Upload
ratnayusii-izecson-leite
View
231
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Konservasi Genetik pada Rusa Timor (Cervus timorensis)
Disusun oleh :Ratna Yusi Lestari 13030204007Emilia Elis H. 13030204072
Satwa rusa saat ini di dunia telah menjadi
industri peternakan yang penting
Berasal dari perburuan dan hanya sebagian kecil yang dari hasil
pemeliharaan sederhana satwa
Rusa umumnya dimanfaatkan
dagingnya sebagai salah satu sumber
protein hewani
Upaya konservasi genetik atau
pelestarian genetik rusa perlu mendapat
perhatian khusus
Berkurangnya populasi rusa di alam dan
pengurasan genetik
Tingkat pemanfaatan yang berlebihan akan
menimbulkan masalah konservasi
STATUS KONSERVASI RUSA TIMOR
Pengertian Konservasi Genetik
• Konservasi genetik adalah salah satu cara aplikasi genetik untuk melestarikan berbagai jenis binatang dan tumbuhan sebagai mahkluk hidup yang dinamis yang mampu mengatasi perubahan lingkungan.
• Seperti yang ditulis oleh Bonde dkk., (2008) dalam jurnal marine animals and their ecology, konservasi genetik ini membantu pengelola satwa liar dalam mengidentifikasi serangkaian unit konservasi binatang.
Persebaran Rusa• Pada tahun 1920
pemerintahan India Belanda mendatangkan rusa timor sub spesies maluku (Cervus timorensis mollucensis) dari pulau Halmahera ke daerah sekitar Manokwari. (Schroder, 1976).
• Sedangkan di daerah Merauke rusa timor dimasukkan pada tahun 1927, namun tidak diketahui sub spesiesnya (Petocz, 1987).
• Satwa rusa di Papua telah berkembang biak sekitar 80 tahunan, dan saat ini telah menyebar luas di beberapa daerah lainnya, misalnya sekitar Jayapura, Keroom, Nabire dan Fakfak.
Perbedaan demografis, iklim, dan habitat yang
besar antara daerah dalam jangka panjang
dapat menyebabkan variasi genetik,
produksi dan kualitas daging rusa yang ada di kedua daerah tersebut.
Konservasi Genetik di Indonesia
Konservasi genetik di Indonesia sudah dilakukan, seperti pada penelitian konservasi genetik Rusa Timor (Cervus timorensis) di Papua dengan analisis genetik menggunakan metode RAPD (Randomly Amplified Polymorphyce DNA)
Metode RAPD ?
Metode RAPD dalam konservasi genetik rusa dilakukan dengan cara :1. Pengambilan contoh materi yang mengandung DNA
dari organisme yang akan diteliti2. Isolasi dan purifikasi DNA3. Amplifikasi DNA4. Elektrophoresis5. Deteksi hasil RAPD dan analisis data
Hasil penelitian analisis genetik dengan menggunakan metode Randomly Amplified
Polymorphyc DNA (RAPD)
untuk konservasi genetik Rusa Timor (Cervus timorensis) di Papua, dihasilkan rusa yang di daerah Merauke belum diketahui sub spesiesnya. Rusa yang di daerah Manokwari sub spesies rusa Maluku (Cervis timorensis mollucensis).
Konservasi Genetik di Luar Negeri
• Rusa merah (Cervus elaphus) adalah salah satu mamalia besar yang paling luas di Eropa, terjadi di hampir seluruh benua kecuali di Skandinavia utara, Finlandia dan Islandia.
• Rusa merah memiliki distribusi dan struktur genetik yang beragam yang telah dibentuk oleh dua faktor alam dan manusia sehingga menghasilkan pola mosaik
• Elk (Cervus canadensis) adalah salah satu dari spesies terbesar dan salah satu mamalia terbesar di Amerika Utara dan Asia Timur. Sebelumnya elk merupakan subspesies dari rusa merah Eropa (Cervus elaphus), namun sebuah studi genetika pada tahun 2004 pada DNA mitokondrianya menemukan bahwa elk merupakan spesies yang berbeda.
Perbandingan Konservasi Genetik di Indonesia dengan di luar negeri terhadap Satwa Rusa
Sejauh ini, analisis genetik dengan metode RAPD dalam konservasi genetik rusa di Indonesia belum banyak dilakukan, namun di luar negeri analisis genetik rusa dengan metode ini sudah banyak dilakukan.
Daftar Pustaka
Murwanto, Agustinus. 2008. Pentingnya Analisis Genetik Dengan Menggunakan Metode Randomly Amplified Polymorphyc DNA (RAPD) Untuk Konservasi Genetik Rusa Timor (Cervus timorensis) Di Papua. Jurnal ilmu peternakan, Desember 2008, hal. 72 – 83 Vol. 3 No.2
Reni. 2015. Konservasi genetik Rusa Timor. http://blogs.uajy.ac.id/renitanurhayati/ diakses pada 08 April 2016.
Terima kasih