2
W ACANA ACANA ACANA ACANA No. 14/ Nopember - Desember 1998 KREDIT YANG REDIT YANG REDIT YANG REDIT YANG MANUSIAWI DAN ANUSIAWI DAN ANUSIAWI DAN ANUSIAWI DAN D EMOKRATIS EMOKRATIS EMOKRATIS EMOKRATIS Pendekatan kredit mikro merupakan salah satu cara yang banyak di tempuh oleh negara berkembang untuk mengatasi kemiskinan. Salah satunya adalah Grameen bank yang menyeruak dari Banglades bersama penggagasnya Prof Muhamad Yunus. Kalau di Indonesia mungkin bisa disamakan dengan bank desa karena Grameen dalam bahasa Bengali berarti pedesaan. Bank ini secara khusus memang dirancang untuk melayani orang miskin sehingga disebut ‘banking for the poor’. Harian Kompas edisi 1 & 2 Juli’97 memuat lima artikel tentang Gramen Bank, beberapa hal menarik dari artikel tersebut disajikan di bawah ini. anglades menghadapi persoalan besar y aitu lebih dari separuh pendudukny a hidup dibawah garis kemiskinan dan tinggal di pedesaan. Kondisi ini masih diperparah lagi oleh situasi y ang melekat pada penduduk miskin y aitu buta huruf . Maka pukulan y ang sangat telak diberikan oleh sebagian besar masy arakat y ang berpandangan konserv atif bahwa kemiskinan adalah suratan nasib. Kemiskinan sudah tidak dapat lagi dihindarkan kecuali berpasrah diri. Pandangan ini y ang ingin diubah oleh Prof Muhammad Y unus dengan Grameen Bankny a. Baginy a, penduduk miskin di pendesaan bisa dipercay a, giat bekerja dan memiliki kecakapan y ang memadai. Lebih dari itu ia optimis bahwa ketika penduduk miskin diberi kredit, mereka pasti akan dapat mengembalikan. Tentu saja apabila diberi dukungan sistem dan prosedur y ang kondusif . Langkah konkret y ang dilakukanny a adalah dengan memberikan kredit tanpa agunan. Melalui Grameen Bank ini Prof . Y unus memberi kepercay aan kepada masy arakat miskin untuk mengelola keuangan. Sekaligus disitu tampak pengakuan akan eksistensi kemanusiaan dari masyarakat miskin. Program ini dimulai pada tahun 1976 melalui sebuah eksperimen kecil Prof Yunus bersama mahasiswany a dengan biay a pribadi. Nasabah dibekali dengan pengarahan tentang tanggung jawab kredit, cara pengembalian beserta kewajiban pembay aran bunga. Tidak hany a itu, aktiv itas usaha dan pengembalian cicilan dipantau langsung oleh Prof Y unus dengan mahasiswany a. Hasilny a, mereka berhasil membuktikan tesis bahwa orang miskin terny ata relatif lebih mampu mengembalikan kredit daripada orang kay a y ang suka bikin kredit macet di perbankan. Kredit Tanpa Agunan Grameen bank memberikan kredit kecil tanpa agunan y ang bisa digunakan untuk kegiatan produksi (income generating) maupun y ang berkaitan dengan perumahan. Sebuah bank y ang hany a mau memberikan kredit kecil bagi orang miskin apalagi tanpa mensy aratkan adany a jaminan, adalah sesuatu y ang tidak umum dalam sistem moneter dimana pun. Juga di Banglades tentuny a, karena kedua hal ini sama sekali tidak diatur oleh UU Perbankan di sana. Di negara mana pun, institusi perbankan tidak mungkin bisa melepaskan kredit tanpa adany a jaminan y ang cukup dari nasabah. Di Banglades jaminan kredit y ang paling lazim digunakan adalah aset tanah. Padahal, kelompok sasaran y ang dituju oleh Prof . Yunus adalah penduduk termiskin y ang praktis tidak mempuny ai tanah. Bagi Prof Y unus, persy aratan adany a jaminan bagi orang miskin sama juga bohong. Inilah keistimewaan Grameen Bank, tidak adany a persy aratan agunan. Dari bany ak studi sudah diketahui bahwa lemahny a akses kredit bagi penduduk termiskin memang terletak pada kendala peny ediaan agunan. Nah, apa akal kalau tidak puny a agunan? Cara y ang termudah bagi mereka untuk mendapatkan pinjaman uang y ang tidak bertele- tele adalah dari rentenir. Rentenir memang memiliki beberapa keunggulan diantarany a gigih menjaring nasabah, aktif dan rajin memberi kredit. Tentu saja juga rajin menagih. Hal y ang tidak bertele-tele itu penting bagi sebagian besar masy arakat banglades y ang miskin dan masih buta huruf . Gay a rentenir ini y ang coba diterapkan oleh Prof . Yunus dalam Grameen Bank. Akan tetapi bukan semata-mata melegalkan rentenir karena ada beberapa perbedaan mendasar. Perbedaan paling mendasar adalah Grameen Bank hany a mengenal tiga jenis kredit y aitu, kredit untuk menciptakan pendapatan (income generating) y ang produktif , kredit untuk membangun rumah dan kredit musiman untuk menanam tanaman musiman. Dalam kasus rentenir y ang paling dominan adalah kredit untuk konsumsi y ang sama sekali tidak produktif . Disiplin, ini juga y ang ingin dibuday akan dalam Grameen Bank. Dalam setiap lima peminjam dibentuk satu kelompok sehingga terjadi tanggung renteng. Ketika masih ada anggota y ang

