007 ( Rizqi

“Padang”, Haikal, Oji, Zami, Falak, Irfan dll ), dan teman-teman Kos-kosan (

Zain Ponani, Nasrul, Mahfud, syahri, dll ) yang telah berjuang bersama

penulis selama ini. Dan juga tak lupa untuk kakanda di Komisariat HMI

Fakultas Ushuluddin khususnya Kanda Fajar, Kanda Muamar, dan Kanda

Fikri yang telah memberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat banyak

bagi penulis

8. Terakhir, untuk seluruh orang yang pernah melihat saya, bertemu dengan saya,

dan bertukar pikiran dengan saya.

Page 4: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

xi

Terimakasih atas segala dukungan dan bantuannya semoga kebaikan yang

mereka berikan dengan keikhlasan hati, semoga Allah swt mencurahkan

keberkahan dan menjadikannya sebagai amal shaleh serta mendapatkan pahala

yang berlipat ganda di sisi-Nya, Amin...

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari

segi materi maupun kajiannya, hal ini dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan

penulis. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini, Amin...

Penulis

Khoirul UmamNIM: 106034001238

Page 5: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i

LEMBAR PERNYATAAN………….……………………………………... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………. iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI………………………………………….. iv

PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………………… v

KATA PENGANTAR………………………………………………………. ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 9

C. Tinjauan Pustaka...................... ......................................................... 11

D. Tujuan Penelitian................... .......................................................... 12

E. Manfaat/Signifikasi penelitian........................................................... 13

F. Metode Penelitian ............................................................................ 13

G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15

Page 6: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

xiii

BAB II : PENGERTIAN DAN TERM ZIKIR DALAM AL-QUR’ÂN

A. Pengertian............................................................................................ 18

B. Term Zikir........................................................................................... 22

1. Mengingat Allah................................................................................ 23

2. Peringatan............................................................................................24

3. Pelajaran..............................................................................................26

4. Kitab-Kitab Allah................................................................................27

5. Tanda-tanda Keangungan Allah.........................................................28

BAB III : AL-MARÂGHÎ DAN TAFSIRNYA

A. Riwayat Hidup al-Marâghî...…………………………..................... 30

B. Sketsa Tafsir al-Marâghi……......................................……………. 35

C. Metode dan Corak Penafsirannya ...…...……................................... 38

D. Pandangan Ulama Terhadap al-Marâghi.............…………………... 44

BAB IV : ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎ

A. Tujuan Zikir ...………....................................................................... 49

Page 7: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

xiv

1. Zikir Sebagai Penentram Hati........................................................ 49

2. Zikir Sebagai Penyembuh Penyakit............................................... 52

B. Balasan...............................................…………………................... 56

1. Bagi yang Zikir........................................................................... 56

2. Bagi yang tidak Berzikir ............................................................ 59

C. Macam dan Tingkatan Zikir............................................................... 67

D. Sebab Berzikir ................................................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...………………………………………………………. 74

B. Rekomendasi ..........………………………………………………... 75

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 76

Page 8: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç
Page 9: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç
Page 10: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

vii

Vokal Panjang (Madd)

Ketentuan alih aksara vokal panjang (Madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ــا â a dengan topi di atas

ــي î i dengan topi di atas

ـــو û u dengan topi di atas

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/ , baik diikuti oleh

huruf syamsyiah maupun qamariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân

bukan ad-dîwân.

Syaddah (Tashdid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kaata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya yang secaraa lisan

berbunyi ad-daruurah, tidak ditulis “ad-darûrah”, melainkan “al-darûrah”,

demikian seterusnya.

Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan manjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Akan tetapi, jika huruf ta marbûtah tersebut

diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebutdialihaksarakan menjadi huruf

/t/ (lihat contoh 3).

Page 11: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç
Page 12: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan abad modern ditandai dengan berkembangannya ilmu

pengetahuan dan teknologi selain mendorong perubahan yang positif lagi

signifikan, juga telah membawa dampak yang negatif yang berupa hilangnya

keseimbangan jiwa manusia. Begitu banyaknya manusia yang menghadapi

kegelisahan batin dan jiwa bahkan hampir bisa mengakibatkan frustasi dalam

kehidupannya.

Kemajuan peradaban manusia sudah sepantasnya memberikan kebahagiaan

yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Namun, fakta yang terjadi

tidak demikian, bahkan sebagian ketenteraman itu ternyata semakin jauh dari

manusia. Hidup semakin sulit. Kesulitan materiil juga berimplikasi menjadi beban

mental dan psikis. kegelisahan, ketegangan, dan tekanan perasaan lebih sering

dirasa dan menekan.1

Perasaan tidak tenang dan tidak nyaman memang sering mengganggu

manusia, baik bersifat internal, seperti rasa takut akan terjadinya sesuatu dan rasa

putus asa akibat tidak mendapatkan sesuatu, maupun eksternal, seperti kalah

bersaing dengan orang lain dalam mencapai suatu tujuan dan tidak adanya

jaminan akan keselamatan hidup atau masa depan. Karena itu, tidak heran bila

perasaan tidak tenang itu dapat mengakibatkan seseorang menjadi stres. Dalam

1Rizki Joko Sukmono, Psikologi Zikir, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. iii.

Page 13: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

2

Islam salah satu cara untuk menghilangkan perasaan tidak tenang dan tidak

nyaman itu adalah dengan zikir mengingat Allah.

Berkaitan dengan Zikir, hal tersebut kerap disebut dalam al-Qur’an dalam

berbagai bentuk dan maksudnya. Oleh karenanya al-Qur’an merupakan kitab yang

berfungsi memberikan petunjuk dan pedoman hidup umat manusia dan

merupakan solusi untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi umat

manusia. Solusi tersebut adalah dengan berzikir kepada Allah.

Zikir adalah satu unsur penting menuju takwa yang mempunyai wujud

keinginan kembali kepada Allah. Perintah Zikir yang ditujukan kepada manusia

agar mereka menginsafi Allah dalam setiap kehidupannya. Sesuai dengan firman-

Nya:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebutnama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”2

Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Zikir diartikan dengan ingat,

maksudnya mengingat Allah swt dengan maksud mendekatkan diri kepada-Nya.

Zikir merupakan suatu upaya yang dilakukan manusia guna mengingat kebesaran

dan keagungan Allah swt, agar manusia tidak lupa terhadap penciptanya serta

terhindar dari penyakit sombong dan takabur.3

Sementara itu menurut M. Quraish Shihab, Zikir dalam pengertian yang

luas adalah kesadaran tentang kehadiran Allah di mana dan kapan saja, serta

kesadaran akan kebersamaan-Nya dengan makhluk hidup; kebersamaan dalam arti

2QS. al-Ahzab/33: 41.3Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,

2002), Jilid 5, h. 61.

Page 14: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

3

pengetahuan-Nya terhadap segala yang berada di semesta alam ini serta bantuan

dan pembelaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang taat.4

Menurut kaum sufi, zikir merupakan perhatian total dam sepenuhnya kepada

Allah, dengan mengabaikan segala sesuatu selain-Nya. Kata Syaikh Ni’matullâh

Vali, “Engkau ingat Kami di dalam hati dan jiwamu, hanya ketika engkau

melupakan dua alam.”5 Pandangan ini diperkuat dengan dalil al-Qur’ân dalam QS

al-Kahfi: 24:

...

“... dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika Engkau lupa; dankatakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjukYang lebih dekat dan lebih terang dari ini".

Dalam pandangan kaum sufi, maksud sebenarnya dari zikir adalah

melupakan segala sesuatu selain yang diingat. Zikir merupakan aktifitas duduk

dan menanti saat-saat diterima oleh Tuhan setelah memisahkan diri dari manusia.

Dengan kata lain, tanda seorang pencinta adalah selalu mengingat Sang Kekasih.6

Inilah beberapa makna dan maksud zikir menurut pendangan kaum sufi.

Zikir pada mulanya digunakan oleh pengguna bahasa Arab dalam arti

sinonim lupa. Ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa kata tersebut

pada awalnya berarti mengucapkan dengan lidah/menyebut sesuatu.7Term-term

zikir dalam al-Qur’ân tidak mesti selalu bermakna mengingat atau menyebut

4M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’ân tentang Zikir dan Doa, (Ciputat: Lentera Hati,2006), h. 14.

5Javad Nurbakhsh, Tenteram Bersama Sufi: Zikir, Tafakur, Muraqabah, Muhasabah, danWirid (Jakarta: Serambi, 2004), h. 45.

6Nurbakhsh, Tenteram Bersama Sufi, 46.7Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 9.

Page 15: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

4

nama Allah, namun zikir terkadang mempunyai makna yang bervariasi dan

berbeda dengan berbagai konteksnya.

Istilah zikir sepintas lebih dikenal dalam dunia tasawuf, bahkan menjadi

salah satu tahapan untuk mencapai derajat sufi. Seseorang belum bisa disebut

sebagai seorang sufi, kalau hatinya masih diliputi kegelisahan yang dirasakan

dalam jiwanya. Hati dan jiwa yang gelisah bukan saja dimonopoli oleh orang-

orang yang miskin tetapi orang-orang yang kaya secara materi juga akan

merasakan kekosongan jiwanya. Jadi, zikir bukan saja harus diamalkan bagi

orang-orang sufi tetapi seluruh manusia khususnya umat muslim harus

mengamalkan zikir untuk menentramkan jiwanya.

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan berzikir adalah mensucikan jiwa dan

membersihkan hati serta membangunkan nurani, dan berzikir merupakan pokok

pangkal amal-amal saleh maka barangsiapa diberi taufiq untuk melakukannya ia

telah diberi kesempatan untuk menjadi Wali Allah. Karenanya, dalam

mengamalkan zikir di kalangan umat Islam ada yang melakukan zikir secara khafi

(dengan suara yang pelan) atau qalbi (dalam hati), zikir yang dipadukan dengan

irama nafas sehingga tak satu pun embusan nafas yang keluar tanpa zikir. Ada

juga yang berzikir dengan cara jali atau suara keras dan lantang.

Berzikir, menyebut, dan mengingat-ingat janji dan kebesaran Allah,

menjadikan hati menjadi tenteram, jiwa menjadi hidup, kehidupan selalu dinaungi

oleh kebahagiaan.8 Setiap manusia mendambakan kedamaian dalam dirinya,

sumber kedamaian adalah dengan kehadiran Tuhan di dalam dirinya. Karena itu,

8Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 1.

Page 16: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

5

maka dengan berzikir menyebut nama-Nya dan merenungkan kebesaran dan

keagunangan-Nya hati menjadi damai dan tenteram.

Seluruh manusia ingin hidup dengan bahagia guna mencapai kesempurnaan,

tetapi manusia harus sadar bahwa kesempurnaan yang hakiki hanya milik Allah

swt. Manusia memiliki beragam potensi dan bakat yang implementasinya adalah

untuk saling melengkapi guna menuju kesempurnaan. Salah satu metode Islam

dalam membentuk kesempurnaan hidup adalah dengan cara zikir.9

Artinya : “Karena itu, maka ingatlah kalian kepadaku maka aku akanmenjagamu dan bersyukurlah kepadaku dan jangan jangan kamu berbuatkufur”10

Menurut Quraish Shihab bahwa ayat tersebut sering sekali dikutip namun

dalam pengamalannya agak susah. Ayat ini mengingatkan kepada umat Muslim

bahwa dalam setiap tarikan nafas dan kesadaran manusia seyogyanya selalu

menempatkan Allah sebagai pelabuhan terakhir. Artinya manusia dapat mengingat

Allah swt di mana saja dan kapan saja selama ia masih berada di atas bumi

Allah,”اتقوااهللا حیثما كنت ”, bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada.

Begitu banyak cara manusia berekspresi dalam mengingat Allah, ada yang

menangis, berdiam diri, menyanyi, menari dan ada pula yang melalui bertutur

kata. Di Indonesia, akhir-akhir ini bermunculan jamaah zikir yang lahir seperti

9http://alhikmahdua.net/2010/03/23/manfaat-dzikir-dalam-kehidupan/ diakses pada 18-09-2010.

10QS. al-Baqarah/2: 152.

Page 17: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

6

KataHati Institute,11 Training ESQ,12 Training Shalat Khusyu’13 dan lain

sebagainya.Trand semacam ini berusaha memberikan solusi bagi para jamaah

yang tengah mengalami kegelisahan dan kegersangan jiwa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pada masa kini adalah sebuah masa

kegelisahan. problematika kehidupan dapat terlihat dan dirasakan dimana dan

kapan saja, hal tersebut terjadi karena kebuTuhan hidup yang terus meningkat,

dan juga terjadinya berbagai kerusuhan yang mengusik kedamaian.14 Dengan

Zikir kepada Tuhan, optimisme lahir, dan itulah yang mendapat menghilangkan

kegelisahan. Dalam Islam, berdzikir merupakan salah satu ajaran pokok yang

dipraktikkan sepanjang saat dan dalam seluruh kondisi dan situasi. Dalam al-

Qur’ân begitu banyak bertebaran ayat-ayat yang mengajarkan zikir untuk berbagai

situasi dan kondisi, baik secara langsung maupun tidak langsung.15

Seluruh jagad raya dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar dijadikan

Allah. sebagai sarana untuk berzikir mengingat kepada-Nya. Alam raya dijadikan-

Nya ayat, yakni tanda yang menunjuk kehadiran-Nya. Alam raya juga dinamai

‘alam seakar dengan kata alamat karena ia berfungsi menjadi alamat yang jelas

menunjuk wujud dan kuasa-Nya dan karena itu maka memandang kepada alam

11Sebuah lembaga pengembangan diri yang didirikan oleh Erbe Sentanu di Jakarta.Katahati Institute merupakan pusat teknologi transformasi kesadaran sukses yang memfasilitasipelatihan peningkatan kualitas kesadaran personal dan mutu kehidupan manusia.

12Sebuah lembaga training kepemimpinan dan motivasi yang didirikan oleh Ary GinanjarAgustian pada tahun 2001

13Sebuah Pelatihan Shalat Khusyu’ yang didirikan oleh Abu Sangkan, yang merupakanalat atau wasilah menyampaikan ajaran tawasuf dan filsafat.

14Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 2.15Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 3.

Page 18: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

7

raya seharusnya dapat menjadi jangkar bagi kalbu dan nalar untuk mengingat dan

sampai kepada-Nya.16

Bagi umat Muslim, pembersih dan penenang jiwa itu adalah zikrullah. Zikir

merupakan hal yang sangat efektif dalam menghilangkan penyakit-penyakit hati.

zikir merupakan jiwa dari setiap tindakan peribadatan seperti Shalat, Puasa dan

amalan lainnya.

Tidak dapat dibantah lagi bahwa zikir benar-benar dapat menenteramkan

hati. Penyebabnya adalah ketika kita ingat kepada Allah, maka pada saat itu

terselip sikap menyandarkan diri kepada Allah yang disebut tawakkal atau

tawwakkul. Kita mengenal bahwa salah satu sifat dari Allah adalah al-Wakil

(tempat bersandar). Hasbunallah wa ni'mal wakil, artinya cukuplah Allah bagi kita

dan Dia adalah sebaik-baik tempat bersandar.

Umat muslim terkadang lengah dengan tuntunan al-Qur’ân; sebagian umat

tidak memahami apa makna dan konsep zikir; banyak juga yang memahami zikir

dalam bentuk kalimat-kalimat yang diulang-ulang membacanya tanpa memahami

dan menghayatinya. Di sisi lain, banyak juga yang belum mengamalkannya

karena menurut mereka zikir tidak lebih dari sekedar ritual agama yang hanya

bermanfaat bagi kehidupan manusia di alam akhirat dan sama sekali berpengaruh

pada kehidupan di dunia.

Masalah lain yang terkadang rumit adalah ada sebagian orang yang mencari

ketenangan dengan cara bersenang-senang dengan pemakaian obat penenang

(perangsang) untuk memperluas pengalaman psikis, mistis, hipnotis, meditasi, dan

16Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 41.

Page 19: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

8

sikap mental kreatif memberikan gambaran bahwa umat manusia dewasa ini

tampak semakin haus terhadap pengalaman dan pengembaraan spiritual untuk

ketentraman jiwa.17 Semua itu cara berbagai macam cara dan pola manusia

mencari ketenangan jiwa dan ketenteraman hatinya.

