KORAN KRIDA edisi6

  • Upload
    lp3yorg

  • View
    271

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi6

    1/5

    Bangkit denganKacang Sangan

    ...perempuan yang dinikahsecara siri sangatdirugikan baik lahirmaupun batin

    Ngatil, warga Nglorok, Wonolelo,Pleret

    NOMOR 6, TAHUN I EDISI APRIL 2011

    MEDIA INFORMASI-KOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL

    DARI REDAKSI

    TERBIT BULANANGRATIS DICETAK 15OO EKS

    KRIDA

    Tekun, tidak takut men-coba dan tidak mengang-gap kegagalan dalamusaha sebagai akhirsegalanya merupakanbagian dari jalanmenujukesuksesan bisnis. Ter-masuk bidang lain tentu-nya.

    Pesan ini ingin kamibagikan ke pembaca me-lalui artikel tentang sosok

    Muthol ia h, pembuatkacang sangan diWonolelo Pleret, padaKrida edisi ini.

    Even peringatan HariKartini di desa juga men- jadi sajian edisi ini. Kamihadirkan bentuk peringa-tan yang tak biasa. Bukanlomba berbusana, yangtak zamannya lagi. Tapilomba lingkungan RTSehat yang digagas PKK.Ini tentu akan bermanfaatjangka panjang.

    Tentu ada sejumlahcerita lain dari desa yangkami bagikan untukpembaca. Dari kami,

    selamat membaca, semo-ga Krida tetap ber-manfaat.

    Prinsip kula, ajawedi nyoba. Yengagal, kuwi dienggopengalaman wae

    MUTHOLIAH

    LAPORAN NUR AROFAH

    Wonolelo, Pleret

    Modal paling penting jikaingin menjadi orang suksesadalah kemauan dan keberanianuntuk, mencoba dan menghadapirisiko.

    Hal ini dibuktikan olehMutholiah (55th) perempuanwarga Dusun Purworejo, DesaWonolelo, Pleret, Bantul, yangkini sukses sebagai pengusahakacang sangan.

    Bu Mut panggilan akrabnya

    tak langsung menggelutiusaha kacang. Ada ceritapanjang menuju itu. Sebe-lumnya ia pedagang roti. Usahadagang roti dimulai tahun 1990.

    Usaha roti diawali dengan

    khulakan di tempat tetangganyayang telah memproduksi roti.Lalu Bu Mut menyetorkan kewarung-warung dan pasar-pasar tradisional di sekitardaerah Bantul. Lambat launpesanan usaha rotinya makinbanter, maka ibu beranakempat itu berkeinginan untukmemproduksi roti sendiri.

    Bermodal 2 kompor minyakdan 2 jenis cetakan rotitercapailah keinginannya untukmembuat atau memproduksiroti sendiri. Bersamaan itu BuMut memperlebar pasaranrotinya ke luar daerah. Pasar

    yang dirambahnya antara laindi Temanggung, Wates,Purworejo dan Kutoarjo.Berangsur-angsur usaharotinya makin ramai danterkenal dengan nama roti

    bolu Bu Mut.Tapi tak selamanya perja-

    lanan hidup manusia berjalandengan mulus. Begitu jugadengan perjalanan usahaMutholiah. Tahun 1998,seiring krisis moneter, yangmenyebabkan harga-hargameningkat, harga bahan-bahan untuk membuat rotiterimbas, harganya naikdratis. Sedangkan parapedagang pasar tidak maumenaikan harga rotinya.

    BU MUT: RONTOK DIHANTAM KRISMON

    Bangkit dengan

    Kacang Sangan

    ULANG TAHUN

    Ulang tahun ke-10, Selasa5 April 2011, Andika

    Yogyanta Kurniatama,putra Priya Dwi Kurnianta,

    Kp Joho, Jambidan,Banguntapan.

    .

    LIHAT JUGA DI HAL 6 BERSAMBUNG KE HAL 2

    Mutholiah, pengusaha kacang sangan Wonolelo, Pleret

    FOTO NUR AROFAH

    ALBUM WARGA

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi6

    2/5

    Setiap hari Mutholiah bekerja mulaipukul 07.30 hingga pukul 16.00. Jika banyakpesanan, dia akan lembur sampai pukul22.00.

    1 Ton per MingguMeskipun baru empat tahun bergelut

    dalam usaha kacang sangan, tapi Bu Mutsudah dapat menikmati keuntungan bersihsekitar Rp 3 juta per minggu.

    Keuntungan itu diperoleh dari selisihharga kacang mentah Rp 10.000/kg danharga jual kacang sangan Rp 15.000/kg.Setiap minggu, rata-rata Bu Mut yangdibantu suami (H Zuhdi Syakuri, 67) dan 2karyawannya menghabiskan 10 kwintal atausatu ton. Keuntungan kotor per minggusekitar Rp 5 juta. Setelah dikurangi biayaroduksi, seperti gas tiap harinya, untukpembelian dan penyablonan plastik kemasandan untuk gaji karyawan, keuntungan bersihtiap minggunya sekitar Rp 3,05 juta.

    Untuk menarik para pelanggan,perempuan yang ulet dalam bekerja ini

    mengemas kacang sangan tersebut kedalam plastik yang setiap paket/bal-nyaberisi 5 kg. Untuk menjaga kesetiaan parapembeli Bu Mut selalu memilih kacang yangberkualitas, berisi, berkulit bersih danberwarna merah. Kacang merah dipilihkarena kacang yang kulitnya berwarnamerah kelihatan lebih cerah dan tidakmudah gosong waktu digoreng. Sebelumdigoreng kacang mentah ditapeni(dibersihkan dengan menggunakan tampah)agar kacang kacang busuk tidak ikuttergoreng.

