Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KORELASI UJI PEMADATAN STANDARD PROCTOR METHODTERHADAP PENGUJIAN CBR LABORATORIUM BERDASARKAN
ALAT UJI TEKAN MODIFIKASI DI LABORATORIUM UNTUKPEMADATAN TANAH DI LAPANGAN
(Skripsi)
Oleh
WIDYASTUTY UTAMI
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
ABSTRAK
KORELASI UJI PEMADATAN STANDARD PROCTOR METHODTERHADAP PENGUJIAN CBR LABORATORIUM BERDASARKAN
ALAT UJI TEKAN MODIFIKASI DI LABORATORIUM UNTUKPEMADATAN TANAH DI LAPANGAN
Oleh
WIDYASTUTY UTAMI
Seiring dengan kemajuan pembangunan, maka dituntut pula peningkatan mutudari sarana dan prasarana pendukung pembangunan, salah satunya peningkatanmutu dari bidang transportasi. Kondisi fisik dan mekanis tanah sangat eratkaitannya dengan pembangunan suatu konstruksi, karena tanah merupakan salahsatu material yang sangat berperan penting dalam mendukung suatu konstruksi.Untuk mendapatkan tanah timbunan dengan kualitas yang baik, diperlukanpemadatan serta pengujian California Bearing Ratio (CBR) agar tanah timbunankuat dan stabil terhadap beban struktur maupun beban non struktur. Penelitian inibertujuan untuk membandingkan hasil uji CBR metode tumbukan dengan hasiluji CBR metode tekanan.
Sampel tanah yang digunakan adalah tanah timbunan biasa, terdiri dari enamsampel untuk pengujian CBR metode tumbukan dan delapanbelas sampel untukpengujian CBR metode tekanan menggunakan alat uji tekan pemadat modifikasi.Tekanan yang digunakan adalah 5 MPa, 10 MPa, dan 15 MPa denganmenggunakan tiga sampel tanah pada masing-masing tekanan.
Dari penelitian diperoleh hasil nilai CBR yang bervariasi, nilai CBR tanparendaman metode tumbukan (2,45%) lebih rendah dibandingkan nilai CBR tanparendaman metode tekanan yaitu sebesar 4,87%, 4,9%, dan 5%. Sebaliknya, nilaiCBR rendaman metode tumbukan (2%) lebih tinggi dibandingkan nilai CBRrendaman metode tekanan yaitu sebesar 0,78%, 0,8%, dan 1,45%.
Kata kunci: Tanah Timbunan, Standard Proctor, California Bearing Ratio(CBR), Alat Uji Tekan Pemadat Modifikasi.
ABSTRACT
CORRELATION OF THE STANDARD PROCTOR METHOD TEST TO CBRLABORATORY TEST BASED ON MODIFICATION COMPACTOR PRESS
TEST TOOLS IN LABORATORY FOR SOIL COMPACTION IN THE FIELD
By
WIDYASTUTY UTAMI
Along with the development progressed, it’s required to improve the quality offacilities and infrastructure to support the development, one of them is toimproved the quality of transportation. The physical and mechanical conditions ofsoil are closely related to the construction, because soil has an important role insupporting the construction. To find out the good quality of hoarder soil, it’srequired to do soil compaction test and California Bearing Ratio (CBR) test tostabilize against both structural or non-structural loads. This research aims tocompare CBR value of the standard proctor method with CBR value of thepressure method.
The soil samples are used an ordinary pile soil, it consist of six samples forstandard proctor method CBR test and eighteen samples for pressure methodCBR test using a modification compactor press test tool. The pressure used is 5MPa, 10 MPa, and 15 MPa using three soil samples in each pressure.
From the research, the results of CBR varied value, the value of standard proctormethod CBR test without soaking is (2.45%) which lower than the value ofpressure method CBR test without soak are 4.87%, 4.9%, and 5%. Otherwise, thevalue of standard proctor method CBR test with soak is (2%) which higher thanthe value of pressure method CBR test with soak are 0.78%, 0.8%, and 1.45%.
Keywords: Soil Pile, Standard Proctor, California Bearing Ratio (CBR),Modified Compactor Press Test Tools
KORELASI UJI PEMADATAN STANDARD PROCTOR METHOD TERHADAP PENGUJIAN CBR LABORATORIUM BERDASARKAN
ALAT UJI TEKAN MODIFIKASI DI LABORATORIUM UNTUK PEMADATAN TANAH DI LAPANGAN
Oleh
WIDYASTUTY UTAMI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2019
RIWAYAT HIDUP
Widyastuty Utami dilahirkan di Bandar Lampung, pada
tanggal 29 Januari 1996. Penulis merupakan anak kedua
dari pasangan Bapak Priyanto dan Ibu Herlina. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD Al Kautsar Bandar
Lampung dan diselesaikan pada tahun 2007. Pendidikan
tingkat pertama ditempuh di SMP Negeri 22 Bandar
Lampung dan diselesaikan pada tahun 2010, kemudian melanjutkan Pendidikan
tingkat atas di SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2013.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur Ujian Masuk Lokal (UML).
Penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik
Sipil sebagai anggota pada bidang Olahraga dan Kerohanian pada tahun
2015/2016. Penulis mendapat kepercayaan menjadi asisten dosen di Universitas
Lampung pada mata kuliah Matematika pada tahun 2015, Teknologi Bahan pada
tahun 2017, Mekanika Tanah I dan Mekanika Tanah II pada tahun 2018, serta
penulis juga mendapat kepercayaan menjadi asisten dosen di Institut Teknologi
Sumatera pada mata kuliah Teknologi Bahan pada tahun 2017. Penulis
melakukan Kerja Praktik pada Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2017.
Motto Hidup
"Be Bold or Italic Never Regular.”(Anonymous)
“Hidup itu ibarat naik sepeda, untuk menjaga keseimbangankau harus tetap bergerak”
(Albert Einstein)
"Gantungkan cit-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,engkau akan jatuh diantara bintang-bintang”
(Ir. Soekarno)
“Why worry? If you’ve done the very best you can, then worrying won’t make it anybetter”
(Walt Disney)
“Good things come to people who wait, but better things come to those who go outand get them.(Anonymous)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan hasil kerja kerasku ini kepada:
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahku tesayang Priyanto dan Ibuku
tersayang Herlina, yang telah mencurahkan setiap doa, kasih sayang,
harapan, dan segala dukungan kepada anak mu selama ini.
Kakak Adikku tersayang, M. Rizky Arobby Herlianto dan Yunita
Putri Anggraini yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
Semua guru dan dosen yang dengan tulus telah mengajarkan banyak
ilmu dan pelajaran hidup yang tak ternilai.
Seluruh keluarga besar dan sahabat yang selalu mendukung dan
memberikan semangatnya hingga aku dapat menyelesaikan tugas
akhirku ini.
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Korelasi Uji Pemadatan Standard Proctor Method Terhadap
Pengujian CBR Laboratorium Berdasarkan Alat Uji Tekan Modifikasi di
Laboratorium Untuk Pemadatan Tanah di Lapangan” yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Lampung.
2. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
3. Bapak Ir. Setyanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar dalam
membimbing, menasihati serta meluangkan waktunya untuk memberikan
pengarahan, masukan, saran dan kritiknya kepada saya demi kesempurnaan
skripsi ini.
4. Ibu Dr. Rahayu Sulistiyorini, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan pengarahan,
motivasi, dan nasihat kepada saya demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Dosen Penguji dan Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan, kritik, saran, dan
motivasi kepada saya selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
7. Seluruh teknisi dan karyawan di Fakultas Teknik, yang telah memberikan
bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
8. Kedua orangtuaku tercinta, ayahku Priyanto dan Ibuku Herlina yang telah
memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada henti, sehingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung.
9. Kakak Adikku, M. Rizky Arobby Herlianto dan Yunita Putri Anggraini yang
selalu mendukung dan memberikan semangat.
10. Teman terbaikku, Panca Kurniawan yang selalu mendukung, memberikan
motivasi dan doa, serta selalu ada dalam setiap kesulitan yang aku hadapi.
11. Sahabat tercintaku, Adira Salsabila, Ameliza Indah Mahesa, Anissa Putri
Ambarwati, Audy Nadyaputri Majid, Chelpa Rideanda Bralinza, Fazlina
Amalia Sunes, M. Vareza Pratama, M. Fadhillah Dalius, Rita Adiyati, Sonya
Soraya S., Wayan Anggi W. R., berkat kalian 4 tahun perjuangan kita terasa
ringan dan indah.
12. Sahabatku tersayang, Affan Noor Dwiko, Ekha Okhtaria, Elyus Setiawan,
Fahry Triza Nugraha, Kiki Rahmawati, Novita Fasihah, Zulfikar M. S.,
terimakasih untuk segala dukungan dan kasih sayang selama 7 tahun ini.
13. Adik-adikku tersayang, Mutiara Nurul Qurani, Orista Ammar M., Rizky
Maimun, Shella Damayanti, terimakasih untuk segala dukungan, bantuan,
serta doa selama ini.
