42
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID KRIM DIFENHIDRAMIN HCL 2% Dosen : Eka Deddy Irawan, S.Si., M.Sc., Apt Oleh : Kelompok C-4 Amirotu Sajidah 132210101066 Fathimatuzzahrah 132210101074 Nur Marlinah 132210101078 Mia Restu 132210101086 Nindi Dipamela 132210101092 Raras Puspita W 132210101094 Dini Syarifah 132210101096 BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI

krim dipenhidramin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sediaan semisolid

Citation preview

Page 1: krim dipenhidramin

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID

KRIM DIFENHIDRAMIN HCL 2%

Dosen : Eka Deddy Irawan, S.Si., M.Sc., Apt

Oleh :

Kelompok C-4

Amirotu Sajidah 132210101066

Fathimatuzzahrah 132210101074

Nur Marlinah 132210101078

Mia Restu 132210101086

Nindi Dipamela 132210101092

Raras Puspita W 132210101094

Dini Syarifah 132210101096

BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: krim dipenhidramin

I. Tujuan

a. Mahasiswa mampu memformulasi sediaan krim difenhidramin

b. Mahasiswa mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan krim

difenhidramin

c. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan krim difenhidramin

II. Dasar Teori

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat

terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV). Istilah ini secara tradisional telah

digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi

sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim merupakan bentuk emulsi dengan

konsistensi semisolida sehingga mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

sediaan likuida. Sediaan krim terdiri atas dua fase yang saling tidak campur, yaitu fase internal

(fase terdispersi) dan fase eksternal (fase pendispersi) yang digabungkan dengan adanya

surfaktan . Umumnya sediaan krim dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe minyak dalam air terdiri

dari tetes-tetes kecil minyak (fase internal) yang terdispersi dalam air (fase eksternal), dan

sebaliknya pada krim air dalam minyak.

Pemberian surfaktan sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas krim secara

termodinamika. Surfaktan yang sering digunakan adalah surfaktan golongan ionik dan anionik,

sedangkan surfaktan kationik hanya digunakan dalam kombinasi dengan surfaktan tipe lainnya.

contoh-contoh surfaktan yang sering digunakan antara lain : sodium alkil sulfat, alkil ammonium

halida, polioksietilen alkil eter, sorbitan, dll. Dalam melakukan pemilihan surfaktan, formulator

harus memperhatikan sifat atau karakteristik bahan aktif dan bahan tambahan lain yang

digunakan dalam formula.

Penggunaan campuran dari beberapa surfaktan dalam satu formula semisolida, dapat

memberikan sediaan yang lebih stabil jika dibandingkan dengan penggunaan surfaktan tunggal.

Sedangkan komponen lain yang perlu ditambahkan dalam sediaan semisolida adalah kosolven,

peningkat viskositas, preservatif, dapar, antioksidan dan korigen. Penggunaan bahan tambahan

tersebut harus disesuaikan dengan sifat fisika kimia bahan aktif yang digunakan. Hasil campuran

bahan aktif dan bahan-bahan tambahan harus dapat menghasilkan sediaan semisolida yang

memenuhi persyaratan aman, efektif, stabil, dan dapat diterima oleh masyarakat. Aman berarti

Page 3: krim dipenhidramin

sediaan tersebut memiliki bahan aktif dalam jumlah yang sesuai dengan monografi dan tidak

memberikan pelepasan bahan aktif yang sesuai dari sediaan pada tempat pengggunaannya. Stabil

berarti sediaan tidak mengalami perubahan sifat dan konsistensi baik secara fisika, kimia,

mikrobiologi, toksikologi, maupun farmakologi.

Kestabilan krim akan terganggu jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan

oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara

berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya

dapat dilakukan jika diketahui pengencerannya yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptis.

Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet

pada krim umumnya digunakan metil paraben( nipagin ) dengan kadar 0,12 hingga 0,18% atau

propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%. Formulasi umum krim : zat aktif,

basis krim, dan bahan tambahan.

Kelebihan sediaan krim yaitu mudah menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan atau

dicuci, cara kerja berlangsung secara setempat, tidak lengket (o/w), memberikan rasa dingin

(w/o) dan dapat digunakan sebagai kosmetik. Kekurangan sediaan krim yaitu susah dalam

pembuatannya karena harus dalam keadaan panas, gampang pecah disebabkan karena formulasi

tidak pas, dan mudah kering.

Bahan aktif yang digunakan adalah difenhidramin. Difenhidramin merupakan generasi

pertama obat antihistamin. Dalam proses terapi, difenhidramin termasuk kategori antidot, reaksi

hipersensitivitas, antihistamin dan relatif. Memiliki sinonim difenhidramin HCl dan digunakan

untuk mengatasi gejala alergi pernafasan dan alergi kulit. Difenhidramin HCl memiliki nama

struktur kimia yaitu difenhidramin hidroklorida. Difenhidramin berbentuk mikrokristalin

berwarna putih yang tidak berbau. Adanya cahaya akan mengubah warna menjadi kecoklatan,

mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam kloroform agak sukar larut dalam aseton, sangat

sukar larut dalam benzen dan dalam eter. Struktur difenhidramin sebagai berikut :

Page 4: krim dipenhidramin

Difenhidramin HCl memiliki pemerian serbuk hablur putih, tidak berbau. Jika terkena

cahaya, perlahan warnanya menjadi gelap. Larut dengan mudah dalam air, dalam etanol, dan

dalam kloroform, agak sukar larut dalam aseton, sangat sukar larut dalam benzena dan dalam

eter. Wadah dan penyimpanan adalah dalam wadah tertutup rapat, dan tidak tembus cahaya.