    Agar para pembeli mudah mengenalikacangnya, maka Bu Mut menyablon plastikyang digunakan untuk mengemasi dengantulisan Kacang Sangan UD Manunggal.

    Usaha kacang sangan bagi Bu Muttak menghadapi kendala berarti. Suplaikacang mentah relatif tidak mengalamimasalah.

    Untuk mendapatkan kacang mentah

    ibu yang sudah bercucu empat ini setiap5 hari sekali memesan kepada parapedagang kacang mentah Pasar Imogiriuntuk dikirim ke rumahnya sebanyak.

    sekitar 15 kwintal.Tetapi di musim penghujan, kacang dipasar hampir tidak ada, jika pun adabiasanya jelek dan banyak yang busuk.

    Untuk mengatasi kelangkaan kacangmentah di pasar, Bu Mut ditemanisuaminya terpaksa membeli langsung daripara petani. Meskipun begitu Bu Mut tidakasal-asalan dalam membelinya. Dia tetapmencari kacang yang berkualitas bagus.

    Harga kacang pun naik turun,tergantung musimnya. Di musimpenghujan seperti ini harga kacang mentahmencapai Rp 10.000/kgujar perempuanyang juga berdagang arang ini.

    Dari hasil usahanya, Bu Mut dapatmembiayai sekolah empat anaknya. Kinianak yang pertama (Nurul Islamiyah) danyang ke dua (Badingatul Mujahadah, guruTK RA Masyitoh Wonolelo) sudahberkeluarga, sedangkan anak yang ketiga(Nur Arofah) bekerja sebagai pusatakawandi SMP N 5 Yogyakarta dan anak terakhir(Tamam Mahmud) masih melanjutkankuliah di UIN SUKA sembari menimba ilmuagama di pondok pesantren.

    Sukses usaha Mutholiah tak hanyakarena ulet. Berani mencoba, juga penting.Selain kacang dan roti, sakbenere kulapernah mencoba dagang peyek, rengginan,mlinjo, palawija, areng. Prinsip kula, ajawedi nyoba. Yen gagal, kuwi dienggopengalaman wae, katanya.

    Jangan takut untuk mencoba. Kalaugagal dalam usaha bukan akhir segalanya,

    tapi jadikanlah sebagai pengalaman. Itulahprinsip Mutholiah. (*)

    Selain itu, kualitas bahan mentah rotipun jelek sehingga dalam 3 hari rotisudah menjadi busuk. Sejak saat ituusaha rotinya seret dan pesanan pun

    mulai jarang, sehingga lama kelamaanusaha rotinya macet total.

    Namun hal itu tidak mengecilkanhati Bu Mut untuk memulai usaha lain.

    Di tengah-tengah keterpurukanusahanya dia mencoba untukberdagang kacang sangan (kacangyang dikeringkan dan digorengbeserta kulitnya tanpa menggunakanminyak).

    Tahun 2008 ia memulai usahaberdagang kacang sangan.

    Hal pertama yang dilakukannyauntuk memulai usaha kacang tidak jauh beda dengan saat memulaiusaha rotinya dulu, yaitu: kulakan daritetangganya. Namun sebelum kulakankacang Bu Mut diantar suaminyamelakukan survey dulu di pasaran untukmelihat-lihat pasar mana yang kira-kiramasih sedikit penyetor kacang sangan.

    Dari hasil surveynya, Bu Mut merasasangat yakin kacang sangan akan terjualdi pasaran. Berdasarkan keyakinan itu diatidak tanggung-tanggung, langsungmemesan 20 bal (1 bal sama dengan 5kg) dan menyetorkannya.

    Melihat hasil penjualan pertama habisdi pasaran, Bu Mut langsung membeli 1buah drum yang dirancang untuk tempatmenggoreng kacang dan membeli tabunggas beserta kompornya. Dengan ke 3 alattersebut mulailah usaha penggorengankacang dirintis.

    Untuk masalah pemasaran kacangsangan perempuan yang tidak tamat SDini tidak mengalami kesulitan. Kacangsangan ini saya setorkan kepada parapedagang roti langganan saya dulu baik

    yang di dalam daerah maupun keluardaerah. Selain itu saya juga setorkan diagen-agen makanan. Malah justru yangagen-agen makanan setiap lima hariminta dikirim 45 bal, ujar pe rempuanberwajah bulat itu.

    Untuk memulai usahanya, perempuanyang ulet dalam bekerja ini meminjamdana simpan pinjam kelompok tani wanita(KTW) Purworejo.

    Saat saya memulai usaha kacangsangan, saya kekurangan modal,sehingga saya pinjam di simpan pinjamKTW Purworejo. Proses peminjamanmudah dan angsurannya ringan,ungkapnya saat ditemui Krida, Jumat 25Maret 2011.

    2 KRIDA NOMOR 6 ,TAHUN I EDISI APRIL 2011

    Bangkit dengan Kacang Sangan SAMBUNGAN HAL 1

    INGIN PROMOSI USAHA?PASANG IKLAN DI KRIDATarif:1 kolomX 5 cm (sebesar iklan ini)(Warga di Lima Desa: Rp 50.000/tayang;PT/korporasi/selain warga lima desaRp 150.000/tayang)Hal Cover depan: tarif x 3Bayar dimuka, naskah iklan diserahkanpaling lambat minggu ke-3.Order dan pembayaran bisa melaluiperwakilan Krida di lima desa.