14. Saudaraku, teman seperjuanganku angkatan 2014 yang selama beberapa
tahun ini telah berbagi kenangan yang tak akan pernah terlupakan, serta
seluruh angkatan yang sudah membantu selama masa perkuliahan ini yang
mungkin tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan,
khususnya bagi penulis pribadi. Selain itu, penulis berharap dan berdoa semoga
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis,
mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Februari 2019
Penulis
Widyastuty Utami
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL DALAM .......................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. vi
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... viii
MOTTO HIDUP ................................................................................................ ix
PERSEMBAHAN.................................................................................................. x
SANWACANA .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xx
DAFTAR NOTASI ......................................................................................... xxiii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3. Batasan Masalah .................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
xv
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah .................................................................................................... 51.1.1. Pengertian Tanah ........................................................................ 51.1.2. Klasifikasi Tanah ........................................................................ 61.1.3. Tanah Timbunan ....................................................................... 11
2.2. Pemadatan Tanah ................................................................................. 122.2.1. Definisi Pemadatan Tanah .........................................................122.2.2. Dasar-dasar Teori Pemadatan Tanah ........................................ 13
2.3. Daya Dukung Tanah .............................................................................18
2.4. California Bearing Ratio (CBR) .......................................................... 19
2.5. Studi Literatur ...................................................................................... 24
III. METODE PENELITIAN
3.1. Bahan Penelitian .................................................................................. 30
3.2. Metode Pengambilan Sampel .............................................................. 31
3.3. Pelaksanaan Pengujian ......................................................................... 313.3.1. Pengujian Sifat Fisik Tanah ...................................................... 333.3.2. Pengujian Pemadatan Standard Proctor Method ......................443.3.3. Pengujian CBR Laboratorium ................................................... 46
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengujian Sampel Tanah ............................................................ 544.1.1. Uji Kadar Air (ω) ...................................................................... 544.1.2. Uji Berat Volume (γ) ................................................................554.1.3. Uji Berat Jenis (Gs) ..................................................................554.1.4. Uji Batas Atterberg (γ).............................................................. 564.1.5. Uji Analisis Saringan ............................................................... 574.1.6. Uji Analisis Hidrometer.............................................................59
4.2. Klasifikasi Sampel Tanah .....................................................................614.2.1. Sistem Klasifikasi AASHTO ....................................................614.2.2. Sistem Klasifikasi USCS .......................................................... 62
4.3. Tanah Timbunan Biasa ........................................................................ 62
4.4. Pemadatan Tanah (Standard Proctor Method)..................................... 63
xvi
4.5. CBR Metode Tumbukan (CBR Proctor Method) ................................ 644.5.1. CBR Tanpa Rendaman ............................................................ 644.5.2. CBR Rendaman ........................................................................65
4.6. CBR Metode Tekanan (CBR Pressure Method) ...................................674.6.1. CBR Tanpa Rendaman ............................................................. 674.6.2. CBR Rendaman ........................................................................754.6.3. CBR Rendaman dan Tanpa Rendaman Metode Tekanan ........83
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 88
5.2. Saran .................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 91
LAMPIRAN A .....................................................................................................93
LAMPIRAN B ...................................................................................................104
LAMPIRAN C ...................................................................................................120
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Simbol Pada Klasifikasi Tanah Unified ............................................................7
2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan USCS ..............................................................8
3. Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO ........................................................9
4. Tanah Berbutir Kasar .......................................................................................10
5. Tanah Berbutir Halus .......................................................................................10
6. Beban Penetrasi Bahan Standar ......................................................................24
7. Hasil Pengujian Alat Tekan Modifikasi Berdasarkan Kondisi Rata-rata ........25
8. Hasil Pengujian Alat Tekan Modifikasi Berdasarkan Kondisi Optimum .......27
9. Hasil Perhitungan Pengujian Kadar Air Tanah rata ........................................54
10. Hasil Perhitungan Pengujian Berat Volume Tanah ........................................55
11. Hasil Perhitungan Pengujian Berat Jenis Tanah .............................................55
12. Hasil Perhitungan Pengujian Batas Atterberg Tanah.......................................56
13. Nilai Indeks Plastisitas ....................................................................................57
14. Hasil Perhitungan Pengujian Analisis Saringan ..............................................58
15. Diameter Butiran dan Jenis Tanah ..................................................................59
16. Hasil Perhitungan Pengujian Analisis Hidrometer .........................................59
17. Diameter Butiran dan Jenis Tanah ..................................................................60
18. Hasil Pengujian Sampel Tanah .......................................................................61
xviii
19. Hasil Perhitungan Pengujian CBR Tanpa Rendaman
Metode Tumbukan ...........................................................................................64
20. Hasil Perhitungan Pengujian CBR Rendaman Metode Tumbukan ................65
21. Hasil Perhitungan Pengujian CBR Tanpa Rendaman Metode
Tekanan pada Tekanan 5 Mpa ........................................................................67
22. Hasil Perhitungan Pengujian CBR Tanpa Rendaman Metode
Tekanan pada Tekanan 10 Mpa ......................................................................68
23. Hasil Perhitungan Pengujian CBR Tanpa Rendaman Metode
Tekanan pada Tekanan 15 Mpa ......................................................................69
24. Hasil Pengujian CBR Tanpa Rendaman Metode Tekanan ..............................71
25. Hubungan Nilai Berat Volume Kering dan Nilai CBR Tanpa
Rendaman Metode Tekanan ............................................................................71
26. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Tanpa Rendaman Tiga
Titik Metode Tekanan .....................................................................................72
27. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Tanpa Rendaman Sembilan
Titik Metode Tekanan .....................................................................................73
28. Hubungan Tekanan dan Nilai Berat Volume Kering (γd) Uji CBR
Tanpa Rendaman Metode Tekanan .................................................................74
29. Hasil Perhitungan Pengujian CBR Rendaman Metode Tekanan
pada Tekanan 5 Mpa .......................................................................................75
30. Hasil Perhitungan Pengujian CBR Rendaman Metode Tekanan
pada Tekanan 10 Mpa .....................................................................................76
31. Hasil Perhitungan Pengujian CBR Rendaman Metode Tekanan
pada Tekanan 15 Mpa .....................................................................................77
xix
32. Hasil Pengujian CBR Rendaman Metode Tekanan ........................................78
33. Hubungan Nilai Berat Volume Kering dan Nilai CBR Rendaman
Metode Tekanan ..............................................................................................79
34. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Rendaman Tiga Titik Metode
Tekanan ...........................................................................................................80
35. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Rendaman Sembilan Titik
Metode Tekanan ..............................................................................................81
36. Hubungan Tekanan dan Nilai Berat Volume Kering (γd) Uji CBR
Rendaman Metode Tekanan.............................................................................82
37. Hubungan Nilai Berat Volume Kering dan Nilai CBR Rendaman
dan Tanpa Rendaman Metode Tekanan ..........................................................83
38. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Rendaman dan Tanpa Rendaman
Tiga Titik Metode Tekanan..............................................................................84
39. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Rendaman dan Tanpa Rendaman
Sembilan Titik Metode Tekanan......................................................................85
40. Hubungan Tekanan dan Nilai Berat Volume Kering (γd) Uji CBR
Rendaman dan Tanpa Rendaman Metode Tekanan ........................................87
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alat Uji Pemadatan Standar ............................................................................16
2. Kurva Hubungan Kadar Air dengan Berat Volume Kering ............................18
3. Mold dan Hammer Uji CBR Laboratorium ................................................... 21
4. Alat Uji Penetrasi CBR Laboratorium ........................................................... 21
5. Hubungan Berat Volume Kering dengan Kadar Air pada Uji Alat Tekan
Modifikasi pada Kondisi Rata-rata ................................................................ 25
6. Hubungan Kadar Air pada Kondisi Rata-rata dengan Tekanan pada Uji
Alat Tekan Modifikasi ................................................................................... 26
7. Hubungan Berat Volume Kering Kondisi Rata-rata dengan Tekanan
pada Uji Alat Tekan Modifikasi ......................................................................26
8. Hubungan Berat Volume Kering Kondisi Optimum dengan Tekanan
pada Uji Alat Tekan Pemadat Modifikasi .......................................................28
9. Perbandingan Berat Volume Kering dengan Tekanan pada Tanah
Timbunan Biasa dan Tanah Timbunan Pilihan ..............................................28
10. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah .....................................................30
11. Bagan Alir Penelitian ......................................................................................32
12. Sketsa Alat Uji Tekan Modifikasi....................................................................51
13. Alat Uji Tekan Modifikasi ...............................................................................52
14. Grafik Analisis Saringan ..................................................................................58
xxi
15. Grafik Analisis Hidrometer .............................................................................60
16. Hubungan Berat Volume Kering dengan Kadar Air .......................................63
17. Hubungan Berat Volume Kering dengan Nilai CBR Tanpa
Rendaman Metode Tumbukan ........................................................................65
18. Hubungan Berat Volume Kering dengan Nilai CBR Rendaman
Metode Tumbukan ..........................................................................................66
19. Hubungan Berat Volume Kering dengan Nilai CBR Tanpa
Rendaman Metode Tekanan pada Tekanan 5 Mpa .........................................68
20. Hubungan Berat Volume Kering dengan Nilai CBR Tanpa
Rendaman Metode Tekanan pada Tekanan 10 Mpa .......................................69
21. Hubungan Berat Volume Kering dengan Nilai CBR Tanpa
Rendaman Metode Tekanan pada Tekanan 15 Mpa .......................................70
22. Hubungan Nilai Berat Volume Kering dan Nilai CBR Tanpa
Rendaman Metode Tekanan ............................................................................72
23. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Tanpa Rendaman Tiga
Titik Metode Tekanan .....................................................................................73
24. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Tanpa Rendaman Sembilan
Titik Metode Tekanan ......................................................................................73
25. Hubungan Tekanan dan Nilai Berat Volume Kering (γd) Uji CBR
Tanpa Rendaman Metode Tekanan .................................................................74
26. Hubungan Berat Volume Kering dengan Nilai CBR Rendaman
Metode Tekanan pada Tekanan 5 Mpa ...........................................................76
27. Hubungan Berat Volume Kering dengan Nilai CBR Rendaman
Metode Tekanan pada Tekanan 10 Mpa ..........................................................77
xxii
28. Hubungan Berat Volume Kering dengan Nilai CBR Rendaman
Metode Tekanan pada Tekanan 15 Mpa .........................................................78
29. Hubungan Nilai Berat Volume Kering dan Nilai CBR Rendaman
Metode Tekanan...............................................................................................79
30. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Rendaman Tiga Titik Metode
Tekanan ............................................................................................................80
31. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Rendaman Sembilan Titik
Metode Tekanan ............................................................................................. 81
32. Hubungan Tekanan dan Nilai Berat Volume Kering (γd) Uji CBR
Rendaman Metode Tekanan ........................................................................... 82
33. Hubungan Nilai Berat Volume Kering dan Nilai CBR Rendaman
dan Tanpa Rendaman Metode Tekanan ..........................................................84
34. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Rendaman dan Tanpa Rendaman
Tiga Titik Metode Tekanan .............................................................................85
35. Hubungan Tekanan dan Nilai CBR Rendaman dan Tanpa Rendaman
Sembilan Titik Metode Tekanan .................................................................... 86
36. Hubungan Tekanan dan Nilai Berat Volume Kering (γd) Uji CBR
Rendaman dan Tanpa Rendaman Metode Tekanan ....................................... 87
DAFTAR NOTASI
E = Energi Kepadatan (ft-lb/ft3)
Nb = Jumlah pukulan per lapisan
Ni = Jumlah lapisan
W = Berat pemukul (kg)
H = Tinggi jatuh pemukul (cm)
V = Volume mold/tabung (cm3)
w = Berat tanah (gram)
Ww = Berat air (gram)
Ws = Berat tanah kering (gram)
Wcs = Berat tanah basah (gram)
Wds = Berat tanah kering (gram)
Wc = Berat cawan/ring/kontainer (gram)
γ = Berat volume (gram/cm3)
Gs = Berat jenis
LL = Batas cair (%)
PL = Batas plastis (%)
PI = Plastic index (%)
LI = Liquid index (%)
γb = Berat volume basah (gram/cm3)
γd = Berat volume kering (gram/cm3)
xxiv
γdmaks = Berat volume kering maksimum (gram/cm3)
γdzav = Zero air void (gram/cm3)
w = Kadar air (%)
wopt = Kadar air optimum (%)
d = Diameter (cm)
t = Tinggi (cm)
e = Angka pori
n = Porositas
Sr = Derajat kejenuhan (%)
P = Persentase berat tertahan/lolos saringan (%)
Wai = Berat tanah tertahan (gram)
Cu = Koefisien keseragaman
Cc = Koefisien gradasi
R1 = Pembacaan campuran tanah + air + reagent
R2 = Pembacaan campuran air + reagent
Fm = koreksi miniskus hidrometer
T = Waktu (menit)
L = Kedalaman efektif (mm)
a = Konstanta kepadatan suspensi
F200 = Persentase lolos saringan 200 (%)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan pembangunan baik di bidang fisik maupun non fisik tidak terlepas
dari peran serta segenap lapisan masyarakat. Seiring dengan kemajuan ini
maka dituntut pula peningkatan mutu dari sarana dan prasarana pendukung
pembangunan, salah satunya adalah peningkatan mutu dari bidang
transportasi, karena ada pertambahan kendaraan dan peningkatan
perekonomian masyarakat setiap tahunnya. Untuk membangun suatu
konstruksi sangat berkaitan dengan kondisi fisik dan mekanis tanah, hal ini
disebabkan karena tanah merupakan salah satu material yang sangat berperan
penting dalam mendukung suatu konstruksi.