Sebagaimana telah dideskripsikan di atas bahw al-Qur’aan begitu banyak

menjelaskan mengenai zikir. Karena belum jelasnya pemahaman sebagian umat

Muslim terhadap zikir tersebut, maka perlu adanya penafsiran dan penelitian lebih

lanjut mengenai hal tersebut.

Salah satu kitab tafsir yang membahas mengenai zikir ialah kitab Tafsir

al-Marâghî. Dilihat dari sudut pandang keberadaan dan metodologinya, Tafsir

al-Marâghî termasuk tafsir modern. Pengarangnya ialah Ahmad Musthafa al-

Marâghî Ia merupakan tokoh dan ulama Universitas al-Azhar dan Dâr al-‘Ulûm di

Kairo dan ia juga salah seorang murid Muhammad Abduh (1905M), seorang

ulama pembaharu dan pemikir. Dari latar belakang keterkaitannya dengan

gurunya, pemikiran rasional Mu’tazilah terbangun dalam dirinya dan inilah yang

kemudian mewarnai pemikiran kalam al-Maragi dalam tafsirnya.18

Pilihan terhadap sosok al-Marâghî dalam penelitian ini karena sebagaimana

diketahui dan diungkapkan oleh Muhammad Alî Iyâzî, bahwa isi penafsiran dalam

tafsir al-Maraghi mudah dipahami, relevan dengan kebuTuhan umat khususnya

pendidikan dan dan pencarian hidayah al-Qur’an. Kitab tafsir ini terhindar dari

17Sukmono, Psikologi Zikir, h. vi.18Wajidi Sayadi, Telaah Kritis atas Riwayat Asbab an-Nuzul dalam Tafsir al-Maraghi

(Studi dengan Analisis Ilmu Kritik Hadis), Disertasi pada Program Pascasarjana UIN SyarifHidayatullah, Jakarta, 2006

Page 20: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

9

perdebatan teologis dan kalam yang menjadi ciri khas kitab-kitab tafsir

sebelumnya.19

Berdasarkan kenyataan-kenyataan yang terurai di atas, penulis merasa

tertarik untuk meneliti dan mengkaji ayat-ayat al-Qur’ân dalam Tafsir al-Marâghî

yang membicarakan masalah zikir, baik ayat-ayat yang secara eskplisit

menggunakan term-term zikir, maupun ayat-ayat yang menggunakan ungkapan-

ungkapan lainnya, tetapi ayat tersebut mengandung makna zikir. Dengan

penelitian ini, akan ditemukan bagaimana konsep zikir dalam al-Qur’ân menurut

penafsiran al-Maraghi.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

terhadap sejumlah pemahaman terhadap makna dan konsep zikir dalam al-

Qur’ân. Karenanya tentu hal tersebut layak diteliti dan dikaji dari sudut akademis-

ilmiah. Karena itu, mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan

zikir dirasa layak untuk ditelusuri, terutama untuk membatasi masalah pada

skripsi ini. Pada pembahasan yang berkaitan dengan zikir penulis

mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

a. Apa yang dimaksud dengan zikir? Dalam lingkup apa saja zikir itu

diungkapkan oleh al-Qur’ân?

1915Al-Sayyid Muhammad Ali Iyâzi, Al-Mufassirūn Hayâ tuhum wa Manhajuhun,(Teheran; Wizârat al-Saqâfah al-Irsyâd al-Islâmi, cet. ke-1, t.th.), hal. 360. dikutip dari LukmanulHakim, Analisis tentang Aspek Munasabah dalam Kitab Tafsir al-Maraghi, Disertasi padaProgram Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2006. h. 11-12.

Page 21: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

10

b. Bagaimana peranan zikir untuk menenangkan jiwa manusia?

c. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan seseorang dapat meraih

ketenangan dengan berzikir?

d. Bagaimana hubungan antara aktifitas zikir?

2. Pembatasan Masalah

Manusia sebagai makhluk yang heterogen dan misteri telah dipebincangkan

oleh para pakar ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu, baik antropologi,

sosiologi, maupun psikologi. Al-Qur’ân dalam berbagai ayat dan surah juga telah

mengungkapkan keberadaan manusia, sejak unsur-unsur dasar penciptaannya,

kehidupannya di dunia, hingga persoalan ketenangan jiwa manusia.

Zikir dalam al-Qur’ân sangat luas dibicarakan. Ia terkait dengan ilmu

pengetahuan dan mengingat dan beribadah kepada sang maha kuasa Allah swt.

Dari identifikasi masalah di atas, dalam skripsi ini penulis tidak akan

memaparkan dan memperbandingkan secara menyeluruh term zikir dalam al-

Qur’ân. Penulis akan memfokuskan kajian terhadap pemahaman konsep dan

makna zikir dan implikasinya bagi kehidupan dalam Tafsir al-Marâghî. Zikir di

dalam al-Qur’ân diungkapkan dalam berbagai makna, namun skripsi ini hanya

membahas Bagaimana peranan zikir untuk menenangkan jiwa manusia

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut. Dalam

Penelitian ilmiah yang bersifat kualitatif, sudah menjadi keharusan untuk

mengurai rumusan masalah dalam beberapa aspek, sehingga jelas dan tegas ruang

lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini. Dapat dirumuskan pokok

Page 22: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

11

masalah dalam skripsi ini, yaitu: Apakah manfaat zikir menurut al-Marâghî

sebagaimana yang dideskripsikan ayat-ayat zikir dalam al-Qur’an?

C. Tinjauan Pustaka

Penulis sebelumnya telah melakukan review terhadap beberapa studi

terdahulu yang dianggap relevan. Obyek review yang berkaitan penelitian tentang

zikir dalam sudut pandang al-Qur’an telah banyak yang menuliskannya, bahkan

bisa dikatakan sangat banyak. Namun, setelah dilakukan penelitian kepustakaan,

belum ada karya intelektual yang membahas mengenai zikir dalam arti ibadah,

bagaiaman fungsi dan manfaatnya sebagaimana yang tergambar dalam al-Qur’an.

Kebanyakan, tulisan yang mengkaji mengenai zikir yang disandingkan dengan

doa. Beberapa contoh tulisan ilmiah dapat dikemukakan sebagai berikut:

M. Quraish Shihab dalam bukunya, “Wawasan al-Qur’an tentang Zikir dan

Doa. Dalam buku tersebut, ia hanya membahas dua hal pokok yaitu zikir dan doa.

Yang mana ia mengatakan bahwa kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan atau

berpisah. Zikir sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah

mengandung doa, demikian juga doa adalah zikir. Di dalamnya juga ia membahas

media dan waktu berzikir serta bacaan-bacaan zikir.

Kemudian, Rizki Joko Sukmono (Direktur Training Program Meditasi

ADEM ATI). Dalam bukunya, “Psikologi Zikir” Ia membahas zikir dengan cara

yang berbeda dari yang biasa dilakukan oleh umat Muslim, kemudian ia

membahas manfaat zikir yang digunakan sebagai salah satu bentuk meditasi.

Dengan menggunakan metode zikir, bukan saja dalam bentuk ibadah. Ia juga

Page 23: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

12

membahas mengenai hikmah dan manfaat zikir bagi kesehatan fisik maupun

mental.

Hazrat M. Iqbal dalam bukunya yang berjudul Mencintai Allah

Menggenggam Makna Zikir. Ia sama sekali tidak membahas makna zikir itu

sendiri, melainkan ia lebih kepada pembahasa tasawuf dan tarikat.

Luqmanul Hakim dalam disertasinya yang berjudul, Kualitas Hadis-hadis

Zikir pada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Dalam karya ini, beliau meneliti dan membahas mengenai kualitas hadis-hadis

zikir, baik dari segi sanad maupun matannya. Dan ini berbeda dari yang akan

dikaji oleh penulis.

Dalam hal ini berbeda dengan apa yang akan penulis sajikan dalam

penelitian ini, yang mana penulis akan meneliti korelasi zikir untuk menuju insan

yang kamil yang dipenuhi dengan ketenangan jiwa dan batin. Zikir merupakan

perwujudan iman seorang Muslim. Umat yang akrab dengan pilar ini disebut al-

Qur’an sebagai ulul albab. Mereka, di samping bisa mengintegrasikan kekuatan

fakultas zikir dan fikir, juga mampu pula mengembangkannya.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara akademis bertujuan untuk mengetahi konsep zikir

dalam perspektif Tafsir al-Maraghi. Untuk penelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan efektifitas manusia dalam berzikir untuk tercapainya ketenangan

jiwa pada dirinya.

Page 24: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

13

E. Manfaat / Signifikasi Penelitian

Penelitian ini secara khusus berharap bisa memperluas wawasan kajian zikir

secara konseptual dan memberi penjelasan yang komprehensif tentang zikir dalam

al-Qur’ân. Sebab perkembangan zaman dan tuntutan realitas hidup umat manusia

untuk menemukan formulasi yang ampuh untuk menenangkan jiwa dan batinnya

dan dengan adanya kajian ini, dapat menjadi kontribusi ilmiah dalam disiplin ilmu

tafsir al-Qur’ân. Sehingga dapat memberikan wacana yang berbeda seputar makna

zikir yang terdapat dalam al-Qur’ân.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library

research). Data-data penelitian ini sepenuhnya diperoleh dari bahan-bahan

pustaka tertulis yang berupa buku, laporan hasil penelitian, makalah, jurnal

ilmiah, atau literatur-literatur lain. Sumber data primernya adalah buku karya

Ahmad Musthafa al-Marâghî, yaitu Tafsir al-Marâghî. Buku ini dipilih, karena

karya ini yang menjadi objek utama penelitian ini. Sedangkan data-data sekunder

akan digali dari berbagai kitab tafsir, literatur, jurnal, makalah, buku, dan

beberapa sumber lainnya yang berkenaan dengan masalah yang dibahas.

Dengan data penelitian yang tersebar di banyak literatur, maka penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan data dokumenter.20 Dengan teknik tersebut,

20Teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dari sumber-sumber tertulis. LihatSuharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet. 12 (Jakarta: RinekaCipta, 2002), hlm. 206.

Page 25: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

14

setiap informasi akan diperlakukan sebagai sesuatu yang bernilai sama untuk

kemudian diklasifikasi, diuji, dan diperbandingkan satu sama lain.

2. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode tematik

(maudhû’i) yaitu, “Suatu bentuk rangkaian penulisan karya tafsir yang struktur

paparannya diacukan pada tema tertentu atau pada ayat, surah, juz tertentu. Tema

atau ayat, surah dan juz tertentu ini, ditentukan sendiri oleh mufassir. Dari tema-

tema itu, mufassir menggali visi al-Qur’ân tentang tema yang ditentukan itu”.21

Penelitian ini, tidak menafsirkan al-Qur’an ayat per ayat secara berurutan

sebagaimana dalam penafsiran analitis, tetapi ia berangkat dari penentuan topik

atau tema yang akan dibahas. Dalam hal ini tema zikir adalah fokus yang menjadi

objek kajian, sementara al-Qur’ân diposisikan sebagai sumber utama yang diajak

berdialog dan menjawab persoalan-persoalan zikir.

Setelah peneliti menetapkan tema dan fokur penelitian, peneliti menentukan

proses pengumpulan dan analisis data. langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan dan Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas;

b. Menyusun ayat-ayat yang diteliti sesuai dengan masa turunnya, disertai

dengan penjelasan dan analisis asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya

suatu ayat atau surat);

c. Memahami korelasi antar ayat-ayat yang diteliti;

21Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia: dari Hermeneutika hingga Ideologi, cet I,(Jakarta: Teraju, 2003), h. 128.

Page 26: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

15

d. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan

pokok pembahasan;22

e. Menganalisis dan menafsirkan ayat-ayat zikir, kemudian mengambil

kesimpulan berdasarkan analisis semua data penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam karya ilmiah ini dibagi atas lima bab, masing-masing

bab dibagi dalam sub-bab pembahasan, hal ini dimaksudkan agar pembahasannya

lebih terarah dan sistematis dan mudah dipahami

Bab Pertama, Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, di

dalamnya dikemukakan dasar pikiran dan alasan pentingya penelitian ini

dilakukan. Setelah itu disajikan permasalahan yang menjadi fokus dari penelitian

ini, yang terdiri dari identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah. Sebagai

jawaban dari permasalahan tersebut, dirumuskan tujuan dan kegunaannya. Untuk

mencapai tujuan tersebut, digunakan metodologi yang mendukung penelitian ini,

yang meliputi jenis penelitian dengan langkah yang ditentukan. Bab ini juga

dilengkapi dengan tinjauan pustaka untuk melihat sejauhmana kajian tentang zikir

telah dikaji akademisi lainnya, di samping mungkin ada rumusan atau teori yang

relevan dengan penelitian ini. Untuk memberikan arah dan efektifitas pelaksanaan

penelitian ini, dibuat sistematika penulisan.

Bab kedua, memuat Pengertian dan Term Zikir dalam Al-Qur’ân.

Pembahasannya mengenai Pengertian Zikir. Agar penjelasan mengenai zikir

22‘Abd al-Hayy al-Farmâwi, al-Bidâyat fi al-Tafsîr al-Maudhû’i (Kairo: al-Hadharahal-‘Arabiyah, 1977), h. 62; Lihat M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'ân: Fungsi dan PeranWahyu dalam kehidupan masyarakat (Bandung: Mizan, 1996), h. 114-120.

Page 27: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

16

menjadi komprehensif. Selanjutnya dibahas Pengertian dan Term Zikir dalam Al-

Qur’ân, dan Term zikir dibagi menjadi, Mengingat Allah, Peringatan, Pelajaran,

Kitab-kitab Allah, Tanda-tanda keagungan Allah

Bab ketiga, Bab tiga memusatkan perhatian pada tinjauan tokoh al-Marâghî

yang pada penelitian ini ditempatkan sebagai tokoh sentral. Ini dilakukan sebagai

salah satu syarat metodologis dalam penelitian pemikiran tokoh. Pada bab ini akan

digambarkan sekilas mengenai kondisi kepribadian beliau, pendidikan dan aspek

sosial kemasyarakatannya kemudian tentang tafsirnya latar belakang penulisan

dan metode dan corak tafsirnya.

Bab keempat, memuat penjelasan mengenai Zikir dalam Tafsir al-Maraghi.

Adapun pembahasannya mengenai Tujuan dzikir sebagai Penentram hati dan

penyembuh penyakit bagi manusia dan Balasan bagi yang berzikir dan balasan

bagi yang tidak berzikir, macam dan tingkatan zikir, dan sebab-sebab berzikir

Bab kelima, bab penutup, peneliti menulis kesimpulan-kesimpulan dari isi

skripsi secara keseluruhan sebagai penegasan jawaban atas permasalahan yang

dikemukakan sebelumnya dalam rumusan masalah disertai dengan saran-saran

yang dianggap penting berkaitan dengan tema.

Page 28: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

18

BAB IIPENGERTIAN DAN TERM ZIKIR DALAM AL-QUR’ÂN

A. Pengertian Zikir

Zikir asal katanya berasal dari bahasa Arab, secara etimologis, merupakan

masdar (kata kerja benda) dari kata kerja ( ذكر ) yang berakar kata dari huruf -ك-ذ

.ر Menurut Ibn Manzhûr, ذكر berarti, “Menjaga sesuatu dengan menyebut atau

mengingatnya, dan menurut Ibn Ishâq berarti mengambil pelajaran. Semantara

zikir juga bermakna kehormatan atau kemuliaan, nama baik, al-kitab yang isinya

menjelaskan agama, shalat, dan do’a serta pujian atas-Nya.”1

Sementara itu, menurut Ibn Fâris bin Zakaria, Zikir mempunyai arti asal

yaitu mengingat sesuatu atau antonim dari lupa, kemudian diartikan dengan

mengingat dengan lidah. Apabila huruf Dzal di-dhamahkan berarti tidak

melupakannya. Zikir juga dapat dianalogikan dengan ‘keluhuran’ atau ‘kedudukan

tinggi’ (al-‘alâ), “kemuliaan” atau “kehormatan”. Ibrahim Musthafa dalam al-

Mu’jam al-Wasith menyatakan zikir mempunyai arti menjaga atau memelihara,

menghadirkan, nama baik dan menyebut sesuatu dari lisan setelah melupakannya.2

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: puji-pujian

kepada Allah yang diucapkan secara berulang-ulang, dan juga diartikan do’a atau

1Ibn Manzhûr, Lisân al-‘Arab, (Beirut: Dâr al-Ma’arif, 1990), Jilid III, h. 1507-1509. lihatjuga Louis Ma’lûf Al-Munjîd fi al-Lughah wa-al-A’lâm. (Beirut: Dâr al-Mashriq, 1986), h. 236.