    Bu Mut dibantu suami mengolah kacang sanganFOTO NUR AROFAH

    RT 06, disusul RT 03 di peringkat dua, danRT 05 di peringkat tiga. Kepada juara, yaituRT 06, diberikan piala bergilir. Penyerahanpenghargaan dilakukan Minggu 17 April diPendapa Bale Manunggal Kadisoro.

    Ibarat AdipuraPiala bergilir tersebut diibaratkan

    Adipura, namun untuk tingkar RT. Denganlomba dan penghargaan seperti inidiharapkan bisa terwujud RT bersih menujupedukuhan bersih, sehingga suatu saatbisa menjadikan Kabupaten Bantul juaraSehat se Indonesia. Sebagai pelopornyaadalah Pedukuhan Kadisoro.

    Menurut Apri, pegawai Puskesmas

    Pandak, pada saat penyususunan panitialomba RT Sehat Minggu 23 Maret, baru kaliini ada dusun mengadakan lombakesehatan lingkungan.

    Ini penting, katanya, mengingat saatini banyak penyakit berbahayan terkaitlingkungan, seperti Demam Berdarah,leptospirosis, malaria, juga TB(tuberkulosis).

    Ia mengharapkan agar lomba RT Sehatini diadakan tiap tahun, untuk menentukanRT yang sehat dan yang kurang sehat.

    Berkaitan dengan lomba RT Sehat ini,pada acara penyerahan penghargaan bagi juara dr Arimbi dari Puskesmas Pandakmengatakan bahwa kesehatan lingkungandan PHBS merupakan langkah awalmenuju keluarga yang sehat dan bahagia.

    Jalan Sehat dan Olah Ketela

    Jika perempuan warga Kadisoro,Gilangharjo, Pandak, memperingati HariKartini 2011 dengan lomba RT Sehat,perempuan warga Kampung Joho,Jambidan, yang terorganisir dalamKoperasi Wanita LKP Krida Mulyamemprakarsai acara jalan sehat dan lombamengolah makanan dari ketela pohon.

    Kedua acara tersebut diselenggarakanMinggu 24 April, di mushala Al Jannah,Joho.

    Sesuai tujuannya, yaitu untukmenyehatkan ibu-ibu yang kebanyakansudah berusia lanjut, acara jalan sehatdimulai pukul 07.00. Udara masih segar,belum banyak tercemar debu.

    Berangkat dari depan mushala AlJannah, peserta yang juga disertai anak

    dan cucu, berjalan ke selatan sampaiPerum Sakinah, belok ke timur,perempatan Duku, lalu ke utara sampai dipertigaan Santan, belok ke barat sampaiperempatan Genengan. Kemudian keselatan menyusuri Jalan Pleret, belok diperempatan Bintaran, ke timur lalukembali ke titik awal. Jarak tempuhmencapai sekitar 6 kilometer. Pesertamenempuh dalam waktu satu seperempatjam.

    Untuk mengikuti acara ini pesertadikenai biaya pendaftaran Rp 3.000.Dengan itu, mereka mendapat minuman,snack dan sejumlah doorprize.

    Setelah jalan sehat, peserta berkumpul

    di pelataran mushala sambil menunggupembagian doorprize. Sementaramenunggu mereka dihibur denganpenampilan organ tunggal warga Joho.

    Berbarengan dengan itu, di serambimushala dilakukan penilaian atasmakanan olahan ketela pohon yangdilombakan. Ada bermacam makananyang disajikan 8 kelompok usaha pesertalomba, seperti kroket, bika singkong,mendut, bakwan, gethuk, dan glanggem.

    Sebagai juara, yaitu glanggem.Makanan ini dibuat kelompok NgudiMakmur. Kelompok ini beranggotakanperempuan perajin bata merah.

    Di peringkat dua, yaitu bika singkonghasil olahan kelompok Sida Mulya(beranggotakan pedagang). Adapunmakanan yang meraih peringkat tiga yaitugethuk karya kelompok Maju Lancar

    (beranggotakan pengusaha campuran).Semua mendapat hadiah dari panitia yangdiketuai Sumartini SPd.

    Hadiah lomba diberikan di sela-selapengundian bingkisan doorprize. Untukdoorprize, ada tiga hadiah utamasumbangan dari Toko Dian, yaitudispenser (diraih Pargiyanti), kipas angin(Wiratmi) dan seterika yang diraih Fenty.

    Untuk menambah semarak suasana,di pelataran mushala diadakan pasarmurah yang diselenggarakan warga. Dipasar murah sederhana ini dijual tasberbahan kain, alat tulis, pakaian, sabun,pewangi dan pelicin dan aneka makanan.

    Bukan saatnya lagi memperingati HariKartini dengan lomba berkebaya atauberamai-ramai mengenakan busanadaerah. Banyak kegiatan yangsesungguhnya lebih bermanfaat untukkehidupan sosial, kesehatan,perlindungan perempuan, jugapeningkatan ekonomi, yang bisadilakukan untuk memeriahkanperingatan Hari Kartini. Berikutlaporan Emy Cayarani yangmenceritakan lomba RT Sehat diKadisoro, Gilangharjo, Pandak danTin Ratmanta dari Joho, Jambidan,Banguntapan yang berbagi ceritatentang lomba olah ketela untukberagam panganan layak jual dangerak jalan warga. Adapun Nur

    Arofah melaporkan diskusi tentangnikah siri yang ternyata banyakmerugikan perempuan yangberlangsung di Purworejo, Wonolelo,Pleret.