Kota Bandar Lampung memiliki banyak daerah dataran rendah dan tanah
tidak datar serta kondisi tanah yang berbeda-beda sehingga tidak dapat
langsung digunakan sebagai dasar konstruksi. Oleh karena itu, dibutuhkan
timbunan dengan pemadatan serta pengujian daya dukung tanah dengan uji
California Bearing Ratio (CBR) agar tanah dapat benar-benar kuat dan stabil
terhadap beban struktur maupun beban non struktur.
Pemadatan tanah yaitu proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil
jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara (Prihatono, 2011).
Udara yang terdapat pada pori-pori tanah dikeluarkan sehingga rongga udara
tersebut dapat terisi oleh butiran tanah. Dengan cara melakukan pemadatan
2
tanah diharapkan memperoleh tanah yang stabil dan memenuhi persyaratan
teknis.
California Bearing Ratio (CBR) adalah rasio dari gaya perlawanan penetrasi
dari tanah terhadap penetrasi sebuah piston yang ditekan secara kontinu
dengan gaya perlawanan penetrasi serupa pada contoh tanah standar berupa
batu pecah di California (Dermawan, 2010). Makin tinggi nilai CBR tanah
(subgrade) maka lapisan perkerasan diatasnya akan semakin tipis.
Untuk memadatkan tanah memiliki beberapa cara yang digunakan, yaitu untuk
di lapangan biasa menggunakan mesin penggilas dan di laboratorium biasa
menggunakan hammer dengan cara menumbuk. Kepadatan yang akan dicapai
tergantung pada kadar air yang ada pada tanah tersebut. Untuk mendapatkan
pemadatan maksimum maka dibutuhkan kadar air optimum dari tanah
tersebut.
Untuk mengetahui kuat hambatan tanah terhadap penetrasi biasa dilakukan uji
DCP (Dinamic Conus Penetrometer) di lapangan dan uji CBR laboratorium
metode tumbukan di laboratorium. Dewasa ini mulai dikembangkan inovasi
alat uji tekan modifikasi yang digunakan untuk memadatkan tanah dengan
metode tekanan.
Untuk itu, dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian pemadatan tanah
standar metode tumbukan, pengujian pemadatan tanah dengan alat uji tekan
modifikasi metode tekanan, serta uji CBR laboratorium.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini mengenai korelasi nilai CBR laboratorium
3
metode tumbukan dengan metode tekanan menggunakan alat uji tekan
modifikasi serta sifat-sifat fisik dan mekanis dari sampel tanah yang
digunakan. Karena sifat-sifat tanah berbeda maka perlu dilakukan pengujian
material pada sampel tanah untuk mengetahui jenis klasifikasi tanah yang
digunakan dalam penelitian.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan batasan masalah sebagai berikut :
1. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah timbunan yang berasal dari
daerah Tirtayasa Kec. Sukabumi, Bandar Lampung.
2. Pengujian karakteristik tanah yang dilakukan di laboratorium antara lain
sebagai berikut :
1. Pengujian kadar air
2. Pengujian berat volume
3. Pengujian berat jenis
4. Pengujian batas Atterberg
a. Uji batas plastis (plastic limit test)
b. Uji batas cair (liquid limit test)
5. Pengujian analisis saringan
6. Pengujian analisis hidrometer
3. Pengujian pemadatan tanah standard proctor method.
4. Pengujian pemadatan tanah menggunakan alat uji tekan modifikasi.
5. Pengujian CBR laboratorium metode tumbukan.
6. Pengujian CBR laboratorium metode tekanan.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanis tanah yang berasal dari daerah
Tirtayasa Kec. Sukabumi, Bandar Lampung.
2. Membandingkan hasil uji CBR metode tumbukan dengan hasil uji CBR
metode tekanan.
3. Mengetahui korelasi antara kepadatan tanah dengan nilai CBR.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui korelasi nilai CBR
laboratorium metode tumbukan dengan metode tekanan menggunakan alat uji
tekan modifikasi. Agar dapat bermanfaat bagi dinas pekerjaan umum,
kontraktor dan untuk perkembangan ilmu pengetahuan sehingga menambah
wawasan khususnya mengenai pemadatan dan daya dukung tanah timbunan
biasa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah
2.1.1. Definisi Tanah
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat
(butiran), mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara
kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut
(Das, 1998). Proses pelapukan dari batuan dasar atau proses geologi
lainnya yang terjadi didekat permukaan bumi akan membentuk tanah.
Pembentukan tanah dari bahan induknya dapat berupa proses fisik dan
kimia. Proses pembentukan tanah secara fisik yang mengubah batuan
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, terjadi akibat pengaruh
erosi, angin, air, es, manusia atau cuaca/suhu (Hardiyatmo, 2002).
Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan tidak
terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material
organik) rongga-rongga diantara material tersebut berisi udara dan air
(Verhoef, 1994). Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat
disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida-oksida yang
mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara partikel-partikel
dapat berisi air, udara, ataupun keduanya (Hardiyatmo, 2002).
6
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tanah
merupakan kumpulan dari berbagai material yang tidak terikat satu
sama lain yang dihasilkan dari pelapukan batuan.
2.1.2. Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengelompokkan tanah
berdasarkan sifat dan ciri tanah yang serupa kedalam kelompok-
kelompok dan sub kelompok berdasarkan pemakaiannya. Klasifikasi
tanah sangat membantu perancangan dalam memberikan suatu
pengarahan melalui tata cara empiris yang tersedia dari hasil
pengalaman yang telah lalu. Sistem klasifikasi tanah yang telah
dikembangkan untuk tujuan rekayasa yang didasarkan pada sifat-sifat
indeks tanah seperti distribusi ukuran dan plastisitas.
Klasifikasi tanah berfungsi untuk studi yang lebih terinci mengenai
keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk
menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan,
kekuatan tanah, berat isi, dan sebagainya (Bowles, 1991). Ada
beberapa sistem klasifikasi tanah yang pada umumnya digunakan
antara lain, yaitu :
a. Sistem Klasifikasi Unified Soil Classification System (USCS)
Sistem klasifikasi tanah ini yang paling banyak dipakai untuk
pekerjaan teknik fondasi seperti bendungan, bangunan dan
konstruksi yang sejenis. Sistem ini biasa digunakan untuk desain
lapangan udara dan untuk spesifikasi pekerjaan tanah untuk jalan.
7
Klasifikasi berdasarkan Unified System (Das, 1995), tanah
dikelompokkan menjadi:
1. Tanah berbutir kasar adalah yang mempunyai presentase lolos
saringan No. 200 < 50%. Tanah butir kasar terbagi atas kerikil
dengan simbol G (gravel), dan pasir dengan simbol S (sand).
2. Tanah berbutir halus adalah yang mempunyai presentase lolos
saringan No. 200 > 50%. Tanah butir halus terbagi atas lanau
dengan simbol M (silt), lempung dengan simbol C (clay), serta
lanau dan lempung organik dengan symbol O, bergantung pada
tanah itu terletak pada grafik plastisitas. Tanda L untuk
plastisitas rendah dan tanda H untuk plastisitas tinggi.
Tabel 1. Simbol Pada Klasifikasi Tanah Unified
Jenis Tanah Prefiks Sub Kelompok Sufiks
Kerikil GGradasi baik Gradasi
BurukWP
Pasir SBerlanau
BerlempungMC
Lanau MLempung C WL<50% LOrganik O WL>50% HGambut Pt
Sumber : Bowles,1989 dalam Larasati, 2016
Keterangan :
W = Well Graded (tanah dengan gradasi baik).
P = Poorly Graded (tanah dengan gradasi buruk).
L = Low Plasticity (plastisitas rendah, LL<50).
H = High Plasticity (plastisitas tinggi, LL> 50).
8
Tabel 2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan USCS
Sumber: Sistem USCS, dalam Hardiyatmo, 1992:44
9
b. Sistem Klasifikasi AASHTO
Sistem klasifikasi AASHTO (American Association of State
Highway and Transportation Official) ini dikembangkan dalam
tahun 1929 sebagai Public Road Administrasion Classification
System. Klasifikasi ini bertujuan unutk menentukan kualitas tanah
guna pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (sub-base) dan tanah dasar
(subgrade).
Tabel 3. Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO
Klasifikasi UmumTanah Berbutir
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200)
Klasifikasi KelompokA1
A3A2
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7Analisis ayakan (% lolos)
No.10No.40
No.200
Maks 50Maks 30Maks 15
Maks 50Maks 25
Min 51Maks 10 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35
Sifat fraksi yang lolosayakan No.40
Batas Cair (LL)Indeks Plastisitas (PI) Maks 6 NP
Maks 40Maks 10
Min 41Maks 10
Maks 40Min 11
Min 41Min 11
Tipe mineral yang palingdominan
Batu pecah, kerikildan pasir
Pasirhalus
Kerikil dan pasir yang berlanau atauberlempung
Pennilaian sebagai bahantanah dasar
Baik sekali sampai baik
Klasifikasi umumTanah berbutir
(lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200)Klasifikasi kelompok A-4 A-5 A-6 A-7
Analisis ayakan (% lolos)No.10No.40
No.200 Min 36 Min 36 Min 36 Min 36
Sifat fraksi yang lolosayakan No.40
Batas Cair (LL)Indeks Plastisitas (PI)
Maks 40Maks 10
Min 41Maks 10
Maks 40Min 11
Min 41Min 11
Tipe mineral yang palingdominan
Tanah Berlanau Tanah Berlempung
Pennilaian sebagai bahantanah dasar
Biasa sampai jelek
Sumber : Sistem AASTHO, dalam Das, 1995:67
10
Berdasarkan sifat tanahnya dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok besar yaitu :
1. Kelompok tanah berbutir kasar (<35% lolos saringan no.200)
Tabel 4. Tanah Berbutir Kasar
Kode Karakteristik Tanah
A-1 Tanah yang terdiri dari kerikil dan pasir kasar dengan
sedikit atau tanpa butir halus, dengan atau tanpa sifat
plastis.