Kredit Yang Manusiawi Dan Demokratis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ARTIKEL

Citation preview

Page 1: Kredit Yang Manusiawi Dan Demokratis

WWWWACANAACANAACANAACANA No. 14/ Nopember - Desember 1998 ��

� ������������������������������������

������������������������������������������������

KKKKREDIT YANG REDIT YANG REDIT YANG REDIT YANG MMMMANUSIAWI DAN ANUSIAWI DAN ANUSIAWI DAN ANUSIAWI DAN DDDDEMOKRATISEMOKRATISEMOKRATISEMOKRATIS

Pendekatan kredit mikro merupakan salah satu cara yang banyak di tempuh oleh negara berkembang untuk mengatasi kemiskinan. Salah satunya adalah Grameen bank yang menyeruak dari Banglades bersama

penggagasnya Prof Muhamad Yunus. Kalau di Indonesia mungkin bisa disamakan dengan bank desa karena Grameen dalam bahasa Bengali berarti pedesaan. Bank ini secara khusus memang dirancang untuk melayani

orang miskin sehingga disebut ‘banking for the poor’. Harian Kompas edisi 1 & 2 Juli’97 memuat lima artikel tentang Gramen Bank, beberapa hal menarik dari artikel tersebut disajikan di bawah ini.

anglades menghadapi persoalan besar y aitu lebih dari separuh pendudukny a hidup dibawah garis kemiskinan dan tinggal di

pedesaan. Kondisi ini masih diperparah lagi oleh situasi y ang melekat pada penduduk miskin y aitu buta huruf . Maka pukulan y ang sangat telak diberikan oleh sebagian besar masy arakat y ang berpandangan konserv atif bahwa kemiskinan adalah suratan nasib. Kemiskinan sudah tidak dapat lagi dihindarkan kecuali berpasrah diri.

Pandangan ini y ang ingin diubah oleh Prof Muhammad Yunus dengan Grameen Bankny a. Baginy a, penduduk miskin di pendesaan bisa dipercay a, giat bekerja dan memiliki kecakapan y ang memadai. Lebih dari itu ia optimis bahwa ketika penduduk miskin diberi kredit, mereka pasti akan dapat mengembalikan. Tentu saja apabila diberi dukungan sistem dan prosedur y ang kondusif . Langkah konkret y ang dilakukanny a adalah dengan memberikan kredit tanpa agunan. Melalui Grameen Bank ini Prof . Yunus memberi kepercay aan kepada masy arakat miskin untuk mengelola keuangan. Sekaligus disitu tampak pengakuan akan eksistensi kemanusiaan dari masy arakat miskin.

Program ini dimulai pada tahun 1976 melalui sebuah eksperimen kecil Prof Yunus bersama mahasiswany a dengan biay a pribadi. Nasabah dibekali dengan pengarahan tentang tanggung jawab kredit, cara pengembalian beserta kewajiban pembay aran bunga. Tidak hany a itu, aktiv itas usaha dan pengembalian cicilan dipantau langsung oleh Prof Yunus dengan mahasiswany a. Hasilny a, mereka berhasil membuktikan tesis bahwa orang miskin terny ata relatif lebih mampu mengembalikan kredit daripada orang kay a y ang suka bikin kredit macet di perbankan.