Difenhidramin ini memblokir aksi histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang

menyebabkan gejala alergi. Difenhidramin menghambat pelepasan histamine (H1) dan asetil

kolin, hal ini memberikan efek seperti peningkatan kontraksi otot polos vaskular, sehingga

mengurangi kemerahan, hipertermia difenhidramin edema yang terjadi selama peradangan.

Difenhidramin menghalangi reseptor H1 pada perifer nocireseptor sehingga mengurangi

sensitisasi dan akibatnya dapat mengurangi gatal yang berhubungan dengan reaksi alergi. pH

krim harus disesuaikan agar tidak mengiritasi kulit yaitu 4,5- 6,5.

Sediaan krim banyak digunakan untuk sediaan obat misal untuk obat anti inflamasi, anti

jamur, anastesik, antibiotik dan hormon sediaan krim juga sering digunakan untuk industri

kosmetik, misalnya untuk sediaan pembersih, emolien, tabir surya, dan antiaging.

III. Evaluasi Produk Referen

1. Nama produk : Banophen

Nama pabrik : Major Pharmaceuticals

Kandungan : Diphenhydramine hydrochloride 2% dan Zinc acetate 0,1 %

Indikasi : Untuk mengatasi nyeri

Untuk mengatasi gigitan serangga

Untuk kebakaran ringan

Untuk iritasi kulit ringan

Page 5: krim dipenhidramin

Kulit terbakar dan luka ringan

Tujuan penggunaan : Topical analgesic dan pelindung kulit

Peringatan : Untuk penggunaan luar saja

Hindari kontak mata dan jauhkan dari anak-anak

Petunjuk penggunaan : Jangan digunakan melebihi peunjuk.

Dewasa dan anak lebih dari dua tahun : gunakan pada area tidak

lebih dari 3 sampai 4 kali sehari

Anak di bawah umur 2 tahun : hubungi dokter

Penyimpanan : Simpan di suhu 20-25

Kontraindikasi : Pada area yang luasdengan penggunaan difenhidramin secara oral

Kemasan : Anti-icth crea 28 gram/tube

2. Nama produk : Anti icth Cream (itch relief)

Nama prabik : Neopharm (O., Ltd 631101883)

Kandungan : Difenhidramin HCl 2% dan Zinc acetat 0,1%

Indikasi : Mengurangi gatal dan nyeri dikarenakan gigitan serangga, iritasi

ulit dan ruam

Tujuan penggunaan : Untuk topical analgesic dan pelindung kulit

Peringatan : Untuk penggunaan luar

Hindarkan dari anak-anak. Jika tertelan hubungi poison control

center.

Petunjuk penggunaan : Dewasa dan anak lebih dari dua tahun : gunakan pada area tidak

lebih dari 3 sampai 4 kali sehari

Anak di bawah umur 2 tahun : Hubungi dokter

Jangan gunakan lebih dari anjuran

Penyimpanan : 59-77 F

Kemasan : Krim 57 g/tube

Krim 28 g/tube

3. Nama produk : Benadryl

Nama Prabik : Johnson & Johnson Consumer Products Company

Kandungan : Difenhidramin HCl 2% dan Zinc acetat 0,1%

Page 6: krim dipenhidramin

Tujuan penggunaan : Untuk topical analgesic dan pelindung kulit

Indikasi : Mengurangi gatal dan nyeri dikarenakan

a) Gigitan serangga

b) Luka bakar ringan

c) Sinar marahari

d) Iritasi kulit ringan

e) Luka ringan

f) Goresan

g) Ruam

Peringatan : Untuk penggunaan luar

Hindarkan dari anak-anak. Jika tertelan hubungi poison control

center

Petunjuk penggunaan : Jangan gunakan lebih dari anjuran

Dewasa dan anak lebih dari dua tahun : Gunakan pada area tidak

lebih dari 3 sampai 4 kali sehari

Anak di bawah umur 2 tahun : Hubungi dokter

Penyimpanan : 20-250C

Kontraindikasi : Penggunaan produk mengandung difenhidramin secara peroral

penggunaan untuk area yang luas.