    Sungguh besar cita-citanyaBagi Indonesia...

    Itulah sepenggal lagu Ibu Kita Kartiniuntuk mengenang jasa pahlawan RadenAjeng Kartini. Tidak mengherankan jika dibulan April banyak even dilakukanmasyarakat untuk memperingati tokohemansipasi wanita Indonesia ini. Evenperingatan juga dilaksanakan warga diPedukuhan Kadisoro, Gilangharjo,Pandak.

    Berbeda dari yang lain, untukmenyongsong Hari Kartini warga

    Pedukuhan Kadisoro melaksanakanlomba RT Sehat dengan aspek penilaianyaitu rumah sehat, PHBS (Pola HidupBersih dan Sehat), Program LingkunganUnggulan dan Administrasi. Keempataspek tersebut merupakan indikator dariPuskesmas Kecamatan Pandak. Untukpelaksanaan lomba ini ibu-ibu PKKKadisoro bekerjasama dengan Puskes-mas Pandak, juri pun petugas kesehatandari puskesmas tersebut.

    Pelaksanaan berupa penilaian lombaRT Sehat dilakukan Rabu 13 April. Daritiap RT diambil tiga rumah sampel secaraacak tanpa sepengetahuan pemilik

    rumah.Dari delapan RT di Pedukuhan

    Kadisoro yang terpilih sebagai juara yaitu

    Peringatan Hari Kartini 2011

    Dari Lomba RT Sehat, Olah

    Ketela, Hingga Nikah Siri

    3KRIDANOMOR 6, TAHUN I EDISI APRIL 2011

    KE HALAMAN BERIKUT....

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi6

    3/5

    Setelah mengikuti diskusi pesertamengaku mendapat banyak manfaat.

    Dengan adanya acara ini saya bisa tahubahwa perempuan yang dinikah secara siriitu sangat dirugikan baik lahir maupun batin.Makane yen gak gelem rugi ya aja dhogelem dinikah siri, ujar Ngatil (43), wargaNglorok kepada Krida.

    Pendapat Eni (26), juga tak jauhberbeda dengan Ngatil. Setelah melihatfilm yang diputar tadi, saya bisa merasakanbetapa perihnya hati para perempuan yangdinikahi secara siri, apalagi kalau sudahmempunyai anak bagaikan single parent(perempuan yang berperan sebagai ibu jugasebagai ayah). Opo-opo diayahi dhewe.Dari urus anak, ngragatianak. Biaya hidupuntuk diri sendiri dan anaknya pun carisendiri. Untuk itu saya berpesan kepadakaum perempuan jangan mau dinikah siriagargakmenyesal di kemudian hari, paparEni.

    Diisi hal bermanfaatMengenai diskusi sebagai acara untuk

    memperinhati Hari Kartini, menurut KetuaFKKP Wonolelo Khulil Khasanah,

    masyarakat tidak harus mengenakankebaya selama satu hari dan lomba masak.Namun lebih baik mengisinya denganberbagai hal bermanfaat. Seperti diskusitentang nikah siri ini.

    Dari diskusi ini, kita, para perempuan,mampu memaknai pemikiran RA Kartinidalam memperjuangkan hak perempuan,katanya.

    Dipilihnya topik nikah siri, menurutKhulil, karena akhir-akhir ini banyakkasus di masyarakat yang berawal dariperselingkuhan dan dilanjutkan kepernikahan siri dengan berbagaialasan tanpa mengetahui kerugiannikah siri.

    Dengan diskusi ini, sayaberharap dapat mengurangi angkapernikahan secara siri, ujarnya berharap.

    Acara yang dihadiri Kabag KesraWonolelo, Khoiril Anwar Effendi danpengurus Karang Taruna Wonolelo,Wawan Solikhin, ini berakhir sekitar pukul16.30.

    Sebelum acara ditutup, pihak SLPYberpesan: bagi perempuan yang inginberkonsultasi tentang perkawinan dalambidang hukum, psikologi, agama,

    pendampingan kasus litigasi dan litigasibisa menyampaikan melalui email [email protected] ataumelalui telepon 081328777614, Seninsampai Jumat. (*)

    Pada penutupan, Ketua PaguyubanMarsudi Warga Mulya Joho, Edy Wiyoto,mengharapkan per ingatan tahunmendatang bisa lebih meriah.

    Nikah Siri, Perempuan DirugikanTak perlu berkebaya dan lomba masak.

    Memperingati Hari Kartini 2011 iniperempuan yang tergabung dalam FKKP(Forum Komunikasi Kader Posyandu)Wonolelo, Pleret menyelenggarakan diskusitentang nikah siri, Rabu 20 April mulai13.30.

    Diskusi yang berlangsung di rumah Eni Arofah, Purworejo, Wonolelo, inimenghadirkan pembicara dari SLPY (SuaraLintas Perempuan Yogyakarta), AndriIrawan dan Ayuk. Selain itu ada pemutaranfilm berisi pengakuan para perempuan diSleman yang menikah secara siri.

    Dalam diskusi yang dihadiri 22perempuan dan 4 laki-laki itu, Andrimenjelaskan bahwa pernikahan sirimerupakan pernikahan yang tidak tercatatdi kantor urusan agama.