2Ibrahim Musthafa (at. al), al-Mu’jam al-Wasîth (al-Riyâdh: Maktabah al-Haramain, t.t),Juz I, h. 413.

Page 29: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

19

puji-pujian berlagu (dilakukan setiap perayaan maulid Nabi), dan juga diartikan

sebagai perbuatan mengerjakan zikir.3

Kata Zikir juga, menurut ‘Abdullâh ‘Abbâs al-Nadwî dalam Qamus

Alfazh al-Qur’an al-Karim ‘Arabi-Injilisi, berarti sebutan (mention), ingatan

(remembrance or recollection), peringatan (reminder/admonition), do’a

(invacation), nama baik (reputation), dan kemasyhuran (renown).4

Sementara al-Marâghî menyatakan ذكر artinya mengingat, lawan katanya

lupa tetapi khusus di hati, jika huruf zal dikasrahkan artinya mengingat dengan

hati dan lidah.5

Dalam pengertian yang lebih rinci, Mu’jam Alfazh al-Qur’an al-Karim

memberikan empat pengertian dasar dari kata zikir tersebut yaitu:

1. Mengucapkan dan menyebut nama Allah, serta menghadirkannya dalam

ingatan

2. Mengingat nikmat Allah dengan menghadirkan Allah dalam kehidupan

kita dengan menjalankan kewajiban kita sebagai hamba Allah

3. Mengingat Allah dengan menghadirkan-Nya dalam hati yang disertai

dengan tadabbur, baik disertai dengan ucapan lisan atau tidak

4. Allah mengingat hamba-Nya melalui pembalasan kebaikan kepada mereka

dan mengangkat derajatnya.6

3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1996), h. 1136.

4Abdullah ‘Abbas al-Nadwi, Qamus Alfazh al- Qur’an al-Karim ‘Arabi-Injilisi, (Chicago:Iqra International Educational Fondation, 1986), h. 200.

5Ahmad Mustafa al-Marâghî , Tafsir al-Marâghî, (Beirut: Dar al-Ihya al-Turats al-‘Arabiyah, 1985), Jilid I, h. 171.

6Majma’ al-Lughah al-Arabiyah, Mu’jam Alfazh al-Quran al-Karim (Kairo: al-Hay’ah al-Mishriyah li al-ta’lif wa-al-Nasr, t.t), Jilid I, h. 437.

Page 30: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

20

Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa kata zikir secara etimologi berarti

mengingat sesuatu baik melalui hati maupun perkataan. Zikir juga dapat diartikan

sebagai kitab-kitab Allah, peringatan, pelajaran, pujian dan lain sebagainya.

Selanjutnya, arti zikir menurut terminologi menurut para ulama di antaranya

menurut al-Ghazâli dalam kitabnya yang popular “Ihyâ ‘Ulum al-Dîn” dengan

mengutip pendapat al-Hasan bahwa zikir terbagi dua macam yaitu:

1. Zikir (mengingat) kepada Allah, cara ini begitu baik dan besar pahalanya.

2. Mengingat kepada Allah yang Maha Agung ketika Dia mengharamkan

sesuatu.7

Sayyid Qutb menyatakan bahwa zikir kepada Allah tersebut, tidak hanya

sebatas dengan lisan, tetapi juga perbuatan hati bersama lidah, atau hati saja

dengan merasakan kehadiran Allah dan akhiratnya akan berakibat ketaatan kepada

Allah Yang Maha Suci.8 Sedangkan al-Râzi mengidentifikasikan pengertian zikir

ke dalam tiga macam, yaitu:

1. Sebutan lidah (zikr bi al-lisân) ialah memuji-Nya (tahmid), mensucikan-

Nya (tasbîh), dan mengagungkan-Nya (majdun), dan membaca al-Qur’an.

2. Ingatan hati (zikr bi al-qalbi) ialah memikirkan dalil-dalil ada-Nya Allah

dan sifat-sifat-Nya. Memikirkan dalil-dalil perintah dan larangan-Nya

untuk mengetahui hukum-hukum-Nya, dan memikirkan rahasia-rahasia

yang terkandung dalam proses penciptaan alam.

7Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Dîn, ( Beirut: Daral-Ihya’al-Turats al-‘Arabi, t. t), Jilid I, h. 295.

8Sayyid Qutb, Fi Zhilâl al-Qur’an (Kairo: Dâr al-Syuruq, 1992), Jilid I, h. 140.

Page 31: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

21

3. Zikir anggota badan (zikr bi al-jawarih) ialah menggunakan seluruh

anggota badan untuk kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.9

Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan bahwa zikir adalah mengingat Allah

dengan hati dan menyebut-Nya dengan lisan. Zikir merupakan tempat

persinggahan orang-orang yang agung, yang di sanalah mereka membekali diri,

berniaga dan ke sanalah mereka pulang kembali10

Sementara menurut Ensiklopedi Hukum Islam menyebutkan zikir berarti

menuturkan, mengingat, menjaga, mengerti, dan perbuatan baik. Ucapan lisan,

gerakan raga, maupun getaran dalam hati sesuai dengan cara-cara yang diajarkan

oleh agama, dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah, untuk menyingkirkan

keadaan lupa dan lalai akan mengingat Allah, keluar dari suasana lupa, masuk ke

dalam suasana saling menyaksikan dengan mata hati, akibat dari dorongan rasa

cinta yang sangat dalam kepada Allah.11

Quraish Shihab mengatakan bahwa zikir, secara umum dapat juga dikatakan

dalam arti memelihara sesuatu, karena tidak melupakan sesuatu berarti

memeliaranya atau terpelihara dalam benaknya. Oleh karenanya kata zikir tidak

harus selalu dikaitkan dengan sesuatu yang telah terlupakan, tetapi bisa saja ia

masih tetap berada dalam benak dan terus terpelihara. Dengan zikir, sesuatu itu

direnungkan dan dimantapkan pemeliharaannya. Quraih Shihab juga mengatakan

bahwa zikir dapat disamakan dengan menghafal, hanya saja yang ini ditekannya

9Muhammad al-Razi Fakhr al-Din bin Dhiya al-Din Umar, al-Tafsir al-Kabir wa-Mafatihal-Ghayb (Beirut: Dar al-Fikr, 1985), Jilid II, h. 159-160.

10Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madârijus-Salikin (Pendakian Menuju Allah): PenjabaranKongkrit “Iyyaka Na’budu wa-Iyyaka Nasta’in”, terj. Kathar Suhardi, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998), h. 303.

11Abdul Aziz Dahlan, dkk, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar BAru Van Hoeve,1996), Jilid VI, h. 2016.

Page 32: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

22

lebih pada upaya memperoleh pengetahuan dan menyimpannya dalam benak,

sementara zikir adalah menghadirkan kembali apa yang sebelumnya berada dalam

benaknya. Atas dasar ini, maka zikir dapat terjadi dengan hati atau dalam lisan

baik karena sesuatu telah dilupakan maupun karena ingin memantapkannya dalam

benak.12

Dari berbagai definisi di atas dapat dipahami bahwa zikir adalah suatu

pekerjaan mengingat Allah yang dapat diimplementasikan dengan cara

mensucikan, memuji-Nya, membaca al-Qur’an, yang dilakukan dengan lisan,

kemudian, mengingat dengan hati, yakni dengan memikirkan tanda-tanda

kebesaran-Nya dan sifat-sifat-Nya.

B. Term Zikir

Al-Qur’an dalam mengungkapkan zikir dengan berbagai bentuk istiqaq

(kata jadian)-nya, sebanyak 292 kali.13 Kata-kata zikir sendiri, dalam bentuk

mashdar (kata kerja benda) terulang sebanyak 76 kali. Kata al-Zikr adalah bentuk

tunggal (mufrad), sedangkan bentuk jamaknya al-azkar, tetapi bentuk jamak ini

tidak tercantum di dalam al-Qur’an. Mungkin saja hal ini untuk mengingatkan

manusia bahwa hanya kepada Allah sajalah tujuan zikir digunakan.

Dalam al-Qur’an kata zikir dalam bentuk mashdar mempunyai makna yang

bervariasi, salah satunya berarti “peringatan”. Dalam al-Qur’an kata zikir terulang

sebanyak 23 kali dan kata tazkirah terulang sebanyak 10 kali, juga diartikan

“peringatan”.

12Shihab, Wawasan al-Quran, h. 11.13Muhammad Fu’âd ‘Abd al-Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur’an al-Karim,

(Beirut: Dar al-Fikr, 1981), h. 270-275.

Page 33: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

23

Oleh karenanya term zikir dalam al-Qur’an begitu penting untuk dibahas,

sebab term zikir dalam al-Qur’an mempunyai banyak makna yang luas, Sekurang-

kurangnya ada dua belas macam pengertian yang terdapat di dalam ayat-ayat

al-Qur’an.

1. Mengingat kepada Allah.

Zikir (mengingat) kepada Allah dalam al-Qur’an, dalam arti sifat-sifat,

perbuatan, dan kebesaran Allah,14 hal tersebut dinyatakan secara tidak langsung

dengan menggunakan tiga bentuk zikir, yaitu mengingat dengan hati, mengingat

dengan pengucapan, dengan mengingat dengan seluruh anggota tubuh.

Zikir dengan hati (bi al-qalb), yaitu keterjagaan hati dengan selalu

mengingat Allah. Zikir ini tidak terbatas ruang dan waktu, dan dapat dilakukan

dimana saja dan kapan saja.15 hal ini, terungkap dalam al-Qur’an sebanyak 19 kali

yang terdapat di 15 surah (7 Surat Makkiyah dan 8 surah Madaniyah). Pertama,

Zikir yang disandarkan kepada Allah yang dihubungkan dengan hati sebagai

perbandingan hati orang mukmin dan kafir, terulang sebanyak 10 kali. Di

antaranya QS. al-Zumar/39: 22, 23; QS al-Mâidah/5: 91; QS. al-Ra’d/13: 28; QS.

al-Nur/24: 37; QS. al-Ankabut/29: 45; QS. al-Hadîd/57: 16; QS. al-Mujâdilah/58:

19; dan QS. al-Munâfiqûn/63:9. Kedua, zikir yang disandarkan kepada kata al-

rahman terdapat dalam QS. al-Anbiyâ’/21: 36. Ketiga, Zikir yang diarangkaikan

dengan kata rabb, sebanyak 3 kali, dalam QS. Yûsuf/12: 42; QS. al-Anbiyâ’/21:

42; dan QS. Shâd/38: 32. Keempat, Kata Zikir yang dirangkaikan kepada dhamir

mutakalim (kata ganti untuk orang pertama) yang dinisbahkan kepada Allah,

14Shihab, Wawasan al-Quran, 20.15Said Agil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial Mengedepankan Islam Sebagai

Inspirasi, Bukan Aspirasi, (Bandung: Penerbit Mizan, 2006), h.

Page 34: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

24

dalam hal ini terulang sebanyak 3 kali dalam QS. Thaha/20: 14, 42 dan QS al-

Mu’minûn/23: 110. Kelima, Zikir yang dirangkaikan kepada dhamir na yang

dinisbahkan kepada Allah, sebanyak satu kali dalam QS. al-Kahfi/18: 28. Dan

yang keenam, Zikir yang dihubungkan dengan kata subhana, dalam QS. al-

Furqân/25: 18.

Zikir dengan lidah (bi al-lisan), yang dimaknakan menyebut nama Allah,

mengucapkan sejumlah lafal yang dapat menggerakkan hati untuk mengingat

Allah. Menurut Said Agil Siroj, zikir pola ini dapat dilakukan pada saat tertentu

dan tempat tertentu pula. Misalnya, berzikir di masjid setelah shalat.16 Zikir pola

ini disebutkan 3 kali yang semuanya terdapat dalam dua surah Madaniyah, yaitu:

QS. al-Baqarah/2: 200, dan QS. al-Ahzâb/33: 41.

Kemudian Zikir yang dilakukan dengan seluruh anggota tubuh

(bi al-jawârih). Zikir yang bermakna mengingat Allah dengan anggota tubuh,

terdapat dalam Surah al-Jumu’ah/ 62: 9 yang termasuk ke dalam Madâniyah.

2. Peringatan

Zikir dalam makna peringatan, ditemukan sebanyak 11 kali dalam sebelas

surat yang semuanya termasuk dalam makkiyah. Di antaranya, QS. al-A’râf/ 7: 63.

Artinya : Dan apakah kamu (Tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadakamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari

16Agil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik, h. 86.

Page 35: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

25

golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan Mudah-mudahankamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?

Maksud ayat di atas adalah janganlah kalian heran terhadap semuanya ini,

karena bukan suatu hal yang mengherankan jika Allah Ta`ala mewahyukan

kepada salah seorang di antara kalian semata-mata sebagai belas kasihan,

kelembutan, dan kebaikan dalam kalian, untuk mengingatkan kalian dan supaya

kalian menghindari siksa Allah Ta`ala dan janganlah kalian mnyekutukannya

”mudah-mudahan kalian mendapat rahmat”.17

QS. al-anbiyâ’/21: 24

Artinya : Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah:"Unjukkanlah hujjahmu! (Al Quran) Ini adalah peringatan bagi orang-orangyang bersamaku, dan peringatan bagi orang-orang yangsebelumku”Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak,Karena itu mereka berpaling.

QS. al-Qalam/ 68: 52. Zikir yang bermakna peringatan adalah memberikan

peringatan dan pengajaran kepada manusia agar mau mengikuti petunjuk Allah.

17Al-Marâghî, Tafsir Al-Maraghi, V hal 22

Page 36: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

26

3. Pelajaran

Zikir yang bermakna pelajaran/Peringatan, terulang sebanyak lima kali di

dalam al-Qur’an, yaitu QS. Yâsin/36: 69. QS. al-Qamar/54: 17, 22, 32, dan 40.

Dalam al-Qamar/54 ayat 17 dikatakan:

Artinya : “Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untukpelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?”

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia yang menurunkan Alquran

dengan mempermudah pembacaan dan pengertiannya yang penuh mengandung

ibarat dan tamsil untuk dijadikan pelajaran bagi orang yang hendak

merenungkannya. Tidak diragukan, bahwa hal itu merupakan ancaman berat dan

peringatan keras terhadap setiap pendurhaka yang keras kepala yang

menjengkelkan rasul-rasul Allah dan mendustakan Tuhannya. Perhatikanlah azab-

ku terhadap orang yang kafir kepada-ku dan mendustakan rasul-rasul-ku. Dan

bagaimana Aku memberi pertolongan kepada rasul-rasul-ku itu dan menghukum

musuh-musuh mereka dengan hukuman yang setimpal18

Jalaluddin al-Suyuthi menerangkan ayat tersebut dalam tafsir Jalalain (Dan

sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran) Kami telah

memudahkannya untuk dihafal dan Kami telah mempersiapkannya untuk mudah

diingat (maka adakah orang yang mengambil pelajaran?) yang mau

mengambilnya sebagai pelajaran dan menghafalnya. Istifham di sini mengandung

makna perintah yakni, hafalkanlah Alquran itu oleh kalian dan ambillah sebagai

18Al-Marâghî, Tafsir Al-Maraghi, Jilid VII , h 149

Page 37: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

27

nasihat buat diri kalian. Sebab tidak ada orang yang lebih hafal tentang Alquran

selain daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat buat dirinya

Al-Marâghî menyatakan bahwa Allah juga memenuhi al-Qur’an dengan

bermacam-macam pelajaran dan nasehat, supaya bisa diambil pelajaran yang

dikehendaki dan diperhatikan oleh orang-orang yang mau memperhatikan.19

Dalam hal ini, al-Marâghî, mengutip ayat al-Qur’an lainnya tentang manfaat

peringatan atau pelajaran yang bermanfaat bagi orang-orang yang beriman:

Artinya : “Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnyaperingatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”20

4. Kitab-kitab Allah

Sementara itu, zikir yang bermakna kitab-kitab Allah, disebutkan sebanyak

tiga kali, yaitu: QS.al-Shafat/ 37: 3, QS. al-Shafat/ 37:168 dan QS. Thaha/ 20:

124.