Page 7: krim dipenhidramin

IV. Susunan Formula dan Komposisi Bahan yang Digunakan

Formula 1

BAHAN FUNGSI PRESENTASE KEMASAN

(10g)

BATCH

(100g)

Difenhidramin HCl Bahan Aktif 2 % 0,2 g 2 g

Propilenglikol Kosolven,

Enhancer

penetrasi

10 % 1 g 10 g

Cetyl Alkohol Emolien 3 % 0,3 g 3 g

Asam stearat Emulgator 7 % 0,7 g 7 g

TEA Emulgator 3 % 0,3 g 3 g

Nipagin Pengawet 0,18 % 0,018 g 0,18 g

Nipasol Pengawet 0,02 % 0,002 g 0,02 g

Ol. Jasmine Corigen Odoris 0,1 % 0,01 g 0,1 g

Aquadest Pelarut 74,7 % 7,47 g 74,7 g

Jumlah 100 % 10 g 100 g

Perhitungan :

1. Difenhidramin HCl :

2. Propilenglikol :

3. Cetyl Alkohol :

4. Asam stearat :

Page 8: krim dipenhidramin

5. TEA :

6. Nipagin :

7. Nipasol :

8. Ol. Jasmine :

9. Aquadest :

Formula 2

BAHAN FUNGSI PRESENTASE KEMASAN

(10g)

BATCH

(100g)

Difenhidramin HCl Bahan Aktif 2 % 0,2 g 2 g

Parafin Cair Emolien 15 % 1,5 g 15 g

Propilenglikol Kosolven 10 % 1 g 10 g

PEG 6000 Pengental 20 % 2 g 20 g

Cetyl Alkohol Emulgator 5 % 0,5 g 5 g

Nipagin Pengawet 0,18 % 0,018 g 0,18 g

Nipasol Pengawet 0,02 % 0,002 g 0,02 g

Ol. Jasmine Corigen Odoris 0,1 % 0,01 g 0,1 g

Aquadest Pelarut 47,7 % 4,77 g 47,7 g

Jumlah 100 % 10 g 100 g

Perhitungan :

1. Difenhidramin HCl :

Page 9: krim dipenhidramin

2. Parafin Cair :

3. Propilenglikol :

4. PEG 6000 :

5. Cetyl Alkohol :

6. Nipagin :

7. Nipasol :

8. Ol. Jasmine :

9. Aquadest :

Formula 3

BAHAN FUNGSI PRESENTASE KEMASAN

(10g)

BATCH

(100g)

Difenhidramin HCl Bahan Aktif 2 % 0,2 g 0,2 g

Vaselin Alba Emolien 10 % 1 g 10 g

Propilenglikol Kosolven 10 % 1 g 10 g

TEA Emulgator 3 % 0,3 g 3 g

Cetyl Alkohol Emulgator 3 % 0,3 g 3 g

Page 10: krim dipenhidramin

Nipagin Pengawet 0,18 % 0,018 g 0,18 g

Nipasol Pengawet 0,02 % 0,002 g 0,02 g

Ol. Jasmine Corigen Odoris 0,1 % 0,01 g 0,1 g

Aquadest Pelarut 71,7 % 7,17 g 71,7 g

Jumlah 100 % 10 g 100 g

Perhitungan :

1. Difenhidramin HCl :

2. Vaselin Alba :

3. Propilenglikol :

4. TEA :

5. Cetyl Alkohol :

6. Nipagin :

7. Nipasol :

8. Ol. Jasmine :

9. Aquadest :

Page 11: krim dipenhidramin

V. Jenis dan Contoh Bahan Tambahan dalam Formula

1. Metil Paraben / Nipagin

Pemerian : Berbentuk Kristal atau serbuk dengan warna putih. Bau lemah.

Kegunaan : Antimikroba

Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol, 3 bagian etanol 95%

6 bagian etanol 50%, 10 bagian eter, 60 bagian glycerin, 5 bagian

propilenglikol, 400 bagian air 250C, 50 bagian air 500C, 30 bagian

air 800C.

Penggunaan : 0,02 – 0,30% untuk sediaan topical.

PH : 4 – 8

Inkompatibilitas : Bentonit, Magnesium trisilicat, Talk, Tragakan, Sodium

alginate, Minyak essensial, Sorbitol, Atropin.

ADI : 10 mg/kgBB/hari

Alasan pemilihan :

Rentang Ph besar yaitu 4-8

Punya aktivitas antimikroba yang luas

Tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi Kelarutan pada

propilenglikol 1 : 4

Mekanisme kerja senyawafenolik adalah dengan

menghilangkan peremeabelitas membran sehingga isi

sitoplasmakeluar dan menghambat sistem transport elektrolit

yang lebih efektif untuyk bakteri gram positif

2. Propil Paraben / Nipasol

Pemerian : Berbentuk Kristal atau serbuk dengan warna putih. Bau

lemah. Serbuknya tidak berasa.

Kegunaan : Antimikroba

Kelarutan : Mudah larut dalam aseton dan ether, larut dalam 1,1 bagian

etanol,5,6 bagian etanol 50%, 3,9 bagian propilenglikol.

Penggunaan : 0,01 – 0,6% untuk sediaan topical.

Page 12: krim dipenhidramin

PH : 4 – 8

ADI : 10 mg/kgBB/hari

Alasan pemilihan :

kedua pengawet ini dikombinasi karena akan memberi efek

yang lebih bagus.

Nipagin nipasol jg mudah larut dalam alkohol

Digunakan bersamaan dengan nipagin untuk meningkatkan

efektivitas nipagin

Tidak toksik dan tidak mengiritasi

3. Propilenglikol

Pemerian : Jernih, tidak bewarna, kental, praktis tidak berbau, rasanya

manis.