    Pernikahan siri sangat merugikanperempuan, ujarnya.

    Andri memaparkan dampak burukpernikahan siri antara lain sebagai seorangistri (yang dinikahi secara siri) tidak dapatmenuntut suaminya untuk memberikannafkah secara lahir maupun batin.Kemudian, untuk hubungan anak danbapak secara keperdataan sebagai tidakada. Sehingga secara perdata tidak diakuisebagai anak si lelaki yang menikah i .Dalam pewarisan, katanya, anak yang lahirdari hasil nikah siri tidak akan mendapatkanharta gono-gini.Dan yang lebih parah, si perempuanbisa dilaporkan oleh istrinya yang sah (jikalelaki sudah beristri) sebagai tindak pidanadalam perkawinan atau bahkan tindakpidana perzinaan, ujar Andri menegaskan.

    4 NOMOR 6 ,TAHUN I EDISI APRIL 2011

    Gethuk

    Gerak Jalan Sehat hari Kartini 2011 warga Kampung Joho, Jambidan dan pembagian doorprize kepada peserta gerak jalan.Bawah: makanan berbahan ketela pohon olahan peserta lomba.

    FOTO DEDI H PURWADI/TIN RATMANTA

    5NOMOR 6,TAHUN I EDISI APRIL 2011

    Penilaian lomba RT Sehat Memperingati Hari Kartini 2011 Kadisoro, Gilangharjo, Pandak, oleh PetugasPuskesmas Pandak. Bawah: Juara Lomba RT Sehat Kadisoro

    FOTO EMYCAYARANI

    Kroket

    Gethuk Aneka Rasa

    Glanggem, Sang Juara

    Setelah melihat film yang diputar tadi,saya bisa merasakan betapa perihnyahati para perempuan yang dinikahisecara siri, apalagi kalau sudahmempunyai anak bagaikan single parent(perempuan yang berperan sebagai ibu juga sebagai ayah). Opo-opo diayahidhewe. Dari urus anak, ngragati anak.Biaya hidup untuk diri sendiri dananaknya pun cari sendiri. Untuk itu sayaberpesan kepada kaum perempuan jangan mau dinikah siri agargakmenyesal di kemudian hari,

    Eni (26), Wonolelo, Pleret

    KRIDA

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi6

    4/5

    Mulai edisi April (6) 2011, koran Krida bisa diakses di

    internet (www.korankrida.blogspot.com), sehingga bisadibaca di mana pun. Ide ini muncul dari Arum YunitaMurw aningsih, warga Kampung Joho, Jambidan,

    Banguntapan. Mahasiswa Fakultas Bahasa UNY ini sekaligus

    menjadi pengelola blog koran Krida

    Seperti perencanaan penerbitan sebelumnya,

    perencanaan edisi ini pun dilakukan di desa. Yangmendapat giliran menjadi tuan rumah yaitu Istriyanti,di Warungpring, MulyodadiBambanglipuro. Adapun

    Umi Narsih dipilih memimpin rapat pada Jumat 22April 2011.

    Untuk rapat perencanaan edisi Mei disepakati di

    rumah Umi Narsih, Kadisoro, Gilangharjo, Pandak.(*)

    .

    jamu, di hari selanjutnya Rumah Zakatmemberikan bermacam peralatan, yaitukompor gas beserta tabung, sebuahblender, dua timbangan, dua wajan, alatpress plastik, baskom, nampan sertasaringan.

    Bantuan fasilitas ini menambahsemangat ibu-ibu pembuat jamu instanJambidan.

    Tak berhenti di situ. Untuk Ulang TahunPegadaian di Monas, Jakarta, 10 April2011, kelompok pembuat jamu instan inimendapat pesanan 2.500 sachet jamuinstan. Harga per sachet Rp 1.000 Rp1.500.

    Order tersebut disambut gembira danmereka dapat memenuhi pesanan sesuaiwaktu yang ditentukan.

    Impian ibu-ibu kelompok pembuat jamu,

    yaitu ingin memperbesar produksi, puntampaknya bakal terwujud. Pihak RumahZakat menyanggupi membantu merekauntuk pemasaran.

    Jika demikian, tak ada pilihan kecualiterus memproduksi, menjaga danmeningkatkan kualitas dan tidakmengecewakan konsumen baik besarmaupun kecil.(*)

    JAMU YANG DIPRODUKSI

    Kunir sirih instan, kunir mangga instan,kunir asem instan, temulawah instan,jahe merah instan, kencur sunti instan,laos jae merah instan, pegel linuinstan, kunir putih instan

    LAPORAN TIN RATMANTAJoho, Jambidan, Banguntapan

    Masih ingat sepuluh ibu warga DesaJambidan, Banguntapan, yang mengikutipelatihan membuat jamu instan, padaNovember 2010 (Krida edisi Januari2011)? Bagaimana kelanjutannya?

    Setelah mengikuti pelatihan yangdiselenggarakan Unit Pengelola Sosial(UPS) Badan Keswadayaan Masyarakat(BKM) Binangun Desa Jambidan, diKampung Duku, Jambidan, hingga kinimereka terus mempraktekkan hasilpelatihan, meskipun hanya kecil-kecilan.

    Guna memenuhi kebutuhan sebagianbahan jamu atau tanaman obat keluarga(toga) mereka memanfaatkan lahanpekarangan yang kosong, sekaligus untuk

    memperkecil biaya produksi.Pesanan pun mulai berdatangan meskikecil-kecil.