Kredit Tanpa Agunan Grameen bank memberikan kredit kecil tanpa agunan y ang bisa digunakan untuk kegiatan produksi (income generating) maupun y ang berkaitan dengan perumahan. Sebuah bank y ang hany a mau memberikan kredit kecil bagi orang

miskin apalagi tanpa mensy aratkan adany a jaminan, adalah sesuatu y ang tidak umum dalam sistem moneter dimana pun. Juga di Banglades tentuny a, karena kedua hal ini sama sekali tidak diatur oleh UU Perbankan di sana.

Di negara mana pun, institusi perbankan tidak mungkin bisa melepaskan kredit tanpa adany a jaminan y ang cukup dari nasabah. Di Banglades jaminan kredit y ang paling lazim digunakan adalah aset tanah. Padahal, kelompok sasaran y ang dituju oleh Prof . Yunus adalah penduduk termiskin y ang praktis tidak mempuny ai tanah. Bagi Prof Yunus, persy aratan adany a jaminan bagi orang miskin sama juga bohong. Inilah keistimewaan Grameen Bank, tidak adany a persy aratan agunan.

Dari bany ak studi sudah diketahui bahwa lemahny a akses kredit bagi penduduk termiskin memang terletak pada kendala peny ediaan agunan. Nah, apa akal kalau tidak puny a agunan? Cara y ang termudah bagi mereka untuk mendapatkan pinjaman uang y ang tidak bertele-tele adalah dari rentenir. Rentenir memang memiliki beberapa keunggulan diantarany a gigih menjaring nasabah, aktif dan rajin memberi kredit. Tentu saja juga rajin menagih. Hal y ang tidak bertele-tele itu penting bagi sebagian besar masy arakat banglades y ang miskin dan masih buta huruf .

Gay a rentenir ini y ang coba diterapkan oleh Prof . Yunus dalam Grameen Bank. Akan tetapi bukan semata-mata melegalkan rentenir karena ada beberapa perbedaan mendasar. Perbedaan paling mendasar adalah Grameen Bank hany a mengenal tiga jenis kredit y aitu, kredit untuk menciptakan pendapatan (income generating) y ang produktif , kredit untuk membangun rumah dan kredit musiman untuk menanam tanaman musiman. Dalam kasus rentenir y ang paling dominan adalah kredit untuk konsumsi y ang sama sekali tidak produktif .

Disiplin, ini juga y ang ingin dibuday akan dalam Grameen Bank. Dalam setiap lima peminjam dibentuk satu kelompok sehingga terjadi tanggung renteng. Ketika masih ada anggota y ang

Page 2: Kredit Yang Manusiawi Dan Demokratis

WWWWACANAACANAACANAACANA No. 14/ Nopember - Desember 1998 ��

� ������������������������������������

menunggak kredit maka y ang lain turut bertanggung jawab. Maka muncul suatu keharusan untuk menumbuhkan rasa solidaritas dan disiplin dalam kelompok y ang pada ujungny a akan menekan kredit macet.

Suku bunga y ang diterapkan juga tidak mencekik. Grameen Bank menerapkan suku bunga y ang sama dengan suku bungan komesial, y aitu 20 persen/tahun. Bandingkan dengan rentenir y ang bisa menetapkan bunga sampai 10%/bulan bahkan sampai 10%/hari!

Ciri mendasar terakhir adalah tidak melakukan ekspansi besar-besaran seperti lay akny a rentenir. Meskipun meny ebar cabang dimana-mana tetapi Grameen Bank tetap menjaga plaf on kredit bagi setiap peminjam. Ini bedany a dengan rentenir y ang berekspansi besar-besaran hany a untuk meraih untung besar.

Melalui cara ini Grameen Bank sampai Juni 1997 telah beroperasi di separuh jumlah desa di Banglades y ang mencapai 68.000 desa. Mulany a Bank Sentral hany a memberikan bantuan keuangan melalui proy ek percontohan pada tahun 1979. Akhirny a pada tahun 1983 pemerintah memberikan izin pendirian Grameen Bank dengan status sebagai “bank swasta khusus”.

Di awal pendirianny a, may oritas saham Grameen (60%) dimiliki oleh pemerintah. Sekarang, 92 persen saham dimiliki oleh nasabah dan pemerintah tinggal memiliki 8 persen. Operasi Grameen juga semakin meluas sehingga dapat memperkerjakan 11 ribu kary awan y ang mengakses 36.843 desa dengan 1,2 juta penduduk miskin.