Kegunaan : Antimikroba. Disinfektant, Humectant, Platicizer, Solvent,

Penstabil Vitamin, Kosolven

Kelarutan : Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanlo 95%,

gliserin dan air. Larut dalam 6 bagian ether.

Penggunaan : 5 – 80% untuk sediaan topical.

Inkompatibilitas : Pottasium Permanganat

ADI : 25 mg/kgBB/hari

Alasan pemilihan :

Jika digunakan dalam sediaan topikal, propilen glikol

dianggap sebagai iritan minimal

Propilenglikol juga merupakan pelarut yang baik juga untuk

nipagin dan nipasol

4. Cetyl Alkohol

Pemerian : Berlilin, bewarna putih, berbentuk kepingan, granul, kubus.

Karakteristik bau lemah dan rasa tawar.

Kegunaan : Coating agent, Emulsifying agent, Stiffening agent.

Kelarutan : Sangat larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutan meningkat

saat suhu tinggi, praktis tidak larut dalam air.

Page 13: krim dipenhidramin

Penggunaan : 2 – 5% untuk emulsifying agent dan emollient

2-10% untuk stiffening agent.

Inkompatibilitas : Agen oksidasi yang kuat.

Alasan pemilihan :

dapat meningkatkan viskositas sediaan krim

menjaga stabilitas krim secara termodinamika

Dalam lotion, krim, dan salep alkohol setil digunakan karena

sifat emolien, air-serap, dan pengemulsi nya. Hal ini

meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur, dan

meningkatkan konsistensi. Sifat emolien adalah karena

penyerapan dan retensi setil alkohol di epidermis, di mana ia

melumasi dan melembutkan kulit

5. Aqua Destilata (Air Suling)

Rumus Bangun : H2O

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan :  Dalam wadah tertutup baik.

OTT : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient

lainnya yang mudah terhidrolisis.

Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam

bentuk Fisik (es,air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah

yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus

terlindungi dari kontaminasi   partikel – pertikel ion dan bahan

organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon

organik. Serta harus terlindungi dari partikel – partikel lain dan

mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.

Alasan pemilihn : air merupakan pelarut universal yang hampir dapat

melarutkan segala macam bahan, tidak toksik, aman dan

cenderung compatible dengan pelarut-pelarut lain

6. TEA (Trietanol Amin)

Pemerian : Triethanolamine adalah cairan kental berwarna kuning jernih,

tidak berwarna pucat memiliki bau amonia sedikit.

Page 14: krim dipenhidramin

Kegunaan : emulsifying agent, alkalizing agent, emulgator

Kelarutan : larut dalam air, methanol, aseton dan CCl4,

Larut dalam benzene (1:24) dan dalam etil eter (1:63)

Penggunaan : untuk emulsi-fikasi adalah 2-4% v / v trietanolamina dan 2-5

kali dari asam lemak.

Minyak mineral, dibutuhkan 5% v / v dari trietanol-amina.

Inkompabilitas :

Triethanolamine adalah amina tersier yang berisi kelompok

hidroksi; ia bereaksi khas tersier amina dan alkohol.

Triethanolamine akan bereaksi dengan mineral asam untuk

membentuk garam kristal dan ester. Dengan lemak tinggi asam,

trietanolamina membentuk garam yang larut dalam air dan

memiliki karakteristik sabun. Triethanolamine juga akan bereaksi

dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks. perubahan

warna dan curah hujan dapat terjadi dengan adanya garam logam

berat.

Triethanolamine dapat bereaksi dengan reagen seperti tionil

klorida untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen.

Produk dari reaksi ini sangat beracun

Alasan pemilihan :

dipilih kombinasi as. Stearat dan TEA karena asam stearat dapat

digunakan sebagai emulsifying agent dan solubilizing agent pada

formula krim kosmetika dan pada penggunaannya harus

digabungkan dengan TEA (HPE 5th P.737). perbandingan antara

TEA dan as. Starat adalah 1 : 4

7. Asam stearat

Pemerian : berbentuk bubuk putih putih atau kekuningan keras, putih atau

agak kuning berwarna, beberapa-apa mengkilap, kristal padat,

berbau

Kegunaan : Emulsifying agent; solubilizing agent; dan lubrikan pada

tablet & kapsul.

Page 15: krim dipenhidramin

Kelarutan : bebas larut dalam benzena, karbon tetraklorida,

kloroform, dan eter; larut dalam etanol (95%), heksana, dan

propilen glikol; praktis tidak larut dalam air.

Penggunaan : sebagai salep dan krim 1–20%

lubrikan pada tablet 1–3%

Inkompabilitas : Asam stearat tidak kompatibel dengan sebagian hidroksida

logam dan mungkin tidak kompatibel dengan oksidator.

