26
 1 TEKNIK K ONSERVASI TANAH DAN AIR Oleh : BENY HARJ ADI Peneliti Utama- IVd bid ang Pe dol ogi d an Pengin deraan Jauh Pertemuan Ilmiah Kelompok Fungsional DIY dan Jaw a T eng ah-2014 Fasil it ator Para Penelit i BPTKPDAS I. PENDAHULUAN  A. Latar B elakang B. Maksud dan Tujuan C. Beberapa Pengert i an

konservasi sungai

  • Upload
    andreas

  • View
    71

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konservasi sungai

Citation preview

  • 1TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

    Oleh :BENY HARJADI

    Peneliti Utama-IVd bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh

    Pertemuan Ilmiah Kelompok Fungsional DIY dan Jawa Tengah-2014

    Fasilitator Para Peneliti BPTKPDAS

    I. PENDAHULUAN

    A.Latar BelakangB.Maksud dan Tujuan

    C.Beberapa Pengertian

  • 2A. LATAR BELAKANG-Apa yang dimaksud teknik KTA ?

    -Mengapa pengawetan tanah diperlukan ?-Bagaimana penerapannya di lapangan ?-Siapa yg melakukan pengelolaan KTA ?

    -Dimana bangunan KTA harus dilakukan ?-Kapan bangunan KTA dilaksanakan ?-Berapa biaya, tenaga, dan waktu yang

    diperlukan ?

    B. MAKSUD DAN TUJUANMaksud :

    Pengawetan/Konservasi tanah dan air (KTA) dimaksudkan untuk meningkatkan

    produktivitas lahan dengan cara menekan timbulnya erosi dan sedimentasi akibat oleh

    pengaruh hujan dan lingkungan

    Tujuan :-untuk mengendalikan erosi, sedimen dan

    mencegah terjadinya bencana banjir & longsor-Untuk mencegah pendangkalan waduk dan

    kerusakan lingkungan sekitar DAS

  • 3C. BEBERAPA PENGERTIAN1. Bidang Olah

    2. Tampingan/Riser3. Saluran Peresapan

    4. Saluran Pembuangan5. Appron/Lantai muka6. Bak Penenang/Koffer

    7. Sumur Resapan8. Vertikal Interval

    9. Horizontal Interval

    10. Teras Individu11. Hill Side Ditch12. Infiltrasi13. Permeabilitas14. Run Off15. Drainase16. Erosi17. Sedimentasi18. Lereng

    II. JENIS DAN BENTUKKONSERVASI TANAH DAN AIR

    A. Dam Pengendali (Chek dam)B. Dam Penahan (Dam kecil)

    C. Gully Plug (Pengendali Jurang)D. Drop Structure (Bangunan Terjunan)

    E. Rorak (Teras Saluran/Parit Buntu)F. Terasering (Terrace)

    G. Stream Bank ProtectionH. Konsrevasi Air Mekanis

  • 4A. Dam PengendaliA.1. Chek Dam

    DAM PENGENDALI : bangunan untuk pengendalian banjir hulu sungai (headwater

    flood control) dengan cara memperlambat run off dan menampungnya pada waduk

    (reservoir).Tujuan :-Sebagai daya tampung (storage capacity) air.-Pengendapan lumpur (sedimentasi) akibat erosi.-Mengendalikan tinggi muka air sewaktu run off tiba

    Konstruksi bendung yang berbentuk lengkung atau busur, pada lembah atau alur sungai,

    sehingga areal di hulu bendung menjadi waduk (reservoir) yang dapat menampung air dan sebagai tempat pengendapan sedimen terangkut hasil erosi

    dari daerah tangkapan (catchment).

    A. Dam PengendaliA.2.Dam Pengendali Tipe Busur

    Tujuan :-Mengendapan sedimen terangkut-Menampung air untuk pengairan

  • 5B. Dam PenahanDAM PENAHAN : bendungan kecil yang lolos

    air dengan konstruksi bronjong batu atau trucuk bambu (kayu) yang dibuat pada alur

    jurang dengan tinggi maksimum 4 m

    Tujuan :-Mengendalikan endapan dan aliran permukaan

    dari daerah tangkapan air di bagian hulu.-Meningkatkan permukaan air tanah di bagian hilir.