A-2 Terdiri dari pasir halus dengan sedikit butir halus lolos
saringan no. 200 dan tidak plastis.
A-3 Kelompok batas tanah berbutir kasar dan halus dan
merupakan campuran kerikil/pasir dengan tanah
berbutir halus cukup banyak (<35%).
Sumber : Sistem AASHTO
2. Kelompok tanah berbutir halus (>35% lolos saringan no.200)
Tabel 5. Tanah Berbutir Halus
Kode Karakteristik TanahA-4 Tanah lanau dengan sifat plastisitas rendahA-5 Tanah lanau yang mengandung lebih banyak
butir-butir plastis, sehingga sifat plastisnya lebihbesar dari A-4.
A-6 Tanah lempung yang masih mengandungbutiran pasir dan kerikil, tetapi sifat perubahanvolumenya cukup besar.
A-7 Tanah lempung yang lebih bersifat plastis danmempunyai sifat perubahan yang cukup besar.
Sumber : Sistem AASHTO
11
2.1.3. Tanah Timbunan
a. Tanah Timbunan Pilihan
Timbunan atau urugan yang digunakan untuk pencapaian elevasi
akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar suatu perencanaan,
misal untuk mengurangi tebal lapisan pondasi bawah, atau untuk
memperkecil gaya lateral tekanan tanah dibelakang dinding penahan
tanah talud jalan. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai
timbunan pilihan bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud
dimana bahan-bahan ini telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus
terdiri dari bahan tanah dan batu yang memenuhi semua ketentuan
timbunan biasa dan memiliki sifat-sifat tertentu tergantung dari
maksud penggunaanya. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan
harus memiliki nilai CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% (Spesifikasi Bina Marga,
2010).
b. Tanah Timbunan Biasa
Timbunan atau urugan yang digunakan untuk pencapaian elevasi
akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar perencanaan tanpa
maksud khusus lainnya. Timbunan biasa ini juga digunakan untuk
penggantian material existing subgrade yang tidak memenuhi syarat
(Spesifikasi Bina Marga, 2010).
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus
terdiri dari tanah yang disetujui oleh pengawas yang memenuhi
12
syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen. Bahan yang
dipilih tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi. Adapun
bahan untuk timbunan biasa memiliki sifat sebagai berikut :
1) Tanah yang tidak mengandung organik seperti jenis tanah OL,
OH, dan Pt dalam sistem klasifikasi USCS.
2) Tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut menurut SNI 03
6797:2002 atau sebagai CH menurut sistem klasifikasi USCS.
3) Harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya
dukung tanah yaitu tidak kurang dari 6%.
c. Timbunan pilihan berbutir
Timbunan pilihan berbutir digunakan sebagai lapisan penopang
pada tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2 % tidak
dapat ditingkatkan dengan stabilisai diatas tanah rawa. Timbunan
pilihan berbutir di atas tanah rawa adalah bahan timbunan untuk
keadaan penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat
dihindarkan haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir
bersih lainnya dengan index plastisitas maksimum 6% (Spesifikasi
Bina Marga, 2010).
2.2. Pemadatan Tanah
2.2.1. Definisi Pemadatan Tanah
Proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar
partikel sehingga terjadi reduksi volume udara. Tingkat pemadatan
diukur dari berat volume kering yang dipadatkan. Bila air
13
ditambahkan pada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut
akan berfungsi sebagai unsur pembasah atau pelumas pada partikel-
partikel tanah. Karena adanya air, partikel-partikel tersebut akan lebih
mudah bergerak dan bergeseran satu sama lain dengan membentuk
kedudukan yang lebih rapat atau padat. Untuk usaha pemadatan yang
sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam
tanah (pada saat dipadatkan) meningkat (Prihatono, 2011).
Pada pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan
banyak struktur teknik lainnya, tanah yang lepas (renggang) haruslah
dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut
berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan
demikian meningkatkan daya dukung pondasi di atasnya. Pemadatan
juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak
diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng timbunan.
Penggilas besi berpermukaan halus (smooth-wheel rollers), dan
penggilas getar (vibratory rollers) adalah alat-alat yang umum
digunakan di lapangan untuk pemadatan tanah. Mesin getar dalam
(vibroflot) juga banyak digunakan untuk memadatkan tanah berbutir
(granular soils) sampai kedalaman yang cukup besar dari permukaan
tanah.
2.2.2. Dasar-dasar Teori Pemadatan Tanah
a. Prinsip Pemadatan Tanah
Pada awal proses pemadatan, berat volume tanah kering (γd)
bertambah seiring dengan ditambahnya kadar air. Pada kadar air
14
nol (w=0), berat volume tanah basah (γb) sama dengan berat
volume tanah kering (γd). Ketika kadar air ditambah secara
bertahap (dengan usaha pemadatan yang sama), berat butiran tanah
padat per volume satuan (γd) juga bertambah. Pada kadar air lebih
besar dari kadar air optimum (OMC), kenaikan kadar air justru
mengurangi berat volume keringnya. Hal ini karena, air mengisi
rongga pori yang sebelumnya diisi oleh butiran padat. Kadar air
pada saat berat volume kering mencapai maksimum (γdmax) disebut
kadar air optimum (Hardiyatmo, 2004).
b. Optimum moisture content (OMC)
Optimum moisture content (OMC) adalah kadar air di mana berat
volume kering maksimum dapat dicapai setelah upaya pemadatan
dilakukan. Optimum moisture content (OMC) biasanya dinyatakan
dalam persen (%). Pengujian pemadatan standar adalah metode
laboratorium yang secara eksperimental menentukan kadar air
optimum di mana jenis tanah tertentu akan menjadi paling padat
dan mencapai kepadatan kering maksimum.
c. Pengujian Pemadatan Standar
Untuk mengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan pemadatan,
maka umumnya dilakukan pengujian pemadatan. Proctor (1933)
dalam Hardiyatmo (1992), telah mengamati bahwa ada hubungan
yang pasti antara kadar air dan berat volume kering yang padat.
Untuk berbagai jenis tanah pada umumnya salah satu nilai kadar air
15
optimum (OMC) tertentu untuk mencapai berat volume kering
maksimumnya (γdmax).
Hubungan berat volume kering (γd) dengan berat volume basah (γb)
dan kadar air (w), dinyatakan dalam persamaan :
γd =
1
b
Berat volume kering setelah pemadatan bergantung pada jenis
tanah, kadar air, dan usaha yang diberikan oleh alat penumbuknya.
Karakteristik kepadatan tanah dapat dinilai dari pengujian
pemadatan standar laboratorium. Prinsip pengujiannya diterangkan
dibawah ini.
Tanah di dalam cetakan silinder (mold) yang mempunyai diameter
10,2 cm dan tinggi 11,6 cm dipadatkan menggunakan penumbuk
(hammer) yang beratnya 2,5 kg dengan tinggi jatuh 30,5 cm.
Tanah dipadatkan dalam 3 (tiga) lapisan dengan tiap lapisan
ditumbuk sebanyak 25 kali pukulan. Berikut merupakan alat
pemadatan tanah standar pada gambar 1.
16
Gambar 1. Alat Uji Pemadatan Standar.
Setiap elemen pada alat uji pemadatan standar memiliki fungsi
yang berbeda, berikut penjelasan fungsinya:
a. Hammer berfungsi sebagai alat penumbuk untuk memadatkan
tanah didalam cetakan silinder (mold).
b. Extension collar berfungsi sebagai penahan sampel tanah agar
tidak tumpah ketika dilakukan pemadatan.
c. Cetakan silinder (mold) berfungsi sebagai wadah sampel tanah
yang akan diuji.
d. Keping alas berfungsi untuk menahan posisi cetakan silinder
(mold) agar tidak bergoyang pada saat dilakukan pemadatan.
Menurut SNI 1742:2008, peralatan yang digunakan berupa cetakan
silinder berkapasitas 943 cm3 ± 8 cm3 dengan diameter dalam
b
c
d
a
17
101,60 mm ± 0,41 mm dan tinggi 116,43 mm ± 0,13 mm. Saringan
dengan diameter lubang 50 mm, 19 mm, dan 4,75 mm sesuai SNI
6866:2002. Alat pengeluar benda uji (extruder) yang terdiri dari
sebuah dongkrak, pengungkit dan rangka. Tiga buah timbangan
(ketelitian 1 gram, 0,1 gram dan 0,01 gram). Oven pengering,
pisau perata, cawan serta alat pencampur yang terdiri dari baki,
sendok pengaduk, sekop, spatula dan alat bantu lainnya.
Tanah dalam cetakan dipadatkan dengan alat penumbuk, terdapat
dua alat penumbuk yaitu :
1. Alat penumbuk tangan (manual)
Permukaan tumbuk berbentuk bundar dan rata dengan diameter
50,80 mm ± 0,25 mm serta mempunyai massa 2,495 kg ± 0,009
kg. Penumbuk manual harus dilengkapi dengan selubung yang
dapat mengatur jatuh bebas setinggi 305 mm ± 2 mm di atas
permukaan tanah yang akan dipadatkan.
2. Alat penumbuk mekanis
Permukaan tumbuk berbentuk bundar dan rata dengan diameter
50,80 mm ± 0,25 mm serta mempunyai massa 2,495 kg ± 0,009
kg. Penumbuk mekanis dilengkapi alat pengontrol tinggi jatuh
bebas 305 mm ± 2 mm di atas permukaan tanah yang akan
dipadatkan dan dapat menyebarkan tumbukan secara merata di
atas permukaan. Alat penumbuk mekanis harus dikalibrasi
terhadap beberapa macam jenis tanah dan massa penumbuk
disesuaikan agar mendapatkan hubungan kadar air dengan
18
kepadatan kering yang sama apabila dipadatkan dengan alat
penumbuk manual (ASTM D 2168).
Grafik hubungan kadar air optimum (OMC) dan berat volume
kering maksimum, diperlihatkan pada gambar berikut :
Gambar 2. Kurva Hubungan Kadar Air dengan Berat VolumeKering (Hardiyatmo, 2002).
2.3. Daya Dukung Tanah
Dalam perencanaan jalan raya, daya dukung tanah dasar sangat
mempengaruhi tebal perkerasan, semakin tinggi daya dukung tanah, maka
tebal perkerasan yang diperlukan semakin tipis untuk menahan beban lalu
lintas. Daya dukung tanah dasar (subgrade) dipengaruhi oleh jenis tanah,
tingkat kepadatan, kadar air, dll (Hendarsin, 2000).