Alasan pemilihan :

dipilih kombinasi as. Stearat dan TEA karena asam stearat dapat

digunakan sebagai emulsifying agent dan solubilizing agent pada

formula krim kosmetika dan pada penggunaannya harus

digabungkan dengan TEA (HPE 5th P.737). perbandingan antara

TEA dan as. Starat adalah 1 : 4

8. Oleum Jasmine

Kegunaan : sebagai odoris

Penggunaan : secukupnya

Alasan pemilihn : berbau khas melati yang wangi, dan agar mudah diterima

Dipasaran

VI. Evaluasi Sediaan Krim

a. Organoleptis

Evaluasi organoleptis menggunakan pancaindra, mulai dari bau,warna, tekstur

sediaan, dan konsistensi.

b. Evaluasi PH

Evaluasi PH menggunakan kertas PH universal. Kertas PH dicelupkan ke dalam

sediaan , kemudian dilihat warna yang terbentuk dan dicocokkan dengan standart warna

yang ada. Syarat PH krim : 4.5-6,5.

Page 16: krim dipenhidramin

c. Daya Sebar

Adalah kemampuan penyebaran krim pada kulit. Penentuannya dilakukan dengan

ekstensometer. Syarat krim daya sebar : 5-7 cm dalam rentang waktu 1-2menit.

d. Evaluasi penentuan ukuran Droplet

Evaluasi ini menggunakan mikroskop elektron. Ukuran droplet menunjukkan

kestabilan krim. Makin kecil ukuran makin stabil.

e. Daya Lekat

Daya lekat merupakan kemampuan krim untuk melapisi permukaan kulit secara

kedap dan tidak menyumbat pori-pori serta tidak menyumbatfunsi fisiologis kulit.

Syarat daya lekat sediaan krim adalah 195 detik.

f. Daya Pisah

Stabilitas sebuah emulsi adalah sifat emulsi untuk mempertahankan distribusi

halus dan teratur dari fase terdispersi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Kehancuran sebuah emulsi ditunjukkan oleh penurunan stabilitasnya dan merupakan

proses bertahan banyak. Sedimentasi merupakan tahap awal kerusakan dimana

peristiwa ini terjadi bila berat jenis dari fase terdispersi lebih besar dari pada

Page 17: krim dipenhidramin

pendispersi, sehingga akan menyebabkan kedua fase krim emulsi terpisah dan

membentuk dua lapisan. Syarat untuk sediaan krim adalah setelah didiamkan ±

seminggu tidak terbentuk pemisahan (breaking) atau ketidakstabilan emulsi atau krim

lainnya .

g. Viskositas

Syarat untuk sediaan krim adalah 5-150 dpAs.

h. Uji aseptabilitas sediaan krim

Dilakukan pada kulit dengan berbagai orang yang diberi kusioner dibuat suatu kriteria,

kemudahan dioleskan, sensasi yang timbul, dan kemudahan pencucian. Syaratnya

sediaan dapat diterima oleh responden.

i. Metode Pengenceran

Page 18: krim dipenhidramin

j. Metode Dispersi Zat Warna

VII. Study Praformulasi Bahan Aktif

a. Hasil Studi Sifat Fisika Dan Kimia

BAHAN AKIF

Page 19: krim dipenhidramin

Diphenhydramin

HCL

Dihenhydramin

citrat

Pemerian: Serbuk hablur,putih,tidak berbau. jika terkena cahaya

perlahan lahan warnanya menjadi gelap,Larutannya praktis netral

terhadap kertas lakmus P

Kelarutan : Mudah larut dalam air,dalam etanol 95 %, dalam

kloroform ,sangat larut dalam eter,agak sukar larut dalam aseton

PH: 5% larutan dalam air memiliki ph 4 sampai 6

Kelarutan: mudah larut dalam asam asetat glasial,asam perklorat dan

methanol

1. Diphenhidramin HCL

Efek utama : antihistamin golongan etanolamin

Kontra indikasi : asma akut karena aktivitas anti kolinergik antagonis H-1 dapat

mengentalkan sekresi bronkial pada saluran pencernaan sehingga memperberat serangan

asma akut pada bayi baru lahir karena potensial menyebabkan kejang atau menstimulasi

SSP paradoksikal.

Efek samping :

1) Kardiovaskuler : hipotensi, takikardi, palpitasi.

2) SSP : sedasi, mengantuk, pusing, sakit kepala, insomnia, euphoria.

3) GI : mual, muntah, sakit perut, peningkatan nafsu makan, anoreksia.

4) Genitourinari : retensi urin, susah buang air kecil.

5) Hematologi : anemia hemolitik, trombositopenia, agranulositosis.

6) Mata : penglihatan kabur.

Page 20: krim dipenhidramin

7) pernafasan : secret bronkus mengental.

Mekanisme Aksi : Diphenhidramin berkompetisi dengan histamine bebas untuk mengikat

reseptor H-1

Peringatan : adanya efek sedasi. Hindari penggunaan bersama anti depresan dan alkohol.

Hati-hati penggunaan pada ibu hamil, karena dapat dieliminasi melalui ASI sehingga

penggunaannya perlu diadakan pengawasan. Obat ini tidak digunakan untuk anak

dibawah 2 tahun. Penggunaan pada anak-anak harus diperhatikan karena dapat

menstimulasi SSP paradoksikal.