Artinya : Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, MakaSesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akanmenghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Umat Islam memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan penyakit

tersebut, tentunya dengan obat-obat yang telah diberikan oleh Allah dan

RasulNya. Obat yang pertama adalah kita meyakini bahwa kesedihan dan

19Al-Marâghî, Tafsir Al-Maraghi, Jilid , h. 149.20al-Zariyat/51: 55. lihat Shad/38: 29 dan Maryam/19: 97.

Page 38: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

28

kesusahan yang menimpa kita, sudah ditaqdirkan oleh Allah, maka ketika kita

menyadari hal tersebut akan tenanglah hati kita dan lapanglah dada kita.

Barangsiapa berpaling dari peringatan yang Aku peringatkan padanya; dan

tidak mau mengambil pelajaran daripadanya, yang membuat dia tidak menentang

perintah Tuhannya, maka dia akan merasakan kehidupan yang sangat sempit,

karena dia selalu gelisah, tamak terhadap dunia, sibuk untuk menambahnya dan

takut kekurangan, sehingga akan melihatnya dikuasai oleh kebakhilan21

5. Tanda-Tanda Keagungan Allah.

Zikir yang diartikan sebagai tanda-tanda keagungan Allah, disebutkan

sebanyak sekali dalam surah al-Kahfi/18: 101 yang berbunyi,

Artinya : “Yaitu orang-orang yang matanya dalam Keadaan tertutup darimemperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidaksanggup mendengar.”

Menurut al-Marâghî, zikir merupakan tanda-tanda atau ayat-ayat Allah

(kauniyah dan qur’aniyah) yang mengantarkan seseorang agar mengingat Allah

dengan cara mengesakan dan menagungkan-Nya.22

Selain ayat-ayat tersebut di atas, Allah juga banyak mendeskripsikan alam

sebagai sarana untuk berzikir yang termaktub di dalam QS. al-Rahman. Pada

surah ayat tersebut Allah berulang-ulang menggugah hati manusia untuk

mengingat nikmat-nikmatNya yang terbentang di alam raya, di samping

mengingat janji dan ancaman-Nya.

21Al-Marâghî, Tafsir Al-Maraghi, h 295

22Al-Marâghî, Tafsir Al-Maraghi, Jilid IV, h. 21-22

Page 39: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

29

Melalui Hewan, manusia dapat merenungkan dan mengingat Allah, dengan

merenungkan keistimewaan hewan baik bentuk fisik, kecerdasan, maupun sesuatu

yang dihasilkan hewan, seperti susu, bulu, madu dan sebagainya. Fenomena alam

yang terkecil pun layaknya rumput yang subur menghijau atau yang telah layu dan

telah mongering, demikian juga sehelai daun yang jatuh dari pohon, semuanya

dapat dijadikan sarana berzikir dan mengingat kepada Allah.

Begitu juga dengan api yang digunakan sehari-hari bisa dijadikan sarana

untuk berzikir, sebagaimana firman-Nya:

Artinya : “Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang bergunabagi musafir di padang pasir.”23

Dari pengungkapan mengenai bentuk makna-makna zikir dalam al-Qur’an,

dapat dikumpulkan bahwa kata-kata zikir terulang sebanyak 76 kali. Semua

bentuk pengungkapan term zikir dalam al-Qur’an mempunyai substansi makna

dan maksud yang sama, yakni supaya manusia mengingat dan mengambil

pelajaran dari peringatan-peringatan Allah untuk keselamatan di dunia maupun di

akhirat.

23QS. al-Waqiah/56: 73.

Page 40: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

30

BAB III

AL-MARÂGHÎ DAN TAFSIRNYA

A. Riwayat Hidup al-Marâghî

Nama lengkap al-Marâghî adalah Ahmad Mustafa al-Marâgî ibn Mustafâ ibn

Muhammad ibn ‘Abdul Mun’im al-Qâdi al-Marâgî. Ia termasuk salah seorang murid

Syekh Muhammad Abduh. Ia lahir pada tahun 1883, yang mana tanggal dan bulan

kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, tempat lahirnya di kota al-Marâgah,

Propinsi Suhaj, kira-kira 700 km arah Selatan kota Kairo.1 Kepada kampungnya

tersebut namanya dinisbahkan sehingga lebih popular dengan nama al-Marâghî.

Ahmad Mustafâ al-Marâghî berasal dari kalangan ulama yang taat dan

menguasai berbagai bidang ilmu agama. Hal tersebut terbuktikan dengan melihat ke

delapan saudaranya, yang lima orang di antaranya mempunyai riwayat hidup yang

sukses dan keahlian yang cemerlang di bidang agama, di antaranya:

1. Syeikh Muhammad Mustafâ al-Marâghî yang pernah menjadi Rektor

al- Azhar dua periode; tahun 1928-1930 dan 1935-1945.

2. Syeikh Ahmad Mustafâ al-Marâgî, pengarang Tafsir al-Marâghî

3. Syeikh Abdul-‘Aziz al-Marâghî, Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas

al-Azhar dan Imam Raja Faruq.

1‘Adil Nuwaihid, Mu’jam al-Mufasirin min Shadr al-Islam hatta al-‘shr al-hadir, Jilid I,(Beirut: Muassasah al-Nuwaihid al-Saqafiyah, 1988), Cet. Ke-2, h. 80. Dikutip dari Hasan Zaini,Tafsir Ayat-ayat Kalam Tafsir al-Maraghi, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), hlm. 15.

Page 41: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

31

4. Syeikh Abdullah Mustafa al-Marâghî, Inspektur Umum pada Universitas

al-Azhar dan pengarang buku al-Fath al-Mubin fi Thabaqat al-Ushuliyin.

5. Syeikh Abdul Wafa Mustafa al-Marâghî, Sekretaris Badan Penelitian dan

Pengembangan Universitas al-Azhar dan pengarang al-Lubâb fi Syarh

al-Syahâb.2

Di samping itu, Ahmad Mustafa al-Marâghî juga mengikuti jejak ayahnya

yang sukses dalam mendidik anak-anaknya sehingga berhasil melahirkan dan

mencetak anak-anaknya menjadi generasi yang sukses, dan tetap mempertahankan

tradisi kelurganya yang kental dengan nuansa agama. Hal ini dibuktikan dengan

adanya empat orang puteranya yang menjadi hakim, yaitu:

1. M. Aziz Ahmad al-Marâgî, Hakim di Kairo

2. A. Hamid al-Marâghî, hakim dan Penasehat Menteri Kehakiman di Kairo

3. Asim Ahmad al-Marâghî, Hakim di Kuwait dan Pengadilan Tinggi di Kairo

4. Ahmad Midhat al-Marâghî, Hakim di Pengadilan Tinggi Kairo dan Wakil

Menteri Kehakiman di Kairo.3

Al-Marâghî ketika menginjak usia sekolah, ia dimasukkan oleh orang tuanya

ke madrasah di desanya untuk belajar al-Qur`an. Dengan dikaruniai otak yang sangat

cerdas, sehingga sebelum usia 13 tahun ia sudah hafal seluruh ayat al-Qur`an. Di

2Abdul Jalal HA, Tafsir al-Marâgî dan Tafsir al-Nur Sebuah Studii Perbandingan, (Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga, 1985), h. 110 dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam Tafsir al-Maraghi, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), hlm. 15.

3Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 109, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayatKalam, 16.

Page 42: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

32

samping itu juga mempelajari ilmu tajwid dan dasar-dasar ilmu syari’ah di madrasah

sampai ia menamatkan pendidikan di tingkat menengah.4

Pada tahun 1897 atas dorongan orang tuanya, ia pergi meninggalkan kota al-

Marâghah untuk menuju kota Kairo untuk menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar. Di

universitas pertama di dunia itulah, ia mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan

agama, seperti bahasa Arab, balagah, tafsir, ilmu al-Qur`an, hadis, ilmu hadis, fiqh,

usul fiqh, akhlak, ilmu falaq dan sebagainya. Di samping itu ia juga mengikuti kuliah

di Fakultas Dar al-‘Ulum Kairo (yang dulu merupakan perguruan tinggi tersendiri,

dan kini menjadi bagian dari Cairo University).5 Sebagaimana telah disebutkan

sebelumnya, bahwa al-Marâghî adalah seorang murid dari Muhammad ‘Abduh,

kepada ‘Abduh ia mempelajari ilmu Tafsir.

Ia berhasil menyelesaikan studinya di kedua perguruan tinggi tersebut pada

tahun 1909.6 Di antara dosen-dosen yang ikut mengajarnya di al-Azhar dan di Dar al-

‘Ulum adalah Syeikh Muhammad Abduh, Muhammad Hasan al-Adawiy, Syeikh

Muhammad Bakhit al-Mut’iy7 dan Syeikh Muhammad Rifâ’i al-Fayumi.8

Setelah Syeikh Ahmad Mustafa al-Marâghî menamatkan studinya di

Universitas al-Azhar dan Dar al-‘Ulum, ia memulai karirnya dengan menjadi guru di

4Abdullah Mustafâ al-Marâghî, al-Fath al-Mubîn fi Tabaqât al-Usuliyyîn, (Beirut: MuhammadAmin, 1934), hal. 202, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam Tafsir al-Maraghi, (Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya, 1997), hlm. 17.

5Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: BulanBintang, 1991), Cet VIII, h. 71.

6Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h. 71.7Muhammad Bukhait al-Muth'y adalah pengarang kitab Haqiqatul Islam wa Usul al-Hukm8Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h. 71.

Page 43: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

33

beberapa sekolah menengah, kemudian ia diangkat menjadi direktur Madrasah

Mu’allimin di Fayum, sebuah kota setingkat kabupaten (kotamadya), kira-kira 300

km sebelah Barat Daya kota Kairo.

Pada tahun 1916 ia diangkat menjadi dosen utusan Universitas al-Azhar untuk

mengajar ilmu-ilmu syari’ah Islam pada Fakultas Ghirdun di Sudan. Di Sudan, selain

sibuk mengajar, al-Marâgî juga giat mengarang buku-buku ilmiah. Salah satu buku

yang selesai dikarangnya di sana adalah ‘Ulum al-Balagah.9 Ilmu balagah ini

merupakan data yang sangat penting dalam menganalisis tafsir al-Marâgî.

Empat tahun kemudian tepatnya pada tahun 1920 ia kembali ke Kairo dan

diangkat menjadi dosen bahasa Arab dan ilmu-ilmu syari’ah Islam di Dâr al-Ulûm

sampai tahun 1940. Di samping itu, ia juga diangkat menjadi dosen ilmu balagah dan

sejarah kebudayaan Islam di Fakultas Adab Universitas Al-Azhar. Ia dinilai sebagai

murid Muhammad Abduh yang mempunyai peranan besar dalam hal pembaharuan di

Universitas Al-Azhar.10 Selama mengajar di Universitas Al-Azhar dan Dâr al-Ulûm,

ia tinggal di daerah Hilwan, sebuah kota satelit Kairo, kira-kira 25 km sebelah selatan

kota Kairo. Ia menetap di sana sampai akhir hayatnya, sehingga di kota itu terdapat

suatu jalan yang diberi nama jalan al-Marâgî.11

9Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h. 20310Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid II, (Jakarta: UIP, cet. ke-6, 1986),

hal. 10111 Jalal, Tafsir al-Marâgî dan Tafsir al-Nur, h.114. dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat

Kalam, hlm. 18.

Page 44: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

34

Dalam pada itu ia juga mengajar pada perguruan Ma’had Tarbiyah Mu’allimât

beberapa tahun lamanya, sampai ia mendapat piagam tanda penghargaan dari raja

Mesir, Faruq pada tahun 1361H atas jasa-jasanya itu. Piagam tersebut tertanggal 11

Januari 1361 H. pada tahun 1951, yaitu setahun sebelum beliau meninggal dunia,

beliau masih mengajar dan bahkan masih dipercayakan menjadi direktur Madrasah

Usman Mahir Basya di Kairo sampai menjelang akhir hayatnya.12

Beliau meninggal dunia pada tanggal pada tanggal 9 Juli 1952 di tempat

kediamannya di jalan Zul Fikar Basya nomor 37 Hilwan kira-kira 25 km di sebelah

Selatan kota Kairo.13

Berkat didikan dari Syeikh Ahmad Mustafa al-Marâghî, lahirlah ratusan,

bahkan ribuan ulama/sarjana dan cendikiawan muslim yang bisa dibanggakan oleh

berbagai lembaga pendidikan Islam, yang ahli dalam ilmu-ilmu agama Islam. Mereka

lah yang kemudian menjadi tokoh-tokoh aktifitas bangsanya, yang mampu

mengemban dan meneruskan cita-cita bangsanya di bidang pendidikan dan

pengajaran serta bidang-bidang lain.14

Menurut keterangan A. Yusuf al-Qasim, sebagai yang dikutip Abdul Jalal H.A.

di antara bekas mahasiswa al-Marâghî adalah Syeikh Ahmad Hasan al-Baquri, Syeikh

Abdul Muhaimin al-Faqih, Ahmad al-Sinbat dan Fathi Usman. Di antara

12 Jalal, Tafsir al-Marâgî dan Tafsir al-Nur, h.115. dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayatKalam, hlm. 18.

13Jalal, Tafsir al-Marâgî dan Tafsir al-Nur, h.119. dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayatKalam, hlm. 18.

14al-Marâghî, al-Fath al-Mubîn, h. 202, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm.18

Page 45: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

35

mahasiswanya yang berasal dari Indonesia adalah: H. Bustami Abdul Gani (Guru

Besar IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Mukhtar Yahya (Guru Besar IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta), H. Mastur Djahri, (IAIN Antasari Banjar Masin), H. Ibrahim

Abdul Halim (IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta), H. Abdul Razaq al-Amudy (IAIN

Sunan Ampel Surabaya).15

Berdasarkan keterangan di atas dapat diambil gambaran umum bahwa al-

Marâgî terinspirasi dan banyak mendapat pengaruh dari segi penafsiran al-Qur`an

maupun metodologinya dari gurunya Muhammad Abduh. Dan selanjutnya,

pemikiran-pemikirannya juga banyak pula mempengaruhi para ilmuwan sesudahnya

baik yang berada di Mesir atau pun yang berada di Indonesia.

B. Sketsa Tafsir al-Marâghi

Al-Marâgî menulis dan menyusun Tafsir al-Marâghi dilatarbelakangi oleh

beberapa faktor, di antaranya, adanya respon positif dan antusiasme dari umat Islam

yang begitu besar terhadap tafsir al-Qur’an. Keinginan al-Marâghi untuk menulis dan

menyusun tafsirnya tersebut semenjak lulus dan menyelesaikan studinya dan ketika ia

mengajar di madrasah dan juga ketika mengajar di al-Azhar dan Dar al-Ulum.

Dengan pengalaman yang didapat dari mengajar dan mengamalkan ilmunya di kedua

lembaga tersebut terbukalah wawasan dan pikirannya untuk memberikan sumbangan

yang positif untuk masyarakat Muslim yang mana sangat merespon dan menaruh

15Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam, Jilid 2, (Jakarta: t.tp., 1993), hal. 696

Page 46: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

36

perhatian dan minat untuk memperdalam pengetahuan dan memperluas wawasan

mereka tentang tafsir al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.16

Sementara itu, al-Marâghi juga ingin menampilkan suatu tafsir yang ditulis

dengan memakai gaya bahasa yang praktis dan mudah dipahami. Karena ketika masa

al-Marâghi, kitab-kitab tafsir yang ada dinilai terlalu banyak menggunakan bahasa

dan istilah yang terasa sulit dicerna dan dipahami masyarakat awam, karena telah

dicampuri dengan istilah-istilah tertentu dengan berbagai corak disiplin ilmu, seperti

ilmu balagah, nahwu, sharf, dan lain sebagainya yang terkadang malah membuat

bingung yang membacanya.17

Penulisan tafsir al-Marâghi juga dilatarbelakangi dengan keprihatinan al-

Marâghi dengan isi kandungan tafsir yang seringkali banyak memuat cerita-cerita

yang tidak rasional. Dalam perspektifnya, bahwa berbagai kitab yang tersebar selama

ini kerapkali diselipkan dengan cerita-cerita yang dinilai bertentangan dengan akal

dan fakta-fakta ilmu pengetahuan, bahkan seringkali bertentangan dengan kebenaran

itu sendiri.18

Begitu juga al-Marâghi mengkritisi penulisan tafsir yang memuat khilafiyah

dan pertikaian dalam berbagai mazhab dan aliran yang bertendensi menjauhkan

hidayah al-Qur’an itu sendiri. Bahkan ada penafsir yang bertikai dalam bidang-bidang

fikih maupun persoalan teologis, akhirnya semangat dan tujuan diturunkannya

16Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid I Juz I, h. 3.17Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid I Juz I, h. 3.18Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid I Juz I, h. 3.