Ada beberapa metode untuk menentukan daya dukung tanah seperti CBR
(California Bearing Ratio), k (Modulus Reaksi Tanah Dasar), Mr (Resilient
Modulus), Skala Penetrasi Konus Dinamis/DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) dan HCP (Hand Cone Penetrometer). Di Indonesia daya
dukung tanah dasar untuk kebutuhan perencanaan tebal perkerasan jalan
19
ditentukan dengan pengujian CBR. Nilai CBR diperoleh dari hasil pengujian
sampel tanah yang telah disiapkan di laboratorium atau langsung di
lapangan.
Dalam penelitian ini yang digunakan untuk menentukan nilai daya dukung
tanah adalah pengujian CBR laboratorium metode tumbukan dan CBR
laboratorium dengan metode tekanan. Pengujian daya dukung tanah ini
dilakukan untuk mendapatkan perbandingan nilai CBR laboratorium metode
tumbukan dengan metode tekanan menggunakan alat uji tekan modifikasi.
2.4. California Bearing Ratio (CBR)
Menurut SNI 1744:2012 dan ASTM D-1883, California Bearing Ratio adalah
perbandingan antara beban penetrasi suatu beban terhadap beban standar
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Nilai CBR akan
digunakan untuk menentukan tebal lapisan perkerasan. Harga CBR itu sendiri
adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan
bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100%
dalam memikul beban. Menurut Soedarmo dan Purnomo (1993), berdasarkan
cara mendapatkan contoh tanah, CBR dapat dibagi atas :
1. CBR lapangan (CBR inplace atau field CBR)
Pemeriksaan CBR dilakukan dalam kondisi kadar air tanah tinggi
(musim penghujan) atau dalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
Umum digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan yang lapisan tanah
dasarnya sudah tidak akan dipadatkan lagi.
20
2. CBR lapangan rendaman (undisturbed soaked CBR)
Pemeriksaan CBR dilakukan pada keadaan jenuh air dan tanah
mengalami pengembangan (swelling) yang maksimum. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan mengambil contoh tanah dalam tabung (mold) yang
ditekan masuk ke dalam tanah mencapai kedalaman tanah yang
diinginkan. Mold yang berisi contoh tanah yang dikeluarkan dan
direndam dalam air selama 4 hari sambil diukur pengembangannya
(swelling). Setelah pengembangan tidak terjadi lagi maka dilaksanakan
pemeriksaan CBR.
3. CBR laboratorium (laboratory CBR)
CBR laboratorium dapat disebut juga CBR rencana titik. Tanah dasar
yang diperiksa merupakan jalan baru yang berasal dari tanah asli, tanah
timbunan atau tanah galian yang dipadatkan sampai mencapai 95%
kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar
merupakan kemampuan lapisan tanah yang memikul beban setelah tanah
itu dipadatkan. Oleh karena itu, nilai CBR laboratorium adalah nilai
CBR yang diperoleh dari contoh tanah yang dibuat dan mewakili
keadaan tanah tersebut setelah dipadatkan. Pengujian CBR laboratorium
dilakukan menggunakan alat yang mempunyai piston dengan luas 3 inci2
dan kecepatan gerak vertikal ke bawah 0,05 inci/menit serta proving ring
yang digunakan untuk mengukur beban yang dibutuhkan pada penetrasi
tertentu yang diukur dengan arloji pengukur (dial). Berikut merupakan
alat uji CBR laboratorium metode tumbukan pada gambar 3 dan 4.
21
Gambar 3. Mold dan Hammer Uji CBR Laboratorium.
Gambar 4. Alat Uji Penetrasi CBR Laboratorium.
g
e
j
f
h
a
b
c
d
i
22
Setiap elemen pada alat uji penetrasi CBR laboratorium memiliki fungsi
yang berbeda, berikut penjelasan fungsinya:
e. Proving ring berfungsi untuk mengukur beban yang dibutuhkan pada
penetrasi tertentu.
f. Arloji beban berfungsi untuk mengetahui besar beban yang diterima
oleh sampel tanah saat dilakukan penterasi.
g. Arloji penetrasi berfungsi untuk mengetahui besarnya penetrasi yang
diberikan pada sampel tanah.
h. Piston penetrasi berfungsi sebagai jarum penetrasi yang akan
menekan tanah masuk kedalam.
i. Pelat dasar berfungsi sebagai alas dudukan cetakan silinder (mold).
j. Engkol pemutar berfungsi sebagai alat untuk menggerakan plat dasar
naik turun.
Menurut SNI 1744:2012, peralatan yang digunakan berupa cetakan
silinder dengan diameter bagian dalam 152,40 mm ± 0,66 mm dan tinggi
177,80 mm ± 0,46 mm. Cetakan harus dilengkapi leher sambung
(extension collar) dengan tinggi ± 50 mm dan keping alas yang
berlubang banyak yang dapat dipasang pas (tidak bergerak) pada kedua
ujung cetakan. Keping pemisah berpenampang bundar (lingkaran)
dengan diameter 150,80 mm ± 0,80 mm dan tinggi 61,37 mm ± 0,25
mm. Alat penumbuk yang digunakan sesuai SNI 1742:2008 atau SNI
1743:2008.
Peralatan pengukur pengembangan yang terdiri dari keping
pengembangan berdiameter 149,20 mm ± 1,60 mm dengan
23
tangkai/batang yang dapat diatur dan sebuah kaki tiga (tripot) untuk
dudukan arloji ukur pengembangan. Arloji ukur, masing-masing
berkapasitas 25 mm dengan ketelitian pembacaan sampai 0,02 mm.
Keping beban berpenampang bundar (lingkaran) berdiameter 149,20 mm
± 1,60 mm dengan lubang berdiameter ± 54,00 mm di tengah-tengahnya
dan setiap keping memiliki massa 2,27 kg ± 0,04 kg. Piston penetrasi
berpenampang bundar (lingkaran) dengan diameter 49,63 mm ± 0,13 mm
dan panjang tidak kurang dari 102 mm.
Penentuan nilai CBR yang biasa digunakan untuk menghitung kekuatan
pondasi jalan adalah penetrasi 0,1” dan penetrasi 0,2” dengan rumus
sebagai berikut :
Nilai CBR pada penetrasi 0,1” = P1 x 100%3000
Nilai CBR pada penetrasi 0,2” = P2 x 100%4500
Dimana :
P1 = pembacaan dial pada saat penetrasi 0,1”
P2 = pembacaan dial pada saat penetrasi 0,2”
Nilai CBR yang didapat adalah nilai yang terkecil diantara hasil
perhitungan kedua nilai CBR. Berikut ini adalah tabel beban yang
digunakan untuk melakukan penetrasi bahan standar.
24
Tabel 6. Beban Penetrasi Bahan Standar
Penetrasi(inci)
Beban Standar(lbs)
Beban Standar(lbs/inci)
0,10,20,30,40,5
30004500570069007800
10001500190023006000
Sumber : Sukirman, 1999
2.5 Studi Literatur
Beberapa penelitian yang menjadi bahan pertimbangan dan acuan penelitian
ini dikarenakan adanya beberapa kesamaan metode akan tetapi dengan
perlakuan yang berbeda pada sampel tanah yang digunakan, antara lain :
1. Robianti (2017), dengan penelitian tentang percobaan pengujian
pemadatan tanah metode standard proctor dengan alat uji tekan
modifikasi. Sampel tanah yang digunakan berasal dari daerah Tirtayasa
Kec. Sukabumi, Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
energi yang timbul dari pemadatan tanah metode standard proctor
terhadap alat uji yang dibuat dengan memodifikasi alat pemadatan yang
ada dengan menggunakan tanah timbunan biasa. Uji alat tekan pemadat
modifikasi adalah upaya untuk memadatkan tanah dengan cara menekan
secara manual terhadap sampel tanah yang berada didalam mold standard.
Pada pengujian ini dilakukan sebanyak 4 tekanan yaitu 5 MPa, 10 MPa, 15
MPa, dan 20 MPa. Untuk setiap tekanan diambil sebanyak tiga sampel
percobaan. Hasil pengujian alat tekan modifikasi pada kondisi rata-rata,
ditunjukkan pada tabel berikut :
25
Tabel 7. Hasil Pengujian Alat Tekan Modifikasi Berdasarkan KondisiRata-rata
Nama Sampel Kadar Air (%) Berat VolumeKering (gr/cm3)
5 MPa 23,79 1,32
10 MPa 25,52 1,48
15 MPa 24,91 1,53
20 MPa 24,37 1,56Sumber : Robianti, 2017
Berikut adalah grafik dari hasil pengujian alat tekan pada tekanan 5 Mpa,
10 Mpa, 15 Mpa dan 20 Mpa :
Gambar 5. Hubungan Berat Volume Kering dengan Kadar Air pada UjiAlat Tekan Modifikasi pada Kondisi Rata-rata(Robianti, 2017).
26
Gambar 6. Hubungan Kadar Air pada Kondisi Rata-rata dengan Tekananpada Uji Alat Tekan Modifikasi (Robianti, 2017).
Gambar 7. Hubungan Berat Volume Kering Kondisi Rata-rata denganTekanan pada Uji Alat Tekan Modifikasi (Robianti, 2017).
Berdasarkan hasil uji pemadatan tanah metode standard proctor di
laboratorium didapat nilai berat volume kering maksimum (γdmax) sebesar
1,4 gr/cm3. Bila nilai ini dikonversi terhadap hasil uji alat tekan
modifikasi didapat nilai tekanan sebesar 7 MPa. Pada kondisi minimum,
optimum dan rata-rata didapatkan nilai tekanan sebesar 7 MPa, untuk
27
mengontrol bahwa tekanan sebesar 7 Mpa mendekati hasil uji standard
proctor maka dilakukan pengujian kembali menggunakan alat uji tekan
modifikasi. Dari hasil uji sebesar 7 Mpa didapat nilai γd sebesar 1,3782
gr/cm3. Hal ini menunjukkan bahwa nilai γd sebesar 1,3782 gr/cm3
mendekati hasil γd sebesar 1,4 gr/cm3 pada uji standard proctor.
2. Novalia (2017), dengan penelitian tentang studi eksperimen derajat
kepadatan tanah standard proctor laboratorium terhadap alat tekan
pemadat modifikasi menggunakan tanah timbunan pilihan. Sampel tanah
yang digunakan berasal dari daerah Gedung Agung Kec. Jati Agung,
Lampung Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besaran energi
pada tanah timbunan pilihan dari derajat kepadatan tanah standard proctor
terhadap alat uji tekan modifikasi. Pelaksanaan pengujian alat tekan
pemadat modifikasi dengan menggunakan tiga sampel tanah pada masing-
masing tekanan, tekanan yang digunakan adalah 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa
dan 20 Mpa. Hasil pengujian alat tekan modifikasi pada kondisi optimum,
ditunjukkan pada tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Pengujian Alat Tekan Modifikasi Berdasarkan KondisiOptimum
Sumber : Novalia, 2017
28
Gambar 8. Hubungan Berat Volume Kering Kondisi Optimum denganTekanan pada Uji Alat Tekan Pemadat Modifikasi(Novalia, 2017).