2. Dihenhydramin citrat

Efek utama : Antihistamin

Efek samping : pusing,mengantuk,mulut kering

Indikasi : Gemetar, kekakuan otot

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap diphenhidramin citrat

Spesifikasi lain : digunakan secara oral

b. Alasan Pemilihan Bahan Aktif

Diphenhidramin merupakan antihistamin golongan pertama yang dapat mengurangi efek

histamine kimia alam dalam tubuh. Diphenhidramin digunakan untuk mengobati bersin, hidung

meler, mata berair, gatal-gatal, ruam kulit, dan gejala lain termasuk alergi.

Diphenhidramin merupakan amine stabil dan cepat diserap pada pemberian secara

peroral. Diphenhidramin memiliki onset maksimum 1 – 3 jam serta durasi 4 – 7 jam. Waktu

paruhnya 2 – 4 jam dan didalam tubuh terdistribusi meluas dan dapat dengan segera memasuki

system saraf pusat dan menimbulkan efek sedative. Bioavaibilitas pada pemakaian peroral

mencapai 40% - 60% dan sekitar 78% terikat protein plasma. Sebagian besar mengalami first past

metabolism, namun beberapa juga dimetabolisme diparu-paru dan ginjal kemudian di ekskresikan

melalui urin. Waktu paruh eliminasinya 2-8 jam dan 13.5 jam untuk pasien geriatri.

Diphenhidramin bekerja dengan mengeblok reseptor H-1 (inhibitor kompetitif) tanpa

mempengaruhi histamine yang ditimbulkan akibat kerja reseptor H-2. Reseptor H-1 ada disaluran

Page 21: krim dipenhidramin

pencernaan, pembuluh darah dan saluran pernafasan. Selain itu, ada dikapiler dan pembuluh

darah. Diphenhidramin menghalangi reseptor H-1 pada perifer nosiseptor sehingga mengurangi

sensitisasi dan akibatnya dapat mengurangi gatal yang karena reaksi alergi. Hal tersebut juga

memberikan efek seperti peningkatan kontraksi otot polos vaskuler, sehingga mengurangi

hipertermia, kemerahan dan edema yang terjadi selama proses peradangan. Diphenhidramin juga

memberikan respon yang menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder atau bahkan

keduanya. Efek primer untuk mengatasi gejala alergi dan sekunder untuk penekanan susunan

saraf pusat.

Karena diphenhidramin bekerja hanya selektif pada reseptor H-1 tetapi sediaan ini

memiliki efek samping sedasi maka sediaan ini dibuat dalam sediaan cream. Jika dibuat sediaan

cream, efek sedasi dari bahan aktif dapat dikurangi tanpa mengurangi efek terapi yang

diharapkan. Tujuan terapi adalah pada kulit lapisan dermis pada bagian sel beta Langerhans. Sel

beta Langerhans merupakan tempat produksi histamine, sehingga jika reseptor dari histamine di

dalam sel tsb dihambat, maka reaksi alergi dapat dihindari.

c. Aturan dosis

Oleskan pada bagian yang sakit 2 – 4 kali sehari. Tidak boleh digunakan lebih dari 7 hari.

Dalam sekali pemakaian salep kurang lebih digunakan 200 mg-300 mg.

Dalam sehari digunakan 2-4 kali, jadi dalam sehari dibutuhkan :

200 mg-300 mg x 2 = 400 mg-600 mg

200 mg-300 mg x 4 = 800mg-1200 mg

Jika pemakaiannya dalam 1 minggu dibutuhkan salep sebanyak :

600 mg-1200 mg x 7 hari = 4200 mg-8400 mg

d. Alasan pemilihan kemasan

Bahan aktif yang dipilih adalah diphenhidramin HCL. Diphenhidramin HCL harus

disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari. Selain itu total dosis

untuk sediaan hanya 10mg sehingga dipilih tube sebagai wadah karena tube wadahnya lebih kecil

Page 22: krim dipenhidramin

dan dapat meminimalisir kontak bahan aktif dengan udara. Ketebalan tube sebagai kemasan

sekunder juga diharapkan dapat meminimalisir rusaknya bahan obat karena cahaya matahari.

VIII. Desain Etiket, Kemasan dan Brosur

Etiket

Page 23: krim dipenhidramin

Kemasan

Brosur

Page 24: krim dipenhidramin

IX. Hasil dan Pembahasan

Hasil Pengamatan

SIFORDIFENEDifenhidramine HCl Krim

Tiap gram mengandung:Difenhidramine HCl……………………………………………………….0,2%

INDIKASI Mengurangi rasa sakit dan gatal akibat gigitan serangga,luka bakar ringan, terbakar sinar matahari, iritasi kulit ringan dan luka kecil goresan.KONTRA-INDIKASIDengan produk lain yang mengandung diphenhydramine, bahkan satu diambil melalui mulut.PERINGATANUntuk penggunaan luarHindari kontak mataJauhkan dari anak-anak.Jika tertelan segera hubungi dokter. DOSIS DAN CARA PEMAKAIANOleskan sedikit krim pada bagian kulit yang sakit 2 sampai 4 kali sehari, atau menurut petunjuk dokter.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

KEMASANTube dengan berat bersih 10 gram.No. Reg.: DKL2811021

PENYIMPANAN Simpan di tempat sejuk (150-250C)