    C. Gully Structure & G. Head St.(Pengendali Jurang & Ujung Jurang)

    PENGENDALI JURANG : bangunan konservasi berupa bendungan kecil lolos air yang dibuat pada parit-parit

    melintang alur dengan konstruksi bronjong batu, kayu (bambu) atau pemasangan batu spesi. Bangunan ini pada

    ujung jurang disebut Gully Head Structure.Tujuan :-Memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan air-Mencegah bertambahnya luasnya kerusakan lahan -Mengendalikan erosi dan sedimen serta air dari atas-Memperbaiki kondisi tata air daerah sekitarnya.

  • 6D. Drop StructureD.1.Saluran Pembuangan Air (SPA)

    SALURAN PEMBUANGAN AIR (SPA) adalah saluran yang terletak/memotong teras ke arah lereng, yang berfungsi untuk menampung kelebihan air hujan yang tidak meresap ke dalam bidang olah teras, untuk dialirkan ke tempat yang lebih rendah secara aman, pelan dan tenang serta terkendali.

    Tujuan : Mengendalikan kecepatan aliran permukaan,

    sehingga erosi jurang dapat dihindari Mengurangi daya erosi aliran permukaan

    D. Drop StructureD.2. Saluran Drainase

    SALURAN DRAINASE merupakan suatu bangunan yang dibuat agar air hujan yang jatuh dan menjadi aliran permukaan dapat ditampung dan dialirkan atau dibuang secepatnya ke tempat yang lebih aman.

    Tujuan : Membuang/mengalirkan air secepatnya ke tempat

    yang aman Mengurangi penyebab timbulnya erosi saluran

  • 7D. Drop StructureD.3.Bangunan Terjunan Air

    BANGUNAN TERJUNAN AIR : bangunan terjunan yang dibuat pada tiap jarak tertentu pada SPA (tergantung kemiringan lereng) yang dibuat dari batu, beton, kayu, atau bambu.

    Tujuan : Mengendalikan kecepatan aliran permukaan, sehingga erosi jurang dapat dihindari Mengurangi daya erosi aliran permukaan

    E. Rorak/Teras SaluranPARIT BUNTU (rorak) merupakan suatu teknik konservasi tanah dan air berupa lubang-lubang buntu yang dibuat untuk meresapkan air ke dalam tanah, serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah.

    Tujuan :-meningkatkan jumlah persediaan air tanah, -menahan tanah yang tererosi (sedimen) dari bidang olah,

    -mengendalikan sedimen yang terkumpul ke bidang olah,

    -dikombinasikan dengan mulsa vertikal untuk memperoleh kompos.

  • 8F. TerraceF.1. Teras Gulud

    TERAS GULUD -Bangunan konservasi tanah berupa guludan tanah dan selokan/saluran air. -Bagian atas guludan besar terdapat satu atau beberapa guludan kecil yang dibuat sejajar kontur, di mana bidang olah tidak diubah dari kelerengan permukaan tanah asli. -Dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan bangunan terjunan tegak lurus kontur.

    Tujuan : menahan laju erosi dan endapan ke lereng bawah

    F. TerraceF2. Teras Kredit

    TERAS KREDIT merupakan bangunan konservasi tanah berupa guludan tanah atau batu sejajar kontur, di mana bidang olah tidak diubah dari kelerengan tanah asli. Teras ini merupakan gabungan antara saluran dan guludan.

    Tujuan :memperbesar daya tampung air dan endapan, sehingga lama kelamaan akan terbentuk teras yang lebih sempurna (teras bangku).

