3
tingkat kepatuhan penderita DM tipe II dalam mematuhi diet BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan hormon insulin secara absolut/ relatif. Diabetes Melitus (DM) apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi penyakit serius lainnya, diantaranya stroke, jantung, disfungsi ereksi, GGK, dan kerusakan sistem syaraf (Syafei, 2006). Menurut WHO, Diabetes Melitus atau kencing manis telah menjadi masalah ksehatan dunia. Prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat secara drastis di negara-negara industri maju dan sedang berkembang termasuk Indonesia. Tahun 2009 terdapat sekitar 230 juta jiwa kasus diabetes di dunia dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun nya. Indonesia menempati urutan ke-4 dunia. Jumlah penderita DM tipe II menurut data WHO tahun 2000 terdapat sekitar 8,4 juta jiwa penderita. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat pada tahun 2010, mencapai 21,3 juta jiwa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Faik dari 312 sampel penelitian 31% terpaksa di amputasi, di perkirakan penyebabnya karena ketidak patuhan penderita DM dalam pengelolaan diet. Pelaksanaan terapi pada pasien Diabetes Melitus (DM) ada empat pilar yang perlu diperhatikan, yaitu : Edukasi, perencanaan makan, pelatihan jasmani, dan intervensi abologis. Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang di pilih untuk di konsumsi.

KONSUL 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

.

Citation preview

tingkat kepatuhan penderita DM tipe II dalam mematuhi diet

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan gejala yangtimbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan hormon insulin secara absolut/ relatif. Diabetes Melitus (DM) apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi penyakit serius lainnya, diantaranya stroke, jantung, disfungsi ereksi, GGK, dan kerusakan sistem syaraf (Syafei, 2006).

Menurut WHO, Diabetes Melitus atau kencing manis telah menjadi masalah ksehatan dunia. Prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat secara drastis di negara-negara industri maju dan sedang berkembang termasuk Indonesia. Tahun 2009 terdapat sekitar 230 juta jiwa kasus diabetes di dunia dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun nya.Indonesia menempati urutan ke-4 dunia. Jumlah penderita DM tipe II menurut data WHO tahun 2000 terdapat sekitar 8,4 juta jiwa penderita. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat pada tahun 2010, mencapai 21,3 juta jiwa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Faik dari 312 sampel penelitian 31% terpaksa di amputasi, di perkirakan penyebabnya karena ketidak patuhan penderita DM dalam pengelolaan diet.

Pelaksanaan terapi pada pasien Diabetes Melitus (DM) ada empat pilar yang perlu diperhatikan, yaitu : Edukasi, perencanaan makan, pelatihan jasmani, dan intervensi abologis.Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang di pilih untuk di konsumsi.Orang yang pengetahuan gizinya rendah akan berprilaku memilih makanan yang menarik panca indera dan tidak mengandalkan pemilihan berdasarkan nilai makanan, sebaliknya orang yang tinggi pengetahuan gizinya lebih banyak mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut (Sediaoetama, 1996).Menurut purba (2009), mengatakan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, dan pengetahuan gizi terhadap tingkat kepatuhan diet.

Data hasil laporan tahunan di poli Diabetes Melitus RS Husada Jakarta, pada tahun 2010 - 2011terdapat364orang yang mendapatkan konsultasi atau pendidikan tentang pengelolaan diet DM. Dan dari jumlah tersebut,orang pasien yang mendapatkan konsultasi gizi lebih dari satu kali.

Hasil anamnesa gizi pada saat konsultasi yang ke-2 menunjukkan ternyata kepatuhan pasien dalam menjalankan dietnya hanya di lakukan pada saat pasien tinggi kadar gulanya. Sedangkan pasien yang sudah turun kadar gula darahnya dan kondisi padannya sudah merasa baik, maka pasien tidak lagi menjalankan diet.Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tingkat Kepatuhan dan Sikap Penderita DM tipe II Dalam Mematuhi Diet DM di Poli DMRS Husada periode 2010 - 2011.

Tujuan Penelitian

1.Tujuan umumUntuk mengetahui tingkat kepatuhanpenderita DM tipe II dalam mematuhi diet DM setelah diberikan penyuluha kesehatan di poli

2.Tujuan Khususa.Mendeskripsikan tingkat kepatuhan diet respondenb.Menganalisis tingkat kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus tipe II setelah diberikan penyuluhan kesehatan di poli DM RS

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diambil perumusan masalah Bagaimana tingkat kepatuhanpenderita DM tipe II dalam mematuhi diet DM di Poli DMRS ?

Manfaat

1.Bagi pembaca diharapkan dapat lebih mematuhi diet DM dengan baik dan benar serta mampu merubah prilaku penderita Diabetes Melitus tipe II yang belum mematuhi diet DM.

2.Bagi Rumah Sakit Husada sebagai masukan untuk ahli gizi Rumah Sakit dalam memberikan penyuluhan dan kosultasi gizi bagi pasien rawat jalan.3.Bagi penulis menambah pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus (DM) tipe II dan pengelolaan dietnya, serta untuk memenuhi mata ajar Riset Keperawatan.