Berikut adalah grafik hasil dari uji tekan pemadat modifikasi pada tanah
timbunan pilihan dan tanah timbunan biasa :
Gambar 9. Perbandingan Berat Volume Kering dengan Tekanan padaTanah Timbunan Biasa dan Tanah Timbunan Pilihan(Novalia, 2017).
29
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada pengujian tanah timbunan
pilihan metode standard proctor didapatkan berat volume maksimum
(γdmax) sebesar 1,62 gr/cm3 dengan hasil pada alat tekan pemadat
modifikasi didapat nilai tekanan sebesar 9 MPa. Sedangkan pada
pengujian tanah timbunan biasa didapatkan nilai tekanan lebih kecil, yaitu
sebesar 7 MPa dengan berat volume maksimum (γdmax) sebesar 1,4 gr/cm3.
Hal ini disebabkan oleh gradasi butiran tanah pada tanah timbunan pilihan
memiliki gradasi butiran yang bagus dan tanah tersebut memiliki butiran
besar dan butiran kecil sehingga mengisi rongga rongga udara yang terisi
padat.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Bahan Penelitian
Adapun bahan penelitian yang digunakan yaitu sampel tanah yang berasal
dari daerah Tirtayasa Kec. Sukabumi, Bandar Lampung. Lokasi berada pada
jalan Pangeran Tirtayasa tepat didepan SPBU Pertamina 24-351-97. Daerah
tersebut merupakan salah satu lokasi masyarakat biasa mengambil tanah
untuk timbunan, sebagai contoh pada proyek pembangunan Jalan TOL Trans
Sumatera (JTTS) penimbunan dilakukan menggunakan tanah yang berasal
dari lokasi tersebut.
Gambar 10. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah.
31
3.2. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara pengambilan langsung
sampel tanah yang berasal dari daerah Tirtayasa Kec. Sukabumi, Bandar
Lampung. Tanah yang diambil adalah sampel tanah terganggu (disturbed
sample) dan sampel tanah tak terganggu (undisturbed sample).
Undisturbed sample diambil menggunakan tabung digunakan untuk
pengujian kadar air, berat volume, dan berat jenis. Disturbed sample diambil
menggunakan cangkul kemudian dimasukkan kedalam karung digunakan
untuk pengujian batas Atterberg, analisis saringan, analisis hidrometer,
pemadatan standard proctor method, pemadatan menggunakan alat uji tekan
modifikasi, serta pengujian CBR laboratorium.
Sampel tanah yang sudah diambil selanjutnya digunakan sebagai sampel
untuk pengujian awal dan bila memenuhi persyaratan sebagai tanah
timbunan maka akan dilanjutkan untuk pengujian kepadatan dengan alat
kepadatan tanah standar dan alat uji tekan modifikasi serta pengujian CBR
laboratorium.
3.3. Pelaksanaan Pengujian
Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas
Teknik Universitas Lampung. Adapun tahap pengujian yang dilakukan akan
ditampilkan dalam bentuk bagan alir sebagai berikut :
32
MULAI
PENGAMBILAN SAMPELTANAH
CEK SYARAT TANAHTIMBUNAN
PENGUJIAN SIFAT-SIFAT FISIK TANAHTANAH ASLI TIDAK
YA
KESIMPULAN
SELESAI
HASIL DAN PEMBAHASAN
TANPARENDAMAN
TANPARENDAMANRENDAMANRENDAMAN
NILAI CBR NILAI CBR NILAI CBR NILAI CBR
UJI PEMADATAN STANDARDPROCTOR METHOD
UJI PEMADATAN DENGAN ALATUJI TEKAN MODIFIKASI
UJI CBR LABORATORIUM
UJI CBR LABORATORIUM PADA TEKANAN5 MPa, 10 MPa, 15 MPa
33
3.3.1. Pengujian Sifat Fisik Tanah
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik tanah yang
digunakan sebagai sampel. Kemudian hasil dari pengujian akan
dianalisis sesuai dengan klasifikasi tanah menurut USCS dan
AASHTO untuk mengetahui klasifikasi tanah tersebut. Adapun
pengujian sifat fisik yang dilakukan di laboratorium antara lain
sebagai berikut :
1. Pengujian Kadar Air (Water Content Test)
Pengujian kadar air bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah
pada sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam butiran tanah dengan butiran tanah kering yang
dinyatakan dalam persen. Pengujian berdasarkan ASTM D 2216-
98 dan SNI 1965 2008, dengan cara pengujian sebagai berikut :
a. Bahan :
Sampel tanah yang akan diuji seberat antara 30-50 gram.
b. Peralatan :
1) Kontainer sebanyak 3 buah.
2) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
3) Oven.
c. Prosedur :
1) Menyiapkan peralatan dan sampel tanah yang akan diuji.
2) Menimbang ketiga kontainer dan tandai masing–masing
kontainer.
Gambar 11. Bagan Alir Penelitian.
34
3) Memasukkan sampel tanah yang akan diuji kedalam
kontainer.
4) Menimbang kontainer yang telah berisi sampel tanah.
5) Memasukkan kontainer ke dalam oven pada temperatur
105oC selama 24 jam.
6) Menimbang kontainer beserta tanah yang telah dikeringkan.
d. Perhitungan :
ω = WωWs = Wcs −WdsWds −Wc x 100%Keterangan :
Wω = Berat air (gram)
Ws = Berat tanah kering (gram)
2. Pengujian Berat Volume (Unit Weight Test)
Pengujian berat volume bertujuan untuk menentukan berat volume
tanah dalam keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbandingan
berat tanah dengan volume tanah. Pengujian berdasarkan ASTM D
2167 dan SNI 3637 1994, dengan prosedur sebagai berikut :
a. Bahan :
Sampel tanah undisturbed.
b. Peralatan :
1) Ring Contoh.
2) Pisau perata.
3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
c. Prosedur :
1) Menyiapkan peralatan dan sampel tanah yang akan diuji
35
2) Menimbang ring contoh, lalu mengukur diameter dan tinggi
permukaan samping ring contoh.
3) Mengolesi oli pada permukaan ring dan alat pendorong
sampel secara merata agar tanah tidak melekat pada ring.
4) Mengambil sampel tanah dari tabung contoh yang telah
dipersiapkan.
5) Memasukkan sampel tersebut pada ring dengan cara
menekan ring ke sampel, hingga tanah tertekan padat pada
ring.
6) Meratakan permukaan tanah dengan pisau perata.
7) Menimbang ring dan sampel pada timbangan dengan
ketelitian 0,01 gram, kemudian mencatatnya.
d. Perhitungan :γ =Keterangan :
W = Berat tanah (gram)
V = Volume ring (cm3)
3. Pengujian Berat Jenis (Specific Gravity Test)
Pengujian berat jenis bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah
yang lolos saringan No. 40 (Ø 0,425 mm) dengan menggunakan
picnometer. Pengujian berdasarkan ASTM D 854-02 dan SNI
1964 2008, dengan prosedur pengujian sebagai berikut :
a. Bahan :
36
1) Sampel tanah yang lolos saringan No.40 dan telah
dikeringkan sebanyak dua sampel.
2) Air bersih atau air suling.
b. Peralatan :
1) Ayakan No. 40 (Ø 0,425 mm).
2) Labu Ukur (Picnometer).
3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
4) Tugku pemanas (Boiler).
c. Prosedur :
1) Menyiapkan benda uji secukupnya dan mengoven pada suhu
1050C selama 24 jam.
2) Mendinginkan tanah, lalu mengayak dengan saringan No. 40
(Ø 0,425 mm).
3) Menimbang picnometer dalam keadaan kosong.
4) Mengambil sampel tanah sebanyak 25-30 gram dan
memasukkannya ke dalam picnometer.
5) Menimbang picnometer yang berisi sampel tanah.
6) Menambahkan air suling ke dalam picnometer sampai terisi
duapertiganya.
7) Memanaskan picnometer diatas tungku pemanas sampai
butir-butir udara hilang.
8) Merendam picnometer dalam bak perendaman sampai
temperaturnya kembali normal.
37
9) Menambahkan air suling ke dalam picnometer sampai
penuh.
10) Mengeringkan bagian luar picnometer, menimbang dan
mencatat hasilnya.
11) Membersihkan picnometer yang telah digunakan, lalu isi
dengan air suling dan ditimbang.
d. Perhitungan :
= 1 − 2Keterangan :
Ws = Berat sampel tanah (gram)
Wω1 = Berat air mula–mula (gram)
Wω2 = Berat air setelah dipanaskan (gram)
4. Pengujian Batas Cair (Liquid Limit Test)
Pengujian batas cair bertujuan untuk menentukan kadar air suatu
jenis tanah pada batasan antara keadaan cair dan keadaan plastis,
sesuai ketentuan yang ditentukan oleh Atterberg. Pengujian
berdasarkan ASTM D 4318 dan SNI 1967 2008, dengan prosedur
pengujian sebagai berikut :
a. Bahan :
1) Sampel tanah yang telah dikeringkan.
2) Air bersih atau air suling.
b. Peralatan :
1) Alat Batas Cair (Mangkuk Cassagrande).
2) Alat Pembuat Alur (Grooving tool).
38
3) Spatula.
4) Oven.
5) Kontainer.
6) Wadah atau Gayung.
7) Ayakan No. 40 (Ø 0,425 mm).
8) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
c. Prosedur :
1) Mengayak sampel tanah menggunakan saringan No. 40.
2) Mengatur tinggi jatuh mangkuk casagrande setinggi 10 mm.
3) Mengambil sampel tanah sebanyak 150 gram, kemudian
diberi air dan aduk hingga merata, kemudian dimasukkan ke
dalam mangkuk cassagrande dan meratakan permukaan
adonan sehingga sejajar dengan alas.
4) Membuat alur tepat ditengah-tengah dengan membagi benda
uji dalam mangkuk cassagrande tersebut dengan
menggunakan grooving tool.
5) Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu
sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan
dengan jumlah ketukan harus berada diantara 10–40 kali.
6) Mengambil sebagian benda uji dibagian tengah mangkuk
untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja
yang sama untuk benda uji dengan keadaan yang berbeda
sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah
39
ketukan 2 buah dibawah 25 ketukan dan 2 buah di atas 25
ketukan.
d. Perhitungan :LL = ω x ( )0,121
Keterangan :
LL = Liquid Limit (%)
ω = Kadar air (%)
N = Jumlah pukulan
5. Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit Test)
Pengujian batas plastis bertujuan untuk menentukan kadar air suatu
jenis tanah pada batasan antara keadaan plastis dan keadaan semi
padat, sesuai ketentuan yang ditentukan oleh Atterberg. Pengujian
berdasarkan ASTM D 4318 dan SNI 1966 2008, dengan prosedur
pengujian sebagai berikut :
a. Bahan :
1) Sampel tanah sebanyak 20 gram.