Page 47: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

37

al-Qur’an sebagai petunjuk dan rahmat, hilang dan hamper dapat dikatakan terlepas

dari akar kehidupan kemasyarkatan. Oleh karenanya nilai-nilai Islam yang

terkandung dalam al-Qur’an tidak bisa dipahami secara sempurna dan utuh terlebih

lagi untuk dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sosial.19

Itulah beberapa sebab yang mendorong al-Marâghi berusaha untuk

menampilkan dan menyusun metode dan corak penafsiran tersendiri yang dapat

dikatakan baru pada masa itu. Al-Marâghi merasa bahwa masyarakat sudah saatnya

membutuhkan kitab-kitab tafsir yang mampu memenuhi kebutuhan mereka dan hal

tersebut hanya bisa melalui tafsir yang disajikan secara sistematis, dengan bahasa

yang lugas, mudah dicerna serta dipahami, di samping itu permasalahan yang dibahas

di dukung dengan argumentasi yang kuat serta relevan dengan perkembangan zaman

dan kebutuhan masyarakat.

Bila dibandingkan dengan kitab-kitab tafsir yang lain, baik sebelum maupun

sesudah Tafsir al-Marâghî, termasuk Tafsir al-Manâr, yang dipandang modern,

ternyata Tafsir al-Marâghî mempunyai metode penulisan tersendiri, yang

membuatnya berbeda dengan tafsir-tafsir lain tersebut. Sedang coraknya sama dengan

corak Tafsir al-Manâr karya Muhammad Abduh dan Rasyid Rida, Tafsir al-Qur`ân

al-Karîm karya Mahmûd Syaltut, dan Tafsîr al-Wâdih karya Muhammad Mahmûd

Hijâziy. Semuanya itu mengambil adab al-Ijtimâ’iy.

19Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid I Juz I, h. 3

Page 48: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

38

C. Metode dan Corak Penafsirannya

Manhaj dan sistematika Tafsir al-Marâghî yang ditulis oleh al-Marâghî,

sebagaimana yang dikemukakannya dalam muqaddimah tafsirnya adalah sebagai

berikut:

1. Penjelasan terhadap surat dan ayatnya. Al-Marâghî mengawali penafsirannya

dengan menjelaskan tempat nuzulnya surat tersebut, yaitu makkiyah ataupun

madaniyah, atau juga menjelaskan bahwa sebagian ayat-ayatnya adalah

makkiyah dan sebagian lainnya madaniyah. Setelahnya, juga menuliskan

secara singkat kronologi turunnya surat tersebut. Contohnya: sebelum

menafsirkan surah al-Sâffât, Al-Marâghî menjelaskan bahwa surah tersebut

tergolong Makkiyyah, tanpa adanya perselisihan mengenai hal tersebut. Surah

tersebut turun sesudah surah al-An’am.20

2. Selanjutnya setelah ia mengemukakan keterangan singkat mengenai ayat dan

suratnya, al-Marâghî menjelaskan munasabah (persesuaian) atau

keterkaitannya dengan surat yang sebelumnya. Ia juga sering menggunakan

istilah ittishal (hubungan) ayat atau surat sebelumnya. Aspek munâsabah

tidak ditempatkan pada satu tempat tertentu oleh al-Marâghî. Hal ini biasa

dilakukan oleh para mufasir pada umumnya. Mufasir yang menempatkan

munâsabah dalam satu bagian tertentu adalah Muhammad ‘Ali al-Shabunî

dalam kitabnya Shafwah al-tafasîr. al-Marâghî biasanya menempatkan aspek

20Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid , h. 67.

Page 49: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

39

munâsabah –khususnya munâsabah antar surat pada setiap awal surat.

Meskipun tidak konsisten, al-Marâghî menempatkan aspek munâsabah pada

bagian makna global (al-Ma’nâ al-Jumalî) dan pada bagian tafsir atau

penjelasan ayat. Contohnya: pada permulaan surah al-Sâffât, ia menjelaskan

munasabah surah al-Sâffât dengan surah sebelumnya (surah Yasin), sebagai

berikut:

a. Bahwa pada surah ini terdapat rincian tentang keadaan-keadaan dari umat-

umat yang lalu yang disebutkan secara global pada surah Yasin pada

firman Allah,

Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka

yang telah Kami binasakan, orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu

tidak ada yang kembali kepada mereka. (Yasin[36]: 31).21

3. Menjelaskan pengertian al-mufradat (kosa kata). Setelah menyebutkan ayat-

ayat yang ingin ditafsirkan, ia mengiringi dengan penjelasan tentang

pengertian kata-kata menurut bahasa, terutama kata-kata yang dianggap sulit

atau asing yang sukar untuk dipahami oleh pembaca. Contohnya:

ــاشیعوةربك artinya صرالعةالصورجالفاةلص.22

21Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid , h. 67.22 Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid 15, h. 53

Page 50: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

40

4. Menjelaskan Pengertian Ayat-Ayat secara Global (al-Ma’na al-Jumaliy li al-

Ayât). Dalam Penjelasan kosa kata, ia menjelaskan maksud beberapa ayat

secara global dan garis besar. menerangkan kandungan ayat atau sejumlah

ayat secara ringkas namun menuyeluruh, sehingga sebelum memasuki

pengertian tafsir yang menjadi pembahasan utama, maka pembaca lebih

dahulu mendapatkan deskripsi umum dan pengertiannya secara ijmali. Makna

global ini adalah semacam abstraksi dari uraian tafsir dari ayat yang akan

dibahas. Makna global ini selalu tampil sebelum uraian tafsir memasuki

tahapan penjelasan tafsir. Artinya, makna global ditampilkan sebanyak

kelompok ayat. Jika satu surat terdiri dari 20 kelompok ayat maka makna

globalnya juga terdiri dari 20 buah makna global. Contohnya: pada penafsiran

surah Yunus ayat 57-58, al-Marâghî menampilkan pengertian kedua ayat

tersebut secara global, yaitu: “Setelah Allah Swt menyebutkan dalil-dalil atas

tiga prinsip agama, yaitu keesaan Allah, kerasulan Muhammad dan

kepercayaan terhadap adanya hari kebangkitan, maka Dia lanjutkan dengan

menyebutkan Tasyri’ul ‘Amali, yaitu al-Qur’an al-Karim. Secara garis besar,

Allah, menyebutkan tujuan-tujuan dari tasyri’ ini ada empat perkara.”23

5. Mengemukakan riwayat asbab al-nuzul ayat. al-Marâghî mengemukakan

riwayat tersebut, jika ayat itu mempunyai asbab al-Nuzûl yang dinilai autentik

dan shahih oleh para mufassir. Jika ayat tersebut mempunyai asbâb al-nuzûl

23Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid 11, h. 235.

Page 51: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

41

(sebab-sebab turun ayat) berdasarkan riwayat sahih yang menjadi pegangan

para mufasir, maka al-Marâghî menjelaskannya terlebih dahulu.24Contohnya:

ketika Allah menurunkan ayat kedua surah Yunus, al-Marâghî

mengemukakan asbab al-Nuzûl, “al-Dahak meriwayatkan dari Ibn Abbas,

bahwa ketika Allah mengutus Muhammad Saw. Orang-orang Arab

mengingkari pengutusannya itu dan berkata, “Allah Maha Agung dari

menjadikan utusan-Nya seorang manusia.”25

6. Al-Marâghî menggunakan gaya bahasa yang mudah dicerna oleh pikiran

masa kini, sebab setiap orang harus diajak bicara sesuai dengan kemampuan

akal mereka. Namun demikian, tetapi ia tetap mengacu kepada pendapat-

pendapat mufassir terdahulu sebagai penghargaan atas upaya yang pernah

mereka lakukan.

7. Selektif dalam menerima riwayat-riwayat dari kitab tafsir.

8. Mengakhiri penafsiran setiap surat dengan catatan rangkuman kandungan dari

surat yang telah dibahas. Contohnya: Kandungan surah al-Fajr, yaitu:

a. Sumpah Allah yang menyatakan bahwa siksaan terhadap kaum kuffar

pasti dan tidak bisa dielakkan.

24Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid I Juz I, h. 17.25Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid 15, h. 160.

Page 52: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

42

b. Banyaknya nikmat yang dilimpahkan kepada seorang hamba tidak

menunjukkan bukti penghormatan Allah kepadanya. Sebaliknya, kefakiran

tidak menunjukkan pada kehinaan seseorang di mata Allah.26

Secara metodologis, al-Marâghî menggunakan metode tahlîli (analitis), yaitu

suatu cara menafsirkan al-Qur’an dari berbagai aspeknya dengan berdasarkan urutan

ayat dan surat sebagaimana yang terdapat dalam susunan mushaf al-Qur’an. Dalam

metode analitis penafsir mengawali penafsirannya dengan mengemukakan arti kosa

kata disertai dengan penjelasan secara global, kemudian munasabah arau korelasi

antarayat atau surat, asbab al-nuzul dan dalil-dalil yang bersumber dari Rasulullah,

sahabat, para tabiin, yang terkadang bercampurbaru dengan pendapat para penafsir itu

sendiri yang diwarnai oleh latar belakang pendidikannya, lingkungannya, dan

pembahasan kebahasaan dan lainnya yang dinilai dapat membantu untuk memahami

ayat al-Qur’an.27

Sementara corak penafsirannya lebih kepada corak sastra dan budaya sosial

kemasyarakatan atau yang kerap disebut al-Adab al-Ijtima’i. Hal tersebut memang

dipengaruhi keahliannya di bidang bahasa dan sastra sehingga ia menyajikannnya

dengan gaya bahasa dan redaksi yang sangat teliti, dan penafsirannya disesuaikan

dengan perkembangan situasi yang berkembang di masyarakat. Misalnya, ketika

menjelaskan tentang kesusahan dan kemelaratan mendidikan jiwa orang-orang

26Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid 30, h. 275.27‘Abd al-Hayy al- Farmawi, Al-Bidayah fi al-Tafsir al-Mawdu’i. (Kairo: al-Hadarah al-

‘Arabiyah, 1977), Cet II, h, 24

Page 53: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

43

musyrik. Bahwa surah al-An’am [6]: 44, mengisyaratkan bahwa kesusahan,

kemelaratan, kesenangan dan nikmat termasuk hal-hal yang bisa mendidik orang

yang diberkati oleh Allah untuk mendapat petunjuk dan menempuh jalan lurus.

Adanya cobaan tersebut, hendaknya orang mukmin menjadi orang yang paling patut

untuk mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa itu.28

Al-Marâghî dalam pengantar tafsirnya, ia menyatakan bahwa untuk

menjelaskan makna dan maksud ayat-ayat al-Qur’an tertentu ia menggunakan teori

dari berbagai ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Untuk menjelaskan ayat-ayat

yang berkaitan dengan kesehatan, ia mengutip pendapat dan teori dari ilmu

kedokteran. Dalam hal-hal yang berkaitan dengan astronomi, ia mengutip pendapat

dan teori para ahli astronomi atau ali falak. Dalam menjelaskan ayat-ayat tentang

sejarah, ia mengutip dan mengambil pendapat ahli sejarah.29

Berangkat dari pernyataan di atas, maka hal tersebut menunjukkan bahwa al-

Marâghî dalam tafsirnya itu berusaha menonjolkan bagaimana peran dan penggunaan

akal secara luas dan ilmu pengetahuan modern bukanlah hal yang dilarang dan tidak

bertentangan dengan Islam. Maksudnya, al-Marâghî ingin menegaskan bahwa al-

Qur’an adalah sebuah kitab petunjuk yang abadi dan relevan dengan perkembangan

zaman. Karenanya, tafsirnya tersebut dikategorikan sebagai tafsir yang bercorak

Adabi al-Ijtima’i, yakni suatu corak tafsir berbasis pada ketelitian bahasa dan budaya

sosial. Yang salah satu criteria tafsir tersebut adalah dengan mengedepankan aspek-

28Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid 6, h. 207.29Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid I Juz I, h. 17.Jilid I Juz I h. 18.

Page 54: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

44

aspek petunjuk ayat-ayat al-Qur’an bagi kehidupan masyarakat dan merelevansikan

pengertian ayat-ayat al-Qur’an dengan hukum-hukum alam yang berlaku dalam

kehidupan sosial masyarakat.30

D. Pandangan Ulama Terhadap al-Marâghi

Sebagai seorang ilmuan muslim atau seorang mufasir al-Qur`an, al-Marâghî

tidak terlepas dari penilaian para ilmuan lainnya. Hal ini biasa terjadi dalam

lingkungan akademis. Fakhr al-Din al-Râzi dan Tantawi al-Jawhari dinilai para ulama

sebagai seorang mufasir yang semuanya ada dalam kitabnya kecuali tafsir. Padahal,

kedua mufasir ini berada dalam interval masa yang sangat jauh. Demikian pula

halnya dengan sosok al-Marâghî, apakah ia termasuk pada penilaian seperti yang

diitujukan pada kedua mufasir tersebut atau tidak. Berikut ini dikemukakan penilaian

para pakar terhadap al-Marâghî.

Muhammad Hasan Abdul Malik, dosen tafsir pada Fakultas Syari'ah Ummul

Qura Mekkah menilai bahwa al-Marâghî seorang yang dapat mengambil sesuatu yang

bermanfaat dalam tafsir dari orang-orang sebelumnya dan menyumbangkannya.

Pemikirannya dalam bidang tafsir sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang

berkembang. Ia adalah seorang pembaharu dalam bidang tafsir, baik dari segi

sistematika maupun dari segi bahasa. Hal ini dapat dimaklumi, karena al-Marâgî

30Ali Hasan al-‘Ardl, Tarikh ‘Ilm al-Tafsir wa Manahij al-Mufassirin, diterj. Ahmad Akrom,Sejarah dan Metodologi Tafsir (Jakarta: Rajawali Perss, 1992), Cet. I. hlm. 72. dikutip dari HasanZaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 26.

Page 55: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

45

banyak mengutip pendapat gurunya Muhammad ‘Abduh dalam Tafsîr al-Manâr,

terutama yang ada kaitannya dengan filsafat, kemasyarakatan dan politik. Tetapi ia

memiliki perspektif yang berbeda, bukan hanya sekedar meringkas dari Tafsîr al-

Manâr.31

Abdurrahman Hasan Habbanaka, dosen tafsir dan 'Ulum al-Qur`an pada

Dirâsah 'Ulya (Pascasarjana) Universitas Ummul Qura Mekkah menilai bahwa,

"al-Marâgî adalah termasuk ulama Azhar yang modern, yang memaparkan pendapat-

pendapatnya sesuai dengan masanya. Ia mempunyai pemikiran-pemikiran baru di

bidang tafsir, yang berbeda dengan pendapat ulama-ulama terdahulu, karena itu ia

telah memenuhi syarat sebagai seorang mufasir.32

Muhammad Tantawi, Ketua Jurusan Tafsir dan dosen Tafsir/Ulum Al-Qur`an

pada Pascasarjana Universitas Islam Madinah memberi penilaian terhadap al-Marâghî

dengan mengatakan: "Al-Marâghî adalah seorang yang ahli dan menguasai ilmu-ilmu

syari'at dan bahasa Arab, serta mempunyai banyak karya tulis dalam bidang ilmu

agama, terutama bahasa Arab dan Tafsir. Ia mempunyai pemikiran-pemikiran baru

dan bebas, namun tidak menyimpang dari syari'at. Kami tidak mengetahui secara

31Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 128-129, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 21.

32Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 129-130¸ dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 21.

Page 56: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

46

pasti mazhab fiqh yang dianutnya, namun ia termasuk penyempurna dari pendapat

ulama-ulama terdahulu.33

Muhammad Jum'ah, Ketua Jurusan Tafsir pada Fakultas al-Qur`an al-Karim

Universitas Islam Madinah menjelaskan: "Ahmad Mustafa al-Marâghî, adalah

seorang yang ahli dan menguasai bahasa Arab, balagah, nahw, saraf, tafsir al-Qur`an,

hadis, hukum-hukum syari'at, dan ilmu-ilmu lain yang diperlukan untuk menafsirkan

al-Qur`an. Karena itu ia telah memenuhi syarat sebagai seorang mufasir. Ia mengikuti

cara-cara yang ditempuh oleh Muhammad ‘Abduh dan Rasyid Rida, yang

menggabung metode bi al-ma'śûr dan bi al-ra'yî. Ia banyak membaca kitab-kitab

tafsir terdahulu, kemudian menyimpulkan dan mengambil intisarinya. Dalam

merangkai antara ayat dengan ayat ia banyak mengikuti Tafsîr al-Râzi. Namun ia

tidak banyak mengikuti pemikiran al-Râzi dalam bidang tafsir. al-Marâgî termasuk

pembaharu/reformis dalam bidang tafsir, yang berorientasi kepada kebutuhan

masyarakat. Ia tidak menganut suatu mazhab tertentu, sebab ia mengikuti aliran baru

yang dibawa Muhammad ‘Abduh dan Rasyid Rida.34

Abdul Mun'im M. Hasanin, Guru Besar Tafsir dan 'Ulum al-Qur`an pada

Fakultas Ushuluddin Universitas Azhar, menyatakan: "Ahmad Mustafa al-Marâghî

adalah seorang ulama yang ahli dan banyak menulis dalam berbagai bidang ilmu

agama, seperti tafsir, nahw, saraf, balâgah, akhlak, dan lain-lain. Ia tidak mempunyai

33Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 130-132, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 21.

34Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 132-134, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 22.

Page 57: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

47

keahlian khusus sebagaimana yang terjadi zaman sekarang. Tetapi sebaliknya ia ahli

dan menguasai berbagai bidang ilmu agama. Ia berasal dari lingkungan keluarga

ulama, karena keluarga dan saudara-saudaranya banyak menjadi ulama. Ia seorang

yang mengadakan pembaharuan, namun pemikiran pembaharuan tidak ada yang

bertentangan dengan syari'at, sebagai yang termaktub dalam al-Qur`an dan hadis-

hadis yang qat'i. Ia telah memenuhi syarat menjadi mufasir. Namun bukan berarti ia

manusia yang paling sempurna, sebab yang namanya manusia mesti ada

kekurangannya.35

Syeikh Zaki Isma'il al-Marâghî, Inspektur Ma'âhid al-Diniyah Al-Azhar,

menilai: "Al-Marâghî telah memenuhi syarat sebagai mufasir, karena ia telah

menelaah semua kitab-kitab tafsir dan pendapat-pendapat para mufasir. Ia seorang

pembaharu yang berfikiran bebas dan tidak memeluk mazhab tertentu. Ia bukan

penyempurna pendapat mufasir terdahulu, tetapi ia menempuh jalannya sendiri.

Karena setiap mufasir berbiicara sesuai dengan pendapatnya atau apa yang telah

ditelaahnya. Namun beliau memang banyak terpengaruh oleh Tafsîr al-Manâr, sebab

Muhammad ‘Abduh dan Rasyid Rida adalah gurunya.36

Ahmad Yusuf Sulaiman Syahin, dosen Tafsir dan 'Ulum Al-Qur'an pada

Fakultas Dâr al-Ulûm Universitas Kairo, menyebutkan: "Ahmad Mustafa al-Marâghî

telah memenuhi syarat-syarat mufasir, sebab kalau tidak, tentu ia tidak berani

35Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 135-136, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 23

36Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 138-139, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 23.

Page 58: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

48

menafsirkan al-Qur`an. Ilmu-ilmu yang perlu dimiliki oleh seorang mufasir, seperti

ilmu naiskh dan mansukh, ilmu asbâb al-nuzûl, bahasa Arab, usul fiqh, dan lain-lain

telah dikuasainya. Pemikirannya dalam bidang pembaharuan banyak dipengaruhi oleh

gurunya Muhammad ‘Abduh dan Rasyid Rida. Bahkan perkembangan politik dan

masyarakat Mesir di zamannya ikut mewarnai pemikirannya, terutama untuk

memecahkan problema-problema yang timbul akibat penjajahan di negaranya,

Mesir.37

Abdullah Syahâtah, Ketua Jurusan Tafsir al-Qur`an pada Fakultas Dâr al-Ulum

Universitas Kairo, menjelaskan: Ahmad Mustafa al-Marâghî adalah seorang mufasir

yang menafsirkan al-Qur`an secara lengkap dari awal sampai akhirnya. Ia banyak

mengutip pendapat Muhammad Abduh dan Rasyid Rida dalam Tafsîr al-Manâr. Ia

telah memenuhi syarat-syarat seorang mufasir.38

Penilaian-penilaian yang diberikan kepada al-Marâgî tampak hampir sama

redaksinya, bahwa kedalaman ilmunya menempatkannya sebagai orang yang sudah

memiliki kualifikasi sebagai mufasir al-Qur`an. Di samping itu, profil al-Marâghî

dikenal sebagai orang yang rendah hati dan tawaduk sebagai salah satu aspek

moralitas yang harus dimiliki oleh mufasir al-Qur`an, sehingga terjadi saling hormat

menghormati antara ilmuan baik yang sezaman atau pun yang hidup di zaman yang

37Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 139-140, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 23.

38Jalal, Tafsir al-Marâghî dan Tafsir al-Nur, h. 140-141, dikutip dari Hasan Zaini, Tafsir Ayat-ayat Kalam¸ hlm. 23.

Page 59: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

49

berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kitab tafsir al-Marâghî ini

adalah sebuah kitab tafsir yang baik dan perlu dipelajari isi kandungannya.

Page 60: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

49

BAB IVFUNGSI DAN URGENSI ZIKIR MENURUT AL-MARÂGI

A. Tujuan Zikir

1. Zikir sebagai Penentram Hati

Zikir berarti mengingat Allah sebagai satu-satunya zat yang berhak untuk

disembah. Berzikir berarti melakukan segala aktivitas yang bisa membangkitkan

ingatan akan keagungan , dan kemuliaan Allah. Dengan zikir atau mengingat

Allah, maka Allah akan ingat kepada umat manusia.sebagaimana Allah berfirman:

Artinya : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari(nikmat)-Ku.”1

Zikir sebagai sarana untuk menyebut-nyebut nama Allah dan merenungkan

kuasa, sifat, dan perbuatan, serta nikmat-nikmat-Nya untuk menghasilkan

ketenangan batin. Orientasi zikir adalah pada penataan hati. hati memegang

peranan penting dalam kehidupan manusia karena baik dan buruknya aktivitas

manusia sangat tergantung pada kondisi hati.2 Zikir (mengingat dan memuji)

Allah, mempunyai pengaruh terhadap tenteramnya hati seorang hamba, hal ini

termaktub dalam Firman Allah dalam QS al-Ra’d/13: 28 sebagaimana telah

disebutkan di atas.

1QS. al-Baqarah/2: 152.2Agil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, h. 87.

Page 61: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

50

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjaditenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingatiAllah-lah hati menjadi tenteram.”3

Dan Allah juga berfirman,

Artinya : “Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) AlQuran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetarkarenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudianmenjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulahpetunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginyaseorang pemimpinpun”4

Ayat di atas memaparkan bahwa setiap hati orang-orang yang beriman akan

tenang dan tenteram ketika zikir mengingat Allah. Hati mereka penuh dengan

cinta sehingga ketika disebutkan nama Allah dan dibacakan ayat-ayat-Nya,

keimanan mereka akan bertambah.5

Allah menurunkan perkataan yang terbaik, begitu al-Maraghi menyatakan

diawal penafsiran terhadap ayat yang disebutkan diatas. Sumber dari kebenaran

dan hikmat adalah al-Qur’an, yang di dalamnya dikisahkan berbagai macam

kisah, yang di dalamnya terdapat berita-berita, perintah-perintah, larangan-

larangan, janji dan ancaman. Bagi orang-orang yang berzikir maka hatinya

menjadi tenang dan jiwa menjadi tenteram.6

3QS. al-Ra’d/13: 28.4QS. al-Zumar/39: 23.5QS. al-Anfal/8: 2.6al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid 23, h. 297-8.

Page 62: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

51

Peran zikir yaitu memicu manusia untuk bertindak berdasarkan pemanfaatan

dan kemaslahatan. adapun tanda-tanda orang yang telah tenteram dan damai

hatinya, adalah Ketika seseorang telah tenang hatinya (al-nafs al-Muthma’innah).

Dalam al-Qur’an ditegaskan bahwa Allah telah ridha dengan jiwa itu,

sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Fajr/89: 27-30:

Artinya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hatiyang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.”7

Jadi, orang yang jiwanya telah mencapai tingkat muthma’innah adalah yang

hatinya telah tenteram karena selalu mengingat Allah di manapun dan kapan pun

dia berada. Dia selalu tenang dalam mengarungin kehidupan di dunia dan pasrah

dan ridha terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya.

Menurut al-Marâghî, setiap jiwa yang telah merasa yakin kepada perkara

hak dan tidak ada lagi perasaan ragu. Maka orang tersebut telah berpegang teguh

pada ketentuan-ketentuan syari’at, sehingga orang tersebut tidak mudah

terpengaruh oleh dorongan nafsu syahwat dan berbagai keinginan.

Sesuai dengan ayat di atas, orang-orang yang tidak berlaku tamak pada

kekayaann dan tidak berkecil hati serta tidak mengeluh tatkala ditimpa

kemiskinan, maka orang tersebut akan kembali ke tempat yang terhormat di sisi

Tuhan.

7QS. al-Fajr/89: 27-30.

Page 63: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

52

Karenanya, manfaat dari selalu berzikir Allah, pada akhirnya membawa

seseorang ke dalam golongan hamba-hambanya yang salihin dan mukramin.

Kemudian al-Marâghî menyebutkan bahwa perumpamaan jiwa-jiwa yang suci

bagaikan cermin yang saling berhadapan, di mana yang satu memancarkan sinar

kepada yang lainnya. seolah-olah mereka berasal dari satu tempat pendadaran

yang sama ketika mereka hidup di dunia dan mereka menyibukkan diri untuk

berhias dengan ma’rifat dan ilmu pengetahuan. Sehingga ketika jiwa-jiwa itu telah

berpaling dan berpisah dari badan mereka, maka jiwa-jiwa tersebut saling

mendekat satu sama lain, penuh rasa kasih saying dan ketulusan hati serta

mempunyai hubungan yang baik.8

2. Zikir Sebagai Penyembuh Penyakit

Sungguh ayat-ayat Al-Qur’an telah menginformasikan dampak zikir

terhadap penyembuhan penyakit, dan al-Qur’an juga sebagai nasehat, obat,

petunjuk dan rahmat, antara lain:

Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajarandari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalamdada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”9

Al-Marâghî memberikan kesimpulan terhadap ayat di atas, bahwa ayat mulia

tersebut menerangkan secara ijmal, bagaimana usaha al-Qur’an dalam memperbaiki jiwa

manusia, dalam empat perkara:

8al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid 30 , h. 274.

9QS. Yunus/10: 57.

Page 64: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

53

a. Nasehat yang baik, dengan sarana memberikan suatu kesenangan dan

peringatan. Yaitu, dengan menyebutkan perkataan yang dapat melunakkan hati.

Sehingga, dapat membangkitkan untuk melakukan atau menghindarkan suatu

perkara.

b. Obat bagi segala penyakit hati, seperti sirik, nifak, dan semua penyakit lainnya,

yang siapapun menyukainya. Maka sifat-sifat itu akan terasa olehnya dada

yang sesak, seperti keraguan untuk beriman, kedurhakaan, permusuhan dan

menyukai kezaliman, serta membenci kebenaran dan kebaikan

Artinya : “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku.”10

c. Al-Qur’an sebagai petunjuk kepada jalan yang benar dan untuk terhindar dari

kesesatan dalam kepercayaan dan amal

Artinya : “Katakanlah: "Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawarbagi orang-orang mukmin.”11

d. Al-Qur’an sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Sebagai buah yang

diperoleh oleh kaum mukmin dari petunjuk al-Qur’an.12 Allah juga

berfirman mengenai hal ini:

10QS. al-Syu’ra’/26: 8011QS. Fushshilat/41: 44.12

al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid 11, h.236.

Page 65: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

54

Artinya : “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawardan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklahmenambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”13

Al-Marâghî kemudian mengatakan, bahwa secara umum, pelajaran yang terdapat

dalam al-Qur’an dan pengobatan yang dilakukannya terhadap penyakit-penyakit yang

bersarang dalam dada, seperti kekafiran, kemunafikan dan segala kekejian yang lainnya,

juga petunjuk al-Qur’an kepada kebenaran dan kebaikan. Semua itu ditujukan kepada

umat yang menerima dakwah. Namun demikian, hanya orang-orang mukmin saja yang

akhirnya mendapatkan rahmat yang dibuahkan oleh ketiga sifat tersebut, karena orang-

orang yang beriman saja yang mau memanfaatkan.14

Sementara itu, di sini akan dijelaskan berbagai komentar menurut para ahli

mengenai manfaat dari zikir al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit, di antaranya:

Hamdani Bakran Al-Dzaky yang menyatakan bahwa al-Qur’an sebagai

penyembuh atau obat, pertama, bersifat umum, yakni seluruh isi al-Qur’an secara

maknawi, surat-surat, ayat-ayat, maupun huruf-hurufnya adalah memiliki potensi

penyembuh atau obat.15 Kedua, yakni bukan seluruh al-Qur’an, melainkan hanya

sebahagian, bahwa ada dari ayat-ayat atau surat-surat dapat menjadi bagian obat

atau penyembuh terhadap suatu penyakit secara spesifik bagi orang-orang yang

beriman dan menyakini akan kekuasaan Allah.16

Menurut Dadang Hawari, dipandang dari sudut kesehatan jiwa, zikir

(mengingat) Allah mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam.

Psikoreligius terapi tersebut tidak pentingnya dan bergunanya disbanding dengan

psikoterapi psikiatrik, sebab ia mengandung kekuatan spiritual yang dapat

13QS. al-Isra’/17: 8214

al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid 11, h.237.15QS. Yunus/10: 57.16QS. al-Isra/17: 82.

Page 66: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

55

membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme untuk harapan

kesembuhan.17

Dalam bukunya yang lain, Dadang Hawari mengatakan bahwa dalam

psikiatri dikenal bentuk terapi yang disebut “terapi holistik”, yaitu terapi yang

tidak saja menggunakan obat untuk penyembuhannya, dan bukan saja ditujukan

untuk menyembuhkan penyakit kejiwaan, tetapi lebih dari itu, ia juga mencakup

aspek-aspek lain dari pasien. Sehingga pasien diterapi dan diobati secara

menyeluruh baik dari segi organobiologik, psikologik, psikososial, maupun

spiritualmua atau dengan terapi holistik, yaitu bentuk terapi yang memandang

pasien secara keseluruhan.18

Kemudian ia mengatakan bahwa zikir, selain dapat menyembukan penyakit

kejiwaan seperti sidroma depresi pasca stroke, migren, nyeri, juga dapat

menyembuhkan penyakit lambung (maag). Karena, katanya psikoterapi

keagamaan memperkuat kepercayaan dan optimisme serta dapat menghalangi

pasien terhadap stress akibat penderitaan penyakit.19

Jadi menurut paparan di atas, bahwa zikir kepada Allah dapat

menyembuhkan penyakit, apabila hatinya telah tenang dan ridha, maka Allah akan

menyediakan obat baginya. Jika jiwa seseorang telah kuat, maka tubuhnya juga

akan kuat dan tahan terhadap segala penyakit. Dan juga manfaat utama dari

energy zikir pada tubuh adalah untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh, agar

tercipta suasana kejiwaan yang tenang damai dan terkendali.