  • 9F. TerraceF.3. Teras Individu

    TERAS INDIVIDU merupakan bangunan konservasi tanah berupa teras yang dibuat hanya pada tempat-tempat yang akan ditanami tanaman pokok. Teras ini dibuat sejajar kontur dan membiarkan bagian lainnya tetap seperti keadaan semula, yang biasanya ditanami tanaman penutup tanah.

    Tujuan :mengendalikan erosi permukaan yang terjadi akibat penanaman tanaman pokok.

    F. TerraceF.4.Teras Batu (Stone Walls Terrace)

    TERAS BATU yaitu teras dengan menggunakan batu untuk membuat dinding dengan jarak yang sesuai di sepanjang garis kontur pada lahan miring

    Tujuan :-Memanfaatkan batu batu yang ada di permukaan lahan agar dapat dimanfaatkan sebagai bidang olah-Mengurangi kehilangan tanah dan air, serta untuk menangkap tanah yang meluncur dari bagian atas sehingga bertahap dapat terbentuk teras bangku

  • 10

    F. TerraceF.5. Teras Bangku

    TERAS BANGKU : Serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur pada interval yang sesuai. Bangunan ini dilengkapi dengan saluran SPA dan ditanami rumput untuk penguat teras. Teras bangku ada yang miring keluar, kedalam dan datar.

    Tujuan :-Menyerap al. permukaan & mengendalikan erosi-Sebagai bidang olah pada lahan miring

    F. Level TerraceF.6. Teras Datar/Teras Sawah

    TERAS DATAR adalah bangunan konservasi tanah berupa tanggul tanah sejajar kontur,

    dengan kelerengan lahan tidak lebih dari 3% dilengkapi saluran diatas dan dibawah tanggul

    Tujuan :Mengurangi terjadinya erosi permukaan dan memperbaiki pengaliran air dan pembasahan tanah

  • 11

    F.7. Hill Side DitchHillside Ditches adalah ditches dangkal yang dibangun sepanjang garis kontur, di sisi miring bukit, dengan interval yang tepat.

    Tujuan:- Membagi lereng yang panjang menjadi beberapa potongan lereng yang lebih pendek, untuk meresapkan air- Untuk sarana transportasi, sehingga menghemat biaya operasional

    G. Stream Bank ProtectionG.1. Pengaman Tepi Sungai

    PENGAMAN TEBING SUNGAI : bangunan yang dibuat untuk mengamankan tebing sungai dan aliran diatasnya.

    Tujuan :-Mengurangi laju erosi yang disebabkan oleh arus sungai-Memantapkan tebing sungai dari gerusan air sungai

  • 12

    G. Stream Bank ProtectionG.2. Pelurusan Badan Sungai

    PELURUSAN BADAN SUNGAI : bangunan yang dibuat untuk mengamankan tebing sungai dan mempercepat aliran di daerah meander.

    Tujuan :-Mencegah luapan air di sekitar dataran banjir-Mempercepat aliran air dengan memperpendek jarak alur sungai

    G. Stream Bank ProtectionG.3. Pelindung/Pengendali Sisi Jalan

    PENGENDALI SISI JALAN : bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga air limpasan permukaan yang melewati tepi kiri dan kanan jalan dapat ditampung dan dialirkan secepatnya ketempat yang dan tidak merusak jalan.

    Tujuan :-mengalirakan air limpasan ke tempat yang aman-Mengurangi timbulnya erosi jalan

  • 13

    G. Stream Bank ProtectionG.4. Pengendali Tebing Jalan

    PENGENDALI TEBING JALAN : bangunan yang dibuat pada tebing jalan yang terjal untuk mencegah timbulnya longsor dan runtuhan. Bangunan ini berlaku pada tebing jurang maupun tepi jalan yang terjal.

    Tujuan :-Mengurangi bahaya longsoran yang disebabkan

    oleh pemotongan lereng jalan, pengelupasan luar tanah urugan

    -Mengurangi kecuraman lereng pada tepi jalan.