2) Air bersih atau air suling.
b. Peralatan :
1) Kontainer.
2) Plat kaca.
3) Spatula.
4) Oven.
5) Ayakan No. 40 (Ø 0,425 mm).
40
6) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
c. Prosedur :
1) Mengayak sampel tanah dengan saringan No. 40.
2) Mengambil sampel tanah sebanyak 20 gram dan campurkan
dengan air suling sampai massa menjadi cukup plastis untuk
dibentuk menjadi bola.
3) Mengambil sampel tanah kira-kira 1,5-2 gram, kemudian
menggeleng sampel tersebut dengan kecepatan 80-90
gelengan per menit di atas plat kaca hingga mencapai
diameter 3 mm dan terjadi retakan.
4) Mengumpulkan bagian-bagian tanah yang retak dan
memasukkannya ke dalam kontainer, kemudian ditimbang.
5) Menentukan kadar air benda uji.
d. Perhitungan :
LI = 100%PI = LL-PL
Keterangan :
PI = Plastic Index (%)
LL = Liquid Limit (%)
PL = Plastic Limit (%)
Wω = Berat Air (gram)
Wd = Berat tanah kering (gram)
6. Pengujian Analisis Saringan (Sieve Analysis Test)
41
Pengujian analisis saringan bertujuan untuk mengetahui persentase
ukuran butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu
jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm).
Pengujian berdasarkan ASTM D 422 dan SNI 3423 2008, dengan
prosedur pengujian sebagai berikut :
a. Bahan :
1) Sampel tanah yang telah dioven sebanyak 500 gram.
2) Air bersih atau air suling sebanyak 1500 cc.
b. Peralatan :
1) Satu set saringan (Sieve).
2) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
3) Mesin penggetar (Sieve shaker).
4) Oven.
c. Prosedur :
1) Mengambil sampel tanah sebanyak 500 gram dan memeriksa
kadar airnya.
2) Meletakkan susunan saringan di atas mesin penggetar dan
memasukkan sampel tanah pada susunan yang paling atas
kemudian menutup rapat.
3) Mengencangkan penjepit mesin dan menghidupkan mesin
penggetar selama ±15 menit.
4) Menimbang masing-masing saringan beserta sampel tanah
yang tertahan di atasnya.
d. Perhitungan :
42
%Wtertahan = WtertahanWtot x 100%% Lolos = 100 −% kumulatif tertahan
7. Pengujian Analisis Hidrometer (Hydrometry Analysis Test)
Pengujian analisis hidrometer bertujuan untuk menentukan
distribusi ukuran butir-butir tanah untuk tanah yang tidak
mengandung butir tertahan saringan No. 10 (Ø 2 mm). Pengujian
berdasarkan ASTM D 1140 dan SNI 3423 2008, dengan prosedur
pengujian sebagai berikut :
a. Bahan :
1) Sampel tanah lolos saringan No. 10 sebanyak 50 gram.
2) Air bersih atau air suling.
3) Reagent (Na2SiO3).
b. Peralatan :
1) ASTM soil hydrometer (151 H).
2) Kontainer.
3) Termometer.
4) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
5) Gelas silinder dengan kapasitas 1000 cc sebanyak 2 buah.
6) Cawan porselen (mortar).
7) Alat pengaduk suspensi.
8) Stopwatch.
9) Mixer.
c. Prosedur :
43
1) Mengayak sampel tanah menggunakan saringan No. 10 dan
mengambilnya sebanyak 50 gram.
2) Menaruh sampel tanah ke dalam kontainer, menuangkan 125
cc larutan air dan reagent sebanyak 5 gram. Aduk hingga
semua bahan tercampur.
3) Melakukan pemeraman tanah yang sudah tercampur selama
16 jam.
4) Menuangkan campuran ke dalam alat pencampur (mixer)
dan mengaduk selama 15 menit.
5) Memindahkan campuran ke gelas ukur silinder, kemudian
tambahkan air sehingga mencapai volume 1000 cm3.
6) Menutup dan mengocok gelas ukur secara bolak-balik
sekitar 60 kali.
7) Melakukan pembacaan hidrometer pada T=2; T=5; T=15;
T=30; T=60; T=250 dan T=1440.
8) Melakukan pembacaan suhu menggunakan termometer.
9) Menyediakan gelas ukur kedua yang hanya berisi air dan
reagent.
10) Mengulangi prosedur (5), (6), dan (8) untuk gelas ukur
silinder kedua.
11) Melakukan pembacaan hidrometer pada gelas ukur kedua.
d. Perhitungan :
d = K LT
44
P = Rcp x aW x 100Keterangan :
d = Diameter butiran tanah (mm)
K = Konstanta (tabel 6 SNI 3423 2008)
L = Kedalaman efektif (mm)
T = Interval waktu (detik)
P = Persentase sisa tanah yang terurai (%)
Rcp = Koreksi pembacaan hidrometer
a = Konstanta (tabel 4 SNI 3423 2008)
W = Berat tanah (gram)
3.3.2. Pengujian Pemadatan Standard Proctor Method
Pengujian pemadatan standard proctor method bertujuan untuk
menentukan kepadatan maksimum suatu jenis tanah melalui cara
tumbukan. Dari hasil uji standard proctor didapatkan nilai berat
volume kering maksimum (γdmax) dan kadar air optimum (wopt) yang
selanjutnya akan digunakan pada uji CBR laboratorium. Pengujian
berdasarkan ASTM D 698 dan SNI 1742 2008, dengan prosedur
pengujian sebagai berikut :
a. Bahan :
1) Sampel tanah (disturbed sample).
2) Air bersih.
b. Peralatan :
1) Satu set mold standar.
45
2) Hammer berat 2,5 kg.
3) Pan segiempat.
4) Sendok pengaduk.
5) Palu karet.
6) Gelas ukur 1000 cc.
7) Pisau perata.
8) Saringan No. 4 (Ø 4,75 mm).
9) Timbangan kapasitas 1 kg dan 20 kg.
10) Kontainer.
11) Extruder.
12) Oli.
13) Oven.
c. Prosedur :
1) Menghamparkan sampel tanah hingga kering.
2) Mengayak tanah dengan saringan No.4 (Ø 4,75 mm).
3) Menimbang dan mengukur diameter serta tinggi mold.
4) Mengambil sampel tanah sebanyak 12,5 kg yang lolos
saringan No.4 (Ø 4,75 mm), kemudian dibagi menjadi 5
bagian, masing- masing 2,5 kg.
5) Mengambil sebagian butiran tanah yang mewakili sampel
untuk menentukan kadar air awal.
6) Mengambil sampel tanah sebesar 2,5 kg dan menambahkan
air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata. Apabila
46
campuran telah merata, tanah tidak hancur dan lengket ketika
dikepalkan oleh tangan.
7) Mendapatkan berapa cc air yang ditambahkan untuk setiap 2,5
kg tanah, penambahan air dengan selisih 3%.
8) Mengolesi bagian dalam mold dengan oli hingga merata.
9) Membagi tanah kedalam 3 bagian, lalu masukkan bagian
pertama kedalam mold dan tumbuk menggunakan hammer
sebanyak 25 kali sampai merata. Dengan cara yang sama
dilakukan untuk bagian kedua dan seterusnya.
10) Menimbang mold yang berisi sampel tanah yang telah
dipadatkan.
11) Mengulangi prosedur (8) dan (9) untuk keempat sampel tanah
berikutnya.
12) Mengeluarkan sampel tanah dari mold menggunakan
extruder.
13) Mengambil dan menimbang sebagian sampel tanah hasil
percobaan untuk uji kadar air. Kemudian masukkan ke dalam
oven selama 24 jam.
14) Dari hasil uji standard proctor didapatkan nilai berat volume
kering maksimum (γdmax) dan kadar air optimum (Wopt).
3.3.3. Pengujian CBR Laboratorium
Dalam penelitian ini, pemadatan tanah dilakukan dengan dua metode
yang berbeda, yaitu metode tumbukan menggunakan hammer dan
metode tekanan menggunakan alat uji tekan modifikasi. Hal ini
47
dilakukan agar mendapatkan perbandingan nilai CBR dari kedua
metode. Apabila nilai yang didapatkan mendekati, maka kedepannya
alat tekan modifikasi dapat terus digunakan sebagai alat pemadatan
tanah untuk uji CBR di laboratorium, sehingga dapat menghemat
waktu dan tenaga saat penelitian.
1. Pengujian CBR Laboratorium Metode Tumbukan
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan nilai CBR material
tanah yang dipadatkan menggunakan hammer pada kadar air
optimum (Wopt). Pengujian dibagi menjadi dua metode, yaitu
pengujian CBR laboratorium rendaman dan pengujian CBR
laboratorium tanpa rendaman. Pengujian berdasarkan ASTM D
1883 dan SNI 1744 2012, dengan prosedur pengujian sebagai
berikut :
a. Bahan :
1) Sampel tanah (disturbed sample).
2) air bersih.
3) Oli.
b. Peralatan :
1) Satu set mold CBR.
2) Hammer seberat 2,5 kg.
3) Pan persegi.
4) Sendok pengaduk.
5) Oli.
6) Kuas.
48
7) Palu karet.
8) Pisau perata.
9) Gelas ukur 1000 cc.
10) Timbangan (kapasitas 1 kg dan 20 kg).
11) Kontainer.
12) Saringan No.4 (Ø 4,75 mm).
13) Alat penetrasi CBR.
14) Oven.
15) Kain lap.
16) Kantong plastik.
c. Prosedur :
1) Menjemur sampel tanah hingga kering.
2) Mengayak tanah menggunakan saringan No. 4.
3) Mengambil sampel tanah yang telah lolos saringan No.4
sebanyak 15 kg dan membaginya menjadi 3 bagian,
masing-masing bagian seberat 5 kg.
4) Mengambil sampel tanah seberat 5 kg kemudian
tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
merata. Jumlah air yang digunakan sesuai dengan kadar air
optimum yang didapatkan dari pengujian pemadatan
standar.
5) Memasukkan sampel tanah kedalam kantong plastik dan
diamkan selam 24 jam, agar tanah dan air tercampur
dengan merata.
49
6) Memasang satu set mold CBR, mengambil sampel tanah
dari dalam plastik kemudian masukkan sampel tanah
kedalam talam dan bagi tanah menjadi 3 bagian.
