3
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan bernegara. Karakter adalah budi budi pekerti yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling) dan tindakan (action) (Roosseno. 2008. Jembatan Dan Menjembatani . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia). Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak (Widodo, 2011). Makna karakter yang dikemukakan oleh Thomas Lickona (1991) adalah a reliable inner disposition to respond to situations in a marally good way.”. Selanjutnya ia menambahkan, “ character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior”. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaina pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan ketrampilan (skills). Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our Schools. New York: Bantam Books Konsistensi adalah suatu karakteristik sikap yang memunculkan kesesuaian antara pernyataan, pedoman, atau sebuah asas dengan tindakan atau perilakunya. Konsistensi terhadap suatu objek akan menghasilkan sebuah respon yang terdiri dari aspek kognitif, afektif, dan konatif (Ponticelly, Adhitya. 2008. Konsistensi Guru Dalam Mencapai Standar Kompetensi Lulusan Pada Program

Konsistensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bleble

Citation preview

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan bernegara. Karakter adalahbudi budi pekerti yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling) dan tindakan (action) (Roosseno. 2008. Jembatan Dan Menjembatani. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia). Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak (Widodo, 2011). Makna karakter yang dikemukakan oleh Thomas Lickona (1991) adalah a reliable inner disposition to respond to situations in a marally good way.. Selanjutnya ia menambahkan, character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaina pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan ketrampilan (skills).Lickona,Thomas.1991. Educating for Character: How Our Schools. New York: Bantam BooksKonsistensi adalah suatu karakteristik sikap yang memunculkan kesesuaian antara pernyataan, pedoman, atau sebuah asas dengan tindakan atau perilakunya. Konsistensi terhadap suatu objek akan menghasilkan sebuah respon yang terdiri dari aspek kognitif, afektif, dan konatif (Ponticelly, Adhitya. 2008. Konsistensi Guru Dalam Mencapai Standar Kompetensi Lulusan Pada Program Keahlian Teknik Elektronika Industri Di SMK Negeri 2 Subang. Universitas Negri Yogyakarta)Konsisten adalah ajektiva atau kata sifat yang bermakna taat asas; tidak berubah-ubah, selaras sesuai .Kata konsisten mengandung arti teguh pendirian, komit, istiqamah, stabil, tidak mencla-mencle, tidak plin-plan, tidak labil, serta dalam ketaatannya terhadap asas tidaklah statis, tetapi dinamis, tegas, teguh, kokoh, dan sifat lainnya yang semakna dengan itu (Tampubolon, Daulat P. 2001. Peran Bahasa dalam Memajukan Bangsa. Linguistik Indonesia: Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia. Tahun ke-19, No. 1, Februari 2001.)Dalam prosiding Matematika dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran oleh Widodo, disampaikan bahwa Benar dan konsisten merupakan dua hal yang berbeda, namun saling berhubungan. Kita mengatakan dua pernyataan tidak konsisten bila kedua pernyataan tersebut saling kontradiksi, dan bila kedua pernyataan tersebut tidak kontradiksi maka kita mengatakan kedua pernyataan tersebut konsisten. Kita mengatakan suatu pernyataan adalah benar bila secara logika pernyataan tersebut mempunyai nilai kebenaran benar. Dalam suatu semesta pembicaraan (universe) yang telah ditentukan, di ilmu matematika tidak pernah ada kontradiksi, semuanya benar dan konsisten. Dua pernyataan bisa saja keduanya salah tapi masih konsisten. Kalau benar dan konsisten ini menjadi dasar pemikiran dan dasar bertindak dalam kehidupan sehari-hari, maka akan menjelma menjadi salah satu karakter pribadi yang sangat baik. Benar dan konsisten ini juga digunakan dalam sistem hukum dan perundang-undangan. Widodo. 2011. Prosiding: Matematika, Karakter Bangsa, Dan Perannya Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Pendidikan Matematika FMIPA UNY: ISBN : 978 979 16353 6 3

Teliti mengandung maksud cermat dan seksama dalam menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu agar tidak mengalami kesalahan atau kekeliruan. Teliti adalah mengerjakan sesuatu dengan penuh perhatian dan hati-hati sehingga akan meminimalisasi kesalahan. Ketelitian dalam mengerjakan segala hal mutlak diperlukan.