Dibuat oleh: PT BITU FARMA Jember - Indonesia

Page 25: krim dipenhidramin

Organoleptis

- Bau : jasmine (melati)

- Warna : putih

- Tekstur : Lembut

- Konsistensi : Cukup kental

Evaluasi Ph

Syarat Ph krim = 4,5 – 6,5

pH didapatkan pH sebesar 7

Daya Sebar

Syarat : 5-7 cm dalam rentang waktu 1-2 menit

didapatkan diameter sebesar 6.5 cm

uji aseptabilitas

Pengujian sediaan dengan beberapa parameter :

Kemudahan dioles, sensasi yang timbul, dan kemudahan pencucian. Setelah diuji pada

kelompok kami, didapatkan hasil sediaan krim yang mudah dioles, lembut dan tidak

lengket di kulit, serta mudah dicuci.

evaluasi tipe krim

Metilen blue yang diteteskan pada sediaan krim kami menyebar secara merata, sehingga

dapat dikatakan bahwa sediaan krim kami termasuk dalam tipe krim o/w

uji viskositas

pengujian viskositas menggunakan spindle no. 1 dan di dapatkan hasil viskositas sebesar

6 dPas.

Pada praktikum kali ini, praktikan membuat sediaan krim Difenhidramin HCl dengan

penggantian formula sebanyak 2 kali. Pada setiap formulasi, pencampuran kedua fase dilakukan

dalam keadaan suhu hangat. Bila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak,

Page 26: krim dipenhidramin

maka beberapa lilin akan menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan

fase cair (Munson, 1991).

Formula utama yang di buat adalah sebagai berikut :

BAHAN FUNGSI

Difenhidramin HCl Bahan Aktif

Parafin Cair Emolien

Propilenglikol Kosolven

PEG 6000 Pengental

Cetyl Alkohol Emulgator

Nipagin Pengawet

Nipasol Pengawet

Ol. Jasmine Corigen Odoris

Aquadest Pelarut

Hasil krim yang didapatkan menggunakan formula utama adalah krim terlalu encer. Emulsi

terbentuk secara baik, namun krim memiliki visikositas yang jelek yakni krim terlalu encer.

Kemudian, praktikan mengganti formula utama dengan formula yang kedua, dengan susunan

bahan sebagai berikut :

BAHAN FUNGSI

Difenhidramin HCl Bahan Aktif

Parafin Cair Emolien

Propilenglikol Kosolven

Page 27: krim dipenhidramin

TEA Emulgator

Cetyl Alkohol Emulgator

Nipagin Pengawet

Nipasol Pengawet

Ol. Jasmine Corigen Odoris

Aquadest Pelarut

Hasil krim yang didapatkan setelah pengantian menggunakan formula tidak berbeda jauh dengan

hasil pada formula utama. Penambahan emulgator berupa TEA tidak memiliki pengaruh banyak

terhadap hasil sediaan. Emulsi terbentuk sempurna, namun krim yang terbentuk masih terlalu

encer.

Formula krim yang pertama dan formula krim yang kedua memiliki permasalahan yang

sama, yakni tidak terbentuknya konsistensi krim yang memiliki visikositas yang tinggi. Kedua

formula menghasilkan krim Difenhidramin HCl yang memiliki visikositas terlalu rendah.

Penyebab tidak terbentuknya krim yang sempurna adalah komposisi bahan – bahan yang

digunakan praktikan pada formulasi belum maksimal, sehingga krim tidak terbentuk dengan baik.

Kemudian praktikan mengganti formula dengan formula yang ketiga, dengan komposisi sebagai

berikut :

BAHAN FUNGSI

Difenhidramin HCl Bahan Aktif

Parafin Cair Emolien

Propilenglikol Kosolven

TEA Emulgator

Cetyl Alkohol Emolien

Stearat Emulgator

Page 28: krim dipenhidramin

Nipagin Pengawet

Nipasol Pengawet

Ol. Jasmine Corigen Odoris

Aquadest Pelarut

Praktikan menambahkan Stearat sebagai emulgator pada formula yang ketiga. Dengan sedikit

perubahan, yakni mengganti Ol. Rosae menjadi Ol. Jasmine. Krim difenhidramin HCl terbentuk

dengan baik pada penggunaan formula yang ketiga ini. Emulsi yang terbentuk stabil, tidak

memisah. Namun, pada pembuatan skala kecil, praktikan membuat kesalahan yakni krim yang

terbentuk mengalami foaming dikarenakan pengadukan yang berlebihan. Hal tersebut dapat

diatasi pada pembuatan krim skala besar. Krim yang dihasilkan berwarna putih, beraroma

jasmine, dan memiliki konsistensi krim yang baik. Selanjutnya praktikan melakukan evaluasi

terhadap krim yang sudah dibuat.