    H. Konservasi Air Mekanis H.1. Sumur Resapan

    Teknik Konservasi Air (TKA) berupa bangunan yang membentuk sumur gali dengan kedalaman

    tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh dari atap rumah atau daerah

    kedap air dan meresapkannya kedalam tanah

    Tujuan :-Meresapkan air hujan kedalam tanah-Mengurangi air limpasan dan drainase-Mencegah genangan air dan amblesan tanah-Mempertahankan muka air tanah-Menahan terjadi instrusi air laut-Mengurangi konsentrasi pencemaran air

  • 14

    H. Konservasi Air Mekanis H.2. Embung

    EMBUNG : bangunan air kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan atau air

    rembesan di lahan sawah tadah hujan yang berdrainase baik.

    Tujuan :-Tempat persediaan air di musim kemarau -Mengendalikan limpasan-Keperluan pertanian, peternakan, dan rumah

    tangga

  • 15

    A. JudulB. Lembar PengesahanC. Data IsiD. Daftar AwalE. Data UmumF. Kebutuhan BahanG. Kebutuhan AlatH. Kebutuhan TenagaI. Kebutuhan BiayaJ. Gambar RancanganK. Peta SituasiL. Peta Lokasi

    A. JudulJudul yang diusulkan menurut :-Permasalahan lapangan-Kebutuhan prioritas (top down)-Partisipatif masyarakat (buttom up)-Disesuaikan dana yang tersedia-Melibatkan semua unsur (Pemerintah, Masyarakat, dan Swasta)-Realitis, Logis, Wajar (tidak diada-adakan hanya semata-mata proyek)

  • 16

    B. Lembar PengesahanLembar pengesahan melibatkan seluruh

    Tim yang terkait terutama (SUNLAISAH):

    1. SUN (Penyusun) : perancang yang mengusulkan untuk diadakan suatu kegiatan dalam keproyekan

    2. LAI (Penilai) : memberikan penilaian layak atau tidak untuk didanai dan diteruskan pelaksanaannya

    3. SAH (Pengesah) : memberi pengesahan dan bertanggungjawab atas berlangsungnya suatu

    C. Daftar IsiDaftar Isi sebagai kerangka kerja suatu proposal usulan kegiatan keproyekan, berisi tentang :-Judul-Lembar Sunlaisah-Kata Pengantar-Pendahuluan-Maksud dan Tujuan-Metodologi-Rancangan Kegiatan-Daftar Pustaka

  • 17

    D. Data awalData awal merupakan data yang dihimpun pada saat orientasi sebelum pelaksanaan keproyekan dimulai :-Data Sekunder (Biofisik, Sosek, dan Iklim)-Koordinasi dengan aparat setempat dan petugas lapangan yang akan terlibat-Data aksesibilitas untuk mencapai ke lokasi, mudah tidaknya ditempuh dan dengan alat transportasi apa saja-Data persiapan bahan dan peralatan termasuk peta kerja dan gubuk kerja

    Data Umum yang terkait dengan bangunan KTA, antara lain :-BIOFISIK (Bentuk lahan, Batuan singkapan,Topografi, Catcment area, dll)

    -TANAH (Jenis tanah, Solum, Permeabilitas, Drainase, Infiltrasi, Warna, Tekstur, Struktur, Batuan, Bahan organik, dll)

    -VEGETASI (Jenis penutupan lahan, dll)-IKLIM (Curah hujan, Suhu, Evaporasi, dll)-HIDROLOGI (Debit, Sedimen, Suspensi, dll)-SOSEK (Kondisi masyarakat, Tingkat adaptif dan inovatif masyarakat, dll)