17Dadang Hawari, Do’a dan Zikir, Sebagai Pelengkap Terapi Medis, (Jakarta: Dana BaktiPrima Yasa, 1997), h. 8.

18Dadang Hawari, Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Jakarta: DanaBakti Prima Yasa, 1999), h. 66-67.

19Dadang Hawari, Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran, h. 334-335.

Page 67: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

56

Zikir juga merupakan salah satu bentuk ibadah makhluk kepada Allah.

dengan cara mengingat-Nya. Salah satu manfaat berzikir adalah untuk menarik

energy positif. Manfaat utama zikir pada tubuh adalah untuk menjaga

keseimbangan suhu tubuh, agar tercipta suasana kejiwaan yang tenang, damai, dan

terkendali.20

Karena itu, Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman selalu

untuk berzikir agar memperoleh keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Dan tidak ada satu pun perintah Allah yang tidak bermanfaat bagi umat manusia.21

A. Balasan Bagi yang Berzikir

Dzikir merambah aspek yang luas dalam diri insan. Karena dengan dzikir,

seseorang pada hakekatnya sedang berhubungan dengan Allah. Dzikir juga

merupakan makanan pokok bagi hati setiap mu’min, yang jika dilupakan maka

hati insan akan berubah menjadi kuburan. Dzikir juga diibaratkan seperti

bangunan-bangunan suatu negri; yang tanpa dzikir, seolah sebuah negri yang

hancur porak poranda bangunannya. Rasulullah SAW juga pernah

menggambarkan perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah seperti orang

yang hidup, sementara orang yang tidak berdzikir kepada Allah sebagai orang

yang mati:

20M. Amin Syukur, Zikir Menyembuhkan Kankerku, (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2007), h.93.

21Rahman Sani, Hikmah Zikir dan Doa Tinjauan Ilmu Kesehatan, (Jakarta: Al-MawardiPrima, 2002), h. 54.

Page 68: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

57

ربھیذكرالذيمثلوسلمعلیھاهللاصلىاهللارسولقالقال،عنھاهللارضيموسىأبيعن

والمیتالحيمثلربھیذكرالوالذي

Artinya : “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yangtidak berdzikir, adalah seumpama orang yang hidup dan mati.” (HR.Bukhari)

Al-Qur’an menggambarkan balasan bagi ummat yang selalu berdzikir

dengan firman-Nya :

Artinya : “Karena itu, maka ingatlah kalian kepadaku maka aku akanmenjagamu dan bersyukurlah kepadaku dan jangan jangan kamu berbuatkufur”22

Satu kepastian bahwa dzikir dan do’a adalah sebaik-baik amalan yang

mendekatkan diri seorang muslim kepada Rabbnya, bahkan ia merupakan kunci

semua kebaikan yang diinginkan seorang hamba disunia dan akhirat. Kapan saja

yang Alah Ta’ala berikan kunci ini pada seorang hamba maka Allah Ta’ala

inginkan ia membukanya dan jika Allah menyesatkannya maja pintu kebaikan

tersisa jauh darinya, sehingga hatinya gundah gulana, bingung, pikiran kalut,

depresi dan lemah semangat dan keinginannya. Apabila ia menjaga dzikir dan

do’a serta terus berlindung kepada Allah maka hatinya akan tenang23,

sebagaimana firman Allah :

Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjaditenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingatiAllah-lah hati menjadi tenteram.

22QS. al-Baqarah/2: 152.23

al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid 11, hal. 57

Page 69: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

58

Manusia ketika lalai dari dzikir maka syeitan langsung menempel dan

menggodanya serta menjadi teman yang selalu menyertainya, sebagaimana firman

Allah dalam QS. Az Zukhruf:36:

Artinya : Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang MahaPemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan)Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.24

Dzikir dapat menghilangkan kesedihan, kegundahan dan depresi dan dapat

mendatangkan ketenangan, kebahagian dan kelapangan hidup. Hal ini dijelaskan

Allah dalam firman-Nya QS. Ar Ra’du;28:

Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjaditenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingatiAllah-lah hati menjadi tenteram25.

Dzikir dapat menghidupkan hati, bahkan dzikir itu sendiri pada hakekatnya

adalah kehidupan bagi hati tersebut. Apabila hati kehilangan dzikir maka seakan-

akan kehilangan kehidupannya sehingga tidak hidup sebuah hati tanpa dzikir

kepada Allah. Oleh karena itu Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: ‘Dzikir bagi

hati seperti air bagi ikan, lalu bagaimana keadaan ikan jika kehilangan air?26

24QS. Az Zukhruf:36

25QS. Ar Ra’du;28

26Al Waabil Al Shoyyib hal. 70

Page 70: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

59

Imam Ibnu Qoyyim berpendapat, “Dzikrullah itu ialah al-Qur’an yang telah

Allah turunkan kepada Rasul-Nya, dengannya akan tenang hati orang yang

beriman, karena hati tidak akan tenang kecuali dengan iman dan yakin. Dan tidak

ada jalan untuk memperoleh keimanan dan keyakinan kecuali dengan al-

Qur’an“.Seorang mu’min yang sadar ialah tentu saja setiap gerak langkahnya

tentu saja akan ingat terhadap aturan dan ketentuan Allah di manapun merea

berada.

Orang yang dzikrullah di pasar, tentu saja ia ingat bahwa tidak boleh

menipu, tidak boleh berdusta, tidak boleh memanipulasi, tidak boleh berbuat

curang, iangat bahwa itu semua diolarang oleeh agama Berarti ia telah berdzikir

kepada Allah walaupun tidak membaca tasbih, tahmid, takbir dan sebagainya.

Diantara ciri ulil albab ialah yang berdzikir dan berpikir. Ada orang yang

berdzikir tapi tidak berpikir, maka akibatnya ketinggalan dalam bidang ekonomi,

politik. Adapula yang berpikir tapi tidak berdzikir, akibatnya orang tersebut

sukses namun moralnya bejat, melakukan korupsi, manipulasi.

B. Balasan Bagi yang Tidak Berzikir

Al-Qur’an melukiskan dampak buruk bagi orang-orang yang selalu

mengabaikan dan tidak pernah berzikir dan melalaikan diri terhadap tuntunan

Ilahi dengan firman-Nya:

Page 71: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

60

Artinya : “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang MahaPemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan)Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. DanSesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka darijalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapatpetunjuk.”27

Al-Marâghî, mengatakan bahwa barangsiapa yang membutakan mata dan

hatinya untuk mengingat Allah dan tenggelam dalam kesenangan dan kemewahan

dunia dan syahwat-syahwatnya, maka Allah mengutus dan menguasaikan atas diri

mereka setan-setan dari manusia dan jin yang membuatnya memandang baik

sehingga mereka terlena dan terus terpengaruh dalam syahwat-syahwat dan

bergelut dalam kesenangan dan kemewahan dunia, sehingga dia tidak tanggung-

tanggung lagi dalam melakukan dosa-dosa dan hal-hal yang diharamkan,

sebagaimana yang telah menjadi sunnah Kami pada alam semesta ini,

sebagaimana Allah kuasakan lalat terhadap tubuh-tubuh yang kotor dan

sebagaimana juga Allah ciptakan ular-ular, dan berbagai macam serangga yang

hidup di tempat-tempat yang busuk.

Dampak bagi orang yang tidak berzikir juga membuat orang suka

menggoda orang-orang yang lemah. Mereka menjerumuskan orang-orang yang

lemah karena memang mereka bersedia untuk melakukannya. Sehingga mereka

mendapatkan balasannya yang berupa hukuman Allah dan hukuman-hukuman

manusia serta penghinaan manusia terhadapnya, hukuman-hukuman tersebut juga

bisa berupa berbagai macam penyakit-penyakit yang dapat membinasakan dan

termasuk penyakit-penyakit yang tidak bisa diobati. Musibah tersebut menjadi

pelajaran baginya dan bagi orang lain, tetapi peringatan seperti itu tidak lagi

27QS. az-Zukhruf/43: 36-37.

Page 72: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

61

berguna karena telah terlanjur, karena penyesalan tidaklah berguna bagi orang-

orang yang telah melakukannya.28

Al-Marâghî mengutip sebuah syair yang ditulis oleh Az-Zajad:

.میخوھیغتبمعترمىغالبو.مدنمةاعستالواةغالبمدن

Artinya : “Penjahat-penjahat itu menyesal, akan tetapi sudah bukan saatnya

lagi buat menyesal. Kejahatan adalah lahan permainan yang tolol, bagi

orang yang menginginkannya”

Az-Zajad mengatakan, arti ayat adalah, sungguh orang yang berpaling dari

ayat-ayat al-Qur’an dan isinya yang berupa hikmah-hikmah, kemudian mereka

lebih suka kepada perbuatan yang batil. Maka Allah menghukum mereka dengan

setan yang menggodanya, sehingga mereka disesatkannya serta setan tersebut

menjadi teman akrabnya, yang akhirnya mereka tidak mendapat hidayah, sebagai

ganjaran bagi orang-orang yang lebih menyukai kebatilan dari pada kebenaran

yang nyata.29

Pada ayat yang lain, Al-Marâghî mengatakan bahwa Allah mensifati orang-

orang yang lupa dan mengabaikan zikir (mengingat) Allah, dengan sifat orang-

orang yang kafir sebagai orang yang rabun dan mensifati mereka sebagai orang-

orang yang buta dan tuli, hal tersebut terjadi karena manusia telah sibuk dengan

kehidupan dunia, maka mereka menjadi seperti orang yang matanya terkena

kelemahan dalam melihat. Semakin manusia melupakan zikir, maka semakin

bertambah pula kecenderungan mereka kepada hal-hal yang bersifat jasmani dan

28al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid , h. 163-164.29al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid , h. 164.

Page 73: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

62

semakin berpaling pula mereka dari hal-hal yang bersifat ruhani30. Allah

berfirman:

Artinya : Maka Apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak bisamendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta(hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?

Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang yang telah dicabut oleh Allah

pendengarannya untuk mendengar alasan-alasan-Nya yang telah Dia sebutkan

dalam kitab-Nya menjadi mendengar, atau mereka dapat memberi petunjuk

kepada jalan yang benar orang yang telah ditetapkan hatinya oleh Allah dari

melihat kebenaran, dan telah dikuasai oleh setan sehingga setan itu membuat

mereka memandang baik ke jalan kebinasaan.31

Sementara itu Quraish Shihab menafsirkan ayat tersebut dengan pemahaman

sedikit berbeda, dalam pemahamannya bahwa bagi orang-orang yang

mengindahkan peringatan-Nya berzikir, menyebut dan mengingat-Nya, bahwa

Allah akan mendukungnya dengan menugaskan malaikat membantunya dan siapa

saja yang berpaling, dan sebaliknya Allah adakan baginya setan, yang kemudian

setan tersebut menjadi temannya dan setan tersebut benar-benar menjadi

penghalang mereka (orang-orang yang lemah) dari jalan yang benar. Mereka

(orang-orang yang lemah) menyangka bahwa mereka mendapatkan petunjuk.32

Dalam surah yang lain juga dideskripsikan hasil kerja setan dengan firman-

Nya:

30al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid , h. 167.31al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid , h. 167.32Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 135-16

Page 74: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

63

Artinya : “Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupamengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwaSesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi”.33

Al-Marâghî mengatakan bahwa setan telah menguasai akal mereka dengan

bisikan dan godaannya, sehingga mereka mengikutinya. Dengan demikian, maka

mereka tidak lagi dapat mengingat Allah, mengikuti perintah-perintah dan

meninggalkan larangan-larangan-Nya, sebab setan telah menggoda mereka

dengan syahwat, sehingga setan itu menjatuhkan mereka ke dalam lapisan-lapisan

neraka jahannam, yang merupakan seburuk-buruknya tempat. Dan mereka

termasuk golongan-golongan setan dan mereka termasuk orang-orang yang

merugi.34

Sementara itu, Quraish Shihab mengatakan bahwa orang-orang munafik

akan mengalami kerugian yang besar. Ini disebabkan (karena) setan telah

menguasai mereka sehingga mereka tidak berdaya untuk mengelak apalagi

melawan, disebabkan perbuatan setan menjadikan mereka lupa berzikir,

mengingat dan merenungkan kebesaran Allah. Sehingga mereka termasuk orang-

orang yang merugi sebagaimana setan-setan yang termasuk golongan yang

merugi.35

Ayat tersebut jika dihubungkan dengan ayat-ayat lain yang berbicara

tentang rayuan dan godaan setan, sepertinya bermaksud menggambarkan hasil

33QS. al-Mujadalah/58 ayat 1934

al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid , h. 38.35Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 137.

Page 75: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

64

akhir dari godaan dan dampak buruk itu, yakni bila rayuan setan berlanjut, tanpa

ditampik, maka zikir semakin berkurang dan akhirnya jika yang bersangkutan

tidak lagi sadar, maka setan akan menguasainya dan menjadikannya lupa

sepenuhnya untuk berzikir kepada Allah.36

Al-Qur’an juga menceritakan tentang dampak buruk bagi yang melalaikan

zikir pada surah dan ayat lainnya:

Artinya : “Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, MakaSesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akanmenghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". berkatalah ia:"Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta,Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman:"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamumelupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". danDemikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidakpercaya kepada ayat-ayat Tuhannya. dan Sesungguhnya azab di akhirat itulebih berat dan lebih kekal.”37

Al-Marâghî berpendapat bahwa barangsiapa yang berpaling dari berbagai

peringatan yang Aku peringatkan padanya; dan tidak mau mengambil pelajaran

daripadanya, yang membuat dia tidak menentang perintah Tuhannya, maka dia

akan merasakan kehidupan yang begitu sempit, karena dia selalu gelisah, serta

tamak terhadap dunia, sibuk untuk terus mencari dan menambah kekayaannya

36Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 137.37QS. Thaha/20: 124-127

Page 76: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

65

serta takut kemiskinan dan kemelaratan, sehingga timbullah sifat bakhil dalam

dirinya. Sehingga mereka melupakan zakat, sedekah yang tujuannya mengingat

kepada Allah.38

Sedangkan, Quraish Shihab berpandangan bahwa ayat-ayat di atas bagaikan

menyatakan bahwa: “barangsiapa yang bersungguh-sungguh mengikuti petunjuk

Allah yang Maha Agung, maka orang-orang yang selalu berzikir tidak akan

tersesat dalam mengarungi kehidupan di dunia dan juga menjadi bekal untuk

hidup di akhirat. Orang-orang yang berzikir juga tidak akan salah dalam

menentukan arah dan tujuan dalam hidupnya, sehingga mereka akan mencapai

tujuan yang mereka cita-citakan dengan sukses hingga untuk bekal di akhirat.39

Siapa yang melupakan Allah atau tidak berzikir mengingat-Nya, maka tidak

ada lagi sesuatu yang berada dalam ingatannya kecuali kenikmatan duniawi. Hal

tersebut merupakan suatu yang diinginkan dan perhatiannya dan yang selalu dia

usahakan untuk meraihnya sebanyak mungkin

Perhatiannya yang begitu besar pada dunia dan kenikmatannya menjadikan

mereka berpotensi meraih kegemerlapan duniawi. Allah berfirman:

Artinya : “Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), MakaKami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orangyang Kami kehendaki dan “Kami tentukan baginya neraka Jahannam; iaakan memasukinya dalam Keadaan tercela dan terusir.”40

38al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî,, Jilid , h. 295.39Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 139.40QS. al-Isrâ’/17: 18

Page 77: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

66

Demikian peringatan Allah yang harus selalu diingat karena apabila

manusia lengah dan sengaja melupakan Allah, maka apa yang diraihnya itu

merupakan bencana buat dirinya. Allah berfirman:

Artinya : “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikankepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenanganuntuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telahdiberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong,Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalimitu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. segala puji bagi Allah, Tuhansemesta alam.”41

Al-Marâghî mengatakan bahwa Allah akan memberikan bencana dan

siksaan kepada orang-orang yang melalai kan dari berzikir kepada-Nya. Begitu

juga setelah mereka berpaling dari peringatan Rasulullah, mereka meninggalkan

dan melupakan petunjuk para Rasul yang diutus Allah, mereka terus menerus

melakukan kekufuran dan pembangkangan, di samping terbelenggu dalam taqlid

kepada tradisi orang-orang sebelum mereka. Oleh karena, Allah menguji mereka

dengan membuka pintu-pintu rezeki, dengan berbagai kebaikan, kesenangan

hidup, kesehatan jasmani serta keamanan terhadap jiwa dan ruhnya. Tetapi

berbagai kenikmatan tersebut tidak bisa memberikan pelajaran dan pendidikan

kepada mereka yang lalai, dan mereka juga tidak pernah bersyukur atas nikmat-

41QS. al-An’am/6: 44-45.