Peran Kunci Perempuan Sebagian besar dari mereka penduduk miskin y ang dibantu tersebut adalah perempuan. Ini menjadi menarik karena perempuan dalam struktur masy arakat Banglades memang sangat terpuruk. Bay angkan saja, mas kawin untuk menikah harus dibay ar oleh pihak keluarga perempuan. Maka memiliki anak perempuan dalam keluarga miskin menjadi malapeta berganda.

Kaum perempuan sejak kecil sampai dewasa dan berumah tangga diletakkan menjadi nomor dua. Mulai dari makan y ang harus mengalah dari kaum lelaki hingga merembet sampai pada penguasaan aset ekonomi. Kesemuany a ini mengantar kaum perempuan Banglades berada dalam jumlah terbesar dari penduduk y ang buta huruf .

Situasi buday a y ang demikian menjadikan kaum perempuan Banglades benar-benar berhenti sebagai pekerja domestik. Perempuan menjadi tenaga kerja keluarga y ang aktiv itasny a sebagian besar berada di rumah dan mengasuh anak. Pada sisi ini Grameen Bank melihat hal y ang positif dan potensial untuk memberday akan kaum perempuan. Sampai saat ini sudah bany ak terbukti bagaimana pendekatan Grameen melalui kaum perempuan membawa perubahan y ang sangat

besar. Grameen memerdekakan bany ak perempuan desa dari jurang kemiskinan, baik dalam arti ekonomi maupun sosial buday a.

Ada beberapa hal mendasar y ang membuat Grameen Bank memilih kaum perempuan sebagai target grup. Pertama, dari segi ketenagakerjaan, umumny a perempuan bukan angkatan kerja y ang produktif . Sehingga dengan bantuan kredit mereka dapat mengerjakan usaha produktif disela mengurus rumah tanggany a.

Kedua, secara kultural perempuan y ang terbiasa mengurus ekonomi rumah tangga memiliki potensi sebagai “manajer keuangan”. Ketiga, secara emosional mereka dekat dengan anak-anak sehingga mereka berperan dalam menentukan kualitas SDM anak-anakny a, baik dalam hal nutrisi maupun pendidikan. Lewat kaum perempuan inilah diharapkan perubahan y ang mendasar dapat lebih mudah dimulai. Tentuny a ini bisa berjalan kalau tata masy arakat y ang demokrastis juga turut dibangun bersamaan.

Keberpihakan dan Demokrasi Demokrasi ekonomi dengan sendiriny a akan terealisasikan dalam masy arakat, jika setiap orang memiliki akses y ang sama dalam proses memperoleh kredit. Oleh sebab itu bagi Prof . Yunus setiap indiv idu berhak untuk bebas mengejar kepentingan ekonomi, sejauh indiv idu-indiv idu tersebut memiliki akses y ang sama untuk memasuki aktiv itas ekonomi. Kalau akses ekonomi tidak diperoleh sama, maka ketimpangan sosial y ang muncul.

Riil, orang miskin memiliki day a juang lebih untuk mengatasi keadaanny a. Namun karena persoalan kesempatan y ang berbeda, akibat timpangny a struktur sosial y ang ada, mereka tidak memiliki akses terhadap kegiatan ekonomi. Maka persy aratan mutlak y ang harus dipenuhi untuk mengatasi kemiskinan adalah memberikan kesempatan y ang sama kepada lapisan orang miskin dalam akses ekonomi.

Jelas terlihat bagaimana keberpihakan Grameen Bank. Masy arakat miskin y ang selama ini tidak diberi kesempatan untuk berbuat y ang sama dalam gerak ekonomi mulai diberi peluang. Sebagai sebuah perjuangan hak asasi, martabat manusia diletakkan sebagai mana dicita-citakan. Penilaian bahwa masy arakat miskin itu tidak produktif mulai dihapuskan. Dan ini terbukti dari jumlah kredit y ang mereka kembalikan y ang sekaligus mampu menghidupi keluargany a.

Program pengentasan kemiskinan lewat Gramen Bank di Banglades bisa berhasil karena ia hidup dalam alam y ang demokratis. Maka kalau program pengentasan kemiskinan di Indonesia mau berhasil bukan sekedar kredit mikro y ang dibenahi tetapi juga tata kehidupan masy arakatny a, dibuat lebih demokratis. Banglades dan Grameen Bank sudah melakukan itu semua! (Wsp)