    Dan harapan untuk jalan yang lebihlebar bagi pemasaran mulai terbuka bagimereka ketika pada 18 Maret 2011program Rumah Zakat dari Pegadaian di-launchingdi Pedukuhan Duku, Jambidan.

    Pada launching itu kelompok pembuat jamu instan yang diprakarsai Haryati danIsni Marwanti tersebut menyajikan produkmereka. Pimpinan Rumah Zakatmerespon baik. Bahkan memborongsemua produk jamu instan yang disajikan.Tak hanya itu, dia bersedia pulamemfasilitasi pelatihan lagi bagi kelompokpembuat jamu ini.

    Selain itu, setelah menanyakankebutuhan kelompok untuk memproduksi

    6 KRIDA NOMOR 6 ,TAHUN I EDISI APRIL 2011

    Terbuka Jalan untuk

    Jamu Instan Jambidan

    FOTO DEDI H PURWADI

    Rapat perencanaan Krida edisi April 2011 di rumah Istriyanti,Warungpring, Bambanglipuro, Jumat 22 April 2011

    ULANG TAHUN

    Jonathan Kintaka Jati (3), KamisPahing 14 April 2011, putra GunturIwanto, Warungpring, Mulyodadi,

    Bambanglipuro

    Tatok Pracoyo (20), Jumat Wage 1April 2011, putra Juriyanto,

    Warungpring, Mulyodadi,Bambanglipuro

    Nuri Biantoro (23), Rabu Legi 13 April2011, putra Tarmin, Warungpring,

    Mulyodadi, Bambanglipuro

    Nashwa Wibowo (4), Kamis Kliwon 7April 2011, putra Ari Wibowo-DewiAnggraini, Kadisoro, Gilangharjo,

    Pandak

    NIKAHYekti Palestri SPd Si (Kepuh,

    Mulyodadi, Bambanglipuro) denganEka Taberi Santosa SPd Si

    (Mangiran, Sapuangin, Trimurti,Srandakan), akad nikah Sabtu Kliwon

    2 April 2011 pukul 11.00 di Kepuh,Mulyodadi, Bambanglipuro.

    Yarianti (Warungpring RT 01,Mulyodadi, Bambanglipuro) dengan

    Wiyantara (Warungpring RT 02,Mulyodadi, Bambanglipuro), akad

    nikah Kamis Legi 28 April 2011 pukul10.00 di Warungpring RT 01,Mulyodadi, Bambanglipuro.

    LANJUTAN hal 1

    ALBUM WARGA

    Krida Bisa Diakses Melalui Internet

    SUARA PEREMPUANRubrik ini terbuka bagi perempuan, tua-muda, lajang-berkeluarga, warga Desa Jambidan, Wonolelo, Srihardono, Mulyodadi danGilangharjo, untuk menyampaikan gagasan, uneg-uneg, curhat, tentang persoalan diri maupun lingkungan sosial. Tulisan tidak bolehberisi fitnah, adu domba, memojokkan. Yang disampaikan harus fakta (keadaan sesungguhnya). Penulis agar menyertakan nama,alamat lengkap dan nomor telepon. Keberatan untuk pemuatan identitas Anda di rubrik ini harus disampaikan di awal disertai alasannya.Redaksi berhak menyunting atau tidak memuat karena pertimbangan tertentu. Tulisan bisa dikirim melalui email [email protected], [email protected] ke perwakilan Krida di masing-masing desa.

    Di sisi lain, terkadang terjadi polemiktentang perbedaan gender dan kodrat.Sehingga terjadi salah kaprah. Salahkaprah ini menyebabkan terjadinya

    pemiskinan terhadap perempuan.Untuk itu, diharapkan laki-laki dan

    perempuan di dalam keluarga hidup dalamsuasana saling pengertian dan gotongroyong. Mana yang bisa dikerjakan, takperlu memisahkan itu pekerjaan wanita,yang lain pekerjaan laki-laki.(*)Emy C (Kadisoro, Gilangharjo, Pandak)

    Perempuan Oh Perempuan

    Manja. Kalem. Keibuan. Halus danlembut. Itulah beberapa kata sanjungan

    yang diberikan kepada kaum hawa.Sehingga banyak kaum wanita yang terbuaioleh sanjungan tersebut.

    Tetapi selain sifat-sifat tersebut ternyatatak sedikit wanita memiliki sifat-sifat yangkurang terpuji. Sehingga tidak heran, padasuatu pengajian dikatakan bahwa dalamsetiap kesempatan pengajian yang hadirkebanyakan perempuan, tetapi mengapapada akhirnya nanti justru banyakperempuan yang menghuni neraka.

    Menyimak kalimat di atas, sebagaiperempuan bertanya-tanya, mengapa bisademikian?

    Tanpa disadari, mau tak mau ternyataada sifat yang kurang baik yang melekat dihati perempuan. Perasaan iri, dengki, saling

    menjatuhkan, bahkan saling adu domba,atau yang lebih parah lagi memiliki sifatsusah melihat orang lain senang dansenang melihat orang lain susah.

    Tentu saja, tidak semua perempuanbersifat begitu. Masih banyak perempuanyang memiliki akhlakul karimah (akhlakterpuji) dan salehah.