7) Masukkan bagian pertama sampel tanah kedalam mold
kemudian tumbuk menggunakan hammer seperti pada
pengujian pemadatan. Ulangi langkah tersebut untuk
bagian kedua dan ketiga. Pada pengujian CBR
laboratorium terdiri dari 3 sampel yang masing-masing
sampel memiliki jumlah tumbukan yang berbeda yaitu 10,
25 dan 55 tumbukan.
8) Melepaskan collar kemudian meratakan tanah
menggunakan pisau perata. Mengambil sedikit tanah yang
tidak terpakai untuk pengujian kadar air.
9) Menimbang mold beserta tanah, kemudian melakukan
pembacaan penetrasi menggunakan alat penetrasi CBR.
10) Meletakkan mold pada alat penetrasi CBR, mengatur posisi
dial beban dan dial penetrasi pada posisi nol, melakukan
penetrasi dengan memutar engkol secara konstan.
Melakukan pembacaan dial beban dan dial penetrasi pada
penetrasi 0,0125”, 0,025”, 0,05”, 0,075”, 0,1”, 0,15”, 0,2” ,
0,3” , 0,4”, dan 0,5”.
11) Melakukan prosedur yang sama untuk masing-masing
tumbukan.
2. Pengujian CBR Laboratorium Metode Tekanan
50
Sampel tanah pada pengujian ini dipadatkan menggunakan alat uji
tekan modifikasi dengan cara menekan secara manual terhadap
sampel tanah yang berada didalam mold CBR. Alat uji tekan
modifikasi dibuat dengan memodifikasi sebuah dongkrak yang
memiliki kuat tekan yang tinggi. Dengan menggunakan sistem
hidrolik secara manual menggunakan dial untuk mengukur tekanan
yang diberikan pada saat pengujian. Cetakan yang akan digunakan
yaitu silinder (mold) dengan diameter 15,24 cm, tinggi 17,78 cm,
dan dilengkapi leher sambung (extension collar) dengan tinggi 5
cm.
Cara kerja alat uji tekan modifikasi dengan cara memompa
dongkrak secara manual, maka pelat yang berada di bawah
dongkrak akan turun. Saat dongkrak dipompa maka pelat silinder
akan menekan tanah yang berada di dalam cetakan dan per yang
berada di atas menurun menahan beban yang diterima dari
dongkrak. Pada saat tanah dipadatkan maka manometer akan
bergerak sehingga dapat mengetahui berapa besar tekanan yang
diterima oleh tanah dengan membaca pada manometer. Berikut
merupakan prosedur dalam pengujian CBR metode tekanan :
1) Mengulangi langkah (1) sampai (6) pada pengujian CBR
metode tumbukan.
2) Masukkan bagian pertama sampel tanah ke dalam mold,
kemudian sampel ditekan dengan tekanan 2,5 MPa. Ulangi
langkah tersebut untuk bagian kedua (tekanan 5 MPa) dan
51
ketiga (10 MPa). Pada pengujian CBR metode tekanan
menggunakan alat uji tekan modifikasi digunakan tiga tekanan
yaitu 5 MPa, 10 MPa dan 15 MPa. Dimana masing-masing
tekanan dibagi lagi menjadi tiga agar mendapatkan nilai CBR
rata-rata.
3) Mengulangi langkah (8) sampai (10) pada pengujian CBR
metode tumbukan.
4) Mengulangi prosedur-prosedur diatas untuk sampel selanjutnya
untuk tekanan 10 MPa dan 15 MPa.
Pada pengujian ini akan didapatkan nilai CBR tanah, yang
selanjutnya nilai CBR ini akan dibandingkan dengan nilai CBR
yang didapatkan dari uji CBR metode tumbukan. Sketsa alat uji
tekan modifikasi CBR laboratorim dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Sketsa Alat Uji Tekan Modifikasi.
52
Gambar 13. Alat Uji Tekan Modifikasi.
Setiap elemen pada alat uji tekan modifikasi memiliki fungsi yang
berbeda, berikut adalah penjelasan fungsinya :
a. Per berfungsi untuk menahan beban yang diterima dari
dongkrak pada saat proses pemadatan tanah.
b. Manometer berfungsi untuk mengetahui besarnya tekanan yang
diterima oleh sampel tanah pada saat proses pemadatan tanah.
c. Dongkrak berfungsi untuk memberikan gaya tekanan pada
sampel tanah di dalam cetakan silinder (mold).
d. Pelat berfungsi sebagai alas dudukan dongkrak.
e. Pelat silinder berfungsi untuk meneruskan gaya tekanan yang
diberikan oleh dongkrak kepada sampel tanah di dalam cetakan
silinder (mold).
fe
g
d
a
cb
53
f. Cetakan silinder (mold) berfungsi sebagai wadah sampel tanah
yang akan diuji.
g. Pelat berfungsi sebagai alas dudukan cetakan silinder (mold).
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sistem
klasifikasi AASHTO digolongkan pada kelompok tanah A-2-7 (pasir
berlanau) dan digolongkan kedalam kelompok SM yaitu tanah pasir
berlanau berdasarkan sistem klasifikasi USCS.
2. Semakin besar tekanan atau tumbukan yang diberikan pada sampel tanah,
maka berat volume kering dan nilai CBR yang dihasilkan akan semakin
meningkat. Hal ini disebabkan pada saat diberikan tekanan atau
tumbukan yang tinggi tanah akan semakin padat, karena rongga antar
butiran tanah yang seharusnya berisi air dan udara telah digantikan oleh
butiran padat.
3. Nilai CBR tanpa rendaman metode tekanan menggunakan alat uji tekan
modifikasi jauh lebih besar dibandingkan nilai CBR tanpa rendaman
metode tumbukan menggunakan hammer. Hal ini disebabkan
keseragaman tekanan yang diterima oleh permukaan tanah pada saat
pemadatan menggunakan alat uji tekan modifikasi.
89
4. Nilai CBR rendaman metode tekanan menggunakan alat uji tekan
modifikasi jauh lebih kecil dibandingkan nilai CBR rendaman metode
tumbukan menggunakan hammer, hal ini berbanding terbalik dengan
nilai CBR tanpa rendaman metode tekanan. Pada umumnya disebabkan
oleh kesalahan peneliti saat pembacaan dial penetrasi atau saat
melakukan pemutaran tuas pada alat penetrasi CBR.
5. Pada uji pemadatan tanah standar di laboratorium didapat nilai berat
volume kering maksimum (γdmaks) sebesar 1,6 gr/cm3 (95% γdmaks).
Apabila nilai ini dikonversi terhadap hasil uji alat uji tekan modifikasi
didapat nilai tekanan sebesar 5 Mpa.
5.2. Saran
Untuk penelitian selanjutnya mengenai perbandingan uji CBR metode
tumbukan menggunakan hammer dengan uji CBR metode tekanan
menggunakan alat uji tekan modifikasi, disarankan beberapa hal dibawah ini
untuk dipertimbangkan:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tekanan yang lebih
bervariasi untuk membuktikan kelayakan alat uji tekan modifikasi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk jenis tanah lainnya.
3. Peneliti sebaiknya melakukan pengecekan terhadap kondisi alat atau
mesin sebelum pengujian-pengujian dilaboratorium dimulai.
4. Peneliti sebaiknya lebih teliti dalam melakukan pemadatan sampel tanah
menggunakan hammer, karena permukaan hammer yang kecil dapat
menyebabkan kepadatan tanah tidak merata antara sisi satu dan yang
lainnya.
90
5. Peneliti sebaiknya lebih teliti dalam melakukan pembacaan dial penetrasi
dan dial beban pada saat pengujian CBR, serta lebih stabil dalam
melakukan pemutaran tuas pada alat penetrasi CBR.
6. Untuk jenis tanah timbunan biasa pada alat uji tekan modifikasi hanya
mampu menahan tekanan sebesar 20 Mpa, karena jika dipaksakan
dengan tekanan yang lebih tinggi, maka akan terjadi perlawanan dari
sampel tanah tersebut sehingga manometer mengalami naik turun tidak
beraturan.
DAFTAR PUSTAKA
SNI 3637, 1994, Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus denganCetakan Benda Uji, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 4 hlm.
SNI 6797, 2002, Tata Cara Klasifikasi Tanah dan Campuran Tanah AgregatUntuk Konstruksi Jalan, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 10 hlm.
SNI 1742, 2008, Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah, Badan StandarisasiNasional, Jakarta, 20 hlm.
SNI 1964, 2008, Cara Uji Berat Jenis Tanah, Badan Standarisasi Nasional,Jakarta, 14 hlm.
SNI 1965, 2008, Cara Uji Penentuan Kadar Air untuk Tanah dan batuan dilaboratorium, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 16 hlm.
SNI 1966, 2008, Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah,Badan Standarisasi Nasional. Jakarta, 15 hlm.
SNI 1967, 2008, Cara Uji Penentuan Batas Cair Tanah, Badan StandarisasiNasional, Jakarta 25 hlm.
SNI 3423, 2008, Cara Uji Analisis Ukuran Butir Tanah, Badan StandarisasiNasional, Jakarta, 33 hlm.
SNI 1744, 2012, Metode Uji CBR Laboratorium, Badan Standarisasi Nasional,Jakarta, 32 hlm.
Bowles, J.E. 1991, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah),Erlangga, Jakarta.
Direktorat Jendral Bina Marga, 2010, Spesifikasi Umum 2010, DepartemenPekerjaan Umum, Jakarta.
Das, B.M. 1995, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I,Erlangga, Jakarta.
Dermawan, Herwan. 2010, Uji California Bearing Rati (CBR) ASTM D1883,Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hardiyatmo, H.C. 2002, Mekanika Tanah 1 Edisi 3, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Hendarsin, S.L. 2000, Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya,Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
Larasati, D. 2016, Uji Kuat Tekan Paving Blok Menggunakan Campuran Tanahdan Kapur dengan Alat Pemadat Modifikasi, Skripsi, Universitas Lampung,Bandar Lampung.
Novalia, A. 2017, Studi Eksperimen Derajat Kepadatan Tanah Standard ProctorLaboratorium Terhadap Alat Tekan Pemadat Modifikasi MenggunakanTanah Timbunan Pilihan, Skripsi, Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Prihatono, Y. 2011, Pemadatan Tanah, https://yogoz.wordpress.com/2011/01/31/pemadatan-tanah-2/, Diakses pada 1 Mei 2018.
Robianti, E. 2017, Percobaan Pengujian Pemadatan Tanah Metode StandardProctor Dengan Alat Uji Tekan Pemadat Modifikasi, Skripsi, UniversitasLampung. Bandar Lampung.
Soedarmo, G.D. dan S.J. Edy Purnomo, 1993, Mekanika Tanah 1, Kanisius,Malang.
Sukirman, Silvia. 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Universitas Lampung, 2016, Format Penulisan Karya Ilmiah UniversitasLampung, Unila Offset, Bandar lampung.
Verhoef, P.N.W. 1994, Geologi Untuk Teknik Sipil, Erlangga, Jakarta.