    E. Data Umum

  • 18

    F. Kebutuhan BahanKebutuhan bahan (sesuatu yang

    biasanya habis pakai) antara lain :1. Bahan KANTOR : kertas A4 sampai

    A0 untuk peta, tinta, ploter, disket, CD Rom, alat tulis kantor (ATK), dll

    2. Bahan LAPANGAN : bambu, kayu, batu, semen, pasir, bata merah, kricak,

    3. Bahan pengamatan : pias ARR, pias AWLR, blanko pengamatan, dll

    4. Bahan lainnya : yang tidak termasuk diatas misalnya minyak pelumas untuk merawat AWLR, dll

    G. Kebutuhan AlatKebutuhan alat (sesuatu yang tidak

    habis dipakai), antara lain : Alat Survai Lokasi : Palu geologi,

    Abney level/Clinometer, Theodolit, Meteran, Bor tanah, pH Stik, dll

    Alat Kerja : Cangkul, Linggis, Skop, dan perlatan tukang lainnya

    Alat Monitoring : Ombrometer & ARR (curah hujan), AWLR (debit), Pelskal (TMA), Termometer, dll

  • 19

    H. Kebutuhan TenagaKebutuhan Tenaga, meliputi :1. Tenaga Supervisi : Penanggung jawab,

    Perencana, Penilai, dan Pemberi dana, dll2. Tenaga Ahli : Peneliti, Surveyor, Penyuluh

    Spesialis, Pelaksana keproyekan, dll3. Tenaga Lapangan : Teknisi, Penyuluh lapangan,

    Pengamat lapangan, dll4. Tenaga Kasar : Mandor, Tukang, Petani, dll5. Tenaga Administrasi : Pimpro, Bendahara,

    Sekretaris Proyek, dll.

    I. Kebutuhan BiayaKebutuhan biaya yang diperlukan meliputi

    :1. Biaya Bahan dan Peralatan2. Biaya Sarana dan Prasarana3. Biaya Tenaga Kerja4. Biaya Teknis (kegiatan keproyekan)5. Biaya Adminstrasi (non teknis)6. Biaya Transportasi7. Biaya Lain-lain

  • 20

    J. Gambar RancanganGambar rancangan berisi tentang :1. Prespektif gambar teknis tampilan dari

    sisi samping, depan dan atas.2. Memenuhi persyaratan teknis yang

    telah ditentukan tergantung jenis bangunan KTA sipil teknis yang dikehendaki.

    3. Kebutuhan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk membangun.

    4. Prakiraan umur daya pakai suatu bangunan KTA.

    K. Peta Situasi

    Peta Situasi berupa :1. Gambaran umum lokasi secara biofisik,

    kondisi iklim dan sosekbud masyarakat2. Peta pendukung lapangan antara lain :

    Peta administrasi, peta dasar (topografi), dll

    3. Peta teknis lapangan : Peta tanah, Peta geologi, Peta penggunaan lahan, dll

    4. Peta kerja : peta rancangan, peta lokasi, dll

  • 21

    L. Peta LokasiPeta lokasi/Keadaan lokasi :1. Gambaran umum lokasi tempat bangunan

    konservasi tanah dan air (KTA) yang akan dibangun sesuai dengan rancangan dalam bentuk deskripsi lokasi.

    2. Peta dalam bentuk catchment area bisa berupa DAS, Sub DAS, Mikro DAS, Mini cachment dll.

    3. Site/tempat bangunan KTA akan dibangun setelah dilakukan survai orentasi dan pengumpulan data lapangan.

    IV. METODE DAN TEKNIK PENILAIAN

    A. Teknik Monitoring dan Evaluasi

    B. Teknik Penilaian Hasil Pelaksanaan Konservasi Tanah dan Air

  • 22

    A. Teknik Monitoring dan Evaluasi

    Monitoring/Pengamatan :1. Rutin Sepanjang Tahun2. Reguler saat awal, tengah dan akhir

    kegiatan keproyekan3. Insidentil jika diperlukan saat musim

    tertentu

    Evaluasi/Penilaian Proyek :1. Sebelum pelaksanaan2. Saat Pelaksanaan3. Setelah Pelaksanaan

    Monitoring/Pengamatan :1. Rutin Sepanjang Tahun : pengamatan IKLIM

    (hujan, angin, evaporasi, infiltrasi dll), pengamatan HIDROLOGI (debit sungai, sedimentasi, suspensi,)

    2. Reguler saat awal, tengah dan akhir kegiatan keproyekan : mencocokan antara rancangan dengan pelaksanaan di lapangan apakah ada penyimpangan distorsi antara keduanya.