    Di bulan April ini, ada momen yangselalu mengingatkan pada sosok pejuangwanita. Sosok yang telah memberiinspirasi dan motivasi bagi perempuan diseluruh Indonesia. Raden Ajeng Kartini.

    Kartini telah berperan mengajarkanpada kaum perempuan agar bsa berpikirlebih maju, memiliki hak yang samadengan pria.

    Dengan adanya emansipasi ,diharapkan para perempuan di Indonesiabisa berpikir logis, realistis dan rasional,dan menjauhi sifat-sifat kurang baik.

    Pentingnya Warga Pahami Anggaran

    7KRIDANOMOR 6,TAHUN I EDISI APRIL 2011

    Ingin mengomentari, memberisaran, berpendapat, tentangtulisan ini? Silakan tulis dan kirim viaemail ke [email protected] [email protected],atau SMS ke 0813-2878-2156.Cantumkan nama, alamat Anda.

    Selama tiga hari, 14-16 April 2011 Umi Narsih,warga Kadisoro, Gilangharjo, Pandak menjadisalah satu peserta pelatihan Perencanaan dan

    Penganggaran Responsif PenanggulanganKemiskinan yang diselenggarakan IDEA di RMBanyu Bening, Jl Imogiri Timur, Bantul. Berikutcatatan Umi, yang juga reporterKrida.

    Apa pentingnya warga memahami anggaran?Dari pelatihan Perencanaan dan

    Penganggaran Responsif PenanggulanganKemiskinan yang diselenggarakan Ladang2010 (Laboratorium Analisis dan AdvokasiAnggaran) IDEA di Jl Imogiri Timur, Bantul14-16 April 2011, yang diikuti 26 pesertaterdiri dari aparat desa, pengelola rakom,Jarpuk, Jarak (Jaringan Rakyat) Bantul danSemarang, hal itu terkait dengan hak wargauntuk sejahtera.

    Saat ini, kesejahteraan belum bisa bisadirasakan semua warga, apalagi warga dipelosok yang sulit dijangkau, sehingga

    kurang perhatian dari pemerintah.Kemiskinan masih terlihat banyak.

    Sebenarnya, kebijakan anggaran yangpro rakyat miskin dan responsf gender dapatmenyelesaikan persoalan tersebut. Sebabanggaran merupakan alat penting yang

    dimiliki negara untuk menjalankan kewa-jibannya menyejahterakan rakyat.

    Anggaran merupakan ranah strategisyang menentukan pemenuhan danpenghargaan terhadap hak asasi wargadengan memperhatikan aspek progresssiverealization (kewajiban pemerintah untukterus menerus meningkatkan alokasianggaran untuk kesejahteraan sosial) danfull use of maximum available resource(pemerintah wajib semaksimal mungkinmenggunakan sumber-sumber pendaptananggaran pemeirntah untuk pembelanjaanterkait dengan pemenuhan HAM sepertipendidikan, kesehatan, pekerjaan, dll).

    Sudahkah kebijakan anggaran sepertiitu? Sebagai contoh, terkait APBD(Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)Bantul 2011 mengenai pembelanjaan.Ternyata sangat memprihatinkan. Karena,antara belanja untuk gaji pegawai danpembangunan masih digabung tidak bisa

    dilihat sendiri-sendiri besarnya alokasi.Dengan begitu rakyat tidak akan tahu jikasekiranya ada anggaran yang sebenarnyauntuk pembangunan dialihkan untukkenaikan gaji pegawai. Kemudian, daripendapatan sebesar Rp 900,8 miliar, untuk

    belanja langsung (pembangunan) hanyaRp 238,231 miliar atau hanya 26,3%,sedangkan untuk belanja tidak langsungternyata mencapai Rp 670,158 miliar atau74,7%.

    Perlu diketahui, di banyak daerahkontribusi perempuan dan rakyat miskinadalah penyumbang utama pendapatanasli daerah (PAD). Karenanya logis bilamuncul tuntutan supaya perempuanmendapatkan porsi dan perhatian yangmemadai dalam kebijakan belanjaanggaran.Jangan sampai sudah menge-luarkan banyak untuk pajak dan retribusi,giliran uang dibelanjakan perempuan justrudilupakan.

    Karena anggaran merupakan dana yangdihasilkan dari pajak dan pungutan wargauntuk kesejahteraan warga maka pentingbagi warga untuk memahaminya. Namuntak hanya memahami, warga negara harusterlibat dalam proses perencanaan

    penganggaran. Hal ini agar dalammengalokasikan dana bisa sesuai denganharapan (sesuai sasaran) dan tidakdisalahgunakan. Dan adalah hak wargauntuk menagih anggaran, pemerintahberkewajiban memenuhinya. (*)

  • 8/3/2019 KORAN KRIDA edisi6

    5/5

    DITERBITKAN OLEH LP3Y(LEMBAGAPENELITIAN PENDIDIKANDAN PENERBITAN YOGYA) SEBAGAI MEDIAINFORMASI DANKOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMADESA DI BANTUL.