Page 78: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

67

nikmat yang Allah berikan. Malah sebaliknya, mereka semakin mengingkari dan

sombong, walaupun bencana dan malapetaka telah ditimpakan ke atas mereka.42

Sungguh Allah memberikan kepada orang yang mengikuti petunjuk-Nya

dan berpegang teguh kepada agama-Nya kehidupan yang tenang tanpa adanya

duka cita, dan memberikan kepada orang yang berpaling dari agama-Nya suatu

kesengsaraan dan kepayahan, dan di akhirat dia akan merasakan kepayahan,

kesempitan serta penderitaan yang lebih berat dan besar.

Sesuai dengan paparan ayat-ayat tentang orang-orang yang mengabaikan

zikir (mengingat dan mengagungkan) Allah, dapat diambil kesimpulan bahwa

Allah mengingatkan orang-orang yang beriman akan perintah dan kewajiban

untuk selalu memuji Allah atas berbagai nikmat yang telah dilimpahkan kepada

ciptaannya, bukan saja atas manusia, tapi juga seluruh makhluk hidup di muka

bumi.

C. Macam dan Tingkatan Zikir

1. Macam-Macam Zikir

a. Tilawat al-Qur’an

Salah satu macam zikir adalah dengan membaca al-Qur’an. perintah untuk

membaca al-Qur’an terulang sebanyak tiga kali, yakni dalam QS. Muzammil/73

ayat 4 dan 20:

Artinya : “Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”43

42al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid , h. 207.

Page 79: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

68

b. Tasbih

Ayat al-Qur’an yang memerintahkan untuk bertasbih adalah firman Allah:

44

Artinya : “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlahampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”45

c. Tahmid

Ayat al-Qur’an yang memerintahkan untuk bertahmid adalah firman Allah:

Artinya : “Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan Kesejahteraan atashamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik,ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia?"46

d. Tahlil

Ayat al-Qur’an yang memerintahkan untuk bertahlil atau mengesakan Allah

adalah firman Allah:

Artinya : “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah

Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan

tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan

Dia."47

e. Takbir

43QS. al-Muzammil/73: 4.44

al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Jilid 30, h. 454.45QS. al-Nashr/110: 346QS. al-Naml/27: 5947QS. al-Ikhlas/112: 1-4

Page 80: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

69

Ayat al-Qur’an yang memerintahkan untuk bertakbir atau mengesakan Allah

adalah firman Allah:

Artinya : “Dan Katakanlah: "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyaianak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pulahina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia denganpengagungan yang sebesar-besarnya.”48

f. Istighfar

Ayat al-Qur’an yang memerintahkan untuk beristighfar atau mengesakan

Allah adalah firman Allah:

Artinya : “Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah(sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamudan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allahmengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.”49

2. Tingkatan Zikir

Menurut kaum sufi, Zikir ada tujuh jenis:a. Zikir bi al-lisan (yang dituturkan dan bersuara)b. Zikir al-nafs (tanpa suara dan terdiri dari gerak dan rasa dalam hati),c. Zikir bi al-qalb (perenungan hati),d. Zikir al-ruh (tembus cahaya dan sifat-sifat ilahiyah),e. Zikir al-sirr (penyingkapan rahasia ilahi),f. Zikir khafy (penglihata cahaya keindahan), dang. Zikir akhfa’ al-khafy (penglihatan realitas kebenaran yang mutlak).50

48QS. al-Isra’/17: 11149QS. Muhammad/47: 19.

50Agil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, h. 87.

Page 81: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

70

D. Sebab-sebab Perintah Dzikir

Zikrullah diperintahkan kepada manusia disebabkan adanya beberapa faktor,

sehingga melakukan dzikir suatu ibadah yang dianjurkan, adapun faktornya

adalah untuk menghindarkan godaan pada diri manusia, baik dari dalam diri

sendiri maupun dari luar diri manusia.

Dzikir merupakan komitmen dan kontinuitas untuk meninggalkan kondisi

lupa kepada Allah dan memasuki wilayah persaksian, untuk mengalahkan rasa

takut bersamaan dengan rasa cinta yang mendalam.51 Adapun sebab-sebab

dianjurkannya untuk berdzikir kepada Allah, karena beberapa hal, yaitu:

1. Al-Nisyan.

Al-Qur’ân menyebut manusia dengan beberapa nama, dan salah satu di

antaranya adalah disebut al-Insan. Sebagian para ahli bahasa Arab, berpendapat

bahwa kata tersebut berasal dari nasiya-yansa yang berarti lupa. Argumentasi

yang dipaparkan adalah bentuk tasghir dari kata tersebut adalah unaisiyan dan

juga bersandar pada perkataan Ibn ‘Abbas, bahwa manusia disebut insan karena ia

melupakan janjinya kepada Allah.52

Sifat lupa (al-Nisyan) dapat membahayakan dan menghalangi setiap

manusia untuk mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi masalah

kehidupan. Al-Qur’ân menyebut kata lupa dalam berbagai ayat. Jika ayat-ayat

tersebut dipelajari kandungannya, maka akan ditemukan bahwa lupa (al-Nisyan),

mempunyai pengertian yang berbeda, secara globalnya sebagai berikut:53

51Agil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, h. 86.52Lihat Ibn Manzhûr, Jilid VI, h. 10-1153Muhammad Usman Najati, Al-Qur’ân wa Ilm al-Nafs, Al-Qur’ân dan psikologi, terj. Ade

Asnawi Syihabuddin, (Jakarta: Pustaka, 2001), h. 166-167

Page 82: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

71

Pertama, sifat lupa yang memang menjadi kodrat manusia, lupa yang

menimpa ingatan terhadap berbagai peristiwa, tentang informasi yang pernah

terekam sebelumnya. Al-Qur’ân mengisyaratkan jenis lupa tersebut di dalam surat

al-A’la/87 ayat 6.

Artinya : “Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad)Maka kamu tidak akan lupa.

Kedua, lupa yang berarti lalai (al-sahw). misalnya orang yang lupa sesuatu

di suatu tempat. Atau suatu pembicaraan yang ingin diungkapan semua, namun

kenyataannya hanya sebahagian yang diingat, dan baru teringat kemudian.

Sebagai contoh tentang kisah Nabi Musa as, dalam surat al-Kahf/18: 63:

… …

Artinya : “Maka Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itudan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecualisetan.”

Ketiga, lupa dalam artian hilangnya perhatian terhadap sesuatu hal.

Misalnya dalam al-Qur’ân dinyatakan:

Artinya : “Dan Sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu,Maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauanyang kuat.”54

Karenanya untuk mengobati penyakit lupa, Allah memberikan resep berupa

dzikir kepada Allah secara berkesinambungan, dengan ingat kepada nikmat Allah

dan karunia-Nya, dan ingat ke semua ciptaan dan tanda-tanda kekuasaan-Nya.

54QS. Thaha/20: 115.

Page 83: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

72

2. Syahwat (Hawa Nafsu)

Dalam al-Qur’ân disebutkan bahwa Allah telah menciptakan jiwa yang

sempurna tanpa adanya kekurangan. Allah mengilhamkan kepada setiap jiwa itu

jalan kefasikan dan ketakwaan. Hal ini termaktub dalam surah al-Syams/91 ayat 7

sampai 11. Allah juga menciptakan jiwa (nafs) tiap orang berbeda-beda,

bagaimana orang tersebut menjaga hawa nafsunya, sebagaimana firman Allah

dalam surat al-Nazi’at/79 ayat 40:

Artinya : “Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannyadan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya”

Menurut al-Marâghî, hawa ialah kecenderungan jiwa (nafs) kepada syahwat,

karena menuruti dorongan syahwat tersebut, merupakan tingkah laku hewan.

Dengan demikian manusia telah melalaikan potensi akal yang merupakan

keistimewaannya.55

3. Cinta Dunia

Alam Semesta yang Allah ciptakan begitu indah dan menyenangkan, segala

kenikmatan dan kemewahan mudah diperoleh dan juga mudah hilang. Allah

mengumpamakan bahwa kehidupan duniawi adalah sementara, dan juga

memperingatkan manusia agar tidak lupa mengingat Allah dikarenakan harta dan

kenikmatannya. Hal tersebut telah terbukti dengan semakin banyaknya orang yang

lalai dari berdzikir kepada Allah disebabkan kecintaannya kepada harta dan

anaknya.56

55Al-Marâghî, Tafsir Al-Marâghî, Jilid X, 168-169.56al-Munâfiqun/63: 9. lihat juga QS. alu Imran/3: 14.

Page 84: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

73

Allah juga mengumpamakan bahwa dunia ini seperti permainan dan hal

tersebut melalaikan manusia. Allah juga memperingatkan manusia bahwa di

akhirat kelak aka nada azab yang keras bagi orang-orang yang melupakan dan

melalaikan dari mengingat Allah. Allah berfirman:

Artinya : “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalahpermainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megahantara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudiantanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudianmenjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunandari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalahkesenangan yang menipu.”

Ayat-ayat di atas mendeskripsikan bahwa begitu banyaknya manusia yang

terjerumus dan tertipu dengan segala kesenangan yang diperolehnya. Sehingga

mereka lupa akan hakikat penciptaannya agar selalu beribadah dan menyembah

Allah.

Page 85: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

74

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah menghimpun, mengolah dan melakukan analisa dengan berbagai

pendekatan keilmuan tentang konsep zikir dalam al-Qur’an menurut penafsiran

Ahmad Musthafa al-Maraghi, akhirnya penulis berkesimpulan bahwa manfaat dari

zikir akan menjadikan setiap hati orang-orang yang beriman tenang dan tenteram

ketika zikir mengingat Allah. Hati mereka penuh dengan cinta sehingga ketika

disebutkan nama Allah dan dibacakan ayat-ayat-Nya, keimanan mereka akan

bertambah

Dan akhirnya zikir membawa seseorang ke dalam golongan hamba-

hambanya yang salihin dan mukramin. Kemudian al-Marâghî menyebutkan

bahwa perumpamaan jiwa-jiwa yang suci bagaikan cermin yang saling

berhadapan, di mana yang satu memancarkan sinar kepada yang lainnya.

Selain itu zikir kepada Allah dapat menyembuhkan penyakit, apabila

hatinya telah tenang dan ridha, maka Allah akan menyediakan obat baginya. Jika

jiwa seseorang telah kuat, maka tubuhnya juga akan kuat dan tahan terhadap

segala penyakit. Dan juga manfaat utama dari energi zikir pada tubuh adalah

untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh, agar tercipta suasana kejiwaan yang

tenang damai dan terkendali

Page 86: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

75

B. Rekomendasi

Agar umat Islam ingin damai dan tenteram maka menurut penulis sudah

semestinya mereka selalu berzikir dan selalu mengingat Allah di mana pun

mereka berada. Sehingga mereka dapat merasakan manisnya manfaat dari zikir.

Karena itu, penulis menyarankan kepada para akademisi, untuk terus

mengkaji kandungan makna al-Qur’an. Khususnya yang terkait dengan konsep

zikir hingga umat Islam dapat memiliki sumber bacaan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan para pembaca. Khususnya umat Islam agar dapat dengan

mudah memahami konsep zikir yang terdapat dalam al-Qur’an. Dengan demikian

diharapkan masyarakat secara umum dapat memahami zikir dengan benar.

Page 87: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 5. Jakarta: Ichtiar

Baru van Hoeve, 2002.

Abdullah Wan Muhammad Shaghir. Dhiyaul Murid Syeikh Daud al-

Fathani: Pedoman Zikir Menuju Ilahi. Kuala Lumpur: Khazanah

Fathaniyah, 1996.

Al-Aqqad, Abbas Mahmud. At-Tafkir Faridhatun Islamiyah. Beirut:

Maktabah ‘Ashriyyah.

Siroj, Said Aqil. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial Mengedepankan Islam Sebagai

Inspirasi, Bukan Aspirasi. Bandung : PT. Mizan Pustaka 2006

Asfahani, al-Raghib. al-Mufradat fi Gharib al-Qur‘ân. Beirut: Dâr al-Ma’rifah,

1998.

________. al-Mufradat Alfadz al-Qur‘ân. Beirut: Dâr al-Shamiah, 1997.

Badruzzaman, Ahmad Dimyathi, Zikir Berjamaah Sunnah atau Bid’ah.

Jakarta: Republika, 2003.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru

Van Houve, 1993.

Eaton, Charles Le Gai. Zikir Nafas Peradaban Modern. Bandung: Pustaka

Hidayah, 2006.

Al-Farmawi, ‘Abd al-Hayy. al-Bidayat fi al-Tafsir al-Maudhu’i. Kairo: al-

Hadharah al-‘Arabiyah, 1977.

Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia: dari Hermeneutika hingga Ideologi.

Cet I, Jakarta: Teraju, 2003.

Hamka. Tafsir al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, Jilid IV.

Hawari, Dadang. Doa dan Zikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis. Yogyakarta:

Dana Bakti Prima, 1997.

Page 88: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

77

Ibn Katsir, ‘Imaduddin Abu al-Fida Isma’il. Tafsir al-Qur’ân al-‘Adzim. Juz II.

Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1997.

Marâghî, Ahmad Mustafâ al-. Tafsir al- Marâghî. Jilid II. Beirut: Dâr al-Fikr,

2001.

Molcong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2005.

Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet I. Yogyakarta: Rake

Sarasin, 2000.

Nurbakhsh, Javad. Tenteram Bersama Sufi: Zikir, Tafakur, Muraqabah,

Muhasabah, dan Wirid. Jakarta: Serambi, 2004.

Qurthūbî, Abu Abdillah Muhammad Ibn Ahmad al-. Al-Jami’ al-Ahkam al-

Qur‘an al-Karim. Jilid XXVII. Cairo: Dâr al-Sya’ab, t.t.

Qutb, Sayyid. Fi Zhilal al-Qur’an. Kairo: Dar Asy-Syuruq, 1986.

Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Cairo: Dâr al-Fath li al-I’lam al-‘Arabi, 2000.

Sani, Rahman. Hikmah Zikir dan Do’a Tinjauan Ilmu Kesehatan. Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2002

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qurân: Fungsi dan Peran Wahyu

dalam kehidupan masyarakat. Bandung: Mizan, 1996

________. Tafsir al-Misbah, Pesan dan Keserasian al-Qur’ân. Jakarta: Lentera

Hati, 2002.

________Wawasan al-Qur’ân tentang Zikir dan Doa. Ciputat: Lentera Hati,

2006.

Sukmono,Rizki Joko. Psikologi Zikir. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

Syukur, M.Amin. Zikir Menyembuhkan Kankerku. Jakarta: PT Mizan Publika,

2007

Ridhâ, Muhammad Rashid. Tafsir al-Manâr. Jilid IV. Beirut: Dâr al-Ma’rifah, t.t.

Page 89: KONSEP ZIKIR MENURUT AL-MARÂGHÎrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4540/1/KHOIRUL... · no Kata Arab Alih aksara 1 ゅブヱガチ tarîqah 2 Éíã?Ó?Ç ÉÚãÇ?Ç

78

Thabari, Ibn Jarir al-. Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur‘ân. Beirut: Dâr al-

Fikr, 1984.

http://alhikmahdua.net/2010/03/23/manfaat-dzikir-dalam-kehidupan/

diakses pada 18-09-2010.

Syafii Maarif, Menghadapi Peradaban Modern dengan Zikir dan Fikir,

http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A756_0_3_0_M,

diakses pada 18-September-2010.