    3. Insidentil jika diperlukan saat musim tertentu : puncak banjir, atau adanya bencana alam lainnya misalnya banjir bandang, gunung meletus, longsoran, runtuhan tanah, ilegal loging dll

  • 23

    Evaluasi/Penilaian Proyek :1. SEBELUM pelaksanaan : memprediksi apakah

    proyek yang sudah direncanakan layak diteruskan atau tidak dengan memperhatikan faktor teknis maupun non teknis.

    2. SAAT Pelaksanaan : membandingkan antara rancangan dengan kondisi riil pelaksanaan di lapangan apakah sudah sesuai atau belum sesuai dengan maksud dan tujuan yang dituangkan dalam target dan sasaran proyek.

    3. SETELAH Pelaksanaan : memantau dari bangunan yang telah dibuat apakah dapat bermanfaat dengan baik, berumur guna lama, dan berdampak dengan pengembangan swadaya oleh masyarakat

    B. Teknik Penilaian Hasil Pelaksanaan Konservasi Tanah

    dan Air1. Tingkat Kualitas Bangunan2. Tingkat Perawatan dan Pengelolaan3. Analisis Input (Bahan, Biaya, Tenaga, Keahlian)4. Tingkat Kemanfaatan KTA terhadap pelestarian

    lingkungan dan produktivitas lahan5. Tingkat pengendalian erosi, sedimentasi, banjir, 6. Tingkat Adopsi masyarakat (Tahu, Mau, dan

    Mampu) meniru dan mengembangkan7. Dampak Bangunan KTA pada Masyarakat sekitar

    (positif atau negatif).

  • 24

    B. Teknik Penilaian Hasil Pelaksanaan Konservasi Tanah

    dan Air1.Tingkat Kualitas Bangunan :

    A. BaikB. SedangC. BurukD. Sangat Buruk

    2.Tingkat Perawatan dan Pengelolaan :A. Sangat TerawatB. TerawatC. Tidak terawat

    B. Teknik Penilaian Hasil Pelaksanaan Konservasi Tanah

    dan Air3.Analisis Input (Bahan, Biaya, Tenaga, Keahlian),

    masing-masing dengan kategori :A. Rendah (murah)B. Sedang (biasa)C. Tinggi (mahal)

    4.Tingkat Kemanfaatan KTA terhadap pelestarian lingkungan dan produktivitas lahan :A. Sangat bermanfaatB. BermanfaatC. Tidak bermanfaat

  • 25

    B. Teknik Penilaian Hasil Pelaksanaan Konservasi Tanah

    dan Air5.Tingkat pengendalian erosi, sedimentasi, banjir :A. Munurun drastisB. MenurunC. Meningkat

    6.Tingkat Adopsi masyarakat (Tahu, Mau, dan Mampu) meniru dan mengembangkan :A. Tahu (faham pentingnya KTA)B. Mau (melaksanakan asal disubsidi pemerintah)C. Mampu (melaksanakan dengan biaya sendiri)

    B. Teknik Penilaian Hasil Pelaksanaan Konservasi Tanah

    dan Air7. Dampak Bangunan KTA pada Masyarakat sekitar (positif

    atau negatif) :A. Berdampak NEGATIF (dengan bangunan KTA dianggap mengganggu dan dapat menurunkan penghasilan petani karena luas lahan yang semakin sempit).

    B. TIDAK berdampak (petani atau masyarakat tampak acuh tak acuh karena belum memahami manfaat bangunan KTA yang ada disekitar tempat tinggalnya).

    C. Berdampak POSITIF (petani sangat senang dengan adanya bangunan KTA dan berkeinginan untuk mengembangkan di lokasi lain)

  • 26