    PENERBITAN DIDUKUNG THE FORD FOUNDATION.TERBIT PERDANANOVEMBER 2010

    PENANGGUNGJAWAB:PROGRAM OFFICER PROGRAM WARGABERMEDIA LP3Y-FF

    REDAKSI:

    KARTINAH RATMANTA, DWI HARYATI, SRI NURYANTI (Jambidan,Banguntapan)UMI NARSIH, EMY CAYARANI (Kadisoro, Gilangharjo,Pandak)KHULIL KHASANAH, ENI AROFAH, NUR AROFAH (Wonolelo,Pleret) V MEI DIANA, ISTRIYANTI (Warungpring, Mulyodadi,Bambanglipuro) DWI PUJI ASTUTI (Klisat, Srihardono, Pundong)AGOES WIDHARTONO, DEDI H PURWADI.Pengelola blog : ARUMYUNITAMURWANINGSIH (Joho, Jambidan)

    ALAMAT REDAKSI:LP3Y, JLKALIURANG KM 13,7, NGEMPLAK, SLEMAN

    YOGYAKARTATELP: 0274-896016

    E-MAIL: [email protected] REDAKSI: 0813-2878-2156

    WEBSITE: www.korankrida.blogspot.com

    SEBAGIAN BESAR REPORTASE/ARTIKELMERUPAKAN KARYAWARGADI LIMADESADI BANTUL

    BERITA KEGIATAN, SURAT, BI SA DIKIRIM LANGSUNG KEREDAKSI, via E-MAIL ATAU PERWAKILAN REDAKSI DI MASING-MASING DESA. NASKAH BOLEH DITULIS TANGAN, PANJANGMAKSIMAL 1,5 HALAMAN KUARTO . NASKAH DISERTAI NAMA, ALAMAT,

    TELEPON

    ISTRIYANTIWarungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro

    Tuk...tuk...tukTuk...tuk...tukSuara alu logam bertumbukan dengan kemplongan (landasan berupa

    beton atau berupa sebongkah batu berukuran 40x40x20cm), dari rumah-rumah sebagian warga hampir selalu terdengar sepanjang hari, dari harike hari, di dusun Warungpring, Mulyodadi, Bambanglipuro.

    Saat suara khas itu terdengar berarti sang penghuni rumah sedangnuthuk, membuat emping melinjo.

    Bunyi itu muncul saat klathak (biji melinjo) dipipihkan. Sekepingemping dibuat dari tiga biji melinjo yang disatukan lalu dipipihkanbersama pada tepi-tepinya.

    Keping-keping emping lalu dihamparkan di lembar plastik untukdijemur hingga kering. Cuaca cerah dan terik adalah waktu yang tepatdan selalu diharapkan untuk menjemur emping.

    Di Warungpring, puluhan perempuan memang bekerja sebagaipembuat emping. Sebagian dari mereka adalah juragan, sebagian lagiburuh. Ada sekitar 20 kelompok.

    Mereka membuat emping mulai pagi hingga sore. Biasanya setelahmenyelesaikan pekerjaan rumah. Tak sedikit yang bekerja lemburkarena banyaknya pesanan.

    Penghasilan mereka pun berbeda-beda, tergantung seberapa

    banyak mereka bisa tuthuk emping tiap harinya. Biasanya berkisar 7 10 kilogram. Tergantung rasa lelah dan cuaca. Adapun harga empingsaat ini Rp 20 ribu/kilogram.

    Para pembuat emping umumnya tak bekerja sendiri. Jumariyati,misalnya. Kadang ia dibantu Tarmin, suaminya. Sehari ia bisamenghasilkan 7 kg emping. Lain halnya Mardiati. Dibantu Bu Warno,tetangga, ia bisa memproduksi sekitar 10 kg per hari.

    Bagi warga Warungpring bahan baku biji melinjo hampir selalutersedia. Ada bakul klatak yang memasok.

    Selalu Ada Emping

    di Warungpring...

    KRIDADARIPEMBACA

    Mendorong SemangatSaya sangat mendukung hadirnya Krida di kalangan masyarakat kecil

    terutama, dengan baca Krida semangat meniru kegiatan masyarakat kecil ygingin meningkatkan taraf hdp yg layak dan dapat dijangkau, yg ptg tdk malubekerja apapun asal halal, kan lbh enak d an mulia.

    Tri Tunggal

    Wonolelo, Pleret, Bantul (via SMS) 087839750xxx

    Terima kasih. Kami bersyukur jikakehadiran Krida tak hanya menjadi saranamenyebarluaskan informasi kegiatanwarga, melainkan juga bisa turutmendorong warga meningkatkan tarafhidup. Krida memang berupaya untukselalu menghadirkan cerita tentang orang-orang, warga desa, terutama perempuan,yang bisa menginspirasi siapapun baikperempuan maupun laki-laki. Kami jugamenunggu kontribusi Anda, misalnyamenulis di media ini, yang sesung-guhnya milik Anda juga .(*)

    FOTOFOTO ISTRIYANTI

    Sudah beberapa tahun ini, emping Warungpring tak hanya satu rasa,gurih. Emping produksi Warsini, misalnya, selain gurih, ada yang pedas,pedas manis, bahkan manis.

    Emping dari dusun ini tak hanya dikonsumsi penduduk desa sekitar, tetapisekitar Bantul. Bahkan, produksi Warsini sudah merambah ke luar PulauJawa.

    Bagi Warungpring, emping memang belum menjadi maskot. Meskipundemikian, emping telah memberi warna dan denyut bagi kehidupan sehari-hari sebagian warga dusun ini. Seperti suara tuk...tuk...tuk...yang ikut

    menghidupkan dusun, terutama di siang hari.Yang pasti, hingga kini selalu ada emping di Warungpring. Bukan hanyakarena di sini emping itu dibuat. Emping pun hampir selalu hadir dalammakanan ringan yang disajikan baik di pesta, kumpulan, rapat, maupunkenduren. (*)