Pada pemerikasaan organoleptis didapatkan bau seperti melati dan warna sediaan putih

dengan tekstur lembut dan konsistensinya cukup kental seperti sediaan semisolid. Selanjutnya

dilakukan uji evaluasi pH dengan menggunakan ph meter. Pada uji evaluasi pH didapatkan pH

sebesar 7. Hal tersebut sedikit melebihi syarat pH pada literatur karena pada literatur syarat dari

pH untuk sediaan krim yaitu 4,5- 6,5. Pada evaluasi pH apabila sediaan krim pH terlalu asam

maka akan mengiritasi kulit sedangkan apabila PH nya terlalu basa maka kulit akan terasa kering

ketika diolesi krim. Kemudian kami juga melakukan uji daya sebar. Daya sebar merupakan

kemampuan penyebaran krim pada kulit. Penentuannya dilakukan dengan ekstensometer dan

dilakukan pada rentang waktu 1-2 menit. Hasil yang kami dapatkan pada uji daya sebar yaitu

didapatkan diameter sebesar 6.5 cm. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pada literatur yaitu

memiliki diameter antara 5-7 cm. Selain itu kami melakukan uji aseptabilitas sediaan dengan

beberapa parameter, seperti mudah dioles, sensasi yang timbul, dan kemudahan pencucian.

Setelah diuji pada kelompok kami, didapatkan hasil sediaan krim yang mudah dioles, lembut dan

tidak lengket di kulit, serta mudah dicuci.

Page 29: krim dipenhidramin

Pada uji evaluasi penentuan ukuran droplet yaitu menggunakan mikroskop. Kegunaannya

yaitu untuk mengetahui stabilitas sediaan. Semakin kecil ukuran partikel maka semakin stabil

sediaan tersebut. Namun kami tidak melakukan uji tersebut dikarenakan waktu praktikum yang

tidak mencukupi. Pada uji daya lekat berguna untuk mengetahui kemampuan krim untuk melapisi

permukaan kulit secara kedap dan tidak menyumbat pori pori serta tidak menyumbat fungsi

fisiologis kulit. Syaratnya yaitu waktu daya lekat sebesar 195 detik. Namun kami tidak

melakukan uji ini dikarenakan waktu praktikum yang tidak mencukupi. Pada uji daya pisah yaitu

persyaratannya dalam waktu satu minggu tidak terbentuk breaking/ ketidak stabilan krim. Pada

uji ini kami tidak melakukan karena waktu pengamatan tidak mencukupi. Pengujian lain yang

kami lakukan adalah evaluasi tipe krim. Pengujian ini dilakukan dengan cara meletakkan sedikit

krim pada objek glass, lalu ditetesi dengan metilen blue. Campur metilen blue dengan krim, Jika

warna menyebar secara merata pada sediaan krim, berarti tipe krim adalah minyak dalam air

(M/A), tetapi jika warna hanya berupa bintik-bintik, berarti tipe krim adalah air dalam minyak

(A/M)Metilen blue yang diteteskan pada sediaan krim kami menyebar secara merata, sehingga

dapat dikatakan bahwa sediaan krim kami termasuk dalam tipe krim o/w. Sedangkan pada uji

yang terakhir yaitu uji viskositas yang berfungsi untuk mengetahui kekentalan sediaan dengan

menggunakan viskometer. Kami melakukan pengujian viskositas menggunakan spindle no. 1 dan

di dapatkan hasil viskositas sebesar 6 dPas.

X. Kesimpulan

Page 30: krim dipenhidramin

Difenhidramin merupakan sebuah antihistamin yang bekerjanya dengan menghambat

reseptor H1 pada nosiseptor perifer sehingga dapat mengurangi sensitisasi dan gatal yang

berhubungan dengan reaksi alergi

Difenhidramin dipilih sebagai sediaan krim karena difenhidramin dapat mengalami first

past metabolism di hati yang mempengaruhi keefektifan obat

Uji evaluasi sediaan krim kami meliputi organoleptis, evaluasi ph, daya sebar, evaluasi

penentuan droplet, daya lekat, daya pisah, viskositas, uji aseptabilitas sediaan, metode

pengenceran, dan metode dispersi zat warna

Pada pemeriksaan organoleptis krim berwarna putih,bau melati, tekstur lembut,

konsistensi cukup kental. Pada pemeriksaan pH sediaan krim kami memiliki pH 5 dan

masuk dalam rentang pHyang memenuhi persyaratan sediaan krim yaitu 4,5-6,5. Pada uji

daya sebar pada sediaan krim kami memiliki diameter sebesar 6.5 cm dan masuk dalam

persyaratan uji daya sebesar yaitu sebesar 5-7 cm pada rentang waktu 1-2 menit.

Dilakukan juga uji aseptabilitas sediaan Setelah diuji, didapatkan hasil sediaan krim yang

mudah dioles, lembut dan tidak lengket di kulit, serta mudah dicuci. Tipe krim adalah air

dalam minyak (A/M), Metilen blue yang diteteskan pada sediaan krim kami menyebar

secara merata, sehingga dapat dikatakan bahwa sediaan krim kami termasuk dalam tipe

krim o/w. Sedangkan pada uji yang terakhir yaitu uji dengan menggunakan viskometer,

kami melakukan pengujian viskositas menggunakan spindle no. 1 dan di dapatkan hasil

viskositas sebesar 6 dPas.

XI. Daftar Pustaka

Page 31: krim dipenhidramin

Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press

Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI press

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Lachman dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press

Voigt. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press